Upload
maria-m-patty
View
32
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Kasus
Citation preview
PENDAHULUAN
Kista bartholin pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli anatomi asal Belanda pada tahun 1677 bernama Casper BartholinKista Bartholini tersumbatnya bagian distal dari duktus kelenjar retensi dari sekresi terjadi pelebaran duktus dan pembentukan kista. Kondisi ini disebabkan oleh adanya bakteri
Kelenjar ini terletak bilatetral di dasar labia minora dan mengalirkan hasil sekresinya melalui duktus sepanjang 2-2,5 cm, yang bermuara ke dalam vestibulum.
Pada masa pubertas kelenjar ini mulai berfungsi memberikan kelembaban bagi vestibulum.
Kista bartholini biasanya terjadi pada wanita antara usia 20-30 tahun.Kista bartholini dengan diameter 1-3 cm seringkali asimptomatik. Sedangkan kista yang berukuran lebih besar, kadang menyebabkan nyeri, dispareunia, umumnya tidak disertai demam, pembengkakan area vulva dan labia selama 2-4 hari, teraba masa.
Jika kista menjadi terinfeksi maka bisa terjadi abses pada kelenjar dan akan menimbulkan gangguan pada saat beraktifitas seperti berjalan, duduk, atau melakukan hubungan seksual.
LAPORAN KASUS IDENTITAS Nama : Ny. N.K Umur : 27 tahun Pendidikan : SI Alamat : Malalayang II, Lingkungan II Pekerjaan : PNS Agama : Kristen Protestan Suku : Minahasa Bangsa : Indonesia Status pernikahan : Belum Menikah MRS : 20 juni 2012, pukul 14.00 WITA
ANAMNESIS Riwayat penyakit sekarang : Keluhan utama : Timbul benjolan di
kemaluan Benjolan di kemaluan mulai sejak 7 hari
yang lalu Nyeri tekan (-) BAB/BAK biasa Riwayat penyakit dahulu : Pasien
menyangkal riwayat penyakit dahulu seperti Penyakit jantung, paru, ginjal, hati, kencing manis, darah tinggi.
Anamnesis Ginekologi Riwayat perkawinan dan kehamilan dahulu Kawin : - Umur saat menikah : - Status sekarang : belum kawin Kehamilan : - B. Riwayat haid Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari Lama haid : 5 hari, sakit waktu
haid hingga tidak dapat bekerja (–) Menopause : (–)
Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : cukup Kesadaran : compos mentis Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernapasan : 22 x/menit Suhu badan : 36,8 C Warna kulit : kuning langsat Edema : (–) Pupil : isokor Kepala : normocepali, conj. an –/–, scl.ict.
–/– Lidah : tak
Gigi : caries (-) Kerongkongan : hiperemis (–) Leher : pembesaran KGB (–) Dada : simetris, tidak ada retraksi Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop
(-) Paru-paru : ronkhi –/–, wheezing –/– Perut : status lokalis Hati : tak Limpa : tak Tangan : pucat (-) Kaki : pucat (-) Status neurologis : dbn
Status Lokalis : Abdomen Inspeksi : datar Palpasi : lemas, massa (-) Perkusi : WD (–) Auskultasi : peristaltik (+)
normal Status ginekologi Inspeksi: tampak massa di labia minora
dengan ukuran 4 × 3 cm, nyeri tekan (-)
Resume masuk : Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 20 juni 2012
jam 14.00 WITA dari poliklinik obstetri dan ginekologi RSUP Prof R. D. Kandou dengan diagnosa P0A0 27 tahun + kista bartholini. Pada anamnesa didapatkan benjolan pada labia minora sinistra dimulai sejak 7 hari yang lalu tanpa disertai nyeri tekan.KU : tampak sakit, Kesadaran : compos mentis . T : 80/60 mmHg, S : 36,7oC N : 112x/mnt, R : 24 x/mnt, Sb : 36,8 oC. Status Lokalis :AbdomenInspeksi : datar
Palpasi : lemas, massa (-)Perkusi : WD (–)Auskultasi: peristaltik (+) normal
Status ginekologi.Inspeksi: tampak massa di labia minora dengan ukuran 4 × 3 cm, nyeri tekan (-)
FOLLOW UP
