Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Disampaikan pada acara Webinar Palm O’Corner PASPI – Universitas Diponegoro
Sabtu, 24 Juli 2021, Pkl 09.00 WIB – selesai
Industri Hilir Kelapa Sawit Nasional
Kondisi Saat ini dan Tantangan Pengembangan ke Depan
Ditjen Industri Agro
Daftar isi
I. Kelapa sawit Indonesia dalam angka, Tahun 2020
II. Roadmap Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Nasional
III. Kondisi Industri Hilir Kelapa Sawit di Indonesia
IV. Kinerja Industri Hilir DN pada sekitar periode pandemic (2019-2020)
V. Dukungan Konkret Pemerintah bagi Industri Hilir di Kala Pandemi
VI. Kebijakan Mandatori Biofuels
VII. Segregrasi Kualitas Minyak Sawit sebagai Bahan baku Industri
VIII. Kesimpulan dan Penutup
2
• Luas Lahan Kelapa Sawit (2) : 16.381.959 Juta ha (dengan 26 Provinsi penghasil).
• Produksi CPO (2) : Tahun 2019 ±47,18 Juta Ton, Tahun 2020 ±47,40 Juta Ton.
• Harga CPO (3) : Februari (USD1026,78/MT; PM 05/2021), Maret (USD1036,22/MT; PM 08/2021), April (USD1093,83/MT; PM 11/2021), Mei (USD1110,68/MT; PM 27/2021), Juni (USD1223,90/MT; PM 34/2021)
I. Kelapa sawit Indonesia dalam angka, Tahun 2020(sumber; (1). SK Mentan No. 833/2019, (2). GAPKI, 2021, (3)Permendag, 2021 (4)Dit PPHP, Kementan 2021
Neraca Perdagangan Kelapa Sawit Nasional (2)
1 Indonesia 37,3
2 Malaysia 19,3
3 Thailand 3,1
4 Columbia 1, 7
5 Nigeria 1,1
6 Others 6,1
Eksportir MinyakSawit di Dunia
2020 (4) (juta ton)
Malaysia28%
Thailand 5%
Colombia 2%
Nigeria 1% Others 9%
Market Share Kelapa Sawit Global (4)
Indonesia 55%
• Merupakan industry padat karya Menyerap tenaga kerja langsungsebanyak 4,2 juta orang, dan tidak langsung 12 juta orang (hulu-hilir) (4)
• Mendorong ketahanan energi nasional, program Mandatory Biodiesel 30% (B30) telah tersalurkan 8,6 Juta KL (2020) (4)
• Potensi produksi listrik dari pengolahan POME (Palm Oil Mill Effluent sejumlah 821 PKS berkapasitas = 38.908 ton TBS/Jam, sekitar 1.828 MW, saat ini baru terealisasi 23,5 MW dari PKS berkapasitas 500 ton TBS/Jam (4) 3
Visi Hilirisasi 2045:
Indonesia menjadi pusatprodusendan
konsumenproduk turunanminyak sawit
dunia, sehingga mampu menjadi price
setter (penentuharga) CPO global
Benefit yang didapat:
