51
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah SD Pakopen 01, SDN Pakopen 02, MI Sabilul Huda, dan SDN Jimbaran 01 pada Gugus Mina Kencana yang berada di Desa Pakopen UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Dan sebagai objek penelitian adalah kepala sekolah pada masing – masing sekolah tersebut. a. Data Hasil Akreditasi Sarana dan Prasarana Tabel 4.1 Daftar Perolehan Akreditasi yang Kurang Maksimal dan SD Inti (SD Pakopen 01) pada Gugus Mina Kencana No. Nama Sekolah Nilai Standar Sarana dan Prasarana Nilai Akhir Akreditasi Peringkat 1. SD Negeri Jimbaran 01 75 84 B 2. MI Sabilul Huda Blater 79 71 B 3. SD Negeri Pakopen 02 65 74 B 4. SD Pakopen 01 93 87 A SDN Pakopen 01 sebagai SD Inti pada Gugus Mina Kencana mendapatkan rekapitulasi yang baik dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah SD

Pakopen 01, SDN Pakopen 02, MI Sabilul Huda, dan SDN

Jimbaran 01 pada Gugus Mina Kencana yang berada di

Desa Pakopen UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan

Kabupaten Semarang. Dan sebagai objek penelitian

adalah kepala sekolah pada masing – masing sekolah

tersebut.

a. Data Hasil Akreditasi Sarana dan Prasarana

Tabel 4.1

Daftar Perolehan Akreditasi yang Kurang

Maksimal dan SD Inti (SD Pakopen 01) pada Gugus

Mina Kencana

No. Nama Sekolah

Nilai Standar

Sarana dan

Prasarana

Nilai Akhir

Akreditasi Peringkat

1. SD Negeri Jimbaran

01 75 84 B

2. MI Sabilul Huda

Blater 79 71 B

3. SD Negeri Pakopen

02 65 74 B

4. SD Pakopen 01 93 87 A

SDN Pakopen 01 sebagai SD Inti pada Gugus

Mina Kencana mendapatkan rekapitulasi yang baik dan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

60

mendapatkan jumlah minat siswa yang belajar di

sekolah tersebut sebanyak 204 siswa untuk seluruh

tingkat. SDN Pakopen 02, MI Sabilul Huda, dan SDN

Jimbaran 01 masing – masing memiliki 110 siswa, 249

Siswa, 171 Siswa. Data jumlah siswa dapat menjadi

pertimbangan sekolah untuk mendapatkan dukungan

dana BOS sebagai operasional namun tata kelola sarana

dan prasarana juga menjadi faktor yang sangat penting

karena menyangkut dukungan belajar mengajar pada

warga sekolah.

Klasifikasi peringkat akreditasi dikatakan baik

jika nilai komponen sarana dan prasarana mendapatkan

nilai lebih dari 85. MI Sabilul Huda Blater kurang 7 poin

nilai, SD Negeri Jimbaran 01 kurang 11 poin nilai, SD

Negeri Pakopen 02 kurang 21 poin nilai, dan SD Pakopen

01 lebih 7 poin nilai. Faktor – faktor yang mempengaruhi

kekurangan nilai standarisasi tata kekola sarana dan

prasarana pada sekolah tersebut adalah meliputi

kegiatan: (1) perencanaan dan pengadaan,

(2)penyimpanan dan inventarisasi, (3) pemeliharaan dan

pemanfaatan, dan (4) penghapusan dan pengawasan.

b. Keadaan Sarana Prasarana dan Bangunan

Gambaran tentang keadaan ruang bangunan pada

SDN Jimbaran 01, MI Sabilul Huda, SDN Pakopen 02,

dan SD Pakopen 01 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

61

Tabel 4.2

Kondisi Ruang Bangunan pada SDN Jimbaran 01, MI

Sabilul Huda, SDN Pakopen 02, dan SD Pakopen 01

No. Nama

Sekolah

Jumlah

Ruang

Bangunan

Keadaan

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1. SD Negeri

Jimbaran 01 14 6 1 2 5

2. MI Sabilul

Huda Blater 13 6 0 7 0

3. SD Negeri

Pakopen 02 14 2 4 3 5

4. SD Pakopen

01 17 16 0 0 1

Sumber : Laporan Sekolah Bulan November 2014

Keadaan ruang bangunan di SD Negeri Jimbaran

01 dan SDN Pakopen 01 masih banyak pada keadaan

baik sedangkan pada MI Sabilul Huda paling banyak

keadaan rusak sedang dan pada SD Negeri Pakopen 02

keadaan rusak berat paling banyak ditemukan.

4.2 Analisis

Analisis dilakukan peneliti bersama Kepala

Sekolah SDN Jimbaran 01, MI Sabilul Huda, SDN

Pakopen 02, dan SD Pakopen 01 dalam Focus Group

Discussion (FGD) yang dilakukan dua kali yaitu pada

tanggal 1 dan 17 Desember 2014 di SD Negeri Jimbaran

01 yang berlangsung sekitar 3 jam pada masing – masing

pertemuan. Dalam FGD ini terjadi brainstorming (curah

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

62

gagasan) saat mengidentifikasi faktor–faktor strategis

internal dan faktor strategis eksternal.

Data–data yang diperoleh dikelompokkan

kedalam tiga matrik yaitu, matrik Internal Factors

Analysis Summary (IFAS), matrik Eksternal Factors

Analysis Summary (EFAS) dan matrik SWOT untuk

komponen perencanaan dan pengadaan, penyimpanan

dan inventarisasi pemeliharaan dan pemanfaatan serta

penghapusan dan pengawasan. Setelah data – data

selesai didiskusikan oleh para kepala sekolah terkait,

peneliti kemudian membuat analisis rencana strategis

tata kelola sarana dan prasarana dalam mencapai target

akreditasi yang sebelumnya kurang maksimal pada

sekolah–sekolah di Gugus Mina Kencana UPTD

Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang.

4.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi

faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan

yang dihadapi sekolah dalam proses tata kelola sarana

dan prasarana yang lebih baik di Gugus Mina Kencana

UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan dalam empat

aspek yaitu komponen perencanaan dan pengadaan,

penyimpanan dan inventarisasi, pemeliharaan dan

pemanfaatan serta penghapusan dan pengawasan yang

diuraikan masing – masing sebagai berikut :

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

63

a. Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan

aspek perencanaan dan pengadaan sampai diperoleh

Matrik Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Matriks IFAS Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Faktor Strategis

Penentuan Kepentingan

untuk Pembobotan

Penentuan Skor Bobot

x Skor

FGD Bobot FGD

Jumlah Skor

I II III IV

Kekuatan

1. Rencana Kerja Sekolah (RKS) disusun bersama guru

5 0,19 5 5 5 5 20 5 0,93

2. Keterlibatan Komite Sekolah 4 0,15 5 4 4 4 17 4,25 0,63

3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar di kelas

4 0,15 5 4 3 4 16 4 0,59

4. Guru turut serta menyusun daftar kebutuhan sarana dan prasarana dalam rapat penyusunan anggaran

5 0,19 5 5 2 2 14 3,5 0,65

5. Pengadaan laboratorium komputer dan IPA yang mencukupi

4 0,15 5 3 2 4 14 3,5 0,52

6. Sekolah telah mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBS)

5 0,19 5 5 2 4 16 4 0,74

Total 27 1,00 97 4,06

Kelemahan

1. Ketersediaan alokasi dana sekolah yang tidak mencukupi 5 0,19 4 5 2 4 15 3,75 0,72

2. Guru tidak terlibat dalam proses perencanaan kebutuhan 4 0,15 3 2 3 2 10 2,5 0,38

3. Jumlah peserta didik yang kurang 5 0,19 4 5 2 4 15 3,75 0,72

4. Minimnya bantuan dana dari orang tua siswa dan komite 5 0,19 2 4 4 5 15 3,75 0,72

5. Minimnya usulan kebutuhan 4 0,15 3 4 4 3 14 3,5 0,54

6. Tidak terdapat proyeksi kebutuhan dalam jangka panjang 3 0,12 3 4 4 5 16 4 0,46

Total 26 1,00 85 3,55

Total Skor Akhir (Kekuatan - Kelemahan) 0,51

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

64

Pada aspek perencanaan dan pengadaan

kekuatan yang paling berpengaruh dapat dilihat pada

faktor Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang disusun

bersama–sama dengan para guru dan persiapan sekolah

dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

(RAPBS) yang baik dengan jumlah masing–masing bobot

dan skor sebanyak 0,19 untuk RKS, bobot dan skor

sebanyak 0,19 dan 4 pada susunan RAPBS. Sekolah–

sekolah pada Gugus Mina Kencana telah memahami

bahwa RKS sangat menentukan dalam tata kelola

sarana dan prasarana.

Sekolah–sekolah juga telah melibatkan guru

untuk turut serta menyusun daftar kebutuhan sarana

dan prasarana dalam aspek ini sehingga turut

membantu dalam memaksimalkan perencanaan dengan

kebutuhan, hal ini dapat dilihat dengan bobot sebanyak

0,19 dan skor sebanyak 3,5. Kekuatan lain dapat dilihat

pada keterlibatan komite sekolah sebesar 0,15 dan skor

sebesar 4,25 serta kekuatan pada pengadaan

laboratorium IPA dan komputer dengan bobot dan skor

masing – masing sebanyak 0,15 dan 3,5. Dengan faktor

– faktor strategis kekuatan yang ada Gugus Mina

Kencana memiliki kesempatan untuk mempersiapkan

diri dalam usaha untuk mengembangkan tata kelola

sarana dan prasarana khususnya aspek perencanaan

dan pengadaan. Jumlah total bobot yang telah dikalikan

total skor pada faktor strategis kekuatan pada aspek ini

adalah 4,06.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

65

Di lain sisi Faktor kelemahan aspek perencanaan

dan pengadaan sekolah – sekolah pada Gugus Mina

Kencana paling berpengaruh terdapat pada Kurangnya

alokasi dana belanja pada sekolah, jumlah peserta didik

yang kurang dan minimnya bantuan dana dari orang tua

siswa dan komite sekolah. Ketiga faktor tersebut

memiliki perkalian bobot dan skor sebanyak 0,72.

