9
Ringkasan Mata Kuliah Perumusan masalah, teori dan hipotesis penelitian Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dosen : Sutrisno T., SE., M.Si., Dr., Ak., Prof Disusun oleh : Elok Hendiono 125020307111050 Kelas CB UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

RMK Bab 4 & 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metpen uma sekaran

Citation preview

Page 1: RMK Bab 4 & 5

Ringkasan Mata Kuliah

Perumusan masalah, teori dan hipotesis penelitian

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Dosen : Sutrisno T., SE., M.Si., Dr., Ak., Prof

Disusun oleh :

Elok Hendiono 125020307111050

Kelas CB

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

MALANG

2015

Page 2: RMK Bab 4 & 5

BAB 4

PROSES PENELITIAN

PENGAMATAN TERHADAP BIDANG MASALAH YANG LUAS

Identifikasi bidang masalah yang luas melalui proses pengamatan dan fokus

pada situasi yang dibahas. Bidang masalah yang luas mengacu pada seluruh situasi

dimana seseorang melihat sebuah kemungkinan dalam konteks organisasi yang perlu

diselesaikan. Contoh bidang masalah luas yang bisa diamati yaitu volume penjualan

sebuah produk, pengendalian persediaan atau program pelatihan yang tidak efektif.

Bidang masalah yang luas bisa dipersempit menjadi lebih spesifik dengan

pengumpulan sejumlah data awal pendahuluan, baik melalui wawancara maupun

penelitian literatur

PENGAMATAN TERHADAP BIDANG MASALAH YANG LUAS

Identifikasi bidang masalah yang luas melalui proses pengamatan dan fokus

pada situasi yang dibahas. Bidang masalah yang luas mengacu pada seluruh situasi

dimana seseorang melihat sebuah kemungkinan dalam konteks organisasi yang perlu

diselesaikan. Contoh bidang masalah luas yang bisa diamati yaitu volume penjualan

sebuah produk, pengendalian persediaan atau program pelatihan yang tidak efektif.

Bidang masalah yang luas bisa dipersempit menjadi lebih spesifik dengan

pengumpulan sejumlah data awal pendahuluan, baik melalui wawancara maupun

penelitian literatur

PENGUMPULAN DATA AWAL

Melalui wawancara yang tidak terstruktur, wawancara terstruktur dan

penelitian perpustakaan akan mambantu peneliti untuk mendefinisikan masalah

secara lebih spesifik dan menyusun teori, menguraikan variabel-variabel yang

mungkin berpengaruh. Sifat informasi yang diperlukan oleh peneliti untuk tujuan

Page 3: RMK Bab 4 & 5

tersebut dapat diklassifikasikan secara luas kedalam tiga bagian :

1. Informasi latar belakang mengenai organisasi, yaitu faktor kontekstual

2.Filosofi manajemen, kebijakan perusahaan, dan aspek struktural lainnya.

3.Persepsi, sikap, dan respons perilaku dari anggota organisasi dan sistem klien

(sejauh dapat diterapkan).

Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh dari publikasi dokumen yang

tersedia, situs web perusahaan, arsip perusahaan dan sumber lainnya. Data yang

diperoleh melalui sumber yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh

peneliti disebut data sekunder Sedangkan data yang dikumpulkan untuk penelitian

dari tempat aktual terjadinya peristiwa melalui pengamatan atau penyebaran kuisioner

disebut data primer.

Proses pengumpulan data awal yang diperoleh dari wawancara kepada

responden baik dengan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur akan member

ipewawancara gagasan yang baik mengenai dinamika yang berlaku dalam

sistem.Langkah selanjutnya setelah wawancara adalah menabulasi berbagai jenis

informasi yang telah diperoleh selama wawancara dan menentukan bila ada pola

dalam respon yang dapat dilihat. Dari tabulasi yang menunjukkan variabel tertentu

bagi peneliti maka langkah berikutnya, yaitu melakukan survei literatur yang

merupakan satu cara untukmeringkaskan data sekunder dan adalah langkah penting

dalam proses penelitianuntuk mendefinisikan masalah penelitian. Survei literatur

merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan

nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat khusus bagi peneliti.Langkah

pertama dalam proses tersebut meliputi pengidentifikasian berbagai bahan publikasi

dan nonpublikasi yang relevan. Langkah kedua adalah pengumpulan informasi

relevan baik melalui pencarian diperpustakaan maupun aksesnya kesumber online.

Langkah ketiga adalah menulis tinjauan literature

DEFINISI MASALAH

Setelah memperoleh data awal dari wawancara dan tinjauan literatur, proses

selanjutnya adalah mempersempit masalah dari dasar yang semula luas dan menekan

Page 4: RMK Bab 4 & 5

persoalan dengan lebih jelas. Definisi masalah adalah pernyataan dari pertanyaan

yang jelas, tepat dan ringkas atau persoalan yang diinvestigasi untuk menemukan

jawaban, atau solusi. Contoh masalah yang didefinisikan dengan baik adalah seberapa

besar pengaruh harga dan kualitas pada penilaian konsumen terhadap produk.

Ringkasnya, permasalahan penelitian merupakan dasar mengapa penelitian dilakukan,

dituangkan dalam latar belakang penelitian, dan latar belakangnya dimulai dari hal

yang bersifat umum kemudian mengerucut ke permasalahan yang lebih spesifik.

Masalah harus dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran yang

berbeda. Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara dua

variabel atau lebih dan dinyatakan dalam kalimat tanya.

Bab 5

Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana

seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang

dianggap penting untuk masalah. Teori tersebut mengalir secara logis dari

dokumentasi penelitian sebelumnya dalam masalah. Menggabungkan keyakinan logis

seseorang dengan penelitian yang dipublikasikan, mempertimbangkan keterbatasan

dan hambatan ssituasi, adalah sangat penting dalam membangun dasar ilmiah untuk

meneliti masalah penelitian. Singkatnya, kerangka teoritis membahas saling

ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika

situasi yang sedang diteliti. Dari kerangka teoritis bias disusun hipotesis yang dapat

diuji untuk mengetahui apakah teori yang dirumuskan valid atau tidak. (Uma

Sekaran, 2003:114)

Setelah mempelajari jenis variabel yang berbeda yang dapat berlaku dalam

sebuah situasi dan bagaimana hubungan antar variabel tersebut dapat dibangun,

sekarang kia akan melihat bagaimana cara membuat model konseptual atau kerangka

teoretis untuk penelitian kita.

Kerangka teoretis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian

didasarkan. Kerangka teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan

Page 5: RMK Bab 4 & 5

dielaborasi secara logis antar variabel yang dinggap relevan pada situasi masalah dan

diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan dan survei literatur.

Pengalaman dan intuisi juga berperan dalam menyusun kerangka teoreti. (Uma

Sekaran, 2003)

Komponen kerangka teoretis menurut Uma Sekaran adalah kerangka teoretis

yang baik mengidentifikasi dan menamakan variabel-variabel penting dalam situasi

yang relevan daengan definisi masalah. Kerangka teoretis secara logis menjelaskan

sangkut-paut antarvariabel tersebut. Hubungan antara variabel bebas, variabel terikat,

dan jika tepat, variabel moderator dan antara diuraikan. Jika terdapat variabel

moderator, adalah penting untuk menjelaskan bagaimana dan hubungan spesifik

seperti apa yang akan terjadi.

6. Penyusunan Hipotesis

Definisi hipotesis menurut Uma Sekaran sebagai hubungan yang diperkirakan secara

logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan

yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang

ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian.

Fungsi hipotesis adalah sebagai berikut: (Nur Indriantoro, 1999)

a) Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional.

b) Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara

empiris.

c) Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memlih metode-metode pengujian

data.

d) Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

Desain Riset

Desin riset merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelititan yang ciri-cirinya adalah sbb: (umar, 2001)

a) Desain dalam merencanakan penelitian

Page 6: RMK Bab 4 & 5

Pemilihan desain biasanya dimulai ketika peneliti sudah merumuskan hipotesisnya.

Desain untuk perencanaan penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penelitian

sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun dalam

membuat kesimpulan.

b) Desain dalam melaksanakan penelitian

Suchman, yang dikutib Natsir (1988), desain dalam pelaksanaan penelitian dibagi

atas 4 macam yaitu:

1. Desain sampel

2. Desain instrumen

3. Desain análisis

4. Desain administrasi