21
TUMOR JINAK HEMANGIOMA Hemangioma kapiler merupakan tumor palpebra yang paling sering ditemukan pada anak. Hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry dapat mengenai kulit pada 10% bayi dan tampaknya lebih sering pada bayi prematur dan anak kembar. Tumor ini biasanya muncul pada waktu lahir atau segera sesudah lahir sebagai lesi yang berwarna merah terang, bertambah besar dalam beberapa minggu hingga bulanan, dan mengalami involusi pada usia sekolah. Hemangioma merupakan pertumbuhan hamartomatous yang terdiri dari sel-sel endotel kapiler yang berproliferasi. Hemangioma ditemukan pada fase awal pertumbuhan aktif pada bayi dengan periode selanjutnya berupa regresi dan involusi. a. Klasifikasi Secara histologik hemangioma dibedakan berdasarkan besarnya pembuluh darah yang terlibat, menjadi 3 jenis, yaitu: 3 1. Hemangioma kapiler yang terdiri atas: a. hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus) b. granuloma piogenik c. cherry-spot (ruby-spot), angioma senilis 2. Hemangioma kavernosum a. hemangioma kavernosum (hemangioma matang) b. hemangioma keratotik c. hamartoma vaskular. 3. Telangiektasis

Tumor Jinak Palpebra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tumor-tumor jinak yang berada di palpebra

Citation preview

Page 1: Tumor Jinak Palpebra

TUMOR JINAK

HEMANGIOMA

Hemangioma kapiler merupakan tumor palpebra yang paling sering ditemukan pada

anak. Hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry dapat mengenai kulit pada 10% bayi

dan tampaknya lebih sering pada bayi prematur dan anak kembar. Tumor ini biasanya muncul

pada waktu lahir atau segera sesudah lahir sebagai lesi yang berwarna merah terang,

bertambah besar dalam beberapa minggu hingga bulanan, dan mengalami involusi pada usia

sekolah.

Hemangioma merupakan pertumbuhan hamartomatous yang terdiri dari sel-sel

endotel kapiler yang berproliferasi. Hemangioma ditemukan pada fase awal pertumbuhan

aktif pada bayi dengan periode selanjutnya berupa regresi dan involusi.

a. Klasifikasi

Secara histologik hemangioma dibedakan berdasarkan besarnya pembuluh darah yang

terlibat, menjadi 3 jenis, yaitu:3

1. Hemangioma kapiler yang terdiri atas:

a. hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus)

b. granuloma piogenik

c. cherry-spot (ruby-spot), angioma senilis

2. Hemangioma kavernosum

a. hemangioma kavernosum (hemangioma matang)

b. hemangioma keratotik

c. hamartoma vaskular.

3. Telangiektasis

a. nevus flameus

b. angiokeratoma

c. spider angioma

Dari segi praktisnya, umumnya para ahli memakai sistem pembagian sebagai berikut:3

1. Hemangioma kapiler

Page 2: Tumor Jinak Palpebra

2. Hemangioma kavernosum

3. Hemangioma campuran

Perkembangan dalam karakteristik biologi dari lesi vaskuler telah merevisi klasifikasi

dari hemangioma. Klasifikasi lesi vaskuler yang digunakan saat ini mampu membedakan

dengan jelas gambaran klinis, histopatologi, dan prognosis antara hemangioma dan

malformasi vaskuler. Istilah lama hemangioma kapiler dan hemangioma strawberry diubah

menjadi satu istilah saja yaitu hemangioma. Sebaliknya, hemangioma kavernosa, port-wine

stains, dan limfangioma merupakan bagian dari malformasi vaskuler. Penamaan ini telah

dimasukkan ke dalam literatur kedokteran tetapi belum digunakan secara konsisten pada

literature mata.

b. Etiologi

Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum diketahui.

Meskipun growth factor, hormonal, dan pengaruh mekanik di perkirakan menjadi penyebab

proliferasi abnormal pada jaringan hemangioma, tapi penyebab utama yang menimbulkan

defek pada hemangiogenesis masih belum jelas. Dan belum terbukti sampai saat ini tentang

pengaruh genetik.

Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang berlanjut sampai

beberapa bulan setelah lahir. Maturasi sistem vaskular terjadi pada bulan ke-4 setelah lahir.

Faktor angiogenik kemungkinan mempunyai peranan penting pada fase proliferasi dan

involusi hemangioma. Pertumbuhan endotel yang cepat pada hemangioma mempunyai

kemiripan dengan proliferasi kapiler pada tumor.

Proliferasi endotel dipengaruhi oleh agen angiogenik. Angiogenik bekerja melalui dua

cara:

1. Secara langsung mempengaruhi mitosis endotel pembuluh darah,

2. Secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, mast cell, dan sel T helper.

Heparin yang dilepaskan makrofag menstimuli migrasi sel endotel dan pertumbuhan

kapiler. Di samping heparin sendiri berperan sebagai agen angiogenesis. Efek angiogenesis

ini dihambat oleh adanya protamin, kartilago, dan beberapa kortikosteroid. Konsep inhibisi

Page 3: Tumor Jinak Palpebra

kortikosteroid ini diterapkan untuk terapi pada beberapa jenis hemangioma pada fase

involusi.

Angioplastin, salah fragmen internal dari plasminogen merupakan inhibitor potent dan

spesifik untuk proliferasi endotel. Makrofag meghasilkan stimulator ataupun inhibitor

angiogenesis. Pada fase proliferasi, jaringan hemangioma di infiltrasi oleh makrofag dan mast

cell, sedangkan pada fase involusi terdapat infiltrasi monosit.

Diperkirakan infiltrasi makrofag dipengaruhi oleh Monocyte chemoattractant protein-

1 (MCP-1), suatu glikoprotein yang berperan sebagai kemotaksis mediator. Zat ini dihasilkan

oleh sel otot polos pembuluh darah pada fase proliferasi, tetapi tidak dihasilkan oleh

hemangioma pada fase involusi ataupun malformasi vaskuler. Keberadaan MCP-1 dapat di-

down-regulasi oleh deksametason dan interferon alfa. Interferon alfa terbukti menghambat

migrasi endotel yang disebabkan oleh stimulus kemotaksis. Hal ini memberikan efek

tambahan interferon alfa dalam menurunkan jumlah dan aktifitas makrofag. Bukti-bukti di

atas menjelaskan efek deksametason dan interferon alfa pada hemangioma pada fase

proliferasi.

c. Epidemiologi

Prevalensi hemangioma infantil ± 1- 3% pada neonatus dan ± 10% pada bayi sampai

dengan umur 1 tahun. Lokasi tersering yaitu pada kepala dan leher (60%), dan faktor resiko

yang telah teridentifikasi, terutama neonatus dengan berat badan lahir di bawah 1500 gram.

Rasio kejadian perempuan disbanding laki-laki 3:1. Hemangioma infantil lebih sering terjadi

di ras kaukasia daripada ras di Afrika maupun Amerika.

Lesi hemangioma infantil tidak ada pada saat kelahiran. Seiring dengan bertambahnya

usia, resiko hemangioma infantil, pada usia 5 tahun meningkat 50%, pada usia 7

meningkatkan 70%, dan 90% pada usia 9 tahun. Mereka bermanifestasi pada bulan pertama

kehidupan, menunjukkan fase proliferasi yang cepat dan perlahan-lahan berinvolusi menuju

bentuk lesi yang sempurna.

d. Gambaran Klinis

Gambaran klinis hemangioma berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Hemangioma

kapiler tampak beberapa hari sesudah lahir. Strawberry nevus terlihat sebagai bercak merah

yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk

lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada

yang superfisial berwarna merah terang, dan ada yang subkutan berwarna kebiru-biruan.

Page 4: Tumor Jinak Palpebra

Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang

tegang dan lebih mendatar.

Hemangioma kavernosa tidak berbatas tegas, dapat berupa macula eritematosa atau

nodus yang berwarna merah sampai ungu. Biasanya merupakan tonjolan yang timbul dari

permukaan, bila ditekan mengempis dan pucat lalu akan cepat menggembung lagi apabila

dilepas dan kembali berwarna merah keunguan. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang

matang. Lesi ini jarang mengadakan involusi spontan, kadang-kadang bersifat permanen.

Gambaran klinis hemangioma campuran merupakan gabungan dari jenis kapiler dan

jenis kavernosum. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang pada

perkembangannya dapat memberikan gambaran keratotik dan verukosa. Sebagian besar

ditemukan pada ekstremitas inferior dan biasanya unilateral.

e. Pemeriksaan Penunjang

Ketersediaan alat-alat canggih saat ini memungkinkan pencitraan massa orbita untuk

dibedakan secara non-invasif dalam banyak kasus. Untuk evaluasi diagnostik pada orbita,

CT-Scan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap tulang, sedangkan MRI terutama untuk

jaringan lemak. Selain itu, di tangan yang berpengalaman, USG juga dapat memberikan

informasi penting dalam diagnosis massa orbita.

Jika diagnosis hemangioma belum jelas secara klinis, MRI sangat berguna untuk

membedakan hemangioma dari neurofibroma pleksiformis, malformasi limfatik, dan

rhabdomiosarkoma, dimana masing-masing berhubungan dengan pertumbuhan dan

proliferasi yang cepat atau proptosis yang progresif. MRI atau USG Doppler dapat

menggambarkan perluasan tumor ke posterior apabila tidak dapat dipastikan secara klinis.

Gambaran histopatologi tergantung dari stadium perkembangan hemangioma. Lesi

awal tampak banyak sel dengan sarang-sarang padat sel endotel dan selalu berhubungan

dengan pembentukan lumen vaskuler yang kecil. Lesi yang terbentuk secara khas

menunjukkan saluran kapiler yang berkembang dengan baik, rata, dan mengandung endotel

dengan konfigurasi lobuler. Lesi involusi menunjukkan peningkatan fibrosis dan hyalinisasi

dinding kapiler dengan oklusi lumen.

f. Penatalaksanaan

Observasi dilakukan apabila hemangioma berukuran kecil dan tidak ada risiko

terjadinya ambliopia, baik akibat obstruksi aksis visual maupun astigmat terinduksi.

Page 5: Tumor Jinak Palpebra

Hemangioma yang belum mengalami komplikasi sebagian besar mendapat terapi

konservatif, baik hemangioma kapiler, kavernosa maupun campuran. Hal ini disebabkan lesi

ini kebanyakan akan mengalami involusi spontan. Pada banyak kasus hemangioma yang

mendapatkan terapi konservatif mempunyai hasil yang lebih baik daripada terapi

pembedahan baik secara fungsional maupun kosmetik. Terdapat dua cara pengobatan pada

hemangioma, yaitu:

Terapi konservatif

Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-

bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan

sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun. Hemangioma

superfisial atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi. Apabila hemangioma ini

dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat normal.

Terapi aktif

Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang

tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang

mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami

infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan.

Terapi kompresi

Terdapat dua macam terapi kompresi yang dapat digunakan yaitu continous

compression dengan menggunakan bebat elastik dan intermittentpneumatic compression

dengan menggunakan pompa Wright Linear. Diduga dengan penekanan yang diberikan, akan

terjadi pengosongan pembuluh darah yang akan menyebabkan rusaknya sel-sel endothelial

yang akan menyebabkan involusi dini dari hemangioma.

Terapi kortikosteroid

Steroid digunakan selama fase proliferatif tumor untuk menghentikan pertumbuhan

dan mempercepat involusi lesi. Steroid dapat digunakan secara topikal, intralesi, atau

sistemik. Krim clobetasol propionate 0,05% topikal dapat digunakan pada lesi superfisial

yang kecil. Injeksi intralesi kombinasi antara steroid kerja panjang dan kerja singkat sering

digunakan pada hemangioma periorbita terlokalisir (sebaiknya digunakan sediaan steroid

yang terbukti dapat digunakan untuk suntikan intralesi). Jika hemangioma difus atau meluas

ke posterior orbita, digunakan steroid sistemik dengan dosis anjuran prednison atau

prednisolon 2-5 mg/kg BB/hari. Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-

kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat.

Page 6: Tumor Jinak Palpebra

Steroid dihubungkan dengan banyak komplikasi sehingga perlu dipertimbangkan

keuntungan dan kerugiannya. Supresi adrenal dan retardasi pertumbuhan dapat terjadi pada

semua cara penggunaan, termasuk krim topikal. Injeksi intralesi berisiko menyebabkan

emboli arteri retinalis bilateral, atrofi lemak subkutan linier, dan depigmentasi palpebra.

Imunisasi perlu ditunda pada anak-anak yang mendapat terapi steroid dosis tinggi.

Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:

1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital,

2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik,

3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium,

4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia,

5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.

Hemangioma kavernosum yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu

penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi untuk mengurangi ukuran lesi secara

cepat, sehingga penglihatan bisa pulih. Hemangioma kavernosum atau hemangioma

campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi langsung pada

hemangioma. Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan

infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat.

Terapi pembedahan

Indikasi pembedahan tergantung dari ukuran dan lokasi hemangioma yang akan

dieksisi. Karena itu pemeriksaan radiologi dan penunjang lainnya sangat diperlukan untuk

menegakkan diagnosa secara akurat. Adapun indikasi dilakukannya terapi pembedahan pada

hemangioma adalah:

1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa

minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar,

2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia,

3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.

Eksisi hemangioma periorbita dapat dilakukan dengan mudah pada beberapa lesi yang

terlokalisir dengan baik. Pada kasus lain, pembedahan rekonstruksi dapat dilakukan bertahun-

tahun setelah terapi medis.

Embolisasi sebelum pembedahan dapat sangat berguna apabila hemangioma yang

akan dieksisi mempunyai ukuran yang besar dan lokasi yang sulit dijangkau dengan

pembedahan. Embolisasi akan mengecilkan ukuran hemangioma dan mengurangi resiko

perdarahan pada saat pembedahan.

Page 7: Tumor Jinak Palpebra

Terapi radiasi

Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena:

1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya

masih sangat aktif,

2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka panjang,

3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila

diperlukan suatu tindakan.

Terapi sklerotik

Terapi ini diberikan dengan cara menyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma,

misalnya dengan namor rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl

hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan

sikatriks.

Terapi pembekuan

Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair. Dianggap cukup efektif diberikan

pada hemangioma tipe superfisial, akan tetapi terapi ini jarang dilakukan karena dilaporkan

menyebakan sikatrik paska terapi.

Terapi embolisasi

Embolisasi merupakan tehnik memposisikan bahan yang bersifat trombus kedalam

lumen pembuluh darah melalui kateter arteri dengan panduan fluoroskopi. Embolisasi

dilakukan apabila modalitas terapi yang lain tidak dapat dilakukan atau sebagai persiapan

pembedahan. Pembuntuan pembuluh darah ini dapat bersifat permanen, semi permanen atau

sementara, tergantung jenis bahan yang digunakan. Banyak bahan embolisasi yang

digunakan, antara lain methacrylate spheres, balon kateter, cyanoacrylate, karet silicon, wol,

katun, spon gelatin, spon polyvinyl alcohol.

Terapi laser

Penyinaran hemangioma dengan laser dapat dilakukan dengan menggunakan pulsed-

dye laser (PDL), dimana jenis laser ini dianggap efektif terutama untuk jenis Port-Wine stain.

Pulsed-dye laser dapat digunakan untuk mengobati hemangioma superfisial dengan beberapa

komplikasi, tetapi berefek kecil terhadap komponen tumor yang lebih dalam. Jenis laser ini

memiliki keuntungan bila dibandingkan dengan jenis laser lain karena efek keloid yang

ditimbulkan minimal.

Kemoterapi

Vincristine merupakan alternatif yang dapat dipertimbangkan tetapi masih dalam

penelitian. Vinkristin merupakan terapi lini kedua lainnya yang dapat digunakan pada anak-

Page 8: Tumor Jinak Palpebra

anak yang tidak berhasil diterapi dengan kortikosteroid dan juga dianggap efektif pada anak-

anak yang menderita Sindrom Kassabach-Merritt. Vinkristin diberikan secara intravena

dengan angka keberhasilan lebih dari 80%. Efek samping dari terapi ini adalah peripheral

neuropathy, konstipasi dan rambut rontok. Siklofosfamid jarang digunakan pada tumor

vaskuler yang jinak karena mempunyai efek toksisitas yang sangat besar.

g. Komplikasi

Morbiditas hemangioma mata sangat bergantung dari seberapa besar ukurannya

mengisi rongga mata. Komplikasi yang paling sering dari hemangioma adalah ambliopia

deprivasi pada mata yang terkena jika lesi cukup besar untuk menghalangi aksis visual. Hal

ini dapat ditemukan pada 43-60% pasien dengan hemangioma palpebra. Jika lesi cukup besar

untuk menyebabkan distorsi kornea dan astigmat, maka ambliopia anisometrik dapat terjadi.

Selain itu, perdarahan juga merupakan komplikasi yang paling sering terjadi.

Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah karena

tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus

tumbuh.

Ulkus dapat menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan

dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat ruptur.

MOLLUSCUM CONTAGIOSUM

a. Definisi

Molluscum contagiosum adalah infeksi virus pada epidermis yang sering mengenai

kelopak mata. Dahulunya molluscum contagiosum paling sering mengenai anak – anak tapi

baru – baru ini telah diketahui bahwa penyakit ini lebih sering terdapat pada orang dewasa

dengan sindrom defisiensi imun (AIDS). Pada anak – anak, penularan penyakit ini adalah

melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi dan autoinokulasi sedangkan pada

orang dewasa umumnya menular melalui hubungan seksual. Molluscum contagiosum

merupakan infeksi pox virus pada kulit yang juga bisa menyebabkan lesi pada wajah, batang

tubuh dan bagian proksimal ekstremitas.

b. Epidemiologi

Page 9: Tumor Jinak Palpebra

Molluskum contagiosum lebih sering terlihat pada anak dibawah usia 15 tahun,

sekitar 80 % kasus dilaporkan bahwa anak – anak yang terkena pada usia 1 – 4 tahun yang

paling parah keadaannya.

c. Etiologi

Penyebab molluskum contagiosum adalah Poxvirus. Virus ini bereplikasi di dalam sel

epitel host. Masa inkubasi dari virus ini adalah sekitar 2 minggu.

d. Manifestasi Klinik

Infeksi molluskum contagiosum biasanya muncul sebagai satu atau lebih lesi yang

terpisah satu dengan yang lain, lesi berupa papul yang berukuran 1 – 5 mm. Setiap lesi

biasanya memiliki umbilisasi di tengahnya dimana dari bagian tengah lesi tersebut dapat

muncul detritus. Sebagai akibat dari penyebaran partikel virus ke dalam konjungtiva forniks

dapat mengakibatkan konjungtivitis follicular kronik yang jika tidak diobati maka hal ini

akan dapat menyebabkan pannus kornea dan dapat menimbulkan trachoma. Molluscum

contagiosum juga dapat menyebabkan dermatitis eksematosa di periorbita. Pada pasien yang

terinfeksi HIV, lesi cenderung lebih besar dan lebih agresif. Keterlibatan kelopak mata

bilateral dapat terjadi pada anak – anak dengan immunosupresan. Infeksi molluscum

kontagiosum bisa menjadi tanda awal dari AIDS.

e. Patologi

Secara histopatologi, khas dari lesi molluscum kontagiosum menunjukkan acanthosis

invasive dan degenerasi sel – sel epitel yang mengisi bagian tengah lesi dan terdapat juga

sejumlah badan inklusi intrasitoplasma.

Page 10: Tumor Jinak Palpebra

f. Tatalaksana

Pengobatan yang paling umum digunakan adalah insisi dan kuretase dari bagian

tengah lesi. Krioterapi dan kularpengobatan dengan laser telah digunakan sebagian besar

untuk lesi ekstraokular. Krioterapi hiperfokal dengan anestesi local dilaorkan menjadi metode

yang lebih aman untuk molluscum kontagiosum kelopak mata yang multiple pada pasien

AIDS. Topikal trichoroacetic acid tretinoin, asam salisilat dan cantharidhin juga telah

digunakan. Sekali lesi dihilangkan secara total, hal ini akan memperkecil angka kekambuhan.

NEVUS

a. DEFINISI

Sel nevus berpigmen adalah pigmentasi tahi lalat yang umum terjadi pada

kebanyakan orang. Nevus berasal dari melanosit,yaitu sel yang memproduksi pigmen.

Permukaan dari nevus bisa halus ataupun berbenjol – benjol tergantung pada jumlah keratin

yang dikandungnya. Pada tahi lalat bisa terdapat beberapa rambut dengan ukuran panjangnya

yang bervariasi. Warna dari nevus bervariasi mulai dari sewarna kulit hingga coklat dan

hitam tergantung pada jumlah dan lokasi dari melanin dan pigmen di dalam tumor. Nevus

dengan warna yang lebih gelap memiliki pigmen yang lebih dekat ke permukaan.

b. Klasifikasi

1. Junctional nevus

Junctional nevus biasanya datar dan berbatas tegas dengan warna coklat yang

seragam. Dinamakan junctional nevus karena sel – sel nevus ini terletak pada

perbatasan antara epidermis dan dermis. Nevus ini memiliki potensi yang rendah

untuk berubah menjadi suatu keganasan.

2. Intradermal nevus

Intradermal nevus umumnya meninggi di atas kulit dan merupakan jenis nevus yang

paling umum. Nevus ini biasanya berwarna coklat hingga hitam. Nevus intradermal

sering terdapat pada pinggir kelopak mata dan bulu mata pada kelopak mata yang

ditumbuhi nevus tersebut dapat tumbuh normal diatas nevus. Nevus ini juga bisa

tumbuh pada alis mata dan bulu – bulu alis mata juga dapat tumbuh baik pada

nevus. Oleh karena itu sebagian besar ahli berpendapat bahwa nevus ini tidak

memiliki potensi keganasan.

3. Compound nevus

Page 11: Tumor Jinak Palpebra

Compound nevus adalah nevus yang berasal dari gabungan dari komponen jaringan

pembatas antara epidermis dan dermis dengan komponen jaringan dermis kulit.

Nevus ini memiliki potensi keganasan yang rendah.

4. Nevus biru

Nevus biru biasanya datar tetapi dapat pula berupa nodul yang berbatas tegas.

Nevus ini dapat berwarna biru, abu – abu hingga hitam. Warna biru-hitam dari

nevus ini dikarenakan karena letaknya yang jauh lebih dalam dari kulit yang di

atasnya.

5. Congenital oculodermal melanocytosis (nevus of Ota)

Adalah jenis dari nevus biru dari kulit di sekitar bola mata yang berhubungan

dengan nevus biru dari konjungtiva dan perluasan dari nevus di uvea. Nevus ini

biasa mengenai ras kulit hitam dan oriental dan jarang mengenai ras kaukasia.

Nevus ini berpotensi untuk menjadi ganas khususnya jika mengenai ras kaukasia.

c. Tatalaksana

Walaupun dari tampilan klinis dan riwayat penyakit membantu dalam membuat

diagnosis klinis, biopsy biasanya diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis nevus. Biopsi

insisi bisa dilakukan jika lesi berukuran besar dan untuk memastikan diagnosis. Biopsi

eksisi juga dapat dilakukan jika nevus ingin dihilangkan karena alasan kosmetik selain juga

untuk konfirmasi diagnosis. Nevus tidak sensitive terhadap radioterapi sehingga bedah eksisi

adalah cara terbaik untuk menghilangkan tumor ini.

XANTHELASMA

a. Defenisi

Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang paling

sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang dikenal. Selain itu Xanthelasma

diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawahkulit dengan batas tegas berwarna

kekuningan biasanya di permukaan anterior papelbra,sehingga sering disebut xanthelasma

palpebra.

b. Epidemiologi

Di Amerika Serikat jarang ditemukan xanthelasma. Secara global,xanthelasma juga

merupakan kasus jarang di populasi umum. Pada studikasus pasien dengan xanthomatosis,

xanthelasma lebih sering dijumpai padawanita dengan persenan 32% dan 17,4% pada laki-

Page 12: Tumor Jinak Palpebra

laki. Onset timbulnya xanthelasma berkisar antara 15 – 73 tahun dengan puncak pada decade 40an dan 50

an. Xanthelasma jarang ditemukan pada anak-anak dan remaja.

c. Patofisiologi

Setengah pasien xanthelasma mempunyai kelainan lipid. Erupsi Xanthomasdapat

ditemui pada hiperlipidemia primer dan sekunder. Kelainan geneticprimer termasuk

dislipoproteinemia, hipertrigliseridimia dan defisiensi lipaselipoprotein yang diturunkan.

Diabetes yang tidak terkontrol jugamenyebabkan hiperlipidemia sekunder. Xanthelasma juga

bisa terjadi padapasien dengan lipid normal dalam darah yang mempunyai HDL

kolesterolrendah atau kelainan lain lipoprotein.

d. Manifestasi Klinis

Timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata. Ukuran

xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 – 30 mm, ada kalanya simetris dan cenderung bersifat

permanen. Pasien tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk alasan estetika.

Xanthelasma atau xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi medial kelopak mata atas.

Lesi berwarna kekuningan dan lembut berupa plaque berisi deposit lemak dengan batas tegas.

Lesi akan bertambah besar danbertambah jumlahnya. Biasanya lesi-lesi ini tidak

mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis harus diperiksa bila ditemukan.

Xanthelasma palpebrarum

e. Pemeriksaan Laboratorium 

Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid, makadisarankan

untuk pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan LDL. Xanthelasmabiasanya dapat didiagnosa

Page 13: Tumor Jinak Palpebra

dengan jelas secara klinis dan jarang kelainan lain memberi gambaran klinis sama. Jika ada

keraguan, eksisi bedah dan analisispatologi sebaiknya dilakukan.

f. Pemeriksaan Histologi

Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan histiosit dengan

deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. Lipid utama yang disimpan

pada hiperlipidemia dan xanthelasma normolipid adalah kolesterol. Kebanyakan kolesterol

ini adalah yang teresterifikasi.

g. Tatalaksana

Pembatasan diet dan penggunaan obat-obatan penurun lipid serum, hanya

memberikan respon pengobatan yang kecil terhadap xanthelasma. Terdapat beberapa pilihan

tindakanuntuk menghilangkanxanthelasmapalpebrarum, yaitu eksisibedah,argon

dankarbondioksidaablasilaser,kauterisasikimia,electrodesiccation, dan cryotherapy.

Eksisi Bedah

o Pada lesi liniar yang kecil, eksisi lebih disarankan, karena scar akan berbaur

dengan jaringan sekitar.

o Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah cenderung mudah terjadi scar

karena jaringan yang diambil juga lebih tebal. Eksisi sederhana pada lesi yang

lebih luas beresiko menyebablan retraksi kelopak mata, ektropion, sehingga

membutuhkan cara rekonstruksi lain. Pengangkatan xanthelasma sudah

menjadi bagian dari bedah kosmetik.

Pengangkatan dengan laser karbondioksida dan argon: menambah hemostasis,

memberikan visualisasi lebih baik, tanpa penjahitan dan lebih cepat, namun scar dan

perubahan pigmen dapat terjadi.

Kauterisasi kimia: penggunaan chloracetic acid efektif untuk menghilangkan

xanthelasma. zat ini mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid.

Monochloroacetic acid, dichloroacetic acid, dan trichloroacetic acid dilaporkan memberi

hasil yang baik. Haygood menggunakan kurang dari 0.01ml dari 100% dichloracetic acid

dengan hasil yang sempurna dan scar minimal.

Elektrodesikasi dan cryoterapi dapat menghancurkan xanthelasma superficial tetapi

membutuhkan terapi berulang. Cryoterapi dapat menyebabkan scardan

hipopigmentasi.

h. Prognosis

Page 14: Tumor Jinak Palpebra

Kekambuhan sering terjadi. Pasien harus mengetahui bahwa dari penelitianyang dilakukan

pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan pada 40%pasien. Persentase ini lebih tinggi

dengan eksisi sekunder. Kegagalan ini terjadi pada tahun pertama dengan persentase 26% dan

lebih sering terjadipada pasien dengan sindrom hiperlipidemia dan bila terjadi pada 4

kelopakmata sekaligus.