Upload
angga-muhammad-ramadhan
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
1/15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangOsteoartritis merupakan penyakit persendian yang kasusnya paling umum dijumpai
secara global. Diketahui bahwa Osteoartritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia
dan mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara (WHO, 2004).
Prevalensi Osteoartritis juga terus meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan
usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati bahwa 70% dari pasien yang
berumur lebih dari 65 tahun menderita Osteoartritis (Brooks, 1998). Prevalensi
Osteoartritis lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun ke atas dapat mencapai 35% dari
jumlah kasus yang ada. Diperkirakan juga bahwa satu sampai dua juta lanjut usia di
Indonesia menjadi cacat karena Osteoartritis (Soeroso, 2006).
Berat badan sering dikaitkan sebagai faktor yang memperparah Osteoartritis pasien.
Pada sendi lutut, dampak buruk dari berat badan berlebih dapat mencapai empat hingga
lima kali lebih besar sehingga mempercepat kerusakan struktur tulang rawan sendi. Hasil
penelitian Davis et al (1990) menunjukkan bahwa obesitas (obese) memberikan nilai odds
ratio sebanyak 8.0 terhadap risiko Osteoartritis lutut.
Studi lain dari peneliti kesehatan masyarakat University College London
menyimpulkan bahwa obesitas meningkatkan risiko terjadinya Osteoartritis lutut hingga
empat kali banyaknya pada pria dan tujuh kali pada wanita. Kemungkinan terjadinya
Osteoartritis pada salah satu lutut pasien obese malah mencapai 5 kali lipat dibandingkan
dengan pasien yang Non Obese. Fakta tersebut menyimpulkan bahwa obesitas merupakan
suatu faktor risiko terjadinya Osteoartritis, terutama pada sendi lutut (Arthritis Research
Campaign, 2007).
Obesitas juga dianggap sebagai salah satu faktor yang meningkatkan intensitas nyeri
yang dirasakan pasien Osteoartritis lutut (Thumboo, 2002). Menurut Soeroso ( 2006 ),
pasien Osteoartritis dengan obesitas sering mengeluhkan nyeri pada sendi lutut
dibandingkan dengan pasien yang Non Obese. Peningkatan dari rasa nyeri dan
ketidakmampuan fungsi pada lutut pasien penderita Osteoartritis semakin meningkat
seiring dengan berjalannya waktu (Conaghan, 2008).
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
2/15
2
1.2Masalah1.2.1 Pengertian1.2.2 Etiologi1.2.3 Klasifikasi1.2.4 Patofisiologi1.2.5 Manisfestasi Klinis1.2.6 Pemeriksaan Diagnostik1.2.7 Penatalaksanaan Medis1.2.8 Asuhan Keperawatan Pada Osteoarthitis
1.3Tujuan Penulisan1. Untuk Meningkatkan pengetahuan secara teoritis tentang Asuhan Keperawatan pada
Osteoarthitis
2. Memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2.
1.4Metode PenulisanDalam pembuatan makalah ini menggunakan metode deskriptif karena bersumber dari
internet dan buku.
1.5Sistematika PenulisanBAB I Meliputi : - Latar belakang
- Masalah
- Tujuan
- Metode penulisan
- Sistematika penulisan
BAB II Meliputi : - Pembahasan
BAB III Meliputi : - Kesimpulan
- Saran
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
3/15
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1PengertianOsteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas)
(Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087).
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit
ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usiadi atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan
frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis
merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat
digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang
karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang
baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil
akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara
serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang
membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999).
2.2 Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
UmurDari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah
yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang
pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
Jenis Kelamin.
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
4/15
4
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita
tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada
pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
GeneticFaktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat
dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak
perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
Suku.Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha
lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.
Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang orang Amerika asli dari pada
orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
KegemukanBerat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata
tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban,
tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
2.3 Klasifikasi Primer
Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. Dialami setelah usia 45
tahun, tidak diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi pasti, dan
dapat mengenai banyak sendi. Biasanya mengenai sendi lutut dan panggul, bisa
juga sendi lain seperti punggung dan jari-jari.
SekunderDialami sebelum usia 45 tahun, penyebab trauma (instability) yang menyebabkan
luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar),
http://mukipartono.com/pengobatan-patah-tulang-mahalhttp://mukipartono.com/pengobatan-patah-tulang-mahal7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
5/15
5
akibat sendi yang longgar dan pembedahan pada sendi. Penyebab lain adalah
faktor genetik dan penyakit metabolik.
