16
Kelompok 3 akuntansi keperilakuan

Akuntansi Keperilakuan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi Presentase Kelompok 3 Akuntansi Keperilakuan.. Mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan 2009, Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako..

Citation preview

Page 1: Akuntansi Keperilakuan

Kelompok 3

akuntansi

keperilakuan

Page 2: Akuntansi Keperilakuan

MOHAMAD KHAIDIR

TITIH YUNIARSIH NURAQSHON S.RIJAL

ANA YULIANI INDRI BUNGA

HAMKA HAMADI

MARYAM JAMILAH IKA FEBRIANA.P

IMELDA R.PASCOAL MOH.NOER HAK

Page 3: Akuntansi Keperilakuan

Aspek Teori Kontinjensi

Dalam Akuntansi

Keperilakuan

Page 4: Akuntansi Keperilakuan

Pengertian Teori Kontinjensi

Teori kontinjensi merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan

berbagai variasi dalam struktur organisasi. Manfaat dari teori ini yang dapat dirasakan

adalah dalam mendesain suatu organisasi berdasarkan ketidak pastian lingkungan dan

ukuran organisasi.

Page 5: Akuntansi Keperilakuan

Pengaruh Hasil Empiris Apabila ditemukan hasil yang kurang memuaskan,

maka masalah tersebut harus dipecahkan dalam kerangka universal yang telah menjadi sumber

stimulus bagi pengembangan perumusan kontinjensi. Konsep , seperti teknologi, struktur organisasi dan

lingkungan telah dilibatkan untuk menjelaskan mengapa sistem akuntansi membedakan antara suatu

situasi dengan situasi lainnya.

Page 6: Akuntansi Keperilakuan

Efek Teknologi Variabel kontinjensi terpanjang dan yang paling

sederhana digunakan dalam akuntansi manajemen adalah teknologi produksi. Jenis teknik dan proses produksi yang berbeda telah mempengaruhi desain

sistem akuntansi internalwalaupun harus dicatatbahwa hal tersebut sebagai alat untuk

menjelaskan perbedaan dengan apa yang dianggap sebagai konfirmasi empiris dari teori organisasi

klasik.

Page 7: Akuntansi Keperilakuan

Efek Dari Struktur Organisasi Studi Hoopwood menunjukkan bahwa gaya batasan anggaran

bersifat kaku. Gaya tersebut dikaitkan dengan tekanan pekerjaan yang tinggi, hubungan dari atasan dan bawahan yang lemah, dan perilaku disfungsional seperti manipulasi data akuntansi. Gaya kedua, yaitu kesadaran laba bersifat

fleksibel. Gaya ini tidak memiliki asosiasi.studi Hoopwood didasarkan pada pusat tanggung jawab (Biaya) di pabrik

baja yang terintegrasi, sehingga mempunyai ketergantungan yang luas antara bagian yang satu dan yang lainnya.

Page 8: Akuntansi Keperilakuan

Efek Lingkungan Faktor lingkungan juga dilibatkan untuk

menjelaskan perbedaan dalam penggunaan informasi akuntansi. Pengaruh persaingan yang

dihadapi oleh perusahaan yang memakai manajemen pengendalian menyimpulkan bahwa

kesempurnaan akuntansi dan sistem pengendalian dipengaruhi oleh intensitas

persaingan yang dihadapi.

Page 9: Akuntansi Keperilakuan

Pengaruh Teori Organisasi Salah satu faktor uatama yang mempengaruhi

pengembangan teori kontinjensi akuntansi manajemen adalah pengembangan dari teori kontinjensi organisasi

yang terjadi lebih dahulu. Teori organisasi adalah suatu pergolakan utama yang mendorong konstruksi terhadap

seluruh kelanjutan teori kontinjensi. Secara bersamaan, pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an terlihat

perwujudan lain dari akuntansi akademis berkaitan dengan konteks organisasi dari system akuntansi berdasarkan

efektivitasnya.

Page 10: Akuntansi Keperilakuan

Variabel – variabel Dasar Kontinjensi dan Hubungannya

Variabel Sosial

Lingkungan

Atribut Organisasi

Karakteristik Pengguna

Page 11: Akuntansi Keperilakuan

Atribut Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan Yang Dipengaruhi Variable Kontinjensi

Karakteristik pelaporan keuangan perusahaan terdiri dari suatu contoh yang dirancang untuk masing-masing unsur utama pelaporan perusahaan. Unsur-unsur tersebut adalah :

Penggungkapan, penggolongan, presentasi, penelitian, dankebutuhan pengukuran dari Negara-negara yang berbeda.

Frekuensi pelaporan dalam hal jumlah variasi penggungkapan dari informasi laporan yang bersifat sementara, metode pengukuran peristiwa, metode alokasi biaya, unsur waktu dari informasi, tingkat agregasi dan desentralisasi, dan pengungkapan tentang tujuan dari pelaporan khusus.

Metode pelaporan, kompleksitas teori, dan pengungkapan pelaporan dengan tujuan khusus tertentu, seperti tanggung jawab yang sederhana.

Page 12: Akuntansi Keperilakuan

Implikasi Untuk Riset Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas

mengadopsi pendekatan kontinjensi sebelum pengumpulan data. Bruns dan Waterhouse membantah bahwa perilaku manager

berkaitan dengan anggaran merupakan kontinjensi atas berbagai aspek struktur organisasi, seperti pemusatan otonomi, dan derajat

tingkat aktivitas yang tersusun. Studi empiris menjelaskan kekurangan dari sejumlah pertimbangan, yaitu suatu hipotesis dari

variable dependen dan independen hanya berdasarkan persamaan umum antar studi, operasionalisasi variable dilakukan dengan

mengukur sejumlah besar variable relevan yang potensial untuk dikurangi dengan menggunakan alat statistic, dan hanya variable

kontinjensi dan jenis sistem akuntansi yang dilaporkan.

Page 13: Akuntansi Keperilakuan

ASPEK KEPERILAKUAN

PADA DESENTRALISASI

Page 14: Akuntansi Keperilakuan

Pengertian Desentralisasi Definisi yang paling popular dari

desentralisasi adalah definisi yang diberikan oleh H. A. Simon : Suatu organisasi

administratif adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada tingkatan yang relative

tinggi dalam organisasi tersebut; terdesentralisasi sejauh keputusan itu

didelegasikan oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang eksekutif yang lebih

rendah.

Page 15: Akuntansi Keperilakuan

Lingkungan Sebagai Faktor Penentu Desentralisasi

Pembahasan umum mengenai alasan-alasan dibutuhkannya desentralisasi mencakup hal-hal berikut ini :

Desentralisasi membebaskan manajemen puncak untuk focus pada keputusan-keputusan strategis jangka panjang dan bukannya terlibat dalam keputusan-keputusan operasi. Hal ini berarti penggunaan yang lebih baik atas waktu manajerial yang sangat berharga.

Desentralisasi memungkinkan organisasi untuk memberikan respon secara cepat dan efektif terhadap masalah.

System yang terdesentralisasi tidak mampu menangani semua informasi rumit yang diperlukan untuk membuat keputusan yang optimal.

Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen puncak masa depan.

Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian merupakan suatu alat motivasional yang kuat bagi para manajer.

Page 16: Akuntansi Keperilakuan