14
LAPORAN PENDAHULUAN ASMA A. Pengertian Asma adalah suatu penyakit dan sistem pernafasan yang meliputi peradangan dari jalan nafas dan gejala-gejala bronkospasme yang bersifat reversible (Antoni Crocket, 1997). Asma didefinisikan sebagai penurunan fungsi paru dan hiperres ponsivitas jalan nafas terhadap berbagai rangsang (Lynda Jual Carpenito). Asma bronchiale adalah suatu penyakit saluran alergi sehingga menyebabkan gangguan pernafasan seperti sesak nafas, yang disertai dengan nafas berbunyi mengi (Whezing). B. Faktor Presipitasi - Alergen utama debu debu rumah, spora, jamur dan tepung sari rerumputan - Iritan seperti asap, bau-bauan, polutan - Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus - Perubahan cuaca yang ekstrim - Kegiatan jasmani yang berlebihan - Lingkungan kerja - Obat-obatan dan emosi C. Klasifikasi Secara etiologis asma bronchiale di bagi dalam 3 tipe : 1. Asma bronchiale tipe nonatopi (intrinsik)

ASKEP ASMA2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP ASMA2

LAPORAN PENDAHULUAN

ASMA

A. Pengertian

Asma adalah suatu penyakit dan sistem pernafasan yang meliputi peradangan dari

jalan nafas dan gejala-gejala bronkospasme yang bersifat reversible (Antoni Crocket,

1997).

Asma didefinisikan sebagai penurunan fungsi paru dan hiperres ponsivitas jalan

nafas terhadap berbagai rangsang (Lynda Jual Carpenito).

Asma bronchiale adalah suatu penyakit saluran alergi sehingga menyebabkan

gangguan pernafasan seperti sesak nafas, yang disertai dengan nafas berbunyi mengi

(Whezing).

B. Faktor Presipitasi

- Alergen utama debu debu rumah, spora, jamur dan tepung sari rerumputan

- Iritan seperti asap, bau-bauan, polutan

- Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus

- Perubahan cuaca yang ekstrim

- Kegiatan jasmani yang berlebihan

- Lingkungan kerja

- Obat-obatan dan emosi

C. Klasifikasi

Secara etiologis asma bronchiale di bagi dalam 3 tipe :

1. Asma bronchiale tipe nonatopi (intrinsik)

Pada golongan ini, keluhan tidak ada hubungannya dengan dengan paparan terhadap

alergen dan sifat-sifat adalah

- Serangan timbul setelah dewasa

- Pada keluarga tidak ada yang menderita asma

- Penyakit infeksi sering menimbulkan serangan

- Perubahan cuaca / lingkungan yang nono spesifik merupakan keadaan yang peka

bagi penderita.

-

Page 2: ASKEP ASMA2

2. Asma bronkial hipe atopi (ekstrinsik)

Pada golongan ini ada keluhan yang berhubungan dengan paparan terhadap alergen

lingkungan yang spesifik, kepekaan ini biasanya dapat ditimbulkan dengan uji kulit

atau provokasi bronchial pada tipe-tipe yang mempunyai sifat-sifat :

- Timbul sejak anak-anak

- Pada keluarga ada yang menderita asma

- Sering menderita rinitis

3. Asma Bronchiale campuran

Pada keadaan ini, keluhan diperberat baik oleh faktor ekstrensik dan intrinsit

D. Patofisiologi

Kelainan utama dari asma diduga disebabkan karena adanya hipersensitivitas dari

cabng-cabang bronkus. Pada individu yang retan, lapisan dan cabang-cabang bronkial

tersebut akan menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan yang diberikan kepadanya.

Kerentanandari individu kemungkinan diturunkan secara genetik, munculnya kerentanan

disebabkan oleh adanya perubahan terhadap rangsangan yang berlebih-lebihan dengan

faktor lingkungan tertentu, seperti penerapan bahan alergen / iritan.

Apapun pencetusnya mekanisme yang terjadi adalah sama saja bronkokontriksi

yang terjadi kemungkinan sebagai suatu reaksi perlindungan untuk membatasi instalasi

alergen / iritasi yang lebih lanjut, bila hal ini berlangsung terus maka lapisan jalan akan

tersentifisasi terutama pada bronkus berukuran sedang dan bronkiolus sehingga

mengalami peradangan dan edematosus. Pada asma atopik keadaan ini disebabkan oleh

alergen spesifik yang terkait dengan antibodi-antibodi spesifik sehingga menyebabkan

pelepasan dari berbagai macam hormon lokal dan zat mediator. Pada semua kasus adanya

peradangan dapat ditandai dengan edema dari selaput lendir bronkial dan peningkatan

ekskresi. Hal ini dapat meningkatkan intabilitas dari obat-obat polos bronkial.

E. Manifestasi klinis

- Tachikardi - Mengi / Whezing

- Tachipnea - Pernafasan pendek

- Batuk - Rasa sesak didada

- Serangan biasanya menghilang dalam 30 – 60 menit

- Spuhim dalam bentuk kental dan jumlah banyak

- Kelelahan terjadi setelah serangan

Page 3: ASKEP ASMA2

- Diaphoresis

- Kontraksi yan kaku dari bronkhiolus

- Penurunan kecepatan ekspirasi maksimal dan volume ekspirasi

- Kapasitas residu fungsional dan volume residu sangat tinggi selama serangan asama.

- Oto polos bronkhiolus megalami atrofi

- Skintest alergen

- Batuk yang paroksismal terutama pada malam hari berlangsung 10 – 14 hari

- Sianosis

- Tekanan darah meningkat

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan test kulit → untuk menunjukkan adanya alergi dan adanya antibodi

kadar Ig E yang spesifik dalam tubuh.

Pemeriksaan kadar Ig E total dan Ig E serum → untuk menyokong adanya penyakit

atopi

Pemeriksaan analisa gas darah → dilakukan dengan pasien asma berat

Pemeriksaan eosinofil damal darah → jumlah eosinofil total dalam darah sering

meningkat

Pemeriksaan sputum → untuk menilai adanya misellium aspergius fumigatus

Radiologi → dilakukan apabila dan kecurigaan terhadap proses patologik dipar

G. Penatalaksanaan

1. Pegobatan Medika Mentosa

Waktu serangan

- Bronkodilator - korkhosteroid - ekspektoransia

- antihistamin - antibiotika

Diluar serangan

- disodium chomoglycate (DSCG)

- ketotijen

2. Pengobatan non Medika Mentosa

Waktu serangan

- Pemberian O2 - Pastural drainase

- Pemberian cairan - Menghindari paparan alergen

Diluar serangan

Page 4: ASKEP ASMA2

- Pendidikan

- Immunoteraphy/desensitasi

- Pelayanan / kontrol emosi

Tujuan pelaksanaan terapi asma

1. Menyembuhkan dan menendalikan gejala asma

2. Mencegah kekambuhan

3. Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankan

4. Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal

5. Menghindari efek samping obat asma

6. Mencegah obstruksif jalan nafas yang irreversible

Terapi awal :

1. O2 4-6 liter/menit

2. Agonis B2

3. Amnofium bolus IV 5 – 6 mg

4. Kortikosteroid hidrokortison 100 – 200 mg IV

Terapi asmak kronik

1. Asma ringan : agnosis B2 inhalasi

2. Asma sedang : anti inflamsi / hr dan agonis B2 inhalasi bila perlu

3. asmaAberat : steroid inhalasi / hr B2 long acting, steroid sedang sehari/dosis

tunggal harian dan agnosis B2 inhalasi sesuai kebutuhan

Respon terapi awal baik didapatkan keadaan :

1. Respon menetap selama 60 menit setelah pengobatan

2. Pemeriksaan fisik normal

3. Arus puncak ekspirasi > 70 %

Page 5: ASKEP ASMA2

Pathways

(Non alergik) Instrinsik

Stres aktivitas

Asma Enstrinsik (alergik)

Reaksi hipersensitif terhadap alergen

Respon syaraf

Parasimpatis Simpatis

Sel mastMengeluarkan etikain

Menstimulus sist

Adienegik ditronkus

Bronko kontriksi

Bronko kontriksi

Stimulus B lymfosit

Sel plasma memproduksi antibodi IG E

Menyerang sel mast & bospfil didinding bronkial

Melepaskan histamin, bradikin, prostaglandin, anfilaksis

Kontraksi otot polos bronkial permebilitas vaskuler

Edem mukosa

Peradangan pada bronkus Batuk keluar keringat & sputum bentuk kental & banyak

Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Peradangan mempengaruhi endogen & pirogen

Hipotalamus

Prostagladin tz

Suhu tinggi

Peningkatan kerja napasTakipenia

Takikardi

Mengi/Wheezing

Nafas pendek

Rasa sesak didada

kelelahan

Pe Kehil airtidak tampak

sebagai penguapan ekshalasi & pemasukan

oral

Plamukosa

Etelektasis

Hipoksemia

Resiko/gangguan

kekurangan cairan

Resiko/gangguan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Anorexia, minum

Peningkatan kebutuhan O2

GangguanPola aktivitas

Page 6: ASKEP ASMA2

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Riwayat Keperawatan

a. Masalah pernafasan yan pernah dialami

- Pernah mengalami perubahan pola pernafasa

- Pernah mengalami batuk dengan sputum

- Pernah mengalami myeri dada

- Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala diatas

b. Riwayat penyakit pernafasan

- Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC

- Bagaimana frekuensi setiap kejadian ?

c. Riwayat Kardiovaskuler

- Pernah mengalami penyakit jantung atau peredarah darah

d. Gaya hidup

- Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok

2. Pemeriksaan Fisik

a. Mata

- Konjungtiva pucat (karena anemia)

- Konjugtiva sianosis (karena hipoksernia)

