efek samping

Embed Size (px)

DESCRIPTION

doc

Citation preview

Pertimbangan keamanan terapi Penghambat Pompa Proton (PPI)jangka panjang pada usia lanjutF Soemanto PadmomartonoSubbag. Gastroenterohepatologi, Bag. Penyakit DalamFakultas Kedokteran Universitas Diponegoro / Rumah Sakit Dr KariadiSemarangPendahuluanObat penghambat pompa proton (proton pump inhibitor, PPI) adalah salah satu obat yang banyak dikonsumsi masyarakat diseluruh dunia.PPI adalah obat antisekresi asam (ASA) yang paling potent dan direkomendasi sebagai terapi lini pertama untuk pengobatan dan pencegahan penyakit asam lambung (acid related diseases/ ARD).PPI sangat poluler di kalangan medis dan masyarakat untuk pengobatan dan pencegahan ARD.Penjualan PPI meningkat sangat pesat.Di USA beberapa ratus juta resep PPI per tahun. Di UK dalam periode 4 tahun terjadi peningkatan 10 kali lipat, dan pengulangan resep pada 77%.PPI terbukti aman dan ditoleransi baik oleh penderita.Efek samping minimal berupa sakit kepala, nausea, sakit perut, konstipasi, flatulence dan diare.Efek samping biasanya ringan dan hilang spontan, dan tidak berhubungan dosis obat dan usia penderita. Beberapa tahun belakangan banyak bukti yang menunjukkan beberapa efek potensial bahaya terutama pada penggunaan PPI jangka panjang.Disinyalir juga banyak penggunaan PPI yang berlebihan (overutilization) atau indikasinya tidak jelas (misuse) yang terjadi pada masyarakat kedokteran dan masyarakat awam.Orangtua seringkali menderita banyak penyakit (multi-disease), konsumsi banyak obat (polypharmacy), lebih rentanefek samping obat, dan risiko interaksi obat meningkat.Banyak orangtua adalah pengguna PPI jangka panjang untuk pengobatan dan pencegahan penyakit ARD.Sehingga efek bahaya PPI lebih banyak terjadi dan lebih membahayakanmereka.Pada masa kini untuk mengurangi atau menghindari efek bahaya tersebut, sudah selayaknya para klinisi dalam pemberian terapi PPI jangka panjang harus dipertimbangkan secara matang, antara manfaat terapi bagi penderita dengan risiko bahayanya.Indikasi terapi PPIIndikasi terapi PPI yang benar dan disetujui kalangan medis(approved) adalah untuk: ulkus peptikum akut, GERD (simtomatik, esofagitis erosiva, Barretts esofagitis), ulkus peptikum akibat NSAID, eradikasi Helicobacter pylori, kondisi hipersekresi asam (Zollinger Ellison), dan pencegahan komplikasi GI/ perdarahan GI pada terapi NSAID, antitrombosis dan pengencer darah pada penderita risiko tinggi(sebagai ko-terapi). Indikasi lain khusus pada penderita rawat inap di RS adalah terapi perdarahan akut SCBA, terapi pencegahan stress-ulcer pada penderita penyakit kritis.Penggunaan PPI berlebihan (overutilization)Belakangan ini banyak penelitian yang menunjukkan penggunaan PPI yang berlebihan (overutilization), dan ataudengan indikasi tidak benar/ jelas(misuse).Hal ini dapat terjadi di rumah sakit (RS) atau di rawat jalan, Sekitar 50-60% peresepanobat ASA di RStanpa indikasi tepat atau jelas.Studi indikasi terapi PPI diRSdi USA didapatkan hasil: 35% indikasi jelas, 10% terapi empirik, 18% sebagai gastroproteksi, dan 36% tanpa indikasi yang jelas.Terapi PPI berlebihan di RS biasanya pada profilaksis stress-ulcer yang tidak tepat, dan kealpaan klinisi menghentikan PPI sebelum penderita pulang.Pada rawat jalan biasanya karena kealpaan klinisi menilai ulang manfaat terapi PPI dan kealpaan memakai strategion-demand therapy dan step- down teraphy.Di masyarakat seringresep PPI yang dimulai di RS/ klinik,secara otomatis PPI diteruskan dengan dosis tetap, tanpa dievaluasimasih perlu/ tidak.Salah satu isu efek samping terapi PPI adalah risiko rebound acid hypersecretion dan risiko hypergrastinemia.Satu studi RCT membandingkan terapi PPI dengan placebo pada dyspepsia non-H pylori selama 4 minggu.(Niklasson dkk,2010). Evaluasi setelah terapi selesai timbul lagi keluhan dyspepsia pada PPI 44% dibanding placebo 9% (p