ENTOMOLOGI

Embed Size (px)

Citation preview

Kelompok II Jhon Hery Manurung Nur Fitriani Lubis Gresya Hutabarat Apri Ratna Sari Maria Manik Eka Lasma Simamora

Serangga mempunyai sistem otot yang terdiri atas otot serang lintang ( otot bergaris), yang berhubungan dengan saraf yang dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot. Sehingga menimbulkan adanya gerakan gerakan pada organ tubuh, seperti : tungkai, sayap, dan tarsus yang gerakannya berupa lari, terbang atau loncat.

Otot terdiri atas 2 jenis, yaitu : a. Otot skelet Otot skelet yaitu otot yang melekat pada dinding tubuh (integument) serta pada bagian bagian tubuh lainnya, yang dihubungkan oleh saraf halus yang disebut tonofibril. b. Otot visceral berada disekitar jantung dan disekitar saluran pencernaan makanan serta saluran sistem reproduksi, yang dapat menghasilkan gerakan gerakan yang menggelombang

Otot dalam menggerakan bagian bagian alat tubuhnya akan

menyesuaikan dengan susunan masing masing segmen organ tubuh Setiap segmen dari organ tubuh mis. tungkai memiliki otot masing masing Segmen seperti segmen tarsus dan segmen flagela tidak memiliki otot sendiri Beberapa alat organ tubuh seperti galea dan pretarsus, hanya memiliki otot flexor yaitu otot yang fungsinya mengikat suatu alat organ tubuh. Otot serangga pada belalang, memilki kemampuan yang sangat tinggi, yaitu dapat menghasilkan daya 20 X berat badanyanya

Otot mandibula

Otot mesotorak dan metatorak larva Lepidoptera

Otot kaki

Walaupun beragam tampilannya, organ reproduksi serangga memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan organ reproduksi pada vertebrata: testis pada jantan menghasilkan sperma dan ovarium pada betina menghasilkan telur. Kedua jenis gamet ini haploid dan uniseluler, tetapi telur biasanya memiliki volume yang jauh lebih besar daripada sperma (Meyer, 2009). Setiap sistem reproduksi dapat bervariasi dalam bentuk (misalnya gonad dan kelenjar aksesori), posisi (misalnya tambahan kelenjar aksesori), dan jumlah (misalnya tabung ovarium atau testis, atau organ penyimpanan sperma) antara kelompok serangga yang berbeda, dan kadang-kadang bahkan di antara spesies yang berbeda dalam genus (Gullan and Cranston, 2005). Dalam praktikum ini akan dilihat struktur dari sistem reproduksi jantan dan betina pada belalang (Orthoptera: Acrididadae).

A. testes;B. follicles; C. vasa efferentia; D. seminal vesicles; E. vasa deferentia; F. ejaculatory duct; G. aedeagus; H.accessory glands

A. ovaries; B. ovarioles; C. lateral oviducts;D. common oviduct; E. bursa copulatrix; F. accessory glands; G. spermatheca; H. spermathecal gland

1. Otak. 2. Gangliondalam kepala 3. Urat Syaraf Ventral. Terletak di Subesofagus. diatas esofagus

Protoserebrum mempersyarafi mata

majemuk dan mata tunggal

Deutroserebrum Mempersyarafi antena dan sungut

Tritoserebrum Mempersyafari labrum dan usus depan

sistim endokrin mengendalikan perubahan-perubahan

yang berlangsung lama dalam perkembangan, pertumbuhan, reproduksi metabolisme Sistim endokrin dan informasi sensori yang berasal dari lingkungan di koordinasikan melalui otak serangga Sistim endokrin terdiri dari kelenjar dan sel-sel khusus yang mengekskresikan hormon.

Hormone otak atau hormone protorasiotropik (PPTH)

hormon ekdison hormon juvenile

Hormone otak atu protorasiotropik dihasilkan oleh

sel-sel neurosekretori khusus dari otak protosereberum. Fungsi hormo ini adalah berperan alam pergantian kulit dalm pengendalian diapause Berperan juga dalm merangsang penghaslian hormone ekdison atau hormone (pergatian kulit)

hormon ini dihasilkan oleh kelenjar porotoraks beserta

dengan jaringan yang berasosiasi dengan nya Hormon ini berperan dalam hal mengawali pertumbuhan dan perkembangan serangga, dan juga yang menyebabkan terjadinya apolisis, yaitu suatu peristiwa terjadinya pemisahan epidermis dari kutikula sebagi bagian dari proses berganti kulit (molting). Sehubungan dengan itu maka hormon ini dikenal juga sebagai hormon molting (perghantian kulit)

hormon ini dihasilkan oleh corpora allata dan akan

dilepaskan setelah mendapat rangsangan syaraf dan hormonal dari otak fungsi dari hormon ini adalah dalam hal penghambatan metamorphosis maupun dalam hal vitellogenesis, ativitas tambahan kelenjar reproduksi dan produksi feromon