Pendengaran THT

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    1/41

    BAB II

    EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI ORGAN PENDENGARAN

    MANUSIA

    II.1. Embriologi

    II.1.1. Telinga Luar

    Telinga luar berasal dari kantong dan celah brankial pertama dan

    perkembangannya mulai pada minggu ke -4 kehamilan. Sewaktu telinga dalam telah

    berkembang, telinga tengah dan telinga luar juga berkembang. Pada bagian luar

    kepala embrio, diantara lengkung brankial pertama dan kedua, suatu celah brankial

    berkembang kearah yang berlawanan dari kantong faring.5

    II.1.1.1. Daun Telinga

    Pertumbuhan daun telinga dimulai pada minggu ke-4 dari kehidupan fetus,

    dimana bagian mesoderm dari cabang pertama dan kedua brankial membentuk 6

    tonjolan (Hillock of His) yang mengelilingi perkembangan liang telinga luar dan

    kemudian bersatu untuk membentuk daun telinga dengan telinga dengan pembagian

    sbb:

    II.1.1.1.1. Cabang brankial pertama :

    - Tonjolan pertama : membentuk tragus

    - Tonjolan kedua : membentuk krus helisis

    - Tonjolan ketiga : membentuk heliks

    II.1.1.1.2. Cabang brankial kedua :

    - Tonjolan keempat : membentuk antiheliks

    - Tonjolan kelima : membentuk antitragus

    - Tonjolan keenam : membentuk lobulus dan heliks bagian bawah

    Pada minggu ketujuh pembentukan dari kartilago masih dalam proses dan

    pada minggu ke-12 daun telinga dibentuk oleh penggabungan dari tonjolan-tonjolan

    diatas. Pada minggu ke20 daun telinga sudah seperti bentuk telinga dewasa, tetapi

    ukurannya belum seperti ukuran dewasa sampai umur 9 tahun. 5

    3

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    2/41

    Gambar 2.1. Perkembangan daun telinga6

    Posisi daun telinga berubah selama perkembangan, pada awal pertumbuhan

    terletak vetro medial dan pada bulan kedua kehamilan tumbuh menjadi dorso lateralyang merupakan lanjutan dari pertumbuhan mandibula. Kalau proses ini terhenti bisa

    mengakibatkan terjadinya telinga letak rendah yang mungkin diikuti oleh anomali

    kongenital lainnya seperti mikrotia dan anotia. Fistula aurikularis kongenital terjadi

    diduga oleh karena kegagalan dari pada penggabungan tonjolan-tonjolan ini.

    Kelainan congenital daun telinga dapat terjadi mulai dari minor malformasi seperti

    lipatan kulit didepan tragus sampai aplasia total. 5

    II.1.1.2. Liang Telinga Luar

    Liang telinga luar berkembang dari lapisan ektoderm celah faringeal (brankial)

    pertama. Epitel dari ujung medial dari celah brankial untuk beberapa saat kontak

    dengan lapisan entoderm kantong faring pertama. Kemudian sewaktu pembesaran

    kepala, mesoderm berkembang diantaranya dan memisahkan kedua lapisan epitel ini.

    Pada hampir bulan kedua kehidupan fetus, celah brankial pertama ektoderm tumbuh

    makin ke dalam membentuk suatu tabung yang berbentuk corong. Tabung ini

    selanjutnya akan disokong oleh tulang rawan telinga luar, membentuk 1/3 luar

    meatus akustikus eksternus. 5

    Pada bulan ke-7 kehidupan fetus, sel-sel epitel yang solid akan terpisah,

    bagian yang paling dalam akan membentuk telinga luar dari membran timpani yang

    kemudian meluas dan membuka daerah luar untuk bergabung dengan lumen primitf.

    Dengan adanya jaringan ikat disekelilingnya, tabung ini akan meluas kearah analus

    timpanikus, membentuk 2/3 bagian dalam meatus akustikus eksterna bagian tulang.5

    4

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    3/41

    Pada saat lahir hanya liang telinga bagian tulang rawan saja yang terbentuk

    sedangkan bagian tulang dari liang telinga terbentuk setelah lahir dari pertumbuhan

    analus timpani. Liang telinga terbentuk oleh karena penebalan dari bagian ektoderm

    pada ujung atas dari celah faringeal ekterna pertama. Lantai dari celah tersebut masuk

    ke dalam lapisan bawah mesoderm membentuk cylindric meatal plug yang

    kemudian menjadi dinding lateral dan lantai dari ujung resesus tubo timpanikus

    hubungan dengan resesus tubo timpanikus sedemikian rupa sehingga, ketika

    membran timpani terbntuk antara permukaan ekstoderm dan endoderm ,membran

    timpani tersebut akan terletak secara oblik , posisi ini akan meyebabkan atap dan

    dinding posterior Exodermal meatal plug kemudian terbuka untuk membentuk

    saluran dimana folikel rambut dan kelenjar serumen dibuat. 5

    II.1.2 Telinga Tengah

    Telinga tengah dilapisi epitel yang berasal dari endoderm dan berasal dari

    kantong faring pertama. Tulang-tulang pendengaran yang menghantarkan getaran-

    getaran suara dari membran timpani ke fenestra ovalis, berasal dari lengkung faring

    pertama (malleus dan incus) dan lengkung faring ke-2 (stapes).7

    Gambar 2.2. Perkembangan telinga tengah7

    II.1.3 Telinga Dalam

    Telinga dalam adalah organ pertama dari tubuh yang dalam

    perkembangannya telah terbentuk secara sempurna baik dalam ukuran maupun

    konfigurasinya yaitu pada umur kehamilan trimester kedua. Diferensiasi telingadalam dimulai pada awal minggu ketiga, perkembangan intra uterine yang ditandai

    5

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    4/41

    dengan tampaknya plakode auditori ektoderm pada setingkat myelencephalon.

    Plakode auditori berinvaginasi membentuk lubang (pit) auditori sepanjang minggu ke

    4, yang kemudian menjadi vesikula auditori.8,9

    Perkembangan prenatal dibagi dalam sejumlah periode yang terpisah, periode

    pertama mulai dari waktu implantasi, perkembangan blastosit di dalam dinding

    uterus sampai sirkulasi intra embrionik berkembang. Selama periode pendahulu ini

    kurang lebih 25 hari, pelapisan dari ektoderm, mesoderm, endoderm, berkembang

    membentuk lempeng yang mengandung notocord. Struktur berasal dari lanjutan

    ektoderm dan meluas sepanjang dikus embrionik dan membrana buko faringeal ke

    membran kloaka di mana endoderm berhubungan langsung.10

    Periode kedua sekitar 35 hari yaitu sampai akhir minggu ke 8, disebut periode

    embrionik. Selama waktu ini, ada pertumbuhan yang cepat dan diferensiasi sel

    sehingga menjelang hari ke 56, semua sistem utama organ dibentuk dan embrio

    mempunyai bentuk luar yang dikenal sebagai manusia. 10

    II.1.3.1. Labirin Membran

    Labirin membran derivat dari otocyst ektoderm, merupakan bagian telinga

    yang pertama dibentuk, berkembang sendiri dari bagian telinga yang lain, yang

    merupakan derivat utama dari aparatus brankial. Mulai berdiferensiasi pada akhir

    minggu ke 3 dengan munculnya plakode auditori. Pada permulaan periode diferensiasi

    vesikula auditori (minggu ke 6), mesenkim di sekelilingnya berubah menjadi

    prekartilago dan pada minggu ke 9 telah menjadi tulang rawan sejati. Pertumbuhan

    labirin yang telah berdiferensiasi ini berlangsung dalam dinding tulang rawan

    tersebut melalui dua proses. Terjadi suatu regresi tulang rawan yang luas di sekeliling

    duktus semisirkuler disertai dengan pertumbuhan jaringan ikat ke dalam. Pada waktu

    yang bersamaan tulang rawan pada lengkungan kanalis semisirkularis yang sedang

    terbentuk tidak berdiferensiasi, sedang tulang rawan pada pinggir menyusut dibangun

    kembali. Kanalis superior mencapai ukuran dewasa terlebih dahulu (minggu ke 20),

    diikuti kanalis poterior dan terakhir kanalis semisirkularis lateral. Osiifikasi tulang

    rawan di sekitarnya telah dimulai kira-kira pada minggu ke 16 dan sempurna pada

    minggu ke 24 segera setelah labirin membranosa mencapai ukuran penuh. 8

    Sel-sel pada struktur neuroepitel labirin otik pada dasarnya sama tetapi

    bentuknya berbeda tergantung kepada stimulus tertentu harus diberi respons. Masing-

    masing organ akhir sensorik ini dibentuk oleh epitel skuamosa simpleks labirin otik

    6

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    5/41

    dan terdiri dari sel-sel rambut sensoris, sel penunjang dan suatu struktur gelatin yang

    terdapat di atas tempat silia sel rambut tertanam. Struktur itu ialah krista ampularis

    kanalis semisirkuler, makula utrikulus dan sakulus, dan organ cortis duktus koklear.8

    II.1.3.1.1 Makula

    Makula terbentuk dari epitel yang terletak pada bagian dimana saraf-saraf

    memasuki dinding dari sakulus dan utrikulus.10,11

    Dua tipe sel berdiferensiasi, sel-sel sensori dengan kinolinium tunggal dan

    banyak stereosilia yang berproyeksi ke dalam. 10,11

    Ruangan dari otocyst dari sel-sel yang mendukungnya, sel yang terakhir ini

    tampaknya bertanggung jawab terhadap pembentukan otokonia, walaupun tahap

    awalnya belum dipahami sepenuhnya kemungkinan besar otokonia primitif yang

    mengandung kalsium yang berukuran sangat kecil adalah dihasilkan oleh sel-sel yang

    mendukung otokonia-otokonia ini yang menjadi nukleus untuk pengendapan lapisan

    multiple dari bentuk kalsipit dari kalsium karbonat, untuk menghasilkan otokonia

    matang dengan bentuk yang khas. 10,11

    Sel-sel pendukung juga menghasilkan satu matrik bergelatin, yang

    selanjutnya membentuk lapisan bergelatin dari membrana otokonia, yang definitif

    pada tahap lebih awal dari otokonia pada manusia. Matrik ini tidak ada namun pada

    usia 14-16 minggu, bagian-bagian individual dari makula telah mengambil bentuk

    dewasa dengan sel-sel sensorik dan sel-sel penunjang telah dilapisi oleh membrana

    otokonia matang.10,11

    II.1.3.1.2 Krista dan Kupula

    Krista ampularis terbentuk di dalam ampula pada tempat serabut saraf masuk.

