Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS FORMAT LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL DI
NEGARA ASIA TENGGARA
Oleh:
Carolina
NIM : 232011214
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
PEMBIMBING :
Elisabeth Penti Kurniawati
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2015
ii
iii
iv
v
vi
HALAMAN MOTTO
“Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya”
Matius 21:22
“Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia”
Roma 8:28
“Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya”
Markus 9:23
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya”
Pengkhotbah 3:11
vii
KATA PENGANTAR
Akuntansi memiliki peranan yang penting bagi masyarakat. Seperti yang
dikatakan oleh Choi dan Meek (2011) bahwa “Accounting plays a vital role in
society“. Sebagai cabang ilmu ekonomi, akuntansi memberikan informasi
mengenai laporan keuangan perusahaan beserta transaksinya yang akan
digunakan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna informasi tersebut.
Pengguna informasi tersebut dipakai oleh 2 (dua) pihak yaitu pihak internal dan
pihak eksternal. Pihak internal yaitu manajemen perusahaan, sedangkan pihak
eksternal yaitu investor, kreditur, debitur, pemerintah, dan masyarakat.
Laporan keuangan dibuat untuk menyediakan informasi bagi para
pengguna laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. Sebuah negara
memiliki standar akuntansi yang berbeda, sehingga penyajian Laporan Keuangan
di setiap negara juga berbeda-beda. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk
melihat perbedaan format laporan keuangan di negara-negara Asia Tenggara
sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah berusaha semaksimal
mungkin. Namun demikian, besar harapan penulis agar tugas akhir ini dapat
bermanfaat dan memperkaya pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan
serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian mendatang.
.
Salatiga, 8 Juli 2015
Carolina
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi kesempatan
dan menyertai dalam proses perkuliahan. Penulis menyadari banyak pihak yang
membantu, memberikan perhatian, serta memberi semangat kepada penulis dalam
berkuliah dan menyelesaikan proses perkuliahan di Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak, sebagai berikut :
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih karunia dan kesempatan yang
diberikan sehingga peneliti mampu menyelesaikan pendidikan
2. Orang tua tercinta Alm Papa Windarso atas kasih sayang, doa,
pengorbanan secara material maupun moril, masukan dan kritikan yang
tak henti – hentinya selalu diberikan kepada peneliti.
3. Orang tua tercinta Mama Windarsih yang selalu memberikan semangat
untuk segera menyelesaikan kuliah dan menemani selama proses
pembuatan skripsi.
4. Kakak Charles Budi Santoso yang selalu mengingatkan untuk segera
menyelesaikan skripsi.
5. Ibu Elisabeth Penti Kurniawati, SE., M.Ak, selaku dosen pembimbing.
penulis mengucapkanterima kasih kepada beliau, yang selalu memberikan
saya bimbingan, saran, motivasi, serta teguran selama proses
menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Dosen-dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga yang telah
mengajar dan membimbing penulis dalam kuliah selama ini.
7. Marcia Tabita Soentoro, Vania Christie Kurniawan, dan Vania Yunita
Setianto yang sudah menjadi sahabat serta teman seperjuangan semasa
kuliah.
8. Teman-teman Akuntansi seangkatan 2011 yang lain yang telah menjadi
teman seperjuangan dan memberi dukungan serta doa dalam melalui
kuliah selama ini.
ix
9. Stephanie sebagai adik angkatan 2013 yang memberikan dukungan dan
membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
10. David Kristanto sebagai adik angkatan 2014 yang membantu dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam penyusunan hingga
penyelesaian kertas kerja ini. Tuhan Yesus senantiasa memberkati. Amin
Salatiga, 10Mei 2015
Carolina
x
ABSTRACT
Financial statement is made to provide information for the user as a base to
make a decision. Every country have a different standard, User report formatting
different cause the financial statements is difficult to understand the financial
statements and the decision to invest. For that some countries have adopted IFRS
as a measure to transparency for users and comparable reports during the period
presented. Based on the background described, then penelitianini done to see
differences in the format of the financial statements in Southeast Asian countries
before and after adopting IFRS. Therefore some country adopted IFRS as a step to
help user understand the financial statement. This research made to describe
financial statement format in South East Asia before and after adopting IFRS.
This study population is the company's financial statements food and
beverage manufacturing industry of the countries of Southeast Asia. As for the
sampling is done by purposive sampling method. Sample criteria were used that
the Company operates in countries that have adopted the IFR, the company go
public and listed on the stock exchange and the company has the financial
statement 2 (two) years before the country adopted the IFRS and two (2) years
after the country adopts.
Results of this research is there is no difference in the format of the
financial statements before and after adopting IFRS. Based on the analysis of the
results of research and discussion that has been described previously, the
implications of which can be applied given that investors should have no
difficulty in understanding the financial statements, since there are no changes to
the format of the financial statements before and after adopting IFRS. Thus
investors are ready to face the ASEAN Economic Community 2015 in investing.
Keywords: Format of financial statements
xi
SARIPATI
Laporan keuangan dibuat untuk menyediakan informasi bagi para
pengguna laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. Sebuah negara
memiliki standar akuntansi yang berbeda, sehingga penyajian laporan keuangan di
setiap negara juga berbeda-beda. Perbedaan format laporan menyebabkan
pengguna laporan keuangan sulit untuk memahami laporan keuangan dan
pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Untuk itu beberapa negara telah
mengadopsi IFRS sebagai langkah untuk transparansi bagi pengguna laporan dan
dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan. Berdasarkan latar belakang
yang telah dijelaskan, maka penelitianini dilakukan untuk melihat perbedaan
format laporan keuangan di negara-negara Asia Tenggara sebelum dan sesudah
mengadopsi IFRS. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan format laporan
keuangan di negara-negara Asia Tenggara sebelum dan sesudah mengadopsi
IFRS.
Populasipenelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur
industry food and beverage dari negara-negara Asia Tenggara. Sedangkan untuk
pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Kriteria
sampel yang digunakan yaitu Perusahaan beroperasi di negara yang sudah
mengadopsi IFR, perusahaan sudah go public dan terdaftar di bursa efek dan
perusahaan mempunyai laporan keuanga 2 (dua) tahun sebelum negara tersebut
mengadopsi IFRS dan 2 (dua) tahun sesudah negara tersebut mengadopsi.
Hasil penelitan ini adalah tidak terdapat perbedaan format laporan
keuangan sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS. Berdasarkan analisis dari hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya maka implikasi
terapan yang dapat diberikan yaitu seharusnya Investor tidak mengalami kesulitan
dalam memahami laporan keuangan, karena tidak terdapat perubahan format
laporan keuangan sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS. Dengan demikian
investor siap menghadapi ASEAN Economic Community 2015 dalam berinvestasi.
Kata kunci: Format laporan keuangan
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul. .................................................................................................... i
Pernyataan Tidak Plagiat..................................................................................... ii
Pernyataan Persetujuan Akses............................................................................. iii
Lembar Pengesahan ............................................................................................ iv
Surat Pernyataan Keaslian Karya Tulis............................................................... v
Halaman Motto ................................................................................................... vi
Kata Pengantar .................................................................................................... vii
Halaman Persembahan ....................................................................................... viii
Abstract ............................................................................................................... x
Saripati ............................................................................................................... xi
Daftar Isi ............................................................................................................. xii
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................. xv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
KERANGKATEORITIS . .................................................................................. 4
Laporan Keuangan ................................................................................. 4
Format Laporan Keuangan ..................................................................... 6
IFRS ........................................................................................................ 9
Penyajian Laporan KeuanganMenurut IFRS .......................................... 9
Jenis-Jenis Format Laporan Keuangan .................................................. 10
METODE PENELITIAN ................................................................................... 15
Populasi dan Sampel . ............................................................................. 15
Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 17
Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 18
Teknik Analisis Data ............................................................................... 19
Hipotesis .................................................................................................. 19
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................... 19
Analisis Format Laporan Laba Rugi ....................................................... 24
Analisis Format Laporan Perubahan Ekuitas .......................................... 26
Analisis Format Laporan Posisi Keuangan ............................................ 28
Analisis Format Laporan Arus Kas ........................................................ 31
xiii
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ................................................................... 34
Kesimpulan ............................................................................................ 34
Implikasi Terapan.................................................................................... 34
Keterbatasan ........................................................................................... 35
Saran untuk Penelitian Selanjutnya ......................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Ilustrasi Statement of Comprehensive Income berdasarkan IAS 1 ........ 51
Tabel 2Ilustrasi Statement of Changes in Equity berdasarkan IAS 1.................. 52
Tabel 3Ilustrasi Statement of Financial Position berdasarkan IAS 1 ................. 52
Tabel 4Ilustrasi Statement of Cash Flows berdasarkan IAS 1 ............................ 53
Tabel 5 Jenis-jenis Format Laporan Keuangan .................................................. 14
Tabel 6 Daftar Nama Perusahaan ........................................................................ 16
Tabel 7 Daftar Negara Asia Tenggara ................................................................ 17
Tabel 8 Tabel variabel dan Definisi Operasional ............................................... 19
Tabel 9 Format Laporan Laba Rugi ................................................................... 25
Tabel 10 Hasil Uji Paired Sample T-Test 1 ........................................................ 26
Tabel 11 Format Laporan Perubahan Ekuita ...................................................... 27
Tabel 12 Hasil Uji Paired Sample T-Test 2 ........................................................ 28
Tabel 13 Format Laporan Posisi Keuangan ....................................................... 30
Tabel 14 Hasil Uji Paired Sample T-Test 3 ....................................................... 31
Tabel 15 Format Laporan Arus Kas ................................................................... 33
Tabel 16 Hasil Uji Paired Sample T-Test 4 ....................................................... 33
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis tingkat kesesuaian format laporan laba rugi ...................... 40
Lampiran 2 Analisis tingkat kesesuaian format laporan perubahan ekuitas ....... 41
Lampiran 3 Analisis tingkat kesesuaian format laporan posisi keuangan .......... 42
Lampiran 4 Analisis tingkat kesesuaian format laporan arus kas ....................... 43
Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 44
1
PENDAHULUAN
Akuntansi memiliki peranan yang penting bagi masyarakat. Seperti yang
dikatakan oleh Choi dan Meek (2011) bahwa “Accounting plays a vital role in
society“. Sebagai cabang ilmu ekonomi, akuntansi memberikan informasi
mengenai laporan keuangan perusahaan beserta transaksinya yang akan
digunakan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna informasi tersebut.
Pengguna informasi tersebut dipakai oleh 2 (dua) pihak yaitu pihak internal dan
pihak eksternal. Pihak internal yaitu manajemen perusahaan, sedangkan pihak
eksternal yaitu investor, kreditur,debitur, pemerintah, dan masyarakat.
Menurut Kieso, Weygandt, and Warfield (2011:7), “The objective of
general purpose financial reporting is to provide financial information about the
reporting entity that is useful to present and potential equity investors, lenders,
and other creditors in making decisions in their capacity as capital providers”.
