9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN A. PENGERTIAN Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang berlangsung singkat yang biasanya berlangung short-lived (< 24 jam) dan bersifat self-limited serta terjadi sesaat setelah ataupun beberapa jam setelah kelahiran, baik pada bayi yang prematur maupun pada bayi yang matur (lahir aterm). (Brooker, 2008). Transient tachypnea of the newborn (TTN) adalah keadaan bayi baru lahir (newborn) mengalami pernapasan yang cepat dan butuh usaha tambahan dari normal karena kondisi di paru- paru. Sekitar 1% dari bayi baru lahir mengalami hal ini dan umumnya menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang optimal. (Stefano, 2005). Transient tachypnea of the newborn (TTN) yaitu pernapasan cepat (frekuensi nafas > 60 x/menit ) sementara yang terjadi pada bayi waktu lahir umunya cukup bulan dan biasanya ringan serta dapat sembuh sendiri dengan perawatan yang baik. (Stuart and Sunden, 2001). B. ETIOLOGI Transient tachypnea of the newborn (TTN) disebut juga wet lungs atau respiratory distress syndrome tipe II yang dapat didiagnosis beberapa jam setelah lahir. TTN tidak dapat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

A. PENGERTIANTransient Tachypnea Of The Newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang berlangsung singkat yang biasanya berlangung short-lived (< 24 jam) dan bersifat self-limited serta terjadi sesaat setelah ataupun beberapa jam setelah kelahiran, baik pada bayi yang prematur maupun pada bayi yang matur (lahir aterm). (Brooker, 2008).Transient tachypnea of the newborn (TTN) adalah keadaan bayi baru lahir (newborn) mengalami pernapasan yang cepat dan butuh usaha tambahan dari normal karena kondisi di paru-paru. Sekitar 1% dari bayi baru lahir mengalami hal ini dan umumnya menghilang setelah beberapa hari dengan tatalaksana yang optimal. (Stefano, 2005).Transient tachypnea of the newborn (TTN) yaitu pernapasan cepat (frekuensi nafas > 60 x/menit ) sementara yang terjadi pada bayi waktu lahir umunya cukup bulan dan biasanya ringan serta dapat sembuh sendiri dengan perawatan yang baik. (Stuart and Sunden, 2001).

B. ETIOLOGITransient tachypnea of the newborn (TTN) disebut juga wet lungs atau respiratory distress syndrome tipe II yang dapat didiagnosis beberapa jam setelah lahir. TTN tidak dapat didiagnosis sebelum lahir. TTN dapat terjadi pada bayi prematur (paru-paru bayi prematur belum cukup matang) ataupun bayi cukup bulan. Penyebab TTN lebih dikaitkan dengan beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian TTN pada bayi baru lahir. Faktor risiko TTN pada bayi baru lahir di antaranya:1. Lahir secara secar2. .Lahir dari ibu dengan diabetes3. .Lahir dari ibu dengan asma4. Bayi kecil untuk usia kehamilan (small for gestational age).Selama proses kelahiran melalui jalan lahir, terutama bayi cukup bulan, tekanan sepanjang jalan lahir akan menekan cairan dari paru-paru untuk keluar. Perubahan hormon selama persalinan juga berperan pada penyerapan cairan di paru-paru. Bayi yang kecil atau prematur atau yang lahir melalui jalan lahir dengan durasi singkat atau dengan secar tidak mengalami penekanan yang normal terjadi dan perubahan hormonal seperti kelahiran normal, sehingga mereka lebih berisiko mengalami penumpukan cairan di paru-paru saat mereka menarik napas untuk pertama kali.

C. PATOFISIOLOGISebelum lahir paru-paru bayi terisi dengan cairan. Saat di dalam kandungan bayi tidak menggunakan paru-parunya untuk bernapas. Bayi mendapat oksigen dari pembuluh darah plasenta. Saat mendekati kelahiran, cairan di paru-paru bayi mulai berkurang sebagai respon dari perubahan hormonal. Cairan juga terperas keluar saat bayi lahir melewati jalan lahir (tekanan mekanis terhadap thoraks). Setelah lahir bayi mengambil napas pertamanya dan paru-paru terisi udara dan cairan di paru-paru didorong keluar. Cairan yang masih tersisa kemudian dibatukkan atau diserap tubuh secara bertahap melalui sistem pembuluh darah atau sistem limfatik. Bayi dengan TTN mengalami sisa cairan yang masih terdapat di paru-paru atau pengeluaran cairan dari paru-paru terlalu lambat sehingga bayi mengalami kesulitan untuk menghirup oksigen secara normal kemudian bayi bernapas lebih cepat dan lebih dalam untuk mendapat cukup oksigen ke paru-paru.

D. TANDA DAN GEJALA1. Bernapas cepat dan dalam (takipnea) lebih dari 60 x/menit2. Napas cuping hidung (nasal flare)3. Sela iga cekung saat bernapas (retraksi interkostal)4. Mulut dan hidung kebiruan (sianosis)5. Grunting atau merintik/mendengkur saat bayi mengeluarkan napas Selain tanda dan gejala tersebut, bayi dengan TTN tampak seperti bayi lainnya

E. PENATALAKSANAANBayi dengan TTN diawasi dengan cermat. Kadangkala dapat diawasi di NICU (perawatan intensif bayi baru lahir). Pemantauan frekuensi jantung, pernapasan dan kadar oksigen. Beberapa bayi diawasi dan dipastikan frekuensi pernapasan menurun dan kadar oksigen tetap normal, lainnya mungkin membutuhkan oksigen tambahan melalui masker, selang di bawah hidung atau kotak oksigen (headbox). Jika bayi tetap berusaha keras untuk bernapas meskipun oksigen sudah diberikan, maka continous positive airway pressure (CPAP) dapat digunakan untuk memberikan aliran udara ke paru-paru. Dengan CPCP bayi mengenakan selang oksigen di hidung dan mesin secara berkesinambungan memberikan udara bertekanan ke hidung bayi untuk membantu paru-paru tetap terbuka selama pernapasan. Pada kasus berat maka bayi dapat membutuhkan bantuan ventilator, namun ini jarang terjadi. Nutrisi dapat menjadi masalah tambahan jika bayi bernapas terlalu cepat sehingga bayi tidak dapat mengisap,menelan dan bernapas secara bersamaan. Pada kasus ini maka infus melalui pembuluh darah perlu diberikan agar bayi tidak dehidrasi dan kadar gula darah bayi tetap terjaga. Dalam 24-48 jam proses pernapasan bayi dengan TTN biasanya akan membaik dan kembali normal dan dalam 72 jam semua gejala TTN sudah tidak ada. Jika keadaan bayi belum membaik maka dokter harus mencari kemungkinan penyebab lainnya yang mungkin menyertai. Setelah bayi pulih dari TTN umumnya bayi akan pulih sepenuhnya, inilah syarat dimana bayi boleh dipulangkan. Sebelum pulang berikan edukasi kepada ibu agar melakukan observasi di rumah dengan memantau tanda-tanda gangguan pernapasan seperti kesulitan bernapas, tampak biru, sela iga cekung saat bernapas, bila hal ini muncul segera hubungi dokter dan unit gawat darurat terdekat.

F. KOMPLIKASIApabila tatalaksananya buruk, komplikasi yang mungkin seperti :1. Hipoksia karena penanganan terlalu lama, akibatnya terjadi kekurangan nutrisi pada organ-organ vital (otak, jantung, paru, ginjal).2. Asidosis metabolic (hipoglikemia, hipotermia).

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan belum terbentuknya zat surfaktan dalam tubuh.2. Resiko tinggi gangguan termoregulasi : hipotermi b.d belum terbentuknya lapisan lemak pada kulit.3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menerima nutrisi.4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.

H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan belum terbentuknya zat surfaktan dalam tubuh.Tujuan: Kriteria hasil:a. Tidak ada sianosis dan disipnea, mendemonstrasikan batuk efaktif dan suara nafas yang bersihb. Menunjukan jalan nafas yang paten(pelayan tidak merasa tercekik,tidak ada suara nafas abnormal)c. Tanda-tanda vital dalam rentang normalIntervensi:a. Posisikan pasien semi powlerRasional: Posisi semi powler dapat memaksimalkan ventilasib. Auskultasi suara napas, catat adanya suara napas tambahanRasional: Suara napas tambahan dapat menjadi sebagai tanda jalan napas yang tidak adekuatc. Monitor respirasi dan status O2,TTVRasional: Pada sepsis terjadinya gangguan respirasi dan status O2 sering ditemukan yang menyebabkan TTV tidak dalam rentan normald. Berikan pelembab udara kasa basah Nacl lembabRasional: Mengurangi jumlah lokasi yang dapat menjadi tempat masuk organisme. Ajarkan batuk efektif,suction,pustural drainageRasional: Untuk mengeluarkan sekret pada saluran napas untuk menciptakan jalan napas yang paten2. Resiko tinggi gangguan termoregulasi : hipotermi b.d belum terbentuknya lapisan lemak pada kulit.Tujuan. :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan suhu tubuh tetap normal. Kriteria hasil :a. Suhu 37 Cb. Bayi tidak kedinginanIntervensi dan Rasional :a. Tempatkan bayi pada tempat yang hangatRasional : Mencegah terjadinya hipotermib. Atur suhu incubatorRasional : Menjaga kestabilan suhu tubuhc. Pantau suhu tubuh setiap 2 jamRasional : Memonitor perkembangan sResiko tinggi gangguan termoregulasi : hipotermi b.d belum terbentuknya lapisan lemak pada kulit.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menerima nutrisiTujuan : Mempertahankan dan mendukung intake nutrisiKriteria hasil:a. Klien mendemonstrasikan intake makanan yang adekuat dan metabolismetubuh.b. Intake makanan meningkat, tidak ada penurunan BB lebih lanjut, menyatakan perasaan sejahtera.Intervensi:a. Berikan cairan IV dengan kandungan glukosa sesuai kebutuhan neonatus.b. Mengidentifikasi factor yang menyebabkan sulit menelan.c. Rujuk kepada ahli diet untuk membantu memilih cairan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi.

4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.Kriteria hasil:a. Suhu dalam batas normalb. Perkembangan status klien membaik selama masa terapiIntervensi dan Rasional:a. Berikan isolasi atau pantau pengunjung sesuai indikasiRasional: Isolasi/pembatasan pengunjung dibutuhkan untuk melindungi pasien imunosupresi dan mengurangi risiki kemungkinan infeksib. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas walaupun menggunakan sarung tangan steril.Rasional: Menugrangi kontaminasi silangc. Dorong sering menggati posisi, napas dalam/batukRasional: Bersihan paru yang baik mencegah pneumoniad. Batasi penggunaan alat/prosedur invasif jika memungkinkanRasioanal: Mengurangi jumlah lokasi yang dapat menjadi tempat masuk organisme. Lakukan inspeksi terhadap luka/ sisi alat invasif setiap hariRasional: Mencatat tanda-tanda inflamasi atau infeksi lokal, perubahan pada karakter drainase luka atau sputum dan urine. Mencegah infeksi yang berkelanjutanf. Gunakan teknik steril setiap waktu pada saat penggantian balutan ataupun suction atau pemberian perawatanRasiona: Mencegah masuknya bakteri, mengurangi risiko infeksi nasokomialg. Pantau kecenderungan suhu, jika demam berikan kompres hangat.Rasional: Demam (38,5oC - 40 oC) disebabkan oleh efek-efek dari endotoksin pada hipotalamus dan endorfin yang melepaskan pirogen. Hipotermia (