28
EUTHANASIA By: Adam, Ario, Ardly

Euthanasia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

euthanasia

Citation preview

Page 1: Euthanasia

EUTHANASIA

By: Adam, Ario, Ardly

Page 2: Euthanasia

POKOK BAHASAN• Pengertian Euthanasia• Pembagian Euthanasia• Hidup dan Mati dalam terminologi Islam• Kedudukan Jiwa Manusia dalam Islam• Mati dan Tanda Kematian• Larangan Euthanasia• Euthanasia Negatif• Melepaskan Alat Bantu Pengobatan• Euthanasia dan Kaitannya dengan Jarimah Mati• Pandangan Ulama Indonesia tentang Euthanasia• Kesimpulan

Page 3: Euthanasia

Pengertian Euthanasia• Secara Etimologis : Euthanasia berarti mati dengan baik,

tidak bisa diartikan sebagai suatu pembunuhan atau upaya menghilangkan nyawa seseorang.

• Philo (50-20 SM) : Euthanasia berarti mati dengan tenang dan baik.

• Suetonis (penulis romawi) : Euthanasia berarti ‘ mati cepat tanpa derita’

• KODEKI :1. Berpindah ke alam baka dengan tenang dan aman, tanpa pasienan, untuk orangyang beriman dengan menyebut nama Allah di bibir.2. Ketika hidup berakhir, pasienan si sakit diringankan dengan memberikan obat penenang.3. Mengakhiri pasien dan hidup seseorang yang sakit dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri dan keluarganya.

Page 4: Euthanasia

Pembagian Euthanasia1. Euthanasia AktifYakni perbuatan yang dilakukan secara medik melalui intervensi aktif oleh seorang dokter dengan tujuan untuk mengakhiri hidup pasien.

2. Euthanasia PasifMerupakan perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia.

3. Auto-Euthanasia (Euthanasia Pasif atas permintaan)Jika seseorang pasien menolak secara tegas dengan sadar untuk menerima perawatan medis dan ia mengetahui bahwa hal ini akan memperpendek/mengakhiri hidupnya, dari penolakan tersebut ia membuat cocodicil (sebuah pernyataan tertulis).

Page 5: Euthanasia

Hidup dan Mati dalam Terminologi Islam

• Hakikat Mati, menurut dalil-dalil dalam syariat islam didefinisikan ‘pisahnya ruh dari jasad’.

Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Q.s. Al-Anbiya (21):91)

dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang ta'at. (Q.s. Al-Tahrim (66):12)

Page 6: Euthanasia

• Hakikat roh merupakan urusan dan rahasia Allah, sebagaimana dinyatakan dalam ayat al-Quran:

• Definisi hidup menurut syarak, antara lain ‘jika atau karena ia memiliki roh’ , sebagaimana dinyatakan dalam ayat al-Quran:

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Q.s. Al-Isra (17):85)

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (Q.s. Al-sajdah(32):9)

Page 7: Euthanasia

• Kata ’hidup’ kadang digunakan dalam berbagai maksud, di antaranya, untuk ‘potensi/daya yang ada pada tumbuhan dan hewan’, seperti dalam ayat:

• Kadang –kadang pada ‘adanya potensi intelekstual’ sebagaimana dimiliki oleh manusia, seperti terdapat dalam ayat al-Quran:

Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. (Q.s. Al-An-am (6):122)

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Page 8: Euthanasia

• Bisa juga menunjukkan pada ‘kehidupan ukhrawi yang abadi yang tidak akan mengalami mati’,seperti dinyatakan dalam ayat yang lain:

• Dalam keyakinan islam,kematian yang menentukannya Allah semata, sebagaimana dinyatakan dalam ayat al-Quran:

Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". (Q.s. Al-Fajr (89):24)

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal696. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). (Q.s. Yunus (10):49)

Page 9: Euthanasia

• Pihak yang berhak mematikan dan menghidupkan manusia hanyalah Allah. Manusia tidak diberi hak atau wewenang memberi hidup dan mematikannya, sebagaimana dinyatakan dalm ayat:

Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Q.s. Yunus (10):56) 

Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, (1) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,(2) (Q.s. Al-Mulk (67):1-2

Page 10: Euthanasia

• Ada beberapa ayat menjelaskan bahwa manusia akan mati ketika ruhnya ditahan dan ketika jiwanya dipegang oleh Allah swt:

• Titik pencabutan ruh disinggung dalam ayat al-Quran:

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan1314. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Q.s. Al-zumar (39):42) 

Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, (1) padahal kamu ketika itu melihat,(2) (Q.s. Al-Waqiah (56):83-84)

Page 11: Euthanasia

• Pada saat akan dicabut ruhya, seseorang akan mengalami sakratul maut, seperti dinyatakan dalam ayat al-Quran:

Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (Q.s. Qaf (50):19)

Page 12: Euthanasia

Kedudukan Jiwa Manusia dalam Islam

Islam sangat menghargai jiwa manusia, banyak ayat Al-quran dan hadis yang menerangkannya. Oleh karena itu seseorang tidak diperkenankan melenyapkan tanpa ada alasan syar’i yang kuat.

Orang yang menghilangkan nyawa orang lain tanpa alasan syar’I yang dibenarkan sama halnya dengan merusak tatanan kehidupan masyarakat seluruhnya, sebagaimana dinyatakan dalam ayat Al-quran:

Page 13: Euthanasia

32. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain [411], atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya [412]. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu [413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi

Page 14: Euthanasia

Jadi, begitu besarnya penghargaan Islam terhadap jiwa manusia maka, Segala perbuatan yang merusak dan menghilangkan jiwa manusia diancam dengan hukuman yang berat dan setimpal dalam bentuk qisash atau diyat

Page 15: Euthanasia

Menurut Yusuf al-qaradhlawi menjelaskan seorang dianggap telah mati dan diberlakukan semua hukum syarak yang berkenaan dengan kematian, apabila telah nyata adanya salah satu dari 2 indikasi berikut:1. Jika denyut jantung dan pernafasan telah berhenti secara

total, dan para dokter telah menetapkan bahwa keberhentian tersebut tidak akan pulih kembali.

2. Jika seluruh aktivitas otak sudah berhenti sama sekali dan para dokter ahli sudah menetapkan tidak akan pulih kembali, otaknya sudah tidak berfungsi.

Mati dan Tanda Kematian

Page 16: Euthanasia

Larangan Euthanasia

Ulama sepakat mengharamkan Euthanasia, baik aktif maupun pasif, karena termasuk tindakan mempercepat kematian,termasuk bentuk pembunuhan. Banyak Nash agama mengharamkan tindakan pembunuhan, diantaranya :a. Bahwa urusan hidup dan mati hanya ada di tangan tuhan, seperti disebutkan dalam ayat al-Quran :

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.s. al-Mulk (67):2).

Page 17: Euthanasia

b. Islam melarang bunuh diri dan membunuh orang lain kecuali yang hak, Firman Allah :

“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar [518]". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya)” (Q.s. Al-An’am (6):151

Page 18: Euthanasia

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu [287]; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.s. al-Nisa (4):29).

Page 19: Euthanasia

c. Nabi SAW memerintahkan berobat dan melarang putus asa. Sabda Rasulullah SAW. :

“Nabi bersabda: “Hai hamba-hamba Allah! Berobatlah! Sesungguhnya Allah SWT tidak menciptakan penyakit, kecuali diciptakannya pula obat penyembuhnya, kecuali satu hal, apakah itu ya rasulullah, Nabi menjawab: pikun atau lanjut usia” (HR al-Turmudzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Page 20: Euthanasia

Sanksi azab terhadap pembunuh di akhirat dijelaskan dalam sejumlah nash, seperti dinyatakan dalam ayat Al-quran:

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya” (Q.s. al-Nisa (4):93)

Page 21: Euthanasia

Sedangkan sanksi di dunia adalah qishash, seperti dijelaskan dalam Al-Quran:

“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (Q.s. al-Maidah (5):45)

Page 22: Euthanasia

Euthanasia negatifMemudahkan proses kematian dengan cara pasif yakni dengan cara penghentian pengobatan atau tidak memberikan pengobatan yang didasarkan pada keyakinan dokter bahwa pengobatan atau obat-obatan yang dilakukan itu tidak ada gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan sunnatullah dan hukum kualitas

Page 23: Euthanasia

Euthanasia dan kaitannya dgn jarimah mati

Para ulama sepakat menetapkan suatu perbuatan digolongkan sbg jarimah apabila dilarang secara tegas dlm syarak.Dapatnya ditegakan had terhadap pelaku tindakan jarimah jika terpenuhi unsur-unsur,yaitu sbb :1. Nash yg melarang perbuatan tsb memberikan ancaman hukuman disebut sbg

unsur formal(rukun syar’i)2. Tindakan yang membentuk suatu perbuatan jarimah , baik perbuatan nyata

maupun sikap tdk berbuat disebut unsur material (rukun maddi)3. Pelakunya seorang mukallaf ,orang yang dpt dimintai pertanggungjawaban

terhadap jarimah yg dilakukannya,disebut unsur moral(rukun abadi)

Terjadinya euthanasia aktif tdk terlepas dari tiga alasan berikut:4. Daripihak pasien yg meminta dokter karena tdk tahan lg menderita sakit karena

jenis penyakit ini terlalu gawat dan telah lama dialami5. Dari pihak keluarga /wali yg merasa kasihan atas pasienan pasien,apalagi jika

pasien tampaknya tdk tahan lagi menanggung rasa sakit atas penyakitnya,baik karena terlalu lama atau amat ganasnya penyakit ini

6. Pihak keluarga tertentu bekerjasama dgn dokter untuk mempercepat kematian pasien,karena menginginkan warisan dari pasien atau alasan amoral lainnya

Page 24: Euthanasia

Melepas alat bantu pengobatan

Bila dalam keadaan otak tidak berfungsi lagi tetapi nafas masih ada, para ulama berbeda pendapat tentang hukum mencabut alat bantu pernafasan yang dipasang:1. Tidak boleh, tindakan itu masih dianggap

sebagai salah satu bentuk tidak menjaga kehidupan insani

2. Sebagian ulama membolehkannya, mereka menilai alat tersebut hanya sebagai alat untuk memperpanajng sakit

Page 25: Euthanasia

ا� و� ل� ل� ق� ت ت ا ت� � ق�‌ ل� م�ن �� ض ت�� ت ت�ن �ة ت� �ـ ت ت ت" ل�� ت ت#�" وا $ ت ت%� ت& ت' �ـ ت) ق( ت+ٱ ل,� تن ق- ت+ ل�� ت( ت�ٲ ق� ت#� ا� و� ل� ل/ 0# ق ت ت ا ا� لن� ت� ت�1 تن ت3ي )$ ت ٱ ت05 ل$ي ت0# �ـ و تية06 ) ض ت7- ت8 ق� ل� ت+ ت" ت09 ت: �$ ت ٱ( ت$" ت%� � ق�‌ ل� ت; ل> (٢٩ت#�ن

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; [2] sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (29)

Page 26: Euthanasia

Pandangan ulama indonesia tentang euthanasia

Respo ulama indonesia, antara lain, datang dari Bahtsul Masail NU, diputuskan pada Muktamar XXII tahun 1989: tindakan media demikian hukumnya haram, dasarnya ibarata (teks) dalam sejumlah kitab fikih.

Page 27: Euthanasia

۞ � ةن0‌ ض �ـ ت; ق7 ت%� تن قي Bت ت( ت�ٲ ق( ت+ٱ ت� � ‌0�ة# ض ق- Cت ت:ۦ ت+ ا� ل�9 ت� Eق ل ا$ ت ت#� � ق�‌ ل, ق- ت� ت� ق� ل, ل$+ ت8 Fت �$ ت ت7 ت�0 ل& ق ت#� ا� ق� ت( 0Gت ت ق& Hلت05 قن ت� ت� ت5 Iت ت�0 Jت ت7 ت�ٲ ت> ق( ٱ ا� ل+� ت� ق� ت ت ا ت� ق�‌� Kل $ي0 ت ت%� ت� ق� ل, Hل Lل ق� تن لن Mق $ن ت � ‌N� ض �ـ ت� ق� ت%� قن م� ل/� Bت �ـ ت( ق� ت#� ا� و� ل� ل� ق� ت ت ا ت�ت" ل�� ت� Gق ت ق� ل� �$ ت Gت ت( ت:ۦ ت+ ل�� Oـ P$ت ت� ق� ل� ت( تQٲ �‌Nم Mت ق( ت+ٱ ا$ ت ت%� ل: �$ ت ٱ( Fت �$ ت ت7 ت�ى )$ ت ٱ Sت ق> $ن ت ٱ( ا� ل�� ل� ق� ت ت ا ت� تن‌� ت' ت+ ت�0 ت�

(١٥١)Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah [membunuhnya] melainkan dengan sesuatu [sebab] yang benar" [1]. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami [nya]. (151)

Page 28: Euthanasia

kesimpulan1. Dalam perspektif akidah islam bahwa pihak

yang berhak mengakhiri hidup seseorang hanyalah Allah.

2. Dalam perspektif hukum islam semua bentuk euthanasia hukumnya haram, karena adanya unsur tujuan agar mati.