1. Menggerakkan Kegiatan Ekonomi Produktif melalui Industrialisasi untuk
mencapai Subsitusi Impor dan Promosi Ekspor/Devisa Negara
2. Menyehatkan Neraca Perdagangan RI dan Memperkuat Nilai Tukar Rupiah.
3. Mencapai Kedaulatan Pangan dan Kedaulatan Energi (melalui Penggunaan
Bahan Bakar Nabati) yang bermuara pada Ketahanan Ekonomi Nasional
4. Menjadi Pengerak pembangunan daerah sentra Produsen sawit dan
perekonomian nasional, khususnya wilayah 3T (terluar, tertinggal, terdalam)
5. Mengendalian Emisi melalui Penggunaan Bahan Bakar dan Industri
Perkelapasawitan yang Ramah Lingkungan dan Lestari Berkelanjutan
Food &Fito-
nutrient
Fine
Chemical
Fuel Fiber
II. Roadmap Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Nasional
Sumber Gambar: Roadmap Kelapa Sawit Indonesia
2045 PASPI, 2018
4
Hilirisasi Produk Pangan dan Kesehatan (Food and Fitonutrient)
Arah Jalur Hilirisasi Oleofood Complex
Tujuan: 1. Mencukupi nutrisi masyarakat2. Memperkenalkan produk baru pangan modern
turunan minyak sawit.3. Menjamin keamanan pangan nasional4. Memperkuat basis industry makanan minuman
berbahan baku/penolong turunan minyak sawit Sumber: Roadmap Kelapa Sawit Indonesia 2045
PASPI, 20185
Jalur Hilirisasi Oleokimia
Hilirisasi Produk Oleokimia Dan Biomaterial (Fine Chemical)
Tujuan: 1. Memperkenalkan produk baru material yang mensubstitusi
material dari sumber tak terbarukan (petrochemical).2. Mendorong produksi biomaterial baru untuk substitusi impor3. Memperkuat basis industry pengguna biomaterial basis sawit 6
Sumber:
Roadmap
Kelapa Sawit
Indonesia
2045 PASPI,
2018
Jalur Hilirisasi Biofuel (Untuk Subsitusi Impor dan Promosi Ekspor)
JENIS BIOFUEL DARI SAWIT A. BIODIESEL FAME• Minyak sawit + methanol → FAME+
Glycerol • Sebagai pencampur BBM Solar 20% (B20)
dan tahun 2020 menjadi 30% (B30)B. GREENFUEL (drop in biofuel)• Bisa digunakan 100% pengganti BBM
(Diesel, Bensin, Avtur)• Kualitas lebih tinggi, bias diproduksi co-
processing dengan kilang pertamina dan stand alone
• Diproduksi dengan Katalis Khusus dan bahan baku tidak perlu CPO kualitas (CPO rusak disukai/ IVO/Industrial vegetable oil)
C. Biomass (Direct firing Cangkang, TandanKosong untuk Bioethanol,dsb)
D. POME (POME to Electricity)
7
Sumber: Roadmap Kelapa Sawit Indonesia 2045
PASPI, 2018
Turbin UAP
Perkebunan Sawit Carbonizer Plant
Pyrolysis Plant
Bricket/Pellet Plant
Bio-refenery Plant
Composting PlantProses Ekstraksi
Tandan Buah Segar Ketel
dengan bio
massa
Cangkang & mesocarp fibre
Limbah pabrik kelapa sawit
Pelepah / batang Pohon
Tankos (EFB)
Pengolahan Limbah POME
Biomass
Limbah padat
Methane Capture/Biogas-Plant
CPO
Inti Sawit
GasCH4
Gas CH4 & CO2
Listrik
Flaring
Burner
Bio-char, wood vinegar
Bio-oil, bio-char
Pellete, Briquette, bio-cork
Bioethanol, xylitol, furfural, lactic acid
Bio-fertiilizer (BOF)
Bottling ke Hotel, Bkl, dll
Ke PLN bila Gardu Dekat
Kembali ke udara bebas
Uap
Catatan: di lapangan, sebagian cangkang dan serat (fibre) dipakai untuk membuat uap (steam) proses dan pembangkit listrik Sumber: GIMNI, 2015 8
TER
SER
TIFI
KA
SI
SUST
AIN
AB
LE
Peluang Pemanfaatan Limbah Padat dan Produk Samping Kelapa Sawit
Harga acuan per Juli 2016, diolah dengan faktor konversi dan rumusan tertentu.Perhitungan menggunakan basis massa (%massa)*) berbasis CPKO **) bahan dasar kosmetika 9
Nilai Tambah Teoritikal produk hilir turunan minyak kelapa sawit
CPO – CPKO Nilai Tambah:
1 (basis)
Minyak Goreng
Nilai Tambah: 1,31
Biodiesel Nilai Tambah: 1,33
Margarine
Nilai Tambah: 1,86
Lemak Coklat
Nilai Tambah: 1,73
Surfaktant
Nilai Tambah: 2,66
Fatty Acid
Nilai Tambah: 1,88Fatty Alcohol
Nilai Tambah: 1,60
Kosmetik: Nilai Tambah: 3,88
Potensi Costumized Product (nilai tambah
sangat tinggi) dari Hilirisasi Produk
Padatan Sawit
5
Jenis produk Hilir mainstream yang diproduksi di Indonesia
INDUSTRI HULUPohon Industri Sawit Thp- I
INDUSTRI ANTARAPohon Industri Sawit Thp- II & III
INDUSTRI HILIR & LANJUT Pohon Industri Sawit Thp- III, IV & V
1. Tandan Buah Sawit (TBS)2. Buah Sawit /Brondolan3. Crude Palm Oil (CPO)4. Biji/Inti Sawit5. Cangkang Sawit6. Serat Sawit/Fiber 7. Tandan Kosong Sawit8. POME (Palm Oil Mill
Effluent)-------------------------------Adalah produk-produk yang dihasilkan di Perkebunan, termasuk dari Pabrik KelapaSawit (PKS)
1. PKE (Palm Kernel Expeller)2. CPKO (Crude Palm Kernel Oil)3. Crude Palm Kernel/PK Olein4. Crude PK Stearin5. RBD/Refined Bleached
Deodorized Palm Oil (Bulk)6. RBD Palm Stearin (Bulk)7. RBD Palm Olein (Bulk)8. Palm Fatty Acid Distillate 9. Crude Palm Stearin10.Crude Palm Olein11.RBD PK Oil 12.PK Fatty Acid Distillate13.RBD PK Olein14.RBD PK. Stearin15.Split Crude Oils16.Sludge Oils17.Glycerin Water
1. RBD Olein dalmPack <25 kg
2. Super Olein (RBD Palm Olein IV > 60)
3. PMF ( Palm Mid.Fr )4. Soft Palm Stearin5. Hard Stearin6. Mid Olein7. Margarine8. Shortening9. Inter-Esterified Oils10.Hydrogenated fats11.CB Substitute 12.CB Replacer 13.CB Equivalent 14.Specialty Fats15.Oleo Fatty Acids16.Oleo Fatty Alcohols
17. Refining Glycerine18. Bio-Diesel FAME 19. Palm Wax20.Mixed Olefin21.Soap Noodle22.Heavy End 23.Light End24.Methyl Ester and its
derivative (sulphonate, Amine, dsb)
25.Candles/Palm Wax26.R. Hydrogenated
Palm Stearine, its derivative
27.Texturized of Hyd. Palm Fats, etc.
28.Flaking H.Palm Fats29. dan sebagainya
• Di akhir tahun 2011 jumlah/jenis produk yang dihasilkan Indonesia hanya sekitar 48 jenis, dan
kini di tahun 2020 berkembang ke jumlah produk lebih dari 168 jenis.
FITONUTRINENT and BIOMATERIAL
1. Red Palm Oil 2. Betacarotene3. Tocopherol 4. Tocotrienol 5. Betaine 6. Glycerine USP7. Vitamin E 8. Palm Amide
Biomaterial (Sedang dikembangkan) Bio Aromatic (BTX) Bio plasticBio lubricant Palm Based Glucose, Xylose, LignineBiohydrocarbon(Bensin Sawit, Diesel Sawit, Avtur Sawit) Domain Pembinaan
Kementerian PertanianDomain Pembinaan Kementerian Perindustrian
III. Kondisi Industri Hilir Kelapa Sawit di Indonesia
10
EKSPOR KE
ASIA SELATAN,
TIMUR JAUH,
TIMUR TENGAH
DAN UNI EROPA
• Pelabuhan Pengumpul ekspor minyaksawit dan produk turunan (cair)• Belawan Medan (historis, No 1a)• Kuala Tanjung (No. 1b)• Dumai Riau (utama, No. 2)• Kalimantan Selatan/Timur (No 3)
• Pelabuhan Ekspor Baru yang Potensial• Teluk Bayur, Padang (No 4)• Panjang. Lampung (No. 5)• Kijing Kalbar (No. 6)• Tanah Laut Kalsel (No. 7a) • Maloy (No. 7b)• Bitung, Sulut (No. 8)
• Pasokan CPO untuk konsumsi lokaldidapat dari sumatera bagian selatan, kalimantan bagian bawah
• Ekspor minyak sawit curah dariIndonesia timur, diolah di Pabriksekitar Sulawesi Utara
• Produk minyak sawit curah di Kalimantan bagian atas diekspor kemalaysia (via pelabuhan darat danlaut)
• Sebagian produk dari pulau sulawesibagian selatan digunakan untukbahan baku industri di Pulau Jawa
Kebutuhan Pelabuhan Ekspor untuk
pasar China dan USA perlu dibangun di
Indonesia bagian Timur (Kalimantan
Timur, dan Papua) untuk minimisasi
logistic cost.
