Upload
buikhanh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam Bab III ini akan dijelaskan varibael-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, definisi oprasionalnya dan bagaimana cara mengukur
variabel begitu juga dengan bagaimana cara mengumpulkan data, daya
diskriminasi dan reliabilitas alat ukur. Populasi dan sampel serta teknik
analisis data yang meliputi uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis,
secara lengkap ada dalam bab ini.
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional
3.1.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
Variabel Tergantung : Kecemasan Menjelang Pensiun (Y)
Variabel Bebas : Penyesuaian Diri (X1)
Dukungan Sosial Keluarga (X2)
3.1.2 Definisi Oprasional
Setelah mengidentifikasi variabel-variabel penelitian maka langkah
selanjutnya adalah merumuskan definisi oprasional dari variabel-variabel
dalam penelitian ini.
Kecemasan Menjelang Pensiun
Kecemasan menjelang pensiun adalah suatu keadaan atau perasaan
yang tidak menyenangkan dan bersifat subjektif yang dialami oleh
individu yang akan memasuki masa transisi dari situasi aktif
bekerja ke masa tidak lagi aktif bekerja.
2
Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah usaha perubahan tingkah laku yang
bertujuan untuk membangun hubungan yang baik antar individu
dan juga lingkungannya.
Dukungan Sosial Keluarga
Dukungan sosial keluarga adalah suatu bentuk dukungan atau
bantuan yang didapatkan dari individu lain (keluarga, teman)
maupun organisasi seperti perhatian dan penghargaan.
3.2 Alat Pengumpulan Data
3.2.1 Skala Kecemasan Menjelang Pensiun
Pengukuran variabel kecemasan menjelang pensiun menggunakan
Retirement Anxiety Scale (RAS) oleh Oluseyi dan Olufemi (2015) terdiri
dari 22 aitem asli dengan reliabilitas α = 0.863 dan dimodifikasi oleh
penulis sesuai kebutuhan penulisan. Semakin tinggi total skor yang
diperoleh menunjukan semakin tinggi tingkat kecemasan menghadapi
pensiun, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukan
semakin rendah tingkat kecemasan PNS menghadapi pensiun. Skala ini
menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban yaitu : Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai
(STS).
Penjabaran dari gejala kecemasan dan sebaran total aitem sebagai
cetak biru alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat
dilihat lebih jelas pada tabel dibawah ini :
3
Tabel 3.1
Cetak Biru Skala Kecemasan Menjelang Pensiun
Gejala Aitem No. Item
F UF
Rasa Gugup
Pikiran saya menjadi kacau ketika saya bertanya
apakah saya telah siap untuk pensiun.
5
Melihat seorang pensiunan membuat saya takut
tentang waktu pensiun saya yang semakin dekat.
9
Saya takut membahas tentang persiapan pensiun
dengan anggota keluarga saya.
12
Saya berpikir bahwa pensiun akan membuat saya merasa tidak nyaman dan gelisah.
13
Saya merasa bahwa pensiun akan menjadi masa
yang paling ditakuti bagi saya.
15
Saya merasa gugup ketika saya melakukan sesuatu
yang positif dalam persiapan pensiun.
22
Ketidakpastian
Saya merasa santai ketika melakukan sesuatu yang
positif dalam persiapan pensiun.
10
Saya berpikir bahwa saya akan menjalani pensiun
dengan kesedihan.
14
Ketika saya berpikir tentang masa pensiun yang
semakin dekat, saya menjadi sangat gugup.
16
Membaca bahan tentang bagaimana
mempersiapkan diri untuk pensiun membuat saya
sakit kepala.
18
Saya takut untuk bertanya kepada pensiunan
tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk
pensiun.
19
Saya menjadi gugup ketika masa pensiun semakin
dekat.
20
Kemudahan
Ketika berpikir tentang pensiun akan membuat saya merasa nyaman dan tenang.
1
Saya akan menjalani pensiun dengan bahagia. 2
Pensiun akan menjadi masa paling menyenangkan
bagi saya.
