Upload
ngohuong
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah SD
Pakopen 01, SDN Pakopen 02, MI Sabilul Huda, dan SDN
Jimbaran 01 pada Gugus Mina Kencana yang berada di
Desa Pakopen UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang. Dan sebagai objek penelitian
adalah kepala sekolah pada masing – masing sekolah
tersebut.
a. Data Hasil Akreditasi Sarana dan Prasarana
Tabel 4.1
Daftar Perolehan Akreditasi yang Kurang
Maksimal dan SD Inti (SD Pakopen 01) pada Gugus
Mina Kencana
No. Nama Sekolah
Nilai Standar
Sarana dan
Prasarana
Nilai Akhir
Akreditasi Peringkat
1. SD Negeri Jimbaran
01 75 84 B
2. MI Sabilul Huda
Blater 79 71 B
3. SD Negeri Pakopen
02 65 74 B
4. SD Pakopen 01 93 87 A
SDN Pakopen 01 sebagai SD Inti pada Gugus
Mina Kencana mendapatkan rekapitulasi yang baik dan
60
mendapatkan jumlah minat siswa yang belajar di
sekolah tersebut sebanyak 204 siswa untuk seluruh
tingkat. SDN Pakopen 02, MI Sabilul Huda, dan SDN
Jimbaran 01 masing – masing memiliki 110 siswa, 249
Siswa, 171 Siswa. Data jumlah siswa dapat menjadi
pertimbangan sekolah untuk mendapatkan dukungan
dana BOS sebagai operasional namun tata kelola sarana
dan prasarana juga menjadi faktor yang sangat penting
karena menyangkut dukungan belajar mengajar pada
warga sekolah.
Klasifikasi peringkat akreditasi dikatakan baik
jika nilai komponen sarana dan prasarana mendapatkan
nilai lebih dari 85. MI Sabilul Huda Blater kurang 7 poin
nilai, SD Negeri Jimbaran 01 kurang 11 poin nilai, SD
Negeri Pakopen 02 kurang 21 poin nilai, dan SD Pakopen
01 lebih 7 poin nilai. Faktor – faktor yang mempengaruhi
kekurangan nilai standarisasi tata kekola sarana dan
prasarana pada sekolah tersebut adalah meliputi
kegiatan: (1) perencanaan dan pengadaan,
(2)penyimpanan dan inventarisasi, (3) pemeliharaan dan
pemanfaatan, dan (4) penghapusan dan pengawasan.
b. Keadaan Sarana Prasarana dan Bangunan
Gambaran tentang keadaan ruang bangunan pada
SDN Jimbaran 01, MI Sabilul Huda, SDN Pakopen 02,
dan SD Pakopen 01 dapat dilihat pada tabel 4.2.
61
Tabel 4.2
Kondisi Ruang Bangunan pada SDN Jimbaran 01, MI
Sabilul Huda, SDN Pakopen 02, dan SD Pakopen 01
No. Nama
Sekolah
Jumlah
Ruang
Bangunan
Keadaan
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1. SD Negeri
Jimbaran 01 14 6 1 2 5
2. MI Sabilul
Huda Blater 13 6 0 7 0
3. SD Negeri
Pakopen 02 14 2 4 3 5
4. SD Pakopen
01 17 16 0 0 1
Sumber : Laporan Sekolah Bulan November 2014
Keadaan ruang bangunan di SD Negeri Jimbaran
01 dan SDN Pakopen 01 masih banyak pada keadaan
baik sedangkan pada MI Sabilul Huda paling banyak
keadaan rusak sedang dan pada SD Negeri Pakopen 02
keadaan rusak berat paling banyak ditemukan.
4.2 Analisis
Analisis dilakukan peneliti bersama Kepala
Sekolah SDN Jimbaran 01, MI Sabilul Huda, SDN
Pakopen 02, dan SD Pakopen 01 dalam Focus Group
Discussion (FGD) yang dilakukan dua kali yaitu pada
tanggal 1 dan 17 Desember 2014 di SD Negeri Jimbaran
01 yang berlangsung sekitar 3 jam pada masing – masing
pertemuan. Dalam FGD ini terjadi brainstorming (curah
62
gagasan) saat mengidentifikasi faktor–faktor strategis
internal dan faktor strategis eksternal.
Data–data yang diperoleh dikelompokkan
kedalam tiga matrik yaitu, matrik Internal Factors
Analysis Summary (IFAS), matrik Eksternal Factors
Analysis Summary (EFAS) dan matrik SWOT untuk
komponen perencanaan dan pengadaan, penyimpanan
dan inventarisasi pemeliharaan dan pemanfaatan serta
penghapusan dan pengawasan. Setelah data – data
selesai didiskusikan oleh para kepala sekolah terkait,
peneliti kemudian membuat analisis rencana strategis
tata kelola sarana dan prasarana dalam mencapai target
akreditasi yang sebelumnya kurang maksimal pada
sekolah–sekolah di Gugus Mina Kencana UPTD
Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang.
4.2.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi
faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
yang dihadapi sekolah dalam proses tata kelola sarana
dan prasarana yang lebih baik di Gugus Mina Kencana
UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan dalam empat
aspek yaitu komponen perencanaan dan pengadaan,
penyimpanan dan inventarisasi, pemeliharaan dan
pemanfaatan serta penghapusan dan pengawasan yang
diuraikan masing – masing sebagai berikut :
63
a. Aspek Perencanaan dan Pengadaan
Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan
aspek perencanaan dan pengadaan sampai diperoleh
Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Matriks IFAS Aspek Perencanaan dan Pengadaan
Faktor Strategis
Penentuan Kepentingan
untuk Pembobotan
Penentuan Skor Bobot
x Skor
FGD Bobot FGD
Jumlah Skor
I II III IV
Kekuatan
1. Rencana Kerja Sekolah (RKS) disusun bersama guru
5 0,19 5 5 5 5 20 5 0,93
2. Keterlibatan Komite Sekolah 4 0,15 5 4 4 4 17 4,25 0,63
3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar di kelas
4 0,15 5 4 3 4 16 4 0,59
4. Guru turut serta menyusun daftar kebutuhan sarana dan prasarana dalam rapat penyusunan anggaran
5 0,19 5 5 2 2 14 3,5 0,65
5. Pengadaan laboratorium komputer dan IPA yang mencukupi
4 0,15 5 3 2 4 14 3,5 0,52
6. Sekolah telah mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBS)
5 0,19 5 5 2 4 16 4 0,74
Total 27 1,00 97 4,06
Kelemahan
1. Ketersediaan alokasi dana sekolah yang tidak mencukupi 5 0,19 4 5 2 4 15 3,75 0,72
2. Guru tidak terlibat dalam proses perencanaan kebutuhan 4 0,15 3 2 3 2 10 2,5 0,38
3. Jumlah peserta didik yang kurang 5 0,19 4 5 2 4 15 3,75 0,72
4. Minimnya bantuan dana dari orang tua siswa dan komite 5 0,19 2 4 4 5 15 3,75 0,72
5. Minimnya usulan kebutuhan 4 0,15 3 4 4 3 14 3,5 0,54
6. Tidak terdapat proyeksi kebutuhan dalam jangka panjang 3 0,12 3 4 4 5 16 4 0,46
Total 26 1,00 85 3,55
Total Skor Akhir (Kekuatan - Kelemahan) 0,51
64
Pada aspek perencanaan dan pengadaan
kekuatan yang paling berpengaruh dapat dilihat pada
faktor Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang disusun
bersama–sama dengan para guru dan persiapan sekolah
dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
(RAPBS) yang baik dengan jumlah masing–masing bobot
dan skor sebanyak 0,19 untuk RKS, bobot dan skor
sebanyak 0,19 dan 4 pada susunan RAPBS. Sekolah–
sekolah pada Gugus Mina Kencana telah memahami
bahwa RKS sangat menentukan dalam tata kelola
sarana dan prasarana.
Sekolah–sekolah juga telah melibatkan guru
untuk turut serta menyusun daftar kebutuhan sarana
dan prasarana dalam aspek ini sehingga turut
membantu dalam memaksimalkan perencanaan dengan
kebutuhan, hal ini dapat dilihat dengan bobot sebanyak
0,19 dan skor sebanyak 3,5. Kekuatan lain dapat dilihat
pada keterlibatan komite sekolah sebesar 0,15 dan skor
sebesar 4,25 serta kekuatan pada pengadaan
laboratorium IPA dan komputer dengan bobot dan skor
masing – masing sebanyak 0,15 dan 3,5. Dengan faktor
– faktor strategis kekuatan yang ada Gugus Mina
Kencana memiliki kesempatan untuk mempersiapkan
diri dalam usaha untuk mengembangkan tata kelola
sarana dan prasarana khususnya aspek perencanaan
dan pengadaan. Jumlah total bobot yang telah dikalikan
total skor pada faktor strategis kekuatan pada aspek ini
adalah 4,06.
65
Di lain sisi Faktor kelemahan aspek perencanaan
dan pengadaan sekolah – sekolah pada Gugus Mina
Kencana paling berpengaruh terdapat pada Kurangnya
alokasi dana belanja pada sekolah, jumlah peserta didik
yang kurang dan minimnya bantuan dana dari orang tua
siswa dan komite sekolah. Ketiga faktor tersebut
memiliki perkalian bobot dan skor sebanyak 0,72.
Usulan kebutuhan sarana dan prasarana yang minim
juga menjadi faktor yang kelemahan dengan bobot 0,15
dan skor 3,5. Minimnya bantuan dana dari orang tua
siswa dan komite menyebabkan kemampuan alokasi
belanja sekolah menjadi lemah, ditambah faktor peserta
didik yang kurang menyebabkan minimnya bantuan
dana BOS, sehingga warga sekolah menjadi kurang
berani dalam mengusulkan daftar kebutuhan.
