21
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI RSJ Prof Dr SOEROJO MAGELANG Disusun oleh : 1. Arsyad Rosyadi 2. Huda Kurnia Putri 3. Imam Aji Nurodin 4. Intan Selfiana Saputri 5. Ita Rahmawati 6.Jumirah 7. Kurnia Indah Ayuningrum 8. Lutfy Nooraini 9. Toha Nasrullah

ASKEP JIWA PRESUS.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP JIWA PRESUS.docx

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMAISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRIRSJ Prof Dr SOEROJO MAGELANG

Disusun oleh :1. Arsyad Rosyadi2. Huda Kurnia Putri3. Imam Aji Nurodin4. Intan Selfiana Saputri5. Ita Rahmawati6. Jumirah7. Kurnia Indah Ayuningrum8. Lutfy Nooraini9. Toha Nasrullah

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN (UNSIQ)2012/2013

Page 2: ASKEP JIWA PRESUS.docx

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-nya lah semata mata sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan

tepat pada waktunya. Adapun tugas Makalah yang diberikan berjudul “Asuhan Keperawatan

dengan Masalah Keperawatan Utama : Isolasi Sosial- Menarik Diri” tugas ini kami susun untuk

memenuhi nilai mata kuliah keperawatan jiwa. Penulis pun menyadari jauh dari kesempurnaan

yang ada pada makalah ini, maka dari itu kami memohon kepada para pembaca agar kiranya

memberikan saran dan kritik, agar dalam penyusunan makalah selanjutnya tidak terjadi

kesalahan dan kekurangan. Atas segala perhatiannya kami dari tim penulis mengucapkan

terimakasih.

Magelang, 22 Juli 2013

Page 3: ASKEP JIWA PRESUS.docx

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Isolasi sosial adalah keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang

lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya (Townsend,

M.C, 1998 : 152).

Isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau kelompok megalami

atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

orang lain tapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenitto, L.J, 1998 : 381).

Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi

dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. (Rawlins. 1993, dikutip

dari Budi Anna, K).

B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

Stressor yang dapat mengakibatkan terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal meliputi : 1. Stressor Sosial Budaya

Stressor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan, terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti : perceraian, perpisahan dengan orang tercinta, kesepia karena ditinggal jauh, dirawat dirumah sakit atau penjara.

2. Stressor Biokimik

Teori Dopamin : kelebihan dopamin pada mesokortisol dan mesolimbik serta saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.

3. Stressor Biologis dan Lingkungan Sosial

Beberapa penelitian membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi akibat interaksi antara individu, lingkungan maupun biologis

4. Kecemasan yang tertinggi akan menyebabkan turunnya kemampuan individu

untuk berhubungan dengan orang lain. Ego pada klien psikotik mempunyai

kemampuan terbatas untuk mengatasi stres. Hal ini berkaitan dengan adanya

masalah serius ibu dan anak pada fase gimbiotik, sehingga perkembangan

psikologis individu terhambat.

5. Hubungan Ibu dan Anak

Page 4: ASKEP JIWA PRESUS.docx

Ibu dengan kecemasan tinggi akan mengkomunikasikan kecemasannya pada anak.

6. Dependen Versus interdependen

Hal ini sering membatasi anak dapat menimbulkan konflik, disatu sisi ingin mandiri.

C. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Townsend, M.C ( 1998 : 152-153 ) dan Carpenitto, L.J ( 1998 : 382 ) Isolasi

sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :

1. Data Subjektif

Sukar didapati jika klien menolak berkomunikasi. Beberapa data subjektifnya adalah menjawab pertanyaan dengan singkat seperti kata “iya” dan ‘tidak”

2. Data Objektif

a. Tampak menyendiri dalam ruangan.

b. Tidak berkomunikasi, menarik diri.

c. Tidak melakukan kontak mata.

d. Tampak sedih, afek datar.

e. Posisi meringkuk ditempat tidur dengan punggung menghadap kepintu.

f. Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur dengan

perkembangan usianya.

g. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain di dekatnya.

h. Kurang aktivitas fisik dan verbal.

i. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi.

j. Mengekspresikan perasaan kesepiaan dan penolakan diwajahnya.

D. POHON MASALAH

Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi ( Akibat )

Page 5: ASKEP JIWA PRESUS.docx

Isoalasi sosial : menarik diri ( Core Problem )

Gangguan konsep diri : harga diri rendah ( Penyebab )

E. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan perindividu : melatih interaksi dengan orang lain.

2. Farmakoterapi :

Noprenia 2 mg 2x1

Thryhexilphemidye 2 mg 2x1

Chlorpromazine 100 mg 1x1

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

2. Isolasi Sosial : Menarik Diri

3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

G. FOKUS INTERVENSI

Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain Tujuan Khusus :1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria Hasil : Ekspresi wajah bersahabat, mau berkenalan, ada kontak mata, bersedia menceritakan perasaan.Intervensi :a. Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakan komunikasi

terapeutik.

b. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.

c. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri.

Kriteria Hasil : Klien mampu menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri.Intervensi :a. Tanyakan pada klien tentang orang yang paling dekat dengan klien.

Page 6: ASKEP JIWA PRESUS.docx

b. Tanyakan pada klien apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang

tersebut.

c. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul.

d. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan

perasaan.

3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik

diri.

Kriteria hasil : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial.Intervensi :a. Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik

diri.

b. Diskusikan bersama klien manfaat berhubunga sosial dan kerugian menarik

diri.

c. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat,

klien.

Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat, klien.Intervensi :a. Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial

b. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkomunikasi dengan perawat dan klien.

c. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

d. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan klien berkomunikasi.

e. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat.

f. Beri reinforement positif terhadap kemampuan klien memperluas

pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan.

5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial.

Kriteria Hasil : Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan orang lain. Intervensi :a. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah berhubungan sosial

dengan orang lain, kelompok.

Page 7: ASKEP JIWA PRESUS.docx

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Alih Bahasa : Yasmin Asih, Edisi 6, EGC, Jakarta, 1998

Keliat, B. A., Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta, 1999

Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock, Clinical Manual of Psychiatric Nursing, 2 nd Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993

Towsend, Mary C., Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan

Rencana Keperawatan, Alih Bahasa : Novy Helena C.D., Edisi 3, EGC, Jakarta, 1998

Page 8: ASKEP JIWA PRESUS.docx

ASUHAN KEPERAWATAN JIWAPADA Tn. DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRIDi WISMA MADUKARA

RSJ Prof Dr SOEROJO MAGELANG

Disusun oleh :10.Arsyad Rosyadi11.Huda Kurnia Putri12.Imam Aji Nurodin13.Intan Selfiana Saputri14.Ita Rahmawati15.Jumirah16.Kurnia Indah Ayuningrum17.Lutfy Nooraini18.Toha Nasrullah

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)

UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN (UNSIQ)2012/2013

Page 9: ASKEP JIWA PRESUS.docx

1. PENGKAJIANA. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. SNo. RM : 85303Jenis Kelamin : Laki lakiUmur : 24 tahunAgama : IslamPendidikan : SLTPStatus : Belum MenikahAlamat : Kaliwiro WonosoboTanggal Masuk RS : Jumat, 12 Juli 2013Tanggal Pengkajian : Kamis, 18 Juli 2013Informan : Klien, Perawat, Rekam MedisDiagnosa Medis : Scizofrenia F.20.3

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWABNama : Tn. WJenis Kelamin : Laki lakiPekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Alamat : Kaliwiro WonosoboHubungan dengan pasien : Kakak klien

C. ALASAN MASUKKlien dibawa ke RSJ Magelang oleh keluarganya karena klien sering bicara

sendiri, tertawa sendiri, marah marah, mengamuk dan keluyuran sendiri.

D. FAKTOR PREDISPOSISI

Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Klien belum pernah mengalami penganiayaan fisik, penganiayaan seksual, penolakan lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tidak pernah terlibat dalam tindakan kriminal. Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Klien mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu diputus pacarnya.

E. FAKTOR PRESIPITASISetelah putus dengan pacarnya, klien mengalami sakit hati yang berlebihan.

Terlebih ia juga mendapat kekangan dari keluarganya.

Page 10: ASKEP JIWA PRESUS.docx

F. PENGKAJIAN FISIK1. Tanda Vital

TD : 120/80 mmHg RR : 22 x permenit

Nadi : 82 x permenit TB : 165 cm

Suhu : 36,8 derajat celcius BB : 58 kg

2. Keluhan Fisik Klien tidak mengalami gangguan fisik.

G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL1. Genogram

Klien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan oleh kedua orang tua klien.

2. Konsep Diria) Gambaran Diri

Klien menerima keadaan tubuhnya. b) Identitas Diri

Klien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Sebelum dirawat di RS klien tidak bekerja. Klien tidak puas dengan dirinya.

c) Peran DiriDirumah klien berperan sebagai anak dan klien belum bekerja. Klien tidak pernah bersosialisasi dengan masyarakat di sekitarnya.

d) Ideal DiriKlien merasa terkekang oleh kedua orang tuanya, klien berharap ia bisa hidup bebas tanpa kekangan. Klien ingin cepat pulang ke rumah.

e) Harga Diri

Page 11: ASKEP JIWA PRESUS.docx

Klien kurang bisa berinteraksi dengan orang lain sehingga orang lainpun enggan untuk berinteraksi dengan klien.

3. Hubungan sosialKlien mengatakan bahwa “tidak ada orang yang berarti dalam hidup saya

kecuali pacar saya” . Selebihnya klien hanya menganggukkan kepala dan menggelengkan kepala ketika di tanya tentang keterlibatan klien dengan keluarga, kelompok dan masyarakat. Tidak ada penjelasan yang lebih rinci.

4. SpiritualKetika klien ditanya mengenai gangguan jiwa yang dialaminya, klien

hanya menggelengkan kepala. Klien hanya menjawab agamanya islam.

H. STATUS MENTAL1. Penampilan

Penampilan klien rapi, penggunaan pakaian sesuai. 2. Pembicaraan

Klien apatis, ketika ditanya klien hanya menggelengkan kepala, mengangguk dan terkadang tidak ada reaksi sama sekali.

3. Aktifitas MotorikKlien terlihat lesu dan tidak ada semangat.

4. Alam PerasaanKlien terlihat putus asa.

5. AfekAfek klien datar, klien tidak menunjukkan perubahan muka pada saat diberi stimulus yang menyenangkan atau yang menyedihkan.

6. Interaksi Selama Wawancara Kontak mata selama wawancara kurang, klien lebih sering menunduk atau menatap dengan tatapan kosong.

7. Persepsi Pada saat pengkajian, klien tidak mengalami gangguan persepsi.

8. Isi PikirKlien tidak menunjukkan adanya waham atau pikiran magic.

9. Proses PikirPembicaraan klien terbatas, ia hanya menjawab pertanyaan dengan jawaban singkay, yaitu “iya/tidak”

10. Tingkat KesadaranKesadaran klien bingung.

11. Gangguan Memori

Page 12: ASKEP JIWA PRESUS.docx

Klien tidak memiliki kemauan dan keinginan untuk mengingat dan menjawab perntanyaan yang diajukan ketika pengkajian.

12. Tingkat Konsentrasi dan Kalkulasi Tingkat konsentrasi klien tidak terkaji, klien lebih sering melamun dan diam ketika diajak berinteraksi.

13. Kemampuan Penilaian Klien tidak mengalami gangguan kemampuan penilaian ringan, klien masih bisa mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain meskipun klien hanya menganggukan kepala atau menggelengkan kepala.

14. Daya Tilik DiriKlien menyalahkan pacarnya yang telah memutuskan hubungan dengan klien secara sepihak yang menyebabkan kondisi klien seperti ini.

I. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan

Klien makan 3 kali sehari. Jumlah satu porsi habis. Klien belum mampu menyiapkan dan membersihkan alat-alat makan secara mandiri.

2. BAB/BAKKlien mampu menggunakan dan membersihkan WC secara mandiri.

3. MandiKlien mandi 2 kali sehari secara mandiri. Klien mampu menyikat gigi, mencuci rambut, dan menggunting kuku dengan bimbingan. Tubuh klien bersih dan tidak ada bau badan.

4. BerpakaianKlien mampu mengambil, memilih dan mengenakan pakaian serta alas kaki dengan bimbingan. Klien ganti pakaian 2 kali dalam sehari.

5. Istirahat/TidurKlien tidak mengalami gangguan pola istirahat dan tidur. Klien tidur selama tujuh jam pada malam hari dan satu jam pada siang hari. Klien mampu merapikan tempat tidur sebelum dan sesudah tidur dengan bantuan.

6. Penggunaan ObatKlien minum obat secara teratur dengan bimbingan.

7. Pemeliharaan KesehatanKlien kurang mengetahui pemeliharaan kesehatan pada dirinya. Klien hanya menggelengkan kepala saat menjawab.

8. Aktivitas di dalam RumahKlien belum mau terlibat dalam aktivitas ruangan. Ia lebih sering berdiam diri didalam kamar.

9. Aktivitas di luar RumahKlien mengikuti aktivitas diluar ruangan dengan bimbingan.

J. MEKANISME KOPING

Page 13: ASKEP JIWA PRESUS.docx

Klien menghindari interaksi dengan orang lain. Klien tidak mau menceritakan masalah pribadi yang dialaminya. Ia hanya berdiam diri.

K. ASPEK MEDIKDiagnosa Medis : Scizofrenia F.20.3Terapi Medis : Trihexyphenidyl 2mg 2 x 1

Risperidone 2mg 2 x 1

2. DATA FOKUS Ds : Klien mengatakan tidak suka berinteraksi dengan orang lain. Klien mengatakan lebih senang menyendiri daripada di keramaian. Klien mengatakan tidak punya teman selama di RS Klien mengatakan sering melihat bayangan mantan kekasihnya Klien mengatakan tidak mampu dan mengenal orang disekitanya. Klien mengatakan dirinya tidak berguna. Klien mengatakan hidupnya sudah tidak berarti. Klien mengatakan “saya malu karena diputus pacar dan saya tidak punya pekerjaan”

Do :

Klien terlihat sering menundukkan kepala Tidak ada kontak mata Klien terlihat sering menyendiri/ memisahkan diri dari orang lain/teman. Klien kurang komunikasi dengan orang lain.\ Afek datar Ekpresi klien malu Klien terlihat Klien kurang aktif dalam mengikuti kegiatan harian. Klien bingung ketika menentukan pilihan Klien terlihat melamun Klien terlihat bicara sendiri tanpa suara Gerakan mata cepat

3. ANALISA DATA

Page 14: ASKEP JIWA PRESUS.docx

Hari/Tgl/Jam Data Fokus Diagnosis ParafSabtu, 20 Juli 2013

Sabtu, 20 Juli 2013

Sabtu, 20

Ds : Klien mengatakan tidak

suka berinteraksi dengan orang lain.

Klien mengatakan lebih senang menyendiri daripada di keramaian.

Klien mengatakan tidak punya teman selama di RS

Do : Klien terlihat sering

menundukkan kepala Tidak ada kontak mata Klien terlihat sering

menyendiri/ memisahkan diri dari orang lain/teman.

Klien kurang komunikasi dengan orang lain.\

Afek datar

Ds : Klien mengatakan

dirinya tidak berguna. Klien mengatakan

hidupnya sudah tidak berarti.

Klien mengatakan “saya malu karena diputus pacar dan saya tidak punya pekerjaan”

Do : Ekpresi klien malu Klien terlihat Klien kurang aktif dalam

mengikuti kegiatan harian.

Klien bingung ketika menentukan pilihan

Ds : Klien mengatakan sering

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Gangguan Persepsi

Page 15: ASKEP JIWA PRESUS.docx

Juli 2013 melihat bayangan mantan kekasihnya

Klien mengatakan tidak mampu dan mengenal orang disekitanya.

Do : Klien terlihat melamun Klien terlihat bicara

sendiri tanpa suara Gerakan mata cepat

Sensori : Halusinasi

4. POHON MASALAH

Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi (Akibat)

Isolasi sosial : menarik diri (Core Problem)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah (Penyebab)

5. DIAGNOSIS KEPERAWATANa. Resiko Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi berhubungan dengan Isolasi

Sosial : Menarik Dirib. Isolasi Sosial : Menarik Diri berhubungan dengan Gangguan Konsep Diri : Harga

Diri Rendah

6. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANDilampirkan