129

Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

  • Upload
    fakhri

  • View
    186

  • Download
    45

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Book

Citation preview

Page 1: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968
Page 2: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

Materi Pelatihan

PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH

KURSUS KEUANGAN DAERAH KHUSUSEdisi Tahun 2013

Kementerian Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Page 3: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

iiiMATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH“Kursus Keuangan Daerah Khusus”

Pengarah Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan – Kementerian Keuangan Sekretaris Dirjen Perimbangan Keuangan – Kementrian Keuangan Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah – DJPK Direktur Pajak Daerah dan Retribusi Daerah – DJPK Direktur Dana Perimbangan – DJPK Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah – DJPK

Editor Suhanda Budi Mulyana

Kontributor Doddy Hardiana (DPJK) Zarwih Sabar (Universitas Indonesia) Icuk Rangga Bawono (Universitas Gadjah Mada) Mirna Amirya (Universitas Brawijaya) Andi Kusumawati (Universitas Hasanuddin) Jelly Koagouw (Universitas Sam Ratulangi) Suhairi (Tim QA)

Kementerian Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Didukung oleh:

Deutsche Gesellschaft fuer Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHDecentralisation as Contribution to Good Governance (DeCGG) ProgramFiscal Decentralisation Component

Jakarta 2013

Page 4: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

ivMATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kata SambutanKapasitas sumber daya manusia yang handal di seluruh pemerintah daerah merupakan salah satu kunci sukses pengelolaan keuangan daerah yang effisien, transparan, dan akuntabel. Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan pemahaman para aparat pengelolaan keuangan Daerah dari seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) - Kementerian Keuangan sejak tahun 1981/1982 telah menyelenggarakan Kursus Keuangan Daerah (KKD). Sementara itu, kegiatan Kursus Keuangan Daerah Khusus Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daereah (KKDK) diselenggarakan sejak tahun 2007. Dalam pelaksanaannya, KKD dan KKDK dikerjasamakan dengan 7 perguruan tinggi negeri (yang selanjutnya dikenal dengan sebutan center of knowledge/center), yaitu: Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas (Unan), Univeristas Hasanuddin (Unhas), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Pelaksanaan KKD-KKDK terus mengalami penyempurnaan dan updating terutama terkait dengan kurikulum, satuan acara pembelajaran (SAP), dan modul. Untuk pertama kali, pada tahun 2012, modul-modul kegiatan KKD-KKDK diseragamkan agar setiap lulusan mempunyai pemahaman yang sama atas materi yang diajarkan. Perbaikan kualitas pelaksanaan KKD-KKDK terus dilanjutkan dan pada tahun 2013, DJPK mendapat dukungan dari GIZ untuk melakukan standarisasi Modul KKD-KKDK sehingga modul-modul tersebut diharapkan dapat memenuhi standar modul internasional. Standarisasi modul ini menghasilkan dua produk utama, yaitu: (i) Materi Pelatihan (handbook) ; dan (ii) Panduan Bagi Pelatih (trainer guideline) untuk 6 (enam) jenis pelatihan, yaitu Perencanaan Penganggaran, Pendapatan Daerah, Belanja Daerah, Barang Milik Daerah, Penatausahaan Perbendaharaan Daerah dan Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada GIZ yang telah mendukung pelaksanaan standarisasi materi pelatihan dan panduan bagi pelatih ini sehingga memudahkan bagi para pelatih untuk melaksanakan pelatihan sehingga output dari hasil pelatihan ini memiliki standar yang berkualitas tinggi. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penyusun modul, pimpinan dan pengurus center penyelenggara kegiatan KKD-KKDK serta seluruh pihak yang terlibat dalam proses penyusunan standarisasi materi pelatihan KKD-KKDK ini.

Diharapkan dengan kehadiran modul yang telah distandarisasi ini akan menjadikan kualitas dari pelaksanaan pelatihan KKD-KKDK terjaga dengan baik dan juga memudahkan para pelatih dan penyelenggara dalam melaksanakan pelatihan KKD-KKDK. Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan pelatihan KKD-KKDK dapat berkontribusi pada perbaikan pengelolaan keuangan daerah.

Jakarta, Maret 2014Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah

Adriansyah

Page 5: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

vMATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Daftar IsiKata Sambutan iv

PENDAHULUAN viii

Topik1 KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1

1.1 Pemegang Kekuasaan Keuangan Daerah 3

1.2 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah 4

1.3 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah 4

1.4. Pejabat Pengguna Anggaran/Barang 6

1.5. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD 8

1.6. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan 8

1.7. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran 8

1.8. Bendahara & Sistim Perbendaharaan Negara 10

1.9 Soal Diskusi 12

Topik 2 SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH 13

2.1 Urgensi SPIP 15

2.2 Pengertian dan Tujuan SPIP 15

2.3 Unsur-Unsur SPIP 16

2.4. Soal Diskusi 19

TOPIK 3 SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS SKPD 20

3.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan SKPD 22

3.2 Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD 23

3.3 Prosedur (Tata Cara) Pembukuan Bendahara Penerimaan SKPD 27

3.4 Prosedur (Tata Cara) Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD 32

3.5. Soal Latihan 35

TOPIK 4 SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS PPKD 36

4.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan PPKD 38

4.2 Prosedur Penerimaan Pendapatan dan Pembiayaan di PPKD 39

4.3 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan dan Pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD 39

4.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD. 41

4.5. Soal Latihan 42

TOPIK 5 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS SKPD 43

5.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran SKPD 45

5.2 Prosedur Pembayaran Belanja SKPD 47

5.2.1. Uang Persediaan (UP) 47

5.2.3. Tambah Uang (TU) 52

5.2.4. Pembayaran Langsung (LS) 55

Page 6: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

viMATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

5.3 Prosedur Pembukuan Belanja 63

5.4 Prosedur Pertanggungjawaban Belanja 75

5.5 Soal Latihan 83

TOPIK 6 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PPKD 85

6.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran PPKD 87

6.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD 90

6.5 Latihan Soal 91

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BUD 92

7.1 Jenis-Jenis Laporan Pertanggungjawaban BUD 94

7.2 Prosedur Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban BUD 98

7.3. Soal Latihan 98

TOPIK 8 PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA TERHADAP BENDAHARA 99

8.1. Informasi Kerugian Negara/Daerah 101

8.2 Tim Penyelesaian Kerugian Negara 102

8.3 Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) 105

8.4 Jangka Waktu Penggantian Kerugian Negara 108

8.5 Pembebanan Kerugian Negara Sementara 108

8.6 Penetapan Batas Waktu 110

8.6.1 Pengajuan Keberatan atas SK PBW 112

8.7. Pembebanan Kerugian Negara 112

8.7.1. Pelaksanaan Keputusan Pembebanan 114

8.8. Kadaluwarsa 114

8.10. Keputusan Pengadilan 117

8.11. L atihan Soal 117

Page 7: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

DAFTAR SINGKATANIstilah

(Singkatan)Penjelasan

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran

SPD Surat Penyediaan Dana

RKA Rendacan Kerja Anggaran

SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah

SKPKD Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah

BUD Bendahara Umum Daerah

PPKD Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah

PA/PB Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang

KPA/KPB Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang

PPK Pejabat Penatausahaan Keuangan

PPTK Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan

SPP Surat Permintaan Pembayaran

SPM Surat Perintah Pembayaran

SP2D Surat Perintah Pencairan Dana

SPJ/LPJ Surat/Laporan Pertanggungjawaban

SKP Surat Ketetapan Pajak

SKR Surat Ketetapan Retribusi

STS Surat Tanda Setoran

UP Uang Persediaan

GU Ganti Uang Persediaan

TU Tambah Uang Persediaan

LS Langsung (Pembayaran Langsung)

BKU Buku Kas Umum

LPKH Laporan Posisi Khas Harian

PPN Pajak Pertambahan Nilai

PPh Pajak Penghasilan

SPIP Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan

LRA Laporan Realisasi Anggaran

LO Laporan Operasional

Page 8: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

viiiMATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

PENDAHULUANA. AbstraksiSecara umum, modul Sistem dan Prosedur Penatausahaan Perbendaharaan Daerah ini membahas mengenai sistem dan prosedur yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewenangan bendahara pemerintah daerah dalam rangka penatausahaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Bendahara daerah yang dimaksud adalah mulai dari bendahara SKPD, bendahara PPKD hingga BUD.Namun demikian, proporsi materi di dalam modul ini lebih menekankan pada sisdur penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara SKPD, karena sebagian besar peserta pelatihanumumnya berasal dari SKPD.

Modul ini disusun untuk menyediakan materi pokok pada Pelatihan Penatausahaan Perbendaharaan Daerah yang diselenggarakan oleh Center-Center penyelenggara KKD/KKDK kerja sama dengan Dirjen Perimbangan Keuangan-Kementerian Keuangan. Modul ini dikembangkan per topik dengan maksud agar pembahasan menjadi lebih fokus. Pada setiap topik akan diawali dengan uraian deskripsitopik, sub topik, kata kunci, dan referensi; selanjutnya diuraikan pembahasan teori dan diakhir setiap topik akan dilengkapi dengan latihan soal. Modul ini terdiri dari 8 (delapan) topik dengan sistematika penyajian seperti dijelaskan dibagian berikutnya.

B. Tujuan PelatihanSetelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu memahami teori (aturan) maupun praktek sisdur penatausahaan perbendaharaan daerah, dengan penekanan pada penatausahaan pelaksanaan anggaran SKPD, sesuai dengan peraturan yang berlaku terutama Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya; dan Permendagri lainnya yang terkait antara lain Permendagri No. 13 Tahun 2013 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimuat di dalam Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

C. Peserta PelatihanModul ini digunakan untuk Kursus Keuangan Daerah Khusus (KKDK) Penatausahaan Perbendaharaan Daerah. Pelatihan ini terutama diperuntukan bagi:

• Bendahara Penerimaan SKPD / Bendahara Penerimaan Pembantu• Bendahara Pengeluaran SKPD / Bendahara Pengeluaran Pembantu• Bendahara Penerimaan PPKD• Bendahara Pengeluaran PPKD• Staf pada PPK-SKPD• Pembantu Bendahara

Page 9: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

ix

KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

D. Materi PelatihanModul ini terdiri dari 8 (delapan) topik dengan sistematika sbb.:

Topik 1 Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Topik ini menjelaskan tentang pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan keuangan daerah beserta tugas dan kewenangannya.

Topik 2 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Topik ini menjelaskan tentang urgensi Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP), pengertian dan tujuan SPIP, dan unsur-unsur SPIP.

Topik 3 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD.

Topik 4 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.

Topik 5 Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD.

Topik 6 Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran PPKD.

Topik 7 Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Umum Daerah.

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penyusunan laporan pertanggung jawaban bendahara umum daerah.

Topik 8 Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendaharawan

Topik ini menjelaskan tentang penyelesaian ganti kerugian negara terhadap bendahara

E. Metode PelatihanSecara umum pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan andragogik, yaitu sebuah pendekatan belajar untuk orang dewasa yang lebih melibatkan partisipasi peserta pelatihan. Untuk itu, struktur materi ajar dan metode pembelajaran diarahkan dengan pola sebagai berikut:

Page 10: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

x

KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

60% 10%30%

Ceramah/ presentasi

Simulasi, bermain peran, latihan soal/kasus, dsb.

Diskusi, pembahasan soal/kasus dikaitkan dengan regulasi yang berlaku dan/atau best practice.

*Metode bersifat fleksibel dalam arti dapat dipilih mana yang cocok dengan topik pembahasan.

Pengantar Praktek/Aktivitas Integrasi teoridan praktek

Di samping itu, pengajar juga dituntut untuk dapat menyajikan contoh-contoh praktek, current issue ataupun kasus riil di lapangan, sehingga penyampaian materi menjadi lebih user friendly dan membumi.

F. Perlengkapan dan Fasilitas PelatihanPerlengkapan dan fasilitas pelatihan yang harus tersedia untuk menunjang efektivitas proses pelatihan antara lain sbb.:

• Modul/materi, tas dan ATK (untuk peserta).• Komputer/laptop• Infokus• Whiteboard/flipchart, spidol, penghapus• Sound system• Ruangan kelas ber-AC

G. Evaluasi PelatihanSebelum pelatihan dimulai dapat dilakukan pre-test untuk mendapatkan gambaran awal tentang variasi tingkat kompetensi peserta. Selama proses pelatihan berjalan, setiap pengajar akan mengisi formulir evaluasi peserta dengan memberikan poin kepada peserta yang aktif di dalam kelas setiap harinya. Setelah seluruh materi tersampaikan, pada hari terakhir akan dilakukan ujian (post-test) untuk mengetahui kemajuan hasil pelatihan.

H. Sertifikat PelatihanPeserta yang telah mengikuti pelatihan dan ujian akhir serta syarat-syaratlainnya yang berlaku berhak mendapatkan sertifikat pelatihan.

Page 11: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

Topik1

KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Page 12: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan2

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Referensi:

Deskripsi:Topik ini menjelaskan tentang pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan keuangan daerah

beserta tugas dan kewenangannya

Sub Topik Kata Kunci

Pemegang Kekuasaan Keuangan Daerah

Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD)

Pejabat Pengguna Anggaran/Barang (PA/PB)

Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan, Penetapan kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD)

Sekretaris Daerah, Kordinator penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

BUD, Penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

Kepala SKPD, pengelolaan anggaran SKPD

Pejabat Pengguna Anggaran/Barang (PA/PB)

Veri�kasi SPP, veri�kasi SPJ bendahara, akuntansi dan pelaporan keuangan.

Pejabat Pengguna Anggaran/Barang (PA/PB)

Pelaksanaan dan pelaporan kegiatan SKPD

Pejabat Pengguna Anggaran/Barang (PA/PB)

Penatausahaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah4. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

Page 13: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan3

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.1 Pemegang Kekuasaan Keuangan DaerahDi dalam Pasal 6, UU No. 17 Tahun 2003 dinyatakan bahwa Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan sebagaimana dimaksud selanjutnya:

a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;

b. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;

c. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.

Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten atau walikota bagi daerah kota. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, selanjutnya melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:

1) Sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;2) Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) selaku pejabat pengelola

keuangan daerah (PPKD); dan3) Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna anggaran/

pengguna barang

Pada Gambar 1.1 diilustrasikan pelimpahan kekuasaan pengelolaan keuangan daerah (PKD) dari kepala daerah kepada sekretaris daerah, PPKD, dan kepala SKPD.

Gambar 1.1 Pelimpahan Kekuasaan Kewenangan PKD

Kepala Daerah

Pemegang Kekuasaan PKD

Koordinator PKD

Pengguna Anggaran BUD

Sekretaris Daerah

Kepala SKPD PPKD

Pelimpahan tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.

Page 14: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan4

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, gubernur/bupati/walikota mempunyai kewenangan:

1). menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD.2). menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah.3). menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang.4). menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran.5). menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah.6). menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah.7). menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah.8). menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan

pembayaran.

1.2 Koordinator Pengelolaan Keuangan DaerahKoordinator pengelolaan keuangan daerah adalah sekretaris daerah yang mempunyai tugas koordinasi di bidang:

1). Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD; 2). Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah; 3). Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD; 4). Penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; 5). Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangan daerah; dan 6). Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Selain tugas-tugas di atas, koordinator pengelolaan keuangan daerah juga mempunyai tugas:

1). Memimpin tim anggaran pemerintah daerah; 2). Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD; 3). Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah; 4). Memberikan persetujuan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran – SKPD (DPA- SKPD); 5). Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan

kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

Koordinator pengelolaan keuangan daerah mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah.

1.3 Pejabat Pengelola Keuangan DaerahPejabat Pengelola Keuangan Daerah (selanjutnya disingkat PPKD) adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (selanjutnya disingkat SKPKD), yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD).

Page 15: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan5

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:

1) menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;2) menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;3) melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan

Daerah;4) melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;5) menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,6) Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah

Sebagai pengelola APBD, PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:

1) Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD2) Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD3) Melaksanakan pemungutan pajak daerah4) Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah5) Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah6) Menyajikan informasi keuangan daerah7) Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

PPKD juga bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD). Menurut PP Nomor 58 Tahun 2005, dalam kapasitasnya sebagai BUD, PPKD berwenang:

1) Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; 2) Mengesahkan DPA-SKPD; 3) Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD; 4) Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah; 5) Melaksanakan pemungutan pajak daerah; 6) Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga

keuangan lainnya yang telah ditunjuk; 7) Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD; 8) Menyimpan uang daerah; 9) Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);10) Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi; 11) Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban

rekening kas umum daerah; 12) Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah; 13) Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah; 14) Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; 15) Melakukan penagihan piutang daerah; 16) Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;17) Menyajikan informasi keuangan daerah; 18) Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

Page 16: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan6

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas pengelolaan uang yang terdapat dalam kewenangannya kepada Kepala Daerah setiap hari kerja. Laporan tersebut berupa Laporan Posisi Kas Harian dan Rekonsiliasi Bank

PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan SKPKD selaku kuasa BUD, yang melaksanakan sebagian tugas BUD. Penunjukan kuasa BUD tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD. Kuasa BUD mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya kepada PPKD. Kuasa BUD untuk mempunyai tugas:

1). menyiapkan anggaran kas; 2). menyiapkan SPD; 3). menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); 4). menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah.

Selain melaksanakan hal yang sudah menjadi tugasnya, Kuasa BUD juga melaksanakan kewewenangan berikut ini:

1). Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk.

2). Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD.3). Menyimpan uang daerah.4). Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi.5). Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban

rekening kas umum daerah.6). Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah.7). Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; 8). Melakukan penagihan piutang daerah

1.4. Pejabat Pengguna Anggaran/Barang Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada

pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang. SKPD dikepalai oleh kepala SKPD yang merupakan Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang bagi SKPD yang dipimpinnya. Dalam kapasitasnya sebagai Pengguna Anggaran (PA), kepala SKPD merupakan pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya, sedang dalam kapasitasnya sebagai Pengguna Barang, kepala SKPD merupakan pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah.

Selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah, kepala SKPD mempunyai tugas sebagai berikut:

1). Menyusun anggaran SKPD (RKA-SKPD) yang dipimpinnya;2). Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);3). Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;4). Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

Page 17: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan7

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

5). Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;6). Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang

dipimpinnya;7). Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;8). Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan

kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan9). Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris

daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya selaku pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, Kepala SKPD berwenang:

1). Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;2). Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;3). Menggunakan barang milik daerah;4). Mengawasai pelaksanaan anggaran;5). Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang

telah ditetapkan;6). Menandatangani Surat Perintan Membayar (SPM).

Dalam melaksanakan tugas-tugas, pejabat pengguna anggaran/pengguna barang (kepala SKPD) dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. Pelimpahan sebagian kewenangan pengguna anggaran tersebut ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala SKPD, dan didasarkan pada: pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan/atau pertimbangan objektif lainnya. Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut meliputi:

1). melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;2). melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;3). melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;4). mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang

telah ditetapkan;5). menandatangani Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) dan Surat Perintah

Membayar Tambah Uang Persediaan (SPM-TU);6). mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya; dan7). melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya berdasarkan kuasa yang

dilimpahkan oleh pejabat pengguna anggaran.

Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang.

Page 18: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan8

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.5. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPDUntuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) SKPD, kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD). PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK. PPK-SKPD bertugas untuk:

1). meneliti kelengkapan surat permintaan pembayaran (SPP) yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran;

2). melakukan verifikasi SPP;3). menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM);4). melakukan verifikasi harian atas penerimaan;5). melaksanakan akuntansi SKPD; dan6). menyiapkan laporan keuangan SKPD.

1.6. Pejabat Pelaksana Teknis KegiatanPejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Penunjukan tersebutpejabat didasarkan pada pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya. PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang, sedang PPTK yang ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.