Faktor kelemahan lain yaitu pada kurangnya
proyeksi kebutuhan jangka panjang sebesar 0,12 dan 4
untuk masing – masing bobot dan skor. Jumlah total
perkalian bobot dan skor untuk faktor kelemahan pada
aspek perencanaan dan pengadaan ini adalah 3,55.
Faktor kekuatan dan kelemahan menghasilkan selisih
0,51 lebih banyak untuk faktor kekuatan. Sehingga
sekolah dapat memanfaatkan kekuatan dalam
perencanaan dan pengadaan yang dimilikinya untuk
mengembangkan tata kelola sarana dan prasarananya.
Matriks EFAS untuk aspek perencanaan dan pengadaan
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
66
Tabel 4.4 Matriks EFAS Aspek Perencanaan dan Pengadaan
Faktor Strategis
Penentuan Kepentingan
untuk Pembobotan
Penentuan Skor Bobot x
Skor
FGD Bobot FGD Jumlah Skor I II III IV
Peluang
1. Penyederhanaan birokrasi 4 0,16 4 3 3 3 13 3,25 0,52
2. Tuntutan kebutuhan perabot untuk Sekolah Dasar yang tidak terlalu banyak
4 0,16 4 3 4 5 16 4 0,64
3. Kecukupan dana BOS 5 0,20 5 3 3 4 15 3,75 0,75
4. Kemajuan program pendidikan 4 0,16 4 3 5 5 17 4,25 0,68
5. Sistem administrasi teknis pengadaan yang semakin maju
3 0,12 3 3 5 4 15 3,75 0,45
6. Peningkatan jumlah peserta didik 5 0,20 5 5 2 2 14 3,5 0,7
Total 25 1,00 90 3,74
Tantangan
1. Tuntutan kompetensi dalam bidang kurikulum
5 0,23 5 5 4 5 19 4,75 1,08
2. Kenaikan harga barang 3 0,14 4 2 2 4 12 3 0,41
3. Penilaian visualisasi hasil perencanaan dengan ketersediaan kebutuhan yang ada yang kurang sesuai
3 0,14 3 5 2 2 12 3 0,41
4. Tuntutan modernisasi kebutuhan dan kematangan peserta didik
4 0,18 3 4 4 5 16 4 0,73
5. Evaluasi pengadaan perabot oleh supervisor yang kurang sesuai dari segi ergonomi, estetika, dan ekonomi
3 0,14 3 4 3 2 12 3 0,41
6. Kurangnya studi komprehensif mengenai masyarakat sekolah oleh akademisi
4 0,18 2 4 1 1 8 2 0,36
Total 22 1,00 79 3,40
Total Skor Akhir (Peluang – Tantangan) 0,34
67
Dua faktor yang sangat penting yang dapat
menjadi peluang bagi Gugus Mina Kencana adalah
kecukupan dana BOS dan peningkatan jumlah peserta
didik, kecukupan dana BOS mendapatkan bobot 0,2 dan
skor 3,75 sedangkan peningkatan jumlah peserta didik
mendapatkan bobot 0,2 dan skor 3,5. Kedua hal ini
sangat berkaitan erat, peningkatan jumlah peserta didik
tentunya dapat meningkatkan penambahan dana BOS.
Meskipun dua sekolah yaitu SDN Jimbaran 01 dan SDN
Pakopen 02 masih memiliki jumlah peserta didik yang
tidak tergolong banyak, namun hampir disetiap tahun
terjadi peningkatan jumlah pendaftaran peserta didik
baru.
Faktor yang cukup penting untuk menjadi
peluang bagi peningkatan dalam aspek perencanaan dan
pengadaan adalah kemajuan dalam program
pendidikan, faktor ini mendapatkan bobot 0,16 dan skor
4,25. Faktor – faktor lainnya yaitu tuntutan kebutuhan
perabot untuk sekolah dasar yang tidak terlalu banyak
dibandingkan sekolah untuk jenjang diatasnya, faktor
ini memperoleh bobot dan skor masing – masing 0,16
dan 4. Penyederhanaan birokrasi dalam proses
perencanaan dan pengadaan mendapatkan bobot 0,16
dan skor 3,25 dan faktor kemajuan teknis pengadaan
barang dan jasa mendapatkan bobot dan skor masing –
masing 0,12 dan 3,75. Secara keseluruhan jumlah skor
akhir dari peluang perencanaan dan pengadaan sarana
dan prasarana ini adalah 3,74.
Selain peluang dalam faktor eksternal pengadaan
dan perencanaan sarana dan prasarana terdapat faktor
68
tantangan yang menjadi dapat menjadi hambatan dalam
proses tata kelola sarana dan prasarana ini. Tuntutan
kompetensi dalam bidang kurikulum menjadi faktor
tantangan yang paling berpengaruh dalam aspek
perencanaan dan pengadaan ini yaitu mendapatkan
bobot dan skor masing – masing 0,23 dan 4,75.
Tuntutan kompetensi mendorong sekolah untuk lebih
meningkatkan kualitas akademik salah satunya melalui
alat peraga dalam pembelajaran dan kualitas sarana dan
prasarana di dalam lingkungan sekolah. Hal ini juga
diikuti oleh tuntutan modernisasi kebutuhan sekolah
yang harus disesuaikan dengan kematangan peserta
didik yang telah banyak dipengaruhi oleh arus
globalisasi, faktor ini memiliki bobot dan skor masing –
masing 0,18 dan 4.
Faktor – faktor penting yang menjadi tantangan
dalam aspek perencanaan dan pengadaan ini adalah
kenaikan harga barang, kurangnya kesesuaian penilaian
visualisasi hasil perencanaan dengan ketersediaan
kebutuhan yang ada dan evaluasi pengadaan perabot
yang kurang memperhatikan segi ergonomi, estetika dan
ekonomi jumlah perkalian bobot dan skor pada masing
– masing faktor tersebut 0,41. Kenaikan harga barang
menghambat sekolah dalam merencanakan dan
mengadakan kebutuhan, kemudian penilaian dianggap
baik karena dinilai dari hasil visualisai saja diikuti oleh
evaluasi yang kurang sesuai dari segi ergonomi, estetika
dan ekonomi. Ketiga aspek ini dapat menjadikan sekolah
kurang memahami kekurangan kebutuhan sarana dan
69
prasarana sehingga perencanaan dan pengadaan yang
dilakukan menjadi kurang maksimal.
Faktor studi oleh akademisi tidak menjadi
tantangan yang berat yang dihadapi sekolah faktor ini
mendapat bobot 0,18 dan skor 2. Total bobot dikalikan
skor pada tantangan dalam faktor eksternal
perencanaan dan pengadaan adalah 3,40. Sehingga
Selisih nilai akhir peluang dan tantangan adalah 0,34.
Faktor peluang lebih dominan daripada faktor
tantangan, sehingga sekolah dapat memanfaatkan
kelebihan faktor peluang yang ada untuk
mengembangkan tata kelola sarana dan prasarananya.
b. Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi
Aspek penyimpanan dan inventarisasi sarana
dan prasarana memiliki dua belas Internal Factors
Analysis Summary (IFAS) dan sepuluh Eksternal Factors
Analysis Summary (EFAS). Hasil analisis faktor kekuatan
dan kelemahan pada IFAS dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut ini :
70
Tabel 4.5 Matriks IFAS Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi
Faktor Strategis
Penentuan Kepentingan
untuk Pembobotan
Penentuan Skor Bobot x
Skor
FGD Bobot FGD Jumlah Skor I II III IV
Kekuatan
1. Keterlibatan guru dalam pemeriksaan gudang secara berkala
5 0,19 5 1 1 1 8 2 0,38
2. Barang yang tersimpan di gudang dalam keadaan yang baik
5 0,19 5 2 2 2 11 2,75 0,53
3. Memiliki bukti administrasi asal barang kebutuhan
4 0,15 4 2 3 4 13 3,25 0,50
4. Pihak sekolah memahami bahwa inventarisasi adalah bentuk dari pemeliharaan sarana dan prasarana
4 0,15 4 2 4 4 14 3,5 0,54
5. Sekolah rutin melakukan inventarisasi setiap tahun
4 0,15 4 2 4 5 15 3,75 0,58
6. Guru mendapat tugas untuk turut serta menginventarisasi barang – barang kebutuhan
4 0,15 4 3 2 2 11 2,75 0,42
Total 26 1,00 72 2,95
Kelemahan
1. Penataan barang yang tersimpan kurang baik
5 0,19 3 5 4 4 16 4 0,74
2. Tidak terdapat petugas khusus untuk mengelola penyimpanan sarana dan prasarana
5 0,19 1 5 5 4 15 3,75 0,69
3. Tidak terdapat administrasi dalam gudang
5 0,19 2 5 5 4 16 4 0,74
4. Inventarisasi tidak diikuti dengan perawatan yang baik sehingga data yang tercatat ada yang tidak sesuai dengan kondisi
4 0,15 1 4 4 3 12 3 0,44
5. Tidak semua barang memiliki kode khusus inventarisasi
4 0,15 2 5 2 3 12 3 0,44
6. Tidak tercatat barang yang memerlukan perawatan khusus dan pemisahan barang yang sering digunakan maupun barang yang tidak sering digunakan
4 0,15 2 5 3 3 13 3,25 0,48
Total 27 1,00 84 3,55
Total Nilai Akhir (Kelemahan - Kekuatan) 0,59
71
Inventarisasi setiap tahun secara rutin menjadi
faktor kekuatan yang paling berpengaruh dengan bobot
0,15 dan skor 3,75. Dengan inventarisasi yang rutin
sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana dapat
mengontrol ketersediaan barang dengan sangat baik.
