Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORANKINERJABALAI BESARPENELITIAN & PENGEMBANGAN TANAMANOBAT & OBATTRADISIONAL
2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
ii
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya,
sehingga penyusunan Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tahun
2019 dapat kami selesaikan. Laporan Kinerja (LKj) disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan sesuai Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Penyusunan laporan ini sebagai kewajiban memenuhi amanat Peraturan Presiden
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahm, sebagai bentuk transparansi dalam tata
pemerintahan yang baik (good governance) untuk menginformasikan pelaksanaan kegiatan
tahun 2019. Laporan memuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan serta alokasi
sumber daya.
Pencapaian hasil kegiatan tidak terlepas dari peran serta semua pihak, baik aparatur
sipil negara maupun tenaga kontrak, termasuk pengawasan yang dilakukan. Semoga laporan
ini dapat menjadi bentuk pertanggungjawaban kami kepada masyarakat atas amanah yang
diberikan melalui Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pembentukan B2P2TOOT. Akhir
kata, terima kasih kami kepada semua pihak, yang telah ikut berperan dalam penyusunan
Laporan Kinerja ini.
Tawangmangu, 31 Januari 2020
Kepala
Akhmad Saikhu
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Visi pemerintah dalam Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019 adalah “Terwujudnya
Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.
Laporan kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tata
pemerintahan yang baik. Prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas menjadi dasar
dalam pelaksanaan kegiatan.
Untuk mewujudkan masyarakat sehat dengan jamu yang aman, berkhasiat dan
bermutu, B2P2TOOT telah melaksanakan saintifikasi jamu, sebagaimana diamanatkan dalam
Permenkes 003 Tahun 2010 tentang Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan.
Tiga pilar misi, berupa meningkatkan mutu litbang, mengembangkan hasil litbang, dan
meningkatkan pemanfaatan litbang, dilakukan secara konsisten dari tahun ke tahun.
Pada Tahun 2019, aspek managemen litbang tertuang dalam pemanduan,
pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan manajemen sumber daya. Perjanjian Kinerja
B2P2TOOT Tahun 2019 dengan indikator sebagai berikut:
1. Tersusunnya naskah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan
pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional sebanyak 2 buah,
2. Terlaksananya publikasi karya tulis ilmiah di bidang tanaman obat dan obat
tradisional yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional
sebanyak 24 (dua puluh empat),
3. Terlaksananya hasil penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat
tradisional sebanyak 9 (sembilan)
4. Tersusunnya laporan status kesehatan masyarakat Hasil Riset Kesehatan Nasional
Wilayah IV sebanyak 1 buah.
Berbagai kegiatan sudah dilakukan untuk pencapaian indikator kinerja. Kegiatan
penyusunan rekomendasi kebijakan, dengan capaian sebanyak 3 rekomendasi kebijakan dari
2 yang ditargetkan. Capaian publikasi karya tulis ilmiah mencapai target, yaitu dari target 24
tercapai 30 publikasi, yakni 25 publikasi nasional dan 5 publikasi internasional. Berbagai
kegiatan sudah dilakukan untuk meningkatkan capaian, meliputi; workshop penulisan ilmiah,
wokshop penulisan jurnal online.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
iv
Kegiatan utama berupa penelitian dari target 9 tercapai 9 yang terdiri dari penelitian
untuk standarisasi tanaman, standarisasi bahan jamu, kemandirian bahan baku, praklinik,
klinik saintifikasi jamu, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk jumlah laporan status
kesehatan masyarakat target 1 tercapai 1 laporan Riset Fasilitas Kesehatan.
Alokasi anggaran sebesar Rp. 52.181.144.000,00 (lima puluh dua milyar seratus
delapan puluh satu juta seratus empat puluh empat ribu rupiah) terdiri dari Rupiah Murni
sebesar Rp. 50.089.319.000,00 (lima puluh milyar delapan puluh Sembilan juta tiga ratus
sembilan belas ribu rupiah) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 2.091.825.000
(dua milyar sembilan puluh satu ribu delapan ratus dua puluh lima ribu rupiah). Realisasi
anggaran sebesar Rp. 47.157.948.129,00 atau sebesar 90,37%.
Seluruh output mencapai target > 100%, dengan realisasi anggaran < 100%. Secara
rata, efisiensi sebesar 20,25, dengan capaian realisasi target sebesar 110,71% dan realisasi
anggaran 90,03%.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... viii DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ ix BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................................. B. Tujuan ............................................................................................................... C. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi .............................................................. D. Mandat dan Peran Strategis ........................................................................... E. Sistematika Pelaporan .....................................................................................
BAB II. PERENCANAAN KINERJA .................................................................................
A. Rencana Strategis ........................................................................................... B. Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, Perjanjian Kinerja ................ C. Evaluasi Internal .............................................................................................. D. Pengukuran Kinerja .........................................................................................
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ...............................................................................
A. Realisasi Kinerja Organisasi ........................................................................... B. Realisasi Anggaran ......................................................................................... C. Kinerja Lainnya ................................................................................................ D. Inovasi/Terobosan ........................................................................................... E. Penghargaan ................................................................................................... F. Analisis Efisiensi Sumber Daya .......................................................................
BAB IV. PENUTUP .........................................................................................................
A. Simpulan .......................................................................................................... B. Langkah perbaikan ...........................................................................................
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Komposisi Pegawai B2P2TOOT Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian, Tahun 2019
Tabel 2.1. Target Indikator Kinerja B2P2TOOT Sesuai Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Tabel 2.2. Target Indikator Kinerja dan Anggaran Sesuai Rencana Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 2.3. Target Indikator Kinerja dan Anggaran Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 2.4. Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja B2P2TOOT, Tahun 2019
Tabel 2.5. Ketentuan Pengukuran Kinerja, B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.1. Target dan Capaian Indikator Kinerja Sesuai Renstra Kemenkes
Tahun 2015-2019, B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.2. Target dan Capaian Indikator Kinerja Sesuai Perjanjian Kerja B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.3. Judul Rekomendasi Kebijakan, B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.4. Judul Artikel Ilmiah ada Media Cetak dan Elektronik Nasional Bidang TOOT, Tahun 2019
Tabel 3.5. Judul Artikel Ilmiah ada Media Cetak dan Elektronik Internasional Bidang TOOT, Tahun 2019
Tabel 3.6. Judul Artikel Ilmiah di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang Dipublikasikan dalam Jurnal Nasional Tahun 2019 (bukan penulis pertama)
Tabel 3.7. Hasil Litbang Bidang TOOT, B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.8. Judul Riset Pembinaan Kesehatan B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.9. Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Risnakes Korwil IV B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.10. Jumlah Tenaga Rifaskes 2019 Koordinator Wilayah IV, 2019
Tabel 3.11. Pengadaan Alat Laboratorium B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.12. Kegiatan Kelompok Kerja Tanaman Obat dan Obat Tradisional, B2P2TOOT Tahun 2019,
Tabel 3.13. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama, B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.14. Perjanjian Kerja Sama (KS) yang masih aktif, B2P2TOOT tahun 2019
Tabel 3.15 Intitusi kandidat mitra yang menginisiasi kerja sama B2P2TOOT tahun 2019
Tabel 3.16 Waktu, Instansi dan Peserta Bimbingan Teknis Magang, B2P2TOOT Tahun 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
vii
Tabel 3.17 Waktu, Instansi dan Peserta Bimbingan Pemanfaatan Tanaman Obat, B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.18 Waktu, Instansi dan Peserta Bimbingan Budidaya dan Pascapanen Tanaman Obat, B2P2TOOT Tahun 2019
Tabel 3.19 Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan B2P2TOOT, Tahun 2019
Tabel 3.20. Realisasi Anggaran Berdasarkan Mata Anggaran Kegiatan B2P2TOOT, Tahun 2019
Tabel 3.21. Judul Artikel dan Author Pada Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Volume 12, B2P2TOOT tahun 2019
Tabel 3.22. Analisis Efisiensi Sumber Daya B2P2TOOT Tahun 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Jumlah ASN Berdasarkan Jabatan B2P2TOOT, Tahun 2019 11
Gambar 1.2. Jumlah Pegawain Berdasarkan Tingkat Pendidikan, B2P2TOOT
Tahun 2019 11
Gambar 1.3 Gambar 1.3. Kebun Tanaman Obat B2P2TOOT Tahun 2019 13
Gambar 1.4. Struktur Organisasi B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 2.1. Perjanjian Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 2.2. Perjanjian Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.1. Perbandingan Target dan Capaian Indikator Kinerja Sesuai Perjanjian Kinerja B2P2TOOT Tahun 2015-2019
Gambar 3.2. Advokasi hasil penelitian dan rekomendasinya di Setda Prov.
Kalimantan Tengah
Gambar 3.3. Tahapan Pelaksanaan Risfaskes, Korwil IV B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.4. Taman Gedung Ilmu Pengetahuan dan Teknologi B2P2TOOT 2019
Gambar 3.5. Jumlah Kunjungan Wisata Kesehatan Jamu, Berdasarkan Bulan dan Tingkat Pendidikan, B2P2TOOT, Tahun 2019
Gambar 3.6 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Bulan B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.7 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Domisili dan Bulan B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.8 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan 10 Penyakit Terbanyak B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.9 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan 10 Pemeriksaan Terbanyak
B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.10 Aplikasi Monitoring dan Evaluasi B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.11 Mekanisme Pendaftaran di Klinik Saintifikasi Jamu B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.12 Penghargaan IKPA dari KPPN Sragen
Gambar 3.13 Penghargaan IKPA dari Kemenkes RI
Gambar 3.14 Penghargaan e-aspirasi dari Kemenkes RI
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
ix
DAFTAR DIAGRAM / GRAFIK
Diagram 1.1. Jumlah ASN Berdasarkan Jabatan, B2P2TOOT Tahun 2019
Diagram 1.2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan, B2P2TOOT Tahun 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
10
A. Latar Belakang
1. Akuntabilitas
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap satuan kerja harus
membuat laporan kinerja. Laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap
pelaksanaan kegiatan kepemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel. Hal
senada juga disampaikan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Dalam melaksanakan tugas, azas-azas good governance dalam tata kelola
kepemerintahan seperti azas transparan, akuntabel, efektif, efisien menjadi dasar dalam
pelaksanaan program. Salah satu azas yang tertuang dalam undang-undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme, adalah azas akuntabilitas, yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009, Pasal 47 menyebutkan
bahwa upaya Kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan dan pelayanan kesehatan tradisional merupakan
bagian integral dari penyelenggaraan upaya kesehatan (Pasal 48). Obat Tradisional
atau yang popular disebut jamu, merupakan salah satu modalitas dalam upaya
kesehatan. Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman
digunakan dalam pencegahan, pengobatan, perawatan, dan atau pemeliharaan
kesehatan, tetap dijaga kelestariannya (Pasal 100).
Sebagai penjabaran dari Undang-undang Kesehatan terutama Pasal 53, yang
menyebutkan ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan jenis pelayanan
BAB I PENDAHULUAN
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
11
kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah, maka telah lahir Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional. Pada pasal 66 menyebutkan bahwa Litbang (Pelayanan Kesehatan
Tradisional) dilakukan berbasis/tidak berbasis pelayanan, diarahkan untuk
meningkatkan keamanan, manfaat dan kualitas pelayanan, serta dilaksanakan tenaga
kesehatan, lembaga penelitian, lembaga pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan,
fasilitas pelayanan kesehatan tradisional
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
sebagai bagian instansi pemerintah juga telah menyusun Laporan Kinerja. Selain untuk
memenuhi prinsip akuntabilitas, Laporan Kinerja tersebut juga merupakan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja Dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
2. Sumber Daya Manusia
Pegawai yang dimiliki B2P2TOOT terdiri dari pegawai tetap (PNS) dan pegawai
tidak tetap. Pada Desember 2019, gambaran kondisi pegawai B2P2TOOT adalah
sebagai berikut:
Tabel 1.1. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kepegawaian
B2P2TOOT Tahun 2019
Jenis Kelamin
Jenis ASN (orang)
Sub Total PNS Pegawai Tidak Tetap
Laki-laki 47 108 155
Perempuan 36 46 82
Total 83 154 237
Pegawai tetap sebanyak 83 orang, yang terbagi menjadi tenaga manajemen,
peneliti, dan Litkayasa.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
12
Gambar 1.1. Jumlah ASN Berdasarkan Jabatan B2P2TOOT, Tahun 2019
Pegawai tidak tetap sebanyak 154 orang, diadakan untuk mengakomodasi beban
pekerjaan yang belum dapat ditangani oleh tenaga PNS. Pegawai tidak tetap
dipekerjakan untuk membantu pengelolaan tugas dan fungsi organisasi yang
terdistribusi di kebun tanaman obat, laboratorium terpadu, laboratorium pasca panen,
laboratorium farmakologi dan toksikologi, laboratorium sediaan Jamu, Rumah Riset
Jamu (RRJ), dan bidang kesekretariatan (administrasi, satuan pengaman, pengemudi).
Berdasarkan pendidikan jumlah pegawai terlihat pada gambar berikut;
Gambar 1.2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan, B2P2TOOT, Tahun 2019
Struktural ; 10
Peneliti ; 23
Calon peneliti ; 12
Litkayasa ; 17
Jabatan fungsional umum ; 21
0
20
40
60
80
100
120
SLTA D3 S1 S2 S3
22
10
21 20
20
116
26
11
0
ASN Tenaga Kontrak
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
13
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana diperlukan untuk pencapaikan kinerja yang baik sesuai
dengan target yang telah ditetapkan. Sarana prasarana yang dimiliki B2P2TOOT
berupa:
a) Instalasi Kebun Tanaman Obat
Kebun Tanaman Obat (KTO) dikelola untuk memfasilitasi aktifitas Litbang
standarisasi TO, standarisasi bahan jamu, observasi klinik, uji acak terkendali dan
kemandirian bahan baku.
KTO dikelola untuk menyediakan sarana, fasilitas, dan spesimen untuk pengukuran,
pemeriksaan, riset, pengembangan eksperimen, Iptek TO, dan pelayanan Iptek. KTO
dikelola sebagai kebun, juga pusat pembelajaran Iptek untuk akademisi, pemerintah,
dunia usaha, dan kelompok masyarakat. Instalasi KTO terdapat di beberapa tempat,
yaitu:
1) Etalase Tanaman Obat
Terletak Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, dengan ketinggian 1.200
mdpl dan luas 3.505 m2. Merupakan kebun koleksi dan wisata ilmiah TO, terdiri
dari 600 jenis tanaman, yang tertata dalam bentuk taman sebagai wahana wisata
ilmiah.
2) KTO Citeureup, 100-200 mdpl seluas 30.000 m2 Citeureup Bogor Jawa Barat,
tanaman yang dapat tumbuh baik adalah rumput Mutiara, iler, kumis kucing,
meniran, daun ungu, tempuyung, tapak liman dll.
3) KTO Tegalgede, 185-200 mdpl seluas 3.300 m2 Karanganyar Karanganyar Jawa
Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah daun ungu, meniran,
pegagan, tempuyung dll
4) KTO Doplang, 400-600 mdpl seluas 350 m2 di Matesih Karanganyar Jawa
Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa empon
empon (kunyit, temulawak, temu manga, temu putih, temu ireng, kunyit putih),
jati belanda, kumis kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji beling,
sambung nyawa, pegagan dll
5) KTO Ngemplak, 400-600 mdpl seluas 3.127 m2 di Karangpandan Karanganyar
Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa
empon empon (kunyit, temulawak, temu manga, temu putih, temu ireng, kunyit
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
14
putih), jati belanda, kumis kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji
beling, sambung nyawa, pegagan dll
6) KTO Toh Kuning, 400-600 mdpl seluas 7.972 m2 di Karangpandan Karanganyar
Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik adalah tanaman yang berupa
empon empon (kunyit, temulawak, temu manga, temu putih, temu ireng, kunyit
putih), jati belanda, kumis kucing, sambiloto, daun ungu, rumput mutiara, keji
beling, sambung nyawa, pegagan dll
7) KTO Kalisoro, 1.200 mdpl seluas 2.644 m2 (produksi) dan 3.505 m2 di
Tawangmangu Karanganyar Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik
adalah taraksakum, tempuyung, echinase, daun duduk, daun ungu dll
8) KTO Tlogodlingo, 1.694 – 1.800 mdpl seluas 135.995 m2 di Tawangmangu
Karanganyar Jawa Tengah, tanaman yang dapat tumbuh baik di KTO
Tloglodlingo adalah timi, stevia, teh, menta, krangean, adas, purwoceng,
sambang colok, kamilen dll
Gambar 1.3. Kebun Tanaman Obat B2P2TOOT, Tahun 2019
b) Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi
Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi dikelola sebagai pusat uji praklinik
formula jamu yang menyediakan sarana dan fasilitas untuk pengukuran,
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
15
pemeriksaan, riset, pengembangan eksperimen, iptek, pelayanan iptek dalam uji
keamanan dan khasiat formula jamu yang digunakan dalam kerangka Saintifikasi
Jamu.
c) Instalasi Laboratorium Terpadu
Laboratorium Terpadu (Labdu) dikelola untuk memfasilitasi aktifitas iptek dalam
kerangka Saintifikasi Jamu. Labdu dikelola sebagai pusat laboratorium Saintifikasi
Jamu, juga pusat pembelajaran iptek untuk pihak akademisi/ilmuwan, pemerintah,
dunia usaha dan kelompok masyarakat dalam kerangka Saintifikasi Jamu. Labdu
terdiri dari:
1) Laboratorium Benih dan Pembibitan, digunakan untuk uji benih dan koleksi benih
2) Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT), digunakan
untuk uji biopstisida, identifikasi HPT, dan koleksi hama
3) Laboratorium Fitokimia, digunakan untuk skrining kandungan senyawa kimia,
standar mutu, kromatograpi lapis tipis ekstrak, dan minyak atsiri.
4) Laboratorium Instrumen, digunakan untuk uji kadar bahan aktif dan quality
control bahan Jamu
5) Laboratorium Formulasi, digunakan untuk formulasi bahan Jamu
6) Laboratorium Produksi, digunakan untuk produksi bahan jamu
7) Laboratorium Galenika, digunakan untuk uji kadar sari, koleksi minyak atsiri,
koleksi ekstrak, Optimalisasi metode ekstraksi (Inisiasi Pusat Ekstrak Daerah)
8) Laboratorium Sistematika, digunakan untuk determinasi TO dan koleksi
spesimen.
9) Laboratorium Mikrobiologi, digunakan untuk uji angka cemaran mikroba dan uji
aktivitas antibakteri
10) Laboratorium Biomelekuler, digunakan untuk uji khasiat dan uji keragaman
genetik
11) Laboratorium Kultur Jaringan, digunakan untuk perbanyakan TO dan produksi
metabolit sekunder
d) Laboratorium Pasca Panen
Laboratorium Pasca Panen dikelola sebagai laboratorium dan divisi simplisia
untuk memfasilitasi aktifitas iptek pasca panen TO dan simplisia bahan jamu. Terdiri
dari empat lantai dengan peruntukan sebagai berikut:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
16
1) Lantai 1 digunakan untuk penerimaan hasil panen, pencucian, penirisan dan
perajangan
2) Lantai 2 digunakan untuk gudang siap edar, pembuatan kapsul serbuk, dan
penimbangan
3) Lantai 3 digunakan untuk pengeringan simplisia dengan oven dan gudang
penyimpanan simplisia kering
4) Lantai 4 digunakan untuk pengeringan simplisia melalui penjemuran dibawah
sinar matahari langsung.
e) Instalasi Produksi Jamu
Instalasi Produksi Jamu dikelola sebagai pusat pengembangan formula Jamu
Kemenkes untuk memfasilitasi aktivitas produksi. Instalasi menyediakan produk
Jamu dan hasil olahannya.
f) Instalasi Klinik Saintifikasi Rumah Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus
Saat ini RRJ mempunyai sarana dan prasarana fisik berupa 8 ruang periksa,
1 ruang laboratorium, 1 ruang ultrasonografi dan elektrokardiogram, griya jamu,
rekam medis. Selain itu ditunjang dengan mushola, kebun koleksi tanaman obat,
kantin, kebun sayuran organik, area foot stone therapy, taman dan gazebo.
g) Instalasi Perpustakaan
Perpustakaan dikelola untuk memfasilitasi dukungan referensi dan
kepustakaan. Perpustakaan menyediakan sarana dan fasilitas terkait sumber data
dan informasi iptek.
h) Herbarium Tawangmanguensis
Laboratorium Herbarium berisi koleksi spesimen TO yang diawetkan,
merupakan satu-satunya laboratorium herbarium tanaman obat di Indonesia.
Peresmian gedung dilakukan oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 18 Desember
2018.
i) Museum Jamu
Museum Jamu “Hortus Medicus” dibangun dengan tujuan untuk selalu mengingat
asal usul jamu dari kearifan lokal kekayaan nenek moyang Indonesia. Museum jamu
menyajikan koleksi alat-alat jamu kuno, peta persebaran jamu di nusantara, naskah
kuno yang memuat ramuan jamu, koleksi jamu dari dalam maupun luar negeri,
dokumentasi ramuan hingga perkembangan B2P2TOOT dari masa ke masa. Total
koleksi yang dimiliki, meliputi:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
17
1) Ruang depan, berisi 44 koleksi terdapat peta jamu, alat untuk membuat jamu,
dan alur saintifikasi jamu
2) Ruang bahan jamu, berisi 34 koleksi yang berasal dari kayu pohon seperti
kayu manis, kayu tabat barito, dll
3) Ruang produk jamu, berisi 215 koleksi produk jamu seluruh Indonesia
4) Ruang naskah kuno, berisi 40 koleksi berisi ramuan jamu dalam bentuk
tulisan jawa seperti Serat Centini, Ramuan Jawa, naskah kuno
5) Ruang prestasi, berisi 124 koleksi terdiri dari foto sejarah B2P2TOOT dari
awal didirikan RM Santoso sampai sekarang.
j) Sinema Fitomedika
Sinema Fitomedika merupakan prasarana edukasi dan penyebaran informasi
mengenai profil B2P2TOOT dan materi Iptek Tanaman Obat dan Jamu dalam Wisata
Kesehatan Jamu, pembinaan petani, pembekalan akademisi dalam Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
k) Rumah Kaca
Rumah Kaca difungsikan untuk pembibitan, adaptasi dan pelestarian tanaman.
Terdapat dua tempat rumah kaca, yakni;
1) Satu unit berlokasi di Stasiun Research Tlogodlingo (1.800 mdpl)
2) Dua unit berlokasi di KTO Kalisoro (1.200 mdpl)
l) Gedung Perkantoran
Beberapa gedung perkantoran difokuskan untuk kegiatan managemen.