PPTK mempunyai tugas berikut:1). Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;2). Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan; 3). Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

Dokumen anggaran tersebut mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

1.7. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran ditetapkan oleh Kepala daerah atas usul PPKD untuk

Page 19: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan9

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD maupun PPKD. Sebutan bendahara penerimaan umumnya diartikan sebagai bendahara penerimaan di SKPD, sedang bendahara penerimaan di PPKD biasanya disebut Bendahara Penerimaan PPKD. Demikian juga, sebutan bendahara pengeluaran umumnya diartikan sebagai bendahara pengeluaran di SKPD, sedang bendahara pengeluaran di PPKD biasanya disebut Bendahara Pengeluaran PPKD.

Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna anggaran, ditunjuk bendahara pengeluaran maupun bendahara penerimaan pembantu SKPD untuk melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran atau penerimaan SKPD.

Jabatan bendahara penerimaan/pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh pejabat yang terlibat di dalam pengelolaan keuangan daerah, misalnya PPK SKPD, PPTK, Kuasa Pengguna Anggaran atau Kuasa Bendahara Umum Daerah. Selain itu, bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan Iainnya atas nama pribadi.

Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD. Sedangkan secara administratif, keduanya bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PA (kepala SKPD) atau KPA.

Gambar 1.2 Ilustrasi Hubungan Kerja Pengelola Keuangan dalam Struktur SKPD Berbentuk Dinas

Pengguna Anggaran

Kuasa PenggunaAnggaran

Kuasa Pengguna Anggaran

Kuasa Pengguna Anggaran

KASUBBAGLAINNYA

Pejabat PelaksanaTeknis Kegiatan (PPTK)

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

KASUBBAG KEUANGANDAN PERLENGKAPAN

Staf PPK SKPD

BENDAHARA

KABID

KEPALA SEKSI

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

Pejabat PenatausahaanKeuangan SKPD

Pembantu Bendahara

Bendahara Pembantu

KEPALA UPTD

Page 20: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan10

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.8. Bendahara & Sistim Perbendaharaan NegaraPerbendaharaan Negera sebagaiman yang dimaksud UU Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD yang ruang lingkupnya meliputi :

a. pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;b. pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah;c. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;d. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah;e. pengelolaan kas;f. pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;g. pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;h. penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan negara/daerah;i. penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD;j. penyelesaian kerugian negara/daerah;k. pengelolaan Badan Layanan Umum l. perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan

pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD

Pihak-pihak yang terkait proses sistim perbendaharan negara/daerah disebut dengan pejabat perbendaharaan. Pejabat Perbendaharaan daerah sebagaimana yang diatur pada Bab II UU perbendaharaan negara terdiri atas 3 bagian yaitu Pengguna Anggaran, Bendahara Umum Negara/Daerah dan Bendahara Penerimaan / Pengeluaran.

1. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan anggaran di SKPD yang dipimpinanya

2. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah. 3. Bendahara terdiri dari:

• Bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan di SKPD

• Bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja di SKPD

Berdasarkan urain diatas dapat digambarkan secara ringkas hubungan antara pejabat perbendaharan daerah dalam kerangka pelaksanaan sistim perbendaharan sebagai berikut:

Page 21: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan11

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Gambar 1.3 Pola Hubungan Pejabat Perbendaharaan Daerah

Kepala Daerah

Kepala SKPKD(BUD)

Kuasa BUD

Bendahara

Kuasa PenggunaAnggaran

Kepala SKPD(Pengguna Anggaran)

: Menggambarkan hubungan pendelegasian fungsi perbendaharaan : Menggambarkan hubungan pendelegasian pelaksanaan program/kegiatan

Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan kewenangan kepada SKPD untuk suatu bidang pemerintahan tertentu atas kewenangan tersebut dialokasi dana untuk pelaksanaan kewengan tersebut yang disebut juga dengan istilah Chief Operational Officer (COO). Sedangkan pada aspek pengelolaan keuangan dilimpahkan kepada Kepala SKPKD yang juga disebut dengan Chief Financial Officer (CFO) yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan kewajiban daerah.

Konsekuensi pembagian tugas antara PPKD dan para Kep`ala SKPD selaku pengguna anggaran tercermin dalam pelaksanaan anggaran.Untuk meningkatkan akuntabilitas dan menjamin terselenggaranya saling-uji (check and balance) dalam proses pelaksanaan anggaran perlu dilakukan pemisahan secara tegas antara pemegang kewenangan administratif dengan pemegang kewenangan kebendaharaan. Penyelenggaraan kewenangan administratif diserahkan kepada SKPD, sementara penyelenggaraan kewenangan kebendaharaan diserahkan kepada PPKD/BUD. Kewenangan administratif tersebut meliputi melakukan perikatan atau tindakan-tindakan lainnya yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran daerah, melakukan pengujian dan pembebanan tagihan yang diajukan kepada pengguna anggaran/kepala SKPD sehubungan dengan realisasi perikatan tersebut serta memerintahkan pembayaran atau menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran. Dalam kerangka pelaksanaan program kegiatan di SKPD pengguna anggaran dibantu oleh Bendahara dalam melaksanakan fungsi perbendaharaan di SKPD .

Page 22: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan12

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.9 Soal Diskusi1. Di dalam struktur kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah selaku pemegang

kekuasaan umum di bidang pengelolaan keuangan daerah mendelegasikan sebagian atau seluruh kekuasaanya tsb kepada tiga pihak utama, sebutkan para pihak tersebut !

2. Dalam hal SKPKD belum dibentuk tersendiri atau dengan kata lain masih berada di lingkungan Sekretariat Daerah, apakah jabatan PPKD dapat dirangkap oleh Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah? jelaskan !

3. Apakah pejabat yang bertindak sebagai PPKD akan secara otomatis bertindak sebagai BUD ? jelaskan !

4. Apabila pengguna anggaran menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), jelaskan kewenangan KPA tersebut ?

5. Apakah KPA dapat menandatangani semua jenis SPM (Surat Perintah Membayar)? jelaskan !

6. Siapakah yang berwenang menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) ?

7. Sebutkan tugas-tugas dari Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD ?

8. Sebutkan tugas-tugas dari Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan ?

9. Siapakah yang berwenang menetapkan bendahara SKPD ?

10. Kepada siapa bendahara SKPD harus bertanggung jawab (secara administratif dan fungsional)?

Page 23: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

Topik 2

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

Page 24: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

14

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Referensi:

Deskripsi:Topik ini menjelaskan tentang urgensi Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP),

pengertian dan tujuan SPIP, dan unsur-unsur (SPIP).

Sub Topik Kata Kunci

Urgensi Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP)

Pengertian dan Tujuan SPIP

Unsur-Unsur (SPIP)

Transparansi, Akuntabilitas

E�siensi, Efekti�tas, Kepatuhan, Keandalan laporan, Keamanan Aset.

Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan.

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara3. PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerin-

tah

Page 25: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

15

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kasus terjadinya kecurangan pada Enron Corp merupakan hasil dari lemahnya Sistem Pengendalian Intern. Akhirnya kasus itu menyeret salah satu Kantor Akuntan Publik tersebesar di dunia itu tutup. Sistem pengendalian intern merupakan kunci bagaimana organisasi menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk oleh stafnya sendiri.Demikian pula di pemerintahan. Sistem pengendalian diri sangat penting karena tujuan negara ini dicapai dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Oleh karena itu perlu sebuah peraturan yang terdiri dari susunan pengendalian intern yang komprehensif dan memadai. Maka setelah terkatung-katung, akhirnya muncullah sistem pengendalian intern.

Pada pelaksanaannya, PP 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) ini bukan tanpa hambatan dan bukan tanpa kekurangan..............

Oleh : Siko Wiyanto 10 May 2013

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/05/10/kritik-atas-sistem-pengendalian-internal-pemerintah-558763.html

2.1 Urgensi SPIP Undang-Undang di bidang keuangan negara membawa implikasi perlunya sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini baru dapat dicapai jika seluruh tingkat pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di instansi masing-masing. Dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib, terkendali, efisien dan efektif.

Untuk itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif. Hal tersebut telah diamanatkan di dalam Pasal 2, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), yang menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

2.2 Pengertian dan Tujuan SPIPSPIP adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi

Page 26: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

16

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Penyelenggaran SPIP ini bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

2.3 Unsur-Unsur SPIPPada Topik 1 telah diuraikan pemisahantugas dan kewenangan diantara para pelaku pengelola keuangan daerah. Hal tersebut sesungguhnya telah mencerminkan penerapan SPIP. Akan tetapi, pemisahan tugas dan wewenang saja masih belum cukup memadai untuk menjamin tercapainya tujuan dari SPIP. Pada gambar 2.1 diilustrasikan kaitan antara unsur-unsur SPIP dengan tujuan SPIP yang hendak dicapai.

Penerapan SPIP harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

a) Lingkungan Pengendalianb) Penilaian Risikoc) Kegiatan Pengendaliand) Informasi dan Komunikasie) Pemantauan Pengendalian Internal

Gambar 2.1 Tujuan dan Unsur-Unsur SPIP

Operations

Financial Reporting

Com

plian

ce

Cont

rol E

nvironment Monitoring

Information & Comm

unic

atio

n

Risk Assesment

Unit A

Unit B

Activity 1

Activity 1

Berikut akan diuraikan penjelasan dari setiap unsur SPIP sebagaimana disebutkan di atas.

Page 27: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

17

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

2.3.1 Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang memengaruhi efektivitas pengendalian internal. Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian internal dan manajemen yang sehat. Lingkungan pengendalian dapat diciptakan melalui:

• Penegakan integritas dan nilai etika, yang bisa dilakukan antara lain dengan menyusun dan menerapkan aturan perilaku, memberikan keteladanan, menegakkan disiplin atas penyimpangan atau pelanggaran yang terjadi.

• Komitmen terhadap kompetensi, yang antara lain dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi masing-masing pihak, menyusun standar kompetensi, menyelenggarakan pelatihan dan bimbinganserta memilih pimpinan instansi Instansi Pemerintah yang memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah.

• kepemimpinan yang kondusif, yang ditunjukkan dengan mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan, menerapkan manajemen berbasis kinerja, mendukung penerapan SPIP, melindungi aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah, melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah, serta merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program, dan kegiatan.

• pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, yang dilakukan dengan menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah, memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab, memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan internal dalam Instansi Pemerintah, melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis, serta menetapkan jumlah pegawai yang sesuai.

• Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, yang dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya, pegawai yang diberi wewenang, pegawai tersebut juga memahami wewenang dan tanggungjawabnya terkait dengan pihak lain dan terkait pula dengan SPIP.

• Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia. Kebijakan dan prosedur terkait SDM ini diterapkan mulai dari proses rekrutmen termasuk penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses tersebut, supervisi periodik yang memadai, hingga proses pemberhentian pegawai.

• Perwujudan peran aparat pengawasan internal pemerintah yang efektif, sehingga dapat memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah,serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah

• Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

Page 28: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

18

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

2.3.2 Penilaian RisikoPenilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah.Pengendalian internal harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam. Penilaian risiko terdiri atas identifikasi risiko dan analisis risiko.

Identifikasi risiko dilaksanakan dengan menggunakan metoda yang sesuai untuk tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif.menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal, serta menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

Risiko yang berasal dari faktor eksternal misalnya peraturan perundang-undangan baru, perkembangan teknologi, bencana alam dan gangguan keamanan. Sedangkan risiko yang berasal dari faktor internal misalnya keterbatasan dana operasional, sumber daya manusia yang tidak kompeten, peralatan yang tidak memadai, kebijakan dan prosedur yang tidak jelas dan suasana kerja yang tidak kondusif.

Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi Pemerintah. Untuk menganalisis risiko, pimpinan instansi pemerintah akan menentukan tingkat risiko yang dapat diterima terlebih dahulu.

2.3.3 Kegiatan PengendalianKegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan.Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.

Kegiatan pengendalian terdiri atas:

• Telaah atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;• Pembinaan sumber daya manusia;• Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;• Pengendalian fisik atas aset;• Penetapan dan telaah atas indikator dan ukuran kinerja;• Pemisahan fungsi;• Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;• Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;• Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;• Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya;• Dokumentasi yang baik atas SPI serta transaksi dan kejadian penting.

Kegiatan pengendalian juga dilakukan terhadap pengelolaan sistem informasi. Kegiatan pengendalian atas sistem informasi meliputi 2 hal yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.Pengendalian

Page 29: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

19

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

umum terdiri atas pengamanan sistem informasi, pengendalian atas akses, pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi, pengendalian atas perangkat lunak sistem, pemisahan tugas serta kontinuitas pelayanan. Untuk Pengendalian aplikasi terdiri atas pengendalian otorisasi, kelengkapan, akurasi dan keandalan pemrosesan dan filedata.

2.3.4 Informasi dan KomunikasiInformasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik. Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

2.3.5 Pemantauan Pengendalian InternalPemantauan pengendalian internal adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Internal dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan telaah lainnya dapat segera ditindaklanjuti.

2.4. Soal Diskusi1. Apakah urgensi diperlukannya sistem pengendalian intern bagi pemerintah?2. Sebutkan pengertian dan tujuan dari SPIP !3. Jelaskan secara singkat unsur-unsur SPIP !4. Berikan beberapa contoh temuan pemeriksa/auditor yang terkait dengan kelemahan SPIP !5. Berikan beberapa contoh penerapan SPIP di dalam penatausahaan pelaksanaan APBD di

SKPD !

Page 30: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

TOPIK 3

SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS SKPD

Page 31: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

21

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Referensi:

Deskripsi:Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan

pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD.

Sub Topik Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan Bendahara Penerimaan SKPD

Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD

Tata Cara Pembukuan Bendahara Penerimaan SKPD

Tata Cara Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD

Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan, Penetapan kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD)

Sekretaris Daerah, Kordinator penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

BUD, Penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

Kepala SKPD, pengelolaan anggaran SKPD

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan

danPenyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya

5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

Page 32: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

22

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

BA’A, Timex – Aparat Polres Rote Ndao berhasil mengusut skandal dugaan penyimpangan pendapatan RSUD Ba’a tahun 2009 dengan total biaya yang tidak disetor ke kas daerah mencapai Rp 165 juta.

Skandal penyimpangan kerugian negara dan kerugian daerah ini sementara disidik penyidik Polres Rote Ndao dan telah menetapkan bendahara RSUD Ba’a, Ruth Pello sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Demikian dijelaskan Kasatreskrim Polres Rote Ndao, Iptu David Candra Babega ketika ditemui Timor Express, di ruang kerjanya, Rabu (28/4). David menjelaskan, pihaknya telah mengumpulkan sejumlah bukti-bukti tentang kerugian yang dialami negara dan daerah. Guna memperlancar penyidikan kasus dugaan penyimpangan dana pendapatan RSUD Ba’a, pihaknya telah melakukan kroscek ke BPK dan dilanjutkan ke Polda NTT.

“Tinggal satu saksi atas nama Deli Pasande yang waktu itu masih berstatus Direktur RSUD Ba’a. Dia saat ini menjabat sebagai Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka akan kami panggil untuk diperiksa terkait kasus ini. Pemeriksaan ahli dari BPKP Provinsi NTT saat ini kami sudah kirim satu penyidik ke Kupang untuk memeriksa ahli tersebut. Kalau pemeriksaan saksinya sudah selesai baru kami lanjutkan dengan pemeriksaan tersangka,” kata David.

David mengatakan, motif penyimpangan dalam pengelolaan pendapatan RSUD Ba’a adalah, bendahara yang memegang dana pendapatan RSUD Ba’a tidak menyetorkan dana tersebut ke kas daerah Kabupaten Rote Ndao. Sehingga, dipertanyakan kemana aliran uang sebesar Rp 165 juta yang tidak disetor ke kas daerah. Apakah dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi tersangka Ruth Pello atau dipakai bersama-sama dengan orang lain.

http://bencana-ntt.blogspot.com/2010/05/diduga-bendahara-tilep-rp-165-juta.htmlSenin, 24 Mei 2010

3.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan SKPDTugas dan kewenangan bendahara penerimaan SKPD berdasarkan pasal 2 Permendagri No. 55 tahun 2008 adalah sbb.:

1) Bendahara penerimaan SKPD bertugas untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bendahara penerimaan SKPD berwenang:

Page 33: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

23

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

a. menerima penerimaan yang bersumber dari pendapatan asli daerah;b. menyimpan seluruh penerimaan;c. menyetorkan penerimaan yang diterima yang diterima dari pihak ketiga ke rekening

kas umum daerah paling lambat 1 hari kerja;d. mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui Bank.

3) Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar secara geografis sehingga wajib pajak dan/atau wajib retribusi mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya, dapat ditunjuk satu atau lebih bendahara penerimaan pembantu SKPD untuk melaksanakan tugas dan wewenang bendahara penerimaan SKPD.

Gambar 3.1 Tugas Bendahara Penerimaan SKPD

Menerima

BENDAHARAPENERIMAAN

Menyimpan

Menyetor

Menatausahakan dan Mempertanggungjawabkan

3.2 Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD

Prosedur pelaksanaan penerimaan pendapatan di SKPD merupakan serangkaian langkah-langkah tindakan atau kegiatan yang dimulai dari diterimanya Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) sampai dengan penyetorannya ke kas umum daerah oleh bendahara penerimaan. Langkah-langkah tersebut dapat dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)/ Pengguna Anggaran (PA menyerahkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP) dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) kepada bendahara penerimaan dan wajib pajak/retribusi.

2. Wajib pajak/retribusi membayarkan sejumlah uang yang tertera dalam SKP/SKR kepada Bendahara Penerimaan. Di dalam prakteknya, wajib pajak/retribusi dimungkinkan untuk menyetor ke rekening bendahara penerimaan SKPD bahkan dapat juga langsung menyetorkan ke rekening kas daerah, tergantung dari aturan pembayaran yang berlaku di

Page 34: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

24

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

pemda yang bersangkutan.3. Bendahara penerimaan memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterimanya dengan

dokumen SKP/SKR.4. Setelah diverifikasi, bendahara penerimaan memberikan surat tanda Bukti Pembayaran/

Bukti Lain yang Sah kepada wajib pajak/retribusi.5. Bendahara penerimaan menyiapkan bukti setor berupa STS dan menyetorkan uang yang

diterimanya beserta STS ke Bank yang ditunjuk untuk penyetoran pendapatan ke rekening kas daerah.

6. Bank membuat nota kredit dan mengotorisasi STS, kemudian bank menyerahkan kembali STS yang sudah diotorisasi kepada bendahara penerimaan. Sedangkan nota kredit diserahkan Bank kepada BUD.

Prosedur penerimaan dan penyetoran pendapatan sebagaimana diuraikan di atas berlaku juga bagi bendahara penerimaan pembantu SKPD.

Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD

SKP Daerah /SKR

SKP Daerah /SKR

UANG UANG

Pengguna Anggaran menyerahkan SKP Daerah/SKR

kepada Bendahara Penerimaan dan Wajib Pajak/Retribusi.

Wajib Pajak/Retribusi membayarkan sejumlah uang

yang tertera dalam SKP Daerah/SKR kepada Bendahara

Penerimaan.

SKP Daerah /SKR

Veri�kasi

UANG

STS

STS

UANG

Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti

Lain yang sah

Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti

Lain yang sah

STS

STSNota Kredit

WP/Retribusi Bendahara Penerimaan PPKD/Pengguna Anggaran Bank

Bendahara Penerimaan memverifikasi kesesuaian jumlah

uang yang diterimanya dengan dokumen SKP Daerah/SKR yang

diterimanya dari Pengguna Anggaran.

Setelah diverifikasi, Bendahara Penerimaan akan menerbitkan

STS dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang sah.

Bendahara menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang

Sah kepada Wajib Pajak/Retribusi dan menyerahkan uang yang diterimanya tadi beserta STS

kepada Bank.

Bank membuat Nota Kredit dan mengotorisasi STS. Bank

kemudian menyerahkan kembali STS kepada Bendahara

Penerimaan. Nota Kredit disampaikan kepada BUD.

Page 35: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

25

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Dokumen SKP, SKR dan STS dapat digambarkan seperti berikut ini:Gambar 3.3 Contoh Dokumen SKP

MASA : ………………………………TAHUN : ………………………………

NAMA : ………………………………………ALAMAT : ………………………………………NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH : ………………………………………TANGGAL JATUH TEMPO : ………………………………………

NO.12345

Jumlah Ketetapan Pokok PajakJumlah Sanksi: a. Bunga

b. KenaikanJumlah Keseluruhan

Dengan huruf : ……………………………………………………………………………………………………………………PERHATIAN:

1 Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara Penerimaan ……………………….2

No. Urut: ………………………………

Tanda TanganNama : ……………………………………….Alamat : ……………………………………….NPWPD : ……………………………………….

PEMERINTAHPROVINSI/KABUPATEN/KOTA

………………………….

SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH (SKP-DAERAH)

NO. URUT: …………

KODE REKENING JUMLAH (Rp.)URAIAN PAJAK DAERAH

Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan.

Page 36: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

26

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 3.4 Contoh Dokumen SKR

MASA : ………………………………TAHUN : ………………………………

NAMA : ………………………………………ALAMAT : ………………………………………NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWR) : ………………………………………TANGGAL JATUH TEMPO : ………………………………………

NO.12345

Jumlah Ketetapan Pokok PajakJumlah Sanksi: a. Bunga

b. KenaikanJumlah Keseluruhan

Dengan huruf : ……………………………………………………………………………………………………………………PERHATIAN:

1 Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara Penerimaan ……………………….2

No. Urut: ………………………………

Tanda TanganNama : ……………………………………….Alamat : ……………………………………….NPWPD : ……………………………………….

PEMERINTAHSURAT KETETAPAN RETRIBUSI (SKR)

NO. URUT: …………

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA………………………….

KODE REKENING URAIAN RETRIBUSI JUMLAH (Rp.)

Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan.

Page 37: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

27

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 3.5 Contoh Dokumen STS

STS No. …………………………………. Bank : ……………………………No. Rekening : ……………………………

Harap diterima uang sebesar ……………………………………………………………………………….(dengan huruf) ( …………………………………………………………………………… )

Dengan rincian penerimaan sebagai berikut:

NO.12345

Uang tersebut diterima pada tanggal ………………………………………………………………………..

Pengguna Anggaran/Kuasa Anggaran Bendahara Penerimaan

( nama lengkap ) ( nama lengkap )NIP. NIP.

Catatan: STS dilampiri slip setoran bank

KODE REKENING URAIAN RINCIAN OBYEK JUMLAH (Rp.)

Gambar 3.3Contoh Dokumen STS

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………… SURAT TANDA SETORAN (STS)

3.3 Prosedur (Tata Cara) Pembukuan Bendahara Penerimaan SKPD

Bendahara penerimaan harus membukukan/mencatat setiap transaksi penerimaan pendapatan dan penyetorannya ke bank dalam Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan. Pembukuan tersebut dilakukan berdasarkan bukti transaksi yang dilakukan, antara lain berupa dokumen-dokumen berikut ini:

a. Surat Tanda Bukti Pembayaran b. Nota Kredit c. Bukti Penerimaan Yang Sah, dan d. Surat Tanda Setoran (STS)

Page 38: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

28

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Selain membukukan transaksi penerimaan dan penyetoran pendapatan dalam Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan, STS kemudian didokumentasikan kedalam Register STS.

Gambar 3.6 Contoh Format Buku Penerimaan dan Penyetoran

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN

BENDAHARA PENERIMAANSKPD : ............Periode : ............

No. Penerimaan Ket.

Tgl. No. Bukti Cara Pembayaran

Kode Rekening

Uraian Jumlah Tgl. No. STS

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Jumlah Penerimaan : .................Jumlah yang disetorkan : .................Saldo Kas di Bendahara Penerimaan : .................

Terdiri atas:a. Tunai sebesar .................b. Bank sebesar .................c. Lainnya ...........................

Mengetahui/Menyetujui: ........., tanggal ............... Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama Jelas) (Nama Jelas) NIP. NIP.

Cara Pengisian:1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan dan

Periode2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut3. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan4. Kolom 3 diisi dengan nomor bukti penerimaan5. Kolom 4 diisi dengan cara pembayaran: melalui kas bendahara penerimaan, bank, atau

melalui kas umum daerah6. Kolom 5 diisi dengan detail kode rekening pendapatan asli daerah7. Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan sesuai dengan kode rekening8. Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan asli daerah9. Kolom 8 diisi dengan tanggal penyetoran10. Kolom 9 diisi dengan Nomor STS

Page 39: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

29

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

11. Kolom 10 diisi dengan jumlah uang yang disetor12. Kolom 11 diisi dengan Keterangan jika diperlukan13. Jumlah penerimaan diisi dengan total jumlah pendapatan selama 1 bulan*14. Jumlah disetorkan adalah jumlah total penyetoran pendapatan selama 1 bulan*15. Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diisi dengan sisa kas yang masih di pegang oleh

bendahara penerimaan baik dalam bentuk kas tunai, simpanan di bank, ataupunlainnya*16. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran

disertai nama jelas*

*Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan.

Gambar 3.7 Contoh Format Register STS

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......REGISTER STSSKPD ...........

TAHUN ANGGARANBendahara Penerimaan : ............

No. No. STS Tanggal Kode Rekening Uraian Jumlah Penyetor Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui/Menyetujui: ........., tanggal ............... Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)

(Nama Jelas) (Nama Jelas) NIP. NIP.

Cara Pengisian:1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan,

tahun anggaran dan Nama Bendahara Penerimaan2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut3. Kolom 2 diisi dengan nomor STS4. Kolom 3 diisi dengan tanggal STS5. Kolom 4 diisi Kode Rekening pendapatan yang disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah.

Dalam satu STS bisa terdiri dari beberapa pendapatan.6. Kolom 5 diisi dengan uraian pendapatan7. Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetorkan8. Kolom 7 diisi dengan nama penyetor9. Kolom 8 diisi dengan Keterangan jika diperlukan10. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran

disertai nama jelas*

Page 40: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

30

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh wajib pajak/retribusi dalam membayar kewajibannya kepada daerah, yaitu dengan cara:

1. membayar tunai langsung ke bendahara penerimaan2. membayar melalui rekening bendahara penerimaan 3. menyetor langsung ke kas daerah

Prosedur pembukuan untuk ketiga cara pembayaran tersebut pada dasarnya sama, yang membedakan adalah bukti penerimaan dan penyetorannya,dan waktu pencatatan penerimaan dan penyetoran pendapatan ke kas daerah. Berikut akan diikhtisarkan tata cara pembukuan untuk ketiga cara pembayaran tersebut.

(1) Pembayaran tunai langsung ke bendahara penerimaan SKPD

No. Transaksi BUKU YANG DIGUNAKAN BUKTI TRANSAKI

BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN

REGISTER STS

1 Penerimaan pembayaran pendapatan dari wajib pajak/retribusi

dicatat di sisi penerimaan

- Tanda Bukti Pembayaran

2 Penyetoran pendapatan oleh bendahara penerimaan ke rekening kas daerah

dicatat di sisi penyetoran

dicatat di register STS

STS

Pencatatan Penerimaan Tunai

Proses Penerimaan Tunai

Melakukan Pengisian buku penerimaan dan penyetoran

bendahara penerimaan

Buku Penerimaan dan Penyetoran

Bendahara Penerimaan

Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti

Lain Yang Sah

Bendahara penerimaan menyiapkan Surat Tanda Bukti Pembaaayaran/Bukti Lain Yang Sah.

Berdasarkan Dokumen Bukti Pembayaran/ Bukti Lain Yang Sah Tersebut, Bendahara Penerimaan melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan pada bagian penerimaan. Kolom yang diisi ialah no. bukti, tanggal transaksi, cara pembayaran, kode rekening, uraian dan jumlah

Hasil dari penatausahaan ini adalah buku penerimaan dan penyetoran Bendahara Penerimaan yang sudah terupdate

Page 41: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

31

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 3.8 Penyetoran ke Rekening Kas Daerah oleh Bendahara Penerimaan

Proses Penyeotran penerimaan tunai

ke kas umum daerah

Melakukan Pengisian Buku Penerimaan dan

Penyetoran

Hasil dari penatausahaan ini adalah Buku Penerimaan dan Penyetoran

Bendahara Penerimaan dan register STS yang sudah ter update.

Melakukan Pengisian

register STS

Register STS

Surat Tanda Setoran

Bendahara penerimaan menyiapkan bukti surat tanda setoran ke rekening

kas umum daerah.

Berdasarkan STS tersebut, Bendahara Penerimaan mengisi

Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan pada bagian Penyetoran Kolom Tanggal, No. STS

dan Jumlah Penyetoran

(2) Pembayaran ke rekening bank bendahara penerimaan SKPDNo. Transaksi BUKU YANG DIGUNAKAN BUKTI TRANSAKI

BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN

REGISTER STS

1 Penerimaan pembayaran pendapatan dari wajib pajak/retribusi

dicatat di sisi penerimaan

- Slip setoran/nota kredit bank

2 Penyetoran/pemindahbukuan pendapatan oleh bendahara penerimaan ke rekening kas daerah

dicatat di sisi penyetoran

dicatat di register STS

STS

(3) Pembayaran langsung ke rekening kas daerah (rekening BUD)No. Transaksi BUKU YANG DIGUNAKAN BUKTI TRANSAKI

BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN

REGISTER STS

1 Penerimaan pembayaran pendapatan dari wajib pajak/retribusi sekaligus penyetoran ke kasda.

dicatat di sisi penerimaan dan penyetoran sekaligus

dicatat di Register STS

Slip setoran/nota kredit bank

2 Penyetoran pendapatan oleh bendahara penerimaan ke rekening kas daerah

dicatat di sisi penyetoran

dicatat di register STS

STS

Page 42: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

32

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

3.4 Prosedur (Tata Cara) Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD

Selain melakukan pembukuan, Bendahara Penerimaan juga wajib melakukan pertanggungjawaban terhadap seluruh penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya. Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dilakukan paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya. Terdapat dua jenis pertanggungjawaban yang harus dibuat yaitu pertanggungjawaban administratif dan pertanggungjawaban fungsional.

Pada dasarnya format dan isi pertanggungjawaban administratif dan pertanggungjawaban fungsional adalah sama, perbedaannya hanya kepada siapa pertanggungjawaban tersebut disampaikan. Pertanggungjawaban administratif disampaikan kepada PA/KPA melalui PPK-SKPD.Sedangkan pertanggungjawaban fungsional disampaikan kepada PPKD selaku BUD.Pertanggungjawaban bendahara penerimaan merupakan hasil penggabungan dengan pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu. Oleh karena itulah, Bendahara Pembantu wajib menyerahkan pertanggung-jawabannya berupa Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan, paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya, dengan dilampiri:

• Register STS • Bukti penerimaan yang sah dan lengkap.

Pertanggungjawaban bendahara penerimaan berupa laporan pertanggung-jawaban (LPJ) memuat informasi tentang rekapitulasi penerimaan, penyetoran dan saldo kas yang ada di bendahara. Format kedua LPJ baik Administratif maupun fungsional adalah sama. Namun, untuk LPJ Administratif, harus dilampiri denganBuku Penerimaan/Penyetoran yang telah ditutup pada akhir bulan, Register STS, bukti penerimaan yang sah dan lengkap, serta pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu. Sedangkan untuk LPJ Fungsional, hanya diharuskan untuk melampirkanBuku Penerimaan dan Penyetoran yang telah ditutup pada akhir bulan, Register STS, pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu.

Sama halnya dengan bendahara penerimaan, bendahara penerimaan pembantu juga mempunyai kewajiban menyelenggarakan penatausahaan atas semua penerimaan dan penyetoran penerimaan yang menjadi tanggungjawabnya.Oleh karena itu, bendahara penerimaan pembantu juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban peneriman kepada bendahara penerimaan.Laporan pertanggungjawaban tersebut harus diserahkan paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.Laporan pertanggungjawaban bendahara pembantu ini nantinya akan digabung oleh bendahara penerimaan dalam membuat laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan.

Pertanggungjawaban diberikan berupa Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri dengan:

• Register STS• Bukti penerimaan yang sah dan lengkap

Page 43: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

33

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 3.9 Contoh Format LPJ Administratif Bendahara Penerimaan SKPD

SKPD : ……………………….PERIODE : ……………………….

A. Penerimaan Rp. ……………………..1. Tunai melalui bendahara penerimaan Rp. ……………………..2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp. ……………………..3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan Rp. ……………………..4. Transfer ke rekening kas umum daerah Rp. ……………………..

B. Jumlah penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3) Rp. ……………………..

C. Jumlah penyetoran Rp. ……………………..

D1. Saldo Kas di Bendahara Bulan Lalu1. Bendahara Penerimaan Rp. ……………………..2. Bendahara Penerimaan Pembantu … Rp. ……………………..

D2. Saldo Kas di Bendaraha Ini (D1+B-C) Rp. ……………………..1. Bendahara Penerimaan Rp. ……………………..2. Bendahara Penerimaan Pembantu … Rp. ……………………..

NIP

TanggalBendahara Penerimaan

NamaNIP

Gambar 3.9Contoh Format LPJ Administratif Bendahara Penerimaan SKPD

MenyetujuiPengguna Anggaran

Nama

LAPORAN PERTANGGUNG-JAWABAN ADMINISTRATIFBENDAHARA PENERIMAAN

Page 44: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

34

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 3.10 Contoh Format LPJ Fungsional Bendahara Penerimaan SKPD

SKPD : ……………………….PERIODE : ……………………….

A. Penerimaan Rp. ……………………..1. Tunai melalui bendahara penerimaan Rp. ……………………..2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu Rp. ……………………..3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan Rp. ……………………..4. Transfer ke rekening kas umum daerah Rp. ……………………..

B. Jumlah penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3) Rp. ……………………..

C. Jumlah penyetoran Rp. ……………………..

D1. Saldo Kas di Bendahara Bulan Lalu1. Bendahara Penerimaan Rp. ……………………..2. Bendahara Penerimaan Pembantu … Rp. ……………………..

D2. Saldo Kas di Bendaraha Ini (D1+B-C) Rp. ……………………..1. Bendahara Penerimaan Rp. ……………………..2. Bendahara Penerimaan Pembantu … Rp. ……………………..

Nama NamaNIP NIP

Gambar 3.10Contoh Format LPJ Fungsional Bendahara Penerimaan SKPD

LAPORAN PERTANGGUNG-JAWABAN FUNGSIONALBENDAHARA PENERIMAAN

Menyetujui TanggalPengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

Page 45: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

35

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

3.5. Soal Latihan1. Sebutkan tugas dan kewenangan bendahara penerimaan SKPD ?

2. Jelaskan secara singkat prosedur penerimaan dan penyetoran pendapatan SKPD !

3. Buku apa saja yang digunakan oleh bendahara penerimaan SKPD ?

4. Sebutkan jenis-jenis bukti transaksi untuk mencatat penerimaan dan penyetoran pendapatan SKPD ?

5. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa TBP (tanda bukti pembayaran) ?

6. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa STS (surat tanda setoran) ?

7. Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk transaksi penerimaan pendapatan SKPD yang disetor langsung oleh pembayar ke rekening kas daerah ?

8. Sebutkan jenis laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang harus dibuat oleh bendahara penerimaan SKPD, lampiran apa saja yang harus disertakan, dan dilaporkan kepada siapa ?

9. Kapankah paling lambat bendahara penerimaan pembantu harus menyampaikan LPJ-nya dan disampaikan melalui siapa ?

10. Kapankah paling lambat bendahara penerimaan SKPD harus menyampaikan LPJ-nya dan disampaikan melalui siapa ?

Page 46: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

TOPIK 4

SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS PPKD

Page 47: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

37

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Referensi:

Deskripsi:Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan

pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.

Sub Topik Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan Bendahara Penerimaan PPKD

Prosedur Penerimaan Bendahara Penerimaan PPKD

Prosedur Pembukuan (Penatausahaan) Bendahara Penerimaan PPKD

Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD

Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan, Penetapan kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD)

Sekretaris Daerah, Kordinator penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

BUD, Penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

Kepala SKPD, pengelolaan anggaran SKPD

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara2 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan

dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya

5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

Page 48: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

38

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Skandal Penyimpangan Kasda Senilai 14,5 Milyar Digunakan 9 Pejabat

Kasus dugaan skandal penyimpangan dana kas daerah (Kasda) untuk kepentingan sejumlah pejabat teras Kabupaten Sragen kembali terbongkar. Menyusul penyimpangan Kasda di BPR Karangmalang sebesar Rp 8 miliar, kini Fraksi Karya Nasional (FKN) kembali menemukan indikasi pengerukan dana Kasda di BPR Joko Tingkir Sragen dengan nominal lebih fantastis yakni mencapai Rp 14,5 miliar.

Terbongkarnya skandal pengerukan Kasda itu terungkap dari dua buku laporan hasil audit Bank Indonesia (BI) pertengahan tahun 2010 yang diterima Ketua FKN Bambang Widjo Purwanto. Dalam buku tersebut, tercantum ada sembilan nama pejabat teras Sragen yang meminjam kredit di BPR Joko Tingkir dengan nilai total mendekati Rp 15 miliar.

Sembilan nama itu di antaranya mantan Sekda Kushardjono, Kepala DP2D Adi Dwi Jantoro, dua direktur BPR Joko Tingkir sendiri Pono dan Surono Hadi, Sukini, Ninik Hartati, Perusda Bengkel, Perusda Percetakan, dan beberapa nama lagi. Dari angka kredit hampir Rp 15 miliar itu, Rp 14 miliar dibagi dua pejabat yakni Kushardjono dan Adi Dwi Jantoro masing-masing Rp 7,2 miliar dan Rp 7,2 miliar sedang Rp 1 miliar sisanya dibagi tujuh pejabat lain.

http://sragenholic.blogspot.com/2011/03/skandal-penyimpangan-kasda-senilai-145.html 15 Maret 2011

4.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan PPKD

Tugas dan kewenangan bendahara dan penerimaan PPKD berdasarkan Pasal 3 Permendagri No. 55 Tahun 2008 adalah sbb.:

1. Bendahara penerimaan PPKD bertugas untuk menatausahakan dan mempertanggung-jawabkan seluruh penerimaan pendapatan PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bendahara penerimaan PPKD berwenang untuk mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui Bank.

3. Atas pertimbangan efisiensi dan efektifitas, tugas dan wewenang bendahara penerimaan PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dirangkap oleh Bendahara Umum Daerah.

Page 49: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

39

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

4.2 Prosedur Penerimaan Pendapatan dan Pembiayaan di PPKD

Sistem dan prosedur penerimaan pendapatan dan pembiayaan di PPKD adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari penerimaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban penerimaan pendapatan dalam rangka pelaksanaan APBD pada bendahara penerimaan PPKD.

Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pajak daerah, pendapatan dana perimbangan, pendapatan lain-lain yang sah, dan pembiayaan penerimaan. Penerimaan-penerimaan tersebut diterima secara langsung di Kas Umum Daerah.Berdasarkan penerimaan tersebut, Bank membuat Nota Kredit yang memuat informasi tentang penerimaan tersebut, baik berupa informasi pengiriman, jumlah rupiah maupun kode rekening yang terkait. Bendahara penerimaan wajib mendapatkan nota kredit tersebut melalui mekanisme yang telah ditetapkan.