Kekuatan kedua terdapat bahwa sekolah telah
memahami inventarisasi bentuk dari pemeliharaan
sarana dan prasarana yaitu mendapat bobot 0,15 dan
skor 3,5. Dengan pemahaman tersebut sekolah secara
tidak langsung turut menjaga keberadaan sarana dan
prasarana yang telah ada. Barang – barang yang
tersimpan di gudang dalam keadaan yang baik
mendapat bobot 0,19 dan skor 2,75. Meskipun sekolah
kurang memperhatikan tata cara dalam mengelola
gudang penyimpanan namun, barang – barang
tersimpan digudang masih dalam keadaan baik dan
minim dari kerusakan.
Kekuatan lain yang dimiliki sekolah – sekolah
pada Gugus Mina Kencana adalah bukti administrasi
asal kebutuhan barang dengan bobot 0,15 dan skor
3,25. Keterlibatan guru dalam inventarisasi
mendapatkan bobot 0,15 dan skor 2,75. Kekuatan yang
paling minim adalah keterlibatan guru dalam
pemeriksaan gudang secara berkala dengan bobot 0,19
dan skor 2. Dengan menjumlahkan perkalian bobot dan
skor pada masing – masing komponen maka didapat
nilai akhir faktor kekuatan pada penyimpanan dan
inventarisasi sarana dan prasarana sebesar 2,95.
Faktor kelemahan yang paling besar dan dapat
menghambat peningkatan tata kelola sekolah faktor
72
penyimpanan dan inventarisasi adalah penataan barang
tersimpan yang kurang baik dan kurangnya
administrasi dalam gudang, nilai perkalian bobot dan
skor pada masing – masing faktor tersebut adalah 0,74.
Kedua hal ini menggambarkan bahwa warga sekolah
pada Gugus Mina Kencana kesulitan dan kurang
memiliki minat dalam aspek penyimpanan barang yang
baik dan tertata rapi. Hal ini juga ditambah dengan
sekolah yang tidak menyediakan petugas untuk
mengelola gudang faktor ini mendapat bobot 0,19 dan
skor 4.
Faktor kelemahan lainnya adalah sekolah –
sekolah masih belum memiliki catatan untuk barang –
barang yang memiliki perawatan khusus dan barang –
barang yang sering maupun tidak sering digunakan
dengan bobot 0,15 dan skor 3,25. Pemisahan di dalam
inventarisasi ini sangat penting karena pemisahan
administratatif barang yang baik dapat mempermudah
dalam tata kelola lain seperti aspek penghapusan dan
aspek pemeliharaan. Selanjutnya perawatan pasca
inventarisasi dan pengkodean barang dalam aspek
kelemahan inventarisasi mendapatkan perkalian bobot
dan skor masing – masing adalah 0,44.
Hasil akhir total kekuatan dikurangi kelemahan
adalah 0,59. Dari faktor kekuatan dan kelemahan pada
aspek penyimpanan dan administrasi ternyata kekuatan
lebih dominan daripada faktor kelemahan. Dengan
demikian kelemahan – kelemahan yang ada dapat
dimungkinkan dengan mengoptimalkan kekuatan yang
ada.
73
Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek
penyimpanan dan inventarisasi dapat dilihat pada
Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) pada
tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Matriks EFAS Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi
Faktor Strategis
Penentuan Kepentingan
untuk Pembobotan
Penentuan Skor Bobot x
Skor
FGD Bobot FGD Jumlah Skor
I II III IV
Peluang
1. Kondisi lingkungan sekitar yang relatif aman 4 0,21 5 3 5 5 18 4,5 0,95
2. Tidak terdapat gangguan yang ditimbulkan akibat dari penataan barang di gudang
3 0,16 5 3 4 3 15 3,75 0,59
3. Inventarisasi yang baik turut berpengaruh dalam penghematan sehingga penilaian keuangan sekolah menjadi lebih baik
4 0,21 5 3 4 4 16 4 0,84
4. Kemajuan birokrasi mendorong sekolah untuk meningkatkan administrasi inventaris barang kebutuhan yang semakin bailk
4 0,21 5 3 3 4 15 3,75 0,79
5. Semakin majunya program software komputer untuk membantu sistem manajemen inventarisasi barang
4 0,21 5 3 2 4 14 3,5 0,74
Total 19 1,00 78 3,91
Tantangan
1. Pemeriksaan yang kurang mendalam terhadap kondisi sarana dan prasarana yang ada oleh supervisor
5 0,23 3 5 2 2 12 3 0,68
2. Resiko kerusakan barang yang ditimbulkan dari luar jam operasional sekolah akibat penataan yang kurang baik
4 0,18 3 5 2 1 11 2,75 0,50
3. Inventarisasi yang kurang baik berpengaruh terhadap minat warga sekolah dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada sehingga menurunkan kepercayaan orang tua siswa terhadap kemampuan skill akademis siswa
4 0,18 3 4 1 2 10 2,5 0,45
4. Keluarnya barang dari sekolah tanpa diketahui 5 0,23 4 4 2 2 12 3 0,68
5. Pelaporan inventarisasi sarana dan prasarana juga dikoordinasi oleh Kementrian Keuangan sebagai pencatatan aset negara
4 0,18 3 5 5 5 18 4,5 0,82
Total 22 1,00 63 3,14
Total Skor Akhir (Peluang - Ancaman) 0,77
Dalam aspek peluang kondisi Gugus Mina
Kencana yang ralatif aman sangat mendukung fungsi
74
penyimpanan barang – barang faktor ini mendapat bobot
0,21 dan skor 4,5. Faktor lain yang menjadikan peluang
adalah inventarisasi yang dilakukan sekolah secara baik
dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap
keuangan sekolah sehingga penilaian keuangan oleh
visitasi menjadi lebih baik, faktor peluang ini
mendapatkan bobot 0,21 dan skor 4. Kemajuan dalam
bidang birokrasi oleh pemerintahan yang baru
mendorong tiap satuan pendidikan termasuk sekolah
untuk meningkatkan fungsi inventarisasi sehingga
sekolah menjadi lebih giat dalam pelaporan, faktor ini
mendaptakan bobot dan skor masing – masing 0,21 dan
3,75.
Kemajuan teknologi informasi juga dianggap
peluang bagi peningkatan fungsi inventarisasi dan
inventory barang – barang faktor ini memiliki bobot 0,21
dan skor 3,5. Faktor peluang terakhir yaitu tidak
terjadinya gangguan yang ditimbulkan dari penataan
barang di gudang, dikarenakan barang – barang sekolah
dasar yang tidak terlalu banyak sehingga tidak
dikhawatirkan mengganggu lingkungan jika terdapat
kesalahan dalam penataannya dengan bobot 0,16 dan
skor 3,75. Penjumlahan perkalian bobot dan skor dalam
faktor peluang ini menghasilkan angka 3,91.
Faktor strategis tantangan dalam penyimpanan
dan inventarisasi ini antara lain berupa pelaporan
inventarisasi dengan bobot 0,18 dan skor 4,5. Faktor ini
benar – benar menuntut pihak sekolah dalam merekap
seluruh aset – aset pendidikan yang ada dikarenakan
aset – aset tersebut adalah milik negara. Kemungkinan
75
beberapa barang dapat hilang tanpa diketahui dan
kondisi penyimpanan sarana dan prasarana yang tidak
terperiksa secara mendalam menjadi tantangan yang
besar selanjutnya dengan bobot dan skor masing –
masing adalah 0,23 dan 3.
Barang yang telah terinventarisasi memiliki
resiko kerusakan akibat penyimpanan yang kurang baik
faktor tantangan ini diberikan bobot 0,18 dan skor 2,75.
Faktor tantangan lain yang tidak terlalu dikhawatirkan
sekolah adalah persepsi orang tua terhadap
inventarisasi barang kebutuhan, faktor ini diberikan
bobot 0,18 dan skor 2,5. Jumlah akhir perkalian bobot
dan skor pada Eksternal Factors Analysis Summary
(EFAS) adalah adalah 0,77 dengan faktor peluang yang
mendominasi faktor – faktor strategis ancaman.
c. Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Internal Factors Analysis Summary (IFAS) untuk aspek
Pemeliharaan dan Pemanfaatan dapat dilihat pada tabel
4.7 berikut :
76
Tabel 4.7 Matriks IFAS Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Faktor Strategis
Penentuan Kepentingan
untuk Pembobotan
Penentuan Skor Bobot
x Skor
FGD Bobot FGD
Jumlah Skor I II III IV
Kekuatan
1. Minat belajar siswa yang tinggi 5 0,23 5 4 4 3 16 4 0,91
2. Sekolah menyediakan lemari – lemari untuk pemeliharaan alat peraga
5 0,23 5 3 3 2 13 3,25 0,74
3. Sekolah dapat memperbaiki kembali beberapa barang yang telah rusak untuk dapat dipergunakan kembali
4 0,18 5 3 3 2 13 3,25 0,59
4. Guru sangat berhati – hati dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada
3 0,14 5 3 4 4 16 4 0,55
5. Kepala sekolah terlibat dalam pemeliharaan buku – buku perpustakaan
5 0,23 5 3 2 3 13 3,25 0,74
Total 22 1,00 71 3,52
Kelemahan
1. Guru lebih tertarik menggunakan buku daripada alat peraga
4 0,19 3 3 4 4 14 3,5 0,67
2. Terdapat ketidaksesuaian media yang digunakan dengan materi yang dibahas
4 0,19 1 3 2 2 8 2 0,38
3. Kurangnya perawatan 5 0,24 2 3 4 3 12 3 0,71
4. Kurangnya kontrol berkala terhadap pengecekan genting dan pengapuran tembok
4 0,19 2 3 3 4 12 3 0,57
5. Guru kurang terlibat aktif dalam pemeliharaan sarana dan prasarana
4 0,19 2 3 3 2 10 2,5 0,48
Total 21 1,00 56 2,81
Total (Kekuatan - Kelemahan) 0,71
77
Pada bagian kekuatan faktor pertama yaitu minat
belajar siswa yang tinggi terhadap pemanfaatan sarana
dan prasarana. Faktor yang mendapat bobot 0,23 dan
skor 4 ini sangat mempengaruhi perkembangan
kemajuan tata kelola dalam peningkatan aspek
pemanfaatan. Kemampuan sekolah dalam menyediakan
lemari – lemari untuk pemeliharaan alat peraga dan
keterlibatan kepala sekolah dalam memelihara buku –
buku perpustakaan menjadi faktor kekuatan yang dapat
menunjang selain faktor pertama, kedua faktor terakhir
memperoleh bobot dan skor masing – masing 0,23 dan
3,25.
Sekolah secara swadaya juga telah dapat
memperbaiki sebagian barang – barang rusak untuk
dapat dipergunakan kembali kemampuan kekuatan ini
mendapkan bobot 0,18 dan skor 3,25. Faktor kekuatan
yang terakhir adalah kehati-hatian guru dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, guru
yang dapat berhati – hati dalam memanfaatkan sarana
yang ada ikut menunjang aspek pemeliharaan, faktor ini
mendapatkan bobot 0,14 dan 4 untuk skor. Jumlah
perkalian bobot dan skor untuk masing – masing faktor
adalah 3,25.
Faktor IFAS kelemahan pemeliharaan dan
pemanfaatan yang ditemukan dalam FGD antara lain :
(1) Guru lebih tertarik menggunakan buku
dibandingakan alat peraga, hal ini dapat meminimalkan
kemampuan sekolah dalam pemanfaatan sarana belajar
yang ada, (2) Ditemukan beberapa indikasi oleh kepala
sekolah ketidaksesuaian media yang digunakan dengan
78
materi yang dibahas, (3) Sekolah kurang dapat merawat
sarana yang ada dengan baik, hal ini sangat
mempengaruhi faktor penilaian akrediasi sekolah, (4)
Pengecekan genting dan pengapuran tembok sebagai
salah satu bagian dari bangunan kurang dilakukan
pengecekan berkala, sehingga menjadi kelemahan
sekolah dalam memelihara prasarana yang ada, dan (5)
Guru kurang terlibat aktif dalam memelihara sarana dan
prasarana yang ada, sehingga manajemen sekolah
menjadi kesulitan dalam memelihara sarana dan
prasarana yang ada.
Pada faktor IFAS ini kekuatan sekolah masih
mendominasi kelemahan yang ada dengan selisih
perhitungan bobot skor sebesar 0,71. Kesempatan
dalam mengembangkan tata kelola aspek pemeliharaan
dan pemanfaatan dapat dilakukan dengan mudah jika
sekolah – sekolah mampu memaksimalkan potensi
kekuatan yang ada.
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) pada
aspek pemeliharaan dan pemanfaatan dapat dilihat
selanjutnya pada tabel 4.8. Aspek ini memiliki lima
faktor strategis peluang eksternal dan lima faktor
strategis tantangan eksternal.
79
Tabel 4.8 Matriks EFAS Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Faktor Strategis
Penentuan Kepentingan
untuk Pembobotan
Penentuan Skor Bobot
x Skor
FGD Bobot FGD
Jumlah Skor I II III IV
Peluang
1. Dinas pendidikan rutin mengecek kondisi sekolah
5 0,25 4 3 4 4 15 3,75 0,94
2. Banyak referensi studi tentang pemeliharaan terencana yang dapat digunakan
3 0,15 5 2 1 1 9 2,25 0,34
3. Ekspektasi yang tinggi orang tua siswa terhadap pemanfaatan media belajar yang mencukupi
3 0,15 5 1 1 2 9 2,25 0,34
4. Pengiriman Mahasiswa dalam praktik mengajar di sekolah meningkatkan ragam alat peraga
5 0,25 4 1 4 5 14 3,5 0,88
5. Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan hak otonomi penuh terhadap sekolah dalam mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana
4 0,20 4 3 5 4 16 4 0,80
Total 20 1,00 63 3,29
Tantangan
1. Pekerja bangunan kurang memperhatikan pemeliharaan secara korektif
3 0,17 1 4 3 2 10 2,5 0,42
2. Biaya operasional dalam perbaikan bangunan semakin tinggi
4 0,22 1 4 3 5 13 3,25 0,72
3. Pemerintah membebankan program perencanaan pemeliharaan langsung kepada sekolah
3 0,17 2 4 4 4 14 3,5 0,58
4. Belum adanya monitoring dan evaluasi program pemeliharaan sarana dan prasarana oleh lembaga swadaya masyarakat
3 0,17 2 4 1 2 9 2,25 0,38
5. Kurangnya seminar dan pelatihan tentang aspek pemeliharaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan
5 0,28 2 4 1 2 9 2,25 0,63
Total 18 1,00 55 2,72
Total Skor Akhir (Peluang - Tantangan) 0,57
80
Peluang yang ada di dalam aspek pemeliharaan
dan pemanfaatan ini diantaranya adalah rutinitas yang
dilakukan oleh dinas pendidikan yang rutin mengecek
kondisi sekolah, hal ini secara tidak langsung turut
mendorong pihak sekolah dalam mempersiapkan
pemeliharaan sarana yang ada, faktor peluang ini
mendapat bobot 0,25 dan skor 3,75. Mahasiswa yang
sedang melakukan praktik kegiatan mengajar di sekolah
juga turut memberikan ragam alat peraga, dengan faktor
ini bobot diperoleh sebesar 0,25 dan skor 3,5.
Peluang yang mendapat nilai besar selanjutnya
adalah faktor kurikulum yang memberikan otonomi
penuh kepada sekolah dalam pemeliharaan dan
pemanfaatan sarana dan prasarana, faktor ini mendapat
bobot 0,2 dan skor 4. Didukung oleh dua faktor
selanjutnya yang memiliki bobot 0,15 dan skor 2,25
pada faktor harapan orang tua murid pada media belajar
di sekolah yang mencukupi serta bnyaknya referensi
studi tentang tata kelola pemeliharaan sarana dan
prasarana terencana yang dapat dijadikan pedoman oleh
warga sekolah. Jumlah total perkalian bobot dengan
skor yang didapat peluang dalam aspek pemeliharaaan
dan pemanfaatan ini adalah 3,29.
Didalam Eksternal Factors Analysis Summary
(EFAS) terdapat juga lima faktor strategis tantangan
dalam aspek pemeliharaan dan pemanfaatan ini. Faktor
tantangan yang paling kuat terdapat pada biaya
operasional perbaikan bangunan yang semakin tinggi,
jika sekolah tidak mampu melakukan pemeliharaan
dengan baik maka Dana Alokasi Khusus yang didapat
81
untuk renovasi prasarana yang ada dapat tidak
mencukupi, faktor ini mendapat bobot 0,22 dan 3,25
untuk skor. Seminar dan pelatihan tentang aspek
pemeliharaan dan pemanfaatan sararana dan prasarana
yang minim turut menjadi tantangan, karena selama ini
sekolah hanya memelihara dan memanfaatkan sarana
dan prasarana dengan pengetahuan umum saja, faktor
ini mendapat bobot 0,28 dan skor 2,25.
Tantangan yang ketiga adalah kebijakan
pemerintah dalam membebankan secara langsung
pemeliharaan dan pemanfaatan kepada sekolah yang
mendapat bobot 0,17 dan skor 3,5, sehingga sekolah
secara otonomi sangat bertanggung jawab terhadap
keberhasilan aspek ini. Tantangan yang keempat yaitu
pekerja bangunan yang kurang memperhatikan aspek
pemeliharaan secara korektif, dan tantangan yang
terakhir yaitu kurangnya monitoring dan evaluasi
program pemeliharaan dan pemanfaatan oleh lembaga
swadaya masyarakat yang dapat membantu sekolah.
Dari lima faktor tantangan yang dihadapi sekolah
jumlah perkalian bobot dan skor didapat sebesar 2,72.
Sehingga faktor peluang masih memiliki tingkat nilai
yang lebih besar dibandingkan dengan faktor tantangan
dengan selisih sebesar 0,57.
d. Aspek Penghapusan dan Pengawasan
Aspek penghapusan dan pengawasan memiliki
dua Matriks yaitu Internal Factors Analysis Summary
(IFAS) dan Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS),
Matriks IFAS dapat dilihat pada tabel 4.9
82
Tabel 4.9 Matriks IFAS Aspek Penghapusan dan Pengawasan
Faktor Strategis
Penentuan Kepentingan
untuk Pembobotan
Penentuan Skor Bobot
x Skor
FGD Bobot FGD
Jumlah Skor
I II III IV
Kekuatan
1. Sekolah telah mengelompokkan barang – barang yang layak untuk dihapus
4 0,19 5 1 4 4 14 3,5 0,67
2. Kepala sekolah memahami persyaratan penghapusan perlengkapan sekolah
5 0,24 5 1 4 4 14 3,5 0,83
3. Kepala sekolah aktif mengawasi inventaris sarana dan prasarana
5 0,24 5 2 4 5 16 4 0,95
4. Guru turut serta mengawasi sarana dan prasarana dari kerusakan dan kehilangan
4 0,19 5 2 2 2 11 2,75 0,52
5. Sekolah menjamin keselamatan siswa dalam penggunaan sarana dan prasarana
3 0,14 5 2 5 4 16 4 0,57
Total 21 1,00 71 3,55
Kelemahan
1. Sekolah jarang melakukan penghapusan sarana dan prasarana sehingga membebani inventarisasi
5 0,25 2 5 1 4 12 3 0,75
2. Kurangnya pemahaman bahwa penghapusan akan mengurangi beban biaya operasional sekolah
4 0,20 2 4 4 3 13 3,25 0,65
3. Rendahnya pengawasan pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana dengan tetapan standar
4 0,20 2 4 3 4 13 3,25 0,65
4. Kurangnya decission support jika standar sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat
4 0,20 2 4 2 2 10 2,5 0,50
5. Fungsi pengawasan tidak diikuti dengan pemeliharaan yang baik
3 0,15 2 4 2 3 11 2,75 0,41
Total 20 1,00 59 2,96
Total Skor Akhir (Kekuatan - Kelemahan) 0,59
Matriks IFAS pada aspek penghapusan dan
pengawasan memiliki dua faktor yaitu kekuatan dan
kelemahan yang masing – masing memiliki lima item
faktor strategis. Kekuatan teridentifikasi paling
83
berpengaruh pada faktor kepala sekolah yang secara
aktif mengawasi inventarisasi sarana dan prasarana
dengan bobot 0,24 dan skor 4. Kekuatan kemampuan
kepala sekolah ini sangat mempengaruhi manajemen
tata kelola sarana dan prasarana. Kekuatan kepala
sekolah ini ditambah dengan pemahaman tentang syarat
– syarat penghapusan, kekuatan ini mendapatkan bobot
0,24 dan skor 0,83.
Meskipun sekolah – sekolah pada Gugus Mina
Kencana tercatat jarang melakukan pemusnahan
terhadap barang – barang kebutuhan yang ada namun
sekolah – sekolah telah mengelompokkan barang –
barang yang layak untuk dihapus, kekuatan ini
mendapatkan bobot sebesar 0,19 dan skor 0,67. Dua
kekuatan lain tercatat adalah jaminan keselamatan
untuk siswa dalam penggunaan sarana yang ada serta
keikutsertaan guru dalam mengawasi sarana dan
prasarana dari kerusakan dan kehilangan. Bobot kelima
kekuatan tersebut dikalikan skor kemudian
dijumlahkan menghasilkan 3,55
Faktor Strategis kelemahan pada aspek
pemusnahan dan perawatan ada lima yaitu : (1)
Kenyataan yang ada sekolah – sekolah pada Gugus Mina
Kencana belum melakuakan penghapusan sarana
prasarana sehingga membebani perawatan dan
inventarisasi, (2) sekolah kurang memahami bahwa
penghapusan dapat mengurangi biaya operasional
sekolah yang dipergunakan untuk perawatan, (3)
pengawasan yang dilakukan masih dibawah tetapan
standar, (4) kurangnya decission support untuk
84
beberapa standar sarana dan prasarana yang tidak
memenuhi syarat, dan (5) Fungsi pengawasan yang telah
dilakukan sekolah tidak diikuti dengan pemeliharaan
yang baik.
Kelima faktor strategis kelemahan memiliki
rentang bobot antara 0,15 hingga 0,25 dan rentang skor
antara 2,5 hingga 3,25. Jumlah perkalian absolut antara
bobot dan skor pada masing - masing faktor menjadi
2,96. Sehingga jika total perkalian skor dan bobot pada
faktor kekuatan dikurangi dengan perkalian skor dan
bobot pada faktor kelemahan didapatkan angka 0,59.
Faktor peluang dan tantangan pada aspek
penghapusan dan pengawasan dapat dilihat pada
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) di tabel 4.10.
85
Tabel 4.10 Matriks EFAS Aspek Penghapusan dan Pengawasan
Faktor Strategis
Penentuan Kepentingan
untuk Pembobotan
Penentuan Skor Bobot
x Skor
FGD Bobot FGD
Jumlah Skor I II III IV
Peluang
1. Sarana sekolah yang sudah tidak layak masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk diolah menjadi barang dengan kegunaan lain
4 0,24 5 3 2 3 13 3,25 0,76
2. Penghapusan sarana sekolah mempermudah supervisi inventaris
4 0,24 4 3 1 2 10 2,5 0,59
3. Pengawasan luar jam operasional sekolah dibantu oleh Babinkamtibmas
3 0,18 4 2 1 2 9 2,25 0,40
4. Pengawasan sarana dan prasarana termasuk fungsi pokok manajemen, sehingga pengawasan yang baik dapat meningkatkan fungsi manajemen sekolah
3 0,18 4 2 4 4 14 3,5 0,62
5. Fungsi pengawasan tidak memerlukan pelaporan secara terperinci
3 0,18 4 2 4 3 13 3,25 0,57
Total 17 1,00 59 2,94
Tantangan
1. Kurangnya minat pihak swasta berniat mendapatkan lelang barang – barang sekolah yang telah tidak layak pakai
5 0,22 1 5 2 4 12 3 0,65
2. Prosedur penghapusan yang sangat banyak persyaratannya
5 0,22 2 5 4 4 15 3,75 0,82
3. Kurangnya penyediaan panduan pengawasan untuk sarana dan prasarana
4 0,17 3 5 2 2 12 3 0,52
4. Jumlah bantuan BOS yang memadai untuk sarana dan prasaran menuntut pihak sekolah meningkatkan fungsi pengawasan
5 0,22 3 5 4 3 15 3,75 0,82
5. Supervisi sekolah lebih melihat fungsi inventarisasi daripada fungsi pengawasan
4 0,17 3 5 2 3 13 3,25 0,57
Total 23 1,00 67 3,37
Total Skor Akhir (Tantangan - Peluang) 0,43
86
Hasil Focus Group Discussion (FGD) pada Gugus
Mina Kencana didapatkan lima faktor peluang dan lima
faktor tantangan untuk EFAS pada aspek penghapusan
dan pengawasan. Masing – masing faktor akan
dijelaskan sebagai berikut :
Faktor peluang paling strategis didapat untuk
faktor perabot sarana sekolah yang sudah tidak dapat
digunakan lagi masih memiliki nilai ekonomis yang
tinggi, misalnya sisa meja dan kursi kelas yang sudah
tidak digunakan, faktor ini mendapat bobot 0,24 dan
skor 0,76, kemudian diikuti oleh faktor peluang
peningkatan fungsi manajemen sekolah jika
pengawasan dapat dilakukan dengan baik, faktor ini
mendapat total perkalian bobot dan skor terbanyak
kedua dengan 0,62.
Tiga faktor peluang lain adalah penghapusan
sarana sekolah yang dapat mempermudah supervisi
inventaris, fungsi pengawasan yang tidak memerlukan
pelaporan secara terperinci dan pengawasan luar jam
operasional sekolah yang dibantu oleh Babinkamtibmas.
Ketiga faktor tersebut mendapatkan perkalian bobot dan
skor masing – masing 0,59 untuk kemudahan supervisi
inventaris, 0,57 untuk kemudahan pelaporan dan 0,4
untuk pengawasan oleh Babinkamtibmas. Jumlah
perkalian bobot dan skor untuk peluang pada aspek
penghapusan dan pengawasan ini adalah 2,94.
Faktor tantangan yang dapat menjadi hambatan
dalam peningakatan tata kelola aspek penghapusan dan
pengawasan ini antara lain : (1) Kurangnya minat pihak
swasta dalam mendapatkan lelang barang – barang yang
87
sudah tidak layak pakai, (2) Prosedur penghapusan yang
dinilai banyak persyaratannya oleh sekolah, (3)
Minimnya panduan pengawasan yang didapat sekolah,
(4) tuntutan yang besar kepada sekolah untuk
mengawasi aset – aset yang ada karena kemudahan
dalam mendapatkan dana BOS untuk pembelian barang
– barang khususnya untuk kegiatan belajar mengajar
dan (5) visitasi terhadap sekolah lebih melihat fungsi
inventarisasi daripada fungsi pengawasan sehingga
sekolah kurang mendapatkan himbauan jika
pengawasan yang telah dilakukan selama ini masih
kurang.
Total skor akhir yang didapat dari perkalian bobot
dan skor tantangan adalah 3,37. Nilai faktor tantangan
yang telah didapat ini lebih besar dari nilai total akhir
pada faktor peluang, sehingga jika dikurangkan
didapatkan hasil 0,43.
4.2.2 Rencana Strategis
Hasil Analisis SWOT dari aspek perencanaan,
pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatan berada di
kuadran SO, aspek penyimpanan dan inventarisasi
berada di kuadran WO, sedangkan aspek penghapusan
dan pengawasan berada di kuadran ST.
Aspek perencanaan, pengadaan, pemeliharaan
dan pemanfaatan mendukung strategi agresif untuk
meningkatkan tata kelola dengan menggunakan
kekuatan dari lingkungan internal dan memanfaatkan
peluang dari lingkungan eksternal antara lain
menambah ragam perlengkapan sekolah dengan
88
menyewa atau meminjam di tempat lain, menetapkan
skala prioritas dan urgensi dalam pengadaan, dan
menyusun jadwal pemakaian sarana kebutuhan
sekolah.
Aspek penyimpanan dan inventarisasi
mendukung strategi agresif untuk mengurangi
kelemahan faktor internal dan menangkap peluang yang
ada antara lain dengan membuat gudang sementara
untuk menyimpan perlengkapan sekolah agar tidak
menimbulkan gangguan kegiatan belajar mengajar dan
untuk menempelkan stiker inventarisasi untuk semua
perlengkapan sekolah khusunya yang belum memiliki
kode barang.
Aspek penghapusan dan pengawasan mendukung
strategi agresif untuk meningkatkan tata kelola dengan
menggunakan kekuatan internal untuk menghadapi
tantangan yang ada. Strategi ini antara lain dengan
membagi tugas – tugas pengawasan dan tanggung jawab
untuk semua personel sekolah dan melaksanakannya
secara aktif sehingga terdapat semangat kebersamaan
dalam internal sekolah untuk dapat mengurangi
dampak ancaman dari faktor eksternal.
a. Rencana Strategis Tata Kelola Aspek
Perencanaan dan Pengadaan
Setelah mengidentifikasi faktor strategis
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk
aspek perencanaan dan pengadaan yang masing telah
diberikan bobot dan skor maka perhitungan Total skor
akhir dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
89
Tabel 4.11
Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek
Perencanaan dan Pengadaan
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 4,06 Peluang (O) 3,74
Kelemahan (W) 3,55 Ancaman (T) 3,40
Total (S - W) 0,51 Total (O - T) 0,34
Berdasarkan hasil analisis pada lingkungan
internal dan eksternal untuk aspek perencanaan dan
pengadaan diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan -
kelemahan) adalah 0,52 sedangkan skor akhir EFAS
(peluang - ancaman) adalah 0,34. Hasil ini menunjukkan
strategi yang berada di kuadran SO (Strength -
Opportunity) yang mendukung kekuatan dari lingkungan
internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada
lingkungan eksternal untuk mengembangkan tata kelola
khususnya aspek perencanaan dan pengadaaan. Hasil
analisis tersebut digambarkan pada diagram 4.1 di
bawah ini :
90
Diagram 4.1 Matriks SWOT untuk Aspek Perencanaan dan
Pengadaan
Peluang
Penyederh
anaan b
irokra
si
Tu
ntu
tan
kebutu
han
pera
bot
untu
k
Sekola
h
Dasar
yang
tid
ak
terla
lu
banyak
Kecukupan d
ana B
OS
Kem
aju
an
pro
gra
m
pendid
ikan
Sis
tem
adm
inis
trasi
teknis
pengadaan
yang
sem
akin
ma
ju
Penin
gkata
n ju
mla
h p
esert
a
did
ik
Kekuatan 1. Mendorong guru dan komite sekolah untuk lebih mengajukan usulan pengadaan perlengkapan sekolah khususnya untuk kegiatan belajar mengajar di kelas
2. Melakukan seleksi terhadap kebutuhan yang telah ada dalam RKS dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan
3. Sekolah mencoba mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana yang belum mencukupi ke lembaga – lembaga sosial yang tidak mengikat
4. Menambah ragam sarana dan prasarana yang ada dengan menyewa atau meminjam mencukupi ke tempat lain
5. Menetapkan skala prioritas dalam pengadaan berdasarkan urgensi dalam perencanaan yang telah disusun sebelumnya
Rencana Kerja Sekolah (RKS) disusun bersama guru
Keterlibatan Komite Sekolah
Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar di kelas
Guru turut serta menyusun daftar kebutuhan sarana dan prasarana dalam rapat penyusunan anggaran
Pengadaan laboratorium komputer dan IPA yang mencukupi
Sekolah telah mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBS)
EFAS
IFAS
91
Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka
rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya
mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana
aspek perencanaan dan pengadaan di Gugus Mina
Kencana adalah : (1) Mendorong guru dan komite
sekolah untuk lebih mengajukan usulan pengadaan
perlengkapan sekolah khususnya untuk kegiatan belajar
mengajar di kelas, (2) Melakukan seleksi terhadap
kebutuhan yang telah ada dalam RKS dengan melihat
urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan, (3)
Sekolah mencoba mengajukan proposal bantuan
pengadaan sarana dan prasarana yang belum
mencukupi ke lembaga – lembaga sosial yang tidak
mengikat, (4) Menambah ragam sarana dan prasarana
yang ada dengan menyewa atau meminjam mencukupi
ke tempat lain dan (5) Menetapkan skala prioritas dalam
pengadaan berdasarkan urgensi dalam perencanaan
yang telah disusun sebelumnya
b. Rencana Strategis Tata Kelola Aspek
Penyimpanan dan Inventarisasi
Tabel 4.12 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek
Penyimpanan dan Inventariasasi
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kelemahan (W) 3,55 Peluang (O) 3,91
Kekuatan (S) 2,95 Ancaman (T) 3,14
Total (W - S) 0,59 Total (O - T) 0,77
92
Diagram 4.2 Matriks SWOT untuk Aspek Penyimpanan dan
Inventarisasi
Peluang
Kondis
i lin
gkungan
sekitar
yang
rela
tif
am
an
Tid
ak
terd
apat
gangguan
yang
ditim
bulk
an
akib
at
dari
penata
an
bara
ng
di
gudang
Inventa
risasi
yang baik
turu
t berp
engaru
h
dala
m
penghem
ata
n
sehin
gga
penila
ian
keuangan
sekola
h
me
nja
di le
bih
baik
Kem
aju
an
birokra
si
me
ndoro
ng
sekola
h
untu
k
me
nin
gkatk
an
adm
inis
trasi
inventa
ris
bara
ng k
ebutu
han y
ang
sem
akin
bailk
Sem
akin
m
aju
nya
pro
gra
m
softw
are
kom
pute
r untu
k
me
mb
antu
sis
tem
ma
naje
me
n
inventa
risasi bara
ng
Kelemahan 1. Menempelkan kode – kode barang pada setiap aset – aset sekolah yang
dimiliki
2. Membersihkan gudang penyimpanan secara berkala
3. Penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan jenis perabot tunggal,
individual atau klasikal
4. Melakukan penyimpanan barang – barang kecil seperti ATK dalam sebuah
wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan dan penyediaan besi teralis
untuk penyimpanan barang –barang elektronik
5. Kepala sekolah menugaskan kepada penjaga sekolah untuk membuatkan
ruang sementara yang dapat digunakan untuk menyimpan barang – barang
jika gudang tidak mencukupi
Penataan barang yang tersimpan kurang baik
Tidak terdapat petugas khusus untuk mengelola penyimpanan sarana dan prasarana
Tidak terdapat administrasi dalam gudang
Inventarisasi tidak diikuti dengan perawatan yang baik sehingga data yang tercatat ada yang tidak sesuai dengan kondisi
Tidak semua barang memiliki kode khusus inventarisasi
Tidak tercatat barang yang memerlukan perawatan khusus dan pemisahan barang yang sering digunakan maupun barang yang tidak sering digunakan
EFAS
IFAS
93
Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka
rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya
mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana
aspek penyimpanan dan inventarisasi pada sekolah -
sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1)
Menempelkan kode – kode barang pada setiap aset – aset
sekolah yang dimiliki, (2) Membersihkan gudang
penyimpanan secara berkala, (3) Penyimpanan
dilakukan dengan memperhatikan jenis perabot tunggal,
individual atau klasikal, (4) Melakukan penyimpanan
barang – barang kecil seperti ATK dalam sebuah wadah
yang mudah dijangkau dan ditemukan dan penyediaan
besi teralis untuk penyimpanan barang –barang
elektronik dan (5) Kepala sekolah menugaskan kepada
penjaga sekolah untuk membuatkan ruang sementara
yang dapat digunakan untuk menyimpan barang –
barang jika gudang tidak mencukupi.
c. Rencana Strategis Peningkatan Tata Kelola
Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan
Tabel 4.13
Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek
Pemeliharaan dan Pemanfaatan
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 3,52 Peluang (O) 3,29
Kelemahan (W) 2,81 Ancaman (T) 2,72
Total (S - W) 0,71 Total (O - T) 0,57
94
Diagram 4.3 Matriks SWOT untuk Aspek Pemeliharaan dan
Pemanfaatan
Peluang
Din
as
pendid
ikan
rutin
me
ngecek k
ondis
i sekola
h
Banyak
refe
rensi
stu
di
tenta
ng
pem
elih
ara
an
tere
ncana
yang
dapat
dig
unakan
Ekspekta
si
yang
tin
ggi
ora
ng
tua
sis
wa
terh
adap
pem
anfa
ata
n m
edia
bela
jar
yang m
encukupi
Pengirim
an
Ma
hasis
wa
dala
m
pra
ktik
me
ngaja
r di
sekola
h
me
nin
gkatk
an
ragam
ala
t pera
ga
Kurikulim
T
ingkat
Satu
an
Pendid
ikan
(KT
SP
)
me
mb
erikan hak oto
nom
i
penuh
terh
adap
sekola
h
dala
m
me
ngoptim
alk
an
pem
anfa
ata
n
sara
na
dan
pra
sara
na
Kekuatan 1. Memaksimalkan fungsi kepala sekolah dalam memelihara sarana
dan prasarana
2. Menyusun jadwal pemakaian sarana dan prasarana
3. Menambahkan catatan petunjuk teknis penggunaan dan
pemeliharaan terhadap sarana yang ada
4. Melakukan pembinaan terhadap semua personel sekolah untuk
meningkatkan aspek efisiensi dalam memelihara dan
memanfaatkan sarana
5. Memperkenalkan alat – alat pelajaran dan tempat penyimpanannya
kepada setiap siswa agar siswa dapat mendorong guru untuk
meningkatkan pemanfaatannya
Minat belajar siswa yang tinggi
Sekolah menyediakan lemari – lemari untuk pemeliharaan alat peraga
Sekolah dapat memperbaiki kembali beberapa barang yang telah rusak untuk dapat dipergunakan kembali
Guru sangat berhati – hati dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada
Kepala sekolah terlibat dalam pemeliharaan buku – buku perpustakaan
EFAS
IFAS
95
Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka
rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya
mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana
aspek pemeliharaan dan pemanfaatan pada sekolah -
sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1)
Memaksimalkan fungsi kepala sekolah dalam
memelihara sarana dan prasarana, (2) Menyusun jadwal
pemakaian sarana dan prasarana, (3) Menambahkan
catatan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaan
terhadap sarana yang ada, (4) Melakukan pembinaan
terhadap semua personel sekolah untuk meningkatkan
aspek efisiensi dalam memelihara dan memanfaatkan
sarana dan (5) Memperkenalkan alat – alat pelajaran dan
tempat penyimpanannya kepada setiap siswa agar siswa
dapat mendorong guru untuk meningkatkan
pemanfaatannya.
d. Rencana Strategis Tata Kelola Aspek
Penghapusan dan Pengawasan
Tabel 4.14 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek
Penghapusan dan Pengawasan
IFAS EFAS
Kategori Total Skor Kategori Total Skor
Kekuatan (S) 3,55 Ancaman (T) 2,94
Kelemahan (W) 2,96 Peluang (O) 3,37
Total (S - W) 0,59 Total (T - O) 0,43
96
Diagram 4.4 Matriks SWOT untuk Aspek Penghapusan dan
Pengawasan
Tantangan
Kura
ngnya
min
at
pih
ak
sw
asta
bern
iat
me
ndapatk
an
lela
ng
bara
ng – bara
ng sekola
h yang
tela
h tid
ak la
yak p
akai
Pro
sedur
penghapusan
yang
sangat
banyak p
ers
yara
tannya
Kura
ngnya p
enyedia
an p
anduan
pengaw
asan
untu
k sara
na
dan
pra
sara
na
Jum
lah
bantu
an
BO
S
yang
me
ma
dai
untu
k
sara
na
dan
pra
sara
n
me
nuntu
t pih
ak
sekola
h
me
nin
gkatk
an
fungsi
pengaw
asan
Superv
isi
sekola
h le
bih
m
elih
at
fungsi
inventa
risasi
darip
ada
fungsi pengaw
asan
Kekuatan 1. Sekolah bersama gugus perlu mengadakan standar pengawasan
2. Meningkatkan fungsi efisiensi pengawasan dalam aspek perencanaan untuk mengurangi pemborosan tenaga, waktu dan materiil
3. Kepala sekolah membuat catatan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tiap minggu
4. Membagi tugas – tugas dan tanggung jawab terhadap semua personel sekolah untuk aktif mengawasi sarana dan prasarana
5. Menyediakan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang sebagai dasar untuk menentukan pengawasan dan penghapusannya
Sekolah telah mengelompokkan barang – barang yang layak untuk dihapus
Kepala sekolah memahami persyaratan penghapusan perlengkapan sekolah
Kepala sekolah aktif mengawasi inventaris sarana dan prasarana
Guru turut serta mengawasi sarana dan prasarana dari kerusakan dan kehilangan
Sekolah menjamin keselamatan siswa dalam penggunaan sarana dan prasarana
EFAS
IFAS
97
Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka
rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya
mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana
aspek penghapusan dan pengawasan pada sekolah -
sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1) Sekolah
bersama gugus perlu mengadakan standar pengawasan,
(2) Meningkatkan fungsi efisiensi pengawasan dalam
aspek perencanaan untuk mengurangi pemborosan
tenaga, waktu dan materiil, (3) Kepala sekolah membuat
catatan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tiap
minggu, (4) Membagi tugas – tugas dan tanggung jawab
terhadap semua personel sekolah untuk aktif mengawasi
sarana dan prasarana dan (5) Menyediakan data dan
informasi dalam menentukan keadaan barang sebagai
dasar untuk menentukan pengawasan dan
penghapusannya.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Analisis SWOT
a. Analisis SWOT untuk Aspek Perencanaan dan
Pengadaan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek perencanaan dan pengadaan pada
sekolah SD Pakopen 01, SDN Pakopen 02, MI Sabilul
Huda, dan SDN Jimbaran 01 di Gugus Mina Kencana,
diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek
perencanaan dan pengadaan (kekuatan – kelemahan )
98
adalah 0,51. Angka ini menunjukkan bahwa faktor
kekuatan yang ada lebih besar daripada faktor
kelemahan. Beberapa faktor kekuatan seperti Rencana
Kerja Sekolah (RKS) yang telah disusun bersama – sama
dengan para guru dapat mengatasi faktor kelemahan
jika alokasi dana sekolah tidak mencukupi. RKS yang
telah disusun juga telah mempertimbangkan faktor
jumlah peserta didik yang ada dan minimnya bantuan
dana dari orang tua siswa atau komite. Minimnya usulan
kebutuhan perabot sekolah juga disiasati sekolah
dengan mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan
Belanja (RAPBS) yang matang.
Pada tabel EFAS skor akhir lingkungan eksternal
aspek perencanaan dan pengadaan (peluang -
tantangan) adalah 0,34. Kemajuan di bidang pendidikan
dasar dan penyederhanaan alur birokrasi dalam proses
perencanaan dan pengadaan dapat dimanfaatkan
sekolah – sekolah untuk menghadapi tantangan –
tantangan yang ada seperti tuntutan modernisasi
kebutuhan berdasarkan kematangan peserta didik.
Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan
bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina
Kencana berada pada titik (0,51 ; 0,34) yang berada pada
kuadran SO (Strength - Opportunity). Hal ini merupakan
situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah –
sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal
memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan
sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang
mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan
99
kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan
peluang dari lingkungan eksternal.
c. Analisis SWOT untuk Aspek Penyimpanan dan
Inventarisasi
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek perencanaan dan pengadaan pada
sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh
hasil skor akhir lingkungan aspek penyimpanan dan
inventarisasi (kelemahan - kekuatan) adalah 0,59.
Angka ini menunjukkan bahwa faktor kelemahan yang
ada lebih besar daripada faktor kekuatan. Meskipun
sekolah telah mengadakan invetarisasi yang rutin setiap
tahun namun tidak diimbangi dengan penataan barang
– barang yang tersimpan kurang secara baik dan tidak
adanya administrasi dalam gudang penyimpanan.
Pada tabel EFAS skor akhir lingkungan eksternal
aspek penyimpanan dan inventarisasi (peluang -
tantangan) adalah 0,77. Kondisi lingkungan sekitar
relatif aman dalam menyimpan barang – barang
disekolah menjadi faktor peluang eksternal yang paling
kuat. Lingkungan eksternal faktor tantangan seperti
pelaporan inventarisasi dan resiko kerusakan barang di
luar jam operasional sekolah dianggap belum mampu
mengimbangi faktor peluang yang ada.
Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan
bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina
Kencana berada pada titik (-0,59 ; 0,77) yang berada
pada kuadran WO (Weakness - Opportunity). Hal ini
100
merupakan situasi yang kurang menguntungkan karena
sekolah – sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang
maksimal memiliki kelemahan di dalam lingkungan
internalnya namun masih terdapat peluang yang yang
dapat dimanfaatkan sehingga perlu diterapkan strategi
agresif yang mendukung kebijakan tata kelola dengan
mengurangi kelemhahan yang ada pada sekolah untuk
memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.
d. Analisis SWOT untuk Aspek Pemeliharaaan
dan Pemanfaatan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek pemeliharaan dan pemanfaatan pada
sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh
hasil skor akhir lingkungan aspek pemeliharaan dan
pemanfaatan (kekuatan – kelemahan ) adalah 0,71.
Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang
ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Beberapa
faktor kekuatan seperti minat belajar siswa yang tinggi
mendorong pemanfaatan sarana menjadi lebih
maksimal, beberapa lemari telah disediakan oleh
sekolah untuk pemeliharaan alat peraga dan faktor
kehatihatian guru dalam penggunaan sarana yang ada
ikut memelihara kondisi barang dalam keadaan yang
baik.
Pada faktor EFAS skor akhir lingkungan
eksternal aspek pemeliharaan dan pemanfaatan
(peluang - tantangan) adalah 0,57. Sekolah telah mampu
101
mengoptimalkan otonomi penuh yang didapat dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sarana yang ada. Peluang
– peluang di lingkungan eksternal telah mampu
menjawab berbagai tantangan yang ada.
Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan
bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina
Kencana berada pada titik (0,71 ; 0,57) yang berada pada
kuadran SO (Strength - Opportunity). Hal ini merupakan
situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah –
sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal
memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan
sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang
mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan
kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan
peluang dari lingkungan eksternal.
d. Analisis SWOT untuk Aspek Penghapusan dan
Pengawasan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap
faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan
eksternal aspek penghapusan dan pengawasan pada
sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh
hasil skor akhir lingkungan aspek penghapusan dan
pengawasan (kekuatan – kelemahan ) adalah 0,59.
Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang
ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Faktor
kekuatan terdapat pada kemampuan sekolah yang telah
dapat mengelompokkan barang – barang yang telah
layak untuk dihapus, sehingga memudahkan dalam hal
102
inventarisasinya, ditambah faktor lain seperti tidak
adanya cidera yang dialami peserta didik dalam hal
penggunaan sarana dan prasarana.
Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal
aspek perencanaan dan pengadaan (tantangan -
peluang) adalah 0,43. Prosedur penghapusan yang
banyak persyaratannya membuat sekolah jarang
melakukan penghapusan. Faktor peluang seperti nilai
ekonomis yang masih terdapat pada barang – barang
yang sudah tidak terpakai dirasa belum dapat menjadi
harapan.
Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan
bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina
Kencana berada pada titik (0,59 ; -0,43) yang berada
pada kuadran ST (Strength - Threath). Hal ini merupakan
situasi yang kurang menguntungkan karena sekolah –
sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal
memiliki kekuatan namun tantangan faktor eksternal
dirasa menjadi penghambat sehingga perlu diterapkan
strategi agresif yang mendukung kebijakan tata kelola
dengan menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah
untuk menghadapi tantangan dari lingkungan eksternal.
4.3.2 Rencana Strategis
a. Rencana Strategis untuk Aspek Perencanaan
dan Pengadaan
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan
EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strength -
Opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung
103
pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan
internal sekolah untuk meraih peluang – peluang yang
ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut
ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya
tata kelola untuk aspek perencanaan dan pengadaan di
sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana.
Renstra pertama, mendorong guru dan komite
sekolah untuk lebih aktif mengajukan usulan
pengadaan perlengkapan sekolah khususnya untuk
kegiatan belajar mengajar di kelas, hal ini dapat dilihat
dari faktor kekuatan yang dapat menggambarkan
kekompakan personel sekolah dalam penyusunan
rencana kebutuhan. Dorongan komite sekolah yang
berinisiatif mengadakan alat – alat kebutuhan belajar
diharapakan dapat meringankan beban sekolah dalam
anggaran.
Renstra kedua, melakukan seleksi kebutuhan
dalam Rencana Kerja Sekolah. Seleksi yang dimaksud
agar pengadaan perabot sekolah dapat melihat dari
urgensi kebutuhan yang ada terlebih dahulu dibanding
mengadakan barang – barang yang bersifat sekunder.
Renstra ketiga, kemajuan dalam bidang
pendidikan tidak lepas dari antusiasme komponen
masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Sekolah dapat menangkap antusiasme masyarakat yang
mampu dengan mengajukan proposal pengadaan sarana
untuk lebih meningkatkan jumlah yang ada sehingga
kegiatan operasional belajar mengajar dapat lebih
berjalan dengan lancar.
104
Renstra keempat, sekolah – sekolah pada Gugus
Mina Kencana dapat saling bekerja sama dalam hal
meminjam peralatan kebutuhan sehingga efisiensi
dalam hasil pengadaan lebih maksimal serta
mengurangi gangguan dalam deviasi nilai anggaran yang
didasarkan pada Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBS).
Renstra kelima, Menetapkan skala prioritas dalam
fungsi pengadaan berdasarkan urgensi dalam
perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Skala
prioritas dimaksudkan agar aspek perencanaan dan
pengadaan dapat terjadi balance atau keseimbangan.
Skala prioritas yang ditetapkan sekolah dapat
memaksimalkan pengadaan agar tepat sasaran sesuai
distribusi penggunaan.
b. Rencana Strategis untuk Aspek Penyimpanan
dan Inventarisasi
Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek
penyimpanan dan inventarisasi maka strategi yang perlu
dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana
yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal
dalam komponen sarana dan prasarana khususnya
dalam tata kelola aspek penyimpanan dan inventarisasi
adalah sebagai berikut :
Renstra pertama, sekolah perlu mencetak kode –
kode barang untuk kemudian ditempelkan pada setiap
aset – aset sekolah yang telah dimiliki. Kode – kode yang
telah ditempelkan pada barang – barang untuk
105
kemudian dapat dilihat oleh para guru dan pegawai
lainnya, agar data yang telah tercatat dalam buku
inventaris dapat dikontrol keberadaannya.
Renstra kedua, hal pertama yang perlu dilakukan
dengan kondisi gudang yang tidak layak adalah dengan
berinisiatif untuk membersihkannya. Tempat yang telah
bersih dapat membantu minat personel sekolah untuk
mulai menata dan mengelompokkan barang – barang
yang ada, agar nantinya menjadi rapi.
Renstra ketiga, sekolah perlu mengelompokkan
jenis perabot berdasarkan macam dan bentuknya
(tunggal atau ganda, individual atau klasikal) kemudian
dalam penataannya perlu memperhatikan : (1)
perbandingan luas lantai dengan ukuran perabot yang
digunakan, (2) kelonggaran, (3) jarak antar perabot, dan
(4) kesesuaian dan keseimbangan.
Renstra keempat, barang – barang yang
berukuran kecil seperti ATK disimpan pada wadah
khusus kemudian menempatkannya pada posisi yang
mudah dijangkau dan ditemukan. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi jumlah kehilangan pada barang –
barang tersebut, sehingga diharapkan dapat mengurangi
beban pembelian.
Renstra kelima, jika gudang yang tersedia tidak
mencukupi kepala sekolah menugaskan penjaga sekolah
untuk membuat ruang sementara untuk menyimpan
barang – barang sehingga barang – barang yang telah
tidak terpakai tidak mengganggu kenyamanan dalam
lingkungan sekolah.
106
c. Rencana Strategis untuk Aspek Pemeliharaan
dan Pemanfaatan
Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek
pemeliharaan dan pemanfaatan maka strategi yang
perlu dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina
Kencana yang memperoleh hasil akreditasi kurang
maksimal dalam komponen sarana dan prasarana
khususnya dalam tata kelola aspek pemeliharaan dan
pemanfaatan adalah sebagai berikut :
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan
memaksimalkan fungsi kepala sekolah dapal
memelihara sarana dan sarana. Kepala sekolah dapat
memberikan contoh kepada guru dan pegawai lain
untuk lebih giat dalam memelihara barang – barang yang
ada, sehingga barang – barang yang telah terpelihara
dengan baik mendorong minat siswa dan guru untuk
memanfaatkannya secara maksimal.
Hal yang kedua adalah menyusun jadwal
pemakaian sarana yang ada. Sekolah yang tidak mampu
membeli barang – barang dengan jumlah yang
mencukupi dapat mensiasatinya dengan mengadakan
pemakaian secara bergiliran.
Ketiga, perabot dan sarana pembelajaran yang
ada diberikan petunjuk teknis pemakaian dan
pemeliharaan berkala dengan diberi tulisan yang mudah
untuk dipahami. Hal ini agar setiap perabot sarana yang
digunakan dapat lebih awet dan mempermudah dalam
pemakaiannya.
107
Rencana keempat adalah dengan membina
personel sekolah agar mampu memahami dan
mengimplementasikan aspek efisiensi dalam
pemanfaatan sarana yang ada. Efisiensi yang dilakukan
dalam penggunaan sarana terhadap barang – barang
yang dapat berkurang pakai seperti cat, tinta, kertas
print dan lainnya dapat mengurangi biaya operasional
agar keuangan sekolah dapat dialihkan untuk
pengadaan sarana lain yang dibutuhkan.
Rencana kelima, Memperkenalkan alat – alat
pelajaran dan tempat penyimpanannya kepada setiap
siswa agar siswa dapat mendorong guru untuk
meningkatkan pemanfaatannya. Di sisi lain diharapkan
juga agar perabot yang telah diperkenalkan siswa
dengan aspek pemeliharaaan dan pemanfaatannya
diharapkan dapat menumbuhkembangkan rasa
memiliki siswa terhadap sarana sekolah.
d. Rencana Strategis untuk Aspek Penghapusan
dan Pengawasan
Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek
penghapusan dan pengawasan maka strategi yang perlu
dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana
yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal
dalam komponen sarana dan prasarana khususnya
dalam tata kelola aspek penghapusan dan pengawasan
adalah sebagai berikut :
Renstra pertama, standar pengawasan terhadap
sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan
membuat suatu Standar Operasional Prosedur (SOP)
108
yang didiskusikan bersama - sama dengan sekolah –
sekolah pada Gugus Mina Kencana. Standar
pengawasan yang dibuat didasarkan pada aspek
lingkungan internal yang terdapat pada Gugus Mina
Kencana.
Renstra kedua, kepala sekolah mengawasi
perencanaan bersama dan menilai efisiensi yang ada
untuk mengurangi pemborosan tenaga, waktu, dan
materiil. Hal ini dapat dimungkinkan ketika dalam
pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan
perencanaan yang ada sehingga faktor non teknis yang
terjadi berdampak pada pemborosan tenaga, waktu dan
biaya operasional.
Renstra ketiga, pengawasan dalam aspek
pemanfaatan sarana yang ada dikontrol kepala sekolah
dengan membuat minimal catatan kecil untuk
mengetahui efektifitas pembelajaran tiap pekannya. Jika
pemanfaatan sarana yang ada tidak berdampak positif
dan mendukung peningkatan akademis siswa, kepala
sekolah dapat mendiskusikannya bersama guru.
Renstra keempat, setiap personel sekolah tanpa
terkecuali temasuk kepala sekolah mendapatkan
pembagian tugas untuk mengawasi sarana yang telah
dikelompokkan sebelummnya. Pembagian tugas yang
jelas dapat meningkatkan kekompakkan warga sekolah
dan meringankan beban tanggung jawab pengawasan
oleh kepala sekolah saja.
Renstra kelima, kemampuan sekolah yang telah
mengelompokkan barang–barang yang telah layak hapus
109
perlu diikuti dengan menyediakan data dan informasi
yang jelas. Data–data tersebut dapat berisi informasi
mengenai kondisi barang yang ada, jenis kerusakan dan
usaha perbaikan yang telah dilakukan.