Usulan kebutuhan sarana dan prasarana yang minim

juga menjadi faktor yang kelemahan dengan bobot 0,15

dan skor 3,5. Minimnya bantuan dana dari orang tua

siswa dan komite menyebabkan kemampuan alokasi

belanja sekolah menjadi lemah, ditambah faktor peserta

didik yang kurang menyebabkan minimnya bantuan

dana BOS, sehingga warga sekolah menjadi kurang

berani dalam mengusulkan daftar kebutuhan.

Faktor kelemahan lain yaitu pada kurangnya

proyeksi kebutuhan jangka panjang sebesar 0,12 dan 4

untuk masing – masing bobot dan skor. Jumlah total

perkalian bobot dan skor untuk faktor kelemahan pada

aspek perencanaan dan pengadaan ini adalah 3,55.

Faktor kekuatan dan kelemahan menghasilkan selisih

0,51 lebih banyak untuk faktor kekuatan. Sehingga

sekolah dapat memanfaatkan kekuatan dalam

perencanaan dan pengadaan yang dimilikinya untuk

mengembangkan tata kelola sarana dan prasarananya.

Matriks EFAS untuk aspek perencanaan dan pengadaan

dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

66

Tabel 4.4 Matriks EFAS Aspek Perencanaan dan Pengadaan

Faktor Strategis

Penentuan Kepentingan

untuk Pembobotan

Penentuan Skor Bobot x

Skor

FGD Bobot FGD Jumlah Skor I II III IV

Peluang

1. Penyederhanaan birokrasi 4 0,16 4 3 3 3 13 3,25 0,52

2. Tuntutan kebutuhan perabot untuk Sekolah Dasar yang tidak terlalu banyak

4 0,16 4 3 4 5 16 4 0,64

3. Kecukupan dana BOS 5 0,20 5 3 3 4 15 3,75 0,75

4. Kemajuan program pendidikan 4 0,16 4 3 5 5 17 4,25 0,68

5. Sistem administrasi teknis pengadaan yang semakin maju

3 0,12 3 3 5 4 15 3,75 0,45

6. Peningkatan jumlah peserta didik 5 0,20 5 5 2 2 14 3,5 0,7

Total 25 1,00 90 3,74

Tantangan

1. Tuntutan kompetensi dalam bidang kurikulum

5 0,23 5 5 4 5 19 4,75 1,08

2. Kenaikan harga barang 3 0,14 4 2 2 4 12 3 0,41

3. Penilaian visualisasi hasil perencanaan dengan ketersediaan kebutuhan yang ada yang kurang sesuai

3 0,14 3 5 2 2 12 3 0,41

4. Tuntutan modernisasi kebutuhan dan kematangan peserta didik

4 0,18 3 4 4 5 16 4 0,73

5. Evaluasi pengadaan perabot oleh supervisor yang kurang sesuai dari segi ergonomi, estetika, dan ekonomi

3 0,14 3 4 3 2 12 3 0,41

6. Kurangnya studi komprehensif mengenai masyarakat sekolah oleh akademisi

4 0,18 2 4 1 1 8 2 0,36

Total 22 1,00 79 3,40

Total Skor Akhir (Peluang – Tantangan) 0,34

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

67

Dua faktor yang sangat penting yang dapat

menjadi peluang bagi Gugus Mina Kencana adalah

kecukupan dana BOS dan peningkatan jumlah peserta

didik, kecukupan dana BOS mendapatkan bobot 0,2 dan

skor 3,75 sedangkan peningkatan jumlah peserta didik

mendapatkan bobot 0,2 dan skor 3,5. Kedua hal ini

sangat berkaitan erat, peningkatan jumlah peserta didik

tentunya dapat meningkatkan penambahan dana BOS.

Meskipun dua sekolah yaitu SDN Jimbaran 01 dan SDN

Pakopen 02 masih memiliki jumlah peserta didik yang

tidak tergolong banyak, namun hampir disetiap tahun

terjadi peningkatan jumlah pendaftaran peserta didik

baru.

Faktor yang cukup penting untuk menjadi

peluang bagi peningkatan dalam aspek perencanaan dan

pengadaan adalah kemajuan dalam program

pendidikan, faktor ini mendapatkan bobot 0,16 dan skor

4,25. Faktor – faktor lainnya yaitu tuntutan kebutuhan

perabot untuk sekolah dasar yang tidak terlalu banyak

dibandingkan sekolah untuk jenjang diatasnya, faktor

ini memperoleh bobot dan skor masing – masing 0,16

dan 4. Penyederhanaan birokrasi dalam proses

perencanaan dan pengadaan mendapatkan bobot 0,16

dan skor 3,25 dan faktor kemajuan teknis pengadaan

barang dan jasa mendapatkan bobot dan skor masing –

masing 0,12 dan 3,75. Secara keseluruhan jumlah skor

akhir dari peluang perencanaan dan pengadaan sarana

dan prasarana ini adalah 3,74.

Selain peluang dalam faktor eksternal pengadaan

dan perencanaan sarana dan prasarana terdapat faktor

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

68

tantangan yang menjadi dapat menjadi hambatan dalam

proses tata kelola sarana dan prasarana ini. Tuntutan

kompetensi dalam bidang kurikulum menjadi faktor

tantangan yang paling berpengaruh dalam aspek

perencanaan dan pengadaan ini yaitu mendapatkan

bobot dan skor masing – masing 0,23 dan 4,75.

Tuntutan kompetensi mendorong sekolah untuk lebih

meningkatkan kualitas akademik salah satunya melalui

alat peraga dalam pembelajaran dan kualitas sarana dan

prasarana di dalam lingkungan sekolah. Hal ini juga

diikuti oleh tuntutan modernisasi kebutuhan sekolah

yang harus disesuaikan dengan kematangan peserta

didik yang telah banyak dipengaruhi oleh arus

globalisasi, faktor ini memiliki bobot dan skor masing –

masing 0,18 dan 4.

Faktor – faktor penting yang menjadi tantangan

dalam aspek perencanaan dan pengadaan ini adalah

kenaikan harga barang, kurangnya kesesuaian penilaian

visualisasi hasil perencanaan dengan ketersediaan

kebutuhan yang ada dan evaluasi pengadaan perabot

yang kurang memperhatikan segi ergonomi, estetika dan

ekonomi jumlah perkalian bobot dan skor pada masing

– masing faktor tersebut 0,41. Kenaikan harga barang

menghambat sekolah dalam merencanakan dan

mengadakan kebutuhan, kemudian penilaian dianggap

baik karena dinilai dari hasil visualisai saja diikuti oleh

evaluasi yang kurang sesuai dari segi ergonomi, estetika

dan ekonomi. Ketiga aspek ini dapat menjadikan sekolah

kurang memahami kekurangan kebutuhan sarana dan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

69

prasarana sehingga perencanaan dan pengadaan yang

dilakukan menjadi kurang maksimal.

Faktor studi oleh akademisi tidak menjadi

tantangan yang berat yang dihadapi sekolah faktor ini

mendapat bobot 0,18 dan skor 2. Total bobot dikalikan

skor pada tantangan dalam faktor eksternal

perencanaan dan pengadaan adalah 3,40. Sehingga

Selisih nilai akhir peluang dan tantangan adalah 0,34.

Faktor peluang lebih dominan daripada faktor

tantangan, sehingga sekolah dapat memanfaatkan

kelebihan faktor peluang yang ada untuk

mengembangkan tata kelola sarana dan prasarananya.

b. Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Aspek penyimpanan dan inventarisasi sarana

dan prasarana memiliki dua belas Internal Factors

Analysis Summary (IFAS) dan sepuluh Eksternal Factors

Analysis Summary (EFAS). Hasil analisis faktor kekuatan

dan kelemahan pada IFAS dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut ini :

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

70

Tabel 4.5 Matriks IFAS Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Faktor Strategis

Penentuan Kepentingan

untuk Pembobotan

Penentuan Skor Bobot x

Skor

FGD Bobot FGD Jumlah Skor I II III IV

Kekuatan

1. Keterlibatan guru dalam pemeriksaan gudang secara berkala

5 0,19 5 1 1 1 8 2 0,38

2. Barang yang tersimpan di gudang dalam keadaan yang baik

5 0,19 5 2 2 2 11 2,75 0,53

3. Memiliki bukti administrasi asal barang kebutuhan

4 0,15 4 2 3 4 13 3,25 0,50

4. Pihak sekolah memahami bahwa inventarisasi adalah bentuk dari pemeliharaan sarana dan prasarana

4 0,15 4 2 4 4 14 3,5 0,54

5. Sekolah rutin melakukan inventarisasi setiap tahun

4 0,15 4 2 4 5 15 3,75 0,58

6. Guru mendapat tugas untuk turut serta menginventarisasi barang – barang kebutuhan

4 0,15 4 3 2 2 11 2,75 0,42

Total 26 1,00 72 2,95

Kelemahan

1. Penataan barang yang tersimpan kurang baik

5 0,19 3 5 4 4 16 4 0,74

2. Tidak terdapat petugas khusus untuk mengelola penyimpanan sarana dan prasarana

5 0,19 1 5 5 4 15 3,75 0,69

3. Tidak terdapat administrasi dalam gudang

5 0,19 2 5 5 4 16 4 0,74

4. Inventarisasi tidak diikuti dengan perawatan yang baik sehingga data yang tercatat ada yang tidak sesuai dengan kondisi

4 0,15 1 4 4 3 12 3 0,44

5. Tidak semua barang memiliki kode khusus inventarisasi

4 0,15 2 5 2 3 12 3 0,44

6. Tidak tercatat barang yang memerlukan perawatan khusus dan pemisahan barang yang sering digunakan maupun barang yang tidak sering digunakan

4 0,15 2 5 3 3 13 3,25 0,48

Total 27 1,00 84 3,55

Total Nilai Akhir (Kelemahan - Kekuatan) 0,59

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

71

Inventarisasi setiap tahun secara rutin menjadi

faktor kekuatan yang paling berpengaruh dengan bobot

0,15 dan skor 3,75. Dengan inventarisasi yang rutin

sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana dapat

mengontrol ketersediaan barang dengan sangat baik.

Kekuatan kedua terdapat bahwa sekolah telah

memahami inventarisasi bentuk dari pemeliharaan

sarana dan prasarana yaitu mendapat bobot 0,15 dan

skor 3,5. Dengan pemahaman tersebut sekolah secara

tidak langsung turut menjaga keberadaan sarana dan

prasarana yang telah ada. Barang – barang yang

tersimpan di gudang dalam keadaan yang baik

mendapat bobot 0,19 dan skor 2,75. Meskipun sekolah

kurang memperhatikan tata cara dalam mengelola

gudang penyimpanan namun, barang – barang

tersimpan digudang masih dalam keadaan baik dan

minim dari kerusakan.

Kekuatan lain yang dimiliki sekolah – sekolah

pada Gugus Mina Kencana adalah bukti administrasi

asal kebutuhan barang dengan bobot 0,15 dan skor

3,25. Keterlibatan guru dalam inventarisasi

mendapatkan bobot 0,15 dan skor 2,75. Kekuatan yang

paling minim adalah keterlibatan guru dalam

pemeriksaan gudang secara berkala dengan bobot 0,19

dan skor 2. Dengan menjumlahkan perkalian bobot dan

skor pada masing – masing komponen maka didapat

nilai akhir faktor kekuatan pada penyimpanan dan

inventarisasi sarana dan prasarana sebesar 2,95.

Faktor kelemahan yang paling besar dan dapat

menghambat peningkatan tata kelola sekolah faktor

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

72

penyimpanan dan inventarisasi adalah penataan barang

tersimpan yang kurang baik dan kurangnya

administrasi dalam gudang, nilai perkalian bobot dan

skor pada masing – masing faktor tersebut adalah 0,74.

Kedua hal ini menggambarkan bahwa warga sekolah

pada Gugus Mina Kencana kesulitan dan kurang

memiliki minat dalam aspek penyimpanan barang yang

baik dan tertata rapi. Hal ini juga ditambah dengan

sekolah yang tidak menyediakan petugas untuk

mengelola gudang faktor ini mendapat bobot 0,19 dan

skor 4.

Faktor kelemahan lainnya adalah sekolah –

sekolah masih belum memiliki catatan untuk barang –

barang yang memiliki perawatan khusus dan barang –

barang yang sering maupun tidak sering digunakan

dengan bobot 0,15 dan skor 3,25. Pemisahan di dalam

inventarisasi ini sangat penting karena pemisahan

administratatif barang yang baik dapat mempermudah

dalam tata kelola lain seperti aspek penghapusan dan

aspek pemeliharaan. Selanjutnya perawatan pasca

inventarisasi dan pengkodean barang dalam aspek

kelemahan inventarisasi mendapatkan perkalian bobot

dan skor masing – masing adalah 0,44.

Hasil akhir total kekuatan dikurangi kelemahan

adalah 0,59. Dari faktor kekuatan dan kelemahan pada

aspek penyimpanan dan administrasi ternyata kekuatan

lebih dominan daripada faktor kelemahan. Dengan

demikian kelemahan – kelemahan yang ada dapat

dimungkinkan dengan mengoptimalkan kekuatan yang

ada.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

73

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek

penyimpanan dan inventarisasi dapat dilihat pada

Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) pada

tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Matriks EFAS Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi

Faktor Strategis

Penentuan Kepentingan

untuk Pembobotan

Penentuan Skor Bobot x

Skor

FGD Bobot FGD Jumlah Skor

I II III IV

Peluang

1. Kondisi lingkungan sekitar yang relatif aman 4 0,21 5 3 5 5 18 4,5 0,95

2. Tidak terdapat gangguan yang ditimbulkan akibat dari penataan barang di gudang

3 0,16 5 3 4 3 15 3,75 0,59

3. Inventarisasi yang baik turut berpengaruh dalam penghematan sehingga penilaian keuangan sekolah menjadi lebih baik

4 0,21 5 3 4 4 16 4 0,84

4. Kemajuan birokrasi mendorong sekolah untuk meningkatkan administrasi inventaris barang kebutuhan yang semakin bailk

4 0,21 5 3 3 4 15 3,75 0,79

5. Semakin majunya program software komputer untuk membantu sistem manajemen inventarisasi barang

4 0,21 5 3 2 4 14 3,5 0,74

Total 19 1,00 78 3,91

Tantangan

1. Pemeriksaan yang kurang mendalam terhadap kondisi sarana dan prasarana yang ada oleh supervisor

5 0,23 3 5 2 2 12 3 0,68

2. Resiko kerusakan barang yang ditimbulkan dari luar jam operasional sekolah akibat penataan yang kurang baik

4 0,18 3 5 2 1 11 2,75 0,50

3. Inventarisasi yang kurang baik berpengaruh terhadap minat warga sekolah dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada sehingga menurunkan kepercayaan orang tua siswa terhadap kemampuan skill akademis siswa

4 0,18 3 4 1 2 10 2,5 0,45

4. Keluarnya barang dari sekolah tanpa diketahui 5 0,23 4 4 2 2 12 3 0,68

5. Pelaporan inventarisasi sarana dan prasarana juga dikoordinasi oleh Kementrian Keuangan sebagai pencatatan aset negara

4 0,18 3 5 5 5 18 4,5 0,82

Total 22 1,00 63 3,14

Total Skor Akhir (Peluang - Ancaman) 0,77

Dalam aspek peluang kondisi Gugus Mina

Kencana yang ralatif aman sangat mendukung fungsi

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

74

penyimpanan barang – barang faktor ini mendapat bobot

0,21 dan skor 4,5. Faktor lain yang menjadikan peluang

adalah inventarisasi yang dilakukan sekolah secara baik

dapat berpengaruh secara tidak langsung terhadap

keuangan sekolah sehingga penilaian keuangan oleh

visitasi menjadi lebih baik, faktor peluang ini

mendapatkan bobot 0,21 dan skor 4. Kemajuan dalam

bidang birokrasi oleh pemerintahan yang baru

mendorong tiap satuan pendidikan termasuk sekolah

untuk meningkatkan fungsi inventarisasi sehingga

sekolah menjadi lebih giat dalam pelaporan, faktor ini

mendaptakan bobot dan skor masing – masing 0,21 dan

3,75.

Kemajuan teknologi informasi juga dianggap

peluang bagi peningkatan fungsi inventarisasi dan

inventory barang – barang faktor ini memiliki bobot 0,21

dan skor 3,5. Faktor peluang terakhir yaitu tidak

terjadinya gangguan yang ditimbulkan dari penataan

barang di gudang, dikarenakan barang – barang sekolah

dasar yang tidak terlalu banyak sehingga tidak

dikhawatirkan mengganggu lingkungan jika terdapat

kesalahan dalam penataannya dengan bobot 0,16 dan

skor 3,75. Penjumlahan perkalian bobot dan skor dalam

faktor peluang ini menghasilkan angka 3,91.

Faktor strategis tantangan dalam penyimpanan

dan inventarisasi ini antara lain berupa pelaporan

inventarisasi dengan bobot 0,18 dan skor 4,5. Faktor ini

benar – benar menuntut pihak sekolah dalam merekap

seluruh aset – aset pendidikan yang ada dikarenakan

aset – aset tersebut adalah milik negara. Kemungkinan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

75

beberapa barang dapat hilang tanpa diketahui dan

kondisi penyimpanan sarana dan prasarana yang tidak

terperiksa secara mendalam menjadi tantangan yang

besar selanjutnya dengan bobot dan skor masing –

masing adalah 0,23 dan 3.

Barang yang telah terinventarisasi memiliki

resiko kerusakan akibat penyimpanan yang kurang baik

faktor tantangan ini diberikan bobot 0,18 dan skor 2,75.

Faktor tantangan lain yang tidak terlalu dikhawatirkan

sekolah adalah persepsi orang tua terhadap

inventarisasi barang kebutuhan, faktor ini diberikan

bobot 0,18 dan skor 2,5. Jumlah akhir perkalian bobot

dan skor pada Eksternal Factors Analysis Summary

(EFAS) adalah adalah 0,77 dengan faktor peluang yang

mendominasi faktor – faktor strategis ancaman.

c. Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Internal Factors Analysis Summary (IFAS) untuk aspek

Pemeliharaan dan Pemanfaatan dapat dilihat pada tabel

4.7 berikut :

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

76

Tabel 4.7 Matriks IFAS Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Faktor Strategis

Penentuan Kepentingan

untuk Pembobotan

Penentuan Skor Bobot

x Skor

FGD Bobot FGD

Jumlah Skor I II III IV

Kekuatan

1. Minat belajar siswa yang tinggi 5 0,23 5 4 4 3 16 4 0,91

2. Sekolah menyediakan lemari – lemari untuk pemeliharaan alat peraga

5 0,23 5 3 3 2 13 3,25 0,74

3. Sekolah dapat memperbaiki kembali beberapa barang yang telah rusak untuk dapat dipergunakan kembali

4 0,18 5 3 3 2 13 3,25 0,59

4. Guru sangat berhati – hati dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada

3 0,14 5 3 4 4 16 4 0,55

5. Kepala sekolah terlibat dalam pemeliharaan buku – buku perpustakaan

5 0,23 5 3 2 3 13 3,25 0,74

Total 22 1,00 71 3,52

Kelemahan

1. Guru lebih tertarik menggunakan buku daripada alat peraga

4 0,19 3 3 4 4 14 3,5 0,67

2. Terdapat ketidaksesuaian media yang digunakan dengan materi yang dibahas

4 0,19 1 3 2 2 8 2 0,38

3. Kurangnya perawatan 5 0,24 2 3 4 3 12 3 0,71

4. Kurangnya kontrol berkala terhadap pengecekan genting dan pengapuran tembok

4 0,19 2 3 3 4 12 3 0,57

5. Guru kurang terlibat aktif dalam pemeliharaan sarana dan prasarana

4 0,19 2 3 3 2 10 2,5 0,48

Total 21 1,00 56 2,81

Total (Kekuatan - Kelemahan) 0,71

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

77

Pada bagian kekuatan faktor pertama yaitu minat

belajar siswa yang tinggi terhadap pemanfaatan sarana

dan prasarana. Faktor yang mendapat bobot 0,23 dan

skor 4 ini sangat mempengaruhi perkembangan

kemajuan tata kelola dalam peningkatan aspek

pemanfaatan. Kemampuan sekolah dalam menyediakan

lemari – lemari untuk pemeliharaan alat peraga dan

keterlibatan kepala sekolah dalam memelihara buku –

buku perpustakaan menjadi faktor kekuatan yang dapat

menunjang selain faktor pertama, kedua faktor terakhir

memperoleh bobot dan skor masing – masing 0,23 dan

3,25.

Sekolah secara swadaya juga telah dapat

memperbaiki sebagian barang – barang rusak untuk

dapat dipergunakan kembali kemampuan kekuatan ini

mendapkan bobot 0,18 dan skor 3,25. Faktor kekuatan

yang terakhir adalah kehati-hatian guru dalam

memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, guru

yang dapat berhati – hati dalam memanfaatkan sarana

yang ada ikut menunjang aspek pemeliharaan, faktor ini

mendapatkan bobot 0,14 dan 4 untuk skor. Jumlah

perkalian bobot dan skor untuk masing – masing faktor

adalah 3,25.

Faktor IFAS kelemahan pemeliharaan dan

pemanfaatan yang ditemukan dalam FGD antara lain :

(1) Guru lebih tertarik menggunakan buku

dibandingakan alat peraga, hal ini dapat meminimalkan

kemampuan sekolah dalam pemanfaatan sarana belajar

yang ada, (2) Ditemukan beberapa indikasi oleh kepala

sekolah ketidaksesuaian media yang digunakan dengan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

78

materi yang dibahas, (3) Sekolah kurang dapat merawat

sarana yang ada dengan baik, hal ini sangat

mempengaruhi faktor penilaian akrediasi sekolah, (4)

Pengecekan genting dan pengapuran tembok sebagai

salah satu bagian dari bangunan kurang dilakukan

pengecekan berkala, sehingga menjadi kelemahan

sekolah dalam memelihara prasarana yang ada, dan (5)

Guru kurang terlibat aktif dalam memelihara sarana dan

prasarana yang ada, sehingga manajemen sekolah

menjadi kesulitan dalam memelihara sarana dan

prasarana yang ada.

Pada faktor IFAS ini kekuatan sekolah masih

mendominasi kelemahan yang ada dengan selisih

perhitungan bobot skor sebesar 0,71. Kesempatan

dalam mengembangkan tata kelola aspek pemeliharaan

dan pemanfaatan dapat dilakukan dengan mudah jika

sekolah – sekolah mampu memaksimalkan potensi

kekuatan yang ada.

Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) pada

aspek pemeliharaan dan pemanfaatan dapat dilihat

selanjutnya pada tabel 4.8. Aspek ini memiliki lima

faktor strategis peluang eksternal dan lima faktor

strategis tantangan eksternal.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

79

Tabel 4.8 Matriks EFAS Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Faktor Strategis

Penentuan Kepentingan

untuk Pembobotan

Penentuan Skor Bobot

x Skor

FGD Bobot FGD

Jumlah Skor I II III IV

Peluang

1. Dinas pendidikan rutin mengecek kondisi sekolah

5 0,25 4 3 4 4 15 3,75 0,94

2. Banyak referensi studi tentang pemeliharaan terencana yang dapat digunakan

3 0,15 5 2 1 1 9 2,25 0,34

3. Ekspektasi yang tinggi orang tua siswa terhadap pemanfaatan media belajar yang mencukupi

3 0,15 5 1 1 2 9 2,25 0,34

4. Pengiriman Mahasiswa dalam praktik mengajar di sekolah meningkatkan ragam alat peraga

5 0,25 4 1 4 5 14 3,5 0,88

5. Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberikan hak otonomi penuh terhadap sekolah dalam mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana

4 0,20 4 3 5 4 16 4 0,80

Total 20 1,00 63 3,29

Tantangan

1. Pekerja bangunan kurang memperhatikan pemeliharaan secara korektif

3 0,17 1 4 3 2 10 2,5 0,42

2. Biaya operasional dalam perbaikan bangunan semakin tinggi

4 0,22 1 4 3 5 13 3,25 0,72

3. Pemerintah membebankan program perencanaan pemeliharaan langsung kepada sekolah

3 0,17 2 4 4 4 14 3,5 0,58

4. Belum adanya monitoring dan evaluasi program pemeliharaan sarana dan prasarana oleh lembaga swadaya masyarakat

3 0,17 2 4 1 2 9 2,25 0,38

5. Kurangnya seminar dan pelatihan tentang aspek pemeliharaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan

5 0,28 2 4 1 2 9 2,25 0,63

Total 18 1,00 55 2,72

Total Skor Akhir (Peluang - Tantangan) 0,57

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

80

Peluang yang ada di dalam aspek pemeliharaan

dan pemanfaatan ini diantaranya adalah rutinitas yang

dilakukan oleh dinas pendidikan yang rutin mengecek

kondisi sekolah, hal ini secara tidak langsung turut

mendorong pihak sekolah dalam mempersiapkan

pemeliharaan sarana yang ada, faktor peluang ini

mendapat bobot 0,25 dan skor 3,75. Mahasiswa yang

sedang melakukan praktik kegiatan mengajar di sekolah

juga turut memberikan ragam alat peraga, dengan faktor

ini bobot diperoleh sebesar 0,25 dan skor 3,5.

Peluang yang mendapat nilai besar selanjutnya

adalah faktor kurikulum yang memberikan otonomi

penuh kepada sekolah dalam pemeliharaan dan

pemanfaatan sarana dan prasarana, faktor ini mendapat

bobot 0,2 dan skor 4. Didukung oleh dua faktor

selanjutnya yang memiliki bobot 0,15 dan skor 2,25

pada faktor harapan orang tua murid pada media belajar

di sekolah yang mencukupi serta bnyaknya referensi

studi tentang tata kelola pemeliharaan sarana dan

prasarana terencana yang dapat dijadikan pedoman oleh

warga sekolah. Jumlah total perkalian bobot dengan

skor yang didapat peluang dalam aspek pemeliharaaan

dan pemanfaatan ini adalah 3,29.

Didalam Eksternal Factors Analysis Summary

(EFAS) terdapat juga lima faktor strategis tantangan

dalam aspek pemeliharaan dan pemanfaatan ini. Faktor

tantangan yang paling kuat terdapat pada biaya

operasional perbaikan bangunan yang semakin tinggi,

jika sekolah tidak mampu melakukan pemeliharaan

dengan baik maka Dana Alokasi Khusus yang didapat

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

81

untuk renovasi prasarana yang ada dapat tidak

mencukupi, faktor ini mendapat bobot 0,22 dan 3,25

untuk skor. Seminar dan pelatihan tentang aspek

pemeliharaan dan pemanfaatan sararana dan prasarana

yang minim turut menjadi tantangan, karena selama ini

sekolah hanya memelihara dan memanfaatkan sarana

dan prasarana dengan pengetahuan umum saja, faktor

ini mendapat bobot 0,28 dan skor 2,25.

Tantangan yang ketiga adalah kebijakan

pemerintah dalam membebankan secara langsung

pemeliharaan dan pemanfaatan kepada sekolah yang

mendapat bobot 0,17 dan skor 3,5, sehingga sekolah

secara otonomi sangat bertanggung jawab terhadap

keberhasilan aspek ini. Tantangan yang keempat yaitu

pekerja bangunan yang kurang memperhatikan aspek

pemeliharaan secara korektif, dan tantangan yang

terakhir yaitu kurangnya monitoring dan evaluasi

program pemeliharaan dan pemanfaatan oleh lembaga

swadaya masyarakat yang dapat membantu sekolah.

Dari lima faktor tantangan yang dihadapi sekolah

jumlah perkalian bobot dan skor didapat sebesar 2,72.

Sehingga faktor peluang masih memiliki tingkat nilai

yang lebih besar dibandingkan dengan faktor tantangan

dengan selisih sebesar 0,57.

d. Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Aspek penghapusan dan pengawasan memiliki

dua Matriks yaitu Internal Factors Analysis Summary

(IFAS) dan Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS),

Matriks IFAS dapat dilihat pada tabel 4.9

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

82

Tabel 4.9 Matriks IFAS Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Faktor Strategis

Penentuan Kepentingan

untuk Pembobotan

Penentuan Skor Bobot

x Skor

FGD Bobot FGD

Jumlah Skor

I II III IV

Kekuatan

1. Sekolah telah mengelompokkan barang – barang yang layak untuk dihapus

4 0,19 5 1 4 4 14 3,5 0,67

2. Kepala sekolah memahami persyaratan penghapusan perlengkapan sekolah

5 0,24 5 1 4 4 14 3,5 0,83

3. Kepala sekolah aktif mengawasi inventaris sarana dan prasarana

5 0,24 5 2 4 5 16 4 0,95

4. Guru turut serta mengawasi sarana dan prasarana dari kerusakan dan kehilangan

4 0,19 5 2 2 2 11 2,75 0,52

5. Sekolah menjamin keselamatan siswa dalam penggunaan sarana dan prasarana

3 0,14 5 2 5 4 16 4 0,57

Total 21 1,00 71 3,55

Kelemahan

1. Sekolah jarang melakukan penghapusan sarana dan prasarana sehingga membebani inventarisasi

5 0,25 2 5 1 4 12 3 0,75

2. Kurangnya pemahaman bahwa penghapusan akan mengurangi beban biaya operasional sekolah

4 0,20 2 4 4 3 13 3,25 0,65

3. Rendahnya pengawasan pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana dengan tetapan standar

4 0,20 2 4 3 4 13 3,25 0,65

4. Kurangnya decission support jika standar sarana dan prasarana tidak memenuhi syarat

4 0,20 2 4 2 2 10 2,5 0,50

5. Fungsi pengawasan tidak diikuti dengan pemeliharaan yang baik

3 0,15 2 4 2 3 11 2,75 0,41

Total 20 1,00 59 2,96

Total Skor Akhir (Kekuatan - Kelemahan) 0,59

Matriks IFAS pada aspek penghapusan dan

pengawasan memiliki dua faktor yaitu kekuatan dan

kelemahan yang masing – masing memiliki lima item

faktor strategis. Kekuatan teridentifikasi paling

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

83

berpengaruh pada faktor kepala sekolah yang secara

aktif mengawasi inventarisasi sarana dan prasarana

dengan bobot 0,24 dan skor 4. Kekuatan kemampuan

kepala sekolah ini sangat mempengaruhi manajemen

tata kelola sarana dan prasarana. Kekuatan kepala

sekolah ini ditambah dengan pemahaman tentang syarat

– syarat penghapusan, kekuatan ini mendapatkan bobot

0,24 dan skor 0,83.

Meskipun sekolah – sekolah pada Gugus Mina

Kencana tercatat jarang melakukan pemusnahan

terhadap barang – barang kebutuhan yang ada namun

sekolah – sekolah telah mengelompokkan barang –

barang yang layak untuk dihapus, kekuatan ini

mendapatkan bobot sebesar 0,19 dan skor 0,67. Dua

kekuatan lain tercatat adalah jaminan keselamatan

untuk siswa dalam penggunaan sarana yang ada serta

keikutsertaan guru dalam mengawasi sarana dan

prasarana dari kerusakan dan kehilangan. Bobot kelima

kekuatan tersebut dikalikan skor kemudian

dijumlahkan menghasilkan 3,55

Faktor Strategis kelemahan pada aspek

pemusnahan dan perawatan ada lima yaitu : (1)

Kenyataan yang ada sekolah – sekolah pada Gugus Mina

Kencana belum melakuakan penghapusan sarana

prasarana sehingga membebani perawatan dan

inventarisasi, (2) sekolah kurang memahami bahwa

penghapusan dapat mengurangi biaya operasional

sekolah yang dipergunakan untuk perawatan, (3)

pengawasan yang dilakukan masih dibawah tetapan

standar, (4) kurangnya decission support untuk

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

84

beberapa standar sarana dan prasarana yang tidak

memenuhi syarat, dan (5) Fungsi pengawasan yang telah

dilakukan sekolah tidak diikuti dengan pemeliharaan

yang baik.

Kelima faktor strategis kelemahan memiliki

rentang bobot antara 0,15 hingga 0,25 dan rentang skor

antara 2,5 hingga 3,25. Jumlah perkalian absolut antara

bobot dan skor pada masing - masing faktor menjadi

2,96. Sehingga jika total perkalian skor dan bobot pada

faktor kekuatan dikurangi dengan perkalian skor dan

bobot pada faktor kelemahan didapatkan angka 0,59.

Faktor peluang dan tantangan pada aspek

penghapusan dan pengawasan dapat dilihat pada

Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) di tabel 4.10.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

85

Tabel 4.10 Matriks EFAS Aspek Penghapusan dan Pengawasan

Faktor Strategis

Penentuan Kepentingan

untuk Pembobotan

Penentuan Skor Bobot

x Skor

FGD Bobot FGD

Jumlah Skor I II III IV

Peluang

1. Sarana sekolah yang sudah tidak layak masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk diolah menjadi barang dengan kegunaan lain

4 0,24 5 3 2 3 13 3,25 0,76

2. Penghapusan sarana sekolah mempermudah supervisi inventaris

4 0,24 4 3 1 2 10 2,5 0,59

3. Pengawasan luar jam operasional sekolah dibantu oleh Babinkamtibmas

3 0,18 4 2 1 2 9 2,25 0,40

4. Pengawasan sarana dan prasarana termasuk fungsi pokok manajemen, sehingga pengawasan yang baik dapat meningkatkan fungsi manajemen sekolah

3 0,18 4 2 4 4 14 3,5 0,62

5. Fungsi pengawasan tidak memerlukan pelaporan secara terperinci

3 0,18 4 2 4 3 13 3,25 0,57

Total 17 1,00 59 2,94

Tantangan

1. Kurangnya minat pihak swasta berniat mendapatkan lelang barang – barang sekolah yang telah tidak layak pakai

5 0,22 1 5 2 4 12 3 0,65

2. Prosedur penghapusan yang sangat banyak persyaratannya

5 0,22 2 5 4 4 15 3,75 0,82

3. Kurangnya penyediaan panduan pengawasan untuk sarana dan prasarana

4 0,17 3 5 2 2 12 3 0,52

4. Jumlah bantuan BOS yang memadai untuk sarana dan prasaran menuntut pihak sekolah meningkatkan fungsi pengawasan

5 0,22 3 5 4 3 15 3,75 0,82

5. Supervisi sekolah lebih melihat fungsi inventarisasi daripada fungsi pengawasan

4 0,17 3 5 2 3 13 3,25 0,57

Total 23 1,00 67 3,37

Total Skor Akhir (Tantangan - Peluang) 0,43

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

86

Hasil Focus Group Discussion (FGD) pada Gugus

Mina Kencana didapatkan lima faktor peluang dan lima

faktor tantangan untuk EFAS pada aspek penghapusan

dan pengawasan. Masing – masing faktor akan

dijelaskan sebagai berikut :

Faktor peluang paling strategis didapat untuk

faktor perabot sarana sekolah yang sudah tidak dapat

digunakan lagi masih memiliki nilai ekonomis yang

tinggi, misalnya sisa meja dan kursi kelas yang sudah

tidak digunakan, faktor ini mendapat bobot 0,24 dan

skor 0,76, kemudian diikuti oleh faktor peluang

peningkatan fungsi manajemen sekolah jika

pengawasan dapat dilakukan dengan baik, faktor ini

mendapat total perkalian bobot dan skor terbanyak

kedua dengan 0,62.

Tiga faktor peluang lain adalah penghapusan

sarana sekolah yang dapat mempermudah supervisi

inventaris, fungsi pengawasan yang tidak memerlukan

pelaporan secara terperinci dan pengawasan luar jam

operasional sekolah yang dibantu oleh Babinkamtibmas.

Ketiga faktor tersebut mendapatkan perkalian bobot dan

skor masing – masing 0,59 untuk kemudahan supervisi

inventaris, 0,57 untuk kemudahan pelaporan dan 0,4

untuk pengawasan oleh Babinkamtibmas. Jumlah

perkalian bobot dan skor untuk peluang pada aspek

penghapusan dan pengawasan ini adalah 2,94.

Faktor tantangan yang dapat menjadi hambatan

dalam peningakatan tata kelola aspek penghapusan dan

pengawasan ini antara lain : (1) Kurangnya minat pihak

swasta dalam mendapatkan lelang barang – barang yang

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

87

sudah tidak layak pakai, (2) Prosedur penghapusan yang

dinilai banyak persyaratannya oleh sekolah, (3)

Minimnya panduan pengawasan yang didapat sekolah,

(4) tuntutan yang besar kepada sekolah untuk

mengawasi aset – aset yang ada karena kemudahan

dalam mendapatkan dana BOS untuk pembelian barang

– barang khususnya untuk kegiatan belajar mengajar

dan (5) visitasi terhadap sekolah lebih melihat fungsi

inventarisasi daripada fungsi pengawasan sehingga

sekolah kurang mendapatkan himbauan jika

pengawasan yang telah dilakukan selama ini masih

kurang.

Total skor akhir yang didapat dari perkalian bobot

dan skor tantangan adalah 3,37. Nilai faktor tantangan

yang telah didapat ini lebih besar dari nilai total akhir

pada faktor peluang, sehingga jika dikurangkan

didapatkan hasil 0,43.

4.2.2 Rencana Strategis

Hasil Analisis SWOT dari aspek perencanaan,

pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatan berada di

kuadran SO, aspek penyimpanan dan inventarisasi

berada di kuadran WO, sedangkan aspek penghapusan

dan pengawasan berada di kuadran ST.

Aspek perencanaan, pengadaan, pemeliharaan

dan pemanfaatan mendukung strategi agresif untuk

meningkatkan tata kelola dengan menggunakan

kekuatan dari lingkungan internal dan memanfaatkan

peluang dari lingkungan eksternal antara lain

menambah ragam perlengkapan sekolah dengan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

88

menyewa atau meminjam di tempat lain, menetapkan

skala prioritas dan urgensi dalam pengadaan, dan

menyusun jadwal pemakaian sarana kebutuhan

sekolah.

Aspek penyimpanan dan inventarisasi

mendukung strategi agresif untuk mengurangi

kelemahan faktor internal dan menangkap peluang yang

ada antara lain dengan membuat gudang sementara

untuk menyimpan perlengkapan sekolah agar tidak

menimbulkan gangguan kegiatan belajar mengajar dan

untuk menempelkan stiker inventarisasi untuk semua

perlengkapan sekolah khusunya yang belum memiliki

kode barang.

Aspek penghapusan dan pengawasan mendukung

strategi agresif untuk meningkatkan tata kelola dengan

menggunakan kekuatan internal untuk menghadapi

tantangan yang ada. Strategi ini antara lain dengan

membagi tugas – tugas pengawasan dan tanggung jawab

untuk semua personel sekolah dan melaksanakannya

secara aktif sehingga terdapat semangat kebersamaan

dalam internal sekolah untuk dapat mengurangi

dampak ancaman dari faktor eksternal.

a. Rencana Strategis Tata Kelola Aspek

Perencanaan dan Pengadaan

Setelah mengidentifikasi faktor strategis

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk

aspek perencanaan dan pengadaan yang masing telah

diberikan bobot dan skor maka perhitungan Total skor

akhir dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

89

Tabel 4.11

Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek

Perencanaan dan Pengadaan

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 4,06 Peluang (O) 3,74

Kelemahan (W) 3,55 Ancaman (T) 3,40

Total (S - W) 0,51 Total (O - T) 0,34

Berdasarkan hasil analisis pada lingkungan

internal dan eksternal untuk aspek perencanaan dan

pengadaan diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan -

kelemahan) adalah 0,52 sedangkan skor akhir EFAS

(peluang - ancaman) adalah 0,34. Hasil ini menunjukkan

strategi yang berada di kuadran SO (Strength -

Opportunity) yang mendukung kekuatan dari lingkungan

internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada

lingkungan eksternal untuk mengembangkan tata kelola

khususnya aspek perencanaan dan pengadaaan. Hasil

analisis tersebut digambarkan pada diagram 4.1 di

bawah ini :

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

90

Diagram 4.1 Matriks SWOT untuk Aspek Perencanaan dan

Pengadaan

Peluang

Penyederh

anaan b

irokra

si

Tu

ntu

tan

kebutu

han

pera

bot

untu

k

Sekola

h

Dasar

yang

tid

ak

terla

lu

banyak

Kecukupan d

ana B

OS

Kem

aju

an

pro

gra

m

pendid

ikan

Sis

tem

adm

inis

trasi

teknis

pengadaan

yang

sem

akin

ma

ju

Penin

gkata

n ju

mla

h p

esert

a

did

ik

Kekuatan 1. Mendorong guru dan komite sekolah untuk lebih mengajukan usulan pengadaan perlengkapan sekolah khususnya untuk kegiatan belajar mengajar di kelas

2. Melakukan seleksi terhadap kebutuhan yang telah ada dalam RKS dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan

3. Sekolah mencoba mengajukan proposal bantuan pengadaan sarana dan prasarana yang belum mencukupi ke lembaga – lembaga sosial yang tidak mengikat

4. Menambah ragam sarana dan prasarana yang ada dengan menyewa atau meminjam mencukupi ke tempat lain

5. Menetapkan skala prioritas dalam pengadaan berdasarkan urgensi dalam perencanaan yang telah disusun sebelumnya

Rencana Kerja Sekolah (RKS) disusun bersama guru

Keterlibatan Komite Sekolah

Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar di kelas

Guru turut serta menyusun daftar kebutuhan sarana dan prasarana dalam rapat penyusunan anggaran

Pengadaan laboratorium komputer dan IPA yang mencukupi

Sekolah telah mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBS)

EFAS

IFAS

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

91

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka

rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya

mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana

aspek perencanaan dan pengadaan di Gugus Mina

Kencana adalah : (1) Mendorong guru dan komite

sekolah untuk lebih mengajukan usulan pengadaan

perlengkapan sekolah khususnya untuk kegiatan belajar

mengajar di kelas, (2) Melakukan seleksi terhadap

kebutuhan yang telah ada dalam RKS dengan melihat

urgensi setiap perlengkapan yang diperlukan, (3)

Sekolah mencoba mengajukan proposal bantuan

pengadaan sarana dan prasarana yang belum

mencukupi ke lembaga – lembaga sosial yang tidak

mengikat, (4) Menambah ragam sarana dan prasarana

yang ada dengan menyewa atau meminjam mencukupi

ke tempat lain dan (5) Menetapkan skala prioritas dalam

pengadaan berdasarkan urgensi dalam perencanaan

yang telah disusun sebelumnya

b. Rencana Strategis Tata Kelola Aspek

Penyimpanan dan Inventarisasi

Tabel 4.12 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek

Penyimpanan dan Inventariasasi

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kelemahan (W) 3,55 Peluang (O) 3,91

Kekuatan (S) 2,95 Ancaman (T) 3,14

Total (W - S) 0,59 Total (O - T) 0,77

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

92

Diagram 4.2 Matriks SWOT untuk Aspek Penyimpanan dan

Inventarisasi

Peluang

Kondis

i lin

gkungan

sekitar

yang

rela

tif

am

an

Tid

ak

terd

apat

gangguan

yang

ditim

bulk

an

akib

at

dari

penata

an

bara

ng

di

gudang

Inventa

risasi

yang baik

turu

t berp

engaru

h

dala

m

penghem

ata

n

sehin

gga

penila

ian

keuangan

sekola

h

me

nja

di le

bih

baik

Kem

aju

an

birokra

si

me

ndoro

ng

sekola

h

untu

k

me

nin

gkatk

an

adm

inis

trasi

inventa

ris

bara

ng k

ebutu

han y

ang

sem

akin

bailk

Sem

akin

m

aju

nya

pro

gra

m

softw

are

kom

pute

r untu

k

me

mb

antu

sis

tem

ma

naje

me

n

inventa

risasi bara

ng

Kelemahan 1. Menempelkan kode – kode barang pada setiap aset – aset sekolah yang

dimiliki

2. Membersihkan gudang penyimpanan secara berkala

3. Penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan jenis perabot tunggal,

individual atau klasikal

4. Melakukan penyimpanan barang – barang kecil seperti ATK dalam sebuah

wadah yang mudah dijangkau dan ditemukan dan penyediaan besi teralis

untuk penyimpanan barang –barang elektronik

5. Kepala sekolah menugaskan kepada penjaga sekolah untuk membuatkan

ruang sementara yang dapat digunakan untuk menyimpan barang – barang

jika gudang tidak mencukupi

Penataan barang yang tersimpan kurang baik

Tidak terdapat petugas khusus untuk mengelola penyimpanan sarana dan prasarana

Tidak terdapat administrasi dalam gudang

Inventarisasi tidak diikuti dengan perawatan yang baik sehingga data yang tercatat ada yang tidak sesuai dengan kondisi

Tidak semua barang memiliki kode khusus inventarisasi

Tidak tercatat barang yang memerlukan perawatan khusus dan pemisahan barang yang sering digunakan maupun barang yang tidak sering digunakan

EFAS

IFAS

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

93

Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka

rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya

mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana

aspek penyimpanan dan inventarisasi pada sekolah -

sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1)

Menempelkan kode – kode barang pada setiap aset – aset

sekolah yang dimiliki, (2) Membersihkan gudang

penyimpanan secara berkala, (3) Penyimpanan

dilakukan dengan memperhatikan jenis perabot tunggal,

individual atau klasikal, (4) Melakukan penyimpanan

barang – barang kecil seperti ATK dalam sebuah wadah

yang mudah dijangkau dan ditemukan dan penyediaan

besi teralis untuk penyimpanan barang –barang

elektronik dan (5) Kepala sekolah menugaskan kepada

penjaga sekolah untuk membuatkan ruang sementara

yang dapat digunakan untuk menyimpan barang –

barang jika gudang tidak mencukupi.

c. Rencana Strategis Peningkatan Tata Kelola

Aspek Pemeliharaan dan Pemanfaatan

Tabel 4.13

Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek

Pemeliharaan dan Pemanfaatan

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 3,52 Peluang (O) 3,29

Kelemahan (W) 2,81 Ancaman (T) 2,72

Total (S - W) 0,71 Total (O - T) 0,57

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

94

Diagram 4.3 Matriks SWOT untuk Aspek Pemeliharaan dan

Pemanfaatan

Peluang

Din

as

pendid

ikan

rutin

me

ngecek k

ondis

i sekola

h

Banyak

refe

rensi

stu

di

tenta

ng

pem

elih

ara

an

tere

ncana

yang

dapat

dig

unakan

Ekspekta

si

yang

tin

ggi

ora

ng

tua

sis

wa

terh

adap

pem

anfa

ata

n m

edia

bela

jar

yang m

encukupi

Pengirim

an

Ma

hasis

wa

dala

m

pra

ktik

me

ngaja

r di

sekola

h

me

nin

gkatk

an

ragam

ala

t pera

ga

Kurikulim

T

ingkat

Satu

an

Pendid

ikan

(KT

SP

)

me

mb

erikan hak oto

nom

i

penuh

terh

adap

sekola

h

dala

m

me

ngoptim

alk

an

pem

anfa

ata

n

sara

na

dan

pra

sara

na

Kekuatan 1. Memaksimalkan fungsi kepala sekolah dalam memelihara sarana

dan prasarana

2. Menyusun jadwal pemakaian sarana dan prasarana

3. Menambahkan catatan petunjuk teknis penggunaan dan

pemeliharaan terhadap sarana yang ada

4. Melakukan pembinaan terhadap semua personel sekolah untuk

meningkatkan aspek efisiensi dalam memelihara dan

memanfaatkan sarana

5. Memperkenalkan alat – alat pelajaran dan tempat penyimpanannya

kepada setiap siswa agar siswa dapat mendorong guru untuk

meningkatkan pemanfaatannya

Minat belajar siswa yang tinggi

Sekolah menyediakan lemari – lemari untuk pemeliharaan alat peraga

Sekolah dapat memperbaiki kembali beberapa barang yang telah rusak untuk dapat dipergunakan kembali

Guru sangat berhati – hati dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada

Kepala sekolah terlibat dalam pemeliharaan buku – buku perpustakaan

EFAS

IFAS

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

95

Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka

rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya

mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana

aspek pemeliharaan dan pemanfaatan pada sekolah -

sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1)

Memaksimalkan fungsi kepala sekolah dalam

memelihara sarana dan prasarana, (2) Menyusun jadwal

pemakaian sarana dan prasarana, (3) Menambahkan

catatan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaan

terhadap sarana yang ada, (4) Melakukan pembinaan

terhadap semua personel sekolah untuk meningkatkan

aspek efisiensi dalam memelihara dan memanfaatkan

sarana dan (5) Memperkenalkan alat – alat pelajaran dan

tempat penyimpanannya kepada setiap siswa agar siswa

dapat mendorong guru untuk meningkatkan

pemanfaatannya.

d. Rencana Strategis Tata Kelola Aspek

Penghapusan dan Pengawasan

Tabel 4.14 Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek

Penghapusan dan Pengawasan

IFAS EFAS

Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan (S) 3,55 Ancaman (T) 2,94

Kelemahan (W) 2,96 Peluang (O) 3,37

Total (S - W) 0,59 Total (T - O) 0,43

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

96

Diagram 4.4 Matriks SWOT untuk Aspek Penghapusan dan

Pengawasan

Tantangan

Kura

ngnya

min

at

pih

ak

sw

asta

bern

iat

me

ndapatk

an

lela

ng

bara

ng – bara

ng sekola

h yang

tela

h tid

ak la

yak p

akai

Pro

sedur

penghapusan

yang

sangat

banyak p

ers

yara

tannya

Kura

ngnya p

enyedia

an p

anduan

pengaw

asan

untu

k sara

na

dan

pra

sara

na

Jum

lah

bantu

an

BO

S

yang

me

ma

dai

untu

k

sara

na

dan

pra

sara

n

me

nuntu

t pih

ak

sekola

h

me

nin

gkatk

an

fungsi

pengaw

asan

Superv

isi

sekola

h le

bih

m

elih

at

fungsi

inventa

risasi

darip

ada

fungsi pengaw

asan

Kekuatan 1. Sekolah bersama gugus perlu mengadakan standar pengawasan

2. Meningkatkan fungsi efisiensi pengawasan dalam aspek perencanaan untuk mengurangi pemborosan tenaga, waktu dan materiil

3. Kepala sekolah membuat catatan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tiap minggu

4. Membagi tugas – tugas dan tanggung jawab terhadap semua personel sekolah untuk aktif mengawasi sarana dan prasarana

5. Menyediakan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang sebagai dasar untuk menentukan pengawasan dan penghapusannya

Sekolah telah mengelompokkan barang – barang yang layak untuk dihapus

Kepala sekolah memahami persyaratan penghapusan perlengkapan sekolah

Kepala sekolah aktif mengawasi inventaris sarana dan prasarana

Guru turut serta mengawasi sarana dan prasarana dari kerusakan dan kehilangan

Sekolah menjamin keselamatan siswa dalam penggunaan sarana dan prasarana

EFAS

IFAS

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

97

Berdasarkan hasil analisi SWOT tersebut, maka

rencana strategis yang perlu dilakukan sebagai upaya

mengembangakan tata kelola sarana dan prasarana

aspek penghapusan dan pengawasan pada sekolah -

sekolah di Gugus Mina Kencana adalah : (1) Sekolah

bersama gugus perlu mengadakan standar pengawasan,

(2) Meningkatkan fungsi efisiensi pengawasan dalam

aspek perencanaan untuk mengurangi pemborosan

tenaga, waktu dan materiil, (3) Kepala sekolah membuat

catatan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tiap

minggu, (4) Membagi tugas – tugas dan tanggung jawab

terhadap semua personel sekolah untuk aktif mengawasi

sarana dan prasarana dan (5) Menyediakan data dan

informasi dalam menentukan keadaan barang sebagai

dasar untuk menentukan pengawasan dan

penghapusannya.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis SWOT

a. Analisis SWOT untuk Aspek Perencanaan dan

Pengadaan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek perencanaan dan pengadaan pada

sekolah SD Pakopen 01, SDN Pakopen 02, MI Sabilul

Huda, dan SDN Jimbaran 01 di Gugus Mina Kencana,

diperoleh hasil skor akhir lingkungan aspek

perencanaan dan pengadaan (kekuatan – kelemahan )

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

98

adalah 0,51. Angka ini menunjukkan bahwa faktor

kekuatan yang ada lebih besar daripada faktor

kelemahan. Beberapa faktor kekuatan seperti Rencana

Kerja Sekolah (RKS) yang telah disusun bersama – sama

dengan para guru dapat mengatasi faktor kelemahan

jika alokasi dana sekolah tidak mencukupi. RKS yang

telah disusun juga telah mempertimbangkan faktor

jumlah peserta didik yang ada dan minimnya bantuan

dana dari orang tua siswa atau komite. Minimnya usulan

kebutuhan perabot sekolah juga disiasati sekolah

dengan mempersiapkan Rencana Anggaran Pendapatan

Belanja (RAPBS) yang matang.

Pada tabel EFAS skor akhir lingkungan eksternal

aspek perencanaan dan pengadaan (peluang -

tantangan) adalah 0,34. Kemajuan di bidang pendidikan

dasar dan penyederhanaan alur birokrasi dalam proses

perencanaan dan pengadaan dapat dimanfaatkan

sekolah – sekolah untuk menghadapi tantangan –

tantangan yang ada seperti tuntutan modernisasi

kebutuhan berdasarkan kematangan peserta didik.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan

bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina

Kencana berada pada titik (0,51 ; 0,34) yang berada pada

kuadran SO (Strength - Opportunity). Hal ini merupakan

situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah –

sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal

memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan

sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang

mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

99

kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan

peluang dari lingkungan eksternal.

c. Analisis SWOT untuk Aspek Penyimpanan dan

Inventarisasi

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek perencanaan dan pengadaan pada

sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh

hasil skor akhir lingkungan aspek penyimpanan dan

inventarisasi (kelemahan - kekuatan) adalah 0,59.

Angka ini menunjukkan bahwa faktor kelemahan yang

ada lebih besar daripada faktor kekuatan. Meskipun

sekolah telah mengadakan invetarisasi yang rutin setiap

tahun namun tidak diimbangi dengan penataan barang

– barang yang tersimpan kurang secara baik dan tidak

adanya administrasi dalam gudang penyimpanan.

Pada tabel EFAS skor akhir lingkungan eksternal

aspek penyimpanan dan inventarisasi (peluang -

tantangan) adalah 0,77. Kondisi lingkungan sekitar

relatif aman dalam menyimpan barang – barang

disekolah menjadi faktor peluang eksternal yang paling

kuat. Lingkungan eksternal faktor tantangan seperti

pelaporan inventarisasi dan resiko kerusakan barang di

luar jam operasional sekolah dianggap belum mampu

mengimbangi faktor peluang yang ada.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan

bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina

Kencana berada pada titik (-0,59 ; 0,77) yang berada

pada kuadran WO (Weakness - Opportunity). Hal ini

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

100

merupakan situasi yang kurang menguntungkan karena

sekolah – sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang

maksimal memiliki kelemahan di dalam lingkungan

internalnya namun masih terdapat peluang yang yang

dapat dimanfaatkan sehingga perlu diterapkan strategi

agresif yang mendukung kebijakan tata kelola dengan

mengurangi kelemhahan yang ada pada sekolah untuk

memanfaatkan peluang dari lingkungan eksternal.

d. Analisis SWOT untuk Aspek Pemeliharaaan

dan Pemanfaatan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek pemeliharaan dan pemanfaatan pada

sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh

hasil skor akhir lingkungan aspek pemeliharaan dan

pemanfaatan (kekuatan – kelemahan ) adalah 0,71.

Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang

ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Beberapa

faktor kekuatan seperti minat belajar siswa yang tinggi

mendorong pemanfaatan sarana menjadi lebih

maksimal, beberapa lemari telah disediakan oleh

sekolah untuk pemeliharaan alat peraga dan faktor

kehatihatian guru dalam penggunaan sarana yang ada

ikut memelihara kondisi barang dalam keadaan yang

baik.

Pada faktor EFAS skor akhir lingkungan

eksternal aspek pemeliharaan dan pemanfaatan

(peluang - tantangan) adalah 0,57. Sekolah telah mampu

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

101

mengoptimalkan otonomi penuh yang didapat dari

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk

mengoptimalkan pemanfaatan sarana yang ada. Peluang

– peluang di lingkungan eksternal telah mampu

menjawab berbagai tantangan yang ada.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan

bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina

Kencana berada pada titik (0,71 ; 0,57) yang berada pada

kuadran SO (Strength - Opportunity). Hal ini merupakan

situasi yang sangat menguntungkan karena sekolah –

sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal

memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan

sehingga perlu diterapkan strategi agresif yang

mendukung kebijakan tata kelola dengan menggunakan

kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan

peluang dari lingkungan eksternal.

d. Analisis SWOT untuk Aspek Penghapusan dan

Pengawasan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek penghapusan dan pengawasan pada

sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana, diperoleh

hasil skor akhir lingkungan aspek penghapusan dan

pengawasan (kekuatan – kelemahan ) adalah 0,59.

Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan yang

ada lebih besar daripada faktor kelemahan. Faktor

kekuatan terdapat pada kemampuan sekolah yang telah

dapat mengelompokkan barang – barang yang telah

layak untuk dihapus, sehingga memudahkan dalam hal

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

102

inventarisasinya, ditambah faktor lain seperti tidak

adanya cidera yang dialami peserta didik dalam hal

penggunaan sarana dan prasarana.

Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal

aspek perencanaan dan pengadaan (tantangan -

peluang) adalah 0,43. Prosedur penghapusan yang

banyak persyaratannya membuat sekolah jarang

melakukan penghapusan. Faktor peluang seperti nilai

ekonomis yang masih terdapat pada barang – barang

yang sudah tidak terpakai dirasa belum dapat menjadi

harapan.

Hasil perhitungan IFAS dan EFAS menunjukkan

bahwa posisi sekolah – sekolah pada Gugus Mina

Kencana berada pada titik (0,59 ; -0,43) yang berada

pada kuadran ST (Strength - Threath). Hal ini merupakan

situasi yang kurang menguntungkan karena sekolah –

sekolah yang memiliki hasil akreditasi kurang maksimal

memiliki kekuatan namun tantangan faktor eksternal

dirasa menjadi penghambat sehingga perlu diterapkan

strategi agresif yang mendukung kebijakan tata kelola

dengan menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah

untuk menghadapi tantangan dari lingkungan eksternal.

4.3.2 Rencana Strategis

a. Rencana Strategis untuk Aspek Perencanaan

dan Pengadaan

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan

EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strength -

Opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

103

pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan

internal sekolah untuk meraih peluang – peluang yang

ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut

ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya

tata kelola untuk aspek perencanaan dan pengadaan di

sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana.

Renstra pertama, mendorong guru dan komite

sekolah untuk lebih aktif mengajukan usulan

pengadaan perlengkapan sekolah khususnya untuk

kegiatan belajar mengajar di kelas, hal ini dapat dilihat

dari faktor kekuatan yang dapat menggambarkan

kekompakan personel sekolah dalam penyusunan

rencana kebutuhan. Dorongan komite sekolah yang

berinisiatif mengadakan alat – alat kebutuhan belajar

diharapakan dapat meringankan beban sekolah dalam

anggaran.

Renstra kedua, melakukan seleksi kebutuhan

dalam Rencana Kerja Sekolah. Seleksi yang dimaksud

agar pengadaan perabot sekolah dapat melihat dari

urgensi kebutuhan yang ada terlebih dahulu dibanding

mengadakan barang – barang yang bersifat sekunder.

Renstra ketiga, kemajuan dalam bidang

pendidikan tidak lepas dari antusiasme komponen

masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Sekolah dapat menangkap antusiasme masyarakat yang

mampu dengan mengajukan proposal pengadaan sarana

untuk lebih meningkatkan jumlah yang ada sehingga

kegiatan operasional belajar mengajar dapat lebih

berjalan dengan lancar.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

104

Renstra keempat, sekolah – sekolah pada Gugus

Mina Kencana dapat saling bekerja sama dalam hal

meminjam peralatan kebutuhan sehingga efisiensi

dalam hasil pengadaan lebih maksimal serta

mengurangi gangguan dalam deviasi nilai anggaran yang

didasarkan pada Rencana Anggaran Pendapatan dan

Belanja Sekolah (RAPBS).

Renstra kelima, Menetapkan skala prioritas dalam

fungsi pengadaan berdasarkan urgensi dalam

perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Skala

prioritas dimaksudkan agar aspek perencanaan dan

pengadaan dapat terjadi balance atau keseimbangan.

Skala prioritas yang ditetapkan sekolah dapat

memaksimalkan pengadaan agar tepat sasaran sesuai

distribusi penggunaan.

b. Rencana Strategis untuk Aspek Penyimpanan

dan Inventarisasi

Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek

penyimpanan dan inventarisasi maka strategi yang perlu

dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana

yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal

dalam komponen sarana dan prasarana khususnya

dalam tata kelola aspek penyimpanan dan inventarisasi

adalah sebagai berikut :

Renstra pertama, sekolah perlu mencetak kode –

kode barang untuk kemudian ditempelkan pada setiap

aset – aset sekolah yang telah dimiliki. Kode – kode yang

telah ditempelkan pada barang – barang untuk

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

105

kemudian dapat dilihat oleh para guru dan pegawai

lainnya, agar data yang telah tercatat dalam buku

inventaris dapat dikontrol keberadaannya.

Renstra kedua, hal pertama yang perlu dilakukan

dengan kondisi gudang yang tidak layak adalah dengan

berinisiatif untuk membersihkannya. Tempat yang telah

bersih dapat membantu minat personel sekolah untuk

mulai menata dan mengelompokkan barang – barang

yang ada, agar nantinya menjadi rapi.

Renstra ketiga, sekolah perlu mengelompokkan

jenis perabot berdasarkan macam dan bentuknya

(tunggal atau ganda, individual atau klasikal) kemudian

dalam penataannya perlu memperhatikan : (1)

perbandingan luas lantai dengan ukuran perabot yang

digunakan, (2) kelonggaran, (3) jarak antar perabot, dan

(4) kesesuaian dan keseimbangan.

Renstra keempat, barang – barang yang

berukuran kecil seperti ATK disimpan pada wadah

khusus kemudian menempatkannya pada posisi yang

mudah dijangkau dan ditemukan. Hal ini dilakukan

untuk mengurangi jumlah kehilangan pada barang –

barang tersebut, sehingga diharapkan dapat mengurangi

beban pembelian.

Renstra kelima, jika gudang yang tersedia tidak

mencukupi kepala sekolah menugaskan penjaga sekolah

untuk membuat ruang sementara untuk menyimpan

barang – barang sehingga barang – barang yang telah

tidak terpakai tidak mengganggu kenyamanan dalam

lingkungan sekolah.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

106

c. Rencana Strategis untuk Aspek Pemeliharaan

dan Pemanfaatan

Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek

pemeliharaan dan pemanfaatan maka strategi yang

perlu dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina

Kencana yang memperoleh hasil akreditasi kurang

maksimal dalam komponen sarana dan prasarana

khususnya dalam tata kelola aspek pemeliharaan dan

pemanfaatan adalah sebagai berikut :

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan

memaksimalkan fungsi kepala sekolah dapal

memelihara sarana dan sarana. Kepala sekolah dapat

memberikan contoh kepada guru dan pegawai lain

untuk lebih giat dalam memelihara barang – barang yang

ada, sehingga barang – barang yang telah terpelihara

dengan baik mendorong minat siswa dan guru untuk

memanfaatkannya secara maksimal.

Hal yang kedua adalah menyusun jadwal

pemakaian sarana yang ada. Sekolah yang tidak mampu

membeli barang – barang dengan jumlah yang

mencukupi dapat mensiasatinya dengan mengadakan

pemakaian secara bergiliran.

Ketiga, perabot dan sarana pembelajaran yang

ada diberikan petunjuk teknis pemakaian dan

pemeliharaan berkala dengan diberi tulisan yang mudah

untuk dipahami. Hal ini agar setiap perabot sarana yang

digunakan dapat lebih awet dan mempermudah dalam

pemakaiannya.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

107

Rencana keempat adalah dengan membina

personel sekolah agar mampu memahami dan

mengimplementasikan aspek efisiensi dalam

pemanfaatan sarana yang ada. Efisiensi yang dilakukan

dalam penggunaan sarana terhadap barang – barang

yang dapat berkurang pakai seperti cat, tinta, kertas

print dan lainnya dapat mengurangi biaya operasional

agar keuangan sekolah dapat dialihkan untuk

pengadaan sarana lain yang dibutuhkan.

Rencana kelima, Memperkenalkan alat – alat

pelajaran dan tempat penyimpanannya kepada setiap

siswa agar siswa dapat mendorong guru untuk

meningkatkan pemanfaatannya. Di sisi lain diharapkan

juga agar perabot yang telah diperkenalkan siswa

dengan aspek pemeliharaaan dan pemanfaatannya

diharapkan dapat menumbuhkembangkan rasa

memiliki siswa terhadap sarana sekolah.

d. Rencana Strategis untuk Aspek Penghapusan

dan Pengawasan

Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek

penghapusan dan pengawasan maka strategi yang perlu

dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana

yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal

dalam komponen sarana dan prasarana khususnya

dalam tata kelola aspek penghapusan dan pengawasan

adalah sebagai berikut :

Renstra pertama, standar pengawasan terhadap

sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan

membuat suatu Standar Operasional Prosedur (SOP)

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

108

yang didiskusikan bersama - sama dengan sekolah –

sekolah pada Gugus Mina Kencana. Standar

pengawasan yang dibuat didasarkan pada aspek

lingkungan internal yang terdapat pada Gugus Mina

Kencana.

Renstra kedua, kepala sekolah mengawasi

perencanaan bersama dan menilai efisiensi yang ada

untuk mengurangi pemborosan tenaga, waktu, dan

materiil. Hal ini dapat dimungkinkan ketika dalam

pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan

perencanaan yang ada sehingga faktor non teknis yang

terjadi berdampak pada pemborosan tenaga, waktu dan

biaya operasional.

Renstra ketiga, pengawasan dalam aspek

pemanfaatan sarana yang ada dikontrol kepala sekolah

dengan membuat minimal catatan kecil untuk

mengetahui efektifitas pembelajaran tiap pekannya. Jika

pemanfaatan sarana yang ada tidak berdampak positif

dan mendukung peningkatan akademis siswa, kepala

sekolah dapat mendiskusikannya bersama guru.

Renstra keempat, setiap personel sekolah tanpa

terkecuali temasuk kepala sekolah mendapatkan

pembagian tugas untuk mengawasi sarana yang telah

dikelompokkan sebelummnya. Pembagian tugas yang

jelas dapat meningkatkan kekompakkan warga sekolah

dan meringankan beban tanggung jawab pengawasan

oleh kepala sekolah saja.

Renstra kelima, kemampuan sekolah yang telah

mengelompokkan barang–barang yang telah layak hapus

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/15867/4/T2_942014702_BAB IV... · 3. Keterlibatan Guru dalam Inventarisasi kebutuhan belajar mengajar

109

perlu diikuti dengan menyediakan data dan informasi

yang jelas. Data–data tersebut dapat berisi informasi

mengenai kondisi barang yang ada, jenis kerusakan dan

usaha perbaikan yang telah dilakukan.