Upload
nasiatul-salim
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8. Pembiayaan
Pembiayaan berdampak sangat besar terhadap kinerja sistem kesehatan.
Pembiayaan menentukan jumlah uang yang tersedia, penanggung beban finansial,
pengelola dana, cara menampung risiko, dan pengendalian biaya pelayanan
kesehatan. Faktor-faktor tersebut nantinya akan membantu menentukan pengakses
pelayanan, orang-orang yang patut dilindungi dari pengeluaran medis yang
menyebabkan kemiskinan, dan status kesehatan populasi.
Pertimbangan dalam Memilih Strategi Pembiayaan
Perkembangan Sosioekonomi
Kemampuan suatu negara untuk mengerahkan danasangat berhubungan
dengan pendapatan per kapita. Pendapatan menentukan kapasitas rumah tangga
untuk membayar pelayanan kesehatan dan permintaan mereka terhadap
pelayanan.Faktor lain yang sangat berkaitan dengan pendapatan meliputi tarif pajak
dasar; jumlah pegawai negeri; dan jumlah rumah tangga miskin yang layak
disubsidi.Metode lainnya juga menambah atau mengurangi permintaaan terhadap
infrastruktur negara dan kompetensinya dalam manajemen publik dan
pribadi.Faktor-faktor ini juga sangat berkaitan dengan pendapatan per kapita.Kami
menggunakan GDP per kapita untuk mengelompokkan negara dalam kategori-
kategori tertentu (Hsiao 2000).
Memilah negara berdasarkan level pendapatannya membantu kami
menganalisis metode pembiayaan yang tersedia bagi negara yang bersangkutan,
jumlah dana yang dapat dihimpun dan potensi untuk menampung risiko kesehatan
yang buruk. Kategori pertama kami mencakup negara-negara berpendapatan
rendah.Kategori kedua adalah negara-negara berpendapatan menengah, dengan
seluruh pengeluaran kesehatan nasional masih dibiayai oleh pajak umum atau
pembayaran langsung oleh pasien.Perbedaan utama antara kategori pertama dan
kedua adalah proporsi relatif pengeluaran kesehatan total yang dibiayai dari sumber
yang berbeda, serta besar asuransi swasta dan pelayanan yang dibiayai oleh asuransi
sosial. Kategori ketiga meliputi negara-negara berpendapatan tinggi yang telah
mendirikan sistem pembiayaan untuk menjamin akses universal kepada pelayanan
kesehatan.
Kapasitas Fiskal
Kapasitas fiskal bersifat kontekstual, maka tidak ada salahnya memikirkan
tentang kecocokan antara strategi pembiayaan dan tujuan pendanaan sektor
kesehatan nasional.Berikut beberapa metode pembiayaan yang bisa
dipertimbangkan.
Kapasitas suatu negara dalam menghimpun uang dari pajak umum
tergantung pada besarnya tarif dasar pajak.Untuk asuransi sosial, kapasitas fiskal
tergantung pada kemampuan mengumpulkan kontribusi dari perusahaan dan
pekerja.Umumnya, semakin maju infrastruktur administratif suatu negara dan
semakin kooperatif warganya, maka semakin rendah skala bisnis yang dapat dicapai
sistem asuransi sosial.Untuk negara-negara berpendapatan rendah-menengah,
asuransi sosial dapat diterapkan secara efektif hanya untuk pekerja di perusahaan
besar dan sektor formal.Asuransi swasta memiliki kapasitas untuk mengerahkan
dana dari orang-orang yang mampu membayar dan ingin diasuransikan. Dalam
sistem ini, orang-orang yang tidak memiliki asuransi swastaakan mengalami
kesukaran tanpa akses ke pelayanan kesehatan. Pembiayaan komunitas, khususnya
di komunitas miskin, memiliki kapasitas terbatas dalam menggalang dana pelayanan
kesehatan. Kendati demikian, pengerahan sumber seperti ini dapat memberikan
perolehan yang sederhana namun penting untuk pelayanan kesehatan dan beberapa
perawatan rumah sakit.Terakhir, pembayaran langsung oleh pasien biasa terjadi di
negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.Di negara-negara
berpendapatan tinggi, kapasitas untuk melakukan pembayaran langsung semakin
besar karena pendapatan rumah tangganya lebih tinggi.
Kemudahan Pelaksanaan
Penggalangan danamemerlukan uang untuk membuat catatan, mengadakan
akuntansi dan sistem audit, dan mengorganisasi badan administratif. Maka dari itu
pertanyaan pentingnya adalah seberapa banyak pengeluaran total untuk
pengeluaran dan keuntungan administratif dengan berbagai pengelolaan
pembiayaan. Asuransi swasta mengandung biaya administratif yang sangat
tinggi.Regulasi yang tepat dapat mengurangi biaya administrasi ini, namun masih
banyak beban lain. Pasar asuransi swasta merupakan sistem yang sangat
kompleks.Oleh karena itu, negara yang ingin mengambil jalur ini tidak hanya harus
mempersiapkan biaya transaksi yang tinggi, tetapi juga mengembangkan kapasitas
yang kokoh untuk memantau, menganalisis dan mengatur pasar.
Aspek penting kedua adalah kapasitas administratif negara yang
bersangkutan.Pertimbangan ini membuat negara-negara bersistem administratif
lemah bergantung pada pajak yang lebih mudah dikumpulkan, meskipun pajak-pajak
tersebut bukan sumber perolehan yang diharapkan di tempat lain. Kemungkinan
untuk dilaksanakan bergantung pula pada penerimaan masyarakat atas skema
pembiayaan.Pencapaian sistem sangat tergantung pada perilaku publik terhadap
pemerintah secara umum, dan pembayaran pajak secara khusus.Tingkat kesediaan
untuk melunasi pajak bervarasi secar inter- dan intranasional, dan menggunakan
skema yang terlihat logis bagi masyarakat lebih berpeluang untuk berhasil.
