111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN AJARAN 2010/2011 OLEH : SETYA RISTANTO K7107050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1

TAHUN AJARAN 2010/2011

OLEH :

SETYA RISTANTO

K7107050

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1

TAHUN AJARAN 2010/2011

OLEH :

SETYA RISTANTO

K7107050

Skripsi

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

SETYA RISTANTO. K7107050. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul tahun ajaran 2010/2011.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Brujul, Jaten, Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Sejumlah 24 siswa yang terdiri dari 11siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara, observasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SD N Brujul 1 Tahun Ajaran 2010/2011. Peningkatan pemahaman konsep tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep siswa pada setiap tindakan. Rata rata nilai pemahaman konsep siswa sebelum tindakan yaitu 57,625, pada siklus I nilai rata rata pemahaman konsep siswa menjadi 69,9, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai diatas

1 siswa (45.83%), pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (70,83%), dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 23 siswa (95,83%).

Kata Kunci : Teams Games Tournament, pemahaman konsep, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

SETYA RISTANTO. K7107050. APPLYING COOPERATIVE LEARNING MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TYPE TO IMPROVE THE CONCEPT UNDERSTANDING OF INDONESIAN INDIPENDENT PROCLAMATION THE FIFTH STUDENTS OF SDN 01 BRUJUL AT 2010 / 2011 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, June 2011. The purpose of the research is to improvement concept understanding of Indonesian Indipendent Proclamation by using Teams Games Tournament method approach in the fifth grade students of SD Negeri 01 Brujul 2010/2011 acadenic year. This study belongs to a classroom action research consisting of two cycles, each of which consists of four stages: planning, acting, observing, and reflecting.. Subject of the research is the fifth grade students of SD Negeri 1 Brujul Jaten Karanganyar of 2010/2011 academic year consisting to 24 students that consist of 11 male students and 13 female students. Techniques of collecting data used were documentation, interview, observation, and test. Technique of analyzing data used was an interactive analysis model technique consisting of three components: data reduction, data display and conclusion drawing or verification

Considering the result of research conducted, it can be concluded by applying model study of type cooperative of Teams Games Tournament can improve the concept understanding of Indonesian Indipendent Proclamation of fifth grade students SDN 1 Brujul Jaten Karanganyar of 2010/ 2011 academic year. The improvement of concept understanding can be seen from the increase in

action. Average value of concept understanding before action that is 57,625. The average value of understanding increased to 69,9 in the first cycle and it increased to 84 in the second cycle. Before implementation of the research, students who acquired KKM

students (45,83 %). In first cycle, the number of students with students (70,83 %) and the number of the

students increased again in second cycle became 23 students (95,83%).

keyword : Teams Games Tournament, understanding of concept, Indonesian Indipendent Proclamation

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

selesai dari pekerjaan/tugas, kerjakanlah yang lain dengan sungguh-

( Terjemah: Q.S Al Insyirah: 6-7 )

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus

bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan.

(Thomas Jefferson)

Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.

(Japanese Proverb)

Jangan sekali-kali melupakan sejarah ( jasmerah)

(Soekarno, presiden RI pertama)

Hargailah segala yang kau miliki; anda akan memiliki lebih lagi. Jika anda fokus pada apa yang tidak anda miliki, anda tidak akan pernah merasa cukup dalam

hal apapun.

(Penulis)

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Bapak (Tokol Sumarno) dan Ibu (Sri Rahayu) tercinta yang telah

memberiku cinta, kasih sayang, doa serta pengorbanan yang tak terbatas

demi kebahagianku.

Mbak Kunti dan Mas Arik yang telah memberi semangat.

Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret, dan almamaterku

tercinta yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi masa depanku

yang cerah.

Sahabat-sahabatku S1 PGSD 2007, kelas B (S1B07), terimakasih untuk

kebersamaan dan kenangan yang tak kan terlupakan.

Adik yang telah banyak membantuku, terima kasih bantuannya

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN AJARAN 2010/2011

memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari, terselesaikannya laporan penelitian ini tidak lepas dari

bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran saran dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini peneliti dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. A. Dakir, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

arahan dan bimbingan kepada peneliti.

5. Dra.Hj. Lies Lestari, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti

6. S.H. Nurliswanti, A.Ma.Pd selaku Kepala SD Negeri 1 Brujul Jaten

Karanganyar yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian di SD Negeri 1 Brujul Jaten Karanganyar.

7. Bapak Rahadi Suyanto, S.Pd selaku guru kelas V SD N 1 Brujul.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

para pembaca agar hasil penelitian ini bisa lebih bermanfaat bagi peneliti sendiri

khususnya, serta pembaca pada umumnya.

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Surakarta, Juni 2011

Peneliti

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i

PENGAJUAN ............................................................................................... ii

PERSETUJUAN ........................................................................................... iii

PENGESAHAN ............................................................................................ iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vi

MOTTO ........................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTER GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 7

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Teams Games Tournament ............................................. 7

2. Hakikat Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia 24

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................ 36

C. Kerangka Berpikir ............................................................... 38

D. Hipotesis ................................................................................ 40

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 41

B. Subjek Penelitian .................................................................. 41

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

D. Sumber Data ........................................................................ 43

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 43

F. Validitas Data ....................................................................... 46

G. Teknik Analisis Data ............................................................. 47

H. Indikator Kinerja .................................................................. 49

I. Prosedur Penelitian ............................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 55

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ....................................... 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 87

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................. 92

B. Implikasi ............................................................................... 92

C. Saran ..................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 96

LAMPIRAN ................................................................................................. 100

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Fase Pembelajaran Kooperatif .................................................... 10

Tabel 2. Tabel Data Nilai Pemahaman Konsep Tentang Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Brujul 1 Pada

Kondisi Awal (Pra Siklus) ......................................................... 57

Tabel 3. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan ................ 59

Tabel 4. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum

Tindakan ................................................................................... 60

Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siklus I ................................................. 69

Tabel 6. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Siklus 1 ................................ 71

Tabel 7. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan

dan Siklus I ................................................................................. 72

Tabel 8. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siklus II ............................................ 82

Tabel 9. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Siklus ..................................... 84

Tabel 10. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Siklus I dan

Siklus II ...................................................................................... 85

Tabel 11. Nilai Rata Rata Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia dan Persentase Ketuntasan Klasikal

Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II .................................. 87

Tabel 12. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas

Siswa Selama Pembelajaran Tiap Siklus ................................. 88

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan penempatan pada meja turnamen ................................ 23

Gambar 2. Skema kerangka berpikir ...................................................... 39

Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data ..................................... 48

Gambar 4. Alur Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 51

Gambar 5. Grafik Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Sebelum Tindakan ........................ 58

Gambar 6. Diagram Ketuntasan Belajar Pra siklus .................................. 59

Gambar 7. Grafik Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Sebelum Tindakan ......................... 60

Gambar 8. Grafik Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siklus I .......................................... 70

Gambar 9. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus I .................................... 71

Gambar 10. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan

dan Siklus I ............................................................................ 73

Gambar 11. Grafik hasil data nilai pemahaman konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia siklus II ........................................... 83

Gambar 12. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II ................................... 84

Gambar 13. Grafik perkembangan nilai Pemahaman konsep siklus I

dan Siklus II............................................................................ 86

Gambar 14. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep

dan Ketuntasan Belajar IPS setiap Siklus............................... 87

Gambar 15. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru, Aktivitas

Siswa dan Observasi RPP Guru Selama Pembelajaran

Tiap Siklus .............................................................................. 88

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian .................................................................. 100

Lampiran 2. Pedoman dan hasil wawancara guru sebelum diterapkan

pembelajaran kooperatif tipe TGT ......................................... 101

Lampiran 3. Pedoman wawancara untuk guru setelah diterapkan

pembelajaran koopratif tipe TGT ......................................... 103

Lampiran 4. Silabi materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia ................ 105

Lampiran 5. Rancana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I ............. 108

Lampiran 6. Kisi-Kisi LKS Siklus I ........................................................... 118

Lampiran 7. Lembar diskusi siswa siklus I ............................................... 119

Lampiran 8. Kumpulan soal-soal turnamen siklus I ................................. 120

Lampiran 9. Test individu siklus I ............................................................ 122

Lampiran 10. Rancana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I ............. 123

Lampiran 11. Kisi-Kisi LKS Siklus II .......................................................... 134

Lampiran 12. Lembar diskusi siswa siklus II ............................................ 136

Lampiran 13. Kumpulan soal-soal turnamen siklus II ................................ 137

Lampiran 14. Test individu siklus II ............................................................ 139

Lampiran 15. Pedoman observasi Siswa .................................................... 140

Lampiran 16. Pedoman observasi Siswa Siklus I ......................................... 144

Lampiran 17. Pedoman observasi Siswa Siklus II ........................................ 148

Lampiran 18. Lembar observasi RPP Guru .................................................. 152

Lampiran 19. Lembar observasi RPP Guru Siklus I ..................................... 155

Lampiran 20. Lembar observasi RPP Guru Siklus II ................................. 158

Lampiran 21. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran Guru ............. 161

Lampiran 22. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran GuruSiklus I ... 163

Lampiran 23. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran Guru Siklus II 167

Lampiran 24. Daftar nilai sebelum siklus .................................................... 171

Lampiran 25. Daftar nilai siklus I ................................................................. 172

Lampiran 26. Daftar nilai siklus II ................................................................ 173

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Lampiran 27. Lembar tabel skor penilaian kelompok kelas V SD 01 Brujul

pembelajaran TGT .................................................................. 174

Lampiran 28. Lembar tabel skor penilaian kelompok kelas V SD 01 Brujul

pembelajaran TGT Siklus I .................................................... 176

Lampiran 29. Lembar tabel skor penilaian kelompok kelas V SD 01 Brujul

pembelajaran TGT Siklus II tahap 1 ..................................... 178

Lampiran 30. Lembar tabel skor penilaian kelompok kelas V SD 01 Brujul

pembelajaran TGT Siklus II tahap ....................................... 180

Lampiran 31. Jadwal penelitian .................................................................. 182

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional bidang pendidikan memiliki makna strategis guna

meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menguasai Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi. Makna strategis tersebut menjadi sangat penting jika dikaitkan

dengan kebutuhan sumber daya masa depan. Upaya peningkatan Sumber Daya

Manusia, hanya dapat dilaksanakan melalui kegiatan pendidikan seperti yang

diatur dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

mewujudkan tujuan nasional.

Masing-masing murid sekolah dasar memiliki perbedaan antara satu

dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut diantaranya: kapasitas intelektual,

keterampilan, motivasi, persepsi, sikap, kemampuan, minat, latar belakang

kehidupan dalam keluarga dan lain-lain. Perbedaan tersebut akan mengakibatkan

adanya perbedaan dalam belajar setiap murid baik dalam kecepatan belajarnya,

maupun keberhasilan yang dicapai murid itu sendiri. Sering kita menjumpai siswa

yang mengalami kesulitan belajar baik dalam membaca, menulis, berhitung dan

menghafalkan materi pelajaran yang sudah diperolehnya saat kegiatan

pembelajaran.

Tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran adalah adanya

perubahan pada siswa, yaitu bertambahnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan

siswa. Perubahan pengetahuan ini ditandai dengan pemahaman konsep yang

dikuasai siswa dan nilai hasil belajar siswa yang telah dilakukannya. Tes

digunakan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar siswa. Hasil tes dapat

memberikan informasi tentang proses dan kualitas pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar ada berbagai macam.

Salah satu pelajaran yang diajarkan adalah IPS. Pelajaran IPS diberikan sejak

SD/MI. Silvester Petrus Taneo (2009:1.14) mengatakan bahwa IPS adalah ilmu

pengetahuan yang meadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu

sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan

didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Maka

IPS sendiri terdiri dari berbagai macam cabang ilmu. Adapun tujuan IPS menurut

Nursid Sumaatmadja dalam Hidayati,dkk (2009:1.24) embina anak

didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan,

dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan

Pendapat di atas mempertegas bahwa IPS di Sekolah Dasar bertujuan

agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang

berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang terdapat

pada pelajaran IPS adalah pokok bahasan tentang Peristiwa Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia. Materi ini diajarkan pada kelas V. Dalam suatu proses

pembelajaran sudah barang tentu tak luput dari masalah dan hambatan. Tak

sedikit pembelajaran tentang Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

mengalami masalah dan hambatan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis pada

kelas V SD N 1 Brujul diketahui siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul mengalami

kesulitan dalam pemahaman materi tentang konsep Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia pada pelajaran IPS. Hal itu dapat dibuktikan dengan cukup banyaknya

siswa yang tidak dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan

pada materi pelajaran ini. KKM yang harus dicapai pada pelajaran IPS kelas lima

SD Negeri 1 Brujul adalah 65. Selama ini dengan KKM yang ditentukan guru

adalah sebesar 65, banyak siswa yang tidak mampu mencapai KKM yang telah

ditentukan tersebut. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut : 1)

siswa tidak tertarik dengan pelajaran IPS, 2) materi IPS yang terlalu luas, 3) siswa

kesulitan menghafalkan materi, 4) guru belum menggunakan model pembelajaran

yang bervariasi 5) media yang digunakan kurang menarik.

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pada saat dilakukauan pre test tentang materi Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul diperoleh hasil bahwa dari 24

siswa terdapat 11 siswa yang dapat mencapai KKM yang telah ditentukan dan 13

siswa belum dapat mencapai KKM yang telah ditentukan. Dengan kata lain hanya

45,83% yang dapat lulus materi ini. Dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 171

Materi yang terdapat pada Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi

Kemerdekaan 17 Agustus 1945 diantaranya: 1) Pertemuan di Dalat, 2)

Menanggapi berita kekalahan Jepang, 3) Peristiwa Rengasdengklok, 4)

Perumusan teks proklamasi, 5) Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus

1945. Sedangkan Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia diantaranya: 1) Ir. Sukarno, 2) Drs. Mohammad Hatta, 3) Ahmad

Subarjo, 4) Ibu Fatmawati, 5) Sutan Syahrir, 6) Laksamana Takasi Maeda.

Tujuan pembelajaran dari pelajaran IPS kelas V materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia adalah siswa dapat mendeskripsikan peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan baik. Apabila siswa tidak dapat

mencapai tujuan pembelajaran di atas maka siswa tidak memahami peristiwa

tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sehingga siswa tidak memiliki sikap

menghargai atas jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan.

Apabila masalah di atas tidak dilakukan tindakan lanjut, maka dapat berpengaruh

lebih jauh, yaitu pemahaman siswa pada pelajaran IPS menjadi kurang maksimal.

Hal ini bedampak pada materi selanjutnya.. Maka dalam rangka memenuhi

ketercapaian tujuan diperlukan proses belajar mengajar alternatif dengan

menggunakan model pembelajaran yang berbeda.

Salah satu model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan adalah

model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (2010:4), pembelajaran

kooperatif merujuk kepada berbagai macam metode pengajaran di mana para

siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama

lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif

merupakan pembelajaran dengan mengedepankan kerja sama kelompok. Dengan

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kerja sama kelompok diharapkan siswa dapat saling membantu satu sama lain.

Selain itu, dapat menciptakan interaksi antar anggotanya. Mereka dapat bertukar

pengalaman dan pengetahuan. Pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai

macam tipe, antara lain: 1) Jigsaw, 2) Student Team Achievement Division

(STAD), 3) Group Investigation, 4) Metode TAI (Team assisted Individualization),

5) Metode Numbered Head Together, 6) Teams Games Tournament (TGT)

Salah satu model kooperatif yang dapat digunakan sebagai solusi adalah

model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Model

pembelajaran tipe ini mengedepankan pembelajaran dibuat seperti permainan.

Isjoni (2010:83-84) mengatakan TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif

yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan

5-6 orang siswa yang heterogen. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam

kelompok. Selanjutnya, diadakan permainan akademik atau disebut dengan

turnamen. Siswa dihadapkan layaknya sebuah lomba. Dengan adanya persaingan

antar kelompok dan antar anggota kelompok diharapkan siswa termotivasi dan

tertarik terhadap pelajaran IPS sehingga pemahaman siswa juga ikut meningkat.