Menurut kutipan di atastujuan utama dari pelaporan keuangan adalah
menyediakan informasi keuangan mengenai suatu entitas, yang akan berguna
untuk investor saat ini atau investor potensial (calon investor), peminjam, dan
kreditor untuk membuat keputusan dalam kapasitas mereka sebagai penyedia
modal. Selain itu menurut Nobes (2011), financial statements become more
important than ever as a basis for competitive analysis, credit decisions, business
negotiations, and corporate control.Jadi, laporan keuangan menjadi lebih penting
daripada sebelumnya sebagai dasar untuk analisis kompetitif, keputusan kredit,
negosiasi bisnis, dan kontrol perusahaan.
Pada umumnya, laporan keuangan dibuat untuk menyediakan informasi
bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Sebuah negara memiliki standar akuntansi yang berbeda, sehingga penyajian
laporan keuangan di setiap negara juga berbeda-beda. Perbedaan ini bisa saja
menyebabkan pengguna laporan keuangan sulit untuk memahami laporan
keuangan. Untuk itu beberapa negara telah mengadopsi IFRS sebagai langkah
untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan
keuangan. Menurut Handayani (2014), penerapan IFRS (International Financial
Reporting Standard) ini akan mempermudah transaksi bisnis antar lintas negara
2
dan sesuai dengan karakteristik pelaporan keuangannya laporan keuangan setiap
perusahaan yang ada di berbagai negara tersebut.
Penelitian ini sebelumnya telah dilakukan oleh Setiawan (2014) mengenai
perbedaan format laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS di negara-negara
micro-fair judgmental dan macro-uniform. Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa sebelum penerapan IFRS masing-masing perusahaan menyajikan laporan
keuangan dengan format yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena dalam
penyusunan laporan keuangan menggunakan GAAP lokal yang ada di masing-
masing negara. Setelah diterapkannya IFRS, perbedaan dalam praktik akuntansi
dalam melaporkan informasi dengan format laporan keuangan yang berbeda-beda
tidak lagi terjadi. Laporan keuangan yang dibuat oleh MNC tidak lagi memiliki
perbedaan karena sudah mengacu pada standar yang sama dan semakin konvergen
setelah diterapkannya IFRS walaupun untuk penilaian IAS 1 ayat 54 (Informasi
minimal yang ada dalam statement of financial position) tingkat kesesuaian yang
tidak sampai 100%.
Menurut Abdurahman (2011), Negara Asia Tenggara yang merupakan
bagian negara ASEAN memiliki suatu bentuk kesepakatan untuk membentuk
suatu kawasan bebas perdagangan yaitu ASEAN Free Trade Area (AFTA).
ASEAN Free Trade Area (AFTA) diharapkan dapat meningkatkan perdagangan
antar negara anggota ASEAN (intra-ASEAN Trade) dan menjadikan kawasan
ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN
memiliki daya saing kuat di pasar global. Dengan adanya ASEAN Economic
Community 2015, diharapkan batas-batas negara tidak lagi menjadi penghalang
bagi investor dalam melakukan investasi. Oleh karena itu investor harus dapat
memahami berbagai format laporan keuangan agar dapat mengambil keputusan
investasi dengan tepat. Analisis format laporan keuangan di berbagai negara perlu
untuk dilakukan, karena sebelum mengadopsi IFRS masing-masing perusahaan
bisa saja menyajikan laporan keuangan dengan format yang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan karena dalam penyusunan laporan keuangan menggunakan standard
akuntansi yang ada di masing-masing negara. Setelah mengadopsi IFRS, di
harapkan perbedaan format laporan keuangan tidak lagi terjadi.
3
Oleh karena itu investor dapat memahami laporan keuangan dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi. Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan, maka penelitianini dilakukan untuk melihat perbedaan format laporan
keuangan di negara-negara Asia Tenggara sebelum dan sesudah mengadopsi
IFRS. Negara-negara Asia Tenggara dipilih dikarenakan saat ini negara-negara
Asia Tenggara menghadapi ASEAN Economic Community 2015. ASEAN
Economic community adalah bentuk kerjasama ekonomi di kalangan negara-
negara yang tergabung dalam ASEAN. Negara yang tergabung dalam ASEAN
yaitu Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Laos, Myanmar, Brunei,
Singapura, dan Kamboja. ASEAN Economic Community(AEC) merupakan suatu
kesepakatan antar negara ASEAN untuk menciptakan situasi perdagangan bebas,
bebas di sini dimaksudkan tidak adanya batas-batas antar negara untuk melakukan
transaksi perdagangan. Selain itu dibentuknya ASEAN Economic Community
bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi negara-negara ASEAN serta
menarik investasi dan meningkatkan perdagangan antar anggota-anggotanya agar
bisa bersaing dalam menghadapi tantangan global.
Untuk menarik investor dalam berinvestasi dibutuhkan laporan keuangan
dari masing-masing perusahaan tersebut. Laporan keuangan setiap negara
memiliki standar dalam penyusunan laporan keuangan. Agar para pengguna
laporan keuangan tidak sulit dalam memahami laporan keuangan, banyak negara
telah berusaha untuk mengadopsi IFRS. Setelah negara mengadopsi IFRS
diharapkan para investor dapat memahami laporan keuangan serta dapat
mengambil keputusan yang baik untuk berinvestasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan format laporan
keuangan di negara-negara Asia Tenggara sebelum dan sesudah mengadopsi
IFRS.Sedangkan, manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu memberikan
pemahaman kepada pengguna mengenai format laporan keuangan di berbagai
negara khususnya di negara-negara Asia Tenggara yang perlu menjadi
pertimbangan ketika membaca dan menganalisis laporan keuangan.
4
LANDASAN TEORI
Laporan Keuangan
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: 5) Financial statement are the
principal means through which a company communicates its financial
information to those outside it. Menurut kutipan tersebut laporan keuangan
merupakan hal yang mendasar atau prinsip, yang artinya perusahaan dapat
berkomunikasi dengan pihak luar menggunakan laporan ini.Sedangkan menurut
Reeve, Warren dan Duchac (2008 : 17) mengatakan bahwa “after transactions
have been recorded and summarized, reports are prepared for users. The
accounting reports that provide this information are the called financial
statements”. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
dapat digunakan menjadi sumber informasi pengguna dalam mengambil
keputusan.
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Reeve, Warren dan Duchac (2012 : 15) jenis-jenis laporan yang biasa
disajikan adalah laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, laporan perubahan
ekuitas, dan laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Berikut
penjelasan jenis-jenis laporan keuangan:
1. Laporan Laba Rugi
Berisi ringkasan pendapatan perusahaan dan beban selama periode tertentu
dengan laba bersih atau kerugian selama periode waktu.
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan mengenai perubahan ekuitas pemilik yang telah terjadi selama
periode tertentu.
3. Laporan Posisi Keuangan
Menggambarkan aset, kewajiban, dan modal suatu perusahaan dalam suatu
tanggal tertentu. Melalui laporan ini pengguna laporan dapat mengetahui
informasi mengenai jumlah investasi dalam perusahaan, kewajiban kepada
kreditur, dan ekuitas pemilik perusahaan.
5
4. Laporan Arus Kas
Menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan kas dan
pengunaan kas suatu perusahaan selama periode akuntansi. Laporan ini
terdiri dari laporan arus kas dari aktivitas operasi, laporan arus kas dari
aktivitas investasi, dan laporan arus kas dari aktivitas pendanaan
(keuangan).
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
Berisi rincian mengenai pos-pos terkait yang disajikan dalam
komponen lain dari laporan keuangan sebagai tambahan dalam
penyediaan informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan, dan
kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan
Format Laporan keuangan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003), format adalah bentuk dan
ukuran. Sedangkan menurut Harahap (2004:201), pengertian laporan keuangan
adalah output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan format laporan keuangan
adalah suatu bentuk output dan hasil dari proses akuntansi yang dapat dijadikan
bahan informasi dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan
perusahaan terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi
keuangan, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan perusahaan yang pertama kali disusun yaitu laporan
laba rugi. Laporan laba rugi didapat dari selisih antara pendapatan dan beban.
Menurut Nobes dan Parker (2008: 44) format laporan laba rugi sebagai berikut:
For income statements, the variety is rather more of a problem for users of
financial statements. The vertical/ two-sided variation should not be a difficulty
for users, although non-accountants may find the two-sided version hard to
understand. The real problem lies in the two ways of combining costs: by nature
or by function. The by-nature format combines costs as total purchases, total
depreciation, total wages, etc. The by-function formatcombines costs by stage of
production: cost of sales, administrative costs, distribution costs, etc. The by-
function format allows the calculation of gross profit for a manufacturing
company, whereas the by-nature format does not, because there is no information
on the manufacturing wages, depreciation etc. that would be needed for the
calculation of cost of sales.
6
Menurut penjelasan tersebut, laporan laba rugi memiliki 2 (dua) macam
bentuk yaitu vertical dan two-sides. Kedua bentuk tersebut tidak menjadi masalah
selama tidak menimbulkan kesulitan bagi pengguna laporan keuangan. Masalah
sebenarnya terletak pada cara untuk menggabungkan biaya, berdasarkan nature
atau berdasarkan function.
Laporan keuangan yang kedua yaitu laporan perubahan modal. Laporan
perubahan modal yang terdiri dari komposisi saham biasa, saham preferen, laba
ditahan, dan utang jangka panjang. Menurut Fahmi (2011:3-4) Format laporan
perubahan modal sebagai berikut:
Laporan perubahan ekuitas ada 2 (dua) macam yaitu laporan perubahan
ekuitas yang tersendiri dan laporan perubahan ekuitas yang digabung dengan
laporan laba rugi. Untuk laporan perubahan ekuitas yang dibuat tersendiri
berisikan keputusan rapat umum pemegang saham tentang pembayaran deviden,
koreksi laba rugi tahun lalu, perubahan struktur modal, dan perubahan pada
komponen ekuitas lainnya, seperti pendapatan komprehensif lain. Sedangkan
untuk laporan perubahan ekuitas yang digabung dengan laporan laba rugi yaitu
dengan merekonsiliasi saldo awal dan akhir akun saldo laba. Perusahaan yang
memilih format ini akan menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
pengungkapan dalam catatan kaki.
Laporan keuangan yang ketiga yaitu neraca. Neraca menunjukkan posisi
keuangan aktiva, utang dan ekuitas suatu perusahaan pada periode tertentu.
Menurut Nobes dan Parker (2008: 44)format neraca sebagai berikut:
The other main variation in balance sheets is the shape of them. Some
combine together all the debits and then all the credits. Such balance sheets are
either two-sided (with assets on the left) or in report form on a single page (with
assests at the top). Other companies arrange the items in order to calculate totals
of net current assets: this may be called a financial position format. Balance
sheets vary in two main ways under domestic rules. First, in some countries,
assets are displayed in order of decreasing liquidity (cash first), whereas in other
countries there is an increasing order of liquidity (intangible fixed assets come
first).
Menurut penjelasan tersebut laporan posisi keuangan ada 3 ( tiga) macam
bentuk penyajiannya yaitu two-sides, repor, Financial position format. Neraca
yang berbentuk two-sidesbiasanya menyajikan aktiva (aset) di sebelah kiri dan
passiva (kewajiban dan modal) disebelah kanan, sedangkan untuk laporan posisi
keuangan berbentuk report biasanya menyajikan aktiva (aset) di atas dan passiva
7
(kewajiban dan modal) di bawah. Selain itu, ada beberapa negara yang mengatur
untuk menghitung total aset lancar bersih dan total aset bersihnya, bentuk ini
disebut format laporan posisi. Adapun laporan posisi keuangan, aset ditampilkan
dengan 2 (dua) macam likuiditas yaitu likuiditas naik dan likuiditas turun.
Laporan posisi keuangan yang tingkat likuiditasnya naik biasanya aktiva lancar
seperti kas diletakkan paling bawah, sedangkan aset tidak berwujud disajikan
paling pertama kemudian diikuti dengan aktiva tetap. Untuk laporan posisi
keuangan yang tingkat likuiditasnya turun biasanya aktiva lancar seperti kas
diletakkan paling atas kemudian diikuti dengan aktiva tetap, sedangkan aset tidak
berwujud disajikan paling bawah.
Laporan keuangan perusahaan yang keempat yaitu laporan arus kas.
Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari
kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi pada periode tertentu. Menurut
Skousen&Smith (2004:284) format laporan arus kas sebagai berikut:
Dalam menyajikan laporan arus kas dapat digunakan 2 (dua) metode yaitu
metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method).
Dalam metode langsung melaporkan aliran kas dari aktivitas-aktivitas operasi
secara lengkap dan baru dilanjutkan dengan aktivitas investasi dan pembiayaan.
Sedangkan untuk metode tidak langsung penyajiannya dimulai dari laba rugi
bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan
dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan,
kenaikan dan menurunnya pos aktiva dan utang lancar.
Laporan keuangan yang terakhir yaitu catatan atas laporan keuangan
(CALK). Di dalam CALK terdapat berbagai informasi yang terkait selama periode
pembuatan laporan keuangan. Ankara, Mehta, Ghosh, dan Alkafaji, (2012)
mengatakan bahwa:
Catatan atas laporan keuangan yang pertama kali diungkapkan adalah dasar
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang digunakan adalah relevan bagi suatu pemahaman laporan
keuangan, yang kedua perimbangan yaitu bagian dari estimasi yang terkait bahwa
manajemen melaksanakan proses kebijakan akuntansi dan yang mempunyai
dampak yang paling signifikan atas jumlah yang diakui di dalam laporan
keuangan dan yang ketiga informasi mengenai asumsi yang terjadi di masa datang
dan sumber lainnya mengenai ketidakpastian pada akhir periode pelaporan.
.
8
Berdasarkan uraian dari jenis-jenis format laporan keuangan yang terdiri
dari format laporan perubahan modal, format perubahan modal, format neraca,
dan format laporan arus kas, terlampir contoh-contoh format laporan keuangan
yang bisa dilihat di lampiran 1.
Dalam kajian tren pelaporan keuangan, ada tiga kategori pengungkapan
yang sering dilakukan oleh perusahaan dalam penyusunan laporan keuangannya,
yaitu (Radebaugh et al., 2006: 139):
1. Corporate Review
Berisi pernyataan dari pimpinan perusahaan, ringkasan strategi yang
dilakukan dan dicapai oleh perusahaan, kejadian luar biasa, akuisisi dan
pelepasan, sumber daya manusia, informasi tanggung jawab sosial
perusahaan, riset dan pengembangan, program investasi, dan prospek
perusahaan di masa depan.
2. Operations Review
Berisi hasil diskusi dan analisis operasi yang lengkap dan informasi bisnis
dan segmen geografisnya.
3. Financial Review
Berisi hasil diskusi dan analisis dari hasil laporan keuangan, likuiditas,
sumber pendanaan, penilaian aset dan inflasi.
IFRS
IFRS adalah International Financial Reporting Standards (IFRS) are a set
of accounting standards developed by the International Accounting Standards
Board (IASB) that is becoming the global standard for the preparation of public
company financial statements.Adapun pengertian menurut Saudagaran
(2001)menjelaskan bahwa International Financial Reporting Standards(IFRS)
adalah standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB). Standard Akuntansi Internasional disusun
oleh empat organisasi utama dunia yaitu International Accounting Standards
9
Board (IASB), European Union (EC), International Organization of Securities
Commissions (IOSOC), International Federation of Accountants (IFAC).
International Accounting Standards Board (IASB) yang dahulu bernama
International Accounting Standards Committee (IASC), merupakan lembaga
independen untuk menyusun standard akuntansi. IASB bertujuan untuk
mengembangkan dan mendorong penggunaan standard akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan Choi, Carol, and
Meek (1999).
International Accounting Standard Board (IASB) bertujuan agar semua
negara mengadopsi IFRS secara penuh, agar informasi keuangan lebih berkualitas,
transparan dan lebih mudah diperbandingkan. Tujuan IASB hampir tercapai,
namun memang tidak ada batas waktu yang pasti kapan semua Negara
mengadopsi IFRS. Ketika tujuan IASB tercapai, maka pelaporan keuangan di
tingkat global akan menggunakan standar ini. Oleh karena itu, sebagai umpan
balik bagi strategi IASB dalam mencapai tujuannya, maka peneliti ingin
membandingkan format laopran keuangan sebelum dan sesudah di negara Asia
Tenggara. Adopsi IFRS merupakan jalan termudah untuk meningkatkan kualitas
informasi pelaporan keuangan yang berguna untuk mendukung alokasi modal
yang efisien dan menarik minat investor guna membiayai pertumbuhan
ekonominya (Nobes dan Parker,2010).
Penyajian Laporan Keuangan Menurut IFRS
Dalam IAS 1 menetapkan persyaratan minimum penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan. Laporan keuangan menurut IFRS mengatur 5
(lima) jenis laporan keuangan yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan pertama kali yang harus disajikan oleh entitas perusahaan yaitu laporan
laba rugi. Menurut IAS 1.81-105 laporan laba rugi dapat disajikan 2 macam
yaitu:
10
1. Pelaporan tunggal atas laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lainnya,
dengan laba atau rugi dan pendapatan komprehensif yang dibagi menjadi
dua bagian
2. Dua pelaporan, yang meliputi pemisahan laporan laba atau rugi dan laporan
pendapatan komprehensif, yang kemudian diikuti dengan laba atau rugi dan
laba atau rugi awal periode. Dalam laporan tersebut harus menyajikan laba
atau rugi; pendapatan komprehensif selama periode berjalan; total
comprehensive income; dan alokasi atas laba atau rugi, dan pendapatan
komprehensif selama periode berjalan antara pemegang saham minoritas
dan pemilik.
IAS 1 ayat 81-105 juga menetapkan item minimum yang harus terdapat di
dalam laporan laba rugi komprehensif, yaitu pendapatan, keuntungan atau
kerugian atas pengakuan penurunan asset karena biaya amortisasi, finance cost,
bagian dari laba atau rugi dari entitas asosiasi dan entitas ventura bersama yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, laba atau rugi asosiasi dengan
reklasifikasi asset financial, beban pajak, dan jumlah perhitungan tunggal atas
discontinued items.
Laporan keuangan yang kedua yaitu laporan perubahan ekuitas. DalamIAS
1 mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan terpisah dari perubahan ekuitas.
Sedangkan menurut IAS 1,106 rekonsiliasi antara nilai tercatat pada awal dan
akhir periode untuk setiap komponen ekuitas, secara terpisah mengungkapkan
: keuntungan atau kerugian, pendapatan komprehensif lain dan transaksi dengan
pemilik yang menunjukkan secara terpisah kontribusi oleh dan distribusi kepada
pemilik dan perubahan kepemilikan pada anak perusahaan yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian kontrolnya. Selain itu Analisis
pendapatan komprehensif lain dengan item yang diperlukan untuk disajikan baik
dalam pernyataanatau catatan.
Laporan keuangan yang ketiga yaitu laporan posisi keuangan. Dalam
laporan posisi keuangan, biasanya sebuah entitasmemisahkan aset dan kewajiban
lancar dan tidak lancarkecuali presentasi berdasarkan informasi likuiditas yang
dapat diandalkan[IAS 1,60]. Menurut IAS 1,54sebagai berikut :
11
( a) properti, pabrik, dan peralatan
( b ) properti investasi
( c ) aset tidak berwujud
( d ) aset keuangan ( tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam ( e ) , (h ) , dan
(i ) )
( e ) investasi dicatat dengan metode ekuitas
( f ) aset biologis
( g ) persediaan
(h) piutang usaha dan piutang lainnya
( i ) kas dan setara kas
( j ) aset yang dimiliki untuk dijual
( k ) perdagangan dan utang lain-lain
( l ) ketentuan
( m) kewajiban keuangan ( tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam ( k ) dan (
l ) )
( n ) kewajiban pajak kini dan aset pajak kini , sebagaimana didefinisikan dalam
IAS 12
(o) kewajiban pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan , sebagaimana
didefinisikan dalamIAS 12
( p ) kewajiban yang termasuk dalam kelompok pembuangan
( q ) kepentingan non - pengendali , disajikan dalam ekuitas
( r) mengeluarkan modal dan cadangan dapat didistribusikan kepada pemilik
entitas induk.
Item baris tambahan , judul dan subtotal mungkin diperlukan untuk cukup
menyajikan posisi keuangan entitas [ IAS 1,55 ].
Laporan keuangan yang keempat adalah laporan arus kas. Laporan arus
kas harus dianalisa dengan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan [IAS 7.10]. Menurut IAS 7 Laporan arus kas dapat dibagi menjadi 3
aktivitas utama, yaitu
1. Aktivitas operasi adalah kegiatan menghasilkan pendapatan utama dari
entitas yang tidak berinvestasi atau pendanaan, arus kas sehingga operasi
12
meliputi kas yang diterima dari pelanggan dan uang tunai kepada pemasok
dan karyawan [IAS 7.14]
2. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang
dan investasi lain yang tidak dianggap sebagai setara kas [IAS 7.6]
3. Aktivitas pendanaan adalah kegiatan yang mengubah struktur modal
ekuitas dan pinjaman dari entitas [IAS 7.6]
Laporan keuangan yang terakhir adalah catatan atas laporan keuangan.
Catatandisajikansecara sistematisdan lintas-referensidari mukalaporan
keuanganke catatanyang relevan[IAS 1,113]. Menurut IAS 1,112 penyajian
catatan atas laporan keuangan sebagai berikut:
1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi khusus yang digunakan
2. Mengungkapkan informasi apapun yang diperlukan oleh SAK yang tidak
disajikan di tempat lain dalam laporan keuangan
3. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan di tempat lain dalam
laporan keuangan tetapi relevan untuk memahami salah satu dari mereka
Selain itu dalam IAS1,114catatanbiasanya harusdisajikandalam urutan sebagai
berikut:
1. Sebuahpernyataan diharapkan sesuai denganSAK [IAS1,114].
2. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan, termasuk:dasar
pengukuran (atau basa) yang digunakan dalam penyusunan laporan[IAS
1,117]
3. Kebijakan keuangan akuntansi yang lain digunakansecara relevan untuk
memahami laporan keuangan.
4. Informasi pendukung untuk item yang disajikan di muka laporan posisi
keuangan(neraca), laporan(s) dari laba atau rugidan pendapatan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dalam
urutandi mana setiap pernyataan dan setiap item baris disajikan
pengungkapan lainnya, termasuk:kewajiban kontinjensi (lihat PSAK 37)
dan komitmen kontrak yang belum diakui.
5. Pengungkapan non-keuangan, seperti tujuan manajemen risiko keuangan
entitas dan kebijakan (lihatIFRS7Instrumen Keuangan: Pengungkapan)
13
Untuk melihat jenis-jenis format laporan keuangan dapat dilihat pada tabel 5
berikut :
Tabel 5
Jenis-Jenis Format Laporan Keuangan
No
Tabel
Laporan Keuangan Format Menurut Para Ahli Format Menurut IFRS
1 Laba Rugi 1. Vertical
2. Two-sides
Nobes dan Parker (2008: 44)
1. Vertical
2. Two-sides
[IAS 1, 81-105]
2 Perubahan Ekuitas 1. Laporan perubahan ekuitas
terpisah dari laporan laba rugi
2. Laporan perubahan ekuitas
bergabung dengan laporan laba
rugi
Fahmi (2011:3-4)
Laporan perubahan ekuitas
terpisah dari laporan laba rugi
[IAS 1, 106]
3 Neraca 1. Report
2. Two-sides
Nobes dan Parker (2008: 44)
Report
[IAS 1, 54-80]
4 Arus Kas 1. Metode langsung (Direct
method)
2. Metode tidak langsung
(Indirect method)
Menurut Skousen&Smith (2004:284)
1. Metode langsung (Direct
method)
2. Metode tidak langsung
(Indirect method)
(IAS 7)
5 Catatan Atas
Laporan Keuangan
1. Dasar pengukuran yang
digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang
digunakan adalah relevan bagi
suatu pemahaman laporan
keuangan
2. Perimbangan
3. informasi mengenai asumsi
yang terjadi di masa datang dan
sumber lainnya mengenai
ketidakpastiaan pada akhir
periode pelaporan
Ankara, Mehta, Ghosh, dan Alkafaji,
(2012)
1. Sesuai denganSAK
2. Ringkasan
kebijakanakuntansi
signifikan yang
diterapkan
3. Kebijakan keuangan
akuntansi yanglain
digunakansecara relevan
4. Informasi
pendukunguntukitemyan
g disajikandi
mukalaporan
posisikeuangan(neraca),
laporan(s) darilaba atau
rugidan
pendapatankomprehensif
lain, laporan
perubahanekuitasdanlap
oran arus kas
5. Pengungkapannon-
keuangan
[IAS 1,114]
14
Berdasarkan tabel 5 (lima) di atas format IFRS untuk laporan laba rugi,
laporan posisi keuangan dan laporan arus kas memiliki format laporan keuangan
yang sama. Namun untuk laporan perubahan ekuitas hanya format yang terpisah
dari laporan laba rugi yang diatur sesuai IFRS.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur
pada industri food and beverage dari negara-negara Asia Tenggara. Perusahaan
manufaktur dipilih dalam penelitian ini karena dalam pencatatan transaksinya
memiliki akun lebih lengkap dibandingkan dengan perusahaan jasa dan dagang.
Sedangkan untuk pemilihan industri food and beverage karena sektor ini dapat
bertahan saat keadaan krisis dan tetap dibutuhkan oleh konsumen setiap hari.
Halini sesuai dengan yang dikatakan oleh Esthirahayu, Handayani, dan Hidayat.
Menurut Esthirahayu, Handayani, dan Hidayat (2014) Sektor food and beverages
akan survive dan paling tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lainnya,
sebab dalam kondisi krisis ataupun tidak, produk food and beverages tetap
dibutuhkan. Hal ini tentunya akan menyebabkan banyak investor ingin
berinvestasi di sektor ini.
Investor membutuhkan laporan keuangan untuk pengambilan keputusan
dalam berinvestasi. Jika investor akan berinvestasi di negara-negara Asia
Tenggara investor akan mengalami kesulitan dalam memahami laporan keuangan
jika format laporan keuangan di berbagai negara berbeda beda. Oleh karena itu
penelitian ini mengambil sampel laporan keuangan dari negara-negara di Asia
Tenggara untuk dianalisis formatnya sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling,
dengan harapan mendapatkan informasi dari kelompok sasaran secara spesifik
(Sekaran dan Bougie, 2009: 276). Metode purposive sampling terdiri dari dua
tipe, yaitu judgment sampling yang pengambilan sampelnya berdasarkan
pertimbangan tertentu dan quota sampling yang pengambilan sampelnya
menggunakan kuota tertentu (Sekaran dan Bougie, 2009: 277). Dalam penelitian
15
ini, peneliti menggunakan quota sampling untuk masing-masing kelompok negara
dengan mengambil 2 (dua) perusahaan. Pemilihan 2 (dua) perusahaan ini
ditentukan melalui pencarian list food and beverage negara masing-masing
melalui search enginne. Kemudian diambil perusahaan yang muncul dari
pencarian 2 (dua) teratas yang sesuai kriteria sampel yang digunakan. Dalam
pengambilan sampel, kriteria yang digunakan antara lain:
1. Perusahaan beroperasi di negara yang sudah mengadopsi IFRS
2. Perusahaan sudah go public dan terdaftar di bursa efek.
3. Perusahaan mempunyai laporan keuangan 2 (dua) tahun sebelum
mengadopsi IFRS dan 2 (dua) tahun sesudah mengadopsi.
Negara Asia tenggara terdiri dari 10 (sepuluh) negara bagian yaitu
Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Laos, Myanmar, Brunei,
Singapura, dan Kamboja. Kriteria dalam pengambilan sample adalah negara
tersebut sudah mengadopsi IFRS dan terdaftar di bursa efek. Dari 10 (sepuluh)
negara tersebut terdapat 5 (lima) negara yang tidak bisa dipakai sebagai sampel.
Lima negara tersebut yaitu Brunei, Laos, Myanmar, Singapura, dan Kamboja.
Berdasarkan data pada http://www.iasplus.com/en/juridisctions/asia,
Brunei The Ministry of Finance (MOF) is currently revising the relevant sections
of the Companies Act to make IAS mandatory to all limited companies by 1
January 2002. Auditors will be required to qualify their report for those not in
compliance with IAS. [2010 update: IFRSs have not yet been adopted in Brunei.
Menurut penjelasan diatas negara Brunei belum mengadopsi IFRS pada tahun
2010. Laos dan Myanmar belum mengadopsi IFRS. Dalam kutipan berikut “The
Singapore Accounting Standards Council (ASC) has announced that Singapore-
incorporated companies listed on Singapore Exchange (SGX) will have to apply a
financial reporting framework fully identical with International Financial
Reporting Standards (IFRSs) in 2018” menurut penjelasan diatas negara
Singapura akan menerapkan IFRS pada tahun 2018 sehingga negara Singapura
tidak dapat dijadikan sampel. Sedangkan “Cambodia country In 2009, the
Ministry of Economy and Finance of the Royal Government of Cambodia "fully
16
adopted all International Financial Reporting Standards (IFRSs), including
International Accounting Standards (IASs), and all interpretations made by
International Financial Reporting Interpretation Committee (IFRIC) and
Standing Interpretation Committee (SIC) by the Prakas No. 068 MEF.PK dated
on January 08, 2009 of the Minister of Economy and Finance". Prakas No.101
(2011) on the implementation of financial reporting standards implements Prakas
No. 068 and mandates that all companies in Cambodia that are publicly issuing
equity securities must follow IFRS. A stock exchange (link to CSX website) has
been in existence in Cambodia since 2011”. Menurut penjelasan di atas meskipun
kamboja sudah mengadopsi IFRS pada tahun 2009 tetapi bursa efek Kamboja
baru berdiri tahun 2011, Sehingga tidak dapat dijadikan sebagai sampel.
Berdasarkan 5 (lima) sampel yang tidak sesuai dengan kriteria maka sampel yang
dapat digunakan hanya ada 5 (lima) negara yaitu Vietnam, Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan Thailand.
Dari kriteria sampel yang ditetapkan diperoleh sampel sebanyak 10
perusahaan. Daftar nama perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Daftar Nama Perusahaan
No Nama Negara Nama Perusahaan Website Perusahaan
1 Vietnam 1. Masan Group
2. Hutamaki Group
1. www.masangroup.com
2. www.huhtamaki.com
2 Indonesia 1. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk
2. PT.Ultra Jaya Milk Industry
and Trading Company Tbk
1. www.tigapilar.com
2. www.ultrajaya.co.id
3 Malaysia 1. Malaysia Packaging Industry
Berhad
2. Etika Internasional Holding
Limited
1. www.maypak.com
2. www.etika-intl.com
4 Filipina 1. Jollibee Foods Corporation
2. Ginebra San Miguel, Inc
1. www.jollibee.com.ph
2. www.ginebrasanmiguel
.com
17
Dalam menentukan pembagian negara bagian Asia tenggara yang sudah
mengadopsi IFRS diperoleh dari website IASplus. Pembagian tersebut dapat
dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7
Daftar Negara Asia Tenggara
Ket: * Didapat dari http://www.iasplus.com/en/jurisdictions/asia
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa laporan keuangan yang diperoleh melalui website perusahaan masing-
masing negara. Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan manufaktur dalam
industri food and beverageyang telah go public dan sudah bergabung di bursa
efek. Menurut Daske, Hail, Leuz, dan Verdi (2008), Kewajiban untuk
menggunakan IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek
(listed companies) merupakan salah satu perubahan paling signifikan dalam
sejarah regulasi akuntansi. Pada penelitian ini akan menggunakan data dari 2
(dua) tahun sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS dari masing-masing negara,
karena peneliti ingin menganalisis perbedaan format laporan sebelum dan
sesudah mengadopsi IFRS dilihat dari masing-masing negara kapan mengadopsi
IFRS.
5 Thailand 1. Thai Beverage Public
Company Limited
2. Thai President Foods Public
Company Limited
1. www.thaibev.com
2. www.mama.co.th
No Nama Negara Tahun Mengadopsi IFRS *
1 Vietnam 2012
2 Indonesia 2009
3 Malaysia 2012
4 Philippine 2010
5 Thailand 2010
18
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan cara mencari data mengenai laporan keuangan perusahaan yang
dibutuhkan melalui website perusahaan tersebut. Langkah-langkah pengumpulan
data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mencari negara-negara menurut pembagian negara Asia Tenggara yang go
public di bidang manufaktur food and beverage.
2. Mencari daftar perusahaan manufaktur di website.
3. Mencari laporan keuangan perusahaan di website perusahaan yang
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
4. Mengambil data-data yang dibutuhkan, yaitu laporan keuangan sebelum
dan sesudah IFRS.
Langkah-langkah untuk menganalisis data yang dikumpulkan adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis format laporan keuangan sebelum dan sesudah IFRS dari setiap
laporan keuangan perusahaan meliputi kategori pengungkapan dan format
laporan keuangan.
2. Membandingkan format laporan keuangan dari antar negara.
3. Menganalisis perubahan format laporan keuangan perusahaan di negara Asia
Tenggara sebelum dansesudah mengadopsi IFRS
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif untuk
membandingkan format laporan keuangan di negara Asia Tenggara sebelum dan
sesudah IFRS. MenurutCreswell (2014),“quantitative research is an approach for
testing objective theories by examining the relationship among variable”.
Menurut kutipan tersebut, penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan untuk
19
menguji teori objektif dengan memeriksa hubungan antara variabel. Penelitian
deskriptif kuantitatif dilakukan untuk menjelaskan format laporan keuangan
sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS di negara Asia Tenggara. Berdasarkan
definisi John tersebut, deskriptif kuantitatif adalah suatu peristiwa yang
menggambarkan format laporan keuangan sebelum dan sesudah mengadopsi
IFRS.
Hipotesis
Dalam penelitian ini, Paired-Sample T Test digunakan untuk menguji
apakah terdapat perbedaan antara periode sebelum dan sesudah pengadopsian
IFRS. Pengujian dilakukan terhadap komponen laporan keuangan yang dibagi
menjadi dua kelompok sampel. Kelompok sampel sebelum terdiri dari data pada 2
(dua) tahun sebelum pengadopsian penuh IFRS dan kelompok sesudah terdiri dari
2 (dua) tahun setelah pengadopsian penuh IFRS. Hipotesis yang digunakan dalam
Paired-Sample T Test ini adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat perbedaan format laporan keuangan antara sebelum dan
sesudah pengadopsian penuh IFRS
Ha: Terdapat perbedaan format laporan keuangan antara sebelum dan sesudah
pengadopsian penuh IFRS
Pengambilan keputusan untukPaired-Sample T Test dilakukan berdasarkan
nilai signifikansi pada output kurang dari 0,05 maka Ha diterima. Namun, jika
nilai signifikansi pada output lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima.Pada
pengolahan data penelitian ini menggunakan tabel variabel dan definisi
operasional. Tabel variabel dan definisi operasional terdiri dari variabel, definisi,
indikator, dan penjelasan. Tabel tersebut dapat kita lihat pada tabel 8:
Tabel 8
Tabel variabel dan definisi operasional
Variabel Definisi Indikator
Format Laporan
Keuangan
Format laporan keuangan adalah adalah suatu
bentuk output dan hasil dari proses akuntansi yang
dapat dijadikan bahan informasi dalam proses
20
1. Format Laporan Laba
Rugi
Laporan Laba Rugi adalah
laporan yang berisi
pendapatan perusahaan
dan beban selama periode
tertentu dengan laba
bersih atau kerugian
selama periode waktu.
(Reeve, Warren dan
Duchac , 2012 : 15)
pengambilan keputusan. Laporan keuangan
perusahaan terdiri dari laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, laporan posisi keuangan, dan
catatan atas laporan keuangan. Untuk catatan
laporan keuangan tidak ada format yang
mengaturnya hanya berdasarkan penggelompokan
saja.
1. Format Laporan Laba Rugi
Format Laporan Laba Rugi dibagi menjadi 2
bentuk yaitu yaitu vertical (laporan laba rugi yang
dibuat secara menurun) dan bentuk two sides
(laporan laba rugi yang dibagi menjadi dua sisi).
Selain itu laporan laba rugi dibagi menjadi dua
dalam penggabungan biaya yaitu nature (laporan
laba rugi yang menggabungkan semua biaya
menjadi satu dan tidak memperhatikan biaya
tersebut berasal dari biaya penjualan, operasi atau
non operasi) dan function (laporan laba rugi yang
memisahkan biaya berdasarkan fungsinya) (Nobes
dan Parker, 2008:44).
Format Laporan Laba Rugi menurut IAS
Menurut IAS 1.81-105 laporan laba rugi
dapat disajikan 2 macam yaitu:
1. Pelaporan tunggal atas laba atau rugi dan
pendapatan komprehensif lainnya, dengan
laba atau rugi dan pendapatan komprehensif
yang dibagi menjadi dua bagian.
2. Dua pelaporan, yang meliputi pemisahan
laporan laba atau rugi dan laporan
pendapatan komprehensif, yang kemudian
diikuti dengan laba atau rugi dan laba atau
rugi awal periode. Dalam laporan tersebut
harus menyajikan laba atau rugi; pendapatan
komprehensif selama periode berjalan; total
comprehensive income; dan alokasi atas laba
atau rugi, dan pendapatan komprehensif
selama periode berjalan antara pemegang
saham minoritas dan pemilik.
1 : Apabila laporan laba rugi
komprehensif menggunakan
bentuk vertical dan menggunakan
bentuk nature
2 : Apabila laporan laba rugi
komprehensif menggunakan
bentuk vertical dan
menggunakan bentuk function
3 : Apabila laporan laba rugi
komprehensif menggunakan
bentuk two-sides dan
menggunakan bentuk nature
4 : Apabila laporan laba rugi
komprehensif menggunakan
bentuk two sides dan
menggunakan bentuk function
0 : Tidak sesuai IAS 1.81-105
1 : Sesuai IAS 1.81-105
21
2. Format Laporan
Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan
Ekuitas adalah laporan
perubahan ekuitas
mengenai perubahan
dalam ekuitas pemilik
yang telah terjadi selama
periode tertentu.
(Reeve, Warren dan
Duchac , 2012 : 15)
3. Format Laporan Perubahan Ekuitas
Format Laporan Perubahan Ekuitas yang
menyajikan laporan perubahan ekuitas yang
terpisah dengan laba rugi dan laporan perubahan
ekuitas yang digabung dengan laporan laba rugi
Format Laporan perubahan ekuitas menurut IAS:
IAS 1 mensyaratkan entitas untuk menyajikan
laporan terpisah dari perubahan ekuitas .
Pernyataan itu harus menunjukkan[ IAS 1,106 ] :
Rekonsiliasi antara nilai tercatat pada awal dan
akhir periode untuk setiap komponen ekuitas ,
secara terpisah mengungkapkan : keuntungan atau
kerugian, pendapatan komprehensif lain
dan transaksi dengan pemilik yang menunjukkan
secara terpisah kontribusi oleh dan distribusi
kepada pemilik dan perubahankepemilikan pada
anak perusahaan yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian kontrolnya.
Analisis pendapatan komprehensif lain dengan
item yang diperlukan untuk disajikan baik
dalampernyataanatau catatan . [ IAS 1.106A ]
Laporan Arus kas harus dianalisa dengan aktivitas
operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan. [IAS 7.10].
1 : Apabila laporan perubahan
modal disajikan secara
terpisah dari laporan laba
rugi
2 : Apabila laporan perubahan
modal disajikan bergabung
bersama dengan laporan
laba rugi
0 : Tidak sesuai IAS 1.106
1 : Sesuai IAS 1.106
3. Format Laporan Posisi
Keuangan
Laporan posisi keuangan
adalah laporan yang
menggambarkan asset,
kewajiban, dan modal
suatu perusahaan dalam
suatu tanggal tertentu.
Melalui laporan ini
pengguna laporan dapat
mengetahui informasi
mengenai sifat dan jumlah
investasi dalam sumber
daya perusahaan,
kewajiban kepada
kreditur, dan ekuitas
pemilik dalam sumber
daya bersih.
(Reeve, Warren dan
Duchac , 2012 : 15)
1. Format Laporan posisi keuangan
Format Laporan Posisi Keuangan dapat dibagi
menjadi 2 bentuk, yaitu vertical (laporan laba rugi
yang dibuat secara menurun) dan two sides
(laporan laba rugi yang dibagi menjadi dua sisi).
Cara penyajian asset dapat dibagi menjadi dua
menurut tingkat likuiditasnya, yaitu likuiditas
naik (aktiva lancar, seperti kas diletakkan di
bagian bawah), dan likuiditas turun (aktiva lancer,
seperti kas diletakkan di bagian atas).
(Nobes dan Parker, 2008:44).
Format Laporan Posisi Keuangan menurut IAS:
Dalam laporan posisi keuangan, biasanya sebuah
entitas memisahkan aset dan kewajiban lancar dan
tidak lancar kecuali presentasi berdasarkan
informasi likuiditas yang dapat diandalkan [IAS
1,60]. Menurut IAS 1,54sebagai berikut :
( a) properti , pabrik dan peralatan
( b ) properti investasi
( c ) aset tidak berwujud
( d ) aset keuangan ( tidak termasuk jumlah yang
1 : Apabila laporan posisi
keuangan disajikan dalam
bentuk report dan tingkat
likuiditasnya meningkat
2 : Apabila laporan posisi
keuangan disajikan dalam
bentuk report dan tingkat
likuiditasnya menurun
3 : Apabila laporan posisi
keuangan disajikan dalam
bentuk two-sides dan
tingkat likuiditasnya
meningkat
4 : Apabila laporan posisi
keuangan disajikan dalam
bentuk two-sides dan
tingkat likuiditasnya
menurun
5 : Apabila laporan posisi
keuangan disajikan dalam
bentuk financial position
format dan tingkat
likuiditasnya meningkat
6 : Apabila laporan posisi
keuangan disajikan dalam
bentuk financial position
22
disajikan dalam ( e ) , (h ) , dan (i ) )
( e ) investasi dicatat dengan metode ekuitas
( f ) aset biologis
( g ) persediaan
(h) piutang usaha dan piutang lainnya
( i ) kas dan setara kas
( j ) aset yang dimiliki untuk dijual
( k ) perdagangan dan utang lain-lain
( l ) ketentuan
( m) kewajiban keuangan ( tidak termasuk jumlah
yang disajikan dalam ( k ) dan ( l ) )
( n ) kewajiban pajak kini dan aset pajak kini ,
sebagaimana didefinisikan dalam IAS 12
( o ) kewajiban pajak tangguhan dan aset pajak
tangguhan , sebagaimana didefinisikan dalamIAS
12
( p ) kewajiban yang termasuk dalam kelompok
pembuangan
( q ) kepentingan non - pengendali , disajikan
dalam ekuitas
( r ) mengeluarkan modal dan cadangan dapat
didistribusikan kepada pemilik entitas induk.
Item baris tambahan , judul dan subtotal mungkin
diperlukan untuk cukup menyajikan posisi
keuangan entitas [ IAS 1,55 ].
format dan tingkat
likuiditasnya menurun
0 : Tidak sesuai IAS 1.54
1 : Sesuai IAS 1.54
4.Format Laporan Arus
Kas
Laporan Arus Kas adalah
laporan arus kas yang
menyajikan informasi
yang relevan mengenai
penerimaan kas dan
pengunaan kas suatu
perusahaan selama
periode akuntansi.
Laporan ini terdiri dari
laporan arus kas dari
aktivitas operasi, laporan
arus kas dari aktivitas
investasi, dan laporan arus
kas dari aktivitas
pendanaan (keuangan).
(Reeve, Warren dan
4. Format Laporan Arus Kas
Cara Penyajian Laporan Arus Kas dapat
digunakan dua metode yaitu:Metode Langsung
(pendekatan untuk menghitung dan melaporkan
aliran kas dari aktivitas-aktivitas operasi secara
lengkap dan baru dilanjutkan dengan kegiatan
kegiatan investasi dan pembiayaan) dan Metode
Tidak Langsung (penyajiannya dimulai dari laba
rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan
menambah atau mengurangi perubahan dalam
pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional
seperti penyusutan, naik turun pos aktiva dan
utang lancar).
Menurut Skousen&Smith (2004:284)
Menurut IAS Prinsip-prinsip utama yang
1 : Apabila laporan arus kas
menggunakan metode
langsung, yaitu penerimaan
kas, dan pengeluaran kas
dikelompokkan berdasarkan
kegiatan operasi, kegiatan
kegiatan investasi, dan
pembiayaan
2 : Apabila laporan arus kas
menggunakan metode tidak
langsung, yaitu arus kas operasi
didapat dengan cara laba bersih
disesuaikan dengan non kas
dan kenaikan / penurunan
kewajiban dan aktiva lancar
23
Duchac , 2012 : 15)
ditetapkan oleh IAS 7 untuk penyusunan laporan
arus kas adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas Operasi adalah kegiatan
menghasilkan pendapatan utama dari entitas
yang tidak berinvestasi atau pendanaan, arus
kas sehingga operasi meliputi kas yang
diterima dari pelanggan dan uang tunai kepada
pemasok dan karyawan [IAS 7.14]
2. Aktivitas Investasi adalah perolehan dan
pelepasan aset jangka panjang dan investasi
lain yang tidak dianggap sebagai setara kas
[IAS 7.6]
3. Aktivitas Pendanaan adalah kegiatan yang
mengubah struktur modal ekuitas dan
pinjaman dari entitas [IAS 7.6]
0 : Tidak sesuai IAS 7
1 : Sesuai IAS 7
24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan 10 perusahaan yang berasal dari 5 negara
berbeda, dengan masing-masing negara diwakili oleh 2 (dua) food and beverage.
Dari 10 (sepuluh) perusahaan tersebut, peneliti menggunakan 10 (sepuluh)
laporan keuangan sebelum mengadopsi IFRS dan 10 (sepuluh) laporan keuangan
sesudah mengadopsi IFRS.
Berdasarkan sampel yang digunakan dan pengujian yang dilakukan maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Format Laporan Laba Rugi
Dari hasil penelitian, format laporan laba rugi perusahaan-
perusahaan di Asia Tenggara sebelum mengadopsi IFRS menggunakan
bentuk penyusunan secara vertical denganpenggabungan biaya secara
function. Setelah mengadopsi IFRS,format penyusunan laporan laba rugi
perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan bentukdan penggabungan
biaya yang sama dengan sebelum mengadopsi IFRS. Jadi format
penyusunan laporan laba rugi sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS
tidak mengalami perubahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
9.
Pengklasifikasian beban dalam statement of comprehensive income
menurut IAS 1 ayat 99mengizinkan pengklasifikasian beban dalam
statement of comprehensive income berdasarkan function expense format
atau nature expense format, tergantung mana yang menyediakan informasi
yang dapat diandalkan dan lebih relevan. Sedangkan untuk format vertical
ataupun two-sides tidak diatur lebih lanjut dalam IAS 1. Perusahaan yang
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini menggunakan function
expense format untuk mengklasifikasikan beban dalam statement of
comprehensive income. Dengan demikian pengklasifikasian beban dalam
statement of comprehensive income menurut IAS 1 ayat 99 memiliki
tingkat kesesuaian sebesar 100% dan memenuhi persyaratan IFRS.
25
Tabel 9
Format Laporan Laba Rugi
Keterangan:
*Format laporan laba rugi tidak diatur dalam IAS, hanya saja pengklasifikasian biaya dapat
disajikan berdasarkan function atau nature
NO Nama Negara
Shape Cost Kesesuaian terhadap IFRS
Sebelum
Mengadopsi
IFRS
Sesudah
Mengadopsi
IFRS
Sebelum
Mengadopsi IFRS
Sesudah
Mengadopsi IFRS
Sebelum
Mengadopsi IFRS
Sesudah Mengadopsi
IFRS
Vertical Two-sides Vertical
Two-sides Nature Function Nature Function
Tidak Sesuai *Sesuai
Tidak
Sesuai *Sesuai
1 Vietnam
Vietnam_Masan
Group
Vietnam_Hutamaki Group
2 Indonesia
Indonesia_Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk
Indonesia_PT Ultrajayamilk Industry
and trading company
3 Malaysia
Malaysia_Malaysia Packaging Industry
Berhard
Malaysia_Etika
Internasional Holding Limited
4 Philipine
Philipine_Jollibee
Foods Corporation
Philipine_Ginebra San Miguel, Inc
5 Thailand
Thailand_Monster
Beverage Corporation
Thailand_Thai
President Foods Public Company Limited
% Tingkat Kesesuaian 100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
26
Tabel 10
Hasil Uji Paired Sample T-Test 1
D
Dari hasil pengolahan data pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa std
deviation dan std Error mean memiliki nilai 0.0, Hal ini dikarenakan seluruh sampel data
sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS memiliki nilai 2 dan data sesudah mengadopsi IFRS
memiliki nilai 2 dimana nilai 2 diberikan apabila penyusunan format laporan laba rugi
menggunakan bentuk secara vertical dan penggabungan biaya secara function (untuk lebih
jelas dapat dilihat pada lampiran 2). Jadi penyusunan format laporan laba rugi di negara Asia
Tenggara tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS.
b. Format Laporan Perubahan Ekuitas
Dari hasil penelitian, format laporan perubahan ekuitas perusahaan-perusahaan
di Asia Tenggara sebelum mengadopsi IFRS menggunakan bentuk penyusunan yang
memisahkan laporan perubahan ekuitas dengan laporan laba rugi sebesar 100 %.
Setelah mengadopsi IFRS format penyusunan laporan perubahan ekuitas memisahkan
laporan perubahan ekuitas dengan laporan laba rugi sebesar 90 %. Jadi format
penyusunan laporan perubahan ekuitas di negara-negara Asia Tenggara sebelum dan
sesudah mengadopsi IFRS hanya mengalami perubahan sebesar 10 %. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 11.
Menurut IAS 1 ayat 106 setiap perusahaan harus menyajikan laporan
perubahan ekuitasdalam penyusunan laporan keuangannya. IAS 1 ayat 106
mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan terpisah dari perubahan ekuitas.
Penyajian tersebut digunakan oleh seluruh perusahaan kecuali Masan Group,
Vietnam. Penyajian laporan perubahan ekuitas menurut IAS 1 ayat 106 memiliki
tingkat kesesuaian sebesar 90 % dan memenuhi persyaratan IFRS
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum 1.0000a 10 .00000 .00000
Sesudah 1.0000a 10 .00000 .00000
27
Tabel 11
Format Laporan Perubahan Ekuitas
Keterangan:
*Format laporan perubahan ekuitas yang sesuai dengan IAS apabila laporan perubahan
ekuitas terpisah dari laba rugi
NO Nama Negara
Shape Kesesuaian terhadap IFRS
Sebelum Mengadopsi IFRS Sesudah Mengadopsi IFRS Sebelum
Mengadopsi IFRS
Sesudah
Mengadopsi IFRS
Laporan
perubahan ekuitas
terpisah dari
laba rugi
Laporan perubahan
ekuitas
bergabung dengan laba
rugi
Laporan
perubahan ekuitas
terpisah dari
laba rugi
Laporan perubahan
ekuitas
bergabung dengan laba
rugi
Tidak
Sesuai *Sesuai
Tidak
Sesuai *Sesuai
1 Vietnam
Vietnam_Masan
Group
Vietnam_Hutamaki
Group
2 Indonesia
Indonesia_Tiga
Pilar Sejahtera
Food Tbk
Indonesia_PT
Ultrajayamilk
Industry and trading company
3 Malaysia
Malaysia_Malaysia
Packaging Industry Berhard
Malaysia_Etika
Internasional
Holding Limited
4 Philipine
Philipine_Jollibee
Foods Corporation
Philipine_Ginebra San Miguel, Inc
5 Thailand
Thailand_Monster Beverage
Corporation
Thailand_Thai
President Foods Public Company
Limited
% Tingkat Kesesuaian 100 %
90 % 10 %
100 % 10 % 90 %
28
Tabel 12
Hasil Uji Paired Sample T-Test 2
Dari hasil pengolahan data pada tabel 12 diatas menunjukkan bahwanilai
signifikansi sebesar 0,343 lebih besar dari 0,05. Sehingga, Ha ditolak dan menerima H0. Hal
ini berarti tidak terdapat perbedaan format penyajian laporan keuangan sebelum dan sesudah
pengadopsian IFRS
c. Format Laporan Posisi Keuangan
Dari hasil penelitian, format laporan posisi keuangan perusahaan-perusahaan
di negara Asia Tenggara sebelum mengadopsi IFRS menggunakan bentuk
penyusunan secara report. Sedangkan untuk tingkat likuiditasnya 40 % perusahaan
menyajikan asset secara meningkat dan 60 % secara menurun. Setelah mengadopsi
IFRS, format penyusunan laporan posisi keuangan menggunakan bentuk dan tingkat
likuiditasnya sama dengan sebelum mengadopsi IFRS. Jadi format penyusunan
laporan posisi keuangan di negara Asia Tenggara sebelum dan sesudah mengadopsi
IFRS tidak mengalami perubahan. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada tabel 13.
Penyajian laporan posisi keuangan menurut IAS 1 ayat 60, sebuah
entitasmemisahkan aset dan kewajiban lancar dan tidak lancarkecuali presentasi
berdasarkan informasi likuiditas yang dapat diandalkan. Sedangkan untuk penyusunan
format laporan posisi keuangan penyusunan laporan posisi keuangan disusun secara
report (IAS 1,54).Sedangkan untuk tingkat likuiditasnya tidak diatur lebih lanjut
dalam IAS 1. Penyusunan berdasarkan tingkat likuiditas secara meningkat digunakan
seluruh sample perusahaan kecuali Hutamaki Group,Vietnam; Malaysia Packaging
Industry Berhad, Malaysia; Etika Internasional Holding Limited, Malaysia; dan
Ginebra San Miguel Inc, Filipina yang menyajikan aktiva lancar seperti kas
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair
1
Sebelum -
Sesudah -.10000 .31623 .10000 -.32622 .12622 -1.000 9 .343
29
diletakkan dibagian bawah. Jadi Semua perusahaan menyajikan laporan posisi
keuangan sesuai persyaratan IFRS.
30
Tabel 13
Format Laporan Posisi Keuangan
NO Nama Negara
Shape Likuiditas Kesesuaian terhadap IFRS
Sebelum Mengadopsi IFRS Sesudah Mengadopsi IFRS Sebelum
Mengadopsi
IFRS
Sesudah Mengadopsi
IFRS
Sebelum
mengadopsi
IFRS
Sesudah
mengadopsi
IFRS
Report Two
-
sides
financial position
format
Report Two
-
sides
financial position
format
Mening
kat
Menu
run
Mening
kat
Menu
run
Tidak
Sesuai
*Sesu
ai
Tidak
sesuai
*Sesuai
1 Vietnam
Vietnam_Masan
Group
Vietnam_Hutamaki Group
2 Indonesia
Indonesia_Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
Indonesia_PT
Ultrajayamilk Industry and trading
company
3 Malaysia
Malaysia_Malaysia
Packaging Industry
Berhard
Kawan Food
Berhard
4 Philipine
Philipine_Jollibee
Foods Corporation
Philipine_Ginebra
San Miguel, Inc
5 Thailand
Thailand_Monster
Beverage Corporation
Thailand_Thai
President Foods Public Company
Limited
% Tingkat Kesesuaian 100 %
100
% 40 % 60 % 40 % 60 %
100%
100 %
31
Keterangan:
* Format laporan posisi keuangan yang sesuai dengan IAS apabila laporan
tersebut menggunakan bentuk penyusunan secara report.