Pola pergerakan minyak sawit dan produk turunan domestik dan ekspor
2
1
7a
A
B
C
DE
5
F
H
G4
• Pelabuhan Ekspor Produk Hilir Kontainer• Belawan Medan• Tj Priok Jakarta • Tj. Perak Surabaya • Kuala Tanjung (Baru)
8
7b
6
Ekspor ke Asia
Timur. Utara
dan Amerika
Daftar Kawasan Industri (Kotak denganAbjad) A. Sumut: Belawan. Medan, Sei
MangkeiB. Riau: Dumai, Lubuk GaungC. Sumbagsel: Lampung, Palembang,D. Jabagbar: Pulogadung, Cikarang,
Banten E. Jabagtim: Surabaya, Gresik F. KalselTim: Tarjun, Balikpapan, MaloyG. Kalbarteng: Kumai, KijingH. Sulbagut: Bitung, Pasangkayu
11
2010 2018 2030
60
19 2040
81 80
Rasio Ekspor Hilir Vs Bahan Baku (%:%)
Ekspor bahan baku Ekspor produk hilir
72
158200
2010 2018 2030
Ragam Produk Hilir (Jenis)
7,0513,28
19,26
2010 2018 2030
0
5
10
15
20
25
Konsumsi domestik (Pangan,Non pangan, Biodiesel ( Juta Ton)
13,5920,54
43,41
2010 2018 2030
Sumbangan Terhadap Devisa( Miliar USD)
Target Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Nasional Tahun 2030
TahunTenaga Kerja
Perkebunan Sawit Supplier Industri Hilir Total
2020 6,652,516 665,252 142,653 7,460,420
2025 7,893,047 789,305 219,520 8,901,872
2030 9,133,579 913,358 262,350 10,309,286
2035 10,374,111 1,037,411 288,660 11,700,181
2040 11,614,642 1,161,464 314,970 13,091,076
2045 12,855,174 1,285,517 341,280 14,481,971
2050 14,095,705 1,409,571 367,590 15,872,866
Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Sawit Nasional 2013-2050 *)
*) Sumber : Buku INDUSTRI MINYAK SAWIT INDONESIA MENUJU 100 TAHUN NKRI – GAPKI 2014 12
IV. Kinerja Industri Hilir DN pada sekitar periode pandemic (2019-2020)Supply Demand Minyak Sawit dan Produk Hilirnya, 2019 – 2021 (Sumber GAPKI 2021)
Pencapaian Minyak Sawit Tersertifiaksi Berkelanjutan Indonesia s.d. Akhir tahun 2020 (Sumber: GAPKI Jan, 2021)
13
Kinerja Ekspor Kelapa Sawit Dan Turunannya Jan – Maret 2021 (Sumber: Puskadaglu, BPPP)
Sumber: BPS (2021), diolah Kemendag
Kelompok Produk Lemak dan Minyak Hewan/Nabati (HS 15)
adalah penyumbang surplus perdagangan tertinggi pada
periode Januari-Maret 2021 dengan surplus sebesar USD
6,88 Miliar, tumbuh 45,24% (YoY).
▪ Berdasarkan angka realisasi BPS, ekspor Kelapa Sawit dan
turunannya Januari-Maret 2021 mencapai USD 7,06 Miliar,
meningkat sebesar 45,22% (YoY) dibandingkan Maret 2020.
▪ Ekspor Kelapa Sawit dan turunannya tersebut memberikan
kontribusi sebesar 15,27% terhadap ekspor nonmigas
Indonesia.
Catatan: produk yang digunakan dalam kelompok Kelapa Sawit dan Turunannya pada
gambar di samping kanan adalah HS yang termasuk dalam PMK 191/2020.
Untuk periode Jan-Apr 2021 nilai angka sementara ekspor HS 15 mencapai
USD 9,45 Miliar.
14
V. Dukungan Konkret Pemerintah bagi Industri Hilir di Kala PandemiPengamanan Bahan Baku
dan Bahan Penolong
•Tarif progresif Levy (PMK 191/2020 jo. PMK 76/2021) dimana tarif pungutan eksporBahan Baku CPO/CPKO lebihtinggi dibanding produkhilirnya, mendukung iklimusaha industri oleokimia DN
•Harmonisasi Tarif BK (sedangberlangsung pembahasanLintas K/L), diupayakan untukmendukung hilirisasi industry DN, termasuk mendukungekspor produk hilri dan produk samping kelapa sawit
•Memasukkan bahan penolongindustry oleokimia dalamskema Kerjasama akses pasar Internasional (IEU CEPA, Indonesia – India, dsb),
Penguatan Daya Saing Industri
•Diskon Harga Gas untukIndustri (Permenperin18/2020), terdapat 8 Perusahaan (12 Pabrik) Oleokimia yang mendapatkanHarga gas ±6/MMBTU, menyusul beberapa sedangdalam proses pengajuan.
•Limbah SBE dikeluarkan dariDaftar Limbah B3 (PP No. 22/2021 sebagai turunan UU CK), implementasi menungguterbitnya peraturanoperasional, akan mengurangibiaya pengelolaan industry oleokimia dan oleofoodsecara signifikan.
•Dukungan akan pemanfaatanLimbah B3 Glycerine Pitch Industri Oleokimia untukbahan baku alternatif industry oleokimia dan/atau industry lainnya
Insentif Perpajakan Sektor Industri
•Super Deduction Tax untukInovasi/Litbang, termasukIndustri Oleofood dan Oleochemical
•Pembebasan Bea Masukuntuk Barang Modal Industri, termasuk Industri Oleokimia(PMK 188/2015, Permenperin19/2010).
• Insentif Perpajakan untuksektor terdampak Pandemi(PMK No 9/2021) termasuksektor oleofood, oleokimiadan biodiesel
•Tax Allowance (PMK No 96/2020, PP No 78/2019), investasi baru/perluasanoleokimia dan Tax Holiday (PMK No 130/2020 dan PerkaBKPM No. 7/2020) untukinvestasi industry betacarotene, tocopherol, tocotrienol; pengajuan online melalui OSS.
Insentif/Fasilitasi Selama Pandemi bagi Sektor Industri
•Penerbitan IOMKI (IzinOperasional Mobilitas dan Kegiatan Industri) selamaPandemi untuk dasar hukumlegalitas usaha industry, termasuk oleokimia.
•Pengawasan/Pelaporan/ Pengendalian IOMKI, termasuk jumlah SDM Industri yang terinfeksi COVID secara berkala melalui SIINAS (online).
•Pembebasan Bea Masukuntuk Bahan Aktif Pembersih/ terkait bahan penangananCOVID, yang belum diproduksidi DN, sebagai bahanpenolong industry Personal Care/Personal Wash
15
VI. Kebijakan Mandatori Biofuels (Sumber: Kementerian ESDM, Jun 2021)
Ultimate Goal: Mengurangi Impor dan Menghemat DevisaProgram B30 telah berjalan sejak Januari 2020. Realisasi pemanfaatan Biodieseluntuk domestik tahun 2020 sebesar 8,4 juta kL dan berdampak padapenghematan devisa sebesar Rp 38,31 triliun (USD 2.66 miliar)
Unit : Juta kL
Tahapan ProgramMandatori Biodiesel
Rencana Pengembangan Biofuel
Realisasi dan Target
* Volume 2021 menggunakan alokasi biodiesel tahun 2021Asumsi Perhitungan Nilai Manfaat Mandatori Biodiesel 2021Nilai MOPS Solar = 67,5 USD/bblKurs rupiah sebesar Rp 14.400,-/USD
Manfaat Ekonomi Program Mandatory Biodiesel Nasional
16
Tangible benefit Hilirisasi Industri Biofuel 1. Mengurangi Impor BBM Diesel/Solar
Realisasi B30 Pada tahun 2020 mencapai 8,46 Juta KL dan menghemat devisa USD2,7 Miliar ~ Rp. 38,1 Triliun
2. Menjaga Harga CPO dari kejatuhan karena ketidak seimbangan Supply demand
• Program B30 telah terbukti menciptakan pasar CPO di dalam negeri, di tengah kondisi pasar global yang tidak menentu, sehingga harga beli Tandan Buah Segar di tingkat Petani dapat dipertahankan pada level diatas adequate remuneration.