- Kunjungtiva terdapat pethechia (karena kembali lemak atau andokardhitis)

b. Kulit

- Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)

- Sianosis secara umum (hiposekmia) - Edema

- Penurunan turgor (dehidrasi) - Edema periorbital

c. Jari dan Kuku

- Sianosis - Clubbing finger

d. Mulut dan Bibir

- Membran mukosa sianosis

- Bernafas dengan mengerutkan mulut

e. Hidung

- Pernafasan dengan cuping hidung

f. Vena Leher

Page 7: ASKEP ASMA2

- Adanya distensi / bendungan

g. Dada

- Retraksi oto bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan, dispnea

atau obstruksi jalan pernafasan)

- Pergerakan tidak simetris antara dada kanan dan dada kiri

- Taktil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara / suara melewati saluran /

rongga pernafasan)

- Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)

- Bunyi perkusi (resonan, hyperesonan, dullness)

h. Pola Pernafasan

- Eupnea (pernafasan normal)

- Tacypnea (pernafasan cepat)

- Bradypnea (pernafasan lambat)

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi, jantung

- EKG

- Exercise stress test

b. Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah

- Echocardiography - Angiografi

- Katerisasi jantung

c. Tes untuk mengukur ventilasi dan oksegenasi

- Tes fungsi paru-paru dengan spirometri - Oksimetri

- Tes astrup - Pemeriksaan darah lengkap

d. Melihat struktur sistem pernafasan

- X-Ray thoraks - CT Scan paru

- Bronchoskopi

e. Menentukan sel abnormal / injeksi sistem pernafasan

- Kultur apus tenggorok

- Sitologi

- Spesimen sputum (BTA)

Page 8: ASKEP ASMA2

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang biasa timbul pada kasus asma bronchiale adalah sebagai

berikut :

1. Tidak efektifnya pola pernafasan berhubungan dengan penyemopitan pada daerah

bronchus ditandai dengan dispnea PR > 28 x/menit, pasien gelisah dan lelah, cynosis,

ekluar keringat dingin, adanya ronchi, wheezing, crackles, takicardi, tekanan darah

meningkat

Rencana tujuan :

Jalan nafas kembali normal dengan kriteria sesak nafas berkurang dengan frekuensi

pernafasan 16 – 20 x/menit tak sianosis, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, tidak

arakles.

Rencana tindakan :

- Observasi tanda-tanda vital - Ajarkan batuk efektif

- Atur posisi tidur semi fowler - Kolaborasi dengan dokter

- Monitor warna dan perubahan mukosa membran

- Ajarkan nafas dalam

- Awasi adanya penurunan tingkat kesadaran

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia dengan

mual dan tidak ada nafsu makan, pasienh merasa lemah dan porsi makan tidak pernah

habis.

Rencana tujuan :

Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda. Kurang nutrisi,

porsi makan yang disediakan habis, nafsu makan meningkat / panik.

Rencana tindakan :

- Kaji tanda-tanda vital dan tanda-tanda kekurangan nutrisi

- Anjurkan makan sedikit tapi sering

- Sajikan makanan selagi hangat

- Monitor masukan cairan infus

- Libatkan keluarga dalam motivasi pemberian makanan

- Kolaborasi dengan dokter untk mendapatkan terapi

Page 9: ASKEP ASMA2

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknormalan status fisiologi (sesak nafas)

ditandai dengan pasien sesak nafas, mata merah dan terlihat kehitam-hitaman disekitar

kelopak mata.

Rencana tujuan :

Pola tidur dapat kembali normal dengan kreteria pasien dapat tidur siang ± 2 jam dan

tidur malam 6 – 8 jam pasien segar dan tidak sesak nafas.

Rencana tindakan :

- Kaji tentang pola tidur klien

- Atur posisi tidur senyaman mungkin

- Bersihkan dan rapikan tempat tidur pasien

- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

- Beri motivasi klien untuk dapat beristirahat

4. Resti Defisit volume cairan dengan berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebih

ditandai dengan : muntah-muntah, keluar keringat dingin, nadi cepat dan kecil.

Rencana tujuan :

Kekurangan cairan tidak terjadi dengan kriteria tanda-tanda dehidrasi tida kada, intke

2.000 – 3.000 cc/hari dan out put 1.500 cc/hari.

Rencana tindakan :

- Kaji tanda-tanda dehidrasi

- Observasi tanda-tanda vital

- Anjurkan banyak minum

- Ukur intake dan output cairan

- Motivasi klien dalam pemenuhan kebutuhan cairan

- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi

Page 10: ASKEP ASMA2

Daftar Pustaka

Antony Crocbett, Penanganan Asma Dalam Primer, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta

1997.

Soeparman, Sarwono Wasdapaji, Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II, balai penerbit FKUI, Jakarta

1998.

M. Amin, Hood Alsagar, Ilmu Penyakit Paru, Penerbit Air Langga University Press 1993.

Tarwota, Wartonah, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Penerbit Salemba

Medika.