50
ASKEP HERNIA A. PENGERTIAN Hernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot perut. Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, peritoneal kantung, dan yang mendasarinya adalah Visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya. Faktor yang termasuk pembedahan mendadak pada peningkatan tekanan intra-abdomen, yang mungkin terjadi selama mengangkat beban berat atau batuk yang lebih bertahap dan berkepanjangan sehingga peningkatan tekanan intra-abdomen berhubungan dengan kehamilan, obesitas, atau asites. (Seymour I. Schwartz, et.All. Principles of Surgery. Companion handbook. Jakarta: EGC,2000). Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut atau struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati beberapa defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati diafragma, atau melewati struktur lainnya di rongga

Askep Hernia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jlkjhkljkljk

Citation preview

ASKEP HERNIA

A. PENGERTIANHernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot perut. Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, peritoneal kantung, dan yang mendasarinya adalah Visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya. Faktor yang termasuk pembedahan mendadak pada peningkatan tekanan intra-abdomen, yang mungkin terjadi selama mengangkat beban berat atau batuk yang lebih bertahap dan berkepanjangan sehingga peningkatan tekanan intra-abdomen berhubungan dengan kehamilan, obesitas, atau asites. (Seymour I. Schwartz, et.All. Principles of Surgery. Companion handbook. Jakarta: EGC,2000).

Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut atau struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati beberapa defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati diafragma, atau melewati struktur lainnya di rongga abdominal. (Ignatavicius, Donna, et.All. Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B SaundersCompany,2000)

Hernia adalah penonjolan sebuah organ-organ atau struktur melalui deteksi di dinding otot perut atau kelemahan pada dinding rongga perut dimana berisi bagian-bagian tersebut secara normal.Hernia mungkin terjadi di beberapa bagian tubuh, tetapi biasanya itu terjadi di rongga abdominal. Itu diketahui sebagai penurunan. Jika Hernia tidak dapat ditempatkan kembali di rongga abdominal, maka hal itu diketahui sebagai incarcerated. Dalam situasi ini aliran mungkin menjadi obstruksi. Ketika Hernia ireduksi dan aliran intestinal dan supply darah obstruksi, Hernia menjadi terjepit. Ini akibat dari obstruksi intestinal akut. (Lewis, Heitkemper, Dirksen. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. Volume 2. Fifth Edition. Mosby,2000)

Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek Kongenital atau yang di dapat. Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti Peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal. (dr. Jan Tambayong, Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC,2000)

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi Hernia. (Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta: EGC,2005)

Hernia adalah masuknya organ kedalam rongga yang disebabkan oleh prosesus vaginalis berobliterasi (paten). (Mansjoer, Arief, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta,2000). Kesimpulan pengertian dari beberapa ahli yaitu: Hernia adalah suatu benjolan diperut dari rongga yang normal melalui lubang congenital atau didapat.B. ETIOLOGIPenyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor resiko yang berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan otot tidak dapat dicegah dengan cara olahraga atau latihan-latihan.2. Obesitas adalah salah satu penyebab peningkatan tekanan intra-abdomen karena banyaknya lemak yang tersumbat dan perlahan-lahan mendorong peritoneum. Hal ini dapat dicegah dengan pengontrolan berat badan.3. Pada Ibu hamil biasanya ada tekanan intra-abdomen yang meningkat terutama pada daerah rahim dan sekitarnya.4. Mengedan juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra-abdomen.5. Dan terlalu seringnya mengangkat beban berat. C. PATOFISIOLOGI1. PROSES PERJALANAN PENYAKITMenurut Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996. Hernia diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul. Sekitar 75% dari Hernia terjadi di pangkal paha. Ini juga dikenal sebagai Hernia Inguinalis atau Femoralis. Sekitar 10% adalah Hernia Ventral atau insisional dinding abdomen, 3% adalah Hernia Umbilikalis.

Hernia Inguinalis dibagi lagi menjadi Hernia direct dan Hernia indirect. Hernia Inguinalis indirect yang paling jenis umum dan biasanya mempengaruhi laki-laki. Hernia Inguinalis indirect disebabkan oleh penutupan saluran yang berkembang sebagai testis turun ke dalam skrotum sebelum kelahiran. Sebuah kantung yang berisi peritoneum, usus, atau omentum muncul melalui cincin Inguinalis dan mengikuti spermatika kabel melalui Kanalis Inguinalis. Sering turun ke dalam skrotum. Meskipun tidak langsung Hernia inguinalis cacat bawaan, mereka seringkali tidak menjadi jelas sampai dewasa, ketika peningkatan tekanan intra-abdomen dan pelebaran dari cincin inguinalis memungkinkan isi perut untuk memasuki saluran tersebut.

Hernia Inguinalis direct selalu cacat yang diperoleh hasil dari kelemahan dinding Inguinal posterior. Hernia Inguinalis langsung terjadi lebih sering pada orang dewasa yang lebih tua. Hernia Femoral cacat juga diperoleh di mana kantung peritoneal menonjol melalui cincin femoral. Hernia ini biasanya terjadi pada obesitas atau wanita hamil.

Hernia Inguinalis seringkali tidak menghasilkan gejala dan ditemukan selama pemeriksaan fisik rutin. Hanya mungkin menghasilkan benjolan, bengkak, atau tonjolan di selangkang, terutama dengan mengangkat atau tegang. Pasien laki-laki biasanya terdapat pengalaman baik nyeri atau rasa nyeri yang memancar\Collaborative Care ke dalam skrotum, meskipun hanya dapat dirasakan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen (seperti yang terjadi selama batuk) dan dalam vagina dari skrotum ke arah cincin inguinal.

Jika Hernia Inguinalis dapat dikembalikan, isi kantung kembali ke rongga perut, baik secara spontan sebagai tekanan intra-abdomen berkurang (seperti dengan berbaring) atau dengan tekanan manual. Beberapa komplikasi yang terkait dengan Hernia direduksi. Bila isi hernia tidak dapat dikembalikan ke rongga perut, itu dikatakan dapat diminimalkan atau dipenjara. Isi Hernia yang dipenjara terjebak, biasanya dengan leher yang sempit atau membuka ke hernia. Penahanan meningkatkan risiko komplikasi, termasuk obstruksi dan cekikan. Obstruksi terjadi ketika lumen usus yang terkandung dalam hernia menjadi tersumbat, sangat mirip dengan Crimping dari sebuah selang.

Jika suplai darah ke isi Hernia terganggu, hasilnya adalah Hernia terjepit. Komplikasi ini dapat mengakibatkan infark usus yang terkena bencana dengan rasa sakit yang parah dan perforasi dengan kontaminasi dari rongga peritoneal. Perwujudan dari sebuah Hernia terjepit meliputi nyeri dan distensi perut, mual, muntah, takikardia, dan demam.

Pembedahan sering dilakukan terhadap Hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan Herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam Fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan Hernia Inguinal indirek. Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996) 2. MANIFESTASI KLINIKMenurut Oswari E. Pada buku Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993. Manifestasi klinik yang terdapat pada Hernia Inguinalis adalah:a. Terdapat benjolan didaerah vaginal dan atau scrotal yang hilang dan timbul. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan peritonela misalnya mengedan, batuk-batuk, menangis. Jika pasien tenang dan berstirahat, maka benjolan akan hilang secara spontan.b. Pada pemeriksaan terdapat benjolan dilipat paha atau sampai scrotum, pada bayi bila menangis atau mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimaksudkan kembali rongga abdomen.c. Isi Hernia dapat kembali kerongga peritorium disebut Hernia Inguinal reponibilitas, bila tidak dapat kembali disebut Hernia Inguinal ireponbilitis. Bila usus tidak kembali karena jepitan oleh Annulus Inguinali, maka akan terjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebut Hernia Strangulata.d. Hernia strangulata lebih sering terjadi Hernia sebelah kanan. Insiden tertinggi pada usia sekolah dibawah 1 tahun (31 %), namun rata-rata terjadi pada 12 % kasus Hernia.e. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual. Bila terjadi Hernia Inguinalis Stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.f. Hernia Femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha.g. Hernia Diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.h. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan Hernia akan bertambah besar. 2. KOMPLIKASIa. Hernia berulang,b. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,c. Pendarahan yang berlebihan / infeksi luka bedah,d. Luka pada usus (jika tidak hati-hati),e. Setelah Herniografi dapat terjadi Hematoma,f. Fostes urin dan feses,g. Residip,h. Komplikasi lama merupakanatropi testis karena lesi.

4. KLASIFIKASIMenurut Sachdeva ( 1996, hal 232-234) menklasifikasikan hernia sebagai berikut ;1. Hernia ReponiblisHernia yang dapat masuk kembali ketika penderita tidur terlentang atau dapat dimasukkan oleh penderita atau ahli bedah.2. Hernia IreponiblisApabila isinya tidak dapat dikembalikan ke dalam abdomen dan tidak tampak adanya komplikasi.3. Hernia ObstruksiMerupakan hernia ireponiblis yang berisi usus dimana lumennya mengalami onstruksi dari luar atau adanya gangguan suplai darah dari usus.4. Hernia StrangulasiHernia akan mengalami strangulasi bila suplai darah terhadap isinya sangat terganggu yang dapat mengakibatkan gangren.

D. PENATALAKSANAANa. Pada Hernia Femoralis tindakan operasi kecuali ada kelainan lokal atau umum. Operasi terdiri atas Herniatomi disusul dengan Hernioplastik dengan tujuan menjepit Anulus femonialis. Bisa juga dengan pendekatan krural, Hernioplastik dapat dilakukan dengan menjahitkan Ligamentum Inguinale ke ligamentum cooper. Tehnik Bassini melalui region Inguinalis, ligamentum inguinale di jahitkan keligamentum lobunase Gimbernati.b. Hernia Inguinalis Responsibilis yaitu Herniatomi berupa ligasi Plofesis vaginalis, soproksimal mungkin dilakukan secara efektif namun secepat mungkin kaena resiko terjadinya inkarserata.c. Hernia Inguinalis inkarserata: Pada keadaan ini pasien dipuasakan, pasang NGT, infus dan disuntik sedaiba sampai pasien tertidur dalam posisi trendelenburg dengan tertidur tekanan intra peritoneal. (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1,2000)1. TERAPIa. Pra Operasi:1. Beri posisi semi-fowler (Hernia Diafragmatik), terlentang (Hernia Femoralis)2. Lakukan perawatan rutin jalur IV. Puasakan.3. Hindari melakukan tindakan sendiri.4. Jaga agar kantong atau Visera tetap lembab.5. Gunakan tindakan kenyamanan.b. Pasca Operasi:1. Lakukan perawatan dan observasi secara rutin2. Berikan tindakan kenyamanan3. Dukungan keluarga. (Wong, Wongs nursing care of infant and children.St. Louis,2004)2. TINDAKAN MEDIS YANG BERTUJUAN UNTUK PENGOBATANMenurut Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993. Yaitu:a. Herniatomi: Melakukan dengan segera bila terdapat Hernia inkarserata, elektif bila Hernia responibilis. Operasi dengan cara ini dilakukan dengan pembebasan kantung Hernia sampai kelehernya, kantung dibuka dan isi Hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantung Hernia di jahit-ikat setinggimungkin lalu dipotong.b. Herniorrhaphy : Membuang kantong Hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang Kanalis Inguinalis.F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik serta review catatan sebelumnya. Pada pengkajian fisik, pasien sering seperti mengejan atau mengangkat ketika ada sesuatu yang muncul. Ketika melakukan sebuah penilaian perut, perawat harus memeriksa perut ketika pasien berbaring dan berdiri. Jika Hernia dapat dikembalikan, Herniasi akan menghilang ketika pasien berbaring datar. Perawat juga dapat melakukan regangan pasien, untuk mengamati bukti menggembung.(Wong, Donna L.Wongs nursing care of infant and children.St. Louis,2003)