3
Ketika berpikir bahwa masa pensiun saya semakin
dekat, saya menjadi lebih tenang.
4
Saya menikmati waktu ketika akan menjalani
pensiun dalam beberapa tahun lagi.
8
Motivasi
Saya membaca beberapa buku dan/atau artikel
yang menarik tentang bagaimana mempersiapkan
diri sebelum pensiun.
6
Saya merasa senang ketika meminta pensiunan
berbagi tentang bagaimana mempersiapkan diri
untuk pensiun.
7
4
Keyakinan
Pikiran saya penuh dengan jawaban yang tidak
pasti ketika ada yang bertanya bagaimana saya
mempersiapkan diri untuk pensiun.
17
Melihat seorang pensiunan membuat saya yakin
akan menjalani masa pensiun dengan bahagia.
21
Semangat
Banyak kegiatan menarik yang bisa saya lakukan
sebelum pensiun.
11
Banyak kegiatan menarik yang tidak suka saya
lakukan sebelum pensiun.
22
Total Aitem 11 11
22
Tabel 3.2
Sebaran Aitem Skala Kecemasan Menjelang Pensiun Untuk Uji Coba
Gejala Aitem No. Item
F UF
Rasa Gugup
Pikiran saya menjadi kacau ketika saya bertanya
apakah saya telah siap untuk pensiun.
5
Melihat seorang pensiunan membuat saya takut
tentang waktu pensiun saya yang semakin dekat.
9
Saya takut membahas tentang persiapan pensiun dengan anggota keluarga saya.
12
Saya berpikir bahwa pensiun akan membuat saya
merasa tidak nyaman dan gelisah.
13
Saya merasa bahwa pensiun akan menjadi masa
yang paling ditakuti bagi saya.
15
Saya merasa gugup ketika saya melakukan sesuatu
yang positif dalam persiapan pensiun.
22
Ketidakpastian
Saya merasa santai ketika saya melakukan sesuatu
yang positif dalam persiapan pensiun saya.
10
Saya berpikir bahwa saya akan menjalani pensiun
saya dengan kesedihan.
14
Ketika saya berpikir tentang masa pensiun yang
semakin dekat, saya menjadi sangat gugup.
16
Membaca bahan tentang bagaimana
mempersiapkan diri untuk pensiun membuat saya
sakit kepala
18
Saya takut untuk bertanya kepada pensiunan
tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk
pensiun
19
Saya menjadi gugup ketika masa pensiun semakin dekat.
20
Kemudahan
Ketika berpikir tentang pensiun akan membuat
saya merasa nyaman dan tenang.
1
Saya akan menjalani pensiun dengan bahagia.
2
5
Pensiun akan menjadi masa paling menyenangkan
bagi saya.
3
Ketika berpikir bahwa masa pensiun saya semakin
dekat, saya menjadi lebih tenang.
4
Saya menikmati waktu ketika akan menjalani
pensiun dalam beberapa tahun lagi.
8
Motivasi
Saya membaca beberapa buku dan/atau artikel
yang menarik tentang bagaimana mempersiapkan
diri sebelum pensiun.
6
Saya merasa senang ketika meminta pensiunan
berbagi tentang bagaimana mempersiapkan diri
untuk pensiun
7
Kinerja saya semakin menurun menjelang pensiun. 28*
Ketika atasan memberi tahu masa pensiun saya
akan segera tiba, saya menjadi malas mengerjakan
tugas dikantor.
29*
Keyakinan
Pikiran saya penuh dengan jawaban yang tidak pasti ketika ada yang bertanya bagaimana saya
mempersiapkan diri untuk pensiun.
17
Melihat seorang pensiunan membuat saya yakin
akan menjalani masa pensiun dengan bahagia.
21
Seiring berjalannya waktu, saya semakin siap
menghadapi masa pensiun.
30*
Semangat
Banyak kegiatan menarik yang bisa saya lakukan
sebelum pensiun.
11
Saya menemukan catatan saya tentang kegiatan
yang tidak menarik bagi saya
23
Saya tidak lagi bersemangat dalam bekerja
menjelang masa pensiun.
24*
Saya akan menerima surat pemberitahuan batas
usia pensiun dengan senang hati dan penuh
semangat.
25*
Pensiun merupakan hal yang terpaksa akan saya
jalani.
26*
Bila ada pembahasan tentang pensiun, saya
menjadi tidak bersemangat.
27*
Total Aitem 14 16
30
Keterangan : tanda (*) adalah aitem yang ditambah
3.2.2 Skala Penyesuaian Diri
Pengukuran variabel Penyesuaian Diri menjelang pensiun
menggunakan Retirement Adjustment Scale oleh Wells, dkk (2006) terdiri
dari 13 aitem asli dengan reliabilitas α = 0.91 dan dimodifikasi oleh
6
penulis sesuai kebutuhan penulisan. Semakin tinggi total skor yang
diperoleh menunjukan semakin tinggi penyesuaian diri menghadapi
pensiun, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukan
semakin rendah penyesuaian diri PNS menghadapi pensiun. Skala ini
menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban yaitu : Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai
(STS).
Penjabaran dari aspek penyesuaian diri dan sebaran total aitem
sebagai cetak biru alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian
ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
Cetak Biru Skala Penyesuaian Diri
Aspek Indikator Aitem
Nomor
Aitem
F UF
Persepsi yang
akurat terhadap
realita.
Mampu untuk
mempersepsikan
dirinya sesuai dengan
realita, mampu
memodifikasi tujuan,
menyadari
konsekuensi dari
tindakan.
Saya akan menyesuaikan
diri dengan perubahan.
1
Saya akan menikmati masa
pensiun.
2
Saya akan sibuk dengan
persiapan pensiun.
3
Kemampuan
menghadapi stress
dan kecemasan
Mampu mengatasi
halangan, masalah, dan
konflik yang timbul
Saya akan mulai merencanakan beberapa
hal sebelum pensiun.
6
Saya harus menyesuaikan
diri dengan menurunnya
pendapatan saya.
9
Saya sangat peduli dengan
kondisi keuangan saya
setelah pensiun.
4
Citra diri yang
positif
Mampu
menyeimbangkan
persepsinya dengan
persepsi orang lain
Jika saya pensiun, orang
tidak menghormati saya.
8
7
Kemampuan
mengekpresikan
perasaan,
Mampu menjaga
keseimbangan dan
mengontrol ekspresi
Saya berpikir bahwa
pensiun tidak akan sesuai
harapan saya.
11
Saya berpikir bahwa
pensiun akan lebih baik dari
yang saya bayangankan.
12
Saya akan merindukan
stimulasi yang diberikan
pada saat saya bekerja.
5
Saya akan merindukan
kedisiplinan yang diberikan
pada saat bekerja.
7
Saya akan merindukan
menjadi bagian dari satu kegiatan pada saat bekerja.
10
Mempunyai
hubungan
interpersonal yang
baik.
Mampu mencapai
kadar keintiman yang
layak dalam hubungan
sosial, dan menyadari
bahwa suatu hubungan
tidaklah selalu mulus.
Saya akan menikmati
banyak waktu yang
dihabiskan bersama dengan
pasangan dan/atau keluarga
saya.
13
Total Aitem 11 2
13
Tabel 3.4
Sebaran Aitem Skala Penyesuaian Diri Untuk Uji Coba
Aspek Indikator Aitem
Nomor
Aitem
F UF
Persepsi yang
akurat terhadap
realita
Mampu untuk mempersepsikan
dirinya sesuai dengan
realita, mampu
memodifikasi tujuan,
menyadari
konsekuensi dari
tindakan
Saya akan menyesuaikan
diri dengan perubahan.
1
Saya akan menikmati masa pensiun.
2
Saya akan sibuk dengan
persiapan pensiun.
3
Perubahan yang akan
terjadi setelah pensiun,
akan mempengaruhi
kesehatan saya.
24*
Jika pensiun, saya tidak
akan menjadi pribadi yang
membanggakan.
25*
8
Kemampuan
menghadapi stress dan kecemasan
Mampu mengatasi
halangan, masalah,
dan konflik yang timbul
Saya akan mulai
merencanakan beberapa
hal sebelum pensiun.
6
Saya harus menyesuaikan
diri dengan menurunnya
besar pendapatan saya
9
Saya sangat peduli dengan
kondisi keuangan saya
setelah pensiun.
4
Saya akan cepat terpancing
amarah ketika ada yang
bertanya tentang masa
pensiun saya.
21*
Saya merasa bingung akan melakukan apa setelah
pensiun.
22*
Jika mengingat masa
pensiun yang semakin
dekat, membuat semua
kegiatan sehari-hari saya
menjadi terganggu.
23*
Citra diri yang
positif
Mampu
menyeimbangkan
persepsinya dengan persepsi orang lain
Jika saya pensiun, orang
tidak menghormati saya.
8
Jika saya pensiun, orang
akan tetap menghormati
saya.
14*
Saya seharusnya tidak
dipensiunkan dalam waktu
dekat ini.
15*
Menjelang pensiun saya tidak dapat menghadapi
beda pendapat dengan
kepala dingin.
16*
Saya dapat menghadapi
perbedaan pendapat dengan
santai.
17*
Kemampuan
mengekpresikan
perasaan,
Mampu menjaga
keseimbangan dan
mengontrol ekspresi
Saya akan merindukan
stimulasi yang diberikan
pada saat saya bekerja.
5
Saya akan merindukan
kedisiplinan yang diberikan
pada saat bekerja.
7
Saya akan merindukan
menjadi bagian dari satu
kegiatan pada saat bekerja.
10
Saya berpikir bahwa
pensiun tidak akan sesuai harapan saya.
11
9
Mempunyai
hubungan
interpersonal yang
baik.
Mampu mencapai
kadar keintiman yang
layak dalam hubungan
sosial, dan menyadari
bahwa suatu
hubungan tidaklah
selalu mulus.
Saya akan menikmati
banyak waktu yang
dihabiskan bersama dengan
pasangan dan/atau keluarga
saya.
13
Saya selalu merasa
kesepian.
18*
Saya tetap mampu
menyelesaikan
permasalahan pekerjaan
bersama rekan kerja dengan
baik.
19*
Menjelang pensiun, saya sering terlibat konflik
dengan anggota keluarga
saya dirumah.
20*
Total Aitem 14 11
25
Keterangan : tanda (*) adalah aitem yang ditambah
3.2.3 Skala Dukungan Sosial Keluarga
Skala yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mengukur
Dukungan Sosial adalah Angket yang diadaptasi dari “Social Provisions
Scale” dikemukan oleh Weiss dan disempurnakan untuk keperluan
penelitian oleh Russell dan Cutrona (1987). Terdiri dari 24 dengan
reliabilitas adalah α = 0.93, dan kemudian dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan penulisan. Skala ini menggunakan skala likert dengan 5
kategori jawaban yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak
Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Semakin tinggi total skor yang diperoleh menunjukan semakin
tinggi dukungan sosial yang diberikan keluarga, sebaliknya semakin
rendah skor yang diperoleh menunjukan semakin rendah pula dukungan
sosial yang diberikan keluarga. Dan sebaran aitem dapat dilihat lebih jelas
pada tabel dibawah ini :
10
Tabel 3.5
Cetak Biru Skala Dukungan Sosial
Aspek Indikator Aitem No.
Aitem
F UF
Kedekatan emosional
(Emotional Attachment)
Ada individu yang
dapat diandalkan
dalam saat-saat
tertentu
Saya merasa bahwa saya
tidak memiliki hubungan
pribadi yang dekat dengan orang lain.
2
Saya memiliki hubungan
emosional yang dekat
yang memberikan
kesejahteraan dan rasa
aman.
11
Saya merasakan ikatan
emosional yang kuat
dengan setidaknya satu
orang lain.
17
Saya kurang akrab dengan
orang lain.
21
Integrasi Sosial
(Social Integration)
Memungkinkan
untuk membagi
minat, perhatian serta
melakukan kegiatan
secara bersama-sama.
Ada orang yang
menikmati kegiatan sosial
yang sama dengan yang
saya lakukan.
5
Saya merasa menjadi bagian dari sekelompok
orang yang berbagi sikap
dan keyakinan dengan
saya.
8
Tidak ada seorangpun
yang mau berbagi minat
dan keprihatinan dengan
saya.
14
Tidak ada orang yang
suka melakukan hal-hal
yang saya lakukan.
22
Penghargaan/Pengakuan
(Reassurance of Worth)
Pengakuan atau
penghargaan
terhadap kemampuan
dan kualitas individu.
Orang lain memandang
saya tidak mampu.
6
Saya berpikir orang lain
tidak menghormati keterampilan dan
kemampuan saya.
9
Saya memiliki hubungan
dimana kompetensi dan
keterampilan saya diakui.
13
11
Ada orang yang
mengagumi bakat dan
kemampuan saya.
20
Ketergantungan yang
dapat diandalkan
(Reliable Alliance)
Adanya individu
yang dapat
diandalkan pada saat-
saat tertentu.
Ada orang yang dapat
saya andalkan untuk
membantu saya ketika
benar-benar dibutuhkan.
1
Jika ada yang tidak beres,
tidak ada yang akan
datang membantu saya.
10
Tidak ada orang lain yang
dapat memberikan
bantuan ketika saya benar-benar membutuhkannya.
18
Ada orang yang dapat
saya andalkan dalam
keadaan darurat.
23
Bimbingan
(Guidance)
Pemberian nasehat,
saran dan informasi
yang diperlukan
dalam memenuhi
kebutuhan dan
mengatasi
permasalahan yang
dihadapi.
Tidak ada orang yang bisa
saya bimbing untuk
berubah pada saat stres.
3
Ada seseorang yang bisa
berbicara tentang
keputusan penting dalam
hidup saya.
12
Ada orang yang dapat
saya percaya untuk
meminta nasihat jika saya
mengalami masalah.
16
Tidak orang lain yang
nyaman untuk menceritakan masalah
saya dengannya.
19
Kesempatan untuk
Mengasuh (Opportunity
for Nurturance)
Memungkinkan
individu untuk
memperoleh perasaan
bahwa orang lain
tergantung padanya
untuk memperoleh
kesejahteraan.
Ada orang yang
bergantung pada saya
untuk membantunya.
4
Saya merasa bertanggung
jawab secara pribadi untuk
kesejahteraan orang lain.
7
Tidak ada orang yang
benar-benar bergantung
pada saya untuk
kesejahteraan mereka.
15
Tidak ada orang yang
perlu perlindungan saya.
24
Total Aitem 12 12
24
12
Tabel 3.6
Sebaran Aitem Skala Dukungan Sosial Untuk Uji Coba
Aspek Indikator Aitem No.
Aitem
F UF
Kedekatan emosional
(Emotional Attachment)
Ada individu yang
dapat diandalkan
dalam saat-saat
tertentu
Saya merasa bahwa saya
tidak memiliki hubungan
pribadi yang dekat dengan orang lain.
2
Saya memiliki hubungan
emosional yang dekat
yang memberikan
kesejahteraan dan rasa
aman.
11
Saya merasakan ikatan
emosional yang kuat
dengan setidaknya satu
orang lain.
17
Saya kurang akrab
dengan orang lain.
21
Saya sangat akrab dengan
atasan maupun rekan
sekerja.
25*
Integrasi Sosial
(Social Integration)
Memungkinkan
untuk membagi
minat, perhatian
serta melakukan
kegiatan secara
bersama-sama.
