99
BLOK 2.3 RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015

RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

BLOK 2.3

RESPIRATORY

BUKU TUTOR

Edisi Kedua

PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG

2015

Page 2: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

BLOK 2.3 RESPIRATORY

Buku Blok

@Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan sebagian isi atau seluruh buku dengan cara

dan dalam bentuk apapun juga tanpa seijin editor dan penerbit

Penulis:

Tim Blok 2.3

Editor :

Penerbit:

Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Edisi Kedua, Desember 2015

ISBN : ..............

Page 3: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

BLOK 2.3

RESPIRATORY

Buku Tutor

Edisi Kedua, Desember 2015

TIM BLOK

Usan Daryaman, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Henty Sugesti, M.Kep

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Kritis Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Irma Nuramalia, M.Kep

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Medikal Bedah Program Study Strata-1 STIKes Dharma

Husada Bandung

R. Bayu Kusuma N, S,Kep., Ners, M.Kes.AIFO

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Erma Sugihartini, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Nur Azizah, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Page 4: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

KONTRIBUTOR

Asri Handayani, S,Kep., Ners., M.Kep

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Komunitas Program Study Strata-1 STIKes Dharma

Husada Bandung

Hj. Cucu Rokayah, M.Kep

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Jiwa Prodi S1 Keperawatan STIKes DHB

Irma Nuramalia, M.Kep

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Medikal Bedah Program Study Strata-1 STIKes Dharma

Husada Bandung

Asep Taruna, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Ali Musthofa, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Usan Daryaman, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Page 5: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

TUTOR BLOK 2.3

Usan Daryaman, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Irma Nuramalia, M. Kep

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Medikal Bedah Program Study Strata-1 STIKes Dharma

Husada Bandung

Erma Sugihartini, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Nur Azizah, S.Kep., Ners

Sub Bagian Keperawatan : Keperawatan Dasar Program Study Strata-1 STIKes Dharma Husada

Bandung

Page 6: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Peta Kurikulum Program Studi Strata-1 Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung

IV4.1. Emergency (include

BCLS)

4.2. Disaster Management

in Nursing

4.3. Enterpreneurship and

Elective : MIS,

Occupational Health,

Japanese

4.4. CCNS

Thesis

III3.1. Neurobehavior and

coping3.2. Nursing Education

3.3. Research

Methodology

3.4 Nursing Management

and Health Policy

Nursing English Advance English

II 2.1 Digestive 2.2. Cardiovascular 2.3 Respiration 2.4. Urinary

General English Civilization

I1.1. Fundamental of Nursing

1.2. Social and

Transcultural in Nursing

1.3. Conceptual Model in

Nursing

1.4. Basic Science in

Nursing

2.3. Musculosceletal and

Religion Indonesian

KATA PENGANTAR

Page 7: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Segala Puji bagi Allah, Tuhan Yang Maya Kuasa, atas karunia-Nya sehingga Buku Blok 2.3

ini bisa kami terbitkan sebagai panduan bagi dosen dan mahasiswa. Blok 2.3 adalah blok yang

membahas tentang system respiratory akan diselesaikan dalam waktu 5 minggu. Fokus

pembelajaran pada blok ini meliputi: mampu memahami anatomi dan fisiologi system respiratory,

mampu memahami. Patofisiologi penyakit-penyakit pada system respiratory yang terjadi pada

berbagai tingakatan usia dengan benar, mampu memahami dan melakukan simulasi asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan system respiratory pada berbagai tingkat usia

dengan memperhatikan aspek legal dan etik, mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan

pada kasus gangguan system respiratory dengan benar.

Setelah mempelajari blok 2.3 mahasiswa diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan dan

ketrampilan berkaitan dengan System Respiratory pada berbagai siklus kehidupan baik sehat

maupun sakit di rumah, masyarakat maupun di tatanan pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas

sampai ke rumah sakit yang berdasarkan evidence.

Pada blok 2.3 ini akan mempelajari beberapa cabang ilmu secara terintegrasi yaitu Anatomi

Fisiologi, Patofisiologi, Keperawatan anak, Keperawatan gawat darurat, Psikologi, KMB, Gerontik.

Berbagai metode pembelajaran akan diterapkan selama proses pembelajaran untuk di blok 2.3

sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan, yaitu mahasiswa diberi skenario kasus yang

dijadikan pemicu untuk diskusi kelompok kecil dengan seven jump, kuliah, seminar, skills

laboratorium, role play, film dan field study, dalam setiap kegiatan tersebut akan dilakukan

evaluasi untuk menilai pencapaian kompetensi mahasiswa.

Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi dilakukan dengan menggunakan

evaluasi formatif dan sumatif yang terdiri dari evaluasi akhir blok, tugas, seminar, skenario, case

study dan role play.

Bandung, Desember 2015

Ketua Program Studi

Page 8: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

DAFTAR ISI

Peta Kurikulum .…………………….……………………………………..………

Kata Pengantar ……………………………………………………………............

Daftar Isi …………………………………………………………………………...

Pendahuluan ………………..………………………………………………………

Pohon Topik Blok 2.3 ...……………………………………………………............

Cetak Biru Penilaian......…………………………………………………………….

Aktivitas Pembelajaran 2.3………………………………………………………...

Unit Belajar 1 ………………………………………………………………..........

Unit Belajar 2 ……………………………………………………………….........

Unit Belajar 3 ……………………………………………………………….........

Unit Belajar 4 ………………………………………………………………........

Unit Belajar 5 ……………………………………………………………….......

Lampiran ………………………………………………………………………..

Page 9: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

PENDAHULUAN

Blok 2.3 merupakan blok pada tahun pertama dalam pembelajaran mahasiswa. Pada blok ini

mahasiswa akan mempelajari System Respiratory dalam berbagai siklus kehidupan yang

berdasarkan evidence. Mahasiswa akan mempelajari beberapa cabang ilmu secara terintegrasi yaitu

Anatomi Fisiologi, Patofisiologi, Keperawatan anak, Keperawatan gawat darurat, Psikologi, KMB,

Gerontik.

TUJUAN UMUM

Setelah menyesaikan blok 2.3 mahasiswa mampu memahami dengan benar tentang system

Respiratory yang dapat diterapkan dalam berbagai tingkat perkembangan manusia dengan

menerapkan asuhan keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan.

TUJUAN KHUSUS :

Setelah pembelajaran selama lima minggu, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Diakhir sesi, mahasiswa semester III mampu memahami anatomi dan fisiologi sistem

Respiratory

2 Diakhir sesi, Mahasiswa semester III mampu memahami Patofisiologi penyakit-penyakit pada

system Respiratory yang terjadi pada berbagai tingakatan usia dengan benar

3 Diakhir sesi, mahasiswa semester III mampu memahami dan melakukan simulasi asuhan

keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan system Respiratory pada berbagai

tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etik

4 Diakhir sesi mahasiswa semester III mampu melakukan stimulasi pendidikan kesehatan dengan

gangguan system Respiratory pada berbagai tingkat usia dengan baik dan benar

5 Diakhir sesi, mahasiswa semester III mampu mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang

berhubungan dengan system Respiratory dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam

mengatasi masalah perkemihan dengan benar

6 Diakhir sesi, mahasiswa semester III mampu melakukan simulasi pengelolaan asuhan

keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan system Respiratory pada berbagai

tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis

7 Diakhir sesi, mahasiswa semester III mampu mengaplikasikan fungsi advokasi pada kasus

Page 10: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

dengan gangguan system Respiratory pada berbagai tingkat usia dengan benar

8 Diakhir sesi, mahasiwa semester III mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada

kasus gangguan system Respiratory dengan benar

KETERKAITAN DENGAN BLOK LAIN

Blok 2.3 berkaitan dengan blok-blok yang telah dan akan dipelajari mahasiswa yaitu:

1.4. Basic Science in Nursing

4.1. Emergency (include BCLS)

4.2. Disaster Management in Nursing

3.5 Family Nursing

3.6 Nursing Community

Page 11: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

POHON TOPIK BLOK 2.3

Page 12: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

SKENARIO BLOK 2.3

Berdasarkan pohon masalah diatas, blok 2.3 terdapat lima unit pembelajaran yang terdiri dari 5

skenario. Tiap unit pembelajaran akan diselesaikan dalam waktu satu minggu. Nama skenario pada

blok 2.3 adalah :

1. 1. Skenario 1 : “Pengalaman naik ke gunung Papandayan..”

2. 2. Skenario 2 : “serak-serak basah…. ”

3. 3. Skenario 3 : “batuk yang tak kunjung sembuh”

4. 4. Skenario 4 : “Susahnya bernafas”

5. 5. Skenario 5 : “tolong!!! Tenggelam….gak bisa nafas!!”

Page 13: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

EVALUASI PEMBELAJARAN

CETAK BIRU PENILAIAN BLOK 2.3

Sistem penilaian pencapaian kompetensi yang dikembangkan mengacu pada aktivitas

pembelajaran didasarkan pada pencapaian aspek kognitif, psikomotor dan afektif yang terdiri dari:

1. Penugasan : 20 %

2. Ujian ketrampilan keperawatan : 20 %

3. Diskusi kelompok kecil : 20 %

4. Ujian Akhir Blok (UAB) : 40 %

Sedangkan evaluasi formatif dilakukan untuk menilai untuk menilai kemajuan pencapaian

kompetensi dan untuk upaya perbaikan dilakukan sesuai format yang tersedia terutama saat

mahasiswa melakukan kunjungan lapangan, diskusi atau kerja kelompok, keaktifan selama proses

pembelajaran termasuk pencapaian kehadiran 75%.

A. 1. Jenis soal MCQ:

Tujuan Topik

Tujuan Jumlah soal %

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Pengkajian jalan napas 1

Pengkajian gangguan

pulmonal

Pengkajian tanda dan gelaja

pernapasan

1

Pengkajian kemampuan

bernapas

Pengkajian diagnostik fungsi

pernapasan

1

Proses keperawatan pada

sistem respirasi

1

Page 14: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

4

Memahami dan

mengaplikasikan asuhan

keperawatan pada pasien

dengan gangguan

respiratory

Asuhan keperawatan pada

pasien dengan Sinusitis dan

Laringitis

1

Asuhan keperawatan pada

pasien dengan Tonsillitis

Laryngitis

1

Asuhan keperawatan pada

pasien dengan Pleurisy

Empiema

1

3

Memahami dan

mengaplikasikan asuhan

keperawatan pada pasien

dengan gangguan

Resoiratory

Asuhan keperawatan pada

pasien dengan Pneumonia

dan Tuberkolosis

1

Asuhan keperawatan pada

pasien dengan asma dan

bronchitis

2

Asuhan keperawatan pada

pasien dengan COPD

2

Asuhan keperawatan pada

pasien dengan empisema dan

embolisme paru

1

Asuhan keperawatan pada

pasien dengan ateletaksis

1

7

Memahami dan

mengaplikasikan asuhan

keperawatan pada pasien

Asuhan keperawatan dengan

efusi pleura dan pneumotorak

1

Asuhan keperawatan dengan 2

Page 15: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

dengan gangguan

Resoiratory

sindrom napas gawat dewasa

Asuhan keperawatan dengan

keganas

1

4

Memahami tentang

pertimbangan

gerontology dan trend

issue penyakit sistem

Respiratory dan serta

mengaplikasikan asuhan

keperawatan pada pasien

dengan gangguan

Resoiratory: anak

Asuhan keperawatan dengan

gangguan sistem respirasi

pada anak : RDS (Respiratory

Distress Syndome),

SID(Sudden infant death

syndrome)

1

Trend issue penyakit sistem

pernapasan

2

pertimbangan gerontology 1

4

A. 2. Jenis soal essay :

Berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan Respiratory :

• - Askep pada pasien ca. faring/ laring

• - Askep pasien RDS (Respiratory Distress Syndome)

• - Askep pada pasien tuberkolosis

• - Askep pada pasien efusi pleura

Point untuk essay adalah 40 (40%)

Page 16: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Blok 2.3 terdiri dari lima unit pembelajaran dan lima skenario yang berfokus pada: anatomi,

fisiologi, konsep pengkajian pada pasien tuberculosis, asuhan keperawatan pada pasien efusi

pleura, asuhan keperawatan pada pasien faringitis, asuhan keperawatan pada pasien ARDS, oleh

karena itu disiapkan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Aktivitas pembelajaran dalam Blok yang akan 2.3 digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran adalah :

1. Tutorial

Tutorial yang dilakukan adalah diskusi dalam kelompok kecil dengan menggunakan

problem based learning (PBL). Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil beranggotakan

10 – 12 mahasiswa. Tutorial dijadwalkan 2 kali seminggu dan dilakukan dengan didampingi oleh

tutor atau mandiri. Untuk mencapai tujuan pembelajaran mahasiswa diberikan skenario kasus dan

kelompok akan mendiskusikan kasus tersebut dengan pendekatan seven jump. Setiap satu skenario

akan dibahas dalam dua kali pertemuan, pertemuan pertama akan dilakukan langkah 1-5 dan

pertemuan kedua akan dilakukan langkah 6-7. Langkah 6 mahasiswa menggunkan sumber belajar

eksternal dan belajar mandiri. Langkah 7 mahasiswa akan melanjutkan diskusi kelompok.

2. Belajar mandiri

Dalam pembelajaran orang dewasa, mahasiswa dapat belajar secara mandiri dari berbagai

sumber belajar eksternal yaitu : perpustakaan, wabsite (internet & intranet), e-Learning, buku,

brosur dan jurnal. Meode belajar mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau kajian jurnal

oleh mahasiswa berupa bimbingan atau pengajaran khusus. Dalam metode ini mahasiswa akan

terlebih dahulu mendapatkan penjelasan tentang proses dan hasil yang diharapkan serta diberikan

daftar bacaan sesuaikebutuhan. Dengan belajar mandiri diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan kerja dan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan

secara aktif.

3.

Kuliah pakar

Metode kuliah pakar/ ceramah pakar berbentuk penjelasan pengajar kepada mahasiswa dan

Page 17: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu

dipersiapkan pengajar daftar topik yang akan diajarkan dan media visual atau materi pembelajaran.

Selama kuliah pakar seluruh dosen diwajibkan menggunakan pendekatan student centered learning

(SCL). SCL adalah konsep pembelajaran dengan pendlam proses pendekatan:

A. A. Menyertakan mahasiswa dalam proses pembelajaran

B. B. Mendorong mahasiswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak, luas

dan mendalam.

