14
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018 Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 1 ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL KELAS X 1 MA NEGERI 10 KENDARI Alham Syukman Siasa 1) , Moh. Salam 2) , Suhar 3) 1) Mahasiswa Pendidikan Metematika, 2,3) Dosen Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Halu Oleo, Email : [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini ialah penelitian eksploratif bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi kesulitan belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear tiga variabel kelas X 1 SMA Negeri 10 Kendari dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kelas X 1 sebanyak 19 orang dan subjek yang diwawancarai berjumlah 6 orang diperoleh dari hasil tes tertulis. Data respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini ialah letak kesulitan siswa kelas X 1 SMA Negeri 10 Kendari dalam mempelajari sistem persamaan linear tiga variabel yakni pada bagian operasi (keterampilan), yaitu siswa tidak dapat melanjutkan dalam penyelesaian soal atau tidak menuliskannya. Siswa mengerti konsepnya, tetapi tidak sedikit siswa masih mengalami kesalahan yang dilakukan dengan persentase 92,54% dan itu dominan dipengaruhi oleh minat dan motivasi dalam melatih kemampuan (internal). Kata Kunci: kesulitan, matematika, persamaan ANALYSIS OF LEARNING DIFFICULTIES IN MATHEMATICS MATERIALS THREE VARIABLE LINEAR EQUATION SYSTEMS CLASS X 1 SMA NEGERI 10 KENDARI Abstract This is research explorative aims to find out the things that affect students' mathematics learning difficulties on the material system of equations linear three class variables X 1 SMA Negeri 10 Kendari by using qualitative descriptive method. This research subject is class X 1 many as 19 people and subjects were interviewed amounted to 6 obtained from the results of the written test. Student response data to the learning of mathematics using observation sheets and questionnaires. Data analysis was performed through data reduction, data presentation, data verification and conclusion. Data validation is done by triangulation data. The results obtained in this study is the location of the trouble students of class X 1 SMA 10 Kendari in studying systems of linear equations in the three variables, namely the operation of (skills), that students can not continue in the resolution of problems or do not write it down. Students understand the concept, but not a few students are still experiencing the mistakes made with the percentage of 92.54% and was predominantly influenced by the interest and motivation in training capability (internal). Key Word: difficulties, mathematics, equation

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 1

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM

PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL KELAS X1

MA NEGERI 10 KENDARI

Alham Syukman Siasa1)

, Moh. Salam2)

, Suhar3)

1)Mahasiswa Pendidikan Metematika,

2,3)Dosen Jurusan Pendidikan Matematika

FKIP Universitas Halu Oleo, Email : [email protected],

[email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini ialah penelitian eksploratif bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi

kesulitan belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear tiga variabel kelas X1 SMA

Negeri 10 Kendari dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah

kelas X1 sebanyak 19 orang dan subjek yang diwawancarai berjumlah 6 orang diperoleh dari hasil tes

tertulis. Data respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan lembar observasi dan

kuesioner. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan

kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data. Hasil yang diperoleh dalam penelitian

ini ialah letak kesulitan siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari dalam mempelajari sistem

persamaan linear tiga variabel yakni pada bagian operasi (keterampilan), yaitu siswa tidak dapat

melanjutkan dalam penyelesaian soal atau tidak menuliskannya. Siswa mengerti konsepnya, tetapi

tidak sedikit siswa masih mengalami kesalahan yang dilakukan dengan persentase 92,54% dan itu

dominan dipengaruhi oleh minat dan motivasi dalam melatih kemampuan (internal).

Kata Kunci: kesulitan, matematika, persamaan

ANALYSIS OF LEARNING DIFFICULTIES IN MATHEMATICS MATERIALS THREE

VARIABLE LINEAR EQUATION SYSTEMS CLASS X1 SMA NEGERI 10 KENDARI

Abstract

This is research explorative aims to find out the things that affect students' mathematics learning

difficulties on the material system of equations linear three class variables X1 SMA Negeri 10

Kendari by using qualitative descriptive method. This research subject is class X1 many as 19 people

and subjects were interviewed amounted to 6 obtained from the results of the written test. Student

response data to the learning of mathematics using observation sheets and questionnaires. Data

analysis was performed through data reduction, data presentation, data verification and conclusion.

Data validation is done by triangulation data. The results obtained in this study is the location of the

trouble students of class X1 SMA 10 Kendari in studying systems of linear equations in the three

variables, namely the operation of (skills), that students can not continue in the resolution of

problems or do not write it down. Students understand the concept, but not a few students are still

experiencing the mistakes made with the percentage of 92.54% and was predominantly influenced by

the interest and motivation in training capability (internal).

Key Word: difficulties, mathematics, equation

Page 2: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

2

Pendahuluan

Belajar menunjukkan adanya perubahan

yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir

akan didapat keterampilan, kecakapan dan

pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar

tersebut tercermin dalam hasil belajarnya.

Sehingga harapan guru untuk siswa melalui

pembelajaran matematika ini diharapkan mampu

memahami konsep dan pemecahan masalah

sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal yang diberikan. Tanjungsari,

dkk (2012:53), upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan khususnya mata pelajaran

matematika, guru dituntut untuk selalu

meningkatkan diri baik dalam pengetahuan

matematika maupun pengelolaan proses belajar

mengajar. Hal ini dimaksudkan agar para siswa

dapat mempelajari matematika dengan baik dan

benar sehingga mereka mampu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

serta dapat menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat

dilihat dari penguasaan terhadap materi

matematika. Kesulitan siswa dalam mengerjakan

soal menjadi salah satu petunjuk untuk

mengetahui sejauh mana siswa menguasai

materi matematika. Oleh karena itu, adanya

kesulitan belajar tersebut perlu dianalisis dan

dicari faktor apa saja yang mempengaruhinya

kemudian dicari solusi penyelesaiannya.

Informasi tentang kesulitan dalam mengerjakan

soal matematika dapat digunakan untuk

meningkatkan mutu proses pem belajaran dan

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran matematika.