Ada orang yang
menikmati kegiatan sosial yang sama dengan yang
saya lakukan.
5
Saya merasa menjadi
bagian dari sekelompok
orang yang berbagi sikap
dan keyakinan dengan
saya.
8
Tidak ada seorangpun
yang mau berbagi minat
dan keprihatinan dengan
saya.
14
Tidak ada orang yang
suka melakukan hal-hal
yang saya lakukan.
22
Atasan maupun rekan sekerja saya senang
melakukan kegiatan
sosial bersama dengan
saya.
26*
Penghargaan/Pengakuan
(Reassurance of Worth)
Pengakuan atau
penghargaan
terhadap
Orang lain memandang
saya tidak mampu.
6
13
kemampuan dan
kualitas individu.
Saya berpikir orang lain
tidak menghormati
keterampilan dan
kemampuan saya.
9
Saya memiliki hubungan
dimana kompetensi dan
keterampilan saya diakui.
13
Ada orang yang
mengagumi bakat dan
kemampuan saya.
20
Sampai saat ini atasan
masih memberikan pujian
sehubungan dengan hasil kerja saya.
27*
Ketergantungan yang
dapat diandalkan
(Reliable Alliance)
Adanya individu
yang dapat
diandalkan pada
saat-saat tertentu.
Ada orang yang dapat
saya andalkan untuk
membantu saya ketika
benar-benar dibutuhkan.
1
Jika ada yang tidak beres,
tidak ada yang akan
datang membantu saya.
10
Tidak ada orang lain yang
dapat memberikan
bantuan ketika saya
benar-benar
membutuhkannya.
18
Ada orang yang dapat
saya andalkan dalam
keadaan darurat.
23
Dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan
kantor saya sering
dibantu oleh rekan
sekerja.
28*
Bimbingan
(Guidance)
Pemberian nasehat,
saran dan informasi
yang diperlukan
dalam memenuhi
kebutuhan dan
mengatasi permasalahan yang
dihadapi.
Tidak ada orang yang
bisa saya bimbing untuk
berubah pada saat stres.
3
Ada seseorang yang bisa
berbicara tentang
keputusan penting dalam
hidup saya.
12
Ada orang yang dapat
saya percaya untuk
meminta nasihat jika saya mengalami masalah.
16
Tidak orang lain yang
nyaman untuk
menceritakan masalah
saya dengannya.
19
14
Ketika saya tidak mampu
menyelesaikan suatu
masalah, rekan sekerja
memberikan jalan keluar
untuk penyelesaiannya.
29*
Kesempatan untuk Mengasuh (Opportunity
for Nurturance)
Memungkinkan
individu untuk
memperoleh
perasaan bahwa orang lain
tergantung padanya
untuk memperoleh
kesejahteraan.
Ada orang yang
bergantung pada saya
untuk membantunya.
4
Saya merasa bertanggung
jawab secara pribadi
untuk kesejahteraan orang
lain.
7
Tidak ada orang yang benar-benar bergantung
pada saya untuk
kesejahteraan mereka.
15
Tidak ada orang yang
perlu perlindungan saya.
24
Sebelum pensiun ada
banyak hal yang saya
bagikan kepada bawahan
dan rekan sekerja.
30*
Total Aitem 18 12
30
Keterangan : tanda (*) adalah aitem yang ditambah
3.3 Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur
3.3.1 Daya Diskriminasi Aitem
Azwar (2013) menyatakan daya diskriminasi aitem atau daya beda
adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang diukur.
Misalnya dalam skala yang diukur mengungkapkan kecemasan, maka
aitem berdaya beda tinggi adalah aitem yang menunjukan mana individu
atau kelompok individu yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan
mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan
cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan
koefisien korelasi aitem-total.
15
Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total
biasanya digunakan batasan 𝑟𝑖𝑥 ≥ 0.30. Semua aitem yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0.30 daya bedanya dianggap memuaskan. Jika
koefisien korelasi ≤ 0.30 maka dinyatakan gugur (Azwar, 2013).
3.3.2 Reliabilitas Alat Ukur
Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai
nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan,
konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas
adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2013).
Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha
Cronbach. Nilai koefisien alpha dianggap reliabel adalah jika memenuhi
nilai minimal 0.60 (Ghozali, 2009).
Kategori tingkatan reliabelitas dengan koefisien alpha yang dikutip
dari Sugiyono (2005) dan akan menjadi pedoman dalam penelitian ini,
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7
Pedoman Penilaian Reliabilitas
Alpha Kriteria
0.00–0.199
0.20–0.399
0.40–0.599
0.60–0.799
0.80–1.000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
16
3.4 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Populasi didefenisikan sebagai kelompok subjek yang hendak
dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok
subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang
membedakannya dari kelompok subjek lainnya. Ciri yang dimaksud tidak
terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat pula terdiri dari
karakteristik individu (Azwar, 2013). Berdasarkan pengertian tersebut
maka populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah PNS
Pemerintah Kota Ambon dengan jabatan struktural Esselon II, III dan IV
yang berusia 55 sampai dengan 60 tahun dan telah dikukuhkan dan
dilantik oleh Penjabat Walikota Ambon tanggal 30 Januari 2017, sejumlah
125 orang. (Badan Kepegawaian Kota Ambon, 2017).
3.4.2 Teknik Sampling
Teknik yang digunakan dalam dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah teknik Nonprobability Sampling dengan Sampling
Jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005).
3.4.3 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi, karena sampel merupakan
bagian dari populasi dan memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi
(Azwar, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah dengan persyaratan
sebagai berikut : PNS Pemerintah Kota Ambon, Berusia 55 – 60 tahun dan
Menduduki Jabatan struktural esselon II, III dan IV. Berdasarkan teknik
pengambilan sampel dan data yang diperoleh dari Badan Kepegawaian
17
Kota Ambon (2017) yang memenuhi persyaratan tersebut diatas,
berjumlah 125 orang.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode angket yang disusun berdasarkan skala likert dengan 5
alternatif jawaban, yakni Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak
Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS) dan ada aitem yang bersifat
favorable dan unfavorabel.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien, perlu
dilakukan uji asumsi klasik. Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan
bahwa sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu
diuji agar memenuhi Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga
dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih.
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untunk menguji apakah dalam model
regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi
normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2009). Pengujian
normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 untuk melihat
Kolmogorov-Smirnov dan grafik Histogram serta P-P Plot Test. Uji
Kolmogrov-Smirnov apabila nilai signifikan > 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Normalitas P-P Plot Test
dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang
18
bergerak dari bawah kekanan atas, sehingga bila titik-titik tersebut
mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi normal dan analisis dapat
dilanjutkan (Santoso, 2000).
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model
regresi daitemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Apabila terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (Ghozali,
2009). Apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2009).
3.6.1.3 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui
signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika
penyimpangan tersebut tidak signifikan (p>0.05) dan signifikan linearitas
signifikan (p<0.05) maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat adalah linear (Hadi, 2000).
Selain melihat tabel statisktik, uji linearitas juga dapat dilihat atai
dicek dengan melihat residual scatterplot sebagai bagian dari perhitungan
regresi berganda menggunakan program SPSS. Residual scatterplot harus
menunjukan garis lurus sebagai indikator bahwa pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat bersifat linier (Pallant, 2007).
3.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
19
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pegamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Apabila titik scatterplot menyebar secara acak diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau
tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000).
3.6.2 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini,
teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan
SPSS 16.0. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas yaitu penyesuaian diri (X1) dan dukungan sosial
(X2) secara simultan terhadap variabel terikatnya yaitu kecemasan
menjelang pensiun (Y).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : terdapat pengaruh secara
simultan antara penyesuaian diri dengan dukungan sosial keluarga
terhadap kecemasan menjelang pensiun PNS Pemerintah Kota Ambon
yang menduduki jabatan struktural esselon II, III dan IV.