39
DAKWAH NABI PADA MASA KLASIK Disusun guna memenuhi tugas Pengantar Ilmu Dakwah Dosen pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M.Ag Disusun oleh : Fila Lailatul Hudriyah (131311106) Septiana Nuri Sukma A (131311104) MD-D2 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

Revisi pid klmpk 8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Revisi pid klmpk 8

DAKWAH NABI PADA MASA KLASIK

Disusun guna memenuhi tugas Pengantar Ilmu Dakwah

Dosen pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M.Ag

Disusun oleh :

Fila Lailatul Hudriyah (131311106)

Septiana Nuri Sukma A (131311104)

MD-D2

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

Page 2: Revisi pid klmpk 8

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Ditinjau dari berbagai persepsi, pada intinya dakwah adalah segala kegiatan dan

aktivitas mengajak orang untuk berubah dari situasi yang mengandung nilai bukan Islami

kepada nilai yang Islami. Aktivitas dan kegiatan tersebut dilakukan sebagai wujud perilaku

keIslaman muslim yang melibatkan unsur da’i, pesan, media, metode, dan respon.

Disini, ditemukan dimensi perubahan dan pembangunan yang terarah dan tujuan yang

jelas yaitu pembangunan perilaku yang diawali dengan disampaikannya pesan Islam

kemudian dilanjutkan dengan pemahaman terhadap pesan itu dan pelaksanaan pesan yang

disampaikan dalam aksi kehidupan sebagai tahapan terakhir.

Dan perlu disadari bahwa dakwah adalah salah satu gerakan pembangunan, karena

esensinya adalah upaya untuk mengajak dan menyeru untuk merubah dari hal yang tidak baik

menjadi baik, supaya kelak menjadi insan yang mampu mengemban amanat fitri yaitu

khaliifatullahi fi al-ardhi.

II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Dakwah Nabi Muhammad SAW ?

2. Bagaimana Dakwah Khulafa’ Ar-Rosyidin ?

3. Bagaimana Dakwah masa Dinasti Umayyah ?

4. Bagaimana Dakwah masa Dinasti Abbasyiyyah ?

Page 3: Revisi pid klmpk 8

BAB II

PEMBAHASAN

1. DAKWAH MASA NABI MUHAMMAD SAW.

Dakwah Nabi Muhammad Saw. Dapat dibagi menjadi dua periode penting, yaitu

periode Makkah dan periode Madinah. Setiap periode mempunyai karakteristik dakwah

masing-masing.

A. Dakwah Nabi periode Makkah

Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab

Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang

agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran

agama tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam

A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala.

Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan diKa’bah ( Baitullah =

rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi,

Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat

Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum

Sabi’in.1

1. Kondisi Objektif Masyarakat Arab Saat Nabi Diutus

a. Kondisi Keagamaan

Arab ketika itu hampir tenggelam dalam kepercayaan jahiliah. Sisa-

sisa penganut agama Ibrahim sangat langka dan tidak kedengeran

lagi suaranya. Virus kepercayaan jahiliyyah begitu dahsyat

sehingga merambah hampir semua lapisan masyarakat. Informasi

tentang kepercayaan mereka dapat kita lihat dalam Al-Qur’an,

diantaranya :

Orang arab musyrikin menyembah tuhan-tuhan yang

mereka yakini sebagai perantara yang dapat memberikan

syafa’at untuk mereka kepada Allah. Mereka tahu siapa

1 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 juni 2014 Pukul 14.51)

Page 4: Revisi pid klmpk 8

Allah, tetapi mereka meminta syafa’at kepada Tuhan-tuhan

palsu.

Taklid mereka sangat kuat dengan apa yang dilihat dari

orang tua dan nenek moyang mereka. Taklid ini

mengakibatkan sulitnya menembus dinding kepercayaan

jahiliah yang ada.

b. Kondisi Polotik dan Hukum

Kondisi politik di Hirah, Syam, dan Hijaz sangat rusak. Manusia

terbagi dalam dua kelas, tuan dan budak, atau pemimpin dan

rakyat. Sebelum Islam lahir, kaum kerabat Rasulullah memiliki

posisi penting di Mekkah, meskipun dari segi kekayaan mereka

adalah orang yang biasa-biasa saja, bahkan dikalangan pedagang

Makkah mungkin mereka di bawah rata-rata. Kekayaan dipegang

oleh bani Abdis Syam, bani Naufal, dan bani Makhzum.

Ketegangan muncul di kalangan mereka untuk memperebutkan

posisi penting di masyarakatnya.

c. Kondisi Sosiokultural

Pada saat itu ada beberapa yang dapat dicermati, jika dilihat dari

sudut sosiokultiral diantaranya adalah :

Hubungan antara laki-laki dan perempuan sudah rusak.

Perlakuan terhadap budak semena-mena.

Budaya miras mengakar.

d. Kondisi Ekonomi

Pada saat itu pertanian terdapat di pinggiran jazirah Arab, seperti

Yaman, Syam, dan sebagian daerah oase yang tersebar di jazirah.

Mayoritas masyarakat Badui hidup dari menggembala unta dan

kambing. Kehidupan mereka berpindah-pindah dari suatu tempat

ketempat yang lain. Sedangkan perdagangan adalah pendapatan

primadona masyarakat Makkah dan Quraisy, sebagaimana yang

digambarkan dalam surah Quraisy. Perdagangan ini tidak cukup

aman karena banyaknya penyamun yang selalu mengintai ekspedisi

dagang. Kemudian perdagangan ini melahirkan kelas orang-orang

kaya yang berfoya-foya di satu sisi dan orang-orang miskin yang

Page 5: Revisi pid klmpk 8

terbuang. Sementara itu ekonomi ribawi adalah landasan ekonomi

mereka.2

2. Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW

Dalam al-Qur’an menegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk

menebar rahmat buat sekalian alam. Untuk mencetak manusia yang

berakhlak mulia, materi yang digunakan oleh Nabi adalah (menurut Al-

Mubarakfury):

Tauhid

Iman kepada hari kiamat

Pembersih jiwa dengan menjauhi segala kemungkaran dan kekejian

yang menimbulkan akibat buruk, dan dengan melakukan hal-hal

yang baik dan utama

Penyerahan segala urusan kepada Allah

Semua itu setelah beriman kepada Risalah Muhammad

Selain akidah, masalah sosial juga mendapat perhatian pada

dakwah di Mekkah, sebagai contoh, Allah sangat menganjurkan

kaum muslimin untuk memerdekakan hamba sahaya yang mana

perbudakan pada saat itu begitu subur, diperintahkan untuk member

makan pada hari kelaparan, memperhatikan anak yatim, atau orang

miskin yang sangat fakir.

Ajaran lain yang ditanamkan oleh rosul dalam rangka

pembentukan kepribadian mulia adalah dengan mengajarkan secara

bertahap ajaran-ajaran yang diturunkan oleh Allah, seperti sholat.

3. Strategi Dakwah Nabi di Mekkah

Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar

masyarakat Arab meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama,moral

dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan

nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.. Strategi dakwah

2 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 41-45

Page 6: Revisi pid klmpk 8

Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut

sebagai berikut:3

a. Tahapan dakwah secara rahasia selama tiga tahun

Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi atau rahasia ini,

Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang

berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta

sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi

seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti

Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari

kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW

yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat

Rasulullah SAW ), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat

Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW

pada waktu kecil).4 Diantara pendahulu kaum muslimin adalah bilal

bin Rabbah, Abu Ubaidah, Salamah, Al-arqam bin abil arqam,

Ustman bin Masz’un dan lain-lain. Mereka semua dari keturunan

Quraisy. Mereka masuk islam secara rahasia dan Rasulullah

membimbing mereka pun dengan rahasia pula. Ayat-ayat yang

turun saat itu adalah ayat-ayat pendek yang memiliki perhentian

yang indah, penyampaian yang tenang, dan sejalan dengan kondisi

saat itu yang sensitive. Isinya adalah noda-noda dunia,

penggambaran terhadap surga dan neraka yang seolah –olah

dihadapan mata, dan membawa orang-orang mukmin berada dalam

kondisi masyarakat arab saat itu.

b. Tahapan dakwah secara terang-terangan terhadap penduduk

mekkah, mulai tahun ke empat kenabian sampai akhir tahun

kesepuluh kenabian.

Dakwah terang-terangan terhadap penduduk Mekkah dimulai sejak

turunnya ayat 214 surat asy-Syu’ara’: “dan berilang peringatan

kepada kaum kerabatmu yang terdekat.”

3 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari sabtu, 14 Juni 2014 Pukul 14.51)4 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 14.51)

Page 7: Revisi pid klmpk 8

Adapun metode yang dilakukan Nabi pada tahapan ini adalah

sebagai berikut:

Mengundang Bani Hasyim kerumahnya, dilakukan selama

dua kali untuk menjelaskan bahwa beliau diutus oleh Allah.

Undangan terbuka kepada seluruh masyarakat Quraisy di

bukit Shafa.

Menyatakan sikap tegas terhadap hakikat ajaran yang

dibawa dan mengecam keyakinan keliru yang tersebar

dimasyarakat.

Melakukan pembinaan dan pengkaderan intensif dirumah

Arqam bin Abil Arqam.

Menyuruh sebagian kaum muslimin untuk melakukan hijrah

ke Habasyah dengan tujuan untuk menyelamatkan sebagian

iman kaum muslimin dari fitnah.

c. Tahapan Dakwah di luar Mekkah (berlangsung dari akhir tahun

kesepuluh kenabian hingga sampai hijrah ke Madinah)

Dalam tahapan ini Rosul melakukan beberapa langkah dalam

menjalankan aktivitas dakwahnya, di antaranya:

Melakukan perjalanan ke Thaif, beliau ditemani oleh Zaid

bin Haritsah.

Menawarkan islam kepada kabilah-kabilah dan pribadi-

pribadi.

Hijrah ke Madinah5

4. Problematika Dakwah dan Ketegaran Rosulullah

Dakwah untuk menyerukan kebaikan kepada masyarakat pasti

menghadapi permasalahan. Jalan dakwah Rosulullah tidak mulus, banyak

rintangan yang menghadang dijalan dakwah beliau, mulai cara yang halus,

setengah kasar, sampai yang paling kasar, yaitu cara sistematis

pembunuhan Rosulullah.

a. Di antara jalan yang halus adalah dengan :

5 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 48-51

Page 8: Revisi pid klmpk 8

Melakukan negoisasi terhadap Abu Thalib agar Muhammad

menghentikan dakwahnya.

Menawarkan kepada Muhammad apa saja yang di inginkan,

baik harta, wanita, kedudukan.

b. Di antara jalan yang agak setengah kasar adalah dengan :

Mencemooh, menghina, melecehkan, mendustakan, serta

menertawakan, seperti dituduh sebagai orang gila.

Melontarkan propoganda palsu dengan mengatakan bahwa

ajaran Muhammad adalah dongeng orang-orang terdahulu.

c. Di antara tindakan kasar adalah :

Menebar duri ditempat rosulullah lewat.

Melakukan penyiksaan terhadap beberapa pengikut islam.

Upaya pembunuhan Nabi Muhmmad.

Rahasia sukses dakwah Nabi di Mekkah adalah ketegaran beliau

memegang prinsip yang telah di gariskan oleh Allah.

5. Ciri-ciri umum Dakwah Nabi di Mekkah

Ada ciri-ciri umum yang dapat didefinisikan dalam dakwah Rosul pada

periode di Mekkah, antara lain :

Perhatian dakwah terfokus pada upaya untuk menyampaikan

dakwah dan menyebarkan dengan cara sirriyyah (sembunyi)

maupun jahriyyah (terang-terangan).

Memerhatikan aspek tarbiyah (pengkaderan terbaru) bagi orang

yang menerima dakwah dengan berupaya untuk men-‘tazkiyah’

(menyucikan) hati orang yang di didik dan menumbuhkan

mereka selalu dalam suasana hidayah.

Berusaha untuk tidak terjadi kontak fisik dengan musuh dan

mencukupkan diri dengan melakukan jihad dakwah meskipun

gangguan dari pihak musuh cukup menyakitkan hati pihak

kaum muslimin.6

B. Dakwah Nabi Periode Madinah

6 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 52-53

Page 9: Revisi pid klmpk 8

Dalam periode ini, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar

pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena

itu, Nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat Madinah, sebagai berikut :

Mendirikan Masjid

Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan

Muhajirin.

Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan

muslimin.

Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat

baru.7

1. Hijrah sebagai Metode Dakwah

Dakwah di Madinah dianggap kelahiran baru agama islam setelah ruang

dakwah di Mekkah terasa sempit bagi kaum muslimin. Allah memilihkan buat

Nabi-nya Madinah sebagai pilot project pembentukan masyarakat Islam pertama.

Berawal dari masuk islamnya beberapa orang asal madinah pada tahun ke 11

kenabian dalam gerakan dakwah rosul kepada orang-orang yang datang ke

Mekkah, dakwah di kawasan ini berkembang sangat pesat. Setahun setelah

kejadian tersebut, mereka mengutus 12 orang perwakilan ke Mekkah untuk

menemui Rosul. Pertemuan tersebut melahirkan Baiat Aqabah I.

Mereka berbaiat kepada Rosul untuk mengesakan Allah, tidak mencuri, tidak

melakukan zina, tidak membunuh anak, dan Rosul meminta kepada mereka untuk

taat kepada perintah beliau dalam masalah kebaikan. Rosulullah mengutus

Mush’ab bin Umair sebagai duta beliau yang bertugas mengajarkan islam kepada

penduduk Madinah.

Tahun ketiga mereka mengutus 72 orang menemui Rosul. Pertemuan inilah

yang disebut dengan Baiat Aqabah Kubro. Isi baiat tersebut adalah tekad untuk

melindungi dan menolong Rosulullah dan para sahabatnya, serta mengajak Rosul

untuk hijrah ke Madinah.

Isi Baiat Aqobah Kubro ini langsung ditindak lanjuti Rosul dengan

memerintahkan kaum muslimin yang ada di Mekkah untuk Hijrah ke Madinah.

Para sahabat pun berangkat ke Madinah secara bergelombang, sedangkan Rosul

7 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, hlm : 68-69

Page 10: Revisi pid klmpk 8

masih tetap di Mekkah menanti izin dari Allah untuk berhijrah, setelah mendapat

izin, barulah beliau berangkat dengan ditemani oleh Abu Bakar ke madinah.

Keberhasilan gerakan hijrah merupakan kemengan besar bagi islam dan kaum

muslimin. Hijrah merupakan tonggak kehidupan baru kaum Muslimin. Di Negeri

ini mereka mulai menerapkan system kehidupan baru sesuai dengan perintah

Allah SWT.8

Kondisi Politik di Madinah Pada saat Nabi tiba di Madinah, masyarakatnya

terbagi dalam berbagai golongan (kelompok). “ Kelompok Muhajirin ” yakni

orang-orang mukmin yang meninggalkan tanah kelahiran mereka dan turut

berhijrah ke Madinah. Kesetiaan kaum Muhajirin terhadap perjuangan Nabi sangat

besar. Mereka bersedia berhijrah dengan meninggalkan handai tolan dan sanak

keluarganya dan mereka tabah menghadapai penderitaan dan cobaan dalam

perjuangan di jalan Allah. Pengikut Nabi yang lainnya adalah pendduduk asli

Madinah yang sedikit atau banyak telahaa memberikan pertolongan kepada Nabi.

Mereka ini mendapat sebutan “kaum Anshor” (penolong). Dengan ramah hati

menyambut kehadiran Nabi ditengah-tengah mereka, dan sesuai dengan perjanjian

Aqobah mereka bersedia membantu Nabi dalam kondisi dan situasi bagaimanapun

juga.9

2. Ciri-ciri umum Dakwah di Madinah

Ada beberapa ciri-ciri umum dalam dakwah nabi Muhammad di Madinah, yaitu:

a. Menjaga kesinambungan tarbiyah dan tazkiyah bagi sahabat yang telah

memeluk islam.

b. Mendirikan Daulah Islamiyah.

Daulah adalah sarana paling besar, dan merupakan lembaga terpentingyang

secara resmi menyuarakan nilai-nilai dakwah.

c. Adanya keseriusan untuk menerapkan hukum syariat untuk seluruh lapisan

masyarakat, baik skala personal maupun jamaah.

d. Hidup berdampingan dengan musuh islam yang menyatakan ingin hidup

damai dan bermuamalah dengan mereka dengan aturan yang jelas.

8 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 559 http://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/islam-pada-masa-klasik-i/ (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 15.00)

Page 11: Revisi pid klmpk 8

e. Menghadapi secara tegas pihak yang memilih perang serta melakukan psy war

(perang urat syaraf) bagi kelompok yang selalu mengintai peluang atau

menunggu kesempatan untuk menyerang daulah islamiah dengan mengirim

pasukan-pasukan kecil.

f. Merealisasikan universitas dakwah islam dengan merambah seluruh kawasan

dunia.

g. Melalui surat, mengirim duta, mengirim rombongan, menerima utusan yang

datang, dan seterusnya.10

2. DAKWAH MASA KHULAFA’ AR-RASYIDIN

Kata Khulafaur rasyidin berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata khulafa’ dan

ar-rasyidin Kata khulafa’ adalah bentuk jamak dari kata khalifah Kata khulafa’ berarti

banyak khalifah, sedangkan kata khalifah menurut bahasa pemimpin atau pengganti,

maksudnya adalah orang yang berada di belakang seseorang. Kata ar-rasyidin adalah

bentuk jamak dari kata ar-rasyid. Kata ar rasyidin berarti orang yang mendapat

petunjuk (hidayah), sedangkan kata ar-rasyid menurut bahasa berarti orang yang

benar, lurus atau pintar, serta arif dan bijaksana.

Jadi pengertian khulafaur rasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai

pengganti atau pemimpin yang benar, lurus atau pintar, serta memperoleh petunjuk

(hidayah), dan arif lagi bijaksana.11

a. Dakwah pada masa Abu Bakar As-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)

Abu Bakar menjadi Khalifah

Abu bakar memerintah selama dua setengah tahun, tepatnya dua tahun tiga

bulan dua puluh hari. Di pandang dari hitungan waktumemang masa pemerintahan

beliau sangat singkat, tetapi apa yg dicapai Abu Bakar jauh melalmpaui masa yang

tersedia.

Disaat amanah pemerintahan baru saja diembankan kepada beliau, tiba-tiba

Madinah dikejutkan oleh gerakan yang menggerogoti sistem islam yang meluas

10 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 7611 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari Sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 14.51)

Page 12: Revisi pid klmpk 8

hampir ke seluruh Semenanjung Arabia. Bentuk gerakan itu dapat diklasifikasikan

dalam tiga pola, yaitu :

Murtad Dari Agama

Mereka adalah orang-orang yang lemah imannya dan masuk islam hanya

formalitas. Kemungkinan mereka adalah kelompok munafik pada zaman nabi.

Setiap ada kesempatan menghancurkan kaum muslimin, mereka melakukan

gerakan, sebagaimana yang terjadi pada perang tabuk dan Bani al Musthaliq.

Mereka tidak berani melakukan permurtadan diri pada masa nabi karena kuatnya

islam saat itu. Peralihan kekuaaan dari nabi ke Abu Bakar mereka anggap saat

yang tepat untuk melakukan gerakan ini.

Gerakan Nabi Palsu

Seperti Mussailamah al Kazzab dari bani hanifah, al Aswad al ‘Insi dari Yaman,

Thalhah bin Khuailid dari bani Asad dan Sajjah dari bani Tamim. Sebagian

fenomena ini sudah muncul pada masa nabi, tetapi wafatnya nabi mereka anggap

sebagai kesempatan untuk tampil terang-terangan. Cukup banyak yang bergabung

dengan mereka. Di antara isu yang mereka bawaadalah penolakan kekuasaan

ditangan Quraisy dan isu fanatik kesukuan.

Pembangkang Zakat

Kelompok ini berpandangan bahwa zakat itu diberikan kepada Nabi SAW.

Dengan dalil khitab (obyek informasi) dalam ayat tentang zakat dikhususkan

kepada Nabi. Oleh sebab itu, setelah Nabi meninggal, hukum tentang zakat tidak

berlaku lagi.

Imam Thabari menggambarkan suasana awal pemerintahan Abu Bakar :

“Masyarakat Arab menjadi murtad, baik umum atau khusus pada kabilah tertentu.

Kemunafikan merajalela, orang Yahudi dan Nasrani mulai menyusup, dan kaum

muslimin ibarat kambing di malam yang hujan dimusim dingin akibat kehilangan

Nabi, sedikitnya jumlah mereka dan banyaknya musuh yang mengepung.”

Abu Bakar mempelajari fenomena itu dengan seksama dan sampai kepada

kesimpulan bahwa tiga gerakan tersebut bermaksud untuk menghancurkan islam

dari akarnya. Akhirnya Abu Bakar memutuskan untuk menghadapi semua gerakan

itu dengan tindakan tegas.

Meskipun sikap tegas Abu Bakar terutama dalam menghadapi pembangkang zakat

tidak disetujui oleh sebagian kalangan yang berpendapat bahwa apa ang mereka

lakukan adalah hasil ta’wil mereka terhadap Al-Qur’an, namun Abu Bakar dengan

Page 13: Revisi pid klmpk 8

penuh keberanian dan ketegasan mengatakan “Demi Allah andaikan mereka

menolak untuk membayar kepada ku tali pengikat unta pada zaman Nabi, mereka

pernah membayarnya, Aku akan menerangi mereka karena hal tersebut”.12

b. Dakwah pada masa Umar bin khattab (13-23 H/634-644 M)

Meskipun peristiwa diangkatnya Umar sebagai Khalifah itu merupakan

fenomena yang baru, tetapi haruslah dicatat bahwa proses peralihan

kepemimpinan tetap dalam bentuk musyawarah, yaitu berupa usulan atau

rekomendasi dari Abu Bakar yang diserahkan kepada persetujuan umat Islam.

Untuk menjajagi pendapat umum, khalifah Abu Bakar melakukan serangkaian

konsultasi terlebih dahulu dengan beberapa orang sahabat, antara lain

Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan.

Ketika para pembangkan di dalam negeri telah dikikis habis oleh Khalifah Abu

Bakar, dan era penaklukkan militer telah dimulai maka Khalifah Umar

menganggap bahwa tugasnya yang pertama ialah mensukseskan ekspedisi yang

dirintis oleh pendahulunya. Belum lagi genap satu tahun memerintah, Umar telah

menoreh tinta emas dalam sejarah perluasan wilayah kekuasaan ini. Pada tahun

635 M, Damaskus yang merupakan ibu kota Syiria ditundukkan, setahun

kemudian seluruh wilayah Syiria jatuh ketangan kaum muslimin, setelah

pertempuran hebat di lembah Yarmuk di sebelah timur anak sungai Yordania,

pasukan rRomawi yang terkenal kuat itu tunduk kepada pasukan-pasukan Islam.

Iskandariah, ibu kota Mesir dikepung selama empat bulan sebelum ditaklukkan

oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Ubadah bin Samit yang dikirim oleh

khalifah di font peperangan Mesir. Cyrus menandatangani perjanjian damai

dengan kaum muslimin. Perjanjian tersebut berisi beberapa hal sebagai berikut :

1. Setiap warga negara diminta untuk membayar pajak perorangan

sebanyak 2 dinar setiap tahun.

2. Gencatan senjata akan berlangsung selama 7 bulan.

3. Bangsa Arab akan tinggal dimarkasnya selama gencatan senjata

dan pasukan Yunani tidak menyerang Iskandariah dan harus

menjauhkan diri dari permusuhan.

12 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 84-86

Page 14: Revisi pid klmpk 8

4. Umat Islam tidak akan menghancurkan gereja-gereja dan tidak

boleh mencampuri urusan umat Kristen.

5. Pasukan tetap Yunani harus meninggalkan Iskandariah dengan

membawa harta benda dan uang, mereka akan membayar pajak

perorangan selama satu bulan.

6. Umat Yunani harus tetap tinggal di Iskandariah.

7. Umat Islam harus menjaga 150 tentara Yunani dan 50 orang sipil

sebagai sandera sampai batas waktu dari perjanjian ini

dilaksanakan.13

c. Dakwah pada masa Utsman bin Affan (23-36 H/644-656 M)

Usman bin Affan termasuk salah seorang yang pertama masuk Islam . ia

pernah menjadi sekretaris Rasulullah menuliskan wahyu dan di zaman Abu Bakar

ia menjadi penasihat Khalifah. Usman bin Affan juga terkenal dengan kesholehan

dan kejujurannya dalam agama. Dia pernah menafkahkan sebagian hartanya

untuk memajukan Islam. Dia disayangi oleh Rasulullah sampai dinikahkan

dengan putrinya Ruqayyah , setelah Ruqayyah wafat dinikahkan dengan putrinya

yang lain Ummu Kultsum. Oleh karena itu Usman diberi gelar Dzun Nurain yang

artinya mempunyai dua cahaya dan pernah hijrah dua kali ke Habasyah dan ke

Madinah.

Jasa-Jasa dan Peninggalan Khalifah Usman bin Affan

Jasa-jasanya adalah:

1. Membangun dan memperindah Masjid Nabawi di Madinah.

2. Mengadakan penulisan dan penggandaan Al Qur’an yang dikenal dengan

Mushaf Usmani atau Mushaf al Imam. Panitia penggandaan terdiri dari:

Zaid bin Tsabit sebagai ketua dengan anggotanya yaitu Abdullah bin

Zubair, Said bin Ash, dan Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam. Hasilnya

sebanyak lima mushaf, satu disimpan oleh Khalifah Usman, sisanya

masing-masing dikirim ke Makkah, Syria, Basrah dan Kufah.

3. Membangun angkatan laut yang tangguh untuk menangkis serangan musuh

terutama melawan pasukan Romawi yang ingin merebut kota Iskandariyah

4. Memperluas wilayah Islam sampai ke Armenia, Afrika (Tunisia), Tripoli

(Libya) dan Azerbaijan serta kepulauan Cyprus kemudian dilanjutkan ke

13 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, hlm : 100

Page 15: Revisi pid klmpk 8

Konstantinopel, Turki dan negara-negara Balkan (Yugoslavia dan

Polandia).

Usman adalah orang yang lemah lembut dan dermawan. Namun dikarenakan 

kelembutan dan sifat dermawannya tersebut, Usman bin Affan banyak

dimanfaatkan oleh family-familinya dalam menduduki jabatan pemerintahan

sehingga terkenal dengan family system. Akhir pemerintahan Usman muncul

seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam dengan tujuan mengadu domba

umat Islam untuk menghancurkan Islam. Orang tersebut bernama Abdullah bin

Saba’ yang menyebarkan fitnah kesana kemari yang mengakibatkan terbunuhnya

Khalifah Usman oleh Al Ghofiqi.14

d. Dakwah pada masa Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)

Tugas pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali ialah menghidupkan cita-cita

Abu Bakar dan Umar, menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah

dibagikan oleh Utsman kepada kaum kerabatnya ke dalam kepemilikan negara.

Ali juga segera menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi raktay. Utsman

bin Hanif diangkat menjadi penguasa Basrah menggantikan Ibnu Amir, dan Qais

bin Sa’ad dikirim ke Mesir untuk menggantikan gubernur negeri itu yang dijabat

oleh Abdullah. Gubernur Suriah, Muawiyah, juga diminta meletakkan jabatan,

tetapi ia menolak perintah Ali, bahkan ia tidak mengakui kekhalifahannya.15

Jasa-Jasa dan Peninggalan Khalifah Ali bin Thalib

Jasa-jasanya adalah:

Khalifah Ali mengganti gubernur yang diangkat oleh Khalifah Usman

yang kebanyakan dari family-famili khalifah tanpa memperhatikan

kemampuan, keadilan dan akhlak mereka (hanya mementingkan

pribadinya). Tindakan ini menimbulkan akibat  antara lain munculnya

tiga golongan (golongan Ali, golongan Aisyah, dan golongan Zubair

dan Tholhah., meletusnya perang Jamal, perselisihan antara Ali dan

Muawiyah dan terjadinya perang Shiffin. Akibat dari perang Shiffin

ini, muncullah Khawarij dan Syiah.

14 http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 14.51)15 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, hlm : 110

Page 16: Revisi pid klmpk 8

Menarik kembali tanah milik Negara dan harta baitul Mal yang dibagi-

bagikan kepada pejabat dan family-famili khalifah Usman biarpun

ditentang oleh para gubernur lama. Kemudian dikembalikan fungsinya

untuk kepentingan Negara dan golongan lemah.

Memerintahkan kepada Abul Aswad Ad Duali untuk mengarang buku

tentang pokok-pokok ilmu Nahwu (Qoidah Nahwiyah) untuk

mempermudah orang membaca dan memahami sumber ajaran Islam.

Membangun kota Kufah yang kemudian dijadikan pusat

pengembangan ilmu pengetahuan Nahwu, Tafsir, Hadis dan lain-lain.

Pada akhirnya khalifah Ali dibunuh oleh Ibnu Muljam dari golongan

Khawarij.

3. DAKWA MASA DINASTI UMAYYAH

a. Perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Umayyah

Dinasti Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin

Umayyah. Muawiyah dapat menduduki kursi kekuasaan dengan berbagai

cara,siasat, dan tipu muslihat yang licik, bukan atas dasar demokrasi yang

berdasarkan atas hasil pilihan umat islam.

Dengan demikian, berdirinya dinasti ini bukan berdasarkan hukum

musyawarah. Dinasti Bani Umayyah berdiri selama kurang lebih 90 tahun (40-

132H/661750M), dengan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Dinasti

Umayyah sangat bersifat Arab Orientalis, artinya dalam segala hal dan segala

bidang para pejabatnya berasal dari keturunan Arab murni, begitu pula dengan

corak peradaban yang dihasilkan pada masa dinasti ini.

Pada masa pemerintahan dinasti ini banyak kemajuan, perkembangan, dan

perluasan daerah yang dicapai, terlebih pada masa pemerintahan Khalifah Walid

bin Abdul Malik (86-96H/705-715M). Pada masa awal pemerintahan Muawiyah

bin Abi Sufyan ada usaha memperluas wilayah kekuasaan ke berbagai daerah,

seperti ke India dengan mengutus Mhallab bin Abu Sufyan, dan usaha perluasan

ke Barat ke daerah Byzantium dibawah pimpinan Yazid bin Muawiyah. Selain itu

juga diadakan perluasan wilayah ke Afrika Utara. Juga mengarahkan kekuatannya

untuk merebut pusat-pusat kekuasaan diluar jazirah Arab, antara lain kota

Konstantinopel. Adapun alasan Muawiyah bin Abi Sufyan untuk terus berusaha

Page 17: Revisi pid klmpk 8

Byzantium. Pertama, Byzantium merupakan basis kekuatan Agama Kristen

Ortodoks, yang pengaruhnya dapat membahayakan perkembangan Islam. Kedua,

orang-orang Byzantium sering mengadakan pemberontakan kedaerah Islam.

Ketiga, termasuk wilayah yang mempunyai kekayaan yang melimpah.

Tidak hanya itu, Islam menjadi sebuah Agama yang mampu memberikan

motifasi para pemeluknya untuk mengembangkan diri dalam berbagai bidang

kehidupan social, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Andalusia pun

memcapai kejayaan pada masa pemerintahan Islam.

b. Kemajuan-Kemajuan yang Dicapai

Bani Umayyah berhasil memperluas daerah kekuasaan Islam ke berbagai

penjuru dunia, seperti Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina,

Semenanjung Arabia, Irak, sebagian kecil Asia, Persia, Afghanistan,

Pakistan, Rukhmenia, Uzbekistan, dan Kirgis.

Islam memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat luas, Sikap

fanatik Arab sangat efektif dalam membangun bangsa Arab yang besar

sekaligus menjadi kaum muslimin atau bangsa Islam Setelah pada saat itu

bangsa Arab merupakan prototipikal dari bangsa Islam sendiri.

telah berkembang ilmu pengetahuan secara tersendiri dengan masing-

masing tokoh spesialisnya. Antara lain, dalam ilmu Qiro’at (7 qiro’at) yang

terkenal yaitu: Ibnu katsir (120H), Ashim (127H), dan Ibnu Amr (118H).

Ilmu Tafsi tokohnya ialah Ibnu Abbas (68H) dan muridnya Mujahid yang

pertama kali menghimpun Tafsir dalam sebuah suhuf, Ilmu Hadits

dikumpulkan oleh Ibnu Syihab Az-Zuhri atas perintah Umar bin Abdul

Aziz, tokohnya ialah Hasan Al-Basri (110H), Sa’id bin Musayyad, Rabi’ah

Ar-Ra’iy guru dari Imam Malik, Ibnu Abi Malikah, Sya’bi Abu Amir bin

Syurahbil. Kemudian ilmu Kimia dan Kedokteran, Ilmu Sejarah, Ilmu

Nahwu, dan sebagainya.

perkembangan dalam hal administrasi ketatanegaraan, seperti adanya

Lembaga Peradilan (Qadha), Kitabat, Hajib, Barid, dan sebagainya.16

4. DAKWAH MASA DINASTI ABBASIYAH

16 http://hapidzcs.wordpress.com/2012/11/20/sejarah-perkembangan-islam-periode-klasik/ (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukuk 14.57)

Page 18: Revisi pid klmpk 8

a. Masa Keemasan

Pada masa al-Mahdi, perekonomian daulah Abbasiyah mulai meningkat dengan

meningkatnya pendapatan dari sektor pertanian dan pertambangan. Puncak

popularitas daulah Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan

putranya al-Makmun. Harun banyak memanfaatkan kekayaan negara untuk

keperluan sosial, rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi. Pada

masa pemerintahannya sudah terdapat 800 dokter. Negara Islam di masa Harun

menjadi negara super power yang tiada tandingannya. Pengganti Harun al-Rasyid

adalah Makmun. Pada masanya Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu

pengetahuan dengan berdirinya “Bait al Hikmah”.

b. Masa Kemunduran

Masa kemunduran dimulai sejak Abbasiyah diperintah oleh khalifah Abu Ja’far

Muhammad al-Muntashir (247-248/861-862) sampai jatuhnya Baghdad saat

khalifah berada di tangan Abu Ahmad Abdullah al-Musta’shim (640-656/1243-

1258).

Beberapa faktor yang menyebabkan daulah Abbasiyah mengalami kemunduran,

diantaranya :

1. Adanya friksi dalam tubuh daulah Abbasiyah.

2. Gaya hidup mewah dan foya-foya pada lingkungan pejabat dan keluarganya.

3. Khalifah yang berkuasa bukan sosok yang kuat, sehingga mereka mudah

dipengaruhi para pegawainya.

4. Banyak serangan-serangan yang dilakukan kaum salibis ke palestina.

5. Serangan mongol ke jantung kota Baghdad mengakhiri riwayat daulah

Abbasiyah.17

c. Kemajuan Dinati Bani Abbasyiah

Setiap dinasti atau rezim mengalami fase-fase yang dikenal dengan fase

pendirian, fase pembangunan dan kemajuan, fase kemunduran dan kehancuran.

Akan tetapi durasi dari masing-masing fase itu berbeda-beda karena bergantung

pada kemampuan penyelenggaraan pemerintahan yang bersangkutan.

Pada masa pemerintahan, masing-masing memiliki berbagai kemajuan dari

beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial. Pada

masing-masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.

17 Wahyu Illahi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 119

Page 19: Revisi pid klmpk 8

Bidang Politik

Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan

politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas

sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan ini seperti sisa-sisa Bani

Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-khawarij di

Afrika utara, gerakan zindik di Persia, gerakan Syi’ah dan konflik antar

bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat

dipadamkan.

Bidang Ekonomi

Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai nmeningkat dengan

peningkatan di sector pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil

pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi. Terkecuali itu

dagang transit antara timur dan barat juga banyak membawa kekayaan.

Bahsrah menjadi pelabuhan yang penting.

Bidang Sosial

Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah

Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mun (813-833

M). kekayaan yang banyak di manfaatkan Harun Al-Rasyid untuk

keperluan social. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan

farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 orang

dokter. Disamping itu pemandian-pemandian juga dibangun. Tingkat

kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini,

kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya.18

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

A. Dakwah Nabi periode Makkah

18 http://hapidzcs.wordpress.com/2012/11/20/sejarah-perkembangan-islam-periode-klasik/ (diakses pada hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014, Pukul 14.57)

Page 20: Revisi pid klmpk 8

Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab

Jahiliyah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama,

umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid,

yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Selain itu ada pula

sebagian masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang

dilakukan kaum Sabi’in.

1. Kondisi Objektif Masyarakat Arab Saat Nabi Diutus

a. Kondisi Keagamaan

b. Komdisi Politik dan Hukum

c. Kondisi Sosiokultural

d. Kondisi Ekonomi

2. Materi Dakwah Nabi Muhammad SAW

Dalam al-Qur’an menegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk menebar rahmat

buat sekalian alam. Untuk mencetak manusia yang berakhlak mulia, materi yang

digunakan oleh Nabi adalah (menurut Al-Mubarakfury):

- Tauhid

- Iman kepada hari kiamat

- Pembersih jiwa dengan menjauhi segala kemungkaran dan kekejian yang

menimbulkan akibat buruk, dan dengan melakukan hal-hal yang baik dan utama

- Penyerahan segala urusan kepada Allah

- Semua itu setelah beriman kepada Risalah Muhammad

3. Strategi Dakwah Nabi di Mekkah

Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab

meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama,moral dan hukum, sehingga menjadi

umat yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang

disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Strategi yang dilakukan :

a. Tahapan dakwah secara rahasia selama tiga tahun

b. Tahapan dakwah secara terang-terangan terhadap penduduk mekkah, mulai tahun ke

empat kenabian sampai akhir tahun kesepuluh kenabian.

c. Tahapan Dakwah di luar Mekkah (berlangsung dari akhir tahun kesepuluh kenabian

hingga sampai hijrah ke Madinah)

Page 21: Revisi pid klmpk 8

4. Ciri-ciri umum Dakwah Nabi di Mekkah

- Ada ciri-ciri umum yang dapat didefinisikan dalam dakwah Rosul pada periode di

Mekkah, antara lain :

- Perhatian dakwah terfokus pada upaya untuk menyampaikan dakwah dan

menyebarkan dengan cara sirriyyah (sembunyi) maupun jahriyyah (terang-

terangan).

- Memerhatikan aspek tarbiyah (pengkaderan terbaru) bagi orang yang menerima

dakwah dengan berupaya untuk men-‘tazkiyah’ (menyucikan) hati orang yang di

didik dan menumbuhkan mereka selalu dalam suasana hidayah.

- Berusaha untuk tidak terjadi kontak fisik dengan musuh dan mencukupkan diri

dengan melakukan jihad dakwah meskipun gangguan dari pihak musuh cukup

menyakitkan hati pihak kaum muslimin.

B. Dakwah Nabi Periode Madinah

Dalam periode ini, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar

pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu,

Nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat Madinah, sebagai berikut :

- Mendirikan Masjid

- Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin.

- Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin.

- Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk masyarakat baru.

1. Hijrah sebagai Metode Dakwah

Dakwah di Madinah dianggap kelahiran baru agama islam setelah ruang

dakwah di Mekkah terasa sempit bagi kaum muslimin. Allah memilihkan buat

Nabi-nya Madinah sebagai pilot project pembentukan masyarakat Islam pertama.

Berawal dari masuk islamnya beberapa orang asal madinah pada tahun ke 11

kenabian dalam gerakan dakwah rosul kepada orang-orang yang datang ke

Mekkah, dakwah di kawasan ini berkembang sangat pesat. Setahun setelah

kejadian tersebut, mereka mengutus 12 orang perwakilan ke Mekkah untuk

menemui Rosul. Pertemuan tersebut melahirkan Baiat Aqabah I.

2. Ciri-ciri umum Dakwah di Madinah

Page 22: Revisi pid klmpk 8

a. Ada beberapa ciri-ciri umum dalam dakwah nabi Muhammad di Madinah,

yaitu:

b. Menjaga kesinambungan tarbiyah dan tazkiyah bagi sahabat yang telah

memeluk islam.

c. Mendirikan Daulah Islamiyah.

d. Daulah adalah sarana paling besar, dan merupakan lembaga terpentingyang

secara resmi menyuarakan nilai-nilai dakwah.

e. Adanya keseriusan untuk menerapkan hukum syariat untuk seluruh lapisan

masyarakat, baik skala personal maupun jamaah.

f. Hidup berdampingan dengan musuh islam yang menyatakan ingin hidup damai

dan bermuamalah dengan mereka dengan aturan yang jelas.

g. Menghadapi secara tegas pihak yang memilih perang serta melakukan psy war

(perang urat syaraf) bagi kelompok yang selalu mengintai peluang atau

menunggu kesempatan untuk menyerang daulah islamiah dengan mengirim

pasukan-pasukan kecil.

h. Merealisasikan universitas dakwah islam dengan merambah seluruh kawasan

dunia.

i. Melalui surat, mengirim duta, mengirim rombongan, menerima utusan yang

datang, dan seterusnya.

C. Dakwah Masa Khulafaur Rasyidin

Kata Khulafaur rasyidin berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata khulafa’ dan

ar-rasyidin Kata khulafa’ adalah bentuk jamak dari kata khalifah Kata khulafa’

berarti banyak khalifah, sedangkan kata khalifah menurut bahasa pemimpin atau

pengganti, maksudnya adalah orang yang berada di belakang seseorang. Kata ar-

rasyidin adalah bentuk jamak dari kata ar-rasyid.

Jadi pengertian khulafaur rasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai

pengganti atau pemimpin yang benar, lurus atau pintar, serta memperoleh petunjuk

(hidayah), dan arif lagi bijaksana.

1. Dakwah pada masa Abu Bakar As-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)

Abu Bakar menjadi Khalifah

Abu bakar memerintah selama dua setengah tahun, tepatnya dua tahun tiga

bulan dua puluh hari. Di pandang dari hitungan waktu memang masa pemerintahan

Page 23: Revisi pid klmpk 8

beliau sangat singkat, tetapi apa yg dicapai Abu Bakar jauh melalmpaui masa yang

tersedia.

Disaat amanah pemerintahan baru saja diembankan kepada beliau, tiba-tiba

Madinah dikejutkan oleh gerakan yang menggerogoti sistem islam yang meluas

hampir ke seluruh Semenanjung Arabia. Bentuk gerakan itu dapat diklasifikasikan

dalam tiga pola, yaitu :

• Murtad Dari Agama

• Gerakan Nabi Palsu

• Pembangkang Zakat

Kelompok ini berpandangan bahwa zakat itu diberikan kepada Nabi SAW.

Dengan dalil khitab (obyek informasi) dalam ayat tentang zakat dikhususkan kepada

Nabi. Oleh sebab itu, setelah Nabi meninggal, hukum tentang zakat tidak berlaku

lagi.

2. Dakwah pada masa Umar bin khattab (13-23 H/634-644 M)

Meskipun peristiwa diangkatnya Umar sebagai Khalifah itu merupakan

fenomena yang baru, tetapi haruslah dicatat bahwa proses peralihan

kepemimpinan tetap dalam bentuk musyawarah, yaitu berupa usulan atau

rekomendasi dari Abu Bakar yang diserahkan kepada persetujuan umat Islam.

Untuk menjajagi pendapat umum, khalifah Abu Bakar melakukan serangkaian

konsultasi terlebih dahulu dengan beberapa orang sahabat, antara lain

Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan.

3. Dakwah pada masa Utsman bin Affan (23-36 H/644-656 M)

Usman bin Affan termasuk salah seorang yang pertama masuk Islam . ia pernah

menjadi sekretaris Rasulullah menuliskan wahyu dan di zaman Abu Bakar ia

menjadi penasihat Khalifah. Usman bin Affan juga terkenal dengan kesholehan

dan kejujurannya dalam agama. Jasa-Jasa dan Peninggalan Khalifah Usman bin

Affan

- Jasa-jasanya adalah:

a. Membangun dan memperindah Masjid Nabawi di Madinah.

b. Mengadakan penulisan dan penggandaan Al Qur’an yang dikenal dengan

Mushaf Usmani atau Mushaf al Imam. Membangun angkatan laut yang

tangguh untuk menangkis serangan musuh terutama melawan pasukan

Romawi yang ingin merebut kota Iskandariyah

Page 24: Revisi pid klmpk 8

c. Memperluas wilayah Islam sampai ke Armenia, Afrika (Tunisia), Tripoli

(Libya) dan Azerbaijan serta kepulauan Cyprus kemudian dilanjutkan ke

Konstantinopel, Turki dan negara-negara Balkan (Yugoslavia dan Polandia).

d. Usman adalah orang yang lemah lembut dan dermawan. Namun dikarenakan

kelembutan dan sifat dermawannya tersebut, Usman bin Affan banyak

dimanfaatkan oleh family-familinya dalam menduduki jabatan pemerintahan

sehingga terkenal dengan family system.

4. Dakwah pada masa Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)

Tugas pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali ialah menghidupkan cita-cita

Abu Bakar dan Umar, menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah

dibagikan oleh Utsman kepada kaum kerabatnya ke dalam kepemilikan negara.

Ali juga segera menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi raktay. Jasa-

Jasa dan Peninggalan Khalifah Ali bin Thalib.

Jasa- jasa nya adalah :

a. Khalifah Ali mengganti gubernur yang diangkat oleh Khalifah Usman yang

kebanyakan dari family-famili khalifah tanpa memperhatikan kemampuan,

keadilan dan akhlak mereka (hanya mementingkan pribadinya).

b. Menarik kembali tanah milik Negara dan harta baitul Mal yang dibagi-bagikan

kepada pejabat dan family-famili khalifah Usman biarpun ditentang oleh para

gubernur lama.

c. Memerintahkan kepada Abul Aswad Ad Duali untuk mengarang buku tentang

pokok-pokok ilmu Nahwu (Qoidah Nahwiyah) untuk mempermudah orang

membaca dan memahami sumber ajaran Islam.

d. Membangun kota Kufah yang kemudian dijadikan pusat pengembangan ilmu

pengetahuan Nahwu, Tafsir, Hadis dan lain-lain. Pada akhirnya khalifah Ali

dibunuh oleh Ibnu Muljam dari golongan Khawarij.

D. Dakwah Pada Masa Dinasty Abbasiyah

1. Masa Keemasan

Page 25: Revisi pid klmpk 8

Pada masa al-Mahdi, perekonomian daulah Abbasiyah mulai meningkat dengan

meningkatnya pendapatan dari sektor pertanian dan pertambangan. Puncak popularitas daulah

Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun al-Rasyid dan putranya al-Makmun.

2. Masa Kemunduran

Masa kemunduran dimulai sejak Abbasiyah diperintah oleh khalifah Abu Ja’far

Muhammad al-Muntashir (247-248/861-862) sampai jatuhnya Baghdad saat khalifah berada

di tangan Abu Ahmad Abdullah al-Musta’shim (640-656/1243-1258).

Beberapa faktor yang menyebabkan daulah Abbasiyah mengalami kemunduran,

diantaranya :

Adanya friksi dalam tubuh daulah Abbasiyah.

Gaya hidup mewah dan foya-foya pada lingkungan pejabat dan keluarganya.

Khalifah yang berkuasa bukan sosok yang kuat, sehingga mereka mudah dipengaruhi

para pegawainya.

Banyak serangan-serangan yang dilakukan kaum salibis ke palestina.

Serangan mongol ke jantung kota Baghdad mengakhiri riwayat daulah Abbasiyah.

Kemajuan Dinati Bani Abbasyiah

• Bidang Politik

Walaupun demikian, dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang

mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar.

• Bidang Ekonomi

Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai nmeningkat dengan peningkatan di sector

pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga

dan besi..

• Bidang Sosial

Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-

Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mun (813-833 M). kekayaan yang banyak di

manfaatkan Harun Al-Rasyid untuk keperluan social.

DAFTAR PUSTAKA

Amin. Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, hlm : 100

Page 26: Revisi pid klmpk 8

Illahi wahyu dan Hefni Harjani, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta : Kencana Prenada

Media Group, 2007, hal : 41-45

http://irawanridha.blogspot.com/2012/11/sejarah-dakwah-rasulullah-saw-pada.html (diakses

pada hari sabtu, tanggal 14 juni 2014 Pukul 14.51)

http://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/islam-pada-masa-klasik-i/ (diakses pada

hari sabtu, tanggal 14 Juni 2014 Pukul 15.00)