Akuntabilitas Politik
Akuntabilitas politik yang ideal mengundang kontroversi di banyak negara.
Ketika ketidakpercayaan terhadap proses politik besar, beberapa lebih suka
keputusan pembiayaan kesehatan ditentukan oleh badan-badan yang terisolasi dari
proses politik. Kecenderungan ini khususnya terjadi di negara-negara yang anggaran
publiknya mengalami tekanan besar.Kelompok-kelompok kepentingan di negara
tersebut berharap bahwa isolasi pembiayaan kesehatan dari proses anggaran umum
akan meningkatkan aliran sumber ke dalam sektor kesehatan dan mungkin ke saku
mereka sendiri. Itu sebabnya skema-skema asuransi baru didukung oleh masyarakat
medis di berbagai negara.
Kriteria untuk Menilai Metode Pembiayaan
Pemerataan: Perkiraan distribusi beban dan keuntungan terdiri atas dua dimensi
yang berbeda. Pemerataan vertikal berarti penyaluran beban antara orang kaya dan
miskin.Pemerataan horisontal berkaitan dengan penciptaan keadilan di antara
orang-orang pada tingkat pendapatan yang sama.
Penanggungan Risiko: Penyakit dan biaya pelayanan kesehatan yang terkait
dengannya tidak dialami dalam kadar yang sama dalam populasi. Ketidakpastian
penyakit menuntut strategi pembiayaan yang mampu menampung
risiko.Kemampuan menanggung risiko kesehatan bermacam-macam dari lima
metode penggalangan dana. Perolehan umum menanggung risiko jika digunakan
untuk pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh semua orang atau untuk
menyubsidi kelompok berisiko tinggi.Asuransi sosial wajib dapat menyediakan
penanggunganrisiko yang kokoh.Asuransi swasta hanya menanggung risiko
kesehatan dalam kelompok terpilih.Pembayaran langsung oleh pasien tidak
menjanjikan penanggungan risiko.
Efek-efek ekonomi: Di saat pemerintah memaksa suatu perusahaan atau seseorang
untuk membayar pajak atas aktivitas tertentu, perusahaan dan orang tersebut dapat
mengubah keputusannya tentang jatah pekerjaan dan pendapatannya. Berbagai
pilihan memiliki dampak diferensial yang menghalangi atau mendukung investasi,
peluang lapangan kerja dan jumlah pekerja yang tersedia, sehingga mempengaruhi
perpaduan dan tingkat aktivitas ekonomi pada jangka panjang dan pendek.
Pilihan Pembiayaan
Pilihan yang kami ajukan adalah hasil pemikiran terbaik tentang “metode
ideal”—masing-masing merupakan kasus murni yang telah disesuaikan.Meski begitu,
sebagian besar sistem pembiayaan tidak murni. Kebanyakan negara memadu-
padankan pendekatan, menggabungkan beberapa metode dengan cara rumit yang
mencerminkan pertaruhan sasaran yang ingin dicapai negara yang bersangkutan,
berdasarkan sejarah nasional, politik dan ekonominya. Kategori-kategori kami
dimaksudkan guna menyediakan kerangka untuk mengkarakterisasikan dan
menganalisis sistem pembiayaan.
Perolehan Umum
Dalam pembiayaan seperti ini, berbagai macam pajak digunakan untuk
mendukung beragam aktivitas pemerintah, sehingga sistem keehatan harus bersaing
mendapatkan dana dan memperoleh sumbernya melalui proses anggaran rutin
pemerintah. Berbagai macam pajak dikenakan oleh pemerintah.Perpaduan pajak
yang digunakan oleh negara tertentu pada umumnya tergantung pada tingkat
perkembangan ekonominya.Pajak berdasarkan luas secara otomatis menghasilkan
sumber daya bagi kesehatan saat perekonomian negara tumbuh.Pertumbuhan
mengalihkan orang-orang pada golongan pajak pendapatan yang lebihtinggi,
menaikkan pengumpulan marginal dan rata-rata, sedangkan keuntungannya juga
cukup sensitif pada siklus bisnis.Jika ada pergeseran besar pada pendapatan
nasional, pemerintah didesak untuk mempertahankan pengeluaran kesehatan,
khususnya karena permintaan atas pengeluaran lainnya juga meningkat selama
resesi.
Pembiayaan pajak umum menawarkan akuntabilias politik yang tinggi dalam
sistem politik demokratis, karena keputusan penting langsung diloloskan melalui
proses legislatif. Sebaliknya, bantuan pajak implisit melalui mekanisme-mekanisme
seperti konsesi pajak tidak transparan dan tidak dapat dikontrol.Masalah struktur
pajak terkait yang muncul dari pembiayaan pendapatan umum merupakan hal yang
dipertanyakan menyangkut distribusi beban pembiayaan setingkat
pemerintah.Banyak negara yangadakalanya menyerahkan tanggung jawab
pengoperasian sistem pelayanan kesehatan kepada pemerintah lokal dan
regional.Hal ini sering dilakukan oleh pemerintah nasional yang beranggaran ketat
sehingga mendesak pemerintah di tingkat bawahnya untuk menarik pajak sendiri
demi menyokong sistem pelayanan.
Pemerataan pajak alternatif secara vertikal dan horisontal
Pemerataan vertikal: Ada perbedaan antara pajak progresif, proporsional dan
regresif (Bab 5). Untuk memahami pemerataan vertikal dari sistem pajak, kita
seharusnya tidak hanya mengamati bebannya tetapi juga distribusi keuntungan dari
kelompok pendapatan.Dalam analisis akhir, pemerataan vertikal dari keuntungan
bersih, yaitu keuntungan dikurangi beban, dapat menjadi bunga istimewa dari segi
pemerataan.
Pemerataan horisontal: Pemerataan horisontal dari pembiayaan berbasis pajak
bermacam-macam berdasarkan jenis pajak yang dimanfaatkan. Beberapa tahun
terakhir, banyak negara yang mengalihkan tanggung jawab kontrol dan fiskal untuk
pelayanan kesehatan kepada tingkat subnasional.Hal semacam ini dapat
menimbulkan masalah pemerataan horisontal yang serius, karena wilayah-wilayah
yang lebih makmur dapat mendanai pelayanan yang sama dengan di wilayah miskin
namun dengan pajak yang lebih rendah, atau memberikan pelayanan yang lebih baik
dengan tingkat pajak yang sama. Maka dari itu negara-negara yang mengalami
desentralisasi fiskal merasa harus mengadakan penyetaraan danaantarwilayah.
Penyetaraan seperti itu mungkin cukup rumit dan desentralisasi dapat berisiko
menciptakan persaingan dalam memikat bisnis dengan menurunkan pajak.Persoalan
administratif juga ditemui dalam menggunakan wilayah yang lebih kecil sebagai
dasar pajak untuk pembiayaan kesehatan, sehingga pemerintah lokal sering menarik
pajak atas aset-aset yang tidak bergerak, misalnya tanah.
Penanggunganrisiko
Efek perolehan pajak umum terhadap penanggungan risiko tergantung pada cara
pemerintah mengalokasikan perolehan pajak dari berbagai program kesehatan. Di
negara-negara berpendapatan rendah, anggaran kesehatan pemerintah kebanyakan
diberikan kepada rumah-rumah sakit publik dan klinik yang memberikan pelayanan
kesehatan bersubsidi.Padahal, rumah sakit publik biasanya ditempatkan di kota-kota
besar dan pelayanannya lebih banyak digunakan oleh wargakota yang tidak terlalu
miskin. Dengan demikian, risiko tidak tertanggung bagi orang-orang yang aksesnya
terbatas seperti warga pedesaan.
Efek ekonomi
Efek ekonomis dari penggunaan perolehan pajak umum untuk mendanai pelayanan
kesehatan tergantung pada pajak-pajak tertentu yang dikenakan beserta
tingkatannya.Kami mengetahui masalah keruh tentang pajak yang dikhawatirkan
beberapa ekonom, yaitu konsep beban berlebih.Pajak dapat menyebabkan
berkurangnya produk yang dibeli dan terjual.Dari sisi ekonomi, kerugian ini menjadi
masalah dan semakin besar penyesuaian terhadap pajak menimbulkan kerugian
semakin banyak pula.Situasi inilah yang disebut dengan beban berlebih (Musgrave
dan Musgrave 1989). Terkait hal itu, beberapa ekonom mengusulkan pengenaan
biaya lebih tinggi pada barang-barang yang sangat dipedulikan konsumen, sehingga
mereka akan tetap membeli meski harga naik, yang disebut dengan permintaan
“tidak elastis”. Ironisnya, permintaan seperti ini biasanya adalah hal-hal yang sangat
penting seperti pelayanan medis dan makanan pokok, sehingga pajak yang
dikenakan kemungkinan akan melanggar pemerataan vertikal (Myles 1995).
Asuransi Sosial
Tiga sifat yang membedakan asuransi sosial dari asuransi swasta:
1. Wajib—setiap orang yang memenuhi syarat harus mendaftar dan membayar
premium tertentu.
2. Sebagian besar premium asuransi sosial mewakili kepadatan sosial. Asuransi
sosial berlandaskan pada kontrak implisit antara orang-orang yang dinaungi dan
sistem yang ada.
3. Program asuransi sosial bergantung pada perolehan, sehingga memiliki manfaat
khusus dengan harga yang jelas.
Secara umum, asuransi sosial dikelola dengan dua cara. Melalui model Bismarkian,
rencana dibuat dan dikelola oleh organisasi nirlaba, dibagi berdasarkan industri,
letak geografis, atau bidang pekerjaan. Pengaturan seperti ini dapat menimbulkan
variasi dalam pola manfaatnya dan pilihan tertentu oleh konsumen,namun berisiko
seleksi berlawanan dan biaya administrasi yang tinggi.
Pustaka ekonomi sering menyebutkan bahwa pembiayaan asuransi sosial
tidak berbeda dari pembiayaan pajak pemerintah, tetapi para ahli asuransi sosial
tidak setuju dengan pernyataan itu (Ball 2000; Meyers 1981).Para ekonom
memandang asuransi sosial sebagai program yang didanai oleh pajak, namun
pandangan ini mengabaikan banyak perbedaan besar secara sosial dan institusional
antara asuransi dari perolehan pajak umum dan asuransi sosial.
Pemerataan beban dan keuntungan finansial
Pemerataan vertikal dari pajak gaji tergantung pada banyaknya pendapatan orang
kaya yang tidak terhitung oleh sistem pajak karena berasal dari modal dan pada
keberadaan batas kontribusi.Pemerataan horisontal tergantung pada keberadaan
kelompok yang lari dari pajak terkait perundang-undangan.Jenis pemerataan ini juga
akanberkurang jika terdapat banyak rencana asuransi dan beberapa di antaranya
dapat menawarkan pelayanan yang lebih murah, atau lebih baik dengan harga yang
sama.
Penanggungan risiko
Asuransi sosial hanya menanggung risiko kesehatan dari para
pendaftarnya.Kebanyakan skema asuransi hanya menaungi pekerja dari sektor
formal, sehingga hanya risiko kesehatan yang tertanggung.
Efek ekonomi
Jika biaya total tenaga kerja tidak dipengaruhi oleh perubahan premium secara
signifikan, maka biaya asuransi sosial tidak terlalu berdampak pada pertumbuhan
ekonomi. Akan tetapi, pasar tenaga kerja yang sebenarnya sangat keras dan tidak
sempurna.Negara-negara yang memiliki perserikatan yang kuat dan pajak gaji tinggi
dapat meningkatkan biaya tenaga kerja dengan menaikkan premium asuransi sosial
agar dapat mengurangi kapasitas negara yang bersangkutan dalam bersaing secara
internasional dan mendorong perusahaan internasional untuk mengembangkan
produksi ke negara berbiaya tenaga kerja kecil.Biaya tenaga kerja yang tinggi dapat
pula mencegah perusahaan untuk menambah pegawai, sehingga meningkatkan
jumlah pengangguran yang akan bertahan lama.
Kemudahan pelaksanaan
Kemudahan pelaksanaan merupakan daya tarik asuransi sosial. Banyak perusahaan
besar yang membukukan andil tenaga kerja, apalagi struktur kontrak sosial dari
asuransi sosial dapat meningkatkan kesediaan warga untuk membayar, karena dana
yang difungsikan lebih dipercaya untuk menyampaikan nilai kepada anggotanya.
Meski demikian, sistem asuransi sosial dapat dilihat semata-mata fungsi pemerintah
dan dikaitkan dengan peraturan yang dilarang pada pemerintahansebelumnya.
Asuransi Swasta
Asuransi swastadibedakan atas konsumen yang membeli asuransi dari penjual
independen berdaya saing yang menetapkan premium berdasarkan risiko pembeli,
bukan kemampuan mereka dalam membayar.Pembelian asuransi dapat dilakukan
secara perorangan maupun berkelompok.Terdapat dua pendapat terkait asuransi
swasta dan pendanaan sektor kesehatan.Pertama, asuransi swasta menggerakkan
sumber-sumber tambahan, mengurangi masalah pengelakan pajak, dan memberi
kebebasan pada warga sehingga mereka merasa lebih berkuasa dan bersedia
membayar pelayanan kesehatan.Kedua, orang-orang yang mengemban perilaku dan
nilai-nilai yang berbeda akan memilih rencana asuransi kesehatan yang lain, sehingga
pasar kompetitif untuk asuransi swasta akan menawarkan produk yang bermacam-
macam.
Asuransi swasta biasanya meningkat seiring pertumbuhan ekonomi.Oleh
karena itu di beberapa negara berpendapatan menengah, muncul desakan dari
kalangan pekerja berpendapatan tinggi untuk memberikan pilihan tentang skema
asuransi, dan demi persaingan pasar bebas menarik premium mereka dan
menggunakannya untuk membeli asuransi swasta.
Kegagalan paling serius terkait dengan asuransi swasta yang bersaing adalah
masalah seleksi risiko.Fakta bahwa biaya pelayanan kesehatan meningkat per tahun
karena penyakit semakin parah menciptakan insentif yang sangat besar bagi
perusahaan asuransi bersaing untuk menjual polis hanya kepada orang-orang sehat,
atau jika menjual kepada orang sakit, mereka menetapkan harga cukup tinggi agar
mendapatkan untung bahkan dari orang-orang berisiko rendah.Cara kedua tentu
saja memicu orang-orang sakit untuk berbohong kepada perusahaan asuransi
tentang kondisi kesehatan mereka.Jika peraturan menetapkan perusahaan untuk
menjual asuransi secara merata kepada semua orang, maka mungkin orang-orang
sehat tidak akan membeli asuransi. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan angka
kematian, sebab ketika orang-orang tidak membeli asuransi, perusahaan merugi dan
harus menaikkan harga, terlebih saat hanya orang-orang sakit yang tersisa.Masalah
juga timbul pada situasi sebaliknya, yakni di kala perusahaan asuransi hanya
melayani pemegang polis yang sehat.Perusahaan akan menolak penjualan polis
kepada orang sakit atau menetapkan harga sangat tinggi, dikenal dengan seleksi
risiko atau cream skimming (mengambil bagian terbaiknya saja), akibatnya orang-
orang yang paling membutuhkan asuransi justru tidak tertangani.
Pemerataan beban dan keuntungan finansial
Berbagai implikasi pemerataan muncul dari asuransi swasta.Premium yang sama
sekali tidak berbeda dengan pendapatan sangatlah regresif. Begitu pula dari segi
perlindungan risiko, pasar persaingan asuransi swastamenyebabkan orang-orang
berpendapatan rendah tidak dapat membayar asuransi.Intinya, orang-orang yang
paling berisiko secara finansial karena penyakit serius merupakan yang paling tidak
mampu menanggung asuransi swasta.
Penanggungan risiko
Asuransi swasta menanggung risiko lebih rendah daripada asuransi sosial dan jauh
lebih rendah daripada pembiayaan perolehan umum.
Efek ekonomi
Salah satu pendapat mengenai asuransi swastamenyatakan bahwa pasar asuransi
menurunkan biaya pelayanan kesehatan.Penjual asuransi yang mengejar konsumen
akanmemotong harga, kemudian mendesak provider untuk mengurangi gaji mereka
agar mendapatkan keuntungan dan pada akhirnya provider dengan perolehan
menurun akan berusaha menghemat biaya.
Kemudahan implementasi
Banyak hal yang dihadapi suatu negara dalam menciptakan sistem pembiayaan
asuransi swasta.Masalah pertama menyangkut tentang kontrak yang akan dijual
untuk perorangan atau kelompok. Persoalan kedua adalah sifat badan asuransi yang
bersangkutan, antara mengambil keuntungan atau nirlaba.Badan nirlaba pun dapat
berupa perusahaan negara, badan independen seperti NGO, semacam koperasi
warga atau persatuan, atau yang lainnya.Pertimbangan ketiga berkaitan dengan
peran pemerintah.Terakhir, permasalahan menyangkut hubungan antara
perusahaan asuransi dan penyedia layanan kesehatan.