Rincian gedung kantor;
1) Satu unit kantor sekretariat, terdiri dari 3 lantai untuk ruang Kepala, Bagian Tata
Usaha, Bidang Program Kerjasama dan Jaringan Informasi, serta Bidang
Pelayanan dan Sarana Penelitian
2) Satu unit gedung serbaguna “R.M. Santoso Soerjokoesoemo”
3) Satu unit rumah negara golongan I untuk Rumah Dinas Kepala
4) Satu unit gedung Ilmu Pengetahuan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
berkapasitas 28 kamar, 3 ruang rapat
m) Peralatan Laboratorium Utama
Peralatan laboratorium digunakan untuk menegakan diagnose, mengukur
sampel dll. Alat laboratorium utama meliputi:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
18
1) Data logged Comet D3120 USA 15910275
2) Moisture Analyzer AND MF-50/PI038107
3) Versatile Environment Test Chamber Sanyo MLR 350 serial No. 41217320
4) Laminair Air Flow (LAF) Biosafe Heraeus
5) Autoclave Hirayama HVE-50
6) Hotplate Stirer Simple Corning PC-420 D
7) Mikroskop Olympus CX22LED
8) Rotavapor R-114 + Vacum Pump MZ-2C
9) Hot plate single C-MAG-HS.7 IKA
10) Automatic Pipette Thermo Scientific 60 ml K0232
11) Oven Memmert UF 55 Plus
12) Thermo Fisher Scientific Introduces Pipet Filter / 144436
13) Centrifuge Thermo Scientific –Heaeus
14) Ultrasonikator Elma S 40 H
15) HPLC Waters 2695
16) Spectrofotometer UV Vis Optima
17) Friabilator Charles Ischi AG Pharma
18) Climate chambers Binder KMF series 115
19) Mesin Tablet Delta S1
20) Mikroskop Cahaya Nikon SMZ 645
21) Incubator ESCO – Isocide
22) Colony counter Funke Gerber- 8502.4915
23) Automatic Colony Counter Interscience Scan®1200
24) Blotting apparatus Biorad Trans Blot 49BR 35893
25) ECG Contec / ECG 300 GT
26) Tempat tidur pasien
27) Stethoscope ERKA-Germany
28) Hematologi Analyzer Nihon Kohden MEK-6410K
29) High Shear Granulator
30) Steam Boiler
31) Tangki Pelarut 1000 L
32) Mesin Pengisi Kapsul Semi Otomatis
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
19
n) Kendaraan Operasional
Kendaraan operasional yang dimiliki berupa kendaraan untuk pimpinan,
operasional perkantoran, jemputan, operasional kebun. Berikut kendaraan
dimaksud:
1) Satu bus operasional antar jemput pegawai
2) Dua unit mobil operasional bak terbuka Suzuki Carry untuk Kebun Tanaman
Obat (KTO) dan pasca panen
3) Satu unit mobil box operasional Mitsubishi L-300 untuk pameran
4) Satu unit mobil sedan operasional Honda City untuk dinas Kepala
5) Satu unit mobil minibus operasional Toyota Inova untuk aktifitas perkantoran
6) Satu unit mobil minibus operasional Nissan Livina untuk aktifitas perkantoran
7) Satu unit mobil minibus operasional Mitsubishi L-300 untuk aktifitas
perkantoran
8) Satu mobil minibus operasional Mitsubishi Expander dari sewa untuk aktifitas
perkantoran
9) Empat unit sepeda motor roda dua (2) operasional untuk perkantoran, KTO,
dan pasca panen
10) Dua unit sepeda motor roda tiga (3) operasional untuk KTO dan pasca panen
B. Tujuan
Penyusunan LKj B2P2TOOT Tahun 2019 mempunyai tujuan untuk:
1. Memenuhi amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
2. Memenuhi amanat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Kementerian Kesehatan.
3. Memenuhi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
4. Memberikan pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi
5. Akuntabilitas dan transparansi kinerja,
6. Dasar perbaikan berkesinambungan untuk peningkatan kinerja,
7. Sarana untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
20
C. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2017
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, struktur organisasi B2P2TOOT sebagai berikut :
Gambar. 1.4 Struktur Organisasi B2P2TOOT Tahun 2019
B2P2TOOT mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang
tanaman obat dan obat tradisional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, B2P2TOOT
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana, program, dan angaran kegiatan B2P2TOOT;
b. pelaksanaan penelitian dan kajian di bidang tanaman obat dan obat tradisional;
c. pelaksanaan pengembangan metoda, model, dan teknologi di bidang tanaman obat
dan obat tradisional;
d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis pelayanan di bidang tanaman
obat dan obat tradisional;
e. pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat
tradisional;
f. pelaksanaan diseminasi, publikasi, dan advokasi hasil-hasil penelitian dan
pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional;
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
21
g. pelaksanaan kerja sama dan jaringan informasi penelitian dan pengembangan di
bidang tanaman obat dan obat tradisional;
h. pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat
dan obat tradisional;
i. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
j. pelaksanaan ketatausahaan Balai Besar.
D. Mandat dan Peran Strategis
Mandat dan peran strategis yang diampu B2P2TOOT meliputi kemandirian bahan
baku obat, riset tumbuhan obat dan jamu, saintifikasi jamu, percepatan perolehan
fitofarmaka dan pengembangan hasil penelitian ke arah produk yang bisa diproduksi
massal dan digunakan oleh masyarakat.
Kemandirian bahan baku obat, selama ini alokasi biaya Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) sebagian besar dibelanjakan untuk pembelian obat, dimana 90% bahan
baku obat diperoleh dari import, sehingga biaya untuk JKN lebih banyak untuk dibelanjakan
ke luar negeri. Di sisi lain, Indonesia mempunyai kekayaan hayati (biodiversitas) terbesar
nomor 2 didunia. Potensi ini belum termanfaatkan, sehingga perlu dilakukan penelitian
tanaman obat untuk mencari tanaman obat sebagai bahan baku obat.
Untuk menilai kekayaan hayati (biodiversitas) telah dilakukan Riset Tumbuhan Obat
dan Jamu (Ristoja). Ristoja dimaksudkan untuk mendapatkan informasi terkini mengenai
data tumbuhan obat dan ramuan tradisional yang digunakan setiap suku di Indonesia. Hasil
Ristoja akan ditindaklanjuti dengan kegiatan saintifikasi jamu. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor; 003 Tahun 2010 tentang Saintikasi Jamu dalam Penelitian
Berbasis Pelayanan, saintifikasi jamu bertujuan salah satunya untuk memberikan landasan
ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara empiris melalui penelitian berbasis
pelayanan.
Selain jamu dan obat herbal terstandar, arah pemerintah berupa diperolehnya
fitofarmaka dan pengembangan produk hasil penelitian. Produk ini kemudian dapat
dilakukan produksi secara massal dan mempunyai nilai jual.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
22
E. Sistematika Pelaporan
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN, memuat tentang; 1) Latar belakang, 2) Tujuan, 3) Tugas, fungsi dan struktur
organisasi, 4) Mandat dan peran strategis, 5) Sistematika pelaporan.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA, memuat tentang; 1) Rencana strategis, 2) Rencana kerja,
rencana kerja dan anggaran, dan perjanjian kinerja, 3) Evaluasi Internal berupa evaluasi
Rencana Strategi dan Evaluasi Mandiri atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Permerintah, 4) Pengukuran Kinerja
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA, memuat tentang; 1) Realisasi kinerja organisasi, 2) Realisasi
anggaran, 3) Kinerja lainnya, 4) Inovasi/Terobosan, 5) Penghargaan, 6) Analisis Efisiensi
Sumber Daya, dan 7) Analisis kegiatan
BAB IV
PENUTUP, memuat tentang; 1) Simpulan umum dan capaian organisasi, dan 2) Langkah
perbaikan di masa mendatang
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
23
A. Rencana Strategis
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan merupakan tingkatan tertinggi di
Kementerian Kesehatan yang menjadi acuan pelaksanaan program dan kegiatan. Pada
tingkatan Eselon I sebagai jabaran dari Rencana Strategis disusun Rencana Aksi Program,
sedangkan pada tataran Eselon II disusun Rencana Aksi Kegiatan. Sesuai Rencana
Strategi Kemenkes indikator kegiatan TOOT seperti tertuang dalam tabulasi dibawah ini:
Tabel. 2.1. Target Indikator Kinerja B2P2TOOT Sesuai Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
Dalam dokumen Renstra, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mempunyai
indikator berupa Riset Kesehatan Nasional. Untuk pelaksanaannya dilakukan oleh satuan
kerja yang ada dijajaran Badan Litbangkes. Oleh karenanya, B2P2TOOT selain
melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang tanaman obat dan obat tradisional, juga
melaksanakan Riset Kesehatan Nasional. Strategi yang disusun untuk mencapai indikator
tersebut dan melaksanakan Riset Kesehatan Nasional, meliputi:
a. Menyusun rekomendasi kebijakan
b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan
c. Melaksanakan publikasi karya tulis ilmiah
d. Melaksanakan riset kesehatan nasional
Sasaran Indikator Target
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional
Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang Tanaman Obat Dan Obat Tradisional
2 4 6 8 10
Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional
24 48 72 96 120
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
24
e. Melaksanakan layanan internal
f. Melaksanakan layanan perkantoran
B. Rencana Kerja
1. Rencana Kerja
Mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019
dan Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019, perencanaan kinerja tahunan
dituangkan pada dokumen Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) Tahun
2019. Dalam dokumen tersebut tertuang Indikator Kinerja Kegiatan yang memuat
target yang harus dicapai dan anggaran yang dialokasikan. Target dan anggaran
tersebut tertuang pada tabulasi di bawah ini;
Tabel 2.2 Target Indikator Kinerja dan Anggaran Sesuai Rencana Kinerja
B2P2TOOT Tahun 2019
No Output Target Biaya
1 Rekomendasi Kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di Bidang Tanaman Obat Dan Obat Tradisional
2 Rp. 511.635.000,00
2 Publikasi informasi di bidang tanaman obat dan obat tradisonal
24 Rp. 3.083.533.000,00
3 Hasil Penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional
9 Rp. 2.949.100.000,00
4 Laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) Wilayah IV
1 Rp. 16.852.404.000,00
5 Layanan sarana dan prasarana 1 Rp. 2.432.470.000,00
6 Layanan dukungan managemen Satker 1 Rp. 9.048.411.000,00
7 Layanan perkantoran 1 Rp. 17.303.591.000,00
Total Pagu Rp. 52.181.144.000,00
2. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
Rencana Kerja Kementerian Lembaga yang sudah tersusun, selanjutnya
ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Lembaga. Besaran target dan alokasi anggaran pada setiap indikator kegiatan terlihat
dalam tabulasi dibawah ini:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
25
Tabel 2.3 Target Indikator Kinerja dan Anggaran Sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga B2P2TOOT Tahun 2019
No Output Target Pagu
1 Rekomendasi Kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di Bidang Tanaman Obat Dan Obat Tradisional
2 Rp. 511.635.000,00
2 Publikasi informasi di bidang tanaman obat dan obat tradisonal
24 Rp. 3.083.533.000,00
3 Hasil Penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional
9 Rp. 2.949.100.000,00
4 Laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) Wilayah IV
1 Rp. 16.852.404.000,00
5 Layanan sarana dan prasarana 1 Rp. 2.432.470.000,00
6 Layanan dukungan managemen Satker 1 Rp. 9.048.411.000,00
7 Layanan perkantoran 1 Rp. 17.303.591.000,00
Total Pagu Rp. 52.181.144.000,00
Anggaran B2P2TOOT sebesar Rp. 52.181.144.000,00 (lima puluh dua milyar seratus
delapan puluh satu juta seratus empat puluh empat ribu rupiah) terdiri dari Rupiah
Murni sebesar Rp. 50.089.319.000,00 (lima puluh milyar delapan puluh Sembilan juta
tiga ratus sembilan belas ribu rupiah) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar
Rp. 2.091.825.000 (dua milyar sembilan puluh satu ribu delapan ratus dua puluh lima
ribu rupiah).
Berdasarkan belanja terlihat pada tabulasi di bawah:
Tabel 2.4. Alokasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja B2P2TOOT, Tahun 2019
No Jenis belanja Alokasi
1 Belanja pegawai Rp. 6.126.779.000,00
2 Belanja barang Rp. 43.366.820.000,00
3 Belanja modal Rp. 2.687.545.000,00
Jumlah Rp. 52.181.144.000,00
3. Perjanjian Kinerja
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 telah dilakukanlah perjanjian kinerja
oleh Kepala Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional kepada Kepala
Badan Litbangkes. Perjanjian kinerja tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan
manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel serta berorientasi hasil.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
26
Perjanjian kinerja yang ditandatangani 18 Desember 2018 memuat 4 indikator
kinerja kegiatan meliputi :
a. 2 rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di
bidang tanaman obat dan obat tradisional;
b. 24 publikasi karya tulis ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang
dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional;
c. 9 hasil penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional;
dan
d. 1 laporan status kesehatan masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah
IV
Biaya yang teralokasikan sebesar Rp. 52.181.144.000,00 (lima puluh dua milyar
seratus delapan puluh satu juta seratus empat puluh empat ribu rupiah)
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
27
Gambar 2.1. Perjanjian Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
28
Gambar 2.2. Perjanjian Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
29
Setelah perjanjian kinerja tersebut, selanjutnya dilakukan perjanjian kinerja antara Eselon
II dengan Eselon III, dan antara Eselon III dengan Eselon IV.
C. Evaluasi Internal
1. Evaluasi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Evaluasi Renstra dilakukan dengan pengusulan terhadap target indikator kinerja
kegiatan. Pembahasan revisi Renstra dilakukan pada pertemuan di Badan Litbangkes
pada tanggal 16 Januari 2017. Usulan ke Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan
disampaikan melalui surat Sekretaris Badan Litbangkes Nomor; PR.01.01/I/406/2017
tanggal 17 Januari 2017 tentang Penyampaian Revisi Renstra Badan Litbangkes 2015-
2019.
2. Evaluasi Rencana Aksi Kegiatan B2P2TOOT
Seiring dengan Renstra Kemenkes yang diusulkan revisi, maka dilakukan revisi
terhadap Rencana Aksi Kegiatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tananam
Obat dan Obat Tradisional Tahun 2015-2019. Penekanan evaluasi terkait dengan
target-target yang telah direvisi.
3. Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Evaluasi terhadap Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
dilakukan dengan:
a. Mengusulkan revisi Rentra Kemenkes Tahun 2014-2019
b. Melakukan revisi Rencana Aksi Kegiatan B2P2TOOT Tahun 2014-2019
c. Menindaklanjuti hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2018 yang dilaksanakan tanggal Senin-Jumat tanggal 22-26 April 2019 dan
tertuang dalam Catatan Hasil Evaluasi SAKIP 2018. Pada evaluasi tersebut predikat
diperoleh AA (sangat baik) dengan nilai 94,46 namun masih ada beberapa catatan,
seperti:
1) Belum seluruh indikator Renstra bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan,
pada kriteria ukuran keberhasilan tujuan (outcome)/hasil program telah
memenuhi kriteria ukuran keberhasilan yang baik. Perbaikan dilakukan dengan
mencermati lagi definisi operasional yang telah ditetapkan. Hasil pembahasan
bahwa indikator tersebut sudah memenuhi kriteria SMART (specific_tidak
dwimakna, measureable_dapat diukur, achievable_dapat dicapai,
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
30
relevance_terkait langsung dengan yang akan diukur, timebound-ada ukuran
waktu).
2) Belum seluruh indikator Renstra bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan,
pada indikator kinerja sasaran (outcome dan output) telah memenuhi kriteria
ukuran keberhasilan yang baik. Perbaikan dilakukan dengan mencermati lagi
definisi operasional yang telah ditetapkan. Setelah dibahas indikator tersebut
sudah memenuhi kriteria SMART (specific_tidak dwimakna,
measureable_dapat diukur, achievable_dapat dicapai, relevance_terkait
langsung dengan yang akan diukur, timebound-ada ukuran waktu).
3) Belum seluruh indikator Renstra bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan
pada kriteria target kinerja ditetapkan dengan baik. Perbaikan dilakukan
dengan membahas bahwa target kinerja sudah menggambarkan suatu
tingkatan tertentu yang seharusnya dicapai, selaras dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan, juga mengacu pada indikator yang SMART, serta
berdasarkan basis data yang memadai dan argumentasi yang jelas.
4) Belum seluruh indikator Perencanaan Kinerja Tahunan bisa digunakan untuk
mengukur keberhasilan, pada indikator kinerja sasaran dan hasil program
(outcome) telah memenuhi kriteria ukuran keberhasilan yang baik. Perbaikan
dilakukan dengan mencermati lagi definisi operasional yang telah ditetapkan.
Setelah dibahas indikator tersebut sudah memenuhi kriteria SMART (specific_-
tidak dwimakna, measureable_dapat diukur, achievable_dapat dicapai,
relevance_terkait langsung dengan yang akan diukur, timebound-ada ukuran
waktu).
5) Belum seluruh indikator Perencanaan Kinerja Tahunan bisa digunakan untuk
mengukur keberhasilan pada indikator kriteria target kinerja ditetapkan dengan
baik. Perbaikan dilakukan dengan membahas bahwa target kinerja sudah
menggambarkan suatu tingkatan tertentu yang seharusnya dicapai, selaras
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan, juga mengacu ke indikator yang SMART,
serta berdasarkan basis data yang memadai dan argumentasi yang jelas.
6) Belum seluruh indikator bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan pada
indikator Indikator Kinerja Utama telah memenuhi kriteria indikator yang baik.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
31
Perbaikan dilakukan dengan mencermati lagi definisi operasional dan
menuangkan dalam rencana kinerja. Indikator tersebut sudah menggambarkan
mandat yang diemban oleh B2P2TOOT sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2017 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, relevan, dapat diukur. Indikator relevan dengan
kinerja yang akan dicapai, mewakili pelaksanaan tupoksi, dan mencerminkan
yang kinerja. Sedangkan dapat diukur bahwa indikator tersebut jelas
ukurannya, formulasi perhitungannya dapat diidentifikasi, dan cara
menghitungpun tertuang dalam definisi operasional.
7) Belum seluruh indikator bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan pada
indikator IKU telah cukup untuk mengukur kinerja. Perbaikan dilakukan
mencermati definisi operasional indikator tersebut. Hasil diskusi bahwa
indikator tersebut merupakan representasi kinerja, ukuran keberhasilan
memadai. Selain itu indikator juga; selaras dengan tugas pokok fungsi,
menggambarkan kekhasan dengan unit organisasi lain, menjawab isu
strategis, bisa membantu memecahkan masalah didaerah, kearifkan local
berupa jamu, dan berdasarkan prinsip-prinsip terbaik.
8) Belum seluruh indikator bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan pada
indikator ukuran (indikator) kinerja Eselon III dan IV telah memenuhi kriteria
yang baik. Perbaikan dengan menetapkan indikator kinerja Eselon III dan IV.
Indikator tersebut sudah mencerminkan relevansi dan dapat diukur. Relevan
mengambarkan kinerja ditingkatannya, terkait kinerja, merupakan representasi
kinerja yang akan diwujudkan, juga merupakan cerminan dari indikator yang
tertuang dalam perjanjian kinerja antara Kepala B2P2TOOT dengan Kepala
Badan Litbangkes. Sedangkan dapat diukur bahwa indikator tersebut jelas
ukurannya, formulasi perhitungannya dapat diidentifikasi, dan cara
menghitungpun tertuang dalam definisi operasional.
9) Belum ada reward dan punishment berdasarkan hasil pengukuran (capaian)
kinerja mulai dari setingkat Eselon IV keatas telah dikaitkan dengan
(dimanfaatkan sebagai data dasar pemberian reward dan punishment).
Capaian kinerja dari tahun 2018 dan 2019 telah disampaikan untuk pemberian
reward dan punishment, semisal penilaian pada Sasaran Kinerja Pegawai
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
32
(SKP) Tahun 2018, beberapa kegiatan terutama publikasi yang tidak tercapai
akan dijadikan target pada penulisan tahun berikutnya. Publikasi yang tidak
tercapai 2018 akan menjadi kumulatif pada tahun 2019. Kepala Seksi
Kerjasama dan Jaringan Informasi, Bidang Program Kerjasama dan Jaringan
Informasi, difokuskan pada kegiatan publikasi 2019, dan dibuktikan dengan
capaian publikasi > 100%. Untuk reward, capaian > 100% contoh rekomendasi
kebijakan diberikan dalam bentuk Eselon IV dan III bersama tim penyusun yang
mengawal rekomendasi kebijakan diberikan kesempatan untuk advokasi hasil
ke pemangku kepentingan. Advokasi bajakah ke Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah. Reward peneliti yang publikasinya terbanyak tahun 2018
diberikan sertifikat dan piagam serta goody bag (yang berisikan hard disk),
yang diserahkan pada Rapat Kerja B2P2TOOT tanggal 19-22 Maret 2019.
10) Publikasi dilakukan secara terbatas dalam e performance dan e_puldatwas
pada indikator laporan kinerja telah dipublikasikan. Perbaikan telah dilakukan
dengan mempublikasikan kinerja pada web: b2p2toot.litbang.kemkes.go.id,
: b2p2toot_kemenkes, facebook:https://www.facebook.com/SaintifikasiJamu/
Publikasi kinerja yang lain dengan aplikasi yang dikembangkan oleh
Kementerian Kesehatan melalui; http://e-performance.kemkes.go.id, dan oleh
Kementerian Keuangan: http://monev.anggaran.depkeu.go.id, serta Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional http://e-monev.bappenas.go.id
11) Belum semua data realisasi tahun ini dibandingkan dengan target jangka
menengah pada indikator laporan kinerja menyajikan data kinerja yang
memadai antara realisasi tahun ini dengan realisasi tahun sebelumnya dan
pembandingan lain yang diperlukan. Perbaikan pada laporan kinerja tahun
2019 ini sudah membandingkan realisasi dengan target, realisasi tahun 2019
dengan tahun 2018, realisasi 2014-2019 dibandingkan dengan target 2014-
2019, realisasi dibandingkan dengan satuan kerja lain yang setara.
12) Belum seluruh rekomendasi ada persetujuan untuk dilaksanakan pada
indikator evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi
perbaikan perencanaan kinerja yang dapat dilaksanakan. Perbaikan berupa
perubahan target dan alokasi anggaran. Pada output publikasi yang semula
tahun 2018 alokasi anggaran sebesar Rp. 317.995.000,00 dengan target 9
direkomendasikan untuk dinaikkan target dan alokasinya pada tahun 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
33
sebesar Rp. 3.083.533.000,00 target 24 publikasi. Rekomendasi yang menjadi
catatan pada evaluasi Sakip 2018 sudah diperbaiki pada laporan kinerja ini
mapun dokumen lain terkait.
13) Belum seluruh rekomendasi ada persetujuan untuk dilaksanakan pada
indikator evaluasi program telah memberikan rekomendasi-rekomendasi
peningkatan kinerja yang dapat dilaksanakan. Perbaikan berupa pengawalan
jurnal Tanaman Obat Indonesia agar tetap terjaga akreditasinya. Selain itu
meningkatkan kegiatan untuk publikasi terbukti dengan capaian 2019 yang
lebih tinggi dari 2018.
14) Pemantauan Rencana Aksi dilakukan secara triwulanan. Perbaikan dilakukan
dengan melakukan evaluasi rencana aksi secara bulanan melalui pertemuan
rutin struktural setiap bulan terkait capaian target yang tertuang dalam rencana
aksi, yang kemudian dijadikan dasar dalam pengisian monev bappenas, monev
anggaran dam e performance Kementerian Kesehatan.
