17
TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar 1. Anatomi Fisiologi Di dalam paru percabangan jalan nafas, percabangan arteri pulmonalis, dan percabangan vena pulmonalis tersusun bersama, berbeda dengan organ lain. Di hati misalnya, susunan percabangan arteri hepatika, vena porta dan vena hepatika masing-masing memperlihatkan susunan yang berbeda-beda. Di ginjal pun susunan percabangan jalan kemih berbeda dengan percabangan peredaran darah. Harus diingat bahwa peredaran darah kecil (dari ventrikel kanan ke atrium kiri melalui kedua paru), banyaknya darah yang keluar dari jantung kanan adalah tepat sama dengan banyaknya darah yang masuk ke jantung kiri. Curah ventrikel kanan sama dengan curah ventrikel kiri. Selain sistem arteri pulmonalis dan vena pulmonalis, di paru ada sistem arteri bronkialis dan vena bronkialis yang berfungsi memberikan nutrien dan zat asam pada jaringan paru dan berasal dari jantung bagian kiri melalui aorta. Kedua sistem diatas berhubungan satu sama lain di dalam bronkiolus respirasi. 2. Definisi Edema paru adalah penumpukan abnormal cairan didalam paru – paru, baik dalam spasium interstisial atau dalam alveoli. ( Brunner and Suddarth, 2002 ) Edema adalah penumpukan cairan dalam jumlah abnormal didalam rongga badan, pembengkakan ini bisa menyerang bagian tubuh mana saja. ( Mark Scott Noah MD, 2008 ) Edema paru adalah adalah akumulasi cairan di paru-paru secara tiba- tiba akibat peningkatan tekanan intravaskular. (Mukty Abdul.H, 2010 )

Askep Gadar Oedem Pulmo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Gadar Oedem Pulmo

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Anatomi Fisiologi

Di dalam paru percabangan jalan nafas, percabangan arteri pulmonalis, dan percabangan vena pulmonalis tersusun bersama, berbeda dengan organ lain. Di hati misalnya, susunan percabangan arteri hepatika, vena porta dan vena hepatika masing-masing memperlihatkan susunan yang berbeda-beda. Di ginjal pun susunan percabangan jalan kemih berbeda dengan percabangan peredaran darah.

Harus diingat bahwa peredaran darah kecil (dari ventrikel kanan ke atrium kiri melalui kedua paru), banyaknya darah yang keluar dari jantung kanan adalah tepat sama dengan banyaknya darah yang masuk ke jantung kiri. Curah ventrikel kanan sama dengan curah ventrikel kiri.

Selain sistem arteri pulmonalis dan vena pulmonalis, di paru ada sistem arteri bronkialis dan vena bronkialis yang berfungsi memberikan nutrien dan zat asam pada jaringan paru dan berasal dari jantung bagian kiri melalui aorta. Kedua sistem diatas berhubungan satu sama lain di dalam bronkiolus respirasi.

2. Definisi

Edema paru adalah penumpukan abnormal cairan didalam paru – paru, baik dalam spasium interstisial atau dalam alveoli. ( Brunner and Suddarth, 2002 )

Edema adalah penumpukan cairan dalam jumlah abnormal didalam rongga badan, pembengkakan ini bisa menyerang bagian tubuh mana saja. ( Mark Scott Noah MD, 2008 )

Edema paru adalah adalah akumulasi cairan di paru-paru secara tiba-tiba akibat peningkatan tekanan intravaskular. (Mukty Abdul.H, 2010 )

Dari ketiga pengertian diatas maka dapat dsimpulkan bahwa edema paru adalah penumpukan cairan serosa atau serosanguinosa yang abnormal pada paru didaerah interstisial atau dalam alveoli.

3. Etiologi

Penyebab edema paru ada 2 yaitu :

1). Edema paru kardiogenik : adanya kelainan pada organ jantung

2). Edema paru nonkardiogenik : menghirup toksik dan asap rokok

4. Patofisiologi

Page 2: Askep Gadar Oedem Pulmo

Gagal jantung kiri Menghirup toksik dan asap rokok

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru Peningkatan permeabilitas kapiler paru

Penurunan tekanan osmotik plasma

Dinding kapiler rusak

Penimbunan cairan pada paru Bersihan jalan nafas inefektif

Sesak nafas Distensi vena leher, sianosis pada kuku Inflamasi Paru

Gangguan pola tidur Gangguan rasa nyaman nyeri

Cemas / ansietas

Keterangan :

= Diagnosa yang muncul

5. Manifestasi Klinis

a. Serangan khas terjadi pada malam hari setelah berbaring selama beberapa jam dan biasanya didahului dengan rasa gelisah, ansietas, dan tidak dapat tidur

b. Awitan sesak nafas mendadak dan rasa asfiksia (seperti kehabisan nafas), tangan menjadi dingin dan basah, bantalan kuku menjadi sianosis, dan warna kulit menjadi abu-abu.

c. Nadi cepat dan lemah, vena leher distensi

d. Batuk hebat menyebabkan peningkatan jumlah sputum mukoid

Page 3: Askep Gadar Oedem Pulmo

e. Dengan makin berkembangnya edema paru, ansietas berkembang menjadi mendekati panik, pasien mulai bingung kemudian stupor

f. Nafas menjadi bising dan basah,dapat mengalami asfiksia oleh cairan bersemu darah dan berbusa (dapat tenggelam oleh cairan sendiri).

6. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes Diagnostik

1) Foto thoraks

Gambaran berkabut atau kesuraman yang merata dari sentral dan meluas seperti kupu-kupu (butterflay pattern) disertai garis Kerley A,B dan C. Gambaran radoilogi seperti ini terlihat pada kedua tipe edema paru. Pada edema paru nonkardiogenik, gambaran radiologi kadang-kadang tampak normal.

2) EKG

Elektrokardiografi (EKG) : Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium, tergantung penyebab gagal jantung. Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia bisa ditemukan.

b. Tes laboratorium :

1) Analisa gas darah pO2 rendah (hipoksemia), pCO2 mula-mula rendah dan kemudian hiperkapnea.

2) Enzim kardiospesifik meningkat jika penyebabnya infark miokard.

3) Darah rutin, ureum, kreatinin, , elektrolit, urinalisis, foto thoraks, EKG, enzim jantung (CK-MB, Troponin T), angiografi koroner.

7. Penatalaksanaan Medis

a. Terapi

Edema paru kardiogenik akut

Terapai kegagalan jantung kiri adalah pengobatan seumur hidup dengan memperhatikan faktor dasar penyebab, tetapi keadaan gawat darurat sembab paru harus harus segera di atasi.

Pengobatan edema paru kardiogenik akut meliputi :

1) Morfin

Cara pemberian : SC, IM, atau IV

Page 4: Askep Gadar Oedem Pulmo

Dosis : 3-20 mg

Cara kerja : mengurangi kegelisahan sehingga mngurangi rangsangan adrenergik vasokontriksi.

2) Oksigen

Oksigen 100% dengan tekanan positif dengan menggunakan masker rebreathing.

3) Diuretik

Cara pemberian : IV

Dosis : 40-100 mg

Cara kerja : Cepat memberikan deuresis dapat mengurangi volume sirkulasi darah dan sembab paru.

4) Aminofilin

Cara pemberian : IV

Dosis : 240-480 mg

Cara kerja : Bekerja dalam bronkodilator, meningkatkan aliran darah ginjal dan sekresi natrium dan menambah kontraksi otot jantung.

5) Digitalis

Dapat diberikan digitalisi cepat (misal, dogoksin, lanatoside C) apabila sebelumya mendapat digitalis.

6) Posisi penderita

Penderita di usahakan posisi duduk dengan kaki berjuntai sepanjang sisi tempat tidur sehingga mengurangi “venous return” ke jantung.

Edema paru non kardiogenik

Dalam penatalaksanaan yang penting ialah :

1) Memperbaiki ventilasi, dengan :

Pemberian oksigen sehingga oksigen dalam udara inspirasi mencapai 50-100%

Intubasi endotrakeal.

Page 5: Askep Gadar Oedem Pulmo

Kalau perlu menggunakan alat bantu pernafasan (ventilator).

2) Pertahankan sirkulasi, dengan :

Memperbaiki dehidrasi atau mengurangi cairan bila terjadi over hidrasi.

3) Diperlukan terapi spesifik untuk hal-hal khusus :

Tempat tinggi, dengan oksigen dan transportasi ke daerah yang lebih rendah.

Bila obat atau racun sebagai penyebab, dengan obat antagonis.

Uremia paru, dengan dialisis.

Bila ada sepsis, berikan antimikroba.

8. Komplikasi

a. Asfiksia

b. Kematian

9. Prognosis

Prognosis tergantung pada penyakit dasar dan faktor penyebab/pencetus yang dapat diobati. Walaupun banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui mekanisme terjadinya edema paru nonkardiogenik akibat peningkatan permeabilitas kapiler paru, perbaikan pengobatan, dan teknik ventilator tetapi angka mortalitas pasien masih cukup tinggi yaitu > 50%. Beberapa pasien yang bertahan hidup akan didapatkan fibrosis pada parunya dan disfungsi pada proses difusi gas/udara. Sebagian pasien dapat pulih kembali dengan cukup baik walaupun setelah sakit berat dan perawatan ICU yang lama.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Page 6: Askep Gadar Oedem Pulmo

AKTIVITAS / ISTIRAHAT

Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia.

Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.

SIRKULASI

Gejala : riwayat adanya hipertensi.

Tanda : takikardia, penampilan kemerahan atau pucat, vena leher distensi,

kuku menjadi sianosis.

INTEGRITAS EGO

Gejala : banyaknya stresor.

MAKANAN / CAIRAN

Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat hipertensi.

Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor

buruk, malnutrisi.

NEUROSENSORI

Gejala : sakit kepala daerah frontal, influenza.

Tanda : perubahan mental (ansietas, bingung).

NYERI / KENYAMANAN

Gejala : sakit kepala, nyeri dada meningkat oleh batuk.

Tanda : melindungi area yang sakit ( pasien umumnya tidur pada sisi yang

sakit untuk membatasi gerakan).

PERNAPASAN

Gejala : riwayat adanya hipertensi, gagal jantung kiri, asap rokok, dispnea,

takipnea, penggunaan otot bantu.

Page 7: Askep Gadar Oedem Pulmo

Tanda : adanya sputum bercampur darah, batuk kering, batuk produktif, nafas

berbunyi ronki kering dan basah.

KEAMANAN

Gejala : demam.

Tanda : berkeringat, gemetaran, menggigil berulang, tangan menjadi dingin

dan basah.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas inefektif berhubungan dengan pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.

b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi paru.

c. Ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan.

d. Gangguan pola tidur brhubungan dengan faktor internal : sesak nafas.

3. Rencana Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas inefektifan berhubungan dengan pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.

Tujuan : Jalan nafas efektif.

Kriteria Hasil : Dapat mengidentifikasi / menunjukan perilaku

mencapai bersihan jalan nafas, dapat menunjukan jalan

nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tidak ada

dispnea.

Intervensi

Mandiri :

1) Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan pergerakan dada.

Page 8: Askep Gadar Oedem Pulmo

Rasional :

Takipnea, pernafasan dangkal, dan gerakan dada tidak simetris sering

terjadi karena ketidak kenyamanan gerakan dinding dada dan atau

cairan paru.

2) Auskultasi area paru, catat area penurunan / tidak ada aliran udara dan

bunyi nafas, mis : krekels, mengi.

Rasional :

Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi

nafas bronkial ( normal pada bronkus ) dapat juga terjadi pada area

konsolidasi. Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau

ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, sekret kental, dan

spasme jalan nafas / obstruksi.

3) Bantu pasien latihan nafas sering. Tunjukan / bantu pasien mempelajari

melakukan batuk, mis : menekan dada dan batuk efektif sementara posisi

duduk tinggi.

Rasional :

Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru – paru / jalan nafas

lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami,

membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan

menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan

upaya napas lebih dalam dan lebih kuat.

4) Penghisapan sesuai indikasi.

Rasional :

Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik pada

Page 9: Askep Gadar Oedem Pulmo

pasien yang tidak mampu melakukan karena batuk tidak efektif atau

penurunan tingkat kesadaran.

5) Berikan cairan sedikitnya 2500 ml / hari ( kecuali kontraindikasi ),

tawarkan air hangat, dari pada dingin.

Rasional :

Cairan ( khususnya yang hangat ) memobilisasi dan mengeluarkan sekret.

Kolaborasi :

6) Bantu mengawasi efek pengobatan nebuliser dan fisioterapi lain, mis :

spirometer insentif, IPPB, tiupan botol, perfusi, drainase postural.

Lakukan tindakan diantara waktu makan dan batasi cairan bila mungkin.

Rasional :

Memudahkan pengenceran dan pembuangan sekret. Drainase postural

tidak efektif pada pneumonia interstisial atau menyebabkan eksudat

alveolar / kerusakan. Koordinasi pengobatan / jadwal dan masukan oral

menurunkan muntah karena batuk, pengeluaran sputum.

7) Berikan obat sesuai indikasi : mukolitik, ekspektoran, bronkodilator,

analgesik.

Rasional :

Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.

Analgesik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan

ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-hati,karena dapat

menurunkan upaya batuk/menekan pernapasan.

b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi paru.

Page 10: Askep Gadar Oedem Pulmo

Tujuan : Nyeri dapat teratasi.

Kriteria Hasil : Menyatakan nyeri hilang/terkontrol, menunjukkan rileks,

istirahat/tidur dan peningkatan aktivitas dengan tepat.

Intervensi

Mandiri :

1) Tentukan karakteristik nyeri , mis, tajam, konstan, ditusuk. Selidiki

perubahan karakter/ lokasi /intensitas nyeri.

Rasional :

Nyeri dada,biasanya ada dalam beberapa derajat pada pneumonia ,juga

dapat timbul komplikasi pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.

2) Pantau tanda vital.

Rasional :

Perubahan frekuensi jantung atau TD menunjukan bahwa pasien

mengalami nyeri,khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital

telah terlihat.

3) Berikan tindakan nyaman, mis , pijatan punggung, perubahan posisi,

musik tenang/ perbincangan,relaksasi / latihan napas.

Rasional :

Tindakan non- analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat

menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi

analgesik.

4) Tawarkan pembersihan mulut dengan sering.

Rasional :

Pernapasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan

mengeringkan membran mukosa, potensial ketidaknyamanan umum.

Page 11: Askep Gadar Oedem Pulmo

5) Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama batuk.

Rasional :

Alat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkatkan

keefektifan upaya batuk.

Kolaborasi :

6) Berikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi.

Rasional :

Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non-produktif /

paroksismal atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan

kenyamanan/ istirahat umum.

c. Ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan.

Tujuan : Ansietas dapat teratasi

Kriteria Hasil : Melaporkan takut/ansietas hilang atau menurun sampai

tingkat yang dapat ditangani, penampilan rileks dan

istirahat /tidur dengan tepat.

Intervensi

Mandiri :

1) Catat derajat ansietas dan takut. Informasikan pasien/orang terdekat bahwa perasaanya normal dan dorong mengekspresikan perasaan.

Rasional :

Pemahaman bahwa perasaan (dimana berdasarkan ditambah ketidakseimbangan oksigen yang mengancam) normal dapat membantu pasien meningkatkan beberapa perasaan kontrol emosi.

2) Jelaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan pasien untuk memahami dan menangani informasi . Kaji situasi saat ini dan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah.

Rasional :

Page 12: Askep Gadar Oedem Pulmo

Menghilangkan ansietas karena ketidaktahanan dan menurunkan takut tentang keamanan pribadi. Pada fase dini penjelasan perlu diulang dengan sering dan singkat karena pasien mengalami penurunan lingkup perhatian.

3) Berikan tindakan kenyamanan, mis pijtan punggung, perubahan posisi.

Rasional :

Alat untuk menurunkan stres dan perhatian tak langsung untuk meningkatkan relaksasi dan kemampuan koping.

4) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku membantu, mis : posisi yang nyaman, fokus bernafas, teknik relaksasi.

Rasional :

Memberikan pasien tindakan mengontrol untuk menurunkan ansietas dan tegangan otot.

5) Dukung pasien / orang terdekat dalam menerima realita situasi, khususnya rencana untuk periode penyembuhan yang lama. Libatkan pasien dalam perencanaan dan partisipasi dalam perawatan.

Rasional :

Mekanisme koping dan partisipasi dalam program pengobatan mungkin meningkatkan belajar pasien untuk menerima hasil yang diharapkan dari penyakit dan meningkatkan beberapa rasa kontrol.

6) Waspadai untuk perilaku diluar kontrol atau peningkatan disfungsi kardiopulmonal, mis memburuknya dispnea dan takikardia.

Rasional:

Pengembangan dalam kapasitas ansietas memerlukan evaluasi lanjut dan kemungkinan intervensi dengan obat antiansietas.

d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor internal : sesak nafas.

Tujuan : Pola tidur tidak terganggu.

Kriteria Hasil : Melaporkan perbaikan dalam pola tidur/istirahat,

mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera dan segar.

Intervensi

Mandiri :

Page 13: Askep Gadar Oedem Pulmo

1) Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi.

Rasional :

Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.

2) Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru.

Rasional :

Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stres dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang.

3) Dorong beberapa aktivitas fisik ringan selama siang hari. Jamin pasien berhenti beraktivitas beberapa jam sebelum tidur.

Rasional :

Aktivitas siang hari dapat membantu pasien menggunakan energi dan siap untuk tidur malam hari. Namun kelanjutan aktivitas yang dekat dengan waktu tidur dapat bertindak sebagai stimulasi yang memperlambat tidur.

4) Intruksikan tindakan relaksasi.

Rasional :

Membantu menginduksi tidur.

5) Kurangi kebisingan dan lampu.

Rasional :

Memberikan situasi kondusif untuk tidur.

6) Dorong posisi nyaman, bantu dalam mengubah posisi.

Rasional :

Pengubahan posisi mengubah area tekanan dan meningkatkan istirahat.

7) Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi, rendahkan tempat tidur bila mungkin.

Rasional :

Dapat merasa takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur. Pagar tempat tidur memberi keamanan dan dapat digunakan untuk membantu mengubah posisi.

Page 14: Askep Gadar Oedem Pulmo

Kolaborasi :

8) Berikan sedatif sesuai indikasi.

Rasional :

Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur / istirahat selama periode transisi dari rumah ke lingkungan baru. Catatan : hindari penggunaan kebiasaan karena obat ini menurunkan waktu tidur REM.