20
Pemeriksaan Penunjang Giavanny Eka Rani P 1010211012

Pemeriksaan Penunjang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tht

Citation preview

Page 1: Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

Giavanny Eka Rani P1010211012

Page 2: Pemeriksaan Penunjang

Weber Test

• Membandingkan hantara tulang antara kedua telinga

• Cara :–Menggetarkan garpu tala 512 Hz, lalu taruh

tangkainya pada garis tengah kepala (verteks, dahi, pangkal hidung, ditengah2 gigi seri atau di dagu)

Page 3: Pemeriksaan Penunjang

• Interpretasi :–Normal : tidak ada lateralisasi pasien tidak

dapat membedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar lebih keras– Tuli konduktif : bila pasien mendengar lebih

keras pada telinga yang sakit– Telinga sensorineural : bila pasien

mendengar lebih keras pada teling yang sehat

Page 4: Pemeriksaan Penunjang

Audiometry

• Px ketajaman pendengaran audiometer• Prinsip :–Pasien diberi stimulus bunyi (nada murni)

dgn intensitas suara dan frekuensi yang berbeda mll earphone

Page 5: Pemeriksaan Penunjang

Pure tone audiometry

• Pasien akan memberikan respon thd rangsangan

• Awal2 : 30dB + turunkan 10dB hingga tidak ada respon

• Kalo awal sudah tdk mendengar naikkan 10dB sampai tedengar, diturunkan per 5 db

Page 6: Pemeriksaan Penunjang

• Derajat ketulian–0-25 dB : normal– > 25-40 dB : tuli ringan– > 40-55 dB : tuli sedang– > 55-70 dB : tuli sedang berat– > 70-90 dB : tuli berat– > 90 dB : tuli sangat berat

Page 7: Pemeriksaan Penunjang

Short increment sensitivity index

• Tes khas utk mengetahui adanya kelainan koklea memakai fenomena rekruitmen

• Rekruitmen adl fenomena dmn tjd peningkatan sensitifitas pendengaran yg berlebihan diatas ambang dengar khas pd tuli koklea

• Pasien dapat mebedakan selisih intensitas yang kecil (sampai 1dB, normal : 5dB)

Page 8: Pemeriksaan Penunjang

• Cara :– Tentukan ambang dengar pasien, mis 30dB–Berikan rangsangan 20dB diatas ambang

rangsang, menjadi 50 dB –Diberikan tambahan 5 dB, lalu diturunkan

4dB, lalu 3 dB, 2 dB, terakhir 1 dB.Bila pasien dapat membedakan tes SISI positif

Page 9: Pemeriksaan Penunjang

• Cara lain :– Tiap 5 detik dinaikkan 1 dB, sampai 20 kali. –Kmd dihitung brp kali pasien dpt

membedakan perbedaan tsbBila 20x benar 100%, jadi khas. Bila benar 10x 50% benar. Rekruitmen positif skor 70-100% . Bila 0-70% maka tidak khas, mungkin pendengaran normal atau tuli perseptif

Page 10: Pemeriksaan Penunjang

Tone Decay

• Merupakan adaptasi abnormal, merupakan tanda khas pada tuli retrokoklear

• Tjd kelelahan saraf oleh krn perangsangan terus menerus. Tandanya ialah pasien tdk dpt mendengar dgn telinga yg diperiksa.

• Ada 2 cara :– TTD = threshold tone decay– STAT = supra threshold adaptation test

Page 11: Pemeriksaan Penunjang

• TAD– Telinga yg diperiksa diberi rangsangan terus

menerus sesuai dengan ambang dengar, mis 40 dB. Bila stlh 60 dtk msh dpt mendengar tes negatif. Bila 60 dtk tdk dpt mendengar tes positif.

Page 12: Pemeriksaan Penunjang

• STAT–Pemeriksaan oleh 3 frekuensi : 500 Hz, 1000

Hz, dan 2000 Hz pd 110 dB SPL –Diberikan terus menerus slm 60 dtk. Bila dpt mendengar tidak ada kelelahanBila <60 dtk maka ada kelelahan (decay)

Page 13: Pemeriksaan Penunjang

Speech Audiometry

• Pada tes ini dipakai kata-kata yg sdh disusun dlm silabus

• Pasien diminta utk mengulangi kata2 yg didengar mll kaset tape recorder.

• Pada tuli perseptif koklea, pasien sulit membedakan bunyi S, R, N, C, H, CH, sdkgkn tuli retrokoklear lbh sulit lagi.

Page 14: Pemeriksaan Penunjang

• Score : –90-100% : pendengaran normal–75-90% : tuli ringan–60-75% : tuli sedang–50-60% : kesukaran mengikuti pmbicaraan

sehari2–<50% : tuli berat

Page 15: Pemeriksaan Penunjang

Audiometry Objective

• Pasien tidak harus bereaksi• 4 cara pemeriksaan :–Audiometri impedans– Elektrokokleografi (E.Coch)– Evoked response audiometri –Oto acoustic emmission (OAE)

Page 16: Pemeriksaan Penunjang

Audiometry Impedans

• Diperiksa kelenturan membran timpani dgn tekanan tertentu pd meatus akustikus eksternus

• Didapatkan istilah :– Timpanometri keadaan cavum timpani– Fungsi tuba Eustachius tertutup /terbuka–Refleks stapedius normal nya muncul pd

rangsangan 70-80 dB diatas ambang dengar.

Page 17: Pemeriksaan Penunjang

• Gambaran hasil timpanometri :– Tipe A : normal– Tipe B : terdapat cairan di telinga tengah– Tipe C : tdpt gang. Fx tuba Eustachius– Tipe AD : gang rangkaian tulang

pendengaran– Tipe As : kekakuan pd tulang pendengaran

Page 18: Pemeriksaan Penunjang

Evoked Response Audiometry

• ─ dikenal juga sbg Brainstem Evoked Response Audiometry atau Auditory Brainstem Response menilai jalur pendengaran sampai ke otak.

• Menggunakan elektroda perm yg dilekatkan pd kulit kepala/dahi dan proc. mastoideus/ lobulus telinga

• Digunakan bunyi rangsang “click”

Page 19: Pemeriksaan Penunjang

Otoacoustic Emission (OAE)

• Mrpkn respon koklea yg dihasilkan oleh sel2 rambut luar yg dipancarkan dlm btk energy akustik

Page 20: Pemeriksaan Penunjang

• Cara :– Memasukkan probe ke dlm liang telinga luar. Dlm

probe tsb tdpt mikrofon dan pengeras suara bfungsi memberikan stimulus suara.

– Mikrofon berfungsi menangkap suara yg dihasilkan koklea stlh pemberian stimulus.

– Probe dihubungkan dgn komputer utk mencatat respon yg timbul dr koklea.