19
1 BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab III ini akan dijelaskan varibael-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, definisi oprasionalnya dan bagaimana cara mengukur variabel begitu juga dengan bagaimana cara mengumpulkan data, daya diskriminasi dan reliabilitas alat ukur. Populasi dan sampel serta teknik analisis data yang meliputi uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis, secara lengkap ada dalam bab ini. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kecemasan Menjelang Pensiun (Y) Variabel Bebas : Penyesuaian Diri (X1) Dukungan Sosial Keluarga (X2) 3.1.2 Definisi Oprasional Setelah mengidentifikasi variabel-variabel penelitian maka langkah selanjutnya adalah merumuskan definisi oprasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini. Kecemasan Menjelang Pensiun Kecemasan menjelang pensiun adalah suatu keadaan atau perasaan yang tidak menyenangkan dan bersifat subjektif yang dialami oleh individu yang akan memasuki masa transisi dari situasi aktif bekerja ke masa tidak lagi aktif bekerja.

BAB III METODE PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16953/3/T2_832015010_BAB...Penyesuaian diri adalah usaha perubahan tingkah laku yang ... semakin

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam Bab III ini akan dijelaskan varibael-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini, definisi oprasionalnya dan bagaimana cara mengukur

variabel begitu juga dengan bagaimana cara mengumpulkan data, daya

diskriminasi dan reliabilitas alat ukur. Populasi dan sampel serta teknik

analisis data yang meliputi uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis,

secara lengkap ada dalam bab ini.

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel Tergantung : Kecemasan Menjelang Pensiun (Y)

Variabel Bebas : Penyesuaian Diri (X1)

Dukungan Sosial Keluarga (X2)

3.1.2 Definisi Oprasional

Setelah mengidentifikasi variabel-variabel penelitian maka langkah

selanjutnya adalah merumuskan definisi oprasional dari variabel-variabel

dalam penelitian ini.

Kecemasan Menjelang Pensiun

Kecemasan menjelang pensiun adalah suatu keadaan atau perasaan

yang tidak menyenangkan dan bersifat subjektif yang dialami oleh

individu yang akan memasuki masa transisi dari situasi aktif

bekerja ke masa tidak lagi aktif bekerja.

2

Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah usaha perubahan tingkah laku yang

bertujuan untuk membangun hubungan yang baik antar individu

dan juga lingkungannya.

Dukungan Sosial Keluarga

Dukungan sosial keluarga adalah suatu bentuk dukungan atau

bantuan yang didapatkan dari individu lain (keluarga, teman)

maupun organisasi seperti perhatian dan penghargaan.

3.2 Alat Pengumpulan Data

3.2.1 Skala Kecemasan Menjelang Pensiun

Pengukuran variabel kecemasan menjelang pensiun menggunakan

Retirement Anxiety Scale (RAS) oleh Oluseyi dan Olufemi (2015) terdiri

dari 22 aitem asli dengan reliabilitas α = 0.863 dan dimodifikasi oleh

penulis sesuai kebutuhan penulisan. Semakin tinggi total skor yang

diperoleh menunjukan semakin tinggi tingkat kecemasan menghadapi

pensiun, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukan

semakin rendah tingkat kecemasan PNS menghadapi pensiun. Skala ini

menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban yaitu : Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai

(STS).

Penjabaran dari gejala kecemasan dan sebaran total aitem sebagai

cetak biru alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian ini dapat

dilihat lebih jelas pada tabel dibawah ini :

3

Tabel 3.1

Cetak Biru Skala Kecemasan Menjelang Pensiun

Gejala Aitem No. Item

F UF

Rasa Gugup

Pikiran saya menjadi kacau ketika saya bertanya

apakah saya telah siap untuk pensiun.

5

Melihat seorang pensiunan membuat saya takut

tentang waktu pensiun saya yang semakin dekat.

9

Saya takut membahas tentang persiapan pensiun

dengan anggota keluarga saya.

12

Saya berpikir bahwa pensiun akan membuat saya merasa tidak nyaman dan gelisah.

13

Saya merasa bahwa pensiun akan menjadi masa

yang paling ditakuti bagi saya.

15

Saya merasa gugup ketika saya melakukan sesuatu

yang positif dalam persiapan pensiun.

22

Ketidakpastian

Saya merasa santai ketika melakukan sesuatu yang

positif dalam persiapan pensiun.

10

Saya berpikir bahwa saya akan menjalani pensiun

dengan kesedihan.

14

Ketika saya berpikir tentang masa pensiun yang

semakin dekat, saya menjadi sangat gugup.

16

Membaca bahan tentang bagaimana

mempersiapkan diri untuk pensiun membuat saya

sakit kepala.

18

Saya takut untuk bertanya kepada pensiunan

tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk

pensiun.

19

Saya menjadi gugup ketika masa pensiun semakin

dekat.

20

Kemudahan

Ketika berpikir tentang pensiun akan membuat saya merasa nyaman dan tenang.

1

Saya akan menjalani pensiun dengan bahagia. 2

Pensiun akan menjadi masa paling menyenangkan

bagi saya.

3

Ketika berpikir bahwa masa pensiun saya semakin

dekat, saya menjadi lebih tenang.

4

Saya menikmati waktu ketika akan menjalani

pensiun dalam beberapa tahun lagi.

8

Motivasi

Saya membaca beberapa buku dan/atau artikel

yang menarik tentang bagaimana mempersiapkan

diri sebelum pensiun.

6

Saya merasa senang ketika meminta pensiunan

berbagi tentang bagaimana mempersiapkan diri

untuk pensiun.

7

4

Keyakinan

Pikiran saya penuh dengan jawaban yang tidak

pasti ketika ada yang bertanya bagaimana saya

mempersiapkan diri untuk pensiun.

17

Melihat seorang pensiunan membuat saya yakin

akan menjalani masa pensiun dengan bahagia.

21

Semangat

Banyak kegiatan menarik yang bisa saya lakukan

sebelum pensiun.

11

Banyak kegiatan menarik yang tidak suka saya

lakukan sebelum pensiun.

22

Total Aitem 11 11

22

Tabel 3.2

Sebaran Aitem Skala Kecemasan Menjelang Pensiun Untuk Uji Coba

Gejala Aitem No. Item

F UF

Rasa Gugup

Pikiran saya menjadi kacau ketika saya bertanya

apakah saya telah siap untuk pensiun.

5

Melihat seorang pensiunan membuat saya takut

tentang waktu pensiun saya yang semakin dekat.

9

Saya takut membahas tentang persiapan pensiun dengan anggota keluarga saya.

12

Saya berpikir bahwa pensiun akan membuat saya

merasa tidak nyaman dan gelisah.

13

Saya merasa bahwa pensiun akan menjadi masa

yang paling ditakuti bagi saya.

15

Saya merasa gugup ketika saya melakukan sesuatu

yang positif dalam persiapan pensiun.

22

Ketidakpastian

Saya merasa santai ketika saya melakukan sesuatu

yang positif dalam persiapan pensiun saya.

10

Saya berpikir bahwa saya akan menjalani pensiun

saya dengan kesedihan.

14

Ketika saya berpikir tentang masa pensiun yang

semakin dekat, saya menjadi sangat gugup.

16

Membaca bahan tentang bagaimana

mempersiapkan diri untuk pensiun membuat saya

sakit kepala

18

Saya takut untuk bertanya kepada pensiunan

tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk

pensiun

19

Saya menjadi gugup ketika masa pensiun semakin dekat.

20

Kemudahan

Ketika berpikir tentang pensiun akan membuat

saya merasa nyaman dan tenang.

1

Saya akan menjalani pensiun dengan bahagia.

2

5

Pensiun akan menjadi masa paling menyenangkan

bagi saya.

3

Ketika berpikir bahwa masa pensiun saya semakin

dekat, saya menjadi lebih tenang.

4

Saya menikmati waktu ketika akan menjalani

pensiun dalam beberapa tahun lagi.

8

Motivasi

Saya membaca beberapa buku dan/atau artikel

yang menarik tentang bagaimana mempersiapkan

diri sebelum pensiun.

6

Saya merasa senang ketika meminta pensiunan

berbagi tentang bagaimana mempersiapkan diri

untuk pensiun

7

Kinerja saya semakin menurun menjelang pensiun. 28*

Ketika atasan memberi tahu masa pensiun saya

akan segera tiba, saya menjadi malas mengerjakan

tugas dikantor.

