25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Tidak sembarang orang dapat membentuk koperasi sesuai keinginannya. Koperasi memiliki dasar hukum yang mencantumkan bagaimana sebuah koperasi dibentuk. Selain itu, dalam pembentukan koperasi terdapat langkah – langkah dan syarat dalam pendiriannya sehingga suatu koperasi yang baru diakui sebagai badan hukum yang sah. Dalam proses menjalankan koperasi, koperasi terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan anggotanya dan berdasarkan daerah kerjanya sehingga koperasi yang dijalankan dapat bermanfaat sesuai dengan tingkatan tersebut. Sebuah koperasi juga memiliki struktur internal dan eksternal yang dapat membantu sebuah koperasi dalam menjalankan garis koordinasi baik didalam koperasi maupun diluar koperasi itu sendiri. 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Apa saja dasar hukum pembentukan koperasi?

SAP KLMPK 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

koperasiii

Citation preview

Page 1: SAP KLMPK 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang anggotanya

terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk mensejahterakan

anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,

dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil

koperasi. Tidak sembarang orang dapat membentuk koperasi sesuai keinginannya. Koperasi

memiliki dasar hukum yang mencantumkan bagaimana sebuah koperasi dibentuk. Selain itu,

dalam pembentukan koperasi terdapat langkah – langkah dan syarat dalam pendiriannya

sehingga suatu koperasi yang baru diakui sebagai badan hukum yang sah. Dalam proses

menjalankan koperasi, koperasi terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan anggotanya dan

berdasarkan daerah kerjanya sehingga koperasi yang dijalankan dapat bermanfaat sesuai

dengan tingkatan tersebut. Sebuah koperasi juga memiliki struktur internal dan eksternal

yang dapat membantu sebuah koperasi dalam menjalankan garis koordinasi baik didalam

koperasi maupun diluar koperasi itu sendiri.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Apa saja dasar hukum pembentukan koperasi?

b. Apa saja syarat dan tata cara pembentukan koperasi?

c. Bagaimana tingkatan dan daerah kerja koperasi?

d. Bagaimana struktur intern dan ekstern organisasi koperasi?

1.3. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini ialah sebagai berikut :

a. untuk mengetahui dasar hukum pembentukan koperasi

b. untuk mengetahui syarat dan tata cara pembentukan koperasi

c. untuk mengetahui tingkatan dan daerah kerja koperasi

d. untuk mengetahui struktur intern dan ekstern organisasi koperasi

Page 2: SAP KLMPK 3

1.4. MANFAAT

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Agar memahami dasar hukum pembentukan koperasi

b. Agar memahami syarat dan tata cara pembentukan koperasi

c. Agar memahami tingkatan dan daerah kerja koperas

d. Agar memahami struktur intern dan ekstern organisasi koperasi

Page 3: SAP KLMPK 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KOPERASI

a. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara

Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar.

b. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Nomor : 01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Nomor : 98/Kep/KEP/KUKM/X/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Notaris

Sebagai Pembuat Akta Pendirian Koperasi.

d. UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian Koperasi : badan usaha yang beranggotakan

orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan. (pasal 1, ayat [1] ) (UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober

1992, ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara

RI Tahun 1992 Nomor 116. Dengan terbitnya UU 25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak

berlaku UU Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Lembaran

Negara RI Tahun 1967 Nomor 23, dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967

Nomor 2832).

e. UU No. 9 Tahun 1995 ttg Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Kegiatan

usaha simpan pinjam : kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan

menyalurkan melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi ybs, calon

anggota koperasi ybs, koperasi lain dan atau anggotanya, (pasa 1, ayat [1] ). Calon

anggota koperasi sebagaimana dimaksud dalam waktu paling lama 3 bulan setelah

simpanan pokok harus menjadi (pasal 18 ayat [2] ).

2.2. LANGKAH-LANGKAH MENDIRIKAN KOPERASI 

Page 4: SAP KLMPK 3

1. Calon-calon Pendiri Harus Mempunyai Kepentingan Ekonomi yang Sama

Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota masyarakat yang mempunyai

kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Sebaiknya sebelum melanjutkan proses

mendirikan koperasi, dahulukanlah tindakan penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok

masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut memahami mengenai perkoperasian,

sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar memahami nilai dan prinsip koperasi dan

paham akan hak dan kewajibannya sebagai anggota koperasi (Pasal 3 dan Pasal 4 UU No.25

Tahun 1992)

2. Dilaksanakannya Rapat Pembentukan

Proses kedua dalam pendirian koperasi adalah dijalankannya Rapat Pembentukan dimana untuk

Koperasi Primer sekurang-kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan untuk

Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya

(Pasal 5 Ayat 1).

Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat Dinas/Instansi/Badan Yang

Membidangi Koperasi setempat sesuai domisili anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana kehadiran

pejabat tersebut bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan dengan pembentukan

koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai narasumber apabila ada

pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang

dibuat oleh para pendiri sebelum di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi setempat.

Selain itu apabila memungkinkan rapat pembentukan tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris

Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara

Koperasi dan UKM untuk membantu membuat/menyusun akta pendirian, perubahan anggaran

dasar dan pembubaran koperasi.

Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi yang memuat

antara lain (Pasal 5 Ayat 5) :

1. Nama dan tempat kedudukan

2. Maksud dan tujuan

3. Jenis koperasi dan Bidang usaha Keanggotaan

Page 5: SAP KLMPK 3

4. Rapat Anggota

5. Pengurus, Pengawas dan Pengelola

6. Permodalan, jangka waktu dan Sisa Hasil Usaha 

3. Penyusunan Akta Pendirian Koperasi

Proses ketiga yang harus dilakukan untuk mengesahkan Badan Hukum Koperasi adalah

Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi, yang dapat disusun oleh para pendiri

(apabila di wilayah setempat tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris Pembuat Akta

Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).

Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis

kepada pejabat yang berwenang dengan dilampirkan Pasal 7 ayat (1) :

2 (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.

Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani Notaris.

Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar simpanan

pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh para pendiri.

Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan RAPB.

Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang undangan. 

4. Penelitian oleh Pejabat yang memiliki Kewenangan

Langkah akhir yang harus dilalui untuk mengesahkan koperasi tersebut sebagai Badan Hukum

adalah Penelitian oleh pejabat yang berwenang.

Pejabat yang berwenang akan melakukan :

Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan (Pasal 8 Ayat 2),

Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut (Pasal 8 Ayat 2).

Kemungkinan-kemungkinan dalam keputusan pejabat:

Page 6: SAP KLMPK 3

Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sejak

berkas diterima lengkap (Pasal 9 Ayat 2).

Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali

kepada kuasa pendiri paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan (Pasal 12

Ayat 1). 

Mengenai penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta

pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan terhadap

permintaan ulang tersebut diberikan paling lambat 1 (satu) bulan (Pasal 12 Ayat 2).

Demikian cara-cara pendirian koperasi hingga diakui sebagai Badan Hukum, dalam proses

tersebut terdapat Syarat berupa Dokumen Fisik yang harus dipenuhi. Berikut daftar lengkapnya:

Syarat untuk pendirian koperasi

A. Umum

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.

3. Daftar hadir rapat pendirian Koperasi

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah

pada saat verifikasi).

5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan koperasi.

6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang;kurangnya sebesar simpanan

pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.

7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana Anggaran

Belanja dan Pendapatan Koperasi.

8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.

9. Daftar Sarana Kerja Koperasi

10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

Page 7: SAP KLMPK 3

11. Struktur Organisasi Koperasi.

12. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya

13. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

B. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Simpan

Pinjam (USP)

1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, berupa Deposito pada Bank

Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM;

2. Rencana Kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;

3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan USP dikelola secara khusus dan

terpisah dari pembukuan koperasinya;

4. Nama dan Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas

5. Surat Perjanjian kerja antara Pengurus koperasi dengan pengelola USP koperasi

6. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam

7. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP koperasinya oleh

pejabat yang berwenang

8. Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP)

9. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :

a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.

b. Surat keterangan berkelakuan baik

c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus

dan pengawas

d. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.

Page 8: SAP KLMPK 3

C. Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Jasa

Keuangan Syariah (UJKS)

1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, atas nama Menteri Negara

Koperasi dan UKM oleh Ketua Koperasi

2. Rencana kerja sekurang-kurangnya satu tahun 

3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan

4. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai karakteristik

lembaga keuangan syariah

5. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas

6. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat dari

Dewan Syariah 

7. Nasional MUI.

8. Surat perjanjian kerja antara Pengurus Koperasi dengan Pengelola Manajer/Direksi

9. Struktur Organisasi Usaha Unit Jasa Keuangan Syariah (USP)

10. Nama dan Riwayat Hidup Calon Pengelola yang dilengkapi dengan :

a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.

b. Surat keterangan berkelakuan baik

c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus

dan pengawas

D. Syarat Untuk Pendirian Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK);

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi;

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi;

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah

pd saat verifikasi);

Page 9: SAP KLMPK 3

5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan pembentukan

koperasi.;

6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa Deposito pada

Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM, dilengkapi dgn bukti

penyetoran dari anggota kepada koperasi;

7. Rencana kerja koperasi minimal (3) tiga tahun kedepan(rencana permodalan, Neraca

Awal, rencana kegiatan usaha (business plan), rencana bidang organisasi &SDM);

8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;

9. Daftar susunan pengurus dan pengawas;

10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

11. Daftar sarana kerja

12. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam

13. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh pejabat

yang berwenang

14. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya

15. Struktur Organisasi KSP

16. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola yang dilengkapi dengan :

a. Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.

b. Surat keterangan berkelakuan baik

c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan pengurus

dan pengawas

d. Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.

E. Syarat Untuk Pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK);

Page 10: SAP KLMPK 3

2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi;

3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi;

4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah

pd saat verifikasi);

5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan pembentukan

koperasi.;

6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KJKS berupa Deposito pada

Bank Syariah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM oleh Ketua Koperasi;

7. Rencana kerja koperasi minimal (1) satu tahun kedepan (rencana permodalan, Neraca

Awal, SOP,

8. rencana kegiatan usaha(business plan), rencana bidang organisasi &SDM);

9. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;

10. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai karakteristik

lembaga keuangan syariah;

11. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas;

12. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat dari

Dewan syariah Nasional MUI.

13. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.

14. Daftar sarana kerja

15. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh pejabat

yang berwenang

16. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya

17. Struktur Organisasi KJKS

Page 11: SAP KLMPK 3

18. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola dengan melampirkan :

- Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.

- Surat keterangan berkelakuan baik

- Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan

pengurus dan pengawas

2.3. TINGKATAN KOPERASI DAN DAERAH KERJA KOPERASI

Tingkatan koperasi dilihat dari jumlah anggota yang dimiliki oleh koperasi itu sendiri.

Berdasarkan tingkatan koperasi, koperasi terdiri atas Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder.

a. Koperasi Primer

Koperasi Primer adalah badan usaha koperasi yang didirikan oleh dan

beranggotakan orang-seorang. Orang-orang ini berkumpul untuk memikirkan bagaimana

memecahkan masalah yang mereka hadapi secara bersama-sama. Mereka ini tentunya

terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan sama dan pandangan hidup yang

serupa.

Koperasi primer ini dapat terbentuk sekurang-kurangnya oleh 20 orang yang

masing-masing memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Mampu melakukan tindakan hukum, artinya sudah dewasa dan berakal sehat

2. Menerima landasan idiil, asas dan sendi dasar koperasi

3. Sanggup dan bersedia memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak anggota,

sebagaimana diatur dalam UU No 25 tahun 1992, Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga, serta peraturan koperasi lainnya.

b. Koperasi Sekunder

Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki

cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder

dapat dibagi menjadi Koperasi Pusat, Gabungan Koperasi, dan Induk Koperasi.

1. Koperasi Pusat

Pusat koperasi adalah kumpulan dari sedikitnya 5 koperasi primer yang memiliki

sifat atau bidang usaha sama atau sejenis. Penggabungan ini dilakukan secara

Page 12: SAP KLMPK 3

horisontal, artinya semua koperasi primer yang sama bergabung menjadi satu.

Penggabungan koperasi primer yang sama seperti ini dimaksudkan untuk menggalang

persatuan dan menghindari persaingan di antara koperasi yang melakukan kegiatan

sejenis. Misalnya koperasi penjualan hendaknya tidak melakukan persaingan yang

mengarah kepada persaingan yang tidak sehat. Dengan bergabung menjadi pusat

koperasi, maka persaingan dapat diuubah menjadi kerjasama dan saling menukar

informasi. Pengurus koperasi pusat adalah wakil-wakil dari koperasi primer,

ditambah tenaga ahli yang digaji. Wilayah kerja pusat koperasi ini pada umumnya

sama dengan wilayah kabupaten.

2. Gabungan Koperasi

Gabungan Koperasi gabungan terdiri atas paling sedikit 3 pusat koperasi yang

telah berbadan hukum. Tugas utama gabungan koperasi adalah menyediakan

informasi bagi koperasi-koperasi anggotanya. Informasi-informasi tersebut dapat

berupa majalah atau bulletin lainnya. Selain itu, gabungan koperasi bertugas

menyelenggarakan lembaga-lembaga pendidikan bagi anggota, pengurus dan

pegawai-pegawai yang bertugas di koperasi. Anggota dari gabungan koperasi adalah

pusat koperasi yang sejenis. Wilayah kerja gabungan koperasi adalah sama dengan

wilayah propinsi. Dengan demikian, pusat koperasi yang sejenis dari seluruh

kabupaten dalam satu propinsi dapat bergabung dalam gabungan koperasi. Jumlah

anggota minimal dari gabungan koperasi adalah tiga pusat koperasi.

3. Induk Koperasi

Induk koperasi terdiri atas paling sedikit 3 gabungan koperasi yang merupakan

koperasi tingkat nasional. Mengingat tingkatnya sudah nasional sifat dari anggota

induk koperasi tidak harus sama. Induk Koperasi seperti ini biasa dinamakan Induk

Koperasi Nasional atau Pusat Koperasi nasional. Tugas utama induk koperasi adalah:

1) Mengeluarkan majalah yang memuat pengumuman-pengumuman, peristiwa-

peristiwa serta hal-hal lain yang menyangkut koperasi dan perkembangan

koperasi pada umumnya. Dalam majalah tersebut dimuat tulisan-tulisan yang

bersifat penyuluhan, bimbingan serta artikel koperasi lainnya.

2) Menyelenggarakan penyuluhan, bimbingan dan bahkan pendidikan koperasi bagi

anggota dan pengurus koperasi.

Page 13: SAP KLMPK 3

3) Menyebarkan cita-cita dan semangat koperasi, terutama kepada anggota koperasi

dan masyarakat pada umumnya.

4) Mempertahankan kelangsungan hidup koperasi serta mengusahakan kemajuan

dan perkembangan koperasi.

5) Memelihara dan memajukan kerjasama di kalangan anggota koperasi.

Yang dimaksud dengan Daerah Kerja Koperasi adalah luas-sempitnya wilayah yang

dijangkau oleh suatu badan usaha Koperasi dalam melayani kepentingan anggotanya atau dalam

melayani masyarakat. Daerah kerja bisa diartikan sebagai wilayah menurut administrasi

pemerintahan atau bida juga dalam arti daerah kerja koperasi.

Berdasarkan daerah kerja, koperasi bisa digolongkan menjadi Koperasi Primer, Koperasi

Sekunder dan Koperasi Tersier.

a. Koperasi Primer

Koperasi ini beranggotakan orang-orang, yang biasanya didirikan pada lingkup

kesatuan wilayah terkecil tertentu. Koperasi primer yang bergerak dalam bidang

konsumsi, anggotanya terutama berasal dari masyarakat yang tinggal dalam jangkauan

pelayanan koperasi yang bersangkutan. Dengan demikian, dapat diartikan daerah

kerjanya terbatas dalam lingkungan wilayah tempat tinggal anggotanya. Demikian pula

koperasi lainnya yang daerah kerjanya hanya mencakup anggota yang berada dalam

lingkungan koperasi tersebut.

b. Koperasi Sekunder

Koperasi sekunder atau Pusat Koperasi adalah Koperasi yang beranggotakan

koperasi-koperasi primer, yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa

koperasi primer dalam suatu lingkup wilayah tertentu. Koperasi Sekunder dapat

memperkuat kedudukan ekonomi Koperasi Primer yang bergabung di dalamnya.

Koperasi Sekunder biasanya berkedudukan di Ibu Kota Propinsi.

c. Koperasi Tersier

Koperasi Tersier juga dapat disebut sebagai Induk Koperasi yang beranggotakan

koperasi-koperasi sekunder. Koperasi Tersier berkedudukan di Ibukota Negara . koperasi

ini berfungsi sebagai ujung tombak koperasi-koperasi primer yang menjadi anggotanya,

Page 14: SAP KLMPK 3

dalam berhubungan dengan lembaga-lembaga nasional yang terkait dengan pembinaan

dan gerakan koperasi, koperasi sejenis di negara lain, atau nasional.

2.4. STRUKTUR INTERN DAN EKSTERN ORGANISASI KOPERASI

Struktur Internal organisasi koperasi

Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam organisasi itu

sendiri. Perangkat organisasi koperasi adalah rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola.

Di anatara rapat anggota, penggurus, dan pengelola terjalin hubungan perintah dan tanggung

jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki hubungan satu arah, yaitu bertanggung jawab

terhadap rapat anggota, tanpa memberikan perintah pada pengakat organisasi lainnya

untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

Anggota : setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik koperasi sesuai dengan

persyaratan dalam anggaran dasar.

Rapat Anggota : pemegang  kekuasan tertinggi dalam organisasi koperasi.

Pengurus : melaksanakan keputusan keputusan yang ditetapkan oleh rapat anggota untuk

menggerakkan roda organisasi dalam merealisasikan tujuan yang ditetapkan.

Pengawas : bertugas melaksanakan pengawasan atas pekerjaan pengawasannya.

Page 15: SAP KLMPK 3

Pengelola : pelaksana harian kegiatan koperasi yang diangkat oleh pengurus koperasi atas

persetujuan rapat anggota.

Struktur eksternal organisasi koperasi

Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya penggabungan koperasi

sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu dibutuhkan untuk pembinaan, pelatihan,

kemudian mendapat modal, dan kebutuhan kemudahan lainnya. Berkaitan dengan itu, adanya

koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, dan koperasi primer. Bagan struktur eksternal

organisasi koperasi dapat dilihat pada berikut.

Koperasi induk : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi gabungan yang berkedudukan di

ibukota Negara.

Koperasi gabungan : gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan berkedudukan di

ibukota provinsi.

Koperasi pusat : gabungan dari paling sedikit 4 koperasi primer dan berkedudukan di

ibokota kabupaten.

Koperasi primer : koperasi yang merupakan perkumpulan dari paling sedikit 20 orang

yang bergabung dengan tujuan yang sama.

Page 16: SAP KLMPK 3

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asa kekeluargaan yang anggotanya

terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan untuk mensejahterakan

anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, dimana

setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi.

Koperasi merupakan badan hukum sudah pasti memiliki dasar – dasar hukum pembentukan

koperasi salah satunya yaitu UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian Koperasi. Langkah –

langkah mendirikan koperasi ada 5 yaitu : Calon-calon Pendiri Harus Mempunyai Kepentingan

Ekonomi yang Sama, Dilaksanakannya Rapat Pembentukan, Penyusunan Akta Pendirian

Koperasi, dan Penelitian oleh Pejabat yang memiliki Kewenangan serta masih ada beberapa

syarat tambahan tergantung pada jenis usaha yang dijalankan oleh koperasi. Tingkatan koperasi

berdasarkan anggotanya ada dua yaitu koperasi primer dan sekunder, sedangkan tingkatan

berdasarkan daerah kerjanya terdiri dari tiga tingkatan yaitu koperasi primer, sekunder dan

tersier. Struktur koperasi terdiri dari struktur internal dan eksternal. Struktur internal organisasi

koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam organisasi itu sendiri. Perangkat organisasi

koperasi adalah rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola. Dan struktur eksternal

organisasi koperasi berhubungan dengan adanya penggabungan koperasi sejenis pada suatu

wilayah tertentu.

Page 17: SAP KLMPK 3

DAFTAR PUSTAKA

Baswir, Revrisond. 2002. Koperasi Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Alam S. Ekonomi Jilid 3.

http://www.depkop.go.id diakses pada tanggal 15 september 2014

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_25_92.htm diakses pada tanggal 15 september 2014

http://www.slideshare.net/ariskayuni/tata-cara-pendirian-koperasi-26730850 diakses pada

tanggal 15 september 2014

http://www.seputarukm.com/prosedur-pendirian-koperasi/ diakses pada tanggal 15 september

2014

http://www.satulayanan.net/layanan/pendirian-koperasi/pokok-pokok-proses-pengesahan-badan-

hukum-koperasi diakses pada tanggal 15 september 2014

http://rivaldiligia.wordpress.com/2010/11/10/tingkat-tingkat-organisasi-koperasi/ diakses pada

tanggal 15 september 2014

http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi diakses pada tanggal 15 september 2014