2.4FatofisiologiOsteoarthritis dapat dianggap sebagai hasil akhir banyak proses patologi yang
menyatu menjadisuatu predisposisi penyakit yangmenyeluruh. Osteoarthritis
mengenai kartiloago artikuler, tulang subkondrium ( lempeng tulang yang menyangga
kartilago artikuler) serta sinovium dan menyebabkan keadaan campuran dari proses
degenerasi, inflamasi, serta perbaikan. Proses degeneratif dasar dalam sendi telah
berkembang luas hingga sudah berada diluar pandangan bahwa penyakit tersebut
hanya semata-mata proses aus akibat pemakaian yang berhubungan dengan
penuaaan.
Factor resiko bagi osteoarthritis mencakup usia, jenis kelamin wanita, predisposisi
genetic, obesitas, stress mekanik sendi,trauma sendi, kelainan sendi atau tulang yang
dialami sebelumnya, dan riwayat penyakit inflamasi, endokrin serta metabolic.
Unsure herediter osteoarthritis yang dikenal sebagai nodal generalized osteoarthritis (
yang mengenal tiga atau lebih kelompoksendi) telah dikomfirmasikan. Tipe
osteoarthritis ini meliputi proses inflamasi primer. Wanita pascamenopause dalam
keluarga yang sama ternyata memiliki tipe osteoarthritis pada tangan yang ditandai
dengan timbulnya nodus pada sendi interfalang distal dan proksimal tangan.
Gangguan congenital dan perkembangan pada koksa sudah diketahui benar sebagai
predisposisi dalam diri seseorang untuk mengalami osteartritis koksa. Gangguan ini
mencakup sublokasi-dislokasi congenital sendi koksa,displasia, asetabulum, penyakit
Legg-Calve-Perthes dan pergeseran epifise destroyed femoris. Obesitas memiliki
kaitan dengan osteoarthritis sendi lutut pada wanita. Meskipun keadaan ini mungkinterjadi akibat stress mekanik tambahan, dan ketidaksejajaran sendi lulut terhadap
bagian tubuh lainnya karena diameterpaha, namun obesitas dapat memberikan efek
metabolic langsung pada kartilalago. Secara mekanis,obesitas dianggap meningkatkan
gaya sendi wet arena itu menyebabkan generasi kartilago. Teori bourgeois metabolic
yang berkaitan dengan danmenyebabkan osteoarthritis. Obesitas akan disertai dengan
peningkatan masa tulang subkondrium yang dapat menimbulkan kekakuan pada
tulang sehingga menjadi kurang lentur terhadap dampak beban muatan yang akan
mentrasmisikan lebih besar gaya pada kartilago artikuler yang melapisi atasnya dan
http://www.lenterabiru.com/2009/10/keputihan-fluor-albus.htmhttp://www.lenterabiru.com/2010/01/penderita-gangguan-jiwa-juga-manusia.htmhttp://www.lenterabiru.com/2009/03/legg-calve-perthes.htmhttp://www.lenterabiru.com/2009/08/anemia-2.htmhttp://www.lenterabiru.com/2009/08/anemia-2.htmhttp://www.lenterabiru.com/2009/03/legg-calve-perthes.htmhttp://www.lenterabiru.com/2010/01/penderita-gangguan-jiwa-juga-manusia.htmhttp://www.lenterabiru.com/2009/10/keputihan-fluor-albus.htm7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
6/15
6
dengan demikian memuat tulang tersebut lebih rentan terhadap cidera.
Factor-faktor mekanis seperti trauma sendi, aktivitas olahraga dan pekerjaan juga
turut terlibat. Factor-faktor ini mencakup kerusakan pada ligamentum krusiatum dan
robekan menikus, aktivitas fisik yang berat dan kebiasaan ser berlutut.
2.5Manisfestasi Klinisa) Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila
sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
b) Kekakuan dan keterbatasan gerakBiasanya akan berlangsung 15 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.
c) PeradanganSinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang
sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang
semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
d) MekanikNyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan
penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya
pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan
tungkai atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui
penyebabnya.
e)
Pembengkakan SendiPembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan
cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
f) DeformitasDisebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
g) Gangguan FungsiTimbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
7/15
7
2.6Pemeriksaan Diagnostik Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi
sebagai penyempitan rongga sendi
Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal
2.7Penatalaksanaan Medisa. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simpotamatik. Obat anti inflamasi nonsteroid(OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesic danmengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis.
Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atauprofoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek
samping pada saluran cerna dan ginjal
Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS sepertifenofrofin, piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis
biasanya -1/3 dosis penuh untuk arthritis rematoid. Karena pemakaianbiasanya untuk jangka panjang, efek samping utama adalahganggauan
mukosa lambung dan gangguan faal ginjal.
b. Perlindungan sendi dengan koreksi posturtubuh yang buruk, penyangga untuklordosis lumbal, menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit ,
dan pemakaian alat-alat untuk meringankan kerja sendi.
c. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhand. Dukungan psikososiale. Persoalaan seksual pada pasien dengan osteoarthritis ditulang belakang.f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin serta program latihan yang tepatg. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata dengan
nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi
h. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan beratbadan, upaya untuk menhistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan sendi
yang berlebihan pemakaian alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi yang
http://www.lenterabiru.com/2010/01/masalah-kesehatan-jiwa-pada-lanjut-usia.htmhttp://www.lenterabiru.com/2010/01/masalah-kesehatan-jiwa-pada-lanjut-usia.htm7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
8/15
8
mengalami inflamasi ( bidai penopang) dan latihan isometric serta postural.
Terapi okupasioanl dan fisioterapi da[pat membantu pasien untuk mengadopsi
strategi penangan mandiri.
2.8Asuhan Keperawatan pada Osteoarthitis1. Pengkajian Keperawatan
Aktivitas/IstirahatKeletihan
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada
sendi : kekakuan pada pagi hari.
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada
sendi dan otot
KardiovaskulerGejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
Integritas EgoGejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan
Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan pada orang lain
Makanan Atau CairanGejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat : mual.
Anoreksia
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
9/15
9
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda: Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa
HigieneGejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
NeurosensoriGejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
Nyeri / KenyamananGejala: fase akut dari nyeri
Terasa nyeri kronis dan kekakuan
KeamananGejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
Interaksi SosialGejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi
2. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungandengan penurunan fungsi tulang2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan perubahan otot.3. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.4. Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
10/15
10
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri6. Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d perubahan
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.
3. Intervensi KeperawatanDiagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang
Kriteria hasil : nyeri hilang atau tekontrol
INTERVENSI RASIONAL
kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan
intensitas (skala 010). Catat faktor-
faktor yang mempercepat dan tanda-
tanda rasa sakit non verbal
berikan matras atau kasur keras,
bantal kecil. Tinggikan linen
tempat tidur sesuai kebutuhan
biarkan pasien mengambil posisi
yang nyaman pada waktu tidur
atau duduk di kursi. Tingkatkan
istirahat di tempat tidur sesuai
indikasi
dorong untuk sering mengubah
posisi. Bantu pasien untuk
bergerak di tempat tidur, sokong
sendi yang sakit di atas dan di
bawah, hindari gerakan yang
menyentak
o Membantu dalam menentukankebutuhan managemen nyeri dan
keefektifan program.
o Matras yang lembut/empuk, bantalyang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang
tepat, menempatkan setres pada sendi
yang sakit. Peninggian linen tempat
tidur menurunkan tekanan pada sendi
yang terinflamasi / nyeri
o Pada penyakit berat, tirah baringmungkin diperlukan untuk membatasi
nyeri atau cedera sendi.
o Mencegah terjadinya kelelahan umumdan kekakuan sendi. Menstabilkan
sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit
pada sendi
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
11/15
11
anjurkan pasien untuk mandi air
hangat atau mandi pancuran pada
waktu bangun. Sediakan waslap
hangat untuk mengompres sendi-
sendi yang sakit beberapa kali
sehari. Pantau suhu air kompres,
air mandi
berikan masase yang lembut
Beri obat sebelum aktivitas atau
latihan yang direncanakan sesuaipetunjuk seperti asetil salisilat.
o Panas meningkatkan relaksasi otot danmobilitas, menurunkan rasa sakit dan
melepaskan kekakuan di pagi hari.
Sensitifitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat
disembuhkan
o Meningkatkan elaksasi/mengurangitegangan otot
o Meningkatkan relaksasi, mengurangitegangan otot, memudahkan untuk ikut
serta dalam terapi.
Diagnosa 2 : Intoleran aktivitas berhubungan dengan perubahan otot.
Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
INTERVENSI RASIONAL
Pertahankan istirahat tirah
baring/duduk jika diperlukan.
Bantu bergerak dengan bantuan
seminimal mungkin.
