Upload
amanda-fransiska
View
129
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
MENGHENTIKAN PERDARAHAN
A. Berbagai Kondisi dan Jenis Perdarahan serta Dampaknya
1. Pengertian
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh banyak
factor. Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh
trauma atau penyakit.
Perdarahan pada pembuluh besar seperti di tangan, leher dan paha dapat menyebabkan
kematian dalam waktu 1-3 menit, sedangkan pada perdarahan aorta atau vena cava dapat
menyebabkan kematian dalam waktu 30 detik..
Perdarahan serius selalu membahayakan apabila terlalu banyak darah keluar dari vaskuler.
Hal ini menyebabkan suplai oksigen ke seluruh tubuh (perfusi) berkurang. Perdarahan yang besar
merupakan penyebab syok yang utama. Tubuh manusia memiliki jumlah darah tertentu, dan bila
sejumlah besar darah hilang, maka perfusi akan gagal. Bila tidak diatasi dengan segera, nyawa
seseorang bisa terancam maut, diawali dengan menjadi lemah, lalu syok dan akhirnya meninggal.
2. Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi 2 yaitu perdarahan luar (terbuka) dan perdarahan dalam
(tertutup).
a. Perdarahan Luar (Terbuka) adalah jenis perdarahan yang terjadi akibat kerusakan dinding
pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh
dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut. Perdarahan luar dibagi lagi menjadi 3 sesuai dengan
pembuluh daraha yang mengalami kerusakan, yaitu perdarahan arteri, vena, dan kapiler.
b. Perdarahan dalam adalah jenis perdarahan yang terjadi di dalam rongga dada, rongga tengkorak
dan rongga perut. Biasanya tidak tampak darah mengalir keluar, tapi terkadang dapat juga
keluar melalui lubang hidung, telinga dan mulut.Penyebab dari perdarahan dalam di antaranya :
1) Pukulan keras, terbentur hebat
2) Luka tusuk
3) Luka tembak
4) Pecahnya, pembuluh darah karena suatu penyakit
5) Robeknya pembuluh darah akibat terkena ujung tulang yang patah, seperti pada fraktur costa
Hal-hal yang perlu dikaji terkait dengan perdarahan yaitu:
a. ABCD
b. Sianosis atau tidak
c. Kulit dingin terutama akral
d. Tekanan darah yang turun
e. Nadi cepat tapi lemah
f. Nafas dalam dan cepat
g. Banyaknya darah yang keluar
h. Kesadaran klien
Pada perdarahan eksternal, jika berlebihan akan terlihat jelas pada pakaian. Jika seseorang
menggunakan pakaian yang tebal perdarahan mungkin tidak terlihat. Pemeriksaan harus cepat-cepat
memeriksa tubuh pasien dengan membuka pakaian terlebih dahulu, yakinkan bagian-bagian yang
terbawah sudahdiperiksa. Pakaian yang berlumuran darah dapat digunting sehingga daerah yang
terluka dapat diperiksa. Kulit kepala mengandung banyak pembuluh darah, lacerasi kecil pun dapat
menyebabkan perdarahan yang hebat.
Sedangkan perdarahan internal sukar diidentifikasi. Perdarahan di dalam rongga
(pneumothorak) bisa menghambat pernafasan dan akan mengakibatkan nyeri dada. Perdarahan pada
rongga perut akan menyebabkan kekakuan pada otot abdomen dan nyeri abdomen. Hemoptysis dan
hematemisis menunjukkan adanya perdarahan di paru-paru atau perdarahan saluran pencernaan.
Shock dapat terjadi pada perdarahan internal dan eksternal yang hebat. Korban dikaji
terhadap nadi yang sangat cepat tetapi lemah, pernafasan lambat dan dangkal, kulit dingin, cemas, gelisah dan
haus. Pupil sama, dapat berdilatasi dan responnya terhadap cahaya sangat lambat.
B. Mengidentifikasi sumber perdarahan
Sumber-sumber perdarahan berbeda dan hal ini dapat diobservasi atau dilihat dari karakteristik
keluarnya darah (perdarahan). Adapun perbedaan perdarahan tersebut dapat dilihat dari ketiga sumber
perdarahan yaitu :
1. Perdarahan arteri
Darah yang berasal dari arteri keluar menyembur (proyektil) sesuai dengan denyutan nadi
dan berwarna merah terang karena masih kaya oksigen. Bila tekanan sistolik menurun, maka
pancarannya akan berkurang. Tekanan ini menyebabkan perdarahan arteri lebih sulit dikendalikan.
Pemantauan dan pengendalian mungkin harus dilakukan sepanjang perjalanan menuju fasilitas
kesehatan.
2. Perdarahan vena
Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir/menetes, berwarna merah gelap. Walau
terlihat luas dan banyak namun umumnya mudah dikendalikan. Tekanan dalam pembukuh vena
mungkin lebih rendah dari tekanan udara luar sehingga pada vena yang besar ada kemungkinan
kotoran atau udara tersedot ke dalam pembuluh ini melalui luka terbuka. Keadaan ini dapat
mengancam nyawa. Misal pada cedera leher.
3. Perdarahan kapiler
Berasal dari pembuluh kepiler, darah yang keluar merembes perlahan, warna darah tampak
warna merah sedang. Darah yang keluar merembes karena pembuluh yang sangat kecil dan hampir
tidak memiliki tekanan. Perdarahan kapiler sering membeku sendiri.
Kita juga harus mewaspadai derajat berat perdarahan yang dialami penderita. Secara umum
dapat dikatakan bahwa berat ringannya perdarahan yang terjadi berhubungan dengan ukuran fisik
penderita. Contohnya kehilangan darah sebanyak 1000 cc pada orang dewasa adalah serius, namun
pada anak cukup setengahnya (500 cc) sudah dianggap serius. Pada bayi 150 cc darah yang hilang dapat
mengancam nyawa.
Selain itu perdarahan yang dapat digolongkan perdarahan hebat, yaitu :
1. Bila perdarahan memancar dari luka
2. Bila diperkiraan > 250 mL darah yang sudah keluar
3. Bila perdarahan berlanjut > 5 menit
Bila ada luka ringan perdarahan dapat berhenti sendiri, sedangkan pada luka hebat darah
mengalir deras hingga tidak sempat membeku. Reaksi tubuh yang alami pada perdarahan adalah
penyempitan pembuluh darah dan pembekuan darah. Luka yang besar dapat mencegah terjadinya
pembekuan darah secara alami ini. Bila terjadi kondisi perdarahan hebat tugas penolong adalah
meredakan aliran agar darah dapat membeku secepatnya pada luka. Dan perlu diperhatikan sebelum
menutup luka adalah jangan mencoba membersihkan luka yang hebat dengan air atau antiseptic.
C. Mengidentifikasi kebutuhan penghentian perdarahan
Yang perlu dilakukan pada kondisi perdarahan hebat, adalah :
1. Cuci tangan
2. Tinggikan daerah luka, tekan langsung dengan telapak tangan menggunakan pembalut/verban atau
bantalan bersih, jika tidak ada pembalut gunakan tangan penolong.
3. Jika lukanya besar, tekan dengan kuat dan hati-hati serta terus-menerus
4. Angkat dan tinggikan bagian luka hingga berada lebih tinggi dari jantung korban. Hal ini bertujuan
memperlambat mengalirnya darah ke bagian luka (elevasi)
5. Bila ada es kompres dengan es
6. Baringkan korban, untuk mengurangi derasnya keluarnya darah
7. Tekanlah luka dengan pembalut bersih dan cukup lebar melebihi tepi luka, balut dengan verban ikat
di atas bantalan pembalut
8. Jika tidak ada pembalut, gunakan sepotong kain bersih, tipis dan tidak berbulu
9. Jika darah mulai terlihat menembus pembalut, beri lagi di atasnya lalu balutlah
10. Amati tanda-tanda terjadinya syok
Adapun tanda-tanda syok yang harus diwaspadai pada pasien yang mengalami perdarahan di
antaranya:
1. Nadi cepat dan lemah
Akibat kekurangan pasokan darah maka respon system sirkulasi yang pertama adalah
meningkatnya kecepatan pemompaan oleh jantung, untuk mempertahankan perfusi jaringan, yang
dapat diwujudkan dengan meningkatknya frekuensi nadi. Pada keadaan syok nadi akan berdenyut
lebih dari 100x/menit. Jumlah darah yang berkurang secra banyak akan mengakibtkab penurunan
rekanan darah, sehingga nadi menjadi lemah dan halus.
2. Napas cepat dan dangkal
Keadaan hipoperfusi pada alat tubuh menyebabkan alat tubuh ini mengirimkan berita ke
otak bahwa oksigen berkurang. Otak akan memerintahkan paru-paru untuk bekerja makin cepat.
Sejalan dengan makin parahnya syok, napas menjadi makin cepat, upayanya makin sulitm, dangkal
dan kadang tidak teratur. Pemicu lainnya adalah kerja sama antra paru-paru dan jantung.
Meningkatnya kerja jantung pasti akan disertai meningkatnya kerja paru-paru.
3. Kulit pucat, dingin dan lemah
Tubuh manusia memiliki system pertahanan sendiri. Dalam keadaan darurat peredaran darah
akan diarahkan menuju alat tubuh yang paling penting seperti jantung, otak dan lainnya. Ini
berdampak pada suhu dan warna kulit, yang akan menjadi dingin dan pucat. Makin berat keadaanya
makin dingin kulitnya. Kulit juga mungkin akan menjadi lembab.
4. Wajah
Mengingat wajah juga terdiri dari kulit, maka wajah juga akan menjadi pucat dan juga
terlihat tanda kekurangan oksigen yaitu sianosis yang terlihat pada bibir, lidah dan cuping telinga.
5. Mata
Otak merupakan alat tubh yang paling cepat terpengaruh keadaan hipoperfusi. Mata yang
dikatakan sebagai jendela dari otak, mungkin akan menunjukkan pandangan hampa dan manic mata
melebar.
6. Perubahan keadaan mental
Otak manusia sangan sensitive terhadap penurunan pasokan oksigen. Bila jumlah oksigen ke
otak berkurang walau sedikit sudah dapat terjadi perubhan mental seperti gelisah, ansietas, ingin
berkelahi. Adakalanya ini merupakan gejala yang pertama kali terlihat.
Akibat dari proses tersebut di atas maka penderita akan merasakan gejala-gejalal sebagai berikut:
1. Mual, mungkin disertai muntah
2. Haus
3. Lemah
4. Pusing (vertigo)
5. Tidak nyaman dan takut, kadang – kadang pada beberapa penderita pengamatan inilah yang
mungkin pertama kali ditemukan
D. Teknik atau Cara Prosedur Tindakan Menghentikan Perdarahan
Sebelum melakukan pembalutan ada beberapa hal berkaitan dengan teknik pembalutan, harus
dipahami dahulu jenis perdarahan yang timbul serta bagaimana perdarahan tersebut dapat dihentikan
1. Tujuan pembalutan
a. Mempertahankan keadaan asepsis
b. Sebagai penekan untuk menghentikan perdarahan
c. Penunjang bidai
d. Menaikkan suhu bagian yang dibalut
2. Prinsip-prinsip pembalutan
a. Harus rapi
b. Harus menutup luka
c. Dipasang tidak terlalu longgar ataupun erat
d. Bagian distal yang dibalut hendaknya tetap terbuka untuk mengawasi adanya perubahan seperti
pucat atau sianosis, nyeri, teraba dingin, dan apakah terasa kebal dan kesemutan
e. Gunakan simpul yang rata sehingga tidak menekan kulit
3. Tipe Pembalut
Di samping tujuan dan prinsip-prinsip membalut harus dipahami dari tipe pembalut, hal ini
agar memudahkan kita menggunakan dan sesuai dengan kondisi perdarahan korban/pasien. Adapun
tipe pembalut adalah sebagai berikut :
a. Kasa hidropil adalah kasa steril yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga sipa dipakai.
b. Pembalut trauma adalah pembalut yang digunkan pada luka besar karena penyerapannya lebih
luas (maksimum).
c. Pembalut biasa yaitu pembalut yang terbuat dari kain katun, dan biasanya balutan berbentuk
segitiga.
d. Pembalut elastic yaitu pembalut yang terbuat dari bahan elastic dan mudah digunakan.
e. Pembalut oklusif adalah pembalut yang terbuat dari bahan plastic, aluminium foil, kedap udara
dan tahan lembab.
f. Kapas petroleum jelly adalah pembalut yang terbuat dari kapas petroleum jelly dan ini sangat
berguna untuk mencegah penempelan luka.
4. Cara-cara Membalut
Terdapat beberapa cara menghentikan perdarahan yaitu :
a. Perdarahan Luar
1) Menekan dengan jari tangan
Lakukan penekanan pada pembuluh darah dengan jari bila pembuluh darah dekat
pada permukaan kulit. Tujuan penekanan adalah untuk menghentikan aliran darah yang
menuju ke pembuluh nadi yang cedera. Adapun daerah-daerah pembuluh darah yang ditekan
sesuai daerah yang terjadi perdarahan di mana tempat yang ditekan ialah hulu (pangkal)
pembuluh nadi yang terluka. Adapun tempat-tempat penekanan tersebut yaitu
a) Arteri Temporalis Superficial
Untuk perdarahan pada kulit kepala dan kepala atas. Tempat penekanan : pada pelipis 1 cm depan
lubang telinga luar
b) Arteri Facialis
Untuk perdarahan daerah muka. Tempat penekanan : pada rahang bawah 1 cm depan
sendi rahang
c) Arteri Carotis Communis
Untuk perdarahan daerah leher, kepala, muka. Tempat penekanan : pada sisi leher
d) Arteri Sub Clavia
Untuk perdarahan seluruh lengan. Tempat penekanan : pada bagian bawah pertengahan
tulang selangka
e) Arteri Brachialis
Untuk perdarahan seluruh lengan. Tempat penekanan : pada bagiandalam lengan atas 5
jari dari ketiak
f) Arteri Femoralis
Untuk perdarahan seluruh tungkai bawah. Tempat penekanan : pada pertengahan lipat
paha.
2) Penekanan dengan sapu tangan
a) Sapu tangan yang bersih dilipat bagian dalamnya atau pembalut wanita yang bersih dan
belum dipakai
b) Letakkan bagian yang bersih tersebut langsung di atas luka dan tekanlah atau lakukan
pembalutan
c) Perdarahan dapat berhenti dan pencermaran oleh kuman dapat dihindarkan
3) Tekanan di tempat perdarahan
a) Adalah cara terbaik untuk perdarahan nadi
b) Tekan tempat perdarahan dengan setumpuk kasakain bersih
c) Penekanan dilakukan hingga perdarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih
mantap diberikan
d) Kasa boleh dilepas bila sudah basah oleh darah
e) Tutup kasa dengan balutan yang menekan dan bawa penderita ke pusat pelayanan
kesehatan
f) Selama perjalanan, daerah yang mengalami perdarahan diangkat lebih tinggi dari letak
jantung
g) Awasi tanda-tanda syok
h) Awasi tanda-tanda perdarahan yang terus berlangsung
i) Anjurkan korban untuk tenang
4) Tekanan dengan torniket
a) Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama
sekali
b) Bahan yang dapat digunakan adalah sehelai pita kain yang lebar, kain segitiga yang
dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda
c) Panjang torniket harus cukup untuk dua kali lipatan
d) Tempat pemasangan torniket yang baik adalah lima jari di atas cedera
e) Torniket hanya digunakan apabila penanganan peradarahan dengan cara lain belum
dapat mengatasi perdarahan. Kerugian penggunaan torniket adalah kematian jaringan
bagian distal torniket, yang dapat mengakibatkan bagian tersebut akan mati dan harus
diamputasi.
Cara memasang torniket
a) Buat ikatan di anggota badan yang cedera
b) Selipkan sebatang kayu di bawah ikatan tersebut
c) Kencangkan kedudukan kayu tersebut dengan memutarnya
d) Agar kayu tetap erat kedudukannya, ikat ujung satunya
e) Tanda bahwa torniket sudah kencang adalah menghilangnya denyut nadi pada bagian
distal, warna kulit pucat kekuningan
f) Segera bawa korban ke pusat pelayanan kesehatan
g) Torniket harus jelas terlihat dan tidak boleh ditutupi
h) Setiap 10 menit, torniket harus dikendorkan selama 30 detik dan daerah luka ditekan
dengan kasa/kain bersih
5) Tehnik elevasi
Dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (setelah dibalut) sehingga lebih
tinggi dari jantung. Tehnik ini hanya untuk perdarahan di daerah alat gerak saja dan
dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung. Tehnik ini tidak dapat digunakan untuk
korban dengan kondisi cedera otot rangka dan benda tertancap.
6) Tehnik pengkleman
Dilakukan pada pembuluh darah yang agak besar. Sebelum diklem, pastikan terlebih
dahulu mana pembuluh darah yang menjadi sumber perdarahan. Dapat dilakukan dengan
cara meletakkan kassa di tempat luka sehingga darah terserap kemudian diangkat dan
diperhatikan dari mana asal perdarahan. Kemudian daerah tersebut dijepit dan
diusahakan posisi klem tegak lurus. Ini berguna jika dilakukan ligasi maka ikatan tidak
longgar setelah klem dibuka.
7) Tehnik ligasi
Dilakukan bila penjepitan dengan klem masih terjadi perdarahan terutama
perdarahan yang besar. Caranya sama dengan klem, namun setelah diklem dilakukan ligasi pada
pembuluh darah kemudian klem di buka. Ligasi dapat dilakukan dengan menggunakan chromic
cat gut atau plain cat gut dengan ukuran 3,0. Hal yang perlu diperhatikan ligasi dengan cat
gut, disimpulkan sekurang-kurangnya 3 kali. Karena semakin lama maka cat gut akan
mengembang dan ikatan menjadi longgar apabila hanya sekali atau dua kali.
8) Immobilisasi
Bertujuan meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan sedikitnya
gerakan diharapkan aliran darah kebagian yang luka menurun.
b. Perdarahan dalam
1) R - rest : Diistirahatkan, adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial, penting
untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
2) I - Ice : Terapi dingan, gunanya mengurangi perdarahan, dan meredakan rasa nyeri.
3) C - Compresion : Penakanan atau balut tekan gunanya membantu mengurangi pembengkakan
jaringan dan perdarahan lebih lanjut.
4) E - Elevation : Peninggian daerah cedera gunanya untuk mencegah statis, mengurangi
edema (pembengkakan), dan rasa nyeri.
E. Bentuk Evaluasi dan Tindak Lanjut Tindakan
Komponen yang harus dievaluasi adalah :
1. Perdarahan berhenti
2. Tidak terjadi syok
3. Tidak terjadi komplikasi yang lebih berat
4. Pasien tidak panic
Resusitasi cairan
Pengganti yang terbaik adalah darah dari golongan yang sama. Kalau tidak ada maka untuk
sementara dapat dipakai cairan pengganti untuk mencegah terjadinya syok dan memanfaatkan golden
time yang ada. Beberapa jenis cairan pengganti yang dapat dipakai yaitu :
1. Plasma
2. plasma nate
3. fresh frozen plasma (mengandung semua factor pembekuan, kecualitrombosit)
4. ringer laktat
5. NaCl