Perkembangan belajar siswa tidak seterusnya

berjalan dengan lancar, ada kalanya siswa

mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa

cenderung menghafal konsep matematika yang

diberikan guru atau yang tertulis dalam buku

ajar tanpa memahami maksud dan isinya dalam

menyelesaikan soal matematika. Sehingga siswa

sering menghadapi kesulitan dalam

menyelesaikan soal matematika yaitu kesulitan

siswa dalam menghitung, kesulitan siswa

menafsirkan simbol, dan kesulitan siswa

memahami materi.

Jamaris, (dalam Narulita: 2016:165),

kesulitan belajar disebabkan oleh masalah yang

dialami otak dalam menerima, memproses,

menganalisis, dan menyimpan informasi.

Matematika memerlukan pemikiran sistematis.

Selain menerima materi, siswa dituntut untuk

memproses dan menganalisis isi soal. Setelah

menganalisis isi soal, siswa dituntut untuk

mengerjakan sesuai dengan informasi yang

siswa didapatkan sebelumnya. Kemampuan

siswa yang berbeda-beda membuat siswa yang

kemampuannya rendah dalam menyerap materi

pelajaran enggan untuk lebih memahami apa

yang mereka kurang kuasai. Tak sedikit siswa

yang kurang pandai enggan untuk bertanya

tentang kesulitan materi yang diajarkan oleh

guru, karena tak sedikit siswa yang malu kepada

teman-teman sekelasnya hanya karena

menanyakan materi yang kurang dimengerti

ketika pembelajaran sedang berlangsung,

sehingga tak jarang banyak siswa yang sama

sekali tidak menguasai salah satu bahkan

beberapa materi pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di SMA

Negeri 10 Kendari pada tanggal 7 Juli 2016 di

kelas X1 masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan. Data yang menunjukkan bahwa

pencapaian nilai matematika yang rendah. Hal

ini dilihat dari nilai rata-rata tugas siswa yaitu

63,33. Selain itu, masih ada beberapa siswa

yang belum memenuhi nilai standar KKM, yaitu

75. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu usaha

untuk mencari faktor yang mempengaruhi

kesulitan belajar siswa terhadap materi tersebut.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kesulitan belajar pada siswa yaitu bisa berasal

dari internal siswa ataupun eksternal siswa.

Kesulitan yang dialami siswa dalam

mempelajari matematika, berkaitan dengan

penelitian ini dapat ditinjau dari dua hal yakni:

(1) kesulitan dalam memahami konsep dan (2)

kesulitan dalam penyelesaian suatu masalah

(operasi). Salah satu materi dalam mata

pelajaran matematika yang membuat siswa

mengalami kesulitan belajar, yaitu sistem

persamaan linear tiga variabel.

Muhibbin (2005 : 193), kesulitan belajar

dapat diketahui dari menurunnya kinerja

akademik, munculnya misbehavior siswa, baik

berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas

rendah karena faktor intern dan ekstern.

Sedangkan, Alisuf (2007: 88), kesulitan belajar

di sekolah bisa bermacam-macam yang dapat

dikelompokkan berdasarkan sumber kesulitan

Page 3: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 3

dalam proses belajar, baik dalam hal menerima

pelajaran atau dalam menyerap pelajaran.

Dengan demikian, pengertian kesulitan belajar

disini harus diartikan sebagai kesukaran siswa

dalam menerima atau menyerap pelajaran di

sekolah. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi

siswa terjadi pada waktu mengikuti pelajaran

yang disampaikan/ditugaskan oleh seorang guru.

Ahmadi dan Supriyono (2013: 94),

adapun gejalah kesulitan belajar dapat terlihat

dengan memperhatikan beberapa ciri-ciri

tingkah laku siswa yaitu: (1) menunjukkan hasil

belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai

yang dicapai oleh kelompok belajar di kelas),

(2) hasil yang dicapai tidak seimbang dengan

usaha yang dilakukan, mungkin ada siswa yang

selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi

nilai yang dicapai kurang dan tidak sesuai

dengan harapan, (3) lambat dalam mengerjakan

dan melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia

selalu tertinggal dari teman-temannya dalam

menyelesaiakan tugas-tugas sesuai dengan

waktu yang tersedia, (4) menunjukkan sikap-

sikap yang kurang wajar, menentang, berpura-

pura, masa bodoh dan berdusta, (5)

menunjukkan tingkah laku yanjg menyimpang,

seperti membolos, datang terlambat, tidak

mengerjakan tugas. mengasingkan diri, tidak

bisa bekerja sama, mengganggu teman baik di

luar maupun di dalam kelas, tidak mau mencatat

pelajaran, tidak teratur belajar dan kurang

percaya diri dan (6) menunjukkan gejala

emosional yang kurang wajar yaitu pemurung,

mudah tersinggung, tidak atau kurang gembira

dalam menghadapi situasi tertentu.

Metode

Penelitian ini adalah penelitian

eksploratif yang bertujuan menggambarkan

keadaan atau fenomena yang terjadi dilapangan,

misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,

kegiatan dan lain-lain. Arikunto (2010: 14),

penelitian eksploratif adalah penelitian yang

berusaha menggali tentang sebab-sebab atau hal-

hal yang mempengaruhi terjadinya

sesuatu.Strategi penelitian yang digunakan

adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu

penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan

suatu gejala peristiwa secara sistematis

danakurat mengenai sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu (Zuriyah, 2007: 47).

Penelitian ini dilaksanakan di SMA

Negeri 10 Kendari di kelas X1 dari lima kelas

paralel (X1-X5) yang ada pada Tahun Ajaran

2016/2017. Waktu penelitian terhitung dari

penyusunan proposal, yaitu sejak bulan Juli

2016 sampai dengan ujian skripsi. Pengambilan

kelas dilakukan berdasarkan pertimbangan

bahwa kelas X1 mempunyai kemampuan

menengah jika dibandingkan dengan kelas X

yang lain.

