117
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN JAGIR 3 TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Disusun oleh SEPTRIAN HENDYS VIRDIANTO NIM. X7107074 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT

BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVMENT

DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V

SDN JAGIR 3 TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Disusun oleh

SEPTRIAN HENDYS VIRDIANTO

NIM. X7107074

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

ii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT

BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVMENT

DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V

SDN JAGIR 3 TAHUN AJARAN 2010/2011

Disusun oleh

SEPTRIAN HENDYS VIRDIANTO

NIM. X7107074

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

v

ABSTRAK

Septrian Hendys Virdianto. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN JAGIR 3 TAHUN AJARAN 2010/2011. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Oktober 2011.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat bangun ruang dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) siswa kelas V SDN Jagir 3 tahin ajaran 2010/2011.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Jagir 3. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verivikasi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang sifat bangun pada siswa kelas V SD Negeri 3 Jagir tahun ajaran 2010/2011. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata Matematika siswa 63.4 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 43.75%, siklus I nilai rata-rata Matematika siswa 63.90625 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 66%, siklus II nilai rata-rata Matematika siswa 78.0625 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 78.25% dan siklus III nilai rata-rata Matematika siswa 81.40625 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 93.75%. penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika di kelas V sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang sifat bangun ruang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

vi

ABSTRACT

Septrian Hendys Virdianto. THE INCREASING OF MATHEMATICS ACHEVEMENTS ABOUT THE SPACE CHARACTERISTIC THROUGH COOPERATIVE MODEL WITH STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TYPE IN GRADE OF JAGIR 3 STATE ELEMENTARY SCHOOL ON 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Teacher Training and Education Faculty. Sebelas maret University, October 2011.

achievement about the space characteristics through cooperative model with Student Teams-Achievement Divisions (STAD) in grade of Jagir State Elementary School on 2010/2011 academic year.

The form of this research is class action research which consists of three cycles, each cycle consists of four stages they are planning, implementation measures, observation, and reflection. As the subject of the research is the grade of Jagir State Elementary School. The techniques of the data gathering are interview, observation, test, and documentation. The analyze techniques use interactive analyze techniques which consist of three analyzing components they are data reduction, data presentation, and make conclution or verivication.

Depend on the class action research achievements which occurred in three cycles. The used of cooperative learning with Students Teams-Achievement Divisions (STAD) type can increasing the Mathematic achievement about the space characteristic in grade of Jagir State Elementary School 2010/2011 academic year. It proofed by the starting condition before the class action the average of Mathematic achievements is 63.4 with the classical completeness percentage is 43.75%, the cycle the average of Mathematic achievements is 63.90625 with the classical completeness percentage is 66%, the cycle the average of Mathematic achievements is 78.0625 with the classical completeness percentage is 78.25% and the cycle the average of Mathematic achievements is 81.40625 with the classical completeness percentage is 93.75%. The cooperative learning with Student teams-Achievement Divisions (STAD) type application in grade in which cam increasing the Mathematic achievement about the space characteristic.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

vii

MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Q.S. AlMujaadilah:11)

Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan

memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim)

Dengan bertawakal dan yakin maka apa yang kita harapkan pasti akan

tercapai. (Penulis)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

viii

PERSEMBAHAN

Dengan segala doa dan puji syukur

kehadirat Allah SWT, karya ini

kupersembahkan kepada:

Ayah dan Ibu tercinta yang

telah membesarkan dengan penuh

kasih sayang yang tak pernah lekang

oleh waktu dan selalu mendoakan,

memberikan motivasi, bimbingan

dan kasih sayang dengan tulus ikhlas

serta mendukung, menuntunku

disetiap langkahku.

Kakak-kakakku tersayang

yang banyak memberi motivasi.

Sahabat-sahabatku yang aku

sayangi terimakasih atas dukung-

annya dan motivasi yang selalu

kalian berikan.

Rekan-rekan S-1 PGSD

FKIP UNS dan Almamaterku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karuniaNya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Penelitian Hasil Belajar Matematika

Tentang Sifat Bangun Ruang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams-Achievment Divisions (STAD) Pada Siswa Kelas V SDN Jagir 3

guna memenuhi sebagai persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dalam penelitian ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada

kesempatan yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Prof. Dr.H.M. Furqon Hidayatullah,M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto.M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Drs. Ngadino Y, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penelitian ini.

6. Drs. Hartono, M.Hum selaku Pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, semangat dan bimbingan dalam penelitian ini.

7. Kepala SD Negeri Jagir 3 yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Bapak/Ibu Guru SD Negeri Jagir 3 yang banyak memberikan bantuan

dan dorongan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

x

9. Bapak dan ibu terima kasih atas doa, pengalaman hidup dan

pengorbanan yang tulus selama ini.

10. Kakak-kakakku terimakasih atas semangat dan doanya selama ini.

11. Teman-teman S-1 PGSD Kelas C angkatan 2007 terima kasih atas

kebersamaannya selama ini.

12. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Disadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga

penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat

menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, 12 Desember 2011

Peneliti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN MOTTO vii

HALAMAN PERSEMBAHAN viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 4

C. Pembatasan Masalah 4

D. Rumusan Masalah 4

E. Tujuan Penelitian 5

F. Manfaat Penelitian 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 7

1. Hasil Belajar Matematika Tentang Sifat Bangun Ruang 7

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 28

B. Hasil Penelitian yang Relevan 33

C. Kerangka Berfikir 35

D. Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 37

B. Subjek dan Objek Penelitian 37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

xii

C. Bentuk Penelitian 37

D. Strategi Penelitian ........................................................................... 38

E. Sumber Data..................................................................................... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

G. Validitas Data................................................................................... 42

H. Teknik Analisis Data........................................................................ 42

I. Indikator Kinerja .............................................................................. 44

J. Prosedur Penelitian .......................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 49

1. Deskripsi Lokasi Penelitian 49

2. Deskripsi Kondisi Awal 49

3. Deskripsi Hasil Penelitian 51

1) Siklus I ................................................................................. 51

2) Siklus II ................................................................................ 65

3) Siklus III............................................................................... 78

B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 92

BAB V SIMPULAN DAN APLIKASI SARAN

A. Simpulan 97

B. Implikasi 97

C. Saran ............................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 102

LAMPIRAN ........................................................................................... 104

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal .................................................. 50

Tabel 2. Nilai Psikomotor Siklus I Pertemuan 1 .......................................... 55

Tabel 3. Nilai Kognitif Siklus I Pertemuan 1 ............................................... 57

Tabel 4. Nilai Afektif Siklus I Pertemuan 1 ................................................. 58

Tabel 5. Nilai Psikomotor Siklus I Pertemuan 2 .......................................... 60

Tabel 6. Nilai Kognitif Siklus I Pertemuan 2 ............................................... 61

Tabel 7. Nilai Afektif Siklus I Pertemuan 2 ................................................. 63

Tabel 8. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Siklus I ...................... 64

Tabel 9. Nilai Psikomotor Siklus II Pertemuan 1 ........................................ 69

Tabel 10. Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 1 ............................................. 70

Tabel 11. Nilai Afektif Siklus II Pertemuan 1 ............................................... 72

Tabel 12 Nilai Psikomotor Siklus II Pertemuan 2 ........................................ 73

Tabel 13. Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 2 ............................................. 74

Tabel 14. Nilai Afektif Siklus II Pertemuan 2 ............................................... 76

Tabel 15. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Siklus II .................... 77

Tabel 16. Nilai Psikomotor III Pertemuan 1 .................................................. 82

Tabel 17. Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 1 ............................................ 83

Tabel 18. Nilai Afektif Siklus III Pertemuan 1 .............................................. 85

Tabel 19. Nilai Psikomotor Siklus III Pertemuan 2 ....................................... 86

Tabel 20. Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 2 ............................................ 88

Tabel 21. Nilai Afektif Siklus III Pertemuan 2 .............................................. 89

Tabel 22. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Siklus III ................... 91

Tabel 23. Nilai Rata-Rata Persentase Ketuntasan Klasikal Kondisi Awal,

Siklus I, Siklus II dan Siklus III .................................................. 94

Tabel 24. Skor Kemajuan Individu Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ........... 95

Tabel 25. Skor Kemajuan Kelompok Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ........ 96

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kubus ................................................................................... 22

Gambar 2. Kubus ................................................................................... 25

Gambar 3. Balok .................................................................................... 27

Gambar 4. Grafik Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal ............................. 50

Gambar 5. Grafik Nilai Psikomotor Siklus I Pertemuan 1 .................... 56

Gambar 6. Grafik Nilai Kognitif Siklus I Pertemuan 1 ......................... 57

Gambar 7. Grafik Nilai Afektif Siklus I Pertemuan 1 ........................... 59

Gambar 8. Grafik Nilai Psikomotor Siklus I Pertemuan 2 .................... 60

Gambar 9. Grafik Nilai Kognitif Siklus I Pertemuan 2 ......................... 62

Gambar 10. Grafik Nilai Afektif Siklus I Pertemuan 2 ........................... 63

Gambar 11. Grafik Nilai Rata-Rata Siklus I ............................................ 64

Gambar 12. Grafik Nilai Psikomotor Siklus II Pertemuan 1 ................... 69

Gambar 13. Grafik Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 1 ........................ 71

Gambar 14. Grafik Nilai Afektif Siklus II Pertemuan 1 .......................... 72

Gambar 15. Grafik Nilai Psikomotor Siklus II Pertemuan 2 ................... 73

Gambar 16. Grafik Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 2 ........................ 75

Gambar 17. Grafik Nilai Afektif Siklus II Pertemuan 2 .......................... 76

Gambar 18. Grafik Nilai Rata-Rata Siklus II ........................................... 77

Gambar 19. Grafik Nilai Psikomotor Siklus III Pertemuan 1 .................. 82

Gambar 20. Grafik Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 1 ....................... 84

Gambar 21. Grafik Nilai Afektif Siklus III Pertemuan 1 ......................... 85

Gambar 22. Grafik Nilai Psikomotor Siklus III Pertemuan 2 .................. 87

Gambar 23. Grafik Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 2 ....................... 89

Gambar 24. Grafik Nilai Afektif Siklus III Pertemuan 2 ......................... 90

Gambar 25. Grafik Nilai Rata-Rata Siklus III ......................................... 91

Gambar 26. Grafik Nilai Rata-Rata Siklus I, II, dan III........................... 94

Diagram 1. Diagram Bagan Kerangka Berpikir. ..................................... 36

Diagram 2. Diagram Bagan Strategi Penelitian. ..................................... 39

Diagram 3. Diagram Pengambilan Data ................................................. 44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Matematika Kelas V ...................................................... 104

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 106

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 125

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ........................... 144

Lampiran 5. Kisi-Kisi Lembar Soal Evaluasi ................................................. 167

Lampiran 6. Pedoman Pengamatan Aspek Psikomotor .................................. 170

Lampiran 7. Pedoman Pengamatan Aspek Afektif ......................................... 172

Lampiran 8. Daftar Nilai Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Awal ....... 176

Lampiran 9. Daftar Nilai Psikomotor Siklus I Pertemuan 1 ............................. 177

Lampiran 10. Daftar Nilai Psikomotor Siklus I Pertemuan 2 ........................... 178

Lampiran 11. Daftar Nilai Kognitif Siklus I Pertemuan 1 ................................ 179

Lampiran 12. Daftar Nilai Kognitif Siklus I Pertemuan 2 ................................ 180

Lampiran 13. Daftar Nilai Afektif Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ........................ 181

Lampiran 14. Daftar Nilai Psikomotor Siklus II Pertemuan 1 .......................... 183

Lampiran 15. Daftar Nilai Psikomotor Siklus II Pertemuan 2 .......................... 184

Lampiran 16. Daftar Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 1 ............................... 185

Lampiran 17. Daftar Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 2 ............................... 186

Lampiran 18. Daftar Nilai Afektif Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ....................... 187

Lampiran 19. Daftar Nilai Psikomotor Siklus III Pertemuan 1 ........................ 189

Lampiran 20. Daftar Nilai Psikomotor Siklus III Pertemuan 2 ........................ 190

Lampiran 21. Daftar Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 1 ............................. 191

Lampiran 22. Daftar Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 2 ............................. 192

Lampiran 23. Daftar Nilai Afektif Siklus III Pertemuan 1 dan 2...................... 193

Lampiran 24. Daftar Pembagian Tim Berdasarkan Peringkat .......................... 195

Lampiran 25. Daftar Hasil Pembagian Tim Matematika .................................. 196

Lampiran 26. Daftar Nilai Kuis Individu .......................................................... 197

Lampiran 27. Daftar Rangkuman Poin Kemajuan Tim .................................... 200

Lampiran 28. Pedoman Observasi Guru ........................................................... 201

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

xvi

Lampiran 29. Lembar Observasi Guru.............................................................. 205

Lampiran 30. Hasil Rekapitulasi Observasi Guru Siklus I,II, dan III ................ 206

Lampiran 31. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Menggunakan

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................................... 207

Lampiran 32. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Sebelum Menggunakan

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................................... 209

Lampiran 33. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Menggunakan

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................................... 211

Lampiran 34. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Menggunakan

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................................... 213

Lampiran 35. Foto kegiatan pembelajaran ........................................................ 215

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengacu kepada UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk membangun potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Soedjadi (2007:

matematika yang abstrak dapat dipelajari dengan baik apabila dalam mengajarkannya

dengan memanipulasi objek-objek abstrak matematika dengan benda konkret.

Apalagi dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek

konkret yang penerapannya perlu menggunakan alat bantu berupa benda-benda nyata

yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Alat bantu tersebut berfungsi

untuk memperjelas materi yang akan di sampaikan oleh guru sehingga lebih cepat

dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Mata pelajaran matematika selalu diasumsikan sebagai pelajaran yang sulit

dan membosankan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh sikap guru dalam menyampaikan

materi ke siswa yang lebih kepada pemberian doktrin doktrin yang kaku dan

monoton dengan metode ceramah. Selain itu, kurangnya latihan soal soal yang

bervariasi yang diberikan oleh guru, serta kurang optimalnya variasi penggunaan

media dalam pembelajaran matematika. Hasil wawancara dengan guru kelas V SDN

Jagir 3 diketahui adanya 9 siswa dari 16 siswa di SDN Jagir 3 yang memperoleh nilai

ulangan harian tentang sifat bangun ruang dengan nilai rata-rata 63.4 di bawah 65

(KKM) dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 43.75%. Selengkapnya bisa

dilihat di lampiran halaman 176. Hal tersebut dapat menyebabkan kurangnya hasil

belajar yang didapat siswa dalam pelajaran matematika. Sehingga keaktifan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

2 konsentrasi yang kurang pada saat pembelajaran dapat mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran siswa. Dengan tidak adanya minat belajar matematika, membuat hasil

belajar matematika siswa kelas V SDN Jagir 3 Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi

menurun.

Untuk itu guru hendaknya menerapakan model pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa dengan mengadakan interaksi antara guru-siswa dan siswa-

siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model kooperatif

tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang

mengelompokkan berbagai tingkat kemampuan yang melibatkan pengakuan tim dan

Djumbadi, 2009: 51). Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah

bagian dari model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu model pembelajaran

yang dikembangkan oleh R.E Slavin. Metode ini sebagai salah satu tipe kooperatif

yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling

memotivasi dan saling membantu dalam munguasai materi pelajaran guna mencapai

hasil belajar yang maksimal. Metode pembelajaran ini merupakan teori belajar

kognitif, dalam hal ini para guru berfungsi sebagai fasilitator dan bukan sebagai

pemberi informasi. Guru cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar kondusif

bagi para siswa. Menurut teori ini siswa akan lebih mudah menemukan pengertian

akan konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat membicarakan masalah tersebut

dengan temannya.

Menurut R.E Slavin (2009: 143-146), Student Teams-Achievement Divisions

(STAD) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif paling sederhana.

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) terdiri atas lima komponen utama

yaitu :1. Presentasi kelas, 2. Tim, 3. Kuis, 4. Skor Kemajuan Individual, 5. Rekognisi

Tim. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) yaitu:

a. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-

masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

3

heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang

dan rendah).

b. Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik kemudian saling

membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar

anggota sesama anggota tim.

c. Secara individual atau tim, tiap minggu atau setiap dua minggu guru

mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik

yang telah dipelajari.

d. Tiap siswa dan tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar dan

kepada siswa secara individu atau tim yang meraih hasil nilai tinggi atau

memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau

semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau

standar tertentu.

Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah

siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. (Isjoni,

2009: 17) cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke

dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan

maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok

tersebut.

Materi bangun ruang merupakan salah satu materi dalam pelajaran

matematika. Materi ini dianggap cukup sulit oleh sebagian besar siswa karena di

dalam pengerjaannya dibutuhkan suatu pemahaman dan ketelitian. Suryadi dalam

Isjoni (2009: 12) meneliti bahwa pada pembelajaran Matematika, salah satu model

pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah

cooperative learning. Oleh sebab itu, diperlukan cara yang mudah untuk

menyampaikan bahan pelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) diharapkan bisa memotivasi siswa

untuk lebih siap belajar matematika tanpa ada rasa takut untuk mempelajarinya.