Dengan alasan tersebut peneliti melakukan penelitian pada kelas V SD N

1 Brujul. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siswa Kelas V SD N Brujul 1 Tahun Ajaran

2010/2011

B. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas peneliti merumuskan

permasalahan yaitu : Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul tahun ajaran

2010/2011

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya

yaitu : meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul Karanganyar tahun ajaran

2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Guru

a. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah pada

pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT (Teams Games Tournament).

b. Dapat menambah wawasan guru terutama yang berhubungan dengan

pembelajaran IPS, terutama tentang konsep Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia.

2. Siswa

a. Mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran IPS tentang

konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS materi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

c. Melatih siswa bekerja secara kelompok dan berkompetisi.

d. Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, utamanya terkait

materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

e. Meningkatkan pemahaman konsep siswa mengenai materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia.

3. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana mengembangan prestasi

sekolah melalui berbagai kegiatan sehingga prestasi sekolah lebih terkesan

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tidak statis. Selain itu manfaat lainnya yaitu sebagai bahan untuk

pengembangan kurikulum di tingkat sekolah terutama di dalam kelas

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu model dan

pembelajaran. Kata model dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008: 1034) adalah

contoh, pola, acuan, ragam, macam dan sebagainya, barang tiruan yang kecil

dan tepat sekali seperti yang ditiru. Menurut Sri Anitah (2009:45) model

memiliki arti suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk

melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sedangkan

Agus Suprijono (2010:45) mengatakan bahwa model merupakan interpretasi

terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.

Adapun pembelajaran menurut Hamalik (1995:57) berpendapat pembelajaran

adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Hamruni (2009:45),mengemukakan

bahwa pembelajaran adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan

kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara

individu dan lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di

sekolah tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi

pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh

pengetahuannya sendiri (self regulated). Agus Suprijono (2010:13)

berpendapat pembelajaran adalalah proses, cara, perbuatan mempelajari.

Istilah model pembelajaran dikatakan oleh Hamruni (2009:5) yaitu

mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

sintaksnya, lingkungan, dan sistem pengelolaannya, sehingga model

pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi,

metode atau prosedur. Sedangkan Trianto (2007:1) berpendapat model

pembelajaran merupkan suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam tutorial. Senada dengan pendapat di atas, Agus Suprijono

(2010:46) berpendapat model pembelajaran ialah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan penglaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran menurut Joice dan Weil

dalam Isjoni (2010:73) adalah suatu pola atau rencana yang sudah

direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Dalam penerapan model pembelajaran ini harus disesuaikan dengan kebutuhan

siswa.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola yang dapat dijadikan acuan dalam melakukan

kegiatan belajar, berpikir dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

cooperative

yang artinya mengerjakan ssuat secara bersama-sama dengan saling membantu

satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Slavin (2010:4),

pembelajaran kooperatif merujuk kepada berbagai macam metode pengajaran di

mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu

satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Selanjutnya Anita Lie

dalam Isjoni dan Ismail (2008:150), menyebutkan pembelajaran kooperatif yaitu

kelompok pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk

bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugasan yang terstruktur. Melalui

kerja sama akan dibuat keputusan oleh para siswa secara bersama-sama. Senada

dengan hal di atas Davidson dan Warsham dalam Isjoni (2010:28)

mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9 mengajar secara kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai

pengalaman belajar yang berkelompok pengalaman individu maupun pengalaman

kelompok. Sedangkan George M Jacobs dalam http://www.georgejacobs.net

diunduh tanggal 25 April 3011 menyatakan bahwa Cooperative learning (CL) can

be defined as "concepts and techniques for helping students learn together

Artinya yaitu pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai konsep dan

teknik untuk membantu siswa belajar bersama. Senada dengan di atas Kevin

Olivier (2009:1) a number of strategies whereby students help one another

acquire course content. Artinya kurang lebih salah satu strategi dimana siswa

saling membantu satu sama lain guna mencapai tujuan yang diinginkan. Johnson

dalam Isjoni (2010 : 22) mengemukakan Cooperative means working together to

accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes

that are beneficial to all other groups members. Cooperative learning is the

intructional use of small group that allows students work together to maximize

their own and each other as learning. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran

kooperatif mengandung arti bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk

memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.

Agus Suprijono (2010:54) mengatakan pembelajaran kooperatif adalah konsep

yang lebih luas meliputi semua jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang

lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang

dirancang membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.

Sugiyanto (2009:36) juga ikut mengemukakan pendapatnya, pembelajaran

kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

kelompok kecil siswa untuk bekerjasama memaksimalkan konisi belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Selain beberapa pendapat di atas, Rusman (2010:202)

pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran

dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan

struktur kelompok yang beresifat heterogen. Dari beberapa pendapat di atas dapat

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10 disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

menempatkan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat

kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda. Pembelajaran

harus menekankan kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.

Model pembelajaran kooperatif memiliki enam fase, yaitu

Fase-fase Perilaku guru

Fase 1:

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi peserta didik

Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

belajar

Fase 2:

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat

bahan bacaan.

Fase 3:

Mengorganisir peserta didik ke

kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada pesrta didik

bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok

agar melakukan transisi yang efisien

Fase 4:

Membimbing kelompok kerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mengerjakan tugas

mereka

Fase 5:

mengevaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

Fase 6:

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu

atau

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Tabel 1. Fase pembelajaran kooperatif

Ibrahim, dkk dalam Trianto (2009:67)

a. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Riyanto (2010:266), ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah

sebagai berikut:

1) Kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, rendah.

2) Siswa dalam kelompok sehidup semati.

3) Siswa melihat semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

4) Membagi tugas dan tanggung jawab sama.

5) Akan dievaluasi untuk semua.

6) Berbagi kepemimipinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.

7) Diminta mempertanggungjawabkan individual materi yang ditangani.

Hal yang hampir sama dikatakan Rusman (2010:207) bahwa ciri-ciri

pembelajaran koooperatif diantaranya sebagai berikut:

1) Pembelajaran secara tim

2) Didasarakan pada manajemen kooperatif

3) Kemauan untuk bekerja sama

4) Keterampilan bekerja sama

Pendapat yang hampir sama dikatakan oleh Winastwaman (2010:60) yang

mengatakan pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri, antara lain:

1) Ketrampilan sosial

Ketrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi dalam kelompok

untuk mencapai dan menguasai konsep yang diberikan guru

2) Interaksi tatap muka

Setiap individu akan berinteraksi secara bersemuka dalam kelompok.

3) Pelajar harus saling bergantung positif

4) Setiap siswa harus melaksanakan tugas masing-masing yang diberikan

untuk menyelesaikan tugas dalam kelompok itu.

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Melengkapi pendapat para ahli di atas, Sugiyanto (2009:40)

mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif diantaranya:

1) Saling ketergantungan positif

2) Interaksi tatap muka

3) Akuntabilitas individual

4) Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi.

Selanjutnya Sri Anitah (2009:47) menyebutkan dalam pembelajaran

kooperatif itu terdapat ketergantungan positif. Ketergantungan dibantu dengan

cara memberi peran khusus anggota sebagai: pengamat, pengklarifikasi,

perekam dan pendorong. Memecah tugas menjadi sub-sub tugas untuk

mencapai keberhasilan tugas.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah ketergantungan positif, interaksi

tatap muka, ketrampilan sosial, akuntabilitas individual, Pembelajaran secara

tim, dan ketrampilan bekerja sama.

b. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang

dirangkum Ibrahim, et al. (2000) dalam (Isjoni, 2009: 39) yaitu:

1) Hasil Belajar Akademik

Dalam pembelajaran kooperatif mencakup beragam tujuan

sosial, juga memperbaiki hasil belajar siswa atau tugas-tugas akademis

penting lainya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul

dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para

pengembang model telah menunjukan, modal stuktur penghargaan

kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik

dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan

secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya

kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuanya. Pembelajaran

kooperatif memberi peluang kepada siswa dari berbagai latarbelakang

dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas

akademik dan melalui sruktur penghargaan kooperatif akan belajar

saling menghargai satu sama lain.

Dalam pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai

fasilitator. Guru bertanggung jawab untuk mengembangkan

kemampuan siswa, karena itu perbedaan-perbedaan yang ada di dalam

kelas diusahakan tidak menghambat dalam mewujudkan interaksi sosial

yang efektif diantara siswa. Hubungan persahabatan antara beberapa

orang siswa dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. (Isjoni,

2009: 41)

3) Pengembangan Ketrampilan Sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah

mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerjasama dan kolaborasi.

Ketrampilan ini amat penting dimiliki siswa sebagai warga masyarakat,

bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang dialami bangsa

ini dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks,

serta tantangan bagi para peserta didik supaya mampu dalam

menghadapi persaingan global dan memenangkan persaingan tersebut.

Sependapat dengan di atas Riyanto (2010:267), pembelajaran kooperatif

memiliki tujuan untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill),

sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill. Selain

pendapat di atas, Ibrahim, dkk dalam Holil (2007: http://

anwarholil.blogspot.com) diunduh tanggal 18 Januari 2011 mengatakan tujuan

pembelajaran kooperatif bukan hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau

peserta didik juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14 berfungsi melancarkan hubungan kerja dan tugas. Keterampilan- keterampilan itu

antara lain:

1) Keterampilan-keterampilan Sosial

Keterampilan sosial melibatkan perilaku yang menjadikan

hubungan sosial berhasil dan memungkinkan seseorang bekerja secara

efektif dengan orang lain.

2) Keterampilan Berbagi

Banyak siswa mengalami kesulitan berbagi waktu dan bahan.

Komplikasi ini dapat mendatangkan masalah pengelolaan yang serius

selama pelajaran pembelajaran kooperatif. Siswa-siswa yang

mendominasi sering dilakukan secara sadar dan tidak memahami

akibat perilaku mereka terhadap siswa lain atau terhadap kelompok

mereka.

3) Keterampilan Berperan Serta

Sementara ada sejumlah siswa mendominasi kegiatan

kelompok, siswa lain tidak mau atau tidak dapat berperan serta.

Terkadang siswa yang menghindari kerja kelompok karena malu.

Siswa yang tersisih adalah jenis lain siswa yang mengalami kesulitan

berperan serta dalam kegiatan kelompok.

4) Keterampilan-keterampilan Komunikasi

Kelompok pembelajaran kooperatif tidak dapat berfungsi

secara efektif apabila kerja kelompok itu ditandai dengan

miskomunikasi. Empat keterampilan komunikasi, mengulang dengan

kalimat sendiri, memberikan perilaku, memberikan perasaan, dan

mengecek kesan adalah penting dan seharusnya diajarkan kepada

siswa untuk memudahkan komunikasi di dalam seting kelompok.

5) Keterampilan-keterampilan Kelompok

Kebanyakan orang telah mengalami bekerja dalam kelompok

di mana anggota-anggota secara individu merupakan orang yang baik

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dan memiliki keterampilan sosial. Sebelum siswa dapat belajar secara

efektif di dalam kelompok pembelajaran kooperatif, mereka harus

belajar tentang memahami satu sama lain dan satu sama lain

menghormati perbedaan mereka.

Selain pendapat di atas, Isjoni (2010:21) mengemukakan bahwa tujuan

utama pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara

berkelompok bersama-sama teman-temannya dengan cara saling menghargai

pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan

gagasannya dengan menyampaikan pendapatnya secara kelompok.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah untuk membelajarkan

kecakapan akademik (academic skill), sekaligus ketrampilan sosial (social skill)

termasuk interpersonal skill. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif

membangun ketrampilan siswa dari berbagai aspek.

Selain memiliki tujuan di atas, pembelajaran kooperatif juga memilki

manfaat yang banyak. Manfaat pambelajaran kooperatif menurut Sri Anitah,dkk

(2008:3.4), yaitu: meningkatkan pengetahuan anggota kelompok, memecahkan

masalah bersama, memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, meningkatkan

keberanian memunculkan ide atau pendapat, memupuk rasa tanggung jawab

individu, dan setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa

memiliki tanggung jawab. Hal senada juga diungkapkan agus Suprijono (2010:58)

bahwa model pembelajaran kooperatif akan dapat bermanfaat menumbuhkan

pembelajaran efektif. Sealin pendapat para ahli di atas, manfaat pembelajaran

kooperatif juga disampaikan oleh Kagan dalam Winastawan Gora (2010:60), di

antaranya sebagai berikut:

1) Dapat meningkatkan pencapaian dan kemahiran kognitif siswa

2) Dapat meningkatkan kemahiran sosial dan memperbaiki hubungan

sosial

3) Dapat meningkatkan ketrampilan kepemimpinan

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

4) Dapat meningkatkan percaya diri

5) Dapat meningkatkan kemahiran teknologi

Selain pendapat para ahli di atas Isjoni (2010:23) berpendapat bahwa

pembelajaran kooperatif memilki beberpa manfaat yaitu memungkinkan siswa

dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bias melatih siswa

memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir maupun keterampilan social.

Jadi dapat dikatakan pembelajaran kooperatif bermanfaat untuk

membelajarkan kecakapan akademik sekaligus keterampilan social. Yang

termasuk dalam kecakapan akademik adalah meningkatkan pencapaian dan

kemahiran kognitif siswa dan meningkatkan kemahiran teknologi. Kemudian

ketrampilan sosial meliputi hubungan sosial, ketrampilan kepemimpinan, percaya

diri dan lain-lain.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

1) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat

konvensional, pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kekelebihan.

Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan

pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana

belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek

pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman

sebayanya. Stahl dalam Isjoni (2010:35-36) mengemukakan, melalui

model pembelajaran kooperatif siswa dapat memperoleh pengetahuan,

kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir dan menentukan serta

berbuat dan berpartisipasi sosial. Selanjutnya Hamruni (2009:170)

mengatakan, kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain:

a) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru sebaliknya dapat menambah kemampuan berpikir sendiri dan menemukan informasi sendiri.

b) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide dengan kata-kata (verbal).

c) Menumbuhkan sikap respek pada orang lain, menyadari segala keterbatasannya dan menerima perbedaan.

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d) Membantu memperdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab.

e) Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial. f) Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman

siswa sendiri. g) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi. h) Meningkatkan motivasi belajar.

Selain pendapat dari beberapa ahli di atas, Sugiyanto (2009:43)

menyebutkan kelebihan pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah

a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial b) Memungkinkan siswa belajar tentang sikap, ketrampilan,

informasi, perilaku sosial dan pandanngan-pandangan c) Memudahkan siswa beradaptasi d) Memungkinkan terbentuknya nilai sosial dan komitmen e) Mereduksi sifat egois f) Membangun persahabatan yang kekal g) Berbagi ketrampilan sosial h) Meningkatkan percaya diri i) Meningkatkankemampuan memandang masalah dari berbagai

perspektif j) Meningkatkan rasa menghargai orang lain k) Berteman tanpa memandang perbedaan

Pendapat dari Sugiyanto di atas lebih condong mengenai

ketrampilan sosial. Aspek akademiknya sendiri tidak dikemukaan. Jadi

dapat dikatakan bahwa kelebihan dari pembelajaran kooperatif adalah

meningkatkan prestasi akademik, mengembangkan ketrampilan sosial,

mengembangkan toleransi dan tanggung jawab, melatih percaya diri dan

meningkatkan motivasi belajar.

2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2010:36) mengungkapkan kelemahan pembelajaran

kooperatif diantaranya yaitu a) lebih memerlukan banyak tenaga,

pemikaran dan waktu, b) dibutuhkan alat, fasilitas dan biaya yang lebih

banyak, c) topik yang dibahas bisa meluas. Sedangkan Hamruni

(2009:170) menyebutkan kelemahan dalam pembelajaran kooperatif

antara lain:

a) Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok.

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b) Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkan

kesadaran berkelompok.

c) Tidak semua aspek dapat dilakukan dengan kerja

kelompok.

Maka dapat disimpulkan kelemahan pembelajaran kooperatif

adalah a) lebih memerlukan banyak tenaga, pemikaran dan waktu, b)

dibutuhkan alat, fasilitas dan biaya yang lebih banyak, c) topik yang

dibahas bisa meluas, d) Penilaian yang diberikan berdasarkan hasil kerja

kelompok, e) Tidak semua aspek dapat dilakukan dengan kerja

kelompok.

d. Macam macam Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tipe pembelajaran

model kooperatif, yaitu di antaranya:

a) Jigsaw

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang

terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung

jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan

materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Seringkali jigsaw

disebut dengan kelompok ahli.

b) Student Team Achievement Division ( STAD )

Merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yaitu

pendekatan dengan pembagian siswa melalui kelompok kelompok untuk

belajar bersama.

c) Group Investigation

Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok

heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap

kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal

mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam

sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru

dan staf sekolah), pengolahan data penyajian data hasil investigasi,

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan hasil

kuis dan berikan reward.

d) Metode TAI ( Team assisted Individualization )

Merupakan metode pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang

diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung

jawab terhadap siswa yang lemah.

e) Metode Numbered Head Together

Pembelajaran NHT diawali dengan membagi kelas dalam kelompok-

kelompok kecil. Kemudian guru memberi pertanyaan pada masing-masing

kelompok. pada saat ini siswa berdiskusi (heads together). Selanjutnya

guru memnggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap

kelompok dan mereka menjawab pertanyaan tersebut.

f) Metode pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) yang menjadi

kajian dalam penelitian ini dan akan dibahas lebih jauh.

e. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Penulis memilih salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dari

berbagai macam pembelajaran kooperatif, yaitu pembelajaran kooperatif tipe

TGT. Isjoni (2010:83-84) mengatakan TGT adalah salah satu pembelajaran

kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang

beranggotakan 5-6 orang siswa yang heterogen. Guru menyajikan materi dan

siswa bekerja dalam kelompok. Selanjutnya, diadakan permainan akademik

atau disebut dengan turnamen. Sependapat dengan di atas Rusman (2010:224)

TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menmpatkan

siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai

enam orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan ras yang

berbeda. Sedangkan menurut Slavin (2010:166), Teams Games Tournament

dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards. Metode Teams

Games Tourenament merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Hopkins. Berikut deskripsi dari komponen komponen Teams Games

Tournament:

1) Game

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya

relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang

diperoleh dari presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game

tersebut dimainkan di atas meja turnamen dengan tiga orang siswa,

yang masing-masing dari tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya

berupa nomor-nomor pertanyaan seyang ditulis pada lembar yang

sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus

menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut

2) Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur berlangsungnya game.

Turnamen dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit, setelah

guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja

kelompok. pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa yang untuk

berada pada meja turnamen tertntu. Tiga siswa berprestasi tinggi pada

meja pertama. Tiga berikutnya pada meja 2, begitu seterusnya. Setelah

turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada

kinerja mereka pada turnamen akhir. Pemenang dari tiap meja naik

pangkat ke meja berikutnya yang lebih tinggi. Skor tertinggi kedua

tetap tinggal di meja yang sama sedangkan skor terendah diturunkan

ke meja lebih rendah.

3) Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh

bagian dari kelas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan

bahwasemua anggota tim benar-benar belajar dan mempersiapkan

anggotanya untuk bisa mengerjakan tugas dengan baik.

Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Teams Games

Tournament adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6 orang siswa

yang heterogen. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok

(teams). Selanjutnya, diadakan permainan akademik (games) atau disebut

dengan turnamen.

f. Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Menurut Saco (2006) dalam Suhadi (2008:http://suhadinet. wordpress.

com/) diunduh tanggal 24 Januari 2011, dalam TGT siswa memainkan

permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh

skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam

bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi

pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang

berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang

ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan

mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab

pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus

memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian)

untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk

anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini

dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi

kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat

berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi

pembelajaran.

Selanjutnya Slavin dalam Riyanto (2010:268-270) berpendapat bahwa

di dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan

langkah-langkah persis sama dengan STAD. Hanya saja dilakukan modifikasi

pada evaluasi dilakukan menggunakan turnamen. Sehingga langkah

pembelajarannya menjadi sebagai berikut:

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).

2) Guru menyajikan pelajaran.

3) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-

anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota

kelompok lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu

mengerti.

4) Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

5) Memberi evaluasi dalam bentuk turnamen.

6) Kesimpulan.

Isjoni (2010:85) menjelaskan permainan turnamen TGT langkah

pertama yaitu setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal

dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang

undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada

pembaca soal. Pembaca soal membacakan soal sesuai nomor pemain sesuai

dengan nomor undian yang diambil oleh pemain selanjutnya soal dikerjakan

secara mandiri. Setelah waktu untuk mengerjakan selesai maka pemain akan

membacakan hasil pekerjaan yang akan ditanggapi oleh penantang. Setelah itu

pembaca soal akan membaca kunci jawaban kepada pemain yang menjawab

benar atau penantang yang pertama kali menjawab benar. Jika semua pemain

menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu

soal berikutnya sampai kartu soal habis. Permainan dapat dilakukan berulang

kali dengan syarat setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama

sebagai pemain, penantang dan pembaca soal.

Pembaca soal hanya bertugas membaca soal dan membuka kunci

jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta

lain. Apabila permainan sudah selesai, setiap pemain dalam satu meja

menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin yang diperoleh

berdasarkan tabel yang disediakan. Masing-masing pemain kembali ke

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kelompoknya dan melaporkan poin pada ketua kelompok. Selanjutnya masing-

masing kelompok menjumlahkan seluruh poinnya.

TEAM A

TEAM B TEAM C

Bagan 1. Bagan penempatan pada meja turnamen

( Yatim Riyanto , 2010:270 )

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang

ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan

mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab

pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus

memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian)

untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk

anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini

dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi

kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat

A-1 A-2 A-3 A-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Meja Turnamen

1

B-1 B-2 B-3 B-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

C-1 C-2 C-3 C-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Meja Turnamen

2

Meja Turnamen

3

Meja Turnamen

4

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi

pembelajaran.

Slavin dalam Rusman (2010:225) mengatakan pembelajaran kooperatif

tipe TGT terdiri dari lima tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class

precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games),

pertandingan(tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition).

Sependapat dengan di atas, Sri Anitah (2009:48) menjelaskan bahwa langkah-

langkah pembelajaran TGT adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah.

2) Pembahasan masalah dalam kelompok

3) Presentasi hasil bahasan kelompok

4) Kuis

5) Penguatan atau penghargaan.

2. Hakikat Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

a. Hakikat Pemahaman Konsep

Menurut KBBI, paham berarti mengerti benar, sedangkan

pemahaman memiliki arti proses, perbuatan, cara memahami atau

memahamkan. Sedangkan Daryanto (2005:92) mengatakan

Pemahaman yaitu memahami atau mengerti apa yang diajarkan,

mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat

memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-

hal lain.

Selanjutnya Tim SBM PGSD (2007 : 35) mengungkapkan

perilaku yang tergolong ke dalam kategori kemampuan

pemahaman dapat dijabarkan ke dalam kata kerja operasional yang

mencerminkan hasil belajar untuk tingkat kemampuan pemahaman

diantarannya adalah membedakan, mengubah, mempersiapkan,

menanyakan, mengatur, menjelaskan, mendemonstrasikan dan

memberi contoh.

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna

atau arti dari suatu konsep. Maka dari itu diperlukan adanya

hubungan antara konsep dan makna yang ada dalam konsep

tersebut. Nana Sudjana (2009:24) berpendapat ada tiga kategori

pemahaman yang berlaku untuk umum, yaitu (1) pemahaman

terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang

terkandung di dalamnya, (2) pemahaman penafsiran, yaitu

menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang

pokok dan yang bukan pokok, (3) pemahaman ekstrapolasi, yaitu

kemampuan memahami dibalik yang tertulis dan meramalkan

sesuatu atau memperluas wawasan. Benyamin Bloom dalam

Harsanto (2009:90), mengungkapkan bahwa dalam tingkat berpikir

pemahaman, siswa harus mengubah informasi yang diterima

menjadi suatu pengertian atau konsep. Selanjutnya menurut Moore

dalam Tim IPS PGSD UNS (2003:2), definisi konsep adalah

sesuatu yang tersimpan dalam pikiran yang berupa suatu

pemikiran, ide atau gagasan. Sedangkan Sofa dalam

http://massofa.wordpress.com/2007/12//konsep-dasar-ilmu-sosial

diunduh tanggal 28 April 2011 konsep adalah pengertian yang

tergambar dalam pikiran yang menceritakan suatu benda atau suatu

gagasan baik konkrit atau abstrak. Selanjutnya pendapat Winkel

dalam Riyanto (2010:54), konsep adalah satuan arti yang mewakili

ciri-ciri yang sama. Belajar konsep merupakan salah satu cara

belajar dengan pemahaman. Parker dalam S.P Taneo (2009:1.18)

mendefinisikan konsep sebagai suatu gagasan yang ada melalui

contoh-contohnya. Dalam definisi menurut parker tersebut tersirat

bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berpikir, yaitu

menyadari contoh-contoh konsep. Agus Suprijono (201:25)

pemahaman konsep adalah tindakan memahami kategori atau

konsep-konsep yang sudah ada sebelumnya.

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep adalah proses mengubah informasi yang

berupa data atau fakta yang diterimanya agar siswa lebih mengerti

sesuatu yang tersimpan dalam pikirannya, sebagai alat untuk

berpikir.

b. Pengertian IPS

Menurut Silvester Petrus Taneo (2009:1.14) mengatakan

bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah

konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya

serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik

untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

Sedangkan Sumantri dalam Hidayati,dkk (2008:1.3), menyatakan

bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-

disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam

nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social

science), maupun ilmu pendidikan. Hal senada di ungkapkan oleh

Sofa dalam http://massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat-ips-

sebagai-program-studi/ di unduh tanggal 28 april 2011 IPS

merupakan mata pelajaraan atau mata kuliah yang mempelajari

kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang

ilmu sosial dan humaniora. IPS adalah bidang studi yang

mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah

sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara

terpadu Http://pustaka.ut.ac.id/ di unduh tanggal 28 April 2011.

Sependapat dengan para ahli di atas Jarolimek dalam S.P Taneo

(2009:1.14) the social studies as a part of elementary School

curriculum draw subject matter conten from social science,

history, sociology, polotical science, social psychology,

philoshopy, anthropology, and ekonomic. Artinya kurang lebih

adalah IPS merupakan bagian dari kurikukulum sekolah dasar yang

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

di dalamnya terdiri dari ilmu sosial, sejarah, sisiologi, ilmu politik,

psikologi sosial, filosofi, antropologi, dan ekonomi. Dengan

demikian IPS itu sebenarnya adalah perpaduan dari berbagai ilmu-

ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan

sebagainya. Ilmu sosial dipergunakan untuk melakukan pemecahan

sosial yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS.

Pendidikan IPS diperlukan untuk mengenalkan siswa

dengan masyarakat dan lingkungannya. Dengan pembelajaran IPS,

diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk

bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam

memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam

kehidupannya.

Menurut Hidayati,dkk (2009:4.6), dengan mengkorelasikan

bahan pengajaran yang diambil dari permasalahan yang terjadi di

masyarakat dengan materi yang ada pada kurikulum, diharapkan

IPS menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan belajar IPS tidak

hanya berupa hafalan dari buku, tetapi langsung memecahkan

persoalan sosial yang sedang dihadapi siswa di lingkungannya.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa IPS adalah bidang

studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan

masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai

masalah sosial di masyarakat dari berbagai aspek kehidupan atau

satu perpaduan dari bahan kajian IPS yang meliputi ekonomi,

geografi,sosial, antropologi, tata negara, dan sejarah yang

merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter-disipliner dari

pelajaran ilmu-ilmu sosial. Ilmu sosial dipergunakan untuk

melakukan pemecahan sosial yang dilaksanakan dalam

pembelajaran IPS.

c. Tujuan IPS

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu

yang hendak dicapai. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang jelas,

tegas terarah, barulah pendidik dapat menentukan usaha apa yang

akan dilakukannya dan bahan pelajaran apa yang sebaiknya

diberikan pada anak didiknya. Oemar Hamalik dalam Hidayati,dkk

(2009:1.24), merumuskan bahwa tujuan pendidikan IPS

berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: (a) pengetahuan

dan pemahaman, (b) sikap hidup belajar, (c) nilai-nilai sosial dan

sikap, serta (d) keterampilan. Sedangkan hasil penelitian Aqib

dalam Aqib (2009:133), IPS di Sekolah Dasar bertujuan agar siswa

mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar

yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Mata

pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memilki kemampuan

sebagai berikut:

1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan dan paedagogis yang berkaitan dengan masyarakat.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inquiri, memecahkan masalah dan ketrampilan sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

4) Meningkatkan kemampuan bekerjsama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. (Depdiknas, 2008:24)

Alasan mempelajari IPS untuk pendidikan dasar dan

menengah di antaranya adalah sebagai berikut:

1). Agar siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimilki menjadi lebih bermakna.

2). Agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab

3). Agar siswa dapat mempertinggi toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia. S.P. Taneo (2009:1.13)

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Jadi dapat disimpulkan tujuan IPS adalah 1). Agar siswa

dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau

kemampuan yang telah dimilki menjadi lebih bermakna. 2). Agar

siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah

sosial secara rasional dan bertanggung jawab 3). Agar siswa dapat

mempertinggi toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri

dan antar manusia.

d. Materi IPS

Pelajaran IPS merupakan perpaduan dari berbagai ilmu-

ilmu sosial yang di dalamnya terdiri dari ilmu sosial, sejarah,

sosiologi, ilmu politik, psikologi sosial, filosofi, antropologi, dan

ekonomi. Materi IPS terdiri dari berbagai macam . Menurut

Mulyono Tjokrodikaryo dalam Hidayati, dkk (2008: 1.26) dari segi

materi, ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

(1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya; (2) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transportasi; (3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh; (4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. (5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, keluarga

Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pelajaran IPS

merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kita mulai dari

manusia dengan permasalahannya, kegiatan manusia, budaya,

linkungan geografi, dan kehidupan masa lampau.

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Maka dari itu IPS merupakan pelajaran yang penting Salah

satu yang perlu diperhatikan adalah pelajaran IPS pada tingkat

Sekolah Dasar. Selanjutnya kelas 5 sekolah dasar juga diberikan

pelajaran IPS yang berisi berbagai macam materi. Diantaranya dari

semester 1 yaitu 1) Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha dan Islam,

2) Tokoh-tokoh Sejarah Hindu-Buddha dan Islam, 3) Keragaman

Kenampakan dan Pembagian Wilayah Waktu di Indonesia, 4)

Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia, 5) Usaha dan

Kegiatan Ekonomi di Indonesia. Sedangkan pada semester 2 yaiu

1) Perjuangan Melawan Penjajahan, 2) Perjuangan Mempersiapkan

Kemerdekaan Indonesia, 3) Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia, 4)Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Dari

berbagai macam materi kelas lima, materi semester dua akan dikaji

lebih jauh khususnya pada materi Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia. Yang dipelajari dalam materi Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia dalah peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan

Tokoh-tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

e. Materi Proklamasi Kemedekaan Indonesia

1) Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17

Agustus 1945.

a) Pertemuan di Dalat

Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh

pergerakan nasional, yaitu Dr. Radjiman Wedyodiningrat,

Ir. Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi

undangan Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan).

Jenderal Terauchi adalah Panglima tentara Jepang di Asia

Tenggara. Dalam pertemuan itu, Jenderal Terauchi

mengatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk

memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan itu

diambil setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Jepang. Bom atom pertama dijatuhkan di kota Hiroshima

pada tanggal 6 Agustus 1945. Bom kedua dijatuhkan di

kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibatnya,

Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu

pada tanggal 14 Agustus 1945.

b) Menanggapi berita kekalahan Jepang

Berita tentang kekalahan itu sangat dirahasiakan

oleh Jepang. Semua radio disegel oleh pemerintah Jepang.

Namun demikian, ada juga tokoh-tokoh pergerakan yang

dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita tentang

kekalahan Jepang tersebut. Di antaranya adalah Sutan

Syahrir. Pada tanggal 14 Agustus 1945 sore, Sutan Syahrir

sudah menunggu kedatangan Mohammad Hatta dari Dalat.

Syahrir mendesak agar proklamasi jangan dilakukan oleh

PPKI. Menurut Syahrir, Negara Indonesia yang lahir

dengan cara demikian akan dicap oleh Sekutu sebagai

negara buatan Jepang. Syahrir mengusulkan agar

proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh Bung Karno saja

sebagai pemimpin rakyat, atas nama rakyat lewat siaran

radio.

c) Peristiwa Rengasdengklok

Setelah mengetahui pendirian golongan tua, golongan

muda mengadakan rapat lagi menjelang pukul 24.00.

Mereka melakukan rapat di Asrama Baperpi, Cikini 71,

Jakarta. Rapat tersebut selain dihadiri mereka yang

mengikuti rapat di Pegangsaan Timur, juga dihadiri oleh

Sukarni, Jusuf Kunto, dr. Muwardi, dan Sodancho Singgih.

Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan Sukarno

dan Hatta

menjauhkan kedua pemimpin nasional itu dari pengaruh

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Jepang. Untuk menghindari kecurigaan dan tindakan yang

dapat diambil oleh tentara Jepang, rencana itu diserahkan

kepada Sodancho Singgih. Rencana itu berhasil dengan

baik berkat dukungan Cudanco Latief Hendraningrat,

berupa perlengkapan tentara Peta. Pagi-pagi buta sekitar

pukul 04.00, tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno-Hatta

dibawa ke Rengasdengklok. Sehari penuh kedua pemimpin

di Rengasdengklok. Selain untuk menjauhkan

Sukarno-Hatta dari pengaruh Jepang, para pemuda

bermaksud memaksa mereka agar segera memproklamasi

kemerdekaan lepas dari segala sesuatu yang berkaitan

dengan Jepang. Ternyata kedua tokoh ini cukup berwibawa.

Para pemuda pun segan untuk mendesak mereka. Namun,

Sodancho Singgih memberikan keterangan bahwa dalam

pembicaraan berdua dengan Bung Karno, Bung Karno

menyatakan bersedia melaksanakan proklamasi segera

setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan hal itu, siang itu

juga Singgih kembali ke Jakarta. Ia menyampaikan rencana

Proklamasi kepada para pemimpin pemuda di Jakarta.

Sementara itu, di Jakarta, golongan tua dan golongan muda

sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan dilakukan di

Jakarta. Golongan tua diwakili Mr. Ahmad Subarjo dan

golongan muda yang diwakili Wikana. Laksamana Maeda,

bersedia menjamin keselamatan mereka selama berada di

rumahnya. Maeda adalah seorang Perwira penghubung

Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang.

Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto, dari

pihak Pemuda mengantar Ahmad Subarjo ke

Rengasdengklok pada hari itu juga. Mereka akan

menjemput Sukarno-Hatta. Semula para pemuda tidak mau

melepas Sukarno-Hatta. Ahmad Subarjo memberi jaminan

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada

tanggal 17 Agustus keesokan harinya, selambat-lambatnya

pukul 12.00. Bila hal tersebut tidak terjadi, Ahmad Subarjo

rela mempertaruhkan nyawanya. Dengan jaminan itu,

komandan kompi Peta setempat, Cudanco Subeno, bersedia

melepaskan Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta.

d) Perumusan teks proklamasi

Sesampai di Jakarta Sukarno-Hatta bersama

Laksamana Maeda menemui Mayjen Nishimura untuk

berunding. Nishimura tidak mengizinkan proklamasi

kemerdekaan. Kemudian, mereka menuju rumah

Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Di tempat

inilah naskah proklamasi dirumuskan. Para pemuka

Indonesia yang hadir berkumpul dalam dua ruangan, ruang

makan dan serambi depan. Perumusan teks proklamasi

dilakukan di dalam ruang makan oleh Sukarno, Hatta, dan

Mr. Ahmad Soebardjo. Sukarno menulis rumusan

proklamasi tersebut.

e) Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi banyak orang

berkumpul di kediaman Sukarno. Sekitar pukul 10.00, Ir.

Sukarno didampingi Drs. Mohammad Hatta

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Berikut ini

teks proklamasi kemerdekaan:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan

kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

pemindahan kekusaan d.l.l., diselenggarakan dengan cara

seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya.

Atas nama Bangsa

Indonesia

Sukarno/Hatta

2) Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia

Ada banyak tokoh yang turut terlibat dalam

peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa proklamasi

dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan tua dan

golongan muda. Kedua golongan ini sama-sama berjuang

agar Indonesia segera merdeka.

Setelah kita mengetahui riwayat hidup para tokoh

tersebut, kita bisa meneladani hal-hal positif yang telah

mereka lakukan. Selanjutnya, mari kita bahas beberapa

tokoh penting yang berperan dalam peristiwa proklamasi

kemerdekaan.

a) Ir. Sukarno (1901-1970)

Sukarno adalah tokoh sangat penting dalam

peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai

pemimpin Indonesia yang menonjol waktu itu, Bung Karno

dipilih menjadi ketua PPKI. Sebagai Ketua PPKI, beliau

menemui penguasa Jepang di Indonesia, yaitu Mayjen

Nishimura. Mereka membicarakan kemerdekaan Indonesia.

Beliau dan para pemimpin yang lain tetap melanjutkan

tekad memproklamasikan kemerdekaan meskipun tanpa

persetujuan penguasa Jepang. Bung Karno bersama dengan

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Bung Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah

Proklamasi. Bahkan rumusan awal naskah proklamasi

adalah tulisan tangan Bung Karno. Peran Bung Karno yang

sangat menonjol adalah bersama Bung Hatta bertindak

sebagai Proklamator. Bung Karno lah yang akhirnya

dengan penuh keberanian dan kekhidmatan

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal

17 Agustus 1945.

b) Drs. Mohammad Hatta

Peran Drs. Mohammad Hatta dalam peristiwa

proklamasi kemerdekaan sangat penting. Waktu itu, Bung

Hatta dianggap sebagai pemimpin utama Bangsa Indonesia

selain Bung Karno. Karena peran beliau, pendapat

golongan tua dan golongan muda bisa dipertemukan. Beliau

berdialog dengan golongan muda tentang cara

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

c) Ahmad Subarjo,

Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Peran

penting Subarjo adalah turut merumuskan naskah

Proklamasi Kemerdekaan. Bersama Bung Karno dan

Bung Hatta, Beliau merumuskan naskah Proklamasi.

d) Ibu Fatmawati

Sebagai istri pemimpin Bangsa Indonesia,

Fatmawati turut mendampingi Bung Karno. Beliau

menjahit Bendera Pusaka, Merah Putih. Beliau menjahit

Bendera Pusaka ini pada bulan Oktober 1944. Bendera

ini dikibarkan setelah Bung Karno membaca

Proklamasi.

e) Sutan Syahrir

Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang

kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI. Syahrir

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

adalah salah satu tokoh yang paling awal mengetahui

berita Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau

mengetahui berita tersebut beliau mendesak Sukarno-

Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

di luar rapat PPKI.

f) Laksamana Takasi Maeda

Laksamana Maeda adalah seorang perwira

penghubung Jepang. Beliau mendukung gerakan

kemerdekaan Indonesia. Beliau menjamin keselamatan

perencanaan proklamasi. Perumusan teks Proklamasi

dilakukan di rumah beliau.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya:

1. Penelitian dari Indrayati yang berjudul peningkatkan hasil

belajar IPS tentang Keragaman Kenampakan Alam dan Suku

Bangsa Serta Budaya melalui penerapan pembelajaran

kooperatif learning model Team Games Tournament bagi

siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari 1 Surakarta. Penelitian

ini berbentuk PTK dan dilaksanakan pada tahun 2008. Dari

hasil penelitian tersebut telah disimpulkan bahwa hasil belajar

IPS tentang Keragaman Kenampakan Alam Dan Suku Bangsa

Serta Budaya melalui penerapan pembelajaran kooperatif

learning model Team Games Tournament bagi siswa kelas V

SD Negeri Tunggulsari 1 Surakarta mengalami peningkatan.

Tujuan pembelajaran dapat tercapai telah tercapai. Terbukti

dengan nilai rata-rata kelas 65,36 pada siklus pertama menjadi

77,48 pada siklus kedua. Penelitian ini memiliki persamaan

pada variabelnya yaitu penggunaan kooperatif lerning model

Teams Games Tournament. Selain itu persamaan lainnya

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

adalah sama-sama pelajaran IPS kelas V akan tetapi beda

materinya. Penelitian dari Indrayati menggunakan variabel

hasil belajar sedangkan penelitian ini menggunakan

pemahaman konsep

2. Penelitian dari Maria Yosiana Dwi Anggraeni dengan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Teams

Games Tournament) untuk Meningkatkan Motivasi, Aktivitas

dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Malang.

Penelitian berbentuk skripsi yang dilakukan pada tahun

2009Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT (Teams

Games Tournament) dapat Meningkatkan Motivasi, Aktivitas

dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Malang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif model TGT hasil belajar siswa setiap siklusnya

mengalami peningkatan, dari yang kurang baik menjadi baik.

Terbukti dengan prestasi rata-rata kelas 67,71 pada siklus 1 dan

prestasi rata-rata kelas 79,76 pada siklus 2. Selanjutnya dari

hasil observasi didapatkan kesimpulan bahwa motivasi dan

aktivitas siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Penelitian ini memiliki persamaan pada variabelnya yaitu

penggunaan kooperatif lerning model Teams games

tournament. Sedangkan perbedaannya adalalah penelitian dari

Maria Yosiana Dwi Anggraeni meneliti tentang motivasi,

aktivitas dan hasil belajar. Selain itu penelian Maria Yosiana

Dwi Anggraeni dilakukan pada kelas X SMA Negeri 9 Malang.

3. Penelitian dari

Kemampuan Berbicara dengan Pembelajaran Kooperatif Model

TGT pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kec.

Penelitian ini berbentuk

skripsi yang dilakukan pada tahun 2009. Berdasarkan hasil

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

penelitian tindakan kelas menyimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif model TGT mampu meningkatkan kemampuan

berbicara siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan pembelajaran kooperatif model TGT hasil belajar

siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari yang

kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasar siklus

I, II, dan III) hasil belajar kemampuan berbicara kelas IV SD

Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen

dengan rata-rata prestasi kelas sebesar 64,3 pada siklus I, siklus

II sebesar 65,8. Penelitian ini juga terdapat persamaannya taitu

penggunaan pembelajaran kooperatif tipe TGT, perbedannya

penelitian dari Sumarni meneliti tentang kemempuan berbicara.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan

tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada

kondisi awal, pemahaman konsep materi pada mata pelajaran IPS siswa

kelas V SDN 1 Brujul, Jaten, Karanganyar dapa dikatakan belum

maksimal, terbukti dari 45,83% siswa yang dapat mencapai KKM yang

ditentukan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu

faktornya adalah suasana pembelajaran yang menarik sehingga siswa

mudah merasa bosan dan belum menggunakan model pembelajaran yang

bervariasi.

Maka dari itu, dibutuhkan adanya suatu model pembelajaran yang

dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pelajaran IPS.

Diantara berbagai model dalam pembelajaran, model kooperatif tipe

Teams Games Tournament adalah model yang diharapkan dapat

membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa, khususnya

pemahaman konsep pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Melalui kolaborasi antara peneliti dan guru kelas, model kooperatif tipe

Teams Games Tournament akan diterapkan dengan menggunakan Siklus I

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dan Siklus II yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi. Siklus I memiliki indikator ketercapaian 70% dan siklus II

ditingkatkan menjadi 80%.

Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh

bahwa dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat

meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul, Jaten, Karanganyar.

Secara Skematis uraian digambarkan kerangka pemikirannya

sebagai berikut:

Guru belum menggunakan kooperatif learning tipe TGT dalam pembelajaran IPS materi proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

TGT

Tindakan

Melalui model TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep

Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia

Kondisi akhir

Pemahaman

konsep Proklamasi

Kemerdekaan

Indonesia rendah

SIKLUS I: Konseptual

Penjelasan dan pemberian contoh pelaksanaan team games turnament

SIKLUS 2: Konseptual dan implementasi

Penjelasan dan penerapan

permaianan (games tournament)

Kondisi awal

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 3. Skema kerangka berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka

dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul Tahun Ajaran

2010/2011.

Page 57: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri 1 Brujul Semester Genap

Tahun ajaran 2010/2011. Alasan pemilihan tempat tersebut adalah 1) peneliti

sudah cukup mengenal dan berhubungan baik dengan sekolah tersebut, 2) sekolah

tersebut masih jarang diadakan penelitian yang serupa, hingga terhindar penelitian

ulang, 3) lokasi sekolah pernah digunakan peneliti untuk kegiatan PPL

2.Waktu Penelitian

Pada penelitian ini waktu penelitian dilaksanakan secara bertahap, secara

garis besarnya dapat di bagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap

penelitian dan tahap penyelesaian. Penelitian ini di mulai dari bulan Januari 2011

sampai dengan bulan Juni 2011.Tahap persiapan dilaksanakan pada bulan Januari-

Maret, sedangkan tahap penelitian dilaksanakan pada bulan Maret April dan

selanjutnya tahap penyelesaian dilaksanakan pada bulan April-Juni. (jadwal

terlampir pada halaman 180)

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V (Lima) SD Negeri 1 Brujul

tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 13 laki-laki dan

11 perempuan.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Dari namanya

menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian

yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2008: 2).

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan

penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam

proses pembelajaran, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah

Page 58: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

tersebut. Setelah itu, masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan

terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan

kerjasama antara peneliti, guru, peserta didik, dan staf sekolah lainnya untuk

menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang

bertahap dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus

yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan

dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama

kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan

sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Mempersiapkan instrumen penelitian

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran

tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.

c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan

menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap

interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini

berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi

permasalahan yang ada.

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan

dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu

diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil

Page 59: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai

keberhasilan atau tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133)

menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis

(reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada peserta didik; (b) suasana

kelas; dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan

mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent)

intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

D. Sumber Data

Menurut Suharsimi (2010: 172) sumber data adalah subjek dari mana

data dapat diperoleh. Sumber data merupakan asal data tersebut diperoleh.

Suharsimi Arikunto dkk (2006:129) mengatakan data yang baik adalah data

yang di ambil dari sumber yang akurat dan tepat. Macam sumber data ada dua,

yaitu

1. Sumber data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas V

dan guru V SD N 1 Brujul tahun ajaran 2010/2011

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder digunakan untuk melengkapi data atau

informasi yang mungkin kurang lengkap apabila hanya di dapat dari

sumber primer primer saja. Sumber data sekunder dalam penelitian ini

yaitu arsip atau dokumen, catatan observasi guru dan hasil nilai peserta

didik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber

data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Dokumentasi

Page 60: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Suharsimi (2010:274) menyebutkan, dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prsasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh sesuatu dengan

melihat buku-buku, arsip-arsip atau catatan yang berhubungan dengan orang-

orang yang diteliti. Kajian dokumen antara lain dilakukan terhadap :

a. Arsip : silabus IPS kelas V SD, Rencana Pelaksanaan pembelajaran

b. Dokumen berupa nilai formatif untuk memperoleh data tentang

pemahaman konsep materi Proklamasi Kemerdekaan siswa kelas V SD

Negeri 1 Brujul sebelum penggunaan metode Teams Games Tournament.

c. Foto dan video pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Games

Tournament konsep materi Proklamasi Kemerdekaan siswa kelas V SD

Negeri 1 Brujul

2. Observasi

Menurut Nana Sudjana (2009:84) observasi digunakan untuk mengukur

tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat

diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya ataupun dalam situasi buatan.

Sedangkan menurut Suharsimi dkk. (2006:127) observasi adalah kegiatan

pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran. Pendapat lainnya diungkapkan oleh Rusman

(2010:279) , observasi adalah teknik penilaian alternatif yang dilakukan dengan

cara melakukan pengamatansecara teliti serta mencatat secara sistematis

tentang sesuatu yangterjadi pada diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas

atau di luar kelas. Ada tiga jenis observasi yaitu observasi langsung, observasi

tidak langsung, dan observasi partisipasi.

Observasi dilakukan oleh peneliti dan pengamat (guru kelas). Observasi

dilakukan di kelas V SD Negeri 1 Brujul. Observasi yang dilakukan meliputi

observasi aktivitas belajar IPS, siswa dan observasi guru. Observasi dalam

penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat melihat

dan mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang

terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Dalam hal ini, Tujuan dilakukan

Page 61: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

observasi pada siswa adalah untuk mengetahui aktivitas belajar IPS siswa pada

materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Observasi dilakukan melalui

Observasi pada saat proses belajar mengajar pada materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia.

Selain observasi aktivitas siswa, dalam pelaksanaan siklus dilakukan

observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode Teams Games

Tournament di kelas V SD Negeri 1 Brujul oleh peneliti. Aktivitas guru yang

diamati meliputi: persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran, kemampuan

guru mengelola kelas, kemampuan mengelola waktu pembelajaran,

kemampuan memberikan apersepsi, kemampuan menyampaikan materi,

kemampuan guru memberikan pertanyaan, kemampuan membimbing diskusi

dan melakukan penjelasan konsep, perhatian guru terhadap siswa, kemampuan

mengembangkan aplikasi, dan kemampuan menutup pelajaran.

3. Tes

mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian

(2006:59) Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Dalam penelitian ini dilaksanakan tes akhir pada setiap akhir siklus.

Pemberian tes pada setiap akhir siklus dimaksudkan untuk mengukur seberapa

tinggi pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia siswa kelas V

SD Negeri 1 Brujul setelah kegiatan pemberian tindakan.

4. Wawancara

Rusman (2010:279) menjelaskan, wawancara merupakan teknik

penilaian lisan yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari seseorang.

Wawancara dilakukan terhadap guru kelas V SD Negeri 1 Brujul untuk

menggali informasi guna memperoleh data yang berkenaan dengan aspek

aspek pembelajaran, penentuan tindakan, dan respon yang timbul sebagai

akibat dari tindakan yang dilakukan. Wawancara dilakukan di awal dan akhir,

Page 62: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

sebelum dan sesudah menerapkan metode TGT dalam pembelajaran IPS materi

susunan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

F. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy J.

Moleong dalam Sarwiji Suwandi (2009:60) Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode.

Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:

1. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Informasi dari

narasumber yang satu dibandingkan dengan informasi dari narasumber

lainnya. Data yang diperlukan dalam penelitian yaitu data pemahaman konsep

belajar IPS siswa yang berasal dari data nilai awal, data tes siklus pertama

dan data tes siklus kedua pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode yaitu teknik mengumpulkan data sejenis dengan

menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti akan

menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian

dilakukan wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya

diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik tes dan

dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui

beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya

dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.

Seperti data nilai pemahaman konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Page 63: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul yang dihasilkan dari observasi, wawancara,

tes, dan dokumentasi.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Cara

menganalisisnya mengikuti pola pemikiran yang konkrit kualitatif artinya suatu

analisis yang kajiannya didasarkan pada kenyataan-kenyataan empirik dan unsur-

unsur terkecil dari pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.

Analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) Reduksi Data

(Data Reduction), (2) Penyajian Data (Data Display), (3) Penarikan Kesimpulan

(Verification). Miles dan Huberman dalam Suharsimi Arikunto (2006: 91)

menjelaskan tiga komponen tersebut sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi yaitu proses proses pemilihan dan penyederhanaan data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data penelitian

yang telah dikumpulkan selanjutnya direduksi. Dalam penelitian ini, peneliti

akan melakukan reduksi data mengenai kondisi siswa SD Negeri 1 Brujul

kelas V, kesulitan mengajar guru kelas V SD Negeri 1 Brujul tentang

pembelajaran IPS dan data nilai hasil pembelajaran IPS bab Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia kelas V SD Negeri 1 Brujul.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Hasil

dari data-data penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan. Dalam

penelitian ini, penyajian data akan dilakukan pada saat mengolah dan

mengambil tindakan terhadap data yang masuk, kemudian disusun dan

didisplay dalam bentuk tabel, grafik, dan dinarasikan dalam pembahasan

penelitian. Dalam penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1

Brujul, data yang disajikan meliputi data yang berasal dari nilai tes IPS siswa

Page 64: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kelas V pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, skor observasi

kegiatan guru, dan observasi aktivitas siswa.

3. Penarikan Kesimpulan (Verification)

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan

data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Simpulan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini yaitu peningkatan pemahaman konsep materi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan metode Teams Games

Tournament pada siswa kelas V SD Negeri 1 Brujul. Seluruh hasil analisis

yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu

simpulan. Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan

secara bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada

akhir siklus I, dan simpulan terakhir yaitu pada akhir siklus II. Simpulan yang

pertama sampai dengan yang terakhir harus terkait. Hasil simpulan akhir

dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan

berikutnya.

Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis

tersebut dapat divisualisasikan seperti pada gambar 3 :

Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data

( Miller dan Huberman, 2000:21)

Pengumpulan Data

(Data Collection)

Reduksi Data

(Data Reduction)

Penyajian Data

(Data Display)

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Page 65: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

H. Indikator Kinerja

Menurut Sarwiji Suwandi (2009:70) Indikator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan

atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SDN 1 Brujul, Jaten, Karanganyar dengan

menggunakan metode Teams Games Tournament. Indikator penelitian ini

bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP IPS kelas V serta Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 65.

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila pemahaman konsep

siswa seca 5 mencapai 70%. Pada siklus II

pembelajaran dikatakan berhasil apabila pemahaman konsep siswa secara klasikal

5 mencapai 80%.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam

Suharsimi Arikunto (2006:104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan

sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan (action); (c)

mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and

evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai

perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap

dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus yang

dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2006: 73), bahwa PTK dilaksanakan

dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama

kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi.

Page 66: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan sebagai

berikut:

a. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Mempersiapkan instrumen penelitian yang meliputi : RPP, soal dan kunci

jawaban, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi terhadap

pmbelajaran guru, dan data daftar nilai pemahaman konsep.

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif pada masalah yang ada.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai rancangan RPP. Setiap tindakan dan proses pembelajaran

tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.

c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan

menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap

interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interprestasi ini

berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi

permasalahan yang ada.

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan

dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu

diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil

penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai

keberhasilan atau tidak. Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat

pada Gambar 4 :

Page 67: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar 4. Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto dkk, 2006: 74)

J. Rancangan Siklus Pertama

a. Perencanaan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menentukan pokok bahasan, yaitu Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia dan tokoh-tokoh proklamasi.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model kooperatif tipe TGT.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran.

4) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama

menggunakan model kooperatif tipe TGT.

5) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.

6) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

Page 68: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini direncanakan dalam 2 x

pertemuan, yakni pertemuan pertama mempelajari tentang Peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokoh proklamasi

selanjutnya pertemuan kedua memainkan turnamen dan evaluasi.

1) Kegiatan Awal

a) Guru mengkondisikan kesiapan belajar siswa.

b) Apersepsi

Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia.

c) Menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa dengan bimbingan guru, menjawab pertanyaan guru tentang

pengertian Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

b) Guru menjelaskan tentang materi proklamasi kemerdekaan Indonesia.

c) Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4 anak.

d) Masing masing kelompok mendiskusikan materi yang telah

ditentukan.

e) Siswa berdiskusi tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan

Indonesia.

f) Guru membuat meja turnamen yang diisi dari perwakilan masing-

masing kelompok.

g) Guru menjelaskan aturan main turnamen.

h) Murid melaksanakan turnamen.

i) Siswa dan guru sama sama mengevaluasi jalannya proses turnamen

3) Kegiatan Akhir

a) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran.

b) Guru memberikan penilaian dan penguatan.

c. Pengamatan / Observasi

Guru kelas selaku rekan kolaborasi melakukan

pengamatan/observasi mengenai aktifitas siswa, RPP Guru yang dibuat

Page 69: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

peneliti dan kemampuan mengajar guru (peneliti) dalam pembelajaran

kooperatif tipe TGT. Sedangkan peneliti sendiri mengamati aktifitas siswa

selama menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Lembar observasi

aktifitas siswa dapat dilihat pada lampiran 14, sedangkan observasi

mengenai RPP guru dapat dilihat pada lampiran 17 selanjutnya observasi

kemampuan mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 20.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi

data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis

pemahaman konsep siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi saat

pembelajaran. Jika siswa yang berhasil saat evaluasi sebanyak 17 anak atau

mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode TGT tersebut telah berhasil. Namun,

jika siswa yang mengalami peningkatan pemahaman konsep secara klasikal

belum mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka proses

pembelajaran dengan penerapan metode TGT tersebut perlu diperbaiki lagi

dan disempurnakan pada siklus II.

K. Rancangan Siklus Kedua

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan penerapan

metode TGT yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana

perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang

lebih baik.

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode TGT.

3) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama

menggunakan metode TGT.

Page 70: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

5) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

b. Tindakan

Pada dasarnya tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II ini

masih sama dengan siklus I, yakni pembelajaran dengan menerapkan

metode TGT. Pelaksanaan tindakan siklus II ini juga terbagi dalam 2 x

pertemuan. Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan

kekurangan kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana

tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada

siklus sebelumnya.

c. Pengamatan / Observasi

Guru kelas selaku rekan kolaborasi melakukan

pengamatan/observasi mengenai aktifitas siswa, RPP Guru yang dibuat

peneliti dan kemampuan mengajar guru (peneliti) dalam pembelajaran

kooperatif tipe TGT. Sedangkan peneliti sendiri mengamati aktifitas siswa

selama menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Lembar observasi

aktifitas siswa dapat dilihat pada lampiran 14, sedangkan observasi

mengenai RPP guru dapat dilihat pada lampiran 17 selanjutnya observasi

kemampuan mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 20.

d. Tahap Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi

data kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis

pemahaman konsep siswa sesuai dengan nilai saat evaluasi dan hasil

observasi saat pembelajaran. Jika 20 siswa mengalami peningkatan

pemahaman konsep secara klasikal atau mencapai indikator ketercapaian

kinerja sebesar 80%, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

TGT tersebut telah berhasil.

Page 71: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri Brujul 1 berdiri pada tahun 1956. Sejak berdiri,

status SD Negeri Brujul 1 adalah Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor

Statistik Sekolah (NSS) 1010 31311 009. Secara geografis SD Negeri Brujul 1

terletak di Desa Brujul Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar Provinsi

Jawa Tengah.

Sejak awal berdirinya SD Negeri Brujul 1 sampai sekarang telah

mengalami beberapa pergantian kepala sekolah. Kepala sekolah yang

menjabat saat ini adalah Ibu Hj. S.H. Nurliswanti, A.Ma.Pd. Sekolah Dasar

Negeri Brujul 1 telah terakreditasi. Hal ini mendorong pihak sekolah untuk

berusaha dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup memadai. Salah satunya

fasilitas yang berupa media pembelajaran. Contoh media pembelajaran yang

tersedia adalah gambar peta, foto pahlawan, globe, gambar alat pernafasan dan

lain sebagainya. Untuk mata pelajaran IPS sendiri media juga tersedia

lengkap. Media yang ada dalam keadaan baik dan dapat digunakan secara

langsung oleh guru dalam proses pembelajaran sehingga menarik bagi siswa

untuk semangat belajar.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Brujul 1. Lokasi

kelas V berada di antara kelas IV dan kelas VI. Kondisi kelasnya cukup baik.

Pencahayaan dan siklus udaranya bagus sehingga keadaannya nyaman jika

digunakan untuk belajar. Kondisi meja dan kursi yang ada di kelas V sangat

memadai.

Karakter siswa-siswi kelas V di tempat penelitian kebanyakan siswa

menganggap IPS khususnya pada materi proklamasi kemerdekaan Indonesia

Page 72: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

sebagai suatu mata pelajaran hafalan dan sulit, sehingga pemahaman konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia pelajaran IPS banyak siswa yang belum

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sekolah pada

awal semester. KKM yang telah ditentukan dalah sebesar 65. Pada pelajaran

IPS materi proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa dalam pembelajaran

kurang optimal. Siswa masih banyak tergantung pada guru dalam

memecahkan masalah pada materi tersebut. Hal itu menyebabkan kurang

optimalnya pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran IPS. Untuk

mengantisipasi hal tersebut peneliti mengadakan penelitian di kelas V. Peneliti

menggunakan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep

proklamasi kemerdekaan Indonesia pada pelajaran yaitu dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dengan penelitian ini diharapkan

siswa Sekolah Dasar Negeri Brujul 1 khususnya kelas V lebih tertarik dan

termotivasi untuk belajar IPS, sehingga pemahaman konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS dapat meningkat.

2. Deskripsi Permasalahan Penelitian

a. Deskripsi Data Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan

nyata yang ada di lapangan. Peneliti mengadakan observasi di kelas V SD

Negeri Brujul 1 pada saat pelajaran IPS materi proklamasi kemerdekaan

Indonesia.

Berdasarkan data hasil pengamatan langsung pada bulan Februari

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam

menyampaikan materi masih kurang maksimal, beberapa penyebabnya

diantaranya yaitu guru masih menggunakan metode ceramah biasa dalam

pembelajaran IPS, kurang dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan sehingga siswa cepat bosan dan nilai siswa rendah karena

Page 73: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

materinya terlalu banyak serta sulit dipahami, belum menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi. Selain permasalahan yang ada pada guru ada

juga permasalahan yang ditemui pada diri siswa pada saat pembelajaran

berlangsung, antara lain: siswa pasif, kurang kreatif, bahkan cenderung bosan;

masih ragu-ragu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan; tidak berani tampil

ke depan dan kurang antusias saat merespon tindakan guru.

Kurang optimalnya pemahaman konsep siswa yang ditunjukkan dari

nilai sebelum tindakan tentang materi proklamasi kemerdekaan Indonesia

yaitu dari 24 anak hanya 45,83 % atau 11 siswa yang mendapat nilai di atas

KKM dengan nilai tertinggi 90 dan masih ada 13 anak atau 54.17 % yang

mendapatkan nilai di bawah KKM, dengan perolehan nilai terendah 10.

Sedangkan rata-rata nilai kelas 57,625. Dari lampiran 21 dapat dibuat Tabel 2

distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 2. Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Siswa Kelas V SD Negeri Brujul 1 Pada Kondisi Awal (sebelum tindakan)

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi.xi Prosentase

(%) Keterangan

1 10-24 2 17 34 8,3 Di bawah KKM

2 25-39 4 32 128 16,7 Di bawah KKM

3 40-54 6 47 282 25 Di bawah KKM

4 55-69 1 62 62 4,2 Di bawah KKM

5 70-84 9 77 693 37,5 Di atas KKM

6 85-100 2 92 184 8,3 Di atas KKM

Jumlah 24 1383 100

Nilai rata-rata = 1383 : 24 = 57.625

Ketuntasan klasikal = 11 : 24 X 100 % = 45.83 %

Nilai tertinggi = 90

Nilai terendah = 10

Page 74: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari Tabel 2 hasil pemahaman konsep proklamasai kemerdekaan

Indonesia sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

siswa kelas V SD Negeri Brujul 1 yang telah diterangkan di atas dapat

disajikan dalam bentuk Grafik 1 sebagai berikut:

Grafik 1. Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Sebelum Tindakan

Berdasarkan Tabel 2 dan Grafik 1 di atas, nilai pemahaman konsep

siswa kelas V sebelum diterapkan penggunaan metode TGT diperoleh rata-

rata kelas sebesar 57.625. Siswa yang memperoleh nilai 10-24 sebanyak 2

siswa atau 8,3%. Siswa yang memperoleh nilai 25-39 sebanyak 4 siswa atau

16,7%. Siswa yang memperoleh nilai 40-54 sebanyak 6 siswa atau 25%.

Siswa yang memperoleh nilai 55-69 sebanyak 1 siswa atau 4,2%. Siswa yang

memperoleh nilai 70-84 sebanyak 9 siswa atau 37.5%. Siswa yang

memperoleh nilai 85-100 sebanyak 2 siswa atau 8,7%.

Dari hasil tes seperti tersebut di atas, sebagian besar siswa belum

mencapai ketuntasan belajar, hanya sebagian kecil yang telah mencapai

ketuntasan belajar. Data ketuntasan belajar pada kondisi awal dapat diketahui

pada tabel di bawah ini.

Page 75: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Pra Siklus

Jumlah Persen

1. Tuntas 11 45.83%

2. Belum Tuntas 13 54.17%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan tabel 3 tersebut di atas, diketahui bahwa siswa yang

mendapat nilai di bawah 65 (KKM) yaitu sebanyak 13 siswa atau 54,17%,

dan siswa yang mendapat nilai sama atau di atas KKM yaitu 11 siswa atau

45,83%. Dari tabel 3 tentang ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal

dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :

Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar sebelum tindakan

Hasil nilai pra siklus yang diperoleh dari hasil tes awal nilai terendah,

nilai tertinggi, rata-rata nilai dan ketuntasan klasikal dapat ditunjukan seperti

dalam tabel berikut ini:

Belum Tuntas

Belum Tuntas; 54,17% Tuntas; 45,83%

Page 76: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum

Tindakan

Keterangan Sebelum tindakan

Nilai terendah 10

Nilai tertinggi 90

Rata- rata nilai 57.625

Ketuntasan Klasikal 45.83%

Untuk memperjelas hasil tertinggi, terendah maupun nilai rata-rata di

atas, dapat digambarkan dengan grafik berikut ini :

Grafik 2. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan

Analisis hasil pemahaman konsep dari nilai siswa sebelum tindakan

diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar

adalah 57.625 di mana hasil tersebut masih di bawah rata rata nilai yang

diinginkan dari pihak guru atau peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 65.

sebelum tindakan

Page 77: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Sedangkan besarnya persentase siswa tuntas pada materi proklamasi

kemerdekaan Indonesia adalah sebesar 45.83%, masih berada di bawah

ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 70 5

(KKM). Dari hasil analisis nilai sebelum tindakan tersebut, maka dilakukan

tindakan lanjutan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami

pelajaran IPS khususnya materi proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Dari hasil nilai pemahaman konsep sebelum tindakan pada tabel 4 di

atas dapat disimpulkan sementara bahwa kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal materi proklamasi kemerdekaan Indonesia siswa kelas V

SD Negeri Brujul 1 masih kurang. Maka dari itu diperlukan suatu inovasi

pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model

pembelajaran tipe TGT. Dengan TGT diharapkan pemahaman siswa

khususnya pada materi proklamasi kemerdekaan Indonesia mengalami

peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.

b. Deskripsi Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan

selama satu minggu yaitu pada tanggal 16 Maret dan 17 Maret 2011.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang

terdiri atas siklus siklus dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun

tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan observasi

terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung,

penggunaan metode, model, strategi, serta media pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Peneliti juga mencatat pemahaman konsep yang

diperoleh oleh masing masing siswa khususnya nilai IPS materi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan pengamatan dan hasil

Page 78: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

catatan terhadap pembelajaran serta pemahaman konsep tersebut diperoleh

informasi sebagai data awal. Bertolak dari kenyataan tersebut, diadakan

konsultasi dengan guru kelas mengenai alternatif yang dapat digunakan

untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa yang pada akhirnya dapat

meningkatkan perolehan nilai IPS di kelas V SD Negeri Brujul 1.

Akhirnya, alternatif pemecahan masalah yang digunakan yaitu

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Langkah yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan siklus 1 yaitu:

a) Menentukan pokok bahasan, yaitu peristiwa proklamasi kemerdekaan

Indonesia dan tokoh-tokoh proklamasi.

b) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan model kooperatif tipe TGT. (lampiran 5 halaman 108-

119)

c) Mengembangkan skenario pembelajaran.

d) Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan (gambar

tokoh peristiwa persiapan proklamasi).

e) Menyiapkan materi pembelajaran tentang proklamasi kemerdekaan

Indonesia.

f) Membuat lembar observasi siswa (lampiran 15 halaman 140),

observasi RPP guru (lampiran 18 halaman 152-154) dan aktivitas

guru (lampiran 21 halaman 161-162) untuk mengetahui kondisi

belajar mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT.

g) Menyiapkan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan dalam

menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran

yang akan diajarkan.

h) Membuat alat evaluasi soal soal tournamen (lampiran 8 halaman 120),

tugas kelompok (lampiran 7 halaman 119), tes individu (lampiran 9

halaman 121) untuk melihat apakah pemahaman konsep siswa pada

materi proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan menerapkan TGT

dapat ditingkatkan.

Page 79: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

i) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

j) Membagi kelompok siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing

beranggotakan 4 orang.

k) Petunjuk cara kerja kelompok yaitu:

i. Membagi kelompok secara heterogen dan menamai masing-masing

kelompok.

ii. Masing masing siswa harus berperan aktif dan bekerjasama

dalam kelompoknya, sehingga semua anggota dapat menyelesaikan

tugas yang diberikan guru.

iii. Pada tahap turnamen siswa mengambil kartu undian yang berisi

soal dan dibaca pembaca soal sesuai dengan gilirannya.

Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri atau dijawab oleh

penjawab sesuai dengan urutan.

iv. Masing masing kelompok harus bekerja secara sportif dan

menghargai jawaban kelompok lain.

v. Masing masing kelompok harus aktif, bekerjasama baik, dan

kompak. Karena ada penilaian kelompok, untuk penghargaan

kelompok terbaik

2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi

dengan guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan

menggunakan media gambar tokoh persiapan proklamasi kemerdekaan

Indonesia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah disusun. Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai

observer atau pengamat.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret

2011. Pada pertemuan itu siswa mempelajari tentang Peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokoh proklamasi

Page 80: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kemerdekaan Indonesia. Adapun langkah langkah pembelajarannya

mencakup kegiatan kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama sama kemudian

dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Sebagai apersepsi dalam

pembelajaran guru dan siswa menyanyikan lagu Hari Merdeka, setelah

menyanyikan lagu, guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi lagu

tersebut. Guru menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan peristiwa

penting yaitu proklamasi kemerdekaan itu terlebih dahulu melewati

perjuangan yang panjang, siswa bertanya tentang arti proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan

siswa akan tetapi membuat siswa menjadi ingin tahu tentang materi

yang akan dipelajari pada pagi hari itu. Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan

Kegiatan intinya guru membagi kelas ke dalam 6 kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 4 anak yang bersifat heterogen. Masing-

masing kelompok mendiskusikan materi yang telah ditentukan yaitu

peristiwa proklamasi kemerdekaan dan tokoh-tokoh proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Kemudian siswa mengadakan diskusi bersama

teman satu kelompok guna membahas materi Proklamasi kemerdekaan

Indonesia. selanjutnya siswa mengerjakan tugas kelompok. Siswa yang

menjawab benar dan kelompok yang bekerja dengan baik mendapat

reward atau penghargaan dari guru. Dengan bantuan gambar tersebut

siswa menyebutkan nama tokoh yang berperan dalam peristiwa

proklamasi kemerdekaan Indonesia. Siswa dan guru bertanya jawab

tentang pengertian proklamasi dan mengevaluasi hasil diskusi. Guru

memberikan pengertian tentang model pembelajaran TGT yang akan

dipakai pada pertemuan nanti supaya siswa tidak kesulitan saat

pelaksanaannya.

Karena waktu tersisa 10 menit, maka guru kemudian menutup

pertemuan tersebut dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama

pembelajaran hari itu dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa

Page 81: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

yang belum jelas. Ternyata siswa belum berani mengungkapkan

pendapatnya di dalam kelas terlihat dari hanya beberapa siswa yang

berani bertanya pada guru. Guru kemudian mengingatkan para siswa

untuk mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari, dan

memberikan pekerjaan rumah untuk pengayaan serta persiapan

pembelajaran selanjutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam penutup.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin, 17 Maret 2011.

Pada pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan

melanjutkan materi yang telah lalu, yaitu tentang proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan guru pada pertemuan kedua dalam pelaksanaan tindakan

siklus I sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal dimulai dengan guru membuka pelajaran

dengan ucapan salam, dilanjutkan dengan guru mengkondisikan kelas

dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi tentang

materi yang lalu dengan tanya jawab tentang materi pada pertemuan

minggu yang lalu. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang peristiwa

dan tokoh-tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan

Indonesia. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu

melalui diskusi kelompok dan turnamen, siswa dapat menjelaskan

peranan para tokoh proklamasi kemerdekaan dengan baik dan benar.

Guru memberi motivasi agar siswa selalu rajin belajar.

Kegiatan inti diawali dengan siswa berkumpul bersama teman

kelompoknya sama seperti pertemuan sebelumnya. Guru membuat

meja turnamen yang diisi dari perwakilan masing-masing kelompok

lalu menjelaskan kembali mengenai aturan main turnamen.

Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal

dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang

Page 82: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan

diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal membacakan soal

tentang materi seputar proklamasi sesuai nomor pemain sesuai dengan

nomor undian yang diambil oleh pemain selanjutnya soal dikerjakan

secara mandiri. Setelah waktu untuk mengerjakan selesai maka pemain

akan membacakan hasil pekerjaan yang akan ditanggapi oleh

penantang. Setelah itu pembaca soal akan membaca kunci jawaban

kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama

kali menjawab benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu

dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya

sampai kartu soal habis.

Apabila permainan sudah selesai, setiap pemain dalam satu

meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin

yang diperoleh berdasarkan tabel yang disediakan. Masing-masing

pemain kembali ke kelompoknya dan melaporkan poin pada ketua

kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok menjumlahkan

seluruh poinnya. Siswa dan kelompok yang mendapatkan skor paling

banyak diberikan penghargaan atau reward.

Kegiatan akhir di siklus II ini siswa dengan bimbingan guru

membuat kesimpulan pembelajaran dan diadakan evaluasi secara

individu apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi yang

sudah dipelajari. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia dengan membagikan soal dan lembar jawab

kepada siswa. Siswa diberi waktu selama 15 menit untuk mengerjakan.

Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan melakukan refleksi

pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa

supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam belajar. Guru

menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Tahap pengamatan/ observasi

Pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS dengan menerapkan metode

Page 83: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

TGT. Pengamatan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa

lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan dokumentasi dengan

foto dan vidio. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPS materi Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia dengan menerapkan metode TGT dengan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk

mengetahui secara detail keaktifan, kerjasama, kecepatan dan ketepatan

yang menghasilkan perubahan pada pemahaman siswa pada materi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Dalam pengamatan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas

untuk bertindak sebagai observer dan teman sejawat untuk mengambil

gambar foto dan vidio. Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku

paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran melalui pedoman

observasi yang telah dibuat. Pengamatan tidak hanya ditujukan pada

kegiatan atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga pada

aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran termasuk suasana

kelas pada setiap pertemuan.

Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus I selama dua kali

pertemuan (lampiran 16 halaman 144), diperoleh gambaran tentang

aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut:

a) Banyaknya siswa yang memperhatikan guru saat pelajaran masih

kurang.

b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide masih

rendah.

c) Banyaknya siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran

masih kurang karena dalam kelompok masih didominasi beberapa

anak saja.

d) Siswa yang antusias saat kegiatan pembelajaran cukup banyak.

Page 84: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

e) Siswa yang menunjukkan sikap baik saat memperhatikan penjelasan

guru mengenai materi pembelajaran yang diajarkan sudah cukup

banyak, meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temannya

di luar materi pelajaran.

f) Siswa yang merasa gembira dengan pembelajaran TGT sudah cukup

banyak, karena ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik.

g) Keefektifan penggunaan TGT masih rendah karena penggunaan waktu

belum efektif dan aktivitas siswa belum kondusif, siswa belum

berperan aktif secara maksimal.

h) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.

i) Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu

atas pertanyaan yang disampaikan guru masih kurang, karena kurang

konsentrasi dan teliti.

j) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah cukup baik.

Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati RPP

guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 19 halaman 155 tentang

observasi RPP guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

a). Sudah bagus dalam merumuskan tujuan pembelajaran

b). Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu

pembelajaran), dan sumber belajar sudah cukup baik

c). Merencanakan sekenario kegiatan pembelajaran sudah baik

d). Merancang pengelolaan kelas juga sudah baik

e). Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian baik

f). Tampilan dokumen rencana pembelajaran baik

Selain mengamati RPP guru dan aktivitas siswa, observer juga

mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 21 halaman

163 tentang observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a). Guru mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran dengan baik

b). Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik

Page 85: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

c). Guru mengelola interaksi kelas dengan baik

d). Guru bersikap terbuka dan luwes serta membantu

mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar dengan baik

e). Guru telah mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam

pembelajaran mata pelajaran tertentu dengan baik

f). Guru Melaksanakan evaluasi selama proses dan akhir belajar

dengan baik

g). Kesan umum kerja guru sudah baik

Selain observasi guru dan siswa diatas dapat dilihat hasil nilai

pemahaman konsep siswa dari hasil evaluasi siklus I. Dari lampiran 24

halaman 171 dapat dibuat Tabel 5 distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus I

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi.xi Prosentase

(%) Keterangan

1 23-35 1 29 29 4,2 Di bawah KKM

2 36-48 3 42 126 12,5 Di bawah KKM

3 49-61 3 55 165 12,5 Di bawah KKM

4 62-74 7 67 469 29,1 Di atas KKM

5 75-87 4 81 324 16,7 Di atas KKM

6 88-100 6 94 564 25 Di atas KKM

Jumlah 24 1677 100

Nilai rata-rata = 1677 : 24 = 69,9

Ketuntasan klasikal = 17 : 24 X 100 % = 70,83 %

Nilai tertinggi = 100

Nilai terendah = 30

Dari Tabel 5 dapat disajikan dengan grafik 3 sebagai berikut:

Page 86: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 3. Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siklus I

Berdasarkan Tabel 5 dan Grafik 3 di atas, nilai pemahaman konsep

siswa kelas V setelah diterapkan penggunaan metode TGT pada siklus 1

diperoleh rata-rata kelas sebesar 69,9. Siswa yang memperoleh nilai 23 35

sebanyak 1 siswa atau 4,2%. Siswa yang memperoleh nilai 36- 48 sebanyak

3 siswa atau 12,5%. Siswa yang memperoleh nilai 49-61sebanyak 3 siswa

atau 12,5%. Siswa yang mendapat nilai 62 74 sebanyak 7 siswa atau 29,1%.

Siswa yang mendapat nilai 75 87 sebanyak 4 siswa atau 16,7%. Siswa yang

mendapat nilai 88 100 sebanyak 6 siswa atau 25%.

Di bawah ini adalah tabel tentang ketuntasan belajar siswa pada

Siklus 1.

Tabel 6. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Siklus 1

Page 87: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Pra Siklus

Jumlah Persen

1. Tuntas 17 70,83%

2. Belum Tuntas 7 29,17%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan data pada tabel 6 tersebut di atas dapat disajikan

dalam bentuk gambar 6 sebagai berikut :

Gambar 6. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 1

4) Refleksi

Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan

proses pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui

observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan,

peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:

a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran IPS. Hasil evaluasi rata

rata IPS siswa pada siklus I yaitu 69,9.

Page 88: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Berdasarkan hasil evaluasi IPS pada siklus I siswa yang

memperoleh nilai < 65 (KKM) ada 7 siswa atau 29,17% dan

siswa (KKM) yaitu 17 siswa atau

70,83%. Data hasil perkembangan nilai siswa yang diambil dari

lampiran 24 yang berisi nilai siswa sebelum tindakan dan

lampiran 25 yang berisi nilai siswa pada siklus 1 dapat dibuat

tabel perkembangan nilai siswa dan dapat dilihat pada Tabel 7

sebagai berikut:

Tabel 7. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum

Tindakan dan Siklus I

Keterangan Sebelum tindakan Siklus I

Nilai terendah 10 30

Nilai tertinggi 90 100

Rata- rata nilai 57.625 69,9

Ketuntasan Klasikal 45,83% 70,83%

Dari Tabel 7 di atas dapat digambarkan dalam grafik sebagai

berikut:

sebelum tindakan siklus I

Page 89: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Grafik 4. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Sebelum Tindakan

dan Siklus I

c) Meskipun terjadi peningkatan dalam nilai IPS siswa, akan tetapi

terdapat beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang perlu

dicari solusinya. Permasalahan tersebut antara lain:

i. Keseriusan dalam aktivitas yang dilakukan siswa masih

kurang, hal ini bisa dilihat dari beberapa siswa yang ramai

sendiri.

ii. Pembagian tugas dalam kelompok yang masih kurang rapi.

iii. Saat turnament masih banyak siswa yang gaduh.

iv. Pada saat kelompok melakukan diskusi, ada kelompok yang

ramai dan kurang fokus.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi faktor penyebab dari

permasalahan tersebut, antara lain:

i. Penjelasan dari guru tentang penerapan model TGT dalam

pembelajaran masih kurang jelas.

ii. Pembagian kelompok yang homogen, karena siswa memilih sendiri

kelompoknya sehingga anggotanya tidak heterogen.

iii. Kelompok tidak terfokus membahas materi apa yang seharusnya

dibahas karena tidak ada lembar kerja siswa.

iv. Penyampaian hasil diskusi oleh kelompok lain kurang dapat menarik

perhatian siswa.

v. Kurangnya waktu dalam pembelajaran karena pembelajaran

menggunakan metode TGT memerlukan waktu yang banyak,

karena waktunya kurang saat mengerjakan evaluasi siklus I

waktunya sangat terbatas.

vi. Media yang digunakan guru kurang menarik perhatian siswa.

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari

kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) guru

memberikan penjelasan tentang langkah langkah menggunakan metode

TGT dalam pembelajaran sebagi gambaran supaya siswa tidak bingung

Page 90: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dan gaduh saat pembelajaran, (2) pembagian tugas kelompok ditentukan

dahulu, (3) guru selalu memberi bimbingan pada semua kelompok agar

mau bekerja sama dengan anggota lain sehingga hasil yang diperoleh pun

lebih maksimal, (4) kelompok yang akan maju membacakan hasil

diskusinya, jawaban dari kelompok itu dipegang guru sehingga kelompok

itu menjawab pertanyaan yang diberikan guru, (5) peneliti memberikan

motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun non verbal

kepada siswa agar mereka lebih semangat dalam pembelajaran dan berani

menyampaikan pendapat, (6) mengatur waktu pembelajaran supaya lebih

efisien lagi sehingga dalam pelaksanaan evaluasi siklus II siswa tidak

terburu buru dalam mengerjakan soalnya, (7) menggunakan media yang

lebih menarik lagi, (8) soal tournament yang bervariatif. Berdasarkan hasil

analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan pada siklus I belum

mencapai indikator kinerja yang diharapkan, penelitian dikatakan berhasil

apabila indikator keberhasilan ketuntasan siswa mencapai 80%, namun

pada tindakan siklus I ini baru mencapai 70,83% hasil yang diperoleh

belum mencapai hasil yang maksimal karena masih ada siswa yang

nilainya dibawah KKM dan masih ada hambatan pada pelaksanaan

tindakan siklus I maka perlu adanya perbaikan yang dilanjutkan pada

penelitian siklus II.

c. Deskripsi Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah

ditentukan yaitu tanggal 6 April dan 7 April 2011. Adapun tahapan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan

pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran melalui penerapan metode

TGT yang dilaksanakan pada siklus I diketahui belum menunjukkan

adanya peningkatan kemampuan belajar IPS khususnya materi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang cukup signifikan. Hal ini

Page 91: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

ditunjukkan masih ada 7 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran

IPS. Oleh karena itu peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran kembali melalui penerapan metode TGT dengan indikator

yang sama dengan siklus pertama.

Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan di ruang kelas V

SD Negeri Brujul 1 pada tanggal 6 April dan 7 April 2011. Peneliti dan

Guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada

penelitian ini. Dan diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan

siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap

pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 6 April 2011 dan

Kamis 7 April 2011.

Hal hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran IPS

menggunakan metode TGT sebagai upaya untuk mengatasi berbagai

kekurangan yang ada adalah:

a) Memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,

mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa selama pembelajaran

menggunakan metode TGT.

b) Melakukan pendekatan dan memberikan motivasi kepada siswa yaitu

dengan cara memberikan reward.

c) Memberikan bimbingan yang tepat saat dilaksanakan turnamen.

d) Membagi kelompok secara heterogen, sehingga tidak ada kelompok

yang pasif sekali dan aktif sekali.

Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus I,

sebagian besar siswa masih belum memperhatikan penjelasan guru

selama proses pembelajaran IPS. Meskipun demikian pembelajaran IPS

pada siklus I dikatakan sudah cukup berhasil. Peneliti melakukan

langkah-langkah perencanaan pembelajaran IPS pada siklus II sebagai

berikut:

a) Merencanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe team games

tournament (lampiran 10 halaman 123-133) untuk dua kali pertemuan.

Page 92: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

b) Menentukan pokok bahasan dan memberikan informasi kepada siswa

mengenai materi pelajaran yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa

lebih mempersiapkan diri lagi dalam melakukan kegiatan

pembelajaran.

c) Menyiapakan sumber belajar dan media yang sesuai.

d) Mengembangkan format evaluasi

e) Menyiapkan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa dan

dapat meningkatkan pemahaman siswa yaitu menggunakan gambar.

f) Membuat lembar observasi siswa (lampiran 15 halaman 140),

observasi RPP guru (lampiran 18 halaman 152-154) dan aktivitas guru

(lampiran 21 halaman 161-162) untuk mengetahui kondisi belajar

mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT.

2) Tahap Pelaksanaan / Tindakan

Pada tahap ini peneliti yang berkolaborasi dengan guru

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan penggunaan

media gambar tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peneliti disini

masih bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau

pengamat. Pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan ini merupakan

pemantapan dari siklus 1 yaitu pada materi pokok proklamasi

kemerdekaan Indonesia sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang telah disusun.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April

2011. Pada pertemuan itu siswa mempelajari tentang peristiwa

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Tokoh-tokoh Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia. Adapun langkah-langkah pembelajarannya

mencakup kegiatan kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama sama kemudian

dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Sebagai apersepsi dalam

pembelajaran guru dan siswa menyanyikan lagu Hari Merdeka, setelah

Page 93: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

menyanyikan lagu guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi lagu

tersebut. Guru menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan peristiwa

penting yaitu proklamasi kemerdekaan itu terlebih dahulu melewati

perjuangan yang panjang, siswa bertanya tentang arti proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan

siswa akan tetapi membuat siswa menjadi ingin tahu tentang materi

yang akan dipelajari pada pagi hari itu. Siswa menyimak tujuan

pembelajaran yang disampaikan

Kegiatan intinya guru membagi kelas ke dalam 6 kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 4 anak yang bersifat heterogen. Masing-

masing kelompok mendiskusikan materi yang telah ditentukan yaitu

peristiwa proklamasi kemerdekaan dan tokoh-tokoh proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Kemudian siswa mengadakan diskusi bersama

teman satu kelompok guna membahas materi Proklamasi kemerdekaan

Indonesia. Selanjutnya siswa mengerjakan tugas kelompok. Siswa

yang menjawab benar dan kelompok bekerja dengan baik mendapat

reward atau penghargaan dari guru. Dengan bantuan gambar tersebut

siswa menyebutkan nama tokoh yang berperan dalam peristiwa

proklamasi kemerdekaan Indonesia. Siswa dan guru bertanya jawab

tentang pengertian proklamasi dan mengevaluasi hasil diskusi. Guru

memberikan pengertian tentang model pembelajaran TGT yang akan

dipakai pada pertemuan nanti supaya siswa tidak kesulitan saat

pelaksanaannya.

Selanjutnya guru kemudian menutup pertemuan tersebut

dengan terlebih dahulu menyimpulkan hasil selama pembelajaran hari

itu dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa yang belum jelas.

Ternyata siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya di dalam

kelas terlihat dari hanya beberapa siswa yang berani bertanya pada

guru. Guru kemudian mengingatkan para siswa untuk mempelajari

kembali materi yang sudah dipelajari, dan memberikan pekerjaan

rumah untuk pengayaan serta persiapan pembelajaran selanjutnya.

Page 94: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

penutup.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2011.

Pada pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan

melanjutkan materi yang telah lalu, yaitu tentang proklamasi

kemerdekaan Indonesia. Langkah langkah pembelajaran yang

dilakukan guru pada pertemuan kedua dalam pelaksanaan tindakan

siklus I sama halnya dengan pertemuan pertama yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dimulai dengan guru

membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan guru

mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru

melakukan apersepsi tentang materi yang lalu dengan tanya jawab

tentang materi yang lalu.

Guru menampilkan gambar-gambar tokoh-tokoh Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia. Kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu melalui diskusi kelompok, siswa dapat

mendiskusikan peranan para tokoh Proklamasi Kemedekaan Indonesia.

Guru memberi motivasi agar siswa selalu rajin belajar.

Kegiatan inti diawali dengan siswa berkumpul bersama teman

kelompoknya sama seperti pertemuan sebelumnya. Guru membuat

meja turnamen yang diisi dari perwakilan masing-masing kelompok

lalu menjelaskan kembali mengenai aturan main turnamen.

Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal

dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang

menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan

diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal membacakan soal

tentang materi seputar proklamasi sesuai nomor pemain sesuai dengan

nomor undian yang diambil oleh pemain selanjutnya soal dikerjakan

secara mandiri. Setelah waktu untuk mengerjakan selesai maka pemain

akan membacakan hasil pekerjaan yang akan ditanggapi oleh

Page 95: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

penantang. Setelah itu pembaca soal akan membaca kunci jawaban

kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama

kali menjawab benar. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu

dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya

sampai kartu soal habis.

Apabila permainan sudah selesai, setiap pemain dalam satu

meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin

yang diperoleh berdasarkan tabel yang disediakan. Masing-masing

pemain kembali ke kelompoknya dan melaporkan poin pada ketua

kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok menjumlahkan

seluruh poinnya. Siswa dan kelompok yang mendapatkan skor paling

banyak diberikan penghargaan atau reward.

Kegiatan akhir di siklus II ini siswa dengan bimbingan guru

membuat kesimpulan pembelajaran dan diadakan evaluasi secara

individu apakah siswa sudah paham atau belum tentang materi yang

sudah dipelajari. Guru melakukan evaluasi pembelajaran Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia dengan membagikan soal dan lembar jawab

kepada siswa. Siswa diberi waktu selama 15 menit untuk mengerjakan.

Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, dan melakukan refleksi

pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa

supaya rajin belajar dan meningkatkan aktivitas dalam belajar. Guru

menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

3) Tahap pengamatan/ observasi

Pengamatan atau observasi di siklus II ini dilakukan dengan

teknik dan pedoman yang sama dengan pengamatan atau observasi pada

siklus I, pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS dengan menerapkan metode

TGT. Pengamatan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran

yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa

lembar observasi RPP guru, observasi aktivitas guru aktivitas siswa dan

Page 96: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dokumentasi dengan foto dan vidio. Observasi ini digunakan sebagai dasar

tahap refleksi siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi selama pembelajaran

IPS berlangsung, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut:

Dari data observasi aktivitas siswa dalam siklus II selama dua kali

pertemuan (lampiran 17 halaman 148), diperoleh gambaran tentang

aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut:

a) Banyaknya siswa yang memperhatikan guru saat pelajaran sudah cukup

banyak.

b) Banyaknya siswa yang berusaha mengungkapkan pendapat/ide cukup

banyak .

c) Banyaknya siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah

cukup banyak karena dalam kelompok masih didominasi beberapa

anak saja.

d) Siswa yang antusias saat kegiatan pembelajaran cukup banyak.

e) Siswa yang menunjukkan sikap baik saat memperhatikan penjelasan

guru mengenai materi pembelajaran yang diajarkan sudah cukup

banyak, meskipun masih ada yang berbicara sendiri dengan temannya

di luar materi pelajaran.

f) Siswa yang merasa gembira dengan pembelajaran TGT sudah banyak,

karena ada kompetisi untuk menjadi yang terbaik.

g) Keefektifan penggunaan TGT masih rendah karena penggunaan waktu

sudah efektif dan aktivitas siswa sedikit kondusif, siswa mulai

berperan aktif secara maksimal.

h) Kerjasama antar siswa dalam proses pembelajaran masih kurang

maksimal .

Page 97: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

i) Banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan benar dan tepat waktu

atas pertanyaan yang disampaikan guru masih kurang, karena kurang

konsentrasi dan teliti.

j) Kesiapan siswa mengerjakan evaluasi sudah cukup baik.

Hasil observasi aktivitas belajar siswa ini, diperoleh dari mengolah

lembar observasi aktivitas belajar IPS siswa pada lampiran 15. Selain

mengamati aktivitas siswa, observer juga mengamati RPP guru dalam

pembelajaran. Dari lampiran 20 halaman 158 tentang observasi RPP guru

dalam pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

a). Sudah bagus dalam merumuskan tujuan pembelajaran

b). Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu

pembelajaran), dan sumber belajar sudah cukup baik

c). Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran sudah baik

d). Merancang pengelolaan kelas juga sudah baik

e). Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian baik

f). Tampilan dokumen rencana pembelajaran baik

Selain mengamati RPP guru dan aktivitas siswa, observer juga

mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Dari lampiran 23 halaman

167 tentang observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a). Guru mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran dengan baik

b). Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik

c). Guru engelola interaksi kelas dengan baik

d). Guru bersikap terbuka dan luwes serta membantu

mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar dengan baik

e). Guru telah mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam

pembelajaran mata pelajaran tertentu dengan baik

f). Guru Melaksanakan evaluasi selama proses dan akhir belajar

dengan baik

g). Kesan umum kerja guru sudah baik

Page 98: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Rata rata observasi guru dalam pembelajaran mendapatkan nilai

baik. Selanjutnya data nilai pemahaman Konsep proklamasi kemerdekaan

siklus II dapat dilihat pada lampiran 26. Lampiran tersebut dapat dibuat

Tabel 8 distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 8. Frekuensi Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Siklus II

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah (xi) fi.xi

Prosentase

(%) Keterangan

1 35-45 1 40 40 4,2 Di bawah KKM

2 46-56 0 51 0 0 Di bawah KKM

3 57-67 0 62 0 0 Di bawah KKM

4 68-78 7 73 511 29,2 Di atas KKM

5 79-89 5 84 420 20,8 Di atas KKM

6 90-100 11 95 1045 45,8 Di atas KKM

Jumlah 24 2016 100

Nilai rata-rata = 2016: 24 = 84

Ketuntasan klasikal = 23 : 24 X 100 % = 95,83 %

Nilai terendah = 40

Nilai tertinggi = 100

Dari tabel 8 dapat digambarkan dalam grafik 5 sebagai berikut :

Page 99: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 5. Hasil Data Nilai Pemahaman Konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia Siklus II

Berdasarkan Tabel 8 dan Grafik 5 di atas, nilai pemahaman konsep

siswa kelas V diterapkan penggunaan metode TGT pada siklus 2 diperoleh

rata-rata kelas sebesar 84. Siswa yang memperoleh nilai 34- 45 sebanyak 1

siswa atau 4,2%. Siswa yang memperoleh nilai 46 56 tidak ada atau 0%.

Siswa yang memperoleh nilai 57 67 tidak ada atau 0%. Siswa yang

memperoleh nilai 68 - 78 sebanyak 7 siswa atau 29,2%. Siswa yang

memperoleh nilai 79 89 sebanyak 5 siswa atau 20,8%. Siswa yang

memperoleh nilai 90 100 sebanyak 11 atau 45,8%.

Tabel berikut adalah tabel tentang ketuntasan belajar siswa pada

Siklus 2.

Tabel 9. Hasil Nilai Pemahaman Konsep Siklus 2

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Pra Siklus

Jumlah Persen

1. Tuntas 23 95,83%

2. Belum Tuntas 1 4,17%

Jumlah 24 100%

Page 100: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan data pada tabel 9 tersebut di atas dapat disajikan

dalam bentuk diagram 1 sebagai berikut :

Gambar 7. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 2

4) Refleksi

Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan

proses pembelajaran yang dilakukan. Data yang diperoleh melalui

observasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan,

peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:

a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran IPS. Hasil evaluasi rata

rata IPS siswa pada siklus II yaitu 84.

b) Berdasarkan hasil evaluasi IPS pada siklus II siswa yang

memperoleh nilai <65 (KKM) ada 1 siswa atau 4,17% dan siswa

65 (KKM) yaitu 23 siswa atau 95,83%.

Data hasil perkembangan nilai siswa yang diambil dari lampiran

6 yang berisi nilai siswa pada siklus I dan lampiran 14 yang

berisi nilai siswa pada siklus II dapat dibuat tabel perkembangan

nilai siswa dan dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut:

Page 101: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 10. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Siklus I dan

Siklus II

Keterangan Siklus I Siklus II

Nilai terendah 30 40

Nilai tertinggi 100 100

Rata- rata nilai 71,625 84

Ketuntasan Klasikal 70,83% 95,83%

Dari Tabel 10 dapat digambarkan dalam Grafik 6 sebagai

berikut:

Grafik 6. Perkembangan Nilai Pemahaman Konsep Siklus I

dan Siklus II

c) Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 30

meningkat pada siklus II yaitu 40 dan pada siswa yang sama yang

mendapat nilai terendah itu. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa

pada siklus I sebesar 100 dan pada siklus II sama yaitu 100.

d) Nilai rata rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I

sebesar 69,9 sedangkan pada siklus II naik menjadi 84.

Siklus I Siklus II

nilai terendah nilai tertinggi rata - rata nilai ketuntasan klasikal

Page 102: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

e) Untuk ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 70,83% dan

pada siklus II 95,83% setelah dilakukan refleksi terdapat 1 siswa

yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 65), namun secara

keseluruhan sudah meningkat nilai pemahaman konsepnya bila

dilihat dari persentase ketuntasan siswa pada siklus II.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil evaluasi yang

diperoleh pada masing masing pertemuan, maka pembelajaran IPS

materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia menggunakan metode TGT

pada siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian

sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini

menunjukkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode TGT dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa kelas V SD Negeri

Brujul 1 tahun pelajaran 2010/2011.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata

rata nilai evaluasi IPS dan ketuntasan belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Brujul

1, Jaten, Karanganyar. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan dan setelah

tindakan yaitu siklus I dan siklus II yang masing masing terdiri dari 2

pertemuan. Dari tabel 7 dan tabel 10 tentang perkembangan nilai siswa dapat

dibuat tabel 11 tentang peningkatan dari sebelum tindakan sampai siklus II

sebagai berikut:

Tabel 11. Nilai Rata Rata Pemahaman Konsep Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia dan Persentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan,

Siklus I, dan Siklus II

Page 103: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kriteria

Ketuntasan

Minimal

(KKM)

Nilai Rata-Rata Pemahaman

konsep proklamasi

kemerdekaan indonesia

Persentase Ketuntasan

Klasikal (%)

Sebelum

Tindakan

Siklus

I

Siklus

II

Sebelum

Tindakan

Siklus

I

Siklus

II

65 57,625 69,9 84 45,83 70,83 95,83

Dari Tabel 11 diatas dapat digambarkan menjadi Grafik 7 sebagai berikut :

Grafik 7. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep dan

Ketuntasan Belajar IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia setiap Siklus

Berdasarkan perhitungan nilai pemahaman konsep Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia rata rata pada Tabel 11 dan Grafik 7 di atas, siswa yang

(KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Sebelum

tindakan nilai rata rata hanya mencapai 57,625 dengan persentase ketuntasan

klasikal 45,83% pada siklus I bisa meningkat menjadi 69,9 dengan persentase

ketuntasan klasikal 70,83% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84 dengan

persentase ketuntasan klasikal 95,83%. Hal ini merefleksikan bahwa penerapan

metode TGT dalam pembelajaran IPS kelas V dinyatakan berhasil, karena secara

klasikal menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS.

Nilai Rata - rata Pemahaman Konsep Prosentase Ketuntasan

sebelum tindakan Siklus I Siklus II

Page 104: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Selain dari hasil tes, hasil observasi terhadap aktifitas siswa, observasi

RPP guru dan kinerja guru secara klasikal juga mengalami peningkatan. Dari

lampiran 15, lampiran 18 dan lampiran 21 tentang observasi kinerja guru dapat

dibuat Tabel 12.

Tabel 12. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru, Aktivitas Siswa

dan Observasi RPP Guru Selama Pembelajaran Tiap Siklus

Observasi Kinerja

Guru

Observasi Aktivitas

Siswa

Observasi RPP Guru

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

3,46

(baik)

3,678

(baik

sekali)

1,83

(baik)

1,88

(baik)

3,7

(baik

sekali)

3,81

(baik

sekali)

Keterangan observasi kinerja guru :

1. 3,5 = sangat baik 3. 2 2,9 = Kurang

2. 3,0 3,4 = Baik 4. < 2 = Sangat Kurang

Keterangan observasi aktivitas siswa

1. 3. < 1,5 = Kurang

2. < 2,25= baik 4. < 0,75 = Sangat Kurang

Keterangan observasi RPP guru :

3,5 = sangat baik 3. 2 2,9 = Kurang

2. 3,0 3,4 = Baik 4. < 2 = Sangat Kurang

Dari Tabel 12 di atas terlihat bahwa kinerja guru pada siklus I hanya

mendapat nilai 3,46 yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 3,678.

Sedangkan aktivitas siswa yang semula hanya 1,83 meningkat menjadi 1,88. Hal

ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa selama

pembelajaran IPS berlangsung pada siklus I dan siklus II. Selanjutnya observasi

RPP guru yang semula pada silus I mendapat nilai 3,7 meningkat menjadi 3,81

Page 105: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

pada siklus II. Dari Tabel 12 terlihat adanya peningkatan pada kinerja guru,

aktivitas siswa dan observasi RPP guru. Walaupun peningkatannya tidak terlalu

drastis, peneliti yakin jika penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu yang

cukup lama secara terus menerus akan memperlihatkan hasil yang signifikan.

Mengingat bahwa dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

hanya empat kali pertemuan.

Hambatan yang ditemui pada masing masing siklus berbeda beda.

Hambatan hambatan itu antara lain :

1. Siswa masih kesulitan dengan model pembelajaran yang diterapkan guru,

karena harus bekerja kelompok dan melaksanakan tournamen yang tiap

permainannya berganti lawan.

2. Ketika berkumpul di kelompok, diskusi siswa belum terarah hal itu

membuat kondisi menjadi gaduh karena siswa ramai sendiri.

3. Pembagian kelompok yang homogen membuat kelas menjadi tidak

seimbang, ada kelompok yang selalu aktif tapi ada juga kelompok yang

sangat pasif.

4. Selain itu saat penyampaian hasil diskusi masih banyak siswa yang tidak

memperhatikan saat kelompok lain sedang membacakan hasilnya.

5. Pada saat kegiatan tournament sering terjadi kegaduhan yang kadang

membuat siswa berselisih paham.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I sudah

disempurnakan pada siklus II yaitu dengan memberi pengarahan dan bimbingan

sebelum kegiatan inti dalam pembelajaran Saat berada di kelompok guru

membagikan lembar kerja siswa dengan soal yang dapat dikerjakan secara

kelompok atau berbagi tugas sehingga diskusi di kelompok lebih terarah dan lebih

kondusif. Pembagian kelompok diatur oleh guru menjadi heterogen sehingga tidak

ada kelompok yang lebih mendominasi akan tetapi semua kelompok bisa terlibat

aktif dalam pembelajaran. Kelompok yang akan maju membacakan hasil

diskusinya terlebih dahulu memberikan hasil lembar diskusinya pada guru

sehingga jawaban dari kelompok itu dipegang guru lalu kelompok itu menjawab

pertanyaan yang diberikan guru, dengan cara seperti itu siswa yang lain akan

Page 106: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

memperhatikan kelompok lain yang sedang maju karena bila kelompok yang di

depan tidak bisa menjawab pertanyaan guru maka kelompok lain berhak

menjawab dan akan memperoleh poin sebagai kelompok yang aktif. Pelaksanaan

turnamen menjadi lebih tertib karena siswa sudah terbiasa dengan turnamen dan

siswa sudah mulai mengerti aturan main turnamen. Pembelajaran pada siklus II

sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti.

Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru kelas (lihat

lampiran 1) pemahaman konsep siswa sebelum menerapkan model kooperatif tipe

TGT sudah cukup baik, tetapi siswa yang tuntas hanya 45,83%. Hal itu

dikarenakan guru belum menggunakan model pembelajaan yang tepat dalam

pelajaran IPS sehingga siswa kurang maksimal dalam mengikuti maupun

menyerap materi pelajaran IPS. Sedangkan hasil wawancara setelah menerapkan

model pembelajaran tipe TGT dalam pembelajaran IPS terbukti dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa, selain itu ketuntasan belajar IPS siswa

juga meningkat. Walaupun begitu, dalam pelaksanaanya dijumpai hambatan yang

ditemui guru pada pembelajaran IPS menggunakan metode TGT ini diantaranya

yaitu:

1. Guru masih kesulitan dalam mengelola kelas sehingga kondisi kelas kurang

kondusif untuk pembelajaran.

2. Kejelasan guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih kurang.

3. Ketepatan guru dalam menerapkan metode TGT juga masih kurang sehingga

masih banyak siswa yang kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk mengatasi hal tersebut guru mengadakan refleksi bersama guru kelas V

dan pada siklus II hambatan tersebut bisa dikurangi, guru sudah bisa mengelola

kelas dengan cukup baik. Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru

menggunakan media gambar yang secara langsung dipegang siswa, sehingga

materi yang disampaikan lebih jelas dan menarik perhatian siswa. Guru juga

memberikan pengarahan pada siswa tentang langkah langkah menggunakan

metode TGT supaya siswa tidak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Dengan

begitu hambatan yang ada dalam pembelajaran dapat diperbaiki.

Page 107: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Hambatan hambatan yang ada selama pembelajaran sudah dapat

dikurangi. Hal itu membuat pemahaman siswa pada pelajaran IPS dapat

meningkat. Penerapan model kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan membuat pembelajaran IPS materi

Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi bermakna karena pembelajaran lebih

menyenangkan memudahkan siswa untuk memahami materi yang ada dengan

bertukar informasi bersama teman teman, meningkatkan rasa kerja sama dan

tanggung jawab dalam satu kelompok untuk meraih tujuan yang sama yaitu bisa

memahami materi bersama sama dan berkompetisi secara sehat guna mencapai

tujuan. Mengingat banyaknya kelebihan yang dimiliki model kooperatif tipe TGT

maka kendala kendala dalam pelaksanaan pembelajaran IPS materi Proklamasi

kemerdekaan Indonesia yang lain menjadi tidak berarti.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa

kelas V SD Negeri Brujul 1 yaitu dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT.

Penerapan model kooperatif tipe TGT dapat menjadikan pembelajaran IPS materi

Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi lebih menyenangkan sehingga

pemahaman siswa meningkat. Jadi pembelajaran dengan penerapan model

kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi

kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri Brujul

1 tahun ajaran 2010/ 2011.

Page 108: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya.

Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tourament dapat

meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada siswa

kelas V SDN 01 Brujul, Jaten, Karanganyar ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti pada

kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata hasil belajar IPS pokok

bahasan Proklamasi kemerdekaan Indonesia peserta didik 57,625 dengan presentase

ketuntasan klasikal sebesar 45,83%, siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPS pokok

bahasan Proklamasi kemerdekaan Indonesia peserta didik 69,9 dengan presentase

ketuntasan klasikal sebesar 70,83% dan siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPS

pokok bahasan Proklamasi kemerdekaan Indonesia peserta didik 84 dengan

presentase ketuntasan klasikal sebesar 95,83%. Penerapan pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tourament dapat

dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas V sehingga

dapat meningkatkan pemahaman konsep Proklamasi kemerdekaan Indonesia.

B. Implikasi

Prosedur dan pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan

pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam

pembelajaran IPS materi Proklamsi Kemerdekaan Indonesia. Model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus yang

telah dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 16 s.d.

17 Maret 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 April s.d. 7 April 2011.

Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini

dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus

perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya.

Page 109: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini

berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya

dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I

sampai siklus II.

Pemberian tindakan dari siklus I mendeskripsikan bahwa masih terdapat

kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan

kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada pelaksanaan tindakan pada siklus

selanjutnya, yakni pada siklus II. Dari tahap perencanaan hingga tahap refleksi

terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapat peningkatan, baik dari

segi proses maupun hasil. Dari segi proses, terdapat peningkatan pada aktivitas

belajar siswa selama pembelajaran dan keterampilan guru dalam menggunakan

strategi pembelajaran untuk mengelola kelas. Dari segi hasil, terdapat peningkatan

nilai rata rata pemahaman konsep siswa dari siklus I hingga siklus II.

Penelitian ini juga memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses

dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

faktor tersebut berasal dari guru maupun siswa. Di samping itu juga dipengaruhi

oleh model pembelajaran yang digunakan. Faktor dari guru meliputi kemampuan

guru dalam mengembangkan dan menyampaikan materi, keterampilan guru dalam

menggunakan model pembelajaran, serta kemampuan guru dalam memilih dan

menggunakan media sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Faktor dari siswa meliputi perhatian, keaktifan, ketekunan, tanggung jawab, dan

kerjasama dalam diskusi kelompok siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka implikasi yang didapat dari

penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Kesimpulan yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament efektif pada pembelajaran IPS terhadap

Pemahaman konsep Proklamsi Kemerdekaan Indonesia siswa, terbukti bahwa

Teams Games Tournament dapat meningkatkan kerja sama dan kebersamaan

yang tinggi dalam memecahkan permasalahan bahan ajar dan diskusi di kelas.

Selain itu Teams Games Tournament dapat meningkatkan motivasi siswa

Page 110: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

karena adanya kompetisi dalam metode Teams Games Tournament. Model

kooperatif Teams Games Tournament membiasakan siswa untuk bekerjasama

guna mencapai tujuan tertentu dan berkompetisi dengan sehat. Hasil ini dapat

dijadikan sebagai salah satu dalam memilih metode pembelajaran yang tepat

dan dalam pembelajaran di kelas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan sebagai dasar pengembangan model kooperatif tipe

Teams Games Tournament dalam penelitian selanjutnya.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk memilih model

pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran

sehubungan dengan tujuan yang harus dicapai oleh siswa SDN 01 Brujul, Jaten,

Karanganyar.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan

oleh guru yang menghadapi masalah sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh

sebagian besar siswa. Penerapan model kooperatif tipe Teams Games

Tournament dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Dengan metode

ini, siswa mengerjakan tugas bersama-sama selanjutnya mereka berkompetisi

mewakili masing-masing kelompok. semua aspek baik dari guru maupun siswa

harus diperhatikan agar mendukung keberhasilan suatu pembelajaran.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka

ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan pemahaman

konsep Proklamsi Kemerdekaan Indonesia pada pelajaran IPS, maka dapat

disampaikan saran saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide pada

proses pembelajaran IPS materi Proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Page 111: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …eprints.uns.ac.id/5459/1/188870911201104011.pdf · pemahaman konsep proklamasi kemerdekaan indonesia SISWA KELAS V SD N BRUJUL 1 TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Tournament, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar

sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

b. Siswa hendaknya mampu bekerjasama lebih baik dan berkompetisi secara

lebih sehat pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS materi Proklamasi

kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament.

c. Siswa dapat mengaplikasikan hasil belajar pelajaran IPS materi Proklamasi

kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament dalam kehidupan sehari hari.

2. Bagi guru

a. Hendaknya guru menerapkan model kooperatif tipe Teams Games

Tournament dalam pembelajaran IPS materi Proklamsi Kemerdekaan

Indonesia.

b. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum hendaknya guru lebih

berinovasi dalam menerapkan model ataupun metode yang dikuasai

sesederhana apapun itu untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran.

c. Dalam pembelajaran IPS materi Proklamsi Kemerdekaan Indonesia guru

hendaknya kerja sama dan saling membantu dengan guru lain dalam

kelompok kerja guru sesama guru kelas V dalam menerapkan metode

kooperatif tipe Teams Games Tournament.

3. Bagi sekolah

Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan

mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat berinovasi menerapkan model

pembelajaran yang tepat pada pembelajaran, terutama model pembelajaran yang

menyenangkan misalnya model kooperatif tipe Teams Games Tournament

ataupun yang lainnya. Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan

berpengaruh pada kualitas pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi

dalam penggunaan model pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai

sesuai dengan yang diharapkan.