4.3 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan dan Pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD

Bendahara penerimaan PPKD menggunakan Buku Penerimaan PPKD untuk membukukan pendapatan yang diterimanya. Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam buku tersebut antara lain berupa:

a. Nota Kredit b. Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah

Pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD dimulai dari saat bendahara penerimaan PPKD menerima informasi dari BUD/Kuasa BUD mengenai adanya penerimaan di rekening kas umum daerah. Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan Nota kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah, bendahara penerimaan PPKD mencatat bukti penerimaan tersebut ke dalam Buku Penerimaan PPKD, pada bagian kolom tanggal dan kolom nomor bukti.

b. Kemudian bendahara penerimaan PPKD mengidentifikasi dan mencatat jenis dan kode rekening pendapatan.

c. Setelah itu, bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah.

Prosedur pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD dapat digambarkan dalam bagan alir berikut.

Page 50: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

40

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 4.1 Bagan Alir Prosedur Pembukuan Penerimaan PPKD

Pembukuan Penerimaan PPKD

Bendahara Penerimaan PPKD

Bendahara penerimaan PPKD menerima Nota Kredit/bukti lain yang sah dari penyetoran melalui rekening kas daerah.

Berdasarkan Nota Kredit/bukti lain yang sah Bendahara Penerimaan PPKD mencatat penerimaan di Rekening kas umum daerah itu pada Buku Penerimaan PPKD

Hasil akhir dari proses ini adalah Buku Pendapatan PPKD .

Proses Penerimaan di kas umum daerah yang telah diatur dalam PerKDH mengenai system dan

prosedur pengelolaan

Nota Kredit/

Bukti Lain yang sah

Melakukan Pengisian Buku

Penerimaan PPKD

Buku Penerimaan

PPKD

Berikut adalah contoh format Buku Penerimaan PPKD.

Gambar 4.2 Contoh Format Buku Penerimaan PPKD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........

BUKU PENERIMAAN PPKDBENDAHARA PENERIMAAN PPKD

Nomor Tanggal Kode Kredit

Bukti Lain

Kode Rekening

Uraian Jumlah Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah bulan ini

Jumlah s/d bulan lalu

Jumlah Akhir

Menyetujui:PPKD

( Tanda Tangan)(Nama lengkap)

NIP.

………Tanggal……Bendahara Penerimaan PPKD

( Tanda Tangan)(Nama lengkap)

NIP.

Page 51: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

41

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Cara Pengisian:

1. Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, 2. Kolom 1 diisi dengan nomor urut 3. Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan 4. Kolom 3 diisi dengan nomor nota kredit penerimaan 5. Kolom 4 diisi dengan nomor bukti lain apa bila tidak menggunakan nota kredit 6. Kolom 5 diisi dengan kode rekening pendapatan 7. Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan 8. Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan 9. Kolom 8 diisi dengan keterangan jika diperlukan 10. Jumlah bulan ini adalah total penerimaan selama satu bulan* 11. Jumlah sampai dengan bulan lalu adalah saldo pendapatan sampai dengan bulan lalu* 12. Jumlah akhir adalah jumlah antara jumlah bulan ini ditambah jumlah sampai dengan bulan lalu* 13. Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan PPKD dan PPKD disertai nama

jelas*

* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Bendahara Penerimaan PPKD.

4.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD.

Bendahara penerimaan PPKD mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada PPKD setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban tersebut berupa Buku Penerimaan PPKD yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan, dilampiri dengan bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap.

Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD adalah sebagai berikut:

1) Bendahara penerimaan PPKD melakukan penutupan Buku Penerimaan PPKDdan melakukan rekapitulasi perhitungan.

2) Bendahara penerimaan PPKD menyiapkan bukti-bukti penerimaan yang sah dan lengkap. 3) Bendahara penerimaan PPKD menyampaikan Buku Penerimaan PPKDyang telah dilakukan

penutupan dilampiri dengan bukti penerimaan yang sah dan lengkap kepada PPKD, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Berikut adalah bagan alir yang menggambarkan proses penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.

Page 52: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

42

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 4.3 Bagan Alir Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD

Buku Pendapatan PPKD

Bukti Penerimaan

yang sah

Pertanggungjawaban Bendahara

Pertanggung-jawaban

Bendahara Penerimaan

PPKD

Proses verifikasi Pertanggung-

jawaban bendahara

penerimaan PPKD

Pertanggung-jawaban

Bendahara Penerimaan

PPKD

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan

PPKD

PPKD melakukan menandatangani pertanggung-jawaban bendahara penerimaan sebagai bentuk persetujuan

Dilakukan proses verifikasi, evaluasi dan analisis untuk mendapatkan informasi pendapatan PPKD yang sinkron dan kredibel

Bendahara Penerimaan PPKD menyerahkan Pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD kepada fungsi verifikasi PPKD

Berdasarkan Buku Pendapatan PPKD dan Bukti penerimaan yang sah Bendahara Penerimaan PPKD menyusun Pertang-gungjawaban-nya

Bendahara Penerimaan PPKD Fungsi Verifikasi PPKD

1

2 3

4

4.5. Soal Latihan1. Jelaskan tugas dan kewenangan bendahara penerimaan PPKD !2. Jelaskan sisdur penerimaan PPKD !3. Buku apa saja yang digunakan di dalam penatausahaan penerimaan PPKD ?4. Sebutkan bukti transaksi penerimaan PPKD ?5. Jelaskan prosedur pertangggungjawaban bendahara penerimaan PPKD !

Page 53: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

TOPIK 5

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS SKPD

Page 54: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

44

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Referensi:

Deskripsi:Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan

pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD.

Sub Topik Kata Kunci

Tugas dan kewenangan bendahara pengeluaran SKPD

Prosedur pembayaran belanja SKPD

Prosedur pembukuan bendahara pengeluaran SKPD

Prosedur pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD

Penatausahaan, pertanggungjawaban, belanja SKPD

UP (Uang Persediaan), GU (Ganti Uang Persediaan), TU (Tambah Uang Persediaan), LS (Pembayaran Langsung)

BKU (Buku Kas Umum), Buku Pembantu, Register SPP/SPM/SP2D

LPJ UP, LPJ TU, SPJ Administratif/Fungsional

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan

dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya

5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun2011.

Page 55: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

45

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Bendahara Syamsul Ditahan

Dugaan Korupsi APBD Langkat Rp102,7 Miliar

MEDAN-Kasus dugaan korupsi APBD Langkat tahun anggaran 2000-2007 senilai Rp102,7 miliar terus bergulir. Setelah Pengadilan Tindak Pidanan Korupsi (Tipikor) menyidangkan Syamsul Arifin sebagai tersangka Senin (14/3) lalu, Kamis (17/3) kemarin Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) menahan Buyung Ritonga.

Mantan Bendahara/Kepala Pemegang Kas Pemkab Langkat semasa kepemimpinan Syamsul Arifin itu dijebloskan Rumah Tahanan Tanjunggusta Medan sebagai tahanan jaksa sekitar pukul 16.00 WIB, setelah menjalani pemeriksaan di bagian pidana khusus. Mengenakan kemeja putih motif kotak-kotak, ia hanya tertenduk lesu ketika diboyong petugas menuju mobil tahanan. Buyung diam seribu bahasa,

Buyung sebagai bendahara Pemkab Langkat dinilai mengetahui ke mana aliran dana digunakan. “Hasil penyidikan diduga pengeluaran dana APBD itu tidak melalui mekanisme dan penggunaannya tak sesuai peraturan yang ada,” terangnya...................

http://sumutpos.co/2011/03/2055/bendahara-syamsul-ditahanJumat, 18 Maret 2011 Metropolis

5.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran SKPDBerdasarkan Pasal 4, Permendagri No. 55 Tahun 2008, tugas dan kewenangan bendahahara pengeluaran SKPD adalah sebagai berikut:

Bendahara pengeluaran SKPD bertugas untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

Page 56: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

46

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 5.1 Tugas Bendahara Pengeluaran SKPD

Menerima

BENDAHARAPENGELUARAN

Menyimpan

Membayarkan

Menatausahakan dan Mempertanggungjawabkan

Dalam melaksanakan tugas, bendahara pengeluaran SKPD berwenang:

a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU dan SPP-LS;b. Menerima dan menyimpan uang persediaan;c. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;d. Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;e. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila dokumen

tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

Jika pengguna anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna anggaran, maka pengguna anggaran dapat menunjuk bendahara pengeluaran pembantu SKPD untuk melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran SKPD. Bendahara pengeluaran pembantu SKPD mempunyai wewenang untuk:

a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-TU dan SPP-LS;b. Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal dari Tambahan Uang dan/atau

pelimpahan UP dari bendahara pengeluaran;c. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;d. Menolak perintah bayar dari KPA yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;e. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila dokumen

tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap;

Page 57: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

47

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

5.2 Prosedur Pembayaran Belanja SKPDUntuk melaksanakan pembayaran belanja, bendahara pengeluaran akan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada PA/KPA melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD. Dokumen SPP yang disusun dan diajukan oleh bendahara pengeluaran dapat berupa SPP Uang Persediaan (UP), SPP Ganti Uang persediaan (GU), SPP Tambahan Uang (TU) dan SPP Langsung (LS).

Selanjutnya PPK-SKPD akan menguji dan/atau memverifikasi SPP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran, antara lain menyangkut syarat kelengkapan dokumen SPP dan lampirannya, kebenaran dalam tulisan, ketersediaan pagu anggaran. Setelah semua persyaratan pengajuan SPP terpenuhi, PPK-SKPD selanjutnya menyiapkan draft Surat Pertintah Membayar (SPM) kemudian diparaf dan diajukan kepada PA/KPA sesuai kewenangannya. PA dapat menandatangani/menerbitkan semua jenis SPM, sementara KPA hanya dapat menerbitkan SPM TU dan SPM-LS Barang dan Jasa untuk anggaran belanja yang berada di bawah pengelolaanya.

Selanjutnya, SPM yang telah ditandatangani oleh PA/KPA disampaikan ke Kuasa BUD. Jika SPM yang diajukan tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, Kuasa BUD selanjutnya akan menerbitkan SP2D. Jenis SPM dan SP2D yang diterbitkan oleh pihak-pihak yang berwenang tentunya mengikuti dengan jenis SPP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. Misalnya, jika bendahara pengeluaran mengajukan SPP-UP, maka PA/KPA akan menerbitkan SPM-UP, demikian juga kuasa BUD akan menerbitkan SP2D-UP, dan demikian seterusnya.

SP2D merupakan bukti terjadinya transaksi penerimaan kas (uang muka kerja) dari BUD dan/atau pembayaran belanja (tergantung jenia SP2D-nya), sedangkan SPP dan SPM hanya merupakan bukti pendukung. SP2D dan dokumentasi transaksi lainnya (kwitansi, faktur pajak, surat setoran pajak/SSP, dsb) merupakan dokumen transaksi yang menjadi dasar pembukuan transaksi oleh bendahara pengeluaran maupun pencatatan akuntansi oleh PPK-SKPD.

Pada topik ini, pembahasan hanya akan difokuskan pada prosedur pembayaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban oleh bendahara pengeluaran SKPD.

Berikut ini akan dijelaskan prosedur pembayaran yang dapat dilakukan oleh bendahara pengeluaran SKPD.

5.2.1. Uang Persediaan (UP)SPP UP diajukan sekali dalam setahun yakni pada awal tahun anggaran setelah dikeluarkannya SK Kepala Daerah tentang besaran UP.SPP-UP dipergunakan untuk mengisi uang persediaan tiap-tiap SKPD. Uang persediaan ini belum membebani kode rekening tertentu. Pengajuan SPP-UP harus dilampiri dengan dokumen-dokumen antara lain, salinan SPD, Draf Surat Pernyataan PA, lampiran lain yang diperlukan.

Uang persediaan yang telah diterima bendahara pengeluaran dapat dialokasikan/dilimpahkan kepada bendahara pengeluaran pembantu setelah mendapat persetujuan dari PA/KPA. Hal ini dimaksudkan

Page 58: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

48

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

untuk kelancaran pembayaran belanja atas kegiatan yang dikelola oleh unit kerja/KPA tertentu.

Berikut ini disajikan contoh format SPP-UP, setiap jenis SPP terdiri dari 3 halaman (halaman pengantar, ringkasan dan rincian).

Gambar 5.2 Contoh Format SPP-UP

Kepada Yth.Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna AnggaranSKPD ……………………….Di Tempat

a. Urusan Pemerintahan : ……………………………………………………………b. SKPD : ……………………………………………………………c. Tahun Anggaran : ……………………………………………………………d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor ….. : ……………………………………………………………e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)f. Nama Bendahara Pengeluaran : ……………………………………………………………g. Jumlah Pembayaran yang Diminta : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ……………………………………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

Gambar 5.2Contoh Format SPP-UP

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

SURAT PENGANTAR

Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor ………… Tahun …………… tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan sebagai berikut:

Page 59: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

49

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Terbilang: …………………………..…………………………………………..

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

Terbilang: ………………………………………………………………………………………………….

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

RINGKASAN

Berdasarkan Keputusan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor ………………………..…….. Tanggal …………………..……… tentang Penetapan Jumlah Uang Persediaan untuk SKPD ………………………………..… sejumlah Rp. ………………………………..

Kode Rekening (Jenis)No. Uraian Jumlah

TOTAL

Page 60: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

50

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

5.2.2. Ganti Uang Persediaan (GU)

SPP-GU diajukan untuk mengganti uang persediaan yang telah terpakai. SPP-GU diajukan sebesar uang persediaan yang telah digunakan dan SPJ nya telah disahkan pada kurun waktu tertentu, untuk membiayai satu atau beberapa kegiatan di SKPD.Pengajuan SPP-GU harus didukung oleh pertanggungjawaban (SPJ) atas penggunaan uang persediaan yang diajukan penggantiannya disertai bukti-bukti yang sah dan lengkap. SPP-GU harus dilampiri dengan:

• Salinan SPD• Draf Surat Pernyataan Pengguna Anggaran• Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan• Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah• Lampiran lain yang diperlukan

Berikut disajikan contoh format SPP-GU.Gambar 5.3 Contoh Format SPP-GU

Kepada Yth.Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna AnggaranSKPD ……………………….Di Tempat

a. Urusan Pemerintahan : ……………………………………………………………b. SKPD : ……………………………………………………………c. Tahun Anggaran : ……………………………………………………………d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor ….. : ……………………………………………………………e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)f. Nama Bendahara Pengeluaran : ……………………………………………………………g. Jumlah Pembayaran yang Diminta : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ……………………………………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

SURAT PENGANTAR

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor ………… Tahun …………… tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan sebagai berikut:

Page 61: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

51

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kepada Yth.Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna AnggaranSKPD ……………………….Di Tempat

a. Urusan Pemerintahan : ……………………………………………………………b. SKPD : ……………………………………………………………c. Tahun Anggaran : ……………………………………………………………d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor ….. : ……………………………………………………………e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)f. Nama Bendahara Pengeluaran : ……………………………………………………………g. Jumlah Pembayaran yang Diminta : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ……………………………………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

SURAT PENGANTAR

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor ………… Tahun …………… tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan sebagai berikut:

I. Rp ………………..……………………….

12

II. Rp ……………….……………………….I-II. Rp ………………….………………….

SP2D Peruntukan UPSP2D Peruntukan GUSP2D Peruntukan TUSP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan TunjanganSP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa

III. Rp ………………...…………………….II-III. Rp ……………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

RINGKASAN

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD

RINGKASAN SPDNo.

Urut

RINGKASAN SP2D

Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD

JUMLAH

Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana

JUMLAH

Page 62: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

52

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Terbilang: ………………………………………………………………………………………………….

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………

TOTAL

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)Nomor : ………………………. Tahun …………..

RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN

No. Kode Rekening (Jenis) Uraian Jumlah

5.2.3. Tambah Uang (TU)Ketika SKPD mempunyai kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak dan insidental, sedangkan UP yang ada tidak mencukupi, maka bendahara pengeluaran SKPD dapat mengajukan SPP-TU.Jika kegiatan telah dilaksanakan dan masih ada sisa uang, maka harus disetorkan kembali ke kas umum daerah. TU ini harus dipertanggungjawabkan sendiri, terpisah dari pertanggungjawaban UP/GU, paling lambat 1 bulan, kecuali untuk:

a. Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;b. Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang diakibatkan

oleh peristiwa di luar kendali PA/KPA;

Page 63: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

53

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 5.4 Contoh Format SPP-TU

Kepada Yth.Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna AnggaranSKPD ……………………….Di Tempat

a. Urusan Pemerintahan : ……………………………………………………………b. SKPD : ……………………………………………………………c. Tahun Anggaran : ……………………………………………………………d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor ….. : ……………………………………………………………e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)f. Nama Bendahara Pengeluaran : ……………………………………………………………g. Jumlah Pembayaran yang Diminta : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ……………………………………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

SURAT PENGANTAR

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor ………… Tahun …………… tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan (TU) sebagai berikut:

Page 64: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

54

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

I. Rp ………………..……………………….

12

II. Rp ……………….……………………….I-II. Rp ………………….………………….

SP2D Peruntukan UPSP2D Peruntukan GUSP2D Peruntukan TUSP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan TunjanganSP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa

III. Rp ………………...…………………….II-III. Rp ……………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

RINGKASAN

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPDJumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD

RINGKASAN SPDNo.

UrutNomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana

JUMLAH

RINGKASAN SP2D

JUMLAH

Page 65: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

55

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

No. Urut

Rp ……………….……………………….

No. Urut

Rp ……………….……………………….TOTAL Rp ……………….……………………….

Terbilang: ……………………………………………………………………………………………………….

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

RINCIAN

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)

Nomor : ………………………. Tahun …………..

RENCANA PENGGUNAAN

Kode RekeningProgram: Kegiatan: Waktu Pelaksanaan:

SUB TOTAL

Uraian Jumlah

Program: Kegiatan: Waktu Pelaksanaan:Kode Rekening Uraian Jumlah

SUB TOTAL

Pengajuan SPP TU harus dilampiri dengan salinan SPD, draf Surat Pernyataan PA, Surat Keterangan Penjelasan Keperluan Pengisian TU, serta lampiran lain yang diperlukan.

5.2.4. Pembayaran Langsung (LS)SPP-LS digunakan untuk pembayaran langsung pada pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan. SPP-LS terdiri atas:

a) LS untuk pembayaran Gaji & TunjanganLampiran yang diperlukan dalam pengajuan SPP-LS Gaji dan Tunjangan yaitu salinan SPD, Draf Surat Pernyataan PA, dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji, serta lampiran lain yang diperlukan. Dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji antara lain (sesuai keperluan) adalahsbb :

Page 66: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

56

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

• Pembayaran gaji induk• Gaji susulan• Kekurangan gaji• Gaji terusan• Uang duka wafat/tewas yang

dilengkapi dengan daftar gaji induk/gaji susulan/kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas

• SK CPNS, SK PNS, SK kenaikan pangkat• SK jabatan• Kenaikan gaji berkala• Surat pernyataan pelantikan• Surat pernyataan masih menduduki

jabatan• Surat pernyataan melaksanakan tugas

• Daftar keluarga (KP4)• Fotokopi surat nikah• Fotokopi akte kelahiran• Surat keterangan pemberhentian

pembayaran (SKPP) gaji• Daftar potongan sewa rumah dinas• Surat keterangan masih sekolah/kuliah• Surat pindah• Surat kematian• SSP PPh Pasal 21 • Peraturan perundang-undangan

mengenai penghasilan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala daerah/wakil kepala daerah

b) LS untuk pengadaan Barang dan Jasa

Lampiran yang diperlukan dalam pengajuan SPP-LS Barang dan Jasa yaitu salinan SPD, Draf Surat Pernyataan PA, dokumen-dokumen terkait kegiatan (disiapkan oleh PPTK), terdiri atas (sesuai keperluan):

o Salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait; o SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib pajak dan wajib

pungut; o Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran

dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga; o Berita acara penyelesaian pekerjaan; o Berita acara serah terima barang dan jasa; o Berita acara pembayaran; o Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan PPTK sertai disetujui

oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran; o Surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga

keuangan non bank; o Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau

seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar negeri; o Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/rekanan serta unsur

panitia pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang yang diperiksa; o Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan di luar wilayah

kerja; o Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila

pekerjaan mengalami keterlambatan; o Foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan; o Potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/surat

pemberitahuan jamsostek); dan o Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya menggunakan biaya

Page 67: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

57

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

personil (billing rate), berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.

o Serta lampiran lain yang diperlukan.

Gambar 5.5 Contoh Format SPP-LS

Kepada Yth.Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna AnggaranSKPD ……………………….Di Tempat

a. Urusan Pemerintahan : ……………………………………………………………b. SKPD : ……………………………………………………………c. Tahun Anggaran : ……………………………………………………………d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor ….. : ……………………………………………………………e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)f. Nama Bendahara Pengeluaran : ……………………………………………………………g. Jumlah Pembayaran yang Diminta : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ……………………………………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

Nomor : ………………………. Tahun …………..

SURAT PENGANTAR

(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN

Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor ………… Tahun …………… tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan Tunjangan sebagai berikut:

Page 68: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

58

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

I. Rp ………………..……………………….

12

II. Rp ……………….……………………….I-II. Rp ………………….………………….

SP2D Peruntukan UPSP2D Peruntukan GUSP2D Peruntukan TUSP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan TunjanganSP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa

III. Rp ………………...…………………….II-III. Rp ……………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN

Nomor : ………………………. Tahun …………..(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)

RINGKASAN

JUMLAH

RINGKASAN SP2D

JUMLAH

RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPDJumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD

RINGKASAN SPDNo.

UrutNomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana

Page 69: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

59

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

RENCANA PENGGUNAAN DANABULAN: …………………

1234567

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN

Nomor : ………………………. Tahun …………..(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)

No. Urut

Kode Rekening (Rincian Obyek)

Uraian Jumlah

Jumlah

RINCIAN

Page 70: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

60

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kepada Yth.Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna AnggaranSKPD ……………………….Di Tempat

a. Urusan Pemerintahan : ……………………………………………………………b. SKPD : ……………………………………………………………c. Tahun Anggaran : ……………………………………………………………d. Dasar Pengeluaran SPD Nomor ….. : ……………………………………………………………e. Jumlah Sisa Dana SPD : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)f. Nama Bendahara Pengeluaran : ……………………………………………………………g. Jumlah Pembayaran yang Diminta : Rp ………………………………………………………

( terbilang: ………………………………………………………………………………………………………………)h. Nama dan Nomor Rekening Bank : ……………………………………………………………

………………., …………………………………..Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

Nomor : ………………………. Tahun …………..

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ……………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA

(SPP-LS-BARANG & JASA)

SURAT PENGANTAR

Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor ………… Tahun …………… tentang Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Barang dan Jasa sebagai berikut:

Page 71: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

61

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

1. Program : ……………………………………………………………………….2. Kegiatan : ……………………………………………………………………….3.

: ……………………………………………………………………….4. Nama Perusahaan : ……………………………………………………………………….5. Bentuk Perusahaan : a. PT/NV b. CV d. Firma e. Lain-lain6. Alamat Perusahaan : ……………………………………………………………………….7. Nama Pimpinan Perusahaan : ……………………………………………………………………….8. Nama dan Nomor Rekening Bank : ……………………………………………………………………….9. Nomor Kontrak : ……………………………………………………………………….

10. Kegiatan Lanjutan : Ya/Bukan11. Waktu Pelaksanaan Kegiatan : ……………………………………………………………………….12. Deskripsi Pekerjaan : ……………………………………………………………………….

I. Rp ………………..……………………….

12

II. Rp ……………….……………………….I-II. Rp ………………….………………….

SP2D Peruntukan UPSP2D Peruntukan GUSP2D Peruntukan TUSP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan TunjanganSP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa

III. Rp ………………...…………………….II-III. Rp ……………………………………

Mengetahui, ………………., …………………………………..Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)NIP. NIP.

Nomor : ………………………. Tahun …………..

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA

(SPP-LS BARANG DAN JASA)

RINGKASAN

Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPDRINGKASAN SPD

No. Urut

Nomor SPD Tanggal SPD Jumlah Dana

JUMLAH

RINGKASAN SP2D

JUMLAH

Nomor dan Tanggal DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD

RINGKASAN DPA-/DPAL-/DPAL-SKPD

Page 72: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

62

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

RENCANA PENGGUNAAN DANA

1234567

………………., …………………………………..MengetahuiPPTK Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap) (Nama Lengkap)NIP. NIP.

Nomor : ………………………. Tahun …………..

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA

(SPP-LS BARANG DAN JASA)

Jumlah

RINCIAN

No. Urut

Kode Rekening (Rincian Objek)

Uraian Jumlah

Disamping membuat SPP, Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterimanya.Register ini berupa daftar SPP yang telah diajukan beserta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan. Berikut adalah format register SPP/SPM/SP2D:

Page 73: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

63

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 5.6 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D

Tanggal Nomor Tanggal Nomor Tanggal Nomor1 2 3 4 5 6 7 8 9 11

………………., Tanggal …………………………..

Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)NIP.

10

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………REGRISTER SPP/SPM/SP2D

SKPD …………………

Jenis UP/GU/TU/LS SPP SPM SP2DUraian JumlahNo.

UrutKet.

5.3 Prosedur Pembukuan BelanjaUntuk melaksanakan kewajiban pembukuan, Bendahara pengeluaran SKPD menggunakan buku-buku dan dokumen berupa:

I Buku Kas Umum;II Buku Pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan seperti:

a. Buku Pembantu Kas Tunai;b. Buku Pembantu Simpanan/Bank;c. Buku Pembantu Panjar;d. Buku Pembantu Pajak;e. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

III Dokumen-dokumen berupa:a. SP2D UP/GU/TU/LS;b. Bukti transaksi yang sah dan lengkap;c. Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang diatur dalam peraturan

yang berlaku;

Berikut adalah ringkasan langkah-langkah pembukuan belanja:

1. Pembukuan penerimaan SP2D UP/GU/TU

Page 74: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

64

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Simpanan/Bank √

2. Pembukuan pergeseran uang (penarikan uang dari bank)

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Simpanan/Bank √

3 BKU √

4 Buku Pembantu Kas Tunai √

3. Pelimpahan UP/GU kepada bendahara pengeluaran pembantu• Pembukuan oleh bendahara pengeluaran

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Kas Tunai (bila pelimpahan UP diberikan secara tunai)

ATAU Buku Pembantu Simpanan/Bank(bila pelimpahan UP dilakukan melalui transfer antar rekening bank bendahara pengeluaran dan bendahara pengeluaran pembantu

• Pembukuan oleh bendahara pengeluaran pembantu

Page 75: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

65

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Kas Tunai (bila pelimpahan UP diberikan secara tunai)

ATAUBuku Pembantu Simpanan/Bank (bila pelimpahan UP dilakukan melalui transfer antar rekening bank bendahara pengeluaran dan bendahara pengeluaran pembantu

4. Pembukuan pembayaran belanja yang dibayar bendahara pengeluaran dengan menggunan UP/TU - tanpa melalui panjar

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu Simpanan/Bank (jika pembayaran dengan cek/transfer)

3 Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja √(UP/GU/TU)

Contoh: Tanggal 10 Januari 2012 dibeli Alat Tulis Kantor (kertas dan pulpen) sebesar Rp. 2.200.000,- pada Anton Toko ATK Jaya (dikenakan pajak PPN dan PPh).

Analisa Transaksi

Atas Transaksi diatas Bendahara Pengeluaran melakukan pembukuan belanja ATK sebesar nilai bruto yaitu Rp 2.200.000 dan dicatat pada:

1. BKU pada kolom pengeluaran. 2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran. 3. Buku Pembantu Pajak pada Kolom Penerimaan atas pemungutan PPN dan pemotongan

PPh 224. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU, TU.

Page 76: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

66

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN SKPD : BENDAHARA PENGELUARAN :

No. Tanggal Kode Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo

…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000

2 10 Jan 5.2.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000

PPN 200.000 48.000.000

PPh 22 30.000 48.030.000

Buku Kas Tunai Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo

....... ...................... 10.000.000

10 Jan 2 Pembelian ATK 2.200.000 7.800.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU REKAPITULASI PENGELUARANPER RINCIAN OBYEK

SKPD Dinas Tata Kota Kode Rekening 5.2.2.01.01 Nama Rekening Belanja ATK Kredit APBD 12.000.000 Tahun Anggaran 2012

Tanggal Nomor BKU Uraian Pengeluaran (Rp)

LS UP/GU/TU Jumlah

1 2 3 4 5 6

10 Jan 2 Belanja ATK 2.000.000 2.000.000

Jumlah bulan ini …………….. ... 2.000.000

Jumlah sampai dengan bulan lalu ………. 0

Jumlah sampai dengan bulan ini .................... 2.000.000

Buku PajakPPh/PPN

Page 77: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

67

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo

10-01-07 2 Dipungut PPN atas Pembelian ATK

200.000 200.000

Dipotong PPh-22 atas Pembelian ATK

30.000 230.000

5. Pembukuan pajak Pemerintah Pusat (PPh/PPN) yang dipungut/disetor oleh bendahara pengeluaran SKPD.

• Saat memungut/memotong PPh/PPN

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Pajak √

• Saat menyetor PPh/PPN ke rekening Kas Negara.

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Pajak √

Berdasarkan contoh transaksi diatas, ketika bendahara pengeluaran melakukan penyetoran atas pungutan pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang disetorkan sebagai “setoran PPh/PPN” di:

1. BKU pada kolom pengeluaran. 2. Buku Pembantu Pajak pada kolom pengeluaran.

Page 78: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

68

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN

SKPD : BENDAHARA PENGELUARAN :

Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo

10-01-07 2 Dipungut PPN atas Pembelian ATK

200.000 200.000

Dipotong PPh-22 atas Pembelian ATK

30.000 230.000

6. Pembukuan pemberian panjar

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Kas Tunai/Bank √

Contoh: Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan PA/KPA Bendahara memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk pembelian materai.

Analisa Transaksi

Atas pemberian panjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar uang yang diberikan pada:

1. BKU pada kolom pengeluaran 2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran 3. Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

Page 79: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

69

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN

SKPD : BENDAHARA PENGELUARAN :

No. Tanggal Kode Rekening

Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo

…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000

2 10 Jan 5.2.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000

Dipungut PPN 200.000 48.000.000

Dipotong PPh 22 30.000 48.030.000

2 10 Jan Penyetoran PPn/PPh 230.000 47.800.000

3 11 Jan Pemberian Panjar_pada A Basuki

150.000 47.880.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

Buku Kas Tunai

SKPD : BENDAHARA PENGELUARAN :

Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo

1 Jan Saldo 10.000.000

10 Jan 2 Pembelian ATK 2.200.000 7.800.000

11 Jan 3 Pemberian panjar pada A Basuki

150.000 7.650.000

Page 80: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

70

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU PANJAR SKPD : BENDAHARA PENGELUARAN :

Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo

1 Jan Saldo 10.000.000

10 Jan 2 Pembelian ATK 2.200.000 7.800.000

11 Jan 3 Pemberian panjar pada A Basuki

150.000 7.650.000

7. Pembukuan pertanggungjawaban panjar

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

Dicatat sebesar nilai panjar pada:

1 BKU √

2 Buku Pembantu Panjar √

Dicatat sebesar nilai belanja berdasarkan bukti yang sah:

3 BKU √

4 Buku Pembantu Rincian Obyek

√(UP/GU/TU)

5 Buku Pembantu Kas Tunai/Bank

√(Jika panjar > belanja) Sebesar jumlah yang

dikembalikan

√(Jika panjar < belanja)

Sebesar jumlah kekurangan yang

dibayarkan

Contoh: Pada tanggal 19 Januari 2012 diterima bukti kuintansi pembelian materai dan perangko dar Kantor Pos Lubuk Sikaping sebesar Rp150.000,- sebagai pertanggungjawaban pengembalian uang panjar dari Ahmad Basuki.

Analisa Transaksi

Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang panjar sebagai berikut:

Page 81: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

71

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Langkah 1:Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari PPTK sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah pertanggungjawaban tersebut diterima, Bendahara Pengeluaran mencatat pengembalian panjar di:

• BKU pada kolom penerimaan• Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan

Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang pernah diberikan.

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN

SKPD :

No. Tanggal Kode Rekening

Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo

…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000

2 10 Jan 5.2.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000

PPN 200.000 48.000.000

PPh 22 30.000 48.030.000

3 10 Jan Penyetoran PPN/PPh 230.000 47.800.000

4 11 Jan Pemberian Panjar_pada A Basuki

150.000 47.650.000

5 19 Jan Diterima pertanggungjawaban panjar

150.000 47.800.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU PANJAR

SKPD : Dinas Tata Kota

Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo

11 Jan 3 Pemberian panjar pada A. Basuki

150.000 150.000

19 Jan 4 Diterima pertanggungjawaban panjar dari A. Basuki

150.000 0

Page 82: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

72

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Langkah 2: Bendahara Pengeluaran kemudian mencatat belanja yang sebenarnya terjadi berdasarkan pertanggungjawaban yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di:

• BKU pada kolom pengeluaran • Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN SKPD : BENDAHARA PENGELUARAN :

No. Tanggal Kode Rekening

Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo

…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000

2 10 Jan 5.2.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000

PPN 200.000 48.000.000

PPh 22 30.000 48.030.000

2 10 Jan Penyetoran PPN/PPh 230.000 47.800.000

3 11 Jan Pemberian Panjar_pada A Basuki

150.000 47.650.000

4 19 Jan Diterima pertanggungjawaban panjar

150.000 47.800.000

4 19 Jan 5.2.2.01.04 Belanja Materai & Perangko

150.000 47.650.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU REKAPITULASI PENGELUARANPER RINCIAN OBYEK

SKPD : Dinas Tata Kota Kode Rekening : 5.2.2.01.04 Nama Rekening : Belanja Materai dan Perangko Kredit APBD : 4.000.000 Tahun Anggaran : 2012

Tanggal Nomor BKU Uraian Pengeluaran (Rp)

LS UP/GU/TU Jumlah

1 2 3 4 5 6

19 Jan 4 Belanja Materai & Perangko

150.000 150.000

Page 83: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

73

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Jumlah bulan ini …………….. ... 150.000

Jumlah sampai dengan bulan lalu ………. 0

Jumlah sampai dengan bulan ini .................... 150.000

8. Pembukuan belanja melalui LS

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Kas Tunai/Bank

3 Buku Pembantu Panjar √

9. Pembukuan pemotongan PPh/PPN dari belanja LS (dicatat secara contra post) yang dipotong/disetor BUD.

Langkah Mencatat pada Buku Mencatat pada Kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU √

2 Buku Pembantu Kas Tunai/Bank

3 Buku Pembantu Panjar √

Contoh: Pada tanggal 27 Januari, diterima SP2D-LS atas belanja modal pengadaan meja kerja kepada pihak ketiga (Irvan Hakim / CV. Lupa Melulu di Neraka) sebesar Rp 27.500.000 Untuk Kontrak No. 01/ SPK / 2012 dan BAP No. 01 / BAP / 2012

Analisa Transaksi

Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto (sebelum dikurangi potongan) sebagai “belanja pengadaan barang dan jasa” di:

1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada tanggal yang sama 2. Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait pada kolom belanja LS.

Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan barang dan jasa, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai “pemotongan PPh/PPN” di:

Page 84: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

74

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang sama.2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang

sama.

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN

SKPD : BENDAHARA PENGELUARAN :

No. Tanggal Kode Rekening

Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo

…… ….. ….. ....... ..... 50.000.000

2 10 Jan 5.2.2.01.01 ATK 2.200.000 47.800.000

PPN 200.000 48.000.000

PPh 22 30.000 48.030.000

2 10 Jan Penyetoran PPN/PPh 230.000 47.800.000

3 11 Jan Pemberian Panjar_pada A Basuki

150.000 47.650.000

4 19 Jan Diterima pertanggungjawaban panjar

150.000 47.800.000

4 19 Jan 5.2.2.01.04 Belanja Materai & Perangko

150.000 47.650.000

5 27 Jan Diterima SP2D LS Barang & jasa

27.500.000 75.150.000

27 Jan 5.2.3.13.01 BM. Meja Kerja 27.500.000 47.650.000

5 27 Jan PPN 2.500.000 50.150.000

PPh 22 375.000 50.525.000

4 27 Jan Penyetoran PPN/PPh 2.875.000 47.650.000

Page 85: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

75

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU REKAPITULASI PENGELUARANPER RINCIAN OBYEK

SKPD : Dinas Tata Kota Kode Rekening : 5.2.3.13.01 Nama Rekening : Belanja Meja Kerja Kredit APBD : 40.000.000 Tahun Anggaran : 2012

Tanggal Nomor BKU Uraian Pengeluaran (Rp)

LS UP/GU/TU Jumlah

1 2 3 4 5 6

27 Jan 5 BM. Meja Kerja 25.000.000 0 25.000.000

Jumlah bulan ini …………….. ... 25.000.000

Jumlah sampai dengan bulan lalu ………. 0

Jumlah sampai dengan bulan ini .................... 25.000.000

Buku PajakPPh/PPN

Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluran Saldo

10-01-07 2 Dipungut PPN atas Pembelian ATK

200.000 200.000

Dipotong PPh-22 atas Pembelian ATK

30.000 230.000

10-01-07 2 Penyetoran PPN/PPh 230.000 0

27 Jan 5 PPN 2.500.000 2.500.000

27 Jan 5 PPh 22 375.000 2.875.000

27 Jan 5 Penyetoran PPN/PPh 2.875.000 0

5.4 Prosedur Pertanggungjawaban BelanjaBendahara pengeluaran, selain berkewajiban menyelenggarakan pembukuan, juga wajib menyusun dan menyampaikan pertanggungjawaban terhadap seluruh uang yang diterima dan dibayarkannya untuk pelaksanaan anggaran belanja SKPD. Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran terdiri atas pertanggungjawaban transaksi dan pertanggungjawaban periodik.

Page 86: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

76

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Pertanggungjawaban transaksi adalah pertanggungjawaban yang dilakukan terkait dengan penggunaan UP/GU/TU. Pertanggungjawaban periodik merupakan penggabungan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran dengan bendahara pengeluaran pembantu. Pertanggungjawaban periodik ini berupa pertangungjawaban administratif dan pertanggungjawaban fungsional yang dibuat setiap akhir bulan, selambat-lambatnya disampaikan tanggal 10 bulan berikutnya.

1. Pertanggungjawaban Transaksi

Pertanggungjawaban transaksi terdiri atas pertanggungjawaban UP dan Pertanggungjawaban TU.

a. Pertanggungjawaban UP disampaikankepada PA ketika SKPD akan mengajukan GU. Laporan pertanggungjawaban

UP akan menjadi lampiran SPP-GU. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun laporan pertanggungjawaban uang persediaan:

Gambar 5.7 Langkah-Langkah Pertanggungjawaban UP

LPJ- UPMengumpulkan Bukti-bukti yang sah belanja UP

Bukti-bukti yang sah belanja UP

Menyusun LPJ- UP

Gambar 5.8 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban UP

SKPD : ……………………………………..Tahun Anggaran : ……………………………………..

TotalTambahan Uang Persediaan Awal PeriodeTambahan Uang Persediaan Akhir Periode

………………….., tanggal ……………………………..Bendahara Penerimaan

( nama lengkap )NIP.

KODE REKENING URAIAN RINCIAN OBYEK JUMLAH (Rp.)