    Ampula terletak pada lengan anterior kanalis semisirkularis superior dan lateral dan

    pada cabang inferior kanal semisirkuler posterior dekat asalnya dari utrikulus.8,11

    Krista memulai perkembangannya pada saat yang bersamaan dengan makula,

    meninggi sebagai suatu penonjolan dengan lapisan gelatin yaitu kupula, membentuk

    suatu penutup valvula yang merentang sepanjang ampula sehingga setiap pergerakan

    cairan otik akan menyebabkan defleksi kupula. 8,11

    Krista dan kupula terbentuk sedemikian rupa sehingga penonjolannya tegak

    lurus arah gerakan endolimf.8,11

    7

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    6/41

    II.1.3.1.3 Organ Corti

    Perkembangan organ Corti di dalam struktur kohlea lebih rumit karena

    mempunyai proses yang lebih kompleks menyangkut perubahan morfologik ketiga

    elemen : sel-sel rambut, sel-sel penunjang, dan membran gelatin. Sel-sel dinding

    kohlea tersusun berlapis pada saat duktus itu pertama kali berdiferensiasi. Kemudian

    dindingnya mulai menipis, hanya bagian saja yang tetap berlapis.8,10

    Pada minggu ke 12, kedua tipe sel dapat dibedakan dan satu lapis material

    gelatin yaitu membran tektorial terletak di atas permukaan bebas sel-sel tersebut.

    Ketika janin berusia 15 minggu, tampak suatu tipe sel, yang berlainan terlihat pada

    dinding duktus kohlea yang berada pada suatu jaringan ikat vaskuler yang

    membentuk stria vaskularis dengan epitel tipe kelenjar. 8,10

    Sel-sel dinding inferior melipat sedikit ke arah dalam membentuk sulkus

    interna, pada waktu yang sama terowongan Corti terbentuk melalui suatu proses

    migrasi sel. 8,10

    Ruang periotik telah terbentuk pada minggu ke 8, kemudian mulai bergabung

    dengan dinding duktus kohlea untuk membentuk membran Reissner dengan

    penyatuan skala vestibuli dengan skala media dan membran basiler, dan dengan

    penggabungan skala timpani dengan dinding inferior skala media.8,10

    Pada minggu ke 20 organ Corti sudah berdiferensiasi dan sudah dapat

    mendengar dan konfigurasi dewasa akan terbentuk pada minggu ke 25. 8,10

    II.1.3.2. Labirin Tulang

    Prekartilago yang langsung mengelilingi labirin otik membentuk ruang

    periotik melalui suatu proses deferensiasi. Proses ini terjadi pada waktu zona luar

    prekartilago berubah menjadi tulang rawan sejati.8,10

    Kedua zona ini nyata pada minggu ke-8, dan karena selanjutnya diikuti oleh

    pertumbuhan labirin otik, maka zona dalam prekartilago secara bertahap

    bermodifikasi membentuk tiga zona; suatu lapisan dalam jaringan areolar padat yang

    mengelilingi labirin otik, suatu lapisan tengah jaringan longgar menyerupai arakhnoid

    yang berisi cairan (perilimf atau cairan periotik), dan pemadatan bagian luar yang

    menjadi endosteum kapsul otik.8,10

    Vestibulum terbentuk segera setelah skala vestibuli dan skala timpani jelas

    terbentuk dan kemudian ruang-ruang berkembang di sekeliling duktus semisirkular

    8

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    7/41

    otik. Secara bertahap ruang periotik membesar dan bergabung sampai terbentuk satu

    labirin periotik yang berkesinambungan. 8,10

    Skala timpani berhubungan dengan skala duktus koklear melalui suatu

    lubang yang disebut helikotrema. 8,10

    Ruang periotik tidak mengelilingi sistem otik secara keseluruhan, karena

    duktus semisirkuler melekat ke dinding tulang rawan kapsul otik di sepanjang

    lengkungannya, duktus koklea melekat ke dinding stria, dan sakulus dan utrikulus

    melekat pada tempat masuknya saraf. 8,10

    Ruang periotik telah terbentuk secara sempurna pada bulan ke-5 kehidupan

    janin. 8,10

    II.2. Anatomi

    II.2.1. Telinga Luar

    Telinga luar terdiri dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar.

    Telinga luar meliputi daun telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius

    eksternus, dan gendang telinga atau membran timpani. Bagian daun telinga berfungsi

    untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju

    gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk

    menangkap suara dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan

    hasil susunan tulang dan rawan yang dilapisi kulit tipis.12

    Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin

    yang disebut serumen atau kotoran telinga. Hanya bagian saluran yang memproduksi

    sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga

    yang meneruskan suara ke telinga dalam. 12

    II.2.1.1. Daun Telinga

    Daun telinga terletak di kedua sisi kepala, merupakan lipatan kulit dengan

    dasarnya terdiri dari tulang rawan yang juga ikut membentuk liang telinga bagian

    luar. Hanya cuping telinga atau lobulus yang tidak mempunyai tulang rawan, tetapi

    terdiri dari jaringan lemak dan jaringan fibros. Permukaan lateral daun telinga

    mempunyai tonjolan dan daerah yang datar.Tepi daun telinga yang melengkung

    disebut heliks.Pada bagian postero-superiornya terdapat tonjolan kecil yang disebut

    tuberkulum telinga (Darwintubercle). Pada bagian anterior heliks terdapat

    lengkungan disebut anteheliks. Bagian superior anteheliks membentuk dua buah

    9

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    8/41

    krura antiheliks,dan bagian dikedua krura ini disebut fosa triangulari. Di atas kedua

    krura ini terdapat fosa skafa. Di depan anteheliks terdapat konka ,yang terdiri atas

    bagian yaitu simba konka ,yang merupakan bagian antero superior konka yang

    ditutupi oleh krus heliks dan kavum konka yang terletak dibawahnya berseberangan

    dengan konka dan terletak dibawah krus heliks terdapat tonjolan kecil berbentuk segi

    tiga tumpulan yang disebut tragus. Bagian diseberang tragus dan terletak pada batas

    bawah anteheliks disebut antitragus. Tragus dan antitragus dipisahkan oleh celah

    intertragus.Lobulus merupakan bagian daun yang terletak dibawah anteheliks yang

    tidak mempunyai tulang rawan dan terdiri dari jaringan ikat dan jaringan lemak. Di

    permukaan posterior daun telinga terdapat juga tonjolan dan cekungan yang namanya

    sesuai dengan anatoni yang membentuknya yaitu sulkus heliks,sulkus krus heliks,fosa

    antiheliks,eminensia konka dan eminensia skafa. Rangka tulang rawan daun telinga

    dibentuk oleh lempengan fibrokartilago elastik. Tulang rawan tidak terbentuk pada

    lobulus dan bagian daun telinga diantara krus heliks dan tulang rawan daun telinga ini

    ditutupi oleh kulit dan hububungkan dengan sekitarnya oleh ligametum dan otot-otot.

    Tulang rawan daun telinga berhubungan dengan tulang rawan liang telinga melalui

    bagian yang disebut isthmus pada permukaan posterior perlekatannya tidak terlalu

    erat karena ada lapisan lemak supdermis yang tipis. Kulit daun telinga oleh rambut-

    rambut halus yang mempunyai kelenjar sebasea pada akarnya. Kelenjar ini banyak

    terdapat di konka dan fosa skafa.5

    Ligamentum daun telinga terdiri dari ligamentum ekstrinsik dan ligamentum

    intrinsik. Ligamentum ekstrinsik menghubungkan tulang rawan daun telinga dan

    tulang temporal. Ligamentum intrinsik berukuran kecil dan menghubungkan bagian-

    bagian daun telinga satu sama lain.5

    Gambar 2.3. Daun telinga12

    10

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    9/41

    Otot daun telinga terdiri dari 3 buah otot ekstrinsik dan enam buah otot

    intrinsik. Otot ekstrinsik terdiri m.aurikularis anterior, m.aurikularis superior dan

    m.aurikularis posterior. Otot-otot ini menghubungkan daun telinga dengan tulang

    tengkorak dan kulit kepala. Otot-otot ini bersifat rudimenter, tetapi pada beberapa

    orang tertentu ada yang masih mempunyai kemampuan untuk menggerakan daun

    telinganya keatas dan kebawah dengan menggerakan otot-otot ini. Otot intrinsik

    terdiri dari m.helisis mayor, m. helisis minor, m. Tragikus, m.antitragus, m.obligus

    aurikularis dan m.transpersus aurikularis. Otot-otot ini berhubungan bagian-bagian

    daun telinga.5

    Gambar 2.4. Otot-otot pada daun telinga5

    Bentuk dari kulit, tulang rawan dan otot pada suatu keadaan tertentu dapat

    menentukan bentuk dan ukuran dari orifisium liang telinga bagian luar, serta

    menentukan sampai sejauh mana serumen akan tertahan dalam liang telinga,

    disamping itu mencegah air masuk kedalam liang telinga. 5

    II.2.1.2. Liang Telinga Luar

    Liang telinga luar yang sering disebut meatus, merupakan suatu struktur

    berbentuk S ang panjang kira-kira 2,5 cm, membentang dari konka telinga sampai

    11

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    10/41

    mambran timpani. Disebebkan kedudukan membran timpani miring menyebabkan

    liang telinga bagian belakang atas lebih pendek kira-kira 6 mm dari dinding anterior

    inferior. Bagian lateral liang telinga adalah tulang rawan meluas kira-kira panjang

    liang telinga. Agar sedikit lebih panjang bagian tulang sebelah dalam yang

    merupakan terowongan langsung ke tulang temporal.5

    Bagian tulang rawan liang telinga luar sedikit mengarah keatas dan

    kebelakang dan bagian sedikit kebawah dan kedepan. Penarikan daun telinga kearah

    belakang atas luar, akan membuat liang telinga cenderung lurus sehingga

    memungkinkan terlihatnya membran timpani pada kebanyakan liang telinga.5

    Dinding depan, dasar dan sebagian dinding belakang dari liang telinga

    dibentuk oleh tulang rawan yang mana terbentuk penyempitan depan bawah, bila

    meluas komedia. Ujung sebelah dalam dari jalur ini melekat erat permukaan luar

    yang kasar dari bagian tulang liang telinga. Bagian superior dan posterior dibentuk

    oleh jaringan ikat padat yang mana berlanjut dengan prosteum dari bagian tulang

    liang telinga. Liang telinga bagian tulang rawan adalah sangat lentur dan fleksibel

    sebagian akibat adanya dua atau tiga celah tegal lurus dari santrorini pada dinding

    tulang rawan.5

    Pada liang telinga bagian tulang ada bagian daerah cembuung yang bervariasi

    dari dinding anterior dan inferior tepat dimedial persambungan antara bagian tulang

    dan disebut ishmus. Sesudah ishmus, dasar liang telinga menurun tajam bawah dan

    kemudian menaik keatas kearah persambungan pinggir inferior anulus timpanikus,

    membentuk lekukan yang disebut resensus timpanikus inferior sudut yang dibentuk

    dinding anterior dengan membran timpani juga bermakna kepentingan klinis dari

    resesus ini adalah dapat menjadi tempat penumpukan keratin atau serumen yang

    mana dapat bertindak sebaga sumber infeksi.5

    Hubungan antara liang telinga dengan struktur sekelilingnnya juga

    mempunyai arti klinis yang penting. Dinding anterior liang telinga kearah medial

    berdekatan dengan sendi temporomandibular dan ke lateral dengan kelenjar parotis.

    Dinding inferior liang telinga juga berhubungan erat dengan kelenjar parotis.

    Dehisensis pada liang telinga bagian tulang rawan (fissure of Santorini)

    memungkinkan infeksi meluas dari liang telinga luar kedalam parotis dan sebaiknya

    pada ujung medial dinding superior liang telinga bagian tulang membentuk

    lempengan tulang berbentuk baji yang disebut tepi timpani dari tulang temporal, yang

    mana memisahkan lumen liang telinga dari epitimpani. Dinding superior liang telinga

    12

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    11/41

    bagian tulang, disebelah medial terpisah dari epitimpani oleh lempengan tulang baji

    kearah lateral suatu lempengan tulang lebih tebal memisahkan liang telinga dari fossa

    krani medial. Dinding posterior liang telinga bagian tulang terpisah dari sel udara

    mastoid oleh suatu tulang tipis.5

    Bentuk dari daun telinga dan liang telinga luar menyebabkan benda asing

    serangga dan air sulit memasuki liang telinga bagian tulang dan menc apai membran

    timpani orifisium dan liang telinga luar yang kecil dari tumpang tindih antara tragus

    dan antitragus merupakan garis pertahanan pertama terhadap kontaminasi dari liang

    telinga dan trauma membran timpani. Garis pertahanan kedua dibentuk oleh

    tumpukan massa serumen yang menolak air, yang mengisi sebagian liang telinga

    bagian tulang rawan tepat dimedial orifisium liang telinga. Garis pertahanan ketiga

    rawan dan bagian tulang liang telinga, hal ini sering lebih terbentuk oleh dinding

    liang telinga yang cembung. Penyempitan ini membuat sulitnya serumen menumpuk

    atau benda asing memasuki lumen liang telinga bagian tulang dan membran timpani.5

    Gambar 2.5. Potongan koronal liang telinga13

    II.2.1.3. Kulit Liang Telinga

    Liang telinga seenarnya mempunyai lapisan kulti yang sama dengan lapisan

    kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa. Kulit liang telinga

    merupakan lanjutan kulit daun telinga dan kedalam meluas menjadi lapisan luar

    membran timpani.5

    13

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    12/41

    Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulanga rawan dari

    pada bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya 0,5 1 mm, terdiri dari

    lapisan empidermis dengan papillanya, dermis dan subkutan merekat dengan

    perikondrium.5

    Lapisan kulit liang telinga bagian tulang mempunyai yang lebih tipis, tebalnya

    kira-kira 0,2 mm, tidak mengandung papilla, melekat erat dengan periosteum tanpa

    lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran timpani dan menutupi

    sutura antara tulang timpani dan tulang skuama kulit ini tidak mengandung kelenjar

    dan rambut.5

    Epidermis dari laing telinga bagian tulang rawan biasanya terdri dari 4 lapis

    yaitu sel basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk.5

    II.2.1.4. Folikel-Folikel Rambut

    Folikel rambut banyak terdapat pada 1/3 bagian luar liang telinga tetapi

    pendek tersebar secara tidak teratur dan tidak begitu banyak pada 2/3 liang telinga

    bagian tulang rawan. Pada liang telinga bagian tulang, rambut-rambutnya halus dan

    kadang-kadang terdapat kelenjar pada dinding posterior dan superior. Dinding luar

    folikel rambut dibentuk oleh invaginasi epidermis yang mana menipis ketika

    mencapai dasar polikel, dinding sebelah dalam folikel adalah rambut sendiri. Ruang

    potensial yang terbentuk disebut kanalis folikularis. Kelenjar sebasea atau kelenjar

    lemak banyak terdapat pada liang telinga dan hamper semuanya bermuara kefolikel

    rambut.5

    II.2.1.5. Kelenjar Sebasea dan Apokrin

    Kelenjar sebasea pada telinga berkembang baik pada daerah konka, ukuran

    diameternya 0,5 -2,2 mm. Kelenjar ini banyak terdapat pada liang telinga luar bagian

    tulang rawan, dimana kelenjar ini berhubungan dengan rambut.5

    Pada bagian luar liang telnga bagian tulang rawan, kelenjar sebasea menjadi

    lebih kecil, berkurang jumlahnya dan lebih jarang atau tidak ada sama sekali pada

    kulit liang telinga bagian tulang.5

    Kelenjar sebasea terletak secara berkelompok pada bagian superfisial kulit.

    Umumnya, beberapa alveoli yang berdekatan terbuka dalam saluran ekskresi yang

    pendek. Saluran-saluran ini dilapisi dengan epitel tatah berlapisan yang mana ini

    berlanjut dengan bungkus luar akar rambut dan dengan lapisan basal epidermis

    14

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    13/41

    bagian sekresi kelenjar-kelenjar sebasea berupa alveoli yang bundar berdiameter 0,5

    2,0 mm. kearah sentral alveoli, sebagian kecil sel-sel mengalami penandukan tetapi

    ukuran bertambah besar, menjadi polihidral dan secara bertahap terisi butir-butir

    lemak. Lambat laun intinya mengkerut dan menghilang, dan sel-sel pecah menjadi

    serpihan-serpihan lemak bercambur dengan sisi bertanduk. Campuran ini merupakan

    sekresi berminyak dari kelenjar, lalu dieksresikan dalam kanalis folikularis dan keluar

    kepermukaan kulit.5

    Kelenjar apokrin terutama terletak pada dinding liang telinga superior dan

    inferior.kelenjar -kelenjar ini terletak pada sepertiga tengah dan bawah dari kulit dan

    ukurannya berkisar 0,5 - 2,0 mm. seperti kelenjar sebasea ,kelenjar apokrin terbentuk

    dari lokal dari pembungkus luar akar folikel rambut.kelenjar kelenjar ini dapat

    dibagi kedalam 3 bagian , yaitu bagian sekresi, saluran sekresi didalam kulit dan

    saluran termilal atau komponen saluran epidermal.5

    Bagian saluran yang melingkar adalah struktur tubular dimana jarang

    bercabang dan terdiri dari lapisan epitel sebelah dalam, lapisan mioepitel ditengah

    dan membrane proria disebalah luar. Disekeliling tabular adalah jaringan ikat padat.

    Epitelnya berupa lapisan tunggal bervariasi dari bentuk silinder hingga kuboidal

    sangat gepeng (pipih). Didalam sitoplasma, biasanya terletak supranuklear terlihat

    sebagai granul lipoid dan pigmen dalam ukuran yang berpariasi. Lapisan

    mioepitelium yang tebalnya satu lapis sel berbentuk pipih dan mengandung otot polos

    membentuk pembungkus berkesinambungan disekeliling bagian melingkar dari

    kelenjar, dan apabila berkontraksi akan menekan lumen tubuli sehingga sekret akan

    keluar. Apabila sampai dipermukaan epidermis, sekret ini sebagian masuk folikel

    rambut dan sebagian lagi kepermukaan bebas liang telinga, secara perlahan-lahan

    akan mengering dan berbentuk setengah padat dan berwarna menjadi lebih gelap.

    Saluran sekresi relatif panjang dan berbelok -belok dan mempunyai diameter yang

    bervariasi, berbatas tegas dari bagian sekresi kelenjar.5

    15

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    14/41

    Gambar 2.6. Lapisan kulit telinga luar dengan unit apopilosebasea, kelenjar sebasea,

    dan apokrin14

    II.2.1.6. Vaskularisasi Telinga Luar

    Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal dari cabang

    temporal superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis eksternal. Permukaan

    anterior telinga dan bagian luar liang telinga didarahi oleh cabang aurikular anterior

    dari arteri temporalis superfisial. Suatu cabang dari arteri aurikular posterior

    mendarahi permukaan posterior telinga. Banyak dijumpai anastomosis diantara

    cabang-cabang dari arteri ini. Pendarahan kebagian lebih dalam dari liang telinga luar

    dan permukaan luar membrana timpani adalah oleh cabang aurikular dalam arteri

    maksilaris interna.5

    Vena telinga bagian anterior, posterior dan bagian dalam umumnya bermuara

    ke vena jugularis eksterna dan vena mastoid. Akan tetapi, beberapa vena telinga

    mengalir kedalam vena temporalis superficial dan vena aurikularis posterior.5

    Beberapa cabang yang lebih kecil dari arteri-arteri dan vena-vena menembus

    jaringan ikat padat yang menjembatani bagian yang kurang tulang rawannya.

    Sebagaian cabang lainnya melewati fisura Santorini pada dinding tulang rawan

    anterior dan jaringan ikat fibrosa yang mempersatukan tulang rawan dengan bagian

    tulang liang telinga. Pembuluh-pembuluh ini kemudian bercabang dan beranastomosis

    16

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    15/41

    pada selaput membrane laing telinga dan membentuk jaringan vaskular kutaneus

    dalam, dibagian dalam perikondrium.5

    Sejumlah besar cabang-cabang arteri menaik tegak lurus Ke papilla dermis ke

    dalam daerah cabang-cabang arteri dari lekukan kapiler. Lekukan-lekukan ini

    mengalir kedalam pleksus venous dan selanjutnya kedalam jaringan venosus diatas

    perikondrum. Satu arteriol tunggal mendarahi tubulus sekretorius dan kebanyakan

    saluran kelenjar apokrin, selanjutnya memisahkan diri menjadi kapiler yang sangat

    banyak, yang bergabung kedalam dua atau lebih kumpalan vennula.5

    II.2.1.7. Persyarafan Telinga Luar

    Persarafan telinga luar bervariasi berupa tumpang tindih antara saraf-saraf

    kutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis dari bagian ketiga saraf

    trigeminus (N.V) mensarafi permukaan anterolateral permukaan telinga, dinding

    anterior dan superior liang telinga dan sekmen depan membrana timpani. Permukaan

    posteromedial daun telinga dan lobulus dipersarafin oleh fleksus servikal saraf

    aurikularis mayor.5

    Persyarafan sensorik daun telinga ada yang berasal dari pleksus

    servikalis yaitu : n.aurikularis magnus bersama dengan cabang kutaneus n. Fasialis

    mensarafi permukaan posterior dan anterior dan bagian posterior. Nervus oksipitalis

    mempersarafi bagian atas permukaan posteror daun telinga. Nervus aurikulo

    temporalis merupakan cabang n.mandibularis memberikan persarafan daerah tragus,

    krus heliks dan bagian atas heliks. Cabang aurikulus nervus menuju ke konka.

    Anteheliks dan eminensia konka. Cabang nervus fasialis ada yang menuju ke dasar

    konka.5

    Batang saraf utama pada jaringan subkutan beralan sejajar dengan permukaan

    kulit. Cabang-cabang didalam dermis naik secara vertikal dari batang saraf

    subkutaneus tadi. Disini saraf-saraf masuk diantara lilitan kelenar-kelenjar dan

    menyelimuti masing-masing tubulus dengan sejumlah besar anastomosis. Serabut

    -serabut saraf tadi membentuk suatu jaringan diatas struktur membrana propria dan

    pada beberapa daerah dapat menembus kelenjar -kelenjar ekrin kecil. Masing-masing

    serabut membentuk jaringan berbentuk keranjang disekeliling folikel rambut. 5

    17

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    16/41

    Gambar 2.7. Vaskularisasi dan persyarafan telinga luar15

    II.2.2. Telinga Tengah

    Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani (yang berisi

    ossicula auditiva, muskulus, cellulae mastoid), aditus ad antrum dan tuba auditiva.

    Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas-batas sebagai berikut :

    - Batas luar : Membran timpani

    - Batas depan : Tuba eustachius

    - Batas bawah : Vena jugularis

    - Batas belakang : Aditus ad antrum

    - Batas atas : Tegmen tympani (meningen/otak).

    - Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah ( kanalis

    semisirkularis horizontal kanalis fasialis, oval window dan antrum

    promontorium ).16,17

    II.2.2.1 Membrana Timpani

    Disebut juga sebagai gendang telinga , merupakan selaput atau membrane tipis

    yang memisahkan telinga luar dan telinga dalam. Membran timpani berbentuk oval

    yang cenderung condong ke anterior. Tinggi sekitar 9-10 mm, lebar 8-9 mm. Posisi,

    membentuk sudut 45% dengan bidang horizontal dan sagital, tepi bawah terletak 6

    mm lebih medial dari tepi atas. Warna putih mengkilap seperti mutiara. 17

    18

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    17/41

    Membran timpani dibagi mejadi 4 kuadran yaitu kuadran anteroposterior,

    anteroinferior, posterosuperior, dan kuadran posteroinferior. Membrana timpani

    merupakan kerucut dimana bagian puncak dari kerucut menonjol ke arah kavum

    timpani puncak ini dinamakan umbo. Dari umbo ke depan bawah tampak refleks

    cahaya ( cone of light).17

    Secara anatomis, membran timpani terdiri dari 2 bagian:

    - Pars tensa

    Terdiri dari 3 lapisan : lapisan luar merupakan kulit tipis dan merupakan

    lanjutan dari meatus akustikus eksterna, lapisan medial merupakan mukosa

    lanjutan dari kavum timpani, lapisan tengah merupakan lapisan fibrous yang

    terdiri dari 2 jenis serabut, yaitu serabut sirkuler dan serabut radier yang

    membentuk seperti sarang laba-laba.16,17

    - Pars flaksida

    Terdiri dari 2 lapisan : lapisan fibrous dan epitel mukosa.16,17

    Gambar 2.8. Membran timpani telinga kanan jika dilihat melalui spekulum18

    19

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    18/41

    II.2.2.2 Kavum Timpani

    Kavum timpani merupakan ruang pipih dengan volume 0,25 cc. Kavum

    timpani berisi osikula auditiva, processus mastoid ; aditus ad antrum dan tuba

    auditiva.17

    Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya

    bikonkaf. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter

    transversal 2-6 mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu : bagian atap, lantai,

    dinding lateral, dinding medial, dinding anterior, dinding posterior19

    Gambar 2.9. Kavum Timpani20

    II.2.2.2.1 Osikula Auditiva

    Merupakan tulang-tulang pendengaran yang berfungsi untuk menghantarkan

    suara dari udara ke koklea. Terdiri dari malleus, inkus dan stapes. 17

    II.2.2.2.1.1. Malleus (Hammer / Martil)

    Malleus adalah tulang yang paling besar diantara semua tulang-tulang

    pendengaran dan terletak paling lateral, leher, prosesus brevis (lateral), prosesus

    anterior, lengan (manubrium). panjangnya kira-kira 7,5 sampai 9,0 mm. kepalaterletak pada epitimpanum atau didalam rongga atik, sedangkan leher terletak di

    20

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    19/41

    belakang pars flaksida membran timpani. Manubrium terdapat didalam membran

    timpani, bertindak sebagai tempat perlekatan serabut-serabut tunika propria. Ruang

    antara kepala dari maleus dan membran Shrapnell dinamakan Ruang Prussak. Maleus

    ditahan oleh ligamentum maleus anterior yang melekat ke tegmen dan juga oleh

    ligamentum lateral yang terdapat diantara basis prosesus brevis dan pinggir lekuk

    Rivinus.19

    II.2.2.2.1.2. Inkus (Anvil / Landasan)

    Inkus terdiri dari badan inkus ( corpus) dan 2 kaki yaitu : prosesus brevis dan

    prosesus longus. Sudut antara prosesus brevis dan longus membentuk sudut lebih

    kurang 100 derajat. Inkus berukuran 4,8 mm x 5,5 mm pada pinggir dari corpus,

    prosesus longus panjangnya 4,3 mm-5,5 mm.19

    Inkus terletak pada epitimpanum, dimana prosesus brevis menuju antrum,

    prosesus longus jalannya sejajar dengan manubrium dan menuju ke bawah. Ujung

    prosesus longus membengkok kemedial merupakan suatu prosesus yaitu prosesus

    lentikularis. Prosesus ini berhubungan dengan kepala dari stapes.19

    Maleus dan inkus bekerja sebagai satu unit, memberikan respon rotasi

    terhadap gerakan membran timpani melalui suatu aksis yang merupakan suatu garis

    antara ligamentum maleus anterior dan ligamentum inkus pada ujung prosesus

    brevis.19

    Gerakan-gerakan tersebut tetap dipelihara berkesinambungan oleh

    inkudomaleus. Gerakan rotasi tersebut diubah menjadi gerakan seperti piston pada

    stapes melalui sendi inkudostapedius.19

    II.2.2.2.1.3. Stapes (Stirrup / Pelana)

    Merupakan tulang pendengaran yang teringan, bentuknya seperti sanggurdi

    beratnya hanya 2,5 mg, tingginya 4mm-4,5 mm. Stapes terdiri dari kepala, leher,

    krura anterior dan posterior dan telapak kaki ( foot plate), yang melekat pada oramen

    ovale dengan perantara ligamentum anulare.19

    Tendon stapedius berinsersi pada suatu penonjolan kecil pada permukaan

    posterior dari leher stapes. Kedua krura terdapat pada bagian leher bawah yang lebar

    dan krura anterior lebih tipis dan kurang melengkung dari pada posterior. Kedua

    berhubungan dengan foot plate yang biasanya mempunyai tepi superior yang

    melengkung, hampir lurus pada tepi posterior dan melengkung di anterior dan ujung

    21

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    20/41

    posterior. panjang foot plat e 3 mm dan lebarnya 1,4 mm, dan terletak pada fenestra

    vestibuli dimana ini melekat pada tepi tulang dari kapsul labirin oleh ligamentum

    anulare. Tinggi stapes kira-kira 3,25 mm.19

    II.2.2.2.2 Processus Mastoideus

    Terdiri dari selulae dan antrum, gunanya sebagai udara cadangan , sering

    disebut sebagai retrotimpani.16 Bagian terbesar os temporal dibentuk oleh bagian

    mastoid. Bagian mastoid mengalami pneumatisasi yang luas.17

    Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke

    kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral

    fosa kranii posterior. Sinus sigmoid terletak dibawah duramater pada daerah ini. Pada

    dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. 17,19

    II.2.2.2.3 Aditus ad Antrum

    Aditus antrum mastoid adalah suatu pintu yang besar iregular berasal dari

    epitimpanum posterior menuju rongga antrum yang berisi udara, sering disebut

    sebagai aditus ad antrum. Dinding medial merupakan penonjolan dari kanalis

    semisirkularis lateral. Dibawah dan sedikit ke medial dari promontorium terdapat

    kanalis bagian tulang dari n. fasialis. Prosesus brevis inkus sangat berdekatan dengan

    kedua struktur ini dan jarak rata-rata diantara organ : n. VII ke kanalis semisirkularis

    1,77 mm; n.VII ke prosesus brevis inkus 2,36 mm : dan prosesus brevis inkus ke

    kanalis semisirkularis 1,25 mm.19

    Antrum mastoid adalah sinus yang berisi udara didalam pars petrosa tulang

    temporal. Berhubungan dengan telinga tengah melalui aditus dan mempunyai sel -sel

    udara mastoid yang berasal dari dinding-dindingnya. Antrum sudah berkembang baik

    pada saat lahir dan pada dewasa mempunyai volume 1 ml, panjang dari depan ke

    belakang sekitar 14 mm, dari atas kebawah 9mm dan dari sisi lateral ke medial 7 mm.

    Dinding medial dari antrum berhubungan dengan kanalis semisirkularis posterior dan

    lebih ke dalam dan inferiornya terletak sakus endolimfatikus dan dura dari fosa kranii

    posterior. Atapnya membentuk bagian dati lantai fosa kranii media dan memisahkan

    antrum dengan otak lobus temporalis. Dinding posterior terutama dibentuk oleh tulang

    yang menutupi sinus. Dinding lateral merupakan bagian dari pars skumosa tulang

    temporal dan meningkat ketebalannya selama hidup dari sekitar 2 mm pada saat lahir

    hingga 12-15 mm pada dewasa. Dinding lateral pada orang dewasa berhubungan

    22

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    21/41

    dengan trigonum suprameatal ( Macewens) pada permukaan luar tengkorak. Lantai

    antrum mastoid berhubungan dengan otot digastrik dilateral dan sinus sigmoid di

    medial, meskipun pada aerasi tulang mastoid yang jelek, struktur ini bisa berjarak 1

    cm dari dinding antrum inferior. Dinding anterior antrum memiliki aditus pada bagian

    atas, sedangkan bagian bawah dilalui n.fasialis dalam perjalanan menuju ke foramen

    stilomastoid.19

    II.2.2.2.4 Tuba Auditiva

    Tuba auditiva adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah

    dengan nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat

    kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau

    menelan. Tuba auditiva dibagi menjadi 2 bagian:

    - 1/3 bagian superior, tersusun oleh tulang.17,19

    - 2/3 bagian inferior, tersusun oleh kartilago yang berbentuk huruf U.17

    Bagian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan kavum timpani, dan

    bagian tulang rawan medial masuk ke nasofaring. Bagian tulang rawan ini

    berjalan kearah posterior, superior dan medial sepanjang 2/3 bagian keseluruhan

    panjang tuba (4 cm), kemudian bersatu dengan bagian tulang atau timpani.

    Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit yang disebut ismus. Bagian

    tulang tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan selalu tertutup dan berakhir

    pada dinding lateral nasofaring. Pada orang dewasa muara tuba pada bagian

    timpani terletak kira-kira 2-2,5 cm, lebih tinggi dibanding dengan ujungnya

    nasofaring. Pada anak-anak, tuba pendek, lebar dan letaknya mendatar maka

    infeksi mudah menjalar dari nasofaring ke telinga tengah. Tuba dilapisi oleh

    mukosa saluran nafas yang berisi sel -sel goblet dan kelenjar mukus dan memiliki

    lapisan epitel bersilia didasarnya. Epitel tuba terdiri dari epitel selinder berlapis

    dengan sel silinder. Disini terdapat silia dengan pergerakannya ke arah faring.

    Sekitar ostium tuba terdapat jaringan limfosit yang dinamakan tonsil tuba.19

    II.2.2.2.5. Atap Kavum Timpani

    Dibentuk oleh lempengan tulang yang tipis disebut tegmen timpani. Tegmen

    timpani memisahkan telinga tengah dari fosa kranial dan lobus temporalis dari otak.

    Bagian ini juga dibentuk oleh pars petrosa tulang temporal dan sebagian lagi oleh

    23

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    22/41

    skuama dan garis sutura petroskuama. Dinding ini hanya dibatasi oleh tulang yang

    tipis atau ada kalanya tidak ada tulang sama sekali ( dehisensi).19

    II.2.2.2.6. Lantai Kavum Timpani

    Dibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan lantai kavum timpani dari bulbus

    jugularis, atau tidak ada tulang sama sekali hingga infeksi dari kavum timpani mudah

    merembet ke bulbus vena jugularis.19

    II.2.2.2.7. Dinding Anterior

    Dinding anterior kavum timpani agak sempit tempat bertemunya dinding

    medial dan dinding lateral kavum timpani. Dinding anterior bawah adalah lebih besar

    dari bagian atas dan terdiri dari lempeng tulang yang tipis menutupi arteri karotis pada

    saat memasuki tulang tengkorak dan sebelum berbelok ke anterior.19

    Dinding ini ditembus oleh saraf timpani karotis superior dan inferior yang

    membawa serabut -serabut saraf simpatis kepleksus timpanikus dan oleh satu atau

    lebih cabang timpani dari arteri karotis interna.19

    II.2.2.2.8. Dinding Posterior

    Dinding posterior dekat ke atap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yang

    menghubungkan kavum timpani dengan atrum mastoid melalui epitimpanum.

    Dibawah aditus terdapat lekukan kecil yang disebut fosa inkudis yang merupakan

    suatu tempat prosesus brevis dari inkus dan melekat pada serat-serat ligamen.

    Dibawah fosa inkudis dan dimedial dari korda timpani adalah piramid, tempat

    terdapatnya tendon muskulus stapedius, tendon yang berjalan keatas dan masuk ke

    dalam stapes. Diantara piramid dan anulus timpanikus adalah resesus fasialis.

    Dibelakang dinding posterior kavum timpani adalah fosa kranii posterior dan sinus

    sigmoid.19

    II.2.2.2.9. Dinding Medial

    Dinding medial ini memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini juga

    merupakan dinding lateral dari telinga dalam. Dinding ini pada mesotimpanum

    menonjol kearah kavum timpani, yang disebut promontorium Tonjolan ini oleh karena

    di dalamnya terdapat koklea. Didalam promontorium terdapat beberapa saluran-

    saluran yang berisi saraf-saraf yang membentuk pleksus timpanikus. Di belakang dan

    24

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    23/41

    atas promontorium terdapat fenestra vestibuli atau foramen ovale (oval windows),

    bentuknya seperti ginjal dan berhubungan pada kavum timpani dengan vestibulum,

    dan ditutupi oleh telapak kaki stapes dan diperkuat oleh ligamentum anularis.

    Foramen ovale berukuran 3,25 mm x 1,75 mm. Diatas fenestra vestibuli, sebagai

    tempat jalannya nervus fasialis. Kanalis ini didalam kavum timpani tipis sekali atau

    tidak ada tulang sama sekali (dehisensi).19

    Fenestra koklea atau foramen rotundum ( round windows), ditutupi oleh suatu

    membran yang tipis yaitu membran timpani sekunder, terletak dibelakang bawah.

    Foramen rotundum ini berukuran 1,5 mm x 1,3 mm pada bagian anterior dan posterior

    1,6 mm.19

    Kedua lekukan dari foramen ovale dan rotundum berhubungan satu sama lain

    pada batas posterior mesotimpanum melalui suatu fosa yang dalam yaitu sinus

    timpanikus. Suatu ruang secara klinis sangat penting ialah sinus posterior atau resesus

    fasial yang didapat disebelah lateral kanalis fasial dan prosesus piramidal. Dibatasi

    sebelah lateral oleh anulus timpanikus posterosuperior, sebelah superior oleh prosesus

    brevis inkus yang melekat kefosa inkudis. Lebar resesus fasialis 4,01 mm dan tidak

    bertambah semenjak lahir. Resesus fasialis penting karena sebagai pembatas antara

    kavum timpani dengan kavum mastoid s ehingga bila aditus as antrum tertutup karena

    suatu sebab maka resesus fasialis bisa dibuka untuk menghubungkan kavum timpani

    dengan kavum mastoid.19

    II.2.2.2.10. Dinding Lateral

    Dinding lateral kavum timpani adalah bagian tulang dan membran. Bagian

    tulang berada diatas dan bawah membran timpani.19

    Kavum timpani dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

    II.2.2.2.10.1. Epitimpanium

    Berada di bagian atas membran timpani. Merupakan bagian superior kavum

    timpani, disebut juga atik karena terletak diatas membran timpani. Sebagian besar atik

    diisi oleh maleus inkus. Di bagian superior epitimpanum dibatasi oleh suatu

    penonjolan tipis os posterior. Dinding medial atik dibentuk oleh kapsul atik yang

    ditandai oleh penonjolan kanalis semisirkularis lateral. Pada bagian anterior terdapat

    ampula kanalis superior, dan lebih anterior ada ganglion genikulatum, yang

    merupakan tanda ujung anterior ruang atik. Dinding anterior terpisah dari maleus oleh

    suatu ruang yang sempit, disini dapat dijumpai muara sel -sel udara yang membuat

    25

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    24/41

    pneumatisasi pangkal tulang pipi (zygoma). Dinding lateral atik dibentuk oleh os

    skuama yang berlanjut kearah lateral sebagai dinding liang telinga luar bagian tulang

    sebelah atas. Di posterior, atik menyempit menjadi jalan masuk ke antrum mastoid,

    yaitu aditus ad antrum.19

    II.2.2.2.10.2. Mesotimpanium

    Terletak kearah medial dari membran timpani. Disebelah medial dibatasi oleh

    kapsul otik, yang terletaknya lebih rendah dari pada nervus fasialis pars timpani.

    Dinding anterior mesotimpani terdapat orifisium timpani tuba eustachius pada bagian

    superior dan membentuk bagian tulang dinding saluran karotis asendens pada bagian

    inferior. Dinding ini biasanya mengalami pneumatisasi yang baik dan dapat dijumpai

    bagian-bagian tulang lemah.19

    II.2.2.2.10.3. Hipotimpanium atau Resesus Hipotimpanikus

    Terletak dibawah membrana timpani, berhubungan dengan bulbus jugulare.19

    Gambar. 2.10. Dinding lateral kavum timpani18

    26

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    25/41

    II.2.2.3. Otot-Otot

    Otot-otot pada kavum timpani terdiri dari m.tensor tympani dan

    m.stapedius.17,19 Otot tensor timpani adalah otot kecil panjang yang berada 12 mm

    diatas tuba eustachius. Otot ini melekat pada dinding semikanal tensor timpani. Kanal

    ini terletak diatas liang telinga bagian tulang dan terbuka kearah liang telinga

    sehingga disebut semikanal. Serabut -serabut otot bergabung dan menjadi tendon pada

    ujung timpanisemikanal yang ditandai oleh prosesus kohleoform. Prosesus ini

    membuat tendon tersebut membelok kearah lateral kedalam telinga tengah. Tendon

    berinsersi pada bagian atas leher maleus. Muskulus tensor timpani disarafi oleh

    cabang saraf kranial ke 5. kerja otot ini menyebabkan membran timpani tertarik

    kearah dalam sehingga menjadi lebih tegang dan meningkatkan frekuensi resonansi

    sistem penghantar suara serta melemahkan suara dengan freksuensi rendah.19

    Otot stapedius adalah otot yang relatif pendek. Bermula dari dalam kanalnya

    di dalam eminensia piramid, serabut ototnya melekat ke perios kanal tersebut.

    Serabut-serabutnya bergabung m embentuk tendon stapedius yang berinsersi pada

    apek posterior leher stapes. M. Stapedius disarafi oleh salah satu cabang saraf kranial

    ke 7 yang timbul ketika saraf tersebut melewati m. stapedius tersebut pada

    perputarannya yang kedua. Kerja m.stapedius me narik stapes ke posterior

    mengelilingi suatu pasak pada tepi posterior basis stapes. Keadaan ini stapes kaku,

    memperlemah transmisi suara dan meningkatkan frekuensi resonansi tulang-tulang

    pendengaran.19

    II.2.2.3.1 Tuba Eustachius

    Tuba Eustachii terbuka akibat kontraksi dari otot :

    - m. tensor veli palatini

    - m. levator veli palatini

    - m. salphingo faringeus

    - m. tensor timpani16,19

    II.2.2.4. Vaskularisasi Telinga tengah

    Arteri pada membran timpani berasal dari cabang aurikular dalam dari

    a.maksillaris interna, cabang stylomastoid dari a. aurikularis posterior, dan cabang

    27

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    26/41

    timpani dari a. maksillaris interna. Vena superfisialis pada telinga tengah berasal dari

    vena jugularis eksterna.18

    Pembuluh-pembuluh darah yang memberikan vaskularisasi kavum timpani

    adalah arteri-arteri kecil yang melewati tulang yang tebal. Sebagian besar pembuluh

    darah yang menuju kavum timpani berasal dari cabang arteri karotis eksterna.19

    Pada daerah anterior mendapat vaskularisasi dari a. timpanika anterior, yang

    merupakan cabang dari a.maksilaris interna yang masuk ke telinga tengah melalui

    fisura petrotimpanika.19

    Pada daerah posterior mendapat vaskularisasi dari a. timpanika posterior, yang

    merupakan cabang dari a.mastoidea yaitu a.stilomastoidea.19

    Pada daerah superior mendapat perdarahan dari cabang a. meningea media

    juga a. petrosa superior, a.timpanika superior dan ramus inkudomalei.19

    Pembuluh vena kavum timpani berjalan bersama-sama dengan pembuluh

    arteri menuju pleksus venosus pterigoid atau sinus petrosus superior.19

    Pembuluh getah bening kavum timpani masuk ke dalam pembuluh getah

    bening retrofaring atau ke nodulus limfatikus parotis. 19

    II.2.2.5. Persyarafan Telinga Tengah

    II.2.2.5.1. Korda Timpani

    Merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari

    kanalikulus posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior. Korda

    timpani memasuki telinga tengah bawah pinggir posterosuperior sulkus timpani dan

    berjalan keatas depan lateral keprosesus longus dari inkus dan kemudian ke bagian

    bawah leher maleus tepatnya diperlekatan tendon tensor timpani. Setelah berjalan ke

    arah medial menuju ligamentum maleus anterior, saraf ini keluar melalui fisura

    petrotimpani.19

    Korda timpani juga mengandung jaringan sekresi parasimpatetik yang

    berhubungan dengan kelenjar ludah sublingual dan submandibula melalui ganglion

    submandibular. Korda timpani memberikan serabut perasa pada 2/3 depan lidah

    bagian anterior.19

    28

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    27/41

    Gambar. 2.11. Korda timpani18

    II.2.2.5.2. Pleksus Timpanikus

    Berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan dengan nervus

    karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotis interna.

    Saraf dari pleksus ini dan kemudian berlanjut pada :

    - Cabang-cabang pada membrana mukosa yamg melapisi kavum timpani,

    tuba eustachius, antrum mastiod dan sel-sel mastoid.

    - Sebuah cabang yang berhubungan dengan nervus petrosus superfisial

    mayor.

    - Pada nervus petrosus superfisial minor, yang mengandung serabut-

    serabut parasimpatis dari N. IX. Saraf ini meninggalkan telinga tengah melalui

    suatu saluran yang kecil dibawah m. tensor timpani kemudian menerima serabut

    saraf parasimpatik dari N. VII dengan melalui cabang dari ganglion genikulatum.

    Secara sempurna saraf berjalan melalui tulang temporal, dilateral sampai nervus

    petrosus superfisial mayor, diatas dasar fosa kranial media, diluar durameter.

    Kemudian berjalan melalui foramen ovale dengan nervus mandibula dan arteri

    meningeal assesori sampai ganglion otik. Kadang-kadang saraf ini tidak berjalan

    pada foramen ovale tetapi melalui foramen yang kecil sampai foramen spinosum.

    Serabut post ganglion dari ganglion otik menyuplai serabut-serabut sekremotor

    pada kelenjar parotis melalui nervus aurikulotemporalis.19

    29

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    28/41

    II.2.2.5.3. N. Facialis

    Saraf kranial VII mencapai dinding medial kavum timpani melalui auditori

    meatus diatas vestibula labirin tulang. Kemudian membelok kearah posterior dalam

    tulang diatas feromen ovale terus ke dinding posterior kavum timpani. Belokan kedua

    terjadi dinding posterior mengarah ke tulang petrosa melewati kanal fasial keluar dari

    dasar tengkorak melewati foramen stilomastoidea. Pada belokan pertama di dinding

    medial dari kavum timpani terdapat ganglion genikulatum, yang mengandung sel

    unipolar palsu. Sel ini adalah bagian dari jaringan perasa dari 2/3 lidah dan palatum.

    Saraf petrosa superfi sial yang besar bercabang dari saraf kranial VII pada ganglion

    genikulatum, masuk ke dinding anterior kavum timpani, terus ke fossa kranial tengah.

    Saraf ini mengandung jaringan perasa dari palatum dan jaringan sekremotor dari

    glandula atap rongga mulut, kavum nasi dan orbita. Bagian lain dari saraf kranial VII

    membentuk percabangan motor ke otot stapedius dan korda timpani. Korda timpani

    keluar ke fosa intra temporal melalui handle malleus, bergerak secara vertikal ke

    inkus dan terus ke fisura petrotimpanik. Korda timpani mengandung jaringan perasa

    dari 2/3 anterior lidah dan jaringan sekretorimotor dari ganglion submandibula. Sel

    jaringan perasanya terdapat di ganglion genikulatum.19

    30

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    29/41

    Gambar. 2.12. Nervus fasialis18

    II.2.3. Telinga Dalam

    Telinga dalam terletak sebelah medial dari telinga tengah dalam pars petrosa

    tulang temporal, yang mengandung organ pendengaran dan keseimbangan disebut

    juga dengan labirin.20

    Labirin terdiri dari 2 bagian, yaitu :

    - Labirin tulang yang merupakan susunan ruangan yang terdapat dalam

    pars petrosa os temporalis dan merupakan salah satu tulang yang terkeras dari

    tubuh. Labirin tulang terdiri dari vestibulum, kanalis semi sirkularis dan koklea.

    - Labirin membran merupakan susunan kantong-kantong dan duktus

    yang saling berhubungan dan terdapat di dalam labiring tulang. Labirin membran

    terdiri dari sakulus utrikulus, kanalis semi sirkularis dan koklea. 10

    Diantara bagian labirin tulang dan labirin bagian membran terdapat suatu

    ruangan yang berisi cairan perilimfe yang melalui duktus perilimfatikus atau

    aquaduktus koklea berhubungan dengan sub arakhnoid. Sebagian dari cairan

    perilimfe berasal dari liquor serebrospinal dan sebagian lagi mendapat cairan secara

    infiltrasi dari darah. Resorbsi cairan dari perilimfe melalui vena-vena yang berjalan

    dalam ruangan perilimfe. Di dalam bagian labirin membran terdapat endolimfe, cairan

    ini terbentuk dari dalam stria vaskularis dan resorbsi pada sakus endolimfatikus.

    Antara perilimfe dan endolimfe melalui membran Reissner terdapat pertukaran ion.

    Selain perilimfe dan endolimfe terdapat pula kortilimfe yang banyak mengandung

    natrium dan endolimfe banyak kalium.8

    31

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    30/41

    Gambar. 2.13. Telinga dalam21

    II.2.3.1. Labirin Tulang

    II.2.3.1.1. Vestibulum

    Vestibulum merupakan bagian sentral labirin tulang dan terletak antara kanalis

    semi sirkularis dan koklea, serta antara telinga tengah dan fundus meatus akustikus

    internus, sebelah medial dari kavum timpani.10,20

    Pada dinding lateral vestibulum terdapat foramen ovale yang ditutupi foot

    plate stapes beserta ligamentum anulare. 10,20

    Dinding medial vestibulum menghadap ke meatus akustikus internus dan

    ditembus oleh saraf. Pada dinding medial ini terdapat dua cekungan yaitu cekungan

    sferis untuk sakulus dan cekungan elips untuk utrikulus. 10,20

    Di bawah cekungan elips terdapat lubang kecil akuaduktus vestibularis yang

    menyalurkan duktus endolimf ke fosa kranii posterior di luar durameter di belakang

    cekungan speris terdapat alur yang disebut vestibular crest. 10,20

    Pada ujung bawah alur ini terpisah untuk mencakup resesus koklearis yang

    membawa serabut saraf koklea ke basis koklea. 10,20

    Serabut saraf untuk ultrikulus, kanalis semi sirkularis superior dan lateral

    menembus dinding tulang pada daerah yang berhubungan dengan nervus vestibularis

    pada fundus meatus akustikus internus.10,20

    Pada dinding posterior vestibulum terdapat lima lubang kanalis semisirkularis

    dan di dinding anterior vestibulum ada 2 lubang yang berbentuk elips ke skala

    vestibulum koklea.10,20

    II.2.3.1.2. Kanalis Semisirkularis

    Terdapat 3 buah kanalis yaitu kanalis semi sirkularis superior, posterior dan

    lateral yang terletak di atas dan belakang vestibulum. Ketiga kanalis semisirkularis

    bermuara pada utrikulus. 8,10

    Bentuk kanalis seperti 2/3 lingkaran dengan panjang yang tidak sama, tetapi

    mempunyai diamater yang hampir sama yaitu 0,8 mm.

    Pada salah satu ujung masing-masing kanalis ini melebar disebut ampula dan

    mengandung sel-sel rambut krista yang berisi epitel sensori vestibular dan terbuka ke

    vestibulum. 8,10

    32

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    31/41

    Sel-sel rambut menonjol pada kupula gelatinosa, gerakan endolimfe dalam

    kanalis semisirkularis akan menggerakkan kupula selanjutnya akan menggerakkan

    silia sel-sel rambut dan merangsang reseptor. 8,10

    Ampula kanalis semisirkularis superior dan lateral letaknya bersebelahan pada

    masing-masing ujung antero lateralnya. Sedangkan ampula kanalis semisirkularis

    posterior terletak di bawah dekat lantai vestibulum. 8,10

    Ujung kanalis superior dan posterior yang tidak mempunyai ampula bertemu

    dan bersatu membentuk krus komunis yang masuk ke vestibulum pada dinding

    posterior bagian tengah. 8,10

    Ujung kanalis semi sirkularis lateralis yang tidak mempunyai ampula ke

    vestibulum sedikit di bawah krus komunis. 8,10

    Kanalis lateralis kedua telinga terletak pada bidang yang hampir sama yaitu

    bidang miring ke bawah dan belakang dengan sudut 30 derajat terhadap bidang

    horizontal bila orang berdiri. 10

    Kanalis yang lain letaknya tegak lurus terhadap kanalis lateralis sehingga

    kanalis superior telinga kiri letaknya hampir sejajar dengan kanalis poterior telinga

    kanan. Demikian pula kanalis posterior telinga kiri sejajar dengan kanalis posterior

    telinga kanan. 10

    Kanalis lateralis menonjol ke dinding media epitimpanum dengan apek kanalis

    superior dengan apek kanalis superior letaknya dekat sekali dengan lantai fosa krani

    media. Eminensia arcuata os petrosus sering kali menutupi bagian kanalis superior. 10

    II.2.3.1.3. Koklea

    Koklea terletak di depan vestibulum dan berbentuk seperti rumah siput

    mengarah kedasar dari kanalis auditorius interna, dan sumbunya yang panjang

    mengarah keluar dengan membentuk sudut 30 dengan bidang horizontal. 8

    Rumah siput ini berputar 2 putaran lingkaran dengan jarak kira-kira

    35 mm mengelilingi sumbu dari bagian tengah tulang yang disebut modiolus,

    membentuk bagian dalam dari koklea. Koklea ini disokong oleh modiolus suatu spiral

    lapisan tulang tipis yang melekat pada kapsula otik melalui suatu septa yang

    fungsinya memisahkan dan membentuk garis putaran koklea, modiolus menebal pada

    bagian dasarnya tetapi cepat menipis ke arah apeks. Serabut-serabut saraf VIII cabang

    auditorius di dalam modiolus naik keatas hingga ujung-ujungnya mencapai sel-sel

    33

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    32/41

    rambut melalui saluran kecil di dalam lamina spiral osseosa, yakni suatu penonjolan

    keluar dari modiolus yang memegang pada duktus koklea dibagian sentral.8

    Dinding luar sumbu ini merupakan dinding dalam dari kanalis. Suatu

    tulang tipis yang berasal dari modiolus memisahkan kanalis sepanjang perjalanannya

    menjadi dua bagian yaitu skala timpani dan skala vestibuli. 8

    Pada pinggir bebas lamina spiralis osea menempel membran basilaris yang

    membentang ke dinding luar dari tulang kohlea dan memisahkan kanal ini menjadi

    dua bagian yaitu skala vestibuli dan skala timpani kecuali di apek terdapat lubang

    kecil yang menghubungkan kedua bagian kanalis ini disebut helikotrema. 8

    Kohlea terdiri dari 3 saluran yaitu skala media atau duktus koklearis di tengah,

    skala vestibuli di bagian atas dan skala timpani di bagian bawah.8

    Skala media dipisahkan dengan skala vestibuli oleh membran reisner dan

    dipisahkan dengan skala timpani oleh membran basilaris. 8

    II.2.3.2. Labirin Membran

    Merupakan kantongan dan saluran yang saling berhubungan di dalam labirin

    bagian tulang. 8

    Labirin otik dapat dibagi menjadi; bagian superior atau labirin vestibularis;

    sakus endolimfatikus; bagian inferior atau kohlea. Di dalam vestibulum bagian

    tulang, terdapat sakulus dan utrikulus; tiga kanalis semisirkularis, bagian membran

    terletak di dalam kanalis bagian tulang dan duktus kohlearis (skala media) di dalam

    kohlea bagian tulang, labirin membran berisi cairan endolimfe. 8

    II.2.3.2.1 Sakulus dan Utrikulus

    Utrikulus terletak di bagian lekukan dinding atas dari vestibulum, sakulus jauh

    lebih kecil tapi strukturnya sama dan terletak di dalam lekukan bagian bawah dan di

    depan utrikulus. Sakulus menyokong suatu struktur makula pada dinding medialnya

    dalam suatu bidang vertikal yang meluas ke dinding anterior. Sakulus berhubungan

    dengan utrikulus melalui suatu duktus yang sempit yang juga merupakan saluran

    menuju sakus endolimfatikus. Makula utrikulus terletak pada bidang tegak lurus

    terhadap makula sakulus, Utrikulus dan sakulus seluruhnya dikelilingi oleh perilimfe

    kecuali pada tempat saraf masuk di daerah makula. 8,10

    Kedua kantong ini berhubungan secara tidak langsung dengan saluran

    membran yang ramping dan disebut duktus endolimfatikus. Utrikulus terbuka lebar

    34

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    33/41

    kedalam duktus kanalikuli sakulus berhubungan bagian koklea melalui suatu

    penghubung sempit yaitu duktus sakular dan duktus reuniens. Duktus reuniens

    merupakan duktus yang menghubungkan sakulus dengan duktus koklearis. 8,10

    Duktus endolimfatikus mula-mula melebar dan disebut sinus, sebelum

    menyempit untuk masuk ke akueduktus bagian tulang. Akueduktus ini melebar sedikit

    melalui bagian ismus dari duktus ini. pada tempat yang lebar ini duktus dikelilingi

    jaringan ikat vaskular dan ditutupi oleh membran berbentuk rugae yang akan

    membentuk bagian proksimal dari sakus endolimfatikus. 8,10

    Bagian distal dari sakus yang relatif lebih kecil letaknya di dalam durameter

    yang menutupi permukaan posterior dari piramid os petrosus dan berakhir pada sinus

    sigmoid. Duktus utrikulus sewaktu keluar dari utrikulus membelok dengan sudut

    tajam membentuk seperti katup di sekitar lobang dari duktus. 8,10

    Katup utrikulo-endolimfatikus dibentuk sedemikian rupa sehingga

    memudahkan cairan endolimf masuk ke dalam dan bukan sebaliknya. 8,10

    II.2.3.2.2 Kanalis Semisirkularis Membran

    Bagian ini terbuka ke bagian posterior dari utrikulus melalui lima lobang yang

    terpisah dan letaknya tegak, ini merupakan tiga dataran pada ruang. Masing-masing

    duktus pada semisirkularis melebar pada salah satu ujungnya yang membentuk

    ampula dan terletak pada saluran tulang yang melebar. Panjang sumbu dari masing-

    masing ampula kira-kira 2 mm. 8,10

    II.2.3.2.3 Duktus Koklearis

    Duktus kohlearis disebut juga skala media dan merupakan bagian labirin

    membrana kohlea, sedang bagian labirin tulang kohlea disebut skala vestibuli dan

    skala timpani. 8,10

    Bentuk duktus kohlearis ini mengikuti bentuk labirin tulang kohlea berupa dua

    setengah sampai dua tiga perempat putaran spiral. 8,10

    Pada penampang melintang duktus kohlearis terlihat berbentuk segitiga

    dengan dasarnya dibentuk oleh membrana basilaris yang membentang dari pinggir

    lamina spiralis osea ke dinding luar tulang kohlea. 8,10

    Atapnya dibentuk oleh membrana yang tipis disebut membrana vestibularis

    atau membrana Reissner yang hanya terdiri dari dua lapis sel serta membentuk sudut

    45 derajat. 8,10

    35

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    34/41

    Membrana basilaris lebih tebal oleh karena permukaan bawahnya dilapisi

    jaringan ikat vaskuler. 8,10

    Membrana basilaris melekat pada dinding luar, pada ligamentum spiralis yang

    dibentuk oleh penebalan periost dan beberapa jarak di atasnya melekat membran

    Reissner. 8,10

    Bagian kanal yang terletak di atas skala media disebut skala vestibuli dan yang

    terletak di bawah membrana basilaris disebut skala timpani. 8,10

    Skala vestibuli dan skala timpani berisi cairan perilimf dan skala media atau

    duktus kohlearis berisi cairan endolimf. Pada daerah dekat basis kohlea membrana

    basilaris lebih sempit bila dibanding dengan daerah dekat apeks koklea. 8,10

    Duktus koklearis meluas mulai dari basis kohlea sampai ke apeks koklea

    kemudian akan berakhir sebagai saluran buntu pada apeks yang disebut caecum

    cupulare. Skala vestibulis dan skala timpani pada apeks koklea berhubungan satu

    sama lain pada helikotrema. 8,10

    II.2.3.2.4 Organ Corti

    Sepanjang duktus kohlearis di atas membrana basilaris terdapat organ reseptor

    untuk pendengaran yang disebut organ Corti. 8

    Organ Corti merupakan suatu struktur yang kompleks yang terdiri dari tiga

    bagian utama yaitu sel penyangga, sel-sel sensoris yaitu sel-sel rambut dan membrana

    tektoria. 8

    Sel-sel rambut dibedakan atas 2 jenis yaitu sel rambut luar dan sel rambut

    dalam. Keduanya dipisahkan oleh terowongan Corti yang berbentuk segitiga dan

    berisi cairan Cortilimf yang berbeda dari endolimf. 8

    Pada permukaan sel-sel rambut terdapat stereosilia yang menutupi permukaan

    sel-sel sensoris tersebut secara berkelompok. Di sebelah atas sel-sel rambut terdapat

    membrana tektoria yang berasal dari limbus spiralis. 8

    Sel rambut dalam terletak sebelah medial dari terowongan Corti, dekat

    perlekatannya pada lamina spiralis, terdiri dari sederetan sel saja, sedangkan sel

    rambut luar yang terletak lateral terhadap terowongan Corti terdiri dari 3-5 deretan sel

    dan lebih kecil dibandingkan dengan sel rambut dalam. 8

    Ujung bebas silia dari sel rambut luar ini menempel pada permukaan bawah

    membrana tektoria.8

    36

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    35/41

    Sel-sel penyangga terdiri dari sel Hensen, Deiter dan Claudius bentuknya

    panjang pada bagian yang dekat ke sel rambut dan menjadi pendek bila menjauhi sel

    rambut, sehingga organ Corti berbentuk landai. 8

    Permukaan superior dari organ Corti dibentuk oleh membrana tektoria yaitu

    susunan suatu membran yang terdiri dari serabut gelatinosa dan matriks yang

    transparan. Membran tektoria di sentral disokong oleh limbus, suatu penebalan sel

    sisa dari lima spiralis ossea. 8

    Pada ujung lain membran ini melekat pada penyangga Hensen. Membran

    basilaris panjangnya kira-kira 32 mm dengan lebar yang bervariasi antara 0,08 mm

    sampai 0,498 mm. 8

    Pada bagian basal membrana basilaris sempit kaku, menjadi luas dan flasid di

    bagian apeks. 8

    Organ Corti mengandung kira-kira 15.000 sel rambut yaitu kira-kira 3.500 sel

    rambut dalam dan kira-kira 12.000 sel rambut luar. Dekat basis ada 3 deretan sel

    rambut luar, kemudian akan bertambah pada putaran tengah dan biasanya menjadi 5

    deret sel pada bagian apeks. 8

    Seluruh ujung rambut saraf efferen untuk pendengaran berhubungan dengan

    sel rambut dalam maupun sel rambut luar. 8

    Dinding lateral duktus kohlearis terbagi menjadi dua daerah, stria vaskularis di

    bagian atas, penonjolan spiralis di bagian bawah, dan daerah transisi di antaranya. 8,10

    Sel-sel pada stria vaskularis terdiri dari 3 (tiga) lapisan dan sel-sel lapisan

    paling permukaan (sel marginal) sangat kaya dengan mitokondria, alat golgi, dan

    retikulum endoplasmik. Stria vaskularis merupakan jaringan dengan aktivitas

    metabolik yang tinggi dan memegang peranan penting dalam mempertahankan

    kompoisisi ion dan potensial elektrik pada endolimf. Stria vaskularis mempunyai

    kadar yang tinggi ion K dan Na , ATP-ase, adenilat siklase dan karbonik anhidrase

    yang merupakan enzim-enzim penting. dalam mekanisme pemompaan secara aktif

    ion-ion serta transport cairan ke dalam. 8,10

    II.2.3.3. Vaskularisasi Telinga Dalam

    Telinga dalam mendapat vaskularisasi dari a. labirintin cabang dari

    a.Serebellaris anterior-inferior, tetapi dapat juga sebagai cabang langsung dari

    a.basilaris atau a. vertebralis, arteri ini tidak punya anastomosis.8,10

    37

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    36/41

    Arteri ini masuk ke meatus akustikus internus dan terpisah menjadi

    a.vestibularis anterior dan a. koklearis communis yang bercabang pula menjadi

    a.koklearis dan a. vestibulokoklearis.8,10

    A. vestibularis anterior memperdarahi vestibularis, utrikulus dan sebagian

    duktus semisirkularis. 8,10

    A. vestibulokoklearis sampai di modiolus di daerah putaran basal koklea

    terpisah menjadi cabang terminal vestibular dan cabang koklear. Cabang vestibular

    memperdarahi sakulus, sebagian besar kanalis semisirkularis dan ujung basal

    koklea.8,10

    Cabang kohlear memperdarahi ganglion spiralis, lamina spiralis ossea, limbus

    dan ligamen spiralis. A. kohlearis berjalan mengitari n. akustikus di kanalis akustikus

    internus, dan di dalam kohlea mengitari modiolus. 8,10

    Vena dialirkan ke v. labirintin yang diteruskan ke sinus petrosus inferior atau

    sinus sigmoideus. 8,10

    Vena-vena kecil melewati akuaduktus vestibularis dan kohlearis ke sinus

    petrosus superior dan inferior. 8,10

    II.2.3.4. Persyarafan Telinga Dalam

    N. vestibulokoklearis (n.akustikus) dibentuk oleh bagian koklear dan

    vestibular, di dalam meatus akustikus internus bersatu pada sisi lateral akar n.fasialis

    dan masuk batang otak antara pons dan medulla. Sel-sel sensoris vestibularis

    dipersarafi n.koklearis dengan ganglion vestibularis (Scarpa) terletak di dasar di

    meatus akustikus internus. Sel-sel sensoris pendengaran dipersarafi n.koklearis

    dengan ganglion spiralis Corti terletak di modiolus, pada dasar meatus akustikus

    internus terletak ganglion vestibulare. 8

    N. vestibulokoklearis terdiri dari 2 komponen fungsional yang berbeda yaitu

    nervus Vestibularis, yang membawa impuls keseimbangan dan orientasi ruang tiga

    dimensi dari apparatus vertibular dan nervus koklearis, yang membawa impuls

    pendengaran yang berasal dari organon corti di dalam koklea. Apparatus vestibular

    dan organon corti terletak didalam pars petrosa os temporalis. Kedua komponen

    nervus Vestibulokolearis ini terdiri dari serabut-serabut somatosensorik khusus.22

    Nervus Vestibulocochlearis memasuki batang otak tepat dibelakang nervus

    facialis (VII) pada suatu daerah berbentuk segitiga yang dibatasi oleh pons, flocculus

    dan medulla oblongata, keduanya kemudian terpisah dan mempunyai hubungan ke

    38

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    37/41

    pusat yang berbeda. Nervus Vestibularis dan Cochlearis biasanya bersatu yang

    kemudian memasuki meatus acustikus internus, disebelah bawah akar motorik nervus

    VII. 22

    Gambar. 2.14. Persyarafan telinga dalam23

    II.2.3.4.1 Nervus Vestibularis

    Nervus Vertibularis intinya terdiri dari 4 bagian yaitu medial, superior, inferior

    dan lateral. Nukleus ini terletak di bagian dorsal antara pons dan medulla sehingga

    menjadi bagian depan/dinding dari ventrikel IV. Pengetahuan mengenai nukleus

    vestibularis inferior masih sangat sedikit. Nukleus vestibularis lateral dan medial

    berperan dalam refleks labiryntine statis, sedangkan nukleus vestibularis medial dan

    superior berperan dalam refleks dinamis dan vestibuloocular. 22

    Pada daerah fundus dari meatus acustikus internus, bagian vestibuler dariN.vestibulocochlearis, meluas untuk membentuk ganglion vestibuler yang kemudian

    terbagi menjadi divisi dan superior clan inferior. Kedua divisi ini kemudian

    berhubungan dengan canalis semisirkularis. 22

    Di dalam canalis semisirkularis terdapat sel-sel bipolar yang mengumpulkan

    impuls dari sel-sel rambut untuk diteruskan ke batang otak terutama ke nucleus

    vestibularis superior, inferior, medial dan lateral serta sebagian langsung ke lobus

    flokullonodularis dari cerebellum melalui pedunkulus cerebellaris inferiorhomolateral. 22

    39

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    38/41

    II.2.3.4.2 Nervus Koklearis

    Nervus Cochlearis intinya dari dua bagian, yaitu ventral dan dorsal, letaknya

    di sebelah lateral pedunkulus serebelli inferior. Tonjolan inti cochlearis pada dinding

    ventrikel IV disebut acoustic tubercle. Serabut dari N.Cochlearis akan berjalan ke

    cochlea dan membentuk ganglion spirale cochlea, serabutnya berakhir Pada sel-sel

    rambut organ corti di ductus cochlearis. Serabut dari nucleus vestibularis dan

    cochlearis berjalan ke ventrolateral dan keluar dari batang otak pada daerah

    pontomedularry junction bersama N. VII yang terletak di sebelah medialnya,

    kemudian berjalan masuk ke os petrosus melalui meatus acustikus internus, jarak dari

    pontomedullari ke meatus acustikus internus 10 mm (6-15 mm). 22

    Di dalam meatus akustikus infernos nervus vestibularis berjalan di sebelah

    dorsal, sedangkan nervus cochlearis berjalan di sebelah ventralnya. Di atasnya

    berjalan nervus intermedius (N VII) dan serabut motorik nervus VII. Perjalanan

    selanjutnya agak berputar sedikit, sehingga nervus cochlearis berada di sebelah

    bawah, diatasnya nervus vestibularis, sedangkan nervus facialis di sisi depannya dan

    nervus intermedius diantaranya. 22

    Gambar. 2.15. Nervus vestibulokoklearis24

    40

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    39/41

    III.3 Fisiologi Pendengaran

    Suara sebagai gelombang getaran akan diterima oleh membrana tympani dan

    getaran ini akan diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran (maleus, incus, dan

    stapes) di rongga telinga tengah. Selanjutnya akan diterima oleh "oval window" dan

    diteruskan ke rongga cochlea serta dikeluarkan lagi melalui "round window". Rongga

    cochlea terbagi oleh dua sera menjadi tiga ruangan, yaitu scala vestibuli, scala

    tympani dan scala perilimfe dan endolimfe. Antara scala tympani dan scala medial

    terdapat membran basilaris, sel-sel rambut dan serabut afferen dan efferen nervus

    cochlearis. Getaran suara tadi akan menggerakkan membrana basilaris.Akibat

    gerakan membrana basilaris maka akan menggerakkan sel-sel rambut dan terjadi

    perubahan dari energi mekanik ke chemoelectrical potensial dan akan dibawa oleh

    serabut afferen nervus cochlearis ke inti dorsal dan ventral. Kemudian menginhibisi

    input, bagian kontralateral bersifat mengeksitasi input. Tetapi ada juga yang langsung

    ke nukleus lemniskus lateral. Dari kompleks olivari superior serabutnya berjalan ke

    nukleus lemniskus lateralis dan sebagaian langsung ke colliculus inferior. Serabut-

    seravut ini membentuk lemniskus lateralis. Dari colliculus inferior serabutnya

    berlanjut lagi ke corpus genikulatum mediale sebagai brachium colliculus inferior.

    Dari corpus genikulatum mediale ini serabutnya berjalan ke korteks serebri di area

    acustikus (area Broadmann, 41,42) dan disadari sebagai rangsang pendengaran. 25

    III.3.1. Jaras Auditory Sentrifugal

    Merupakan jaras eferen ke sensori sel-sel rambut di cochlea dan otot-otot

    pendengaran di rongga telinga tengah. Jaras ini berasal dari group neuron yang

    berada di bagian medial kompleks olivary superior (retro olivary group). Serabut

    eferen ini mengakibatkan hiperpolarisasi sel-sel rambut cochlea dan kontraksi otot-

    otot di rongga telinga sehingga transmisi dari vibrasi suara pada membrana tympani

    turun/berkurang. Serabut yang mempersarafi otot-otot di rongga telinga tengah

    berasal dari nukleus motoris trigminal dan nukleus facialis (muskulus tensor tympani

    dari vibrasi suara dari gendang telinga ke oval window. Dengan demikian mekanisme

    ini membantu melindungi organ pendengaran apabila ada stimulasi yang terlalu

    tinggi dan dapat mengakibatkan kerusakan reseptor cochlea. Hubungan centrifugal di

    dalam susunan saraf pusat berperan terhadap supresi suara yang terlalu keras.

    Konsentrasi terhadap salah satu suara tertentu mungkin merupakan salah satu efek

    dari centrifugal auditory pathway ini. 25

    41

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    40/41

    Gambar. 2.16. Jaras auditori sentrifugal24

    III.3.2. Reseptor Vestibularis

    Labirin membranosa yang terletak dalam pars petrosa os temporalis berisi

    endolymfe yang kaya akan kalium. Labirinh membranosa terdiri dari lima buah

    struktur vestibuler yaitu utrikulus, sacculus ynang mengandung macula dan

    bertanggung jawab terhadap respop accelerasi linier seperti gaya tarik bumi dan 3

    buah canalis semisirkularis yang mengandung ampula yang berespon terhadap

    deteksi accelerasi angular dari cristae.

    25

    42

  • 7/22/2019 Pendengaran THT

    41/41

    Di dalam macula dan ampula terdapat sel-sel rambut yang mempunyai

    stereocilia dan kinocilia. Pergerakan stereocilia terhadap kinocilia menyebabkan

    depolarisasi dan hyperpolarisasi dari sel rambut. Impuls keseimbangan ini kemudian

    diterima oleh serabut afferen yang badan selnya tedapat dalam ganglion vestibuler. 25

    III.3.3. Traktus Vestibulospinalis

    Serabut aferen yang berasal dari canalis semicircularis berjalan sebagai nervus

    vestibularis, masuk ke inti nervus vestibularis, selanjutnya ada yang berjalan ke

    serebelum (floculus, nodulus dan nucleus fastigial). Di dalam ini nervus vestibularis

    akan berganti sinaps, serabutnya akan berjalan ke medulla spinalis ada dua macam

    yaitu tractus vestibulospinalis lateralis (sifatnya inhibisi atau eksitasi) terhadap otot-

    otot pergerakan dan penting dalam menjaga keseimbangan postural. 25