Siswa diharapkan dapat melatih dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dan

berinteraksi dengan siswa lain dalam suasana yang menarik. Model kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat membentuk aktivitas sosial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

4 siswa di dalam kelas. Maka dari itu, siswa diharapkan akan lebih mudah dalam

memahami pelajaran sehingga kemampuan dalam mengidentifikasi sifat bangun

ruang akan lebih meningkat.

Dengan latar belakang seperti di atas, peneliti akan melaksanakan penelitian

Hasil Belajar Matematika Tentang Sifat

Bangun Ruang melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD) pada Siswa Kelas V SDN Jagir 3 tahun ajaran

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang siswa kelas V SDN Jagir 3 yang telah

diuraikan di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai

berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar masih satu arah sehingga keaktifan dan kreatifitas

siswa kurang berkembang secara optimal.

2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru.

3. Guru masih menggunakan pembelajaran konvensional yang cenderung

membosankan.

4. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal sifat bangun ruang kurang.

5. Rendahnya nilai hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang.

6. Belum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD) pada tentang sifat bangun ruang.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji dapat

terarah dan mendalam, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai

berikut:

1. Rendahnya nilai hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang.

2. Belum adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD) pada tentang sifat bangun ruang.

D. Rumusan Masalah

Agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar maka

masalah yang ada dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

5 1. Apakah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika

tentang sifat bangun ruang pada siswa kelas V SDN Jagir 3 tahun ajaran

2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas V di SDN

Jagir 3 tahun ajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang

melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment

Divisions (STAD) pada siswa kelas V SDN Jagir 3 tahun ajaran 2010 / 2011.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan

masalah peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang

dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams-Achievment

Divisions (STAD).

b. Penelitian ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan bagi peneliti

yang akan datang yang akan melakukan penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Mampu meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.

2) Siswa lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

3) Hasil belajar yang dicapai siswa diharapkan meningkat.

4) Meningkatkan aktivitas sosial siswa saat mengikuti pelajaran di dalam

kelas.

b. Bagi Guru

1) Lebih mudah dalam menyampaikan bahan ajar untuk siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

6

2) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang

akan digunakan dalam memberikan pelajaran.

3) Memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment Divisions

(STAD) sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar

matematika.

4) Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan serta kemampuan guru

sebagai peneliti dan supaya guru memperbaiki strategi pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

1) Dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan SDN Jagir 3

Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi.

2) Dapat mengembangkan kualitas peserta didik sekolah.

3) Dapat dijadikan sebagai acuan untuk Kepala Sekolah agar lebih aktif

dalam pengawasan dan pembinaan guru dalam pengelolaan kelas

sehingga meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Matematika Tentang Sifat Bangun Ruang

a. Pengertian Hasil Belajar

Abdurrahman (2003: 37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Reigeluth

dalam Uno (2007: 137) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah semua efek

yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu

metode di bawah kondisi yang berbeda.

Gagne (1992: 43-49) menjelaskan bahwa

human beings and in their capabilities for particular behaviors take place

yang artinya

hasil belajar merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu yang

diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel bawaannya melalui perlakuan

pengajaran tertentu. Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni

Keterampilan intelektual (intellectual skill), Strategi kognitif (cognitive

strategies), Informasi verbal/lisan (verbal information), Keterampilan motoris

(motor skills), dan Sikap (attitude).

1) Keterampilan intelektual (intellectual skill), intellectual skill enable individuals

to interract with their environment in terms of symbols or conceptualizations.

Keterampilan intelektual memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan

lingkungannya dalam bentuk simbol-simbol maupun konseptualisasi.

2) Strategi kognitif (cognitive strategies), cognitive strategies are special and

very important kind of skills. They are the capabilities that govern the

own learning, remembering, and thinking behavior. Strategi

kognitif merupakan jenis keterampilan yang istimewa dan sangat penting.

Strategi-strategi tersebut yaitu kemampuan yang menentukan pembelajaran

individu itu sendiri, mengingat, dan tingkah laku berpikir.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

8 3) Informasi verbal/lisan (verbal information), verbal information is the kind of

knowledge we are able to state. It is knowing that, or declarative knowledge.

Informasi verbal/lisan merupakan jenis pengetahuan yang memungkinkan kita

untuk menyatakan sesuatu. Informasi tersebut yaitu mengetahui sebab, atau

pengetahuan untuk menyatakan sesuatu.

4) Keterampilan motoris (motor skills another kind of capability we expect

human beings to learn is a motor skill (Fitts and Posner, 1967; Singer, 1980) ...

a motor skill is one of the most obvious kinds of human capabilities. Fitts and

Posner, 1967; Singer, 1980 dalam Gagne (1992: 47) menyatakan bahwa jenis

kemampuan yang lain yang kami harapkan untuk dipelajari oleh umat manusia

adalah keterampilan motoris ... keterampilan motoris adalah satu yang paling

nyata dari sekian banyak jenis kemampuan manusia.

5) Sikap (attitude), considered as a human capability, an attitude is a persisting

Sebagai kemampuan

manusia, sikap merupakan pernyataan yang mengubah pilihan individu untuk

bertindak.

Bloom, dkk dalam Winkel (2005: 272-276) mengklasifikasikan hasil

belajar menjadi 3 ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik.

1) Ranah kognitif (cognitive domain) berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yakni:

a) Pengetahuan (knowlegde), mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah

dipelajari dan disimpan dalam ingatan. hal-hal itu dapat meliputi fakta,

kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang

disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk

ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).

b) Pemahaman (comprehension), mencakup kemampuan untuk menangkap

makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini

dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan; mengubah

data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus

matematika kedalam bentuk kata-kata; membuat perkiraan tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

9

kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik.

Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan 1

(pengetahuan)

c) Penerapan (application), mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu

kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang konkret dan

baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada

persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada

pemecahan problem baru. kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada

kemampuan 2 (pemahaman), karena memahami suatu kaidah belum tentu

membawa kemampuan untuk menerapkannya terhadap suatu kasus atau

problem baru.

d) Analisis (analisys), mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan

kedalam begian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya

dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam

penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar,

bersama dengan hubungan/relasi antara semua bagian itu. Kemampuan

ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan 3 (penerapan), karena

sekaligus harus ditangkap adanya kesamaan dan adanya perbedaan antara

sejumlah hal.

e) Sintesis (synthesis), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain,

sehingga terciptakan suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini

dinyatakan dalam membuat suatu rencana, seperti penyusunan satuan

pelajaran atau proposal penelitian ilmiah, dalam mengembangkan suatu

skema dasar sebagai pedoman dalam memberikan ceramah dan lain

sebagainya. Kemampuan ini setingkat lebih daripada kemampuan 4

(analisis), karena dituntut kriteria untuk menemukan pola dan struktur

organisasi.

f) Evaluasi (evaluation), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan

pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

10 2) Ranah afektif (affective domain) berkenaan dengan sikap menurut Kratwohl,

Bloom, dkk dalam winkel (2005: 276-278) terdiri dari lima aspek yakni:

a) Penerimaan (receiving), mencakup kepekaan akan adanya suatu

perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti

buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.

b) Partisipasi (responding), mencakup kerelaan untuk memperhatikan

secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

c) Penilaian/penentuan sikap (valuing), mencakup kemampuan untuk

memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan

penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap: menerima, menolak atau

mengabaikan; sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan

konsisten dengan sikap batin.

d) Organisasi (organization), mencakup kemampuan untuk membentuk

suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai:

mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan, mana yang tidak

begitu penting.

e) Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex),

mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan

sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan

menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

3) Ranah psikomotorik (Psychomotoric Domain) berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Menurut Simpson ada tujuh aspek

psikomotorik yakni:

a) Persepsi (perception), mencakup kemampuan untuk mengadakan

diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan

pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing

rangsangan.

b) Kesiapan (set), mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya

dalam keadaan akan memulai sustu gerakan atau rangkaian gerakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

11

c) Gerakan terbimbing (guided response), mencakup kemampuan untuk

melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang

diberikan (imitasi).

d) Gerakan yang terbiasa (mechanical response), mencakup kemampuan

untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena

sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang

diberikan.

e) Gerakan yang kompleks (complex response), mencakup kemampuan

untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa

komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien.

f) Penyesuaian pola gerakan (adjustment), mencakup kemampuan untuk

mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan

kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan

yang telah mencapai kemahiran.

g) Kreativitas (creativity), mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka

pola gerak yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di

sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai

isi bahan pengajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pencapaian perubahan perilaku yang

cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses

belajar yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ngalim Purwanto (2002: 107) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar meliputi: a. Faktor dari luar, meliputi: lingkungan dan

instrumental; Faktor dari dalam, meliputi fisiologis dan psikologis. Dari faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Faktor dari luar

a) Faktor lingkungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

12

Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial.

b) Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaannya dan penggunaannya

sudah direncanakan sebelumnya, untuk menunjang proses pembelajaran

sesuai dengan hasil belajar yang di harapkan seperti kurikulum/bahan

pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi/ manajemen.

2) Faktor dari dalam

a) Faktor fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya seperti kondisi fisik dan panca indera.

Kondisi fisik akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Kondisi fisik

yang sehat, segar akan mudah menerima informasi dari guru.

b) Faktor psikologis

Setiap manusia pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-

beda, karena perbedaan itu juga mempengaruhi hasil belajar. Faktor

psikologis yang dianggap berpengaruh terhadap hasil belajar adalah :

(1) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap hasil

belajar seseorang. Apabila seseorang belajar pada bidang yang sesuai

dengan bakatnya, maka kemungkinan berhasilnya akan lebih besar.

(2) Minat

Kalau seseorang tidak berminat mempelajari sesuatu, tidak dapat

diharapkan akan berhasil dengan baik, sebaliknya bila seseorang

berminat untuk mempelajari sesuatu maka hasilnya akan baik.

(3) Kecerdasan

Kecerdasan besar peranannya dalam menentukan berhasil tidaknya

seseorang mempelajari sesuatu. Orang yang cerdas pada umumnya

lebih mampu belajar, daripada orang yang kurang cerdas. Kecerdasan

sesorang biasanya dapat diukur dengan menggunakan alat tertentu,

sedangkan hasilpengukran dinyatakan dengan angka yang

menunjukkan perbandingan kecerdasan, yang terkenal dengan sebutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

13

(4) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untuk belajar.

(5) Kemampuan kognitif

Tujuan belajar meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Namun pada umumnya pengukuran kognitif lebih

diutamakan dalam rangka menentukan keberhasilan belajar di sekolah.

Karena itu, kemampuan kognitif merupakan faktor penting dalam

belajar siswa.

Menurut Nana Sudjana (1989: 39-

dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang

datang dari luar

siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Di samping itu faktor kemampuan

yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan

perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik

dan psikis. Sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih masih tergantung pada

lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi

hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas

pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar

dalam mencapai tujuan pengajaran.

Caroll dalam Nana Sudjana (1989: 40) berpendapat bahwa hasil belajar

yang dicapai siswa di pengaruhi oleh lima faktor, yakni (a) bakat belajar, (b)

waktu yang tersedia untuk belajar, (c) waktu yang diperlukan peserta didik untuk

menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan (e) kemampuan

individu.Empat faktor yang disebut di atas (a, b, c, e) berkenaan dengan

kemampuan individu dan faktor (d) adalah faktor di luar individu (lingkungan).

Dari berbagai pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor

yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu yang berasal dari dalam

peserta didik seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, kecerdasan,

kemampuan kognitif, faktor psikis dan fisik, kebiasaan belajar, ketekunan, sosial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

14 dan ekonomi sedangkan faktor dari luar diri peserta didik seperti lingkungan dan

instrumental.

c. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang

berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut

wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri

utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau

pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga

kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten

(arinimath.blogspot.com/2008/02/definisimatematika.html,06/01/2010).

Matematika adalah simbol ilmu deduktif yang tidak menerima

pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang dapat

didefinisikan, ke postulat dan selanjutnya ke dalil. (Ruseffendi dalam Heruman,

2007: 1)

Menurut Jonson & Rising dalam Aji Apriyanto (http://www.ajipriyanto.

co.cc.html) Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat

atau teori dibuat secara deduktif berdasarkan pada unsur yang didefinisikan,

aksioma, teori yang telah dibuktikan kebenarannya. Dengan kata lain matematika

merupakan suatu bahasa yang dilukiskan dengan bilangan atau simbol tertentu

yang didefinisikan dengan cermat dan jelas.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan soal

hitung menghitung antara bilangan dan proses operasional yang digunakan dalam

menyelesaikan masalah.

d. Tujuan Mata Pelajaran Matematika

Standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun dan hubungan

antarbangun dan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang

matematika dalam penelitian ini disusun sebagai landasan pembelajaran untuk

mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk

mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

15 masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol,

tabel,diagram, dan media lain. Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat, dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Menurut Asep Jihad (2008: 153) mengemukakan bahwa matematika

memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1) Menggunakan algoritma atau prosedur pekerjaan.

2) Melakukan manipulasi secara matematika.

3) Mengorganisasikan data.

4) Memanfaatkan simbol, tabel, diagram dan grafik.

5) Mengenal dan menemukan pola.

6) Menarik kesimpulan.

7) Membuat kalimat atau model matematika.

8) Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang.

9) Memahami pengukuran dan satuan-satuannya.

10) Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

16

Standar kompetensi lintas kurikulum merupakan kecakapan hidup dan

belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh siswa melalui

pengalaman belajar. Standar kompetensi lintas kurikulum adalah sebagai berikut:

1) Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling

menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya.

2) Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan

mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan

orang lain.

3) Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik-teknik, pola,

struktur, dan hubungan.

4) Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan

dari berbagai sumber.

5) Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi,

dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk

mengambil keputusan yang tepat.

6) Berpatisipasi, berinteraksi, dan berkontributif aktif dalam masyarakat dan

budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan

historis.

7) Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta

menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju

masyarakat beradab.

8) Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan

peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

9) Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan

bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi dasar mata pelajaran

matematika pada penelitian ini adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun

ruang.

Oleh karena itu hasil-hasil pembelajaran akan nampak pada kemampuan

berpikir yang matematis dalam diri peserta didik, yang bermuara pada

kemampuan menggunakan matematika sebagai bahasa dan alat dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

17 e. Fungsi Matematika

Menurut Cornelius dalam Abdurrahman (2003: 253) mengemukakan

perlunya matematika diajarkan kepada peserta didik karena matematika:

1) Sarana belajar yang jelas dan logis.

2) Sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

3) Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.

4) Sarana untuk mengembangkan kreatifitas.

5) Sarana untuk mengembangkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Asep Jihad (2008: 153) menyebutkan bahwa matematika memiliki 2

fungsi utama, yaitu:

1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan

dan simbol.

2) Mengembangkan ketajaman penalaran yang dapat memperjelas dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Cockroft dalam Abdurrahman (2003: 23) matematika perlu

diajarkan kepada peserta didik karena memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu:

1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan.

2) Semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat.

4) Dapat digunakan dalam menyajikan informasi dengan berbagai cara.

5) Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran, keruangan

dan fungsi memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

menantang.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa fungsi

matematika yaitu untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan bernalar dengan menggunakan bilangan dan

simbol-simbol, serta dapat berfikir logis, analitis, kritis, mengembangkan

kreatifitas, dan dapat meningkatkan kemampuan dalam usaha memecahkan

masalah yang menantang, yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan

permasalahan sehari-hari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

18

Dalam evaluasi pembelajaran matematika mengidentifikasi sifat-sifat

bangun ruang kubus dan balok untuk mendapatkan hasil belajar. Untuk

mendapatkan hasil belajar tersebut melalui proses menggunakan berbagai teknik

penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan

bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik.

f. Evaluasi Pembelajaran Matematika

Proses memperoleh data proses dan hasil belajar pendidik dapat

menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan

kompetensi yang dinilai. Menurut pedoman umum Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) dalam Endang Poerwanti (2008: 26-27), teknik penilaian

yang dapat digunakan secara komplementer ataupun sendiri-sendiri sesuai dengan

kompetensi yang akan dinilai antara lain:

1) Tes Kinerja

Tes Kinerja dalam hal ini adalah berbagai jenis tes yang dapat berbentuk tes

keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes simulasi, uji petik kerja, dan

sebagainya. Melalui tes kinerja ini peserta didik mendemonstrasikan unjuk

kerja sebagai perwujudan kompetensi yang telah dikuasainya.

2) Demonstrasi

Teknik demonstrasi dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data

kuantitatif dan kualitatif sesuai kompetensi yang dinilai.

3) Observasi

Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar dapat

dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen

yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar

peserta didik, maupun observasi informal yang dapat dilakukan oleh pendidik

tanpa menggunakan instrumen.

4) Penugasan

Penugasan adalah bentuk evaluasi yang dapat dilakukan dengan model

proyek yang berupa sejumlah kegiatan yang dirancang, dilakukan dan

diselesaikan oleh peserta didik di luar kegiatan kelas dan harus dilaporkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

19

baik secara tertulis maupun lisan. Penugasan ini dapat pula berbentuk tugas

rumah yang harus diselesaikan peserta didik.

5) Portofolio

Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam

karya tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan

belajar dan prestasi siswa.

6) Tes tertulis

Tes tertulis merupakan teknik penilaian yang banyak digunakan oleh

pendidik, adalah tes yang bisa berupa tes dengan jawaban pilihan atau isian,

baik pilihan ganda benar salah ataupun menjodohkan, serta tes yang

jawabannya berupa isian ataupun uraian.

7) Tes lisan

Tes dapat pula berupa tes lisan, yaitu tes yang dilaksanakan melalui

komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan satu atau

beberapa penguji. Pertanyaan ataupun jawabannya disampaikan secara

langsung atau spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan

pedoman penskoran.

8) Jurnal

Jurnal pada dasarnya merupakan catatan siswa selama berlangsungnya proses

pembelajaran, sehingga jurnal berisi deskripsi proses pembelajaran dengan

kekuatan dan kelemahan siswa terkait dengan kinerja ataupun sikap.

9) Wawancara

Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam yang

diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek

kepribadian peserta didik.

10) Inventori

Inventori adalah skala psikologis yang digunakan untuk mengungkap sikap,

minat dan persepsi peserta didik terhadap obyek psikologis, ataupun

fenomena yang terjadi, antara lain berupa skala Likert dan sebagainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

20 11) Penilaian diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian yang digunakan agar peserta didik

dapat mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri dalam berbagai hal.

12) Penilaian antar Teman (penilaian sejawat)

Penilaian antar teman ini dilakukan dengan meminta siswa mengemukakan

kelebihan dan kekurangan teman dalam berbagai hal. Penilaian ini dapat pula

berupa sosiometri untuk mendapat informasi anak-anak yang favorit dan

anak-anak yang terisolasi dalam kelompoknya.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) matematika standar kompetensi memahami sifat-sifat bangun

dan hubungan antarbangun kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun

ruang materi sifat bangun ruang ini menggunakan teknik penilaian tes tertulis

yang berupa isian dalam mengerjakan soal evaluasi individu pada siklus 1

pertemuan 1, siklus 1 pertemuan 2, siklus 2 pertemuan 1, siklus 2 pertemuan 2,

siklus 3 pertemuan 1, dan siklus 3 pertemuan 2.

Dalam dunia pendidikan, kegiatan evaluasi sering digunakan karena

selama satu periode pendidikan berlangsung, guru perlu mengevaluasi hasil suatu

prestasi yang telah dicapai baik oleh pihak pendidik maupun oleh pihak yang

dididik. Hal ini dapat dirasakan dalam semua bentuk dan jenis pendidikan, baik

pendidikan formal, non formal maupun informal. Evaluasi berasal dari bahasa

Inggris evaluation rever to act or process to determining the

(Wand and Brown, 1957: 1).

Jadi evaluasi mengacu pada suatu tindakan atau proses untuk

menentukan nilai sesuatu. Sedangkan Witherington (1950: 241) mengemukakan

bahwa aration that something has or does not have

Dalam hal ini evaluasi merupakan menentukan apakah sesuatu itu

mempunyai atau tidak mempunyai nilai.

Dari kedua rumusan di atas ada dua pokok yang harus diperhatikan,

yaitu: Pertama, bahwa evalusai merupakan suatu tindakan. Tindakan yang

dimaksud adalah tindakan yang dilakukan oleh seiring evaluator terhadap suatu

peristiwa atau kejadian. Tindakan itu mengandung maksud untuk memberikan arti

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

21 atau makna dari kejadian itu sehingga dapat diproses lebih lanjut. Tindakan

tersebut dilakukan atas dasar obyektivitas dan integritas. Hal ini dimaksudkan

agar hasil yang diperoleh dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak. Kedua,

bahwa evaluasi dimaksudkan untuk menentukan nilai sesuatu. Dari hasil evaluasi

dapat ditentukan apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain,

evaluasi dapat menunjukkan kualitas sesuatu. Hasil evaluasi akan lebih baik

apabila sudah diadakan pengukuran-pengukuran sebelumnya karena dalam

pengukuran itulah dapat ditentukan alat dan teknik apa yang hendak ditiru, yang

sudah barang tentu didasarkan atas pemikiran dan pertimbangan yang tepat dan

akurat. Dari pengukuran ini dapat diperoleh data-data kasar. Kemudian dengan

kriteria-kriteria tertentu akan ditentukan nilai atau kualitas sesuatu itu. Nilai

mempunyai manfaat tersendiri karena dengan nilai dapat untuk membandingkan

kemampuan siswa satu dengan siswa lainnya.

g. Sifat Bangun Ruang

1) Sifat-sifat Bangun Ruang

a) Kubus

(1) Pengertian Kubus

Buchori (2007: 66) mengemukakan bahwa kubus adalah

suatu bangun ruang yang istimewa karena mempunyai panjang

rusuk yang sama. Oleh karena itu, volume kubus dijadikan

sebagai pendamping dengan bangun ruang lain. Menurut RJ.

Soenarjo (2008: 233) Kubus adalah prisma siku-siku khusus.

Semua sisinya berupa persegi atau bujursangkar yang sama.

Muchtar Abdul Karim (2008: 3.7) kubus adalah suatu

prisma siku-siku yang semua sisinya dibatasi oleh bujursangkar.

Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah

sisi berbentuk persegi kongruen yang berbentuk persegi yang

akan membatasi kubus, posisinya adalah: sisi alas, sisi depan, sisi

atas, sisi belakang, sisi kanan, dan sisi kiri.

(http://www.edukasi.net.).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

22

Gambar 1 (kubus)

(2) Unsur-Unsur Kubus

Dalam http://www.edukasi.net dijelaskan bahwa unsur-

unsur kubus adalah :

(a) Sisi/Bidang

Dari Gambar 1.1 terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi

yang semuanya berbentuk persegi, yaitu ABCD (sisi bawah),

EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), CDHG (sisi belakang),

BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping kanan).

(b) Rusuk

Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang

kubus dan terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus.

Coba perhatikan kembali Gambar 1.1 kubus ABCD,EFGH

memiliki 12 rusuk, yaitu AB, BC,CD, DA, EF, FG, GH, HE,

AE, BF, CG, dan DH.

(c) Titik Sudut

Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk.

(d) Diagonal Bidang

Diagonal sisi/bidang adalah ruas garis yang menghubungkan

dua titik sudut berhadapan pada sebuah sisi kubus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

23

(e) Diagonal Ruang

Diagonal ruang sebuah kubus adalah ruas garis yang

menghubungkan dua titik sudut berhadapan dalam kubus.

Diagonal ruang kubus berpotongan di tengah-tengah kubus.

Terdapat 4 buah diagonal ruang pada sebuah kubus dengan

panjang sama.

(f) Bidang Diagonal

(g) Bidang diagonal kubus adalah bidang yang memuat dua

rusuk berhadapan dalam suatu kubus. Bidang diagonal kubus

berbentuk persegi panjang. Terdapat 6 buah bidang diagonal,

yaitu : ACGE, BDHF, CDEF, BCHE.

(3) Sifat-Sifat Kubus

Menurut Suwarto (2007: 29) kubus mempunyai beberapa sifat,

yakni :

(a) Mempunyai 6 bidang sisi yang sama luas

(b) Mempunyai 12 rusuk

(c) Mempunyai 8 titik sudut

(d) Semua sudutnya siku-siku

Buchori (2007: 126) berpendapat bahwa kubus memiliki sifat

sebagai berikut :

(a) Bidang alas dan bidang atas kongruen

(b) Bidang tegak berbentuk persegi

(c) Rusuk-rusuknya sama panjang

Untuk memahami sifat-sifat kubus Crayonpedia

(http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Ruang_6.jpg)

menyatakan bahwa sifat kubus adalah sebagai berikut:

(a) Semua sisi kubus berbentuk persegi.

(b) Semua rusuk kubus berukuran sama panjang.

(c) Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang

sama panjang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

24

(d) Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama

panjang.

(e) Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegi

panjang.

(4) Langkah-langkah menggambar kubus

(a) Gambarlah sebuah persegi, misalkan persegi ABFE yang

berperan sebagai sisi depan. Bidang ABFE ini disebut

sebagai bidang frontal, artinya bidang yang dibuat sesuai

dengan bentuk sebenarnya.

(b) Buatlah ruas garis yang sejajar dan sama panjang dari setiap

sudut persegi yang telah dibuat sebelumnya. Panjang ruas-

ruas garis tersebut kurang lebih setengah dari panjang sisi

persegi dengan kemiringan kurang lebih 45o.

(c) Garis AD digambar putus-putus, ini menunjukkan bahwa

ruas garis tersebut terletak di belakang persegi ABFE.

(d) Buat persegi dengan cara menghubungkan ujung-ujung ruas

garis yang telah dibuat sebelumnya. Beri nama persegi

CDHG. Persegi tersebut berperan sebagai sisi belakang dari

kubus yang akan dibuat. Gambar tersebut, terlihat bahwa sisi

atas, sisi bawah, dan sisi samping digambarkan berbentuk

jajargenjang. Bidang seperti ini disebut bidang orthogonal,

artinya bidang yang digambar tidak sesuai dengan keadaan

sebenarnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

25

Gambar 2 (kubus)

Keterangan:

(1) A,B,C,D,E,F,G,H adalah titik sudut

(2) AB=BC=CD=DA=AE=EF=FB=FG=CG=GH=GF=EH

adalah rusuk yang sama panjang

(3) ABEF=BCGF=CDGH=ADEH=ABCD=EFGH disebut

bidang sisi

(4) BG=CF=AF=BE=AH=DE=DG=CH=AC=BD=EG=FH

adalah diagonal ruang

(5) HB=DF=CE=AG adalah diagonal ruang

(6) ACGE=BDHF adalah bidang diagonal

b) Balok

(1) Pengertian Balok

Balok adalah salah satu bangun ruang yang berbentuk

prisma tegak. (Buchori, 2007: 66). Sedangkan Clara Ika Sari

(2009: 3.26) menjelaskan bahwa balok adalah suatu bangun ruang

yang dibatasi oleh enam buah sisi berupa persegi panjang yang

masing-masing sisi berhadapannya kongruen.

Muchtar Abdul Karim (2008: 3.7) balok adalah prisma

siku-siku yang sisi-sisi sejajarnya berbentuk persegipanjang.

Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam buah

sisi berbentuk persegi panjang yang sisi berhadapannya kongruen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

26

Balok mempunyai unsur yang sama dengan kubus tetapi dalam

balok panjang rusuknya tidak selalu sama panjangnya.

(http://www.e-dukasi.net).

(2) Sifat-sifat Balok

Buchori (2007: 126) berpendapat bahwa balok memiliki

sifat sebagai berikut:

(a) Bidang alas dan bidang atas kongruen

(b) Bidang tegak berbentuk persegi panjang

(c) Rusuk-rusuk tegak sama panjang dan sejajar

Menurut Suwarto (2007: 30) balok mempunyai beberapa

sifat, yakni:

(a) Mempunyai 6 bidang sisi

(b) Mempunyai 12 rusuk

(c) Mempunyai 8 titik sudut

(d) Semua sudutnya siku-siku

(e) Bidang sisi yang berhadapan sama luas

Crayonpedia (http://www.crayonpedia.org/me/Berkas:

Ruang_6.jpg)mengungkapkan bahwa sifat balok adalah sebagai

berikut:

(a) Sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang

(b) Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang.

(c) Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki

ukuran sama panjang.

(d) Setiap diagonal ruang balok memiliki ukuran sama panjang.

(e) Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi

panjang.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

27

Gambar 3 (balok)

Keterangan:

(1) A,B,C,D,E,F,G,H adalah titik sudut

(2) AB=CD=EF=GH merupakan rusuk panjang

(3) AD=BC=EH=FG disebut rusuk lebar

(4) AE=BF=CG=DH adalah rusuk tinggi

(5) ABEF=CDGH, ABCD=EFGH, ADEH=BCFG disebut

bidang sisi

(6) BG=CF, AF=BE, AH=DE, DG=CH, AC=BD, EG=FH adlah

diagonal bidang

(7) HB=CE, DF=AG adalah diagonal ruang

(8) ACGE=BDHF adalah bidang diagonal

(3) Langkah-langkah menggambar balok

(a) Gambarlah sebuah persegi panjang, misalkan persegi panjang

ABFE yang berperan sebagai sisi depan.

(b) Buatlah ruas garis yag sejajar dan sama panjang dari setiap

sudut persegi panjang yang telah dibuat sebelumnya dengan

kemiringan kurang lebih 45o.

(c) Garis AD digambar putus-putus, ini menunjukkan bahwa

ruas garis tersebut terletak di belakang persegi panjang

ABFE.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

28

(d) Buat persegi panjang dengan cara menghubungkan ujung-

ujung ruas garis yang telah dibuat sebelumnya. Beri nama

persegi panjang CDHG.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams-Achievment Divisions

(STAD)

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Mills dalam Agus Suprijono (2009: 45) mengatakan bahwa,

sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan

Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan

pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Menurut Arends dalam Agus

Suprijono (2009: 46), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas. Sedangkan menurut Agus Suprijono

(2009: 45), model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas.

Joyce dalam Agus suprijono (2009: each model guides

us as we design instruction to help students achieve various object Bahwa setiap

model pembelajaran dapat menuntun kita untuk membuat perencanaan untuk

membantu siswa dalam menerima bermacam-macam materi pembelajaran. Model

pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan para guru dalam merencanakan aktivitas pembelajaran.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola yang dirancang untuk merencanakan suatu

pembelajaran yang didalamnya terdapat tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap

yang dilaksanakan dalam pembelajaran sampai pengelolaan kelas sehingga siswa

mencapai tujuan pembelajaran melalui model pembelajaran yang telah ditentukan.

Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

29 b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1985) dalam Isjoni pembelajaan kooperatif adalah suatu

model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok

heterogen. Sedangkan menurut Anita Lie (2000) dalam Isjoni (2008: 23),

menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong,

yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada pada peserta didik

untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan paham konstruktivisme. Hal ini sejalan dengan konstruktivisme

Vygotsky (Agus Suprijono, 2009: 55), menekankan bahwa pengetahuan dibangun

dan dikontruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris.

Dukungan teori Vygotsky terhadap model pembelajaran kooeratif adalah

penekanan belajar sebagai proses dialog interaktif. Pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita Lie dalam Agus Suprijono,

(2009: 55), model pembelajaran kooperatif didasarkan pada falsafah homo homini

socius, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sedangkan Piaget dalam Agus

Suprijono (2009: 55) berpendapat: dalam pendekatan kontruktivisme, peserta

didik mengonstruksikan pengetahuan dengan mentransformasikan,

mengorganisasikan, dan mereorganisasikan pengetahuan dan informasi

sebelumnya. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa diharapkan dapat bekerja

sama, berinteraksi, saling tolong-menolong, dan saling menstransformasikan

masing-masing pengetahuan baik yang dimiliki sebelumnya atau hasil yang

didapat dalam kelompok sosial yang telah ditentukan oleh guru.

c. Student Teams-Achievment Divisions (STAD)

Ibrahim, dkk (2000: 20) menyatakan bahwa Student Teams-Achievment

Divisions (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada

belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap

minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa di dalam satu kelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

30 tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang yang setiap

kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari

berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota tim

menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk

menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain

untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis satu sama lain dan atau

melakukan diskusi setiap individu.

The cooperative learning techniques used in his study was the Student

STAD has been described as the simplest of a group of cooperative learning

technique referred to as Student Team Learning Methods. In a STAD approach

student are assigned to four or five member teams reflecting a heterogeneous

grouping of high, average, and low achieving student of diverse ethnic

backgrounds and different genders. Each weeks, the teacher new materials

through a lectures, class discussions, or some form of a teacher presentation.

Team members then collaborate on worksheet designed to expand and reinforce

the material taught by the teacher. Team members may (a) work on the worksheet

in pairs, (b) take turns quizzing each others, (c) discus problems as a group, or

(d) use whatever strategies they which to learn the assigned materials. Each team

will then receive answer sheets, making clear to the students that their task is to

learn the concepts not simply fill out the worksheets. Team members are

instructed that their task is not completeuntil all team members understand the

assigned materials. Pembelajaran kooperatif dengan model STAD yang

dikembangkan oleh Robert E Slavin (1986). STAD merupakan model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dalam suatu kelas tertentu

dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah

heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,

memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setiap minggu, guru

memperkenalkan materi baru melalui ceramah, diskusi atau metode yang lain.

Anggota tim kemudian bekerja sama memberikan penjelasan materi yang

diberikan oleh guru. Anggota tim bekerja secara berpasangan, kuis, diskusi, atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

31 menggunakan materi apa saja untuk mempelajari materi yang diberikan. Tiap tim

menerima jawaban dari yang lain, untuk mempelajari konsep yang sulit. Tiap

anggota memperkenalkan materi yang diberikan sampai semua anggota

mengerti.(http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3823/is_199804/ai_n8783828/pr

int).

Menurut Slavin (2009: 143-146) STAD merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD terdiri atas lima komponen

utama yaitu:

1) Presentasi Kelas. Materi dalam STAD pertama-tama dalam presentasi di

dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering

dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi juga bisa

memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan

pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut benar-benar berfokus

pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka

harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena

dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan

skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2) Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian

dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi

utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar

belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya

untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan

materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi

lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan

permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap

kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.

3) Kuis. Setelah sekitar satu atau dua periode, setelah guru memberikan

presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim. Para siswa

mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling

membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab

secara individual untuk memahami materinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

32 4) Skor Kemajuan Individual. Gagasan di balik skor kemajuan individual adalah

untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai

apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik

daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang

maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa dapat

melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Para siswa

mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat di mana skor kuis

mereka (presentase yang benar) melampaui skor awal mereka:

Skor kuis poin kemajuan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

10 - 1 poin di bawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

5) Rekognisi Tim. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan

yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai criteria tertentu. Skor tim

siswa dapat juga dipergunakan untuk menentukan dua puluh persen dari

peringkat mereka.

Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima

tahapan yang meliputi: 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3)

tahap tes individual, 4) tahapa perhitungan skor perkembangan individu, 5) tahap

pemberian penghargaan kelompok Slavin (1995) dalam Isjoni (2007: 51).

Langkah-langkah Metode STAD

1) Tahap penyajian materi

Dalam mengembangkan materi pembelajaran perlu ditekankan hal-hal

sebagai berikut: a) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa

yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; b) menekankan bahwa belajar

adalah memahami makna dan bukan sekedar hafalan; c) memberi umpan

balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa; d) memberi

penjelasan atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah dan e) beralih

pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

33 2) Tahap penyajian kelompok

Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai bahan dipelajari

dalam bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok ini siswa sering

berbagi tugas, saling bantu menyelesaikan tugas dengan target mampu

memahami materi secara benar. Salah satu kerja dikumpulkan sebagai hasil

kerja kelompok. Pada tahap ini guru harus mampu berperan sebagai fasilitator

dan motivator kerja kelompok.

3) Tahap tes individu

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai,

diadakan tes secara individual atau kuis, mengenal materi yang telah

dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan open-ended tasks.

Pada perhatian ini tes individu dilakukan pada akhir setiap pertemuan.

Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan pemahaman dan apa yang telah

dipelajari sebelumnya. Skor yang diperoleh siswa per individu ini didata dan

diarsipkan sebagai bahan untuk perhitungan skor kelompok. Berikut contoh

lembar skor kuis untuk Student Teams-Achievement Division (STAD).

4) Tahap perhitungan skor individu

Dihitung berdasarkan skor awal, dalam penelitian ini didasarkan pada

nilai evaluasi hasil belajar semester I. berdasarkan skor awal setiap siswa

memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor

maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya.

5) Tahap penghargaan

Penghargaan kelompok dilakukan dalam tahapan berikut ini: a)

Menghitung skor individu kelompok. b) Nilai perkembangan individu

dihitung berdasarkan selisih perolehan skor tes awal dan tes berikutnya,

sehingga setiap anggota memiliki kesenpatan yang sama untuk memberi

sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang

relevan dilaksanakan saat ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

34

Heru Nurani den

Melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD N 1 Soropaten

Karanganom Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa, ada peningkatan hasil belajar bangun ruang siswa dari

sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Pada siklus I ada peningkatan dari rata-

rata 62 meningkat menjadi 68, pada siklus II ada peningkatan dari rata-rata 68

menjadi 72. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 65) pada tes awal ada

57%, tes siklus I ada 78%, siklus II ada 86%. Penelitian Heru Nurani relevan

dengan penelitian ini karena sama-sama peningkatan hasil belajar dan

perbedaanya terletak pada model yang digunakan dalam penelitian karena

penelitan Heru Nurani menggunakan model Pendekatan Kontekstual.

Penelitian Sa Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Untuk Meningkatan Pemahaman Peristiwa

Proklamasi Indonesia Dalam Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri 01

Pereng Karanganyar Tahun Pela

dapat disimpulkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran pemahaman materi

pada pokok bahasan peristiwa Proklamasi Indonesia dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan nilai rerata hasil observasi terhadap aktivitas siswa

pada kondisi awal 51%, siklus I sebesar 69,50% dan pada siklus II sebesar

88,50%. Rerata pemahaman peristiwa Proklamasi Indonesia pada kondisi awal

51% siswa tuntas belajar dengan nilai rata-rata 61,71%. Pada siklus I rerata

pemahaman peristiwa Proklamasi Indonesia adalah 69,50% siswa tuntas belajar

dengan nilai rata-rata pertemuan pertama sebesar 68,94, sedangkan pertemuan ke-

dua dengan nilai rata-rata 74,57 dan siklus II rerata pemahaman peristiwa

Proklamasi Indonesia sebesar 88,50% siswa tuntas belajar dengan nilai rata-rata

pada pertemuan pertama sebesar 78,28 sedangkan nilai rata-rata pada pertemuan

ke-dua sebesar 81,22. Penelitian Sarifah Nurhasanah relevan dengan penelitian ini

karena sama-sama model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan perbedaannya

terletak pada meningkatan karena penelitian Sarifah Nurhasanah meneliti tentang

meningkatkan pemahaman sedangkan penelitian ini tentang meningkatkan hasil

belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

35

C. Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievment Divisions (STAD), pembelajaran matematika di SD

Negeri Jagir 03 guru masih menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa

diposisikan sebagai objek dan dianggap tidak tahu atau belum tahu apa-apa. Siswa

menjadi pasif, mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide atau

gagasan dan selama pembelajaran kurang adanya interaksi antara guru dengan

siswa maupun antar siswa sehingga membuat prestasi belajar siswa terhadap sifat

bangun ruang masih rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment Divisions (STAD), yaitu

suatu pembelajaran yang memandang matematika sebagai kegiatan manusia dan

harus dikaitkan dengan realitas sehingga siswa dapat memahami proses penemuan

kembali yang terbimbing. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD), dapat membangkitkan kemampuan berfikir dan

berargumentasi dalam menyelesaikan masalah dengan berbagai ide atau gagasan.

Melalui ide yang dimiliki siswa akan mudah memahami konsep matematika yang

sedang dipelajari.

Setelah guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD), diharapkan siswa lebih aktif, terjalin interaksi antar

siswa maupun guru dengan siswa, selain itu siswa dapat menyelesaiakan masalah

dengan berbagai ide atau gagasan yang mereka miliki. Pada kondisi akhir hasil

belajar siswa terhadap sifat bangun ruang meningkat, dan diharapkan dengan

menggunakan model pembelajaran tipe kooperatif tipe Student Teams-Achievment

Divisions (STAD) meningkat dari 70% siswa memperoleh nilai 65 KKM

menjadi 90% siswa memperoleh nilai 65 KKM.

Berdasarkan uraian diatas, maka alur kerangka pemikiran dapat

digambarkan sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

36

Diagram 1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika

tentang sifat bangun ruang pada siswa kelas V SDN Jagir 3 tahun ajaran

2010/2011.

Kondisi Awal

Metode yang

digunakan guru dalam

pembelajaran masih

konvensional

Hasil belajar Matematika

khususnya sifat bangun

ruang masih rendah

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

Penerapan pembelajaran

kooperatif tipe STAD

dalam pembelajaran

Matematika

Melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD hasil

belajar Matematika dapat

meningkat

Tindakan

Kondisi Akhir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jagir 3, Desa Jagir, Kecamatan

Sine, Kabupaten Ngawi. Sekolah ini dibawah pimpinan Bapak Drs. Kayat yang

bertindak sebagai kepala sekolah.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun

ajaran 2010/2011 mulai bulan Februari sampai dengan Juli 2011 atau selama 6

bulan. Tahap perencanaan dilaksanakan bulan Maret dan tahap pelaksanaan

dimulai bulan April.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian adalah sesuatu orang, benda, atau lembaga yang akan

diteliti. (Subliyanto.blogspot.com: 22 April 2011). Subjek pada penelitian ini

adalah siswa kelas V SDN Jagir 03, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Siswa

kelas V yang berjumlah 16 siswa terdiri dari siswa 11 laki-laki dan 5 siswa

perempuan. Pada dasarnya mereka dari latar belakang kemampuan akademik yang

berbeda-beda. Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 29), objek penelitian adalah

variable penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika peneltian.

Objek penelitian ini adalah mata pelajaran matematika pada pokok bahasan sifat

bangun ruang.

C. Bentuk Penelitian

Bentuk pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskritif

kualitatif karena data yang akan diperoleh berupa data langsung tercatat dari

kegiatan di lapangan. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). Menurut IGAK Wardhani (2008: 1.4) penelitian tindakan kelas

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

38 hasil belajar siswa menjadi meningkat. Sedangkan menurut Carr dan Kemmis

dalam IGAK Wardhani (2008: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah bentuk

penelitian yang bersifat reflektif atau spontan yang dilakukan oleh pelaku dalam

masyarakat sosial dengan tujuan memperbaiki pekerjaanya, memahami pekerjaan

dan situasi tempat melakukan pekerjaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas

peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan tujuan memperbaiki kinerja

melalui refleksi diri sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

konsep pembelajaran yang akhirnya dapat meningkatnya hasil belajar.

D. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi penelitian tindakan kelas.

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 16) secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Mempersiapkan instrumen penelitian

c. Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan

2. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai rancangan (RPP). Kegiatan pelaksanaan selalu diamati/

dipantau dan direfleksikan.

3. Tahap pengamatan, pada tahap ini dilakukan dengan mengamati penerapan

tindakan yang sudah direncanakan pada pembelajaran yang sesungguhnya.

Pada tahap ini, observer berpedoman pada pedoman observasi, mengamati

pelaksanaan pembelajaran sehingga memperoleh data tentang aktivitas siswa,

kekurangan pelaksanaan tindakan sehingga dapat melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan tindakan.

4. Tahap refleksi, pada tahap refleksi diawali dengan menganalisis hasil

pengamatan sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang telah mencapai

tujuan penelitian dan bagian yang masih perlu diperbaiki. Dari hasil penarikan

kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

39

keberhasilan dengan adanya peningkatan hasil belajar atau tidak. Supardi

dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133) menjelaskan bahwa refleksi

(reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang

perubahan yang terjadi (a) pada peserta didik; (b) suasana kelas; dan (guru).

Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why),

bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) tindakan telah

menghasilkan perubahan secara signifikan.

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut dapat digambarkan

seperti dalam diagram berikut:

Diagram 2. Bagan Strategi Penelitian (Suharsimi Arikunto, 2007: 16)

E. Sumber Data

Keberhasilan suatu penelitian didukung oleh sumber data. Suharsimi

Perencaaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi

?

Perencaaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

SIKLUS III

Perencaaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

40

Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini

sebagian besar berupa data kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut

meliputi:

1. Sumber data primer, yang menjadi sumber data pokok dalam penelitian ini

yaitu siswa dan guru kelas V SDN Jagir 03 tahun ajaran 2010/2011.

2. Sumber data sekunder, untuk melengkapi data yang kurang lengkap maka

diperlukan sumber data sekunder yang meliputi arsip atau dokumen, catatan

observasi, dan nilai hasil belajar siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber

data yang dimanfaatkan, menurut Amir (2007: 134) teknik pengumpulan data

berupa wawancara, observasi, tes, dokumentasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Menurut St.Y. Slamet dan Suwarto (2007: 48) tujuan wawancara

adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks

mengenai tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan

sebagainya. Hasil wawancara digunakan untuk mencari dan menggali

keterangan yang jelas dan pasti tentang pola dan sebab kesalahan siswa dalam

pembelajaran matematika pada siswa kelas V SD Negeri Jagir 3..

2. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Suwarto (2007: 35) kegiatan

observasi merupakan cara menentukan data dengan mengamati, menatap

kejadian gerak, atau suatu proses secara keseluruhan. Datanya berupa lembar

pengamatan atau lembar observasi.

3. Tes

Menurut Nurkancana dan Sumartana dalam Sarwiji Suwandi (2009:

39) tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-

tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan

hasil siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-

kawan atau nilai standar yang ditetapkan. Tes merupakan suatu bentuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

41

pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan/dijawab oleh siswa

yang sedang dites. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-

pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan

kemampuannya.

Dilihat dari bentuk tes dapat dibedakan menjadi tes subjektif (essay)

dan tes objektif (short answer test), yang terdiri dari tes jawaban benar salah

(true-false), pilihan ganda (multiple choice), isian singkat (completion), dan

penjodohan (matching) (Sarwiji Suwandi, 2009: 48). Adapun tes dalam

penelitian ini akan dilaksanakan setiap akhir pembelajaran atau setiap akhir

pertemuan sebagai evaluasi. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur

seberapa tinggi hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Jagir 3 pada tentang

sifat bangun ruang setelah tindakan pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams-Achievment Divisions (STAD).

4. Dokumentasi

Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto (2007: 53) dokumen adalah bahan

tertulis maupun film yang digunakan sebagai sumber data. Dokumentasi

merupakan suatu metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan

melihat buku-buku, arsip-arsip atau catatan yang berhubungan dengan orang

yang diteliti. Selain itu dokumentasi ini sebagai sumber data karena dalam

banyak hal digunakan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.

Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/mengabdikan kegiatan

berupa foto/melihat arsip-arsip (catatan-catatan) yang dilakukan dalam

penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip perencanaan

pembelajaran serta hasil pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data

serta dokumen berupa foto yang menggambarkan situasi pembelajaran

matematika. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

dokumen resmi. Dokumen resmi untuk mengetahui data awal yaitu silabus,

RPP sebelum dilakukan tindakan, dan daftar nilai matematika kelas V tentang

bangun ruang sebelum tindakan. Sedangkan dokumen yang digunakan untuk

mengetahui perkembangan anak dalam proses pembelajaran setelah tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

42

berupa foto pembelajaran dan nilai evaluasi tentang sifat bangun ruang dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment

Divisions (STAD).

G. Validitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 160)

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu

instrument yang valid atau kurang sahih memiliki va Dalam

penelitian ini untuk menjamin validitas data yang akan dikumpulkan agar dapat

dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan, teknik yang digunakan

untuk memeriksa validitas data adalah dengan triangulasi yaitu menggunakan

berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian. (Supardi, 2007:

128).

1. Trianggulasi data dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber

berbeda. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberi informasi yang lebih

tepat sesuai keadaan siswa.

2. Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Misalnya

angket, wawancara, dan observasi. Penggunaan metode pengumpulan data

yang berbeda ini diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk

menguji kemantapan informasinya.

3. Triangulasi teori merupakan teknik yang menggunakan perspektif lebih dari

satu teori dalam membahas masalah yang dikaji. Selain itu, digunakan review

informan, yaitu teknik yang digunakan untuk menanyakan kembali kepada

informan, apakah data yang diperoleh peneliti sudah valid atau belum.

H. Teknik Analisis Data

Yang dimaksud analisis data adalah cara mengelola yang sudah diperoleh

dari dokumen. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

Interaktif Miles dan Huberman. Model analisis interaktif, mempunyai tiga buah

komponen pokok yaitu Reduksi data, Sajian Data, Penarikan kesimpulan atau

verifikasi. Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

43 pengumpulan data sebagai proses siklus. Kegiatan pokok analisis model ini

meliputi : reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan/

verifikasi Milles dan Huberman dalam Sarwiji Suwandi (2000: 20).

Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi Data.

Reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan, reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian sehingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi Milles dan

Huberman dalam Sarwiji Suwandi (2000: 16). Hasil reduksi data berupa

uraian singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Reduksi

data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari proses pembelajaran, tes

unjuk kerja, silabus, RPP, dan foto kegiatan belajar menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD kemudian data yang tidak digunakan

dibuang.

2. Penyajian data

Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam

pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan

suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian data

berupa sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatur,

diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga mudah dipahami makna

yang terkandung didalamnya. Data yang sudah didapat dikelas kemudian

disusun menjadi matrik yang digunakan untuk penelitian.

3. Kesimpulan-kesimpulan : penarikan/verifikasi

Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah

dilakukannya penarikan kesimpulan. Data-data yang didapatkan dari hasil

penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan

bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

44

diverifikasi selama penelitian berlangsung. Penarikan kesimpulan dilakukan

bertahap yaitu dari kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi bersama mitra

kolaborasi. Penarikan kesimpulan dilaksanakan dengan membandingkan

perolehan nilai test tersebut. Tes ini dilakukan lebih dari satu kali. Jika

mengalami peningkatan maka usaha yang dilakukan dikatakan berhasil.

Menarik kesimpulan dilakukan dengan cara berdiskusi dengan guru kelas V

SD Negeri Jagir 3 tentang hasil akhir yang telah dicapai untuk menentukan

langkah penelitian selanjutnya.

Diagram 3. Pengambilan data (Suharsimi Arikunto, 2006: 92)

I. Indikator Kerja

Rumusan kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan

hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang yaitu sifat-sifat kubus dan

balok yang ditunjukkan dengan perolehan nilai minimum 65 (KKM). Penelitian

,

pada siklus II 80% siswa yang memperol dan pada siklus III

9

J. Prosedur Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 20). Ada empat tahapan penting

dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, dan refleksi.

Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan

berkelanjutan berulang. Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan

penelitian dari awal hingga akhir penelitian. Penelitian ini merupakan tindakan

Pengumpulan Data

(Data Collection)

Reduksi Data

(Data Reduction)

Penyajian Data

(Data Display)

Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

45 kelas suatu penelitian yang mengkaji tentang permasalahan dengan ruang lingkup

yang tidak terlalu luas dan berkaitan dengan perilaku seseorang/kelompok

tertentu, disertai dengan penelahan yang diteliti terhadap suatu perlakuan dan

mengkaji sampai sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah,

memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap perilaku yang

sedang diteliti. Penelitian ini adalah proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

3 siklus (direncanakan 3 siklus) yang masing-masing siklus meliputi perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan

mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada dua kali tatap muka yang

masing-masing 2x35 menit sesuai RPP. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah

1) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran (RPP terlampir)

2) Menetukan pokok bahasan

3) Menyusun lembar soal eavaluasi

4) Menyiapkan sumber belajar dan media

5) Mengembangkan format evaluasi

b. Tindakan

Pada langkah ini guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment

Divisions (STAD) yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran,

skenario dan lembar soal evaluasi. Dalam hal ini, pelaksanaan

pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan.

c. Obsevasi.

Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi

dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan

siswa) selain itu menilai hasil tindakan dengan menggunakan format

lembar kerja evaluasi dan pengumpulan data.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

46

d. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tidakan kelas adalah upaya mengkaji apa

yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil

dituntaskan dengan tindakan yang dilakukan. Refleksi itu digunakan

untuk menetapkan lebih lanjut dalam mencapai tujuan PTK. Guru dan

peneliti secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran meliputi

evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan serta RPP,

skenario, dan lembar soal evaluasi, memperbaiki pelaksanaan tindakan

sesuai hasil evaluasi yang akan digunakan pada siklus berikutnya dan

evaluasi tindakan I. Nilai rata-rata hasil belajar matematika pada kondisi

awal 63.4 yang kemudian meningkat pada siklus I menjadi 63.9.

Sedangkan dari segi ketuntasan pada kondisi awal sebesar 43.75%

kemudian pada siklus I sebesar 66%. Pada siklus I diharapkan siswa 70%

siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM) sehingga peneliti melanjutkan

ke siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan dalam siklus II meliputi:

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment Divisions

(STAD).

3) Menentukaan pokok bahasan

4) Mengembangkan skenario pembelajaran

5) Menyusun lembar soal evaluasi

6) Menyiapkan sumber belajar dan media

7) Mengembangkan format evaluasi

8) Mengembangkan observasi pembelajaran

b. Tindakan

Beberapa tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini meliputi:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

47

1) Memperbaiki tindakan berdasarkan refleksi pada siklus I

2) Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD) yang mengacu pada RPP, skenario dan

lembar kerja evaluasi

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams-Achievement Divisions (STAD).

c. Observasi

Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi

dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktifitas siswa dan

guru) kemudian menilai hasil tindakan dengan menggunakan format

lembar soal evaluasi dan pengumpulan data.

d. Refleksi

Menganalisis, merefleksi dan mengevaluasi tindakan dan hasil

observasi pada siklus II yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam

meningkatkan hasil belajar matematika sifat bangun ruang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment Divisions

(STAD) pada siswa kelas V. Nilai rata-rata hasil belajar matematika pada

siklus I 63.9 yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 78.06.

Sedangkan dari segi ketuntasan pada siklus I sebesar 66% kemudian pada

siklus II sebesar 78.25%. Pada siklus II diharapkan siswa 80% siswa yang

memperoleh nilai 65 (KKM) sehingga peneliti melanjutkan ke siklus

berikutnya.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Perencanaan dalam siklus III meliputi:

1) Identifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment Divisions

(STAD).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

48

3) Menentukaan pokok bahasan

4) Mengembangkan skenario pembelajaran

5) Menyusun lembar soal evaluasi

6) Menyiapkan sumber belajar dan media

7) Mengembangkan format evaluasi

8) Mengembangkan observasi pembelajaran

b. Tindakan

Beberapa tindakan yang dilakukan dalam siklus III ini meliputi:

1) Memperbaiki tindakan berdasarkan refleksi pada siklus II

2) Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievment Divisions (STAD) yang mengacu pada RPP, skenario dan

lembar soal evaluasi

3) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams-Achievement Divisions (STAD).

c. Observasi

Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi

dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktifitas siswa dan

guru) kemudian menilai hasil tindakan dengan menggunakan format

lembar soal evaluasi dan pengumpulan data.

d. Refleksi

Menganalisis, merefleksi dan mengevaluasi tindakan dan hasil

observasi pada siklus III yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam

meningkatkan hasil belajar matematika sifat bangun ruang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievment Divisions

(STAD) pada siswa kelas V. Nilai rata-rata hasil belajar matematika pada

siklus II 78.06 yang kemudian meningkat pada siklus III menjadi 81.4.

Sedangkan dari segi ketuntasan pada siklus II sebesar 78.25% kemudian

pada siklus III sebesar 93.75%. Pada siklus III diharapkan siswa 90%

siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM) sehingga peneliti mengakhiri

siklus.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jagir 3, yang dikepalai oleh Drs

Kayat. Secara geografis SD Negeri Jagir 3 terletak di bagian barat daya Ibu Kota

Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Tepatnya di Kecamatan Sine yang

berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Sragen.

SD Negeri Jagir 3 berjarak ± 40 km dari kota Kabupaten Ngawi. Terletak di

wilayah pegunungan, yaitu lereng Gunung Lawu maka sebagian besar penduduknya

banyak berprofesi sebagai petani maupun buruh petani. SD Negeri Jagir 3 adalah

Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101050913023, Nomor

Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20509108.

Data personil ketenagaan SD Negeri Jagir 3 terdiri dari satu kepala sekolah,

enam guru kelas, satu guru Agama Islam, satu guru Agama Kristen, satu guru

Penjaskes, satu guru Bahasa Inggris, tiga guru wiyata bakti, dua petugas

perpustakaan, satu staf administrasi dan satu penjaga sekolah. Semua personil telah

melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan

tanggungjawabnya. Jumlah siswa SD Negeri Jagir 3 pada tahun pelajaran 2010/2011

adalah 135 siswa yang terdiri dari 68 siswa laki-laki dan 67 siswa perempuan.

Berkurangnya jumlah murid SD Negeri Jagir 3 belakangan ini disebabkan karena

semakin menurunnya jumlah penduduk berusia produktif yang tinggal di sekitar

lokasi SD Negeri Jagir 3 yang diakibatkan oleh proses urbanisasi ke kota-kota besar.

2. Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil pembelajaran

Matematika kelas V sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data awal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

50 Dari siswa kelas V yang berjumlah 16 siswa, hanya terdapat 7 siswa yang mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Berikut adalah daftar nilai hasil belajar

Matematika siswa kelas V pada kondisi awal atau sebelum penggunaan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat dilihat di

lampiran 8 (halaman 176). Tabel frekuensi nilai hasil belajar kondisi awal siswa dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 . Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V pada Kondisi Awal

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 35 42 1 38.5 38.5 6.25 3 43 50 1 46.5 46.5 6.25 4 51 58 5 54.5 272.5 31.25

5 59 66 4 62.5 250 25 6 67 74 3 70.5 211.5 18.75 7 75 82 1 78.5 78.5 6.25 8 83 - 91 1 86.5 86.5 6.25

Jumlah 984 100% Rata - rata kelas 61.5

Dari data di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Pada Kondisi Awal

Berdasarkan tabel 1 siswa yang mendapat nilai di bawah 65 (KKM) yaitu

sebanyak 9 siswa atau sekitar 45% dari 16 siswa. Hal ini tentu masih jauh dari target

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

51 yang ingin dicapai yaitu 90% ketuntasan atau 15 siswa yang tuntas dari 16 siswa.

Dengan kata lain hasil belajar matematika kelas V di SD Negeri Jagir 3 masih rendah.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : 1) Guru kurang

inovatif dalam pembelajaran, sehingga siswa merasa jenuh dan hasil belajarpun

kurang bermakna. 2) Siswa kesulitan untuk memahami pelajaran matematika

kemudian siswa kurang memahami konsep yang sedang mereka pelajari. 3) Pada

tentang sifat bangun ruang kubus dan balok yang hanya diberikan model gambar

membuat siswa hanya mampu membayangkan secara abstrak yang berakibat siswa

yang mengalami kesulitan.

Maka dari itu, diperlukan suatu pembelajaran matematika yang sesuai

dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa sehingga

siswa tidak hanya mengetahui secara instan tetapi juga mampu menemukan sendiri

konsep yang sedang mereka pelajari dengan mudah.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yaitu

suatu model pembelajaran kooperatif yang mengelompokkan berbagai tingkat

kemampuan yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk

pembelajaran individual. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar khususnya

sifat bangun ruang kubus dan balok sehingga KKM dapat tercapai.

3. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Dimana setiap siklusnya

terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,

(3) pengamatan atau observasi, dan (4) refleksi.

1. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 1 10 Juni

2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut

a. Perencanaan Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

52

Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Rabu, 1 Juni 2011.

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan.

Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi permasalahan yang

muncul yakni dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD). Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan

pada siklus I akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yakni pada tanggal 4 dan 8

Juni 2011. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti menyusun RPP yang akan dilaksanakan pada 2 kali pertemuan, yaitu

pada tanggal 10 dan 14 Juni 2011. Adapun RPP yang di susun meliputi; Standar

kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Dampak pengiring, Materi, Metode dan

model pembelajaran, Kegitan pembelajaran, Media dan sumber, dan Penilaian.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

antara lain alat peraga berupa rangka yang berbentuk kubus dan balok .

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemun Ke-1

Pada pertemuan ini materi pembelajaran yaitu mengidentifikasi sifat bangun

ruang kubus.

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang benda-benda yang ada di

sekitar.

(2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru mendiskripsikan beberapa benda yang berbentuk kubus di

dalam kelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

53

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang benda yang berbentuk

kubus.

(c) Siswa mengukur panjang rusuk kubus.

(d) Siswa mengukur besar sudut kubus.

(2) Elaborasi

(a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok dibuat secara

acak/heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin dll).

(b) Siswa mendiskusikan tugas kelompok bersama kelompok masing-

masing

(c) Siswa bersama kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan

kelas.

(d) Kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok lain.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Penutup

(1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang diberikan oleh

guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran yang

akan dilaksanakan selanjutnya.

1) Pertemuan Ke-2

Pada pertemuan ini materi pembelajaran yaitu mengidentifikasi sifat bangun

ruang balok.

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang bangun ruang yang sudah

dipelajari sebelumnya

(2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

54

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru mendiskripsikan beberapa benda yang berbentuk balok di

dalam kelas.

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang benda yang berbentuk

balok.

(c) Siswa mengukur panjang rusuk balok.

(d) Siswa mengukur sudut balok.

(2) Elaborasi

(a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok dibuat secara

acak/heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin dll).

(b) Siswa mendiskusikan tugas bersama kelompok masing-masing

(c) Siswa menggambar bangun balok berdasarkan sifat-sifatnya.

(d) Siswa bersama kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan

kelas.

(e) Kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok lain.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Penutup

(1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang diberikan oleh

guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran yang

akan dilaksanakan selanjutnya.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran

yang berlangsung. Pengamatan ini meliputi berbagai aspek antara lain: ketrampilan

menggambar, perilaku berkarakter, dan keterampilan sosial siswa. Pada tahap ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

55 yang utama yaitu mengamati kemampuan kognitif dari siswa. Hasil dari tahap

observasi ini sebagai dasar tahap refleksi pasa sklus I. Hasil dari observasi ini akan

disajikan dalam bentuk persen (%), banyaknya persentase dihitung dari jumlah siswa

kelas V yaitu sebanyak 16 siswa. Untuk lebih detailnya dari hasil observasi tersebut

maka akan dibahas di bawah ini.

1) Pertemuan ke-1

a) Aspek Psikomotorik

Pada aspek ini pengukuran kompetensi psikomotorik menggambar bangun

ruang kubus dan balok, penilaian kemampuan siswa meliputi beberapa hal yaitu: (1)

ketepatan gambar (2) kerapian gambar. Untuk hasilnya dapat dilihat pada lampiran 9

(halaman 177). Berdasarkan lampiran 9 (halaman 177) hasil penilaian psikomotor ,

maka dapat di perjelas jumlah dan persentase siswa yang mendapatkan nilai pada

interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Psikomotor Siklus I Pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 - 70 10 65 650 62.5 2 71 81 5 76 380 31.25 3 82 92 1 87 87 6.26

Jumlah 1117 100% Nilai rata-rata kelas 69.8

Tabel 2 di atas dapat di sajikan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada

Gambar 5.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

56

Gambar 5. Grafik Histogram Nilai Hasil Psikomotorik Siklus I Pertemuan 1

Dari lampiran 9 (halaman 177) dan Tabel 2 terdapat perbedaan yaitu pada

jumlah dan rata rata nilai. Hal ini disebabkan karena pada lampiran 9 (halaman 177)

jumlah dan rata rata nilai diambil dari hasil penilaian terhadap siswa secara

langsung, sedangkan pada tabel 3 jumlah dan rata rata diambil dari nilai tengah dan

frekuensi nilai tersebut. Pada penelitian ini data yang di gunakan untuk diolah siswa

adalah data yang diambil dari penilaian terhadap siswa secara langsung, sedangkan

untuk tabel frekuensi dan nilai tengah digunakan untuk mengetahui berapa banyak

siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu sehingga akan mempermudah

dalam mengkategorikan siswa yang berdasarkan pada nilai.

Dari grafik hasil pengamatan psikomotor di atas pada siklus I pertemuan 1

maka dapat diketahui nilai siswa diperoleh rata rata kelas yaitu 71.25. Jumlah siswa

yang sudah mencapai ketuntasan ada 12 siswa atau 75 % dari jumlah keseluruhan

siswa yaitu 16 siswa.

b) Aspek Kognitif

Aspek Kognitif diukur melalui kompetensi proses dan kompetensi produk.

Pengukuran kompetensi proses meliputi mengukur panjang bangun ruang kubus dan

balok dengan penggaris. Adapun hasil yang diperoleh terdapat pada lampiran 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

57 (halaman 179). Berdasarkan lampiran 11 (halaman 179) hasil penilaian kognitif,

maka dapat di perjelas jumlah dan Persentase siswa yang mendapatkan nilai pada

interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai kognitif siklus I pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 35 - 40 1 37.5 37.5 6.25 2 41 - 46 2 43.5 87 12.5 3 47 - 52 1 49.5 49.5 6.25 4 53 - 58 1 55.5 55.5 6.25 5 59 - 64 1 61.5 61.5 6.25 6 65 - 70 7 67.5 472.5 43.75 7 71 - 76 1 73.5 73.5 6.25 8 77 - 82 1 79.5 79.5 6.25 9 83 - 90 1 85.5 85.5 6.25

Jumlah 1002 100% Nilai rata-rata kelas 62.625

Dari Tabel 3 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat

pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Histogram Nilai Kognitif Siklus I Pertemuan 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

58

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai kognitif Matematika kelas V

siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata kelas sebesar 62.2. Siswa yang sudah tuntas

hanya mencapai 10 orang atau 62.5% dan siswa yang belum mencapai ketuntasan ada

6 siswa (KKM 65) atau 37.5% dari jumlah keseluruhan 16 siswa sehingga KKM

masih belum tercapai pada siklus I pertemuan 1

c) Aspek Afektif

Pada aspek ini, penilaian kemampuan Afektif siswa meliputi beberapa hal

yaitu: (1) Bertanya, (2) Mengerjakan soal di depan kelas, (3) Aktif dalam kerja

kelompok, (4) Menjawab pertanyaan guru. Adapun hasil yang diperoleh terdapat

pada lampiran 13 (halaman 181). Berdasarkan lampiran 13 (halaman 181) hasil

penilaian afektif, maka dapat di perjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai hasil pengamatan afektif siklus I pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 55 - 60 4 57.5 230 25 2 61 - 66 3 63.5 190.5 18.75 3 67 - 72 4 69.5 278 25 4 73 - 78 4 75.5 302 25 5 79 - 84 1 81.5 81.5 6.25

Jumlah 1082 100% Nilai rata-rata kelas 67.625

Dari Tabel 4 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat

pada Gambar 7.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

59

Gambar 7. Grafik hasil pengamatan afektif siklus I pertemuan 1

Grafik hasil pengamatan aspek afektif diatas pada siklus I pertemuan 1 maka

dapat diketahui nilai siswa dalam aktifitas sosial pada pembelajaran matematika dan

diperoleh rata rata kelas yaitu 68.125. Siswa yang mendapat nilai 55 60 sebanyak

4 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 61 66 sebanyak 3 siswa atau 18.75%.

Siswa yang mendapat nilai 67 72 sebanyak 4 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat

nilai 73 78 sebanyak 4 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 79 84

sebanyak 1 siswa atau 6.25%.

2) Pertemuan ke-2

a) Aspek Psikomotorik

Pada aspek ini, penilaian kemampuan siswa meliputi beberapa hal yaitu: (1)

ketepatan gambar (2) kerapian gambar . Untuk hasilnya dapat dilihat pada lampiran

10 (halaman 178). Berdasarkan lampiran 10 (halaman 178) hasil penilaian

psikomotor, maka dapat di perjelas jumlah dan persentase siswa yang mendapatkan

nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 5.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

60

Tabel 5. Nilai psikomotor Siklus I pertemuan 2

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 70 8 65 520 50%

2 71 81 6 76 456 37.5% 3 82 92 2 87 174 12.5%

Jumlah 1150 100% Nilai rata-rata kelas 71.875

Tabel 5 di atas dapat di sajikan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Histogram nilai hasil pengamatan psikomotorik siklus I

pertemuan 2

Dari lampiran 11 (halaman 179) dan Tabel 5 terdapat perbedaan yaitu pada

jumlah dan rata rata nilai. Hal ini disebabkan karena pada lampiran 10 (halaman

178) jumlah dan rata rata nilai diambil dari hasil penilaian terhadap siswa secara

langsung, sedangkan pada Tabel 5 jumlah dan rata rata diambil dari nilai tengah dan

frekuensi nilai tersebut. Pada penelitian ini data yang digunakan untuk diolah sebagai

hasil belajar siswa adalah data yang diambil dari penilaian terhadap siswa secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

61 langsung, sedangkan untuk tabel frekuensi dan nilai tengah digunakan untuk

mengetahui berapa banyak siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu

sehingga akan mempermudah dalam mengkategorikan siswa yang berdasarkan pada

nilai.

Dari grafik hasil pengamatan nilai psikomotor di atas pada siklus I

pertemuan 2 maka dapat diketahui nilai siswa diperoleh rata rata kelas yaitu 73.75.

Siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan ada 12 orang siswa atau 75% dari

jumlah keseluruhan siswa dan meningkat 15% dari pertemuan sebelumnya.

b) Aspek Kognitif

Aspek kognitif diukur melalui kompetensi proses dan kompetensi produk.

Pengukuran kompetensi proses yaitu mengukur bangun ruang kubus dan balok

dengan penggaris. Adapun hasil yang diperoleh terdapat pada lampiran 12 (halaman

180). Berdasarkan lampiran 12 (halaman 180) hasil penilaian kognitif, maka dapat di

perjelas jumlah dan persentase siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu,

seperti yang terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai kognitif Siklus I pertemuan 2

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi

Persentase (%)

1 35 - 40 1 37.5 37.5 6.25 2 41 - 46 1 43.5 43.5 6.25 3 47 - 52 1 49.5 49.5 6.25 4 53 - 58 1 55.5 55.5 6.25 5 59 - 64 1 61.5 61.5 6.25 6 65 - 70 7 67.5 472.5 43.75 7 71 - 76 1 73.5 73.5 6.25 8 77 - 82 1 79.5 79.5 6.25 9 83 - 90 2 85.5 171 12.5

Jumlah 1044 100% Nilai rata-rata kelas 65.25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

62

Dari Tabel 6 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat

pada Gambar 9.

Gambar 9. Grafik Histogram Nilai Kognitif Siklus I Pertemuan 2

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai kognitif Matematika kelas V

siklus I pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas sebesar 65.6. Siswa yang sudah tuntas

hanya mencapai 11 orang 68.75% dan siswa yang belum mencapai ketuntasan ada 5

siswa (KKM 65) atau 31.25% dari jumlah keseluruhan 16 siswa sehingga KKM

masih belum tercapai pada siklus I pertemuan 2.

c) Aspek Afektif

Pada aspek ini, penilaian kemampuan Afektif siswa meliputi beberapa hal

yaitu: (1) Bertanya, (2) Mengerjakan soal di depan kelas, (3) Aktif dalam kerja

kelompok, (4) Menjawab pertanyaan guru. Adapun hasil yang diperoleh terdapat

pada lampiran 13 (halaman 181). Berdasarkan lampiran 13 (halaman 181) hasil

penilaian afektif, maka dapat di perjelas jumlah dan Persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 7.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

63

Tabel 7. Nilai hasil pengamatan afektif siklus I pertemuan 2

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 65 6 62.5 375 37.5 2 66 71 3 68.5 205.5 18.75 3 72 77 4 74.5 298 25 4 78 83 2 80.5 161 12.5 5 84 89 1 86.5 86.5 6.25

Jumlah 1126 100% Nilai rata-rata kelas 70.4

Dari Tabel 7 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat

pada Gambar 10.

Gambar 10. Grafik hasil pengamatan afektif siklus I pertemuan 2

Grafik hasil pengamatan aspek afektif di atas pada siklus I pertemuan 2

maka dapat diketahui nilai siswa dalam aktifitas sosial pada pembelajaran matematika

dan diperoleh rata rata kelas yaitu 71.25. Siswa yang mendapat nilai 60 65

sebanyak 6 siswa atau 37.5%. Siswa yang mendapat nilai 66 71 sebanyak 3 siswa

atau 18.75%. Siswa yang mendapat nilai 72 77 sebanyak 4 siswa atau 25%. Siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

64 yang mendapat nilai 78 83 sebanyak 2 siswa atau 12.5%. Siswa yang mendapat

nilai 84 89 sebanyak 1 siswa atau 6.25%.

d. Refleksi

Data yang diperoleh melalui pengamatan dan observasi dikumpulkan dan

dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama proses

pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan hasil

belajar pertemuan 1 dan 2 selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata kemudian

dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Untuk indikator kinerja

peneliti menetapkan KKM adalah nilai rata rata dari aspek kognitif.

Tabel 8. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Siklus I

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Persentase (%)

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Siklus I

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Siklus I

65 62.2 65.6 64 62.5% 68.75% 66%

Dari Tabel 8 dapat digambarkan dalam bentuk grafik, seperti terlihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Grafik Nilai Rata-Rata Ketuntasan Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

65

Berdasarkan Gambar 11 di atas, dapat dijabarkan bahwa siswa yang tuntas

adalah 66% atau 11 siswa dari 16 siswa. Walaupun pada pertemuan ke-1 siswa yang

tuntas baru 62.2%, akan tetapi pada pertemuan ke-2 hasil belajar dapat diperbaiki

menjadi 65.6% ketuntasan dan pada hasil nilai akhir indikator kinerja dapat tercapai

yaitu ketuntasan 66% pada siklus I.

Pada siklus I ini peneliti belum mencapai indikator kinerja yang telah

ditetapkan yaitu 70% ketuntasan, akan tetapi pada siklus II ketuntasan siswa akan

dinaikkan menjadi 80%. Berpedoman pada siklus I maka pembelajaran perlu di

tingkatkan lagi pada siklus II.

2. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 10-15 Juni

2011. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Pada kegiatan yang awal siklus II, dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan

yaitu pada tanggal 11 dan 13 Maret 2011. Rancangan kegiatan yang akan

dilaksanakan di sesuaikan dengan solusi yang akan digunakan yaitu pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi, lembar observasi, instrumen

untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian

yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Perencanaan dalam siklus II meliputi

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

3) Menentukaan pokok bahasan.

4) Mengembangkan skenario pembelajaran

5) Menyusun lembar soal evaluasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

66

6) Menyiapkan sumber belajar dan media

7) Mengembangkan observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan ke-1

Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini berdasar pada hasil refleksi

siklus I, yaitu pembelajaran Matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams-Achievement Divisions (STAD) yang sudah diperbaiki dan disempurnakan

sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai, adapun langkah-langkahnya

a) Kegiatan Awal

Dalam kegiatan awal, guru mempersiapkan siswa secara mental dan psikis agar

sehingga siswa siap untuk menerima pelajaran, siswa menjawab pertanyaan

guru tentang titik sudut pada bangun kubus.

b) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, secara garis besar juga dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu:

(1) Eksplorasi

Dalam kegiatan ini, terdapat interaksi antara guru dengan siswa. Guru

mendiskripsikan materi tentang titik sudut, rusuk, dan sisi pada kubus dan

balok beserta modelnya. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang titik

sudut, rusuk, dan sisi pada kubus dan balok. Siswa mengukur panjang rusuk

kubus dan balok. Siswa mengukur besar sudut kubus dan balok.

(2) Elaborasi

Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan dengan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Siswa dibagi

menjadi 4 kelompok, kelompok dibuat secara acak/heterogen (campuran

menurut prestasi, jenis kelamin dll). Siswa dibantu guru mengidentifikasi

titik sudut bangun kubus dan balok. Siswa dibantu guru mengidentifikasi sisi

bangun kubus dan balok. Siswa bersama kelompok memaparkan hasil

diskusinya di depan kelas dan siswa lain menanggapi hasil kerja kelompok

lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

67

(3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini, siswa bersama guru mengevaluasi jalannya

diskusi. Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran

sifat kubus dan balok, setelah membuat kesimpulan siswa mengerjakan soal evaluasi

secara individu yang diberikan oleh guru, kemudian siswa menyimak penjelasan guru

tentang materi pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya dan guru menutup

pembelajaran.

2) Pertemuan ke-2

a) Kegiatan Awal

(1) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang titik sudut pada bangun

ruang balok

(2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru mendiskripsikan materi tentang titik sudut, rusuk dan sisi

pada balok beserta modelnya

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang titik sudut, rusuk dan

sisi pada balok

(c) Siswa mengukur panjang rusuk balok

(d) Siswa mengukur besar sudut balok

(2) Elaborasi

(a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok dibuat secara

acak/heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin dll).

(b) Siswa dibantu guru mengidentifikasi titik sudut bangun ruang

balok.

(c) Siswa dibantu guru mengidentifikasi rusuk bangun ruang balok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

68

(d) Siswa dibantu guru mengidentifikasi sisi bangun ruang balok.

(e) Siswa bersama kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan

kelas.

(f) Kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok lain.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Penutup

(1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang diberikan

oleh guru.

(3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran yang

akan dilaksanakan selanjutnya.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran

yang berlangsung. Pengamatan ini meliputi berbagai aspek. Pada tahap ini yang

utama yaitu mengamati kemampuan kognitif dari siswa. Hasil dari tahap observasi ini

sebagai dasar tahap refleksi pada siklus I. Hasil dari observasi ini akan disajikan

dalam bentuk persen (%), banyaknya persentase dihitung dari jumlah siswa kelas V

yaitu sebanyak 16 siswa. Untuk lebih detailnya dari hasil observasi tersebut maka

akan dibahas di bawah ini.

1) Pertemuan ke-1

a) Aspek Psikomotorik

Pada aspek ini, pengukuran kompetensi produk meliputi menggambar

bangun ruang kubus dan balok penilaian kemampuan siswa meliputi beberapa hal

yaitu: (1) ketepatan gambar (2) kerapian gambar . Untuk hasilnya dapat dilihat pada

lampiran 14 (halaman 183) . Berdasarkan lampiran 14 (halaman 183) hasil penilaian

psikomotor di atas, maka dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 9.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

69

Tabel 9. Nilai Psikomotor Siklus II pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 - 70 5 65 325 31.25 2 71 - 81 8 76 608 50 3 82 - 92 3 87 261 18.75

Jumlah 1194 100%

Nilai rata-rata kelas 74.7 Tabel 9 di atas dapat di sajikan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada

Gambar 12.

Gambar 12. Grafik Histogram Nilai Psikomotorik Siklus II Pertemuan 1

Dari lampiran 14 (halaman 183) dan Tabel 10 terdapat perbedaan yaitu pada

jumlah dan rata rata nilai. Hal ini disebabkan karena pada lampiran 14 (halaman

183) jumlah dan rata rata nilai diambil dari hasil penilaian terhadap siswa secara

langsung, sedangkan pada Tabel 9 jumlah dan rata rata diambil dari nilai tengah dan

frekuensi nilai tersebut. Pada penelitian ini data yang di gunakan untuk diolah sebagai

hasil belajar siswa adalah data yang diambil dari penilaian terhadap siswa secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

70 langsung, sedangkan untuk tabel frekuensi dan nilai tengah digunakan untuk

mengetahui berapa banyak siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu

sehingga akan mempermudah dalam mengkategorikan siswa yang berdasarkan pada

nilai.

Dari grafik hasil pengamatan di atas pada siklus II pertemuan 1 maka dapat

diketahui nilai siswa diperoleh rata rata kelas yaitu 76.9. Siswa yang telah mencapai

kriteria ketuntasan ada 13 siswa atau 81.25% dari jumlah keseluruhan siswa ada 16

siswa sedangkan yang belum mencapai kriteria ketuntasan ada 3 siswa.

b) Aspek Kognitif

Aspek kognitif diukur melalui kompetensi proses dan kompetensi produk.

Pengukuran kompetensi proses yaitu mengukur bangun ruang kubus dan balok

dengan penggaris. Adapun hasil yang diperoleh terdapat pada lampiran 16 (halaman

185) . Berdasarkan lampiran 16 (halaman 185) hasil penilaian kognitif, maka dapat di

perjelas jumlah dan persentase siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu,

seperti yang terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 1

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi

Persentase (%)

1 52 58 1 55 55 6.25

2 59 65 3 62 186 18.75 3 66 72 2 69 138 12.5 4 73 79 4 76 304 25

5 80 86 1 83 83 6.25 6 87 93 3 90 270 18.75

7 94 - 100 2 97 194 12.5

Jumlah 1230 100% Nilai rata-rata kelas 76.87

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

71

Dari Tabel 10 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang

terlihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Grafik Histogram Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 1

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai kognitif Matematika kelas V

siklus II pertemuan 1 diperoleh rata-rata kelas sebesar 76.87. Siswa yang telah

mencapai kriteria ketuntasan ada 12 siswa atau 75% sedangkan yang belum mencapai

kriteria ketuntasan ada 4 siswa atau 25% dari jumlah keseluruhan 16 siswa meningkat

9% dari hasil evalusai pada siklus I.

c) Aspek Afektif

Pada aspek ini, penilaian kemampuan Afektif siswa meliputi beberapa hal

yaitu: (1) Bertanya, (2) Mengerjakan soal di depan kelas, (3) Aktif dalam kerja

kelompok, (4) Menjawab pertanyaan guru. Adapun hasil yang diperoleh terdapat

pada lampiran 18 (halaman 187). Berdasarkan lampiran 18 (halaman 187) hasil

penilaian afektif, maka dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 11.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

72

Tabel 11. Nilai hasil pengamatan afektif siklus II pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 65 2 62.5 125 12.5 2 66 71 4 68.5 274 25 3 72 77 5 74.5 372.5 31.25 4 78 83 3 80.5 241.5 18.75 5 84 89 2 86.5 173 12.5

Jumlah 1186 100% Nilai rata-rata kelas 74.12

Dari Tabel 11 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang

terlihat pada Gambar 14.

0

1

2

3

4

5

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89

2

4

5

3

2

Interval Nilai

Siswa

Gambar 14. Grafik hasil pengamatan afektif siklus II pertemuan 1

Grafik hasil pengamatan aspek afektif diatas pada siklus II pertemuan 1

maka dapat diketahui nilai siswa dalam aktifitas sosial pada pembelajaran matematika

dan diperoleh rata rata kelas yaitu 74. Siswa yang mendapat nilai 60 65 sebanyak

2 siswa atau 12.5%. Siswa yang mendapat nilai 66 71 sebanyak 4 siswa atau 25%.

Siswa yang mendapat nilai 72 77 sebanyak 5 siswa atau 31.25%. Siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

73 mendapat nilai 78 83 sebanyak 3 siswa atau 18.75%. Siswa yang mendapat nilai 84

89 sebanyak 2 siswa atau 12.5%.

2) Pertemuan Ke-2

a) Aspek Psikomotorik

Pada aspek ini, pengukuran psikomotorik ini meliputi menggambar bangun

ruang kubus dan balok penilaian kemampuan siswa meliputi beberapa hal yaitu: (1)

ketepatan gambar (2) kerapian gambar . Untuk hasilnya dapat dilihat pada lampiran

15 (halaman 184). Berdasarkan lampiran 15 (halaman 184) hasil penilaian

psikomotor di atas, maka dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai Psikomotor Siklus II Pertemuan 2

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 - 70 3 65 195 18.75 2 71 - 81 7 76 532 43.75 3 82 - 92 6 87 522 37.5

Jumlah 1249 100% Nilai rata-rata kelas 78

Tabel 12 di atas dapat di sajikan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada

Gambar 15.

0

2

4

6

8

60 -70 71 - 81 82 - 92

3

76

Interval Nilai

Siswa

Gambar 15. Grafik Histrogram Nilai Psikomotorik Siklus II Pertemuan 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

74

Dari lampiran 15 (halaman 184) dan Tabel 12 terdapat perbedaan yaitu pada

jumlah dan rata rata nilai. Hal ini disebabkan karena pada lampiran 15 (halaman

184) jumlah dan rata rata nilai diambil dari hasil penilaian terhadap siswa secara

langsung, sedangkan pada Tabel 12 jumlah dan rata rata diambil dari nilai tengah

dan frekuensi nilai tersebut. Pada penelitian ini data yang di gunakan untuk diolah

sebagai hasil belajar siswa adalah data yang diambil dari penilaian terhadap siswa

secara langsung, sedangkan untuk tabel frekuensi dan nilai tengah digunakan untuk

mengetahui berapa banyak siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu

sehingga akan mempermudah dalam mengkategorikan siswa yang berdasarkan pada

nilai.

Dari grafik hasil pengamatan diatas pada siklus II pertemuan 2 maka dapat

diketahui nilai siswa diperoleh rata rata kelas yaitu 80.6. Siswa yang telah mencapai

kriteria ketuntasan ada 14 siswa atau 87.5% sedangkan yang belum tuntas ada 2 siswa

atau 12.5% dari jumlah keseluruhan 16 siswa meningkat 6.25% dari siklus

sebelumnya sehingga diharapkan pada siklus II pertemuan kedua hasilnya dapat lebih

meningkat.

b) Aspek Kognitif

Aspek kognitif diukur melalui kompetensi proses dan kompetensi produk.

Pengukuran kompetensi proses yaitu mengukur bangun ruang kubus dan balok

dengan penggaris. Adapun hasil yang diperoleh terdapat pada lampiran 17 (halaman

186). Berdasarkan lampiran 17 (halaman 186) hasil penilaian afektif di atas, maka

dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang mendapatkan nilai pada interval

tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 2

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi

Persentase (%)

1 58 65 3 61.5 184.5 18.75 2 66 73 1 69.5 69.5 6.25 3 74 81 3 77.5 232.5 18.75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

75

4 82 89 5 85.5 427.5 31.25 5 90 97 3 93.5 280.5 18.75 6 98 105 1 101.5 101.5 6.25

Jumlah 1296 100% Nilai rata-rata kelas 81

Dari Tabel 13 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat

pada Gambar 16.

Gambar 16. Grafik Histogram Nilai Kognitif Siklus II Pertemuan 2

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai kognitif Matematika kelas V

siklus II pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas sebesar 79.25. Siswa yang sudah

mencapai kriteria ketuntasan (KKM 65) ada 13 siswa sedangkan yang belum

mencapai kriteria ketuntasan ada 3 siswa meningkat 6.25% dari pertemuan

sebelumnya sehingga target pada siklus II belum tercapai.

c) Aspek Afektif

Pada aspek ini, penilaian kemampuan Afektif siswa meliputi beberapa hal

yaitu: (1) Bertanya, (2) Mengerjakan soal di depan kelas, (3) Aktif dalam kerja

kelompok, (4) Menjawab pertanyaan guru. Adapun hasil yang diperoleh terdapat

pada lampiran 18 (halaman 187). Berdasarkan lampiran 18 (halaman 187) hasil

penilaian afektif, maka dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 14.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

76

Tabel 14. Nilai hasil pengamatan afektif siklus II pertemuan 2

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 66 2 63 126 12.5 2 67 73 2 70 140 12.5 3 74 80 6 77 462 37.5 4 81 87 4 84 336 25 5 88 94 2 91 182 12.5

Jumlah 1246 100% Nilai rata-rata kelas 77.9

Dari Tabel 14 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat

pada Gambar 17.

Gambar 17. Grafik hasil pengamatan afektif siklus II pertemuan 2

Grafik hasil pengamatan aspek afektif di atas pada siklus II pertemuan 2

maka dapat diketahui nilai siswa dalam aktifitas sosial pada pembelajaran matematika

dan diperoleh rata rata kelas yaitu 74. Siswa yang mendapat nilai 60 66 sebanyak

2 siswa atau 12.5%. Siswa yang mendapat nilai 67 73 sebanyak 2 siswa atau 12.5%.

Siswa yang mendapat nilai 74 80 sebanyak 6 siswa atau 37.5%. Siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

77 mendapat nilai 81 87 sebanyak 4 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 88

94 sebanyak 2 siswa atau 12.5%.

d. Refleksi

Pada siklus II tahap refleksi sama seperti pada siklus I, dimana data yang

diperoleh melalui pengamatan dan observasi dikumpulkan dan dianalisis.

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama proses

pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan hasil

belajar pertemuan 1 dan 2 selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata kemudian

dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Untuk indikator kinerja

peneliti menetapkan KKM adalah nilai rata rata dari aspek kognitif dapat dilihat

dalam bentuk Tabel 15 grafik, seperti terlihat pada Gambar 18.

Tabel 15. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Siklus II

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Persentase (%)

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Siklus I

Pertemuan 1

Pertemuan 2 Siklus I

65 76.87 79.25 78.06 75% 81.25% 79.25%

70

72

74

76

78

80

82

Nilai Rata - rata Persentase

Pertemuan 1 pertemuan 2 Rata - rata Akhir

Gambar 18. Grafik Nilai dan Persentase Pembelajaran Matematika pada Siklus II

Berdasarkan Gambar 18 di atas, dapat dijabarkan bahwa siswa yang tuntas

adalah 78.25% atau 13 siswa dari 16 siswa. Walaupun pada pertemuan ke-1 siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

78 yang tuntas baru 75%, akan tetapi pada pertemuan ke-2 hasil belajar dapat diperbaiki

menjadi 81.25% ketuntasan dan pada hasil nilai akhir indikator kinerja dapat tercapai

yaitu ketuntasan 79.25% pada siklus II.

Pada siklus II ini peneliti belum mencapai indikator kinerja yang telah

ditetapkan yaitu 80% ketuntasan, akan tetapi pada siklus III ketuntasan siswa akan

dinaikkan menjadi 90%. Berpedoman pada siklus II maka pembelajaran perlu di

tingkatkan lagi pada siklus III.

3. Siklus III

Tindakan siklus III dilaksanakan selama 2 minggu mulai tanggal 15-27 Juni

2011 Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Pada kegiatan yang awal siklus III, dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan

yaitu pada tanggal 15 dan 18 Juni 2011. Rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan

di sesuaikan dengan solusi yang akan digunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi, lembar observasi, instrumen

untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian

yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

Perencanaan dalam siklus III meliputi

1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

3) Menentukaan pokok bahasan.

4) Mengembangkan skenario pembelajaran

5) Menyusun lembar soal evaluasi

6) Menyiapkan sumber belajar dan media

7) Mengembangkan format evaluasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

79

8) Mengembangkan observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan ke-1

Tindakan yang dilaksanakan pada siklus III ini berdasar pada hasil refleksi

siklus II, yaitu pembelajaran Matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang sudah diperbaiki dan

disempurnakan sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai, adapun langkah-

langkahnya

a) Kegiatan Awal

Siswa menjawab pertanyaan guru tentang titik sudut pada bangun kubus.

Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

b) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti, secara garis besar juga dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu:

(1) Eksplorasi

Dalam kegiatan ini, terdapat interaksi antara guru dengan siswa. Guru

mendiskripsikan materi tentang titik sudut, rusuk, dan sisi pada kubus dan

balok beserta modelnya. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang titik

sudut, rusuk, dan sisi pada kubus pada pembelajaran sebelumnya. Siswa

memperhatikan penjelasan guru bagaimana cara manggambar bangun ruang

kubus

(2) Elaborasi

Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan dengan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Siswa dibagi

menjadi 4 kelompok, kelompok dibuat secara acak/heterogen (campuran

menurut prestasi, jenis kelamin dll). Masing-masing kelompok mengerjakan

tugas kelompok sesuai penjelasan yang diberikan oleh guru. Setiap

kelompok menggambar bangun ruang kubus dengan berbeda-beda ukuran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

80

Siswa bersama kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan kelas dan

siswa lain menanggapi hasil kerja kelompok lain.

(3) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi ini, siswa bersama guru mengevaluasi jalannya

diskusi. Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat kesimpulan

pembelajaran sifat kubus dan balok, setelah membuat kesimpulan siswa

mengerjakan soal evaluasi secara individu yang diberikan oleh guru, kemudian

siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran yang akan

dilaksanakan selanjutnya dan guru menutup pembelajaran.

2) Pertemuan ke-2

a) Kegiatan Awal

(1) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang titik sudut pada bangun ruang

(2) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan

dilaksanakan

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Guru mendiskripsikan materi tentang titik sudut, rusuk, dan sisi pada

balok beserta modelnya.

(b) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang titik sudut, rusuk, dan sisi

pada balok pada pembelajaran sebelumnya

(c) Siswa memperhatikan penjelasan guru bagaimana cara menggambar

bangun ruang balok.

(2) Elaborasi

(a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, kelompok dibuat secara

acak/heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin dll).

(b) Masing-masing kelompok mengerjakan tugas kelompok sesuai

penjelasan yang diberikan oleh guru.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

81

(c) Setiap kelompok menggambar bangun ruang kubus dengan berbeda-

beda ukuran.

(d) Siswa bersama kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan kelas.

(e) Kelompok lain menanggapi hasil kerja kelompok lain.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi.

(b) Siswa menyimak umpan balik yang diberikan guru.

c) Penutup

(1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran.

(2) Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu yang diberikan oleh guru.

(3) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan

skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok sangat

baik, dan kelompok super.

(4) Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pembelajaran yang akan

dilaksanakan selanjutnya.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran

yang berlangsung. Pengamatan ini meliputi berbagai aspek. Pada tahap ini yang

utama yaitu mengamati kemampuan kognitif dari siswa. Hasil dari tahap observasi ini

sebagai dasar tahap refleksi pada siklus II. Hasil dari observasi ini akan disajikan

dalam bentuk persen (%), banyaknya persentase dihitung dari jumlah siswa kelas V

yaitu sebanyak 16 siswa. Untuk lebih detailnya dari hasil observasi tersebut maka

akan dibahas di bawah ini.

1) Pertemuan ke-1

a) Aspek Psikomotorik

Pada aspek ini, pengukuran kompetensi produk meliputi menggambar

bangun ruang kubus dan balok penilaian kemampuan siswa meliputi beberapa hal

yaitu: (1) ketepatan gambar (2) kerapian gambar . Untuk hasilnya dapat dilihat pada

lampiran 19 (halaman 189) . Berdasarkan lampiran 19 (halaman 189) hasil penilaian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

82 psikomotor diatas, maka dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Nilai psikomotor Siklus III pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 68 2 64 128 12.5 2 69 77 2 73 146 12.5 3 78 86 5 82 410 31.25 4 87 95 6 91 546 37.5 5 96 - 104 1 100 100 6.25

Jumlah 1330 100 Nilai rata-rata kelas 83.125

Tabel 16 di atas dapat di sajikan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada

Gambar 19.

Gambar 19. Grafik Histogram Nilai Psikomotorik Siklus III Pertemuan 1

Dari lampiran 19 (halaman 189) dan Tabel 16 terdapat perbedaan yaitu pada

jumlah dan rata rata nilai. Hal ini disebabkan karena pada lampiran 19 (halaman

189) jumlah dan rata rata nilai diambil dari hasil penilaian terhadap siswa secara

langsung, sedangkan pada Tabel 16 jumlah dan rata rata diambil dari nilai tengah

dan frekuensi nilai tersebut. Pada penelitian ini data yang di gunakan untuk diolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

83 sebagai hasil belajar siswa adalah data yang diambil dari penilaian terhadap siswa

secara langsung, sedangkan untuk tabel frekuensi dan nilai tengah digunakan untuk

mengetahui berapa banyak siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu

sehingga akan mempermudah dalam mengkategorikan siswa yang berdasarkan pada

nilai.

Dari grafik hasil pengamatan diatas pada siklus III pertemuan 1 maka dapat

diketahui nilai siswa diperoleh rata rata kelas yaitu 81.25. Siswa yang telah

mencapai kriteria ketuntasan ada 14 siswa atau 87.5% dari jumlah keseluruhan siswa

ada 16 siswa sedangkan yang belum mencapai kriteria ketuntasan ada 2 siswa.

b) Aspek Kognitif

Aspek kognitif diukur melalui kompetensi proses dan kompetensi produk.

Pengukuran kompetensi proses yaitu mengukur bangun ruang kubus dan balok

dengan penggaris. Adapun hasil yang diperoleh terdapat pada lampiran 21 (halaman

191) . Berdasarkan lampiran 21 (halaman 191) hasil penilaian kognitif, maka dapat di

perjelas jumlah dan persentase siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu,

seperti yang terlihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 65 2 62.5 125 12.5 2 66 71 1 68.5 68.5 6.25 3 72 77 2 74.5 149 12.5

4 78 83 3 80.5 241.5 18.75 5 84 89 5 86.5 432.5 31.25 6 90 95 2 92.5 185 12.5

7 96 101 1 98.5 98.5 6.25

Jumlah 1300 100% Nilai rata-rata kelas 81.25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

84

Dari Tabel 17 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang terlihat

pada Gambar 20.

Gambar 20. Grafik Histogram Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 1

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai kognitif Matematika kelas V

siklus III pertemuan 1 diperoleh rata-rata kelas sebesar 80.625. Siswa yang telah

mencapai kriteria ketuntasan ada 14 siswa atau 87.5% sedangkan yang belum

mencapai kriteria ketuntasan ada 2 siswa atau 12.5% dari jumlah keseluruhan 16

siswa meningkat 9% dari hasil evalusai pada siklus II.

c) Aspek Afektif

Pada aspek ini, penilaian kemampuan Afektif siswa meliputi beberapa hal

yaitu: (1) Bertanya, (2) Mengerjakan soal di depan kelas, (3) Aktif dalam kerja

kelompok, (4) Menjawab pertanyaan guru. Berdasarkan lampiran 23 (halaman 193)

hasil penilaian afektif, maka dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 18.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

85

Tabel 18. Nilai hasil pengamatan afektif siklus III pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 65 2 62.5 125 12.5 2 66 71 1 68.5 68.5 6.25 3 72 77 2 74.5 149 12.5 4 78 83 3 80.5 241.5 18.75 5 84 89 5 86.5 432.5 31.5 6 90 - 95 2 92.5 185 12.5 7 96 - 101 1 98.5 98.5 6.25

Jumlah 1300 100% Nilai rata-rata kelas 81.25

Dari Tabel 18 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang

terlihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Grafik hasil pengamatan afektif siklus III pertemuan 1

Grafik hasil pengamatan aspek afektif diatas pada siklus III pertemuan 1

maka dapat diketahui nilai siswa dalam aktifitas sosial pada pembelajaran matematika

dan diperoleh rata rata kelas yaitu 81.25. Siswa yang mendapat nilai 60 65

sebanyak 2 siswa atau 12.5%. Siswa yang mendapat nilai 66 71 sebanyak 1 siswa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

86 atau 6.25%. Siswa yang mendapat nilai 72 77 sebanyak 2 siswa atau 12.5%. Siswa

yang mendapat nilai 78 83 sebanyak 3 siswa atau 18.75%. Siswa yang mendapat

nilai 84 89 sebanyak 5 siswa atau 31.5%. Siswa yang mendapat nilai 90 95

sebanyak 2 siswa atau 12.5%. Siswa yang mendapat nilai 96 101 sebanyak 1 siswa

atau 6.25%.

2) Pertemuan Ke-2

a) Aspek Psikomotorik

Pada aspek ini, pengukuran psikomotorik ini meliputi menggambar bangun

ruang kubus dan balok penilaian kemampuan siswa meliputi beberapa hal yaitu: (1)

ketepatan gambar (2) kerapian gambar . Untuk hasilnya dapat dilihat pada lampiran

20 (halaman 190). Berdasarkan lampiran 20 (halaman 190) hasil penilaian

psikomotor di atas, maka dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Nilai Psikomotor Siklus III Pertemuan 2

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 68 1 64 64 6.25 2 69 77 2 73 146 12.5 3 78 86 4 82 328 25 4 87 95 7 91 637 43.75 5 96 - 104 2 100 200 12.5

Jumlah 1375 100% Nilai rata-rata kelas 85.93

Tabel 19 di atas dapat di sajikan dalam bentuk grafik seperti terlihat pada

Gambar 22.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

87

0

1

2

3

4

5

6

7

60 - 68 69 - 77 78 - 86 87 - 95 96 - 104

1

2

4

7

2

Interval Nilai

Siswa

Gambar 22. Grafik Histrogram Nilai Psikomotorik Siklus III Pertemuan 2

Dari lampiran 20 (halaman 190) dan Tabel 18 terdapat perbedaan yaitu pada

jumlah dan rata rata nilai. Hal ini disebabkan karena pada lampiran 20 (halaman

190) jumlah dan rata rata nilai diambil dari hasil penilaian terhadap siswa secara

langsung, sedangkan pada Tabel 18 jumlah dan rata rata diambil dari nilai tengah

dan frekuensi nilai tersebut. Pada penelitian ini data yang di gunakan untuk diolah

sebagai hasil belajar siswa adalah data yang diambil dari penilaian terhadap siswa

secara langsung, sedangkan untuk tabel frekuensi dan nilai tengah digunakan untuk

mengetahui berapa banyak siswa yang mendapatkan nilai pada interval tertentu

sehingga akan mempermudah dalam mengkategorikan siswa yang berdasarkan pada

nilai.

Dari grafik hasil pengamatan diatas pada siklus III pertemuan 2 maka dapat

diketahui nilai siswa diperoleh rata rata kelas yaitu 84.37. Siswa yang telah

mencapai kriteria ketuntasan ada 15 siswa atau 93.75% sedangkan yang belum tuntas

ada 1 siswa atau 6.25% dari jumlah keseluruhan 16 siswa meningkat 6.25% dari

siklus sebelumnya sehingga diharapkan pada siklus III pertemuan kedua hasilnya

dapat lebih meningkat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

88

b) Aspek Kognitif

Aspek kognitif diukur melalui kompetensi proses dan kompetensi produk.

Pengukuran kompetensi proses yaitu mengukur bangun ruang kubus dan balok

dengan penggaris. Adapun hasil yang diperoleh terdapat pada lampiran 22 (halaman

192). Berdasarkan lampiran 22 (halaman 192) hasil penilaian kognitif di atas, maka

dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang mendapatkan nilai pada interval

tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 2

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 65 1 62.5 62.5 6.25 2 66 71 1 68.5 68.5 6.25 3 72 77 2 74.5 149 12.5

4 78 83 2 80.5 161 12.5 5 84 89 7 86.5 605.5 43.75 6 90 95 3 92.5 277.5 18.75

Jumlah 1324 100 Nilai rata-rata kelas 82.75

Dari Tabel 20 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang

terlihat pada Gambar 23.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

89

0

1

2

3

4

5

6

7

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95

1 1

2 2

7

3

Interval Nilai

Siswa

Gambar 23. Grafik Histogram Nilai Kognitif Siklus III Pertemuan 2

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, nilai kognitif Matematika kelas V

siklus II pertemuan 2 diperoleh rata-rata kelas sebesar 82.1875. Siswa yang sudah

mencapai kriteria ketuntasan (KKM 65) ada 15 siswa sedangkan yang belum

mancapai kriteria ketuntasan ada 1 siswa meningkat 6.25% dari pertemuan

sebelumnya sehingga target pada siklus II sudah tercapai.

c) Aspek Afektif

Pada aspek ini, penilaian kemampuan Afektif siswa meliputi beberapa hal

yaitu: (1) Bertanya, (2) Mengerjakan soal di depan kelas, (3) Aktif dalam kerja

kelompok, (4) Menjawab pertanyaan guru. Berdasarkan lampiran 23 (halaman 193)

hasil penilaian afektif, maka dapat diperjelas jumlah dan persentase siswa yang

mendapatkan nilai pada interval tertentu, seperti yang terlihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Nilai hasil pengamatan afektif siklus III pertemuan 2

No Interval Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi.xi Persentase

(%)

1 60 65 1 62.5 62.5 6.25 2 66 71 2 68.5 137 12.5 3 72 77 1 74.5 74.5 6.25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

90

4 78 83 3 80.5 241.5 18.75 5 84 89 4 86.5 346 25 6 90 95 3 92.5 277.5 18.75 7 96 - 101 2 98.5 197 12.5

Jumlah 1336 100% Nilai rata-rata kelas 83.5

Dari Tabel 21 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti yang

terlihat pada Gambar 24.

Gambar 24. Grafik hasil pengamatan afektif siklus II pertemuan 2

Grafik hasil pengamatan aspek afektif di atas pada siklus III pertemuan 2

maka dapat diketahui nilai siswa dalam aktifitas sosial pada pembelajaran matematika

dan diperoleh rata rata kelas yaitu 83.43. Siswa yang mendapat nilai 60 65

sebanyak 1 siswa atau 6.25%. Siswa yang mendapat nilai 66 71 sebanyak 2 siswa

atau 12.5%. Siswa yang mendapat nilai 72 77 sebanyak 1 siswa atau 6.25%. Siswa

yang mendapat nilai 78 83 sebanyak 3 siswa atau 18.75%. Siswa yang mendapat

nilai 84 89 sebanyak 4 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 90 95

sebanyak 3 siswa atau 18.75%. Siswa yang mendapat nilai 96 101 sebanyak 2 siswa

atau 12.5%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

91 d. Refleksi

Pada siklus III tahap refleksi sama seperti pada siklus II, dimana data yang

diperoleh melalui pengamatan dan observasi dikumpulkan dan dianalisis.

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama proses

pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara mengumpulkan hasil

belajar pertemuan 1 dan 2 selanjutnya dibuat rata-rata, setelah dirata-rata kemudian

dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Untuk indikator kinerja

peneliti menetapkan KKM adalah nilai rata rata dari aspek kognitif Adapun hasil

yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 22 dan digambarkan dalam bentuk grafik,

seperti terlihat pada Gambar 25.

Tabel 22. Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Siklus III

Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Persentase (%)

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Siklus I

Pertemuan 1

Pertemuan 2 Siklus I

65 80.62 82.18 81.40 87.5% 93.75% 90.625%

Gambar 25. Grafik Nilai dan Persentase Pembelajaran Matematika pada Siklus III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

92

Berdasarkan Gambar 25 di atas, dapat dijabarkan bahwa siswa yang tuntas

adalah 90.625% atau 15 siswa dari 16 siswa. Walaupun pada pertemuan ke-1 siswa

yang tuntas baru 87.5%, akan tetapi pada pertemuan ke-2 hasil belajar dapat

diperbaiki menjadi 93.75% ketuntasan dan pada hasil nilai akhir indikator kinerja

dapat tercapai yaitu ketuntasan 90.625% pada siklus III.

Berdasarkan hasil refleksi siklus III dan melihat hasil belajar Matematika

yang diperoleh masing-masing pertemuan, maka pembelajaran Matematika kelas V

dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

pada siklus III sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian atau sesuai

dengan indikator kinerja yang telah ditentukan sehingga tidak perlu dilanjutkan pada

siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika

tentang sifat bangun ruang kubus dan balok siswa SD Negeri Jagir 3 tahun pelajaran

2010/2011.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Masalah 1

Apakah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams-Achievment Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika

tentang sifat bangun ruang pada siswa kelas V SDN Jagir 3 tahun ajaran 2010/2011?

Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) pada pembelajaran Matematika tentang sifat bangun ruang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Jagir 3 tahun ajaran 2010/2011.

Pengamat pada aspek hasil belajar siswa pada saat pembelajaran diperoleh hasil

sebagai berikut: Pada kondisi awal siswa yang mendapat nilai di bawah 65 Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 9 siswa atau sekitar 45% dari 16 siswa, siklus

I pertemuan I siswa yang sudah tuntas hanya mencapai 10 orang atau 62.5% dan

siswa yang belum mencapai ketuntasan ada 6 siswa atau 37.5% dari 16 siswa, siklus I

pertemuan II siswa yang sudah tuntas hanya mencapai 11 orang atau 68.75% dan

siswa yang belum mencapai ketuntasan ada 5 siswa atau 31.25% dari 16 siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

93 Namun pada siklus II terjadi peningkatan yaitu pada siklus II pertemuan I siswa yang

sudah tuntas ada 12 siswa atau 75%, siklus II pertemuan II yang sudah tuntas 13

siswa sedangkan yang belum mencapai kriteria ketuntasan ada 3 siswa meningkat

6.25% dari pertemuan sebelumnya. Dan pada siklus III pertemuan I hasil belajar

meningkat yaitu siswa yang sudah tuntas 14 siswa atau 87.5%, siklus III pertemuan II

siswa yang sudah tuntas 15 siswa sedangkan yang belum tuntas ada 1 siswa

meningkat 6.25% dari pertemuan sebelumnya. Hal ini terbukti pada kondisi awal

sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata Matematika siswa 63.4 dengan

persentase ketuntasan klasikal sebesar 43.75%, siklus I nilai rata-rata Matematika

siswa 63.90625 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 66%, siklus II nilai

rata-rata Matematika siswa 78.0625 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar

78.25% dan siklus III nilai rata-rata Matematika siswa 81.40625 dengan persentase

ketuntasan klasikal sebesar 93.75%.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada dapat dilihat

adanya peningkatan hasil belajar yang dilakukan melalui pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD) kelas V SD Negeri Jagir 3.

Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I, siklus

II dan siklus III yang masing-masing terdiri dari 2 pertemuan.

Setelah tindakan demi tindakan dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian

yang ada dapat dikemukakan hasilnya. Hasil penelitian pada dasarnya merupakan

jawaban atas permasalahan yang telah dikemukakan. Sebagaimana telah dipaparkan

pada deskripsi permasalahan penelitian yang terletak pada siklus I, siklus II dan

siklus III yaitu

1) Kemauan siswa mengerjakan soal di depan kelas masih rendah.

2) Siswa kurang teliti dalam mengerjakan lembar soal evaluasi.

3) Kerja sama dalam kelompok belum terlihat yang mengerjakan hanya beberapa

siswa.

Berdasarkan hasil observasi di atas, maka diperoleh data seperti yang terlihat

pada Tabel 23.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

94

Tabel 23. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika dan Persentase

Ketuntasan Klasikal Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Kriteria Ketun-tasan Mini- mal

(KKM)

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Persentase (%)

Sebe- lum Tin-

dakan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Sebe- lum Tin-

dakan

Siklus I

Siklus II

Siklus III

65 63.4 63.90 78.06 81.40 43.7% 66% 79.25% 93.75% Dari perhitungan nilai rata-rata hasil pembelajaran Maetematika pada Tabel

23, siswa

yang cukup signifikan. Hal ini merefleksikan bahwa penggunaan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran

Matematika dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya

peningkatan nilai hasil belajar Matematika. Jika digambarkan dalam sebuah grafik

maka akan terlihat seperti pada Gambar 26.

Gambar 26. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Matematika dan Persentase Ketuntasan Klasikal Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Dari gambar 26 terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika pada

kondisi awal hanya 63.4 yang kemudian meningkat pada siklus I menjadi 63.90625

meningkat lagi pada siklus II menjadi 78.0625 dan meningkat lagi pada siklus III

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

95 menjadi 81.40625. Sedangkan dari segi ketuntasan belajar Matematika pada kondisi

awal ketuntasan sebesar 43.75% (9 siswa dari 16 siswa) kemudian pada siklus I

ketuntasan belajar meningkat sebesar 66% (11 siswa dari 16 siswa), pada siklus II

ketuntasan belajar meningkat sebesar 78.25% (13 siswa dari 16 siswa), dan pada

siklus III ketuntasan belajar meningkat lagi sebesar 93.75% (15 siswa dari 16 siswa).

Setelah mengolah data hasil observasi pada hasil belajar Matematika pada

siswa kelas V SD Negeri Jagir 3, peneliti juga melakukan perhitungan skor kemajuan

individu dan skor kemajuan tim pada siklus I, siklus II dan siklus III. Perhitungan

poin kemajuan individu dan skor kemajuan tim ini berdasar pada teori model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Untuk

mengetahui skor kemajuan individu lebih jelasnya dapat disajikan dalam bentuk tabel

24.

Tabel 24. Skor Kemajuan Individu Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Jagir 3 dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD) pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Tim Nama Siswa Skor Kemajuan Siklus I Siklus II Siklus III

A

Fahrudin Tri Rahmadi 10 30 5 Sri Anjar Wati 30 20 5 Langgeng Setiawan 10 30 5 Agung Ardianto 30 5 30

B

Rudiah Ramadani 20 20 10 Muchamad Rifaldi 30 5 30 Wulan Sari 30 10 20 Randika Darmawan 30 20 10

C

Johan Wahyu Nugroho 30 10 20 Sri Lestari 30 5 30 Puguh Mahardika 30 5 30 Mahernis Guteres Z.G 30 5 30

D

Bayu Nugroho 30 20 20 Julaifan Dwi Nugroho 30 10 20 Apriliana Setyo Dewi 30 20 20 Roy Hariyanto 30 20 10

Setelah menghitung skor kemajuan individu, juga dilakukan perhitungan skor

kemajuan kelompok dan pemberian penghargaan kelompok. Sedangkan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

96 mengetahui skor perolehan tiap kelompok Student Teams Achievement Division

(STAD) lebih jelasnya dapat disajikan dalam bentuk tabel 25.

Tabel 25. Skor Kemajuan Kelompok Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Jagir 3 dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada

Siklus I, Siklus II, dan siklus III

Tim Skor Rata-rata I

Kategori Skor Rata-rata II

Kategori Skor Rata-

rata III Kategori

A 20 Tim Baik 21.25 Tim Super Hebat

11.25 Tim Baik

B 27.5 Tim Sangat Baik 13.75 Tim Sangat

Baik 17.5 Tim Sangat

Baik

C 30 Tim Super 6.25 Tim Baik 27.5 Tim Super

D 30 Tim Super 17.5 Tim Super 17.5 Tim Sangat

Baik

Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran Matematika tentang sifat bangun

ruang kubus dan balok kelas V SD Negeri Jagir 3 Tahun 2011.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

97

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga

siklus. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang sifat

bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri Jagir 3 tahun ajaran 2010/2011. Hal

ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata

Matematika siswa 63.4 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 43.75%,

siklus I nilai rata-rata Matematika siswa 63.90625 dengan presentase ketuntasan

klasikal sebesar 66%, siklus II nilai rata-rata Matematika siswa 78.0625 dengan

presentase ketuntasan klasikal sebesar 78.25% dan siklus III nilai rata-rata

Matematika siswa 81.40625 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar

93.75%. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Matematika di kelas V sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika

tentang sifat bangun ruang.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) pada mata pelajaran Matematika kelas V. Model yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus yang

digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 18 Maret

2011, siklus II dilaksanakan pada tanggal 18-25 Maret 2011 dan . Dalam setiap

pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang,

sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan

dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap

siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

98 perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan

dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus III.

Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat

meningkatkan hasil belajar Matematika tentang sifat bangun ruang siswa kelas V

SD Negeri Jagir 3. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan

implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions

(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang sifat bangun pada

siswa kelas V, hal itu dapat ditinjau dari hal-hal berikut.

Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih media

pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menguasai konsep-konsep dalam

pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia

interaktif dapat meningkatkan hasil belajar sifat bangun ruang siswa kelas V

karena penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) dalam pembelajaran Matematika memungkinkan terjadinya

interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, proses pembelajaran

lebih menarik , dan sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.

Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa juga

sangat penting. Motivasi diberikan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga

siswa mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian, dan

melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran. Motivasi

dapat ditanamkan pada diri siswa dengan memberikan latihan-latihan,

memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan

memberikan penghargaan terhadap keberhasilan siswa dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Pentingnya pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD) dalam pembelajaran Matematika terbukti dapat

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan

yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. Selain itu pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

99 kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) juga dapat

meningkatkan kreativitas dan kerja sama kelompok.

Presentase peningkatan hasil belajar sifat bangun ruang Matematika

siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD). Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai

rata-rata tiap siklus pada aspek kognitif siswa. Dengan adanya peningkatan ini

kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya peningkatan hasil belajar

Matematika siswa kelas V SD Negeri Jagir 3 meningkat.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan media

dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas proses

belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa SD

Negeri Jagir 3.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan

oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada umumnya dimiliki

oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran

Matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu aspek

peningkatan hasil belajar harus diperhatikan sehingga mendukung keberhasilan

pembelajaran khususnya Matematika.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada

beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang tepat sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

100 2. Bagi Guru

a) Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa

menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan

bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi

untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang sesuai,

sehingga dapat memberikan kemudahan terhadap siswa untuk lebih

memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu, serta mampu

memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi.

c) Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) pada pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Bagi Siswa

a) Siswa hendaknya lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams-Achievement Divisions (STAD), sebagai salah satu model

pembelajaran model pembelajaran yang menarik, sehingga dapat digunakan

sebagai cara alternative dalam memperoleh hasil belajar matematika yang

optimal.

b) hendaknya keterampilan kooperatif lebih ditingkatkan dan usahakan

mempunyai hubungan baik antarsiswa, sehingga mempermudah dalam

proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih

cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan

pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-

Achievement Divisions (STAD) guna melengkapi kekurangan yang ada serta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN ... · v abstrak septrian hendys virdianto. peningkatan hasil belajar matematika tentang sifat bangun ruang melalui model

101 sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil belajar Matematika yang

belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user