15) Belum seluruh evaluasi ada bukti dokumentasi langkah nyata pada indikator
hasil evaluasi Rencana Aksi telah ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-langkah
nyata. Perbaikan sudah dilakukan langkah-langkah nyata sebagai tindak lanjut
dari rekomendasi yang disarankan.
16) Baru ada Surat Keputusan tentang Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) terkait
indikator kinerja manajemen internal. Perbaikan dengan menerbitkan SK dan
Tim UPG serta melaksanakan kegiatan seperti melaporkan setiap kegiatan
yang bernuansa gratifikasi. Dalam mendukung upaya WBK/ WBBM telah
diterbitkan SK SPIP (Satuan Pengendali Internal Pemerintah) dan PIPK
(Pengendali Intern atas Pelaporan Keuangan).
D. Pengukuran Kinerja
1. Pengukuran Kinerja Bulanan
Pengukuran kinerja bulanan dilakukan melalui rapat struktrual untuk melihat
capaian kegiatan disesuaikan dengan target dan realisasi anggaran. Hasil pengukuran
kinerja bulanan dimuat dalam monitoring dan evaluasi anggaran, Kementerian
Keuangan. Aplikasi monitoring evaluasi tersebut terlihat pada laman
http://monev.anggaran.kemenkeu.go.id/smart. Hasil capaian masing-masing kegiatan
disampaikan kepada penanggungjawab kegiatan.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
34
2. Pengukuran Kinerja Triwulanan
Hal yang sama dengan bulanan, pengukuran kinerja triwulanan dilakukan dengan
melihat capaian kegiatan baik penelitian maupun kegiatan rutin disesuaikan dengan
realisasi anggaran. Hasil pengukuran kinerja triwulanan dimuat dalam monitoring dan
evaluasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, melalui aplikasi http://e-
monev.bappenas.go.id/ dan http://monev.anggaran.kemenkeu.go.id/smart serta
http://e-performance.kemkes.go.id Hasil capaian masing-masing kegiatan disampaikan
kepada penanggungjawab kegiatan.
3. Pengukuran Kinerja Tahunan
Pengukuran kinerja tahunan dilakukan melalui mekanisme laporan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah, dalam bentuk Laporan Kinerja. Pengukuran kinerja
mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Anggaran Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian. Berdasarkan Permenkeu tersebut, untuk mengukur
keberhasilan kinerja berdasarkan ketentuan;
Tabel 2.5 Ketentuan Pengukuran Kinerja, B2P2TOOT Tahun 2019
No Kriteria Rata-rata Persentase Capaian
Warna
1 Sangat Baik > 90,00 Hijau
2 Baik > 80,00 – 90 Hijau
3 Cukup atau Normal > 60,00 – 80,00 Kuning
4 Kurang > 50,00 – 60,00 Merah
5 Sangat Kurang < 50,00 Merah
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
35
A. Realisasi Kinerja Organisasi
Pada Tahun 2019 B2P2TOOT dapat mewujudkan sasaran strategis berupa
meningkatnya Penelitian dan Pengembangan di Bidang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. Keberhasilan tersebut diukur melalui capaian kinerja yang tercantum dalam
dokumen perjanjian kinerja dan indikator kinerja kegiatan (IKK). Capaian kinerja tertuang
dalam tabulasi sebagai berikut;
Tabel 3.1. Target dan Capaian Indikator Kinerja Sesuai Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019
B2P2TOOT Tahun 2019
No Indikator Target Capaian Kinerja
1 Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional
2 3 150
2 Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional
24 30 125
Sedangkan capaian kinerja sesuai dengan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja,
tertuang dalam tabulasi sebagai berikut:
Tabel 3.2. Target dan Capaian Indikator Kinerja Sesuai Perjanjian Kerja B2P2TOOT Tahun 2019
No Indikator Kinerja Kegiatan Target Capaian Kinerja (%)
1 Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional
2 3 150
2 Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional
24 30 125
3 Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional
9 9 100
4 Jumlah laporan status kesehatan masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional Wilayah IV
1 1 100
Target dan capaian selama 5 tahun terakhir tertuang dalam gambar di bawah ini:
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
36
Gambar 3.1. Perbandingan Target dan Capaian Indikator Kinerja Sesuai
Perjanjian Kinerja B2P2TOOT Tahun 2015 – 2019
Dari keempat indikator, selama 5 tahun periodisasi Renstra Kemenkes, sesuai
perjanjian kinerja capaian ≥ 100%, hanya pada indikator publikasi yang realisasinya
belum mencapai 100%, kecuali 2019 yang capaian publikasi > 100%. Capaian
publikasi mulai meningkat setelah terakreditasinya Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia,
sesuai Keputusan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek Dikti
Nomor: 21/E/KPT/2018 tanggal 9 Juli 2018, ditetapkan sebagai Jurnal Ilmiah
Terakreditasi Peringkat 3. Akreditasi ini berlaku selama 5 tahun yaitu Volume 9 No 1
2016 sampai Volume 13 Nomor 2 Tahun 2020.
Jabaran dari capaian masing-masing indikator tertuang dalam penjelasan dibawah ini.
1. Rekomendasi Kebijakan
Capaian sebesar 3 judul dari target 2 (dua) rekomendasi kebijakan. Kedua
judul tersebut meliputi:
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
RekomendasiKebijakan
Publikasi Hasil LitbangLaporan Status
Kesehatan
Target 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 24,0 24,0 24,0 24,0 24,0 5,0 20,0 15,0 8,0 9,0 0,0 2,0 1,0 7,0 1,0
Capaian 2,0 3,0 6,0 3,0 3,0 2,0 7,0 12,0 20,0 30,0 5,0 20,0 15,0 8,0 9,0 0,0 2,0 1,0 7,0 1,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
Target
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
37
Tabel 3.3. Judul Rekomendasi Kebijakan B2P2TOOT Tahun 2019
No Judul Rekomendasi Kebijakan Nama Peneliti
1 Percepatan Pelaksanaan Asuhan Mandiri TOGA di Jawa Tengah
Fanie Indrian Mustofa, Yuli Widiyastuti, MBS Adi, Enggar Wijayanti
2 Pentingnya Menjaga Ketersediaan Bahan Baku Jamu untuk Pelayanan Kesehatan Tradisional di Jawa Tengah
Wahyu Jokopriyambodo, Anshary Maruzy, Rohmat Mujahid, Dyah subositi
3 Bajakah: Sebuah Awal untuk Harapan Obat Antikanker
Rohmat Mujahid, Tri Widayat, Anshary Maruzy, Sari Haryanti, Mery Budiarti S.
Target rekomendasi kebijakan di B2P2TOOT tercapai sebanyak 150% setelah
melalui rangkaian kegiatan sesuai rencana pelaksanaan kegiatan sebagai
ditetapkan pada awal tahun.
Tahapan penyusunan rekomendasi tentang percepatan asuhan mandiri
TOGA dan pentingnya keberlangsungan bahan baku jamu di Jawa Tengah, proses
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penentuan tema rekomendasi, tanggal 1 Maret & 16 April 2019
b. Focus group discussion secara round table discussion, tanggal 8-10 Juli
2019
c. Konfirmasi lapangan, tanggal 18 - 20 September 2019
d. Penyusunan naskah rekomendasi, periode September - Oktober 2019
e. Finalisasi rekomendasi kebijakan, tanggal 6-8 Oktober 2019
f. Advokasi naskah rekomendasi di Dinkes Prov Jateng, tanggal 11
November 2019. Dinkes Provinsi Jateng menyambut positif advokasi
percepatan pelaksanaan asuhan mandiri TOGA di Jawa Tengah. Hal ini
terlihat dari undangan Dinkes Provinsi Jateng kepada B2P2TO2T untuk
menjadi narasumber pada workshop penyusunan Panduan Yankestrad.
Integrasi dengan program Indonesia Sehat dengan PIS – PK pada tanggal
3-4 Desember 2019 di Semarang.
Rekomendasi kebijakan tentang bajakah merupakan rekomendasi respon
atas permasalahan di Kalimantan Tengah yang muncul karena pemberitaan hasil
penelitian bajakah untuk antikanker. Terkait munculnya isu yang berkembang di
masyarakat Palangka Raya tersebut, B2P2TOOT melakukan serangkaian
kegiatan untuk menghasilkan rekomendasi sebagai berikut:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
38
a. Pemberitaan bajakah di televisi nasional, periode Agustus minggu ke-2
2019
b. Koordinasi tim B2P2TOOT dengan Dinkes Prov Kalteng, tanggal 19
Agustus 2019
c. Mengikuti rapat koordinasi Sekda Prov Kalteng terkait bajakah, tanggal 20
Agustus 2019
d. Pengambilan sampel, tanggal 20 -22 Agustus 2019
e. Pelaksanaan penelitian: identifikasi, uji skrining fitokimia, uji toksisitas,
periode Agustus minggu ke-4 s.d. November minggu ke-1
f. Penyusunan laporan dan naskah rekomendasi, periode November minggu
ke-2
g. Advokasi hasil penelitian dan rekomendasinya di Setda Prov Kalimantan
Tengah, tanggal 25 November 2019
Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan
Kegiatan yang menunjang keberhasil/kegagalan meliputi:
1. Adanya alokasi pembiayaan yang sudah ditetapkan sebelumnya, termasuk
mekanisme revisi menyesuaikan kondisi dilapangan
2. Tayangan Kompas TV yang mengangkat bajakah dapat untuk mengobati
kanker, bahkan siswa SMA 2 Palangkaraya yang mengikuti lomba dengan
topik bajakah menerima penghargaan diluar maupun Kemendikbud. Viralnya
topik bajakah memudahkan tim B2P2TOOT waktu turun kelapangan.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
39
Kendala yang dihadapi Tahun 2019
Kendala yang dihadapi meliputi:
1. Kesimpangsiuran dan pemanfaatan yang membabi buta. Bajakah yang sudah
viral membangun pemahaman bahwa bajakah bisa digunakan untuk
mengobati kanker. Ujicoba yang dilakukan siswa SMA 2 Palangkaraya hanya
memberikan getah bajakah selama 2 minggu ke tikus yang luka, dan lukanya
semakin mengecil. Ini yang kemudian menjadi simpulan bahwa bajakah dapat
mengobati kanker, padahal tahapan penelitian tidak semudah itu.
2. Banyak orang yang punya keinginan untuk mengakses bajakah, sehingga
menyulitkan pada waktu tim ke lapangan. Bahkan tenaga penyehat tradisional
yang menggunakan bajakah (siswa mendapatkan bajakah dari sini), waktu
diminta menunjukkan bajakah yang mana yang digunakan untuk siswa SMA 2
Palangkaraya tidak bisa menunjukkan karena pertimbangannya rahasia. Ini
menyulitkan untuk tindak lanjut di laboratorium.
3. Karena bajakah yang menarik, maka harus banyak melibatkan pihak untuk
penyusunan rekomendasi, termasuk konfirmasi ke lapangan harus dengan tim
yang komprehensif, akibatnya kekurangan biaya untuk konfirmasi lapangan
Tindak lanjut mengatasi kendala Tahun 2019
Tindak lanjut untuk mengatasi kendala meliputi;
1. Tahapan penelitian bajakah yang belum melalui mekanisme yang baku
ditindaklanjuti di B2P2TOOT dengan sampel yang diperoleh dilapangan.
2. Kesulitan mengakses sampel bajakah diatasi dengan meminta Pemerintah
Daerah Kalimantan Tengah untuk membantu Tim B2P2TOOT mendapatkan
sampel tanaman bajakah.
3. Melakukan revisi anggaran dengan menambahkan alokasi untuk konfirmasi
lapangan yang diambil dari penyusunan formulasi kebijakan
2. Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Tanaman obat dan Obat Tradisional
Yang dimuat di Media Cetak dan atau Elektronik Nasional dan Internasional
Target publikasi yang tertuang dalam Penetapan Kinerja sebanyak 24
karya tulis ilmiah yang dipublikasi pada media cetak atau elektronik, baik nasional
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
40
maupun internasional, capaian yang diperoleh sebesar 30 karya tulis ilmiah. Artikel
yang dimuat pada jurnal nasional sebagai berikut:
Tabel 3.4. Judul Artikel Ilmiah di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang Dipublikasikan dalam Jurnal Nasional Tahun 2019
No Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi
(Nama Media, Institusi Penerbit, Periode)
1 Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan obat tradisional pada pasien hiperkolesterolemia pada Rumah Riset Jamu Hortus Medicus.
Tyas Friska, Ulfatun Nisa
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Universitas Padjajaran, Maret 2019, Vol.8, No 1
2 Kajian Tumbuhan Obat yang Banyak Digunakan untuk Aprodisiaka oleh Beberapa Etnis Indonesia
Fauzi, Harto Widodo, Sari Haryanti
Media Litbangkes, Badan Litbangkes, Vol.29 No. 1 Tahun 2019
3 Pemanfaatan Tumbuhan Famili Fabaceae untuk Pengobatan Penyakit Liver oleh Pengobat Tradisional Berbagai Etnis di Indonesia
Harto Widodo Media Litbangkes Vol. 29 No. 1, Maret 2019
4 Efek Sinergis Kombinasi Ekstrak Etanolik Kayu Secang dan Rimpang Lempuyang pada Sel Kanker Payudara MCF-7
Sari Haryanti, Ikayanti MS., Yuli Widiyastuti
Jurnal Kefarmasian Indonesia, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Vol.9 Nno 1 2019.
5 Evaluation of antiurolithic herbal formula for urolithiasis: a randomized open-label clinical study.
Ulfatun Nisa, Peristiwan R. Widhi Astana
Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, Vol.12, Issue 3, 2019
6 Penggunaan Tumbuhan Jerango (Acorus calamus) untuk Pengobatan Berbagai Penyakit pada Delapan Etnis di Provinsi Aceh.
Rahma Widyastuti, Galuh Ratnawati, Saryanto
Media Konservasi, FHut Istitut Pertanian Bogor, Vol. 14 No 1, April 2019
7 Keanekaragaman Genetik Tempuyung (Sonchus arvensis L.) berdasarkan Mara ISSR
Dyah Subositi, Rohmat Mujahid
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A Scinetific Journal, Fabio Unsoed, Vol.36 No 2. Mei 2019: 57-62
8 Inventarisasi Ragam Tumbuhan obat Berpotensi Sebagai Anti Nyamuk
Dian Susanti, Aniska Novita Sari
Jurnal Vektor Penyakit, Balai Litbangkes Donggala, Vol 13 No 1, 2019: 7-20
9 Efektifitas Metode Blanser terhadap Peningkatan Kualitas Simplisia Temu Mangga (Curcuma mangga Val) setelah Masa Simpan.
Devi Safrina, Merry Budiarti
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Vol. 16. No. 1 Tahun 2019
10 Karakteristik Mutu Kapsul Ramuan Kebugaran untuk Saintifikasi Jamu
Sofa Farida, Tofan Aries Mana, Tyas Friska Dewi
Jurnal Tanaman Obat Indonesia, B2P2TOOT, Vol. 12-Tahun 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
41
No Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi
(Nama Media, Institusi Penerbit, Periode)
11 Keragaman Pertumbuhan Kelembak dari Berbagai Daerah di Jawa Tengah
Nurul Husniyati Listyana, Dyah Subositi, Widyantoro
Jurnal Agritech, Faperta Universitas Muhamadiyah Purwokerto, Volume 21 No 1 Tahun 2019
12 Pengaruh Ketinggian Tempat Tumbuh dan Metode Pengeringan terhadap Organoleptik dan Kadar Asiatikosid Pegagan (Centella asiatica (L) Urb)
Devi Safrina, Endang Brotojoyo, Inas Kamila
Jurnal Teknik Pertanian Lampung, Faperta Unila, Vol. 8-tahun 2019
13 Efek Dua Sediaan Ramuan Jamu pada Pasien Obesitas: Studi Klinis dengan Desain Paralel, Random dan Tidak Tersamar
Zuraida Zulkarnain, Ulfatun Nisa, Enggar Wijayanti, Ulfa Fitriani
Jurnal Kefarmasian Indonesia, FFarmasi Universitas Pancasila, volume 9-tahun 2019
14 Efek Sitotoksik Formula Jamu Daun Sirsak, Buah Takokak, dan Umbi Bidara Upas terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7
Yuli Widiyastuti, Ika Yanti Marfuatush Sholikhah, Sari Haryanti
Jurnal Kefarmasian Indonesia,Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Vol. 9-tahun 2019
15 The Combination Infusion of Talinum paniculatum (Jacq.) Gaertn, Centella asiatica (L.) Urb and Curcuma xanthorrhiza Roxb. Effects on Testosterone Levels and Introduction, Climbing and Coitus Frequencies in Male Sprague-Dawley Rats
Nuning Rahmawati, Ika Yanti Marfuatush Sholikhah
Jurnal Tanaman Obat Indonesia, B2P2TOOT Vol. 12-Tahun 2019
16 Status Konservasi Tumbuhan Obat Provinsi Papua dan Papua Barat (Indonesia)
Anshary Maruzy dan Rohmat Mujahid
Media Konservasi, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Vol. 24- Tahun 2019
17 Phytochemicals and cytotoxic evaluation of krangean fruits extract againts HeLa, MCF-7 and HepG2 Cancer Cell line
Yuli Widiyastuti, Ika Yanti Marfuatush Sholikhah, Sari Haryanti
Biosaintifika, Vol. 11 No. 3, Tahun 2019
18 Skrining Aktivitas Anti Tuberkulosis Tumbuhan Obat dari Tumbuhan Ristoja 2012
Galuh Ratnawati, Nita Supriyati
Jurnal Jamu Indonesia, Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, 4(2):54-62, 2019
19 Effect of Patah Tulang Latex (Euphorbia tirucalli L.) of Wound Healing in Wistar Rat
Galuh Ratnawati, Kurniasih, Sari Haryant
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, Vol. 6(3) 2019.
20 Analisis Ramuan Jamu Antihipertensi di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus Tawangmangu
Danang Ardiyanto, Tyas Friska Dewi
Jurnal Jamu Indonesia, Biofarmaka IPB, 4(2):42-47, 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
42
No Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi
(Nama Media, Institusi Penerbit, Periode)
21 Ethnopharmacological Study of Medicinal Plants Utilization Against Gastritis by Traditional Healers in Central Sulawesi
Nuning Rahmawati, Sari Haryanti, Fanie I.M.
Scienta Journal of Pharmaceutical and Health Vol.9(2):116-125, 2019
22 Respon Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Daun Duduk (Desmodium triquetrum(L.)D.C.) terhadap Ketinggian Tempat Budidaya
Fauzi, Dyah Subositi
Jurnal Jamu Indonesia, Biofarmaka IPB, 4(2):48-53, 2019
23 Durasi Pemberian Air Susu Ibu (ASI) terhadap Perkembangan Anak Usia 24 – 35 Bulan
Aniska Novita Sari Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 35 (3) 91-95
24 Profil Konsumsi Zat Gizi pada Wanita Usia Subur Anemia (Nutrient Intake Profile in Anemic Childbearing Age Women)
Enggar Wijayanti, Ulfa Fitriani
Media Gizi Mikro Indonesia, Balai Litbangkes Magelang, Vol.11 No 1, Desember 2019
25 Studi Etnomedicine Pengobatan Luka Terbuka dan Sakit Kulit pada Beberapa Etnis di Provinsi Kalimantan Barat.
Rohmat Mujahid, Slamet Wahyono, Wahyu Joko Priyambodo, Dyah Subositi
Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi, Fakultas Farmasi Unjani Bandung, Vol. 7 No 1, 2019
Tabel 3.5. Judul Artikel Ilmiah di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang Dipublikasikan dalam Jurnal Internasional Tahun 2019
No Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi
1 Study of The Genus Curcuma in Indonesia used as Traditional Herbal Medicines
Dyah Subositi, Slamet Wahyono
Biodiversitas, volume 20-2019,
2 Short Communication : Aphrodisiac Plants Used by Dayak ethnic in Central Kalimantan Province, Indonesia
Fauzi, Harto Widodo
Biodiversitas, volume 20-2019
3 Genetic Diversity and Relationship of Alpinia galanga (L.) Willd, in Indonesia using SRAP Markers for Genetic Conservation Strategy
Dyah Subositi, Aniska Novita Sari
Asian Journal of Conservation Biology, Volume 8-2019,
4 Total Flavonoid Content Analysis Four Iler Accessions (Coleus atropurpureus) (L.) Benth) on Lowland Karanganyar, Central Java, Indonesia
Yuli Widiyastuti Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, volume 12-2019,
5 Sequence-related amplified polymorphism (SRAP) marker system for identification of Indonesian Ginger (Zingiber sp.)Genetic Diversity
Dyah Subositi, Anshary Maruzy, Slamet Wahyono
Bioscience Research, Volume 16 tahun 2019, published
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
43
Selain sebagai nama penulis pertama dalam artikel terpublikasi, sejumlah peneliti juga
berkolaborasi dengan peneliti dari instansi lain dalam melakukan publikasi. Tabel 7
menunjukkan judul-judul artikel yang mencantumkan nama peneliti tanaman obat dan
obat tradisional sebagai kontributor anggota.
Tabel 3.6. Judul Artikel Ilmiah di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang Dipublikasikan dalam Jurnal Nasional Tahun 2019 (kontributor anggota)
No Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi
1 Pembuatan Sediaan Tabir Surya Ekstrak Etanol Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa), Aktivitas Inhibisi Fotodegradasi Tirosin dan Kandungan Fenolik Totalnya
Tatang Irianti, TN Saifullah Sulaiman, Nanang Fakhrudin, Siluh Astuti, Nita Testikawati, Sofa Farida, Jovanita Fara Addina, Sari Rosiati Nur Khasanah
Majalah Farmaseutik, volume 15-tahun 2019,
2 Uji Penangkapan Radikal 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) oleh Ekstrak Etanol Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa (BI.) Horan) dan Buah Talok (M calabura L.)
Tatang Irianti, Hari Purnomo, Kuswandi Kuswandi, Sindu Nuranto, Damiana Nitya Kanistri, Yosi Bayu Murti, Sofa Farida
Jurnal Tanaman Obat Indonesia, volume 12- tahun 2019,
3 Faktor Determinan Hipertensi pada Pedagang Pasar Cibinong, Jawa Barat
Mugi Wahidin, Annisa Rizky Aprilia, Dwi Susilo, Sofa Farida
Media Litbangkes, volume 29- tahun 2019,
4 Selectivity Index of Alpinia galanga Extract and 1’-Acetoxychavicol Acetate on Cancer Cell Lines
Muhammad Da’I, Khairunnisa Azani M., Andi Suhendi, Sari Haryanti
Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention Vol 10 No 2 tahun 2019
5 Short Communication: rbcL and matK chloroplast DNA compositionof green chireta (Andrographis paniculata) from Indonesia
Muhammad Fauzi Arif, Ganies Riza Aristya, Dyah Subositi, Aniska Novita Sari, Rina Sri Kasiamdari
Biodiversitas Vol 20 No 12, Desember 2019
Kegiatan yang mendukung keberhasilan publikasi karya tulis ilmiah adalah rangkaian
workshop penulisan yang terlaksana pada:
a. Workshop penulisan karya tulis ilmiah untuk publikasi pada jurnal nasional
terakreditasi, tanggal 13-15 Maret 2019 dengan pemateri dari; Lembaga
Eijkman, Universitas Hasanudin, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,
dan B2P2TOOT
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
44
b. Workshop penulisan karya tulis ilmiah untuk publikasi internasional tanggal 28
Mei 2019, dengan narasumber dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada
c. Workshop penulisan karya tulis ilmiah dari hasil penelitian klinik tanggal 6
Desember 2019 dengan narasumber dari Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret.