Penentuan siswa yang terpilih sebagai

subjek penelitian yang diwawancarai dalam

penelitian ini berdasarkan perolehan hasil tes

tertulis dengan atas pertimbangan variasi dan

banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa baik

konsep maupun operasidilakukan langkah-

langkah: (1) memperhatikan kesulitan dalam

menentukan atau menuliskan model matematika

dan pemisalan yang akan digunakan dan untuk

menyelesaikan suatu masalah serta siswa dalam

menggunakan metode tidak sesuai rumus

berlakunya metode tersebut atau tidak

menuliskannya (konsep) dan (2) memperhatikan

kesulitan menggunakan operasi dasar dalam

penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian serta siswa tidak dapat melanjutkan

pengerjaannya dalam menyelesaikan soal atau

tidak menuliskannya (operasi). Berdasarkan

kriteria tersebut, maka siswa yang terpilih

sebagai subjek penelitian yang diwawancara

adalah berjumlah 6 orang. Dalam memperoleh

data tentang kesulitan belajar matematika siswa,

maka untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan alat evaluasi sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Lembar observasi digunakan untuk mencatat

kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa

dalam proses pembelajaran dan untuk

mengetahui sejauh mana kesulitan siswa dalam

belajar matematika pada materi sistem

persamaan linear tiga variabel.

2. Pemberian Tes

Pemberian tes yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk

uraian. Tes tersebut dibuat oleh guru matematika

yang bersangkutan yang terdiri dari 5 butir soal

untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

siswa terkait masalah sistem persamaan linear

tiga variabel

3. Wawancara

Sugiyono (2011: 317), wawancara

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

Page 4: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

4

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Wawancara digunakan sebagai

pelengkap agar lebih memperkuat data yang

diperoleh dari hasil penelitian. Dalam penelitian

ini, peneliti mewawancarai 6 orang siswa yang

terpilih sebagai subjek penelitian bertujuan

untuk memastikan hal-hal mempengaruhi

kesulitan yang mereka alami dalam mempelajari

materi sistem persamaan liner tiga variabel.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen

yang artinya sesuatu yang tertulis, tercatat

sebagai bukti atau keterangan (Anonim, 2003:

111). Sehingga dokumentasi adalah

pengumpulan bukti-bukti atau barang-barang

yang berupa gambar, tulisan seperti arsip dan

termasuk juga buku-buku tentang pendapat teori

dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah

penelitian. Dokumentasi ini digunakan untuk

mengumpulkan informasi penting yang

berkaitan dengan keadaan siswa dan hasil

belajar matematika siswa serta dokumen-

dokumen lain yang menunjang penelitian.

5. Angket (Kuesioner)

Sugiyono (2008: 199), angket adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

Moleong (2004: 178), untuk

menentukan keabsahan suatu data diperlukan

teknik pemeriksaan yang didasarkan atas derajat

kepercayaan, keteralihan, ketergantungan dan

kepastian.Pemeriksaan keabsahan data yang

digunakan adalah menggunakan teknik

triangulasi. Peneliti menggunakan lembar

jawaban siswa, angket dan wawancara

mendalam untuk sumber data yang sama secara

serempak. Dengan demikian, penelitian ini

menggunakan triangulasi sumber sebagai teknik

pengecekan keabsahan data yaitu dengan cara

membandingkan data hasil tes, angket dan

wawancara dengan siswadi waktu yang berbeda

dari pengumpulan data sebelumnya. Analisis

data dalam penelitian ini dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu kegiatan yang

mengacu kepada proses mentrasformasikan data

mentah yang tertulis di lapangan, menyeleksi,

menyederhanakan dan mengelompokkan.

Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari

penumpukan data atau informasi yang sama dari

siswa.

2. Penyajian data

Dalam tahap ini data yang berupa hasil

pekerjaan siswa disusun menurut urutan objek

penelitian. Data yang disajikan berupa jenis-

jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal-soal operasi hitung pada pecahan beserta

penyebabnya.

Tahap penyajian data dalam penelitian

ini meliputi: (a) menyajikan data hasil observasi;

(b) menyajikan hasil pekerjaan siswa yang telah

dipilih sebagai subjek penelitian; dan (c)

menyajikan hasil wawancara. Dari hasil

penyajian data yang berupa pekerjaan siswa dan

hasil wawancara dilakukan analisis, kemudian

disimpulkan yang berupa data temuan sehingga

mampu menjawab permasalahan dalam

penelitian ini.

3. Verifikasi (pengecekan) data dan penarikan

kesimpulan

Verifikasi data dan penarikan

kesimpulan dilakukan selama kegiatan analisis

berlangsung sehingga di peroleh suatu

kesimpulan akhir. Melalui cara membandingkan

hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara maka

dapat ditarik kesimpulan letak dan penyebab

kesalahan.

Selain itu, untuk mengetahui persentase

kemampuan siswa menggunakan rumussebagai

berikut :

P = F

𝑁×100 % Arikunto (2010:

193) dalam Waskitoningtyas

(2013)

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Banyaknya

Adapun nilai kemampuan siswa

menurut Sundayana (2014: 77) dapat dilihat

pada tabel 1. berikut ini:

Page 5: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 5

Tabel 1.

Nilai Kemampuan Siswa

Nilai (%) Kategori

P = 100 Sangat Tinggi

70 ≤ P ˂ 100 Tinggi

30 ≤ P ˂ 70 Sedang

0 ≤ P ˂ 30 Rendah

Hasil

1. Hasil Tes Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil jawaban

terhadap soal tes yang telah diberikan kepada

siswa kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari dalam

menyelesaikan materi sistem persamaan linear

tiga variabel bahwa dari 19 orang siswa yang

hadir memperoleh nilai rata-rata 37,47.

Kemudian berdasarkan hasil pengolahan data

yang dilakukan juga dapat dikelompokkan skor

atau nilai siswa dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.

Nilai Akhir Tes Matematika Siswa Kelas X1 SMA Negeri 10 Kendari

Pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel

Rentang Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori

22-28 4 21,05 Rendah

29-35 4 21,05 Rendah 36-42 6 31,58 Sedang

43-49 1 5,26 Rendah

50-56 3 15,79 Rendah

57-63 1 5,26 Rendah

Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut

dibandingkan dengan nilai KKM, yaitu sebesar

75, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai

di bawah nilai KKM adalah sebanyak 19 siswa

yaitu 100 %. Berdasarkan tabel 4.1, bahwa

hasil tes dalam bentuk uraian berjumlah 5 soal

yang diujikan kepada 19 siswa kelas X1 SMA

Negeri 10 Kendari, dapat dideskripsikan bahwa

kemampuan siswa dalam mempelajari sistem

persamaan linear tiga variabel masih tergolong

rendah. Sebanyak 6 siswa dengan persentase

tertinggi, yaitu 31,58 % mendapat nilai antara 36

sampai 42. Persentase terendah, yaitu 5,26 %

siswa yang mendapat nilai antara 43 sampai 49

dan 57 sampai 63 masing-masing 1 orang.

Sedangkan hanya 1 orang siswa mendapat nilai

tertinggi berada pada interval nilai 57 sampai 63

dengan persentase 5,26 % dan nilai terendah

berada pada interval 22 sampai 28 dengan

persentase 21,05 % sebanyak 4 siswa

disebabkan kurangnya pemahaman dan

kesalahan-kesalahan serta tidak dapat

melanjutkan dalam menyelesaikan persoalan.

Berikut jenis kesalahan yang dialami siswa

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3.

Jenis Kesalahan yang Dialami Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Sitem Persamaan Linear Tiga Variabel

Jenis

Kesalahan Butir Soal

Jumlah Persentase

Kesalahan 1 2 3 4 5

Konsep - - 2 1 2 5 7,46 % Operasi 10 7 19 7 19 62 92,54 %

Jumlah 100 %

Page 6: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

6

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa peserta

didik yang mengalami kesalahan pada konsep

sebesar 7,46 %, kesalahan pada operasisebesar

92,54%. Jadi dapat disimpulkan kesalahan

tertinggi dalam menyelesaikan soal sistem

persamaan linear tiga variabel terletak pada

bagian operasi yaitu sebesar 92,54 %.

Selanjutnya, distribusi jawaban tes siswa dapat

dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4.

Distribusi Jawaban Tes Matematika Siswa

No.

Soal Frekuensi

(f) Persentase Tingkat Kesulitan Siswa

Perbutir Soal (%)

1 9 47,37 2 7 36,84

3 19 100

4 4 44,44

5 19 100

Terlihat pada tabel 4, pada umumnya

proporsi siswa yang menjawab benar terhadap

satu butir relatif rendah. Untuk lebih jelasnya

akan dibahas beberapa soal berikut ini. Pada

butir nomor 1 terlihat 9 orang siswayang

mengalami kesulitan belajardengan persentase

47,37 % terdiri dari 8 orang siswa tidak dapat

menyelesaikan soal dan 1 orang keliru dalam

melakukan perhitungan. Pada butir nomor 2,

sebanyak 7 orang mengalami kesulitan belajar

dengan persentase 36,84 % tidak dapat

menyelesaiakn soal. Butir nomor 3 dengan

persentase 100 %, yaitu semua siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut.

Butir nomor 4, sebanyak 4 orang siswa dengan

persentase 44,44 %, juga tidak dapat

meyelesaikan soal. Butir nomor 5, sama halnya

dengan nomor 3 semua siswa mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan

persentase 100 %. Hal ini disebabkan siswa

tidak paham atau tidak mengerti tentang materi

sistem persamaan linear tiga variabel.

2. Data Hasil Observasi

a. Observasi Guru Mengajar

Observasi terhadap cara mengajar

guru merupakan salah satu cara untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan oleh

peneliti. Observasi dilakukan dengan

maksud untuk melihat secara langsung

proses belajar mengajar matematika di

kelas yang menjadi sasaran penelitian.

Pelaksanaan observasi dilakukan

berdasarkan jadwal pelajaran matematika di

kelas yang diteliti pada materi sistem

persamaan linear tiga variabel. Berdasarkan

pengamatan pada saat observasi, diperoleh

bahwa sebelum proses pembelajaran

matematika, guru selalu mengingatkan

siswa tentang materi pada pertemuan

sebelumnya dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu,

guru juga selalu memberikan motivasi

kepada siswa setiap kali mengawali proses

pembelajaran.

Pada proses pembelajaran

matematika metode yang digunakan oleh

guru adalah model pembelajaran langsung,

yang diawali dengan guru menjelaskan

pokok-pokok materi yang dipelajari.

Setelah memberikan materi, guru selalu

memberikan contoh-contoh atau soal-soal

latihan dalam proses pembelajaran dan

mengajukan pertanyaan kepada siswa. Di

samping itu, guru selalu memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Melalui observasi ini pula dapat diketahui

bahwa guru memberi motivasi dan

penguatan kepada siswa tentang materi

yang diajarkan dengan mendekati siswa

pada saat proses pembelajaran berlangsung,

mengaitkan materi dengan pelajaran yang

lalu, guru selalu melibatkan siswa pada saat

penyajian materi, pada akhir pembelajaran

guru menyimpulkan materi yang telah

diajarkan. Sebelum proses pembelajaran

berakhir, guru selalu memberikan tugas

rumah kepada siswa.

b. Observasi Kegiatan Siswa

Observasi terhadap kegiatan belajar

siswa dilakukan pada saat siswa menerima

materi sistem persamaan linear tiga

variabel. Hasil yang diperoleh dari kegiatan

observasi adalah sebagai berikut : (1)

Page 7: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 7

selama pembelajaran berlangsung,

beberapa siswa tidak memperhatikan

penjelasan guru. Selain itu,pada saat guru

menjelaskan materi sambil menuliskan

penjelasannya di papan tulis, siswa sibuk

memindahkan catatan guru dari papan tulis

ke buku catatan. Sehingga perhatian siswa

terhadap penjelasan guru menjadi kurang,

(2) saat guru mengajukan pertanyaan,

antusias siswa dalam menjawab cukup

tinggi jika dilakukan secara serentak.