29*

Keyakinan

Pikiran saya penuh dengan jawaban yang tidak pasti ketika ada yang bertanya bagaimana saya

mempersiapkan diri untuk pensiun.

17

Melihat seorang pensiunan membuat saya yakin

akan menjalani masa pensiun dengan bahagia.

21

Seiring berjalannya waktu, saya semakin siap

menghadapi masa pensiun.

30*

Semangat

Banyak kegiatan menarik yang bisa saya lakukan

sebelum pensiun.

11

Saya menemukan catatan saya tentang kegiatan

yang tidak menarik bagi saya

23

Saya tidak lagi bersemangat dalam bekerja

menjelang masa pensiun.

24*

Saya akan menerima surat pemberitahuan batas

usia pensiun dengan senang hati dan penuh

semangat.

25*

Pensiun merupakan hal yang terpaksa akan saya

jalani.

26*

Bila ada pembahasan tentang pensiun, saya

menjadi tidak bersemangat.

27*

Total Aitem 14 16

30

Keterangan : tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.2.2 Skala Penyesuaian Diri

Pengukuran variabel Penyesuaian Diri menjelang pensiun

menggunakan Retirement Adjustment Scale oleh Wells, dkk (2006) terdiri

dari 13 aitem asli dengan reliabilitas α = 0.91 dan dimodifikasi oleh

6

penulis sesuai kebutuhan penulisan. Semakin tinggi total skor yang

diperoleh menunjukan semakin tinggi penyesuaian diri menghadapi

pensiun, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukan

semakin rendah penyesuaian diri PNS menghadapi pensiun. Skala ini

menggunakan skala likert dengan 5 kategori jawaban yaitu : Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai

(STS).

Penjabaran dari aspek penyesuaian diri dan sebaran total aitem

sebagai cetak biru alat ukur yang nantinya akan dipakai dalam penelitian

ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Cetak Biru Skala Penyesuaian Diri

Aspek Indikator Aitem

Nomor

Aitem

F UF

Persepsi yang

akurat terhadap

realita.

Mampu untuk

mempersepsikan

dirinya sesuai dengan

realita, mampu

memodifikasi tujuan,

menyadari

konsekuensi dari

tindakan.

Saya akan menyesuaikan

diri dengan perubahan.

1

Saya akan menikmati masa

pensiun.

2

Saya akan sibuk dengan

persiapan pensiun.

3

Kemampuan

menghadapi stress

dan kecemasan

Mampu mengatasi

halangan, masalah, dan

konflik yang timbul

Saya akan mulai merencanakan beberapa

hal sebelum pensiun.

6

Saya harus menyesuaikan

diri dengan menurunnya

pendapatan saya.

9

Saya sangat peduli dengan

kondisi keuangan saya

setelah pensiun.

4

Citra diri yang

positif

Mampu

menyeimbangkan

persepsinya dengan

persepsi orang lain

Jika saya pensiun, orang

tidak menghormati saya.

8

7

Kemampuan

mengekpresikan

perasaan,

Mampu menjaga

keseimbangan dan

mengontrol ekspresi

Saya berpikir bahwa

pensiun tidak akan sesuai

harapan saya.

11

Saya berpikir bahwa

pensiun akan lebih baik dari

yang saya bayangankan.

12

Saya akan merindukan

stimulasi yang diberikan

pada saat saya bekerja.

5

Saya akan merindukan

kedisiplinan yang diberikan

pada saat bekerja.

7

Saya akan merindukan

menjadi bagian dari satu kegiatan pada saat bekerja.

10

Mempunyai

hubungan

interpersonal yang

baik.

Mampu mencapai

kadar keintiman yang

layak dalam hubungan

sosial, dan menyadari

bahwa suatu hubungan

tidaklah selalu mulus.

Saya akan menikmati

banyak waktu yang

dihabiskan bersama dengan

pasangan dan/atau keluarga

saya.

13

Total Aitem 11 2

13

Tabel 3.4

Sebaran Aitem Skala Penyesuaian Diri Untuk Uji Coba

Aspek Indikator Aitem

Nomor

Aitem

F UF

Persepsi yang

akurat terhadap

realita

Mampu untuk mempersepsikan

dirinya sesuai dengan

realita, mampu

memodifikasi tujuan,

menyadari

konsekuensi dari

tindakan

Saya akan menyesuaikan

diri dengan perubahan.

1

Saya akan menikmati masa pensiun.

2

Saya akan sibuk dengan

persiapan pensiun.

3

Perubahan yang akan

terjadi setelah pensiun,

akan mempengaruhi

kesehatan saya.

24*

Jika pensiun, saya tidak

akan menjadi pribadi yang

membanggakan.

25*

8

Kemampuan

menghadapi stress dan kecemasan

Mampu mengatasi

halangan, masalah,

dan konflik yang timbul

Saya akan mulai

merencanakan beberapa

hal sebelum pensiun.

6

Saya harus menyesuaikan

diri dengan menurunnya

besar pendapatan saya

9

Saya sangat peduli dengan

kondisi keuangan saya

setelah pensiun.

4

Saya akan cepat terpancing

amarah ketika ada yang

bertanya tentang masa

pensiun saya.

21*

Saya merasa bingung akan melakukan apa setelah

pensiun.

22*

Jika mengingat masa

pensiun yang semakin

dekat, membuat semua

kegiatan sehari-hari saya

menjadi terganggu.

23*

Citra diri yang

positif

Mampu

menyeimbangkan

persepsinya dengan persepsi orang lain

Jika saya pensiun, orang

tidak menghormati saya.

8

Jika saya pensiun, orang

akan tetap menghormati

saya.

14*

Saya seharusnya tidak

dipensiunkan dalam waktu

dekat ini.

15*

Menjelang pensiun saya tidak dapat menghadapi

beda pendapat dengan

kepala dingin.

16*

Saya dapat menghadapi

perbedaan pendapat dengan

santai.

17*

Kemampuan

mengekpresikan

perasaan,

Mampu menjaga

keseimbangan dan

mengontrol ekspresi

Saya akan merindukan

stimulasi yang diberikan

pada saat saya bekerja.

5

Saya akan merindukan

kedisiplinan yang diberikan

pada saat bekerja.

7

Saya akan merindukan

menjadi bagian dari satu

kegiatan pada saat bekerja.

10

Saya berpikir bahwa

pensiun tidak akan sesuai harapan saya.

11

9

Mempunyai

hubungan

interpersonal yang

baik.

Mampu mencapai

kadar keintiman yang

layak dalam hubungan

sosial, dan menyadari

bahwa suatu

hubungan tidaklah

selalu mulus.

Saya akan menikmati

banyak waktu yang

dihabiskan bersama dengan

pasangan dan/atau keluarga

saya.

13

Saya selalu merasa

kesepian.

18*

Saya tetap mampu

menyelesaikan

permasalahan pekerjaan

bersama rekan kerja dengan

baik.

19*

Menjelang pensiun, saya sering terlibat konflik

dengan anggota keluarga

saya dirumah.

20*

Total Aitem 14 11

25

Keterangan : tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.2.3 Skala Dukungan Sosial Keluarga

Skala yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mengukur

Dukungan Sosial adalah Angket yang diadaptasi dari “Social Provisions

Scale” dikemukan oleh Weiss dan disempurnakan untuk keperluan

penelitian oleh Russell dan Cutrona (1987). Terdiri dari 24 dengan

reliabilitas adalah α = 0.93, dan kemudian dimodifikasi sesuai dengan

kebutuhan penulisan. Skala ini menggunakan skala likert dengan 5

kategori jawaban yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak

Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Semakin tinggi total skor yang diperoleh menunjukan semakin

tinggi dukungan sosial yang diberikan keluarga, sebaliknya semakin

rendah skor yang diperoleh menunjukan semakin rendah pula dukungan

sosial yang diberikan keluarga. Dan sebaran aitem dapat dilihat lebih jelas

pada tabel dibawah ini :

10

Tabel 3.5

Cetak Biru Skala Dukungan Sosial

Aspek Indikator Aitem No.

Aitem

F UF

Kedekatan emosional

(Emotional Attachment)

Ada individu yang

dapat diandalkan

dalam saat-saat

tertentu

Saya merasa bahwa saya

tidak memiliki hubungan

pribadi yang dekat dengan orang lain.

2

Saya memiliki hubungan

emosional yang dekat

yang memberikan

kesejahteraan dan rasa

aman.

11

Saya merasakan ikatan

emosional yang kuat

dengan setidaknya satu

orang lain.

17

Saya kurang akrab dengan

orang lain.

21

Integrasi Sosial

(Social Integration)

Memungkinkan

untuk membagi

minat, perhatian serta

melakukan kegiatan

secara bersama-sama.

Ada orang yang

menikmati kegiatan sosial

yang sama dengan yang

saya lakukan.

5

Saya merasa menjadi bagian dari sekelompok

orang yang berbagi sikap

dan keyakinan dengan

saya.

8

Tidak ada seorangpun

yang mau berbagi minat

dan keprihatinan dengan

saya.

14

Tidak ada orang yang

suka melakukan hal-hal

yang saya lakukan.

22

Penghargaan/Pengakuan

(Reassurance of Worth)

Pengakuan atau

penghargaan

terhadap kemampuan

dan kualitas individu.

Orang lain memandang

saya tidak mampu.

6

Saya berpikir orang lain

tidak menghormati keterampilan dan

kemampuan saya.

9

Saya memiliki hubungan

dimana kompetensi dan

keterampilan saya diakui.

13

11

Ada orang yang

mengagumi bakat dan

kemampuan saya.

20

Ketergantungan yang

dapat diandalkan

(Reliable Alliance)

Adanya individu

yang dapat

diandalkan pada saat-

saat tertentu.

Ada orang yang dapat

saya andalkan untuk

membantu saya ketika

benar-benar dibutuhkan.

1

Jika ada yang tidak beres,

tidak ada yang akan

datang membantu saya.

10

Tidak ada orang lain yang

dapat memberikan

bantuan ketika saya benar-benar membutuhkannya.

18

Ada orang yang dapat

saya andalkan dalam

keadaan darurat.

23

Bimbingan

(Guidance)

Pemberian nasehat,

saran dan informasi

yang diperlukan

dalam memenuhi

kebutuhan dan

mengatasi

permasalahan yang

dihadapi.

Tidak ada orang yang bisa

saya bimbing untuk

berubah pada saat stres.

3

Ada seseorang yang bisa

berbicara tentang

keputusan penting dalam

hidup saya.

12

Ada orang yang dapat

saya percaya untuk

meminta nasihat jika saya

mengalami masalah.

16

Tidak orang lain yang

nyaman untuk menceritakan masalah

saya dengannya.

19

Kesempatan untuk

Mengasuh (Opportunity

for Nurturance)

Memungkinkan

individu untuk

memperoleh perasaan

bahwa orang lain

tergantung padanya

untuk memperoleh

kesejahteraan.

Ada orang yang

bergantung pada saya

untuk membantunya.

4

Saya merasa bertanggung

jawab secara pribadi untuk

kesejahteraan orang lain.

7

Tidak ada orang yang

benar-benar bergantung

pada saya untuk

kesejahteraan mereka.

15

Tidak ada orang yang

perlu perlindungan saya.

24

Total Aitem 12 12

24

12

Tabel 3.6

Sebaran Aitem Skala Dukungan Sosial Untuk Uji Coba

Aspek Indikator Aitem No.

Aitem

F UF

Kedekatan emosional

(Emotional Attachment)

Ada individu yang

dapat diandalkan

dalam saat-saat

tertentu

Saya merasa bahwa saya

tidak memiliki hubungan

pribadi yang dekat dengan orang lain.

2

Saya memiliki hubungan

emosional yang dekat

yang memberikan

kesejahteraan dan rasa

aman.

11

Saya merasakan ikatan

emosional yang kuat

dengan setidaknya satu

orang lain.

17

Saya kurang akrab

dengan orang lain.

21

Saya sangat akrab dengan

atasan maupun rekan

sekerja.

25*

Integrasi Sosial

(Social Integration)

Memungkinkan

untuk membagi

minat, perhatian

serta melakukan

kegiatan secara

bersama-sama.

Ada orang yang

menikmati kegiatan sosial yang sama dengan yang

saya lakukan.

5

Saya merasa menjadi

bagian dari sekelompok

orang yang berbagi sikap

dan keyakinan dengan

saya.

8

Tidak ada seorangpun

yang mau berbagi minat

dan keprihatinan dengan

saya.

14

Tidak ada orang yang

suka melakukan hal-hal

yang saya lakukan.

22

Atasan maupun rekan sekerja saya senang

melakukan kegiatan

sosial bersama dengan

saya.

26*

Penghargaan/Pengakuan

(Reassurance of Worth)

Pengakuan atau

penghargaan

terhadap

Orang lain memandang

saya tidak mampu.

6

13

kemampuan dan

kualitas individu.

Saya berpikir orang lain

tidak menghormati

keterampilan dan

kemampuan saya.

9

Saya memiliki hubungan

dimana kompetensi dan

keterampilan saya diakui.

13

Ada orang yang

mengagumi bakat dan

kemampuan saya.

20

Sampai saat ini atasan

masih memberikan pujian

sehubungan dengan hasil kerja saya.

27*

Ketergantungan yang

dapat diandalkan

(Reliable Alliance)

Adanya individu

yang dapat

diandalkan pada

saat-saat tertentu.

Ada orang yang dapat

saya andalkan untuk

membantu saya ketika

benar-benar dibutuhkan.

1

Jika ada yang tidak beres,

tidak ada yang akan

datang membantu saya.

10

Tidak ada orang lain yang

dapat memberikan

bantuan ketika saya

benar-benar

membutuhkannya.

18

Ada orang yang dapat

saya andalkan dalam

keadaan darurat.

23

Dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan

kantor saya sering

dibantu oleh rekan

sekerja.

28*

Bimbingan

(Guidance)

Pemberian nasehat,

saran dan informasi

yang diperlukan

dalam memenuhi

kebutuhan dan

mengatasi permasalahan yang

dihadapi.

Tidak ada orang yang

bisa saya bimbing untuk

berubah pada saat stres.

3

Ada seseorang yang bisa

berbicara tentang

keputusan penting dalam

hidup saya.

12

Ada orang yang dapat

saya percaya untuk

meminta nasihat jika saya mengalami masalah.

16

Tidak orang lain yang

nyaman untuk

menceritakan masalah

saya dengannya.

19

14

Ketika saya tidak mampu

menyelesaikan suatu

masalah, rekan sekerja

memberikan jalan keluar

untuk penyelesaiannya.

29*

Kesempatan untuk Mengasuh (Opportunity

for Nurturance)

Memungkinkan

individu untuk

memperoleh

perasaan bahwa orang lain

tergantung padanya

untuk memperoleh

kesejahteraan.

Ada orang yang

bergantung pada saya

untuk membantunya.

4

Saya merasa bertanggung

jawab secara pribadi

untuk kesejahteraan orang

lain.

7

Tidak ada orang yang benar-benar bergantung

pada saya untuk

kesejahteraan mereka.

15

Tidak ada orang yang

perlu perlindungan saya.

24

Sebelum pensiun ada

banyak hal yang saya

bagikan kepada bawahan

dan rekan sekerja.

30*

Total Aitem 18 12

30

Keterangan : tanda (*) adalah aitem yang ditambah

3.3 Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur

3.3.1 Daya Diskriminasi Aitem

Azwar (2013) menyatakan daya diskriminasi aitem atau daya beda

adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau

kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang diukur.

Misalnya dalam skala yang diukur mengungkapkan kecemasan, maka

aitem berdaya beda tinggi adalah aitem yang menunjukan mana individu

atau kelompok individu yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan

mana yang tidak. Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan

cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan

distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan

koefisien korelasi aitem-total.

15

Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total

biasanya digunakan batasan 𝑟𝑖𝑥 ≥ 0.30. Semua aitem yang mencapai

koefisien korelasi minimal 0.30 daya bedanya dianggap memuaskan. Jika

koefisien korelasi ≤ 0.30 maka dinyatakan gugur (Azwar, 2013).

3.3.2 Reliabilitas Alat Ukur

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai

pengukuran yang reliabel. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai

nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan,

konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas

adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2013).