Selain publikasi pada jurnal ilmiah, juga dilakukan diseminasi hasil
penelitian langsung kepada pemangku kepentingan, masyarakat, Industri Obat
Tradisional (IOT), Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA), Usaha Kecil Obat
Tradisional (UKOT), Gabungan Pengusaha Jamu dan Gabungan Pengusaha
Farmasi. Diseminasi dalam rangka hilirisasi dilaksanakan tanggal 29-30 Agustus
2019, fokus hasil riset Saintifikasi Jamu. Sebanyak 11 ramuan jamu saintifik yaitu
ramuan asam urat, ramuan tekanan darah tinggi, ramuan wasir, ramuan radang
sendi, ramuan kolesterol tinggi, ramuan gangguan fungsi hati, ramuan gangguan
lambung/maag, ramuan batu saluan kencing, ramuan diabetes melitus, ramuan
obesitas dan ramuan kebugaran. Kegiatan diseminasi dilaksanakan dalam bentuk
paparan hasil riset dan temu bisnis. Paparan yang disampaikan oleh peneliti
bertema:
a. Akan Dibawa Kemana Hasil Saintifikasi Jamu (Kepala Badan Litbangkes)
b. Strategi Percepatan Fitofarmaka (Kepala B2P2TOOT)
c. Peluang Hilirisasi Jamu Saintifik (dr. Danang Ardiyanto)
d. Formulasi Sediaan Ramuan Jamu Saintifik (Sofa Farida, S.Farm, Apt.)
e. Pemanfaatan Hasil Litbang Tanaman Obat (Fanie Indrian Mustofa, MPH)
f. Jamu Saintifik untuk Masyarakat (dr. Zuraida Zulkarnain)
Diseminasi hasil penelitian sisi hulu juga dilakukan di Jakarta tanggal 18-21
November 2019. Lima tema penelitian yang diangkat dalam diseminasi ini adalah:
a. Standarisasi tanaman obat
b. Pengembangan formula jamu
c. Pengembangan bahan baku obat
d. Uji klinik jamu
e. Karakterisasi tumbuhan obat hasil Ristoja.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
45
Sebanyak 8 hasil penelitian dan 23 hasil analisis lanjut sudah didesiminisikan,
yakni:
a. Standardisasi Tanaman Obat Unggulan Tahap III: Perbanyakan, Karakterisasi
dan Evaluasi Aksesi Daun Ungu, Kelembak, Iler dan Daun Duduk oleh Dyah
Subositi, M.Sc
b. Formulasi Sediaan Kapsul Ramuan Jamu Diabetes Mellitus dan Osteoarthritis,
oleh Tyas Friska Dewi, S.Farm., Apt.
c. Pengembangan Johar sebagai Obat Malaria Baru Tahap II, oleh Dr. Ir. Yuli
Widiyastuti, MP.
d. Pengembangan Bahan Baku Obat Anti malaria dan Anti kanker berdasarkan
Hasil RISTOJA, oleh Mery Budiarti S., M.Si
e. Observasi Klinik Kapsul Ekstrak Jamu Hepatoprotektor, oleh dr. Danang
Ardiyanto
f. Observasi Klinis Kapsul Ekstrak Jamu Hemoroid, oleh dr. Peristiwan R. Widhi
Astana
g. Observasi Klinik Formula Jamu Pelancar Air Susu Ibu (ASI), oleh dr. Zuraida
Zulkarnain
h. Observasi Klinis Formula Jamu Anemia, oleh dr. Ulfa Fitriani
Sebanyak 23 judul penelitian dalam payung riset Analisis Lanjut RISTOJA juga
didiseminasikan, yakni:
a. Profiling DNA Euphorbia hirta dan Andrographis paniculata berdasarkan
penanda molekular SRAP, oleh Dra. Tuty Arisuryanti, M.Sc., PhD., Fakultas
Biologi Universitas Gadjah Mada
b. Profiling DNA Alpinia galanga dan Zingiber officinale berdasarkan penanda
molekular SRAP, oleh Prof.Dr.Sc.Agr.Ir. Jamsari,MP, Fakultas Pertanian
Universitas Andalah ,
c. Profiling DNA Psidium guajava berdasarkan penanda molekular SRAP, oleh
Dr. Moch. Irfan Hadi, SKM.,MKL., Fakultas Sains Teknologi, Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Malang
d. Profiling DNA Orthosiphon aristatus dan Tinospora crispa berdasarkan
penanda molekular SRAP, oleh Dr. Elfahmi, MSi.,Apt, Pusat Penelitian
Biosains dan Bioteknologi Institut Teknologi Bandung
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
46
e. Profiling DNA Sauropus androgynus berdasarkan penanda molekular SRAP,
oleh Prof. Dr. Aulaniam drh., DES., Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Brawijaya Malang
f. Profiling DNA Blumea balsamifera dan Sida rhombifolia berdasarkan penanda
molekular SRAP, oleh Dr. Isma Kurniatanty,M.Si., Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga
g. Profiling DNA Ageratum conyzoides dan Physalis minima berdasarkan
penanda molekular SRAP, oleh Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M.Sc., Fakultas
Pertanian Universitas Gadjah Mada
h. Profiling DNA Curcuma longa berdasarkan penanda molekular SRAP, oleh
Muhammad Hilman, MSi., Fakultas Sains Teknologi Departemen Biologi,
Universitas Airlangga
i. Profiling DNA Centella asiatica dan Phyllanthus niruri berdasarkan penanda
molekular SRAP oleh Azizatur Rahmah, MSi., Fakultas Sains Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
j. Profiling DNA Graptophyllum pictum dan Piper betle berdasarkan penanda
molekular SRAP oleh Dr. Ir. I Made Artika, MAppSc., Fakulas Matematika Ilmu
Pengetahun Alam Institut Pertanian Bogor
k. Profiling DNA Curcuma zanthorrhiza, Kaempferia galanga, Zingiber
montanum, dan Zingiber zerumbet berdasarkan penanda molekular SRAP
oleh Dr. Marlina Ardiyani,MSc. , Pussat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia
l. Profiling Fitokimia Justicia gendarussa dan Piper betle menggunakan HPLC
oleh Dr. Dimas Adrianto,MSi., Fakultas Matematika Ilmu Penegtahun Alam
Institut Pertanian Bogor
m. Profiling Fitokimia Orthosiphon aristatus dan Tinospora crispa menggunakan
HPLC oleh Eva Agustina MSI.,, FST Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
n. Profiling Fitokimia Graptophyllum, Sida Rhombifolia dan Zingiber montanum
menggunakan HPLC oleh Dr. Kintoko, MSc., Fakultas Farmasi, Universitas
Ahmad Dahlan
o. Profiling Fitokimia Curcuma zedoaria menggunakan HPLC oleh Dr. RR.
Endang Lukitaningsih, Apt., Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
47
p. Profiling Fitokimia Ageratum conyzoides, Centella asiatica, Curcua zedoaria,
Phyllanthus niruri, Physais minima dan Sida rhombifolia menggunakan TLC
Densitometri oleh Dr.rer.nat. Yosi Bayu,Apt., Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada
q. Profiling Fitokimia Acorus calamus, Blumea balsamifera, Centella asiatica dan
Kaempferia galanga menggunakan HPLC oleh Prof. Deddi Prima Putra, Apt.,
FFarmasi Universitas Andalas
r. Profiling fitokimia Psidium guajava menggunakan HPLC oleh Dr. Muhammad
Insanu, MSi., Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung
s. Profiling fitokimia Alpinia galanga, Graptophyllum pictum, Psidium guajava,
dan Zingiber officinale menggunakan TLC Densitometri oleh Dr. Rika Hartati,
Apt., Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung
t. Profiling fitokimia Physalis minima dan Sauropus androgynus menggunakan
HPLC oleh Dra. Sukmayanti Alegantina, Apt, Puslit Biomedis dan Teknolodi
Dasar Kesehatan
u. Profiling fitokimia Ageratum conyzoides menggunakan HPLC oleh Dr. Sayekti
Wahyuningsih, MSi., Fakultas Matematika Ilmu Pengetahun Alam Universitas
Sebelas Maret
v. Profiling fitokimia Zingiber officinale dan Alpinia galanga menggunakan HPLC
olehLestyo Wulandari, MFarm., Apt., Fakultas Farmasi Universitas Jember
w. Profiling fitokimia Blumea balsamifera, Euphorbia hirta, Kaempferia galanga,
dan Sauropus androgynus menggunakan TLC densiometri oleh Dr. Diniatik,
Apt., Fakultas Farmasi Universitas Muhamadiyah Purwokerto
Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan
1. Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia yang sudah terakreditasi sesuai
Keputusan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek Dikti
Nomor: 21/E/KPT/2018 tanggal 9 Juli 2018 memudahkan untuk akses
publikasi bagi penelitian
2. Jejaring Dewan Redaksi Jurnal yang ada di lingkungan Badan Litbangkes
yang topiknya sama, memberikan tempat yang memudahkan untuk
publikasi.
3. Kewajiban menerbitkan artikel di jurnal ilmiah dimuat dalam Sasaran KInerja
Pegawai
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
48
4. Kegiatan workshop penulisan ilmiah sangat membantu peneliti dalam
meningkatkan kemampuan menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah di
jurnal terakreditasi.
Kendala yang dihadapi tahun 2019
1. Lambatnya dewan redaksi dari jurnal diluar dalam memberikan feedback dari
artikel yang akan diterbitkan, sementara artikel yang sama tidak bisa
dikirimkan ke jurnal lain sebelum ada kepastian ditolaknya publikasi dijurnal
sebelumnya
2. Rendahnya kemampuan strategi publikasi artikel pada jurnal nasional
terakreditasi dan internasional, terutama sebagai penulis pertama dan lebih
banyak yang menyampaikan tulisan pada seminar oral dalam bentuk
prosiding. Ini terkait juga dengan adanya hasil kerja minimal peneliti.
Tindak lanjut mengatasi kendala Tahun 2019
1. Meningkatkan koordinasi dengan dewan redaksi jurnal yang bersangkutan.
Koordinasi dilakukan dengan mengkonfirmasi sampai sejauh mana proses
penerbitan artikel yang dikirimkan
2. Kemampuan strategi peneliti ditingkatkan dalam workshop penulisan jurnal
nasional terakreditasi dan publikasi internasional.
3. Hasil Penelitian dan Pengembangan Yang Dihasilkan di Bidang Tanaman Obat dan
Obat Tradisional
Capaian kinerja sebesar 9 dari target 9 penelitian. Judul terlihat pada tabulasi dibawah ini;
Tabel 3.7. Hasil Litbang Bidang TOOT, B2P2TOOT Tahun 2019
No Judul Penelitian Ketua Penelitian
1 Standarisasi Tanaman Obat Daun Iler: Uji evaluasi, daya hasil dan seleksi aksesi
Dyah Subositi
2 Perkiraan umur simpan simplisia jenis curcuma, zingiber, kaempferia dan alpinia dengan metode Accelerate Sheft Life Test (ASLT) Metode Arhenius
M. Suryana
3 Observasi klinis penderita osteoartritis dengan kapsul esktrak jamu osteoartritis
dr. Danang Ardianto
4 Observasi klinik subjec hiperglikemia yang diintervensi dengan ekstrak ramuan jamu hiperglikemia
dr. Ulfa Fitriani
5 Formulasi sediaan kapsul hiperurisemia dan urolitiasis Sofa Farida
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
49
6 Pengembangan Johar sebagai Obat Antimalaria Tahap II: Standarisasi tanaman, standarisasi ekstrak fraksi etil asetat dan optimalisasi metode sintesa Casiarin A dari barakol
Yuli Widiyastuti
7 Uji klinis formula jamu rhinitis alergi dibandingkan loratandin dr. Fajar Novianto
8 Uji praklinik aktifitas dan toksisitas ramuan jamu hiperglikemi hasil Ristoja
Nuning Rahmawati
9 Penelitian lanjutan Ristoja Tahap 2: Penemuan fraksi aktif antimalaria dan fraksi aktif antikanker
Merry Budiarti
Ringkasan hasil penelitian sebagai berikut:
a) Studi Klinik Formula Jamu Rhinitis Alergi Dibanding Loratadin
Rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore,
rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai
oleh Imunoglobulin E (IgE). Berbagai efek samping akibat obat anti alergi
menyebabkan masyarakat mencari alternatif pengobatan menggunakan bahan alam
(back to nature). Tanaman obat yang dapat meringankan gejala rhinitis alergi antara
lain daun sembung, cabe jawa, jahe, dan rumput teki.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai keamanan dan khasiat formula jamu
rhinitis alergi pada subyek dengan gejala rhinitis alergi persisten sedang dibanding
loratadin. Desain penelitian open label randomized clinical trial dengan paralel
design. Dosis formula jamu terdiri dari 10 gram daun sembung, 8 gram buah cabe
jawa, 5 gram rimpang jahe, dan 7 gram rimpang rumput teki. Sebanyak 109 subyek
diberikan jamu rebusan selama 4 minggu diminum 2 kali sehari dan 111 subyek
minum loratadin 1x10mg selama 4 minggu. Pada H0 dan H28 masing-masing
kelompok diperiksa darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, eosinofil, total serum IgE,
rhinitis quality of life questionnaire (RQLQ), visual analog score (VAS), dan Short
Form-36 (SF-36).
Hasil menunjukkan darah rutin, fungsi hati, dan fungsi ginjal masing-masing
kelompok dalam rentang normal antara sebelum dan sesudah penelitian.
Pemeriksaan eosinofil dan IgE rata-rata mengalami penurunan diantara kedua
kelompok. Penilaian RQLQ dan VAS rata-rata mengalami penurunan sedangkan SF-
36 mengalami kenaikan diantara kedua kelompok.
b) Penelitian Lanjutan Ristoja Tahap 2: Penemuan Fraksi Aktif Antimalaria dan Fraksi
Aktif Antikanker
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
50
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan
ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Kasus resistensi mendorong munculnya
penelitian untuk menemukan anti malaria yang baru. Kriteria obat anti malaria yang
ideal adalah obat yang efektif terhadap semua jenis dan stadium parasit,
menyembuhkan infeksi akut maupun laten, efek samping ringan dan toksisitas
rendah. Oleh karena itu, dilakukan upaya melalui penelitian terhadap tanaman obat
yang digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mengobati malaria.
Keempat jenis tumbuhan obat tersebut, antara lain akar Bambusa vulgaris,
rimpang Kaempferia galanga, daun Momordica charantia, dan daun Sida rhombifolia.
Pada penelitian ini, masing-masing ekstrak keempat jenis tumbuhan tersebut
dilakukan pengujian aktivitas antimalaria kembali dengan metode antiplasmodium
secara in vitro menggunakan parasit Plasmodium falciparum strain 3D7. Hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa hanya akar Bambusa vulgaris yang
berpotensi sebagai antimalaria dengan nilai IC50 berturut-turut 2,72 μg/mL (nonpolar)
dan 2,86 μg/mL (polar). Nilai IC50 tersebut menunjukkan bahwa aktivitas antimalaria
yang dimiliki oleh akar bambu termasuk dalam kategori moderat.
Penyakit lain, menurut data SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) tahun 2007,
kanker payudara merupakan kasus terbanyak (16,85%) yang diderita pasien rawat
inap di seluruh rumah sakit di Indonesia (Kementerian Kesehatan, 2013). Inovasi
manajemen terapi kanker yang berkesinambungan dan komprehensif masih sangat
diperlukan untuk meningkatkan keberhasilan penyembuhan, mengurangi angka
kematian, dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Salah satu metode
pembaruan terapi kanker yang potensial adalah melalui riset eksplorasi dan
identifikasi senyawa dengan aktivitas antikanker dari tumbuhan (Naithani dkk., 2008).
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan fraksi aktif dari ekstrak tumbuhan obat
hasil penelitian 2018, yang berpotensi sebagai agen kemopreventif melalui target
aksi aktivitas sitotoksik pada model sel kanker payudara T47D, sel kanker kolon
WiDr, dan sel kanker serviks HeLa secara in vitro.
Pada penelitian ini, dilakukan profiling KLT terhadap ekstrak diklormetan Mikania
micrantha bagai dasar penentuan sistem pelarut yang digunakan pada proses
fraksinasi menggunakan metode KKV. Hasil kromatogram juga menunjukkan ekstrak
tersebut mengandung golongan senyawa steroid, terpenoid, dan saponin.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
51
c) Formulasi Sediaan Kapsul Ramuan Jamu Hiperurisemia dan Urolithiasis
Ramuan Jamu Hiperurisemia (RJH) yang terdiri dari daun tempuyung, kayu
secang, daun kepel, rimpang temulawak, rimpang kunyit dan herba meniran mampu
menurunkan asam urat darah subjek penelitian sebanding dengan Allopurinol, serta
tidak mengganggu fungsi hati, fungsi ginjal, dan darah rutin. Hal yang sama terlihat
dari Ramuan Jamu Urolithiasis (RJU) yang terdiri dari daun tempuyung, daun kumis
kucing, daun keji beling, herba alang-alang, temulawak, kunyit dan meniran mampu
melarutkan batu uric pada saluran kemih tanpa merusak pada organ saluran kemih.
Pemberian ramuan jamu selama 28 hari tidak mengganggu/ mengubah fungsi faal
hati, faal ginjal maupun elektrolit. Hal ini menunjukkan kedua ramuan tersebut
memiliki efektifitas dan keamanan yang baik.
Namun, Konsumsi ramuan jamu oleh masyarakat pada umumnya berupa
sediaan rebusan. Hampir semua pasien dapat menyiapkan sediaan ini di rumah
masing-masing. Bentuk sediaan rebusan memiliki kekurangan dalam hal kandungan
air pada sediaan rebusan memicu terjadinya reaksi hidrolisis sehingga stabilitas
kandungan zat menjadi terganggu. Sediaan rebusan juga kurang nyaman dikosumsi
karena dosis yang besar dan rasa yang pahit. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengembangan bentuk sediaan yang lebih nyaman dan menyenankan untuk
dikonsumsi. Adapun salah satu alternatif bentuk sediaan adalah bentuk sediaan
kapsul.
Langkah awal adalah merebus ramuan jamu untuk mendapatkan ekstrak air.
Penggunaan ekstrak air bertujuan untuk menyesuaikan dengan penyiapan jamu di
masyarakat. Diharapkan ekstrak yang terambil menyerupai dengan hasil rebusan
yang dilakukan oleh masyarakat. Selanjutnya, filtrat dipisahkan dari ampas untuk
dibuat ekstrak serbuk menggunakan spray dryer. Ekstrak serbuk kemudian dilakukan
granulasi basah dengan penambahan bahan pengikat dan bahan pengisi sehingga
terbentuk massa granul. Granul yang terbentuk dilewatkan pada mess 16/18 untuk
mendapatkan granul yang seragam. Granul kemudian dikeringkan hingga didapat
kadar air < 3 %. Bahan pengikat yang digunakan adalah polivinilpirolidon (PVP) 1%,
sedangkan bahan pengisi yang tambahkan dilakukan variasi, yaitu avicel 102,
amylum dan lactose untuk menentukan mana yang memberikan parameter kualitas
terbaik. Sehingga terdapat 3 sampel untuk masing-masing ramuan yaitu RJH-1
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
52
(avicel 102), RJH-2 (amylum), RJH-3 (lactose), dan RJU-1 (avicel 102), RJH-2
(amylum), RJH-3 (lactose).
Pengamatan organoleptis menunjukkan baik RJH-1, RJH-2 dan RJH-3
menghasilkan bentuk serbuk, berwarna cokelat tua, berasa pahit dan beraroma khas
jamu. Sedangkan untuk RJU-1, RJU-2 dan RJU-3 juga menunjukkan bentuk serbuk,
berwarna cokelat tua, berasa pahit dan beraroma khas jamu.
Karakteristik fisik yang diamati adalah sifat alir yang meliputi waktu alir, sudut
diam dan indeks pengetapan.
Granul yang telah diisikan kedalam cangkang kapsul selanjutnya diujikan waktu
hancur menggunakan alat disintegration tester. Semua sampel uji memiliki waktu
hancur yang baik.
d) Observasi Klinis Penderita Osteoartritis Dengan Kapsul Ekstrak Jamu Osteoartritis
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi yang paling banyak dijumpai di
masyarakat. Penyakit ini menyebabkan hilangnya jam kerja yang besar serta biaya
pengobatan yang tinggi. Sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang dapat
menyembuhkan OA hingga tuntas. Pengobatan yang diberikan dokter dalam
penatalaksanaan OA umumnya ditujukan mengatasi gejala dan memperbaiki
aktivitas sehari-hari (symptom modifying effect) serta pencegahan dan perbaikan
kerusakan struktur rawan sendi (structure modifying effect). Oleh karena itu, masih
diperlukan pengembangan pengobatan alternatif yang efektif dan aman terutama
dari sediaan bahan alam atau tanaman obat.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian observasi klinik
sediaan kapsul ekstrak jamu OA dibandingkan dengan obat meloxicam sehingga
diperoleh bukti ilmiah (evidence based) khasiat dan keamanan kapsul ekstrak jamu
OA yang lebih mudah diminum, praktis dan mudah dibawa pasien. Desain penelitian
observasi klinik dengan paralel design, untuk menilai keamanan dan kemanfaatan
penggunaan kapsul ekstak jamu pada subjek penelitian dengan osteoartritis
genu/sendi lutut dibandingkan dengan obat modern meloxicam. Tempat penelitian di
Rumah Riset Jamu B2P2TO2T Tawangmangu. Pelaksanaan penelitian berlangsung
selama 11 bulan. Individu subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
diikutsertakan pada studi ini dengan pemberian sediaan kapsul ekstrak selama 4
minggu dibandingkan obat meloxicam. Parameter yang digunakan untuk
mengevaluasi khasiat adalah gejala klinis, skor visual analogue scale (VAS),
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
53
fungsional sendi dan Short Form (SF)-36. Untuk mengevaluasi keamanan digunakan
nilai darah rutin, SGOT, SGPT, BUN, dan kreatinin. Formula formula kapsul ekstrak
jamu osteoartritis mampu:
1. Memperbaiki gejala klinis OA, menurunkan rerata skor VAS dan
meningkatkan lingkup gerak sendi sebagai parameter khasiat sebanding
dengan meloxicam pada pemberian setiap hari selama 2 8 hari, .
2. Tidak menimbulkan efek samping yang serius pada pemberian selama 28
hari.
3. Tidak mengganggu atau mengubah fungsi ha t i , f u n g s i ginjal,
hemoglobin, angka leukosit dan trombosit.
4. Mampu menaikan kualitas hidup subyek secara bermakna sebanding
dengan obat meloxicam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kapsul ekstrak jamu osteoartritis OA secara klinis,
khasiatnya sebanding dengan meloxicam dan aman setelah intervensi selama 28
hari.
e) Observasi klinis khasiat dan keamanan ekstrak ramuan penurun gula darah pada
subjek hiperglikemia
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit menahun dan progresif ditandai
dengan kadar gula darah melebihi normal disebabkan oleh kekurangan hormon
insulin, baik secara absolut (kadar insulin benar-benar berkurang) maupun relatif
(kadar insulin cukup tetapi fungsinya menurun). Trias gejala klinis DM adalah banyak
makan, banyak minum, dan sering kencing (poliuri, polidipsi dan polifagi). Hal ini
karena pada penderita DM terjadi gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein.
Ramuan jamu yang terdiri dari daun salam, sambiloto, kayu manis, dan
temulawak sudah digunakan secara turun temurun untuk mengobati hiperglikemia.
Penelitian pra klinis sebelumnya membuktikan bahwa penggunaan ramuan jamu
dengan daun salam, herba sambiloto, kayu manis, dan temulawak pada tikus tebukti
aman/tidak toksik.
Desain penelitian adalah observasi klinis dengan intervensi tersamar tunggal
acak untuk menilai keamanan dan kemanfaatan penggunaan jamu pada subjek
penelitian dengan hiperglikemia.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
54
Formula kapsul ekstrak ramuan penurun gula darah berkhasiat meningkatkan
kualitas hidup tanpa disertai penurunan kadar gula darah puasa subjek
hiperglikemia. Formula kapsul ekstrak ramuan penurun gula darah aman bagi subjek
hiperglikemia.
f) Pengembangan Johar (Senna siamea) sebagai obat malaria. Tahap III; Standarisasi
tanaman, ekstrak alkaloid dan standarisasi fraksi etyl asetat daun johar dengan
metode HPLC.
Point prevalence malaria menurut Riskesdas 2013 adalah sebesar 1,3%,
meskipun angka ini belum bisa menggambarkan keadaan sebenarnya per tahun
karena kasus malaria mengalami peak-peak pada waktu tertentu (Riskesdas, 2013).
Jika dibandingkan dengan tahun 2010, angka point prevalence pada tahun 2013 naik
dua setengah kali dari tahun 2010. Proporsi penyebab malaria berdasarkan spesies
parasit terbesar adalah Plasmodium falsiparum. Jenis ini telah resisten terhadap
regimen pengobatan standar menggunakan klorokuin. Untuk mengatasi resistensi
tersebut WHO merekomendasikan pengobatan dengan artemisinin yang biasa
dikombinasikan dengan obat lain yang disebut ACT (Artemisinin combination based
therapy). Obat malaria Artemisinin Combination Based Therapy (ACT) yang
digunakan di Indonesia sampai saat ini masih sepenuhnya import dari Cina.
Johar (Cassia siamea) merupakan salah satu tanaman obat yang telah
digunakan secara empiris oleh masyarakat untuk mengatasi malaria. Hasil penelitian
pra-klinis ekstrak daun johar menunjukkan aktivitas sebagai anti malaria dengan
menekan pertumbuhan dan mematikan plasmodium. Sedangkan hasil uji klinis tahap
I ekstrak johar terhadap orang sehat memberikan hasil bahwa ekstrak Johar aman
terhadap fungsi hati dan ginjal subyek penelitian.
Penelitian dilakukan dengan metode survei dan eksperimental di
laboratorium. Penelitian dibagi dalam 3 segmen kegiatan yaitu riset bagian hulu yang
dilaksanakan oleh Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, riset
bagian tengah dalam pengembangan teknik ekstraksi dan isolasi senyawa aktif
dilakukan oleh Pusat Penelitian Kimia LIPI, dan riset bagian hilir terkait
pengembangan sediaan obat, standarisasi ekstrak dan uji aktivitasnya dilakukan oleh
Fakultas Farmasi UNAIR. Penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
55
1. Aksesi johar yang berasal dari berbagai wilayah pada koleksi tahap I dapat
beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan di Karangnyar pada
ketinggian 200 m dpl.
2. Johar aksesi Pacitan memiliki kadar casiarine tertinggi sebesar 0,14%
3. Metode ekstraksi super kritis menggunakan CFC tidak tepat dilakukan untuk
menghasilkan ekstrak yang mengandung Casiarine A.
4. Untuk standarisasi ekstrak johar dengan baku standar Casiarine A dapat
menggunakan metode HPLC
5. Uji aktivitas sebagai profilaksis fraksi etil asetat johar menunjukkan bahwa
dosis EA 216,45 mg/kg BB atau setara casiarine A 10 mg/kg bb memberikan
penghambatan pertumbuhan parasite yang sama dibandingkan dengan
kontrol doksisiklin.
g. Penelitian perkiraan umur simpan simplisia jenis curcuma, zingiber, kaempferia dan
alpine dengan metode Accelerate Shelf Life Test (ASLT) Model Arrhenius.
Simplisia dari jenis curcuma, zingiber, kaempferia dan alpinia merupakan
simplisia utama yang digunakan dalam formula jamu yang belum dilakukan penelitian
tentang perkiraan umur simpannya hingga tetap terjaga kualitas, keamanan dan
khasiatnya. Metode ASLT model Arrhenius merupakan salah satu metode yang umum
digunakan untuk mengetahui perkiraan umur/masa simpan produk agro dengan teknik
mempercepat proses degradasi atau reaksi dalam percobaan yaitu dengan
meningkatkan suhu penyimpanan pada beberapa suhu di atas suhu kamar, sehingga
mempercepat umur simpan berdasarkan analisis waktu. Metode ASLT yang
digunakan dalam menentukan masa simpan jenis curcuma, zingiber, kaempferia dan
alpinia adalah dengan penyimpanan simplisia pada suhu masing-masing 25OC, 35OC,
dan 45OC menggunakan oven dengan flap 50%. Kemudian pengamatan dilakukan
pada hari ke 0 (h0), hari ke 14 (h1), hari ke 28 (h2), dan hari ke 42 (h3) pada masing-
masing sampel. Sampel yang diuji merupakan sampel yang berasal dari daerah
Wonogiri, Jawa Tengah dan dilakukan proses pascapanen sesuai SOP pascapanen
tanaman obat dalam 1 batch.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
56
Parameter standar simplisia digunakan uji makroskopik, susut pengeringan,
kadar minyak atsiri dan kadar air, kadar sari, kadar abu, kandungan kimia simplisia,
dan cemaran mikroba. Penelitian dilakukan di B2P2TOOT Tawangmangu dari bulan
Januari – Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Uji makroskopik (identifikasi) dengan organoleptik meliputi bau, rasa dan
warna tidak mengalami perubahan signifikan dengan perlakuan
penyimpanan baik berdasarkan waktu maupun suhu.
2. Kadar sari menunjukkan keempat sampel memenuhi syarat minimal kadar
sari baik kadar sari larut air maupun kadar sari larut etanol, hanya jahe
mengalami kadar sari larut air rerata yang melebihi ambang batas yang
disyaratkan dalam FHI yaitu 20,9163% > 15,8%.
3. Kadar minyak atsiri dan kadar air merupakan salah satu parameter standar
simplisia yang diujikan dengan hasil hampir semua sampel menunjukkan
kadar minyak atsiri mengalami penurunan kadar selama penyimpanan
dalam berbagai suhu, sedangkan kadar air ada yang cenderung menurun
yaitu lengkuas dan temulawak, sementara yang naik yaitu kunyit putih dan
jahe.
4. Cemaran mikroba termasuk unsur yang sangat penting sebagai salah satu
parameter standar simplisia, dimana dinyatakan sebagai salah satu tolok
ukur safety (keamanan) dari simplisia sebagai bahan jamu. Hasil uji
cemaran baik angka kapang maupun mikroba menunjukkan bahwa
semakin lama waktu penyimpanan dan semakin tinggi suhu penyimpanan
semakin menurunkan tingkat cemaran kapang dan mikroba.
h. Penelitian Uji Praklinik Aktivitas dan Toksisitas Ramuan Jamu Hiperglikemik Hasil
Ristoja
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
57
Diabetes melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah suatu gejala
kelainan dalam tubuh yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah
(hiperglikemia). Beberapa alternatif terapi farmakologi DM dengan obat konvensional
meliputi penggunaan golongan sulfonilurea, biguanid, thiazolidin, meglitinid, inhibitor
dipeptidil peptidase IV dan inhibitor α-glukosidse. Masing-masing bekerja secara
spesifik sesuai mekanisme aksinya (Rang et al, 2003). Intestinal α-glukosidase
merupakan enzim yang berperan penting dalam sistem digesti dan menghidrolisis α-
1,4-glukosida. Penghambatan enzim α-glukosidase akan menurunkan digesti dan
uptake karbohidrat secara signifikan berefek pada bekurangnya kadar glukosa darah
postprandial pada DM tipe II (Freid-Jaiyesimi et al, 2009).
Badan Litbang Kesehatan cq B2P2TOOT telah melaksanakan Riset
Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) untuk memperoleh database informasi ramuan
dan tumbuhan obat berbasis kearifan local. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
konfirmasi secara evidence based sebanyak 25 tanaman obat (TO) yang secara
tradisional telah dimanfaatkan oleh para penyehat tradisional di masing-masing etnis
sebagai bahan pengobatan kencing manis (DM) berdasarkan pendekatan reverse
pharmacology. Uji keamanan dilakukan dengan uji toksisitas akut sedangkan uji
aktivitas antihiperglikemik dilakukan secara in vitro melalui uji penghambatan aktivitas
α-glukosidase dan alfa amilase. Data kuantitatif yang diperoleh dari uji aktivitas dan
toksisitas dianalisa secara statistik menggunakan uji anova dan uji t berpasangan.
Berdasarkan skrining aktivitas in vitro diketahui sejumlah ekstrak etanol dan
ekstrak air antara lain ekstrak etanol Archidendron jiringa dan Excoecaria
cochinchinensis serta ekstrak air Archidendron jiringa dan Albertisia papuana
menunjukkan aktivitas antihiperglikemik melalui mekanisme penghambatan alfa
amylase dan alfa glucosidase.
i. Standarisasi TO
Selain penelitian dari DIPA B2P2TOOT juga dilakukan penelitian dengan sumber
pembiayaan dari Sekretariat Badan Litbangkes berupa Riset Pembinaan Kesehatan.
Judul riset tersebut sebagai berikut:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
58
Tabel 3.8. Judul Riset Pembinaan Kesehatan B2P2TOOT Tahun 2019
No Judul Penelitian Ketua Penelitian
1 Pengaruh Poliploidisasi terhadap Pertumbuhan dan Kadar Flavonoid Tempuyung (Sonchus arvensis L.)
Nur Rahmawati
2 Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar Andrografolida sebagai Senyawa Penanda Ramuan Jamu Saintifik Diabetes Mellitus dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Tyas Friska
Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan
1. Pembahasan topik penelitian dilakukan Tahun-2.
2. Pengalokasi penganggaran dalam satu output hasil penelitian dan pengembangan
tanaman obat dan obat tradisional, dimana judul dimasukkan dalam komponen
memudahkan revisi apabila dalam perjalanannya terdapat perubahan metode
penelitian.
3. Kepemilikan sarana penelitian seperti kebun percobaan, laboratorium hewan
coba, laboratorium terpadu dan Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus.
Kendala yang dihadapi tahun 2019
1. Keterbatasan peneliti. Peneliti yang sama harus melakukan kegiatan Riset
Kesehatan Nasional.
2. Peneliti dituntut untuk memenuhi hasil kerja minimal peneliti maka peneliti dibagi
sesuai dengan jumlah penelitian.
3. Beberapa penelitian yang memerlukan kaji etik dalam proses pengajuannya
terdapat perubahan judul yang berimplikasi pada perubahan metodologi, sampel
dan anggaran.
4. Pengadaan bahan belum bisa dilakukan sebelum keluarnya hasil kaji etik,
sehingga waktu untuk pengadaan semakin pendek.
5. Mekanisme lelang dengan lelang cepat kadang tidak tahu profilnya rekanan.
6. Pengadaan barang dan jasa dengan pemberlakukan Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE 4.3) belum semua pihak familiar, baik pengguna maupun
penyedia,
7. Sistem LPSE sering mengalami gangguan server, sehingga memperngaruhi
proses pengadaan
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
59
Tindak lanjut mengatasi kendala Tahun 2019
1. Keterbatasan penelitian disiasati dengan pembagian peneliti. Peneliti yang
menjadi ketua pelaksana 2019 tidak dilibatkan pada riset nasional.
2. Hasil kerja minimal disiasati seorang peneliti hanya boleh menjadi 1 ketua
pelaksana penelitian dan 2 anggota peneliti. Namun, dalam pelaksanaan kegiatan
misalnya pengumpulan data bisa melibatkan peneliti lain.
3. Melakukan revisi perubahan judul, metodologi dan sampel sesuai masukan dari
kaji etik. Revisi selanjutnya ditindaklanjuti dengan revisi petunjuk operasional
kegiatan.
4. Pengadaan dilakukan dengan mekanisme lelang cepat dengan menunjuk merk
dan volume. Dengan mekanisme e_procurement maka rekanan yang sudah
masuk SIKAP tinggal mengajukan penawaran dengan mengisi harga. Harga yang
terendah menjadi pemenang.
5. Profil rekanan yang tidak diketahui maka pada waktu pengerjaan pengadaan
bahan, rekanan dikawal agar tidak jadi wanprestasi
6. Belum familiar dengan LPSE 4.3 diantisipasi dengan mengundang atau
mengirimkan pengguna untuk workshop.
7. Server yang sering down, maka pengguna sesering mungkin mengecek ke system
LPSE.
4. Jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional
Wilayah IV
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program Pemerintah yang
bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat
Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Program ini merupakan
produk dari Undang-Undang (UU) Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional dan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS).
Jaminan Kesehatan Nasional bertujuan untuk menjaga masyarakat agar tetap
produktif, baik secara sosial maupun ekonomi. Keberadaan program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) diharapkan mampu membuat rakyat lebih sejahtera. Perjalanan 5 tahun
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional menunjukkan masih terdapat beberapa hal
yang dinilai memerlukan perbaikan. Beberapa isu yang mengemuka dalam perjalanan
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
60
JKN, antara lain defisit, mutu layanan klinis, besaran tariff Indonesia Case Base Group
(INA-CBGs), klasifikasi dan kompetensi rumah sakit, standar mutu layanan rumah sakit,
konflik manajemen dan dokter, keterbatasan sumber daya manusia kesehatan
profesional, disharmoni regulasi, ketidaksesuaian regionalisasi tarif dengan unit cost
pelayanan, kelengkapan petunjuk teknis pelayanan JKN, sosialisasi dan edukasi JKN,
keberadaan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terintegrasi antara BPJS Kesehatan
dengan Fasilias Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut (FKRTL), kemampuan teknis verifikator, fraud, besaran iuran premi, tarif
e-catalogue, keterlambatan pencairan jasa pelayanan, model CoB, peran dinas
kesehatan, peran Tim Kendali Mutu dan Kendala Biaya.
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional
mengamanatkan seluruh penduduk masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan paling
lambat tanggal 1 Januari 2019. Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan
kesehatan yang bersifat pelayanan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Pemerintah dan Pemerintah Daerah
bertanggungjawab atas ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan untuk pelaksanaan program jaminan kesehatan.
Instruksi Presiden Nomor 8 tahun 2017 tentang Optimalisasi pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan antara lain diinstruksikan untuk
menjamin ketersediaan obat dan alat kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan
Nasional, terutama obat esensial, serta menjamin ketersediaan sarana dan prasarana
serta sumber daya manusia pada fasilitas kesehatan bersama Pemerintah Daerah,
TNI/Polri, dan swasta.
Evaluasi merupakan bagian dari upaya untuk menjamin pencapaian tujuan dari
Jaminan Kesehatan Nasional, sebagai dasar atas koreksi yang harus dilakukan. Pada
Perpes tersebut mengamanatkan Menteri berkoordinasi dengan Dewan Jaminan Sosial
Nasional (DJSN) untuk melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
Jaminan Kesehatan.
Program Jaminan Kesehatan Nasional telah berjalan selama 5 tahun. Pemerintah
perlu melihat secara komprehensif seluruh aspek yang mempengaruhi pelaksanaan
program tersebut, baik ditinjau dari sisi regulasi, tata kelola, penyelenggara, penyedia
pelayanan kesehatan, peserta, maupun hal-hal terkait lainnya. Penilaian yang
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
61
komprehensif ini diperlukan dalam rangka penyusunan rekomendasi kebijakan serta
perbaikan yang berkelanjutan dan penyempurnaan dari Jaminan Kesehatan Nasional,
melalui penelaahan terhadap instrumen legal, teknis, dan pembiayaan
Tujuan umum pelaksanaan riset ini; dihasilkannya rekomendasi kebijakan untuk
penguatan pencapaian Pelayanan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage,
UHC) dan perbaikan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Secara khusus tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:
a. Diperolehnya baseline indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2020 – 2024 dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2020 –
2024 berbasis fasilitas kesehatan.
b. Diperolehnya gambaran kondisi fasilitas pelayanan kesehatan (supply side) di era
Jaminan Kesehatan Nasional (2019) dan perbandingannya dengan kondisi tahun
2011 dalam Rifaskes 2011.
c. Dihasilkannya pemetaan kemampuan puskesmas dalam tatalaksana 144
diagnosa penyakit.
d. Diperolehnya informasi dan rekomendasi perbaikan tata kelola (governance)
Jaminan Kesehatan Nasional.
e. Diperolehnya informasi dan rekomendasi sistem informasi JKN.
f. Dihasilkannya informasi dan rekomendasi engenai kepesertaan JKN.
g. Dihasilkannya informasi dan rekomendasi mengenai kesiapan sumber daya
manusia.
h. Diperolehnya informasi dan rekomendasi mengenai obat dan alat kesehatan
terkait JKN
i. Diperolehnya informasi dan rekomendasi mengenai pembiayaan JKN
j. Diperolehnya informasi dan rekomendasi mengenai pelayanan JKN (kesiapan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama [FKTP] dan Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjutan [FKRTL], kredensialing, aksesibilitas, sistem rujukan, serta
clinical pathway).
k. Diperolehnya informasi mengenai kendala dalam pelaksanaan JKN di tingkat
FKTP dan FKRTL.
l. Diperolehnya informasi outcome JKN (efektivitas, responsivitas, mutu layanan,
efisiensi, dan keberlanjutan).
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
62
B2P2TOOT selaku Korwil IV mengampu lokasi provinsi; Kepulauan Riau, Jambi,
Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Barat. Tahapan kegiatan Rifaskes tertuang dalam gambar berikut:
Gambar 3.3. Tahapan Pelaksanaan Rifaskes Korwil IV B2P2TOOT Tahun 2019
Detil tahapan tiap kegatan terlampir dalam tabel berikut:
Tabel 3.9. Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Riskesdas Korwil IV B2P2TOOT Tahun 2019
No Tahapan Kegiatan
Jambi Kepri Kalteng Kaltim Kaltara Sulteng Sulbar
1. Rapat Koordinasi Teknis
20-22 Feb
21-23 Feb
18-20 Feb
18-20 Feb
4-6 Maret
20-22 Feb
22-24 Feb
2. Rekrutmen Enumerator
Maret Maret Maret Maret Maret Maret Maret
3. Workshop enumerator
22-28 April
25 April – 1 Mei
22-28 April
22-28 April
20-26 April
22-28 April
24-30 April
4. Pengumpulan Data
29 April – 18 Mei
2-22 Mei 29 April – 18 Mei
29 April – 18 Mei
27 April – 16 Mei
29 April – 18 Mei
1-20 Mei
5 Penyusunan laporan
11-15 November 2019
6 Diseminasi hasil 16-18 Desember 2019
a. Rakornis
Rakornis dimaksudkan untuk memantapkan kesiapan daerah (kabupten/kota)
untuk melaksanakan Rifaskes. Peserta: Kadinkes Prov/kab/kota, PJO prov/kab/kota,
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
63
PJT prov/kab/kota, direktur RS terpilih, tim teknis pusat, PAL prov/kab/kota,
perwakilan korwil dan SAL korwil.
Bahan yang dipakai untuk diskusi pada Rakornis meliputi:
1. Surat Keputusan Bupati terkait dengan daerah terpencil dan sangat terpencil
serta aturan pembayaran transport didaerah tersebut
2. Proses perijinan pelaksanaan penelitian di Rumah Sakit, Puskesmas, Apotek,
Laboratorium, klinik, praktek dokter mandiri dan bidan mandiri
3. Jumlah dan Daftar Dokter Praktik Mandiri dikabupaten terpilih
4. Jumlah dan Daftar Klinik Mandiri dikabupaten terpilih
5. Jumlah dan Daftar Bidan Praktek Mandiri dikabupaten terpilih
6. Jumlah dan Daftar Laboratorium dikabupaten terpilih
Hasil yang diperoleh:
1. Tersosialisasinya rencana pelaksanaan Rifaskes
2. Diperolehnya dokumen perencanaan mekanisme rekrutmen enumerator
3. Diperolehnya dokumen perencanaan pelaksanaan workshop enumerator
4. Teridentifikasinya dan ditetapkannya rumah sakit, Puskesmas, klinik, praktek
dokter mandiri, praktek bidan mandiri, laboratorium dan apotek yang menjadi
sampel di tiap provinsi.
5. Diperolehnya dukungan dari pihak terkait atas pelaksanaan Rifaskes
b. Rekrutmen tenaga Rifaskes
Tim Rifaskes berasal dari tim pusat dan tim korwil. Tim pusat berisikan tim teknis dan
sekretariat Riskesnas, sedangkan tim korwil terdiri dari:
1. Penanggung jawab teknis provinsi
2. Koordinator provinsi
3. Penanggung jawab operasional provinsi
4. Penanggung jawab administrasi dan logistik provinsi
5. Staf administrasi dan logistik provinsi
6. Koordinator kabupaten/kota
7. Penanggung jawab teknis kabupaten/kota
8. Penanggung jawab operasional kabupaten/kota
9. Penanggung jawab administrasi dan logistik Kabupaten/kota
10. Enumerator Puskesmas
11. Enumerator Rumah Sakit
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
64
Rekrutmen enumerator dilaksanakan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, secara
terbuka. Peserta dengan latar belakang pendidikan kesehatan, menyampaikan
lamaran secara online selanjutnya dilakukan wawancara.