Namun, sangat sedikit yang menjawab

ketika siswa ditanyai satu-satu, (3)

keaktifan siswa dalam mempertanyakan

hal-hal yang belum jelas dari materi yang

diajarkan guru cukup baik. Saat guru

bertanya kepada siswa tentang hal yang

belum dimengerti, ada sebagian besar siswa

yang mengajukan pertanyaan, (4) saat

pengerjaan soal yang dituliskan di papan

tulis, beberapa siswa hanya duduk diam

sambil menunggu jawaban dari teman

sebangkunya. Walaupun saat pengisian soal

yang dituliskan di papan tulis diarahkan

langsung oleh guru, namun beberapa siswa

kurang memperhatikan dan (5) saat guru

meminta siswa untuk menuliskan jawaban

di papan tulis berkaitan dengan soal latihan,

antusias siswa masih kurang. Hanya

beberapa siswa yang berani menuliskan

jawaban di papan tulis.

3. Deskripsi Kesulitan Belajar Matematika

Berdasarkan kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa dan untuk mengetahui fakto

rmempengaruhi kesulitan belajar pada materi

sistem persamaan linear tiga variabel, dipilih 6

orang siswa untuk dianalisis jawabannya. Siswa-

siswa yang dimaksud adalah SP-03, SP-04, SP-

06, SP-07, SP-14 dan SP-18. Pada deskripsi

kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal, siswa dikelompokkan

berdasarkan jenis kesalahan yang dilakukan

siswa ditinjau dari objek matematika yaitu

kesalahan konsep dan kesalahan operasi.Hasil

dari data tes, kuesioner danwawancara

dibandingkan untuk mendapatkan kesimpulan

berupa data yang valid mengenai kesulitanyang

dialami siswa dan faktor yang

mempengaruhinya.

Wawancara dengan siswa dilakukan

untuk menelusuri lebih lanjut tentang kesulitan

belajar yang dialami siswa dalam mempelajari

matematika pada materi sistem persamaan linear

tiga variabel berdasarkan hasil tes dan faktor

yang mempengaruhinya berdasarkan data

kuesioner. Berikut ini akan disajikan analisis

hasil wawancara dengan enam orang siswa yang

menjadi subjek penelitian (SP) dengan

keterangan dialog huruf “S” untuk siswa dan

“P” untuk peneliti. Berdasarkan hasil lembar

jawaban dapat diketahui dari enam siswa yang

dipilih sebagai subjek penelitian semua siswa

melakukan kesalahan dalam menjawab dan tidak

dapat menyelesaikan soal sistem persamaan

linear tiga variabel diantaranya :

a) Siswa SP-03

Kesalahan yang dilakukan siswa SP-03

dalam menjawab yakni semua butir soal.

Misalkan jawaban nomor 1 dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 1. Jawaban nomor 1 siswa SP-03 Dari gambar 1 dapat menggambarkan

bahwa secara konsep sudah benar, tetapi dalam

menyelesaikan soal masih mengalami kesulitan.

Hal ini ditunjukkan dengan jawaban yang ia

peroleh salah karena bertentangan yang

diperintahkan dalam soal, siswa diminta

Perintah soal

menggunakan

metode

eliminasi

Kesalahan menentukan jawaban

akhir dan penarikan kesimpulan

Kesalahan melakukan

proses perhitungan

Page 8: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

8

menentukan nilai dari x, y dan z. Berikut petikan

wawancara dengan siswa SP-03.

P : Dari pekerjaanmu ini secara langkah-

langkahnya benar, tapi masih ada yang keliru

S : Iya Kak

P : Kelirunya dimana? Pada saat kamu

melakukan perhitungan. Hasil akhirnya

kan yang ditanya disoal tentukan nilai x,

y dan z. Pekerjaanmu

ini nilai x, y dan z kamu jumlahkan

S : Soalnya Kak waktu dijelaskan begitu

P : Begitu! Dijelaskan sama gurunya?

S : iya Kak

P : Masa! Itu sebenarnya tergantung pada

soalnya. Kalau soalnya diminta misalnya x

+ y + z sama dengan berapa dari sistem

persamaan linear tiga variabel itu.

Petanyaan seperti begitu berarti nilai x, y

dan z harus dijumlahkan.

S : Ooh, iya Kak.

P : kalau disoal ditanyakan x, y dan z berapa,

stop disitu. Jadi jawaban kamu nomor 1

keliru. Kamu jumlahkan,

seharusnya tidak dijumlahkan.

S : Langsung?

P : Iya, langsung disimpulkan berapa nilai x,

y dan z. Dan hasil perhitunganmu ini juga

keliru jawabannya. Dari mana

z =3,4?

S : Kurang tau juga Kak.

Petikan wawancara di atas,

mununjukkan kemampuan atau keterampilan

siswa ketika menjawab soal masih kurang. Hal

ini dipengaruhi motivasi siswa menjadi salah

satu faktor penyebabnya dalam belajar

sebagaimana dapat dilihat dari kutipan jawaban

angket siswa pada item nomor 10 dan 11 di

bawah ini

Tabel 5.

Kutipan Jawaban Angket SP-03

No. Pernyataan SS S TS STS

10. Jika mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal

sistem persamaan linear tiga variabel, saya memilih

diam tanpa bertanya kepada teman atau guru

11. Saya tidak mampu menyelesaikan soal matematika yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel

b) Siswa SP-04

Kesalahan yang dilakukan siswa SP-04

dalam menjawab yakni butir soal nomor 1, 2, 3,

dan 5. Misalkan jawaban nomor 3 dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 2. Jawaban nomor 3 siswa SP-04

Dari gambar 2 terlihat bahwa siswatidak

dapat melanjutkan dalam menyelesaikan soal

serta salah melakukan proses perhitungan dan

pemahama konsep terhadap materi SPLTV

masih kurang. Berikut petikan wawancara

dengan siswa SP-04 berikut.

