Upload
hadang
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
A Midnight Dance
A Midnight Dance Haldep Revisi.indd 1 7/5/2018 8:38:05 AM
Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
A Midnight Dance Haldep Revisi.indd 2 7/5/2018 8:38:05 AM
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Lila DiPasqua
A Midnight Dance
Reinecke Bayu
Editor: Rayendra L. Toruan
HIGH YIELD INVESTMENT PROGRAM
T R I K M E R A U P L A B A
RATUSAN RIBU DOLARDALAM BELASAN MENIT
Trik Meraup (i-xvi)new.indd 3 8/25/2003 12:44:31 AMA Midnight Dance Haldep Revisi.indd 3 7/5/2018 8:38:06 AM
A Midnight Dance by Lila DiPasqua Published in 2011 by BerkleyAll rights reserved.No part of this book may be used or reproduced in any manner whatsoever without written permission, except in the case of brief quotations embodied in critical articles and reviews.
Copyright © 2011 by Lila DiPasquaAll rights reserved.
A Midnight Dance Alih bahasa: Layna AriesiantiPenyunting: Fidyastria SaspidaHak Cipta Terjemahan IndonesiaPenerbit PT Elex Media KomputindoHak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali tahun 2018 olehPenerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta
718031080ISBN: 978-602-04-7727-5
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan
A Midnight Dance Haldep Revisi.indd 4 7/5/2018 8:38:06 AM
1
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang gadisyang hidupnya berlumur abu. Turuntemurun, kisahnya telah sering dituturkan dalam berbagai versi di sepenjuru ke rajaan. Keluarganya jatuh miskin, kehilangan rumah
yang indah, teater yang mewah, juga gaungaunyang cantik. Beserta semua itu, impian masa kecilnya
pun ikut hilang, impian menikah dengan pemuda yang dicintainya dari jauh. Pemuda yang jauh
di luar jangkauannya. Pemuda yang disebutnya sang Pangeran,
sosok bertubuh tinggi, berkulit gelap,dan oh, begitu tampan.
Tapi pemikirannya tentang pemuda itu telah cemar.Gadis itu tak lagi memercayai adanya akhir yang bahagia.
Tapi pada suatu hari, saat tengah malam,keajaiban pun terjadi.
Takdir akhirnya berbicara. Gadis itu berhadapan dengan sang Pangerannya. Meski pertemuan mereka tidak sama dengan yang
di impikannya bertahuntahun lalu. Karena si gadis
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 6 7/5/2018 8:39:20 AM
7
A Midnight Dance
ti dak mengenakan gaun emas melainkanbusana sederhana. Ti dak mengendarai keretabersepuh emas melainkan gero bak reyot yang
sama tak berharganya dengan labu dandikusiri dua pemuda yang selemah tikus….
Mereka datang membawa angguryang dicampur ramuan khusus....
Agustus 1658—Tepat setelah tengah malam….
Ini benarbenar gila. Tapi pilihan apa lagi yang dia miliki?Sabine Laurent berusaha tetap terlihat berani di ha
dapan dua adik sepupunya. Api di perkemahan terlihat semakin dekat sementara
Gerard, sepupunya, mengarahkan gerobak melewati hutan yang gelap. Jantung Sabine berdegup sangat ken cang hingga dia tidak bisa mendengar bunyi ranting dan deda unan yang tergilas roda kayu.
Robert, adik Gerard, duduk diam di belakang, bersama botolbotol anggur. Udara di sekitar mereka terasa pekat dengan ketegangan dan kegelisahan.
“Sabine, kalau rencananya gagal, bagaimana?” bisik Gerard dengan penuh ketakutan.
Memang pertanyaan itulah yang menyiksa Sabine. Dia berdoa semoga sedang tidak mengantar mereka semua untuk menyongsong maut. Tapi jika tidak men dapat kan uang, dua minggu lagi mereka semua bakal mati. Bu kan hanya mereka bertiga tapi juga semua anggota keluarganya yang di rumah, yang untungnya tidak menyadari niatannya. Mereka tidak tahu kalau beberapa jam lalu kebetulan saja Sabine mengalami keajaiban yang me mang sangat mereka perlukan.