Penentuan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha

Cronbach. Nilai koefisien alpha dianggap reliabel adalah jika memenuhi

nilai minimal 0.60 (Ghozali, 2009).

Kategori tingkatan reliabelitas dengan koefisien alpha yang dikutip

dari Sugiyono (2005) dan akan menjadi pedoman dalam penelitian ini,

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Pedoman Penilaian Reliabilitas

Alpha Kriteria

0.00–0.199

0.20–0.399

0.40–0.599

0.60–0.799

0.80–1.000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

16

3.4 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi didefenisikan sebagai kelompok subjek yang hendak

dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok

subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang

membedakannya dari kelompok subjek lainnya. Ciri yang dimaksud tidak

terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat pula terdiri dari

karakteristik individu (Azwar, 2013). Berdasarkan pengertian tersebut

maka populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah PNS

Pemerintah Kota Ambon dengan jabatan struktural Esselon II, III dan IV

yang berusia 55 sampai dengan 60 tahun dan telah dikukuhkan dan

dilantik oleh Penjabat Walikota Ambon tanggal 30 Januari 2017, sejumlah

125 orang. (Badan Kepegawaian Kota Ambon, 2017).

3.4.2 Teknik Sampling

Teknik yang digunakan dalam dalam pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah teknik Nonprobability Sampling dengan Sampling

Jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005).

3.4.3 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, karena sampel merupakan

bagian dari populasi dan memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi

(Azwar, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah dengan persyaratan

sebagai berikut : PNS Pemerintah Kota Ambon, Berusia 55 – 60 tahun dan

Menduduki Jabatan struktural esselon II, III dan IV. Berdasarkan teknik

pengambilan sampel dan data yang diperoleh dari Badan Kepegawaian

17

Kota Ambon (2017) yang memenuhi persyaratan tersebut diatas,

berjumlah 125 orang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode angket yang disusun berdasarkan skala likert dengan 5

alternatif jawaban, yakni Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak

Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS) dan ada aitem yang bersifat

favorable dan unfavorabel.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Agar hasil pengujian tidak bersifat bias dan efisien, perlu

dilakukan uji asumsi klasik. Supramono dan Haryanto (2005) menyatakan

bahwa sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu terlebih dahulu

diuji agar memenuhi Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), sehingga

dapat menghasilkan parameter penduga yang sahih.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untunk menguji apakah dalam model

regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi

normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali, 2009). Pengujian

normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 untuk melihat

Kolmogorov-Smirnov dan grafik Histogram serta P-P Plot Test. Uji

Kolmogrov-Smirnov apabila nilai signifikan > 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Normalitas P-P Plot Test

dideteksi dengan melihat titik-titik yang mengikuti garis linear yang

18

bergerak dari bawah kekanan atas, sehingga bila titik-titik tersebut

mengikuti garis linear, berarti data terdistribusi normal dan analisis dapat

dilanjutkan (Santoso, 2000).

3.6.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model

regresi daitemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Apabila terjadi

korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (Ghozali,

2009). Apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10 maka tidak

terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2009).

3.6.1.3 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat dan untuk mengetahui

signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Jika

penyimpangan tersebut tidak signifikan (p>0.05) dan signifikan linearitas

signifikan (p<0.05) maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat adalah linear (Hadi, 2000).

Selain melihat tabel statisktik, uji linearitas juga dapat dilihat atai

dicek dengan melihat residual scatterplot sebagai bagian dari perhitungan

regresi berganda menggunakan program SPSS. Residual scatterplot harus

menunjukan garis lurus sebagai indikator bahwa pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat bersifat linier (Pallant, 2007).

3.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

19

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pegamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

Apabila titik scatterplot menyebar secara acak diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola yang jelas atau

tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2000).

3.6.2 Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini,

teknik yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan

SPSS 16.0. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas yaitu penyesuaian diri (X1) dan dukungan sosial

(X2) secara simultan terhadap variabel terikatnya yaitu kecemasan

menjelang pensiun (Y).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : terdapat pengaruh secara

simultan antara penyesuaian diri dengan dukungan sosial keluarga

terhadap kecemasan menjelang pensiun PNS Pemerintah Kota Ambon

yang menduduki jabatan struktural esselon II, III dan IV.