Tabel. 3.10 Jumlah Tenaga Rifaskes Koordinator Wilayah IV, 2019
No Jenis Tenaga Jambi Kepri Kalteng Kaltim Kaltara Sulteng Sulbar
1 PJT Provinsi 1 1 2 1 1 2 1
2 Koordinator Prov 1 1 1 1 1 1 1
3 PJO Provinsi 1 1 1 1 1 1 1
4 PAL Provinsi 1 1 1 1 1 1 1
5 SAL Provinsi 1 1 1 1 1 1 1
6 PJT Kab/Kota 11 7 14 10 5 13 6
7 Korodinator Kab/Kota
1 1 1 1 1 1 1
8 PJO Kab/Kota 1 1 1 1 1 1 1
9 PAL Kab/Kota 1 1 1 1 1 1 1
10 Enumerator Puskesmas
84 36 92 82 30 94 42
11 Enumerator RS 6 4 4 8 2 6 2
c. Pelatihan tim pengumpul data
Pelatihan tim pengumpul data dilakukan oleh koordinator wilayah dengan
narasumber penanggungjawab teknis provinsi/kabupaten/kota yang sudah dilatih
pada workshop sebelumnya. Peserta pelatihan adalah tenaga pengumpul data di
Puskesmas dan rumah sakit. Hasil yang diperoleh setelah pelatihan:
1. Tenaga pengumpul data paham tentang kuesioner dan cara pengumpulan
data
2. Tenaga pengumpul data paham tentang pembagian kerja
3. Tenaga pengumpul data paham tentang mekanisme pengiriman data
d. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa:
1. Data dinas kesehatan. Pelaksana pengumpulan data ditugaskan kepada
penanggung jawab teknis kabupaten/kota.
2. Data Puseksmas. Pelaksana pengumpulan data ditugaskan tenaga
pengumpul data Puskesmas. Setiap tim terdiri dari 2 orang, salah satunya
perawat atau bidan, yang mengumpulkan ± 5 Puskesmas ditambah fasilitas
kesehatan tingkat pertama lainnya seperti laboratorium, klinik, apotek, dokter
praktek mandiri, bidan praktek mandiri.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
65
3. Data rumah sakit. Pelaksana pengumpulan data ditugaskan tenaga pengumpul
data rumah sakit. Setiap tim terdiri dari 2 orang, salah satunya perawat atau
bidan, yang mengumpulkan ± 3 rumah sakit, waktu pengumpulan data satu
rumah sakit 4-6 hari.
e. Penyusunan laporan
Penyusunan laporan dilakukan untuk mendapatkan laporan kegiatan Korwil IV dan
laporan Rifaskes Provinsi Khususnya Dinas Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan
Puskesmas.
f. Diseminasi
Diseminasi ditujukan kepada Kepala Dinas Provinsi, Penanggung Jawab
Operasional Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Materi yang
disampaikan hasil sementara dari Rifaskes Dinas Kesehatan dan Puskesmas,
sebagai pemateri penanggung jawab teknis provinsi.
Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan
1. Surat dukungan Menteri Kesehatan pada pelaksanaan Riset Kesehatan Nasional
Tahun 2019 nomor; UM.01.05/Menkes/91/2019 tanggal 15 Februari 2019. Isi surat
tersebut menyerukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
untuk mendukung dan membantu pelaksanaan Riset Kesehatan Nasional.
2. Surat Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomor: LB.02.02/III/0577/2019
tanggal 14 Februari 2019 tentang Pemberitahuan Riset Kesehatan Nasional Tahun
2019.
3. Surat Direktur Kewaspadaan Nasional, Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintah
Umum, nomor: 440.02/055/D.V tanggal 7 Februari 2019 tentang Surat Keterangan
Penelitian.
4. Surat Telegram dari Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia nomor:
ST/02/2019 tanggal 18 Februari 2019 ditujukan kepada Kepala Pusat Kesehatan
Angkatan Darat, Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Laut, Kepala Dinas Kesehatan
Angkatan Udara. Pada surat mengamanatkan untuk membantu kelancaran
pelaksanaan Rifaskes 2019.
5. Persetujuan etik dari Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbang
Kesehatan nomor: LB.02.01/2/KE.011/2019 tanggal 21 Januari 2019 tentang
Persetujuan amandeman protokol.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
66
Kendala yang dihadapi tahun 2019
1. Belum ada kepastian besaran anggaran untuk alokasi daerah sulit
2. Beberapa daerah sedang melaksanakan pemilihan kepala daerah
3. Sebagian daerah dalam merekrut tenaga pengumpul data tidak dilakukan secara
terbuka
4. Beberapa FKTP: bidan, apotik, laboratorium, klinik, bidan praktek mandiri, dokter
praktek mandiri didaftar sampel tidak ada, sudah berubah atau tidak beroperasi,
sudah pindah,
5. Beberapa daerah kepulauan tidak semua perahu ada pelampung
6. Adanya kasus kecelakaan tim pengumpul data
7. Adanya ketidaksinkronan antara data Puskesmas dan dinas kesehatan terkait
dengan blok pembiayaan.
8. Jadwal transpor ke Puskesmas hanya dua minggu sekali
9. Beberapa lokasi terkendala dengan listrik yang sering mati dan susah sinyal
10. Data yang sudah dientry di Kabupaten Gunung Mas hilang
11. Sewaktu analisis data dilakukan dan pengisian dummy tabel selalu berkembang ide-
ide tambahan sehingga beberapa angka yang termuat dalam laporan nasional tidak
sinkron dengan laporan provinsi
12. Penugasan penanggung jawab teknis Kabupaten Malinau Kalimantan Timur tidak
hanya satu orang, karena pertimbangan luasnya wilayah dan sulitnya akses
transportasi
Tindak lanjut mengatasi kendala Tahun 2019
1. Perlu dipastikan alokasi besarnya biaya untuk sampai ke daerah sulit, titik terakhir
dimana respoden berada, pada saat rapat koordinasi teknis, termasuk identifikasi
moda transportasinya
2. Perlu penataan jadwal pengumpulan data, disesuaikan dengan agenda di lapangan.
3. Nama calon tenaga pengumpul data yang sudah diseleksi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten, daftarnya dikirim ke manajemen Korwil untuk dilakukan verifikasi, cek
duplikasi dan rekam jejak selama mengikuti Riset Kesehatan Nasional.
4. FKTP; bidan, apotik, laboratorium, klinik, bidan praktek mandiri, dokter praktek
mandiri, yang sudah berubah diganti dengan yang masih beroperasi
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
67
5. Pembelian pelampung untuk daerah kepulauan
6. Tim yang kecelakaan ditambah 1 orang, dan dibantu klaim asuransinya
7. Ketidaksinkronan antara data Puskesmas dan dinas kesehatan terkait dengan blok
pembiayaan, maka menggunakan data yang ada di dinkes
8. Terkait transpor yang hanya 2 minggu sekali, maka tim enum ikut rute kapal dan tidak
ikut pada workshop pengumpul data terakhir. Pulangnya mengikuti pasien yang
dirujuk.
9. Lokasi yang sering mati listrik diprioritaskan untuk pengumpulan data terlebih dahulu,
entry bisa dilakukan dikota yang listriknya jarang mati dan sinyalnya bagus
10. Entry data yang hilang di Gunung Mas, dilakukan penelusuran dengan mengecek
spesifikasi laptop apakah sinkron dengan aplikasi yang dibuat, selain itu hubungi
penanggung jawab manajemen data. Namun demikian kalau tetap tidak bisa dilacak
datanya dilakukan entry ulang.
11. Melakukan serangkaian pertemuan untuk penyusunan laporan baik nasional maupun
provinsi. Meliputi: pertemuan awal pengisian dummy tabel, pemaparan bersama
dengan tim teknis, finalisasi laporan ditingkat Korwil, dan sinkronisasi laporan
nasional dan provinsi.
12. Penugasan penanggung jawab teknis Kabupaten Malinau Kalimantan Timur akan
didiskusikan pada Riskesnas selanjutnya
5. Layanan Sarana dan Prasarana
Hasil kegiatan layanan sarana dan prasarana meliputi:
a. Pengadaan alat laboratorium
Alat laboratorium yang diadakan di tahun 2019, antara lain:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
68
Tabel 3.11 Pengadaan Alat Laboratorium B2P2TOOT Tahun 2019
b. Renovasi Gedung Laboratorium
Renovasi gedung laboratorium dilakukan yang semula hanya satu lantai dibuat dua
lantai. Peruntukan gedung akan digunakan untuk laboratorium manajemen data,
penyimpanan arsip, yang dilengkapi dengan musola, kantin dan koperasi.
Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan
1. Ajuan speksifikasi alat laboratorium dari pengguna telah dibahas tahun 2018
2. Rencana renovasi laboratorium sudah dibahas tahun 2018 seperti rencana
anggaran biaya
Kendala yang dihadapi
1. Belum familiar dengan LPSE 4.3
2. Perubahan Rencana Umum Pengadaan
3. Musim hujan yang menganggu kecepatan pelaksanaan renovasi laboratorium
Tindak lanjut mengatasi kendala
1. Melakukan workshop dan mengundang narasumber terkait penggunaan LPSE
2. Melakukan revisi RUP sesuai dengan perubahan terupdate dari pentunjuk
operasional kegiatan
3. Renovasi gedung laboratorium diprioritaskan untuk lingkup kegiatan yang
berhubungan dengan cuaca, seperti rehab dinding luar, pengecoran atap dan
No Nama Alat Jumlah Satuan Peruntukan
1 Spektrofotometer 1 Unit Laboratorium Instrumen
2 Kamera Mikroskop stereo 1 Unit Laboratorium Sistematikan Tumbuhan
3 Organ Bath Systems 1 Unit Laboratorium Farmakologi 4 Metabolic cages for small rodents 1 Unit
5 Animal Restainer For small rodents Broom style 30 mm
2 Unit
6 Animal Restainer For small rodents Broom style 65 mm
2 Unit
7 Animal restainer for small rodents Flat Bottom Restrainer 40 mm
2 Unit
8 Animal restainer for small rodents Flat Bottom Restrainer 72 mm
2 Unit
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
69
pemasangan atap. Untuk kegiatan interior bisa dilaksanakan walaupun hujan
turun.
6. Layanan dukungan managemen
Kegiatan dukungan managemen seperti:
a. Layanan perencanaan dan anggaran
Kegiatan terkait perencanaan dan anggaran seperti:
1. Pada pelaksanaan anggaran tahun 2019.
Kegiatan 2019 disusun mulai 2018 sehingga dalam pelaksanaannya ada
beberapa perubahan yang perlu direvisi seperti:
i. Revisi rencana penarikan dana setiap triwulan.
ii. Revisi pergeseran antar komponen didalam ouput yang sama
dikarenakan adanya perubahan metode Penelitian, konfirmasi
lapangan pada kegiatan penyusunan rekomendasi kebijakan,
pergeseran pada Riset Fasilitas Kesehatan yang semula
mengalokasikan anggaran untuk penyusunan laporan hanya untuk
1 laporan kegiatan namun perlu ditambahkan laporan Rifaskes
tentang Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
iii. Revisi pengalokasian gaji 14 yang semula belum ada
2. Menyusun rencana kegiatan tahun 2020
Kegiatan 2020 sudah mulai disusun dari tahun 2019, seperti:
i. Pengusulan Stándar Biaya Masukan Tahun 2020. Usulan, rasio
antara uang harian dengan uang penginapan tidak sama antar satu
provinsi dengan provinsi lain, sehingga diusulkan rasionya sama.
Logikanya besaran uang harian mengikuti uang penginapan.
ii. Penyusunan anggaran pada aplikasi e_renggar, dalam pengisian
ini, B2P2TOOT memasukan data ke Puslitbang Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan sebagai pengampu.
iii. Pembahasan kebijakan perencanaan dan pengganggaran Badan
Litbangkes 2020
iv. Pembahasan pagu anggaran dengan Badan Litbangkes yang
dilaksanakan tanggal 8-10 Mei 2019.
v. Penyusunan pagu anggaran, dimulai dengan penyusunan catatan
hasil desk satker tanggal 5 Juli 2019, penyusunan catatan hasil
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
70
desk dengan Badan Litbangkes tanggal 15-17 Juli 2019,
penyusunan catatan hasil penelitian dengan Biro Perencanaan dan
Anggaran, dan catatan hasil evaluasi dari APIP tanggal 22-27 Juli
2019.
vi. Penyusunan pagu alokasi anggaran, dimulai dengan penyusunan
catatan hasil desk satker tanggal 16 September 2019, penyusunan
catatan hasil desk dengan Badan Litbangkes tanggal 23-26
September 2019, penyusunan catatan hasil penelitian dengan Biro
Perencanaan dan Anggaran, dan catatan hasil evaluasi dari APIP
tanggal 30 September – 5 Oktober 2019.
vii. Penyerahan DIPA tahun 2020 oleh Menteri Kesehatan kepada
Eselon I pada tanggal 18 November 2019
viii. Bimbingan teknis pelaksanaan anggaran tanggal 2-4 Desember
2019
ix. Reviu DIPA Tahun 2020 sebagai tindak lanjut dari arahan Menteri
Kesehatan pada Penyerahan DIPA 2020. Reviu dilaksanakan
tanggal 26-28 Desember 2019.
3. Menyusun rencana aksi kegiatan B2P2TOOT Tahun 2020-2024
i. Penyusunan roadmap penelitian tanggal 14-16 Oktober 2019
ii. Rapat kerja penyusunan roadmap penelitian
iii. Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan tanggal 7-9 November 2019
4. Penyusunan Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024
i. Pendalaman logframe Rencana Strategis Program Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan tanggal 6 Februari 2019
ii. Usulan Rencana Strategis Kemenkes dari B2P2TOO
iii. Pembahasan roadmap judul, tujuan dan lokus penelitian 2020-2024
tanggal 25 Oktober 2019
iv. Pembahasan usulan Rencana Strategis Badan Litbangkes tanggal
4-6 November 2019
b. Layanan monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan :
1. Monitoring pelaksanaan penelitian dilakukan bersama-sama dengan seksi
pelayanan penelitian.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
71
2. Monitoring dan evaluasi pencapaian IKK
3. Monitoring dan evaluasi realisasi anggaran
c. Pengelolaan kerjasama
1. Pokja TOOT, merupakan Kelompok Kerja Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (POkja TOOT) sebagai wadah komunikasi dalam pelaksanaan
Litbang TOOT atas rekomnedasi Kepala Badan Litbangkes.
Tabel 3.12 Kegiatan Kelompok Kerja Tanaman Obat dan Obat Tradisional, B2P2TOOT Tahun 2019
No Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Koordinasi Pokja TOOT dan persiapan pra seminar
B2P2TOOT, Tawangmangu, 6-8 Februari
2 Seminar TOI TO tema: Nilam (Pogostemon cablin) dan jeruk-jerukan (Citrus sp.)
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang, 4-5 April
3 Koordinasi Pokja TOOT dan persiapan pra seminar
B2P2TOOT, Tawangmangu, 5-7 Agustus
4 Seminar TOI TO tema: Daun afrika (Vernonia amygdalina) dan binahong (Anredera cordifolia)
Fakultas Farmasi Universitas Muhammdiyah Dr. Hamka, Jakarta, 9-11 Oktober
2. Perjanjian Kerja Sama
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pencapaian output kegiatan
penelitian dan pengembangan serta membangun jejaring litbang tanaman
obat-obat tradisional, B2P2TOOT menginisiasi dan mengimplementasi
perjanjian kerja sama dengan stakeholder terkait, misalnya perguruan
tinggi dan industri. Pada tahun 2019, B2P2TOOT berhasil melahirkan
empat (4) perjanjian kerja sama sebagai berikut:
Tabel 3.13. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama B2P2TOOT Tahun 2019
No Instansi Mitra Tempat, Tanggal
Tema Jangka (Tahun)
1 PT Sinde Budi Sentosa
Jakarta, 18 Februari 2019
Pelaksanaan uji coba formula jamu saintifik dalam produksi skala pilot
3
2 Dinas Kesehatan, Kota Madiun
Madiun, 22 Oktober 2019
Penelitian dan pengembangan tanaman obat dan jamu
3
3 Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan, BATAN
Bandung, 30 Oktober 2019
Pengembangan metode uji praklinik herbal antikanker
3
5 Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
Yogyakarta, 16 Desember 2019
Pengembanagan zona edukasi tanaman obat untuk penyebarluasan informasi hasil penelitian dan pengembangan tanaman obat dan jamu di taman pintar Yogyakarta
3
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
72
Selain kerja sama yang perjanjiannya ditandatangani pada tahun 2019,
sejumlah perjanjian kerja sama lainnya ditandatangani sebelum tahun
2019 dan masih aktif hingga 2019 atau pasca 2019. Status perjanjian yang
masih aktif hingga 2019 ditampilkan dalam tabulasi dibawah;
Tabel 3.14. Perjanjian Kerja Sama yang masih aktif B2P2TOOT tahun 2019
No Jangka waktu
Mitra KS Lingkup KS
1 2016 - 2019 Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Penelitian dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa Program Studi Magister Herbal
2 2017 - 2020 PT. Martina Berto, Tbk Saintifikasi Jamu
3 2017 - 2020 Pusat Penelitian Kimia LIPI Penelitian dan pengembangan daun Johar sebagai obat antimalaria
4 2017 - 2020 Lembaga Penelitian dan Inovasi UNAIR
Penelitian dan pengembangan daun Johar sebagai obat antimalaria
5 2017 - 2020 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Saintifikasi Jamu
6 2018 - 2021 Fakultas Farmasi UGM Penelitian dan pengembangan formula jamu
Selain kerja sama yang perjanjiannya telah ditandatangani pada tahun
2019 atau tahun sebelumnya, kerja sama yang masih dalam tahap inisiasi
juga dilakukan pada tahun 2019. Daftar institusi mitra yang menginisiasi
kerja sama dengan B2P2TOOT pada tahun 2019 tercantum dalam tabulasi
dibawah:
Tabel 3.15. Intitusi kandidat mitra yang menginisiasi kerja sama
B2P2TOOT tahun 2019
No Institusi Mitra Lingkup
1 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur
Penguatan fungsi KSA/KPA melalui eksplorasi dan inventarisasi TO di CA Gunung Sigogor, CA Gunung Picis, CA Manggis Gadungan, CA Besowo dan CA Gadungan
2 Fakultas Sains dan Teknologi, Institut Sains dan Teknologi Al Kamal
Produksi dan uji sediaan tablet nano partikel ramuan jamu saintifik untuk hiperlipidemia
3 PT Konimex Pengembangan fitofarmaka berbasis ramuan jamu saintifik
d. Kegiatan kebun tanaman obat dalam rangka penyiapan bahan penelitian
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
73
1. Adaptasi dan pelestarian tanaman obat
2. Pembibitan, melakukan penyediaan bibit untuk lahan produksi, permintaan
instansi lain maupun masyarakat (disetor ke PNBP), bahan Penelitian
3. Melakukan perawatan tanaman pot
4. Melakukan kegiatan peremajaan tanaman dalam pot dan tanaman
narkotika
5. Melakukan penyiangan dilokasi pembibitan dan tanaman dalam pot
6. Melakukan kegiatan perbanyakan tanaman yang didapat dari hasil
eksplorasi
7. Budidaya tanaman obat untuk jamu, aromatik garden,
8. Produksi minyak atsiri
9. Peremajaan tanaman pot di Etalase Tanaman Obat
10. Budidaya tanaman obat bahan jamu di Kebun Rumah Riset Jamu
11. Instalasi pascapanen melakukan penanganan hasil panen tanaman obat
meliputi pencucian, sortasi, pengubahan bentuk, pengeringan,
pengemasan dan penyimpanan. Selain itu, instalasi pascapanen juga
melakukan pengolahan bahan jamu untuk memenuhi kebutuhan program
Saintifikasi Jamu
e. Pemeliharaan gedung dan bangunan
1. Pengecatan jalan etalase
2. Pengecatan aksesoris kolam di Etalase Tanaman Obat
3. Memperbaiki kolam di etalase tanaman obat
4. Pembuatan taman di gedung diklat
Gambar 3.4. Taman Gedung Ilmu Pengetahun dan Teknologi B2P2TOOT, 2019
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
74
f. Kajian, pengembangan metoda, model teknologi. Kajian yang dilakukan berupa
kajian análisis laju pengeringan bunga kamilen terhadap karateristik simplisia
dengan berbagai metode pengeringan
g. Laboratorium.
Beberapa kegiatan dilaboratorium sebagai berikut:
1. Laboratorium pasca panen:
Fasilitasi penelitian, meliputi;
i. Pembuatan simplisia dan perlakuan penyimpanan dalam kegiatan
penelitian Perkiraan Umur Simpan Simplisia Jenis Curcuma,
Zingiberaceae, Kaempferia, dan Alpinia dengan metode ASLT
(Accelerate Shelf Life Test) Model Arhenius (Muhammad Suryana).
ii. Pembuatan simplisia untuk kegiatan penelitian Studi Klinik Formula
Jamu Rhinitis Alergi Dibanding Loratadin (Fajar Novianto).
iii. Pembuatan simplisia untuk kegiatan penelitian Observasi Klinis
Khasiat dan Keamanan Ekstrak Ramuan Penurun Gula Darah
Pada Subjek Hiperglikemia (Ulfa Fitriani).
iv. Pembuatan simplisia untuk kegiatan penelitian Observasi Klinis
Penderita Osteoartritis dengan Kapsul Ekstrak Jamu Osteoartritis di
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional (Danang Ardiyanto).
2. Laboratorium Sistematika Tumbuhan
Kegiatan meliputi:
i. Penggantian larutan spesimen herbarium basah
ii. Inventarisasi tanaman obat
iii. Identifikasi tumbuhan obat
iv. Optimasi jenis larutan pengawet spesimen basah
v. Fasilitasi penelitian:
1. Pengamatan mikroskopis daun kratom dalam rangka Kajian
Kratom (Mitragyna speciosa)
2. Pengamatan mikroskopis bagian TO Jamu Saintifik dalam
rangka Atlas TO Jamu Saintifik
3. Identifikasi jenis-jenis dalam rangka Screening anti kanker
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
75
3. Laboratorium budidaya
Beberapa kegiatan meliputi:
i. Pengkoleksian tanaman obat
ii. Fasilitasi penelitian:
1. Pengaruh konsentrasi ZPT alami bawang merah dan waktu
perendaman terhadap pertumbuhan iler.
2. Pengaruh lama dan wadah penyimpanan terhadap daya
tumbuh biji silibum (Sylibum marianum).
3. Studi adaptasi kratom (Mitargyna speciose Korth) di
B2P2TOOT.
4. Laboratorium pengendalian hama dan penyakit tanaman
Beberapa kegiatan meliputi:
i. Monitoring serangan organisme pengganggu tanaman obat dan
pengendaliannya
ii. Pengamatan fluktuasi hama TO koleksi dengan masa tanam 1
musim tanam
iii. Inventarisasi hama
iv. Peremajaan agensia hayati
v. Fasilitasi penelitian:
1. Rearing ulat daun ungu
2. Observasi hama tanaman Iler
3. Observasi hama tanaman Johar
5. Laboratorium galenika
Beberapa kegiatan meliputi:
i. Penyediaan sediaan galenika
ii. Kontrol kualitas sampel penelitian
iii. Evaluasi instruksi kerja (IK)
iv. Koleksi ekstrak dan minyak atsiri
v. Uji stabilitas koleksi ekstrak
vi. Penataan ulang koleksi ekstrak
vii. Fasilitasi penelitian:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
76
1. Pengaruh metode pengadukan terhadap rendemen, profil
dan kadar senyawa penanda dengan menggunakan metode
ekstraksi maserasi.
