132
PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL PRACTICES ADVISORY COMMITTEE TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN KATETER DI RUMAH SAKIT DELIA LANGKAT TAHUN 2018 TESIS Oleh: WENDY ISMAN SITEPU 1602011196 PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION

CONTROL PRACTICES ADVISORY COMMITTEE

TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN

KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN

KATETER DI RUMAH SAKIT

DELIA LANGKAT

TAHUN 2018

TESIS

Oleh:

WENDY ISMAN SITEPU

1602011196

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 2: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION

CONTROL PRACTICES ADVISORY COMMITTEE

TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN

KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN

KATETER DI RUMAH SAKIT

DELIA LANGKAT

TAHUN 2018

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)

pada program studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

minat studi Manajemen Rumah Sakit

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

Oleh:

WENDY ISMAN SITEPU

1602011196

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 3: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis : Pengaruh Penerapan Healthcare Infection

Control Practices Advisory Committee terhadap

Kejadian Infeksi Saluran Kemih Terkait

Penggunaan Kateter di Rumah Sakit Delia

Langkat Tahun 2018

Nama Mahasiswa : Wendy Isman Sitepu

Nomor Induk Mahasiswa : 1602011196

Minat Studi : Manajemen Rumah Sakit

Menyetujui

Komisi Pembimbing:

Medan, Juli 2019

Pembimbing-I Pembimbing-II

Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S,Pd.,M.Kes Anto, S.K.M, M.Kes., M.M

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia

Dekan,

(Dr.Asriwati, S.Kep., Ns., S,Pd.,M.Kes)

Page 4: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

Telah diuji pada Tanggal : 2 Juli 2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S,Pd.,M.Kes

Anggota : 1. Anto, S.K.M, M.Kes., M.M

2. Dr. Ismail Efendy, M.Si

3. Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes

Page 5: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.), di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

2. Tesis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukkan

tim penelaah/tim penguji.

3. Dalam Tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di

kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan

ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan

gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai

dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Medan, Juli 2019

Yang membuat pernyataan,

Wendy Isman Sitepu

NIM. 1602011196

Page 6: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI

Sebagai sivitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan

Helvetia Medan, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wendy Isman Sitepu

Nim : 1602011196

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Jenis Karya : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Fakultas Kesehatan Masyarakat Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non

Exclusive Royalty Free Right) atas tesis saya yang berjudul :

PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL

PRACTICES ADVISORY COMMITTEE TERHADAP KEJADIAN

INFEKSI SALURAN KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN

KATETER DI RUMAH SAKIT DELIA LANGKAT

TAHUN 2018

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Non

Eksklusif ini Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan

berhak menyimpan, mengalih media format, mengelola dalam bentuk pangkalan

data (Database), merawat dan mempublikasi tesis saya tanpa meminta izin dari

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian persyaratan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 02 Juli 2019

Yang menyatakan,

(Wendy Isman Sitepu)

Page 7: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

i

ABSTRACT

THE EFFECT OF IMPLEMENTATION OF HEALTHCARE INFECTION

CONTROL PRACTICES ADVISORY COMMITTEE ON INCIDENCE

OF CATHETER ASSOCIATED URINARY TRACT INFECTION

AT DELIA HOSPITAL LANGKAT IN 2018

WENDY ISMAN SITEPU

1602011196

The incidence of Catheter Associated Urinary Tract Infections (CAUTI) is

estimated at around 0.2-4.8 per 1,000 catheter-days. The CAUTI incident not only

affects patients but also becomes a burden on hospitals. Therefore, various

prevention guidelines/strategies have been developed, one of which is issued by

the Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC).

This study aims to evaluate the success of applying the HICPAC

guidelines to reduce the incidence of CAUTI. This study used a quasi-

experimental design with a two group pretest-posttest approach for patients who

used the catheter before and after the application of the HICPAC guideline of 150

samples. Before the implementation, socialization and training of the guidelines

were carried out for all medical personnel. Knowledge, attitudes, and actions of

medical personnel are assessed before and after application. The data analysis

was performed by chi-square and Wilcoxon Test.

Based the 300 samples, there were 13 CAUTI incident, with details of 11

cases (84.6%) occurring before the application of 2 cases (15.4%) occurred after

application (p-value: 0.02). Knowledge, attitudes, and actions of medical

personnel increased after implementation of 5.6 points, 2.4 points, and 10.4 points

(p-value <0.05). The results show that the application of the HICPAC guideline

has a significant effect on reducing CAUTI incidence. In addition, the

dissemination and application of the HICPAC guidelines significantly increased

the knowledge, attitudes, and actions of medical personnel.

The HICPAC guidline can be used integrated with medical records so that it is

easily implemented by all medical personnel. Commitments in implementing all

these guidelines are also needed to reduce the incidence of CAUTI.

Keywords : CAUTI, HICPAC

References : 2 Books + 54 Journals (2009-2018)

Page 8: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

ii

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL

PRACTICES ADVISORY COMMITTEE TERHADAP KEJADIAN

INFEKSI SALURAN KEMIH TERKAIT PENGGUNAAN

KATETER DI RUMAH SAKIT DELIA LANGKAT

TAHUN 2018

WENDY ISMAN SITEPU

1602011196

Insidensi infeksi saluran kemih terkait penggunaan kateter (Catheter

associated Urinary Tract Infection/CAUTI) diestimasikan sekitar 0,2-4,8 per

1.000 kateter-hari. Kejadian CAUTI tidak hanya berdampak kepada pasien namun

juga menjadi beban bagi rumah sakit. Oleh karena itu, berbagai macam

panduan/strategi pencegahan telah banyak dikembangkan salah satunya

dikeluarkan oleh Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee

(HICPAC).

Studi ini bertujuan mengevaluasi keberhasilan penerapan panduan

HICPAC untuk menurunkan angka kejadian CAUTI. Studi ini menggunakan

desain kuasi eksperimental dengan pendekatan two group pretest-posttest pasien

yang menggunakan kateter sebelum dan sesudah penerapan panduan HICPAC

masing-masing 150 sampel. Sebelum dilakukan penerapan, dilaksanakan

sosialisasi dan pelatihan tentang panduan tersebut kepada seluruh tenaga medis.

Pengetahuan, sikap dan tindakan tenaga medis dinilai sebelum dan sesudah

penerapan. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan Wilcoxon Test.

Dari 300 sampel, terdapat 13 kejadian CAUTI, dengan rincian 11 kasus

(84,6%) terjadi sebelum penerapan 2 kasus (15,4%) terjadi setelah penerapan (p-

value: 0,02). Pengetahuan, sikap, dan tindakan tenaga medis meningkat setelah

penerapan masing-masing sebesar 5,6 poin, 2,4 poin, dan 10,4 poin (p-value <

0,05). Dari hasil tersebut menunjukan penerapan panduan HICPAC berpengaruh

terhadap penurunan kejadian CAUTI secara signifikan. Selain itu, sosialisasi dan

penerapan panduan HICPAC meningkatkan secara signifikan pengetahuan, sikap,

dan tindakan tenaga medis.

Panduan HICPAC dapat digunakan terintegrasi dengan rekam medis

sehingga dengan mudah dilaksanakan oleh seluruh tenaga medis. Komitmen

dalam melaksanakan seluruh panduan tersebut juga diperlukan untuk menurunkan

kejadian CAUTI.

Kata Kunci : CAUTI, HICPAC

Daftar Pustaka : 2 Buku + 54 Jurnal (2009-2018)

Page 9: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul: “Pengaruh Penerapan Healthcare Infection Control Practices

Advisory Committee Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Kemih Terkait

Penggunaan Kateter di Rumah Sakit Delia Langkat Tahun 2018”.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M) pada Program Studi

S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Peneliti menyadari

sepenuhnya bahwa tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak,

baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes selaku Pembina Yayasan

Institut Kesehatan Helvetia Medan.

2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan Institut

Kesehatan Helvetia Medan.

3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia

Medan dan sekaligus penguji yang telah memberikan pemikiran dan motivasi

kepada saya dalam melaksanakan dan menyelesaikan tesis ini.

4. Asriwati, Dr.,S.Kep., Ns., S,Pd., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan dan sekaligus sebagai Dosen

Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dan

gagasan yang membangun mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan

penelitian, dan penyusunan laporan akhir tesis ini.

5. Anto, S.K.M, M.Kes., M.M selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan dan selaku Dosen Pembimbing

II yang telah meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam

membimbing peneliti selama penyusunan proposal, pelaksanaan, dan

pelaporan akhir tesis ini.

6. Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes selaku dosen penguji tesis yang telah

memberikan ilmu, nasihat dan motivasi agar tesis ini menjadi lebih baik.

7. Seluruh Dosen Pembimbing Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi

peneliti.

8. dr. Harry Wahyudi selaku Direktur RSU Delia Kabupaten Langkat dan

seluruh staff yang telah menjadi rekan peneliti untuk melakukan penelitian di

RSU Delia Kabupaten Langkat ini.

Page 10: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

iv

9. Responden yang telah bersedia menjadi responden dengan memberikan

informasi yang dibutuhkan peneliti.

10. Teristimewa kepada Ayahanda H. Ngogesa Sitepu,S.H., dan Ibunda Nuraidah

br. Bangun serta abangda H. Rizky Younanda Sitepu dan Kakanda Delia

Pratiwi br.Sitepu yang selalu memberikan pandangan, mendukung baik moril

maupun materil, mendoakan dan selalu memotivasi peneliti dalam

penyelesaian laporan akhir tesis ini.

11. Teman-teman seperjuangan dr. Anggi, dr. M. Rizki Prianka, dr. M. Baihaqi

Munthe, dr. Nur Harini Purba, dr. Leo Mathin Nduru, dr. Sri Mutia Hamdani,

dr. Adit, dan dr. Mahadi yang telah membantu, menemani dan mendukung

peneliti dalam menyelesaikan tesis ini dengan baik.

12. Kepada semua orang yang telah membantu peneliti dalam penyelesaian

laporan akhir tesis ini yang tidak bisa peneliti sebut satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas

segala kebaikan yang telah diberikan.

Medan, Juli 2019

`Peneliti

Wendy Isman Sitepu

Page 11: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Wendy Isman Sitepu yang dilahirkan pada tanggal 22

Agustus 1994 di Padang Brahrang Kabupaten Langkat, anak dari H. Ngogesa

Sitepu,S.H dan Hj. Nuraida. Penulis beragama Islam. Saat ini Penulis tinggal di

Jalan Tengku Amir Hamzah Komplek Griya Riatur indah Blok K-155, Kecamatan

Medan Helvetia.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Ahmad Yani Binjai pada tahun 2000.

Pada tahun 2006 Penulis menyelesaikan Sekolah di SD Ahmad Yani Binjai, pada

tahun 2009 Penulis menamatkan Sekolah di SMP Ahmad Yani Binjai.Pada tahun

2012 penulis menamatkan Sekolah di SMA Harapan 1 Medan, dan Pada tahun

2016 penulis menyelesaikan S1 Kedokteran di Universitas Sumatera Utara

Medan. Pada tahun 2016 hingga sekarang Penulis menjalani pendidikan S2

Kesehatan Masyarakat di Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Penulis saat ini bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Arosuka Sumatera

Barat hingga sekarang.

Page 12: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRACT .............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis .............................................................. 6

1.4.2 Manfaat Terapan ............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu.................................................... 8

2.2. Telaah Teori .................................................................................. 11

2.2.1. Prevalensi Penggunaan Kateter ..................................... 11

2.2.2. Patogenesis CAUTI ........................................................ 12

2.2.3. Faktor Risiko CAUTI ..................................................... 14

2.2.4. Peran Biofilm................................................................... 15

2.2.5. Kriteria Diagnosis CAUTI ............................................. 17

2.3. Landasan Teori ............................................................................. 19

2.3.1. Penggunaan Kateter Tepat Indikasi .............................. 20

2.3.2. Teknik Pemasangan Kateter yang Tepat ..................... 21

2.3.3. Perawatan Kateter yang Tepat....................................... 22

2.3.4. Program Peningkatan Kualitas ...................................... 24

2.3.5. Infrastruktur Administratif ............................................. 25

2.4. Kerangka Konsep ......................................................................... 26

2.5. Hipotesis ........................................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 28

3.1. Desain Penelitian .......................................................................... 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 29

3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................................. 29

3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................. 30

Page 13: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

vii

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 31

3.3.1. Populasi ............................................................................ 31

3.3.2. Sampel .............................................................................. 31

3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 32

3.4.1 Jenis Data ......................................................................... 32

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 33

3.4.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................. 33

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ............................................ 33

3.5.1. Variabel Penelitian .......................................................... 33

3.5.2. Definisi Operasional ....................................................... 34

3.6. Metode Pengukuran ..................................................................... 34

3.7. Metode Pengolahan Data ............................................................ 35

3.8. Analisis Data ................................................................................. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. 37

4.1. Profil Rumah Sakit Delia Langkat ............................................. 37

4.2. Karakteristik Responden ............................................................. 40

4.2.1. Tenaga Medis .................................................................. 40

4.2.2. Pasien yang Menggunakan Kateter .............................. 41

4.3. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis... 44

4.4. Analisis Kejadian CAUTI........................................................... 50

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................... 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 60

6.1. Kesimpulan ................................................................................... 60

6.2. Saran .............................................................................................. 61

6.2.1. Bagi Peneliti .................................................................... 61

6.2.2. Rumah Sakit .................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 63

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Rute Infeksi Organisme pada Kateter ......................................... 13

2.2. Diagram Fishbone Faktor Risiko CAUTI .................................. 15

2.3. Peran Biofilm .............................................................................. 16

2.4. Kerangka Teori .......................................................................... 26

2.5. Kerangka Konsep ........................................................................ 26

3.1. Kerangka Operasional Penelitian ................................................ 29

4.1. Rasio Utilisasi Kateter ................................................................ 39

4.2. Insidensi CAUTI ........................................................................ 39

5.1. Lingkaran Target Intervensi Pencegahan CAUTI ..................... 56

Page 15: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1. Kategori Rekomendasi HICPAC ................................................ 19

3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................... 30

3.2. Variabel dan Metode Pengukuran .............................................. 34

4.1. Jumlah Tempat Tidur .................................................................. 37

4.2. Jumlah Tenaga Medis ................................................................. 38

4.3. Indikator Pelayanan .................................................................... 38

4.4. Karakteristik Responden Tenaga Medis ..................................... 41

4.5. Karakteristik Pasien yang menggunakan Kateter Sebelum

Penerapan .................................................................................... 42

4.6. Karakteristik Pasien yang menggunakan Kateter Setelah

Penerapan .................................................................................... 43

4.7. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis ..................... 45

4.8. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis ....... 46

4.9. Pengetahuan Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik ............. 48

4.10. Sikap Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik ......................... 49

4.11. Tindakan Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik ................... 50

4.12 Kejadian CAUTI Berdasarkan Penerapan HICPAC................... 50

4.13. Kejadian CAUTI Berdasarkan Faktor Risiko ............................ 51

Page 16: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Panduan HICPAC .................................................................. 67

2 Kuesioner Penelitian .............................................................. 70

3 Kerangka Acuan Kegiatan (Term Of Reference)

Sosialisasi Dan Penerapan Panduan HICPAC ....................... 74

4 Uji Validitas dan Reabilitas.................................................... 82

5 Master Data ............................................................................ 84

6 Analisis Data .......................................................................... 98

7 Dokumentasi........................................................................... 112

8 Surat Izin Penelitian ............................................................... 116

Page 17: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kepastian akan keselamatan setiap individu yang datang dalam rangka

mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan tantangan yang sangat penting

yang dihadapi rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Beberapa laporan

negara maju menunjukan adanya sejumlah pasien mengalami kecelakan selama

mendapat pelayanan kesehatan. Kecelakaan tersebut dapat menyebabkan cidera

permanen, masa rawat yang menjadi lama, dan bahkan kematian. Setiap tahunnya,

terdapat beberapa individu menderita cidera atau kematian akibat pelayanan

kesehatan yang tidak aman dan buruk. Kebanyakan cidera tersebut sebenarnya

dapat dicegah. Umumnya, jika terdapat 1 pasien dari 10 pasien yang dirawat

mengalami kecelakaan, maka 50% kejadian tersebut sesungguhnya dapat dicegah

(1).

Pentingnya keselamatan pasien telah menjadi fokus hampir di semua negara

di dunia. Amerika, Australia, dan Inggris menunjukan keseriusan dalam menjamin

keselamatan pasien dengan membentuk suatu divisi khusus yang membidangi

tentang keselamatan pasien yang bernaung di bawah National Health Service

(NHS) (2). Negara-negara tersebut berpendapat bahwa keselamatan pasien

merupakan bagian yang terintegrasi dalam meningkatkan kualitas dan mutu

pelayanan. Selain itu, Joint Commission International (JCI), suatu badan

akreditasi rumah sakit internasional, mengampanyekan International Patient

Safety Goals (IPSG) atau sasaran keselamatan pasien sebagai jawaban dalam

Page 18: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

2

memberi kepastian keselamatan yang dihadapi oleh pemberi pelayanan kesehatan.

Di Indonesia, Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) memasukkan sasaran

keselamatan pasien ke dalam satu bab tersendiri di dalam standar nasional

akreditasi rumah sakit. Sasaran keselamatan pasien yang disusun oleh KARS

hampir sama dengan yang dikeluarkan JCI yang terdiri dari 6 sasaran (3).

Salah satu poin sasaran keselamatan pasien tersebut bertujuan mengurangi

infeksi terkait pelayanan kesehatan (Healthcare-associated Infections / HAI).

Kejadian HAI berdampak pada lama rawatan, disabilitas jangka panjang,

peningkatan resistensi mikroorganisme, beban biaya tambahan untuk sistem

kesehatan, biaya yang mahal oleh pasien dan keluarganya, dan kematian yang

tidak diharapkan (4). Dampak yang ditimbulkan oleh infeksi yang berkaitan

dengan layanan kesehatan ini sangat luas dan menjadi beban yang besar baik oleh

negara ataupun rumah sakit itu sendiri. Di Amerika Serikat pada tahun 2016,

diperkirakan telah menghabiskan biaya sebesar 142 juta hingga 4,25 miliar Dolar

Amerika untuk membiayai infeksi terkait pelayanan kesehatan, sedangkan di

Eropa diestimasi mencapai 7 miliar Euro (5). Angka kematian akibat HAI sekitar

99.000 kejadian di Amerika dan 37.000 di Eropa. Laporan dari tahun 2010-2016

di Australia, insiden HAI per tahunnya mencapai 180.000 kejadian (6).

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam melakukan

surveilans membagi 6 jenis HAI, yaitu infeksi aliran darah terkait akses sentral

(Central Line-associated Bloodstream Infections / CLABSI), infeksi saluran

kemih terkait kateter (Catheter-associated Urinary Tract Infection / CAUTI),

pneumonia terkait ventilator (Ventilator-associated Pneumonia / VAP), infeksi di

Page 19: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

3

tempat operasi (Surgical Site Infections / SSI) pada operasi kolon, SSI pada

abdominal histerektomi, Clostridium Difficile (CDI), dan Methicillin-Resistant

Staphylococcus aureus (MRSA). Angka kejadian CAUTI diperkirakan sekitar

30% dari semua HAI, di bawah VAP dan CLABSI menempati persentase

pertama dan kedua. Lebih dari 560.000 kejadian CAUTI pertahun di Amerika

Serikat yang menyebabkan masa rawatan lebih panjang 2-4 hari dan 13.000

kematian pertahun. Dengan demikian CAUTI masih menjadi beban dalam

pelayanan kesehatan (7).

National Healthcare Safety Network melaporkan angka kejadian CAUTI

sekitar 3,1-7,5 infeksi per 1.000 kateter-hari. Untuk di Indonesia, angka kejadian

CAUTI secara pasti belum jelas, hal ini disebabkan karena sistem pelaporan yang

kurang baik. Tetapi di sebuah rumah sakit di Surabaya, mencatat terjadi 11 kasus

pada tahun 2015 (8). Selain itu, tercatat 155 kejadian CAUTI di ruang rawatan

pediatrik rumah sakit tersier di Medan dari Januari 2015 hingga November 2016

(9).

Di Amerika Serikat, hampir 5 juta kateter urin dipasang setiap tahunnya.

Sekitar 12-25% dari semua pasien rawat inap dipasang kateter urin selama

rawatan dengan sebanyak 50%-nya tidak tepat indikasi. Pada satu penelitian

menemukan bahwa hampir 40% dokter yang merawat pasien dengan kateter urin

kurang peduli sehingga meningkatkan durasi lama pemakaian kateter.

Penggunaan kateter yang berkepanjangan terbukti berdampak langsung terhadap

risiko terjadinya infeksi saluran kemih. Dengan terpasangnya kateter, risiko

terjadinya bakteriuria bertambah sekitar 3-7% setiap harinya. Ketika kateter

Page 20: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

4

terpasang lebih dari satu minggu, risiko bakteriuria menjadi 25%, dan jika satu

bulan risiko bakteriuria menjadi 100%. Akibat dari bakteriuria ini, 10% akan

mengalami gejala infeksi saluran kemih (demam, disuria, urgensi, frekuensi, nyeri

suprapubik) dan hampir 3% akan dijumpai bakteremia. CAUTI umumnya

menyebabkan penggunaan antibiotik yang tidak perlu, dan sistem drainase urin

sering menjadi tempat reservoir bakteri dengan resisten multi obat dan menjadi

sumber penularan ke pasien lainnya (10).

Diperkirakan 17-69% kejadian CAUTI dapat dicegah, yang berarti 380.000

infeksi dan 9.000 kematian berkaitan dengan CAUTI dapat dihindari.(11)

Infectious Diseases sociaty of America (IDSA), Departemen Kesehatan Inggris

Raya, dan CDC mengeluarkan panduan pencegahan CAUTI. Panduan IDSA

dikeluarkan pada tahun 2010 dan Departemen Kesehatan Inggris Raya pada tahun

2001 yang diperbarui tahun 2006. CDC mengeluarkan panduan untuk mencegah

CAUTI pada tahun 1981 dan diperbarui tahun 2009. Pada tahun 2017, Healthcare

Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC) memperbarui

rekomendasi-rekomendasi panduan CDC berdasarkan literatur dan penelitian

terbaru. Rekomendasi tersebut meliputi 6 poin utama yaitu, tepat indikasi

penggunaan kateter urin, tepat teknik pemasangan kateter, tepat teknik perawatan

kateter, program peningkatan kualitas, infrastruktur administratif, dan survailens.

Setiap poin tersebut memiliki beberapa rekomendasi yang diklasifikasikan

berdasarkan kualitas temuan bukti ilmiah (12).

Penerapan panduan tersebut terbukti dalam menurunkan insidensi CAUTI di

Amerika. Insidensi CAUTI turun dari 9,4 kasus per 1.000 kateter-hari pada tahun

Page 21: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

5

2001 menjadi 5,3 kasus per 1.000 kateter-hari pada tahun 2010. Sedangkan

mortalitas pasien dengan CAUTI menurun dari 5,4 pada tahun 2001 menjadi 3,7

per 1.000 kateter-hari pada 2010. Hal yang sama juga terjadi pada lama hari

rawatan, dari 9 hari menjadi 7 hari rawatan (13). Selain itu, Blanck, dkk berhasil

menurunkan angka kejadian CAUTI dari 8,2 per 1.000 kateter-hari menjadi 4,3

per 1.000 kateter-hari di seluruh rumah sakit yang berada di timur laut Amerika

Serikat pada tahun 2014 (14). Oleh karena itu diharapkan apabila dilakukan

penerapan hal yang sama dapat mengurangi kejadian dan beban yang ditimbulkan

CAUTI di Indonesia, terutama di Rumah Sakit Delia, Langkat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menilai apakah dengan diterapkan

rekomendasi Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee di

Rumah Sakit Delia Langkat akan mengurangi kejadian catheter-associated

urinary tract infection.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penerapan Healthcare Infection Control

Practices Advisory Committee terhadap kejadian catheter-associated urinary tract

infection di Rumah Sakit Delia Langkat pada tahun 2018.

Page 22: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

6

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui perbedaan insidensi kejadian catheter-associated urinary

tract infection sebelum dan sesudah penerapan rekomendasi Healthcare

Infection Control Practices Advisory Committee.

2. Untuk menilai besarnya perbedaan pengetahuan tenaga medis tentang

pencegahan catheter-associated urinary tract infection sebelum dan

sesudah sosialisasi, pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC.

3. Untuk menilai besarnya perbedaan sikap tenaga medis tentang

pencegahan catheter-associated urinary tract infection sebelum dan

sesudah sosialisasi, pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC.

4. Untuk menilai besarnya perbedaan tindakan tenaga medis tentang

pencegahan catheter-associated urinary tract infection sebelum dan

sesudah sosialisasi, pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini memberikan data insidensi catheter-associated urinary

tract infection yang dapat digunakan sebagai referensi, yang mana di

Indonesia belum ada sistem pencatatan yang terstruktur.

2. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan rujukan untuk penelitian

selanjutnya dalam upaya pengendalian catheter-associated urinary tract

infection.

Page 23: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

7

1.4.2 Manfaat Terapan

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan rumah sakit dalam

menyusun standar operasional prosedur pemasangan kateter dan

pemeliharaannya.

2. Penerapan rekomendasi Healthcare Infection Control Practices Advisory

Committee diharapkan angka kejadian catheter-associated urinary tract

infection berkurang sehingga beban rumah sakit berkurang.

3. Dengan diterapkan rekomendasi Healthcare Infection Control Practices

Advisory Committee, pasien merasa terjamin akan keselamatannya

sehingga hal yang dapat dicegah seperti hari rawatan yang bertambah

atau penggunaan antibiotik bahkan kematian tidak terjadi.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pemasangan kateter urin indwelling (kateter foley) menjadi tindakan yang

sering dijumpai di rumah sakit. Penggunaan kateter urin memiliki beberapa risiko,

salah satunya meningkatkan risiko infeksi. Infeksi akibat penggunaan kateter

(CAUTI/catheter-associated urinary tract infection) menjadi komplikasi paling

sering dibanding komplikasi yang lain. National Healthcare Safety Network

(NHSN) melaporkan kejadian CAUTI sekitar 0,2-4,8 per 1.000 kateter-hari pada

pasien rawat inap di bangsal dan pada pasien rawatan intensif (ICU) lebih tinggi

yaitu sekitar 1,2-4,5 per 1.000 kateter-hari. Selain itu CAUTI juga berkaitan

dengan durasi rawatan, biaya rawatan, penggunaan antibiotik, morbiditas, dan

mortalitas. Oleh karena itu banyak studi yang dilakukan bertujuan untuk

mencegah infeksi tersebut (15).

Berbagai macam tindakan/strategi pencegahan telah dikembangkan.

Kebanyakan tindakan pencegahan diadaptasi dari panduan CDC. Hal ini

disebabkan karena rekomendasi tindakan pada panduan CDC berdasarkan bukti

ilmiah yang kuat. Beberapa penelitian menilai ketepatan indikasi kateter, cuci

tangan, program pendidikan tenaga kesehatan, protokol pelaksana untuk perawat,

checklist pencegahan CAUTI, bundel CAUTI, dan pembatasan lama penggunaan

kateter. Semua rekomendasi tersebut sukses terutama jika dilakukan secara

kombinasi bersama-sama. Kebanyakan penelitian bertujuan untuk mengurangi

jumlah pemasangan kateter dan lama pemakainan kateter (16).

Page 25: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

9

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pengembangan protokol CAUTI

dan penguatan kepatuhan penggunaan borang CAUTI sebagai tindakan

pencegahan CAUTI harus berdasarkan bukti ilmiah yang kuat sehingga akan

menurunkan kejadian CAUTI secara signifikan. Terdapat beberapa penelitian

yang dilakukan di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa insidensi CAUTI

dapat dicegah hingga 30% dengan melakukan pendekatan multidimesional,

termasuk penggunaan bundel intervensi CAUTI. Davis dan kolega merancang

sebuah bundel pencegahan yang dalam mengurangi 50% kejadian CAUTI per

bulan dari 5,41 menjadi 2,49 per 1000 kateter-hari (17). Penggunaan checklist

elektrik dan pengingat digital juga membantu mengurangi infeksi yang juga

menjadi bagian dari bundel pencegahan. Pengembangan dan penerapan bundel

CAUTI ini harus mendapat dukungan dari tenaga medis untuk peningkatan

keefektivitasannya (18).

Blanck, dkk melakukan studi kuasi ekpremental untuk mengevaluasi panduan

pencegahan CAUTI di beberapa rumah sakit di Amerika Serikat pada tahun 2014.

Intervensi yang diberikan berupa penerapan checklist tindakan pencegahan

CAUTI. Tindakan tersebut meliputi: 1) memastikan posisi urine bag lebih rendah

daripada kandung kemih, 2) memastikan posisi urine bag tidak menyentuh lantai,

3) memastikan tidak ada sistem drainase kateter yang kinking, 4) membersihkan

perineal/meatus dan selang kateter, 5) melakukan asesmen untuk menilai apakah

kateter sudah bisa dilepas sesegera mungkin. Intervensi yang dilakukan tersebut

berhasil menurunkan angka kejadian CAUTI dari 8,2 per 1.000 kateter-hari

menjadi 4,3 per 1.000 kateter-hari. Hal ini menunjukan terjadi penurunan hampir

Page 26: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

10

50% kejadian CAUTI dengan penerapan tindakan pencegahan meskipun hasil

tersebut tidak signifikan (p-value: 0,285) (14).

Penelitian lain dengan desain pretest-posttest penerapan panduan pencegahan

juga dilakukan oleh Tillekeratne, dkk pada tahun 2014. Rata-rata durasi

penggunaan kateter tidak berubah dari 6,9 hari pada kelompok pretest, menjadi

5,6 hari pada kelompok posttest (p-value: 0,32), tetapi penggunaan kateter

berkurang dari 0,14 menjadi 0,09 (p-value: <0,001). Insidensi CAUTI juga

berkurang dari 30,4 infeksi per 1.000 kateter-hari menjadi nol pada kelompok

posttest (p-value: 0,002) (19).

Penerapan panduan pencegahan dalam menurunkan insidensi CAUTI di

Amerika. Insidensi CAUTI turun dari 9,4 kasus per 100 kateter pada tahun 2001

menjadi 5,3 kasus per 100 kateter pada tahun 2010. Mortalitas pasien dengan

CAUTI menurun dari 5,4 pada tahun 2001 menjadi 3,7 pada 2010. Hal yang sama

juga terjadi pada lama hari rawatan, dari 9 hari menjadi 7 hari rawatan (13).

Bellamy juga melakukan penerapan pencegahan CAUTI di unit bedah sebuah

rumah sakit di San Fransisco. Penerapan pencegahan tersebut berhasil

menurunkan insidensi CAUTI. Pendidikan dan pelatihan menjadi landasan untuk

menerapkan panduan pencegahan (20). Bellamy mengatakan bahwa pentingnya

pemahaman pelaksanaan panduan menentukan kepatuhan petugas kesehatan

untuk menjalankannya. Simulasi juga harus dilakukan untuk mengetahui kesulitan

yang dijumpai (21).

Selain itu Willson, dkk juga melakukan systematic review terhadap upaya

pencegahan CAUTI. Upaya yang berhasil dalam mencegah CAUTI berupa: 1)

Page 27: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

11

pendidikan tentang perawatan kateter, dipadukan dengan pengawasan reguler

terhadap insidensi CAUTI, 2) program pengawasan indikasi tepat penggunaan

kateter, 3) pembersihan daerah meatus dengan sabun dan air atau pembersihan

perineal setiap hari, 4) memastikan sistem drainase urin tertutup (22).

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Prevalensi Penggunaan Kateter

Selama menjalani masa rawatan, sekitar 12-16% pasien pernah menggunakan

kateter dalam jangka pendek. Prevalensi penggunaan kateter di rumah dalam

jangka waktu panjang diperkirakan 5% di Amerika Serikat. Meskipun demikian,

secara keseluruhan prevalensi penggunaan jangka panjang kateter tidak diketahui.

Risiko terinfeksi akibat kateter bervariasi, dari 3% hingga 7% ketika kateter masih

tetap terpasang. Meskipun kematian yang disebabkan langsung oleh CAUTI

sangat sedikit, tingginya angka penggunaan kateter mengakibatkan meningkatnya

beban CAUTI. Walaupun kurang dari 5% pasien dengan bakteriuria dapat

berkembang menjadi bakteremia, CAUTI menjadi penyebab tertinggi ke dua

infeksi aliran darah berkaitan dengan pelayanan medis. Sekitar 12,9% pasien

dengan bakteremia terkait pelayanan kesehatan diperkirakan berasal dari CAUTI

(23).

Pada April 2013, CDC menyampaikan hasil laporan National Healthcare

Safety Network (NHSN). Laporan tersebut menunjukan prevalensi CAUTI di

ICU, paskabedah, dan unit luka bakar bervariasi dari 1,2 hingga 4,1 kateter-hari

sedangkan pada rawatan non-intensif sekitar 1,3 hingga 1,5%. Meskipun

demikian, pencegahan CAUTI masih lebih lambat dibanding dengan pencegahan

Page 28: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

12

infeksi terkait alat lainnya, seperti CLABSI. Diperkirakan 17-69% kejadian

CAUTI dapat dicegah dengan penerapan tindakan yang berbasis ilmiah. Ini berarti

bahwa 380.000 infeksi dan 9.000 kematian yang berkaitan dengan CAUTI per

tahun dapat dicegah (24).

2.2.2. Patogenesis CAUTI

Sumber mikroorganisme penyebab CAUTI dapat berupa endogen dan eksogen.

Endogen umumnya melalui kolonisasi meatus, rektal, atau vagina sedangkan

eksogen berasal dari peralatan atau kontaminasi tangan tenaga kesehatan. Kateter

dapat menjadi pintu masuk ke saluran kemih. Bakteri dapat naik ke saluran kemih

dari permukaan luar (ekstraluminal) atau permukaan dalam (intraluminal) (25).

Infeksi bakteri secara ekstraluminal dapat terjadi akibat (25):

1) Mikroorganisme berkolonisasi dipermukaan kateter, kebanyakan

membentuk biofilm.

2) Bakteri dapat masuk segera setelah pemasangan kateter. Hal ini sangat

mungkin terjadi jika tidak dilakukan tindakan asepsis sebelum

pemasangan.

3) Bakteri dapat masuk satu sampai tiga hari setelah pemasangan kateter,

biasanya karena aksi kapiler. Aksi kapiler merujuk pada pergerakan

organisme dari permukaan perineal ke arah alat kelamin yang pada

akhirnya melekat pada permukaan kateter.

Infeksi bakteri secara intralumal dapat terjadi akibat (25):

1) Bakteri masuk saat sistem drainase saluran kemih (sambungan kateter

dengan urine bag atau saat tempat mengosongkan urine bag) terbuka.

Page 29: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

13

2) Mikroba masuk dari urine bag menuju kandung kemih akibat refluks.

3) Pembentukan biofilm dan kerusakan mukosa kandung kemih

memfasilitasi pembentukan biofilm tersebut.

Gambar 2.1. Rute Infeksi Organisme pada Kateter (23)

CDC melaporkan mikroorganisme patogen paling sering berkaitan dengan

CAUTI di rumah sakit berdasarkan laporan NHSN tahun 2006-2007, yaitu 1)

Escherichia coli (21,4%), 2) Candida spp (21%), Enterococcus spp (14,9%),

Pseudomonas aeruginosa (10%), Klebsiella pneumoniase (7,7%), dan

Enterobacter spp (4,1%). Gram negatif lainnya dan Staphylococcus spp jarang

dijumpai (26).

Page 30: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

14

2.2.3. Faktor Risiko CAUTI

Banyak faktor yang telah diidentifikasi sebagai risiko potensial untuk kejadian

CAUTI. Beberapa di antaranya berkaitan dengan manajemen pasien di ruang

perawatan intensif termasuk penggunaan kateter yang berkepanjangan,

penggunaan antibiotik sistemik, dan peningkatan kadar kreatinin. Jenis kelamin

juga berpengaruh terhadap kejadian CAUTI. Wanita lebih berisiko dibanding pria,

dan kondisi penyerta seperti malnutrisi juga meningkatkan risiko (27). Faktor

risiko yang paling penting dan dapat dimodifikasi adalah durasi penggunaan

kateter. Durasi pemakaian kateter menjadi faktor penting terjadinya bakteriuria.

Risiko terjadinya bakteriuria naik 3-7% setiap harinya. Angka kejadian ini juga

tinggi pada wanita dan usia lanjut. Ketika kateter terpasang selama beberapa

minggu, dipastikan bakteriuria akan terjadi. Oleh karena itu, kateter harus

digunakan dalam periode waktu sesingkat mungkin. Pada hari ke-30 penggunaan

kateter, angka kejadian infeksi mencapai 100%. Sistem drainase yang baik seperti

perawatan urine bag (tidak di lantai) dan proteksi port urine bag dapat melindungi

pasien dari risiko CAUTI. Kolonisasi bakteri pada kantong urin dilaporkan

menjadi sumber organisme resisten pada fasilitas layanan akut (28).

Penggunaan antimikroba hanya melindungi pemakaian kateter jangka pendek

tetapi membawa risiko resistensi bakteri seperti Pseudomonas aeruginosa, basil

gram negatif lainnya, enterococci, dan jamur. Dari 60-80% pasien rawat inap

dengan kateter yang menerima antimikroba yang biasanya diindikasikan selain

untuk infeksi saluran kemih. Penggunaan antimikroba yang intens berarti akan

mudah dijumpai organisme resisten antimikroba pada pemeriksaan urin.

Page 31: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

15

Survielans yang dilakukan Michigan menemukan adanya Carbapenemase

resistant Enterobacteriaceae (CRE) pada 61% kultur uirn dan sebesar 48%

terdapat pada pasien dengan kateter urin. Pada individu yang menggunakan

kateter di rumah menjadi sumber utama organsisme gram negatif resisten.

Gambar di bawah ini merupakan diagram fishbone faktor risiko yang berkaitan

dengan kejadian CAUTI (29).

Gambar 2.2. Diagram Fishbone Faktor Risiko CAUTI (23)

2.2.4. Peran Biofilm

Bakteri dapat membentuk kolonisasi di kandung kemih pasien dalam waktu 24

jam setelah bakteri tersebut melekat di permukaan luar atau dalam kateter.

Keberadaan bakteri di permukaan kateter sering berkaitan dengan pembentukan

biofilm. Pada awalnya bakteri yang berkolonisasi di permukaan kateter umumnya

membentuk biofilm yang tipis. Karena bakteri terus memproduksi material

Page 32: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

16

matriks (bahan polimer ekstraselular), mereka dapat berkembang menjadi tebal

dan menjalin struktur yang kompleks. “Plak” ini masih dapat dilihat jelas

meskipun kateter telah dilepaskan (30).

Gambar 2.3. Peran Biofilm (30)

Bakteri-bakteri yang hidup di dalam biofilm berbeda-beda, dari yang bakteria

bebas, bakteri yang menghasilkan matrik ekstraselular padat, bakteri yang

melapisi luar permukaan yang dapat melindungi dari antibiotik dan pertahanan

tubuh seperti fagositosis. Mikroorganisme lainnya dapat mengandung atau

memproduksi toksin dan bahan lainnya yang akan meningkatkan kemampuan

menginvasi dan merusak sel, atau bertahan dari sistem imun. Karakteristik dari

mikroorganisme spesifik, terutama berkaitan dengan virulensi dan juga

kemampuan melekat pada objek lain seperti kateter urin, berperan penting untuk

terjadinya infeksi (31).

Page 33: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

17

2.2.5. Kriteria Diagnosis CAUTI

Kebanyakan pasien bersifat asimptomatik. Gejala yang dapat ditimbulkan

dapat berupa rasa tidak nyaman pada daerah suprapubik, demam, menggigil, atau

nyeri pinggang (32). Signifikan bakteriuria pada pasien dengan kateter ditemukan

lebih dari 100 CFU/ml pada pemeriksaan kultur urin. Meskipun sedikit, hampir

semua pasien dengan 100 CFU/ml akan berkembang menjadi ≥ 105 CFU/ml (33).

Selain kultur urin, metode lain yang bisa digunakan adalah pemeriksaa dipstick

urin dan lebih reliabel jika terdapat bakteri lebih dari 105 CFU/ml. Pemeriksaan

mikroskopik juga dapat mendeteksi bakteri dan sel darah putih jika jumlah bakteri

lebih dari 105

CFU/ml. Lebih dari 3 sel darah putih per lapangan pandang besar

sudah dapat dicurigai adanya infeksi. Tes dipstick sangat spesifik tetapi tidak

sensitif (34).

The Clinical and Laboratory Standards Institute mengeluarkan panduan teknik

pengambilan spesimen urin. Panduan tersebut merekomendasikan kultur urin

sebaiknya dilakukan dalam 2 jam setelah pengambilan spesimen. Jika spesimen

tidak dapat dikultur dalam 2 jam, ada dua pilihan untuk menjaga kualitas

spesimen: 1) spesimen urin ditampung di dalam kontainer dengan bahan kimia

preservatif (biasanya asam borat) atau 2) menyimpan urin dalam suhu 2-80

C

sampai urin dapat dikultur. Pertumbuhan bakteri yang berlebihan dapat terjadi jika

salah penanganan sehingga menyebabkan positif palsu (23).

Panduan untuk pengumpulan spesimen dari kateter dikeluarkan oleh 2 institusi

(23):

Page 34: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

18

1) HICPAC. Panduan ini menginstruksikan pemeriksaan urinalisis atau

kultur menggunakan urin yang diambil dengan cara mengaspirasi dari port

sistem drainase urin dalam volume kecil. Port harus dibersihkan dengan

desenfektan sebelum dipasang syringe steril. Panduan ini tidak

menyebutkan kapan waktu pengambilan spesimen kateter yang tepat.

2) Diagnosis, Prevention and Treatment of Catheter Associated Urinary

Tract Infection in Adults: 2009 yang dikeluarkan oleh Infectious

Diseases Society of America. Panduan ini menginstruksikan jika kateter

terpasang lebih dari 2 minggu pada saat onset CAUTI muncul dan masih

diperlukan, kateter harus diganti untuk mempercepat mengurangi gejala

dan risiko lanjutan yang berkaitan dengan bakteriuria dan CAUTI.

Panduan ini juga mengatakan kultur urin harus diperoleh sesegera

mungkin setelah kateter terpasang sebelum terapi antimikroba diberikan.

Urinalisis sering digunakan sebagai alat screening untuk menentukan keadaan

saluran kemih, termasuk potensi keberadaan infeksi. Interpretasi urinalis meliputi

(34):

1) Penilaian warna, kejernihan, protein, glukosa, keton, darah, nitrat, dan

leukosit esterase

2) Pemeriksaan mikroskopik dari sel darah merah, sel darah putih, kristal,

bakteri, atau jamur.

3) Positif leukosit esterase (LE) mengindikasikan keberadaan sel darah putih

atau debris dari pecahnya sel darah putih di urin, dengan akurasi 90%.

4) Jika LE positif, pemeriksaan mikroskopik dapat dilakukan untuk

menentukan jumlah sel darah merah dan cast sel darah putih

Page 35: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

19

5) Dikatakan kemungkinan adanya infeksi jika ditemukan 10 atau lebih sel

darah putih di urin

2.3. Landasan Teori

Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee mengeluarkan

panduan pencegahan CAUTI pada tahun 2009 yang merupakan pembaruan dan

perluasan dari panduan CDC tahun 1981. Panduan ini terdiri dari 6 rekomendasi

utama untuk mencegah CAUTI berdasarkan bukti ilmiah meliputi (10):

1) Penggunaan Kateter harus tepat indikasi

2) Teknik Pemasangan yang tepat

3) Teknik perawatan kateter yang tepat

4) Program peningkatan kualitas

5) Infrastruktur administratif

6) Surveilans

Keenam rekomendasi tersebut memiliki penjabaran-penjabaran berupa

tindakan konkret yang dapat diterapkan. Setiap tindakan dikategorikan

berdasarkan tingkat prioritasnya dan level bukti ilmiahya sebagai berikut (10):

Tabel 2.1. Kategori Rekomendasi HICPAC

Kategori Keterangan

IA Sangat direkomendasikan untuk diterapkan dengan kualitas bukti

ilmiah moderat hingga tinggi

IB Sangat direkomendasikan untuk diterapkan dengan kualitas bukti

ilmiah yang lemah

IC Sangat direkomendasikan untuk diterapkan dengan regulasi oleh

pemangku kebijakan

II Direkomendasikan dengan kualitas bukti ilmiah baik rendah hingga

tinggi

Page 36: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

20

2.3.1. Penggunaan Kateter Tepat Indikasi

Pencegahan yang dapat dilakukan meliputi (10):

a. Penggunaan kateter hanya dilakukan jika ada indikasi yang tepat dan

dipasang selama diperlukan. (Kategori IB)

1) Hindari penggunaan kateter dan meminimalisir durasi pemakaian

kateter pada semua pasien, terutama yang berisiko tinggi CAUTI

seperti wanita, lansia, dan pasien dengan gangguan imunitas.

(Kategori IB)

2) Penggunaan kateter untuk inkontinensi juga harus dihindari. Pada

kasus inkontinensia disarankan penggunaan kateter kondom.

(Kategori IB)

3) Penggunaan kateter urin saat operasi jika dibutuhkan saja, tidak

sebagai rutinitas. (Kategori IB)

4) Untuk pasien operasi yang memiliki indikasi untuk penggunaan

kateter, kateter harus dilepas sesegera mungkin pasca operasi,

idealnya dalam 24 jam, kecuali jika ada indikasi yang tepat untuk

penerusan pemakaian. (Kategori IB)

Untuk pasien operasi, beberapa studi menunjukan keuntungan penghindaran

penggunaan kateter. Hal ini berdasarkan penurunan risiko bakteriuria, tidak

mengakibatkan lukanya kandung kemih, dan peningkatan riskiko retensi urin pada

pasien tanpa kateter. Retensi urin pada pasien tanpa kateter dijumpai terutama

pada bedah urogenital (10).

Page 37: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

21

Untuk pasien dengan inkontinesi, beberapa penelitan menunjukan keuntungan

penghindaran penggunaan kateter. Hal ini berdasarkan penurunan risiko infeksi

pada pria yang dirawat di rumah tanpa penggunaan kateter dibanding penggunaan

kateter kondom. Penelitian tersebut tidak menemukan perbedaan risiko infeksi

antara penggunaan kateter kondom hanya pada malam hari dengan yang tidak

menggunakan kateter (10).

2.3.2. Teknik Pemasangan Kateter yang Tepat

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan (10):

a. Lakukan higine tangan tepat sebelum dan sesudah pemasangan atau

manipulasi apapun pada alat kateter atau tempat kateter. (Kategori IB)

b. Pastikan bahwa hanya orang yang terlatih baik (contoh tenaga medis,

anggota keluarga, atau pasien sendiri) dan tahu teknik aseptik yang benar

pemasangan kateter dan perawatannya yang diberi tanggung jawab

pemasangan kateter. (Kategori IB)

c. Di rumah sakit, pemasangan kateter harus menggunakan teknik aseptik

dan peralatan steril. Menggunakan sarung tangan, doek, danspons steril,

menggunakan cairan antiseptik yang tepat untuk membersihkan daerah

periuretral, dan penggunaan jeli lubrikan steril sekali pakai. (Kategori IB)

d. Untuk bukan di rumah sakit, teknik pemasangan dilakukan secara bersih

(tidak steril) untuk pemasangan kateter intermiten masih boleh dilakukan

dan lebih praktis sebagai pengganti teknik steril. (Kategori IA)

e. Pastikan kateter terjaga dengan baik setelah pemasangan untuk mencegah

pergerakan dan traksi uretra. (Kategori IB)

Page 38: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

22

f. Jika tidak ada indikasi tertentu, disarankan untuk menggunakan kateter

dengan ukuran paling kecil tetapi sistem drainase tetap baik. Hal ini

bertujuan agat menghidari trauma trigonum kandung kemih dan uretra.

(Kategori II)

g. Penggunaan kateter intermiten dilakukan dengan interval yang reguler

untuk mencegah distensi berlebihan dari kandung kemih. (Kategori IB)

h. Disarankan untuk menggunakan alat ultrasound untuk menilai volume urin

pada pasien yang akan menggunakan kateter intermiten dan mengurangi

penggunaan kateter yang tidak perlu. (Kategori II)

2.3.3. Perawatan Kateter yang Tepat

a. Setelah pemasangan kateter, sistem drainase kateter harus tertutup (closed

drainage system). (Kategori IB)

1) Jika melanggar aturan aseptik, terlepas, atau terjadi kebocoran, ganti

kateter dan urine bag dengan melakukan teknik aseptik dan peralatan

steril. (Kategori IB)

2) Disarankan menggunakan sistem kateter dengan prekoneksi, yaitu

sambungan kateter dan selang urine bag tersegel. (Kategori II)

b. Pastikan tidak adanya sumbatan aliran. (Kategori IB)

1) Jaga kateter dan selang urine bag agar tidak tertekuk. (Kategori IB)

2) Pastikan urine bag lebih rendah dari kandung kemih. Jangan biarkan

urine bag berada di lantai. (Kategori IB)

3) Kosongkan urine bag secara regular menggunakan penampung urin

(pispot) yang bersih dan tidak boleh digunakan bersama pasien lain.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

23

Hindari percokan dan jaga agar keran urine bag tidak bersentuhan

dengan pispot. (Kategori IB)

c. Gunakan standar tindakan pencegahan berupa penggunaan sarung tangan

dan celemek saat melakukan manupulasi apapun pada kateter dan sistem

drainase lainnya. (Kategori IB)

d. Ganti kateter atau urine bag secara rutin, tetapi tidak dalam interval yang

sama. Penggantian dilakukan berdasarkan indikasi klinis seperti infeksi,

obstruksi, atau ketika terjadi kebocoran. (Kategori II)

e. Jangan bersihkan area periuretra denan menggunakan antiseptik ketika

kateter masih terpasang. Higine rutin yang tepat dapat berupa pembersihan

permukaan meatus ketika mandi. (Kategori II)

f. Irigasi kandung kemih tidak disarankan kecuali ada indikasi medis seperti

perdarahan paska operasi prostat atau kandung kemih. (Kategori IB)

g. Irigasi kandung kemih rutin dengan antimikroba tidak disarankan.

(Kategori II)

h. Clamping kateter sebelum dilepaskan tidak disarankan. (Kategori II)

i. Jika kejadian CAUTI tidak turun setelah penerapan strategi secara

komperhensif, dapat dipertimbangkan menggunakan

antmicroba/antiseptic-impregnated catheters. (Kategori IB)

j. Kateter hidrofilik lebih disarankan menjadi kateter standar pada pasien

yanng membutuhkan kateter intermiten. (Kategori II)

Page 40: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

24

k. Kateter yang menggunakan bahan silikon lebih dipilih untuk mengurangi

plak pada pasien yang membutuhkan penggunaan kateter jangka panjang.

(Kategori II)

l. Jika terjadi obstruksi dan kemungkinan disebabkan oleh material kateter,

ganti kateter. (Kategori IB)

m. Pengambilan sampel urine dilakukan secara aseptik. (Kategori IB)

1) Jika dibutuhkan urin dengan volume kecil untuk pemeriksaan (urinalisis

atau kultur), aspirasi urin dari port kateter dengan kateter dengan

syringe setelah port dibersihkan dengan disinfektan. (Kategori IB)

2) Jika dibutuhkan urin dengan volume besar untuk analisis khusus

diambil dari urine bag secara aseptik. (Kategori IB)

2.3.4. Program Peningkatan Kualitas

a. Penerapan program peningkatan kualitas atau strategi peningkatan tepat

penggunaan kateter dan mengurangi risiko CAUTI berdasarkan penilaian

risiko fasilitas layanan kesehatan (Kategori IB). Tujuan dari peningkatan

kualitas harus meliputi:

1) Memastikan penggunaan kateter yang tepat indikasi.

2) Mengidentifikasi dan melepas kateter jika sudah tidak dibutuhkan.

3) Memastika kepatuhan higine tangan dan perawatan kateter yang tepat.

Beberapa contoh program yang sudah dilakukan dan terbukti efektif:

1) Sebuah sistem pengingat untuk mengidentifikasi semua pasien yang

terpasang kateter dan menilai kebutuhan untuk penggunaan lanjut

kateter

Page 41: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

25

2) Sosialisasi berkala tentang infeksi saluran kemih terkait penggunaan

kateter berkala dengan tujuan peningkatan pengetahuan tentang

CAUTI, peningkatan sikap tenaga medis, dan peningkatan kepatuhan

tindakan yang dilakukan sesuai dengan panduan yang ada (21).

3) Pelatihan dan umpan balik dari seluruh tenaga medis mengenai indikasi

yang tepat, higine tangan, dan perawatan kateter

2.3.5. Infrastruktur Administratif

a. Penggadaan panduan

1) Menyediakan dan menerapkan panduan yang berdasarkan bukti ilmiah

yang tentang penggunaan kateter, pemasangan, dan perawatan.

(Kategori IB)

b. Pendidikan dan pelatihan

1) Pastikan seluruh petugas kesehatan dan orang lain yang bertugas

melakukan perawatan kateter (keluarga) diberikan pelatihan secara

periode mengenai teknik dan prosedur pemasangan, perawatan, dan

pelepasan. (Kategori IB)

c. Suplai

1) Pastikan kebutuhan yang diperlukan untuk tindakan aseptik saat

pemasangan kateter tersedia. (Kategori IB)

d. Disarankan penerapan sistem dokumentasi pada rekam medis seperti:

indikasi pemasangan, tanggal dan waktu pemasangan, petugas

memasanga, dan tanggal pelepasan. (Kategori II)

Page 42: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

26

Tepat Indikasi

Penggunaan

Kateter

Menurunkan Angka CAUTI

Panduan HICPAC

Tepat Teknik

Pemasangan

Kateter

Tepat Teknik

Perawatan

Kateter

Mengurangi

Penggunaan

Kateter

Mengurangi

Risiko

Kontaminasi

Mengurangi

risiko

perkembangan

bakteri

Program

Peningkatan

Kualitas

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Sosialisasi dan

Pelatihan

Gambar 2.4. Kerangka Teori

Sumber: modifikasi Gould, dkk (2017) dan Bellamy, dkk (2016)

2.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dibuat berdasarkan teori yang sudah dibahas sebelumnya.

Kerangka konsep dalam penelitian ini buat dalam bagan di bawah ini:

Panduan

HICPAC

Tenaga

Medis

Sebelum

Penerapan

Panduan

HICPAC

Tenaga

Medis

Setelah

Penerapan

Panduan

HICPAC

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Mengurangi

CAUTI

Tepat Indikasi

Penggunaan

Kateter

Tepat Teknik

Pemasangan

Kateter

Tepat Teknik

Perawatan

Kateter

Mengurangi

penggunaan

kateter

Mengurangi

risiko

kontaminasi

Mengurangi

pertumbuhan

bakteri

Gambar 2.5. Kerangka Konsep

Page 43: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

27

2.5. Hipotesis

Terdapat pengaruh penurunan angka kejadian catheter-associated urinary

tract infection setelah diterapkan panduan HICPAC.

Terdapat perbedaan pengetahuan tenaga medis tentang pencegahan

catheter-associated urinary tract infection sebelum dan sesudah sosialisasi

dan pelatihan panduan HICPAC.

Terdapat perbedaan sikap tenaga medis tentang pencegahan catheter-

associated urinary tract infection sebelum dan sesudah sosialisasi dan

pelatihan panduan HICPAC.

Terdapat perbedaan tindakan tenaga medis tentang pencegahan catheter-

associated urinary tract infection sebelum dan sesudah sosialisasi dan

pelatihan panduan HICPAC.

Page 44: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental dengan

pendekatan two group pretest-posttest untuk sampel pasien dan one group

pretest-posttest untuk sampel tenaga medis. Bentuk intervensi yang diberikan

berupa penerapan panduan HICPAC yang disusun dalam bentuk borang checklist

(lampiran 1). Sebelum dilakukan penerapan panduan HICPAC, dilakukan

sosialisasi, pelatihan dan uji coba mengenai panduan tersebut kepada seluruh

tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat.

Sebelum dilakukan pelatihan dan sosialisasi, pengetahuan, sikap, dan

tindakan tenaga medis akan dinilai (pre-test untuk tenaga medis) menggunakan

kuesioner (lampiran 2). Kemudian sosialisasi dan pelatihan diselenggarakan

dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan sosialisasi dan simulasi penerapan

rekomendasi. Simulasi akan dilakukan selama 5 menit untuk setiap tim tenaga

medis. Kemudian dipilih salah satu tenaga medis senior sebagai pengawas pada

setiap unit (IGD,Bangsal, ICU, dan COT) untuk diujikan selama satu minggu.

Tahap kedua dilakukan setelah satu minggu uji coba. Pada tahap ini diadakan

kembali pelatihan dengan tujuan memantapkan pengetahuan dan keahlian tenaga

medis yang telah diterapkan (21).

Pasien yang diambil sebelum penerapan panduan HICPAC disebut

kelompok kontrol. Pasien yang diambil setelah penerapan panduan HICPAC

Page 45: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

29

disebut kelompok intervensi. Setelah itu dinilai kembali pengetahuan, sikap, dan

tindakan tenaga medis (post-test untuk tenaga medis).

Mengumpulkan data pasien yang terpasang kateter sebelum

penerapan sesuai perhitungan sampel

Mengumpulkan data pengetahuan, sikap, dan tindakan

tenaga medis Tahap 1 Sosialisasi dan Pelatihan HICPAC

Uji Coba Penerapan

Tahap 2 Umpan balik dari uji coba dan

pemantapanMengambil data pasien yang terpasang kateter sesuai dengan

perhitungan sampel

Mengumpulkan data pengetahuan, sikap, dan tindakan

tenaga medis

Melakukan intervensi:

Penerapan Panduan HICPAC

Gambar 3.1. Kerangka Operasional Penelitian

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Delia Langkat. Rumah Sakit Delia

Langkat merupakan rumah sakit swasta dengan kelas C dan memiliki jumlah

tempat tidur 158. Layanan spesialistik yang tersedia di Rumah Sakit Delia

Langkat meliputi 12 bagian yaitu penyakit dalam, anak, bedah, kandungan, saraf,

Page 46: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

30

Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), kulit dan kelamin, kesehatan jiwa, mata,

anesthesia, patologi klinik, dan radiologi.

Indikator pelayanan Rumah Sakit Delia Langkat pada tahun 2018 sebagai

berikut: angka penggunaan tempat tidur (Bed Occupancy Ratio / BOR) sebesar

57%, rata-rata lama hari rawatan (Average Lenght of Stay / AVLOS) selama 5

hari, tenggang waktu perputaran tempat tidur (Turn Over Interval / TOI) dalam 4

hari dan angka perputaran tempat tidur (Bed Turn Over / BTO) 39 kali.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan pengusulan judul penelitian, peninjauan

daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, dan melakukan penelitian di Rumah

Sakit Delia Langkat pada bulan Oktober hingga November 2018. Estimasi

melakukan sosialisasi, pelatihan, dan uji coba panduan HICPAC sekitar 1 minggu.

Sedangkan pengambilan data urin diestimasikan membutuhkan waktu sekitar 4

minggu.

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Oktober November

I II III IV I II III IV

1. Pengurusan izin penelitian

2. Pengambilan data pengetahuan, sikap,

dan tindakan tenaga medis

3. Sosialisasi, pelatihan, dan uji coba

4. Penerapan panduan HICPAC

5. Pengambilan data urin

Page 47: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

31

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Penelitian ini memiliki dua populasi target yaitu tenaga medis dan pasien

yang menggunakan kateter urin. Populasi target tenaga medis meliputi dokter dan

perawat di instalasi gawat darurat, instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, dan

instalasi bedah pusat. Sedangkan populasi target pasien yang menggunakan

kateter urin meliputi pasien yang dirawat di rawat inap dan perawatan intensif.

3.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini terbagi dua kelompok yaitu, kelompok pretest

dan kelompok posttest. Kelompok pretest adalah tenaga medis dan pasien yang

menggunakan kateter sebelum pelatihan, sosialisasi, dan penerapan rekomendasi

HICPAC sedangkan kelompok posttest merupakan tenaga medis dan pasien yang

menggunakan kateter setelah diterapkan rekomendasi HICPAC. Pengambilan

sampel tenaga medis menggunakan teknik total sampling. Sedangkan untuk

pengambilan sampel pasien menggunakan teknik non-probabillity sampling

berupa purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil sampel

sampai jumlah perhitungan sampel minimal terpenuhi.

Rumus sampel yang dipakai yaitu rumus perhitungan studi komperatif proporsi

yang dikembangkan oleh Peacock. Rumus ini digunakan karena penelitian ini

akan membandingkan proporsi kejadian CAUTI sebelum dan sesudah penerapan

rekomendasi HICPAC. Berikut ini uraian rumus tersebut (35):

Page 48: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

32

Keterangan : n= jumlah sampel setiap kelompok

K=konstanta (10,5 untuk nilai α 5%)

P1= proporsi kelompok pretest (0,133)

P2= proporsi kelompok posttest (0,03)

Untuk nilai P1 dan P2 diambil dari penelitian terdahulu. Penelitian yang

menjadi acuan P1 dan P2 untuk dilakukan oleh Blanck dan kolega pada tahun

2014, maka digunakan P1 sebesar 0,133 dan P2 sebesar 0,03 sehingga didapatkan

jumlah pasien untuk masing-masing kelompok pretest dan posttest sebesar 149,3

≈ 150 sampel / pasien yang menggunakan kateter (14).

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu primer dan sekunder.

Data primer dalam penelitian ini adalah kejadian CAUTI pada kelompok posttest

dan data sekunder dalam penelitian ini adalah kejadian CAUTI pada kelompok

pretest. Pada kelompok posttest, kejadian CAUTI diperiksa secara langsung oleh

petugas laboratorium yang telah dilatih, sedangkan pada kelompok pretest, data

kejadian CAUTI diambil dari data survei PPI Rumah Sakit Delia Langkat. Selain

itu, data pengetahuan, sikap, dan tindakan diperoleh langsung dari tenaga medis

melalui kuesioner.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

33

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Kejadian CAUTI untuk kelompok pretest diambil dari data survei PPI

Rumah Sakit Delia Langkat. Kemudian data karakteristik dilengkapi dengan

melihat rekam medis pasien. Sedangkan kelompok posttest kejadian CAUTI

diamati secara kohort. Setiap pasien yang menggunakan kateter akan diperiksa

urinnya ketika timbul gejala atau sesaat sebelum dilepaskan. Urin tersebut

dilakukan pemeriksaan dipstick urine. Sedangkan untuk pengetahuan, sikap, dan

tindakan diambil sebelum dan sesudah pelatihan dan sosialisasi HICPAC dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan diadopsi dari peneltian

Kausuha, dkk pada tahun 2017 (lampiran 2).(36)

3.4.3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari penelitian

Kausuha, dkk di Manado tahun 2017. Kuesioner tersebut telah divalidasi dan

dilakukan uji reliabilitas dengan nilai Pearson Correlation 0,577 dan nilai

Cronbach’s Alpha 0,838 (Lampiran 4) (36).

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, penerapan rekomendasi HICPAC menjadi variabel

independen dan kejadian CAUTI menjadi variabel dependen. Selain itu, penelitian

ini juga dilengkapi dengan variabel jenis kelamin, umur, diagnosis utama, dan

durasi penggunaan kateter. Selain itu, pengetahuan, sikap, dan tindakan tenaga

medis juga menjadi variabel penelitian ini.

Page 50: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

34

3.5.2. Definisi Operasional

a. Pengetahuan adalah pemahaman tenaga medis tentang pencegahan

CAUTI.

b. Sikap adalah respon tenaga medis tentang pencegahan CAUTI.

c. Tindakan adalah bentuk pelaksanaan tenaga medis untuk mencegah

kejadian CAUTI

d. CAUTI adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang telah

terpasang kateter minimal 1 hari, baik bergejala atau tidak, dan dengan

dengan pemeriksaan dipstick test.

3.6. Metode Pengukuran

Tabel 3.2. Variabel dan Metode Pengukuran

No Variabel

Dependen

Jumlah

Pertanyaan

Cara dan alat

ukur

Skala

Pengukuran Value

Jenis

Skala

Ukur

1.

2.

3.

4.

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

CAUTI

20

10

20

-

Menggunakan

kuesioner

Menggunakan

kuesioner

Menggunakan

checklist

rekomendasi

HICPAC

Diperiksa

dengan

pemeriksaan

dipstick urin

Skor total

kuesioner

Skor total

kuesioner

Skor total

kuesioner

Nitrit dan

leukosit

esterase

positf

Nitrit dan

leukosit

esterase

negatif

0-20

0-10

0-20

Infeksi

Tidak

Infeksi

Rasio

Rasio

Rasio

Ordinal

Page 51: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

35

3.7. Metode Pengolahan Data

Data penelitian yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan

menggunakan program komputer SPSS dengan melalui proses berikut:

a. Editing, yakni data yang telah dikumpulkan diperiksa kembali

ketepatannya.

b. Coding, yakni data yang telah dikumpulkan dan telah diperiksa

kembali ketepatannya akan diberikan kode oleh peneliti sebelum

dimasukkan ke dalam komputer.

c. Entry, yakni data yang telah dikumpulkan, diperiksa kebenarannya,

dan telah diberi kode akan dimasukkan ke program komputer untuk

dilakukan pengolahan.

d. Cleaning, yakni data yang sudah masuk ke dalam program komputer

tadi dilakukan kembali pemeriksaan dan koreksi agar tidak terjadi

kesalahan dalam pemasukan data.

e. Data Processing, setelah keempat tahap tadi selesai, data tersebut

diolah sesuai kebutuhan penelitian.

3.8. Analisis Data

Data yang telah diperoleh diolah serta dianalisis dengan bantuan program

komputer. Data akan dianalisis secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi

berdasarkan karakterisitik sampel seperti usia, jenis kelamin, dan durasi

penggunaan kateter. Penelitian ini menggunakan data jenis rasio dan ordinal

sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji beda rata-rata dengan analisis t-

test dependent untuk data jenis rasio dan uji hipotesis komparatif proporsi dengan

Page 52: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

36

analisis chi-square (x2) untuk data jenis ordinal. Untuk melakukan uji t-

dependent, data yang diperoleh dilakukan uji normalitas. Jika data terdistribusi

normal, uji t-dependent dapat dilakukan, namun jika tidak terdistribusi normal

maka menggunakan uji wilcoxcin. Pada penelitian ini, digunakan interval

kepercayaan 95% (CI 95%) untuk kesalahan tipe I yang masih dapat diterima

sebesar 5% (α = 0,05). Nilai-p 0,05 (5%) atau lebih kecil dikatakan bermakna atau

signifikan secara statistik, sehingga hasil yang diperoleh dikatakan bermakna (35).

Page 53: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Profil Rumah Sakit Delia Langkat

Rumah Sakit Delia Langkat didirikan pada tahun 2015 berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.03/I/0500/2015. Rumah sakit ini

terus berkembang hingga pada akhirnya, pada bulan Mei 2016, Rumah Sakit

Umum Delia Langkat mendapatkan izin operasional dari Dinas Kesehatan

sekaligus penetapan Rumah Sakit Tipe C dengan Surat Keputusan Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Langkat Nomor : 440 – 2508/yankes/V/2016 dengan

kapasitas 158 tempat tidur.

Tabel 4.1. Jumlah Tempat Tidur

Ruangan Jumlah

Instalasi Gawat Darurat (IGD)

VIP

Rawat Inap Kelas I

Rawat Inap Kelas II

Rawat Inap Kelas III

Intensive Care Unit (ICU)

Ruang Operasi

Ruang Bersalin

6

5

24

63

51

4

3

2

Total 158

Berdasarkan data pada akhir tahun 2018, Rumah Sakit Delia Langkat

memiliki total 158 tempat tidur (Tabel 4.1). IGD memiliki 6 tempat tidur. Instalasi

rawat inap terdiri dari VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III, masing-masing

berjumlah 5, 24, 63, dan 51 tempat tidur secara berurutan. Rumah Sakit Deli

Langkat memiliki ruang rawat intensif dengan 3 tempat tidur. Selain itu, Rumah

Sakit Delia Langkat memiliki 3 meja operasi dan 2 meja untuk bersalin.

Page 54: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

38

Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Medis

Tenaga Medis Jumlah

Perawat Pelaksana

Bidan Pelaksana

Dokter Umum

Dokter Spesialis

23

80

9

21

Total 133

Data SDM tahun 2018 memperlihatkan jumlah tenaga medis fungsional

Rumah Sakit Delia Langkat sebesar 133 orang (Tabel 4.2). Perawat pelaksana dan

bidan pelaksana berjumlah masing-masing sebesar 23 dan 80 orang. Sedangkan

dokter umum dan dokter spesialis berjumlah masing-masing sebesar 9 dan 21

orang.

Tabel 4.3. Indikator Pelayanan

Indikator Nilai

Bed Occupancy Ratio (BOR)

Average Lenght of Stay (AVLOS)

Turn Over Interval (TOI)

Bed Turn Over (BTO)

57%

5 hari

4

39

Indikator pelayanan Rumah Sakit Delia Langkat pada tahun 2018 sudah

cukup baik (Tabel 4.3). Rasio penggunaan tempat tidur (BOR) sebesar 57%. Rata-

rata durasi pasien dirawat (AVLOS) selama 5 hari. Kemudian jeda perputaran

penggunaan tempat tidur (TOI) selama 4 hari. Selain itu, frekuensi penggunaan

tempat tidur (BTO) sebesar 39 kali.

Gambar 4.1 menampilkan rasio utilisasi kateter1 pada tahun 2017 hingga

November 2018. Dari diagram tersebut terlihat bahwa pada tahun 2017

penggunaan kateter di Rumah Sakit Delia Langkat berkisar antara 0,12 sampai

1Catheter Utilization Ratio=jumlah pengguna kateter per hari dalam satu bulan/jumlah pasien per

hari dalam 1 bulan

Page 55: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

39

0,17 kateter-hari. Pada tahun 2018 dari bulan Januari hingga September berkisar

0,1 hingga 0,17 kateter-hari dan menurun secara signifikan pada bulan Oktober

dan November mencapai 0,065 kateter-hari.

Gambar 4.1. Rasio Utilisasi Kateter

Gambar 4.2. Insidensi CAUTI

Page 56: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

40

Angka insidensi CAUTI2 dari bulan Juni hingga November 2018 tersaji

dalam Gambar 4.2. Pada bulan Juni Hingga Agustus terjadi penurunan tren

CAUTI dari 3,5 menjadi 2,6 per 1.000 kateter-hari. Pada bulan September terjadi

peningkatan insidensi CAUTI dan merupakan yang tertinggi pada periode tersebut

sebesar 4,1 per 1.000 kateter-hari. Insidensi terendah terjadi pada November

sebesar 0,8 per 1.000 kateter-hari.

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Tenaga Medis

Berdasarkan data SDM Rumah Sakit Delia Langkat, total seluruh tenaga

medis berjumlah 133 orang. Seluruh tenaga medis tersebut mengikuti pelatihan

sampai selesai pengambilan data. Jadi tidak ada drop out responden tenaga medis

baik sebelum dilakukan pelatihan sampai selesai mengambil data.

Karakteristik tenaga medis dapat dilihat pada Tabel 4.4. Mayoritas besar

tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat berjenis kelamin perempuan dengan

persentase 80,5%. Penyebaran dari 133 tenaga medis, 79 orang (59,4%) bekerja di

instalasi rawat inap. Instalasi gawat darurat memiliki 27 tenaga medis (20,3%)

sedangkan instalasi bedah pusat memiliki 10 tenaga medis (7,5%). Selain itu

instalasi rawatan intensif memiliki 8 tenaga medis (6%) dan sisanya bekerja di

instalasi rawat jalan.

Berdasarkan latar belakang, hampir 60% berpendidikan D3 Kebidanan dan

S1 Terapan. Kemudian diikuti oleh dokter spesialis sebesar 15,8%, D3

Keperawatan dan S1 Keperawatan sebesar 17,3%, dan terakhir dokter umum

2 Incidence Rate=jumlah kasus baru CAUTI/jumlah pengguna kateter per hari dalam satu bulan

Page 57: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

41

sebesar 6,8%). Selain itu, berdasarkan pengalaman bekerja, mayoritas (58,6%)

tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat telah bekerja ≤ 3 tahun di bidangnya,

sisanya 41,4% telah bekerja lebih dari 3 tahun.

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Tenaga Medis

Karakteristik n (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Total

Unit Kerja

Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Rawat Inap

Instalasi Rawatan Intensif (ICU)

Instalasi Bedah Pusat (COT)

Instalasi Rawat Jalan

Total

Pendidikan

D3 Kebidanan

S1 Terapan

D3 Keperawatan

S1 Keperawatan

Dokter Umum

Dokter Spesialis

Total

Lama Bekerja (tahun)

≤ 3 tahun

> 3 tahun

Total

26 (19,5)

107 (80,5)

133 (100)

27 (20,3)

79 (59,4)

8 (6,0)

10 (7,5)

9 (6,8)

133 (100)

75 (56,4)

5 (3,8)

20 (15)

3 (2,3)

9 (6,8)

21 (15,8)

133 (100)

78 (58,6)

55 (41,4)

133 (100)

4.2.2. Pasien yang Menggunakan Kateter

Karakteristik pasien yang menggunakan kateter tersaji pada Tabel 4.5 dan

Tabel 4.6 Jumlah sampel sebelum penerapan (pre-invertention) dan setelah

penerepan (post-intervention) panduan HICPAC masing-masing sebanyak 150

sampel. Secara karakteristik, meliputi jenis kelamin, usia, penyakit

Page 58: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

42

imunokompromis penyerta dan tempat pemasangan kateter relatif tidak jauh

berbeda. Hanya lama durasi pemakaian kateter yang cukup jauh berbeda.

Tabel 4.5. Karakteristik Pasien yang menggunakan Kateter Sebelum

Penerapan

Karakteristik n(%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Total

Usia

< 20 tahun

20 – 40 tahun

41 – 60 tahun

> 60 tahun

Total

Penyakit imunokompromis penyerta

Ada (DM, HIV, Kanker, atau gagal ginjal)

Tidak ada

Total

Tempat Pemasangan

IGD

Ruang Rawat Inap

Rawatan Intensif (ICU)

Ruang Bedah (COT)

Total

Lama Pemakaian Kateter

1 hari

2 – 3 hari

4 – 5 hari

> 5 hari

Total

49 (32,7)

101 (67,3)

150 (100)

11 (7,3)

78 (52,0)

38 (25,3)

23 (15,3)

150 (100)

14 (9,3)

136 (90,7)

150 (100)

69 (46,0)

36 (24,0)

45 (30,0)

0 (0,0)

150 (100)

16 (10,7)

112 (74,7)

16 (10,7)

6 (4,0)

150 (100)

Berdasarkan jenis kelamin, baik sampel sebelum penerapan dan setelah

penerapan kebanyakan berjenis kelamin perempuan, dengan persentase masing-

Page 59: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

43

masing 67,3% dan 68%. Persentase ini menunjukan bahwa kedua kelompok

sampel relatif sama jika berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.6. Karakteristik Pasien yang menggunakan Kateter Setelah

Penerapan

Karakteristik n(%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Total

Usia

< 20 tahun

20 – 40 tahun

41 – 60 tahun

> 60 tahun

Total

Penyakit imunokompromis penyerta

Ada (DM, HIV, Kanker, atau gagal ginjal)

Tidak ada

Total

Tempat Pemasangan

IGD

Ruang Rawat Inap

Rawatan Intensif (ICU)

Ruang Bedah (COT)

Total

Lama Pemakaian Kateter

1 hari

2 – 3 hari

4 – 5 hari

> 5 hari

Total

48 (32,0)

102 (68,0)

150 (100)

7 (4,7)

78 (52,0)

39 (26,0)

26 (17,3)

150 (100)

26 (17,3)

124 (82,7)

150 (100)

64 (42,7)

31 (20,7)

55 (36,7)

0 (0,0)

150 (100)

112 (74,7)

28 (18,7)

7(4,7)

3 (2,0)

150 (100)

Selanjutnya untuk usia juga memiliki karakteristik yang sama antara kedua

kelompok sampel. Mayoritas sampel berusia antara 20-40 tahun dengan

persentase yang sama yaitu sebesar 52%. Di sisi lain, terdapat perbedaan yang

Page 60: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

44

cukup besar antara kelompok sampel sebelum dan sesudah penerapan berdasarkan

penyakit imunokompromis penyerta. Pada kelompok sampel setelah penerapan

terdapat 17,3% yang memiliki penyakit imunokompromis penyerta, angka ini

hampir dua kali lipat dibanding kelompok sampel sebelum penerapan yang hanya

sebesar 7,3%.

Berdasarkan tempat pemasangan kateter juga hampir sama antara kedua

kelompok sampel. Pada kelompok sebelum penerapan mayoritas dilakukan di

IGD sebesar 46%, diiukuti ICU sebesar 24%, dan rawat inap sebesar 24%. Pada

kelompok setelah penerapan juga mayoritas dilakukan di IGD sebesar 42,7%, ICU

sebesar 36,7%, dan rawat iniap sebesar 20,7%.

Hal yang berbeda terjadi pada durasi lama pemakaian kateter. Terdapat

perbedaan antara kedua kelompok. Mayoritas kelompok sampel sebelum

penerapan (74,7%) berdurasi 2-3 hari sedangkan pada kelompok sampel setelah

peneranan mayoritas berdurasi 1 hari (74,7%).

4.3. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis

Pada penelitian ini, seluruh tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat

dinilai pengetahuan, sikap, dan tindakan baik sebelum sosialisasi dan setelah

sosialisasi (Tabel 4.7). Aspek pengetahuan dan tindakan dinilai melalui kuesioner

yang masing-masing terdiri dari 20 pertanyaan dengan nilai maksimum 20 dan

minimun 0. Sedangkan untuk aspek sikap terdiri dari 10 pertanyaan dengan nilai

maksimum 10 dan minimum 0. Kemudian pengetahuan dan tindakan

dikategorikan sangat baik (16-20), baik (11-15), cukup (6-10), dan kurang (0-5),

Page 61: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

45

sedangkan sikap dikategorikan sangat baik (8-10), baik (6-7), cukup (3-5), dan

kurang (0-2).

Tabel 4.7. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis

Aspek

Sangat

Baik Baik Cukup Kurang Total

n % n % n % n % n %

Pengetahuan

Sebelum sosialisasi

Setelah sosialisasi

Sikap

Sebelum sosialisasi

Setelah sosialisasi

Tindakan

Sebelum sosialisasi

Setelah sosialisasi

0

126

36

124

0

133

0

94,7

27,1

93,2

0

100

79

7

68

9

31

0

59,4

5,3

51,1

6,8

23,3

0

54

0

26

0

101

0

40,6

0

19,5

0

75,9

0

0

0

3

0

1

0

0

0

2,3

0

0,8

0

133

133

133

133

133

133

100

100

100

100

100

100

Sebelum dilakukan sosialisasi, 59,4% tenaga medis Rumah Sakit Delia

Langkat memiliki pengetahuan yang baik. Setelah dilakukan sosialisasi 94,7%

tenaga medis memiliki pengetahuan yang sangat baik dan sisanya baik. Untuk

aspek sikap, terdapat sebaran sikap yang bervariasi sebelum dilakukan sosialisasi

dengan mayoritas (51,1%) tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat memiliki

sikap yang baik. Tetapi setelah dilakukan sosialisasi, kebanyakan tenaga medis

93,2% memiliki sikap yang sangat baik dan sisanya baik. Untuk aspek tindakan,

75,9% tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat sebelum sosialisasi memiliki

tindakan yang cukup. Tetapi setelah dilakukan sosialisasi 100% tenaga medis

memiliki tindakan yang sangat baik.

Hasil analisis statistik pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dilihat pada

Tabel 4.8. Sebelum dilakukan sosialiasi, rata-rata pengetahuan tenaga medis

Rumah Sakit Delia Langkat sebesar 11,3 dengan nilai terendah sebesar 7 dan

Page 62: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

46

tertinggi 15. Setelah dilakukan sosialisasi, pelatihan, dan penerapan hingga

sampel pasien yang menggunakan kateter tercapai, dinilai kembali pengetahuan

tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat. Hasil yang didapatkan terjadi

peningkatan rata-rata sebesar 5,6, dengan rata-rata 16,9, nilai terendah 15, dan

nilai tertinggi 20. Kemudian dilakukan uji beda rata-rata Wilcoxon. P-value yang

didapatkan sebesar 0,012. Dari uji tersebut, terdapat perbedaan bermakna

pengetahuan tenaga medis sebelum dan sesudah sosialisasi dan pelatihan.

Tabel 4.8. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis

Min Maks

Rata-

rata Nilai

(SD)

Beda

Rata-

rata

p-

value*

Pengetahuan

Sebelum sosialisasi

Setelah sosialisasi

Sikap

Sebelum sosialisasi

Setelah sosialisasi

Tindakan

Sebelum sosialisasi

Setelah sosialisasi

7

15

2

7

2

20

15

20

8

10

13

20

11,3 (2,0)

16,9 (1,0)

6,5 (1,3)

8,8 (0,8)

9,6 (1,5)

20,0 (0,0)

5,6

2,3

10,4

0,012

0,027

0,00

*Wilxocon Test

Rata-rata sikap tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat sebelum sosialisasi

6,5 dengan nilai terendah 2 dan tertinggi 8. Setelah dilakukan sosialisasi,

pelatihan, dan penerapan hingga sampel pasien yang menggunakan kateter

tercapai, sikap tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat mengalami peningkatan

rata-rata sebesar 2,3, dengan rata-rata 8,8, nilai terendah 7, dan nilai tertinggi 10.

Dari hasil uji Wilcoxon, didapatkan p-value 0,027 yang menunjukan setelah

sosialisasi dan pelatihan ada perbedaan bermakna dibanding sebelumnya.

Page 63: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

47

Tindakan yang dilakukan tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat sebelum

sosialisasi memiliki rata-rata 9,6, dengan nilai terendah 2 dan tertinggi 13. Setelah

dilakukan sosialisasi, seluruh tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat

mendapatkan nilai 20. Dari hasil uji Wilcoxon, didapatkan nilai p-value 0,00 yang

artinya ada perbedaan tindakan yang dilakukan tenaga medis sebelum dan sesudah

sosialisasi secara bermakna.

Berdasarkan tempat bekerja, sebelum sosialisasi, tenaga medis memiliki

pengetahuan cukup hingga baik. Namun setelah dilakukan sosialisasi, seluruh

tenaga medis yang bekerja di IGD, ICU, dan IRJA memiliki pengetahuan yang

sangat baik. Sisanya seperti tenaga medis di IRNA dan COT masih memiliki

pengetahuan yang baik, masing-masing 7,6% dan 10%.

Dilihat dari latar belakang, sebelum sosialisasi dokter spesialis memiliki

pengetahuan yang tertinggi sebesar 85,7% baik sedangkan yang paling buruk S1

Terapan dengan 100% cukup. Setelah dilakukan sosialisasi, mayoritas latar

belakang mengalami peningkatan yang cukup tinggi meskipun masih terdapat

yang berkategori baik.

Berdasarkan pengelaman kerja, baik sebelum dan sesudah sosialisasi, tenaga

medis yang berkerja lebih dari 3 tahun berpengatahuan lebih baik. Sebelum

sosialisasi lebih dari 58,2% tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat memiliki

pengtahuan yang baik dan meningkat hingga 100% menjadi sangat baik.

Sedangkan yang berkerja ≤ 3 tahun dari 60,3% memiliki pengetahuan baik, hanya

91% yang menjadi sangat baik.

Page 64: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

48

Tabel 4.9. Pengetahuan Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik

Pengetahuan Sebelum sosialisasi

* Setelah sosialisasi

*

A B C D A B C D

Unit Kerja

IGD

IRNA

ICU

COT

IRJA

Pendidikan

D3 Kebidanan

S1 Terapan

D3 Keperawatan

S1 Keperawatan

Dokter Umum

Dokter Spesialis

Lama Bekerja

≤ 3 tahun

> 3 tahun

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

55,6

60,8

50,0

60,0

66,7

62,7

0,0

50,0

33,3

33,3

85,7

60,3

58,2

44,4

39,2

50,0

40,0

33,3

37,3

100

50,0

66,7

66,7

14,3

39,7

41,8

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

100

92,4

100

90,0

100

93,3

80,0

95,0

100

100

100

91,0

100

0

7,6

0

10,0

0

6,7

20,0

5,0

0

0

0

9,0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 *A. Sangat Baik, B. Baik, C. Cukup, D. Kurang; dalam persentase (%)

Berdasarkan tempat bekerja, sebelum sosialisasi, rata-rata tenaga medis

memiliki sikap cukup hingga sangat baik. Namun setelah dilakukan sosialisasi,

seluruh tenaga medis yang bekerja di ICU dan IRJA memiliki sikap yang sangat

baik. Sisanya seperti tenaga medis di IGD, IRNA, dan COT masih memiliki sikap

yang baik, masing-masing 7,4%, 7,6% dan 10%.

Dilihat dari latar belakang, sebelum sosialisasi dokter spesialis memiliki

sikap yang tertinggi sebesar 85,7% sangat baik sedangkan yang paling buruk S1

Terapan dengan 60% cukup. Setelah dilakukan sosialisasi, mayoritas latar

belakang mengalami peningkatan yang cukup tinggi meskipun terdapat masih

terdapat yang berkategori baik.

Page 65: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

49

Berdasarkan pengalaman kerja, baik sebelum dan sesudah sosialisasi,

tenaga medis yang berkerja lebih dari 3 tahun memiliki sikap yang lebih baik.

Sebelum sosialisasi lebih dari 30,9% tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat

memiliki sikap yang sangat baik dan meningkat hingga 96,4%. Sedangkan yang

berkerja ≤ 3 tahun dari 24,4% memiliki sikap sangat baik dan meningkat menjadi

91%.

Tabel 4.10. Sikap Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik

Sikap Sebelum pelatihan

* Setelah pelatihan

*

A B C D A B C D

Unit Kerja

IGD

IRNA

ICU

COT

IRJA

Pendidikan

D3 Kebidanan

S1 Terapan

D3 Keperawatan

S1 Keperawatan

Dokter Umum

Dokter Spesialis

Lama Bekerja

≤ 3 tahun

> 3 tahun

11,1

30,4

12,5

30,0

55,6

12,0

40,0

30,0

0,0

11,1

85,7

24,4

30,9

77,8

44,3

62,5

40,0

33,3

58,7

0,0

55,0

66,7

88,9

14,3

48,7

54,5

11,1

21,5

25,0

30,0

11,1

25,3

60,0

15,0

33,3

0,0

0,0

23,1

14,5

0

3,8

0

0

0

4,0

0

0

0

0

0

3,8

0

92,6

92,4

100

90,0

100

92,0

100

95,5

66,7

88,9

100

91,0

96,4

7,4

7,6

0

10,0

0

8,0

0

5,0

33,3

11,1

0

9,0

3,6

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 *A. Sangat Baik, B. Baik, C. Cukup, D. Kurang; dalam persentase (%)

Berdasarkan tempat bekerja, sebelum sosialisasi, seluruh tenaga medis

ICU memiliki tindakan cukup dan 11,1% tenaga medis IRJA memiliki tindakan

yang kurang. Berdasarkan latar dari latar belakang, sebelum sosialisasi terdapat

1,3% D3 Kebidanan yang memiliki tindakan yang kurang. Selain itu, berdasarkan

Page 66: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

50

pengelaman kerja, sebelum sosialisasi, tenaga medis yang berkerja lebih dari 3

tahun tindakan lebih baik.

Tabel 4.11. Tindakan Tenaga Medis Berdasarkan Karakteristik

Tindakan Sebelum pelatihan

* Setelah pelatihan

*

A B C D A B C D

Unit Kerja

IGD

IRNA

ICU

COT

IRJA

Pendidikan

D3 Kebidanan

S1 Terapan

D3 Keperawatan

S1 Keperawatan

Dokter Umum

Dokter Spesialis

Lama Bekerja

≤ 3 tahun

> 3 tahun

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

22,2

25,3

0,0

20,0

33,3

17,3

0,0

30,0

33,3

22,2

42,9

17,9

30,9

77,8

74,7

100

80,0

55,6

81,3

100

70,0

66,7

77,8

57,1

80,8

69,1

0

0

0

0

11,1

1,3

0

0

0

0

0

1,3

0

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 *A. Sangat Baik, B. Baik, C. Cukup, D. Kurang; dalam persentase (%)

4.4. Analisis Kejadian CAUTI

Tabel 4.12. Kejadian CAUTI Berdasarkan Penerapan HICPAC

CAUTI Tidak CAUTI

OR IK 95% p-

value n % n %

Setelah Penerapan

Sebelum

Penerapan

Total

2

11

13

1,3

7,3

4,3

148

139

287

98,7

92,7

95,6

0,17 0,03-0,78 0,02

Pada penelitian ini, didapatkan kejadian CAUTI sebesar 13 kasus (4,3%)

dari seluruh sampel penelitian. Kejadian CAUTI pada kelompok sebelum

penerapan HICPAC sebesar 11 kasus (7,3%) dari 150 sampel. Sedangkan

Page 67: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

51

kejadian CAUTI pada kelompok setelah penerapan HICPAC sebesar 2 kasus

(1,3%) dari 150 sampel (Tabel. 4.12).

Pada uji chi-square, didapatkan nilai p-value sebesar 0,02. Nilai p-value

tersebut menunjukan terdapat perbedaan kejadian CAUTI yang bermakna

sebelum dilakukan penerapan dengan setelah dilakukan panduan HICPAC.

Berdasarkan nilai odds ratio didapatkan hasil 0,17. Dari nilai odds ratio tersebut

dapat diartikan bahwa penerapan HICPAC mengurangi risiko terjadinya CAUTI

sebesar 0,17 kali dibanding tidak diterapkan.

Tabel 4.13. Kejadian CAUTI Berdasarkan Faktor Risiko

CAUTI Tidak CAUTI

PR IK 95% p-

value n % n %

Penyakit

imunokompromis

penyerta

Ada

Tidak ada

Total

Lama Pemakaian

Kateter

1 hari

2 – 3 hari

4 – 5 hari

> 5 hari

Total

6

7

13

0

0

6

7

13

15,0

2,7

4,3

0

0

26,1

77,8

4,3

34

253

287

128

140

17

2

287

85,0

97,3

95,7

100

100

73,9

22,2

95,7

6,3

-

2-20

-

0,003*

0,00

*fisher’s exact test

Selain itu, kejadian CAUTI berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada Tabel

4.13. Dari tabel tersebut terlihat bahwa penyakit imunokompromis penyerta dan

durasi lama pemakian kateter berhubungan dengan kejadian CAUTI secara

signifikan. Pada sampel dengan penyakit imunokompromis penyerta terdapat 15%

kejadian CAUTI sedangkan pada sampel tanpa penyakit imunokompromis

Page 68: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

52

penyerta hanya 2,7%. Berdasarkan nilai prevalence ratio didapatkan nilai sebesar

6,3 yang berarti pasien dengan penyakit imunokompromis penyerta berisiko 6,3

lebih besar daripada yang tidak.

Berdasarkan durasi pemakaian kateter menunjukan bahwa semua kejadian

CAUTI terjadi pada penggunaan kateter 4 hari atau lebih. Pada 4-5 hari

penggunaan terjadi 6 kasus atau 26,1% kejadian CAUTI. Sedangkan pada

penggunaan lebih dari 5 hari kejadian CAUTI mencapai 7 kasus atau 77,8%.

Namun sebaliknya, pada penggunaan kateter 1 sampai 3 hari tidak terjadi kejadian

CAUTI.

Page 69: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

53

BAB V

PEMBAHASAN

Penggunaan kateter urin indwelling merupakan tindakan yang lazim

dilakukan di tempat pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit. Pada penelitian

ini menunjukan rata-rata rasio utilisasi kateter Rumah Sakit Deli Langkat sebesar

0,24 kateter-hari tahun 2017 dan 0,16 kateter-hari sampai November 2018.

National Healthcare Safety Network (NHSN) mempublikasi rasio utilisasi kateter

tahun 2013 sebesar 0,16 (37). Selain itu, penelitian yang dilakukan di Amerika

Serikat tahun 2014 menunjukan rasio utilisasi kateter sebesar 0,31 kateter-hari

(38). Penggunaan kateter di unit rawatan intesif lebih tinggi dibanding non unit

rawatan intensif yaitu sebesar 0,6 kateter-hari dibanding 0,2 kateter-hari.

Penelitian di China tahun 2011 juga menunjukan rasio utilisasi kateter yang tinggi

pada ruang rawatan intensif yaitu sebesar 0,71 kateter-hari (39). Hal ini

menunjukan bahwa penggunaan kateter dan durasi penggunaan kateter lebih

sering dilakukan di rawatan intensif.

Cara perhitungan angka kejadian CAUTI bervariasi. CDC menggunakan

angka insidensi (incidence rate) dari hasil perhitungan jumlah kasus baru CAUTI

per jumlah pengguna kateter per hari dalam satu bulan. Sedangkan beberapa

penelitian lain menggunakan perhitungan insidensi pada umumnya dari hasil

perhitungan jumlah kasus baru CAUTI per jumlah pasien dengan kateter dalam

satuan waktu tertentu. Angka insidensi berdasarkan CDC lebih tepat digunakan

karena onset kejadian CAUTI bisa terjadi kapan saja selama penggunaan kateter

atau bahkan setelah kateter dilepas (40).

Page 70: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

54

NHSN melaporkan insidensi CAUTI sekitar 0,2-4,8 per 1.000 kateter-hari

pada pasien rawat inap di bangsal dan pada pasien rawatan intensif (ICU) lebih

tinggi yaitu sekitar 1,2-4,5 per 1.000 kateter-hari (37). Pada penelitian ini

didapatkan insidensi CAUTI Juni hingga November 2018 di Rumah Sakit Delia

Langkat sebesar 2,7 per 1.000 kateter-hari. Pada bulan Juni Hingga Agustus

terjadi penurunan tren CAUTI dari 3,5 menjadi 2,6 per 1.000 kateter-hari. Pada

bulan September terjadi peningkatan insidensi CAUTI dan merupakan yang

tertinggi pada periode tersebut sebesar 4,1 per 1.000 kateter-hari. Insidensi

terendah terjadi pada bulan Oktober dan November sebesar 0,8 per 1000 kateter-

hari.

Selain itu, penelitian potong lintang di enam rumah sakit di Australia

menunjukan rasio prevalensi CAUTI sebesar 1,4% (41). Insidensi yang cukup

tinggi terjadi di salah satu rumah sakit pendidikan India sebesar 42,9% (19).

Insidensi yang lebih tinggi juga terjadi di salah satu rumah sakit tersier India

sebesar 59% (42). Sedangkan insidensi CAUTI di Rumah Sakit Delia Langkat

sebesar 4,3%.

Pada penelitian ini menunjukan penurunan angka insidensi sebelum dan

sesudah penerapan panduan HICPAC. Pada bulan Juni sampai September 2018

yang mana belum diterapan panduan HICPAC, kejadian CAUTI berkisar antara

2,6-3,5 per 1.000 kateter-hari. Setelah dilakuakan pelatihan dan penerapan

HICPAC mulai per tengahan Oktober 2018, terjadi penurunan angka kejadian

CAUTI hinga mencapai 0,8 per 1.000 kateter-hari. Ini menunjukan penerapan

panduan HICPAC realistis dilakukan dan efektif dalam mencegah kejadian

Page 71: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

55

CAUTI. Pada sampel sebelum penerapan panduan HICPAC didapatkan kejadian

sebanyak 11 kasus atau 7,3% sedangkan sampel setelah penerapan sebanyak 2

kasus atau 1,3% dengan nilai p-value sebesar 0,02.

Beberapa peneliti lain juga mengembangkan panduan pencegahan CAUTI.

Blanck, dkk tahun 2014 di Amerika berhasil menurunkan CAUTI dari 8,2 per

1.000 kateter-hari menjadi 4,3 per 1.000 kateter-hari (14). Van Gaal, dkk tahun

2011 menerapankan program keselamatan pasien yang mereka rancang pada

tahun 2009 (43,44). Hasil yang diperoleh terdapat perbedaan antara sampel yang

mendapatkan program keselamatan dibanding yang tidak. Pada sampel yang

mendapatkan program keselamatan pasien memiliki insidensi sebesar 2%

sedangkan sampel tanpa program tesebut sebesar 4% (44).

Panduan yang dibuat oleh Blanck, dkk terdiri dari 6 elemen yang harus

dilakukan selama penggunaan kateter. Keenam elemen tersebut dibuat dalam

bentuk borang checklist yang dilakuan saat pergantian shift yang meliputi 1)

memastikan urine bag lebih rendah daripada kandung kemih, 2) memastikan

urine bag tidak menyentuh lantai, 3) memastikan tidak ada tekukan/kinking dari

kateter atau selang urine bag, 4) memastikan terpasangnya pengait penggantung

kateter, 5) membersihkan daerah meatus dengan tisue pembersih non-antiseptik

sekali pakai, dan 6) mendiskusikan kemungkinan pelepasan kateter dengan klinisi

atau dokter penanggung jawab (14). Sedangkan program keselamatan pasien yang

dirancang Van Gaal, dkk untuk pencegahan CAUTI meliputi higinitas

pemasangan, menghindari penggunaan kateter dan durasi kateter yang terlalu

lama, dan memastikan tidak ada aliran yang obstruksi (43).

Page 72: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

56

Panduan yang dikeluarkan HICPAC untuk mencegah CAUTI sudah mencakup

keenam elemen panduan yang dibuat Blanck, dkk dan program keselamatan

pasien dari Van Gaal. Panduan HICPAC menitikberatkan kepada 3 komponen

utama, yaitu tepat indikasi, tepat cara pemasangan, dan tepat cara perawatan

kateter. Ketiga komponen tersebut dilengkapi dengan program penguatan kualitas,

infrastruktur administratif, dan surveilens (10).

Gambar 5.1. Lingkaran Target Intervensi Pencegahan CAUTI (45)

Tepat indikasi penggunaan kateter menjadi strategi yang paling penting.

Penggunaan kateter yang tidak tepat memiliki kerugian yang lebih besar seperti

risiko terjadinya koloniasi dibanding manfaat penggunaannya (46). Pengetahuan

dokter penanggung jawab tentang penggunaan kateter yang efektif sangat

berpengaruh (47). Pada penelitian ini, sekitar 85,7% dokter spesialis sebagai

dokter penanggung jawab sebelum dilakukan sosialisasi dan pelatihan panduan

HICPAC memiliki pengetahuan yang baik. Setelah dilakukan sosialisasi dan

penerapan, seluruh dokter spesialis yang ada memiliki pengetahuan yang sangat

Page 73: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

57

baik. Peningkatan pengetahuan ini juga diiringi penurunan kejadian CAUTI di

Rumah Sakit Delia Langkat.

Selain dokter penanggung jawab, pengetahuan tenaga medis lainnya tidak

dapat diabaikan. Tenaga medis lain dapat menjadi “pengingat” dokter penanggung

jawab terutama berkaitan dengan durasi penggunaan kateter (48). Lebih dari 50%

tenaga medis selain dokter spesialis sebelum sosialisasi dan pelatihan baik,

sisanya cukup. Setelah penerapan, hampir seluruhnya sudah sangat baik.

Peningkatan ini berdampak juga pada durasi penggunaan kateter. Setelah

dilakukan sosialisasi dan penerapan, sekitar 70% pasien hanya menggunakan

kateter dalam 1 hari.

Durasi penggunaan kateter merupakan salah satu faktor risiko utama

terjadinya CAUTI. Hasil multivariat beberapa faktor risiko CAUTI yang

dilakukan Leelakrishna menunjukan durasi penggunaan kateter menjadi faktor

yang paling berperan disamping faktor lainnya sperti penyakit imunokompromis

penyerta dan usia (19). Pada penelitian ini menunjukan kejadian CAUTI terjadi

pada pasien dengan penggunaan kateter 4 hari atau lebih. Dengan terpasangnya

kateter, risiko terjadinya infeksi sekitar 3-7% per hari. Ketika kateter terpasang

lebih dari satu minggu, risiko bakteriuria naik menjadi 25%, dan menjadi 100%

dalam satu bulan (10). Penelitian Al-Hazmi menyimpulkan bahwa untuk

mencegah kejadian CAUTI durasi penggunaan kateter tidak melebihi 3 sampai 8

hari (49).

Teknik pemasangan juga menjadi strategi yang tidak kalah pentingnya.

Pelatihan pemasangan dengan teknik aseptik dan steril dapat menurunkan

Page 74: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

58

kejadian CAUTI (50). Tenaga medis yang akan melakukan pemasangan juga

berperan terjadinya CAUTI. Dari beberapa penelitian merekomendasikan

pemasangan kateter dilakukan oleh tenaga medis yang sudah dilatih. Penerapan

rekomendasi tersebut dapat mengurangi kejadian CAUTI (51). Pelatihan yang

dilakukan sebaiknya dilakukan secara berkala agar mengurangi kelalaian pada

saat pemasangan. Program pelatihan berkala juga merupakan bentuk program

penguatan kualitas yang direkomendasikan HICPAC.

Selama masa pemakaian kateter, cara perawatan pasien dengan kateter

juga mempengaruhi kejadian CAUTI. Tindakan higine tangan sebelum dan

sesudah melakukan manipulasi kateter dapat mengurangi risiko terjadinya CAUTI

(52). Tindakan ini mencegah terjadinya kolonisasi bakteri. Perawatan lain yang

juga penting ialah urine bag berada lebih rendah daripada kandung kemih dan

tidak menyentuh lantai. Urine bag yang berada sejajar dengan kandung kemih

memungkinkan terjadinya ascending bakteri yang ada di urine bag ke dalam

kandung kemih. Urine bag yang menyentuh lantai juga mempercepat kolonisasi

bakteri di bagian luar. Apabila melakukan pengosongan urine bag kolonisasi ini

dapat masuk ke bagian dalam akibat adanya percikan saat membuka dan menutup.

Oleh karena itu, pada saat melakukan pengosongan urine bag diusahakan tidak

ada percikan dan mulut katupnya tidak menyentuh pispot (53).

Penggunaan borang dari panduan HICPAC pada penelitian ini mudah

diaplikasikan. Hal ini terlihat dari tindakan setelah sosialisasi dan pelatihan.

Semua tenaga medis Rumah Sakit Delia Langkat melakukan keseluruhan item

yang ada. Blanck dkk menggunakan borang yang diintegrasikan dalam rekam

Page 75: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

59

medis pasien yang menggunakan kateter (14). Prakash, dkk juga

mengimplementasikan borang yang ditujuan untuk pencegahan infeksi akibat alat

kesehatan seperti ventilator, IV line, dan kateter. Implementasi tersebut reliabel

dan mudah dilakukan oleh tenaga medis (54).

Page 76: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

60

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan mengenai pengaruh penerapan Healthcare Infection Control

Practices Advisory Committee (HICPAC) terhadap kejadian infeksi saluran kemih

terkait penggunaan kateter di rumah sakit delia langkat tahun 2018 sebagai

berikut:

1. Terdapat penurunan insidensi kejadian Catheter-Associated Urinary Tract

Infection (CAUTI) sesudah penerapan panduan HICPAC. Hal ini

menunjukan panduan HICPAC dapat mencegah risiko terjadinya CAUTI

2. Terdapat peningkatan pengetahuan tenaga medis tentang pencegahan

Catheter-Associated Urinary Tract Infection (CAUTI) sesudah sosialisasi,

pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC. Upaya sosialisasi dan

pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan tenaga medis mengenai

CAUTI.

3. Terdapat peningkatan sikap tenaga medis tentang pencegahan Catheter-

Associated Urinary Tract Infection (CAUTI) sesudah sosialisasi,

pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC. Upaya sosialisasi dan

pelatihan dapat meningkatkan sikap tenaga medis mengenai CAUTI.

4. Terdapat peningkatan tindakan tenaga medis tentang pencegahan

Associated Urinary Tract Infection (CAUTI) sesudah sosialisasi,

pelatihan, dan penerapan panduan HICPAC. Upaya sosialisasi dan

Page 77: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

61

pelatihan dapat meningkatkan tindakan tenaga medis mencegah terjadinya

CAUTI.

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Peneliti

Penelitian yang dilakukan memiliki berbagai keterbatasan, oleh karena itu

terdapat beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya mengevaluasi 150 pasien setelah diterapkan panduan

HICPAC. Penurunan kepatuhan menggunakan panduan tersebut dapat

menurun dalam jangka waktu yang panjang sehingga diperlukan penelitian

dalam jangka waktu yang lama.

2. Penelitian ini tidak mengevaluasi morbiditas dan mortalitas yang

disebabkan oleh CAUTI. Penilaian terhadap lama rawatan, cost analysis,

resistensi antibiotik diperlukan untuk menilai manfaat panduan HICPAC

secara konkret.

6.2.2. Rumah Sakit

Selain itu, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh pihak

rumah sakit terkait antara lain:

1. Diperlukan perlakukan khusus terhadap pasien dengan faktor risiko

CAUTI seperti pasien dengan penyakit imunokompromis yang

menggunakan kateter. Pada panduan HICPAC sudah terdapat item yang

berisi untuk mempertimbangkan secara seksama pasien dengan penyakit

imunokompromis.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

62

2. Durasi penggunaan kateter harus menjadi perhatian seluruh tenaga medis

yang merawat pasien. Pada panduan HICPAC sudah terdapat item yang

berisi untuk meminimalisir penggunaan kateter dan durasi pemakaian.

3. Panduan HICPAC dapat digunakan terintegrasi dengan rekam medis

sehingga dengan mudah dilaksanakan oleh seluruh tenaga medis.

Komitmen dalam melaksanakan seluruh panduan tersebut dapat

menurunkan kejadian CAUTI.

4. Penyediaan sarana dan prasana yang menunjang panduan CAUTI seperti

alat dan bahan untuk higinitas, peralatan steril menjadi hal yang penting.

5. Sosialisasi dan pelatihan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap, dan tindakan. Kegiatan tersebut hendaknya dilakukan secara

periodik/regular mengikuti bukti-bukti ilmiah terbaru.

6. Pelaksanaan surveilens berkala membantu rumah sakit menjamin

keselamatan pasien.

Page 79: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

63

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Patient safety: making health care safer.

Patient Saf Mak Heal care safer. 2017;1–20.

2. Anderson P. Improving Patient Safety: Insights from American, Australian

and British Healthcare. Vol. 327, Bmj. 2003. 109 p.

3. Komite Akreditasi Rumah Sakit. Standar Akreditasi Rumah Sakit versi

2012. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2012;1–421.

4. World Health Organization. Health care-associated infections Fact sheet.

World Heal Organ. 2015;4.

5. Cassini A, Plachouras D, Eckmanns T, Abu Sin M, Blank HP, Ducomble

T, et al. Burden of Six Healthcare-Associated Infections on European

Population Health: Estimating Incidence-Based Disability-Adjusted Life

Years through a Population Prevalence-Based Modelling Study. PLoS

Med. 2016;13(10):1–16.

6. Parker V, Giles M, Graham L, Suthers B, Watts W, O’Brien T, et al.

Avoiding inappropriate urinary catheter use and catheter-associated urinary

tract infection (CAUTI): a pre-post control intervention study. BMC Health

Serv Res. 2017;17(1):1–9.

7. Casey M, Prasad S, Distel E, Evenson A. Evidence-Based Programs and

Strategies for Reducing Healthcare-Associated Infections in Critical Access

Hospitals. Flex Monit Team Policy Br. 2015;40(1):1–6.

8. Vebrilian SR. Evaluasi Sistem Surveilans Infeksi Nosokomial Catheter

Associated Urinary Tract Infection di RSU Haji SUrabaya Tahun 2015.

Univ Airlangga. 2016;

9. Ramayani OR, Siregar RS, Eyanoer PC, Ramayati R. Catheter-associated

urinary tract infection in children: A discriminant analysis prediction model

to prevent it. Curr Pediatr Res. 2017;21(3):420–4.

10. Improvement I for H. How-to Guide  : Prevent Catheter-Associated

Urinary Tract Infections. 2011;(December).

11. Mehta Y, Gupta A, Todi S, Myatra SN, Samaddar DP. Guidelines for

prevention of hospital acquired infections. Indian J crotocal care Med.

2014;18(3):149–64.

12. Gould C. Catheter-associated Urinary Tract Infection (CAUTI) Toolkit

Activity C: ELC Prevention Collaboratives.

13. Daniels KR, Lee GC, Frei CR. Trends in catheter-associated urinary tract

infections among a national cohort of hospitalized adults, 2001-2010. Am J

Infect Control. 2014;42(1):17–22.

14. Blanck AM, Donahue M, Brentlinger L, Dixon Stinger K, Polito C. A

quasi-experimental study to test a prevention bundle for catheter-associated

urinary tract infections. J Hosp Adm. 2014;3(4):101–8.

15. Vyawahare CR, Gandham NR, Misra RN, Jadhav S V, Gupta NS, Angadi

KM. Occurrence of catheter-associated urinary tract infection in critical

care units. Med J Dr D Y Patil Univ. 2015;8(5):585–9.

16. Henry M. Evaluation of evidence-based practice of catheter associated

Page 80: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

64

urinary tract infections prevention in a critical care setting  : An integrative

review. J Nurs Educ Pract. 2018;8(7).

17. Davis KF, Colebaugh AM, Eithun BL, Kliger SB, Meredith DJ, Plachter N,

et al. Reducing Catheter-Associated Urinary Tract Infections  : A Quality-

Improvement Initiative. Pediatrics. 2014;134(3).

18. Navoa-ng JA, Berba R, Galapia A. Device-associated infections rates in

adult , pediatric , and neonatal intensive care units of hospitals in the

Philippines  : International Nosocomial Infection Control Consortium (

INICC ) findings. Am J Infect Control. 2011;39(7):548–54.

19. Tillekeratne LG, Linkin DR, Obino M, Omar A, Wanjiku M, Holtzman D,

et al. A multifaceted intervention to reduce rates of catheter-associated

urinary tract infections in a resource-limited setting. Am J Infect Control.

2014;42(1):12–6.

20. Jain M, Dogra V, Mishra B, Thakur A, Loomba P. Knowledge and attitude

of doctors and nurses regarding indication for catheterization and

prevention of catheter-associated urinary tract infection in a tertiary care

hospital. Indian J Crit Care Med. 2015;19(2):76.

21. Bellamy N. Educating Staff on the ANA CAUTI Prevention Tool in Order

to Reduce Infections on the Nursing Unit. University of San Francisco;

2016.

22. Parker D, Callan L, Harwood J, Thompson DL, Wilde M, Gray M. Nursing

Interventions to Reduce the Risk of Catheter-Associated Urinary Tract

Infection. J Wound, Ostomy Cont Nurs. 2009 Jan;36(1):23–34.

23. Felix K, Bellush M, Bor B. Guide to Preventing Urinary Tract Infections.

Assoc Prof Infect Control. 2014;87.

24. Parida S, Mishra S. Urinary tract infections in the critical care unit: A brief

review. Indian J Crit Care Med. 2013;17(6):370.

25. Tenke P, Mezei T, Bőde I, Köves B. Catheter-associated Urinary Tract

Infections. Eur Urol Suppl. 2017;16(4):138–43.

26. Vinoth M, Prabagaravarthanan R, Bhaskar M. Prevalence of

microorganisms causing catheter associated urinary tract infections (

CAUTI ) among catheterised patients admitted in a tertiary care hospital.

Int J Res Med Sci. 2017;5(6):2367–72.

27. Leelakrishna P, B KR. A study of risk factors for catheter associated

urinary tract infection. Int J Adv Med. 2018;5(2):334–9.

28. Lee NG, Marchalik D, Lipsky A, Rushton HG, Pohl HG, Song X. Risk

Factors for Catheter Associated Urinary Tract Infections in a Pediatric

Institution. J Urol. 2016;195(4):1306–11.

29. Hagerty T, Kertesz L, Schmidt JM, Agarwal S, Claassen J, Mayer SA, et al.

Risk factors for catheter-associated urinary tract infections in critically Ill

patients with subarachnoid hemorrhage. J Neurosci Nurs. 2015;47(1):51–4.

30. Sabir N, Ikram A, Zaman G, Satti L, Gardezi A, Ahmed A, et al. Bacterial

biofilm-based catheter-associated urinary tract infections: Causative

pathogens and antibiotic resistance. Am J Infect Control.

2017;45(10):1101–5.

31. Soto SM. Importance of Biofilms in Urinary Tract Infections: New

Page 81: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

65

Therapeutic Approaches. Adv Biol. 2014;2014:1–13.

32. Blodgett TJ, Gardner SE, Blodgett NP, Peterson L V., Pietraszak M. A

Tool to assess the Sgins and Symptoms of Catheter-associated Urinary

Tract Infection: Development andr Reliability. Clin Nurse Reseacrh.

2015;24(4):341–56.

33. Davenport M, Mach KE, Shortliffe LMD, Banaei N, Wang H, Liao JC, et

al. New and developing diagnostic technologies for urinary tract infections.

Nat Rev Urol. 2017;14(5):296–310.

34. Mambatta A, Rashme V, Menon S, Jayarajan J, Harini S, Kuppusamy J.

Reliability of dipstick assay in predicting urinary tract infection. J Fam

Med Prim Care. 2015;4(2):265.

35. Peacock J, Peacock P. Oxford handbook of medical statistics. Peacock JL,

Peacock PJ, editors. Oxford University Press. Oxford: Oxford University

Press; 2011. 450 p.

36. Kausuhe J, Pangemanan DHC, Onibala F. Hubungan Pemasangan Kateter

Urine Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Di RSU GMIM Pancaran

Kasih Manado. e-Jurnal Keperawatan (eKp). 2017;5(2):1–7.

37. Margaret A, Dudeck, Edwards JR, Allen-Bridson K, Gross C. National

Healthcare Safety Network (NHSN) Report, Data Summary for 2013,

Device-associated Module. Am J Infect Control. 2015;43(3):206–21.

38. Greene MT, Fakih MG, Fowler KE, Meddings J, Ratz D, Safdar N, et al.

Regional Variation in Urinary Catheter Use and Catheter-Associated

Urinary Tract Infection: Results from a National Collaborative. Infect

Control Hosp Epidemiol. 2014;35(S3):S99–106.

39. Xie D, Lai R, Nie S. Surveys of catheter-associated urinary tract infection

in a university hospital intensive care unit in China. Braz J Infect Dis.

2011;11(3):296–7.

40. Gould C V, Umscheid CA, Agarwal RK, Kuntz G, Pegues DA. Guideline

for Prevention of Catheter - Associated Urinary Tract Infections 2009.

Healthc Infect Control Pract Advis Comm. 2017;(2009):1–61.

41. Gardner A, Mitchell B, Beckingham W, Fasugba O. A point prevalence

cross-sectional study of healthcare-associated urinary tract infections in six

Australian hospitals. BMJ Open. 2014;4(7):1–9.

42. Khan MY, Venkateshwarlu C, Sreenivas G, Yousuf Khan M, Rahul P.

Study of incidence and risk factors of urinary tract infection in catheterized

patients admitted at tertiary care hospital, Nizamabad, Telangana State,

India. Int Arch Integr Med. 2016;3(8):83–92.

43. van Gaal BGI, Schoonhoven L, Mintjes JAJ, Borm GF, Hulscher MEJL,

Defloor T, et al. Fewer adverse events as a result of the SAFE or SORRY?

programme in hospitals and nursing homes. Part I: Primary outcome of a

cluster randomised trial. Int J Nurs Stud. 2011;48(9):1040–8.

44. Van Gaal BG, Schoonhoven L, Hulscher ME, Mintjes JA, Borm GF,

Koopmans RT, et al. The design of the SAFE or SORRY? study: A cluster

randomised trial on the development and testing of an evidence based

inpatient safety program for the prevention of adverse events. BMC Health

Serv Res. 2009;9:1–8.

Page 82: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

66

45. Meddings J, Saint S. Disrupting the life cycle of the urinary catheter. Clin

Infect Dis. 2011;52(11):1291–3.

46. Meddings J, Rogers MAM, Krein SL, Fakih MG, Olmsted RN, Saint S.

Reducing unnecessary urinary Catheter use and other strategies to prevent

catheter-associated urinary tract infection: An integrative review. BMJ

Qual Saf. 2014;23(4):277–89.

47. Wenger JE. Reducing rates of catheter-associated urinary tract infection.

Am J Nurs. 2010;110(8):40–5.

48. Knoll BM, Wright D, Ellingson L, Kraemer L, Patire R, Kuskowski MA, et

al. Reduction of inappropriate urinary catheter use at a veterans affairs

hospital through a multifaceted quality improvement project. Clin Infect

Dis. 2011;52(11):1283–90.

49. Al-Hazmi H. Role of duration of catheterization and length of hospital stay

on the rate of catheter-related hospital-acquired urinary tract infections. Res

Reports Urol. 2015;7:41–7.

50. Olsen-Scribner RJ, Hayes C, Pottinger P. Sustaining Reduction of Catheter-

associated Urinary Tract Infection (CAUTI) - Outcomes After Two

Educational Methods in a Regional University-affiliated Medical Center.

Am J Infect Control. 2014;42(6):S22.

51. Gould C V, Umscheid CA, Agarwal RK, Kuntz G, Pegues DA. Guideline

for Prevention of Catheter - Associated Urinary Tract Infections 2009.

Infect Control Hosp Epidemiol. 2010;32(4).

52. Fasugba O, Koerner J, Mitchell BG, Gardner A. Systematic review and

meta-analysis of the effectiveness of antiseptic agents for meatal cleaning

in the prevention of catheter-associated urinary tract infections. J Hosp

Infect. 2017;95(3):233–42.

53. Mitchell B, Ware C, McGregor A, Brown S, Wells A, Stuart RL, et al.

ASID (HICSIG)/AICA Position Statement: Preventing catheter-associated

urinary tract infections in patients. Healthc Infect. 2011;16(2):45–52.

54. Sandeep W, Jyothi B, Reshma H, Tejaswi D, Rajesh B, Pratiksha C, et al.

Prevalence of hemoglobin variants and hemoglobinopathies using cation-

exchange high-performance liquid chromatography in central reference

laboratory of India: A report of 65779 cases. J Lab Physicians.

2017;9(4):264–8.

Page 83: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

67

LAMPIRAN 1

PANDUAN HICPAC

Check List Panduan HICPAC

Tepat Indikasi Pemasangan Kateter

Intruksi:

Sebelum memutuskan untuk dilakuakan pemasangan kateter,

pastikan memenuhi 5 poin di bawah ini

beri

tanda

1 Penggunaan kateter hanya dilakukan jika ada indikasi yang

tepat dan dipasang selama diperlukan. (Kategori IB)

2

Hindari penggunaan kateter dan meminimalisir durasi

pemakaian kateter pada semua pasien, terutama yang berisiko

tinggi CAUTI seperti pasien dengan gangguan imunitas.

(Kategori IB)

3

Penggunaan kateter untuk inkontinensi juga harus dihindari.

Pada kasus inkontinensia disarankan penggunaan kateter

kondom. (Kategori IB)

4 Penggunaan kateter urin saat operasi jika dibutuhkan saja, tidak

sebagai rutinitas. (Kategori IB)

5

Untuk pasien operasi yang memiliki indikasi untuk penggunaan

kateter, kateter harus dilepas sesegera mungkin pasca operasi,

idealnya dalam 24 jam, kecuali jika ada indikasi yang tepat

untuk penerusan pemakaian. (Kategori IB)

Tepat Teknik Pemasangan Kateter

1

Lakukan higine tangan tepat sebelum dan sesudah pemasangan

atau manipulasi apapun pada alat kateter atau tempat kateter.

(Kategori IB)

2 Mengerti teknik aseptik yang benar pemasangan kateter dan

perawatannya

Page 84: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

68

Page 85: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

69

3

pemasangan kateter harus menggunakan teknik aseptik dan peralatan

steril. Menggunakan sarung tangan, doek, danspons steril,

menggunakan cairan antiseptik yang tepat untuk membersihkan

daerah periuretral, dan penggunaan jeli lubrikan steril sekali pakai.

(Kategori IB)

4 Pastikan kateter terjaga dengan baik setelah pemasangan untuk

mencegah pergerakan dan traksi uretra.

5

Jika tidak ada indikasi tertentu, disarankan untuk menggunakan

kateter dengan ukuran paling kecil tetapi sistem drainase tetap

baik. Hal ini bertujuan agar menghidari trauma trigonum kandung

kemih dan uretra. (Kategori II)

Tepat Perawatan Kateter

1

Jika melanggar aturan aseptik, terlepas, atau terjadi kebocoran, ganti

kateter dan urine bag dengan melakukan teknik aseptik dan peralatan

steril. (Kategori IB)

2

Menggunakan sistem kateter dengan prekoneksi, yaitu sambungan

kateter dan selang urine bag tersegel. (Kategori II)

3

Jaga kateter dan selang urine bag agar tidak tertekuk. (Kategori

IB)

4

Pastikan urine bag lebih rendah dari kandung kemih. Jangan

biarkan urine bag berada di lantai. (Kategori IB)

5

Kosongkan urine bag secara regular menggunakan penampung

urin (pispot) yang bersih dan tidak boleh digunakan bersama

pasien lain. Hindari percikan dan jaga agar keran urine bag tidak

bersentuhan dengan pispot. (Kategori IB)

Page 86: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

70

6

Gunakan standar tindakan pencegahan berupa penggunaan sarung

tangan dan celemek saat melakukan manupulasi apapun pada

kateter dan sistem drainase lainnya. (Kategori IB)

7

Ganti kateter atau urine bag secara rutin, tetapi tidak dalam

interval yang sama. Penggantian dilakukan berdasarkan indikasi

klinis seperti infeksi, obstruksi, atau ketika terjadi kebocoran.

(Kategori II)

8

Jangan bersihkan area periuretra dengan menggunakan antiseptik

ketika kateter masih terpasang. Higine rutin yang tepat dapat

berupa pembersihan permukaan meatus ketika mandi. (Kategori

II)

9

Clamping kateter sebelum dilepaskan tidak disarankan. (Kategori

II)

10

Jika terjadi obstruksi dan kemungkinan disebabkan oleh material

kateter, ganti kateter. (Kategori IB)

Page 87: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

71

LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

Pengetahuan

Petunjuk pengisian pertanyaan no 1-9:

Menurut anda, apakah pasien dengan kondisi tersebut diindikasikan atau tidak

untuk dipasang kateter.

Beri tanda centang pada kolom yang tersedia

No Pertanyaan Indikasi Tidak

Indikasi

1 Striktur uretra yang menyebabkan penyumbatan

aliran urin

2 Neurogenic Bladder akibat paraplegia atau

quadriplegia

3 Imobilisasi lama akibat fraktur tulang belakang

4 Memonitor urin output untuk pasien yang dapat

mobile

5 Membantu penyembuhan ulkus dekubitus pada

pasien inkontinensia

6 Perawatan untuk pasien inkontinensia

7 Prosedur rutin untuk semua operasi

8

Pada pasien yang akan menerima cairan dalam

jumlah banyak atau menggunakan diuretik selama

operasi

9 Perawatan palitatif untuk pasien penyakit tahap

terminal

Petunjuk pengisian pertanyaan no 10-20:

Menurut anda, apakah tindakan berikut ini efektif untuk mengurangi kejadian

infeksi saluran kemih akibat penggunaan kateter.

Beri tanda centang pada kolom yang tersedia

No Pertanyaan Efektif Tidak

Efektif

10 Cuci tangan tepat sebelum dan sesudah

manipulasi/menggerakan kateter dan urine bag

11 Menggunakan kateter dengan ukuran paling kecil

untuk meminimalisir trauma uretra

12

Penggunaan kateter hanya saat ada indikasi yang

tepat dan dicabut sesegera mungkin jika tidak ada

indikasi

Page 88: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

72

13 Mencegah terjadinya kinking kateter/ selang urine

bag untuk mencegah obstruksi aliran urin

14 Melakukan irigasi kandung kemih dengan cairan

antibiotik minimal satu kali sehari

15 Melakukan tindakan aspetik pada daerah meatus

dengan cairan antiseptik minimal 2 kali sehari

16 urine bag harus dikosongkan secara regular

17 Urine bag harus berada di bawah level kandung

kemih

18 Melakukan isolasi pada pasien dengan ISK

19 pemeberian profilaksis antibiotik selama 3 hari

setelah pemasangan kateter

20 Pendidikan dan pelatihan tentang perawatan

kateter secara regular

Sikap

Petunjuk pengisian pertanyaan no 1-10:

Apakah anda setuju atau tidak kondisi tersebut diterapkan di lingkungan kerja

anda untuk mencegah infeksi saluran kemih akibat penggunaan kateter.

Beri tanda centang pada kolom yang tersedia

No Pertanyaan Setuju Tidak

Setuju

1 Pembaruan sistem panduan pencegahan infeksi

saluran kemih akibat penggunaan kateter

2 Kateter dapat dipasang oleh seluruh perawat secara

bebas

3

Rumah sakit menjadikan pencegahan infeksi

saluran kemih akibat penggunaan kateter sebagai

prioritas

4

Infeksi saluran kemih bukan penyakit yang serius

sehingga tidak perlu tindakan khusus untuk

mencegahnya

5

Pendidikan dan pelatihan secara reguler tentang

perawatan kateter dapat mencegah infeksi saluran

kemih akibat penggunaan kateter

6 Kateter dapat dilepas oleh tenaga medis secara

bebas

7

Setiap tenaga medis harus memastikan tidak ada

kateter/selang urine bag yang kinking (tertekuk)

setiap visite/pergantian jaga

Page 89: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

73

8

Membersihkan daerah periuretra dengan

menggunakan antiseptik minimal 2x sehari agar

mencegah infeksi

9 Melakukan clamping pada selang urine bag

sebelum kateter dilepas (bladder training)

10

Mengosongkan urine bag secara regular

menggunakan pispot yang bersih dan tidak boleh

digunakan bersama pasien lain

Tindakan

Berilah tanda checklist pada kolom yang sesuai anda lakukan sehari-hari

Tindakan Dilakukan Tidak

Dilakukan

1 Sebelum menggunakan kateter, sudah dilakukan

pertimbangan sesuai indikasi oleh DPJP

2 Setiap visit selalu menilai keperluan penggunaan

kateter, apakah masih tetap diperlukan atau

dilepas

3 Pada pasien inkontenesia mempertimbangkan

penggunakan kateter kondom

4 Setiap pasien yang menjalani operasi, melakukan

pertimbangan pemakaian kateter, bukan rutinitas

5 Melepaskan kateter pasien paska operasi dalam

24 jam, kecuali ada pertimbangan tertentu seperti

pemantauan urin output

6 Melakukan higine tangan tepat sebelum dan

sesudah pemasangan kateter

7 Melakukan teknik aseptik yang benar pemasangan

kateter dan perawatannya

8 Melakukan higine tangan atau manipulasi apapun

pada alat kateter atau tempat kateter.

9 Pastikan kateter terjaga dengan baik setelah

pemasangan untuk mencegah pergerakan dan traksi

uretra.

10 Menggunakan kateter dengan ukuran yang

terkecil

11 Jika melanggar aturan aseptik, terlepas, atau terjadi

kebocoran, ganti kateter dan urine bag dengan

Page 90: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

74

melakukan teknik aseptik dan peralatan steril.

12 Menggunakan sistem kateter dengan prekoneksi,

yaitu sambungan kateter dan selang urine bag

tersegel.

13 Jaga kateter dan selang urine bag agar tidak

tertekuk.

14 Pastikan urine bag lebih rendah dari kandung

kemih. Jangan biarkan urine bag berada di lantai.

15

Kosongkan urine bag secara regular

menggunakan penampung urin (pispot) yang

bersih dan tidak boleh digunakan bersama pasien

lain. Hindari percikan dan jaga agar keran urine

bag tidak bersentuhan dengan pispot.

16 Mengganti kateter atau urine bag berdasarkan

indikasi klinis seperti infeksi, obstruksi, atau

ketika terjadi kebocoran.

17

Tidak melakukan pembersihan area periuretra

denan menggunakan antiseptik ketika kateter

masih terpasang. Higine rutin yang tepat dapat

berupa pembersihan permukaan meatus ketika

mandi.

18 Clamping kateter sebelum dilepaskan (pertanyaan

negatif)

19 Jika terjadi obstruksi dan kemungkinan

disebabkan oleh material kateter, ganti kateter.

20

Melakukan edukasi kepada keluarga dalam

perawatan kateter (mencegah kinking, urine bag

lebih rendah dari kandung kemih, urine bag tidak

menyentuh lantai

Page 91: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

75

LAMPIRAN 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

SOSIALISASI DAN PENERAPAN PANDUAN HICPAC

LATAR BELAKANG

Pemasangan kateter urin indwelling (kateter folley) menjadi tindakan yang

sering dijumpai di rumah sakit. Penggunaan kateter urin memiliki beberapa risiko,

salah satunya meningkatkan risiko infeksi. Infeksi akibat penggunaan kateter

(CAUTI/catheter-associated urinary tract infection) menjadi komplikasi paling

sering dibanding komplikasi yang lain. National Healthcare Safety Network

(NHSN) melaporkan kejadian CAUTI sekitar 0,2-4,8 per 1.000 kateter-hari pada

pasien rawat inap di bangsal dan pada pasien rawatan intensif (ICU) lebih tinggi

yaitu sekitar 1,2-4,5 per 1.000 kateter-hari. Selain itu CAUTI juga berkaitan

dengan durasi rawatan, biaya rawatan, penggunaan antibiotik, morbiditas, dan

mortalitas. Sehingga sering dilakukan studi yang bertujuan untuk mencegah

infeksi tersebut.

Berbagai macam tindakan/strategi pencegahan telah dikembangkan.

Kebanyakan tindakan pencegahan diadaptasi dari panduan CDC. Hal ini

disebabkan karena rekomendasi tindakan pada panduan CDC berdasarkan bukti

ilmiah yang kuat. Beberapa penelitian menilai ketepatan indikasi kateter, cuci

tangan, program pendidikan tenaga kesehatan, protokol pelaksana untuk perawat,

checklist pencegahan CAUTI, bundel CAUTI, dan pembatasan lama penggunaan

Page 92: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

76

kateter. Semua rekomendasi tersebut sukses terutama jika dilakukan secara

kombinasi bersama-sama. Kebanyakan penelitian bertujuan untuk mengurangi

jumlah pemasangan kateter dan lama pemakainan kateter.

Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee mengeluarkan

panduan pencegahan CAUTI pada tahun 2009 yang merupakan pembaruan dan

perluasan dari panduan CDC tahun 1981. Panduan ini terdiri dari 6 rekomendasi

utama untuk mencegah CAUTI. Dalam sosialisasi dan penerapan ini akan dibahas

6 rekomendasi tersebut dan tahapan pelaksanaannya.

TUJUAN

1. Menjelaskan tentang infeksi saluran kemih terkait penggunaan kateter

secara umum.

2. Menjelaskan tentang panduan HICPAC

3. Melakukan tahap uji coba pelaksanaan panduan HICPAC

4. Mendiskusikan pelaksanaan uji coba yang telah berjalan

KEGIATAN

1. Sosialisasi tentang infeksi saluran kemih terkait kateter dan Panduan

HICPAC

Bentuk kegiatan : Materi/ceramah

Alat yang dibutuhkan : Satuan Acara Pembelajaran/Penyuluhan

Slide Materi

Waktu Pelaksanaan : Senin, 22 Oktober 2018, estimasi 1,5 jam

Page 93: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

77

2. Uji Coba Penerapan HICPAC

Bentuk kegiatan : teringrasi dengan pelayanan pasien

Alat yang dibutuhkan : checklist panduan HICPAC

Waktu Pelaksanaan : 22-29 Oktober 2018

3. Diskusi Penerapan Panduan HICPAC

Bentuk kegiatan : diskusi

Alat yang dibutuhkan : -

Waktu Pelaksanaan : Senin, 29 Oktober 2018

Page 94: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

78

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Topik : Infeksi Saluran Kemih Terkait Penggunaan Kateter

Waktu pertemuan : 30 menit

Sasaran : Seluruh tenaga medis RS Delia Langkat

A. Tujuan instruksi

1. Umum

Setelah mendengarkan materi ini, seluruh tenaga medis diharapkan mampu

mengerti dan memahami mengenai infeksi saluran kemih terkait

penggunaan kateter.

2. Khusus

Setelah mengikuti materi ini, seluruh tenaga medis akan dapat :

- Mengerti definisi infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter

- Mengerti faktor risiko infeksi sauran kemih terkait penggunaan kateter

- Mengerti patofisiologi dan mikroorganisme infeksi saluran kemih terkait

penggunan kateter

- Mengerti cara diagnosis infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter

B. Pokok Bahasan : Pengenalan terhadap Infeksi Saluran Kemih Terkait

Penggunaan Kateter

Page 95: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

79

C. Sub Pokok Bahasan

1. Definisi infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter

2. Faktor risiko infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter

3. Patofisiologi dan Mikroorganisme infeksi saluran kemih terkait penggunan

kateter

4. Gejala dan diagnosis infeksi saluran kemih terkait penggunan kateter

D. Kegiatan

Tahap Kegiatan pengajaran Kegiatan Tenaga

Medis

Media dan

alat

Pendahuluan

Mengucapkan salam

pembukaan dan

memperkenalkan diri

Mendengarkan

Laptop

Lcd

pointer

Penyajian

Menjelaskan definisi infeksi

saluran kemih terkait

penggunan kateter

Mendengar

Mencatat

menjawab

Laptop

Lcd

Pointer

Memberikan kesempatan

kepada audiens untuk bertanya Bertanya

Menjelaskan faktor risiko

infeksi saluran kemih terkait

penggunan kateter

Mendengarkan

Memberikan kesempatan

kepada audiens untuk bertanya Bertanya

Menjelaskan patofisiologi

infeksi saluran kemih terkait

penggunan kateter

Mendengarkan

Page 96: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

80

Memberikan kesempatan

kepada audiens untuk bertanya Bertanya

Menjelaskan gelaja dan infeksi

saluran kemih terkait

penggunan kateter

Mendengarkan

Penutup Memberikan kesempatan

kepada audiens untuk bertanya

Mendengarkan

Page 97: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

81

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Topik : Panduan HICPAC

Waktu pertemuan : 45 menit

Sasaran : Seluruh tenaga medis RS Delia Langkat

A. Tujuan instruksi

1. Umum

Setelah mendengarkan materi ini, seluruh tenaga medis diharapkan mampu

mengerti, memahami dan menerapkan panduan HICPACmengenai infeksi

saluran kemih terkait penggunaan kateter.

2. Khusus

Setelah mengikuti materi ini, seluruh tenaga medis akan dapat :

- Menerapkan tepat indikasi penggunaan kateter

- Menerapkan tepat teknik pemasangan kateter

- Menerapkan tepat teknik perawatan kateter

- Mengerti cara menggunakan checklist

B. Pokok Bahasan :

Panduan HICPAC

C. Sub Pokok Bahasan

1. Indikasi Penggunaan Kateter

Page 98: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

82

2. Teknik Pemasangan Kateter

3. Teknik Perawatan Kateter

D. Kegiatan

Tahap Kegiatan pengajaran Kegiatan

Tenaga Medis

Media dan

alat

Pendahuluan

Mengucapkan salam

pembukaan dan

memperkenalkan diri

Mendengarkan

Laptop

Lcd

pointer

Penyajian

Menjelaskan tepat indikasi

penggunaan kateter

Mendengar

Mencatat

menjawab

Laptop

Lcd

Pointer

Memberikan kesempatan

kepada audiens untuk

bertanya

Bertanya

Menjelaskan tepat teknik

pemasangan kateter Mendengarkan

Memberikan kesempatan

kepada audiens untuk

bertanya

Bertanya

Menjelaskan tepat teknik

perawatan kateter Mendengarkan

Memberikan kesempatan

kepada audiens untuk

bertanya

Bertanya

Menjelaskan penggunaan

checklist Mendengarkan

Penutup Memberikan kesempatan

kepada audiens untuk

bertanya

Mendengarkan

Page 99: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

83

LAMPIRAN 4

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

A. Uji Validitas

Pengetahuan

Page 100: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

84

Sikap

B. Uji Reabilitas

Pengetahuan

Sikap

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.838 20

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.838 10

Page 101: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

85

LAMPIRAN 5

MASTER DATA

A. Tenaga Medis

Pengeta-

huanSikap Tindakan

Pengeta-

huanSikap Tindakan

1 1 2 26 2 3 10 8 9 20 9 20

2 1 2 28 2 1 10 8 9 19 10 20

3 1 1 24 2 1 13 7 11 17 8 20

4 1 4 23 2 1 12 8 9 15 10 20

5 1 2 23 2 3 15 5 10 18 9 20

6 1 4 30 2 4 12 5 8 17 8 20

7 1 3 24 2 2 10 7 9 18 10 20

8 1 2 28 2 3 14 7 10 18 9 20

9 1 2 31 2 4 8 6 10 16 8 20

10 1 2 24 2 2 9 7 10 17 9 20

11 1 1 26 2 2 10 6 9 17 8 20

12 1 2 21 2 1 10 6 8 17 9 20

13 1 2 23 2 1 12 5 9 18 8 20

14 1 2 28 2 4 13 7 9 17 9 20

15 1 2 25 2 2 12 6 9 18 10 20

16 1 3 26 2 4 14 7 9 18 9 20

17 1 2 26 2 6 10 8 9 18 10 20

18 1 2 24 2 2.5 11 5 8 17 8 20

19 1 2 23 2 1 14 5 8 19 8 20

20 1 1 22 2 1 9 5 9 16 9 20

21 1 2 30 2 4 8 6 9 16 7 20

22 1 4 23 2 1 12 5 8 17 8 20

23 1 2 23 2 1 10 7 13 16 9 20

24 1 2 25 2 3 12 8 13 17 9 20

25 1 5 21 2 7 11 6 9 17 8 20

26 1 2 24 2 3 13 2 11 18 8 20

27 1 2 23 2 1 13 7 10 18 8 20

28 1 1 26 2 4 13 6 9 18 8 20

29 1 2 25 2 2 12 6 9 17 9 20

30 1 2 29 2 6 10 5 12 16 8 20

31 1 2 21 2 2 9 6 8 16 8 20

32 1 5 23 2 1 13 4 2 17 9 20

33 1 4 24 2 3 10 7 10 16 9 20

34 1 2 22 2 1 13 5 8 15 8 20

35 1 3 24 2 4 13 5 8 16 8 20

36 1 2 23 2 1 10 8 9 16 9 20

37 1 2 24 2 2 10 6 9 16 7 20

38 1 2 25 2 1 9 5 8 18 7 20

39 1 2 26 2 3 13 7 12 17 9 20

40 1 2 28 2 3 9 7 9 16 10 20

SetelahSebelumRespon-

den

Pendidik

an

Unit

BekerjaUmur

Jenis

Kelamin

Lama

Bekerja

Page 102: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

86

41 1 2 22 2 1 9 5 9 15 8 20

42 1 2 30 2 4 13 6 12 18 8 20

43 1 5 25 2 5 8 7 9 16 9 20

44 1 2 27 2 5 13 4 10 18 10 20

45 2 2 24 2 1 9 5 8 16 8 20

46 2 2 30 2 3 7 8 10 15 9 20

47 2 2 31 1 9 9 5 9 16 9 20

48 1 3 26 2 4 14 7 9 18 9 20

49 1 1 24 2 1 13 7 9 17 9 20

50 1 2 26 2 3 10 8 9 16 9 20

51 1 2 26 2 4 13 6 12 18 9 20

52 1 2 24 2 2.5 11 5 9 17 8 20

53 1 1 24 2 1 13 7 9 17 8 20

54 1 2 28 2 1 10 8 10 16 9 20

55 1 1 24 2 1 13 7 9 17 10 20

56 1 1 26 2 3 13 7 9 17 9 20

57 1 2 24 2 3 13 2 9 18 7 20

58 1 2 23 2 1 13 7 12 18 8 20

59 1 2 23 2 3 15 5 10 18 8 20

60 1 2 28 2 3 14 7 9 18 9 20

61 1 4 24 2 3 10 7 9 16 10 20

62 1 2 31 2 4 8 6 13 16 8 20

63 1 1 26 2 4 13 6 10 18 8 20

64 1 2 24 2 2 9 7 10 17 9 20

65 1 2 26 2 3 13 7 10 15 7 20

66 1 2 24 2 3 13 2 10 18 7 20

67 1 2 23 2 1 13 7 9 15 8 20

68 1 2 21 2 1 10 6 10 17 8 20

69 1 2 23 2 1 12 5 10 18 8 20

70 1 1 26 2 4 13 6 10 18 8 20

71 1 2 26 2 6 10 8 11 18 8 20

72 2 2 31 1 9 9 5 8 16 8 20

73 1 4 24 2 3 10 7 9 16 10 20

74 1 2 24 2 2.5 11 5 11 17 8 20

75 1 1 24 2 1 13 7 9 17 9 20

76 1 2 23 2 1 14 5 8 19 9 20

77 1 1 26 2 3 13 7 10 17 9 20

78 2 2 30 2 3 7 8 9 16 9 20

79 1 2 24 2 1 13 7 9 17 9 20

80 1 2 25 2 2 12 6 12 18 9 20

81 3 2 24 1 2 15 7 12 18 9 20

82 3 2 28 1 3 7 8 9 15 9 20

83 3 4 30 1 7 11 5 9 18 7 20

84 3 4 23 2 1 14 8 9 18 9 20

85 3 5 24 2 2 10 8 11 16 9 20

86 3 1 30 1 4 9 6 13 18 8 20

87 3 2 34 2 13 9 7 10 16 9 20

88 3 2 23 2 8 13 8 9 19 9 20

89 3 1 27 2 3 9 4 8 16 8 20

90 3 3 26 2 4 8 5 10 16 8 20

91 3 2 23 2 2 7 6 9 16 8 20

92 3 2 29 2 4 12 7 9 18 9 20

93 3 3 22 2 1 10 6 9 16 8 20

94 3 2 32 2 7 15 6 8 18 8 20

95 3 2 22 2 1 11 7 9 17 9 20

96 3 2 24 1 2 15 7 9 18 9 20

97 3 1 24 1 2 9 8 12 16 9 20

98 3 4 27 1 5 11 8 11 18 9 20

99 3 5 27 2 6 9 6 8 16 7 20

100 3 2 21 2 1 14 7 13 18 8 20

Page 103: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

87

Keterangan:

Pendidikan:

1. D3 Kebidanan

2. D4 Kebidanan/S1 terapan

3. D3 Keperawatan

4. S1 Profesi Keperawatan

5. Profesi Dokter Umum

6. Profesi Dokter Spesialis

Unit Kerja:

1. IGD

2. IRNA

3. ICU

4. COT

5. IRJ

Jeni Kelamin

1. Laki-laki 2. Perempuan

Usia dan Lama Bekerja: dalam satuan tahun

101 4 1 22 2 1 8 5 8 16 8 20

102 4 4 26 1 4 8 6 13 16 8 20

103 4 3 22 2 7 13 7 9 16 7 20

104 5 1 27 2 5 9 8 13 16 10 20

105 5 1 39 2 12 10 7 9 16 9 20

106 5 1 28 1 3 12 7 9 16 9 20

107 5 1 36 2 10 10 7 9 16 9 20

108 5 1 43 2 15 10 7 10 16 9 20

109 5 1 28 1 4 12 7 9 16 9 20

110 5 1 37 2 9 10 7 9 16 10 20

111 5 1 33 2 11 10 7 9 16 10 20

112 5 1 38 1 12 12 7 11 16 9 20

113 6 1 34 1 8 12 7 11 16 10 20

114 6 2 38 2 5 14 8 9 17 10 20

115 6 2 36 1 1 13 8 9 17 10 20

116 6 5 44 2 3 11 8 11 16 10 20

117 6 3 42 1 5 9 8 10 16 10 20

118 6 1 36 1 3 13 8 10 18 10 20

119 6 2 44 2 4 14 7 11 19 9 20

120 6 2 39 1 5 11 8 9 16 10 20

121 6 2 44 2 7 14 8 12 17 10 20

122 6 2 39 1 4 13 8 11 17 10 20

123 6 5 47 2 9 11 8 9 16 10 20

124 6 5 41 2 3 11 8 9 16 10 20

125 6 2 52 1 15 9 8 9 16 10 20

126 6 2 36 1 7 13 8 12 18 10 20

127 6 2 40 1 13 11 8 9 16 10 20

128 6 2 47 1 8 9 8 9 16 10 20

129 6 2 46 2 6 14 7 13 19 10 20

130 6 2 37 1 2 13 8 9 17 10 20

131 6 5 37 2 2 11 8 11 16 10 20

132 6 2 42 1 7 13 8 11 17 10 20

133 6 2 41 1 8 13 8 10 18 10 20

Page 104: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

89

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

Tota

lS

1S

2S

3S

4S

5S

6S

7S

8S

9S

10

Tota

lT1

T2

T3

T4

T5

T6

T7

T8

T9

T10

T11

T12

T13

T14

T15

T16

T17

T18

T19

T20

Tota

l

10

00

10

10

11

11

11

00

01

00

110

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

21

00

00

00

10

11

11

00

11

10

110

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

30

10

10

10

11

11

11

00

11

10

113

11

10

11

10

01

71

00

01

11

10

00

11

10

11

01

011

40

10

11

01

10

10

11

10

10

10

112

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

50

01

11

01

11

11

11

01

10

11

115

11

00

11

10

00

51

11

01

11

00

00

10

00

11

01

010

61

01

00

11

01

10

10

10

11

10

112

10

10

10

10

01

51

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

71

00

01

00

11

11

10

10

01

00

110

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

80

11

11

10

11

11

11

00

11

00

114

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

01

10

00

11

01

010

90

00

00

00

10

11

11

00

11

00

18

11

11

10

10

00

61

10

01

11

00

00

10

10

11

01

010

10

01

00

00

01

01

11

10

01

10

01

91

11

11

01

00

17

11

00

11

10

00

01

00

11

10

10

10

11

00

01

11

01

01

01

10

00

01

11

10

11

01

11

10

00

61

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

12

00

00

10

11

01

11

10

01

10

01

10

10

11

10

10

01

61

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

13

00

00

00

11

01

11

11

11

10

11

12

10

01

10

10

01

51

01

01

11

00

00

10

00

11

01

09

14

11

01

00

01

11

11

10

01

11

01

13

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

15

01

01

00

01

10

10

10

11

11

11

12

10

01

01

10

11

61

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

16

01

01

11

11

11

11

10

01

10

01

14

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

17

01

10

10

01

01

00

10

01

11

01

10

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

18

00

01

00

01

01

11

11

01

11

01

11

10

10

10

10

01

51

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

19

01

11

11

10

11

01

11

01

10

01

14

10

10

10

10

01

51

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

20

00

01

00

01

11

01

10

01

10

01

91

01

01

01

00

15

10

00

11

10

00

01

01

01

10

10

9

21

00

00

00

01

01

11

10

01

10

01

81

11

11

01

00

06

11

00

11

10

00

01

00

01

10

10

9

22

00

01

10

01

01

11

10

01

11

11

12

10

01

10

10

01

51

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

23

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

11

11

00

01

71

10

01

11

10

01

11

10

11

01

013

24

00

01

11

10

01

11

00

01

11

11

12

10

11

11

10

11

81

00

01

11

11

11

10

01

11

01

013

25

01

01

00

01

01

11

10

01

11

01

11

11

11

10

10

00

61

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

26

00

01

01

01

11

10

11

11

10

11

13

10

00

00

10

00

21

01

01

11

00

00

11

10

11

01

011

27

00

01

11

01

01

11

11

01

11

01

13

10

11

11

10

01

71

00

01

11

00

01

11

00

11

01

010

28

01

01

11

11

11

01

10

01

10

01

13

11

01

11

10

00

61

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

29

00

10

11

11

01

11

10

01

10

01

12

10

11

10

10

01

61

00

01

11

00

00

10

10

11

01

09

30

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

10

10

10

10

01

51

00

01

11

10

00

11

11

11

01

012

31

00

10

00

01

01

11

10

01

10

01

91

01

11

01

00

16

10

00

11

10

00

01

00

01

10

10

8

32

01

11

00

01

01

11

10

01

11

11

13

01

00

11

10

00

41

10

00

00

00

00

00

00

00

00

02

33

00

11

00

01

11

10

10

01

10

01

10

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

00

10

10

11

01

010

34

00

11

10

11

01

11

11

10

01

10

13

11

00

01

10

10

51

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

35

10

01

01

01

11

11

10

01

11

01

13

10

01

10

10

01

51

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

36

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

37

00

01

00

01

01

11

10

01

01

11

10

11

00

11

10

01

61

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

38

01

10

11

00

11

11

00

01

00

00

91

01

11

01

00

05

10

00

11

10

00

01

00

01

10

10

8

39

11

01

00

01

11

11

10

01

11

01

13

11

01

11

10

01

71

10

01

11

10

00

11

10

11

01

012

40

00

00

00

01

01

11

10

01

11

01

91

11

01

11

00

17

11

00

11

10

00

01

00

01

10

10

9

41

00

00

11

01

11

10

01

00

10

01

91

00

10

11

00

15

10

00

11

10

00

11

00

01

10

10

9

42

01

00

10

01

11

11

10

01

11

11

13

10

11

10

10

01

61

00

01

11

01

10

10

11

11

01

012

43

00

00

00

01

01

11

10

01

10

01

81

10

11

11

00

17

11

00

11

10

00

01

00

01

10

10

9

44

01

11

01

01

11

01

10

11

10

01

13

11

00

00

10

01

41

11

01

11

00

00

10

00

11

01

010

45

00

01

00

01

01

11

00

01

11

01

91

00

11

01

00

15

10

00

11

10

00

01

00

01

10

10

8

46

00

00

00

01

01

01

10

01

10

01

71

11

11

11

00

18

11

00

11

10

00

11

00

01

10

10

10

47

00

01

00

01

01

11

10

01

10

01

91

01

01

01

00

15

10

00

11

10

00

01

01

01

10

10

9

48

01

01

11

11

11

11

10

01

10

01

14

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

49

01

01

01

01

11

11

10

01

11

01

13

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

50

00

01

01

01

11

11

10

00

10

01

10

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

Pe

nge

tah

uan

Se

be

lum

Sika

p S

eb

elu

mTi

nd

ak S

eb

elu

mR

espon

den

Page 105: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

90

51

01

01

11

11

11

01

10

01

10

01

13

11

01

11

10

00

61

10

01

11

10

00

11

10

11

01

012

52

00

01

00

01

01

11

11

01

11

01

11

10

10

10

10

01

51

00

01

11

00

00

10

01

11

01

09

53

01

01

01

01

11

11

10

01

11

01

13

11

10

11

10

01

71

00

01

11

00

00

10

10

11

01

09

54

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

11

11

10

01

81

10

01

11

01

00

10

00

11

01

010

55

01

01

01

01

11

11

10

01

11

01

13

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

56

11

01

00

01

11

11

10

01

11

01

13

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

57

00

01

01

01

11

10

11

11

10

11

13

10

00

00

10

00

21

01

01

11

00

00

10

00

11

01

09

58

00

01

11

01

01

11

11

01

11

01

13

10

11

11

10

01

71

00

01

11

00

10

11

11

11

01

012

59

00

11

10

11

11

11

10

11

01

11

15

11

00

11

10

00

51

11

01

11

00

00

10

00

11

01

010

60

01

11

11

01

11

11

10

01

10

01

14

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

61

00

11

00

01

11

10

10

01

10

01

10

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

62

00

00

00

01

01

11

10

01

10

01

81

11

11

01

00

06

11

00

11

11

00

01

11

11

10

10

13

63

01

01

11

11

11

01

10

01

10

01

13

11

01

11

10

00

61

10

01

11

00

00

10

10

11

01

010

64

01

00

00

01

01

11

10

01

10

01

91

11

11

01

00

17

10

00

11

10

00

01

11

01

10

10

10

65

11

01

00

01

11

11

10

01

11

01

13

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

01

10

00

11

01

010

66

00

01

01

01

11

10

11

11

10

11

13

10

00

00

10

00

21

01

01

11

00

00

10

01

11

01

010

67

00

01

11

01

01

11

11

01

11

01

13

10

11

11

10

01

71

00

01

11

01

00

10

00

11

01

09

68

00

00

10

11

01

11

10

01

10

01

10

10

11

10

10

01

61

00

01

11

00

00

11

10

11

01

010

69

00

00

00

11

01

11

11

11

10

11

12

10

01

10

10

01

51

01

01

11

00

01

10

00

11

01

010

70

01

01

11

11

11

01

10

01

10

01

13

11

01

11

10

00

61

10

01

11

01

00

10

00

11

01

010

71

01

10

10

01

01

00

10

01

11

01

10

11

11

11

10

01

81

00

01

11

00

10

10

11

11

01

011

72

00

01

00

01

01

11

10

01

10

01

91

01

01

01

00

15

10

00

11

10

00

01

00

01

10

10

8

73

00

11

00

01

11

10

10

01

10

01

10

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

74

00

01

00

01

01

11

11

01

11

01

11

10

10

10

10

01

51

00

01

11

10

00

11

10

11

01

011

75

01

01

01

01

11

11

10

01

11

01

13

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

76

01

11

11

10

11

01

11

01

10

01

14

10

10

10

10

01

51

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

77

11

01

00

01

11

11

10

01

11

01

13

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

01

10

00

11

01

010

78

00

00

00

01

01

01

10

01

10

01

71

11

11

11

00

18

11

00

11

10

00

01

00

01

10

10

9

79

01

01

01

01

11

11

10

01

11

01

13

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

80

01

01

00

01

10

10

10

11

11

11

12

10

01

01

10

11

61

01

01

11

01

01

10

01

11

01

012

81

00

11

10

10

11

11

11

01

11

11

15

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

01

11

10

11

01

012

82

00

00

00

01

01

01

10

01

10

01

71

11

11

11

00

18

11

00

11

10

00

01

00

01

10

10

9

83

01

01

11

00

11

01

00

00

11

11

11

11

00

10

10

01

51

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

84

00

01

10

11

11

11

11

01

11

01

14

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

85

00

01

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

10

10

01

11

01

011

86

01

00

01

01

01

10

10

11

00

01

91

11

11

10

00

06

11

10

11

11

00

01

11

01

10

10

13

87

00

00

00

01

01

11

10

01

11

01

91

10

11

11

00

17

11

00

11

10

00

11

00

01

10

10

10

88

01

10

10

01

01

11

11

01

10

11

13

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

89

00

01

00

01

01

11

10

01

10

01

91

00

01

01

00

14

10

00

11

10

00

01

00

01

10

10

8

90

00

00

00

01

01

11

10

01

10

01

81

01

01

01

00

15

10

00

11

10

10

11

00

01

10

10

10

91

00

00

00

01

01

10

10

01

10

01

71

01

01

11

00

16

10

00

11

10

10

01

00

01

10

10

9

92

00

01

11

01

11

11

01

01

10

01

12

11

11

10

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

93

00

01

00

01

11

11

10

01

01

01

10

10

11

10

10

01

61

00

01

11

01

00

10

00

11

01

09

94

11

11

11

10

11

11

10

01

10

01

15

10

10

11

10

01

61

00

01

11

00

00

10

00

11

01

08

95

00

10

00

10

11

10

11

01

10

11

11

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

96

00

11

10

10

11

11

11

01

11

11

15

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

97

00

01

00

01

01

11

10

01

10

01

91

11

11

11

00

18

11

00

11

10

01

11

00

11

10

10

12

98

00

00

10

11

01

01

11

01

11

01

11

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

11

10

11

01

011

99

00

00

00

01

01

11

10

01

11

01

91

01

01

11

00

16

10

00

11

10

00

01

00

01

10

10

8

100

00

11

10

10

11

11

11

01

01

11

14

11

01

11

11

00

71

10

11

11

00

01

10

00

11

11

113

Page 106: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

91

101

00

00

00

01

01

11

10

01

10

01

81

01

01

01

00

15

10

00

11

10

00

01

00

01

10

10

8

102

00

00

00

01

01

11

10

01

10

01

81

01

11

01

00

16

10

00

11

11

01

01

11

11

10

10

13

103

11

01

00

01

11

11

10

01

11

01

13

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

104

00

01

00

11

01

11

10

00

11

00

91

10

11

11

01

18

11

00

11

11

00

11

10

11

10

10

13

105

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

106

10

01

00

01

11

11

10

01

11

01

12

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

107

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

108

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

01

10

00

11

01

010

109

10

01

00

01

11

11

10

01

11

01

12

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

110

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

111

10

00

00

01

01

11

10

01

11

01

10

11

10

11

10

01

71

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

112

10

01

00

01

11

11

10

01

11

01

12

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

10

10

01

11

01

011

113

10

01

00

01

11

11

10

01

11

01

12

11

01

11

10

01

71

10

01

11

00

00

11

10

11

01

011

114

00

01

00

11

11

11

11

01

11

11

14

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

115

10

00

00

11

01

11

11

01

11

11

13

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

116

00

00

01

01

01

11

10

01

11

11

11

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

11

10

11

01

011

117

00

01

00

01

01

01

10

01

11

01

91

11

11

11

00

18

11

00

11

10

00

11

00

01

10

10

10

118

10

01

00

11

01

01

11

11

11

01

13

11

11

11

10

01

81

11

01

11

00

00

10

00

11

01

010

119

10

01

11

11

00

11

11

10

11

01

14

11

11

10

11

00

71

10

01

11

00

01

10

00

11

10

111

120

00

01

00

01

01

11

10

01

11

11

11

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

121

00

01

00

11

11

11

11

01

11

11

14

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

11

10

01

11

01

012

122

10

00

00

11

01

11

11

01

11

11

13

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

11

10

11

01

011

123

00

00

01

01

01

11

10

01

11

11

11

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

124

00

00

01

01

01

11

10

01

11

11

11

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

125

00

01

00

01

01

01

10

01

11

01

91

11

11

11

00

18

11

00

11

10

00

01

00

01

10

10

9

126

10

01

00

11

01

01

11

11

11

01

13

11

11

11

10

01

81

11

01

11

00

10

10

01

11

01

012

127

00

01

00

01

01

11

10

01

11

11

11

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

128

00

01

00

01

01

01

10

01

11

01

91

11

11

11

00

18

11

00

11

10

00

01

00

01

10

10

9

129

10

01

11

11

00

11

11

10

11

01

14

11

11

10

11

00

71

11

11

11

00

00

10

00

11

11

113

130

10

00

00

11

01

11

11

01

11

11

13

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

10

00

11

01

09

131

00

00

01

01

01

11

10

01

11

11

11

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

00

11

10

11

01

011

132

10

00

00

11

01

11

11

01

11

11

13

11

11

11

10

01

81

10

01

11

00

10

10

01

11

01

011

133

10

01

00

11

01

01

11

11

11

01

13

11

11

11

10

01

81

11

01

11

00

00

10

00

11

01

010

Page 107: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

92

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

TO

TA

LS

1S

2S

3S

4S

5S

6S

7S

8S

9S

10

Tota

lT1

T2

T3

T4

T5

T6

T7

T8

T9

T10

T11

T12

T13

T14

T15

T16

T17

T18

T19

T20

Tota

l

11

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

21

11

11

11

11

11

11

10

11

11

119

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

31

11

10

11

11

11

11

00

11

11

117

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

41

11

11

11

10

00

01

10

11

11

115

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

51

01

11

11

11

11

11

01

11

11

118

11

11

11

11

10

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

61

01

10

11

11

11

11

10

11

11

117

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

71

01

11

11

11

11

11

10

11

11

118

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

81

11

11

11

11

11

11

00

11

11

118

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

91

01

10

11

11

11

11

00

11

11

116

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

10

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

11

10

11

11

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

12

10

11

11

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

10

11

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

13

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

18

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

14

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

15

11

11

01

11

11

11

10

11

11

11

18

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

16

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

17

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

18

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

19

11

11

11

11

11

11

11

01

11

11

19

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

20

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

11

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

21

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

00

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

22

10

11

11

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

23

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

24

10

11

11

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

10

11

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

25

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

26

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

18

11

11

11

10

10

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

27

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

28

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

29

10

11

11

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

10

11

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

30

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

31

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

32

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

10

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

33

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

34

10

11

11

11

00

00

11

11

11

11

15

11

11

11

10

10

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

35

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

36

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

37

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

38

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

10

00

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

39

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

40

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

41

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

42

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

43

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

44

11

11

01

11

11

11

10

11

11

11

18

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

45

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

46

10

11

01

11

01

11

10

01

11

11

15

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

47

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

11

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

48

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

49

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

50

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

Sika

p S

ete

lah

Tin

dak

Se

tela

hP

en

geta

hu

an S

ete

lah

Respond

en

Page 108: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

93

51

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

10

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

52

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

53

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

54

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

55

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

56

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

57

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

18

11

11

11

10

00

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

58

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

59

10

11

11

11

11

11

10

11

11

11

18

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

60

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

61

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

62

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

63

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

64

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

10

11

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

65

11

11

01

11

00

11

10

01

11

11

15

11

11

11

11

01

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

66

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

18

11

11

11

10

00

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

67

10

11

11

11

00

01

11

01

11

11

15

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

68

10

11

11

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

69

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

18

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

70

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

71

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

72

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

73

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

74

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

75

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

76

11

11

11

11

11

11

11

01

11

11

19

11

11

11

10

11

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

77

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

78

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

79

11

11

01

11

11

11

10

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

80

11

11

01

11

11

11

10

11

11

11

18

11

11

11

10

11

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

81

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

82

10

11

01

11

01

11

10

01

11

11

15

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

83

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

11

01

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

84

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

85

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

86

11

11

01

11

11

11

10

11

11

11

18

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

87

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

88

11

11

11

11

11

11

11

01

11

11

19

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

89

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

90

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

91

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

92

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

93

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

94

11

11

11

11

11

11

10

01

11

11

18

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

95

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

96

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

97

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

98

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

99

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

100

10

11

11

11

11

11

11

01

11

11

18

11

11

11

11

00

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

Page 109: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

94

101

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

102

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

10

01

81

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

103

11

11

01

11

11

00

10

01

11

11

15

11

11

11

11

01

71

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

104

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

105

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

106

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

107

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

108

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

109

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

110

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

111

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

112

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

01

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

113

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

114

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

115

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

116

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

117

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

118

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

18

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

119

10

11

11

11

11

11

11

11

11

11

19

11

11

11

11

10

91

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

120

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

121

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

122

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

123

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

124

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

125

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

126

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

18

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

127

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

128

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

129

10

11

11

11

11

11

11

11

11

11

19

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

130

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

131

10

11

01

11

11

11

10

01

11

11

16

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

132

10

11

01

11

11

11

11

01

11

11

17

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

133

10

11

01

11

11

11

11

11

11

11

18

11

11

11

11

11

101

11

11

11

11

11

11

11

11

11

120

Page 110: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

95

B. Pasien yang Menggunakan Kateter

Kode

Sampel

Jenis

Kelamin Usia

Imunoko

mpromis

Lama

Rawatan

Tempat

Pemasan

gan

Lama

Pemakaia

n CAUTI

Kode

Sampel

Jenis

Kelamin Usia

Imunoko

mpromis

Lama

Rawatan

Tempat

Pemasan

gan

Lama

Pemakaia

n CAUTI

SEB1 2 32 2 4 1 3 2 SET1 2 20 2 4 1 1 2

SEB2 2 29 2 4 1 3 2 SET2 2 34 2 4 1 1 2

SEB3 2 20 2 4 1 3 2 SET3 2 30 2 4 1 1 2

SEB4 2 26 2 4 1 3 2 SET4 2 47 2 4 1 1 2

SEB5 2 35 2 4 1 3 2 SET5 2 33 2 4 1 1 2

SEB6 2 45 2 4 1 3 2 SET6 2 22 2 4 1 1 2

SEB7 2 29 2 4 1 3 2 SET7 2 27 2 4 1 1 2

SEB8 2 30 2 4 1 3 2 SET8 2 27 2 4 1 1 2

SEB9 2 18 2 4 1 3 2 SET9 2 29 2 4 1 1 2

SEB10 2 23 2 4 2 3 2 SET10 2 33 2 4 1 1 2

SEB11 2 28 2 4 1 3 2 SET11 2 38 2 3 1 1 2

SEB12 2 32 2 4 1 3 2 SET12 2 33 2 4 1 1 2

SEB13 2 26 2 4 1 3 2 SET13 2 35 2 4 1 1 2

SEB14 2 31 2 4 1 3 2 SET14 2 24 2 4 1 1 2

SEB15 2 33 2 4 2 3 2 SET15 2 22 2 4 1 1 2

SEB16 2 24 2 4 1 3 2 SET16 2 26 2 4 1 1 2

SEB17 2 38 2 4 1 3 2 SET17 2 26 2 4 1 1 2

SEB18 2 36 2 4 1 3 2 SET18 2 33 2 4 1 1 2

SEB19 2 28 2 4 1 3 2 SET19 2 19 2 4 1 1 2

SEB20 2 34 2 4 1 3 2 SET20 2 27 2 4 1 1 2

SEB21 2 22 2 4 1 3 2 SET21 2 35 2 4 1 1 2

SEB22 2 25 2 4 1 3 2 SET22 2 25 2 4 1 1 2

SEB23 2 38 2 4 1 3 2 SET23 2 26 2 4 1 1 2

SEB24 2 34 2 4 1 3 2 SET24 2 23 2 4 1 1 2

SEB25 2 36 2 4 1 3 2 SET25 2 19 2 4 1 1 2

SEB26 2 29 2 4 1 3 2 SET26 2 22 2 4 1 1 2

SEB27 2 27 2 4 1 3 2 SET27 2 35 2 4 1 1 2

SEB28 2 36 2 4 1 3 2 SET28 2 28 2 4 1 1 2

SEB29 2 24 2 4 1 3 2 SET29 2 31 2 4 2 1 2

SEB30 2 21 2 4 1 3 2 SET30 2 36 2 4 1 1 2

SEB31 2 35 2 4 1 3 2 SET31 2 29 2 4 1 1 2

SEB32 2 30 2 4 1 3 2 SET32 2 31 2 4 2 1 2

SEB33 2 21 2 4 2 3 2 SET33 2 30 2 4 2 1 2

SEB34 2 35 2 4 2 3 2 SET34 2 24 2 4 2 1 2

SEB35 2 29 2 4 2 3 2 SET35 2 27 2 4 2 1 2

SEB36 2 26 2 4 2 3 2 SET36 2 26 2 4 2 1 2

SEB37 2 27 2 4 2 3 2 SET37 2 27 2 4 2 1 2

SEB38 2 18 2 4 2 3 2 SET38 2 21 2 4 2 1 2

SEB39 2 24 2 4 2 3 2 SET39 2 20 2 4 2 1 2

SEB40 2 36 2 4 2 3 2 SET40 2 24 2 4 2 1 2

SEB41 2 22 2 4 2 3 2 SET41 2 28 2 4 2 1 2

SEB42 2 20 2 4 2 3 2 SET42 2 34 2 4 2 1 2

SEB43 2 25 2 4 2 3 2 SET43 2 29 2 4 2 1 2

SEB44 2 34 2 4 2 3 2 SET44 2 21 2 4 2 1 2

SEB45 2 28 2 4 2 3 2 SET45 2 24 2 4 2 1 2

SEB46 2 34 2 4 2 3 2 SET46 2 26 2 4 2 1 2

SEB47 2 30 2 4 2 3 2 SET47 2 34 2 4 2 1 2

SEB48 2 43 2 4 2 3 2 SET48 2 20 2 4 2 1 2

SEB49 2 24 2 4 2 3 2 SET49 2 27 2 4 2 1 2

SEB50 2 25 2 4 2 3 2 SET50 2 27 2 4 2 1 2

SEB51 2 26 2 4 2 3 2 SET51 2 33 2 4 2 1 2

SEB52 2 20 2 4 2 3 2 SET52 2 30 2 4 2 1 2

SEB53 2 28 2 4 2 3 2 SET53 2 21 2 4 2 1 2

SEB54 2 32 2 4 2 3 2 SET54 2 18 2 4 1 1 2

SEB55 2 24 2 4 2 3 2 SET55 1 27 2 5 1 1 2

SEB56 2 33 2 4 2 3 2 SET56 1 17 2 4 1 1 2

SEB57 1 18 2 4 1 3 2 SET57 1 34 2 5 1 1 2

SEB58 1 64 2 7 1 4 2 SET58 2 28 2 4 1 1 2

SEB59 1 23 2 5 1 4 2 SET59 1 44 2 5 1 1 2

SEB60 1 19 2 4 1 3 2 SET60 1 50 2 4 1 1 2

SEB61 1 49 2 4 1 3 2 SET61 1 33 2 4 1 1 2

SEB62 1 52 2 4 1 3 2 SET62 1 41 2 4 1 1 2

SEB63 1 55 2 4 1 3 2 SET63 1 47 2 4 1 1 2

SEB64 2 18 2 4 1 3 2 SET64 1 33 2 4 1 1 2

SEB65 1 23 2 4 1 3 2 SET65 1 58 2 4 1 1 2

SEB66 1 56 2 5 1 3 2 SET66 1 4 2 4 1 1 2

SEB67 1 35 2 4 1 3 2 SET67 1 48 2 5 1 1 2

SEB68 1 85 2 4 1 3 2 SET68 1 51 2 5 1 1 2

SEB69 1 49 2 4 1 3 2 SET69 2 29 2 4 1 1 2

SEB70 1 52 2 4 1 3 2 SET70 2 22 2 4 2 1 2

SEB71 2 36 2 5 1 4 2 SET71 2 32 2 4 1 1 2

SEB72 1 60 2 5 1 3 2 SET72 2 36 2 4 1 1 2

SEB73 1 56 2 5 1 4 2 SET73 2 37 2 4 1 1 2

SEB74 1 52 2 4 1 4 2 SET74 2 35 2 4 1 1 2

SEB75 1 42 2 4 1 3 2 SET75 1 59 2 4 1 1 2

Page 111: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

96

SEB76 2 33 2 5 1 4 2 SET76 2 22 2 4 1 1 2

SEB77 2 36 2 4 1 3 2 SET77 2 29 2 4 1 1 2

SEB78 2 23 2 4 1 1 2 SET78 1 63 2 5 1 1 2

SEB79 2 27 2 4 1 3 2 SET79 2 19 2 4 1 1 2

SEB80 2 21 2 4 1 4 2 SET80 1 33 2 4 1 1 2

SEB81 2 18 2 4 1 3 2 SET81 1 85 2 5 1 1 2

SEB82 1 19 2 5 1 4 2 SET82 2 15 2 4 1 1 2

SEB83 1 59 2 4 1 3 2 SET83 2 44 2 4 1 1 2

SEB84 2 18 2 4 1 2 2 SET84 2 29 2 4 2 1 2

SEB85 2 25 2 4 1 3 2 SET85 2 22 2 4 2 1 2

SEB86 2 21 2 5 2 3 2 SET86 1 54 2 4 1 3 2

SEB87 2 21 2 6 2 4 2 SET87 2 32 2 4 2 1 2

SEB88 2 29 2 3 2 2 2 SET88 2 51 2 4 1 1 2

SEB89 2 31 2 3 2 2 2 SET89 2 21 2 4 2 1 2

SEB90 2 32 2 4 2 2 2 SET90 2 35 2 4 1 1 2

SEB91 2 21 2 5 2 4 2 SET91 2 31 2 5 2 1 2

SEB92 2 57 2 3 3 3 2 SET92 1 66 1 4 3 3 2

SEB93 1 57 1 8 3 8 1 SET93 2 60 1 1 3 1 2

SEB94 2 63 2 5 3 3 2 SET94 2 27 2 1 3 1 2

SEB95 2 25 2 3 3 3 2 SET95 2 58 1 2 3 2 2

SEB96 1 54 1 6 3 6 1 SET96 1 95 1 2 3 2 2

SEB97 2 45 2 5 2 4 2 SET97 2 58 1 5 3 3 2

SEB98 2 72 1 1 3 1 2 SET98 2 88 2 1 3 1 2

SEB99 2 63 1 1 3 1 2 SET99 2 53 1 1 1 1 2

SEB100 2 58 1 5 3 5 1 SET100 1 56 1 1 3 1 2

SEB101 1 49 1 2 3 2 2 SET101 2 58 1 4 3 2 2

SEB102 1 67 2 2 1 2 2 SET102 1 76 2 8 3 6 1

SEB103 1 69 2 2 3 2 2 SET103 2 73 2 8 3 3 2

SEB104 1 54 1 2 3 2 2 SET104 2 44 2 7 3 3 2

SEB105 1 83 1 5 3 3 2 SET105 2 56 2 3 3 2 2

SEB106 1 74 1 1 3 1 2 SET106 2 28 2 5 3 2 2

SEB107 1 56 2 8 3 5 1 SET107 1 63 1 7 3 5 2

SEB108 1 37 2 4 3 1 2 SET108 1 75 2 8 3 6 1

SEB109 2 60 2 1 1 1 2 SET109 1 56 1 8 3 6 1

SEB110 2 55 2 4 3 1 2 SET110 1 63 1 5 3 3 2

SEB111 1 34 2 4 3 1 2 SET111 2 65 2 5 3 3 2

SEB112 1 57 2 7 3 5 1 SET112 1 75 2 4 3 3 2

SEB113 2 68 1 5 3 5 1 SET113 2 41 1 1 3 1 2

SEB114 1 60 2 5 3 3 2 SET114 2 86 2 2 3 1 2

SEB115 1 66 1 10 3 10 1 SET115 1 77 2 2 3 1 2

SEB116 1 67 2 2 3 2 2 SET116 1 66 1 3 3 1 2

SEB117 2 4 2 2 3 2 2 SET117 1 38 2 4 3 4 2

SEB118 2 14 2 4 3 1 2 SET118 1 65 2 2 3 1 2

SEB119 1 60 2 4 3 2 2 SET119 1 67 1 5 3 4 2

SEB120 2 27 2 2 3 2 2 SET120 2 26 2 1 3 1 2

SEB121 1 73 2 5 2 3 2 SET121 2 47 2 5 3 2 2

SEB122 2 63 2 2 3 2 2 SET122 2 54 2 3 3 1 2

SEB123 1 43 2 3 3 2 2 SET123 2 61 1 4 2 2 2

SEB124 1 67 1 2 3 1 2 SET124 1 57 2 5 3 3 2

SEB125 2 32 2 2 2 2 2 SET125 1 52 2 7 3 4 2

SEB126 2 51 1 5 3 2 2 SET126 1 66 1 6 3 3 2

SEB127 2 71 2 1 3 1 2 SET127 2 60 2 9 3 4 2

SEB128 2 40 2 4 3 2 2 SET128 1 66 2 3 3 3 2

SEB129 2 51 2 6 3 2 2 SET129 1 31 2 1 3 1 2

SEB130 2 69 2 4 3 2 2 SET130 2 20 2 7 3 3 2

SEB131 1 73 2 1 3 1 2 SET131 1 63 2 5 3 2 2

SEB132 1 73 2 4 3 2 2 SET132 2 65 1 7 3 1 2

SEB133 2 38 2 5 2 3 2 SET133 1 50 1 1 3 1 2

SEB134 2 56 2 1 3 1 2 SET134 1 61 2 4 3 4 2

SEB135 2 76 2 10 3 10 1 SET135 1 26 1 1 3 1 2

SEB136 2 79 2 1 3 1 2 SET136 2 40 2 1 3 1 2

SEB137 2 39 2 3 3 3 2 SET137 2 42 1 4 3 1 2

SEB138 1 69 2 8 3 6 2 SET138 1 76 1 5 3 1 2

SEB139 1 59 2 2 3 1 2 SET139 2 78 1 2 3 1 2

SEB140 2 48 2 1 3 1 2 SET140 1 59 2 1 3 1 2

SEB141 2 65 2 7 3 5 1 SET141 1 52 2 2 3 2 2

SEB142 1 51 2 4 1 3 2 SET142 2 47 2 4 3 2 2

SEB143 1 57 2 4 1 3 2 SET143 1 42 1 4 3 4 2

SEB144 2 15 2 4 1 3 2 SET144 2 61 2 8 3 3 2

SEB145 1 39 2 4 1 3 2 SET145 1 60 2 6 3 2 2

SEB146 1 49 2 4 1 3 2 SET146 2 51 2 3 3 2 2

SEB147 1 53 2 4 1 3 2 SET147 2 60 1 1 1 1 2

SEB148 2 25 2 4 1 2 2 SET148 1 46 2 4 3 3 2

SEB149 1 47 2 4 1 3 2 SET149 2 52 1 4 2 2 2

SEB150 1 44 1 6 3 6 1 SET150 1 48 1 4 3 2 2

Page 112: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

97

Keterangan:

Jenis Kelamin : 1) Laki-laki

2) Perempuan

Usia: dalam tahun

Imunokompromis: 1) Iya

2) Tidak

Lama rawatan; Lama pemakaian: dalam hari

Tempat Pemasangan: 1) IGD

2)IRNA

3) ICU

CAUTI: 1) Iya

2) Tidak

Page 113: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

98

LAMPIRAN 6

ANALISIS DATA

A. Karakteristik Tenaga Medis

Page 114: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

99

B. Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis

Page 115: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

100

Page 116: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

101

Page 117: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

102

C. Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Tenaga Medis Berdasarkan

Karakteristik

Page 118: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

103

Page 119: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

104

Page 120: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

105

Page 121: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

106

Page 122: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

107

D. Karakteristik Pasien yang Menggunakan Kateter

Page 123: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

108

Page 124: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

109

Page 125: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

110

E. Analisis Kejadian CAUTI

Page 126: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

111

Page 127: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

112

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI

Page 128: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

113

Page 129: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

114

Page 130: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

115

Page 131: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …

LAMPIRAN 8

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 132: PENGARUH PENERAPAN HEALTHCARE INFECTION CONTROL …