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 7 7/5/2018 8:39:20 AM
8
Lila DiPasqua
“Kau harus memanggilku Elise. Bukan Sabine. Semua nya bakal baikbaik saja kalau kita tidak melenceng dari rencana,” katanya, suaranya bisa terdengar tegas, na da nya menutupi rasa takut yang semakin bertambah. Untuk pertama kalinya sejak ayahnya meninggal sebulan lalu, ada setitik harapan. Cara untuk melunasi utang dan me nye lamatkan nyawa mereka.
Cara untuk lebih dari sekadar memulihkan kekayaan keluarganya.
Cara untuk mencari keberadaan Isabelle…. Teng gorok an Sabine langsung tercekat. Sebenarnya, kerin du annya kepada sang saudari kembar melebihi apa yang diakuinya. Bebannya terlalu berat hingga tak terta hankan.
Karena Isabelle adalah separuh jiwanya. Sekarang, tanpa Isabelle, hati dan jiwanya hampa.
Sabine menarik napas tanpa suara dan menguatkan keberaniannya.
Tak jauh di depan sana, di perkemahan yang dijaga ketat, ada perak dalam jumlah besar.
Dan atas seizin Tuhan, dia bakal mencurinya. Sabine tidak sanggup—tidak sudi—kalau harus me
ngalami kehilangan lagi. Atau kembali kehilangan orang yang disayanginya. Rasa kehilangan yang dialaminya selama delapan tahun belakangan sudah terlalu banyak. Terlalu besar.
Nasib akhirnya berpihak kepadanya. Pagi itu ke betulan dia mendengar obrolan yang tak disangkasangka di antara dua perompak. Jelas kedua penjahat itu menyang ka kalau di kota yang dipenuhi petani Prancis bodoh, yang begitu jauh dari perbatasan Italia, amanaman saja jika membahas hasil jarahan terbaru mereka da lam bahasa Italia. Rupanya mereka berhasil menjarah kapalkapal Spanyol dan sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan rombongan rekan sejawat mereka.
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 8 7/5/2018 8:39:20 AM
9
A Midnight Dance
Tapi Sabine mengerti setiap kata yang mereka obrolkan.
Sabine menyalahkan ayahnya soal banyak hal. Sampai sekarang, bahkan setelah ayahnya meninggal, masih banyak yang membuatnya memendam kepahitan terhadap sang ayah. Tapi tingkat pendidikan yang ayahnya be ri kan ke kedua putri kembarnya memang lebih baik da ri pada yang diterima oleh kebanyakan wanita ka langan atas.
Suara tawa pria terdengar dari perkemahan. Sabine sampai terlonjak kaget ketika mendengarnya.
Tetaplah tenang. Kau bisa melakukannya. Kau bisa. Dia sudah terbiasa dengan dunia teater. Mendiang
ayah nya adalah penulis drama yang tersohor, Paul Laurent. Sabine dibesarkan di lingkungan aktor se hing ga tahu cara untuk menyuguhkan akting yang meya kinkan. Ketika kecil, Sabine dan Isabelle terbiasa me nulis drama sendiri, yang lalu dilakonkan di depan para pelayan. Akting sudah mengalir dalam darahnya. Dia bisa me mainkan peran apa pun.
Bahkan sebagai sundal. Sabine sedikit menurunkan kerah bajunya. Jemarinya
kikuk, kain gaunnya yang kasar terasa kontras dengan gaun mewah yang pernah dia miliki. Dulu keluarganya termasuk keluarga kelas menengah yang punya status sosial. Keluarganya juga memiliki rumah bandar mewah di area yang paling bergengsi di Paris. Dan memiliki masa depan yang cerah.
Tapi sekarang masa depan mereka suram—andai Sabine tidak berhasil mendapatkan harta yang sudah ada di depan mata mereka.
“Kalau kita tidak berhasil membuat mereka minum anggur oplosan itu, lalu bagaimana?” desak Gerard. “Apa yang akan kau lakukan ketika hanya berdua bersama
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 9 7/5/2018 8:39:20 AM
10
Lila DiPasqua
pemimpin mereka, seandainya orang itu menyuruhmu mencobanya terlebih dulu sebelum dia minum?”
Gelak tawa terdengar lagi dari antara pepohonan dan sesemakan. Sabine mengertakkan rahang dan menatap lurus ke depan ke perkemahan, dengan keteguhan sekuat baja.
Dia sudah menerima kenyataan tentang apa persisnya yang bakal dirinya lakukan. Meski tidak per nah mengaku ke kedua sepupunya, sebenarnya dia sudah siap melakukan pengorbanan pamungkas dan mem biarkan bandit itu menikmati tubuhnya. Saat itu dia bakal membuat perasaannya mati rasa, memisahkan alam bawah sadarnya dari perbuatan itu—sama seperti yang dilakukannya lima tahun lalu sewaktu kehilangan kembarannya—dan melakukannya dalam diam.
Apa pun yang dibutuhkan untuk bisa berhasil pasti akan dia lakukan.
Mustahil dia memasuki situasi semacam ini tanpa pas rah terhadap kemungkinan yang paling nyata, bahwa si pemimpin rombongan mungkin bakal menggaulinya ter lebih dulu sebelum bisa dibujuk untuk minum anggur.
“Mereka bisa saja membunuhmu, Sabine. Mem bunuh kita semua. Tapi itu sesudah memerkosamu. Berulang kali,” imbuh Gerard.
Astaga, Sabine tidak butuh ucapan itu. Katakata Gerard hanya akan mengikis keberaniannya.
“Jangan ganggu Sabine, Gerard,” bela Robert. “Kalau katanya ini bakal berhasil, aku memercayainya.” Robert yang manis baru berumur enam belas dan percaya kepada Sabine. Keluarganya memang selalu mengandalkan ‘Sabine yang bijak’ untuk mengatasi masalah apa pun. Tapi sama sekali tidak ada ‘kebijaksanaan’ dalam rencana ini. Hanya ada orang yang putus asa, yang terpaksa
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 10 7/5/2018 8:39:20 AM
11
A Midnight Dance
melakukan halhal nekat. Sabine sendiri sedih karena hanya inilah yang terpikirkan olehnya untuk menye lamatkan mereka semua dari konsekuensi yang harus dihadapi.
“Jika tidak membayar utang pajak ke Kerajaan, mereka bakal menangkap dan menjebloskan kita ke penjara debitur,” ujar Sabine dengan tegang. “Kalian juga sudah mendengar ceritaceritanya. Kalian tahu apa yang terjadi pada wanita yang dikurung di sel yang pen jaganya semuanya pria. Mereka diperkosa. Berulang kali. Dan jangan lupakan kondisi penjaranya. Di dalam sana, penyakit merajalela. Aku ragu kita bakal bisa ber ta han di bui. Dan andai mereka memutuskan untuk me ngusir kita dari tanah ini, kita bakal kelaparan. Satu per satu. Mustahil bisa menghindari hal itu. Kelaparan masih mewabah. Kerajaan ini belum pulih dari dampak kerusakan Fronde.” Fronde—pemberontakan warga sipil yang dihasut oleh sekelompok bangsawan ambisius—nyaris berhasil menggulingkan Raja yang masih muda dan membuat negara ini jadi kacaubalau. Kerusuhan itu sudah berakhir lima tahun lalu, tapi tetap saja kerajaan ini masih terguncang.
Andai saja pemberontakan itu tidak pernah terjadi. Andai saja ayah Sabine tidak semakin terlilit utang
begitu mereka terpaksa pindah dari kota ke rumah di desa. Andai saja ayahnya tidak menyuruh Isabelle pergi. Andai saja Sabine masih memiliki kembarannya. Dengan begitu, hatinya tidak akan sehampa ini.
“Tapi Sabine … rencana ini….” Suara Gerard mengecil.
Kenapa Gerard terus berbantah dengannya? Padahal Gerard juga tahu kenyataan yang mereka hadapi.
“Gerard, kalau kau”—Sabine menoleh ke Robert—”kalau kalian punya rencana yang lebih bagus, katakan saja sekarang.”
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 11 7/5/2018 8:39:20 AM
12
Lila DiPasqua
Robert menunduk. “Jadi?” desak Sabine, menuntut jawaban. “Aku tidak punya rencana lain,” gumam Robert.
“Mes ki berharap punya.”Sabine juga berharap begitu. Dia mengalihkan per
ha tiannya ke Gerard. “Kalau kau, Gerard? Apa kau punya rencana lain
yang lebih bagus?” Di bawah pancaran cahaya bulan, Sabine bisa melihat wajah Gerard sementara sepupunya itu menatap lurus ke depan.
Wajah Gerard tegang, dia menelan ludah dengan susah payah sebelum berkata lirih, “Tidak.”
“Kalau begitu kita tetap menjalankan rencanaku.” Ya Tuhan. Sabine benarbenar akan melakukan ini.
Dia akan menghadapi pria satu perkemahan, meyakinkan mereka bahwa sang pelacur kawakan sebe narnya seorang wanita yang masih suci, kemudian mem bujuk pemimpin mereka untuk membeli jasanya. Hanya itu cara untuk memasuki perkemahan. Begitu ada di dalam, dia dan kedua sepupunya bakal memastikan se tiap anggota perkemahan minum anggur yang sudah mereka campur obat bius.
Semoga Tuhan membantu mereka. Rencana ini lebih dari sekadar gila….
Sabine menata ulang kerah gaunnya, setengah mati berusaha mengalihkan perhatiannya sendiri dari rasa ngeri yang memelintir perutnya.
Rencana ini akan berhasil karena memang harus begitu. “Perak rampasan Raja ada di depan kita. Rencana
ki ta bakal berhasil. Beranikanlah diri kalian.” Sabine takjub karena dirinya terdengar sangat berani padahal isi pe rut nya gemetaran dan bergolak, sampaisampai dia tidak benarbenar yakin siapa yang berusaha diyakin kannya—kedua sepupunya atau dirinya sendiri.
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 12 7/5/2018 8:39:20 AM
13
A Midnight Dance
“Wah wah, ada apa ini?” Mendadak terdengar suara entah dari mana.
Jantung Sabine langsung mencelos. Pria kekar berambut gelap muncul dari balik belukar
bersama beberapa rekannya yang bertubuh besar dan me ngintimidasi. Pria itu menggaruk dagu yang ber jenggot berantakan lalu menyeringai. Seringai yang menakutkan.
Sabine melirik Gerard. Di mata sepupunya terlihat jelas rasa takut. Keberanian Sabine pun menyurut.
“Teruskan,” bisiknya, memaksa kata itu agar terucap. Karena sekarang sudah terlambat untuk mundur.
Karena priapria itu sepertinya tidak akan mem biarkan mereka lewat begitu saja.
Gerard melirik pria itu kemudian menatap Sabine sekali lagi. Dengan tatapannya, Sabine memohon agar Gerard melanjutkan rencana, sebelum keberaniannya hilang total dan rasa takutnya yang semakin meningkat tidak lagi bisa dibendung.
Akhirnya Gerard berdeham lalu turun dari gerobak. “Sir, kami kelaparan dan tertarik dengan api unggun
yang kalian nyalakan untuk memasak. Beri kami sedikit makanan dan kami akan menyediakan anggur untuk teman makannya.” Gerard terdengar begitu meyakinkan, membuat Sabine senang. Usahanya dan Isabelle untuk memaksa Gerard berlakon dalam drama mereka ternyata membuahkan hasil.
Tapi pria itu terkekeh, diikuti rekanrekannya. Perlahanlahan pria itu mencabut pedang. Bilahnya
yang menyeramkan berkilat terkena cahaya bulan. Perut Sabine langsung bergolak. Pria itu menyentuhkan ujung pedang ke dada Gerard, ke dekat jantungnya. Sepupunya menegang sementara Sabine menahan teriakan. Ya Tuhan….
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 13 7/5/2018 8:39:20 AM
14
Lila DiPasqua
“Kami tidak mau berbagi,” kata pria itu, “kecuali wa nita itulah yang kau tawarkan.” Gelak tawa mereka me mekakkan telinga Sabine. Setiap pasang mata dari kelompok begundal itu tertuju kepadanya, menga mati nya dengan cabul.
“Sisiapa pemimpin kalian?” tanya Gerard “Aku aakakan menawarkan wanita itu kepadanya, dan hanya ke pa danya saja, untuk ditukar dengan makanan.”
“Demi Tuhan, Fabrice, tarik pedangmu sebelum dia terkencing di celana.” Seorang pria yang lebih tinggi dan kurus juga berambut pirang datang mendekat.
Sambil merutuk pelan, dengan enggan Fabrice menarik pedangnya.
“Kau siapa?” tanya si pirang ke Gerard. “Beri tahukan pa daku urusanmu di hutan ini. Kalau tidak, aku akan me nyu ruh Fabrice menyelesaikan apa yang sudah dimulai nya.”
Gerard menoleh ke Sabine. Keengganan Gerard untuk melanjutkan rencana ini jelas terbaca di ekspresi wa jah nya. Sabine mengangguk agar Gerard terus melanjutkan. Beranikan diri. Si pirang kelihatannya tidak semenyeramkan yang lain.
Gerard menunduk menatap tanah. Dia menarik napas dengan suara keras, menghelanya pelanpelan, lalu barulah kembali bicara. “Kami sudah di jalanan seharian dan kelaparan,” katanya, mulai merangkai cerita. “Kami menawarkan anggur ke orangorangmu—dan wanita itu hanya untuk pemimpin kalian—untuk ditukar dengan makanan.”
“Kenapa hanya ke dia?” protes Fabrice. “Diam!” tukas si pirang. Kemudian dia menatap
Sabine dan berkata, “Turun dan mendekatlah.”Sabine mengertakkan gigi agar tidak bergemeletuk.
Begitu kakinya menyentuh tanah, dia lega lututnya tidak goyah.
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 14 7/5/2018 8:39:20 AM
15
A Midnight Dance
Sabine menghampiri si pirang dengan langkah gemetar tapi berhasil menutupi kegelisahannya.
Si pirang mencermatinya dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan penilaian kritis tanpa minat. Sabine me nahan geram. Seumur hidupnya, belum pernah dia di amati sekasar ini. Tapi pelacur tidak akan keberatan di cermati seperti ini.
Dan kau harus berperan seperti itu. “Berputar,” perintah si pirang. Sabine berputar perlahan, membiarkan si pirang me
nilai bagian belakang tubuhnya sementara dia menerima pelecehan itu dengan kebulatan tekad. Ini semua bagian dari peranku.
Sewaktu akhirnya mereka kembali berhadapan, si pi rang berkata, “Bagus. Tunggu di sini. Aku akan menyam paikan tawaran kalian ke komandan.”
“Merde, Raymond, kau sudah gila?” bentak Jules Thomas de Moutier. Anggota kelompoknya yang duduk me ngelilingi api unggun langsung berdiri dan mening galkan mereka berdua, karena tahu Jules sudah mulai marah. “Kau membiarkan orang mendekati perkemahan padahal se karang ini kita sedang membawa hasil ram pasan terbesar?”
Anggota kelompok yang lain berjaga di sekeliling area perkemahan. Ada begitu banyak petani nekat yang bersedia menyabung nyawa demi mendapatkan apa yang ada di gerobakgerobak yang tertutup di tempat ini.
Raymond menggeleng. “Mereka tidak berbahaya—satu wanita dan dua pria, bahkan masih bocah. Dan me reka hanya menginginkan makanan. Lihatlah wanita nya. Anda bakal menyukainya,” Raymond memohon.
“Aku tidak peduli dengan tampang wanita itu. Ya Tu han, ada hal lain yang lebih penting yang harus kupi kir kan.”
A Midnight Dance Isi Revisi.indd 15 7/5/2018 8:39:20 AM