Memahami Efek Samping Obat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    1/14

    Memahami Efek Samping Obat

    Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu

    pengobatan. Efek samping obat, seperti halnya efek obat yang diharapkan, merupakan suatu kinerja daridosis atau kadar obat pada organ sasaran.

    Interaksi obat juga merupakan salah satu penyebab efek samping. Hal ini terjadi ketika tenaga kesehatan

    (dokter, apoteker, perawat) lalai dalam memeriksa obat yang dikonsumsi oleh pasien, sehingga terjadi

    efek-efek tertentu yang tidak diharapkan di dalam tubuh pasien. Bertambah parahnya penyakit pasien

    yang dapat berujung kematian merupakan kondisi yang banyak terjadi di seluruh dunia akibat interaksi

    obat ini.

    Interaksi ini dapat terjadi antar obat atau antara obat dengan makanan/minuman. Bahkan tanaman yang

    digunakan dalam pengobatan alternatif yang disangka aman oleh sebagian besar masyarakat juga dapat

    berinteraksi dengan obat lainnya. Contohnya adalah tanaman St. John's wort (Hypericum perforatum),

    yang digunakan untuk pengobatan depresi sedang. Tanaman ini menyebabkan peningkatan enzim

    sitokrom P450 yang berperan dalam metabolisme dan eliminasi banyak obat-obatan di tubuh, sehingga

    pasien yang mengkonsumsi St John's wort akan mengalami pengurangan kadar obat lain dalam darah

    yang digunakan bersamaan.

    Berikut ini adalah contoh dari efek samping obat yang biasanya terjadi:

    1. Aborsi atau keguguran, akibat Misoprostol, obat yang digunakan untuk pencegahan (gastric ulcer)

    borok lambung yang disebabkan oleh obat anti inflamasi non steroid.

    2. Ketagihan, akibat obat-obatan penenang dan analgesik seperti diazepam serta morfin.

    3. Kerusakan janin, akibat Thalidomide dan Accutane.

    4. Pendarahan usus, akibat Aspirin.

    5. Penyakit kardiovaskular, akibat obat penghambat COX-2.

    6. Tuli dan gagal ginjal, akibat antibiotik Gentamisin.

    7. Kematian, akibat Propofol.

    8. Depresi dan luka pada hati, akibat Interferon.

    9. Diabetes, yang disebabkan oleh obat-obatan psikiatrik neuroleptik.

    10. Diare, akibat penggunaan Orlistat.

    11. Disfungsi ereksi, akibat antidepresan.

    12. Demam, akibat vaksinasi.

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    2/14

    13. Glaukoma, akibat tetes mata kortikosteroid.

    14. Rambut rontok dan anemia, karena kemoterapi melawan kanker atau leukemia.

    15. Hipertensi, akibat penggunaan Efedrin. Hal ini membuat FDA mencabut status ekstrak tanaman

    efedra (sumber efedrin) sebagai suplemen makanan.

    16. Kerusakan hati akibat Parasetamol.

    17. Mengantuk dan meningkatnya nafsu makan akibat penggunaan antihistamin.

    18. Stroke atau serangan jantung akibat penggunaan Sildenafil (Viagra).

    19. Bunuh diri akibat penggunaan Fluoxetine, suatu antidepresan.

    Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of Trustees mengidentifikasikan

    bahwa keselamatan dan keamanan pasien (patient safety) merupakan sebuah prioritas strategik. Merekajuga menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur untukmedication safety sebagai targetutamanya. Tahun 2000, Institute of Medicine, Amerika Serikat dalam TO ERR IS HUMAN, Building aSafer Health System melaporkan bahwa dalam pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit ada sekitar 3-16% Kejadian Tidak Diharapkan (KTD/Adverse Event). Menindaklanjuti penemuan ini, tahun 2004,

    WHO mencanangkan World Alliance for Patient Safety, program bersama dengan berbagai negara untukmeningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit.

    Di Indonesia, telah dikeluarkan pula Kepmen nomor 496/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit

    Medis di Rumah Sakit, yang tujuan utamanya adalah untuk tercapainya pelayanan medis prima di rumahsakit yang jauh dari medical errordan memberikan keselamatan bagi pasien. Perkembangan ini diikuti

    oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia(PERSI) yang berinisiatif melakukan pertemuan dan

    mengajak semua stakeholder rumah sakit untuk lebih memperhatian keselamatan pasien di rumah sakit.

    Mempertimbangkan betapa pentingnya misi rumah sakit untuk mampu memberikan pelayanan kesehatanyang terbaik terhadap pasien mengharuskan rumah sakit untuk berusaha mengurangi medical errorsebagai bagian dari penghargaannya terhadap kemanusiaan, maka dikembangkan systemPatient Safetyyang dirancang mampu menjawab permasalahan yang ada.

    2. PENGERTIAN PATIENT SAFETY

    Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit

    menjadi lebih aman.

    Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatutindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

    3. TUJUAN PATIENT SAFETY

    Tujuan Patient safety adalah

    1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    3/14

    2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;

    3. Menurunnya KTD di RS

    4. Terlaksananya program-program pencegahan shg tidak terjadi pengulangan KTD.

    4. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY

    Pelaksanaan Patient safety meliputi

    1. Sembilan solusi keselamatan Pasien di RS (WHO Collaborati ng Centre for Patient Safety, 2 May

    2007), yaitu:

    1) Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike medication names)

    2) Pastikan identifikasi pasien

    3) Komunikasi secara benar saat serah terima pasien

    4) Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar

    5) Kendalikan cairan elektrolit pekat

    6) Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan

    7) Hindari salah kateter dan salah sambung slang

    8) Gunakan alat injeksi sekali pakai

    9) Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi nosokomial.

    2. Tujuh Standar Keselamatan Pasien (mengacu pada Hospital Patient Safety Standardsyang

    dikeluarkan oleh Joint Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun

    2002),yaitu:

    1. Hak pasien

    Standarnya adalah

    Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana & hasil pelayanan

    termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).

    Kriterianya adalah

    1) Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan

    2) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    4/14

    3) Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas dan benar kepadapasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien

    termasuk kemungkinan terjadinya KTD

    2. Mendidik pasien dan keluarga

    Standarnya adalah

    RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhanpasien.

    Kriterianya adalah:

    Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn keterlibatan pasien adalah partner dalamproses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system dan mekanisme mendidik pasien & keluarganyatentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.Dengan pendidikan tersebut diharapkan

    pasien & keluarga dapat:

    1) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur

    2) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab

    3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti

    4) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan

    5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS

    6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa

    7) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

    3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

    Standarnya adalah

    RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.

    Kriterianya adalah:

    1) koordinasi pelayanan secara menyeluruh

    2) koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya

    3) koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi

    4) komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    5/14

    4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan programpeningkatan keselamatan pasien

    Standarnya adalah

    RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yg ada, memonitor & mengevaluasi kinerjamelalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, & melakukan perubahan untukmeningkatkan kinerja serta KP.

    Kriterianya adalah

    1) Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, sesuai dengan TujuhLangkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

    2) Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja

    3) Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif

    4) Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis

    5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

    Standarnya adalah

    1) Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui penerapan 7 Langkah Menuju KP RS .

    2) Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko KP & program

    mengurangi KTD.

    3) Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit & individu berkaitan denganpengambilan keputusan tentang KP

    4) Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat utk mengukur, mengkaji, & meningkatkan

    kinerja RS serta tingkatkan KP.

    5) Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinyadalam meningkatkan kinerja RS & KP.

    Kriterianya adalah

    1) Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.

    2) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkaninsiden,

    3) Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit terintegrasidan berpartisipasi

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    6/14

    4) Tersedia prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkenamusibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk

    keperluan analisis.

    5) Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden,

    6) Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden

    7) Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelolapelayanan

    8) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan

    9) Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untukmengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien

    6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

    Standarnya adalah

    1) RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan

    jabatan dengan KP secara jelas.

    2) RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan &memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

    Kriterianya adalah

    1) memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien

    2) mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice training dan memberi

    pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.

    3) menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekataninterdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

    7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

    Standarnya adalah

    1) RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP untuk memenuhi kebutuhaninformasi internal & eksternal.

    2) Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.

    Kriterianya adalah

    1) disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk memperolehdata dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    7/14

    2) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemeninformasi yang ada

    3. Tujuh langkah menuju keselamatan pasien RS (berdasarkan KKP-RS No.001-VIII-2005)

    sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit

    1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan Pasien, ciptakan kepemimpinan & budaya yang terbukadan adil

    Bagi Rumah sakit:

    Kebijakan: tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul fakta, dukungan kepada staf,pasien, keluarga

    Kebijakan: peran & akuntabilitas individual pada insiden Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden Lakukan asesmen dg menggunakan survei penilaian KP

    Bagi Tim:

    Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan/solusi yg tepat

    2. Pimpin dan dukung staf anda, bangunlah komitmen &focus yang kuat & jelas tentang KP di RSanda

    Bagi Rumah Sakit:

    Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP Di bagian-2 ada orang yg dpt menjadi Penggerak (champion) KP Prioritaskan KP dlm agenda rapat Direksi/Manajemen Masukkan KP dlm semua program latihan staf

    Bagi Tim:

    Ada penggerak dlm tim utk memimpin Gerakan KP Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP Tumbuhkan sikap ksatria yg menghargai pelaporan insiden

    3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, sertalakukan identifikasi & asesmen hal yg potensial brmasalah

    Bagi Rumah Sakit:

    Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko Gunakan informasi dr sistem pelaporan insiden & asesmen risiko & tingkatkan kepedulian thdp

    pasien

    Bagi Tim:

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    8/14

    Diskusi isu KP dlm forum2, utk umpan balik kpd mjmn terkait Penilaian risiko pd individu pasien Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, & langkah memperkecil risiko

    tsb

    4. Kembangkan sistem pelaporan, pastikan staf Anda agar dg mudah dpt melaporkan kejadian/insiden

    serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS

    Bagi Rumah sakit:

    Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dlm maupun ke luar yg hrsdilaporkan ke KKPRSPERSI

    Bagi Tim:

    Dorong anggota utk melaporkan setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi tetap terjadijuga, sbg bahan pelajaran yg penting

    5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien, kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgpasien

    Bagi Rumah Sakit

    Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dg pasien & keluarga Pasien & keluarga mendpt informasi bila terjadi insiden Dukungan,pelatihan & dorongan semangat kpd staf agar selalu terbuka kpd pasien & kel. (dlm

    seluruh proses asuhan pasien

    Bagi Tim:

    Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila tlh terjadi insiden Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden Segera stlh kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & kel.

    6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, dorong staf anda utkmelakukananalisis akar masalah utk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul

    Bagi Rumah Sakit:

    Staf terlatih mengkaji insiden scr tepat, mengidentifikasi sebab Kebijakan: kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau Failure

    Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup semua insiden &minimum 1 x per tahun utk proses risiko tinggi

    Bagi Tim:

    Diskusikan dlm tim pengalaman dari hasil analisis insiden Identifikasi bgn lain yg mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tersebut

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    9/14

    7. Cegah cedera melalui implementasi system Keselamatan pasien, Gunakan informasi yg ada ttgkejadian/masalah utk melakukan perubahan pd sistem pelayanan

    Bagi Rumah Sakit:

    Tentukan solusi dg informasi dr sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, audit sertaanalisis

    Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan klinis,penggunaan instrumen yg menjamin KP

    Asesmen risiko utk setiap perubahan Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS-PERSI Umpan balik kpd staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden

    Bagi Tim:

    Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya Umpan balik atas setiap tindak lanjut ttg insiden yg dilaporkan

    LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETYADALAH

    a. Di Rumah Sakit

    1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan organisasi

    sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenagakesehatan lainnya.

    2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentanginsiden

    3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit(KKPRS) secara rahasia

    4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh langkahmenuju keselamatan pasien rumah sakit.

    5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisisakar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang baru dikembangkan.

    b. Di Provinsi/Kabupaten/Kota

    1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah sakit di wilayahnya

    2. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan anggaran terkait dengan

    program keselamatan pasien rumah sakit.

    3. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit

    c. Di Pusat

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    10/14

    1. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah Perhimpunan Rumah Sakit SeluruhIndonesia

    2. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

    3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas KesehatanPropinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit pendidikan dengan jejaring pendidikan.

    4. Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatanpasien.

    Selain itu, menurut Hasting G, 2006, ada delapan langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan

    budayaPatient safety ini

    1. Put the focus back on safety

    Setiap staf yang bekerja di RS pasti ingin memberikan yang terbaik dan teraman untuk pasien. Tetapisupaya keselamatan pasien ini bisa dikembangkan dan semua staf merasa mendapatkan dukungan, patient

    safety ini harus menjadi prioritas strategis dari rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya. EmpatCEO RS yang terlibat dalamsafer patient initiatives di Inggris mengatakan bahwa tanggung jawab untukkeselamatan pasien tidak bisa didelegasikan dan mereka memegang peran kunci dalam membangun dan

    mempertahankan fokuspatient safety di dalam RS.

    2. Think small and make the right thing easy to do

    Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien mungkin membutuhkan langkah-langkah yangagak kompleks. Tetapi dengan memecah kompleksitas ini dan membuat langkah-langkah yang lebih

    mudah mungkin akan memberikan peningkatan yang lebih nyata.

    3. Encourage open reporting

    Belajar dari pengalaman, meskipun itu sesuatu yang salah adalah pengalaman yang berharga. Koordinatorpatient safety dan manajer RS harus membuat budaya yang mendorong pelaporan. Mencatat tindakan-

    tindakan yang membahayakan pasien sama pentingnya dengan mencatat tindakan-tindakan yangmenyelamatkan pasien. Diskusi terbuka mengenai insiden-insiden yang terjadi bisa menjadi pembelajaran

    bagi semua staf.

    4. Make data capture a priority

    Dibutuhkan sistem pencatatan data yang lebih baik untuk mempelajari dan mengikuti perkembangankualitas dari waktu ke waktu. Misalnya saja data mortalitas. Dengan perubahan data mortalitas dari tahunke tahun, klinisi dan manajer bisa melihat bagaimana manfaat dari penerapanpatient safety.

    5. Use systems-wide approaches

    Keselamatan pasien tidak bisa menjadi tanggung jawab individual. Pengembangan hanya bisa terjadi jikaada sistem pendukung yang adekuat. Staf juga harus dilatih dan didorong untuk melakukan peningkatankualitas pelayanan dan keselamatan terhadap pasien. Tetapi jika pendekatanpatient safety tidakdiintegrasikan secara utuh kedalam sistem yang berlaku di RS, maka peningkatan yang terjadi hanya akan

    bersifat sementara.

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    11/14

    6. Build implementation knowledge

    Staf juga membutuhkan motivasi dan dukungan untuk mengembangkan metodologi, sistem berfikir, danimplementasi program. Pemimpin sebagai pengarah jalannya program disini memegang peranan kunci.

    Di Inggris, pengembangan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien sudah dimasukkan kedalam kurikulum kedokteran dan keperawatan, sehingga diharapkan sesudah lulus kedua hal ini sudah

    menjadi bagian dalam budaya kerja.

    7. Involve patients in safety efforts

    Keterlibatan pasien dalam pengembanganpatient safety terbukti dapat memberikan pengaruh yangpositif. Perannya saat ini mungkin masih kecil, tetapi akan terus berkembang. Dimasukkannya perwakilan

    masyarakat umum dalam komite keselamatan pasien adalah salah satu bentuk kontribusi aktif darimasyarakat (pasien). Secara sederhana pasien bisa diarahkan untuk menjawab ketiga pertanyaan berikut:apa masalahnya? Apa yang bisa kubantu? Apa yang tidak boleh kukerjakan?

    8. Develop top-class patient safety leaders

    Prioritisasi keselamatan pasien, pembangunan sistem untuk pengumpulan data-data berkualitas tinggi,mendorong budaya tidak saling menyalahkan, memotivasi staf, dan melibatkan pasien dalam lingkungankerja bukanlah sesuatu hal yang bisa tercapai dalam semalam. Diperlukan kepemimpinan yang kuat, tim

    yang kompak, serta dedikasi dan komitmen yang tinggi untuk tercapainya tujuan pengembangan budayapatient safety. Seringkali RS harus bekerja dengan konsultan leadership untuk mengembangkankerjasama tim dan keterampilan komunikasi staf. Dengan kepemimpinan yang baik, masing-masinganggota tim dengan berbagai peran yang berbeda bisa saling melengkapi dengan anggota tim lainnyamelalui kolaborasi yang erat.

    5. ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT SAFETY

    Aspek hukum terhadap patient safety atau keselamatan pasien adalah sebagai berikut

    UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit

    1. Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum

    a. Pasal 53 (3) UU No.36/2009

    Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.

    b. Pasal 32n UU No.44/2009

    Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.

    c. Pasal 58 UU No.36/2009

    1) Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara

    kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam Pelkes yang diterimanya.

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    12/14

    2) ..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa ataupencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.

    2. Tanggung jawab Hukum Rumah sakit

    a. Pasal 29b UU No.44/2009

    Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakankepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.

    b. Pasal 46 UU No.44/2009

    Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian

    yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.

    c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009

    Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawamanusia.

    3. Bukan tanggung jawab Rumah Sakit

    Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit

    Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak ataumenghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yangkompresehensif.

    4. Hak Pasien

    a. Pasal 32d UU No.44/2009

    Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar

    profesi dan standar prosedur operasional

    b. Pasal 32e UU No.44/2009

    Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindardari kerugian fisik dan materi

    c. Pasal 32j UU No.44/2009

    Setiap pasien mempunyai haktujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yangmungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan

    d. Pasal 32q UU No.44/2009

    Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit didugamemberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    13/14

    5. Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien

    Pasal 43 UU No.44/2009

    1) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien

    2) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan

    pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.

    3) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi keselamatan pasienyang ditetapkan oleh menteri

    4) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk mengoreksi

    system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.

    Pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan pasien. Keselamatan pasienyang dimaksud adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. System

    tersebut meliputi:

    a. Assessment risiko

    b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien

    c. Pelaporan dan analisis insiden

    d. Kemampuan belajar dari insiden

    e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko

    6. MANAJEMEN PATIENT SAFETY

    PelaksanaanPatient Safety ini dilakukan dengan system Pencacatan dan Pelaporan serta Monitoring sanEvaluasi

    7. SISTEM PENCACATAN DAN PELAPORAN PADA PATIENT SAFETY

    a. Di Rumah Sakit

    1. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien(Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah

    disediakan oleh rumah sakit.

    2. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien(Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel) kepada Tim KeselamatanPasien Rumah Sakit pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.

    3. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit menganalisis akar penyebab masalah semua kejadian yang

    dilaporkan oleh unit kerja

  • 7/29/2019 Memahami Efek Samping Obat

    14/14

    4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakitmerekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan masalah kepada Pimpinan

    rumah sakit.

    5. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite Keselamatan PasienRumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya insiden dan setelah melakukan analisis akar masalah yang

    bersifat rahasia.

    b. Di Propinsi

    Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah menerima produk-produk dari Komite Keselamatan RumahSakit

    c. Di Pusat

    1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) merekapitulasi laporan dari rumah sakit untuk

    menjaga kerahasiaannya

    2. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis yang telah dilakukan olehrumah sakit

    3. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis laporan insiden

    bekerjasama dengan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit yang ditunjuk sebagai laboratorium uji cobakeselamatan pasien rumah sakit

    4. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi

    masalah ke Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah, rumah sakit terkait dan rumah sakit lainnya.

    8. MONITORING DAN EVALUASI

    a. Di Rumah sakit

    Pimpinan Rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada unit-unit kerja di rumah sakit, terkaitdengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja

    b. Di propinsi

    Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program

    Keselamatan Pasien Rumah Sakit di wilayah kerjanya

    c. Di Pusat

    1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaanKeselamatan Pasien Rumah Sakit di rumah sakit-rumah sakit

    2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahan satu kali.