Perut adalah tempat untuk melakukan Auskultasi untuk memastikan kehadiran aktif suara bising usus. Usus mungkin akan menunjukkan obstruksi dan cekikan.Untuk meraba Hernia, dokter atau perawat dengan lembut memeriksa cincin dan isinya, dengan memasukkan jari di cincin dan mencatat setiap perubahan ketika pasien batuk. Perawat tidak boleh memaksa pasien Hernia untuk mengurangi frekuensi batuk pasien, sebagai manuver ini dapat menyebabkan pecahnya usus yang terjepit.(Oswari E. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993). Berikut, adalah berbagai pemeriksaan pada pasien Hernia:1. Pemeriksaan Fisika. Inspeksi daerah Inguinal dan femoral.Meskipun Hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan Viskus, atau sebagian daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua Hernia ditemukan di daerah Inguinal. Biasanya, impuls Hernia lebih jelas dilihat dari pada diraba. Ajak pasien memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukanlah inspeksi daerah Inguinal dan Femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk, yang dapat menunjukkan Hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk lagi dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien mengeluh nyeri selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah tersebut.b. Palpasi Hernia InguinalPalpasi Hernia Inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan memeriksa didalam skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik. Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika dilateral masuk kedalam kanal inguinal sejajar dengan ligamentum inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan.

Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal, mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Seandainya ada Hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantalan jari pemeriksa. Jika ada Hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah Hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus menerus pada masa itu. Jika pemeriksaan Hernia dilakukan dengan kulit skrotum yang cukup banyak dan dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak menimbulkan nyeri. (dr. Jan. Tambayong, Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC,2000)

Uraian tentang ciri-ciri Hernia akan dibahas setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu Hernia Inguinal indirek mungkin ada didalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus didalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk menegakkan diagnosis Hernia Inguinal indirek. Tes Diagnostik yang dilakukan seperti:a. Foto Rontgen Spinalb. Elektromiografc. Venogram epidurald. Scan CTe. MRIf. Mielogramg. Kolaborative CareG. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual atau potensial pasien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon actual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu, dan konsultasi dengan professional lain. Adapun diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien dengan post Herniotomy menurut Doengoes E. Marilynn 2000, adalah :1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit)2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan hemorargi.4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer.5. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan.6. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.ASUUHAN KEPERWATAN PADA Tn. M dengan Hernia Inguinalis Lateral (HIL) di Ruang Ruangan Operasi (OK) RS BDLUDTanggal pengkajian : 10 November 2011Tanggal Operasi : 10 November 2011Tempat Praktek : Ruangan OK RS BDLUDA. PENGKAJIAN1. IDENTITAS PASIENNama : Tn. MUmur : 63 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAgama : Kristen ProtestanSuku bangsa : Minahasa / IndonesiaPekerjaan : Buruh bangunanPendidikan: SDStatus: KawinAlamat : Mahakeret, kota ManadoTanggal MRS : 20 November 20112. IDENTITAS PENANGGUNG JAWABNama : Tn. TUmur : 43 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAgama : Kristen ProtestanSuku bangsa : Minahasa / IndonesiaPekerjaan : Buruh bangunanPendidikan: SMPStatus : kawin Alamat : Mahakeret, kota ManadoHubungan dengan pasien: anak

3. RIWAYAT PENYAKITa. Keluhan UtamaBenjolan di lipat paha sebelah kanan.b. Riwayat penyakit sekarang Benjolan di lipat paha kanan, dialami penderita sejak kurang lebih 2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Benjolan dirasakan penderita keluar masuk. Benjolan keluar dan membesar bila penderita mengangkat beban berat atau berjalan jauh dan benjolan akan masuk kembali bila penderita beristirahat (tiduran). Penderita tidak merasakan nyeri, mual muntah, serta demam. Frekuensi kencing 3 kali sehari, kencing tidak terputus-putus, tidak dirasakan nyeri saat BAK. BAB dirasakan biasa normal.c. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat batuk lama (+), sakit jantung (-), darah tinggi (-).d. Riwayat Penyakit KeluargaHanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga. Menikah dan mempunyai 5 orang anak. Penderita bekerja sebagai buruh bangunan sehingga sering mengangkat beban yang berat.4. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Cukup Kesadaran : E4V5M6 Tanda Vital : Tekanan darah : 110/70 mmhg.Nadi : 84 x/menit.Respirasi : 22 x/menitSuhu rectal : 36,2 oC. Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat isokor kiri =kanan, refleks cahaya +/+ normal. Leher : Kelenjar getah bening tidak membesar. Thoraks : Inspeksi : Pergerakan nafas simetris kiri = kananAuskultasi : Suara pernapasan kiri = kananPalpasi : Stem fremitus kiri = kananPerkusi : Sonor kiri = kanan Abdomen : Inspeksi : DatarAuskultasi : Bising usus (+) normalPalpasi : Lemas, nyeri tekan (-)Perkusi : Timpani, pekak hepar (+) Inguinalis : Inspeksi : Benjolan (-), warna kulit sama dengan sekitarPalpasi : Tes invaginasi : impuls pada ujung jariTes Ziemenn : teraba pulsasi di anulus inferior Tulang belakang : Tak ada kelainan Extremitas : Superior et Inferior : Tak ada kelainan Neurologi : Refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/- Rectal Toucher : Tonus sfingther ani cekat, ampula kosong, mukosa licin, prostat kesan normal. Sarung tangan : Darah (-), lender (-), feses (-) Genitalia : Tak ada kelainan5. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium Hb : 14,1 gr% Leukosit : 4800/mm3 Trombosit : 188.000/mm3Radiologi X-rays : Foto Thorax : kronik bronkiolitisEKG : LAHBB. ANALISA DATANoDataEtiologiProblem

1.DS :- Klien mengatakan lemas untuk bergerak- Klien mengatakan nyeri di bagian bekas operasiDO :- Klien tampak lemah -Terdapat luka insisi-Terdapat jahitan di perutinsisi bedah

Nyeri

2. DS :- Klien mengeluh kesulitan berkemihDO :- BAK klien tidak adekuat- Haluaran urine < 1000 ml/24 jamTindakan opersi

NyeriPerubahan suhu tubuh

Gangguan BerkemihRetensi Urine

3. DS :- Klien / keluarga mengatakan tidak mengetahui komplikasi, cara perawatan serta tanda dan gejala dari herniaDO :- Klien dan keluarga tampak bingung saat ditanya komplikasi, cara perawatan serta tanda dan gejala dan dari hernia- Klien dan keluarga tampak tidak bisa menunjukkan cara penanggulangan pasien hernia

Tingkat pendidikan rendah

keterbatasan pengatahuan

Kurang pengetahuan mengenai penyakit herniaKurang pengetahuan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau insisi pembedahan.2. Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen. 3. Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.D. INTERVENSI No Dx Noc Nic

1.Nyeri yang berhubungan dengan kondisi hernia atau insisi pembedahan.Tujuan : Nyeri dapat teratasi.Kontrol ResikoKriteria hasil : Klien melaporkan nyeri berkurang dg scala 2-3 Ekspresi wajah tenang klien dapat istirahat dan tidur

Manajemen Nyeri : Kaji nyeri secara komprehensif ( lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi ). Observasi reaksi NV dr ketidak nyamanan. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologis/non farmakologis). Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri. Evaluasi tindakan pengurang nyeri Monitor TTV

NODx KeperawatanNOCNICRASIONAL

1.

2.

3. 1. Nyeri yang berhubungan dengan kondisi hernia atau insisi pembedahan.

Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.

1. Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.

Hasil yang diperkirakan : dalam 1 jam intervensi, -persepsi subjektif klien tentang ketidaknyamanan menurun seperti ditunjukkan skala nyeri. - Indikator objektif seperti meringis tidak ada/menurun.

Hasil yang diharapkan : dalam 8-10 jam pembedahan, pasien berkemih tanpa kesulitan. Haluaran urine 100 ml selama setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000-1500 ml) selama periode 24 jam.

Hasil yang diperkirakan : setelah instruksi, pasien mengungkapkan pengetahuan tentang tanda dan gejala komplikasi GI dan menjalankan tindakan yang diprogramkan oleh pencegahan.

a. Kaji dan catat nyerib. Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang, batuk dan mengangkat benda yang berat.c. Ajarkan bagaimana bila menggunakan dekker (bila diprogramkan).d. Ajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum/kompres es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan mengendalikan nyeri.e. Berikan analgesik sesuai program.

a. Kaji dan catat distensi suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat berkemih.b. Pantau haluaran urine. Catat dan laporkan berkemih yang sering < 100 ml dalam suatu waktu.c. Permudah berkemih dengan mengimplementasikan : pada posisi normal untuk berkemih rangsang pasien dengan mendengar air mengalir/tempatkan pada baskom hangat.

a. Ajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap, mual dan muntah, demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat awitan inkarserasi/strangulasi usus.b. Dorong pasien untuk mengikuti regumen medis : penggunaan dekker atau penyokong lainnya dan menghindari mengejan meregang, konstipasi dan mengangkat benda yang berat.

c. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diit tinggi residu atau menggunakan suplement diet serat untuk mencegah konstipasi, anjurkan masukan cairan sedikitnya 2-3 l/hari untuk meningkatkan konsistensi feses lunak.d. Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat.

a.Untuk mengetahui tingkat nyerib. Mengejan , batuk dan meregang dapat memperbesar resiko herniac. Dekker adalah terapi yang baik untuk herniad. Kompres dingin dapat mengendalikan / mengurangi nyerie. Analgesik dapat mengurangi nyeri

a. Untuk mengetahui perkembangan kondisi klienb. Urine adalah tolak ukur dari fungsi ginjal

c. Merangsang berkemih adalah cara untuk memulihkan fungsi ginjal

a. Nyeri merupakan komplikasi utama dari pembedahan

b. Penggunaan dekker adlah terpai terbaik untuk hernia

c. Makanan berserat dpaat meminimalisir mengedan

d. Latihan gerak dapat membantu untuk mengindarkan dari luka dekubitus

E. IMPLEMENTASITgl/jam Dx keperawatanTindakan Paraf

10 November 2011 09.00 WITA

12 November 201109.00 WITA

13 November 201109.00 WITA

14 November 2011 09.00 WITA

15 November 2011 09.00 WITA

2. Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau intervensi pembedahan.

Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.

2. Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.

a. Mengkaji dan mencatat nyerib. Memberitahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang, batuk dan mengangkat benda yang berat.c. Mengajarkan bagaimana bila menggunakan dekker (bila diprogramkan).d. Mengajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum/kompres es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan mengendalikan nyeri.e. Memberikan analgesik sesuai program.

a. Mengkaji dan mencatat distensi suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat berkemih.b. Memantau haluaran urine. Mencatat dan melaporkan berkemih yang sering < 100 ml dalam suatu waktu.c. Mempermudah berkemih dengan mengimplementasikan : pada posisi normal untuk berkemih rangsang pasien dengan mendengar air mengalir/tempatkan pada baskom hangat.

a. Mengajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap, mual dan muntah, demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat awitan inkarserasi/strangulasi usus.b. Mendorong pasien untuk mengikuti regumen medis : penggunaan dekker atau penyokong lainnya dan menghindari mengejan meregang, konstipasi dan mengangkat benda yang berat.

c. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi diit tinggi residu atau menggunakan suplement diet serat untuk mencegah konstipasi, anjurkan masukan cairan sedikitnya 2-3 l/hari untuk meningkatkan konsistensi feses lunak.d. Memberitahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat.

TT

F. EVALUASICatatan perkembanganTanggal /JamDx KeperawatanPerkembangan SOAP

10 November 2011 09.00 WITA

12 November 20119.00 WITA

13 November 20119.00 WITA

14 November 2011 9.00 WITA

15 November 20119.00 WITA

16 November 2011 9.00 WITA

18 November 2011 9.00 WITA

19 November 20119.00 WITA

20 November 20119.00 WITA

22 November 20119.00 WITA

24 November 20119.00 WITA

25 November 20119.00 WITA

1.

2.S : Keluar benjolan dilipat paha kananO : KU : Cukup Kes : Compos mentisTensi 120/80 mmhg, Nadi 84 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,4oCRegio inguinalis dekstra : terdapat benjolan yang dapat keluar masuk.A : Hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilisP : Bed restPro herniotomi dengan pemasangan mesh

S : (-)O : KU : Cukup Kes : Compos mentisTensi 120/70 mmhg, Nadi 88 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,2oCRegio inguinalis dekstra : terdapat benjolan yang dapat keluar masuk.A : Hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilisP : Bed restPro herniotomi dengan pemasangan meshKonsul anestesi untuk dilakukan operasiS : (-)O : KU : Cukup Kes : Compos mentisTensi 120/80 mmhg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36oCRegio inguinalis dekstra : terdapat benjolan yang dapat keluar masuk.A : Hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilisP : Dilakukan herniotomi dengan pemasangan meshLaporan operasi. Penderita tidur terlentang diatas meja operasi Dilakukan general anestesi Dilakukan asepsis dan antisepsis lapangan operasi dengan povidon iodine Dilakukan insisi sejajar ligamentum inguinal, diperdalam sampai tampak apponeurosis Identifikasi nervus inguinalis dan genitofemoral, disisihkan Apponeurosis MOE dibuka Identifikasi kantong hernia, dibuka keluar cairan serous 20 cc, isi omentum Omentum dikembalikan kerongga abdomen Kantong hernia diligasi kemudian dipotong secara intoto Identifikasi funiculus spermatikus Pasang mesh dengan jahitan pada tuberculum pubicum, ligamentum inguinal dan conkoin tendon Kontrol perdarahan Luks operasi dijahit lapis demi lapis Operasi selesaiInstruksi post operasi. IVFD RL : D5% = 2 : 2 28 gtt/menit Interome 2 dd 1 gr i.v Metronidazole 3 dd 1 drips Ranitidin 3 dd 1 amp i.v Ketorolac 3% drips dalam D5 100 cc/8 jam Puasa bila Bu (+) dan penderita sadar betul boleh minum sedikit demi sedikit

S : Nyeri luka bekas operasi (+)O : KU : Cukup Kes : Compos mentisTensi 110/70 mmhg, Nadi 84 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,6oCAbdomen : Datar lemas, bising usus (+), defence muscular (-), nyeri tekan pada bekas operasi (+).A : Post herniotomi dengan pemasangan mesh hari I - IIP : IVFD RL : D5% = 2 : 2 28 gtt/menitInterome 2 dd 1 gr i.vMetronidazole 3 dd 1 dripsRanitidin 3 dd 1 amp i.vKetorolac 3% drips dalam D5 100 cc/8 jamDiet makanan lunakMobilisasi ( miring kanan/kiri )

S : Nyeri pada luka bekas operasi mulai berkurangO : KU : Cukup Kes : Compos mentisTensi 110/70 mmhg, Nadi 80 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,3oCAbdomen : Datar lemas, bising usus (+), defense muscular (-), nyeri tekan pada bekas operasi (+).Regio inguinalis : luka bekas operasi terawat baik.A : Post herniotomi dengan pemasangan mesh hari III IVP : Aff infus, lanjut terapi oralCefixime 2 dd 1 capsUltracet 2 dd 1Kalmex 3 dd 1Mobilisasi

S : Nyeri pada luka bekas operasi berkurangO : KU : Cukup Kes : Compos mentisTensi 110/70 mmhg, Nadi 88 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,3oCAbdomen : Datar lemas, bising usus (+), defense muscular (-), nyeri tekan pada bekas operasi (+).Regio inguinalis : luka bekas operasi terawat baik, pus (-).A : Post herniotomi dengan pemasangan mesh hari V VIP : Cefixime 2 dd 1 capsUltracet 2 dd 1Kalmex 3 dd 1Mobilisasi

S : Nyeri pada luka bekas operasi berkurangO : KU : Cukup Kes : Compos mentisTensi 110/70 mmhg, Nadi 88 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,3oCAbdomen : Datar lemas, bising usus (+), defense muscular (-), nyeri tekan pada bekas operasi (+).Regio inguinalis : luka bekas operasi terawat baik, pus (-).A : Post herniotomi dengan pemasangan mesh hari VII VIIIP : Cefixime 2 dd 1 capsUltracet 2 dd 1Kalmex 3 dd 1MobilisasiS : (-)O : KU : Cukup Kes : Compos mentisTensi 110/70 mmhg, Nadi 84 x/menit, Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,3oCAbdomen : Datar lemas, bising usus (+), defense muscular (-), nyeri tekan pada bekas operasi (+).Regio inguinalis : luka bekas operasi terawat baik, pus (-).A : Post herniotomi dengan pemasangan mesh hari IXP : Cespam 2 dd 100 mgMetronidazole 3 dd 500 mgIntervensi dihentikanKontrol poli jika obat habis

S: klien mengatakan sulit BAKO: klien terlihat lemahA: Post herniotomi dengan pemasangan meshA : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervesi 1,2,3

S: klien menngatakan BAK sudah lancar

O: input dan output sudah seimbang

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi, pertahankan keadaan klien.

S: klien mengatakan badannya dapat bergerak bebas kembali

O: -klien tampak bersemangat -klien tidak bedres total

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi, pertahankan keadaan klien

S: klien sudah mulai tidak bertanya lagi tentang penyakitnya dan sudah mengerti tentang penyakitnya

O: klien tampak tenang

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi, pertahankan keadaan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Lemone and Burke,M.K. 2000 .Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in Client Care. Second Edition.New Jersey: Prentie-Hall,Inc.Ignatavicius, Donna, et.All.2000.Medical Surgical Nursing.Philadelphia: W.B Saunders Company.Lewis,Heitkemper,Dirksen.2000.Medical Surgical Nursing: Assessment andManagement of Clinical Problem. Volume 2. Fifth Edition. Mosby.Oswari E.1993. Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia. .

3Nyeri

Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.

Batasan karakteristik : - Laporan secara verbal atau non verbal - Fakta dari observasi - Posisi antalgic untuk menghindari nyeri - Gerakan melindungi - Tingkah laku berhati-hati- Muka topeng - Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)- Terfokus pada diri sendiri - Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) - Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) - Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor yang berhubungan : Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)

NOC : Pain Level, Pain control, Comfort levelKriteria Hasil :Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeriMampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangTanda vital dalam rentang normal

NIC :Pain Management Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan Kurangi faktor presipitasi nyeri Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi Ajarkan tentang teknik non farmakologi Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Evaluasi keefektifan kontrol nyeri Tingkatkan istirahat Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi Cek riwayat alergi Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

4Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

Definisi : Intake nutrisi melebihi kebutuhan metabolik tubuh

Batasan karakteristik : - Lipatan kulit tricep > 25 mm untuk wanita dan > 15 mm untuk pria - BB 20 % di atas ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh ideal - Makan dengan respon eksternal (misalnya : situasi sosial, sepanjang hari) - Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan (misal : memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain) - Tingkat aktivitas yang menetap - Konsentrasi intake makanan pada menjelang malam

Faktor yang berhubungan : Intake yang berlebihan dalam hubungannya terhadap kebutuhan metabolisme tubuh

NOC : Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutritional Status : nutrient Intake Weight controlKriteria Hasil : Mengerti factor yang meningkatkan berat badan Mengidentfifikasi tingkah laku dibawah kontrol klien Memodifikasi diet dalam waktu yang lama untuk mengontrol berat badan Penurunan berat badan 1-2 pounds/mgg Menggunakan energy untuk aktivitas sehari hari

NIC :Weight Management Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan BB Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang dapat mempengaruhi BB Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan BB Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan Perkirakan BB badan ideal pasien

Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Weight reduction Assistance Fasilitasi keinginan pasien untuk menurunkan BB Perkirakan bersama pasien mengenai penurunan BB Tentukan tujuan penurunan BB Beri pujian/reward saat pasien berhasil mencapai tujuan Ajarkan pemilihan makanan

nyeri