Dorong klien mempertahankan postur
tegak, duduk tinggi, berdiri dan
berjalan.
Berikan lingkungan yang aman dan
menganjurkan untuk menggunakan
alat bantu.
Untuk mencegah kelelahan dan
mempertahankan kekuatan.
Meningkatkan fungsi sendi,
kekuatan otot dan stamina
umum.
Memaksimalkan fungsi sendi dan
mempertahankan mobilitas.
Menghindari cedera akibat
kecelakaan seperti jatuh.
Untuk menekan inflamasi
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
12/15
12
Berikan obat-obatan sesuai indikasi
seperti steroid.
sistemik akut.
Diagnosa 3 : Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : Klien dapat me mpertahankan keselamatan fisik.
INTERVENSI RASIONAL
Kendalikan lingkungan dengan :
Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas,
mengurangi potensial cedera akibat jatuh
ketika tidur misalnya menggunakan
penyanggah tempat tidur, usahakan posisi
tempat tidur rendah, gunakan
pencahayaan malam siapkan lampu
panggil
Memantau regimen medikasi Izinkan
kemandirian dan kebebasan maksimum
dengan memberikan kebebasan dalam
lingkungan yang aman, hindari
penggunaan restrain, ketika pasien
melamun alihkan perhatiannya ketimbang
mengagetkannya.
Lingkungan yang bebas
bahaya akan mengurangi
resiko cedera dan
membebaskan keluarga dari
kekhawatiran yang konstan.
Hal ini akan memberikan
pasien merasa otonomi,
restrain dapat meningkatkan
agitasi, mengegetkan pasienakan meningkatkan ansietas.
Diagnosa 4 : Perubahan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan kebiasaan tidur biasanya
dan biasanya dan perubahan yang
terjadi.
Berikan tempat tidur yang nyaman
Mengkaji perlunya dan
mengidentifikasi intervensi yang
tepat.
Meningkatkan kenyamaan tidur
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
13/15
13
Buat rutinitas tidur baru yang
dimasukkan dalam pola lama dan
lingkungan baru
Instruksikan tindakan relaksasi
Tingkatkan regimen kenyamanan
waktu tidur, misalnya mandi hangat
dan massage.
Gunakan pagar tempat tidur sesuai
indikasi: rendahkan tempat tidur
bila mungkin.
Hindari mengganggui bila mungkin,
misalnya membangunkan untuk
obat atau terapi
Berikan sedative, hipnotik sesuai
indikasi
serta dukungan fisiologis/psikologis
Bila rutinitas baru mengandung
aspek sebanyak kebiasaan lama,
stress dan ansietas yang
berhubungan dapat berkurang
Membantu menginduksi tidur
Meningkatkan efek relaksasi
Dapat merasakan takut jatuh karena
perubahan ukuran dan tinggi tempat
tidur, pagar tempat untuk membantu
mengubah posisi
Tidur tanpa gangguan lebih
menimbulkan rasa segar dan pasien
mungkin mungkin tidak mampu
kembali tidur bila terbangun.
Mungkin diberikan untukmembantu pasien tidur atau
istirahat.
Diagnosa 5 : Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri
Kriteri Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas per awatan sendiri secara
mandiri
. INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat fungsi fisik Mengidentifikasi tingkat
bantuan/dukungan yang
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
14/15
14
Pertahankan mobilitas, kontrol
terhadap nyeri dan progran latihan
Kaji hambatan terhadap partisipasi
dalam perawatan diri, identifikasi
untuk modifikasi lingkungan
Identifikasikasi untuk perawatan
yang diperlukan, misalnya; lift,
peninggian dudukan toilet, kursi
roda
diperlukan
Mendukung kemandirian
fisik/emosional
Menyiapkanuntuk meningkatkan
kemandirian yang akan
meningkatkan harga diri
Memberikan kesempatan untuk
dapat melakukan aktivitas secara
mandiri
7/29/2019 askep osteoarhitis.docx
15/15
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang
menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini
jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas
60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi
(Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya
buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus. Selain itu, pasien yang
menderita artitis rheumatoid, telah di rawat lama di rumah sakit, mendapat terapi
kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi sekarang,
atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan ortopedi
lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, mengalami nefrosis insisi margial atau
dehidrasi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma pascaoperasi
3.2 SaranKita harus lebih mengetahui, lebih teliti dan semakin banyak mempelajari asuhan
keperawatan pada osteoarthitis untuk bisa mengaplikasikannya pada klien.