Upload
lephuc
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA DALAM SURAT KABAR
KORAN SINDO EDISI APRIL2017
ARTIKEL E-JOURNAL
diajukan untuk memenuhi sebagianpersyaratan memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
RAJA RAHMA TUZZURIAH
NIM 130388201016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK
Raja Rahma Tuzzuriah. 2017. Analisis Kesantunan Berbahasa dalam Surat Kabar
KoranSindo Edisi April 2017. Skripsi. Tanjungpinang: Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Said Barakbah
Ali, M.Pd. Pembimbing II : Ahada Wahyusari, M.Pd.
Kata Kunci : Kesantunan Berbahasa, Koran Sindo, April 2017
Kesantunan berbahasa merupakan kajian ilmu prakmatik yang membahas
perilaku sopan santun yang perlu diperhatikan dalam kegiatan berkomunikasi baik
lisan maupun tulisan. Pada prinsipnya maksim kesantunan berbahasa dibagi kedalam
enam maksim, yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim
kesederhanaan, maksim penghargaan, maksim permufakatan, dan maksim simpatik.
Dalam kegiatan praktiknya masih ditemukannya pelanggaran dalam penggunaan
kesantunan berbahasa pada kegiatan berkomunikasi. Sehingga penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui sekaligus mendeskripsikan penggunaan kesantunan berbahasa pada
surat kabar KoranSindo Edisi April 2017. Metode yang digunakan peneliti adalah
metode deskriptif kualitatif, dengan peneliti bertindak sebagai isntrumen utama.
Sehingga dari hasil kegiatan menganalisis teks berita opini ditemukan 159 data yang
mengandung maksim kesantunan berbahasa.
ABSTRACT
Raja Rahma Tuzzuriah. 2017. Analysis of language politeness in Koran sindo news
paper April 2017 Edition .Thesis. Tanjungpinang. Stady program ofLanguage
education and Indonesian Literature. Faculty Of Teaching and Education’s
Knowledge. Maritim Raja Ali HajiUniversity. Tutor I: Said Barakbah Ali,
M.Pd. Tutor II: Ahada Wahyusari M.Pd.
Key words :Language politeness, Koran Sindo, April 2017.
Language politeness is study of pragmatic seience which discass about manners
behavior to note in communication well on oral or written. In principle maxim of
language politeness devided into six maxim, there are wisdom maxim
generositymaxim, simplicity maxim, appreciation maxim, agrcement maxim, and
sympathetic maxim. In practice, still found violations in vising language politeness in
communications. So this research is done to know and to describe the use of language
politeness in Koran Sindo news paper April 2017 edution. Method used by researchers
is descriptive qualitative method, which researcher as the instrument. So that from
research result of news text analysis found 159 data whoch contain language
politeness maxim.
1. Pendahuluan
Kesantunan berbahasa merupakan satu bidang ilmu bahasa yang mengkaji
tentang perilaku pengguna bahasa, yaitu perilaku sopan, menghargai martabat orang
lain serta menghargai perasaan lawan tuturnya dalam kegiatan berbahasa, baik bahasa
lisan maupun bahasa tulisan. Pendapat ini didukung oleh teori para linguis dan
pragmatis antara lain diajukan oleh Brown dan Levinson, (dalam Nadar, 2013:160).
Menurut kedua linguis tersebut bahwa setiap warga masyarakat memiliki konsep muka
atau disebut dengan face, dan setiap warga menyadari bahwa muka tersebut dimiliki
oleh orang lain. Maksud dari penuturan tersebut adalah setiap manusia yang hendak
berkomunikasi dengan orang lain, haruslah selalu menjaga dan bekerjasama untuk
saling menghormati perasaan masing-masing (muka).
Sebelumnya perlu diketahui bersama, bahwa kegiatan berkomunikasi yang
dilakukan oleh setiap manusia dibagi atas dua bagian, yaitu kegiatan berkomunikasi
yang dilakukan secara lisan dan tulisan. Kegiatan berbahasa secara lisan biasanya
dilakukan pada kegiatan berbicara sehari-hari, sedangkan kegiatan berbahasa secara
tulisan lebih banyak dilakukan pada kegiatan menulis yang dilakukan oleh manusia,
seperti menulis di surat kabar, di media sosial, dan sebagainya. Dalam hal ini
kesantunan berbahasa yang harus diperhatikan oleh pengguna tindak tutur tidak hanya
pada kegiatan berkomunikasi secara lisan saja, tetapi kesantunan berbahasa secara
tulisan juga perlu dan penting diperhatikan.