C. C. Membantu mahasiswa untuk menyelami kejadian pada kehidupan nyata.

D. D. Mendorong terjadinya pembelajaran secara active

E. E.Mendorong kemampuan mahasiswa untuk berfikir kritis

F. F.Mengarahkan mahasiswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya

belajar

G. G. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang mahasiswa

1. 4. Skills

Laboratorium

Skills lab keperawatan merupakan praktik ketrampilan keperawatan di laboratorium

keperawatan dengan menggunakan probandus/manikin untuk simulasi ketrampilan klinik

keperawatan. Jenis ketrampilan keperawatan klinik pada Blok 2.3 yaitu pemberian oksigenasi dan

pulsasi oxyometri, nebulaizer, suction, perawatan tracheostomy, dan perawatan WSD.

1. 5. Field Study

Aktivitas pembelajaran ini merupakan aktivitas yang langsung mengenalkan fenomena di

masyarakat terkait dengan tujuan pembelajaran blok. Adapun tujuan pembelajaran field study ini

untuk mempelajari secara langsung di masyarakat tantang proses keperawatan terutama pengkajian

disetiap tahapan tumbuh kembang manusia.

1. 6. Seminar

Page 18: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Metode seminar berbentuk kegiatan belajar bagi kelompok mahasiswa untuk membahas

topik atau masalah tertentu. Seminar dalam blok 2.3 adalah presentasi hasil diskusi mengenai hasil

menganalisi dari penayangngan film atau video. Penyeleaian tugas membahas topik atau masalah

tersebut menjadi tanggung jawab anggota seminar dan dosen sebagai nara sumber.

1. 7. Film

Film atau video diberikan kepada mahasiswa dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat

multi demensi dalam proses pembelajaran yaitu agar mahasiswa dapat memahami dan menganalisis

fenomena serta kejadian apa yang terjadi dalam film yang telah ditayangkan sehingga terbentuklah

critical thinking mahasiswa sehingga di akhir session mahasiswa dapat mengambil pembelajaran

dan berupa point utama yang akan dikaji lebih mendalam, berupa keterampilan psikomotor dan

afektif. Pencapaian keterampilan kognitif agar dapat memahami teori dan mengintegrasikannya;

keterampilan afektif (mahasiswa merencanakan kegiatan secara mandiri, kerjasama dan tukar

informasi). Diakhir menonton film ini, mahasiswa akan ditugaskan untuk membuat resume film

berupa pembuatan makalah atau seminar dari hasil menonton film tadi. Pada tahap pelaksanaan dan

evaluasi film, dosen atau instruktur akan :

a. a. Menginformasikan tujuan dari menonton film

b. b. Mengkomunikasikan tugas yang harus diselesaikan setelah menonton film

c. c. Membimbing pelaksanaan menonton film

d. d. Member umpan balik

a. 8. Praktek Mandiri

Praktek mandiri adalah praktek yang dilakukan mahasiswa secara mandiri di ruang

laboratorium sehingga skill lab mahasiswa dapat lebih terlatih. Sebelum praktek mandiri dilakukan

mahasiswa telah mendapatkan bimbingan dari dosen pengajar.

Page 19: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

UNIT BELAJAR I

Minggu 1

Setelah menyelesaikan minggu pertama mahasiswa mampu :

1. 1. Memahami tentang teori Anatomi Fisiologi system Respiratory

2. 2. Memahami tentang konsep Pengkajian system Respiratory

3. 3. Memahami mekanisme normal system Respiratory

4. 4. Memahami pemeriksaan system respiratory

Page 20: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

5. 5. Mempraktekan tentang terapi oksigenasi dan pulse oximentry

Aktivitas pembelajaran minggu pertama :

1. 1. Tutorial

No. Topik Durasi Departemen Dosen

1 Anatomi dan Fisiologi system respiratory“Pengalaman naik gunung papandayan”

6 jam Deden Aji Jaelani, S. Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

3

SKENARIO 1

“Pengalaman Naik Gunung Papandayan”

Pada   jumat   sore   aku   dan   teman­temanku   berangkat   dari   bandung   menuju   garut

(menggunakan Elf) begitu sesak rasanya nafas ini, maklum baru pertama naik elf yang berjubal,

tapi Alhamdulillah karena paru­paru saya masih bagus jadi tidak pingsan. Singkat cerita sudah 3

jam perjalanan akhirnya sampailah kita di kaki gunung papandayan, ternyata beda rasanya ketika

saya turun dari mobil sangat lega, bahkan mulai dari hidung sampai ke paru­paru rasanya tidak ada

beban, mulailah saya berjalan menuju gunung papandayan, rasa dingin mulai merasuk kedalam

dada, sekitar 3 jam kita berjalan kaki sampailah kita di pondok salada yaitu tempat tidur di gunung

papandayan, dengan nafas ngos­ngosan saya sampai. Subuh tiba dan kita melanjutkan perjalanan,

dengan udara yang sangat sejuk mulai masuk dari hidung sampai ke paru2 bahkan seluruh tubuh

merasakan dinginnya dan hidungku pun mulai mengeluarkan air saking dinginnya, ketika sampai

puncak suasana takjub dan indah nafas ngos2ngosan pun tidak terasa ketika sampai di puncak lega

rasanya dada ini, melihat indahnya matahari terbit dan pemandangan sekitar gunung papandayan.

Page 21: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Kata Kunci

Anatomi dan fisiologi system pernafasan

Pertanyaan yang muncul

1. 1. Sebutkan anatomi system pernafasan ?

2. 2. Jelaskan Mekanisme bernafas (ekspirasi dan inspirasi)?

3. 3. Bagaimana Pernafasan eksterna dan interna?

4. 4. Kenapa ketika kita berjalan ke ketinggian lebih sesak daripada biasanya?

Konsep yang dipelajari

1. 1. Anatomi fisiologi system pernafasan

2. 2. Mekanisme bernafas

3. 3. Pertukaran oksigen interna dan eksterna

4. 4. Faktor yang mempengaruhi bernafas atau pernafasan

Materi

Anatomi Sistem Pernapasan

Pernapasan adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk

metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan

dari tubuh melalui paru.

Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil Oksigen dari atmosfer kedalam sel-sel

tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.

Organ–organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbanga

Page 22: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.

Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan

mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung - faring –

laring - trakea - bronkus - paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

Adapun alat-alat Pernapasan pada manusia adalah sebagai berikut :

1. alat pernafasan atas

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis

selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat

(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran

pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel

kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah

yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga udara

yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak hanya

mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida (CO2),

belerang (S), dan nitrogen (N2). Selain sebagai organ pernapasan, hidung juga merupakan indra

pembau yang sangat sensitif. Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat terhindar dari menghirup

gas-gas yang beracun atau berbau busuk yang mungkin mengandung bakteri dan bahan penyakit

lainnya. Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan mengalir ke faring.

b. Faring

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu

saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada

bagian belakang.

Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita

Page 23: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan

terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan

karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan

mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga

mengakibatkan gangguan kesehatan.

c. Laring

laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui

faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Laring berparan untuk

pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan cairan.

Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing ( gumpalan makanan ), infeksi ( misalnya

infeksi dan tumor).

2. Alat pernafasan bawah

a. Trakea

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian

di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,

dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang

masuk ke saluran pernapasan.

b. Bronkus

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.

Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak

teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan

sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

c. Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot

dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian

yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister)

yang terdiri atas 2 lobus.

Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang

langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang

Page 24: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura

parietalis).

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi

sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.

Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-

paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk

pertukaran gas.

Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm,

dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus ini memiliki gelembung-

gelembung halus yang disebut alveolus. Bronkiolus memiliki dinding yang tipis, tidak bertulang

rawan, dan tidak bersilia.

Gas memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam campuran, terlepas

dari keberadaan gas lain (hukum Dalton). Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi

rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus

bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung

udara (alveolus).

Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya

terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis

dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.

2.2. Proses Inspirasi Dan Ekspirasi

1) Mekanisme Pernapasan

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur

sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat

terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu pernapasan luar

dan dalam.

Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan

darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah

dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam

Page 25: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

rongga dada dengan tekanan udara diluar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar, maka

udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan

keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi) dan pengeluaran

udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada

dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara bersamaan.

a. Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya

dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi.

Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar,

akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara

luar yang kaya oksigen masuk

2. Fase ekspirasi.

Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula

yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,

tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam

rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

b. Pernapasan perut

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot

diafragma yang membatasi rongga perut dada.

Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni :

1. Fase Inspirasi.

Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga

dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.

2. Fase Ekspirasi.

Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula,

mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara

keluar dari paru-paru.

Beberapa fungsi pernafasan antara lain adalah:

1. 1. Mengambil oksigen yang kemudian dabawa oleh darah keseluruh tubuh.

Page 26: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

2. 2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran pernafasan

kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk di buang ke luar tubuh.

- Inspirasi

Tepatnya proses inspirasi adalah sebagai berikut diafragma berkontraksi, bergerak ke arah

bawah, dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah. Otot-otot interkosta eksternal

menarik iga ke atas dan ke luar, yang mengembangkan rongga dada ke arah samping kiri dan kanan

serta ke depan dan ke belakang.

Dengan mengembangnya rongga dada, pleura parietal ikut mengembang. Tekanan

intrapleura menjadi makin negatif karena terbentuk isapan singkat antara membran pleura.

Perlekatan yang diciptakan oleh cairan serosa, memungkinkan pleura viseral untuk mengembang

juga, dan hal ini juga mengembangkan paru-paru.

Dengan mengembangnya paru-paru, tekanan intrapulmonal turun di bawah tekanan

atmosfir, dan udara memasuki hidung dan terus mengalir melalui saluran pernapasan sampai ke

alveoli. Masuknya udara terus berlanjut sampai tekanan intrapulmonal sama dengan tekanan

atmosfir; ini merupakan inhalasi normal. Tentu saja inhalasi dapat dilanjutkan lewat dari normal,

yang disebut sebagai napas dalam. Pada napas dalam diperlukan kontraksi yang lebih kuat dari

otot-otot pernapasan untuk lebih mengembangkan paru-paru, sehingga memungkinkan masuknya

udara lebih banyak.

Otot-otot inspirasi memperbesar rongga toraks dan meningkatkan volumenya dimana otot-

otot yang berkontraksi adalah :

a. Diafragma, yaitu otot berbentuk kubah yang jika sedang rileks akan memipih saat berkontraksi

dan memperbesar rongga toraks kearah inferior.

b. Otot intrerkostal eksternal mengangkat iga keatas dan kedepan saat berkontraksi sehingga

memperbesar rongga toraks kearah anterior dan superior.

c. Dalam pernafasan aktif atau pernafasan dalam, otot-otot sternokleidomastoid, pektoralis mayor,

serratus-anterior, dan otot skalena juga akan memperbesar rongga toraks.

- Ekspirasi

Ekspirasi atau yang juga disebut ekshalasi dimulai ketika diafragma dan otot-otot interkosta

Page 27: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

rileks. Karena rongga dada menjadi lebih sempit, paru-paru terdesak, dan jaringan ikat elastiknya

yang meregang selama inhalasi, mengerut dan juga mendesak alveoli. Dengan meningkatnya

tekanan intrapulmonal di atas tekanan atmosfir, udara didorong ke luar paru-

paru sampai kedua tekanan sama kembali.

Perhatikan bahwa inhalasi merupakan proses yang aktif yang memerlukan kontraksi otot, tetapi

ekshalasi yang normal adalah proses yang pasif, bergantung pada besarnya regangan pada

elastisitas normal paru-paru yang sehat. Dengan kata lain, dalam kondisi yang normal kita harus

mengeluarkan energi untuk inhalasi tetapi tidak untuk ekshalasi.

Namun begitu kita juga dapat mengalami ekshalasi diluar batas normal, seperti ketika sedang

berbicara, bernyanyi, atau meniup balon. Ekshalasi yang demikian adalah proses aktif yang

membutuhkan kontraksi otot-otot lain.

Otot-otot ekspirasi menurunkan volume rongga toraks. Ekspirasi pada pernafasan yang tenang

dipengaruhi oleh relaksasi otot dan disebut proses pasif. Pada ekspirasi dalam, otot interkostal

internal menarik kerangka iga ke bawah dan otot abdomen berkontraksi sehingga mendorong isi

abdomen menekan diafragma.

Kepatenan Ventilasi tergantung pada empat factor :

a. a. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan

menghalangi masuk dan keluarnya dari dan ke paru-paru

b. b. Adekuatnya system syaraf pusat dan pusat pernafasan

c. c. Adekuatnya pengembangan dan pengempesan peru-peru

d. d. Kemampuan oto-otot pernafasan seperti diafpragma, eksternal interkosa, internal

interkosa, otot abdominal.

Ventilasi paru mengacu kepada pergerakan udara dari atmosfir masuk dan keluar paru. Ventilasi

berlangsung secara bulk flow.Bulk flow adalah perpindahan atau pergerakan gas atau cairan dari

tekanan tinggi ke rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi antara lain :

a. a.tekanan

b. b. resistensi bronkus

c. c. persyarafan bronkus

2.3. Pernafasan Eksternal dan Internal

Page 28: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1. 1. Proses Pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)

Pernafasan external adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernafasan

melalui paru-paru atau penafasan externa, oksigen didapatkan melalui hidung dan mulut, pada

waktu bernafas oksigen mesul melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli dan berhubungan erat

dengan darah di kapiler pulmonalis. Hanya satu lapis membrane, yaitu membrane alveoli-kapiler,

memisahkan oksigen dan darah oksigen menembus membrane ini dan dipungut oleh hemoglobin

sel darah merah di bawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam arteri ke seluruh bagian tubuh.

Didalam paru-paru karbon dioksida merupakan hasil buangan yag menembus membrane alveoli.

Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Darah

meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat hemoglobinnya 95%

jenuh oksigen. Empat proses berhubungan dengan pernafasan paru-paru atau pernafasan externa :

a. a.Ventilisasi pulmorter, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan

udara luar.

b. b. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh,

karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.

c. c.Distribusi arus udar dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat

mencapai semua bagian tubuh.

d. d. Difusi gas yang menembusi membrane pemmisah alveoli dan kapiler.