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN

BENDAHARA PENGELUARAN

Page 87: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

77

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

b. Pertanggungjawaban TU Pertanggungjawaban TU disusun ketika TU yang dikelola telah digunakan atau telah

sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.Laporan pertanggungjawaban TU disampaikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Berikut adalah langkah-langkah penyusunan laporan pertanggungjawaban TU:

Gambar 5.9 Langkah-Langkah Pertanggungjawaban TU

LPJ- TU

Bukti-bukti yang sah belanja TU

STS (Apabila ada kelebihan TU)

MenyusunLPJ- TU

DraftLPJ- TU

Verifikasi oleh PPK dan Pengesahan

Gambar 5.10 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban TU

SKPD : ……………………………………..Tahun Anggaran : ……………………………………..Program : ………………………………/………………………..Kegiatan : ………………………………/………………………..Tanggal SP2D TU : ……………………………………..

TotalTambahan Uang Persediaan Awal PeriodeTambahan Uang Persediaan Akhir Periode

Menyetujui: ………………….., tanggal ……………………………..Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan

( nama lengkap ) ( nama lengkap )NIP. NIP.

*Sisa tambahan uang persediaan telah disetor ke Kas Umum Daerah pada tanggal …………….

KODE REKENING URAIAN RINCIAN OBYEK JUMLAH (Rp.)

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA …………LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN

BENDAHARA PENGELUARAN

Page 88: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

78

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

2. Pertanggungjawaban Periodik

a. Pertanggungjawaban Administratif Pertanggungjawaban administratif yang disampaikan adalah berupa Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu anggaran baik secara kumulatif maupun per kegiatan.

SPJ ini merupakan hasil konsolidasi dengan SPJ bendahara pengeluaran pembantu. Oleh karena itu, SPJ Bendahara Pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Kecuali pada bulan terakhir di tahun anggaran, SPJ bendahara pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan paling lambat 5 hari kerja sebelum hari kerja terakhir bulan tersebut.

Setelah melakukan konsolidasi SPJ dengan SPJ bendahara pengeluaran pembantu, bendahara pengeluaran akan menyampaikan SPJ Administratif kepada Pejabat Pengguna Anggaran setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.SPJ Administratif ini dilampiri dengan Buku Kas Umum, Laporan Penutupan Kas, danSPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.

Untuk bulan terakhir tahun anggaran, pertanggungjawaban disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut dan harus dilampiri dengan bukti setoran sisa uang persediaan. Berikut adalah bagan langkah-langkah penyusunan pertanggungjawaban administratif dan penyampaiannya.

Gambar 5.11 Langkah-Langkah dan Format Pertanggungjawaban Bulanan Bendahara Pengeluaran SKPD (Laporan Penutupan Kas dan SPJ Administratif/Fungsional)

SPJ Administratif

Laporan Penutupan Kas

BKU dan BP-nyaSPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu

MenyusunSPJ Administratif

Draft SPJ Administratif

Verifikasi oleh PPK dan Pengesahan oleh PA

Page 89: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

79

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kepada Yth.………………………………………………………………………………Di Tempat

A. Kas di Bendahara PengeluaranA1. Saldo awal bulan tanggal …………… Rp.A2. Jumlah penerimaan Rp.A3. Jumlah pengeluaran Rp.A4. Saldo akhir bulan tanggal …………. Rp.

B. Kas di Bendahara Pengeluaran PembantuB1. Saldo awal bulan tanggal …………… Rp.B2. Jumlah penerimaan Rp.B3. Jumlah pengeluaran Rp.B4. Saldo akhir bulan tanggal …………. Rp.

C. Rekapitulasi Posisi Kas di Bendahara PengeluaranC1. Saldo di Kas Tunai Rp.C2. Saldo di Bank Rp.C3. Saldo Total Rp.

………………….., tanggal ……………………………..Bendahara Penerimaan

( nama lengkap )NIP.

Saldo akhir bulan tanggal ………………. terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. …………………….. Dan saldo di Bank sebesar Rp. …………………….

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ………………………….

BULAN …………….. TAHUN ………………..LAPORAN PENUTUPAN KAS BULANAN

Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota ………………………….. No. ……………. Tahun ……………mengenai Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bersama ini kami sampaikan Laporan PenutupanKas Bulanan yang terdapat di Bendahara Pengeluaran SKPD ….............................. adalah sejumlah Rp.............................. dengan perincian sebagai berikut:

Page 90: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

80

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

SKPD:

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran:

Bendahara Pengeluaran:

Tahun Anggaran:

Bulan:

12

34

56 = (4+5)

78

9 = (7+8)10

1112 =

13 = (6+9+12)

JUM

LAHPenerim

aan 8)-SP2D-Potongan Pajak a. PPN b. PPh-21 c. PPh-22 d. PPh-23-Lain-lainJum

lah Penerimaan

Pengeluaran-SPJ (LS+U

P/GU

/TU)

-Penyetoran Pajak a. PPN b. PPh-21 c. PPh-22 d. PPh-23Lain-lainJum

lah PengeluaranSaldo Kas

Menyetujui,

……

……

……

., Tanggal ……

……

……

……

……

..Pengguna Anggaran

Bendahara Pengeluaran

(Nam

a Lengkap)(N

ama Lengkap)

NIP.

PEMERIN

TAH KABU

PATEN …

……

……

……

……

…LAPO

RAN PERTAN

GG

UN

GJAW

ABAN BEN

DAH

ARA PENG

ELUARAN

(SPJ BELANJA AD

MIN

ISTRATIF)

SPJ - LS GAJI

SPJ - LS BARANG

& JASA*

SPJ UP/G

U/TU

14 = (3-13)

KOD

E REKEN

ING

URAIAN

JUM

LAH

ANG

GARAN

s.d Bulan Lalu

Bulan Inis.d Bulan

Inis.d Bulan

LaluBulan Ini

s.d Bulan Ini

s.d Bulan Lalu

Bulan Inis.d Bulan

Ini

Jumlah SPJ

(LS+UP/G

U/TU

) s.d. Bulan Ini

Sisa Pagu Anggaran

Page 91: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

81

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

b. Pertanggungjawaban Fungsional SPJ Fungsional menggunakan format yang sama dengan SPJ Administratif. Hanya

saja, pertanggungjawaban fungsional disampaikan kepada PPKD selaku BUD.Waktu penyampaian pertanggungjawaban fungsional juga sama dengan waktu penyampaian pertanggungjawaban administratif yaitu tanggal 10 bulan berikutnya. Pada bulan terakhir periode anggaran, pertanggungjawaban disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.

Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan. Pertanggungjawaban fungsional yang disampaikan adalah berupa SPJ yang disertai dengan lampiran berupa Laporan Penutupan Kas dan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.

Berikut adalah langkah-langkah penyusunan pertanggungjawaban fungsional dan penyampaiannya:

Gambar 5.12 Langkah-Langkah Penyusunan dan Format SPJ Fungsional

Laporan PenutupanKas

BKU dan BP-nyaSPJ BendaharaPengeluaran Pembantu

Menyusun SPJ Fungsional

SPJ Fungsional

Proses verifikasi, evaluasi dan analisa oleh BUD

Page 92: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

82

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

SKPD:

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran:

Bendahara Pengeluaran:

Tahun Anggaran:

Bulan:

12

34

56 = (4+5)

78

9 = (7+8)10

1112 =

13 = (6+9+12)

JUM

LAHPenerim

aan 8)-SP2D-Potongan Pajak a. PPN b. PPh-21 c. PPh-22 d. PPh-23-Lain-lainJum

lah Penerimaan

Pengeluaran-SPJ (LS+U

P/GU

/TU)

-Penyetoran Pajak a. PPN b. PPh-21 c. PPh-22 d. PPh-23Lain-lainJum

lah PengeluaranSaldo Kas

Menyetujui,

……

……

……

., Tanggal ……

……

……

……

……

..Pengguna Anggaran

Bendahara Pengeluaran

(Nam

a Lengkap)(N

ama Lengkap)

NIP.

PEMERIN

TAH KABU

PATEN …

……

……

……

……

…LAPO

RAN PERTAN

GG

UN

GJAW

ABAN BEN

DAH

ARA PENG

ELUARAN

(SPJ BELANJA FU

NG

SION

AL)

KOD

E REKEN

ING

URAIAN

JUM

LAH

ANG

GARAN

SPJ - LS GAJI

SPJ - LS BARANG

& JASA*

SPJ UP/G

U/TU

Jumlah SPJ

(LS+UP/G

U/TU

) s.d. Bulan Ini

14 = (3-13)

Sisa Pagu Anggarans.d Bulan

LaluBulan Ini

s.d Bulan Ini

s.d Bulan Lalu

Bulan Inis.d Bulan

Inis.d Bulan

LaluBulan Ini

s.d Bulan Ini

Page 93: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

83

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Untuk membantu administrasi kegiatan dalam rangka menciptakan efisiensi, dan memfasilitasi kebutuhan pembuatan kontrak pengadaan barang jasa dan penyediaan dokumen – dokumen kelengkapan serta mengurangi hubungan langsung antara pihak rekanan dan pemerintah daerah, maka bisa saja digunakan media elektronik jaringan internet seperti yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan program e-Delivery yang dimilikinya. Berikut ini adalah tampilan awal e-Delivery Kota Surabaya.

Gambar 5.13 E-Delivery Kota Surabaya

5.5 Soal Latihan1. Jelaskan apa saja tugas dan kewenangan bendahara pengeluaran SKPD ?2. Sebutkan jenis-jenis SPP yang dapat diajukan oleh bendahara pengeluaran pembantu SKPD

?3. Jelaskan apa persamaan dan perbedaan antara UP dan TU ?4. Sebutkan dokumen apa saja yang harus dilampirkan untuk mengajukan SPP UP maupun

SPP TU oleh bendahara pengeluaran ?5. Jelaskan mekanisme pengajuan ganti uang persediaan (GU) oleh bendahara pengelauran

SKPD ?6. Pada saat SP2D-UP terbit, apakah anggaran belanja SKPD sudah berkurang ? jelaskan !7. Jelaskan perbedaan antara pertanggungjawaban transaksi dan pertanggungjawaban

periodik/bulanan ?

Page 94: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

84

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

8. Terkait dengan kewajiban bendahara pengeluaran SKPD untuk menyusun dan menyampaikan SPJ Administratif/Fungsional, jelaskan pertanyaan berikut ini:

a. Kapan batas waktu penyampaian SPJ tersebut ? b. Kepada siapa saja SPJ tersebut disampaikan ?c. Dokumen apa saja yang harus dilampirkan bersama SPJ tersebut ?

9. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk setiap SP2D yang disebutkan di bawah ini, (buku apa saja yang digunakan dan di sisi mana transaksi tersebut akan dicatat, apakah di sisi penerimaan atau pengeluaran) :

a. SP2D UPb. SP2D GUc. SP2D TUd. SP2D LS

10. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi penarikan uang persediaan dari bank (pergeseran uang) ?

11. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi pembayaran belanja yang menggunakan uang persediaan ?

12. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi PPh/PPN yang dipungut/dipotong dan disetor oleh bendahara pengeluaran SKPD ?

13. Jika bendahara pengeluaran SKPD membukukan transaksi PPh/PPN yang dipungut/dipotong dan disetor oleh BUD (terkait dengan belanja LS pada SKPD), bagaimanakah pembukuannya ?

14. Jelaskan bagaimana pembukuan transaksi pemberian uang panjar dari bendahara pengeluaran kepada PPTK dan pertanggungjawaban uang panjar dari PPTK ke bendahara pengeluaran, untuk masing-masing kondisi berikut:

• Realisasi belanja lebih kecil dari uang panjar yang diberikan (ada sisa uang panjar)• Realisasi belanja lebih besar dari uang panjar yang diberikan (bendahara harus

memberikan tambahan uang atas kekurangan panjar)

15. Jelaskana) bagaimana pembukuan untuk mencatat penyetoran sisa TU ke rekening Kas

Daerah;b) bukti transaksi apa yang dgunakan untuk mencatat transaksi tersebut?;c) kapan sisa TU tersebut harus disetorkan ke rekening Kas Daerah?.

Page 95: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

TOPIK 6

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PPKD

Page 96: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

86

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Referensi:

Deskripsi:Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan

pertanggungjawaban bendahara PPKD.

Sub Topik Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan Bendahara PengeluaranPPKD

Prosedur Pembayaran Bendahara Pengeluaran PPKD

Prosedur Pembukuan Bendahara PengeluaranPPKD

Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara PengeluaranPPKD

Penatausahaan, pertanggungjawaban pengeluaran PPKD

Pengeluaran PPKD, nota debit bank

Buku Pengeluaran PPKD

Buku, bukti pengeluaran PPKD

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan

dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya

5. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun2011.

Page 97: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

87

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kas Bon Pemkab Aceh Tamiang Senilai Rp. 14 M Harus Dikembalikan Utuh

Kasus pengeluaran uang diluar mekanisme berbentuk kas bon oleh Pemkab Aceh Tamiang yang semula berjumlah Rp. 16.803.936.351,25, setelah diterbitkan SK Pembebanan oleh majelis pertimbangan TP-TGR keuangan dan barang daerah kepada 25 pihak yang bertanggung jawab, sudah diselesaikan Rp. 2.274.265.173. Sehingga sisa kerugian negara tinggal Rp. 14.061.178.25.

Kepala Kejaksaan Negeri Kualasimpang, M. Basyar Rifai, SH didampingi Kasipidsus Chairun Parapat, SH usai peringatan hari Adhyaksa ke 51 di Kejaksaan Negeri Kualasimpang kepada Realitas Jum’at (22/7) mengatakan, MoU penagihan kas bon antara pihaknya dengan Pemkab Aceh Tamiang baru pertama kali dilakukan tahun 2011.

MoU pengembalian kas bon antara Kejaksaan Negeri Kualasimpang dengan Pemkab Aceh Tamiang yang dilakukan pejabat Aceh Tamiang dari tahun 2005 – 2010 sebesar Rp. 14 Milyar, belum dikembalikan utuh. Pasalnya penagihan kas bon dan pengembaliannya baru sebesar Rp. 200 juta, kata Kajari Kualasimpang.

Menurut Chairun Parapat, SH ketika ditanya kenapa masih sedikit uang pengembaliannya, butuh proses pengembalian uang kas bon karena mereka yang dipanggil harus melengkapi bukti kas bonnya, jadi ada kita panggil sampai beberapa kali. Terkait kas bon dari perdata menjadi pidana, Kajari mengatakan sabar nanti ada waktunya.

Kurun waktu enam bulan, Kejaksaan telah memanggil pihak-pihak yang melakukan kas bon dan pengembaliannya baru sebesar Rp. 200 juta. “Kami ingatkan dalam jangka waktu setahun setelah adanya MoU, maka uang Negara tersebut harus dikembalikan ke kas daerah secara utuh”, tegas Chairun Parapat.

http://www.suara-tamiang.com/2011/07/kas-bon-pemkab-aceh-tamiang-senilai-rp.html?m=1Minggu, 24 Juli 2011

6.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran PPKD

Tugas dan kewenangan bendahara dan pengeluaran PPKD berdasarkan Pasal 5 Permendagri No. 55 Tahun 2008 adalah sbb.:

Bendahara pengeluaran PPKD bertugas untuk menatausahakan dan mempertanggung-jawabkan seluruh pengeluaran PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD.

Page 98: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

88

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bendahara Pengeluaran PPKD berwenang:

a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-LS PPKD;b. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS PPKD;c. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS PPKD kepada pejabat yang terkait, apabila

dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

6.2 Prosedur Pembayaran Bendahara Pengeluaran PPKDProsedur pembayaran oleh bendahara pengeluaran PPKD dilakukan dengan cara LS (langsung) yaitu dengan mengajukan SPP-LSkepada BUD/Kuasa BUD kepada PPK-SKPKD atau pejabat yang ditunjuk untuk memverifikasi SPP.SPP-LS yang diajukan oleh bendahara pengeluaran PPKD dilampiri dengan dokumen-dokumen yang diperlukan, antara lain:

a. Salinan SPDb. Lampiran lain yang diperlukan

Pembayaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran PPKDadalah untuk pengeluaran belanja dan/atau pembiayaan yang tercantum di dalam DPA-PPKD. Adapun anggaran pengeluaran di dalam DPA-PPKD terdiri dari:

a. Belanja tidak langsung selain belanja pegawai, terdiri dari: belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan keuangan, bantuan sosial, belanja tak terduga.

b. Pengeluaran pembiayaan, terdiri dari: pembayaran pokok pinjaman, investasi, pemberian pinjaman, pembentukan dana cadangan.

6.3 Prosedur Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKDPembukuan bendahara pengeluaran PPKD merupakan proses pencatatan SP2D LS ke dalam BKU Pengeluaran dan Buku Pembantu yang terkait. Pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran PPKD menerima SP2D LS (pengeluaran PPKD) dari BUD/Kuasa BUD.

Buku yang digunakan dalam pembukuan bendahara pengeluaran PPKD adalah:

1) Buku Kas Umum (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD2) Buku Pembantu BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD yang berupa Buku Rekapitulasi

Pengeluaran Per Rincian Obyek - Bendahara Pengeluaran PPKD

Berikut ini disajikan contoh format BKU dan Buku Pembantu bendahara pengelauran PPKD.

Page 99: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

89

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 6.1 Contoh Format BKU Bendahara Pengeluaran PPKD

PEMERINTAH ..........

BUKU KAS UMUMBENDAHARA PENGELUARAN PPKD

SKPKD :

No Tanggal Uraian Kode Rekening

Penerimaan Pengeluaran Saldo

MengetahuiPPKD

(Tanda Tangan)

(Nama jelas)NIP

……, Tanggal …………Bendahara Pengeluaran PPKD

(Tanda Tangan)

(Nama jelas)NIP.

Gambar 6.2 Contoh Format Buku Rincian Objek Belanja Bendahara Pengeluaran PPKD

PEMERINTAH ……

BUKU RINCIAN OBYEK BELANJABENDAHARA PENGELUARAN PPKD

Tanggal No. BKU Uraian Belanja LS

Mengetahui,PPKD

(Tanda Tangan)(Nama jelas)

NIP.

…….., Tanggal……….Bendahara Pengeluaran PPKD

(Tanda Tangan)(Nama jelas)

NIP.

Page 100: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

90

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Langkah-langkah dalam membukukan SP2D LS SKPKD yang diterima adalah sebagai berikut:

1) Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKD menggunakan BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD dan Buku Rekapitulasi Pengeluaran per Obyek.

2) Terhadap SP2D LS SKPKD yang diterima oleh Bendahara Pengeluaran PPKD, transaksi tersebut di catat di BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD pada kolom penerimaan. Nilai yang dicatat sebesar jumlah kotor (gross). Kemudian Bendahara Pengeluaran PPKD mencatat di BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD pada kolom pengeluaran sebesar jumlah yang dicatat sebelumnya di kolom penerimaan

3) Terhadap semua belanja yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran PPKD selain dicatat pada BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD, belanja-belanja tersebut juga perlu dicatat di Buku Pembantu rincian per obyek.

Di samping itu, bendahara pengeluaran PPKD juga membuat Register untuk SPP dan SPM yang diajukan serta SP2D yang telah diterima.

Bagan Alir yang menggambarkan proses pembukuan SP2D LS SKPKD dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 6.3 Bagan Alir Proses Pembukuan SP2D LS SKPKD

PPKDProses Penerbitan SP2D LS PPKD seperti yang

dijelaskan dalam peraturan yang berlaku

Melakukan pengisian BKU Bendahara Pengeluaran

PPKD pada kolom penerimaan

Melakukan pengisian buku rekapitulasi pengeluaran per

rincian obyek - Bendahara Pengeluaran PPKD

Melakukan pengisian BKU Bendahara Pengeluaran pada kolom Pengeluaran

SP2D LS PPKD

Bendahara Pengeluaran PPKD menerima SP2D LS SKPKD untuk belanja yang dilakukan.

Bendahara pengeluaran PPKD kemudian melakukan proses Pengisian BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD pada kolom penerimaan.

Bendahara pengeluaran PPKD melakukan proses Pengisian BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD pada kolom pengeluaran. Tanggal dan jumlah yang dicatat sama dengan tanggal dan jumlah yang dicatat di kolom penerimaan.

Bendahara pengeluaran PPKD melakukan proses pengisian buku rekapitulasi pengeluaran per rincian obyek - bendahara pengeluaran PPKD.

Hasil akhir dari proses ini adalah BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD dan Buku-Pembantu BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD.

BKU Bendahara Pengeluaran PPKD

Buku Rekapitulasi Rincian Pengeluaran per obyek -

Pengeluaran PPKD

6.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD

Bendahara pengeluaran PPKD menyampaikan pertanggungjawaban atas pengelolaan fungsi kebendaharaan yang berada dalam tanggung jawabnya setiap tanggal 10 bulan berikutnya.

Page 101: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

91

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Pertangungjawaban disampaikan kepada PPKD. Dalam melakukan pertanggungjawaban tersebut, dokumen yang disampaikan adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).

SPJ tersebut dilampirkan dengan :

1. Buku Kas Umum (BKU) - bendahara pengeluaran PPKD 2. Ringkasan pengeluaran per rincian obyek - bendahara pengeluaran PPKD yang disertai

dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek yang tercantum dalam ringkasan pengeluaran per rincian obyek dimaksud

Berikut adalah Bagan Alir yang menggambarkan proses pertanggungjawaban bendahara pengeluaran PPKD.

Gambar 6.4 Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD

Buku Pembentu BKU

BKU Pengeluaran PPKD

SPJ Bendahara PengeluaranPPKD

Bendahara PengeluaranPPKD

Dokumen pendukung SPJ

SPJ Bendahara PengeluaranPPKD

Berdasarkan BKU Pengeluaran PPKD, bendahara pengeluaran PPKD membuat SPJ Bendahara Pengeluaran PPKD

PPKD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas SPJ bendahara pengeluaran PPKD yang

Selanjutnya PPKD melakukan pengesahan atas SPJ yang disampaikan oleh bendahara

Bendaharan pengeluaran PPKD menyerahkan SPJ Bendahara Pengeluaran PPKD kepada PPKD melalui PPK SPKD

PPK SPKD melakukan verifikasi atas SPJ yang disampaikan dan kemudian memberikan kepada PPKD untuk mendapatkan pengesahan

PPKDPPK

Dokumen pendukung SPJ

APAKAH DISETUJUI

SPJ Bendahara PengeluaranPPKD

Dokumen pendukung SPJ

Proses Pengesahaan

SPJ Pengeluaran

PPKD

Dokumen pendukung SPJ

SPJ Bendahara Penerimaan

1 2

3

4

5

6.5 Latihan Soal

1. Jelaskan tugas dan kewenangan bendahara pengeluaran PPKD !2. Sebutkan jenis belanja maupun pengeluaran pembiayaan yang terdapat di dalam DPA-

PPKD ?3. Jelaskan prosedur pembayaran oleh bendahara pengeluaran PPKD !4. Buku apa saja yang digunakan oleh bendahara pengeluaran PPKD ?5. Sebutkan dokumen SPJ yang harus disampaikan oleh bendahara pengeluran PPKD ?

Page 102: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

TOPIK 7

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BUD

Page 103: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

93

Laporan Pertanggungjawaban BUD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Referensi:

Deskripsi:Topik ini menjelaskan tentang prosedur penyusunan laporan pertanggungjawaban BUD.

Sub Topik Kata Kunci

Jenis Laporan Pertanggungjawaban BUD

Prosedur Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban BUD

Laporan Posisi Kas Harian (LPKH), Rekonsiliasi Bank

Bukti-bukti transansi, LPKH, Rekonsiliasi Bank

1. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara2. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara3. PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah4. Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan

dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya

5 Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.

Page 104: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

94

Laporan Pertanggungjawaban BUD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kok Kas Daerah Sampai Kosong?

Kas keuangan daerah Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan kosong, masyarakat diminta bersabar karena sampai bulan desember tidak ada pembangunan.

Hal ini disampaikan Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming, di depan ratusan jamaah haji Tanbu yang akan diberangkatkan ke tanah suci kemarin, Minggu (31/10) di masjid A Taqwa Batulicin .

“Mohon maaf kepada seluruh masyarakat Tanah Bumbu, pembangunan akan berjalan efektif pada tahun 2011, karena tahun ini sampai bulan desember kemungkinan tidak ada pembangunan mengingat kas daerah kita untuk sementara kosong,” Ujar Mardani.

Bupati termuda juga berharap, masyarakat bumi bersujud bisa bersabar dengan kondisi tersebut, Dirinya juga mengaku tidak bisa berbuat banyak. “Kas daerah

kosong, saya tidak bisa berbuat banyak,” Tambahnya.

Batulicin News mencoba mengorek kepastian tentang jumlah sebenarnya jumlah akhir Kas daerah ke Kantor Keuangan daerah maupun Sekda Tanbu namun pihak-pihak tersebut tidak berkenaan membeberkan jumlah dana kas daerah. Menurut mereka, ini adalah hal yang tidak perlu diketahui secara luas.

http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/02/kok-kas-daerah-sampai-kosong-311224.htmlKadirkudus Ode : 02 November 2010

7.1 Jenis-Jenis Laporan Pertanggungjawaban BUDBendahara Umum Daerah membuat laporan atas Kas Umum Daerah yang berada dalam pengelolaannya. Bendahara Umum Daerah menyampaikan laporan tersebut kepada Kepala Daerah. Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh penatausahaan dan bukti-bukti transaksi pada kas umum daerah akan dijadikan dasar dalam membuat laporan BUD.

Laporan Bendahara Umum Daerah disusun dalam bentuk:

a. Laporan Posisi Kas Harian (LPKH); dan b. Rekonsiliasi Bank.

Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada Kepala Daerah setiap hari kerja pertama setiap minggunya.

Page 105: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

95

Laporan Pertanggungjawaban BUD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Berikut ini disajikan contoh format laporan pertanggungjawaban BUD.

Gambar 7.1 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban BUD

: ................ : ................ : ................

Nomor Transaksi

Uraian Penerimaan Pengeluaran SP2D STS

Lain-lain

1 2 3 4 5 Jumlah Perubahan Posisi Kas Hari ini Posisi Kas (H -1) Posisi Kas (H)

Rekapitulasi Posisi Kas di BUD Saldo di Bank 1 Rp Saldo di Bank 2 Rp Total Saldo Kas* Rp

................, .................... Bendahara Umum Daerah,

(Tanda Tangan) (Nama Jelas) NIP

*Total saldo kas harus sama dengan Posisi Kas (H)

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............LAPORAN POSISI KAS HARIAN

HariTanggalPeriode

Page 106: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

96

Laporan Pertanggungjawaban BUD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 7.2 Contoh Format Rekonsiliasi Bank

Gambar 7.3 Contoh Format Rekonsiliasi Bank

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............

REKONSILIASI BANKPeriode ..........

1. Saldo Kas umum daerah Menurut Buku Rp.

2. Saldo Kas umum daerah Menurut Bank Rp. ........................

Selisih Rp........................

Keterangan Selisih

A. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,

Belum dicatat oleh Bank

a. STS No .... Rp.

b. Bukti Lain yang sah Rp.

c. Dst.. Rp. . Rp.

Rp.

B. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,

Belum dicatat oleh Bank

a. SP2D No .... Rp.

b. Nota Kredit No. ..... Rp.

c. Bukti Lain yang sah Rp.

d. Dst.. Rp. . Rp.

C. Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,

Belum dicatat oleh Bank

Page 107: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

97

Laporan Pertanggungjawaban BUD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

a. STS No .... Rp.

b. Nota Kredit No. ..... Rp.

c. Bukti Lain yang sah Rp.

d. Dst.. Rp. . Rp.

Rp.

D. Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,

Belum dicatat oleh Bank

a. SP2D No .... Rp.

b. Nota Debit No. ..... Rp.

c. Bukti Lain yang sah Rp.

d. Dst.. Rp. . Rp.

Rp.

....................., ..........................

Bendahara Umum Daerah

(Tanda Tangan)

(Nama Jelas) NIP

Disamping laporan-laporan diatas Bendahara Umum Daerah membuat Register untuk SPP yang diajukan

serta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan.Gambar 7.4 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D BUD

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............

REGISTER SPP/SPM/SP2DBENDAHARA UMUM DAERAH

No. Jenis UP/GU/TU/LS

SPP SPM SP2D Uraian Jumlah Ket.

Tgl. No. Tgl. No. Tgl. No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

..............., Tanggal ....................Bendahara Umum Daerah

(Tanda Tangan)

(Nama Jelas) NIP.

Page 108: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

98

Laporan Pertanggungjawaban BUD

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

7.2 Prosedur Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban BUD

Bendahara Umum Daerah menyusun pertanggungjawabannya setiap hari dalam bentuk Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian.

Langkah-langkah dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan bukti-bukti yang ada (SP2D/STS/Bukti lainnya yang sah), setiap hari BUD menyusun laporan posisi kas harian.

2. BUD menerima rekening koran dari Bank setiap hari untuk transaksi satu hari sebelumnya. 3. Berdasarkan rekening koran dan laporan posisi kas harian BUD menyusun rekonsiliasi bank 4. Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan saldo kas di Bank menurut Rekening

Koran dengan saldo kas di Bank menurut laporan posisi kas harian. 5. Laporan posisi kas harian dan rekonsiliasi bank tersebut diserahkan kepada kepala daerah

hari pertama setiap minggunya.

7.3. Soal Latihan1. Sebutkan jenis-jenis laporan pertanggungjawaban yang harus disusun oleh BUD?2. Sebutkan contoh-contoh bukti transaksi yang menjadi dasar pembukuan/

pertanggungjawaban BUD ?3. Jelaskan prosedur penyusunan laporan pertanggungjawaban BUD !.

Page 109: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

TOPIK 8

PENYELESAIANGANTI KERUGIAN NEGARA

TERHADAP BENDAHARA

Page 110: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

100

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Referensi:

Deskripsi:Topik ini menjelaskan tentang tata cara penyelesaian ganti kerugian negara terhadap

bendahara

Sub Topik Kata Kunci

Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

Tata cara ganti kerugian negara terhadap bendahara

Badan Pemeriksaan Keuangan, Kerugian Negara/Daerah

Bendahara, Tim Penyelesaian Kerugian Negara, SKTJM

1. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Tatat Cara Penyelesaian

2. Undang – undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Page 111: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

101

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kerugian APBD Lampung Rp 67 Miliar

BANDAR LAMPUNG (Lampost.Co): Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Lampung mencatat kerugian APBD se-Lampung hingga 7 Oktober 2013 mencapai Rp67.450.861.713,82. Kabupaten Way Kanan menjadi daerah dengan tingkat presentase penyelesaian kerugian terendah hingga 28 November 2013 dengan 52,08 %. Kepala BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung, V.M. Ambar Wahyuni menguraikan pihaknya melakukan pemantauan sebanyak tiga kali dalam 2013 yakni pada Juni, Oktober, dan November.

Berdasarkan pemantauan penyelesaian kerugian daerah per 7 oktober 2013 pada 15 Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota terdapat nilai kerguian sebesar Rp164.047.216.771,53. Tetapi telah diselesaikan/lunas sebesar Rp55.278.215.946,67. “Hingga saat ini masih dalam proses pengembalian/angsuran sebesar Rp41.318.139.111,04, sehingga masih terdapat sisa nilai kerugian sebesar Rp67.450.861.713,82 atau 41,12 persen,”jelas Ambar dalam Media Workshop di Kantor BPK RI Perwakilan Lampung, Bandar Lampung, Selasa (17/12).

Menurut Ambar, penyelesaian kerugian daerah di wilayah provinsi Lampung belum optimal. Untuk itu pihaknya berharap kepala daerah setempat segera memproses tuntutan ganti rugi (TGR) yang telah diketahui dari hasil pemeriksaan. “selanjutnya, bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang melanggar hukum atau melalikan kewajiban segera dimintakan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM),” tegasnya.

http://lampost.co/berita/kerugian-apbd-lampung-rp67-miliar- : 2013-12-17

8.1. Informasi Kerugian Negara/DaerahKerugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai sebagaimana yang dimaksud peraturak kepala BPK No 3 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara terhadap Bendahara. Informasi mengenai adanya kekurangan perbendaharaan yang mengakibatkan kerugian Negara/ Daerah dapat diketahui dari berbagai sumber, antara lain :

a. Hasil pengawasan/hasil pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Eksternal dan Aparat Pengawasan Fungsional/Internal Pemerintah dalam hal ini BPK dan Inspektorat/BPKP

Apabila Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atau aparat pengawasan fungsional internal ditemukan/diduga terdapat Kerugian keuangan Negara/Daerah, maka pengungkapan Kerugian Negara tersebut dilakukan segera pada kesempatan pertama.

Page 112: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

102

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

b. pengawasan dan/atau pemberitahuan atasan langsung bendahara kantor/satuan kerja. Apabila di dalam pelaksanaan pengawasan melekat ditemukan/ diduga terdapat kerugian

negara, maka atasan langsung bendahara atau kepala satuan kerja wajib melaporkan setiap kerugian negara kepada pimpinan instansi dan memberitahukan Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian negara diketahui.

c. perhitungan ex officio. Apabila Bendahara lalai membuat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan, berada

dalam pengampuan, melarikan diri, atau meninggal dunia, dan tidak dapat segera dilakukan pengujian/ pemeriksaan kas, maka harus dibuatkan perhitungan secara ex-officio. Penghitungan ex officio adalah suatu perhitungan perbendaharaan yang dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk ex officio Bila dalam perhitungan yang dibuat secara ex-officio tersebut terdapat kerugian negara, maka kekurangan itu menjadi tanggung jawab Bendahara bersangkutan.

Untuk melaksanakan proses penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang terjadi di lingkungan instansi pemerintah, termasuk pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 10 Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara terhadap Bendahara, baik yang dilakukan oleh bendahara maupun pegawai negeri bukan bendahara/pejabat lain/pihak manapun, diselesaikan melalui organisasi penyelesaian kerugian negara/daerah yakni Tim Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah (TPKN/D) dan/atau Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (MP TP-TGR). Berikut diuraikan tata cara penyelesaian Ganti Kerugian Negara terhadap Bendahara Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007

8.2 Tim Penyelesaian Kerugian NegaraTim Penyelesaian Kerugian Negara, yang selanjutnya disebut TPKN, adalah tim yang menangani penyelesaian kerugian negara yang diangkat oleh pimpinan instansi yang bersangkutan, TPKN terdiri dari :

1. sekretaris jenderal/kepala kesekretariatan badan-badan lain/sekretaris daerah provinsi/kabupaten/kota sebagai ketua;

2. inspektur jenderal/kepala satuan pengawasan internal/inspektur provinsi/kabupaten/kota sebagai wakil ketua;

3. kepala biro/bagian keuangan/kepala badan pengelola keuangan daerah sebagai sekretaris;4. personil lain yang berasal dari unit kerja di bidang pengawasan, keuangan, kepegawaian,

hukum, umum, dan bidang lain terkait sebagai anggota;5. sekretariat.

Apabila dipandang perlu, kepala satuan kerja dapat membentuk tim ad hoc untuk menyelesaikan kerugian negara yang terjadi pada satuan kerja yang bersangkutan. Tim ad hoc melakukan pengumpulan data/informasi dan verifikasi kerugian negara berdasarkan penugasan dari kepala satuan kerja. Kepala satuan kerja melaporkan pelaksanaan tugas tim ad hoc kepada pimpinan instansi yang bersangkutan dengan tembusan kepada TPKN untuk diproses lebih lanjut.

Page 113: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

103

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

8.2.1 Tugas TPKN

TPKN bertugas membantu pimpinan instansi dalam memproses penyelesaian kerugian negara terhadap bendahara yang pembebanannya akan ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam rangka melaksanakan tugas, TPKN menyelenggarakan fungsi untuk :

1. menginventarisasi kasus kerugian negara yang diterima;2. menghitung jumlah kerugian negara;3. mengumpulkan dan melakukan verifikasi bukti-bukti pendukung bahwa bendahara

telah melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara;

4. menginventarisasi harta kekayaan milik bendahara yang dapat dijadikan sebagai jaminan penyelesaian kerugian negara;

5. menyelesaikan kerugian negara melalui SKTJM;6. memberikan pertimbangan kepada pimpinan instansi tentang kerugian negara sebagai

bahan pengambilan keputusan dalam menetapkan pembebanan sementara;7. menatausahakan penyelesaian kerugian negara;8. menyampaikan laporan perkembangan penyelesaian kerugian negara kepada pimpinan

instansi dengan tembusan disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan.

TPKN mengumpulkan dan melakukan verifikasi dokumen-dokumen, antara lain sebagai berikut :

1. surat keputusan pengangkatan sebagai bendahara atau sebagai pejabat yang melaksanakan fungsi kebendaharaan;

2. berita acara pemeriksaan kas/barang;3. register penutupan buku kas/barang;4. surat keterangan tentang sisa uang yang belum dipertanggungjawabkan dari

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;5. surat keterangan bank tentang saldo kas di bank bersangkutan;6. fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang bersangkutan yang memuat adanya

kekurangan kas;7. surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal kerugian negara mengandung indikasi tindak

pidana;8. berita acara pemeriksaan tempat kejadian perkara dari kepolisian dalam hal kerugian

negara terjadi karena pencurian atau perampokan;9. surat keterangan ahli waris dari kelurahan atau pengadilan.10. TPKN mencatat kerugian negara dalam daftar kerugian negara.11. Daftar kerugian negara dibuat sesuai dengan Lampiran II.

TPKN harus menyelesaikan verifikasi dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak memperoleh penugasan. Selama dalam proses penelitian, bendahara dibebastugaskan sementara dari jabatannya. Mekanisme

pembebastugasan dan penunjukkan bendahara pengganti ditetapkan oleh instansi masing-masing.

Page 114: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

104

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

8.2.2. Laporan Hasil Verifikasi TPKN

TPKN melaporkan hasil verifikasi dalam Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara dan menyampaikan kepada pimpinan instansi. Pimpinan instansi menyampaikan Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterima dari TPKN dengan dilengkapi dokumen sebagai berikut:

1. surat keputusan pengangkatan sebagai bendahara atau sebagai pejabat yang melaksanakan fungsi kebendaharaan;

2. berita acara pemeriksaan kas/barang;3. register penutupan buku kas/barang;4. surat keterangan tentang sisa uang yang belum dipertanggungjawabkan dari

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;5. surat keterangan bank tentang saldo kas di bank bersangkutan;6. fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang bersangkutan yang memuat adanya

kekurangan kas;7. surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal kerugian negara mengandung indikasi tindak

pidana;8. berita acara pemeriksaan tempat kejadian perkara dari kepolisian dalam hal kerugian

negara terjadi karena pencurian atau perampokan;9. surat keterangan ahli waris dari kelurahan atau pengadilan.

Berikut contoh bentuk dan isi surat pemberitahuan kepada Badan Pemeriksa Keuangan tentang kerugian Negara:

Page 115: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

105

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 8.1 Contoh Surat Pemberitahuan Kerugian Negara/Daerah

NAMA UNIT ORGANISASI/ SATUAN KERJA 1)

Nomor : ………..........…………. Tanggal ………..........………….Lampiran : ………..........…………. Hal : Pemberitahuan terjadinya

kekurangan uang/barang

Kepada :

Yth. Ketua Badan Pemeriksa KeuanganRepublik Indonesia diJakarta

Bersama ini kami beritahukan bahwa dalam pengurusan uang /barang yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/Bendahara Barang *) a.n. ………………………… NIP. …………………… yangpengawasannya menjadi tanggungjawab kami, telah terjadi kekurangan uang/barang (Kas tekor/barang) sebesar Rp …………………..…… (………….. dengan huruf ……………).

Selanjutnya kami beritahukan bahwa atas peristiwa tersebut, tindakan yang telah kami ambil adalah :

1. ....................................................... 2)

2. ........... ........... ........... ........... ......

Sehubungan dengan hal tersebut, guna penyelesaian kekurangan uang/barang dimaksud bersama ini kami lampirkan: a. Berita Acara Pemeriksaan Kas/Fisik Barang;

b. Register Penutupan Kas;

c. Perhitungan yang dibuat Bendahara sebagai pertanggungjawaban;

d. Fotokopi Buku Kas Umum (BKU) bulan bersangkutan;

e. dan lain-lain (yang berkaitan dengan kasus).

Demikian pemberitahuan kami untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengenaan gantikerugian terhadap bendahara yang bersangkutan.

Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.

Atasan Langsung/Kepala Kantor 3)

……………………………NIP. ……………………..

*) Coret yang tidak perlu

8.3 Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM)Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disebut SKTJM adalah surat keterangan yang menyatakan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa yang bersangkutan bertanggung jawab atas kerugian negara yang terjadi dan bersedia mengganti kerugian negara dimaksud paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima surat dari Badan Pemeriksa Keuangan.

Page 116: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

106

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Dalam hal bendahara menandatangani SKTJM, maka yang bersangkutan wajib menyerahkan jaminan kepada TPKN, antara lain dalam bentuk dokumen-dokumen sebagai berikut :

1. bukti kepemilikan barang dan/atau kekayaan lain atas nama bendahara;2. surat kuasa menjual dan/atau mencairkan barang dan/atau kekayaan lain dari

bendahara.

SKTJM yang telah ditandatangani oleh bendahara tidak dapat ditarik kembali. Surat kuasa menjual dan/atau mencairkan barang dan/atau harta kekayaan yang dijaminkan berlaku setelah Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebanan. Bentuk dan isi SKTJM dibuat sesuai dengan contoh sebagai berikut.

Page 117: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

107

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 8.2 Contoh Surat Keterangan TanggungJawab Mutlak

Lampiran 3

SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SKTJM)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………………….………...…………………….………...…......…………………….…… NIP : …………………………………………………….………... ….....…………………….…… Pangkat/Golongan : …………………………………………………….………...……..…………………….……

1) Tempat/ Tgl. Lahir : …………………………………………………….………...……..…………………….……

Alamat : …………………………………………………….………...……..…………………….……

No. & Tgl. SK Pengangkatan Sebagai Bendahara : …………………….………...………...........……………….……

Menyatakan dengan tidak akan menarik kembali, bahwa saya bertanggungjawab atas kerugian Negara sebesar

Rp…………………………………………(……….….. dengan huruf ………….), yakni kerugian yang disebabkan : 2)

…………………………………….......................................................................................……………………………….

Kerugian tersebut akan saya ganti dengan menyetorkan jumlah tersebut ke Kas Negara/Daerah *) di …………………….dalam

jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini. 3)

Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai

berikut:

1. ......…………………….………...

2. ......…………………….………... 4)

3. .......…………………….………...

Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti

seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.

…………………,…………………. 5)

Mengetahui : meterai cukup

Kepala …………………(Satuan Organisasi) 6) (Nama Bendahara)

…………………………………

Saksi – Saksi :

1. …………………....…..…………… 7)

2. …………………………………….

*) coret yang tidak perlu

Petunjuk Pengisian : 1) Diisi dengan identitas lengkap bendahara yang menandatangani SKTJM. 2) Diisi dengan jumlah kerugian negara yang terjadi dan perbuatan yang dilakukan

oleh bendahara sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara. 3) Diisi dengan tempat Kantor Kas Negara/Daerah dimana uang tersebut akan disetorkan. 4) Diisi dengan barang-barang milik bendahara yang dijadikan jaminan atas pelunasan kerugian negara. 5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal SKTJM ditandatangani. 6) Diisi dengan nama satuan kerja yang bersangkutan dan ditandatangai oleh kepala satuan kerja. 7) Diisi dengan nama dua orang saksi dari Pemeriksa BPK atau lingkungan instansi yang bersangkutan yang ikut menyaksikan penandatanganan SKTJM ini.

Page 118: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

108

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

8.4 Jangka Waktu Penggantian Kerugian NegaraPenggantian kerugian negara dilakukan secara tunai selambat-lambatnya 40 (empat puluh) hari kerja sejak SKTJM ditandatangani. Apabila bendahara telah mengganti kerugian negara, TPKN mengembalikan bukti kepemilikan barang dan surat kuasa menjual.Dalam rangka pelaksanaan SKTJM, bendahara dapat menjual dan/atau mencairkan harta kekayaan yang dijaminkan, setelah mendapat persetujuan dan di bawah pengawasan TPKN.

1. TPKN melaporkan hasil penyelesaian kerugian negara melalui SKTJM atau surat pernyataan bersedia mengganti kerugian negara kepada pimpinan instansi.

2. Pimpinan instansi memberitahukan hasil penyelesaian kerugian negara melalui SKTJM atau surat pernyataan bersedia mengganti kerugian negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak menerima laporan TPKN.

Dalam hal bendahara telah mengganti kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat rekomendasi kepada pimpinan instansi agar kasus kerugian negara dikeluarkan dari daftar kerugian negara.

8.5 Pembebanan Kerugian Negara SementaraDalam hal SKTJM tidak diperoleh atau tidak dapat menjamin pengembalian kerugian negara, pimpinan instansi mengeluarkan surat keputusan pembebanan sementara dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak bendahara tidak bersedia menandatangani SKTJM. Pimpinan instansi memberitahukan surat keputusan pembebanan sementara kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Bentuk dan isi surat keputusan pembebanan sementara dibuat sesuai contoh berikut:

Page 119: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

109

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 8.3 Contoh Surat Keputusan Pembebanan Kerugian Negara Sementara

KEPUTUSAN Nomor ……………………1)

tentang PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA SEMENTARA

................................ (nama instansi) ......................... 2)

..................... (nama jabatan yang berwenang menerbitkan surat keputusan) ...................., 3)

Menimbang : a. …………………………...

b. ..…..…………………….... 4)

Mengingat : 1. ………..…………………..

2. .………..…………………. 5)

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan ......... (nama jabatan yang berwenang menerbitkan surat keputusan pada instansi terkait) tentang Pembebanan Kerugian Negara Sementara. 6)

PERTAMA : Membebani penggantian kerugian negara sementara terhadap Saudara…………..(nama, pangkat,

jabatan, NIP) selaku Bendahara/Pengampu/Waris/Keluarga dari Bendahara*) pada................................ sebesar Rp ...............………(................dengan huruf.....................). 7)

KEDUA : Menugaskan kepada Saudara ………………………. selaku Ketua TPKN di………………….

untuk menagih dan meminta kepada Saudara...................... agar menyetor ke Kas Negara/Daerah*) sejumlah kerugian negara tersebut. 8)

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ……………………. . Pada tanggal ……………………… 9)

------------------------------------------- Kepala (Satuan Oganisasi) 10)

(.........…Nama dan NIP.............. )

Tembusan Keputusan disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan di Jakarta; 2. .………………………………………. 3. Yang bersangkutan.

*) Coret yang tidak perlu

11)

Surat keputusan pembebanan sementara mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan sita jaminan. Pelaksanaan sita jaminan diajukan oleh instansi yang bersangkutan kepada instansi yang berwenang melakukan penyitaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya surat keputusan pembebanan sementara. Pelaksanaan sita jaminan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 120: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

110

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

8.6 Penetapan Batas WaktuBadan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan SK PBW apabila :

1. Badan Pemeriksa Keuangan tidak menerima Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara dari pimpinan instansi dan

2. Berdasarkan pemberitahuan pimpinan instansi tentang pelaksanaan SKTJM ternyata bendahara tidak melaksanakan SKTJM.

SK PBW disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satuan kerja dengan tembusan kepada pimpinan instansi dengan tanda terima dari bendahara. Tanda terima dari bendahara disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan oleh atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satuan kerja selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak SK PBW diterima bendahara. Bentuk dan isi SK PBW dibuat sesuai dengan contoh berikut:

Page 121: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

111

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 8.4 Contoh SK. Penetapan Batas Waktu Pengajuan Keberatan

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA Nomor : ....................... 1)

Tentang PENETAPAN BATAS WAKTU PENGAJUAN KEBERATAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. .................................................... b. .................................................... 2) c. ....................................................

Mengingat : 1. .................................................... 2. .................................................... 3) 3. ....................................................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan tentang Penetapan Batas Waktu Pengajuan Keberatan

PERTAMA : Menyatakan bahwa Saudara ........................ Bendahara/Mantan Bendahara pada ...........(unit kerja dan instansi) .......... di ................ bertanggungjawab atas kerugian negara sebesar Rp. ...................... (............. dengan huruf ...........) sebagai akibat kesalahan/kelalaian yang dilakukannya sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara tersebut. 4)

KEDUA : Memberi kesempatan kepada Saudara ...................... untuk mengajukan keberatan atau pembelaan diri atas kerugian negara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung setelah menerima surat keputusan ini. 5)

KETIGA : Apabila sampai dengan batas waktu 14 (empat belas) hari tersebut bendahara yang bersangkutan tidak mengajukan keberatan atau pembelaan diri atas kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan akan segera menerbitkan Surat Keputusan Pembebanan.

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : ………………… Pada tanggal : ………………… 6) --------------------------------------------------- BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN, KETUA,

(....................Nama Ketua.....................)

ANGGOTA, 7)

(....................Nama Anggota..................)

ANGGOTA,

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota .............. di ............... 2. .................... dst. 3. .................... (mantan bendahara bersangkutan).

(....................Nama Anggota....................)

8)

Page 122: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

112

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

8.6.1 Pengajuan Keberatan atas SK PBW• Bendahara dapat mengajukan keberatan atas SK PBW kepada Badan Pemeriksa Keuangan

dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal penerimaan SK PBW yang tertera pada tanda terima

• Badan Pemeriksa Keuangan menerima atau menolak keberatan bendahara, dalam kurun waktu waktu 6 (enam) bulan sejak surat keberatan dari bendahara tersebut diterima oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

• Apabila setelah jangka waktu 6 (enam) bulan terlampaui, Badan Pemeriksa Keuangan tidak mengeluarkan putusan atas keberatan yang diajukan bendahara, maka keberatan dari Bendahara diterima.

• Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebasan, apabila menerima keberatan yang diajukan oleh bendahara/pengampu/yang memperoleh hak/ahli waris.

8.7. Pembebanan Kerugian NegaraBadan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebanan apabila :

• jangka waktu untuk mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 telah terlampaui dan bendahara tidak mengajukan keberatan; atau

• bendahara mengajukan keberatan tetapi ditolak; atau• telah melampaui jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak ditandatangani SKTJM namun

kerugian negara belum diganti sepenuhnya.

Bentuk dan isi surat keputusan pembebanan dibuat sesuai dengan contoh berikut ini:

Page 123: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

113

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 8.5 Contoh SK Pembebanan Kerugian Negara

Lampiran VI

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor ...................... 1) Tentang

PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA KEPADA ............. 2)

ATAS NAMA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. .............................. b. .............................. 3) c. ..............................

Mengingat : 1. ............................... 2. ............................... 4) 3. ...............................

M E M U T U S K A N

Menetapkan : Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Pembebanan Penggantian Kerugian Negara Kepada .............. 5)

PERTAMA : Menyatakan Saudara ............, NIP. ................., Bendahara/Mantan Bendahara pada .............(nama unit kerja, instansi/ provinsi/Kabupaten/Kota)...... telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan kesalahan atau kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian negara yang terjadi dalam pengurusan/pengelolaannya senilai Rp.............. (......... dengan huruf ...........) 6)

K E D U A : Saudara .......... diwajibkan untuk mengganti kerugian negara dengan jumlah sebagaimana tercantum dalam Diktum PERTAMA dengan cara menyetorkan ke Kas Negara/Daerah*) 7)

K E T I G A : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : ………………… Pada tanggal : ………………… 8) --------------------------------------------------- BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN, KETUA,

(....................Nama Ketua.....................)

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota ............................ di ........................... 2. Direktur PT Taspen/ Kepala KPKN di .............................................. 3. ....................................................Yang bersangkutan.

ANGGOTA, 9)

(....................Nama Anggota..................)

ANGGOTA,

(....................Nama Anggota....................)

10)

Page 124: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

114

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Surat Keputusan Pembebanan disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung bendahara atau kepala kantor/ satuan kerja bendahara dengan tembusan kepada pimpinan instansi yang bersangkutan dengan tanda terima dari bendahara. Surat Keputusan Pembebanan telah mempunyai kekuatan hukum yang bersifat final.

8.7.1. Pelaksanaan Keputusan Pembebanan Berdasarkan surat keputusan pembebanan dari Badan Pemeriksa Keuangan, bendahara wajib mengganti kerugian negara dengan cara menyetorkan secara tunai ke kas negara/daerah dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima surat keputusan pembebanan.

Dalam hal bendahara telah mengganti kerugian negara secara tunai, maka harta kekayaan yang telah disita dikembalikan kepada yang bersangkutan.

Surat keputusan pembebanan memiliki hak mendahului.

1. Surat keputusan pembebanan mempunyai kekuatan hukum untuk pelaksanaan sita eksekusi.

2. Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari telah terlampaui dan bendahara tidak mengganti kerugian negara secara tunai, instansi yang bersangkutan mengajukan permintaan kepada instansi yang berwenang untuk melakukan penyitaan dan penjualan lelang atas harta kekayaan bendahara.

3. Selama proses pelelangan dilaksanakan, dilakukan pemotongan penghasilan yang diterima bendahara sebesar 50% (lima puluh persen) dari setiap bulan sampai lunas.

Pelaksanaan penyitaan dan penjualan dan/atau pelelangan diatur lebih lanjut oleh masing-masing instansi, setelah berkoordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan penyitaan dan penjualan dan/atau pelelangan. Apabila bendahara tidak memiliki harta kekayaan untuk dijual atau hasil penjualan tidak mencukupi untuk penggantian kerugian negara, maka pimpinan instansi yang bersangkutan mengupayakan pengembalian kerugian negara melalui pemotongan serendah-rendahnya sebesar 50% (lima puluh persen) dari penghasilan tiap bulan sampai lunas. Sedangkan bagi bendahara memasuki masa pensiun, maka dalam SKPP dicantumkan bahwa yang bersangkutan masih mempunyai utang kepada negara dan taspen yang menjadi hak bendahara dapat diperhitungkan untuk mengganti kerugian negara.

8.8. Kadaluwarsa • Kewajiban bendahara untuk membayar ganti rugi menjadi kadaluwarsa jika dalam waktu 5

(lima) tahun sejak diketahuinya kerugian negara atau dalam waktu 8 (delapan) tahun sejak terjadinya kerugian negara tidak dilakukan penuntutan ganti rugi.

• Tanggung jawab ahli waris, pengampu, atau pihak lain yang memperoleh hak dari bendahara menjadi hapus apabila 3 (tiga) tahun telah lewat sejak keputusan pengadilan

Page 125: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

115

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

yang menetapkan pengampuan kepada bendahara, atau sejak bendahara diketahui melarikan diri atau meninggal dunia tidak diberitahukan oleh pejabat yang berwenang tentang kerugian negara.

8.9. SanksiBendahara yang telah ditetapkan untuk mengganti kerugian negara dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satuan kerja yang tidak melaksanakan kewajiban melaporkan setiap kerugian negara kepada pimpinan instansi dan memberitahukan Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian negara diketahui.

Badan Pemeriksa Keuangan segera mengeluarkan surat keputusan pencatatan apabila :

• bendahara melarikan diri dan tidak diketahui keberadaannya serta tidak ada keluarga;• bendahara meninggal dunia dan ahli waris tidak diketahui keberadaannya.

Bentuk dan isi surat keputusan pencatatan sebagai berikut:

Page 126: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

116

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Gambar 8.6 Contoh SK Pencatatan

Lampiran VIII

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA Nomor : ...................... 1)

Tentang PENCATATAN KERUGIAN NEGARA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. ............................... b. ............................... 2)

c. ..............................

Mengingat : 1. .............................. 2. ............................... 3)

3. ..............................

M E M U T U S K A N

Menetapkan : Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Pencatatan Kerugian Negara

PERTAMA : Mencatat kerugian negara yang menjadi tanggung jawab Saudara .............., Bendahara/Mantan Bendahara pada ......... (nama satuan kerja, Instansi/Provinsi/Kabupaten/Kota) sebesar Rp......................... (.......... dengan huruf ...........). 4)

K E D U A : Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan penuntutan apabila dikemudian hari keberadaan mantan bendahara tersebut pada Diktum Pertama diketahui.

K E T I G A : Apabila dalam jangka waktu 30 tahun Badan Pemeriksa Keuangan tidak dapat menerbitkan Surat Keputusan tentang Pembebanan Penggantian Kerugian Negara atas kasus tersebut, maka demi hukum tidak dapat dilakukan penuntutan kepada mantan Bendahara tersebut.

K E T I G A : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : ………………… Pada tanggal : ………………… 5)

-------------------------------------------------------- BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN, KETUA,

(....................Nama Ketua.....................)

ANGGOTA, 6)

(....................Nama Anggota..................)

ANGGOTA,

(....................Nama Anggota....................)

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota ...............................; 2. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Daerah Departemen/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..................................; 7) 3. Kepala Kantor .......................................... di ............................ .

Petunjuk Pengisian : 1) Diisi dengan nomor keputusan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BPK. 2) Diisi dengan uraian singkat mengenai fakta dan keadaan yang menjadi alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlunya ditetapkannya keputusan ini. 3) Diisi dengan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum pengeluaran keputusan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi. 4) Diisi dengan nama bendahara/mantan bendahara, nama unit kerja/instansi, dan jumlah kerugian yang terjadi. 5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal keputusan ditetapkan. 6) Diisi dengan nama ketua dan anggota Majelis Tuntutan Perbendaharaan di BPK. 7) Diisi dengan nama-nama instansi yang terkait dengan keputusan ini.

Page 127: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

117

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

8.10. Keputusan PengadilanPutusan hakim yang menjatuhkan hukuman terhadap seorang bendahara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dapat dijadikan bukti tentang perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai dalam proses tuntutan penggantian kerugian negara.

Dalam hal nilai penggantian kerugian negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, berbeda dengan nilai kerugian negara dalam surat keputusan pembebanan, maka kerugian negara wajib dikembalikan sebesar nilai yang tercantum dalam surat keputusan pembebanan.

Apabila sudah dilakukan eksekusi atas putusan pengadilan untuk penggantian kerugian negara dengan cara disetorkan ke kas negara/daerah, pelaksanaan surat keputusan pembebanan diperhitungkan sesuai dengan nilai penggantian yang sudah disetorkan ke kas negara/daerah.

8.11. Latihan Soal1. Jelaskan dasar hukum tentang tata cara penyelesaian kerugian negara !

2. Apabila Bendahara tidak berkenan menandatangani SKTJM apa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pimpinan instansi?

3. Jelaskan keanggotaan TPKN, tugas dan prosedur dalam penyelesaian kerugian negara!

Page 128: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968

118

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAHKementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

DAFTAR PUSTAKA

• Bawono, Icuk Rangga dan Mohammad Novelsyah, 2010, Tata Cara Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Bendahara Pada SKPD dan SKPKD, Penerbit Salemba, Jakarta

• Mulyana, Budi (2010), Modul Penatausahaan Pelaksanaan APBD, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan.

• Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

• Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

• Peraturan PemerintahNo. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

• Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

• Peraturan PemerintahNomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan

• Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.21 Tahun 2011

• Peraturan Menteri Dalam Negeri No 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya

• Surat Edaran Dirjen BAKD Departemen Dalam Negeri No. 900/316/BAKD tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

• Peraturak kepala BPK No 3/2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara terhadap Bendahara.

Page 129: Handbook Modul Penatausahaan Perbendaharaan Daerah.pdf-2099686968