2. Pengaruh jenis pelarut terhadap rendemen dan profil
senyawa pada metode isolasi minyak atsiri dengan
ekstraksi non polar
3. Profiling senyawa fitokimia dan penelitian praklinik dengan
sampel daun kratom (Mitragyna speciosa),
6. Laboratorium fitokimia
Beberapa kegiatan meliputi:
i. Kontrol kualitas bahan jamu
ii. Penetapan kadar asiatikosid
iii. Penetapan kadar sinensetin
iv. Penetapan kadar kurkuminoid
v. Penetapan kadar flavonoid total
vi. Fasilitasi penelitian:
1. Masa simpan simplisia
2. Optimasi kontrol kualitas
3. Anti kanker
4. Anti malaria
5. Anti diabetes
6. Standarisasi iler
7. Laboratorium mikrobiologi
Beberapa kegiatan meliputi:
i. Evaluasi SOP, instruksi kerja dan metode uji
ii. Uji kontrol kualitas bahan penelitian
iii. Inokulasi koleksi mikrobia
iv. Fasilitasi penelitian:
1. Anti mikroba akar kelembak terhadap Candida Albicans
2. Uji zona hambat kunyit (Curcuma longa) pada pertumbuhan
bakteri Escherichia coli
3. KLT bioautografi kratom terhadap Staphylococcus aureus
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
77
8. Laboratorium kultur jaringan tanaman
Beberapa kegiatan meliputi:
i. Penyusunan modul pelatihan Kultur Jaringan Tanaman
ii. Pembuatan pupuk
iii. Studi banding kultur cair
iv. Penyusunan standard operating procedure pembuatan media,
penanaman, sterilisasi
v. Fasilitasi penelitian:
1. Metode baru aplikasi zat pengatur tumbuh pada eksplan
2. Pembentukan akar pulosari
3. Subkultur pulepandak
4. Pembentukan tunas daun duduk
5. Kultur cair pulosari
6. Synthetic seed
9. Laboratorium Herbarium Tawangmanguensis
Beberapa kegiatan meliputi:
i. Pembersihan dan pengepresan sampel
ii. Pengeringan sampel
iii. Mounting sampel
iv. Penulisan data
v. Sterilisasi sampel
vi. Perawatan dan remounting
10. Laboratorium biomolekuler
11. Laboratorium farmakologi dan toksikologi
12. Rumah Riset Jamu
h. Bimbingan teknis
Bimbingan teknis ada 3 di B2P2TOOT, yakni; bimbingan teknis magang,
pemanfaatan tanaman obat, dan budidaya dan pasca panen tanaman obat.
Kegiatan bimbingan teknis magang terlihat pada tabulasi dibawah:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
78
Tabel 3.16. Waktu, Instansi dan Peserta Bimbingan Teknis Magang B2P2TOOT Tahun 2019
No Waktu Pelaksanaan Instansi Peserta Jumlah Peserta
1 3 Januari – 28 Februari Fakultas Pertanian Universitas Tidar 1
2 3 – 31 Januari Aakadmi Analis Farmasi dan Makanan Sunan Giri Ponorogo
5
3 21 Januari – 27 Februari Fakultas Biologi Universitas Riau 4
4 24 Januari – 26 April Indonesia International Institute for Life Sciences
2
5 21 Januari – 28 Februari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman
1
6 21 Januari – 21 Februari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Widya Dharma
1
7 14 Januari – 9 Februari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Purwokerto
5
8 7 Januari – 15 Februari Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Sebelas Maret
2
9 1 Februari – 29 Maret Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi ‘Yayasan Pharmasi”
4
10 25 Februari – 25 April Politeknik Negeri Jember 4
11 18 Februari – 15 Maret Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Purwokerto
3
12 11 Maret – 29 Maret Diplomasi III Jamu Poltekkes Surakarta 15
13 25 Maret – 27 April Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Purwokerto
5
14 1 – 18 April Diploma III Jamu Poltekkes Surakarta 15
15 April Fakultas Biologi UGM 2
16 1 – 30 April Diploma Farmasi Universitas Setia Budi 4
17 2 – 31 Mei Diploma Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia 4
18 6 – 17 Mei Diploma Anafarma Poltekkes Surakarta 4
19 17 Juni – 28 Agustus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 3
20 1 – 26 Juli Diploma Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta
5
21 3 Juli – 2 Agustus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
7
22 18 Juli – 7 Agustus Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada 4
23 5 Juli – 9 Agustus Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Purwokerto
5
24 19 Agustus – 21 September
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Purwokerto
5
25 2 September – 4 Oktober Fakultas Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako
4
26 16 September – 15 november
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro
2
27 1 Oktober – 30 Desember Politeknik Negeri Jember 3
28 1 Oktober – 31 Desember Fakultas Pertanian Universitas Jember 2
29 7 – 25 Oktober Diploma III Jamu Poltekkes Surakarta 15
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
79
No Waktu Pelaksanaan Instansi Peserta Jumlah Peserta
30 28 Oktober – 15 November
Diploma III Jamu Poltekkes Surakarta 15
31 4 – 25 November Diploma III Jamu Poltekkes Surakarta 8
32 3 Januari – 30 April Agribisnis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trucuk
5
33 1 Maret – 27 Mei Pertanian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kedawung
2
34 24 Juni – 23 Agustus Kimia Industri Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trucuk
4
35 24 Juni – 23 Agustus Kimia Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Mojosongo
4
36 1 Juli – 30 Agustus Pertanian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Trucuk
5
37 19 Desember 2019 – 18 Februari 2020
Agribisnis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Mojosongo
5
Sebanyak 37 instansi telah melakukan magang selama 2019 dengan peserta
berjumlah 184 orang. Bimbing teknis lain berupa pemanfaatan tanaman obat dapat
dilihat pada tabulasi dibawah:
Tabel 3.17. Waktu, Instansi dan Peserta Bimbingan Pemanfaatan Tanaman
Obat, B2P2TOOT Tahun 2019
No Waktu Pelaksanaan Instansi Peserta Jumlah Peserta
1 14 – 15 Mei Dinas Pengendalian Pendudukan Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan
Pemberdayaan Aanak Sragen 10
2 26 - 27 Juni PPA IO-574 Immanuel Semarang 5
3 27 Juni Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian 20
Sebanyak 3 instansi telah melakukan bimbingan teknis pemanfaatan tanaman
obat selama 2019 dengan peserta berjumlah 35 orang. Bimbing teknis lain berupa
budidaya dan pascapanen dapat dilihat pada tabulasi dibawah:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
80
Tabel 3.18. Waktu, Instansi dan Peserta Bimbingan Budidaya dan Pascapanen Tanaman Obat, B2P2TOOT Tahun 2019
No Waktu Pelaksanaan Instansi Peserta Jumlah Peserta
1 14 – 15 Mei Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak Sragen
10
2 26 - 27 Juni PPA IO-574 Immanuel Semarang 5
3 21 - 22 Oktober Unit Pelaksana Teknis Lab Herbal Materia Medica
6
4 12 - 14 November Politekni Pembangunan Pertanian Yogyakarta - Magelang
5
5 19 - 21 November Politekni Pembangunan Pertanian Yogyakarta - Magelang
5
Sebanyak 5 instansi telah melakukan bimbingan teknis pemanfaatan tanaman
obat selama 2019 dengan peserta berjumlah 31 orang
i. Inventarisasi sarana dan prasarana litbangkes
Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui nama alat, tahun pengadaan dan
penanggungjawab, serta menilai apakah alat laboratorium yang ada di masih
dalam kondisi baik, rusak ringan, rusak berat.
j. Pemeliharaan sarana dan prasarana
Pemeliharaan yang berkelanjutan sarana dan prasarana baik di laboratorium
maupun kebun sangat diperlukan untuk menjamin kondisi sarana / alat dalam
kondisi selalu siap (ready) digunakan sewaktu-waktu dan data yang dihasilkan bisa
presisi. Pemeliharaan dilakukan dengan:
1. Kalibrasi. Kalibrasi internal yang dilakukan setiap minggu dan kalibrasi
eksteranl yang dilakukan 1 tahun sekali.
2. Perbaikan alat laboratorium dilakukan dengan servis dan penggantian
spare part.
3. Perbaikan peralatan kebun
k. Pengadaan bahan laboratorium, laboratorium ware, bahan operasional kebun dan
peralatan kebun. Kegiatan meliputi:
1. Pengadaan bahan laboratory ware Laboratorium Galenika, Formulasi, dan
Fitokimia pada kegiatan manajemen laboratorium
2. Pengadaan bahan konsumsi operasional kebun pada kegiatan
manajemen kebun tanaman obat
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
81
3. Pengadaan Peralatan kebun pada kegiatan manajemen kebun tanaman
obat
4. Pengadaan bahan operasional kebun pada kegiatan manajemen kebun
tanaman obat
5. Pengadaan bahan laboratorium Formulasi, Pascapanen, Sistematika
Tumbuhan, dan Kultur Jaringan Tanaman
6. Pengadaan bahan laboratorium Mikrobiologi, Galenika, dan Hama
Penyakit Tanaman
7. Pengadaan Barang Non Ragen untuk kegiatan penelitian
8. Pengadaan Bahan Reagen Penelitian
9. Pemeliharaan Irigasi Kebun Doplang dan Tlogodlingo
l. Kegiatan manajemen ilmiah dan etik
Kegiatan terkait manajemen ilmiah dan etik yang dilakukan meliputi:
1. Pendampingan penyusunan proposal 2020
2. Sosialisasi dan pelaporan penelitian studi klinik formula jamu rhinitis alergi
dibanding loratadin
3. Autentifikasi Tumbuhan Obat Hasil Riset Tumbuhan Obat dan Jamu
(Ristoja)
4. Rapat Koordinasi Satuan Tugas Percepatan Pengembangan dan
Pemanfaatan Fitofarmaka Bidang Uji Praklinik dan Uji Klinik
5. Pertemuan Pembahasan Roadmap Penelitian dan Pengembangan
B2P2TOOT
6. Penyusunan Database Hasil Riset Tumbuhan Obat dan Jamu
m. Kegiatan saintifkasi jamu
Kegiatan saintifkasi jamu yang dilakukan meliputi:
1. Kegiatan evaluasi Pelatihan Saintifikasi Jamu, yang menhasilkan
kesepakatan bahwa perlu dibahas kembali bentuk dari penambahan
pengetahuan bagi dokter/apoteker mengenai Saintifikasi Jamu, tidak lagi
berbentuk pelatihan karena tugas dan fungsi B2P2TOOT yang tidak
mencakup pelatihan. Sedangkan untuk jejaring dokter/apoteker peneliti
Saintifikasi Jamu, tetap dilakukan workshop dengan topik khusus penelitian
yang akan dilaksanakan.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
82
2. Eksplorasi tanaman Bajakah di Kalimantan Tengah. Informasi tentang hasil
penelitian bajakah tunggal yang dilakukan oleh siswa SMAN 2
Palangkaraya tersebut sudah memadai khususnya untuk taraf peneliti
pemula/remaja. Sampel tanaman Bajakah yang diperoleh berasal dari
hutan (ditunjukkan oleh informan setempat) dan pasar Kahayan (tanaman
yang diklaim sebagai bajakah tunggal).
3. Pembinaan petani tanaman obat. Beberapa jenis tanaman obat yang
sudah tidak lagi dibutuhkan untuk penelitian di B2P2TOOT, salah satunya
adalah tanaman iler, sehingga Lab Pascapanen tidak lagi menerima
setoran tanaman tersebut.
n. Sertifikasi dan akreditasi pelayanan Penelitian
Kegiatan meliputi:
1. Sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015.
Sistem manajemen mutu ISO 9001: 2015 di Rumah Riset Jamu Hortus
masih diterapkan di Tahun 2019 . Hal ini dilakukan sebagai komitmen
B2P2TOOT menjaga pelayanan prima dalam kegiatan di RRJ “Hortus
Medicus”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah Rapat Tinjauan
Managemen dilakukan 2 kali yaitu pada tanggal 29 April dan 25 Juli 2019,
Kegiatan audit internal dilakukan pada tanggal 16 Juli 2019 sedangkan
audit eksternal didampingi dan dilakukan oleh BSI Grup Indonesia tanggal
29 Juli 2019. Berdasarkan hasil audit surveilence yang dilakukan pada
bulan Juli 2019, B2P2TOOT dinyatakan berhak melanjutkan SMM ISO
9001:2015
2. Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka perolehan Akreditasi
Manajemen Litbang meliputi perbaikan, pengumpulan dan pertemuan
pembahasan terkait dokumen SOP internal lembaga melibatkan seluruh
penanggung jawab kegiatan. Dokumen yang diperbaiki dan dikumpulkan
meliputi dokumen SOP-AP dan Instruksi Kerja (IK). Ruang lingkup
kegiatan B2P2TOOT sebagai Pranata Litbang yang cukup luas
membutuhkan waktu yang lama untuk penyiapan dokumen-dokumennya.
Untuk itu telah dilakukan pertemuan untuk menyamakan pemahaman
mengenai pentingnya penguatan sistem kelembagaan.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
83
Pertemuan tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 8-10 Desember 2019,
dengan mengundang narasumber pendamping dari Sub Bagian Organisasi
dan Tata Laksana Sekretariat Badan Litbang Kesehatan
o. Pusat Unggulan Iptek Saintifikasi Jamu
Pada tahun 2019, B2P2TOOT telah ditetapkan dalam pembinaan
Lembaga PUI oleh Kemenristek. Strategi penguatan lembaga PUI ditekankan
pada penguatan SDM dengan mendukung SDM yang tugas belajar untuk jenjang
Pendidikan S3, serta memberikan pelatihan-pelatihan teknis lainnya, penguatan
manajemen lembaga dengan target memperoleh akreditasi KNAPPP dan
penguatan sarana prasarana penelitian dengan fokus anggaran untuk riset yang
memadai.
Penguatan kapasitas dan kapabilitas riset dilakukan dengan menjalin
kolaborasi riset untuk menghasilkan riset yang bermanfaat, bermutu dan berdaya
saing. Diseminasi hasil riset didorong dengan indikator publikasi jurnal ilmiah di
jurnal terakreditasi nasional dan internasional, komersialisasi paten dan jumlah
kebijakan (policy option) yang dimanfaatkan oleh para stakeholder. Produk
unggulan yang dihasilkan oleh pusat unggulan saintifikasi jamu adalah jamu
saintifik, yaitu jamu yang telah teruji secara ilmiah yang aman, bermutu dan
bermanfaat khususnya untuk penyakit tidak menular.
Kegiatan-kegiatan yang telah terlaksana dalam rangka mendukung
tercapainya output dari strategi di atas adalah monitoring dan evaluasi SOP dan
Instruksi Kerja, peningkatan kapasitas SDM dalam penguasaan bahasa asing,
diseminasi hasil litbang dalam bentuk pameran dan seminar ilmiah, pendaftaran
hak cipta serta berbagai kegiatan lainnya.
Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan
1. Rapat rutin struktural tiap bulan, untuk memaparkan capaian kegiatan, realisasi
target maupun anggaran serta upaya pemecahannya
2. Penggunaan teknologi informasi
Kendala yang dihadapi
1. Kegiatan Autentifikasi Tumbuhan Obat Hasil Ristoja telah direncanakan
sebanyak 5 kali kegiatan, akan tetapi hingga akhir kegiatan ke-5, sampel
tumbuhan obat yang teridentifikasi masih belum mencapai 100%.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
84
2. Rapat koordinasi Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan
Fitofarmaka semula akan diselenggarakan di Solo, akan tetapi ada kendala
mengenai jumlah kehadiran peserta.
3. Penyusunan Database Ristoja tidak dapat dilakukan oleh B2P2TOOT sendiri,
perlu dilakukan kolaborasi dan koordinasi dengan Tim Manajemen Data Badan
Litbang Kesehatan secara intensif dan koordinasi dengan Pusat Data dan
Informasi Kemenkes juga perlu dilakukan untuk mendapatkan dukungan
server dan bantuan teknis lainnya.
b. Tindak lanjut mengatasi kendala
1. Kegiatan Autentifikasi Tumbuhan Obat Hasil Ristoja telah 5 kali kegiatan
namun belum mencapai 100%, maka dilakukan kegiatan ke-6, dengan
menggunakan sisa anggarannya yang masih tersedia.
2. Rapat koordinasi Satgas Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan
Fitofarmaka yang terkendala mengenai jumlah kehadiran peserta, maka lokasi
kegiatan dialihkan ke Jakarta
3. Penyusunan Database Ristoja yang perlu dikolaborasikan dan dikoordinasikan
dengan Tim Manajemen Data Badan Litbang Kesehatan dan Pusat Data dan
Informasi Kemenkes maka kegiatan dilaksanakan di Jakarta.
6. Layanan perkantoran
Kegiatan yang dilakukan berupa:
1. Pembayaran gaji termasuk gaji ke 13 dan 14
2. Bersama-sama dengan Sekretariat Badan Litbangkes melaksanakan
pembayaran tunjangan kinerja
3. Kegiatan pengadaan keperluan sehari-hari kantor
4. Pengadaan satuan pengaman/ cleaning service, sopir, pramubakti
5. Pembayaran langganan daya dan jasa
6. Pembayaran pos dan giro
7. Pengadaan sewa kendaraan berupa Expander
8. Pemeliharaan gedung dan bangunan
9. Pemeliharaan instalasi jaringan
10. Perbaikan/pemeliharaan sarana kantor
11. Pemeliharaan kendaaran bermotor
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
85
12. Honor operasional satuan kerja
13. Pembayaran penambah daya tahan tubuh
14. Operasional pimpinan
15. Pengadaan pakaian dinas, toga dan pakaian kerja
16. Kunjungan kerja
17. Pelaksanaan manajemen laboratorium
18. Pelaksanaan manajemen kebun tanaman obat
Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan
1. Adanya mekanisme revisi
Kendala yang dihadapi tahun 2019
1. Belum terincinya pembayaran gaji ke 14
2. Biaya pemeliharaan kendaraan bermotor dari biaya sewa belum teralokasikan
Tindak lanjut mengatasi kendala Tahun 2019
1. Dilakukan revisi dengan merealokasi anggaran gaji kedalam gaji ke 14
2. Revisi pengalokasian biaya pemeliharaan kendaraan bermotor dengan
mengurangi biaya pembayaran langganan daya dan jasa
B. Realisasi Anggaran
Tahun 2019 tidak ada efisiensi anggaran sehingga pagu anggaran tetap. Realisasi
anggaran sebesar Rp. 47.157.948.129,00 dari pagu Rp. 52.181.144.000,00 atau sebesar
90,34%. Besaran capaian realisasi anggaran dikaitkan dengan target Kinerja Kegiatan dapat
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.19. Realisasi Anggaran Berdasarkan Indikator Kinerja Kegiatan B2P2TOOT, Tahun 2019
Indikator
Pagu Realisasi
Target Anggaran Capaian Anggaran
Rekomendasi Kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di Bidang Tanaman Obat Dan Obat Tradisional
2 Rp. 511.635.000 3 Rp. 474.496.021
Publikasi informasi di bidang tanaman obat dan obat tradisonal
24 Rp. 3.083.533.000 30 Rp. 2.764.815.487
Hasil Penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional
9 Rp. 2.949.100.000 9 Rp. 2.560.055.157
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
86
Laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) Wilayah IV
1 Rp. 16.852.404.000 1 Rp. 14.408.415.557
Layanan sarana dan prasarana internal 1 Rp. 2.432.470.000 1 Rp. 2.224.290.740
Layanan dukungan manajemen satker 1 Rp. 9.048.411.000 1 Rp. 8.378.527.610
Layanan perkantoran 1 Rp. 17.303.591.000 1 Rp. 16.347.347.557
Total Rp. 52.181.144.000 Rp. 47.157.948.000
(90,37%)
Sedangkan realisasi per jenis belanja terlihat pada tabulasi dibawah ini.
Tabel 3.20. Realisasi Anggaran Berdasarkan Mata Anggaran Kegiatan B2P2TOOT, Tahun 2019 *
No Jenis belanja Alokasi Realisasi %
1. Belanja pegawai Rp. 6.126.779.000,00 Rp. 6.073.300.663,00 99,91
2. Belanja barang Rp. 43.366.820.000,00 Rp. 38.634.101.726,00 89,09
3. Belanja modal Rp. 2.687.545.000,00 Rp. 2.450.545.740,00 91,18
Jumlah Rp. 52.181.144.000,00 Rp. 47.157.948.129,00 90,37
*) Sumber Omspan 9 Januari 2020 C. Kinerja Lainnya
1. Menerbitkan buku ilmiah populer, yaitu :
a. Buku Sebelas ramuan jamu saintifik pemanfaatan mandiri untuk masyarakat,
penyusun Danang Ardiyanto, dkk
b. Kratom : Prospek kesehatan dan sosial ekonomi, penyusun Slamet Wahyono
dkk
2. Menerbitkan Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia berhasil diterbitkan sebanyak dua (2) nomor
pada volume 12 tahun 2019. Sebelum penerbitan jurnal, terlebih dahulu dilaksanakan
workshop pengelolaan jurnal online pada tanggal 1 dan 2 April 2019 di Gedung Iptek
TOJA B2P2TOOT. Dua pemateri yang menjelaskan tentang teknis penggunaan sistem
open journal system kepada para mitra bestari dan dewan penyunting adalah Sutrisno,
M.Kom. dari LIPI dan Happy Candraloka, S.Kom dari Badan Litbang Kesehatan.
Selanjutnya sesuai jadwal yang ditentukan pada bulan Agustus dan Desember
diterbitkan JTOI dengan artikel-artikel sebagai berikut:
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
87
Tabel 3.21. Judul Artikel dan Author Pada Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Volume 12, B2P2TOOT tahun 2019
No Judul Author
I Volume 12 Nomor 1
1 Antithrombocytopenia activity of peanut shell (Arachis hypogea L.) extract and infusa on heparin induced BALB/C mice
Risha Fillah, Ririn Lispita, Dewi Nisa, Pia Annisa, Nilam Eka
2 Profil metabolit berbagai ekstrak daun Chrysophyllum cainito L. menggunakan UPLC-QTOF MS/MS
Burhan Ma’arif, Agnis Aditama, Roihatul Mutiah, Weka Sida, Reihan Amiruddin, Rukiana
3 Karakteristik mutu kapsul ramuan kebugaran untuk saintifikasi jamu
Sofa Farida, Tofan Aries, Tyas Friska
4 The combination infusion of Talinum paniculatum (Jaqc.) Gaertn., Centella asiatica L. (Urb)., Curcuma xanthorrhiza L. effect on testosterone levels and introduction, climbing, and coitus frequencies in male sprague dawley rats
Nuning Rahmawati, Ika Yanti
5 Uji penangkapan radikal 2,2-difenil-1 pikrilhidrazil oleh ekstrak etanol bunga kecombrang (Nicolaia speciosa (Bl.) (Horan) dan buah talok (Muntingia calabura L.)
Tatang Irianti, Hari Purnomo, Purwandi
II Volume 12 Nomor 2
1 Eksplorasi spesies tumbuhan berkhasiat obat berbasis pengetahuan lokal di kabupaten Pidie
Saudah, Vera Viena, Ernilasari
2 Pengaruh kinetin dan naa terhadap induksi Kalus pule pandak (Rauvolfia serpentina (L.) Benth. Ex. Kurz)
Heru Sudrajad, Nur Rahmawati
3 Pengaruh wadah, suhu dan waktu simpan terhadap perkecambahan benih meniran (Phyllanthus niruri L.)
Nurul Husniyati, Rahma Widyastuti, Widyantoro
4 Pengaruh pemanasan, tingkat keasaman (pH) dan konsentrasi garam terhadap stabilitas ekstrak etanol kulit kayu akway (Drimys piperita Hook F.)
Gino Nemesio, Meike Meilan, Isak Silamba, Nitia Nilawati, Eka Syartika
5 Studi in vitro potensi antioksidan dan aktifitas antidiabetes fraksi etil asetat buah parijoto (Medinilla speciosa B.)
Risha Fillah, Ririn Lispita, Dewi Nisa, Pia Annisa, Nilam Eka
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
88
3. Menerbitkan majalah populer Warta HortusMed
Majalah HortusMed diterbitkan
dua kali setahun. Pada edisi 1 disajikan
topik utama stunting dengan tokoh yang
ditampilkan adalah Kepala Puslitbang
Upaya Kesehatan Masyarakat,
Balitbangkes. Pada rubrik travel
majalah ini menceritakan tentang
keindahan Kota Bukittinggi, sebuah kota
bersejarah di Sumatera Barat. Warta
HortusMed edisi kedua mengupas
pengembangan fitofarmaka yang saat ini
menjadi fokus B2P2TOOT. Proses
panjang menuju produk fitofarmaka dan
penelitian-penelitian yang sedang
dilakukan B2P2TOOT dijelaskan dalam
majalah edisi dua ini.
4. Pendampingan penyelesaian tugas akhir
a. Dwi Fajar Sidhiq (Pascasarjana Universitas Sebelas Maret). Judul: Analisis
Kadar Fenol Total Aksesi Tanaman Echinacea purpurea (L) Moench. Pada
Beberapa Ketinggian Tempat di Karanganyar Jawa Tengah Indonesia (proses
pengeringan simplisia)
b. Jundi Faaris Alhazmi (Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada). Judul:
Plectranthus scutellarioides dan Senna Seamea
c. Windy Dyah Mawardy (Fakultas Pertanian Universtias Brawijaya Malang).
Judul: Tumpang sari daun ungu dengan iler dan daun jintan untuk mengurangi
intensitas serangan ulat Doleschalia bisaltide
d. Putri Dwi Kurniawati (Universitas Islam Negeri Surabaya). Judul; uji pestisida
nabati daun pepaya terhadap Paraseissetia nigra pada daun ungu
e. Windy Dyah Mawardy (Fakultas Pertanian Universtias Brawijaya Malang).
Judul: Uji repelensi pada daun ungu menggunakan tanaman repellen
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
89
5. Pengelolaan perpustakaan
Perpusatakaan sebagai salah satu fasilitas di B2P2TOOT melayani 692 pengunjung
selama tahun 2019. Dari jumlah tersebut pengunjung yang melakukan peminjaman
berjumlah 112 orang. Inovasi layanan yang sedang dilakukan pada tahun 2019 adalah
pengadaan pojok baca di Rumah Riset jamu Hortus Medicus. Pojok baca ini akan
difinalisasi tahun 2020. Sebanyak 70 buku populer seperti buku kesehatan dan
pertanian serta agama tekah diadakan untuk mengisi pojok baca tersebut.
Kendala pengelolaan perpustakaan salah satunya adalah belum tersedianya komputer
yang memadai untuk pengerjaan database dan aplikasi layanan perustakaan.
6. Wisata Kesehatan Jamu
Program wisata kesehatan terutama jamu dimaksudkan meningkatkan minat
masyarakat terhadap pemanfaatan jamu yang aman dan berkhasiat serta pelestarian
tanaman obat, yang dikemas secara edukatif dan reaktif.
Peserta kunjungan wisata ilmiah kesehatan jamu (WIKJ) tahun 2019 tertinggi
pada kategori mahasiswa sebanyak 4.252 orang dan peserta kunjungan paling rendah
pada kategori sekolah dasar (SD) sebanyak 348 orang. Jumlah peserta kunjungan per
bulan tahun 2019 tertinggi pada bulan Oktober sebanyak 1.768 orang. Pemasukan
PNBP terbesar pada bulan tersebut adalah Rp 4.965.000. Total peserta kunjungan
selama satu tahun adalah 10.315 orang dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)
yang diperoleh dari kegiatan ini sebesar Rp.32.116.000,- Jumlah pengunjung WKJ
tahun 2019 naik 30% dari jumlah pengunjung tahun sebelumnya.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
90
Gambar 3.5. Jumlah Kunjungan Wisata Kesehatan Jamu, Berdasarkan Bulan dan Tingkat Pendidikan, B2P2TOOT, Tahun 2019
7. Pengelolaan media informasi
Media informasi utama yang dikelola adalah website institusi. Dalam web ini tercantum
beragam informasi mulai dari kegiatan-kegiatan terkini sampai dengan prosedur
beragam layanan yang dilakukan di B2P2TOOT. Terkait dengan pengelolaan web ini,
pada tahun 2019 B2P2TOOT berhasil meraih juara 2 (dua) lomba E Aspirasi untuk
kategori website UPT yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Informasi,
Kemenkes. Aspek-aspek yang dinilai dalam lomba tersebut antara lain:
a. Desain website otomatis menyesuaikan perangkat yang digunakan
b. Fitur pencarian tidak hanya digunakan untuk kategori tertentu
c. Tersedia fitur untuk media cetak dan tombol share ke media sosial
d. Menyediakan peta (site map) yang mudah diakses
e. Menyediakan FAQ bagi pengunjung
f. Tampilaan halaman website sama di berbagai browser
g. Produk dan penjelasan layanan cepat dan mudah ditemukan di menu utama
h. Identitas institusi di header website
i. Performa website minimal grade C
8. Klinik Saintifikasi Jamu Rumah Riset Jamu Hortus Medicus
715
496
939864
0
410
655 674
1184
1768
1123
1487
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
91
Klinik Saintifikasi Jamu Rumah Riset Jamu Hortus Medicus didirikan mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 003 Tahun 2010 tentang Penelitian Berbasis
Pelayanan. Jumlah kunjungan pasien terlihat pada tabulasi dibawah:
Gambar 3.6 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Bulan B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.7. Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan Domisili dan Bulan B2P2TOOT Tahun 2019
29352627
23042660
2153 2150
29562537
2819 29102565 2540
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Kunjungan Pasien 2019
Pasien Lama
Pasien Baru
Total
1435
1278
1130
1435
1226
1195
1864
1729
1977
2031
1891
1799
823
796
698
656
536
613
697
499
495
513
421
463
485
395
351
376
286
246
288
210
267
290
199
231
192
158
125
193
105
96
107
99
80
76
54
47
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Luar Jawa Jabar & DKI Jatim Jateng & DIY
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
92
Gambar 3.8. Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan 10 Penyakit Terbanyak B2P2TOOT Tahun 2019
Gambar 3.9 Jumlah Kunjungan Pasien Berdasarkan 10 Pemeriksaan Laboratorium Terbanyak B2P2TOOT Tahun 2019
9. Pembinaan Petani
7570
3432 35873125
21701466 1360 1259 1303 931
010002000300040005000600070008000
Pasien
1729 1677 1624
784
307 268 241 232156
41 31 130
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Pasien
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
93
Pembinaan petani dilakukan sebagai salah satu bentuk penyebarluasan informasi dari
hasil-hasil penelitian di bidang hulu. Selain itu juga untuk mendukung penyediaan
bahan baku jamu. Selain memang pemanfaatan hasil penelitian standarisasi tanaman.
D. Inovasi/Terobosan
Beberapa kegiatan inovasi yang dihasilkan selama tahun 2019 antara lain:
1. Sistem wisata ilmiah kesehatan jamu (SITA IKJ)
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan WKJ di B2P2TOOT pada tahun
2019 antara lain:
a. Permohonan dan koordinasi masih dilakukan dengan cara konvensional
menggunakan telepon dan surat sehingga pencatatan pemesanan tanggal
masih secara manual di buku WKJ.
b. Minat masyarakat terhadap WKJ semakin tinggi dilihat dari jumlah permohonan
yang masuk, namun seringkali ketidaktersediaan pemandu (peneliti dan teknisi
litkayasa) kurang sehingga banyak permohonan yang tidak terfasilitasi.
c. Besarnya minat masyarakat terhadap kegiatan wisata ilmiah kesehatan jamu
mengakibatkan sejumlah besar kunjungan tidak dapat terfasilitasi
d. Adanya calon peserta kunjungan yang datang tiba-tiba tanpa ada
pemberitahuan sebelumnya sehingga mengacaukan jadwal layanan yang telah
ditetapkan.
e. Kurangnya koordinasi dengan peserta kunjungan
f. Sarana dan prasarana untuk penerimaan kunjungan kurang maksimal
Berdasarkan kendala-kendala di lapangan tersebut, maka diusulkan solusi sebagai
berikut:
1. Perlu disediakan aplikasi pendaftaran/registrasi mandiri yang memudahkan
calon pengunjung dan mengefisienkan kerja petugas.
2. Disediakan pemandu khusus untuk kegiatan wisata ilmiah kesehatan jamu
yang mendapatkan pelatihan khusus pemandu kegiatan wisata ilmiah
kesehatan jamu untuk menunjang performa yang lebih baik.
3. Penanggung jawab instalasi juga membantu menjelaskan mengenai fasilitas
yang dikunjungi
4. Diadakan pertemuan berkala untuk evaluasi kegiatan wisata ilmiah kesehatan
jamu.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
94
5. Perlu perbaikan atau penyempurnaan sarana atau fasilitas pendukung WKJ
misalnya taman yang dipercantik, kebun yang dimaksimalkan kesuburan dan
kebersihannya, rumah kaca yang lebih bersih dan hijau.
Pada tahun 2019 B2P2TOOT memperoleh juara harapan 2 dalam kompetisi inovasi
layanan publik (Sinovik) dengan judul Sita IKJ (Sistem Wisata Ilmiah Kesehatan
Jamu). Sistem ini dibuat dalam rangka perbaikan pengelolaan layanan WKJ. Balai
Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) yang berlokasi di
Tawangmangu masuk ke dalam klaster Wisata Kebugaran dan Jamu dan berada di
salah satu spot penting wisata kesehatan dan kebugaran yaitu di seputar Solo. Dalam
rangka mendukung program Kemenkes tersebut dan untuk meningkatkan komitmen
B2P2TOOT menjadikan jamu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, B2P2TOOT akan
meluncurkan Sistem Wisata Ilmiah Kesehatan Jamu (SITA IKJ)pada tahun 2020.
SITA IKJ merupakan upaya perbaikan layanan wisata edukasi yang telah berjalan
selama ini. Beberapa inovasi yang akan dilakukan dalam pelayanan wisata
kesehatan ini adalah:
1. Layanan 7 hari seminggu
Penambahan hari kunjungan yang semula 3 (tiga) hari dalam satu
minggu ditingkatkan menjadi 7 (tujuh) hari dalam seminggu. Penambahan
hari kunjungan ini merupakan inovasi untuk menjawab antusiasme
masyarakat untuk meningkatkan wawasan di bidang tanaman obat dan
jamu. Penambahan hari kunjungan diikuti penambahan jenis kegiatan yang
memungkinkan masyarakat memilih lokus dan wahana kegiatan wisata.
2. Registrasi mandiri
Inovasi ini berupa pengembangan sistem informasi berbasis web
yang memungkinkan peserta untuk mengetahui jenis kegiatan dan lokus
kunjungan. Lebih dari itu, melalui sistem informasi ini calon peserta SITA
IKJ dapat mengatur hari dan waktu kunjungan.
3. SDM sebagai aktor utama layanan
Inovasi ini mengharuskan setiap personel layanan mendapat
pembekalan kompetensi dan softskill. Produk yang ditawarkan oleh SITA
IKJ adalah hasil penelitian dan pengembangan tanaman obat dan jamu.
Agar dapat terdiseminasi dengan baik ke masyarakat, hasil litbang tersebut
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
95
harus disampaikan dengan cara yang sesuai. SITA IKJ mengemas cara-
cara diseminasi hasil litbang tanaman obat dan jamu, kemudian
menyajikannya kepada masyarakat melalui kegiatan wisata kesehatan.
Produk yang berkualitas hanya bisa dinikmati oleh masyarakat jika
disampaikan dengan cara yang tepat. Agar personel pemberi layanan
mampu melakukan penyampaian informasi dengan sesuai maka
pembekalan kemampuan diberikan sebelum personel tersebut
melaksanakan tugasnya. Pembekalan berupa
4. Wahana wisata edukasi interaktif
Menciptakan pengalaman emosional psikologis bagi para
pengunjung sehingga hasil transfer pengetahuan lebih membekas melalui
wisata edukasi interaktif. Dengan memanfaatkan fasilitas wisata edukasi
interaktif peserta khususnya dari kelompok TK-SD mengenal lebih dini
tanaan obat dan jamu dengan cara yang menyenangkan (fun).
5. Inovasi konten
Mengemas informasi tulis dalam bentuk digital mudah akses misal
dalam bentuk QR. Akses cepat suatu bahan informasi sangat disukai
generasi milenial. Oleh karena itu penerapan QR code pada semua koleksi
tanaman obat di kebun B2P2TOOT diharapkan dapat membantu generasi
milenial untuk belajar cepat tentang tanaman obat dan jamu.
Pelayanan yang baik untuk mendukung konten wisata ilmiah
kesehatan jamu di B2P2TOOT diharapkan mampu meningkatkan jumlah
masyarakat yang hadir dan mememperoleh pengetahuan tentang tanaman
obat dan jamu. Pengetahuan yang semoga dapat dimanfaatkan sebagai
dasar pemikiran dalam melakukan preventif promotif kesehatan.
2. Wellness Tourisme
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersinergi membuat pola perjalanan wisata
kesehatan di Indonesia, sebagai langkah untuk mewujudkan Indonesia sebagai
destinasi Pariwisata Kesehatan Dunia. Wisata Kebugaran dan Jamu menjadi prioritas
dalam mewujudkan pariwisata kesehatan, karena mempunyai nilai jual yang tinggi.
Empat klaster wisata medis yang akan dikembangkan di Indonesia, antara lain
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
96
wisata medis, wisata kebugaran dan jamu, wisata olahraga yang mendukung
kesehatan dan wisata ilmiah kesehatan. Terdapat lima destinasi wisata kesehatan
dan kebugaran yang patut diperhatikan yaitu Semarang, Yogyakarta, Solo, Bali, dan
Jakarta.
Perjalanan wisata kebugaran ini dapat memberikan informasi tentang pilihan
paket wisata bagi para wisatawan yang memiliki karakter dan preferensi berbeda yaitu
motivasi kesehatan dan kebugaran melalui pengalaman budaya yang unik dan
dikemas secara inovatif. Untuk pertama kali dikembangkan di Joglosemar
(Jogjakarta, Solo, dan Semarang), Bali dan Jakarta.
Skenario perjalanan ini, dapat menjadi dasar bagi sektor bisnis untuk
mengembangkan paket-paket wisata kesehatan di masa mendatang. Penyusunan
pola jalur wisata ini untuk mendorong pelayanan kesehatan tradisional untuk memiliki
unggulan yang meliputi spa, herbal, acupressure, dan akupuntur dalam
penyelenggaraan wisata kesehatan. Serta menetapkan rumah sakit (medical
tourism) dan fasilitas kesehatan tradisional (wellness tourism) yang memiliki
pelayanan unggulan dalam penyelenggaraan wisata kesehatan. Beberapa tahun
terakhir, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu destinasi wisata kebugaran kelas
dunia. Sebagai besar dari destinasi wisata Indonesia sudah merespon kebutuhan
atas kebugaran berupa spa, makanan sehat dan pengobatan holistik.
3. Penggunaan teknologi informasi untuk monev triwulan
Dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan telah dibangun sebuah
system untuk memudahkan melaksanakan kegiatan monev. Pagi pelaksana kegiatan
tinggal menekan link; bit.ly/2019monev
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
97
Gambar 3.10. Aplikasi Monitoring dan Evaluasi B2P2TOOT Tahun 2019
4. Penyusunan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Penyesuaian tarif PNBP merupakan penyesuaian jenis dan tarif PNBP yang berlaku
di Kementerian Kesehatan. Peraturan Pemerintah RI Nomor 64 Tahun 2019 tentang
Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada
Kementerian Kesehatan merupakan penyesuaian dari PP Nomor 21 Tahun 2019.
Jenis tarif yang disesuaikan meliputi:
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Penyediaan bibit tanaman obat
3. Penyediaan simplisia tanaman obat
4. Produk jamu dan olahan
5. Penyediaan hewan percobaan
6. Latihan kerja
7. Jasa pelatihan tanaman obat
8. Wisata ilmiah tanaman obat
9. Pelayanan laboratorium penelitian dan pengembangan
10. Klinik Saintifikasi Jamu
11. Gedung pendidikan dan pelatihan
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
98
5. Penentuan penganggaran yang tidak tertuang dalam SBM
Penentuan besaran anggaran yang tidak tertuang dalam Stadar Biaya Masukan 2019
maka telah ditentukan besarannya sesuai dengan perhitungan yang matang.
Misalnya transpor darat dari Semarang ke Surakarta sebesar Rp. 250.000,00 sekali
jalan. Sementara biaya transport dari Tawangmangu ke Bandara Adi Sumarno belum
ada, dengan dasar jarak tempuh yang hampir sama, maka besaran transpor ke
Bandara Adi Sumarno ditentukan sebesar Rp. 450.000,00
6. Pengembangan roadmap fitofarmaka
Pengelompokan bahan alam digolongkan menjadi tiga: jamu, obat herbal terstandar,
dan fitofarmaka. OHT dan fitofarmaka merupakan obat herbal yang memenuhi standar
yang ditetapkan dalam Farmakope Herbal Indonesia. Pengembangan roadmap
fitofarmaka dimaksudkan untun mempercepat diperolehnya fitofarmaka yang siap
untuk diproduksi skala besar. Selama ini fitofarmaka yang ada masih sedikit.
7. Pemindaian tanaman obat berdasarkan plat nama.
QR code merupakan kode dua dimensi yg bertujuan memberikan informasi tanaman
obat secara cepat dengan cara di pindai/ di scan. QR code dapat menyimpan data
tanaman (morfologi dan dokumentasi) dengan kapasitas tinggi sehingga
memudahkan wisatawan/masyarakat dalam memperoleh informasi tentang suatu
tanaman. Cara penggunaan : menggunakan aplikasi yg didownload (ex. Quick
scanner, dll) atau aplikasi bawaan dari Handphone jika sudah ada, kemudian
mengarahkan kamera ke QR code unttk memindai dan secara otomatis akan
langsung terhubung dengan web/server yang berisi informasi tanaman tersebut.
8. Pendaftaran onlien di Klinik Saintifikasi Jamu Rumah Riset Jamu Hortus Medicus
Pengembangan system ini dimaksudkan untuk memudahkan pasien yang akan
mencari pengobatan (dalam rangka penelitian) agar tidak mengantri terlalu lama.
Dengan system ini, seluruh berkas sudaha bsia disiapkan sebelum pasien datang.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
99
Gambar 3.11. Mekanisme Pendaftaran di Klinik Saintifikasi Jamu B2P2TOOT Tahun 2019
B. Penghargaan
Penghargaan yang diperoleh selama tahun 2019 sebagai berikut:
1. Penghargaan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran dari Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara Sragen
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
100
Gambar 3.12. Penghargaan IKPA dari KPPN Sragen
2. Indikator Kinerja Pelaksanaan Aanggaran dari Kementerian Kesehatan
Gambar 3.13. Penghargaan IKPA dari Kemenkes RI
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
101
3. Anugrah Situs Inspirasi Sehat Indonesia.
Website Kementerian Kesehatan merupakan salah satu acuan dalam
standarisasi penyajian. Standarisasi penyajian dan tampilan website unit di
lingkungan Kementerian Kesehatan menjadikan informasi lebih mudah diakses
dan dimanfaatkan pengguna atau masyarakat. Untuk mendukung standarisasi
dapat digunakan parameter aksesibilitas dan penyajian informatif, antara lain
arsitektur informasi (information architecture), desain antarmuka (interface
design), pengelolaan konten untuk promosi dan keterbukaan informasi publik
(content management), keamanaan konten (security) dan optimasi mesin
pencari (Search Engine Optimization). Penilaian terhadap beberapa parameter
tersebut dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi, Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan.
Gambar 3.14. Penghargaan e-aspirasi dari Kemnkes RI
102
C. Analisis Efisiensi Sumber Daya
Tabel 3.22. Analisis Efisiensi Sumber Daya B2P2TOOT Tahun 2019
No Indikator Kinerja Capaian Sasaran
Realisasi Anggaran
Efisiensi
1 2 3 4 5 (3-4)
1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Yang Dihasilkan Dari Penelitian Dan Pengembangan Di Bidang TOOT
150 92,74 57,26
2 Jumlah Hasil Penelitian Dan Pengembangan di Bidang TOOT
100 86,80 13,20
3 Jumlah Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang TOOT Yang Dimuat Pada Media Cetak Atau Elektronik Baik Nasional Maupun Internasional
125 89,66 35,34
4 Jumlah Hasil Riset Status Kesehatan Masyarakat Pada Riset Kesehatan Nasional Wilayah IV
100 85,49 14,51
5 Layanan sarana dan prasarana internal 100 91,44 8,56
6 Layanan dukungan manajemen satker 100 92,59 7,41
7 Layanan perkantoran 100 94,47 5,53
Jumlah 775 633,19 141,81
Rata-rata 110,71 90,37 20,25
Seluruh output mencapai target > 100%, dengan realisasi anggaran < 100. Secara
rata, efisiensi sebesar 20,25, dengan capaian realisasi target sebesar 110,71% dan
realisasi anggaran 90,03%.
Laporan Kinerja B2P2TOOT Tahun 2019
103
A. Simpulan
Mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Anggaran Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian, capaian kinerja sangat bagus sebesar 110,71%, dan
realisasi anggaran 90,37%.
B. Perbaikan
Langkah-langkah yang diperlukan untuk peningkatan capaian pelaksanan kegiatan
di Tahun 2020 sebagai berikut:
1. Melakukan reviu dari anggaran yang sudah terbit, dan melakukan revisi sedini
mungkin bila perlu dengan update rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana
penarikan dana
2. Mengajukan permohonan kaji etik seawal mungkin
3. Memperbaiki rencana umum pengadaan jika ada perubahan dan merevisinya
4. Mengawal pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan
5. Pelaksanaan DIPA dilakukan secara transparan, akuntable, dan auditable.
6. Segera selesaikan jika ada permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan, bila
perlu undangan Tim Aparatur Pengawas Internal Pemerintah sebagai
pembimbing atau lakukan konsultansi.
BAB IV PENUTUP