Karbondioksida lebih mudah berdifusi dapi pada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima

jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak, darah dating ke paru-paru

membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2, jumlah CO2 tidak dapat di keluarkan,

maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam

otak untuk memperbesar dan didalam pernafasan.penambahan fentilasi yang dengan demikian

terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih benyak O2.

Struktur.pernapasan eksternal

1. 3. Proses pernafasan Jaringan (internal)

Darah yang telah dijernihkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin), mengitari

seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan

Page 29: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan sel melakukan oksidasi pernafasan,

sebagai gantunya hasil dari oksidasi yaitu karbondioksida.

Perubahan-parubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam olveoli, yang

disebabkan pernafasan externa dan interna.

a. a. Udara yang di hirup: Nitrogen (79%), Oksigen (20%), karbondioksida (0-0,4%). Udara yang

masuk ke alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.

b. b. Udara yang dihembuskan: Nitrogen(79%), Oksigen(16%), karbondoiksida ( 4-0.4%).

2.4. Transport Gas Pernapasan

Ventilasi, Difusi, transportasi, perfusi

Ventilasi paru

Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas ke dalam dan keluar paru-paru.Ventilasi

membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan pernapasan yang utuh. Otot

pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diafragma dipersarafi oleh saraf frenik yang keluar

dari medulla spinalis pada vertebra servicalkeempat. Perpindahan O2 di atmosfer ke alveoli,dari

alveoli CO2 kembali ke atmosfer.

Faktor yang mempengaruhi proses oksigenasi dalam sel adalah :a. Tekanan O2 atmosferb. Jalan

nafasc. daya kembang toraks dan paru)d. Pusat nafas (Medula oblongata) yaitu kemampuan untuk

meransang CO2 dalam darah

Difusi gas

Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi

ke konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler alveolar dan

kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membran. Peningkatan ketebalan membrane

merintangi proses kecepatan difusi karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama

untuk melewati membrane tersebut. Klien yang mengalami edema pulmonar, atau efusi pulmonar

Page 30: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Membrane memiliki ketebalan membrane alveolar kapiler yang meningkat akan mengakibatkan

proses difusi yang lambat, pertukaran gas pernapasan yang lambat dan menganggu proses

pengiriman oksigen ke jaringan. Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai

akibat suatu penyakit kronik, penyakit akut, atau proses pembedahan. Apabila alveoli yang

berfungsi lebih sedikit maka darah permukaan menjadi berkurang O2 alveoli berpindah ke

kapiler paru, CO2 kapiler paru berpindah ke alveoli.Faktor yang mempengaruhi difusi :

• a. Luas permukaan paru

• b. Tebal membrane respirasi

• c. Jumlah eryth/kadar Hb

• d. Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas

• e. Waktu difus

• f. Afinitas gas

Transportasi gas

Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen

ditransfer dari paru- paru alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru- paru ke

darah dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk dikeluarkan sebagai produk

sampah. Pada tingkat jarinagn, oksigen ditransfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida

ditransfer dari jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan. Transfer ini bergantung

pada proses difusi.

Transpor O2

Sistem transportasi oksigen terdiri dari system paru dan sitem kardiovaskular. Proses

pengantaran ini tergantung pada jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru (ventilasi), aliran darah

ke paru-paru dan jaringan (perfusi), kecepatan divusi dan kapasitas membawa oksigen. Kapasitas

darah untuk membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang larut

dalam plasma, jumlah hemoglobin dan kecenderungan hemoglobin untuk berikatan dengan oksigen

(Ahrens, 1990).

Jumlah oksigen yang larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian besar

oksigen ditransportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pembawa oksigen dan

karbon dioksida. Molekul hemoglobin dicampur dengan oksigen untuk membentuk oksi

Page 31: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

hemoglobin. Pembentukan oksi hemoglobin dengan mudah berbalik (revesibel), sehingga

memungkinkan hemoglobin dan oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi

bebas. Sehingga oksigen ini bias masuk ke dalam jaringan.

Transpor CO2

Karbon dioksida berdifusi ke dalam sel-sel darah merah dan dengan cepat di hidrasi

menjadi asam karbonat(H2 CO3 ) akibat adanya anhidrasi karbonat. Asam karbonat kemudian

berpisah menjadi ion hydrogen(H+ )dan ion bikarbonat (HCO3-) berdifusi dalam plasma. Selain itu

beberapa karbon dioksida yang ada dalam sel darah merah bereaksi dengan kelompok asam amino

membentuk senyawa karbamino.

Reaksi ini dapat bereaksi dengan cepat tanpa adanya enzim. Hemoglobin yang berkurang

(deoksihemoglobin) dapat bersenyawa dengan karbon dioksida dengan lebih midah daripada oksi

hemoglobin. Dengan demikian darah vena mentrasportasi sebagian besar karbondoiksida.

d) perfusiPerfusi pulmonal adalah aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal

O2 diangkut dlm darah; dalam eritrosit bergabung dgn Hb(oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%)

dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma (1,5%). Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme

ventilasi disebut volume paru dan kapasitas paru.Volume paru dibagi menjadi : : volume tidal (TV)

volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas.Volume cadangan inspirasi

(IRV) ,volume udara maksimal yg dapat dihirup setelah inhalasi normal. Volume Cadangan

Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat

dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal. Volume residual (RV) volume udara yg tersisa

dalam paru-paru setelah ekhalasi maksimal.

Kapasitas Paru :

Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal Kapasitas inspirasi (IC)

Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi normal. Kapasitas residual fungsiunal (FRC),

volume udara yang tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi normal. Kapasitas total paru (TLC)

volume udara dalam paru setelah inspirasi maksimal.

i. 1. Kuliah Pakar

Topic Lectures Metode Durasi Departemen Dosen

Mekanisme normal system respiratory Clasical, diskusi 3 jam Ns. R. Bayu Kusuma,

Page 32: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Pemeriksaan system respiratorya. Pengkajian jalan napas• ♣ Hidung dan sinus• ♣ Faring• ♣ Trakea

b. Pengkajian gangguan pulmonal• ♣ Riwayat kesehatan• ♣ Pemeriksaan toraks

c. c. Pengkajian tanda dam gelaja pernapasan• ♣ Dipsnea• ♣ Batuk• ♣ Pembentukan sputum• ♣ Nyeri dada• ♣ Mengi• ♣ Jari tabuh• ♣ Hemoptisi• ♣ Sianosis

S.Kep., M.Kes., AIFO

a. a. Mekanisme normal system respiratorydan Pemeriksaan system respiratoryPengkajian kemampuan bernapas• ♣ Frekuensi pernapasan• ♣ Volume tidal• ♣ Ventilasi satu menit• ♣ Kapasitas vital• ♣ Inspirasi kuat

b. Pengkajian diagnostik fungsi pernapasan• ♣ Pemeriksaan non infasive; pulse

oximetry, pulmonary function testing, chestX-Ray, ventilation-perfusion scan, CT andMRI

• ♣ Pemeriksaan infasive; laryngoscopy,bronchoscopy, thoracentesis and pleuralfluid analysis, biopsy

• ♣ Tes laboratorium ; kultur sputum,nose & throat culture, Arterial Blood Gases

Clasical, diskusi 3 jam Ns. R. Bayu Kusuma,S.Kep., M.Kes., AIFO

i. 2. Tugas

Topic Durasi Departemen Dosen

Page 33: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

• Anatomi fisiologi

Respiratory

3 jam Deden Aji Jaelani S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida S.Kep.,Ners

Mahasiswa akan membuat alat peraga berhubungan dengan anatomi fisiologi System Respiratory.

Tugas dilakukan secara berkelompok. Dua kelompok akan membuat alat peraga tentang anatomi

System Respiratory dan dua kelompok lainnya akan membuat alat peraga tentang fisiologi System

Respiratory. Alat peraga bisa berupa power point, poster, 3D, dll. Alat peraga akan digunakan pada

pembelajaran praktikum dan seminar.

i. 3. Skill Lab

Topik Durasi Departemen Dosen

Terapi Oksigenasi dan Oximetri(kelas besar)

2 jam Ns. R. Bayu Kusuma, S.Kep., M.Kes.,AIFO

Terapi Oksigenasi dan Oximetri(praktek mandiri)

2 jam Deden A. Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

i. 4. Praktikum

Topic Durasi Departemen Dosen

• Anatomi system Respiratory 3 jam Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Parktikum di minggu pertama ini dilakukan dengan menggunkan alat media peraga yang telah dibuat

oleh mahasiswa sebelumnya, dan yang akan ditampilkan adalah praktikum anatomi saja.

i. 5. Seminar

Topic Durasi Departemen Dosen

• fisiologi system Respiratory 3 jam Elsa Nurmeida S.Kep., Ners

Page 34: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Pada seminar minggu pertama ini mahasiswa akan menyeminarkan tentang Fisiologi system

respiratory bias dalam bentuk lambar balik, power point dll

Jumlah Aktivitas Belajar Minggu 1

Tutorial : 6 jam

Kuliah Pakar : 6 jam

Skill lab : 4 jam

Tugas : 3 jam

Parktikum : 2 jam

Seminar : 3 jam

Total waktu aktifitas belajar minggu I : 24 jam

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition.

Missouri: Elsevier.

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-2014. Oxford:

Wiley

Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.

Page 35: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Yogyakarta : Media Action Publlishing

Moorhead, Sue, dkk (Ed). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Missouri:

Elsevier.

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU I KELAS A

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 22-12-2014 08.30-09.30 Pemaparan Silabus

09.30- 11.40 Mekanisme normal system respiratory dan pemeriksaan system respiratory (1)

13.00- 15.30 Anatomi dan fisiologi system respiratory

2 Selasa, 23-12-2014 08.30-10.10 Anatomy system respiratory

10.10-11.50 Fisiologi system respiratory

13.00-15.00 Bahas Inggris

3 Rabu, 24-12-2014 08.30-11.40 Mekanisme normal system respiratory dan pemeriksaan system respiratory (2)

13.00-15.00 Pemberian oksigenasi dan Pulsasi Oxyometri

Skill lab besar

15.15- 17.00 Skenario 1 STEP (1-5)

4. Jum’at, 26-12-2014 08.30-11.40 Skenario 1 STEP (6-7)

13.00-14.40 Pemberian oksigenasi dan Pulsasi Oxyometri

Skill lab (PM)

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU I KELAS B

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 22-12-2014 09.30-10.30 Pemaparan Silabus

10.30- 11.30 Anatomi dan fisiologi system respiratory

13.00- 16.30 Mekanisme normal system respiratory dan pemeriksaan

Page 36: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

system respiratory (1)

2 Selasa, 23-12-2014 08.30-11.00 Bahas Inggris

13.00-14.50 Anatomi system respiratory

14.50-16.50 Fisiologi system respiratory

3 Rabu, 24-12-2014 08.30-11.40 Mekanisme normal system respiratory dan pemeriksaan system respiratory (2)

13.00-15.00 Pemberian oksigenasi dan Pulsasi Oxyometri

Skill lab besar

15.15- 17.00 Skenario 1 STEP (1-5)

4. Jum’at, 26-12-2014 13.00-14.40 Skenario 1 STEP (6-7)

14.40-16.00 Pemberian oksigenasi dan Pulsasi Oxyometri

Skill lab (PM)

UNIT BELAJAR II

Minggu 2

Setelah menyelesaikan minggu kedua mahasiswa mampu :

1. 1. Memahami dan dapat mempraktekan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

Page 37: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

gangguan system respiratory

2. 2. Memahami tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan sinusitis dan tongsilitis

3. 3. Memahami tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan faringitis dan laringitis

4. 4. Memahami tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan empyema, pleurisy,

trakeobronkitis akut

5. 5. Memahami dan dapat mempraktekan tentang suction

Aktivitas pembelajaran minggu kedua :

1. 1. Tutorial

No. Topik Durasi Departemen Dosen

1. Asuhan keperawatan pada pasien denganFaringitis“serak serak basah”

6 jam Deden Aji Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

SKENARIO 2

Serak serak basah …..

Tn. A (24 tahun) datang ke poli THT dengan keluhan nyeri saat menelan dan sesak,  sudah

3   hari   demam  dan   suara   menjadi   serak,   klien  mengatakan  3   hari   yang     lalu  mengkonsusmsi

gorengan yang dibelinya  dari  pedagang dipinggir   jalan,  hasil  pengkajian  diapatkan TD 120/80

MmHg, RR: 30x/menit, N : 94x/menit, S: 40OC, wajah tampak pucat, mukosa bibir kering, lidah

terdapat bercak merah, mual dan malaise, tonsil kemerahan, ditemukan nanah di tenggorokan, saat

palpasi   teraba adanya pembesaran kelenjar  getah bening pada  leher,  data   lab  :   leukosit  14.000

mgdl, analisis gas darah : Ph 6,5 pCO2  49  mmHg, tes apus tenggorokan positif pada strep throat.

Kata kunci :

strep throat, susah menelan, suara serak, leukosit, PH  , PCO2

Page 38: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Pertanyaan yang mungkin muncul :

1. 1. Bagaimana pengaruh makanan gorengan terhadap peradangan pada faring ?

2. 2. Jelaskan hubungan pembesaran kelenjar getah bening terhadap sakit yang dirasakan ?

3. 3. Bagaimana intervensi yang haris dilakukan pada kasus tersebut ?

4. 4. Faktor apa saja yang mempengaruhi ketidaknyamanan pada penyakit tersebut ?

Konsep yang dipelajari :

• - Asuhan keperawatan pada pasien Faringitis

Materi

FARINGITIS

1. A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. 1. Definisi

Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang

disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.

(Wikipedia.com).

Faringitis adalah keadaan inflamasi pada struktur mukosa, submukosa tenggorokan.

Jaringan yang mungkin terlibat antara lain orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil dan

Page 39: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

adenoid.

Faringitis Akut yaitu radang tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus hampir

70% dan streptokakus group A adalah organisme bakteri yang umum berkenaan dengan

faringitis akut yang kemudian disebut sebagai “streepthroat” (Brunner & Suddarth, 2001)

Faringitis kronik umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja/tinggal dengan

lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronik,

penggunaan habitual alkohol dan tembakau. Ada 3 jenis faringitis : 1) Hipertrofik ( penebalan

umum dan kongesti membrane mukosa faring ). 2) Atrofik ( tahap lanjut dari jenis pertama :

membran tipis, keputihan, licin dan waktunya berkerut ). 3) Granular kronik (pembengkakan

folikel limfe pada dinding faring).

1. 2. Penyebab/Faktor Predisposisi

Beberapa penyebab dari faringitis yaitu:

1. a. Virus

Virus merupakan etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu:

1. 1) Rhinovirus

2. 2) Coronavirus

3. 3) Virus influenza

4. 4) Virus parainfluenza

5. 5) Adenovirus

6. 6) Herpes Simplex Virus tipe 1 dan 2

7. 7) Coxsackievirus A

8. 8) Cytomegalovirus

9. 9) Virus Epstein-Barr

10. 10) HIV

1. b. Bakteri

Beberapa jenis bakteri penyebab faringitis yaitu:

1. 1) Streptoccocus pyogenes, merupakan penyebab terbanyak pada faringitis akut

2. 2) Streptokokus grup A, merupakan penyebab terbanyak pada anak usia 5 – 15 tahun,

namun jarang menyebabkan faringitis pada anak usia <3 tahun.

3. 3) Streptokokus grup C dan G

4. 4) Neisseria gonorrheae

Page 40: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

5. 5) Corynebacterium diphtheriae

6. 6) Corynebacterium ulcerans

7. 7) Yersinia enterocolitica

8. 8) Treponema pallidum

9. 9) Vincent angina, merupakan mikroorganisme anaerobik dan dapat menyebabkan

komplikasi yang berat, seperti abses retrofaringeal dan peritonsilar.

1. 3. Patofisiologi

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung

menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi

lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal

terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa

tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada

dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk

sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan

limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau

terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus

dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi

nasal.

Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan

extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat

karena fragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan

sarkolema pada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub

jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus

terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.

1. 4. Klasifikasi Berdasarkan Agen Penyebab :

Faringitis Virus

Page 41: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan

Demam, biasanya tinggi.

Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat

Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar

Tes apus tenggorokan memberikan hasil negative

Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri

1. 5. Gejala Klinis

Page 42: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Tanda dan gejala faringitis dibedakan berdasarkan etiologinya, yaitu:

1. a. Virus

1. 1) Jarang ditemukan tanda dan gejala yang spesifik. Faringitis yang disebabkan oleh

virus menyebabkan rhinorrhea, batuk, dan konjungtivitis.

2. 2) Gejala lain dari faringitis penyebab virus yaitu demam yang tidak terlalu tinggi dan

sakit kepala ringan.

3. 3) Pada penyebab rhinovirus atau coronavirus, jarang terjadi demam, dan tidak terlihat

adanya adenopati servikal dan eksudat faring.

4. 4) Pada penyebab virus influenza, gejala klinis bisa tampak lebih parah dan biasanya

timbul demam, myalgia, sakit kepala, dan batuk.

5. 5) Pada penyebab adenovirus, terdapat demam faringokonjungtival dan eksudat faring.

Selain itu, terdapat juga konjungtivitis.

6. 6) Pada penyebab HSV, terdapat inflamasi dan eksudat pada faring, dan dapat

ditemukan vesikel dan ulkus dangkal pada palatum molle.

7. 7) Pada penyebab coxsackievirus, terdapat vesikel-vesikel kecil pada palatum molle

dan uvula. Vesikel ini mudah ruptur dan membentuk ulkus dangkal putih.

8. 8) Pada penyebab CMV, terdapat eksudat faring, demam, kelelahan, limfadenopati

generalisata, dan splenomegali.

9. 9) Pada penyebab HIV, terdapat demam, myalgia, arthralgia, malaise, bercak

kemerahan makulopapular yang tidak menyebabkan pruritus, limfadenopati, dan ulkus

mukosa tanpa eksudat.

1. b. Bakteri

Faringitis dengan penyebab bakteri umumnya menunjukkan tanda dan gejala berupa

lelah, nyeri/pegal tubuh, menggigil, dan demam yang lebih dari 380C. Faringitis yang

menunjukkan adanya mononukleosis memiliki pembesaran nodus limfa di leher dan

ketiak, tonsil yang membesar, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, pembesaran limpa, dan

inflamasi hati.

1. 1) Pada penyebab streptokokus grup A, C, dan G, terdapat nyeri faringeal, demam,

menggigil, dan nyeri abdomen. Dapat ditemukan hipertrofi tonsil, membran faring yang

hiperemik, eksudat faring, dan adenopati servikal. Batuk tidak ditemukan karena

Page 43: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

merupakan tanda dari penyebab virus.

2. 2) Pada penyebab S. Pyogenes, terdapat demam scarlet yang ditandai dengan bercak

kemerahan dan lidah berwarna stoberi.

3. 3) Pada penyebab bakteri lainnya, ditemukan adanya eksudat faring dengan atau tanpa

tanda klinis lainnya.

1. c. Manifestasi klinis akut:

1. 1) Nyeri Tenggorokan

2. 2) Sulit Menelan, serak, batuk

3. 3) Demam

4. 4) Mual, malaise

5. 5) Kelenjar Limfa Leher Membengkak

6. 6) Tonsil kemerahan

7. 7) Membran faring tampak merah

8. 8) Folikel tonsil dan limfoid membengkak dan di selimuti oleh eksudat

9. 9) Nyeri tekan nodus limfe servikal

10. 10) Lesu dan lemah, nyeri pada sendi-sendi otot, dan nyeri pada telinga.

11. 11) Peningkatan jumlah sel darah putih (Leukosità Al)

12. 12) Nodus limfe servikal membesar dan mengeras

13. 13) Mungkin terdapat demam,malaise dan sakit tenggorokan

14. 14) Serak,batuk,rhinitis bukan hal yang tidak lazim.

1. d. Manifestasi klinis kronis:

1. 1) Rasa iritasi dan sesak yang konstan pada tenggorokan.

2. 2) Lendir yang terkumpul dalam tenggorokan dan dikeluarkan dengan batuk.

3. 3) Kesulitan menelan.

1. 6. Pemeriksaan Penunjang

1. a. Pemeriksaan Biopsi : Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari

saluran pernapasan (sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan

tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat

bakteri atau virus.

Page 44: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

2. b. Pemeriksaan Sputum : Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau

bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah

merupakan petunjuk yang berharga.

3. c. Pemeriksaan Laboratorium

1. 1) Sel darah putih (SDP) : Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan

adanya infeksi atau inflamasi.

2. 2) Analisa Gas Darah : Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga

mempelajari hal-hal diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem

sirkulasi.

1. 7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan terhadap faringitis dapat mengurangi risiko demam reumatik,

menurunkan durasi gejala, dan mengurangi risiko penularan penyakit. Pada faringitis dengan

penyebab bakteri, dapat diberikan antibiotik, yaitu:

1. a. Penicillin benzathine; diberikan secara IM dalam dosis tunggal

2. b. Penicillin; diberikan secara oral

3. c. Eritromisin

4. d. Penicillin profilaksis, yaitu penicillin benzathine G; diindikasikan pada pasien

dengan risiko demam reumatik berulang. Sedangkan, pada penyebab virus,

penatalaksanaan ditujukan untuk mengobati gejala, kecuali pada penyebab virus influenza

dan HSV.

Beberapa obat yang dapat digunakan yaitu: Amantadine, Rimantadine, Oseltamivir,

Zanamivir; dapat digunakan untuk penyebab virus influenza A dan B, Asiklovir; digunakan

untuk penyebab HSV

Faringitis yang disebabkan oleh virus biasanya ditangani dengan istirahat yang cukup,

karena penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu, dibutuhkan juga

mengkonsumsi air yang cukup dan hindari konsumsi alkohol. Gejala biasanya membaik pada

keadaan udara yang lembab. Untuk menghilangkan nyeri pada tenggorokan, dapat digunakan

obat kumur yang mengandung asetaminofen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil, Motrin). Anak

berusia di bawah 18 tahun sebaiknya tidak diberikan aspirin sebagai analgesik karena

berisiko terkena sindrom Reye.

Page 45: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Pemberian suplemen dapat dilakukan untuk menyembuhkan faringitis atau

mencegahnya, yaitu:

1. a. Sup hangat atau minuman hangat, dapat meringankan gejala dan mencairkan mukus,

sehingga dapat mencegah hidung tersumbat.

2. b. Probiotik (Lactobacillus), dapat digunakan untuk menghindari dan mengurangi

demam.

3. c. Madu, dapat digunakan untuk mengurangi batuk.

4. d. Vitamin C, dapat digunakan untuk menghindari demam, namun penggunaan dalam

dosis tinggi perlu pengawasan dokter.

5. e. Seng, digunakan dalam fungsi optimal sistem imun tubuh, karena itu seng dapat

digunakan untuk menghindari demam, dan penggunaan dalam spray dapat digunakan

untuk mengurangi hidung tersumbat. Namun, penggunaannya perlu dalam pengawasan

karena konsumsi dalam dosis besar dan jangka waktu yang lama dapat berbahaya.

1. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. 1. Pengkajian

Data fokus:

1. a. Data Subjektif

1. 1) pasien mengeluh badannya terasa panas

2. 2) pasien mengatakan tenggorokannya sakit

3. 3) pasien mengeluh batuk

4. 4) pasien mengatakan tidak bisa menelan

1. b. Data Objektif

1. 1) Suhu badan tinggi ( > 37,8 derajat celcius)

2. 2) Terdapat pembengkakan pada folikel limfoid

3. 3) Nyeri tekan pada nodus limfe servikal

1. 2. Diagnosa Keperawatan

1. a. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi pada faring.

2. b. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada faring.

3. c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan sekret

Page 46: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

(sputum).

4. d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kesulitan

menelan.

5. e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpajan informasi.

1. 2. Kuliah Pakar

Topic Lectures Durasi Departemen Dosen

Proses keperawatan pada sistem respirasi

1. a. Pengkajian askep pada pasien dengan

gangguan sistem respirasi Perencanaan askep

pada pasien dengan gangguan sistem

respirasi

2. b. Diagnosa askep pada pasien dengan

gangguan sistem respirasi

3. c. Perencanaan askep pada pasien dengan

gangguan sistem respirasi

4. d. Evaluasi askep pada pasien dengan

gangguan sistem respirasi

3 jam R. Nety Rustikayanti, M.Kep

Infeksi pada system respiratory : Sinusitis dan 

laryngitis 

b. etiologi

c. klasifikasi

d.patofisiologi

e. manifestasi klinis

f. pemeriksaan penunjang

g. penatalaksanaan

h. pencegahan

2 jam R. Nety Rustikayanti, M.Kep

Infeksi pada system respiratory :

1. 1. faringitis

2. 2. tonsillitis

yang   akan   disampaikan   tentang   penyakit

2 Jam Ns. R. Bayu Kusuma, S.Kep.,

M.Kes., AIFO

Page 47: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

tersebut meliputi :

pengertian

b. etiologi

c. klasifikasi

d.patofisiologi

e. manifestasi klinis

f. pemeriksaan penunjang

g. penatalaksanaan

h. pencegahan

Infeksi pada system respiratory :

1. 1. pleurisy

2. 2. Empiema

3. 3. Trakeobronkitis akut

yang   akan   disampaikan   tentang   penyakit

tersebut meliputi :

pengertian

b. etiologi

c. klasifikasi

d.patofisiologi

e. manifestasi klinis

f. pemeriksaan penunjang

g. penatalaksanaan

h. pencegahan

3 jam Ns. R. Bayu Kusuma, S.Kep.,

M.Kes., AIFO

1. 3. Skill Lab

Topik Durasi Departemen Dosen

Suction (Kelas Besar) 2 jam R. Nety Rustikayanti, M.Kep

Suction (Praktek Mandiri) 2 Jam Deden Aji Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Page 48: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

1. 4. Tugas

Topik Durasi Departemen Dosen

Pathway penyakit pada system respiratory :

1. a. Faringitis

2. b. TBC

3. c. Efusi Pleura

4. d. RDS

3 jam Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Deden Aji J, S.Kep., Ners

Penugasan diberikan kepada mahasiswa di minggu ke 2 tentang pembuatan Pathway penyakit pada

gangguan System respiratory yang meliputi, faringitis, TBC, Efusi Pleura, RDS. Mahasiswa

membuat pathway masing-masing penyakit per kelompok dan dibuatkan makalah. Pathway dibuat

dari penyakit Umum dan seterusnya dibuatkan sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul.

5. 5. Skill Lab

Topik Durasi Departemen Dosen

Seminar Pathway 3 jam Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

Jumlah Aktivitas Belajar Minggu II

Tutorial : 6 jam

Kuliah Pakar : 10 jam

Seminar : 3 jam

Tugas : 3 jam

Page 49: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Skill lab : 4 jam

Total waktu aktivitas belajar minggu II : 28 jam

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition.

Missouri: Elsevier.

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-2014. Oxford:

Wiley

Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.

Yogyakarta : Media Action Publlishing

Moorhead, Sue, dkk (Ed). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Missouri:

Elsevier.

Page 50: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU II KELAS A

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 29-12-2014 08.30-11-40 Asuhan Keperawatan pada pasien faringitis dan Laringitis

13.00- 14.40 Pathway gangguan system respiratory

2 Selasa, 30-12-2014 08.30-11.40 Skenario 2 STEP (1-5)

13.00-15.00 Bahasa inggris

3 Rabu, 31-12-2014 08.30-11.40 Asuhan Keperawatan pada pasien Pleurisy, Empiema dan Trakeobronkitis akut

13.00-15.00 Pathway gangguan system respiratory

4. Jumat, 02-12-2014 08.30-10.40 Skenario 2 STEP (6-7)

13.00-15.10 Asuhan Keperawatan pada pasien sinusitis dan tonsillitis

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU II KELAS B

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 29-12-2014 08.30-10-10 Pathway gangguan system respiratory

13.00- 14.40 Asuhan Keperawatan pada pasien

Page 51: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

faringitis dan Laringitis

2 Selasa, 30-12-2014 08.30-11.00 Bahasa Inggris

13.00-16.40 Skenario 2 STEP (1-5)

3 Rabu, 31-12-2014 08.30-11.30 Pathway gangguan system respiratory

13.00-16.50 Asuhan Keperawatan pada pasien Pleurisy, Empiema dan Trakeobronkitis akut

4. Jumat, 01-12-2014 13.00-16.20 Skenario 2 STEP (6-7)

08.30-10.40 Asuhan Keperawatan pada pasien sinusitis dan tonsillitis

UNIT BELAJAR III

Minggu 3

Setelah menyelesaikan minggu kedua mahasiswa mampu :

1. 1. Memahami dan menjelaskan tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan peunomonia

Page 52: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

dan Tubercolosis

2. 2. Memahami dan menjelaskan tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan Asma dan

Bronitis

3. 3. Memahami dan menjelaskan tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan COPD

4. 4. Memahami dan menjelaskan Asuhan keperawatan pada pasien dengan empisema dan

emboli paru

5. 5. Memahami dan menjelaskan tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan ateletaksis

6. 6. Mempraktekan tentang Nebulizer

Aktivitas pembelajaran minggu ketiga :

1. 1. Tutorial

No. Topik Durasi Departemen Dosen

1. Asuhan keperawatan pada pasien dengan

Tuberculosis

”Batuk yang tak kunjung sembuh”

6 jam Deden Aji Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

SKENARIO 3

Batuk yang tak kunjung sembuh…

Tn.  A (50 Th) datang ke puskesmas dengan keluhan batuk berdahak yang  tak kunjung

sembuh disertai sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun. Kondisi tersebut sudah dirasakan

Tn A sejak 1 bulan yang lalu. Klien mengatakan sebelumnya batuknya belum pernah di periksakan

dan   hanya   mengkonsumsi   obat   warung   namun   tak   kunjung   sembuh.   Klien   mengatakan   tidak

mempunyai riwayat alergi terhadap makanan dan obat­ obatan. Menurut pengakuan keluarganya,

tidak ada yang mempunyai penyakit yang serupa dengan klien. Hasil pemeriksaan fisik TD: 130/80

mmHg,  RR 27X permenit,  HR:  80  x/menit.  Hasil  pemeriksaan dahak ditemukan BTA positif.

Dokter meresepkan klien obat kombipack : Rifampicin, Isoniazid (INH), Ethambutol, Pyridoxin

(B6).

Page 53: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Kata kunci

BTA +

Pertanyaan yang mungkin muncul

1. 1. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien di atas ?

2. 2. Bagimana intervensi keperawatan pada pasien dengan TBC ?

3. 3. Bagaimana pengobatan yang baik untuk pasien dengan TBC ?

4. 4. Mengapa batuknya tak kunjung sembuh ?

Konsep yang dipelajari :

Asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis

Materi

Tuberkulosis

1. A. Tuberkulosis

1. 1. Pengertian Tuberkulosis

TB Paru (tuberculosis) adalah penyakit menular yang langsung disebabkan oleh

kuman TB (Mycobaterium tuberculosa). Sebagian besar kuman TBC ini menyerang paru,

tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya ( Depkes RI, 2006 : 5 ).

1. 2. Etiologi

Page 54: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Penyakit TB adalah sutu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga

sebagai Batang Tahan Asam (BTA) . Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch

pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi

nama Basil Koch. Bahkan penyakit TB pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch

Pulmonum (KP) (Aditama, 2006).

1. 3. Gejala

Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.

Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah,

sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,

berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-

gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti

bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB

di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke UPK (Unit Pelayanan

Kesehatan) dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka (suspek)

pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (Depkes

RI 2006: 13).

1. 4. Patofisiologi

1. a. Infeksi Primer

Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB.

Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem

Page 55: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

pertahanan mukosiler bronkus dan terus berjalan sehingga sampai ke alveolus dan

menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara

pembelahanan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran

limfe akan membawa kuman TB ke kelenjer limfe sekitar hilus paru, dan ini disebut

sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan

kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan

terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negatif menjadi positif.

Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang

masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi

daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun

demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persiter atau dormant

(tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan

kuman, akibatnya dalam beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita

TB Paru.

1. b. Infeksi pasca primer

TB paru pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun

sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh manusia akibat infeksi HIV

atau status gizi yang buruk. Ciri khas TB Paru pasca primer adalah kerusakan paru

yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura (Depkes RI, 2006).

1. 5. Klasifikasi Tuberkulosis

Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak

termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi

dalam :

1. a. Tuberkulosis pada BTA positif

1. 1) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu

hasilnya BTA positif.

2. 2) Spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA positif dan foto

rontgen dada menunjukkan gambaran tuberculosis aktif.

Page 56: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

1. b. Tuberkulosis paru BTA negatif

Pemeriksaan 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA negatif dan foto

rontgen dada menunjukkan tuberkulosis aktif. TBC paru BTA negatif rontgen positif

dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu batuk berat dan ringan. Batuk

berat bila gambaran foto rontgen dapat memperlihatkan gambaran kerusakan paru

yang luas.

1. c. Tuberkulosis ekstra paru

Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput

otak, selaput jantung (pericardium), kelenjuar limfe, tulang, persendian, kulit, usus,

ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain. TBC esktra paru dibagi berdasarkan

pada tingkat keparahan.

1. d. TBC esktra paru ringan

Misalnya: TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudative unilateral, tulang (kecuali tulang

belakang), sendi dan kelenjar adrenal.

1. e. TBC esktra paru berat

Misalnya: meningitis, millier, perikarditis, peluritis eksudative duplex, TBC tulang

belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin ( Depkes RI, 2002: 25).

1. 6. Tipe Penderita Tuberkulosis

Menurut Depkes RI (2006: 18) tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat

pengobatan sebelumnya ada beberapa tipe penderita yaitu :

1. a. Kasus baru

Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan

OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).

1. b. Kambuh (relaps)

Adalah penderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan

tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan

Page 57: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

1. c. Pindahan (Trasfer In)

Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kabupaten lain dan

kemudian pindah ke kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat

rujukan/pindah.

1. d. Setelah lalai (pengobatan setelah default/ drop-out)

Adalah penderita yang sudah pernah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2

bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut

kembali dengan hasil pemeriksaan BTA positif.

1. e. Lain-lain

1. 1) Gagal

Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif

pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau lebih.

1. 2) Kasus kronis

Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai

pengobatan ulang kategori 2.

1. 7. Pengobatan

1. a. Tahap awal (Intensif)

Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi

secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan tahap

intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular

dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien BTA positif menjadi BTA negatif

(konversi) dalam 2 bulan.

1. b. Tahap lanjutan

Page 58: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka

waktu yang lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga

mencegah terjadinya kekambuhan (Depkes RI, 2006 : 19).

1. 8. Jenis dan Dosis Obat

1. a. Isoniasid (H)

Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam

beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam

keadaan metabolic aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian yang

dianjurkan 5 mg/Kg BB, sedangkan untuk mengobatan intermiten 3 kali seminggu

diberikan dengan dosis 35 mg/Kg BB.

1. b. Rifamfisin (R)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant (pesister) yang tidak dapat

dibunuh oleh isoniazid. Dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian

maupun intermiten 3 kali seminggu.

1. c. Pirazinamid

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana

asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan

intermiten 3 kali diberikan dengan dosis 35 mg/kg BB

1. d. Streptomisin (S)

Bersifat bakterisid, dosis harian yang dianjurkan 15 mg/Kg BB sedangkan untuk

pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama. Penderita berumur

sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/hari. Sedangkan untuk berumur 60 tahun atau lebih

diberikan 0,50 gr/hari.

1. e. Etambutol (E)

Bersifat bakteriostatik, dosis harian yang dianjurkan 12 mg/Kg BB sedangkan untuk

pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis 30 mg/Kg BB ( Depkes RI 2002

: 37 ).

1. 9. Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT).

Page 59: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Sebagian besar penderita TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping,

namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu pemantauan

kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting dilakukan selama pengobatan.

Pemantauan efek samping obat dilakukan dengan cara menjelaskan kepada penderita

tanda-tanda efek samping dan menanyakan adanya gejala efek samping pada waktu

penderita mengambil OAT.

1. a. Efek samping berat yaitu efek samping yang dapat menjadi sakit serius. Dalam

kasus ini maka pemberian OAT harus dihentikan dan penderita harus segera dirujuk ke

UPK spesialistik.

2. b. Efek samping ringan yaitu hanya menyebabkan sedikit perasaan yang tidak enak.

Gejala-gejala ini sering dapat ditanggulangi dengan obat -obat simptomatik atau obat

sederhana, tetapi kadang-kadang menetap untuk beberapa waktu selama pengobatan.

Dalam hal ini, pemberian OAT dapat diteruskan

Tabel 2.1 Efek samping ringan dari OAT

Efek samping Penyebab Penanganan

Tidak ada nafsu makan, mual, sakit

perut

Rifampisin Obat diminum malam sebelum tidur

Nyeri sendi Pirasinamid Beri Aspirin

Kesemutan s/d rasa terbakar di kakiINH Beri vitamin B6 (pridoxin) 100mg perhari

Warna   kemerahan   pada   air   seni

(urine)

Rifampisin Tidak  perlu  diberi   apa  –   apa,   tapi  perlu

penjelasan kepada penderita    Sumber: Depkes RI 2006: 31

Tabel 2.2 Efek samping berat dari OAT

Efek samping Penyebab Penatalaksanaan

Page 60: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Gatal dan kemerahan kulit Semua jenis OAT Ikuti petunjuk penatalaksanaan dibawah

Tuli Streptomisin Streptomisin dihentikan, ganti etambutol

Gangguan keseimbangan Streptomisin Streptomisin dihentikan, ganti etambutol

Ikterus tanpa penyebab lain Hampir semua OAT Hentikan   semua   OAT   sampai   ikterus

menghilang

Bingung   dan   muntah   –   muntah

(permulaan ikterus karena obat )

Hampir semua obat Hentikan   semua   OAT,   segera   lakukan   tes

fungsi hati

Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan etambutol

Purpura dan renjatan (syok) Rifampisin Hentikan etambutol  Sumber : Depkes RI 2006: 32

Jika seorang penderita dalam pengobatan dengan OAT mulai mengeluh gatal – gatal, singkirkan

dulu kemungkinan penyebab lain. Berikan dulu anti-histamin, sambil meneruskan OAT dengan

pengawasan ketat. Gatal – gatal tersebut pada sebagian penderita hilang, namun pada sebagian

penderita malahan terjadi suatu kemerahan kulit. Bila keadaan seperti ini, hentikan semua OAT.

Tunggu sampai kemerahan kulit tersebut hilang. Jika gejala efek samping ini bertambah berat,

kepada penderita tersebut perlu diberikan kortikosteroid dan/atau tindakan suportif lainnya (infuse)

di UPK perawatan.

1. 2. Kuliah Pakar

Topic Lectures Metode Durasi Departemen Dosen

Asuhan keperawatan pada pasien dengan

Peunomonia dan Tuberculosis

a. pengertian

b. etiologi

c. klasifikasi

d.patofisiologi

e. manifestasi klinis

f. pemeriksaan penunjang

g. penatalaksanaan

h. pencegahan

Clasical, diskusi3 jam Ns. R.BAyu Kusuma

S.Kep.,M.Kes.,AIFO

Asuhan keperawatan pada pasien dengan

Asma dan Bronitis

a. pengertian

Clasical, diskusi3 jam Irma Nur Amalia, S.Kep., Ners

Page 61: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

-Asuhan keperawatan pada pasien dengan

kontraktur depyutren

a. pengertian

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan pada pasien dengan

COPD

a. pengertian

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

Clasical, diskusi2 jam Irma Nur Amalia, S.Kep., Ners

Asuhan keperawatan pada pasien dengan

Empisema dan emolisme Paru

a. pengertian

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

Clasical, diskusi3 jam Ns.R. Bayu Kusuma,

S.Kep.,M.Kes,AIFO

Asuhan keperawatan pada pasien dengan

Ateletaksis

Clasical, diskusi2 jam Ns.R. Bayu Kusuma,

S.Kep.,M.Kes,AIFO

Page 62: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

a. pengertian

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

1. 3. Film

Topik Durasi Departemen Dosen

Pasien dengan gangguan system respiratory : Paru”

2 jam Deden Aji Jelani, S.Kep., Ners

Cep Yusup B, S.Kep., Ners

Pada   minggu   ke   3   ini   mahasiswa   ditugaskan   untuk   menganalisis   Film   tentang   pasien   yang

mengalami   gangguan   system   respiratory   Ca   Paru.   Setelah   selesai   menonton   mahasiswa

menganalisa film tersebut dan dikumpulkan ke tutor masing­masing.

1. 4. Seminar

Topik Durasi Departemen Dosen

Pasien dengan gangguan system respiratory :

Paru”

3 jam Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

Mahasiswa mempersentasikan hasil analisis film yang sudah ditugaskan sebelumnya, dibuat dalam

bentuk Power point.

1. 5. Skill Lab

Topik Durasi Departemen Dosen

Nebulizer (Kelas Besar) 2 jam R. Nety Rustikayanti, M.Kep

Page 63: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Nebulizer (Praktek Mandiri) 2 jam Cep yusup B, S.Kep., Ners

Deden Aji Jaelani, S.Kep.,Ners

Elsa Nurmeida S.KEp.,Ners

Depi Lukitasari S.Kep.,Ners

Jumlah Aktivitas Belajar Minggu III

Tutorial : 6 jam

Kuliah Pakar : 13 jam

Film : 2 jam

Seminar : 3 jam

Skill lab : 4 jam

Total waktu aktivitas belajar minggu III : 26 jam

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition.

Missouri: Elsevier.

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-2014. Oxford:

Wiley

Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.

Yogyakarta : Media Action Publlishing

Moorhead, Sue, dkk (Ed). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Missouri:

Elsevier.

Page 64: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU III KELAS A

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 05-01-2015 08.30-11-40 Asuhan keperawatan pada pasien dengan peunomonia dan tuberculosis

13.00- 16.20 Asuhan keperawatan pada pasien dengan Asma dan Bronkhitis

2 Selasa,0 6-01-2015 08.30-10.10 Skenario 3 STEP (1-5)

10.10-12.30 Asuhan keperawatan pada pasien COPD

3 Rabu, 07-01-2015 08.30-11.00 Asuhan keperawatan pada pasien Empisema dan emboli paru

13.00-15.30 Asuhan keperawatan pada pasien Ca Paru

4. Kamis, 08-01-2015 08.30-10.10 Nebulizer dan Suction

10.10-12.30 Nebulizer dan Suction Skill Lab (PM)

13.00-15.30 Asuhan keperawatan pada pasien Atekletaksis

5. Jumat, 09-01-2015 08.30-10.10 Skenario 3 STEP (6-7)

13.00-15.40 Asuhan keperawatan pada pasien Ca Paru

6 Sabtu, 10-01-2015 08.00-11.00 Proses keperawatan pada pasien dengan gangguan system respiratory

Page 65: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU III KELAS B

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 05-01-2015 08.30-11.40 Asuhan keperawatan pada pasien dengan Asma dan Bronkhitis

13.00-16.20 Asuhan keperawatan pada pasien dengan peunomonia dan tuberculosis

2 Selasa, 06-01-2015 13.00-14.40 Asuhan keperawatan pada pasien COPD

14.40-16.20 Skenario 3 STEP (1-5)

3 Rabu, 07-01-2015 08.30-10.10 Asuhan keperawatan pada pasien Ca Paru

10.10-11.40 Nebulizer

13.00-16.20 Asuhan keperawatan pada pasien Empisema dan emboli paru

4. Kamis, 08-01-2015 08.30-10.10 Nebulizer Skill lab (PM)

10.10-11.40 suction

13.00-15.30 Asuhan keperawatan pada pasien Atekletaksis

5. Jumat, 09-01-2015 09.00-11.00 Asuhan keperawatan pada pasien Ca Paru

13.00-14.40 Skenario 3 STEP (6-7)

6 Sabtu, 10-01-2015 08.00-11.00 Proses keperawatan pada pasien dengan gangguan system respiratory

UNIT BELAJAR IV

Page 66: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Minggu ke 4

Setelah menyelesaikan minggu kedua mahasiswa mampu :

1. 1. Memahami dan menguraikan tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan Efusi

Pleura dan Peunomotorak

2. 2. Memahami dan menguraikan tentang Asuhan keperawatan pada pasien

dengansindrom gawat dewasa

3. 3. Memahami dan menguraikan tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan

keganasan 3

4. 4. Mempraktekan tentang perawatan WSD

Aktivitas pembelajaran minggu keempat :

1. 1. Tutorial

No. Topik Durasi Departemen Dosen

1. Asuhan keperawatan pada pasien dengan EfusiPleura“susahnya bernafas”

6 jam Deden Aji Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

SKENARIO 4

Page 67: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

SUSAHNYA BERNAFAS

Tn.A 50 tahun sudah satu minggu di rawat di rumah sakit. Pada saat di kaji tuan A mengeluh

sesak napas sehingga aktivitasnya terganggu. Tn.A mempunyai riwayat penyakit pneumonia sejak

satu tahun yang lalu dan pernah di rawat sebelumnya di rumah sakit selain itu Tn.A merupakan

perokok aktif sejak usia 20 tahun. Hasil pemeriksaan fisik di dapatkan TD : 130/90 mmHg, N : 100

X/menit, S: 37,8⁰C, RR: 29 X/menit, bunyi perkusi hiper timpani dan bernafas menggunakan otot

tambahan.   Hasil   ringen   menunjukan   hanya   sebagian   organ   paru­paru   yang   terlihat.   Tn.A

direncanakan akan dilakukan tindakan pleura pungsi.

Kata Kunci :

Efusi Pleura, Pleura Pungsi, Pneumonia

Pertanyaan Yang Mungkin Muncul

1. 1. Apa yang dimaksud dengan efusi pleura?

2. 2. Apa tanda gejala efusi pleura?

3. 3. Kenapa pneumonia bisa menyebabkan efusi pleura?

4. 4. Apa yang dimaksud dengan pleura pungsi?

5. 5. Apa indikasi dilakukannya pleura fungsi?

Konsep yang dipelajari

• ♣ Asuhan keperawatan pada pasien efusi pleura

Page 68: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Materi

EFUSI PLEURA

i. A. Definisi

Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang

terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang

mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane,

2000).

B.Etiologi

1. 1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada

dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium)

dan sindroma vena kava superior.

2. 2. Pembentukan   cairan   yang   berlebihan,   karena   radang   (tuberculosis,   pneumonia,

virus),  bronkiektasis,   abses   amuba   subfrenik  yang  menembus  ke   rongga  pleura,  karena

tumor   dimana   masuk   cairan   berdarah   dan   karena   trauma.   Di   Indonesia   80%   karena

tuberculosis.

Kelebihan   cairan   rongga   pleura   dapat   terkumpul   pada   proses   penyakit   neoplastik,

tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat

mekanisme dasar :

a. b. Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik

b. c. Penurunan tekanan osmotic koloid darah

c. d. Peningkatan tekanan negative intrapleural

d. e. Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

Page 69: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

C.Tanda dan Gejala

1. 1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah

cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.

2. 2. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada

pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat,

batuk, banyak riak.

3. 3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan

cairan pleural yang signifikan.

1. 4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan

akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus

melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk

permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).

2. 5. Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian

atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan

mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah

dengan ronki.

3. 6. Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

D. Patofisiologi

Didalam rongga pleura terdapat + 5ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan

pleura parietalis  dan pleura viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis  karena

adanya  tekanan  hodrostatik,   tekanan  koloid  dan  daya   tarik  elastis.  Sebagian  cairan   ini  diserap

kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil lainnya (10­20%) mengalir kedalam

pembuluh limfe sehingga pasase cairan disini mencapai 1 liter seharinya.

Terkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura, ini terjadi bila keseimbangan antara

produksi dan absorbsi  terganggu misalnya pada hyperemia akibat  inflamasi,  perubahan tekanan

osmotic   (hipoalbuminemia),  peningkatan   tekanan vena  (gagal   jantung).  Atas  dasar  kejadiannya

efusi dapat dibedakan atas  transudat dan eksudat pleura.  Transudat misalnya terjadi pada gagal

Page 70: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatic karena

tekanan osmotic koloid yang menurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan

infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi.

Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar proteinnya rendah

sekali atau nihil sehingga berat jenisnya rendah.

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. 1. Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati menghilangnya

sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan

melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.

2. 2. Ultrasonografi

3. 3. Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan

tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior,

pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks),

pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil

bendungan) atau eksudat (hasil radang).

4. 4. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam

(untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase,

laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH.

5. 5. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan

F. Penatalaksanaan medis

a. 1. Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah

penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispneu.

Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal jantung kongestif,

pneumonia, sirosis).

b. 2. Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen guna

keperluan analisis dan untuk menghilangkan disneu.

c. 3. Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari

tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit,

dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi dengan pemasangan selang

Page 71: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

dada dengan drainase yang dihubungkan ke system drainase water-seal atau pengisapan

untuk mengevaluasiruang pleura dan pengembangan paru.

d. 4. Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam

ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih

lanjut.

e. 5. Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada,

bedah plerektomi, dan terapi diuretic.

G. Pengkajian

a. 1. Aktifitas/istirahat

Gejala : dispneu dengan aktifitas ataupun istirahat

a. 2. Sirkulasi

Tanda : Takikardi, disritmia, irama jantung gallop, hipertensi/hipotensi, DVJ

a. 3. Integritas ego

Tanda : ketakutan, gelisah

a. 4. Makanan / cairan

b. 5. Adanya pemasangan IV vena sentral/ infus

a. 6. nyeri/kenyamanan

Gejala tergantung ukuran/area terlibat : Nyeri yang diperberat oleh napas dalam,

kemungkinan menyebar ke leher, bahu, abdomen

Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi

a. 7. Pernapasan

Gejala : Kesulitan bernapas, Batuk, riwayat bedah dada/trauma,

Tanda : Takipnea, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada, retraksi interkostal,

Bunyi napas menurun dan fremitus menurun (pada sisi terlibat), Perkusi dada : hiperresonan

diarea terisi udara dan bunyi pekak diarea terisi cairan

a. 8. Observasi dan palpasi dada : gerakan dada tidak sama (paradoksik) bila trauma atau

kemps, penurunan pengembangan (area sakit). Kulit : pucat, sianosis,berkeringat, krepitasi

subkutan.

Page 72: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

a. 1. Kuliah Pakar

Topic Lectures Durasi Departemen Dosen

Asuhan   Keperawatan   pada   psien   dengan

gangguan system respiratory :

“ Efusi pleura dan pneumotorak “

a. pengertian

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

3 jam Putri Puapitasari,S. Kep., Ners

Asuhan   Keperawatan   pada   psien   dengan

gangguan   system   respiratory   :  “   sindrom

gawat dewasa “

a. pengertian

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

2 jam Hj. Henti Sugesti, M.Kep

Asuhan Keperawatan pada psien dengan 

gangguan system respiratory :

“ Keganasan 3 ” 

a. pengertian

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

2 jam Irma Nur Amalia., M.Kep

Page 73: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

a. 2. Role Play

Topik Durasi Departemen Dosen

Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

system respiratory

3 jam Cep Yusup Bahtiar, S.Kep.,

Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

Di minggu ke 4 ini mahasiswa membuat video role play mengenai Asuhan keperawatan pada

pasien dengan gangguan system respiratory dengan tindakan yang harus dilakukan seperti suction,

nebulize, perawatan thraceostomy, dan pearwatan WSD. Dibuat sebuah video dengan jelas sesuai

dengan prosedur (SOP) masing-masing tindakan.

a. 3. Skill Lab

Topik Durasi Departemen Dosen

Perawatan WSD (Kelas besar) 2 jam Hj. Henti Sugesti, M.Kep

Perawatan WSD (praktek mandiri) 2 jam Deden Aji Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

a. 4. Film

Topik Durasi Departemen Dosen

Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

system respiratory

2 jam Deden Aji Jaelani, S.Kep.,

Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Film yang akan ditonton berkaiatan dengan topik role play video yang sudah dbuat oleh mahasiswa

sebelumnya. Dalam kesempatan ini mahasiswa mempersentasikan hasil role play videonya dan

Page 74: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

sebagian mahasiswa menjadi oponen untuk mengomentari hasil video yang sudah dibuat kelompok

lainnya.

a. 5. Field Study

Topik Durasi Departemen Dosen

Asuhan keperawatan pada pasien dengangangguan system respiratory

5 jam Deden Aji Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

Mahasiswa akan melakukan penyuluhan tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan system respiratory dengan sasaran SMP, SMA dan adik kelas kuliah.

Jumlah Aktivitas Belajar Minggu IV

Tutorial : 6 jam

Kuliah Pakar : 8 jam

Seminar : 3 jam

Role play : 3 jam

Skill lab : 4 jam

Film : 2 jam

Fieldstudy : 5 jam

Total waktu aktivitas belajar minggu IV : 31 jam

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition.

Missouri: Elsevier.

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-2014. Oxford:

Page 75: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Wiley

Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.

Yogyakarta : Media Action Publlishing

Moorhead, Sue, dkk (Ed). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Missouri:

Elsevier.

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU IV KELAS A

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 12-01-2015 08.30-11.40 Asuhan keperawatan pada pasien Efusi Pleura dan Pneumotorak

13.00- 15.30 Keganasan 3

2 Selasa, 13-01-2015 08.30-11.30 Asuhan keperawatan pada pasien gangguan system respiratory

13.00-15.00 Bahasa Inggris

3 Rabu, 14-01-2015 08.30-12.30 Skenario 4 STEP (1-5)

13.00-16.20 Penyuluhan Asuhan keperawatan pada pasien gangguan system respiratory

6. Jum’at,17-01-2015 08.30-11.30 Skenario 4 STEP (6-7)

7 Sabtu, 18-01-2015 08.00-09.40 Sindrom gawat dewasa

09.40-11.40 Perawatan WSD

Page 76: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU IV KELAS B

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 12-01-2015 08.30-11.40 Keganasan 3

13.00- 15.30 Asuhan keperawatan pada pasien Efusi Pleura dan Pneumotorak

2 Selasa, 13-01-2015 08.30-11.30 Bahasa Inggris

13.00-15.00 Asuhan keperawatan pada pasien gangguan system respiratory

3 Rabu, 14-01-2015 08.30-12.30 Penyuluhan Asuhan keperawatan pada pasien gangguan system respiratory

13.00-16.20 Skenario 4 STEP (1-5)

6. Jum’at,17-01-2015

13.00-14.40 Skenario 4 STEP (6-7)

7 Sabtu, 18-01-2015 08.00-09.40 Sindrom gawat dewasa

09.40-11.40 Perawatan WSD

UNIT BELAJAR V

 

Page 77: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Minggu 5

Setelah menyelesaikan minggu kedua mahasiswa mampu :

1. 1. Memahami tentang Asuhan keperawatan dengan pasien anak dengan RDS dan SIDS

2. 2. Memahami tentang trend issue gangguan pada system respiratory : HSNI, SARS, MERS

dan Ebola

3. 3. Memahami dan menjelaskan tentang pertimbangan gerontologi

4. 4. Mempraktekan perawatan thraceostomy

Aktivitas pembelajaran minggu kelima :

1. 1. Tutorial

No. Topik Durasi Departemen Dosen

1. Asuhan keperawatan dengan pasien anak  

“tolong aku tenggelam,  gak bisa nafas

nih”

6 jam Deden Aji Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

SKENARIO 5

Tolong!!!!! Aku tenggelam… gak bias nafas nih !!!

Seorang perempuan (Ibu Murni) berumur 36 tahun dirawat di ruang ICU untuk dilakukan

Page 78: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

observasi akibat kecelakaan tenggelam di danau sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengalami aspirasi

cairan yang banyak saat kecelakaan. Terpasang oksigen per nasal kanul 6 L/menit dengan PO2 75-

80 mmHg, cairan iv diberikan untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit dan 40 mg furosemid

(Lasix) diberikan melalui iv untuk hipervolemia. Pasien tampak gelisah dan cemas. Dari

pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 116/74 mmHg, suhu 36,6OC, nadi 106 x/mnt, pernapasan

28 x/menit, terdengar crackles, saturasi oksigen 84%. Berdasarkan hasil pemeriksaan, perawat

berkolaborasi untuk pemeriksaan analisa gas darah (AGD) dan meningkatkan pemberian oksigen

menjadi 8 L/mnt. Hasil AGD menunjukkan PO2 65 mmHg, pH 7,48 dam PCO2 32 mmHg.

Gambaran X-ray dada tampak bercak infiltrasi dan ukuran jantung normal. Hasil AGD 1 jam

berikutnya menunjukkan PO2 55 mmHg. Dokter mendiagnosa kemungkinan pasien mengalami

ARDS dan menginstruksikan intubasi nasotrakeal serta ventilasi mekanik..

Kata kunci

Tenggelam, ARDS

Pertanyaan yang mungkin muncul

1. 1. Apakah dampak yang mungkin muncul akibat aspirasi cairan?

2. 2. Apakah alasan diberikan resusitasi?

3. 3. Apakah masalah keperawatan yang dialami pasien?

4. 4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan?

Konsep yang dipelajari :

Asuhan keperawatan pasien dengan ARDS

Page 79: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Materi

ARDS

1. A. Konsep ARDS

1. 1. Pengertian

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan kondisi hipoksemia berat dengan

onset akut, infiltrat bilateral yang difus pada foto toraks dan penurunan compliance atau daya

regang paru. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Asbaugh dkk. American European

Concencus Conference Committee (AECC) menyatakan pengertian ARDS sebagai sekumpulan

gejala dan tanda yang terdiri dari 4 komponen, yaitu onset, oksigenasi, foto toraks, dan tekanan

kapiler.

Penyebab spesifik ARDS masih belum pasti. Banyak faktor penyebab yang dapat berperan

pada gangguan ini sehingga ARDS tidak disebut sebagai penyakit, naum sebagai sindrom. Sepsis

merupakan faktor risiko yang paling tinggi, mikroorganisme dan produknya (terutama endotoksin)

bersifat sangat toksik terhadap parenkim paru dan merupakan faktor risiko terbesar kejadian ARDS.

Insiden sepsis menyebabkan ARDS berkisar antara 30-50%. Aspirasi cairan lambung menempati

tempat kedua sebagai faktor risiko ARDS (30%). Aspirasi cairan lambung dengan pH<2,5

menyebabkan penderita mengalami chemical burn pada parenkim paru dan menimbulkan

kerusakan berat pada epitel alveolar.

Faktor risiko dikelompokkan atas faktor risiko yang berasal dari paru dan luar paru. Faktor

risiko yang berasal dari paru diantaranya pneumonia, aspirasi, kontusio paru, toxic inhalasi,

tenggelam, pulmonary vasculitis, dan cedera reperfusi (transplantasi paru). Sedangkan faktor risiko

yang berasal dari paru diantaranya sepsis, trauma mayor, transfusi, pankreatitis, bypass

kardiopulmonar, berkaitan dengan kehamilan, emboli lemak, dan tumor lisis.

1. 2. Patogenesis

Epitelium alveolar dan endotelium mikrovaskular mengalami kerusakan pada ARDS.

Kerusakan ini menyebabkan peningkatan permeabilitas barier alveolar dan kapiler sehingga cairan

masuk ke dalam ruang alveolar. Derajat kerusakan epitelium alveolar menentukan prognosis.

Epitelium alveolar normal terdiri dari 2 tipe sel, yaitu sel pneumosit tipe I dan sel pneumosit

Page 80: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

tipe II. Permukaan alveolar 90% terdiri atas sel pneumosit tipe I berupa sel pipil yang mudah

mengalami kerusakan. Fungsi utama sel pneumosit tipe I adalah pertukaran gas yang berlangsung

secara difusi pasif. Sel pneumosit tipe II meliputi 10% permukaan alveolar, terdiri atas sel kuboid

yang mempunyai aktivitas metabolik intraselular, transport ion, memproduksi surfaktan dan lebih

resisten terhadap kerusakan. Kerusakan epitelium alveolar yang berat menyebabkan kesulitan

dalam mekanisme perbaikan paru dan menyebabkan fibrosis. Kerusakan pada fase akut terjadi

pengelupasan sel epitel bronkial dan alveolar, diikuti dengan pembentukan membran hialin yang

kaya protein pada membran basal epitel yang gundul (gambar 1). Neutrofil memasuki endotel

kapiler yang rusak dan jaringan interstitial dipenuhi cairan yang kaya akan protein.

Adanya mediator anti inflamasi interleukin-1-receptor antagonists, soluble tumor necrosis

factor receptor, auto antibodi yang melawan interleukin/IL-8 dan IL-10 menjaga keseimbangan

alveolar.

1. 3. Patofisiologis

Perubahan patofisiologi yang terjadi pada ARDS adalah edema paru interstitial dan

penurunan kapasitas residu fungsional (KRF) karena atelektasis kongestif difus. Keadaan normal,

filtrasi cairan ditentukan oleh hukum Starling yang menyatakan filtrasi melewati endotel dan ruang

interstitial adalah selisih tekanan osmotik protein dan hidrostatik.

Q = K (Pc-PT) – D (c-t)

Q : kecepatan filtrasi melewati membran kapiler

Pt : tekanan hidrostatik interstitial

K : koefisien filtrasi

c : tekanan onkotik kapiler

D : koefisien refleksi

t : tekanan onkotik interstitial

Pc : tekanan hidrostatik kapiler

Perubahan tiap aspek dari hukum Starling akan menyebabkan terjadinya edema paru.

Tekanan hidrostatik kapiler (Pc) meningkat akibat kegagalan fungsi ventrikel kiri akan

menyebabkan peningkatan filtrasi cairan dari kapiler ke interstitial. Cairan kapiler tersebut akan

mengencerkan protein interstitial sehingga tekanan osmotik interstitial menurun dan mengurangi

Page 81: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

pengaliran cairan ke dalam vena.

Kerusakan endotel kapitel atau epitel alveoli atau keduanya pada ARDS menyebabkan

peningkatan permeabilitas membran alveoli-kapiler (terutama sel permeabilitas pneumosit tipe I)

sehingga cairan kapiler merembes dan berkumpul di dalam jaringan interstitial, jika telah melebihi

kapasitas akan masuk ke dalam rongga alveoli (alveolar flooding) sehingga alveoli menjadi kolaps

(mikroatelektasis) dan compliance paru akan lebih menurun. Merembesnya cairan yang banyak

mengandung protein dan sel darah merah akan mengakibatkan perubahan tekanan osmotik. Cairan

bercampur dengan cairan alveoli dan merusak surfaktan sehingga paru menjadi kaku, keadaan ini

akan memperberat atelektasis yang telah terjadi. Mikroatelektasis akan menyebabkan shunting

intrapulmonel, ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (VA/Q) dan menurunnya KRD. Kondisi ini

akan menyebabkan terjadinya hipoksemia berat dan progresivitas yang ditandai dengan pernapasan

cepat dan dalam. Shunting intrapulmoner menyebabkan curah jantung menurun 40%. Hipoksemia

diikuti asidemia, mulanya karena pengumpulan asam laktat. Selanjutnya merupakan pencerminan

gabungan dari unsur metabolik maupun respiratorik akibat gangguan pertukaran gas. Penderita

yang telah sembuh dapat menunjukkan kelainan fungsi paru berupa penurunan volume paru,

kecepatan aliran udara dan khususnya menurunkan kapasitas difusi.

Kejadian ARDS dibagi dalam 3 tahap yang berlangsung dalam beberapa minggu sampai

bulan. Tahap pertama yaitu tahap eksudatif yang ditandai dengan pembentukan cairan, protein serta

sel inflamatori dari kapiler yang kemudian akan menumpuk ke dalam alveoli. Tahap kedua yaitu

tahap fibroproliferatif dimana pada tahap ini akibat dari respon terhadap stimuli yang merugikan

menyebabkan pembentukan jaringan ikat dengan beberapa perubahan struktur paru sehingga secara

mikroskopik jaringan paru tampak seperti jaringan padat. Dalam keadaan ini pertukaran gas pada

alveolar akan sangat berkurang sehingga tampilan penderita secara klinis seperti pneumonia. Tahap

ketiga yaitu tahap resolusi dan pemulihan. Pada beberapa penderita yang dapat melampaui fase

akut akan mengalami resolusi dan pemulihan. Edema paru ditanggulangi dengan transport aktif Na,

transport pasif Cl dan transport H2O melalui aquaporins pada sel tipe I. Sementara protein yang

yang tidak larut dibuang dengan proses difusi, endositosis sel epitel dan fagositosis oleh sel

makrofag. Akhirnya reepitelisasi terjadi pada sel tipe II dari pneumosit yang berproliferasi pada

dasar membrana basalis. Proses ini distimulasi oleh Growth factors seperti KGF. Neutrofil dibuang

melalui apoptosis.

Bagi beberapa penderita tetap dalam tahap fibrosis, dimana hal ini terjadi secara dini yaitu

Page 82: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

pada hari ke 5-6 setelah diagnosa ARDS). Ruang alveolar akan dipenuhi oleh sel mesenkim dengan

produk-produknya serta pembentukan pembuluh darah paru. Pembentukan jaringan fibrosis

berkaitan dengan prognosa yang lebih buruk apalagi bila muncul prokolagen III secara dini pada

cairan broncho alveolar lavage (BAL), maka mortalitas akan meningkat.

1. 4. Penatalaksanaan

Penanganan ARDS difokuskan pada 3 hal penting yaitu (a) mencegah lesi paru secara

iatrogenik; (b) mengurangi cairan di dalam paru; dan (c) mempertahankan oksigenasi jaringan.

Inhalasi nitric oxide/prostasiklin akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah di paru

sehingga secara nyata memperbaiki hipertensi pulmonum dan oksigenasi arteri. Tidak terdapat

pengaruh terhadap tekanan darah sistemik, akan tetapi efek samping subproduk dari NO berupa

peroksinitrit dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan paru.Oleh karena itu pengunaannya

sangat ketat yaitu pada keadaan ekstrem dimana terjadi hipoksemia akut, gagal jantung kanan serta

refrakter terhadap tindakan suportif yang

biasa.

Targeted Drug Treatment

Terapi ini difokuskan pada regresi lesi patologi dan mengurangi jumlah cairan dalam paru.

Sayangnya tidak ada bukti objetif akan keberhasilan metode ini.

Surfactan sintetik secara aerosol (Exosurf) ternyata bermanfaat untuk ARDS pada neonatus,

tetapi tidak pada ARDS . Pada suatu penelitian dengan cara pemberian langsung pada traktus

trakeobronkial ternyata efektif.

Kortikosteroid dosis tinggi dimaksudkan unutk mengurangi reaksi inflamasi pada jaringan paru ,

tapi sayangnya hasilnya tidak memuaskan, sehingga tidak direkomendasikan pada ARDS terutama

pada fase awal. Beberapa sumber menyarankan pemberian metil prednisolon secara pulsed untuk

mencegah fase fibrosis yang destruktif.

Oleh karena metabolit oksigen mempunyai peran yang penting pada patogenesis ARDS melalui

aktifasi neutrofil, maka pemberian antioksidan mungkin akan banyak banyak manfaatnya sebagai

terapi yang spesifikk pada ARDS

Pemberian N-acetylcysteine banyak memberikan harapan dan masih terus dilakukan penelitian2

Ketoconazol diharapkan dapat menghambat pelepasan TNF oleh makrofag, tetapi masih

Page 83: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

diperlukan penelitian dalam jumlah sample yang lebih besar

Diuretikum lebih ditujukan untuk meminimalkan atau mencegah kelebihan cairan, dan hanya

diberikan bila eksresi cairan oleh ginjal terganggu, oleh karena itu cara paling baik untuk mencegah

kelebihan cairan adalah dengan mempertahankan pengeluaran cairan yang adekuat.Dengan

demikian penggunaan diuretikum tidak rutin, karena tidak sesuai dengan patogenesis ARDS.

Transfusi darah diperlukan untuk menjaga kadar Hb lebih dari 10gr%, tetapi mengingat

kemungkinan terjadinya TRALI maka tranfusi hanya diberikan bila ada oksigenasi jaringan yang

inadekuat.

Extracorporeal Oxygenation

Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) adalah suatu sistem prolonged cardiopulmonary

bypass yang banyak berhasil mengobati bayi baru lahir yang mengalami gagal nafas akibat aspirasi

mekonium, hernia diapragmatika dan infeksi virus yang berat. Penggunaan EMCO untuk ARDS

hasilnya masih controversial. Hasil yang baik diperoleh pada penderita ARDS karena trauma pada

stadium dini yaitu kurang dari 5 hari.

Proses penyapihan

Saat yang tepat untuk mulai menyapih adalah bila sudah didapatkan perbaikan yang menetap dari

fungsi respirasi ( berkurangnya kebutuhan O2 dan PEEP) , laju nafas, disertai dengan perbaikan

gambaran Foto toraks. Secara umum proses penyapihan dapat berlangsung dengan mudah pada

penderita tanpa kelainan paru primer. Kesulitan penyapihan terjadi bila infeksi belum teratasi, atau

ada infeksi baru, hiperhidrasi, bronkospasme, anemia, elektrolit imbalans, gagal jantung, serta

status nutrisi yang buruk. Dalam keadaan seperti ini maka penyapihan dilakukan secara bergantian

bergantian antara pemakaian dengan ventelator dengan mode yang paling minimal (CPAP,PS) dan

bernafas sendiri dengan T-valve yang dihubungkan ke tube endotrakeal, sehingga otot pernafasan

terlatih dan ppada akkhirnya penderita benar-benar terlepas dari bantuan ventilator. PEEP yang

rendah tetap dipertahankan selama proses penyapihan.

Terapi umum yang diberikan pada penderita ARDS yaitu dengan menghilangkan penyebab,

misalnya drainase pus, antibiotika, fiksasi pada fraktur tulang panjang. Sedasi dapat diberikan

dengan kombinasi opiat benzodiazepin oleh karena penderita memerlukan bantuan ventilasi

mekanik dalam jangka panjang. Peningkatan oksigenasi melalui perbaikan hemodinamik dengan

memberikan cairan, obat vasodilator/konstriktor, inotropik, atau diuretikum. Keadaan ini dapat

dicapai dengan cara meningkatkan curah jantung bila saturasi darah vena rendah; atau dengan cara

Page 84: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

menurunkan curah jantung pada keadaan high out put state, sehingga pulmonary transit time

memanjang. Intervensi dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak mengganggu sirkulasi secara

keseluruhan.

Terapi ventilasi bertujuan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan. Ventilasi mekanik

dengan intubasi endotrakeal merupakan terapi mendasar pada penderita ARDS bila ditemukan laju

napas > 30 x/mnt atau terjadi peningkatan kebutuhan FiO2 > 60% (dengan menggunakan masker

wajah) untuk mempertahankan PO2 sekitar 70 mmHg atau lebih dalam beberapa jam. Lebih

spesifik lagi dapat diberikan ventilasi dengan rasio I:E terbalik disertai dengan PEEP untuk

membantu mengembalikan cairan yang membanjiri alveolus dan memperbaiki atelektasis sehingga

memperbaiki ventilasi dan perfusi (V/Q).

Penderita dapat diberi terapi non invasif ventilasi tergantung tingkat keparahannya, seperti

CPAP, BIPAP atau Positive Pressure Ventilation. Walaupun demikian metode ini tidak

direkomendasikan bagi penderita dengan penurunan kesadaran atau dijumpai adanya peningkatan

kerja otot pernapasan disertai peningkatan laju napas dan PCO2 darah arteri.

Pemeriksaan AGD (analisa gas darah) dipakai sebagai parameter keberhasilan dan panduan

terapi. Namun demikian hasilnya tidak harus mencapai nilai normal. Contohnya kadar CO2

diperbolehkan sedikit melebihi 50cmH2O atau disebut permissive hypercapnia; dan ternyata masih

dapat memberikan hasil akhir yang lebih baik. Demikian juga saturasi O2 cukup bila mencapai

92%.

Restriksi cairan/diuresis yang cukup akan mengurangi peningkatan tekanan hidrostatik di

dalam kapiler paru maupun cairan paru. Dehidrasi berlebihan akan menurunkan perfusi jaringan

dan mencetuskan gagal ginjal.

Posisi prone akan memperbaiki V/Q karena akan mengalihkan cairan darah sehingga tidak terjadi

atelektasis. Meski demikian tehnik ini tidak mempengaruhi angka mortalitas. Berdasarkan tingkat

keparahan penyakit, mortalitas dalam sepuluh hari pertama pada kelompok dengan posisi prone

lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang berbaring seperti biasa.

1. 2. Kuliah Pakar

Topic Lectures Durasi Departemen Dosen

- Asuhan keperawatan dengan pasien anak 3 jam Ali Mustofa, S. Kep., Ners

Page 85: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

dan SIDS

a. pengertian

b. etiologi

c. patofisiologi

d. manifestasi klinis

e. penatalaksanaan

f. asuhan keperawatan

Trend Issue tentang gangguan system

respiratory

a. a. HSNI

b. b. SARS

c. c. MERS

d. d. Ebola

3 jam R.Nety Rustikayanti, M.Kep

Pertimbangan gerontology 2 jam Erlin F, S.Kp

1. 3. Seminar

Topik Durasi Departemen Dosen

System Respiratory 4 jam Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

Seminar akhir blok dilakukan dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tiap minggunya.

1. 4. Skill Lab

Topik Durasi Departemen Dosen

Perawatan Thraceostomy (Kelas Besar) 2 jam Irma Nur Amalia, S.Kep.,Ners

Page 86: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Perawatan Thraceostomy (Praktek mandiri)

2 jam Deden Aji Jaelani, S.Kep., Ners

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Cep Yusup Bahtiar, S.Kep., Ners

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners

1. 5. Seminar

Topik Durasi Departemen Dosen

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan

gangguan system respiratory

4 jam Depi Lukitasari, S.Kep., Ners

Deden Aji JAelani, S.Kep.,Ners

Mahasiswa akan mempersentasikan hasil field study nya dan memperlihatkan hasil dari penyuluhan

yang yang sudah dilakukan oelh masing-masing kelompok.

Jumlah Aktivitas Belajar Minggu V

Tutorial : 6 jam

Kuliah Pakar : 10 jam

Seminar : 8 jam

Skill lab : 4 jam

Total waktu aktivitas belajar minggu V : 28 jam

DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition.

Missouri: Elsevier.

Page 87: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-2014. Oxford:

Wiley

Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.

Yogyakarta : Media Action Publlishing

Moorhead, Sue, dkk (Ed). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Missouri:

Elsevier.

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU V KELAS A

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 19-01-2015 08.30-10.10 Pertimbangan Gerontologi

13.00-15.00 Perawatan Thraceostomy

2 Selasa, 20-01-2015 08.30-11.30 Asuhan keperawatan pada pasien gangguan system respiratory

13.00-15.00 Bahasa inggris

3 Rabu, 21-01-2015 08.30-12.30 Skenario 5 STEP (1-5)

13.00-15.30 Asuhan keperawatan pada pasien gangguan system respiratory

5. Kamis, 22-01-2015 08.30-11.40 Asuhan keperawatan pada pasien anak dengan gangguan ARDS dan SIDS

13.00-16.20 Trend Issue

6. Jumat , 23-01-2015 08.30-10.10 Skenario 5 STEP (6-7)

13.00-15.00 Perawatan Thraceostomy Skill Lab (PM)

7 Sabtu, 24-01-2015 08.00-11.00 Perawatan WSD Skill Lab (PM)

Page 88: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

JADUAL PERKULIAHAN MINGGU V KELAS B

No Hari/ tanggal Jam Pokok bahasan

1 Senin, 19-01-2015 08.30-10.10 Perawatan Thraceostomy

13.00-15.00 Pertimbangan Gerontologi

2 Selasa, 20-01-2015 08.30-11.30 Bahasa inggris

13.00-15.00 Asuhan keperawatan pada pasien gangguan system respiratory

3 Rabu, 21-01-2015 08.30-12.30 Asuhan keperawatan pada pasien gangguan system respiratory

13.00-15.30 Skenario 5 STEP (1-5)

5. Kamis, 22-01-2015 08.30-11.40 Trend Issue

13.00-16.20 Asuhan keperawatan pada pasien anak dengan gangguan ARDS dan SIDS

6. Jumat , 23-01-2015 08.30-10.10 Perawatan Thraceostomy Skill Lab (PM)

10.10-11.30 Skenario 5 STEP (6-7)

7 Sabtu, 24-01-2015 08.00-11.00 Perawatan WSD Skill Lab (PM)

Lampiran 1

Page 89: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

PEMBAGIAN KELOMPOK TUTORIAL KELAS A

NIM Nama Mahasiswa Kelompok Fasilitator

1 4002130089 Rizki helfiawan

Deden Aji Jaelani, S. Kep., Ners2 4002130041 Ajeng septiani

3 4002130100 Ai siti rohmah

4 4002130023 Asep ahmad tajiri

5 4002130151 Asep sajidin

6 4002130016 Desi oni yunizar

7 4002130008 Desi wulandari

8 4002130013 Devi wismawati

9 4002130098 Yusuf yuswandi

10 4002130071 Meiga murti

NIM Nama Mahasiswa Kelompok Fasilitator

1 4002130063 Elsa septiani suciawati

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners2 4002130002 Bintang Yulnanda

3 4002130156 Cipta tasbihan hermandi

4 4002130107 Satim

5 4002130194 Satria munggaran

6 4002130067 Riska fauzi astuti

8 4002130040 Siska luksita

9 4002130132 Danis januar

10 4002130096 Rabela

PEMBAGIAN KELOMPOK TUTORIAL KELAS A

Page 90: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

NIM NamaMahasiswa Kelompok Fasilitator

1 4002130082 Kamal setiawan

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners2 4002130058 Eneng aida herdina

3 4002130043 Moch. Sidik Awaludin

4 4002130081 Revi suhaya

5 4002130019 Aurelius hoka

6 4002130033 Setiadi nugraha

7 4002130048 Rini nopitasari

8 4002130025 Meisyi Nurhasanah

9 4002130064 Tri Nur Rochyati

10 4002130009 Dian Rohaeni

NIM NamaMahasiswa Kelompok Fasilitator

1 4002130039 Moch. Abdul Aziz

4

Cep Yusup B, S.Kep., Ners2 4002130028 Ali firmawan

3 4002130120 Reni purnamasari

4

4002130077

Findra alfiani

5 4002130118 Margareta nera rukmana

6 4002130015 Dyah ayu rahmawati

7 4002130153 Habib mubarok

8 4002130116 Suyepta

9 4002130038 Riska nurseli

10 4002130119 Nadya nurul azmi

Page 91: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

PEMBAGIAN KELOMPOK TUTORIAL KELAS B

NIM NamaMahasiswa Kelompok Fasilitator

1 4002130079 Cecep ahmad firdaus

1

Deden Aji Jaelani, S. Kep., Ners2 4002130125 Akim

3 4002130027 Aprilia dea restika

4 4002130065 Dian lestari

5 4002130052 Artini

6 4002130099 Anna ulfiana

7 4002130026 Wahyu sandana

8 4002130103 Yupi erikahaki

9 4002130037 Sinta alviani

10 4002130084 Adi oktavianus

NIM NamaMahasiswa Kelompok Fasilitator

1 4002130127 Rully nasrulah surahman

Depi Lukitasari, S.Kep., Ners2 4002130018 Ali hidayat

3 4002130055 Asmarani

4 4002130117 Eka larasati

5 4002130024 Hendra

6 4002130105 Siska arini widyasari

7 4002130083 Reni sugihartini

8 4002130021 Mira rahmawati

9 4002130123 Ikhsan yadi G

Page 92: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

PEMBAGIAN KELOMPOK TUTORIAL KELAS B

NIM NamaMahasiswa Kelompok Fasilitator

1 4002130027 Dede hermawan

3

Elsa Nurmeida, S.Kep., Ners2

4002130090

Delista sholaihaini

3 4002130014 Andina mutiamanah

4 4002130053 Agus mulyadi

5 4002130032 Nurjanah

6 4002130088 Fani permatasari manurung

7 4002130060 Panji akbar

8 4002130080 Rani siti lailasari

9 4002130042 Sella eka yulia putri

NIM NamaMahasiswa Kelompok Fasilitator

1 4002130031 Dini restiani lestari

4

Cep Yusup B, S.Kep., Ners2 4002130050 Indra herdiawan

3

4002130012

Siti hamidah

4 4002130017 Reza nugraha

5 4002130054 Dhevit wijaya

6 4002130062 Emiliana

7 4002130020 Ridwan nugraha

Page 93: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

8 4002130022 Melantri

9 4002130130 Ulan tari

Lampiran 2

PANDUAN PANDUAN PENUGASAN EVIDENCE BASED NURSING

Merupakan hasil diskusi setiap pemicu, yang menggambarkan pemahaman materi dan pencapaian

sasaran pembelajaran dalam pemicu. Laporan kelompok harus meliputi:

1. A.Pendahuluan

• 1. Penulisan kasus

• 2. Daftar kata sulit

• 3. Daftar petanyaan

1. B. Pembahasan

1. 1. Kasus (ditulis lagi)

2. 2. Jawaban kata sulit

Contoh :

Critical thingking = berfikir kritis (Potter & Perry, 2005)

1. 3. Jawaban pertanyaan

Contoh :

a. a) Apakah stress itu ?

Page 94: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

• Stress adalah respon non-spesifik dari tubuh untuk permintaan lingkungan

yang berlebihan (Asnar & Putra, 2009).

• Stress adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan

keseimbangan atau ekuilibrium dinamis seseorang (Wong, 2001)

1. C. Bagan/Skema/konsep solusi

2. D.Daftar Pustaka

3. E. Referensi pustaka (fotokopian/ketikan) wajib dilampirkan

Jumlah halaman minimal 10 lembar, ketikan 1,5 spasi, Font Times New Roman, size 12,

kertas A4, dijilid rapi dan cover makalah menggunakan kertas bufalo berwarna hijau tua, naskah

asli bukan foto kopi. Laporan dikumpulkan kepada Tim Blok paling lambat 3 hari setelah tugas

diberikan oleh tim blok lalu diserahkan kepada koordinator blok untuk dievaluasi dan dinilai.

Tempat pengumpulan di ruang dosen S1 keperawatan di letakkan di tempat yang sudah disediakan

dan jangan lupa untuk menandatangani bukti penyerahan tugas yang sudah disediakan.

Contoh Cover Laporan :

Page 95: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN SEMINAR

TANGGAL : _____________________________________________________

MATA AJARAN :______________________________________________________

JUDUL :______________________________________________________

KELOMPOK PENYAJI :______________________________________________________

Page 96: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

NAMA KELOMPOK :______________________________________________________

No ASPEK YANG DINILAI Nilai KET

0 1 2 3 4

1 Kejelasan isi makalah

2 Penggunaan tata bahasa yang tepat

3 Ketepatan dalam pemberian penjelasan

dan jawaban yang rasional

4 Kemempuan kelompok memotivasi

peserta diskusi

5 Kreativitas dalam pelaksanaan penyajian

6 Metode atau media dalampenyajian

kelompok

7 Peran serta anggota kelompok

8 Kelengkapan penggunaan daftar pustaka

9 Bahan (referensi) dibagikan kepada

peserta

10 Ketepatan dalam penggunaan waktu

Keterangan :

Nilai = Jumlah nilai

10

Nilai 4 = baik sekali Penilai

3 = baik

2 = cukup

Page 97: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

1 = kurang

0 = tidak dilakukan (____________________________)

Lampiran 4

FORMAT PENILAIAN ROLE PLAY

Page 98: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

TANGGAL : _____________________________________________________

MATA AJARAN :______________________________________________________

JUDUL :______________________________________________________

KELOMPOK PENYAJI :______________________________________________________

NAMA KELOMPOK :______________________________________________________

No ASPEK YANG DINILAI Nilai KET

0 1 2 3 4

1 Kejelasan tema/topic

2 Penggunaan tata bahasa yang tepat

3 Kejelasan karakter

4 Kejelasan isi (keterkaitan dengan

tema/topic)

5 Kejelasan setting

6 Kejelasan alur (sistematika pelaksanaan

cerita)

7 Kemampuan kelompok memotivasi

peserta

8 Peran serta anggota kelompok

9 Kreativitas dalam penampilan

10 Ketepatan dalam penggunaan waktu

Page 99: RESPIRATORYdocshare04.docshare.tips/files/29462/294624482.pdf · RESPIRATORY BUKU TUTOR Edisi Kedua PROGRAM STUDI STRATA-1 ILMU KEPERAWATAN STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG 2015. BLOK

Keterangan :

Nilai = Jumlah nilai

10

Nilai 4 = baik sekali Penilai

3 = baik

2 = cukup

1 = kurang

0 = tidak dilakukan (____________________________)