Tabel 14
Hasil Uji Paired Sample T-Test 3
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum 1.6000
a 10 .51640 .16330
Sesudah 1.6000a 10 .51640 .16330
Dari hasil pengolahan data pada tabel 14 di atas menunjukkan bahwa rata-rata
dari 10 sample memiliki nilai 1,6. Hal ini dikarenakan data sebelum dan sesudah
mengadopsi IFRS memiliki nilai 1 atau 2 sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS.
Nilai 1 diberikan apabila penyusunan format laporan posisi keuangan menggunakan
bentuk secara report dan tingkat likuiditasnya meningkat. Sedangkan nilai 2 diberikan
apabila penyusunan format laporan posisi keuangan menggunakan bentuk secara
report dan tingkat likuiditasnya menurun (untuk lebih jelas dapat di lihat pada
lampiran 4). Maka dapat disimpulkan bahwa format laporan posisi keuangan di
negara Asia Tenggara tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah mengadopsi
IFRS
d. Format Laporan Arus Kas
Dari hasil penelitian, format laporan arus kas sebelum mengadopsi IFRS
negara Asia Tenggara menggunakan metode langsung. Setelah mengadopsi IFRS
penyusunan laporan arus kas menggunakan metode langsung. Jadi format penyusunan
laporan arus kas di negara Asia Tenggara sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS
tidak mengalami perubahan. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 15.
Penyajian statement of cash flows menurut IAS 1 ayat 111 tidak mengatur
format laporan arus kas, hanya saja membagi aktivitas utama yaitu aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jadi semua perusahaan sudah menyajikan
statement of cash flow sesuai dengan IAS 7 (dapat dilihat pada tabel 4) seperti yang
disyaratkan dalam IAS 1 ayat 111 dengan tingkat kesesuaian sebesar 100% dan
memenuhi persyaratan IAS 7.
32
Tabel 15
Format Laporan Arus Kas
NO Nama Negara
Shape Kesesuaian terhadap IFRS
Sebelum
Mengadopsi IFRS
Sesudah Mengadopsi
IFRS
Sebelum
Mengadopsi
IFRS
Sesudah
mengadopsi
IFRS
Metode
Langsung
Metode
e Tidak
Langsung
Metode
Langsung
Metode
Tidak
Langsung
Tidak
Sesuai *Sesuai
Tidak
Sesuai *sesuai
1 Vietnam
Vietnam_Masan Group
Vietnam_Hutamaki
Group
2 Indonesia
Indonesia_Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
Indonesia_PT Ultrajayamilk
Industry and trading
company
3 Malaysia
Malaysia_Malaysia
Packaging Industry
Berhard
Malaysia_Etika Internasional
Holding Limited
4 Philipine
Philipine_Jollibee Foods Corporation
Philipine_Ginebra
San Miguel, Inc
5 Thailand
Thailand_Monster
Beverage
Corporation
Thailand_Thai
President Foods
Public Company Limited
% Tingkat Kesesuaian 100 % 100 %
100 % 100 %
33
Keterangan:
* Format laporan arus kas yang sesuai dengan IAS apabila laporan tersebut
menggunakan metode langsung atau tidak langsung
Tabel 16
Hasil Uji Paired Sample T-Test 4
D
Dari hasil pengolahan data pada tabel 16 di atas menunjukkan bahwa std
deviation dan std Error mean memiliki nilai 0.0. Hal ini dikarenakan seluruh sampel
sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS memiliki nilai 1 dan data sesudah
mengadopsi IFRS memiliki nilai 1 dimana nilai 1 diberikan apabila penyusunan
format laporan arus kas menggunakan metode langsung (untuk lebih jelas dapat
dilihat pada lampiran 5). Maka dapat disimpulkan bahwa format laporan arus kas
tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS. Jadi negara Asia
Tenggara menyajikan format laporan arus kas yang sama sebelum dan sesudah
mengadopsi IFRS.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Sebelum 1.0000a 10 .00000 .00000
Sesudah 1.0000a 10 .00000 .00000
34
Kesimpulan dan Implikasi
Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitan dan pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan
format laporan keuangan sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS. Hal ini
dikarenakan Format dari IFRS mengakomodasi perbedaan-perbedaan format di
berbagai negara sehingga bisa saja format yang digunakan sebelum dan sesudah
mengadopsi IFRS sama. Sebelum mengadopsi IFRS setiap negara mempunyai
berbagai macam bentuk format laporan keuangan, Setelah mengadopsi IFRS, IFRS
memberikan pilihan berbagai macam format laporan keuangan. Hal ini yang
menyebabkan format laporan keuangan sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS
mempunyai format yang sama.
Implikasi Terapan
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dijelaskan sebelumnya maka implikasi terapan yang dapat diberikan yaitu:
Seharusnya Investor tidak mengalami kesulitan dalam memahami laporan
keuangan, karena tidak terdapat perubahan format laporan keuangan sebelum dan
sesudah mengadopsi IFRS. Dengan demikian investor siap menghadapi ASEAN
Economic Community 2015 dalam berinvestasi.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 5 negara Asia Tenggara yang tidak bisa
dijadikan sebagai penelitian yaitu Laos, Myanmar, Brunei, Singapura, dan Kamboja.
Berdasarkan data pada http://www.iasplus.com/en/juridisctions/asia Laos dan
Myanmar belum mengadopsi IFRS. Menurut sumber dari
https://www.pwc.com/en_VN/vn/publications/assets/similarities_and_differences_ga
ap.pdf Tidak ada seperangkat standar akuntansi di Laos. Oleh karena itu Laos belum
35
mengadopsi IFRS; Myanmar memiliki rencana untuk merubah standardnya sesuai
yang dikeluarkan oleh IASB. Penjelasan tersebut sesuai sumber dari
http://www.ifrs.org/Use-around-the-world/Documents/Jurisdiction-
profiles/Myanmar-IFRS-Profile.pdf. Oleh karena itu belum ada kepastian Myanmar
mengadopsi IFRS; Brunei pada tahun 2010 belum mengadopsi IFRS karena menurut
Brunei Darussalam Accounting Standard Council (BDASC), Brunei akan
mengadopsi IFRS secara penuh Pada tahun 2014; Singapura sudah mengadopsi
secara substansial seluruh SAK yang dikeluarkan oleh IASB sebagai SFRSs,
meskipun perbedaan tanggal efektif yang berbeda dan persyaratan transisi. Namun,
waktu untuk konvergensi penuh telah disesuaikan untuk menunggu perkembangan di
proyek-proyek besar di pengakuan pendapatan, instrumen keuangan dan model
kerugian penurunan nilai, yang semuanya penting untuk entitas Singapura. Oleh
karena itu Singapura akan menerapkan IFRS pada tahun 2018; Berdasarkan sumber
http://www.iasplus.com/en/juridisctions/asia, Kamboja sudah mengadopsi IFRS pada
tahun 2009 tetapi bursa efek Kamboja baru berdiri tahun 2011, sehingga tidak dapat
dijadikan sampel penelitian. Hal ini karena pada bulan November 2007 baru
diputuskan peluncuran proyek Kamboja Securities Market. Kemudian pada tanggal
28 Februari 2011 CSX (Stock Exchange Cambodia) menerima persetujuan dari
SEEC (badan regulator Kamboja di bidang financial) . Hal ini sesuai dengan
penjelasan dari website stock exchange Cambodia
(http://csx.com.kh/en/about/profile.jsp?MNCD=10301)
Saran Penelitian
Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian di negara maju dan
berkembang. Selain itu sampel yang digunakan lebih baik lebih dari 2 (dua) tahun
sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS. Dengan sampel yang lebih dari 2 (dua) tahun
diharapkan dapat terlihat perbedaan format laporan keuangan sebelum dan sesudah
mengadopsi IFRS di negara maju dan berkembang.
36
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman. 2011. Analisis Dampak ASEAN Free Trade Area (AFTA) Terhadap
Kesejahteraan Petani Padi Di Indonesia.Institut Pertanian Bogor.Bogor
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Ankara, Nandakumar., Mehta, Kalpesh, Ghosh, dan Yass. Alkafaji. 2012.
“Memahami IFRS. Standar Pelaporan Keuangan Internasional”. Jakarta Barat
: PT Indeks. Cetakan kedua.
Beke, Jeno, 2012, “Comparative Analyses in International Accounting Information
Systems”,International Management Journal,Vol. 1, No. 1-2
Choi, Frederick, Carol, Garry. 1999. InternationalAccounting. 3th edition. United
Stated: Prentice Hall International.
Choi, Frederick, dan Gary, 2011. International Accounting. 7th
Edition, Pearson
Prentice Hall, USA.
Creswell. 2014. Research Design: qualitative, quantitative, and mixed
approaches.4th
Edition.Thousand Oaks: Sage Publications
Daske, Hail, Leuz dan Verdi. 2008. Mandatory IFRS Reporting Around The World:
Early Evidence on The Economic Consequences. Journal of Accounting
Research, 46, 1085–1142.
Esthirahayu, Handayani, dan Hidayat. 2014. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage dan Rasio Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 8 No. 1
Fahmi, Irham. 2011. “Analisis Laporan Keuangan”. Alfabeta Bandung. Hal 3-4.
Greuning, Hennie van. 2005.Standar Pelaporan Keuangan Internasional Pedoman
Praktis. Jakarta: Salemba Empat jil 1 : 26 cm, hal 420
Handayani, Yusvika. 2014. Analisis Perbedaan Manajemen Laba sebelum dan
sesudah penerapan standar Akuntansi Keuangan (Konvergensi IFRS). Padang
37
Harahap. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
IAS Plus. 2013. IAS 1 Presentation of Financial Statement
http://www.iasplus.com/en/standards/ias/ias1. 20 September 2013
IFRS. 2013.What is IFRS?.www.ifrs.com/ifrs_faqs.html#q1.
IFRS.2013.Formatlaporankeuangan.www.cpa2biz.com/AST/Main/CPA2BIZ_Primar
y/ManagementAccounting/CGMACourses/Accountingandreporting/PRDOV
R~PC-0099109/PC-0099109.jsp
Kieso, Donald, Weygandt, Jerry dan Warfield, Terry. 2011. “Intermediate
Accounting”. IRFS Edition. Volume 1. United States of America
Nair and Frank. (1980) „The impact of disclosure and measurement practices on
international accounting classifications‟, Accounting Review, July
Nobes, Christopher dan Parker, Robert. 2008. “Comparative International
Accounting”. 10th
Edition. Pearson Prentice Hall, UK.
Nobes and Parker. 2011. Comparative International Accounting, Prentice Hall,
7th
edition. England
Reeve, James, Warren, Carl, Duchac, and Jonathan., 2008, Principles of Accounting
Indonesia Adaption, 22th
Edition, Salemba Empat, Indonesia.
