PENDUDUK, MOBILITAS, dan MIGRASI -...

Preview:

Citation preview

PENDUDUK, MOBILITAS,

dan MIGRASI

Yuswanti Ariani Wirahayu,

Yuli Ifana Sari, Mustika Arif Jayanti

W. Zelinsky

❖ Geografi penduduk selain bersifat kegeografian, memerlukan pula pengetahuan-pengetahuan yang merupakan pengetahuan pendukung dari geografi (sosiologi, antropologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, ekologi dll) population geography menurut Zelinsky.

Geografi penduduk = geografi + demografi

❖ Dengan demikian konsep dari pada ”geografi penduduk” menunjukkan bagaimana kondisi keruangan itu berpengaruh atau berkaitan dengan persebaran, komposisi, perpindahan penduduk maupun perkembangannya

JOHN CLARK

❖ Geografi penduduk adalah ilmu yang

mempelajari tentang variasi keruangan yang

bertalian dengan jumlah,

persebaran/perpindahan, komposisi

penduduk dan perkembangannya serta

penyebaran dari perkembangan tersebut

yang berhubungan dengan berbagai macam

variasi ruang.

Demografi dalam Kajian Ilmu2 Lain

Hubungan Variabel Demografi dan Non

Demografi

Analisis Demografi Formal dan Studi

Kependudukan

Tipe Studi Variabel Pengaruh (IV) Variabel Terpengaruh

(DV)

Demografi Formal Variabel Demografi

-Komposisi umur

- Tingkat kelahiran

Variabel Demografi

-Tingkat kelahiran

- Komposisi

Studi

Kependudukan

(contoh tipe I)

Variabel Non Demografi

-Faktor sosiologi, mis: klas

sosial

-Faktor ekonomi, mis:

kesempatan ekonomi

Variabel Demografi

- Migrasi keluar

Studi

Kependudukan

(contoh tipe II)

Variabel Demografi

-Tingkat kelahiran

- Migrasi masuk

- Tingkat kematian

Variabel non Demografi

-Kebutuhan pangan

- Kemiskinan

- Pertumbuhan ekonomi

Teori Kependudukan

Aliran malthusian

Thomas robert malthus

Pakar-pakar teori

kependudukan mutahir

John stuart mill, Arsene

Dumont, dan Emile durkheim

Aliran marxist

Karl marx dan Friedrich

Thomas robert malthus

❖ Jumlah penduduk akan melampaui jumlah

ketersediaan pangan yang dibutuhkan.

❖ Penduduk = deret ukur

❖ Bahan pangan = deret hitung

Karl marx

❖ Tekanan penduduk yang terdapat di suatu

negara bukanlah tekanan penduduk

terhadap bahan makanan, tetapi tekanan

penduduk terhadap kesempatan kerja.

John stuart mill

❖ Apabila prouktivitas seseorang tinggi ia

cenderung ingin mempunyai keluarga yang

kecil, dalam situasi seperti ini fertilitas akan

rendah.

❖ Meningkatkan pendidikan penduduk maka

secara rasional mereka mempertimbangkan

perlu tidaknya menambah jumlah anak

sesuai dengan karir dan usaha yang ada.

Perkembangan Penduduk Dunia

Perkembangan penduduk dunia dimulai

dengan perubahan penduduk Eropa Barat

pada abad ke-18 yang dipengaruhi dari aspek

pergolakan sosial dan ekonomi yang

menyertai revolusi industri. Hubungan sebab

akibat antara pertumbuhan penduduk dan

perubahan ekonomi berlangsung kontroversial

yang terdiri dari beberapa pendapat.

1) pertumbuhan ekonomi di picu oleh tekanan ekonomi: dengan ekspansi ekonomi, permintaan akan tenaga kerja tinggi maka akan terjadi peningkatan jumlah penduduk untuk memenuhi permintaan.

2)beberapa masih mempertahankan bahwa perubahan penduduk yaitu, meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi terjadi beriringan dengan revolusi industri.

3)peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi tidak ada sebab akibat. Pandangan ini didukung oleh fakta bahwa penduduk tumbuh di beberapa bagian di Eropa, seperti Austria yang perindustriannya tidak berkembang sampai waktu yang lama, akan tetapi pertumbuhan penduduknya tinggi

Ketiga penjelasan tersebut menunjukkan bahwa

penjelasan sebab akibat perubahan demografi

belum bisa menajawab secara utuh.

Oleh karena itu, teori ekonomi

kependudukan tradisional maupun

moderen dan teori ekonomi

pembangunan mempunyai peranan

penting dalam menganalisis dan

mempelajarinya.

Transisi Penduduk

Penuruan tingkat kelahiran (tahap III)

sebenarnya tidak dimulai pada abad ke 19,

tetapi beberapa dasawarsa setelah

pertumbuhan ekonomi modern terjadi dan

lama setelah penuruan tingkat kematian

terjadi.

Penurunan tingkat kelahiran

VS

pertumbuhan ekonomi modern

Perkembangan Penduduk Indonesia

Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini merupakan masalah yang cukup serius, tidak saja bagi negara-negara yang berkembang seperti Indonesia tetapi juga negara-negara lain di dunia ini. Dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup warga negaranya.

Perkembangan Jumlah Penduduk

Indonesia

Indonesia= kaya SDM ke-4 di dunia,

masalah atau untung?

Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini merupakan masalah yang cukup serius, tidak saja bagi negara-negara yang berkembang seperti Indonesia tetapi juga negara-negara lain di dunia ini. Dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup warga negaranya.

Hasil Sensus 2010

Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 tercatat 237,6 juta jiwa sebagai bukti pertumbuhan penduduk Indonesia 5 tahun lebih cepat dari proyeksi BPS.

Karena proyeksi semula, tahun 2010 baru berjumlah 234,2 juta dan tahun 2015 berkisar 237,8 juta jiwa. Kenyataannya, tahun 2010 penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa. Oleh karena itu, pengendalian penduduk harus menjadi prioritas. Apalagi kesehatan dan usia harapan hidup meningkat sehingga tanpa pengendalian rawan terjadi ledakan jumlah penduduk.

Siapa yg berkewajiban menekan jml

penduduk?

Usaha pemerintah untuk menekan laju

pertumbuhan penduduk di Indonesia sesuai

UU. No 10 tahun 1992 menetapkan empat

paket dukungan pelayanan dan

pembangunan keluarga sejahtera, yaitu : 1)

Pendewasaan usia perkawinan, 2)

Pengaturan kelahiran/KB, 3) Pembinaan

ketahanan kelaurga, 4) Peningkatan

kesejahteraan keluarga.

Perkembangan Piramida Penduduk

IndonesiaPiramida Penduduk Indonesia, 1995

Piramida Penduduk Indonesia, 2025Piramida Penduduk Indonesia, 2010

75+

70-74

65-69

60-64

55-59

50-54

45-49

40-44

35-39

30-34

25-29

20-24

15-19

10-14

5-9

0-4

Umur

02468101214

Jutaan

0 2 4 6 8 10 12 14

Jutaan

Laki-laki Perempuan

75+

70-74

65-69

60-64

55-59

50-54

45-49

40-44

35-39

30-34

25-29

20-24

15-19

10-14

5-9

0-4

Umur

02468101214

Jutaan

0 2 4 6 8 10 12 14

Jutaan

Laki-laki Perempuan

75+

70-74

65-69

60-64

55-59

50-54

45-49

40-44

35-39

30-34

25-29

20-24

15-19

10-14

5-9

0-4

Umur

02468101214

Jutaan

0 2 4 6 8 10 12 14

Jutaan

Laki-laki Perempuan

Pertumbuhan penduduk yang tinggi pada

negara berkembang seperti di Indonesia

dipengaruhi oleh faktor sosial budaya,

ekonomi dan politik yang saling

mempengaruhi. Oleh karena itu, untuk

menjelaskan perkembangan kondisi penduduk

di Indonesia khusnya tentang tingkat

kelahiran, kematian dan migrasi tidak boleh

hanya berpatokan pada satu faktor saja.

Ciri-ciri struktur sosial dalam penduduk modern, yaitu:

(1) sebagian besar anggota masyarakatnya berada padalapisan menengah; lapisan atas dan bawah adalahminoritas. Pada masyarakat tradisional dan pramodern, sebagian besar masyarakat berada di lapisan bawah.

(2) dalam masyarakat modern tidak tampak batas pemisah(diskontinuitas), tetapi stratanya lebih bersifat suatukontinum. Dalam masyarakat tradisional pembatasantar strata sangat tegas, bahkan ada sangsi bagi yang melewati batas itu.

Struktur Penduduk Indonesia pada

Zaman Modern

(3) dalam masyarakat modern mobilitas sosial

tinggi baik ke atas, maupun ke bawah.

Sebaliknya dalam masyarakat tradisional

mobilitas itu rendah, yang di bawah betapa pun

potensinya tetap di bawah, dan yang di atas

betapa pun rendah kemampuannya tetap

berada di atas.

(4) dalam masyarakat modern, pandangan

keadilan, kesamaan hak dan kewajiban.

Ciri-ciri penduduk modern itu tidak harus seragam, karena masing-masing penduduk dunia ada kekhasannya, yang justrumemberi warna spesifik kepada tiapmasyarakat. Begitu pula dengan pendudukIndonesia modern, selain harus memilikiciri-ciri yang berlaku umum, kita jugaberkewajiban mengembangkan kekhasansendiri.

Untuk itu kita menghadapi banyak

tantangan yang harus diatasi seperti,

berkembangnya teknologi terutama

teknologi informasi. Pada saatnya akan

mengubah banyak konsep penduduk, baik

itu konsep ekonomi, politik, maupun social

budaya. Oleh karena itu, konsep penduduk

modern itu sendiri pasti juga akan berubah.

Mobilitas Penduduk

MP vertikal

(Perubahan status)MP horisontal

(MP Geografis)

MP permanen

(MIGRASI)

MP Nonpermanen

(MP Sirkuler)

Ulang alik/nglaju

(Commuting)

Nginap/mondok

Mobilitas Penduduk Vertikal

(Perubahan status)

Contoh: Perubahan status pekerjaan

Sektor pertanian

Sektor Non pertanian

Mobilitas Penduduk Horisontal

(MP Geografis)

MP permanen

(MIGRASI)

Batas waktu: 6 bulan/lebih

menetap di daerah tujuan

MP Nonpermanen

(MP Sirkuler)

Ulang alik/nglaju

(Commuting)

Batas waktu: 6 jam/lebih

dan kembali pada

hari yang sama

Nginap/mondok

Batas waktu: Lebih

dari 1 hari, tetapi

kurang dari enam

bulan

Hubungan antara Kebutuhan dan Pola Mobilitas Penduduk

Terpenuhi

Tidak pindah

Tidak terpenuhi

Dalam batas toleransi

Pindah

Diluar batas

toleransi

Tidak pindah

Mobilitas nonpermanen

Ulang alik/nglaju/komuter Menginap/mondok

Mobilitas Penduduk Permanen

(MIGRASI)

Migrasi internasional Migrasi dalam negeri

Emigrasi ImigrasiTransmigrasi Urbanisasi

Ruralisasi

Hukum hukum migrasi

1. Migrasi dengan jarak

2. Migrasi dengan arus balik

3. Migrasi dan bertahap

4. Migrasi dengan tempat tinggal

5. Migrasi dengan jenis kelamin

6. Migrasi dengan teknologi

7. Migrasi dengan ekonomi

Menurut Lee (1996) proses migrasi itu

dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:

1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal

2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah

tujuan

3. Rintangan antara daerah asal dengan

daerah tujuan

4. Faktor pribadi

Faktor-faktor Determinan Mobilitas Penduduk

Permanen/ Migrasi (Everett S. Lee, 1976)

Faktor-faktor Determinan Mobilitas Penduduk

Permanen/ Migrasi (Robert E. Norris, 1972)

Daya Tarik dan Daya Dorong di Daerah Asal

Mobilitas Penduduk Nonpermanen

1. Kesimpulan

a. Karakteristik TKI yang termotivasi bekerja keluar negeri adalah yang

berada pada klompok umur produktif/ potensial yaitu umur 20-39

tahun,sebagian besar laki-laki dengan rata-rata tingkat pendidikan

menengah dan berstatus kawin.

b. TKI dalam rangka bekerja ke luar negeri pengambilan keputusan

sebagian besar ditentukan pribadi migran, dengan alasan tingginya

upah bekerja di luar negeri serta mempertimbangkan status ke

emigrasian TKI dan negara tujuan bekerja.

c. Remitansi merupakan dampak ekonomi dari migrasi internasional,

besar kecilnya jumlah ditentukan oleh : dimana negara TKI bekerja,

status keemigrasian TKI, lamanya TKI bekerja di luar negeri dan jenis

pekerjaan TKI di luar negeri. Sedangkan tingkat prndidikan

mempunyai hubungan yang tidak berarti terhadap jumlah remitansi.

d. Perubahan sosial merupakan dampak sosial dari migrasi internasional, yang

berkaitan dengan remitansi keluarga TKI., yang meliputi:

1). Perubahan struktur sosial keluarga pada keluarga TKI perubahan

tersebut

berkaitan dengan peran dan tanggung jawab dalam sistem pembagian

tugas dan status kepala keluarga terhadap kehidupan .

2). Perubahan status sosial keluarga TKI didaerah asal yang tercermin pada l

pola berpakaian dalam berbagai kegiatan sosial dan bentuk fisik

bangunan rumah

3). Meningkatnya ekonomi keluarga TKI di daerah asal, sebagian besar dari

mereka telah meninggalkan sistem ekonomi sebelumnya, sehingga terjadi

transformasi pekerjaan yang semula sebagai petani pindah ke usaha lain.

4). Berubahnya pola pemanfaatan remitan keluarga TKI didaerah asal, yang

tercermin pada adanya perubahan pemanfaatan remitan, yang semula

lebih bersifat konsumptif menjadi bersifat investasi untuk masa depan.

5) . Adanya migrasi internasional membawa dampak meterial yang nyata

bagi kehidupan keluarga TKI di daerah asal (ekspresi simbolik), dan hal

tersebut sebagai legitimasi mereka pada kelas sosial menengah baru

sebagai tolok ukur keberhasilan hidup.

Recommended