• Berdasarkan informasi terakhir, pemberlakukan PMK No. 191/2020 telah meningkatkan harga TBS sampai dengan Rp. 2.100/kg, dibandingkan pada awal – pertengahan tahun 2020, harga TBS mencapai Rp. 800- 1.200/kg.
Sumber Data dan Gambar: APROBI, 2020
• Pengurangan Impor BBM ini akan semakin signifikan apabila melibatkan produksi/konsumsi Biohidrokarbon, yang mampu digunakan dalam komposisi tinggi, tanpa melakukan modifikasi mesin.
• Skenario ke depan akan B40 dan B50 berupa:a. B40: 30 FAME, 10 DPME, 60 Petroleumb. B40: 30 FAME, 10 GreenDiesel, 60 Petroleum c. B50: 30 FAME, 10 DPME, 10 Greendiesel, 50 Petroleumd. B50: 30 FAME, 20 Greendiesel, 50 Petroleum. 17
18
Kabupaten dg perkebunan sawit
Kabupaten tanpa perkebunan sawit
Nasional
2001 2004 2007 2010
12
14
16
18
20
Tin
gkat
Kem
iskin
an
Rata
-Rata
(%
)
Sumber: Ryan B. Edwards, Center on Food Security and the
Environment, Stanford University
3. Mengurangi Kemiskinan dan mengatasi Kesenjangan (Sumber, BPDP KS, 2020)
a. Berdasarkan penelitian Ryan B. Edwards (2010), perkebunan sawit sejak tahun 2000 telah berkontribusi membantu 10 juta orang lepas dari kemiskinan dan setidaknya 1.3 juta masyarakat perdesaan keluar dari garis kemiskinan.
b. Kabupaten dengan perkebunan kelapa sawit mengalami penurunan angka kemiskinan yang signifikan dibandingkan kabupaten tanpa perkebunan kelapa sawit dan nasional (Lihat Gambar sebelah bawah kiri).
c. Namun demikian, sektor perkebunan sangat sensitif terhadap aspek klimatologi, dimana pertumbuhan ekonomi regional di provinsi penghasil sawit utama, dapat mengalami kontraksi karena fenomena El Nino dan La Nina periode 2012 – 2015)
Intangible benefit Hilirisasi Industri Biofuel ... (Lanjutan)
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
6,00%
7,00%
8,00%
9,00%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Riau Jambi Kalimantan Barat Nasional
Sumber: diolah dari Halaman situs BPS.go.id, Ekonomi dan
Perdagangan, diambil dari Bahan Presentasi BPDP KS, 2020. 18
Issue terkait Kualitas Minyak Sawit sesuai peruntukannya:
• Minyak Sawit u/ Makanan Bayi– Strictly threshold Kandungan 3MCPDE&GE : 1 ppm (ceruk pasar kecil)
– Best products come from Best CPO/Raw Mat, with High Premium Price.
• Minyak Sawit u/ Pangan – Threeshold Kandungan Kandungan 3MCPDE&GE : 2,5 ppm dan 1 ppm
– GAP, GMP, dan HACCP, dsb, premium price (dedicated plantation)
• Minyak Sawit u/ Oleochemical/Personal care– Kualitas bahan baku CPO menengah/standard, cukup u/industri
– Ceruk pasar cukup besar, standarisasi diatur pada produk akhirnya.
• Minyak Sawit u/ Biodiesel– Kualitas tidak perlu bagus, mendukung keekonomian industri
– Pangsa pasar sangat besar, kualitas low to end dapat masuk sesi ini.
• Minyak Sawit u/ Greenfuel – Kualitas terjelek minyak dapat dicover oleh industri ini
– Berbentuk IVO/ILO/MIVO, counterpart dengan CPO/CKO.
– Sangat menentukan keekonomian industri greenfuel/B100.