Reeve, James, Warren, Carl, Duchac, dan Jonathan., 2012, Principles of Accounting,
24th
Edition, South Western Empat, Indonesia.
Radebaugh, Lee, Gray, Sidney, Black and Ervin., 2006, International Accounting and
Multinational Enterprise, 6th
Edition, John Wiley & Sons, Inc, USA.
Sekaran, Uma dan Bougie, Roger, 2009, Research method for Business, 5th
Edition,John Wiley & Sons, Inc, UK.
Saudagaran. 2001. International Accounting: A User Prespective.South-Western
Collage Publishing
38
Setiawan. 2014. Analisis Format Laporan Keuangan Internasional di Negara Micro
Judgemental dan Macro Uniform.Universitas Kristen Satya Wacana.Salatiga
Skousen, Fred dan Stice . “Akuntansi Intermediate”, Edisi Lima Belas, Salemba
Empat, Jakarta, 2004.
Sugiyono. 2012.” Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D”, Alfabeta,
Bandung.
Wibisono, Dermawan. 2003. “Riset Bisnis”. Gramedia. Jakarta
http://www.iasplus.com/en/jurisdictions/asia
https://www.ifac.org/sites/default/files/publications/files/ipsas-1-presentation-of-f.pdf
http://bdasc.org/020712fulladoption.php
http://www.ifrs.org/Use-around-the-world/Documents/Jurisdiction profiles/Myanmar-
IFRS-Profile.pdf
https://www.pwc.com/en_VN/vn/publications/assets/similarities_and_differences_gaa
p.pdf
LAMPIRAN 1
39
Tabel 1
Ilustrasi Statement of Comprehensive Income berdasarkan IAS 1 (dua laporan)
MODEL COMPANY
Consilidated Income Statement
For the year ended December 31, Year 1
(in thousands of currency units)
Nature of Expense Format
Revenue
Other income
Changes in inventories of finished goods and work
in progress
Raw materials and consumables used
Employee benefits expense
Depreciation and amortization expense
Other operating expenses
Operating profit (or loss)
Finance costs
Equity method income (loss)
Profit (or loss) before tax
Income tax expense
Profit (loss)
Attributable to:
Parent company shareholders
Minority interest
Function of Expense Format
Revenue Cost of sales
Gross profit
Other income
Distribution cost
Administrative expenses
Other operating expenses
Operating profit (or loss)
Finance costs
Equity method income (loss)
Profit (or loss) before tax
Income tax expense
Profit (loss)
Attributable to:
Parent company shareholders
Minority interest
MODEL COMPANY
Consilidated Statement of Comprehensive Income
For the year ended December 31, Year 1
(in thousands of currency units)
Profit (loss)
Other comprehensive income
Total comprehensive income
Attributable to:
Parent company shareholders
Minority interest
Sumber: Statement of Comprehensive Income (berdasarkan IAS 1 ayat 81-105), diolah
40
Tabel 2
Ilustrasi Statement of Changes in Equity berdasarkan IAS 1
MODEL COMPANY
Cosolidated Statement of Changes of Equity
At December 31, Year 1
(in thousands of currency units)
1 January (Originallly)
Retrospective Application or Retrospective Restatement (jika ada)
1 January (Adjusted)
Profit or Loss
Other comprehensive income
Transaction with Owners
30 December (Adjusted)
Sumber: Statement of Changes in Equity (berdasarkan IAS 1 ayat 106-110), diolah
Tabel 3
Ilustrasi Statement of Financial Position berdasarkan IAS 1
MODEL COMPANY
Cosolidated Statement of Financial Position
At December 31, Year 1
(in thousands of currency units)
Assets
Noncurrent assets
Property, plant, and equipment
Investment property
Intangible assets
Financial assets
Invesments accounted for using the equity method
Biological assets
Deferred tax assets
Current assets
Current tax assets
Inventories
Trade and other receivables
Cash and cash equivalents
Assets held for sale
Total assets
Equity and Liabillities
Equity
Issued capital and reserves attributable to owners
of the parent
Non-controlling interest (presented within equity)
Total equity
Noncurrent liabilities
Deferred taxes liabilities
Financial liabilities
Provisions
Current liabilities
Current tax liabilities
Financial liabilities
Provisions
Trade and other payables
Liabilities held for sale
Total liabilities
Total equity and liabilities
Sumber: Statement of Financial Position (berdasarkan IAS 1 ayat 54-80), diolah
Tabel 4
41
Ilustrasi Statement of Cash Flows berdasarkan IAS 1 (sesuai dengan IAS 7)
MODEL COMPANY
Cosolidated Statement of Cash Flows
At December 31, Year 1
(in thousands of currency units)
Operating Activities
In Flow
Out Flow
Cash Flow from Operating Activities
Investing Activities
In Flow
Out Flow
Cash Flow from Investing Activities
Financing Activities
In Flow
Out Flow
Cash Flow from Financing Activities
Effect of exchanges rate
Total changes of cash and cash equivalent
Cash and cash equivalent at as 1 January
Cash and cash equivalent at as 31 December
Sumber: Statement of Cash Flows (berdasarkan IAS 7), diolah
42
LAMPIRAN 2
Analisis Tingkat Kesesuaian Format Laporan Laba Rugi sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS
No Nama Perusahaan Sebelum Sesudah
1 Masan group 2 2
2 Hutamaki group 2 2
3 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 2
4 PT.Ultrajayamilk Industry
and trading company 2 2
5 Malaysia Packaging Industry
Berhad 2 2
6 Etika Internasional Holding
Limited 2 2
7 Jollibee Foods Corporation 2 2
8 Ginebra San Miguel, Inc. 2 2
9 Monster beverage
corporation 2 2
10 Thai President Foods Public
Company Limited 2 2
% tingkat
kesesuaian
100 % 100 %
Keterangan:
* Di beri Angka 1 Apabila laporan laba rugi komprehensif menggunakan bentuk vertical dan
penggabungan biaya secara nature
* Di beri Angka 2Apabila laporan laba rugi komprehensif menggunakan bentuk vertical dan
penggabungan biaya secara function.
* Di beri Angka 3 Apabila laporan laba rugi komprehensif menggunakan bentuk two-side
dan penggabungan biaya secara nature
43
* Di beri Angka 4 Apabila laporan laba rugi komprehensif menggunakan bentuk two-side
dan penggabungan biaya secara function
* Hasil analisis tingkat kesesuaian diperoleh dari total poin analisis tingkat kesesuaian dari
setiap komponen penilaian untuk menghitung prosentase tingkat kesesuaiannya.
44
LAMPIRAN 3
Analisis Tingkat Kesesuaian Format Laporan Perubahan Ekuitas sebelum dan sesudah mengadopsi
IFRS
No Nama Perusahaan Sebelum Sesudah
1 Masan group 2 2
2 Hutamaki group 1 1
3 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1 1
4 PT.Ultrajayamilk Industry
and trading company 1 1
5 Malaysia Packaging Industry
Berhad 1 1
6 Etika Internasional Holding
Limited 1 1
7 Jollibee Foods Corporation 1 1
8 Ginebra San Miguel, Inc. 1 1
9 Monster beverage
corporation 1 1
10 Thai President Foods Public
Company Limited 1 1
% tingkat
kesesuaian
90 % 90%
Keterangan:
* Diberi angka 1 Apabila laporan perubahan modal disajikan secara terpisah dari laporan
laba rugi
* Diberi angka 2 Apabila laporan perubahan modal bergabung dengan laporan laba rugi
* Hasil analisis tingkat kesesuaian diperoleh dari total poin analisis tingkat kesesuaian dari
setiap komponen penilaian untuk menghitung prosentase tingkat kesesuaiannya.
45
LAMPIRAN 4
Analisis Tingkat Kesesuaian Format Laporan Posisi Keuangan sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS
No Nama Perusahaan Sebelum Sesudah
1 Masan group 2 2
2 Hutamaki group 1 1
3 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 2
4 PT.Ultrajayamilk Industry
and trading company 2 2
5 Malaysia Packaging Industry
Berhad 1 1
6 Etika Internasional Holding
Limited 1 1
7 Jollibee Foods Corporation 2 2
8 Ginebra San Miguel, Inc. 1 1
9 Monster beverage
corporation 2 2
10 Thai President Foods Public
Company Limited 2 2
% tingkat
kesesuaian
40 % 40 %
Keterangan:
* Diberi angka 1 apabila laporan posisi keuangan disajikan dalam bentuk report dan tingkat
likuiditasnya meningkat.
* Diberi angka 2 apabila laporan posisi keuangan disajikan dalam bentuk report dan tingkat
likuiditasnya menurun
* Diberi angka 3 apabila laporan posisi keuangan disajikan dalam bentuk two-side dan
tingkat likuiditasnya meningkat
* Diberi angka 4 apabila laporan posisi keuangan disajikan dalam bentuk two-side dan
tingkat likuiditasnya menurun
* Diberi angka 5 apabila laporan posisi keuangan disajikan dalam bentuk financial position
format dan tingkat likuiditasnya meningkat
46
* Diberi angka 6 apabila laporan posisi keuangan disajikan dalam bentuk financial position
format dan tingkat likuiditasnya menurun
* Hasil analisis tingkat kesesuaian diperoleh dari total poin analisis tingkat kesesuaian dari
setiap komponen penilaian untuk menghitung prosentase tingkat kesesuaiannya.
47
LAMPIRAN 5
Analisis Tingkat Kesesuaian Format Laporan Arus Kas sebelum dan sesudah mengadopsi IFRS
No Nama Perusahaan Sebelum Sesudah
1 Masan group 1 1
2 Hutamaki group 1 1
3 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1 1
4 PT.Ultrajayamilk Industry
and trading company 1 1
5 Malaysia Packaging Industry
Berhad 1 1
6 Etika Internasional Holding
Limited 1 1
7 Jollibee Foods Corporation 1 1
8 Ginebra San Miguel, Inc. 1 1
9 Monster beverage
corporation 1 1
10 Thai President Foods Public
Company Limited 1 1
% tingkat
kesesuaian
100% 100%
Keterangan:
* Diberi angka 1 apabila laporan arus kas menggunakan metode langsung, yaitu penerimaan
kas, dan pengeluaran kas dikelompokkan berdasarkan kegiatan operasi, kegiatan kegiatan
investasi, dan pembiayaan
* Diberi angka 2 Apabila laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung, yaitu arus
kas operasi didapat dengan cara laba bersih disesuaikan dengan non kas dan kenaikan /
penurunan kewajiban dan aktiva lancar
* Hasil analisis tingkat kesesuaian diperoleh dari total poin analisis tingkat kesesuaian dari
setiap komponen penilaian untuk menghitung prosentase tingkat kesesuaiannya.
48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Carolina
Tempat, tanggal lahir : Sragen, 31 Januari 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Alamat : Jl.Raya Sukowati 137 Sragen
Email : [email protected]
Latar belakang pendidikan:
TK Santa Ana (1995-1997)
SD Santo Fransiskus (1997-2004)
SMP Regina Pacis (2004-2008)
SMA Kalam Kudus (2008-2010)
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (2011-2015)