Pemerintah berperan dalam membentuk struktur persaingan pasar
asuransi.Oleh sebab itu, pilihan yang tersedia bagi asuransi swasta tidak
mengabaikan pemerintah dalam bisnis sistem operasi pembiayaan
kesehatan.Malahan, pemerintah dihadapkan pada serangkaian persoalan aturan dan
tata kelola yang baru dan berbeda dari sebelumnya, jika dulu pemerintah yang
bersangkutan bergantung pada ketetapan langsung dan pembiayaan pajak
umum.Sayangnya, pemerintah mungkin tidak cukup dibekali keterampilan
mengemban tanggung jawab ini.Kompetensi analitis dan integritas politik yang tinggi
dibutuhkan di tingkat pemerintah wilayah maupun pusat untuk dapat melaksanakan
tugas ini.
Pembayaran Langsung
Ada dua alasan para reformis sektor kesehatan tertarik pada pendekatan
pembiayaan ini. Pertama, khususnya di negara-negara berpendapatan rendah,
ongkos pengguna sering dipandang sebagai cara yang dapat dilakukan secara
administratif untuk meningkatkan perolehan tambahan bagi institusi dan aktivitas di
dalam batas wilayahnya. Pendapat kedua sering dikemukakan oleh para ekonom,
yaitu bahwa memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma akan mendorong
penggunaan berlebihan yang tidak efisien secara alokatif. Analisis untuk pendapat ini
didasarkan pada utilitarian subjektif yang mengutamakan kepuasan konsumen
(Pauly 1990), yang pada akhirnya menyatakan bahwa kepuasan konsumen total akan
tercapai jika pelayanan bernilai rendah tidak dilakukan, kemudian sumber dayanya
dapat dialihkan untuk kegiatan ekonomi lain yang lebih bernilai bagi konsumen.
Kedua pendapat tersebut tidak benar-benar konsisten.Pendukung ongkos
pengguna untuk menghimpun perolehan hendak memasang harga pada pelayanan
bernilai tinggi, karena pemanfaatannya tidak terlalu berubah saat ongkosnya
diberitahukan.Bahkan mereka bersedia membantu orang-orang berpendapatan
rendah dalam membayar ongkos demi mempertahankan konsumsi.Sebaliknya,
penganut harga-berdasarkan-efisiensi menaikkan harga untuk pelayanan yang mahal
diproduksi maupun yang bernilai rendah bagi konsumen.Bagi mereka, penurunan
penggunaan dipandang sebagai ketepatan keputusan untuk menetapkan harga.
Jumlah uang yang dihimpun di suatu negara melalui pembayaran langsung
sering kali sulit ditentukan.Pengumpulan data yang bagus dapat menuntut biaya
besar.Pengontrolannya pun sukar, karena banyak pasar swasta yang tidak
berdasarkan peraturan dan terdapat pembayaran tidak resmi (ilegal) dalam sistem
yang dijalankan pemerintah.Pembayaran seperti ini sering muncul ketika dukungan
anggaran untuk sistem pelayanan kesehatan dihilangkan oleh kondisi makroekonomi
yang sulit dan provider tak kuasa mempertahankan pendapatannya.Dari sisi
ekonomi, ini termasuk pembayaran langsung karena berdampak sama terhadap
permintaan dan terhadap beban pembiayaan yang dimiliki ongkos pengguna legal.
Pembayaran langsung dapat menjadi dana tambahan untuk pajak sebagai
sumber pendukung institusional. Hanya saja, terdapat keraguan bahwa pembayaran
tersebut dapat berlaku sebagai pokok fiskal utama bagi pelayanan rawat inap
modern untuk semua orang kecuali yang kaya raya – karena sangat mahal.
Pemerataan dan perlindungan risiko
Baik dari sisi perlindungan risiko dan pemerataan, pembayaran langsung merupakan
sistem terburuk yang mungkin untuk pembiayaan kesehatan.Dari sudut pandang
pemerataan vertikal, pembayaran langsung sangat regresif, bahkan lebih parah
daripada asuransi swasta yang setidaknya menawarkan kemungkinan penanggungan
risiko ketika ada kelompok yang membeli.Di banyak negara, dokter menarik ongkos
dengan menetapkan harga lebih tinggi bagi orang kaya.Praktik tersebut
meningkatkan pemerataan dan memaksimalkan pendapatan provider.Hal ini
menghasilkan perolehan bersih bagi penjual yang memiliki waktu lebih dan yang
biaya marjinalnya kurang dari ongkos yang ditarik dari konsumen miskin.
Akun tabungan medis
Salah satu metode dari pembayaran langsung, akun tabungan medis, telah
dicontohkan di Singapura (Hsiao 1995).Metode ini mencakup strategi untuk
mengantisipasi peningkatan populasi lanjut usia, dengan kewajiban menabung yang
kemudian dapat digunakan untuk pelayanan rawat inap. Kedua, agar orang-orang
dapat membayar langsung pelayanan dasar rumah sakit yang terjangkau, rumah
sakit menyediakan berbagai kelas pelayanan.Ketiga, Singapura menjalankan sistem
subsidi per kasus, ketika pekerja sosial menetapkan bahwa tidak ada yang dapat
membayar, yang juga mempertimbangkan pemerataan dan penanggungan risiko.
Kemudahan Implementasi
Keuntungan terbesar dari pembayaran langsung adalah kemudahannya untuk
diimplementasikan.Dari sisi pemerintah, sistem pembayaran ini dapat berjalan
dengan sendirinya dan tidak memerlukan sumber anggaran publik tambahan.Ongkos
juga dapat menjadi pemicu provider untuk mendorong penggunaan berlebihan.Biaya
ini dianggap sebagai bagian dari biaya pembayaran langsung.
Pembiayaan Masyarakat
Dalam metode ini, masyarakat mengoperasikan dan mengontrol pengawasan
pelayanan primer mereka sendiri melalui skema prabayar lokal.Dengan rencana
pembiayaan komunitas, pembiayaan dan penyampaian pelayanan primer menjadi
terintegrasi, namun terpisah dari pelalayan sekunder dan tersier.
Banyak negara berpendapatan rendah sudah putus asa mencari jalan untuk
membiayai dan memberikan pelayanan kesehatan yang andal pada tingkat
pedesaan.Di negara-negara miskin pula, perolehan tambahan dari pajak umum sulit
dinaikkan.Kondisi-kondisi tersebut menambah ketertarikan terhadap pembiayaan
masyarakat.Gagasan pokoknya adalah menggalang dan mengeluarkan uang untuk
perawatan dasar secara lokal di tingkat desa.Teorinya, kontrol lokal akan
menghasilkan transparansi dan akuntabilitas, yang kemudian akan mendorong
pelayanan yang jujur, efisien dan kompeten secara kultural.
Model pembiayaan masyarakat mencakup kombinasi antara akuntabilitas
politik lokal, perawatan primer yang dioperasikan oleh komunitas dan prabayar
universal.Konsepnya adalah organisasi berbasis komunitas, pemeliharaan kesehatan
dengan dokter-dokter yang digaji.Perawatan sekunder (rumah sakit) tidak termasuk
dalam skema ini karena terlalu mahal dan membutuhkan cakupan yang sangat
luas.Salah satu keterbatasan pembiayaan lokal adalah bahwa model ini mungkin
akan sukar dipertahankan pada masa-masa ekonomi sulit, karena biasanya, ekonomi
suatu wilayah pedesaan tidak terlalu berbeda dengan kondisi di negaranya.
Pemerataan dan perlindungan terhadap risiko
Pembiayaan masyarakat dapat memberikan perlindungan risiko pada tingkat
tertentu, namun pembiayaan masyarakat hanya dapat menggerakkan sumber-
sumber yang sederhana, kecuali disubsidi dengan perolehan umum, karena biasanya
pendapatan rumah tangga yang terlibat rendah.Dari segi pemerataan vertikal, sifat
dari sistem prabayar patut dipertanyakan.Dari sudut pandang nasional, persoalan
pemerataan mengemuka ketika memaksa penduduk lokal yang relatif miskin untuk
membayar perawatan mereka sendiri sambil terus menyubsidi pelayanan kesehatan
untuk kaum elit nasional.Sementara itu, pemerataan horisontalnya bersifat
paradoks.Wilayah-wilayah dengan kapasitas administratif dan organisasional serta
kepemimpinan komunitas yang lebih banyak akan dapat menciptakan dan
mengoperasikan skema seperti itu dengan lebih baik. Di negara-negara yang
memiliki kapasitas dan budaya lokal yang beragam, perbedaan ini akan menjadi
masalah karena pembiayaan masyarakat akan lebih efektif di beberapa tempat
daripada yang lainnya.
Kemudahan implementasi
Kemudahan implementasi di sini bergantung pada kapasitas dan kepemimpinan di
tingkat lokal.Artinya, perlu ada investasi pembangunan kapasitas pada batas-batas
wilayahnya.Jika penduduk lokal merasa yakin dengan skema berbasis masyarakat,
maka pengumpulan premium akan lebih mudah. Kendati demikian, mungkin
beberapa wilayah tidak mampu menjalankan pembiayaan masyarakat karena
terdapat perpecahan.Dalam hal ini, pemerintah pusat seharusnya
mempertimbangkan keterbatasan kapasitas organisasional dan teknis yang tersedia
secara lokal ketika merancang skema seperti ini.
Bantuan Asing sebagai Sumber Pembiayaan
Banyak negara miskin yang menggantungkan diri pada bantuan asing sebagai
sumber pembiayaan pada sektor kesehatan mereka.Bantuan seperti itu sering kali
diiringi dengan komitmen dari pendonor pada tujuan tertentu.Komitmen tersebut
bisa jadi termotivasi oleh kepentingan, nilai-nilai atau politik pendonor.Pada tahun-
tahun belakangan ini, para donor menjadi kurang fokus pada dukungannya untuk
reformasi sektor kesehatan dan lebih menggerakkan tujuan-tujuan program dengan
hasil yang dapat diukur, seperti vaksinasi, pemberantasan penyakit dan keselamatan
kelahiran bayi.Besarnya pengaruh preferensi donor terhadap kebijakan nasional
sangat tergantung pada kapasitas fiskal negara itu sendiri serta ketergantungannya
pada dana dari pendonor. Oleh karena itu, kami ingin mendorong negara-negara
penerima untuk proaktif dalam hubungannya dengan donor bilateral dan
multilateral.
Alokasi Sumber dan Pembagian Jatah
Kepentingan untuk mengalokasikan sumber daya muncul dari fakta bahwa manusia
ingin jauh melampaui sumber-sumber yang tersedia.Kita harus menentukan jatah
jumlah uang yang akandihabiskan untuk pelayanan kesehatan; dan memutuskan
pengeluaran uang demi hasil terbaik yang mungkin diraih. Pemerintah membuat
keputusan dalam dua tingkatan: pertukaran antara sektor satu dengan lainnya dan
pertukaran antara program satu dengan lainnya dalam satu sektor. Bagaimanapun,
penetapan alokasi saja tidak dapat memberikan hasil yang diinginkan. Dana harus
diubah menjadi pelayanan kesehatan melalui serangkaian proses rumit yang
dipengaruhi oleh struktur insentif sistem, pola organisasi dan aktivitas pengaturan.
Definisi
Dalam penjatahan, pertama-tama pemerintah menentukan cara mendistribusikan
sumber di dalam kelompok atau kategori penggunaan. Dana ini kemudian
dialokasikan kepada institusi atau perorangan. Untuk sistem pelayanan kesehatan
nasional, dana pelayanan kesehatan sering kali dialokasikan dengan rumus untuk
masyarakat, kemudian dengan cara lain untuk institusi dan perorangan.Asuransi
kesehatan pun memiliki dua pendekatan.Model paket keuntungan digunakan untuk
mengalokasikan dana terlebih dahulu ke dalam jenis-jenis pelayanan. Kemudian,
cara lain digunakan untuk menjatah pelayanan kepada perorangan. Di buku ini, porsi
sumber yang diberikan kepada kelompok populasi atau jenis pelayanan tertentu
dinamakan alokasi, sedangkan distribusi pelayanan kesehatan yang langka kepada
perorangan disebut penjatahan (Ubel 2000; Klein 1993).
Cara Lain Melakukan Alokasi dan Penjatahan Sumber
Meskipun semua orang setuju bahwa sumber daya pelayanan kesehatan harus
dialokasikan dan dijatah, hanya ada sedikit kesepakatan terkait kriteria yang harus
digunakan untuk melakukannya.Beberapa negara lebih eksplisit dalam menentukan
peraturan daripada negara lain. Sementara itu, nilai-nilai yang bertentangan
menyulitkan pencapaian konsensus untuk prinsip-prinsip penjatahan pelayanan
kesehatan (Maynard 1996; Barnum dan Kutzin 1993).
Terdapat banyak kriteria yang telah digunakan untuk mengalokasikan dana
pada tingkat populasi untuk warga atau kelas-kelas pelayanan. Setelah dana
dialokasikan untuk kelompok populasi atau jenis pelayanan, pelayanan kesehatan
tetap harus dijatah untuk perorangan. Tidak ada negara yang mampu menunjang
penyediaan pelayanan kesehatan yang cukup untuk memenuhi semua kebutuhan
dan keinginan.Sebagai gantinya, beraneka metode tersedia untuk menjatah
pelayanan.Harga merupakan ukuran umum untuk menjatah pelayanan ksehatan,
namun memiliki implikasi pemerataan yang serius.Alternatifnya, banyak negara yang
menggratiskan pelayanan kesehatan tertentu dan bergantung pada waktu tunggu
untuk menjatah persediaan yang terbatas.Cara lain yang digunakan misalnya
membuat pelayanan tertentu menjadi kurang menarik agar mengurangi permintaan.
Metode seperti itu meliputi tidak ada pilihan dokter, keramahan yang rendah di
fasilitas kesehatan, atau kurangnya ketersediaan fisik yang menyebabkan pasien
harus menempuh perjalanan jauh.Metode penjatahan yang berlainan akan
mempengaruhi kelompok pasien dengan cara berbeda. Misalnya, penjatahan harga
dapat mengganggu akses rumah tangga miskin kepada pelayanan kesehatan, serupa
dengan pelayanan berkualitas rendah.Waktu tunggu di klinik memberikan dua
dampak yang saling mengimbangi.Pekerja bergaji tinggi akan lebih banyak
kehilangan uang mereka daripada pekerja bergaji rendah, namun pekerja bergaji
rendah pun mungkin tidak setoleran pegawai bergaji tinggi menyangkut penurunan
pendapatan.
Prinsip-Prinsip dan Politik Alokasi Sumber
Berbagai pemikiran etis mengemukakan bahwa sebaiknya pemerintah
memprioritaskan pelayanan kesehatan dasar dan program pencegahan—khususnya
bagi kelompok berstatus kesehatan rendah.Namun demikian, banyak negara yang
membuat keputusan berbeda.Ketika diserahi peralatan mereka sendiri, warga tidak
terlalu banyak membayar untuk perawatan pencegahan, tetapi malah hendak
membayar perawatan akut di rumah sakit—khususnya untuk penyakit yang
mengancam nyawa.Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memilah sumber
publik antara perawatan primer dan pelayanan rumah sakit.Dalam situasi ini, yang
menjadi taruhan adalah pertukaran antara peningkatan status kesehatan dan
menyediakan perlindungan risiko.Mengalokasikan sumber untuk membayar
perawatan primer lebih hemat biaya dalam meningkatkan status kesehatan namun
tidak menyediakan perlindungan risiko finansial.Sebaliknya, mengalokasikan sumber
untuk membayar pelayanan rawat inap di rumah sakit memberikan perlindungan
risiko finansial namun kurang hemat-biaya dalam meningkatkan status kesehatan.
Rancangan kebijakan pembiayaan kesehatan merupakan proses politik.yang
dipengaruhi oleh stakeholder kuat dalam sektor kesehatan—obat-obatan yang
terorganisasi, persatuan pekerja, dan industri asuransi dan apotek. Ilmuwan politik
seperti Marmor dan Barr (1992) dan Reich (1994) berpendapat bahwa politik
memainkan peranan penting dalam menentukan pembayar biaya dan penerima
keuntungan dari pelayanan kesehatan.Penyerapan saham dalam jumlah besar oleh
pusat nasional dan wilayah merupakan hal yang biasa.Apalagi, institusi paling
berprestasi biasanya memiliki koneksi politik dan pengaruh yang kuat sehingga
mampu mempertahankan kepentingan mereka secara efektif.
Alokasi dan Pemerataan Sumber
Selain pertukaran dalam efisiensi alokatif antara perolehan kesehatan dan
perlindungan risiko finansial, pemerintah juga ingin mencapai pemerataan melalui
keputusan pembiayaan kesehatan.Pemerintah tersebutakan menyubsidi penduduk
miskin dan yang sangat membutuhkan kesehatan namun tidak mampu membayar.
Cara lainnya, pemerintah dapat menyediakan pelayanan gratis kepada masyarakat
miskin dan populasi yang paling lemah seperti penyandang disabilitas dan
lansia.Akibat dari tekanan politik di atas, pada praktiknya banyak negara yang tidak
mengalokasikan sumber daya kesehatan mereka secara merata.Distribusi yang tidak
merata tersebut menyoroti kesulitan mendasar dalam alokasi sumber di sektor
kesehatan.Tidak seperti program-program kesehatan publik, pelayanan kesehatan
pribadi menyediakan keuntungan langsung dan cepat bagi orang-orang tertentu.
Panduan Bersyarat
Kebijakan pembiayaan merupakan sesuatu yang rumit karena banyak sasaran yang
secara khusus dicari dalam sistem pelayanan kesehatan menuntut imbalan.Dengan
demikian, keputusan pembiayaan tergantung pada nilai-nilai sosial masing-masing
negara.Tinjauan kami tentang tuas kendali pembiayaan dan kelima metode
pembiayaan memberikan tiga kesimpulan utama.Pertama, tidak ada metode
pembiayaan yang sempurna. Kedua, keputusan yang optimal untuk suatu negara
akan bergantung pada cara negara yang bersangkutan mengarahkan serangkaian
fakta dan memberi nilai pada persoalan. Ketiga, kombinasi apapun dari beberapa
metode yang dipilih memerlukan perhatian pada detail dan implementasinya.
Anjuran Khusus
Kemiskinan memberikan hambatan finansial yang mendasar. Jika ingin
meningkatkan pemerataan, maka pengeluaran publik harus ditargetkan kepada
warga miskin.
Untuk warga miskin di daerah pedesaan, banyak cita-cita yang akandapat
dimajukan jika pembayaran langsung swasta digantikan dengan skema
pembiayaan masyarakat prabayar.
Ongkos pengguna telah menghasilkan dana tambahan untuk fasilitas publik di
beberapa negara, dan konsumen harus lebih berhati-hati dalam memanfaatkan
pelayanan gratis. Meski demikian, banyak skema ongkos pengguna belum
memunculkan dana tambahan bersih untuk pelayanan kesehatan karena biaya
administratifnya tinggi, dan ketika dana tambahan telah dihasilkan, dana tersebut
tidak terlalu memberikan pelayanan lebih baik yang diinginkan pasien. Pendek
kata, sistem ongkos pengguna memerlukan perancangan yang teliti dan
administrasi yang cakap agar dapat memberikan hasil yang diinginkan.
Skema asuransi sosial berpotensi paling besar untuk menyediakan perlindungan
risiko yang efektif jika masih terjangkau.
Asuransi swasta mengandung biaya administratif yang tinggi dan cenderung
menurunkan penanggungan risiko. Dari sudut pandang pemerataan, efek-efek
yang tak diinginkan akan diminimalkan jika asuransi tersebut bekerja sebagai
peran tambahan (kepada asuransi sosial) untuk menangani pelayanan yang belum
tertangani dan untuk menyediakan kualitas pelayanan yang lebih tinggi.
Kesehatan publik dasar dan perawatan pencegahan secara bertahap harus
didukung oleh pajak jika negara ingin memiliki pola alokasi sumber hemat biaya
dari segi pemaksimalan status kesehatan. Skema pembayaran langsung atau
asuransi tampaknya menyediakan pelayanan tersebut dari sudut pandang
efisiensi alokatif.
Beberapa strategi pembiayaan yang tepat untuk berbagai negara dengan tingkat
pendapatan yang berbeda:
- Negara berpendapatan rendah: asuransi sosial untuk sektor formal;
pembiayaan masyarakat di wilayah pedesaan; pelayanan publik untuk warga
miskin.
- Negara berpendapatan menengah: Strategi yang serupa dengan lebih banyak
subsidi bagi sistem asuransi sosial yang berkembang dan pembiayaan
masyarakat yang meluas untuk perawatan sekunder. Pelayanan publik perlu
ditata kelola agar dapat diakses penduduk miskin.
- Negara berpendapatan tinggi: Asuransi sosial universal dengan subsidi
perolehan ajak umum bagi kelompok berpendapatn rendah memiliki banyak
alasan untuk merekomendasikannya. Asuransi swasta tampaknya berperanan
penting bagi kelompok pendapatan yang lebih tinggi.
Pembiayaan danPemerataan
Pemerataan terus menjadi bahan diskusi kami dalam pemilihan pembiayaan.Semua
kesimpulan di atas sebagian didorong oleh pertimbangan dan komitmen etis
kami.Begitu pula dengan pembahasan yang kami ajukan tentang aspek pemerataan
dari alokasi sumber.Menurut pemikiran liberal egaliter, titik awalnya adalah bahwa
tingkat mendasar kesehatan merupakan hal penting bagi manusia.Kemampuan kita
untuk belajar, bekerja, mencapai potensi dan menikmati hidup jelas sebagian
tergantung pada kondisi kesehatan kita.Masyarakat yang adil dan merata harus
menyediakan dana yang cukup untuk memastikan bahwa semua orang memiliki
akses menuju pelayanan kesehatan agar bebas dari penderitaan dan mampu
berfungsi. Pemerintah harus menerima tanggung jawab untuk mengolah dana yang
penting, sehingga setiap warga negara mendapatkan pelayanan kesehatan yang
tepat.
Utilitarian objektif tidak mempercayai bahwa warga negara memiliki hak
positif untuk pelayanan kesehatan ataupun lainnya.Negara yang menjalankan
prinsip-prinsip utilitarian objektifmungkin akan memutuskan secara masuk akal
bahwa yang benar-benar menambah kesejahteraan adalah memaksimalkan
pertumbuhan ekonomi. Pemerintah hanya akan menyediakan dana untuk pelayanan
kesehatan yang paling berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Akses yang setara
menuju pelayanan kesehatan dan status kesehatan yang sejajar tidak menjadi
prioritas.
Setiap negara memiliki keputusan serius untuk menentukan posisi
pemerataannya sendiri.Inti pembahasan kami adalah bahwa pengembangan
pembiayaan dan strategi alokasi sumber yang koheren tidak akan mungkin
terlaksana tanpa mengaitkan persoalan pemerataan ini secara langsung. Fokus
terkini komunitas internasional pada pengurangan kemiskinan telah
memperkenalkan desakan dan peluang baru pada masing-masing proses keputusan
negara. Namun demikian, sektor kesehatan tidak dapat, dan seharusnya tidak
menghindar dari menghadapi permasalahan ini secara eksplisit.
Sumber : Chapter 8 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving
Performance and equity