VII.Segregrasi Kualitas Minyak Sawit sebagai Bahan baku Industri
PERLU PERHATIAN KALANGAN
AKADEMISI – PENELITI –
PEMERINTAH DALAM HAL
SEGREGASI KUALITAS MINYAK
SAWIT UNTUK KEBERLANJUTAN
INDUSTRI KE DEPAN 19
Fresh
Fruit
Bunch
Palm
Kernel
Palm
Fruits
•Steaming
•Pressing•Milling•Clarifying
•Fermentation
•Pressing
•Refining
•Bleaching•Deodorizing
•Pressing
•Filtering
•Refining
•Bleaching•Deodorizing
CPO*)
•Fractionation
•Polishing
RBD
PO *)
Food Palm
OilRBD P Olein
*)
RBD PS *)
CPKO*)
RBD PKO *)
Food/
Non Food
Palm Oil
Biodiesel
FAME *)
Loose
Palm Fruits
Palm
Kernel
Fresh
Fruit Bunch
•Degumming
•Polishing
Other
Vegetable Oil
High
FFA Oil **)
•Co Processing
•Oil Refinery•Catalyst
IVO (Industrial
Vegetable Oil) **)
•Distillation
•Fractionation•Finalizing
Bio Hydrocarbon
Green Avtur**), Green Diesel **)
Green Gasoline **)
Existing Industry
(refinery, fractination, biodiesel) *) SNI Available
**) Need SNI
Biohydrocarbon Dedicated Plantation Oil Palm and Palm Oil Processing Industry
Oil Palm Plantation and Palm Oil Processing for Food, Non Food, and
Conventional Biofuel
Rute Produksi IVO/ILO/MIVO dan Perbedaan dengan CPO/CPKOProduksi CPO dan CPKO • Dilakukan di POM/PKS (Palm Oil Mill/ Pabrik
Kelapa Sawit).• Harga Beli Tandan di tingkat petani
dipengaruhi oleh Kualitas Tandan Buah Segar, yaitu Periode antar pemanenan dan pengolahan, Makin lama periode harga beli makin rendah/jatuh.
• Kapasitas PKS rata – rata 30, 45, 60, 75, 90 Ton TBS (Tandan Buah Segar) per Jam
• Produk Samping: Kernel Sawit, Tandan Kosong Sawit (TKS), Limbah Cair/POME,
• Kernel Sawit diolah Menjadi CPKO oleh Pabrik KCP (Kernel Crushing Plant)
• Harga CPO (Jan 2020: USD 839/MT, Harga CPKO: USD 1.245/MT).
Produksi IVO/ILO/MIVO• Dilakukan di Pabrik IVO/ILO/MIVO• Kapasitas produksi bisa lebih kecil, 10, 20
Ton (Tandan Buah) per Jam • Dapat menggunakan Buah yang Lewat
matang/ fermented FFA tinggi • Harga IVO lebih murah daripada harga CPO
karena rute produksi pendek. 20
Perbedaan Syarat Mutu CPO dan IVO/ILO/MIVO
Kriteria utama Kualitas minyak nabati adalah kandungan Asam lemak bebas (freen fatty acid) dan kandungan air/impurities
Kriteria utama IVO/ILO/MIVO adalah kandungan Logam dan Logam Alkali yang rendah, karena berpotensi meracuni katalis greenfuel. 21
Pembentukan Harga CPO dan Industrial Vegetable Oil (IVO)Perhitungan Sederhana Pembentukan Harga CPO dan IVO
Referensi & Basis Perhitungan Harga TBS : dari Perkebunan Negara & Swasta besar di Sumatera
Basis harga di PTPN - Nort Sumatera thn 2019
1 Perkebunan PTPN dan Swasta besar di KisaranUnit Cost
Produktivitas Kebun TM 8 23 ton TBS/Ha/Thn Kerapatan 140 Pohon/Ha
Jarak kebun ke PKS 15 Km Protas 164 Kg/Pohon/Thn
Ongkos angkut dan langsir 70 Rp/Kg/10 Km
Biaya Kebun
a. Biaya Pemeliharaan Tanaman 601
- Man-power & O.Head 5.999.000 Rp/Ha/Thn
- Pemupukan 9.749.000 Rp/Ha/Thn 69.600 Rp/Pohon/Thn
Sub Total Biaya Kebun 15.748.000 Rp/Ha/Thn 302,74
b. Biaya Panen 602
- Upah dan peralatan panen 5.323.000 Rp/Ha/Thn 231,43 Rp/Kg TBS
Total Harga Pokok TBS di Kebun 21.071.000 Rp/Ha/Thn atau 916,13 Rp/Kg TBS
Perhitungan margin kebun (dari SOE) 26% %-harga pokok 238,19 Rp/Kg TBS
Harga TBS di kebun 1.154,32 Rp/Kg TBS
c. Ongkos angkut 105,00 Rp/Kg TBS
Harga Pokok TBS di PKS 1.259,32 Rp/Kg TBS
2 Harga CPO di Pabrik Pengolahan (PKS) 3 Harga IVO/ILO di Pabrik Pengolahan IVO
Yield CPO 21% dari TBS Yield CPO 25,5%Kernel 5,50% dari TBS Harga Kernel 650 Rp/Kg Kernel 5,50% dari TBS Harga Kernel 650 Rp/Kg
Inti Sawit 4,80% dari TBS Harga Inti 3.405 Rp/Kg Inti Sawit 4,80% dari TBS Harga Inti 3.405 Rp/Kg
Ongkos proses 160 Rp/Kg TBS Ongkos proses 130 Rp/Kg TBS
Volume TBS diolah di PKS 1.000 Kg Volume TBS diolah di PKS 1.000 Kg
1. Biaya bahan baku 1.259.324 Rp 1. Biaya bahan baku 1.259.324 Rp
2. Biaya olah 160.000 Rp 2. Biaya olah 130.000 Rp
Total Biaya Produksi 1.419.324 Rp Total Biaya Produksi 1.389.324 Rp
- Pengurangan Biaya Kernel 35.750 Rp - Pengurangan Biaya Kernel 35.750 Rp
- Pengurangan Biaya Inti 163.440 Rp - Pengurangan Biaya Inti 163.440 Rp
Harga pokok CPO 210 Kg 1.220.134 Rp Harga pokok IVO 255 Kg 1.190.134 Rp
Margin PKS 24,80% 302.593 Rp Margin PKS 24,80% 295.153 Rp
Harga CPO di pabrik PKS per (Kg) 200 1.522.728 Rp/ 200 Kg Harga CPO di pabrik PKS per (Kg) 200 1.485.288 Rp/ 200 Kg
atau 7.251.084 Rp/ton atau 5.824.658 Rp/ton
Rp/USD 14.500 500 USD/ton Rp/USD 14.500 402 USD/ton22
Sumber: Bapak Sahat Sinaga, GIMNI, 2019
• Industri perkelapasawitan hulu – hilir nasional mempunyai resiliensi tinggi dalam tekananekonomi akibat pandemic COVID-19. Kekuatan Forward linkage (konsumsi/ekspor produk hilir) dan backward linkage (kemampuan produksi perkebunan) menopang kinerja industry ini dan tetap memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian nasional
• Pemerintah telah memberikan dukungan pengembangan industry hilir kelapa sawit, baik berupakomitmen, peta jalan, hingga langkah konkret berupa insentif/fasilitasi industri; termasukpeningkatan penyerapan minyak sawit untuk pasar dalam negeri sebagai tools operational demand management yang akan menciptakan harga beli TBS petani yang remunerative.
• Setelah tools demand management terselesaikan, maka Tantangan ke depan adalahmeningkatkan kualitas produksi minyak sawit sesuai peruntukannya, agar industry pengolahandapat lebih efisien dalam hal akses bahan baku. Segregasi kualitas merupakan issue yang perludiperhatikan; karena nantinya akan berpengaruh pada penguatan daya saing industry hulu – hilir.
• Pemangku Kepentingan yang berasal dari Perguruan Tinggi, Lembaga Riset, hingga komunitaspemerhati Palm Oil Science dapat berkontribusi membantu pemerintah untuk mendukungpenguatan manajemen kualitas produk minyak sawit nasional, dalam rangka mewujudkanindustry kelapa sawit hulu –hilir yang berdaya saing pada era borderless world.
23
VIII.Kesimpulan dan Penutup
TERIMA KASIH