Pada penelitian ini peneliti akan membahas masalah kesantunan berbahasa
yang digunakan dalam kegiatan berkomunikasi yang dilakukan secara tulisan. Lebih
tepatnya peneliti akan membahas masalah kesantunan berbahasa dalam surut kabar,
yaitu “KoranSindo”. Alasan peneliti memilih surat kabar sebagai objek penelitiannya
yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa, karena surat kabar juga merupakan
media yang digunakan sebagai sarana penyampai pesan atau informasi, yang di
dalamnya menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Selain itu juga dapat
memudahkan peneliti dalam menganalisis permasalahannya karena bahasa
komunikasi yang akan diteliti telah ditulis, maka peneliti hanya tinggal menganalisis
kesantunan bahasa yang digunakan dalam surat kabar ini.
Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa pada surat kabar “KoranSindo”, lebih khususnya peneliti akan
meneliti tentang kesantunan berbahasa berdasarkan prinsip-prinsip yang terbagi lagi
kedalam enam maksim. Hal ini sejalan dengan pendapat Leech dalam (Tarigan,
2009:77), yang menyatakan terdapat enam maksim pada kesantunan berbahasa,
adapaun keenam maksim tersebut adalah: 1) Maksim Kebijaksanaan (MKEB), 2)
Maksim Kedermawanan (MKED), 3) Maksim Penghargaan (MPENG), (4) Maksim
Kesederhanaan (MKES), (5) Maksim Permufakatan (MPER), dan yang terakhir (6)
Maksim Simpatik (MSIM).
Selain itu, dalam praktik penggunaan kesantunaan berbahasa dalam tulisan
khususnya dalam surat kabar Koran Sindo, juga masih ditemukannya beberapa
penggunaan bahasa yang kurang baik pada kolom-kolom berita.Seperti masih
ditemukannya penggunaan kata atau bahasa yangterkesan lebih fulgar. Contohnya,
penulis dengan sengaja menyebutkan nama korban tanpa memberikan inisial. Hal ini
tentunya memberikan dampak lebih buruk kepada korban karena dengan mudah
semua orang mengetahui namanya dan akan membuat korban merasa lebih malu. Hal
ini juga sekaligus melanggar penggunaan kesantunan berbahasa dengan tidak
memperhatikan penggunaan maksim penghargaan. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam surat kabar
KoranSindo edisi April 2017.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan
di Tanjungpinang. Adapun objek penelitian adalah surat kabar Koran Sindo edisi April
2017 yang berjumlah 22 surat kabar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono
(2014:9) yang mengatakan “objek penelitian adalah keseluruhan gejala yang ada di
sekitar kehidupan manusia”, termasuk surat kabar.Objek tersebut terdapat pada kolom
berita opini dalam surat kabarKoran Sindo edisi April 2017.Sesuai dengan judul,
penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam surat
kabar Koran Sindo edisi April 2017, sehingga teknik penelitian yang digunakan ialah
teknik analisis isi atau data. AdapunInstrumen penelitian ini ialah peneliti
sendiri.Instrumen adalahalat pada waktu penelitian menggunakan suatu
metodeArikunto (2010:192). Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai intrumen
kunci dipenelitiannya. Peneliti akan mengumpulkan data-data penelitian dengan teknik
baca dan teknik catat.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis sebanyak 22 opini yang dimuat
pada rubik “Opini dan Tajuk” dalam surat kabar Koran Sindo edisi April 2017. Setelah
melakukan kegiatan analisis data, peneliti menemukan 159 data yang mengandung
maksim kesantunan berbahasa. Adapun sebanyak 35 data termasuk ke dalam maksim
kebijaksanaan, 21 data termasuk pada maksim kedermawanan, selanjutnya 33 data
termasuk pada maksim penghargaan, berikutnya 10 data termasuk ke dalam maksim
kesederhanaan, 18 data termasuk pada maksim permufakatan, dan 42 lainnya termasuk
ke dalam maksim simpatik.
Untuk mengetahui pembahasan hasil penelitian ini, berikut peneliti paparkan
satu contoh untuk keenam prinsip maksim kesantunan berbahasa yang mejadi bahan
kajian dalam skripsi ini.
3.1 Maksim Kebijaksaan
Data 04
“Penyelenggara pemilu haruslah menunjukkan sikap dan perilaku yang adil”
Konteks tuturan:
Dalam konteks tuturanya, KPU, BAWASLU, dan seluruh pihak yang terlibat
dalam penyelenggaran pemiluharuslah menunjukkan sikap dan perilaku yang
adil dan setara kepada semua pihak yang terlibat dalam pemilu, hal ini
dilakukan untuk menghindari adanya kecurangan dalam pemilihan.
Data 04 di atas diperoleh dari surat kabar Koran Sindo edisi Selasa, 4 April
2017 pada paragraf ketiga kalimat kedua. Data ini termasuk ke dalam maksim
kebijaksanaan karena penulis bersikap bijaksana dengan meminta kepada semua pihak
penyelenggara untuk berlaku adil sehingga pemilihan umum tidak dinodai dengan
kecurangan-kecurangan. Dengan demikian hasil akhir perhitungan suara pemilu dapat
memberikan keuntungan murni bagi pasangan calon yang menang dan masyarakat.
Karena, jika penyelenggara pemilu bersikap tidak adil maka akan memberikan
dampak buruk berupa kerugian bagi pihak lain. Hal ini terntunya tidak sejalan dengan
prinsip maksim kebijaksanaan, karena maksim ini pada prinsipnya mengurangi
kerugian pada orang lain dan akan menambah keuntungan bagi orang lain (Tarigan,
2009:76).
3.2 Maksim Kedermawanan
Data 37
“menyumbangkan uangnya sebanyak 600 gulden”
Konteks tuturan:
Dalam konteks tuturannya, penulis menjelaskan saat mendirikan SRV,
Mangkunegoro menyumbangkan uangnya sebanyak 600 gulden untuk
membeli pemancar dan memberikan sumbangan tanah seluas 6.000 meter
persegi bagi pendirian SRV. Penggalan sejarah SRV menjadi gambaran
sepenuhnya pengorbanan besar ditunjukkan kaum pribumi dalam mendirikan
penyiaran secara mandiri.
Data 37di atas diperoleh dari surat kabar Koran Sindo edisi Sabtu 1 April
2017 pada paragraf ketigabelas kalimat pertama. Data initermasuk ke dalam maksim
kedermawanan karena Mangkunegoro bersikap dermawan, dengan mengorbankan
uangnya demi kepentingan bersama dan orang banyak. Sikap dermawan ini tentunya
sejalan dengan prinsip maksim kedermawananyang diungkapkanNadar (2013:168),
yaitu mengurangi keuntungan pada diri sendiri dan lebih banyak mengorbankan diri
sendiri bagi orang lain
3.3 Maksim Penghargaan
Data 71
“ibu merupakan pendidik handal yang bisa melahirkan generasi emas”
Konteks tuturan:
Dalam konteks tuturannya, Dalam suatu kata hikmah dikatakan ibu adalah
pendidik yang utama. Peryataan ini menegaskan bahwa ibu merupakan
pendidik handal yang bisa melahirkan generasi emas masa depan bangsa.
Data 71 di atas diperoleh dari surat kabar Koran Sindo edisi Senin, 10 April
2017 pada paragraf kedelapan kalimat ketiga. Data ini termasuk ke dalam maksim
penghargaan karena penulis memberikan pujian kepada para wanita yang merupakan
pendidik utama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu penyataan penulis ini sesuai
dengan prinsip maksim penghargaan yang lebih banyak mengurangi cacian pada
orang lain dan menambah atau memperbanyak pujian pada orang lain, Tarigan
(2009:76).
3.4 Maksim Kesederhanaan
Data 93
“dia mengatakan bahwa dirinya belum tahu apa-apa dibandingkan dengan
gurunya Aisyah”
Konteks tuturan:
Dalam konteks tuturannya, Urwah bin Zubair adalah sarjana besar. Dia
dikagumi banyak orang. Ketika ditanya tentang ilmunya, dia mengatakan
bahwa dirinya belum tahu apa-apa dibandingkan dengan gurunya Aisyah.
Data 93 di atas diperoleh dari surat kabar Koran Sindo edisi Kamis 27 April
2017 pada paragraf kesepuluh kalimat ketiga pertama. Data ini termasuk ke dalam
maksim kesederhanaan karena Urwah bin Zubair memberikan pernyataan yang sangat
luar biasa, dirinya bersikap sangat sederhana dengan mengakui bahwa dirinya belum
tahu apa-apa padahal ia adalah seorang sarjana besar. Pernyataan ini tentunya sesuai
dengan prinsip maksim kesederhanaan, yaitu cenderung lebih banyak merendahkan
diri sendiri dengan cara mengurangi pujian pada diri sendiri serta menambah cacian
pada diri sendiri, (Nadar, 2013:168).
3.5 Makim Permufakatan
Data 102
“harus menjadi peganggan teguh kita sebagai anak bangsa”
Konteks tuturan:
Dalam konteks tuturannya, lembaran sejarah mengajarkan pada kita bahwa
spirit nasionalisme, solidaritas, kebangsaan, dan cinta tanah air harus menjadi
peganggan teguh kita sebagai anak bangsa.
Data 102 di atas diperoleh dari surat kabar Koran Sindo edisi Sabtu, 1 April
2017 pada paragraf kelima kalimat pertama. Data ini termasuk ke dalam maksim
permufakatan karena menunjukkan sikap penulis yang ingin memberikan pandangan
sama kepada anak bangsa untuk cinta terhadap tanah air. Dan pernyataan ini pula
sesuai dengan pendapat Tarigan (2009:76) tentang maksim permufakatan yang
cenderung lebih banyak mengurangi ketidaksesuaian antara diri sendiri dengan orang
lain dan harus lebih banyak meningkatkan persesuaian antara diri sendiri dengan orang
lain.
3.6 Maksim Simpatik
Data 122
“persentase kemiskinan di Papua masih tinggi.
Konteks tuturan:
Dalam konteks tuturannya,menunjukkan bahwa Dana Otsus yang begitu besar
belum mampu memperbaiki secara signifikan pelayanan publik dalam bidang
kesehatan dan pengurangan jumlah penduduk miskin di Papua.
Data 122 di atas diperoleh dari surat kabar Koran Sindo edisi Senin, 3 April
2017 pada paragraf sebelas kalimat pertama. Data ini termasuk ke dalam maksim
simpatik karena penulis bersikap peduli dengan kondisi kemiskinan di Papua. Dengan
sikap kepeduliannya ini maka dapat memperbesar simpati dirinya dengan orng lain.
Sehingga sikap penulis ini sesuai dengan pendapat Nadar (2013:169), tentang prinsip
maksim simpatik yaitu, pembicara harus banyak mengurangi antipati diri sendiri
dengan orang lain, dan memperbesar simpati antara diri sendiri dengan orang lain.
4. Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
surat kabar Koran Sindo edisi April 2017 telah menerapkan penggunaan kesantunan
berbahasa dalam kegiatan menulisnya, yaitu pada kegiatan menulis teks berita opini
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya 159 penggunaan prinsip
maksim kesantunan berbahasa pada setiap Koran Sindo yang terbit pada April 2017.
Dari kesimpulan ini pula, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, yaitu kepada
penulis, agar dapat lebih banyak menggunakan maksim kesederhanaan dalam teks-teks
berita opini yang akan ditulisnya. Karena dari data di atas diketahui bahwa penulis
berita opini edisi April 2017 sangat sedikit sekali yang menggunakan maksim
kesederhanaan dalam tulisannya. Selanjutnya kepada penulis dan pembaca agar dapat
bersikap bijaksana dalam menanggapi berbagai hal dan mampu bersikap rendah diri,
sehingga dapat meningkatkan penggunaan maksim kesederhanaan dalam kegiatan
komunikasi. Dan yang terakhir diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak untuk tetap memperhatikan dan meningkatkan
penggunaan kesantunan berbahasa dalam komunkasi baik lisan maupun tulisan.
5. Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Chamalah, Evi. 2012. Skripsi: Analisis Kesantunan Berbahasa dalam Wacana
SMS Pembaca di Surat Kabar Suara Merdeka dan Radar Tegal. UNISSULA.
(belum diterbitkan).
Eandaswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT. Buku
Seru.
Gunawan, Fahmi. 2013. Jurnal: Wujud Kesantunan Berbahasa Mahasiswa
Terhadap Dosen di STAIN Kendari: Kajian Sosiopragmatik. STAIN Sultan
Qaimuddin Kendari: Journal Arbitrer, Vol. 1 No. 1 Oktober 2013.
Leech, Geoffrey. 2007. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: UI-Press.
Nadar, E.X. 2013. Pragmatik dan Pragmatik. Jakarta Graha Media.
Nurjamily, Wa Ode. 2015. Skripsi: Kesantunan Berbahasa Indonesia Dalam
Lingkungan Keluarga (Kajian Sosiopragmatik).
Putri, Febrina Riska dkk. 2015. Jurnal: Kesantunan Berbahasa dalam Tindak Tutur
Direktif Guru Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sma Negeri 15 Padan.
Universitas Negeri Padang: Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2
Nomor 1, Februari 2015.
Qodratilah, Meity Taqdir dkk. 2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar.
Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sangadji, Etta. M. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Santosa, Dwi. 2011. Skripsi: Kesantunan Berbahasa Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2008-2011 dengan
Karyawan UNESA. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (belum
diterbitkan)
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardi. 2013. Pengantar Linguistik Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz media.
Sukmadinata, R Nana Syaodih. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Tim Catha Edukatif. 2011. Buku Ajar: Sosiologi untuk Pelajar SMA Kelas X
Semester Ganjil. Jakarta: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: angkasa.
Wati, Riau. 2009. Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar. UMRAH press.
Yule, George. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: pustaka pelajar.