24
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF HERNIORAPHY DI INSTALASI BEDAH SENTRAL PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Peminatan Bedah Program Studi Sarjana Keperawatan Diajukan Oleh : IMAM SUPANGAT A10500240 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Askep Bedah Hernia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep bedah hernia

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATF

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF HERNIORAPHY DI INSTALASI BEDAH SENTRAL PKU MUHAMMADIYAH GOMBONGGuna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Peminatan Bedah

Program Studi Sarjana Keperawatan

Diajukan Oleh :

IMAM SUPANGATA10500240

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

2009

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATFHERNIA INGUINALIS LATERALIS( By : Imam Supangat /A10500240)

A. DEFENISI

Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan

B. BAGIAN-BAGIAN HERNIA

Keterangan:1. Kulit dan jaringan subkutis 2. Lapisan muskulo-aponeurisis3. Peritoneum parietaldan jaringan preperitoneum 4. Rongga perut 5. Cincin atau pintu hernia (tempat keluarnya jaringan/ organ tubuh, berupa LMR yang dilalui kantong hernia) 6. Kantonghernia

C. ANATOMI

Kanalis inguinalis dibatasi dikranio lateral oleh annulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia tranversalis dan aponeurisis m.transversu abdominis, dimedial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh annulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponurisis m.oblikus eksternus, dan didasarnya terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma padapria,dan ligamentum rotundum pada wanita. 3 Nervus ilioinguinalis dan iliofemoralis mempersarfi otot diregio inguinalis, sekitar kanalis inguinalis, dan tali sperma, serta sensibilitas kulit diregio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit tungkai atas bagian proksimo medial.

D. ETIOLOGI

a. Mengangkat beban yang terlalu berat

b. Batuk

c. Kegemukan

d. Mengedan

e. Kehamilan

f. Asites (penumpukan cairan abnormal di dalam rongga perut)

g. Aktifitas fisik yang berlebihan E. MANIFESTASI KLINIS

Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara berangsur,-angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang progresif dan persisten yang progresif. Kadang hanya sedikit nyeri , sakit atau rasa terbakar didaerah lipat paha yang mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari penonjolan yang nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari symtomp hernia yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu mungkin tidak hanya didapatkan didaerah inguinal tapi juga menyebar kedaerah pinggul, belakang, kaki, atau kedaerah genital. Disebut "Reffered pain" gejala ketidaknyamanan ini dapat mempercepat keadaan yang berat dan menyusahkan.

Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat dengan durasi atau intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang dengan istirahat, meskipun tidak selalu.Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk disenja hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang. Nyeri lipat paha tanpa hernia yang dpat terlihat, biasanya tidak mengindikasikan atau menunjukkan mula timbulnya herniaF. PEMERIKSAAN FISIKDaerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi , sering benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral kulit skrotum dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai annulus inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis profundus karena adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia.Hernia juga diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak turun kedalam kanalis inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk.

Walaupun tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau direk, namun umumnya hanya sedikit kegunaannya, karena keduanya biasanya memerlukan penatalaksanaan bedah, dan diagnosis anatomi yang tepat hanya dapat dibuat pada waktu operasi. Gambaran yang menyokong adanya hernia indirek mencakup turunnya kedalam skrotum, yang sering ditemukan dalam hernia indirek, tetapi tak lazim dalam hernia direk. Hernia direk lebih cenderung timbul sebagai massa yang terletak pada annulus inguinalis superfisialis dan massa ini biasanya dapat direposisi kedalam kavitas peritonealis, terutama jika pasien dalam posisi terbaring. Pada umumnya pada jari tangan pemeriksa didalam kanalis inguinalis, maka hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada samping jari tangan, sedangkan penonjolan yang langsung keujung jari tangan adalah khas dari hernia direk.

G. PENATALAKSANAAN1. KonservatifPengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi herniayangtelahdireposisi.

2. Reposisi

Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa.

Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera.3. Bantalan penyangga

Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun cara yang berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang.Sebaiknya cara ini tidak dinjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofitestis karena tekanan pada taki sperma yang mengandung pembuluh darah testis.4. OperatifPengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti

1) Herniotomi

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong2) HernioplastiPada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkandenganherniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus dangan jahitan terputus, menutupdan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis keligamentum cooper pada metode McVay Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.H. PENCEGAHAN

Hernia lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami, kelebihan berat badan, menderita batuk menahun, sembelit menahun atau BPH yang menyababkan dia herus mengedan ketika berkemih. Penobatan terhadap bebrbagai keadaan diatas dapat mengurangi resiko terjadinya hernia.ASUHAN KEPERAWATAN KAMAR BEDAH

A. PRA OPERATIF

1. BIODATA PASIEN

a. Nama

: sdr. R

b. Umur

: 19 tahun

c. No Register

:155595

d. Dx Medis

: Hernia Inguinalis Lateralis dekstrae. Tindakan Operasi

: Hernioraphy

f. Kamar Op/Tanggal

: 15/04 /2009, Kamar 1.

g. Status Kesehatan

:

1) Kesadaran

: Compos Metis

2) Vital Sign

: TD : 122/69 mmHg

RR : 17X/menit

N : 75X/menit

3) Riwayat Kesehatan

: Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit parah seperti DM, alergi, hypertensi dan astma, dari keluarga juga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan.

4) Status nutrisi

: Berat badan : 57 kg Tinggi badan : 165 cm5) Cairan parenteral

: Infus RL 500 CC

6) Kebersihan colon lambung: Puasa (6 jam)

7) Pencukuran daerah operasi : Sudah

8) Kompres daerah operasi dengan kassa alcohol : Tidak

9) Personal hygiene (mandi) : sudah dilakukan kompres dengan air hangat setiap pagi dan sore di ruang perawatan.

10) Pengosongan kandung kemih : pasien sudah BAK, produjsi urin normal

11) Latihan

: Pasien sudah diajari batuk efektif12) Baju operasi

: Sudah

2. PERSIAPAN PENUNJANG

Laboratorium

: darah lengkap

a. CT

: 5,5b. BT

: 5c. Golongan darah

: A

d. HB

:16,0e. AL

:9700f. AT

: 251.000g. HBSAG

: NEGATIF

h. Gula Sewaktu

: 1143. INFORM CONSENT

: Sudah

4. DEFINISI DAN PATHWAY :

Kelemahan otot dinding perutUsus masuk defek abnormal

Obstruksi usus

Operasi (Hernioraphy)

5. ANALISA DATA :

Subyektif : Klien mengatakan takut menghadapi operasi

Klien mengatakan pasrah dalam menghadapi operasi

Klien menanyakan tentang keberhasilan operasi

Klien khawatir kalau operasinya gagalObyektif :

Pasien terlihat gugup

Pandangan kosong ketika diamPasien terlihat tegang ketika akan dipindah ke kamar operasi6. DIAGNOSE KEPERAWATANTakut b.d defisit pengetahuan tentang jalannya operasi7. RENCANA KEPERAWATAN

Takut b.d defisit pengetahuan tentang jalannya operasia. Tujuan

: Setelah dilakukan intervensi keperawatan masalah takut dapat teratasi.

b. Kriteria hasil:

Pasien tidak terlihat tegang

Pasien tidak banyak bertanya tentang keberhasilan operasi

8. INTERVENSI

Jelaskan informasi tentang prosedur, sensasi yang biasanya dirasakan ketika operasi.

Berikan informasi yang factual terkait diagnosis, perawatan, dan prognosis

Intruksikan pasien untuk menggunakan tekhnik relaksasi

Sediakan pengalihan seperti music, untuk mengurangi ansietas.

Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, .

9. IMPLEMENTASI

No.IMPLEMENTSIRESPON PASIEN

Menjelaskan informasi tentang prosedur, sensasi yang biasanya dirasakan ketika operasiKoopertif

Memberikan informasi yang factual terkait diagnosis, perawatan, dan prognosis

Kooperatif

Mengintruksikan pasien untuk menggunakan tekhnik relaksasi

kooperatif

Menyediakan pengalihan seperti music

Koperatif

Mengurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang tenang, .Kooperatif

Tanda tangan,

10. Evaluasi Sumatif

No.DXSOAPTtd/nama terang

1.

Subyektif : pasien mengatakan tidak takut dengan tindakan operasi yang akan dilakukanObyektif : Pasien tidak terlihat tegang

Pasien tidak banyak bertanya tentang keberhasilan operasi

Assessment : Masalah takut sudah teratasi Planning : Hentikan intrvensi

B. PERAWATAN INTRA OPERASI

1. Persiapan Pasien

:

Posisi pasien

: Supinasi

TD

: 130/73mmHg

Nadi

: 66X/menit

RR

:18x/menit

Suhu

: 36 C

Pemasangan

: bed side monitor

2. Persiapan Alat

:

Instrumen Instrumen Tambahan

Basic set :Ohak 2 buah

Bengkok 2Benang cide 2/0, cromik 1, cide 2, cide 0.

Nailpuder2Hak 1 buah

Klem arteri 10Bisturi 22

Kom 2Duk besar 2

Skapel 2Duk lobang 2

Kooker 4Handscone 4

Gunting jaringan 1Klem panjang

Gunting benang 1Kasa 4 gulug

Pinset anatomis 2Betadine alkohol

Pinset srilugis 2Jas operasi 4 buah

Cutter

Suction

Kanul section

3. Pelaksanaan Asisten/Instrumen

No.TindakanPeralatan yang Disiapkan

1.Disinfeksi daerah operasi

Alkohol, klem panjang, betadin, kom 2 buah

2.Penutupan area operasi (draping)Duk besar(2), duk lubang(1), duk sedang (2), duk klem 4

3.Insisi lokasi operasi

Skapel dan bisturi, pinset anatomis, kasa kering

4.Mengkater pembuluh darah

Cutter, klem arteri

5.Mengedep perdarahan Kasa kering, klem arteri

6.Memisahkan jaringanOhak dan hak kecil

7.Pengangkatan fasia

Koker dan klem

8.Pengangkatan kantong herniaPinset sirurgis, pinset anatomi, klem, gunting

9.Mengikat kantong hernia dengan kasa gulungKasa gulung

10.Penjahitan bassini

Side 2/0, nailholder, jarum dalam kecil, gunting

11.Heating peritoniumCooker, nailpuder, jarum, plan (2/0), gunting, klem arteri, kasa

12.Heating ototCooker, nailpuder, jarum, plan (2/0), gunting, klem arteri, kasa

13.Heating fasiaCooker, nailpuder,jarum, polysorb, gunting, klem arteri. kasa

14.Heating subcutisCooker, nailpuder, jarum, plan (2/0), gunting, klem, kasa

15.Heting kulitCooker, nailpuder, jarum, cide (2/0). Gunting, klem, kasa

16.Disinveksi araea jahitanBetadine, kasa, kom

17.Penutupan area operasi Kasa kering 2, kasa+betadine 2, hepafix

18.Merapihkan alat dan melepas duk

19Memindahkan pasienDuk sedang, bed

Tanda tangan,

..

C. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI

A. Pengkajian

Pengkajian primer

A (Airway)

: Tidak Ada sumbatan Jalan Nafas

B (Breathing)

: Suara nafas vesikuler, RR : 20X/menit

C (Circulation) : Tidak ada sianosis, kapilery revil < 2 detik, TD 130/75 mmHg.

Pengkajian sekunder

Kesadaran pasien: Compos Metis

TD

: 130/75 mmHg.

Nadi

: 80X/menit

Pemeriksaan fisik:

Kepala: Bentuk mesocepal, tidak ada benjolan, distribusi rambut baik dan bersih,

Mata : Sklera unikterik, konjungtifa tidak anemis, mata simetris.

Hidung : Bersih, distribusi rambut baik, tidak ada nafas cuping hidung.

Mulut : mukosa lembab, gigi bersih, tidak ada pembesaran tonsil.

Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik.

Leher : tidak ada JVP.

Dada : Bentuk dada normal, payudara simetris, tidak ada masa, ekspansi dada normal, tidak ada otot bantu nafas.

Abdomen : Terdapat balutan luka insisi diinferior umbilikalis sebelah dekstraGenetalia : Tidak ada penyakit kelamin, tidak ada rambut, terpasang DC.

Ekstremitas : Tangan kanan terpsang infuse RL, ekstremitas lengkap, pasien belum bisa mengangkat kedua tungkai kaki

B. Jenis anestesi : Sepinal anestesi

Pemeriksaan Bromage Score

No.KriteriaNilai NormalMasukKeluar

1.Gerakan penuh di tungkai011

2.Tidak mampu ekstensi tungkai121

3.Tidak mampu fleksi lutut222

4.Tidak mampu fleksi pergelangan kaki311

Nilai masuk 6, nilai keluar 5. C. Diagnosa Keperawatan

Mual b.d anestesi pasca operasi

D. Rencana keperawatan

Diagnosa mual b.d anestesi pasca operasi

Tujuan :

Setelah dilakukan perawatan post operasi diruang RR masalah mual dapat teratasi.

Kriteria hasil :

Tidak terdapat mata cekung

Tidak terjadi rasa haus yang tidak normal

Membrane mukosa lembap

Pasien melaporkan terbebas dari mual

E. Intrvensi:

a. Pantau gejala subyektif mual pada pasien

b. Ajarkan kepada pasien menelan secara sadar atau nafas dalam untuk menekan reflex muntah.

c. Ajarkan untuk makan secara berlahan

d. Naikan bagian kepala tempat tidur atau letakan pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi

e. Pindahkan segera benda-benda yang menimbulkan bau

f. Berikan perawatan mulut setelah terjadi muntah F. Implementasi

No DXImplementasiRespon pasienTtd/nama terang

1.Memantau gejala subyektif mual pada pasien

Kooperatif

Mengajarkan kepada pasien menelan secara sadar atau nafas dalam untuk menekan reflex muntahKooperatif

Menaikan bagian kepala tempat tidur atau letakan pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi

Kooperatif

Mengajarkan untuk makan secara berlahanKooperatif

Memindahkan segera benda-benda yang menimbulkan bau

Kooperatif

Memberikan perawatan mulut setelah terjadi muntah

Kooperatif

G. Evaluasi Sumatif

No.DXSOAPTtd/nama terang

1.

Subyektif : Pasien mengatakan rasa mualnya sudah sedikit berkurang

Obyektif :

-Tidak terdapat mata cekung

-Tidak terjadi rasa haus yang tidak normal

-Membrane mukosa lembap

Assessment : Masalah mual sudah teratasi sebagian

Planning : Lanjutkan dan modifikasi intervensi

Tanda tangan

Pembimbing Klinik Mahasiswa,.