Tanggal 21 juni 2012S : Keluhan (-)O : keadaan umum Cukup T : 120/80mmHg N: 84 ×/menit R:
24×/menit S:36,7oCA: P0A0 27 tahun + kista bartholini
P: Pre Operasi hari iniMarsupialisasiInformed consent
Tanggal 22 juni 2012 dilaksanakan operasiLaporan operasiKU pre-operasi : cukup, Compos Mentis
T : 120/80 mmHg, N : 84 x/m, R : 24 x/m, S : 36,6C
Diagnosa pre-operasi : P0A0 27 tahun + kista Bartholini
Operasi Mulai : Jam 09.15 WITAOperasi selesai : Jam 09.45 WITALamanya operasi : 36 menitDiagnosa post-operasi : P0A0 27 tahun + post Marsupialisasi +
kista BartholiniKU post-operasi : T: 130/90mmHg, N: 92x/menit, R:
22x/menit, S: 36,7oCSikap : IVFD D5=2.2 30 gtt/menit
Ceftriaxone 3x1gr(IV) 1 hariKaltrofen supp 1x2Hb 6 jam post operasi
FOLLOW UPTanggal 23 juni 2012S: keluhan (-)O: keadaan umum cukup T: 120/80mmHg N: 88×/menit R:
24×/menit S:36,7oCA: P0A0 27 tahun + kista bartholini
dengan post marsupialisasi Hari IP: Ceftriaxone 2 × 1 gr IV Cefadroxil 500 mg 3 × 1 tab
Vitamin C 1 × 1 tab
FOLLOW UP Tanggal 24 juni 2012S: keluhan (-)O: keadaan umum cukup
T: 110/80mmHg N: 84×/menit R: 24×/menit S:36,6oCA: P0A0 27 tahun + kista bartholini dengan post marsupialisasi Hari II
P: Cefadroxil 500 mg 3 × 1 tabVitamin C 1 × 1 tab
Tanggal 25 juni 2012S: keluhan (-)O: keadaan umum cukup T: 110/80mmHg N: 84×/menit R: 24×/menit S:36,6oCA: P0A0 27 tahun + kista bartholini dengan post marsupialisasi Hari III
P: Cefadroxil 500 mg 3 × 1 tabVitamin C 1 × 1 tabPulang hari ini
DISKUSIHal-hal yang akan didiskusikan pada
kasus ini terdiri dari :1. Diagnosis2. Penanganan3. Prognosis
# DiagnosisPada kasus ini, dari anamnesa didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan timbul benjolan di kemaluan tanpa adanya nyeri tekan. Pada pemeriksaan ginekologi ditemukan adanya massa di satu sisi labia yaitu pada labia minora dengan ukuran 4 x 3 cm. Tidak terdapat nyeri tekan karena kista yang ada masih berukuran kecil.
Banyak kista Bartolini tidak menyebabkan gejala apapun. Jika kista duktus Bartholini masih kecil dan belum terjadi inflamasi, penyakit ini bisa menjadi asimptomatik. Biasanya ditemukan ketika seorang wanita datang kedokter untuk pemeriksaan umum tanpa keluhan apapun, tanpa rasa sakit vagina.
Kista Bartolini menyebabkan pembengkakan labia di satu sisi, dekat pintu masuk ke vagina. Sebuah kista biasanya tidak sangat menyakitkan, dan rasa sakit yang signifikan menunjukkan bahwa abses telah berkembang.
# Penanganan Tujuan penanganan kista bartholini
adalah memelihara dan mengembalikan fungsi darikelenjar bartholini. Metode penanganan kista bartholini yaitu definitive drainage dengan word catheter untuk kista dan abses kelenjar bartholini dan marsupialialisasi untuk kista kelenjar bartholini. penanganan yang diambil pada kasus ini adalah dengan Marsupialisasi.
PROGNOSIS
Pada kasus ini prognosis yang dapat diambil adalah baik. Pada pasien hanya ditemukan kista bartholini tanpa abses. Apabila ada abses maka tingkat kekambuhan umumnya adalah 20%.
PENUTUP
KESIMPULAN Kista Bartolini merupakan tumor kistik jinak dan ditimbulkan akibat
saluran Bartolini yang mengalami sumbatan. Pada anamnesis dari kasus ini didapatkan adanya benjolan pada
kemaluan tanpa disertai dengan nyeri tekan. Kelenjar bartolini bisa tersumbat karena berbagai alasan, seperti
infeksi, peradangan atau iritasi jangka panjang. Metode penanganan kista bartholini dalam kasus ini adalah
marsupialisasi SARAN Menganjurkan agar penderita dengan kista Bartholini dapat menjaga
kebersihan diri terutama alat genitalia, melakukan pemeriksaan secara teratur untuk mengetahui tidak terjadi infeksi berulang.