P : Untuk nomor 3 harus dimisalkan. Mana

persamaan (1), (2) dan (3). Kita tidak tulis

yang itu. Jadi, secara langkah-langkah

penyelesaiannya sudah

Benar, tapi perhitungannya masih salah

(keliru). Dimana letak kekeliruannya?

Ini -3 x 4 berapa? (menunjuk pekerjaannya)

Kesalahan

melakukan

proses

perhitungan

Tidak menentukan mana untuk persamaan (1), (2) dan (3)

Page 9: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 9

S : 12 (melihat jawabannya). Min maunya di

P : Seharusnya -12. Ini untuk persamaan (2)

nya

S : Apakah lupa atau buru-buru (tanya diri

sendiri)

P : Mengerjakan soal itu harus tenang

S : Biasa kalau mau habis waktu buru-buru

tulis

P : Jadi mengerjakan soal itu yang harus

diselesaikan terlebih dahulu soal yang

dianggap mudah. Kalau soal pertama yang

kita kerjakan sulit, disitu banyak

waktu yang kita gunakan. Sebaliknya,

kalau yang pertama soal mudah

S : Mudah duluan dikerja!!!

P : Supaya cepat mengerjakannya. Untuk

materi sistem persamaan linear tiga variabel

dalam mempelajarinya, merasa sulit atau

tidak?

S : Agak sulit. Kalau yang dua tidak terlalu

P : Dimana letak kesulitannya?

S : Anu! Terlalu banyak sekali variabelnya.

Tiga. Jadi nda mengerti

P : Antara eliminasi dan substitusi. Mana yang

dianggap sulit

S : Substitusi. Kurang mengerti. Kalau

eliminasi saya tau ji

Petikan wawancara di atas,

menjelaskanbahwa siswatidak mengerti dengan

metode substitusi yang mengakibatkan

mengalami kesulitan dalam melakukan operasi

penyelesaian. Salah satu faktor yang

mempengaruhi adalah motivasi siswa dalam

belajar matematika. Sebagaimana dapat dilihat

dari kutipan jawaban angket siswa pada item

nomor 9 dan 11 di bawah ini.

Tabel 6.

Kutipan Jawaban Angket SP-04

No. Pernyataan SS S TS STS

9. Jika ada suatu materi yang tidak saya mengerti saat

pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel, saya

berusaha bertanya kepada teman atau guru

11. Saya tidak mampu menyelesaikan soal matematika yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel

c) Siswa SP-06

Kesalahan yang dilakukan siswa SP-06

dalam menjawab yakni 1, 3, dan 4. Misalkan

jawaban nomor 1dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 3. Jawaban Nomor 1 Siswa SP-06

Dari gambar 3menunjukkan bahwa

siswa SP-06 benar dalam memahami konsep

eliminasi, tetapi siswa mengalami kesulitan

dalam melakukan penyelesaian. Hal ini dapat

dilihat dari jawaban yang ia kerjakan tidak dapat

melanjutkan dikarenakan kurang fokus

menyelesaikan soal dan siswa kurang paham

memahami materi SPLTV terutama pada

metode substitusi sebagaimana dapat dilihat

pada petikan wawancara dengan SP-06 berikut.

P : Setelah saya periksa jawabanmu kemarin

untuk nomor 1. Kenapa tidak diselesaikan?

S : Terburu-buru

P : Dimana kesulitannya?

S : Biasa agak terbalik toh. Metode eliminasi

kita kasih substitusi dan substitus ke eliminasi

P : Antara eliminasi dan substitusi, mana yang

dianggap sulit untuk dikerjakan?

S : Eliminasi. Oh bukan substitusi. Yang kita

kasih masuk

Page 10: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

10

Petikan wawancara di atas, minat siswa

dalam belajar materi SPLTV ketika

pembelajaran berlangsung menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhinya, sebagaimana

jawaban siswa dapat dilihat pada kutipan angket

nomor item 8 berikut ini.

Tabel 7.

Kutipan Jawaban Angket SP-06

No. Pernyataan SS S TS STS

8. Saya mengajak teman-teman bercerita pada saat

pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel

berlangsung √

d) Siswa SP-07 Kesalahan yang dilakukan siswa SP-07

dalam menjawab yakni nomor5. dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 4. Jawaban Nomor 5 Siswa SP-07

Pada gambar 4.4 di atas, menjelaskan

bahwa siswa tidak dapat menyelesaikan soal

karena ketika dirubah sedikit dengan contoh

yang diberikan oleh guru, maka siswa

mengalami kesulitan dalam menjawabnya. Soal

tersebut, siswa diminta menentukan rata-rata

dari p, q dan r. Berikut petikan wawancara

dengan SP-07 :

P : Nomor 5, kenapa tidak diselesaikan?

S : Tidak tau Kak.

Dari petikan wawancara berikut,

menjelaskan bahwa kurangnya latihan dalam

menjawab soal, sehingga minat dalam belajar

menjadi salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi sebagaimana didukung oleh

jawaban siswa pada kutipan angket nomor item

8 di bawah ini:

Tabel 8.

Kutipan Jawaban Angket SP-07

No. Pernyataan SS S TS STS

8. Saya mengajak teman-teman bercerita pada saat

pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel

berlangsung √

e) Siswa SP-14

Kesalahan yang dilakukan siswa SP-14

dalam menjawab yakni pada butir nomor 1, 2, 3

dan 5. Misalkan jawaban nomor 2 dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 5. Jawaban Nomor 2 Siswa SP-14

Tidak

melanjutkan

dalam proses

peyelesaian

soal

Salah melakukan

proses perhitungan serta

tidak melanjutkan

dalam proses

penyelesaian soal

Page 11: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 11

Dari gambar 5 di atas, siswa mengalami

kesulitan dalam meyelesaikan soal. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya pemahaman materi

SPLTV, sehingga siswa tidak dapat

melanjutkannya. Berikut petikan wawancara

dengan SP-14 :

P : Materi sistem persamaan linear tiga variabel

mengalami kesulitan atau tidak?

S : Mengalami. Soalnya bingung-bingung

P : Dimana letak kesulitannya?

S : Pas! Eliminasi

P : Kalau substitusi?

S : Aaaa....itu juga

Petikan wawancara di atas, dapat

dijelaskan bahwa salah satu yang dapat

mempengaruhi siswa sehingga mengalami

kesulitan adalah minat dan motivasi ketika

pembelajaran berlangsung sebagaimana kutipan

jawaban angket siswa pada nomor item 8 dan 11

berikut ini.

Tabel 9.

Kutipan Jawaban Angket SP-14

No. Pernyataan SS S TS STS

8. Saya mengajak teman-teman bercerita pada saat

pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel

berlangsung √

11. Saya tidak mampu menyelesaikan saol matematika yang

berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel √

f) Siswa SP-18 Kesalahan yang dilakukan siswa SP-18

dalam menjawab yakni pada butir nomor 1 dapat

dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6. Jawaban nomor 1 siswa SP-18

Dari gambar 6 di atas, siswa mengalami

kesulitan belajar konsep dan tidak dapat

menyelesaikan soal. Berikut petikan wawancara

dengan SP-18 :

P : Kenapa nomor 1 tidak selesai dikerjakan?

S : Kurang mengerti soalnya

P : Kan disoal sudah jelas ditanyakan nilai x, y

dan z berapa.

S : Selain itu, waktu juga. Ini kan nomor 1 saya

kerja bagian keterakhir

P : Artinya waktunya tidak cukup

S : Iya

P : Kalau menurutmu, tentang sistem

persamaan linear tiga variabel, sulit atau atau

tidak?

S : Sulit

P : Dimana letak kesulitannya?

S : Divariabelnya

P : Kalau antara substitusi dan eliminasi, mana

yang dianggap sulit untuk

dikerjakan?

S : Substitusi

Petikan wawancara di atas, dapat

dijelaskan bahwa hal yang dapat yang dapat

mempengaruhi siswa sehingga mengalami

kesulitan adalah minat, motivasi, dan kebiasaan

siswa ketika belajar sebagaimana kutipan

jawaban angket siswa pada item nomor 1, 3, 8,

dan 10

Tidak menuliskan mana

untuk persamaan (1), (2) dan

(3) serta tidak dapat

menyelesaikan soal

Page 12: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

12

Tabel 10.

Kutipan Jawaban Angket SP-18

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tertarik dengan matematika

3. Saya selalu mengulang materi yang telah diajarkan oleh

guru

8. Saya mengajak teman-teman bercerita pada saat

pembelajaran sistem persamaan linear tiga variabel

berlangsung √

10. Jika mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal

sistem persamaan liner tiga variabel, saya memilih diam

tanpa bertanya kepada teman atau guru √

Pembahasan

Dari hasil penelitiandi atas memberikan

pemahaman, bahwasanya terdapat banyak faktor

yang dapat menyebabkan siswa mengalami

kesulitan belajar. Penulis mengklasifikasikan

faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor, yaitu

fakor internal dan eksternal. Faktor interal

adalah fakor yang berasal dari dalam diri siswa

itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah

faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Selanjutnya penulis membagi faktor

internal tesebut ke dalam dua aspek. Pertama

dari aspek intelegensi yang berupa pemahama

terhadap materi dengan melakukan tes tertulis,

sedangkan aspek kedua dari aspek sikap yang

terdiri dari minat, motivasi, dan perhatian siswa

dengan menyebarkan angket atau kuesioner.

Dari aspek intelegensi diperoleh hasil bahwa

dari 19 orang siswa, ternyata secara keseluruhan

siswa memperoleh nilai rata-rata 37,47 atau

siswa memiliki tingkat penguasaan konsep

dengan rata-rata 37,47 % yang berada di bawah

standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu sebesar 75.

Berdasarkan data di atas, sebanyak 4

siswa dengan persentase tertinggi, yaitu 31,58 %

mendapat nilai antara 36 sampai 42. Persentase

terendah, yaitu 5,26 % siswa yang mendapat

nilai antara 43 sampai 49 dan 57 sampai 63

masing-masing 1 orang. Sedangkan hanya 1

orang yang mendapat nilai tertinggi berada pada

interval nilai 57 sampai 63 dengan persentase

5,26 % dan nilai terendah berada pada interval

22 sampai 28 dengan persentase 21,05 %

sebanyak 4 siswa.

Selain dari aspek intelegensi, aspek

yang kedua yaitu berupa aspek sikap (internal

siswa) yang terdiri dari minat, motivasi dan

perhatian siswa diperoleh data sebesar 53,33 %.

Dengan tingginya aspek sikap dan rendahnya

niai aspek intelegensi dengan nilai rata-rata

37,47. Ini menunjukkan bahwa aspek sikap

dapat mempengaruhi aspek intelegensi siswa,

sehingga menyebabkan sebanyak 100 % siswa

memperoleh nilai di bawah nilai KKM. Hal

tersebut, kurangnya motivasi, minat dan

perhatian siswa dalam melatih kemampuan dan

mempelajari untuk memahami materi sistem

persamaan linear tiga variabel. Sedangkan untuk

faktor eksternal, penulis membagi dua sumber

yaitu faktor dari lingkunga sekolah dan faktor

dari lingkungan keluarga. Faktor yang

bersumber dari sekolah, mampu memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap

perkembangan siswa, yang dapat.

Demikian juga dengan faktor yang

bersumber dari lingkungan keluarga seperti

dukungan dari orang tua sangat berpengaruh

terhadap perkembangan siswa terutama dalam

hal memberikan motivasi bagi siswa untuk

belajar yang mengakibatkan rajin atau tidaknya

untuk mengulang pelajaran di rumah. Kesulitan

belajar yang dialami siswa beraneka ragam.

Kesulitan belajar siswa diantaranya: (a)

Kesulitan belajar dengan latar belakang

kebiasaan belajar yang tidak baik.Beberapa cara

untuk memecahkan masalah ini antara lain: (1)

menunjukkan akibat atau pengaruh kebiasaan

belajar yang salah terhadap prestasi belajar, (2)

memberikan kesempatan peserta didik untuk

berlatih dengan pola-pola kebiasaan baru

danmeninggalkan kebiasaan lama yang salah

dan (3) memberikan kesempatan siswa untuk

mengkontruksi sendiri sebuah pengertian atau

rumus, (b) kesulitan belajar dengan latar

belakang kurangnya motivasi dan minat belajar.

Kasus ini disebabkan kurangnya motivasi dalam

diri siswadan juga minat untuk mengikuti

belajar baik yang berasal dari diri siswa itu

Page 13: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

Alham Syukman Siasa, Moh. Salam, Suhar 13

sendiri maupun dari luar. Beberapa cara untuk

memecehkan masalah ini antara lain: (1) guru

diharapkan memilih metode dan pendekatan

belajar yang efektif sesuai materi yang

disampaikan, (2) menciptakan situasi-situasi

kompetitif sesamasiswa secara sehat (3)

memberikan kesempatan kepada individu atau

kelompok untuk mendiskusiskan aspirasi-

aspirasinya secara rasional, (4) mengindari saran

dan pernyataan negatif yang dapat melemahkan

semangat belajar, (5) memberikan ganjaran yang

tulus dan wajar, kendatipun hanya berupa

ucapan pujian dan (6) menunjukkan manfaat

dari pelajaran bagi kepentingan siswa yang

bersangkutan pada saat kini dan nanti, dan (c)

kesulitan belajar dengan lebih dilatarbelakangi

kurang menguasai keterampilan dalam

menyelesaikan soal dari pada pemahaman

konsep. Beberapa cara untuk memecahkan

masalah ini antara lain: (1) guru menyampaikan

dengan jelas bagaimana cara berhitung yang

benar untuk menyelesaikan suatu soal dan (2)

guru perlu lebih banyak memberikan latihan

soal yang menekankan pada penerapan rumus

dan menekankan pemahaman konsep secara

jelas dalam melakukan proses pembelajaran.

Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1) Letak kesulitan siswa kelas X1 SMA Negeri

10 Kendari dalam mempelajari sistem

persamaan linear tiga variabel yaitu pada

keterampilan (operasi) yaitu siswa tidak

dapat melanjutkan pengerjaannya dalam

menyelesaikan soal atau tidak

menuliskannya. Bahwasanya siswa

mengerti konsepnya akan tetapi tidak

sedikit siswa masih mengalami

kesalahanyang dilakukan dengan persentase

92,54 %.

2) Hal yang dapat mempengaruhi siswa

mengalami kesulitan belajar matematika

pada materi sistem persamaan linear tiga

variabel dominan yang bersumber dari

faktor internal siswa yaitu minat dan

motivasi dalam melatih kemampuan.

Saran

Berdasarkankesimpulandi atas, maka

penulis berharap hasil penelitian ini dapat

memberikan masukan pemikiran demi

meningkatkan mutu pendidikan, khususnya

pengajaran matematika di SMA Negeri 10

Kendari. Untuk itu penulis berusaha

memberikan beberapa saran antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya tidak menganggap

sulit terhadap mata pelajaran

matematika sehingga ada minat dan

motivasi untuk mempelajarinya.

b. Siswa agar lebih memperbanyak latihan

soal yang diberikan guru dan bertanya

baik kepada guru atau teman jika belum

paham.

2. Bagi Guru

a. Guru diharapakan selalu memberikan

motivasi belajar kepada siswa agar

mempunyai perhatian dan minat dalam

belajar matematika.

b. Guru diharapkan memilih metode dan

pendekatan belajar yang sesuai dengan

materi yang disampaikan dengan

memperhatikan kemampuan intelegensi

dan keterampilan siswa, yaitu

melibatkan mereka secara aktif sehingga

siswa akan mudah mengingatnya.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah diharapkan bisa meningkatkan

hasil belajar siswa dengan

meningkatkan mutu pendidikan.

b. Sekolah diharapkan dapat

memperhatikan perlengkapan media

atau alat peraga matematika.

Daftar Pustaka

Ahmadi, A dan Supriyono, W.(2013).

Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka

Cipta

Alisuf , M ,Sabri.(2007). Ilmu Pendidikan.

Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya

Anonim.(2003). Kamus Lengkap Praktis Bahasa

Indonesia. Akar Media. Surabaya

Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Remaja

Muhibbin, Syah.(2005). Psikologi Belajar.

Jakarta: Raya Grafindo Perkasa.

Page 14: ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI …

Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika Volume 6 No. 1 januari 2018

14

Narulita, Della.(2016). Kesulitan Siswa Dalam

Menyelesaikan Masalah Fungsi. Jurnal

Pendidikan Matematika. Universitas

Muhammadiyah Surakarta. ISSN: 2502-

6526

Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Pendidikan

Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.Rosdakarya.

Tanjungsari, Retno Dewi, Edy Soedjoko,

Mashuri. (2012). Diagnosis Kesulitan

BelajarMatematika Persamaan Garis

Lurus.Unnes Journal of Mathematics

Education.ISSN.

Waskitoningtyas, Rahayu Sri.(2016). Analisis

Kesulitan Belajar Matematika Siswa

Kelas V Sekolah Dasar Kota Balikpapan

pada Materi Satuan WaktuTahun Ajaran

2015/2016. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Matematiaka. Vol. 5, No. 1 Hal. 24-32.

Universitas Balikpapan

Zuriyah, Nurul.(2007). Metode Penelitian Sosial

dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara