Upload
eric-panda-hollic
View
15
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Nama Mahasiswa :Hasri Handaini
NIM :03.00149
Tanggal Pengkajian :28-10-2008
Ruang Rawat :Sri Kandi
Tanggal dirawat :18-10-2008
No RM :013137
Sumber data :Pasien
PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama :Ny.A
Jenis Kelamin :Perempuan
Umur :34 th
Pendidikan :Akademi
Pekerjaan :Tidak bekerja
Alamat :Kwarasan 08/06, Nogotirto, Gamping
Diagnosa medis :F. 20.0
Identitas penanggung jawab
Nama :Tn.B
Umur :
Hubungan dgn pasien: Kakak kandung
Alamat : Kwarasan 08/06, Nogotirto, Gamping
Pekerjaan : -
ALASAN MASUK
Pasien masuk ke RSJ Grasia dengan di antar oleh keluarga karena menampakkan gejala
gangguan jiwa yaitu ± 5 hari klien marah-marah sama orang tua dan kakak dengan alasan sepele,
memukul kakaknya, melempari rumah tetangga karena merasa terancam.
B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
1. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa dan opname di RSJ Grasia ± 10x, dalam keluarganya
tidak ada riwayat yang pernah mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami klien saat ini.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital : TD = 100/70 mmHg, N = 80 x/menit
RR = 24 x/menit S = 37 C
2. Ukur : BB = 49 kg TB = 149
cm
D. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Meninggal
: Laki-laki
: Pasien
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan menerima keadaan tubuhnya, tidak ada salah satu dari anggota
tubuhnya yang tidak menyenangkan, klien merasa puas dengan anggota tubuhnya.
b. Identitas
Klien anak bungsu dari lima bersaudara. Klien berjenis kelamin perempuan, saat ini klien
berusia 34 tahun, belum menikah dan perilaku sesuai dengan jenis kelaminnya.
c. Peran
Dirumah klien berperan sebagai anak. Di tempat tinggalnya klien jarang berkumpul
dengan tetangga karena merasa terancam. Dirumah sakit klien sering terlibat aktivitas
bangsal dan mau melakukan sesuatu yang diperintah oleh perawat walaupun dengan
dorongan.
d. Ideal diri
Klien bercita-cita menjadi seorang dokter, klien juga ingin cepat sembuh agar bisa pulang.
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak pernah malu maupun minder berada dirumah sakit.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang paling berarti
Klien mengatakan ia paling dekat dengan ibunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Dalam masyarakat klien tidak mengikuti kegiatan apapun ia hanya bisa melakukan
kegiatan rumah saja. di RS interaksi dengan perawat dan sesama pasien baik .
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Selama di rumah klien jarang berkumpul dengan tetangga karena merasa terancam.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Klien beragama islam dan selama di RS klien jarang menjalankan sholat 5 waktu. klien
menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.
E. STATUS MENTAL
1. Penampila
Klien tampak bersih dan berpakaian rapi. Klien mampu melakukan perawatan diri secara
mandiri.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan lambat, ia mampu berbicara dan menjawab pertanyaan, berbicara
dengan nada yang pelan.
3. Alam perasaan
Klien mengungkapkan perasaan sedih karena tetangga dirumahnya gak ada yang baik dan k
klien merasa terancam.
4. Interaksi selama wawancara
Klien selama wawancara kooperatif dan mampu mengungkapkan perasaannya, kontak
mata baik dank lien orangnya tidak mudah tersinggung
5. Persepsi
Klien mengalami halusinasi pendengaran. Klien mengatakan mendengar suara-suara
perempuan yang mengejek kadang maki-maki dirinya muncul pada saat sore hari dan pagi
ketika klien dikamar mandi ,
saat ini klien sudah jarang megalami halusinasi karena mampu mengontrol halusinasinya
melalui menghardik,berbincang-bincang dengan teman dan kegiatan
6. Proses pikir
Klien mampu berfikir secara baik dan berkomunikasi secara urut walupun terkadang diam
pada sat ditanya.
7. Isi pikir
Keyakinan-keyakinan yang dimiliki klien tidak realistis
8. Tingkat kesadaran dan orientasi.
Komposmentis, orentasi terhadap waktu, tempat dan orang lain baik.
9. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori jangka panjang maupun memori jangka pendek.
Klien masih mempunyai daya ingat jangka panjang maupun jangka pendek yang baik.
10. Tingkat kosentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung dan menyebut urutan angka dengan cukup baik.
11. Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian, kerena klien mampu mengambil keputusan
sendiri.
12. Daya titik diri
Klien menyadari bahwa dirinya memiliki masalah kejiwaan.
F. KEBUTUHAN PASIEN PULANG
1. Makan
klien makan secara teratur sesuai jadual, klien mampu makan dengan tidak berantakan dan
mampu membereskan peralatan makannya setelah selesai makan.
2. BAB/BAK
klien mampu BAK/BAB di WC secara mandiri
3. Mandi
Klien mandi sehari 2X pagi dan sore. Dan klien mengetahui cara mandi dan sikat gigi yang
baik,.
4. Berpakaian/ berhias
Klien mampu berpakaian secara mandiri, cukup bersih dan rapi, klien juga mampu berpakaian
secara mandiri, ganti pakaian 1x sehari.
5. Istirahat dan tidur::Klien istirahat dengan cukup dan teratur
6. Penggunaan obat
Klien mengetahui jenis, dosis, dan manfaat obat. Klien mengetahui akibat dari putus obat.
Klien mengetahui prinsip 5 benar obat. Klien minum obat sendiri sebanyak 2 kali sehari dengan
pengawasan perawat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mampu merawat kesehatanya dengan di bantu perawat. Hal ini di buktikan dengan
keteraturan klien dalam minum obat sesuai jadual dan setelah pulang akan minum obat secara
teratur.
8. Aktifitas di dalam rumah
Klien mampu melakukan pekerjaan dirumah dengan baik, kadang menyapu maupun mencuci
baju untuk membantu ibunya.
9. Aktifitas di luar rumah
Klien mampu melakukan kegiatan secara mandiri, tetapi kurang bisa bersosialisasi dengan
oarang lain.
G. MEKANISME KOPING
Bila mempunyai masalah klien sering bercerita dengan ibunya
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18-10-2008
Hemoglobin :12,8
Leokosit : 4,0
Trombosit : 223
KED : 8
Eritrosit : 4,13
Hematokrit :38,3%
I. TERAPI YANG DIBERIKAN
Clorpromazin (CPZ )100mg ½-0-½
Haloperidol (HLP) 5mg 1-0-1 Trihexpenidile (THP) 2mg 1-0-1
J. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F. 20.0
Axis II : Paranoid
Axis III : Belum ada diagnosis
Axis IV :Tidak jelas
Axis V : Jelek
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI
Tgl
No Dx
Dx Keperawatan
PerencanaanTujuan Kriteria Evaluasi
Gangguan sensori persepsi: halusinasi (lihat/dengar/penghidu/raba/kecap)
TUM: Klien dapat mengontrol halusinayang dialaminya
TUK 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya
1. Klien menunjukkan tanda-tanda percaya kepada perawat : Ekspresi wajah
bersahabat. Menunjukkan rasa
senang. Ada kontak mata. Mau berjabat
tangan. Mau menyebutkan
nama. Mau menjawab
salam. Mau duduk
berdampingan dengan perawat.
Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik : Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien Buat kontrak yang jelas Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.
TUK 2 :
Klien dapat mengenal halusinasinya
2. Klien mampu menyebutkan : Isi Waktu Frekuensi Situasi dan kondisi
yang menimbulkan halusinasi
Adakan kontak sering dan singkat secara bertahapObservasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya (dengar / lihat / penghidu / raba / kecap)*, jika menemukan klien yang
sedang halusinasi: Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu ( halusinasi dengar/ lihat/ penghidu /raba/ kecap ) Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada
bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi) Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien: Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi ( pagi, siang, sore, malam atau sering dan kadang – kadang ) Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
2. Klien mampu menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi : Marah Takut Sedih Senang Cemas Jengkel
Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya. Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut.Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya.
TUK 3 :
Klien dapat mengontrol halusinasinya
3.1. Klien mampu menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya
3.2. Klien mampu menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
3.3. Klien mampu dapat
3.1. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukan diri dll)
3.2. Diskusikan cara yang digunakan klien,
Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian. Jika cara yang digunakan maladaptif diskusikan kerugian cara tersebut
3.3. Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi :
Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata ( “saya tidak mau dengar/ lihat/ penghidu/ raba /kecap pada saat halusinasi terjadi)
Menemui orang lain (perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan tentang halusinasinya.
memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi (dengar/lihat/penghidu/raba/kecap)
3.4. Klien mampu melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya
3.5. Klien mampu mengikuti terapi aktivitas kelompok
Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang telah di susun. Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih. 3.6. Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatih , jika berhasil beri pujian3.7. Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi
TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
4.1. Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat
4.2. Keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengendali kan halusinasi
4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan ( waktu, tempat dan topik )4.2 Diskusikan dengan keluarga ( pada saat pertemuan keluarga/ kunjungan rumah)
Pengertian halusinasi Tanda dan gejala halusinasi Proses terjadinya halusinasi Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi Obat- obatan halusinasi Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama, memantau obat – obatan dan cara pemberiannya untuk mengatasi halusinasi )
Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah
TUK 5 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
5.1. Klien mampu menyebutkan; Manfaat minum
obat Kerugian tidak
minum obat Nama,warna,dosi
s, efek terapi dan efek samping obat
5.2. Klien mampu mendemontrasikan penggunaan obat dengan benar
5.3. Klien mampu menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
5.1 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama , warna, dosis, cara , efek terapi dan efek samping penggunan obat
5.2 Pantau klien saat penggunaan obat5.3 Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang tidak di inginkan .
Keterangan : * Halusinasi dengar : bicara dan tertawa tanpa stimulus , memandang kekanan / kekiri / kedepan seolah-olah ada teman bicara* Halusinasi lihat : menyatakan melihat sesuatu, terlihat ketakutan* Halusinasi penghidu: menyatakan mencium sesuatu, terlihat mengendus* Halusinasi Raba : Menyatakan merasa sesuatu berjalan di kulitnya, mengosok – gosok tangan/kaki/wajah dll* Halusinasi Kecap : menyatakan terasa sesuatu dilidahnya, sering mengulum lidah
Waham SP I p1. Membantu orientasi realita.2. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi.3. Melatih pasien memenuhi kebutuhannya4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP II p1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.2. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki3. Melatih kemampuan yang dimiliki4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP III p1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.2. Menjelaskan penggunaan obat secara benar.3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP I k1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham
SP II k1. Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien dengan waham2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien waham
SP III k1. Membantu keluarga membuat jadual
aktivitas di rumah termasuk minum obat
2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau keluarga
Halusinasi Pasien
SP I p1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi 6. Mengidentifikasi respons pasien terhadap
halusinasi7. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan
menghardik8. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP II p1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan
berbincang dengan orang lain3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP III p1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.2. Melatih pasien cara kontrol halusinasi dengan
kegiatan (yang biasa dilakukan pasien).3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP IV p1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.2. Menjelaskan cara kontrol halusinasi dengan
teratur minum obat (prinsip 5 benar minum obat).
4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Keluarga
SP I k1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi
SP II k1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan halusinasi2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien halusinasi
SP III k1. Membantu keluarga membuat jadual
aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang