16
1 BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah Kurdistan Irak Dalam sejarahnya, wilayah Kurdi berada di sebelah utara tengah di wilayah Timur Tengah yang kini bersebelahan dengan negara-negara Iran, Irak, Suriah, dan Turki. Selama ribuan tahun, wilayah Kurdi tersebut menjadi daerah lalu lalang bagi beragam suku seperti Turki, Arab, Persia, Kurdi, Armenia, Asyur, Chechen, dan Azuri yang bermigrasi, ada yang menjadikannya tujuan untuk menetap, dan adapula yang memang sudah tinggal di wilayah tersebut sebagai pribumi. Dalam rekam jejaknya, beragam suku tersebut telah berjuang baik secara politis maupun dengan kekerasan, baik dengan cara menyerang ataupun bertahan untuk menjadikan wilayah Kurdi sebagai tempat tinggal yang aman bagi masing-masing suku. Karena letaknya yang menjadi salah satu persimpangan di Timur Tengah, wilayah Kurdi telah menjadi rumah singgah bagi antar suku yang bersengketa dalam medan perang, sebagaimana koeksistensi antar suku yang damai juga berlangsung. Kurdi menjadi saksi bisu atas berbagai penjajahan dan penakhlukan seperti Persia Kuno dari timur, Alexander Agung dari barat, Muslim Arab di Abad ke-7 dari selatan, Seljuk Turki pada abad ke-11 dari timur, orang-orang Mongol di Abad ke-13 dari Timur, Persia abad pertengahan dari timur dan Turki Utsmaniyah dari utara pada abad ke-16. Dengan keadaan yang tidak aman tersebut maka untuk dapat bertahan hidup dan melindungi diri beserta suku, dengan terpaksa mereka suku Kurdi harus

BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

1

BAB II

DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI

2.1 Sejarah Kurdistan Irak

Dalam sejarahnya, wilayah Kurdi berada di sebelah utara tengah di wilayah

Timur Tengah yang kini bersebelahan dengan negara-negara Iran, Irak, Suriah, dan

Turki. Selama ribuan tahun, wilayah Kurdi tersebut menjadi daerah lalu lalang bagi

beragam suku seperti Turki, Arab, Persia, Kurdi, Armenia, Asyur, Chechen, dan

Azuri yang bermigrasi, ada yang menjadikannya tujuan untuk menetap, dan adapula

yang memang sudah tinggal di wilayah tersebut sebagai pribumi. Dalam rekam

jejaknya, beragam suku tersebut telah berjuang baik secara politis maupun dengan

kekerasan, baik dengan cara menyerang ataupun bertahan untuk menjadikan

wilayah Kurdi sebagai tempat tinggal yang aman bagi masing-masing suku. Karena

letaknya yang menjadi salah satu persimpangan di Timur Tengah, wilayah Kurdi

telah menjadi rumah singgah bagi antar suku yang bersengketa dalam medan

perang, sebagaimana koeksistensi antar suku yang damai juga berlangsung. Kurdi

menjadi saksi bisu atas berbagai penjajahan dan penakhlukan seperti Persia Kuno

dari timur, Alexander Agung dari barat, Muslim Arab di Abad ke-7 dari selatan,

Seljuk Turki pada abad ke-11 dari timur, orang-orang Mongol di Abad ke-13 dari

Timur, Persia abad pertengahan dari timur dan Turki Utsmaniyah dari utara pada

abad ke-16. Dengan keadaan yang tidak aman tersebut maka untuk dapat bertahan

hidup dan melindungi diri beserta suku, dengan terpaksa mereka suku Kurdi harus

Page 2: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

2

menjalani gaya hidup nomaden dan berpindah ke daerah pegunungan sebagai

tempat tinggal dan perlindungan yang aman.1

Perang Dunia Pertama (1914-1918) adalah awal mula berdirinya negara-

negara yang telah ditentukan pula setiap perbatasannya di Timur Tengah, Eropa,

dan Asia dalam konferensi Perdamaian Paris oleh negara-negara Sekutu. Bagi

bangsa Kurdi, momen tersebut adalah kesempatan untuk mendirikan negara

impiannya yakni Kurdistan. Presiden Amerika Serikat ke-28, Woodrow Wilson

dalam pidatonya pada 8 Januari 1918 telah mendeklarasikan 14 pasal gagasan

tentang prinsip-prinsip perdamaian sebagai upaya untuk mengakhiri Perang Dunia

I.2 Pada butir pasal ke 12 tercantum konsep yang menyerukan kepada setiap negara-

negara untuk menentukan nasibnya sendiri, pada poin tersebut secara langsung

menyebut tentang masa depan orang-orang non-Turki yang hidup dibawah

kekaisaran Ustmaniyah harus menentukan nasibnya sendiri, agar mendapat

kesempatan untuk pembangunan yang otonom. Namun hal tersebut bertentangan

dengan ambisi kekaisaran Eropa dalam perjanjian Sykes-Picot3 pada tahun 1916

yang berisi bahwa Inggris dan Prancis telah sepakat untuk membagi kendali atas

wilayah provinsi Suriah dan Mesopotamia dibawah kekaisaran Ustmani dibagi

menjadi 5 negara yakni Lebanon dan Suriah akan berada di bawah kendali Prancis,

sementara Palestina, Yordania, dan Irak (termasuk provinsi Mosul) akan berada di

bawah kendali Inggris.4

1 The Kurdish Project, Kurdish History, diakses dalam https://thekurdishproject.org/history-and-culture/kurdish-history/ (13/8/2018 09.00 WIB) 2 History.com editors, Fourteen Points, diakses dalam https://www.history.com/this-day-in-history/wilson-delivers-fourteen-points-speech (14/7/2018 10.00 WIB) 3 Sykes-Picot Agreement, diakses dalam https://www.saylor.org/site/wp-content/uploads/2011/08/HIST351-9.2.4-Sykes-Picot-Agreement.pdf (19/10/2017 13.00 WIB) 4 The Kurdish Project, Loc. Cit.

Page 3: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

3

Pada masa pasca perang dunia I, bangsa Kurdi tidak mempunyai tokoh

pemersatu yang dapat mewakili semua bangsa Kurdi. Beberapa sosok Kurdi yang

sebelumnya sempat muncul ke permukaan tidak mendapat dukungan luas diantara

bangsa Kurdi ditambah adanya pengaruh Inggris yang memberikan anggapan

bahwa keinginan untuk membentuk negara merdeka bagi bangsa Kurdi tersebut

dinilai terlalu agresif dan berlebihan. Selain itu, Inggris juga telah gagal

menyediakan solusi alternatif atas Perjanjian Sykes-Picot dan tidak dapat

menawarkan ide yang jelas tentang bagaimana masa depan Kurdi mendatang.

Seiring berjalannya waktu ketika perbatasan di Timur Tengah semakin

memadat, masalah kenegaraan Kurdi kembali muncul pada sekitar tahun 1920-an.

Masalah tersebut mengenai ketidakjelasan kebijakan Inggris terhadap Kurdi.

Mengenai kemungkinan kemerdekaan Kurdi berasal dari keputusan Inggris untuk

mengatur wilayah Kurdi Irak secara terpisah dari sisa wilayah Irak dalam Perjanjian

Sevres, yang telah menjajikan Kurdi sebuah daerah otonom dan merdeka yang

dapat diajukan kepada Liga Bangsa-Bangsa.5 Namun di sisi lain, tindakan tersebut

bertentangan dengan Perjanjian Lausanne 1923, yakni perjanjian damai antara

negara-negara sekutu dan Turki. Karena dalam Perjanjian Lausanne tidak memuat

tentang ketentuan untuk kemerdekaan Kurdi, dan dengan aliansi 1924 antara

Inggris dan Irak, yang dikondisikan pada Inggris untuk mengamankan hak-hak Irak

di Mosul.6 Pada tahun 1926 Liga Bangsa-Bangsa secara resmi telah memberikan

kontrol Mosul dan wilayah sekitarnya kepada Irak daripada kepada Turki, hal

tersebut membuat Mosul tidak lagi di bawah pengaruh Ustmaniyah, Inggris

5 Izady, Mehrdad R., 1992, The Kurds: A Concise Handbook, Washington, D.C.: Taylor & Francis, hal. 59. 6 McDowall, David, 2003, Modern History of the Kurds, New York: I.B. Tauris, hal. 43.

Page 4: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

4

mengupayakan orientasi kembali masyarakat dan ekomomi provinsi terhadap

Baghdad dan Basra.7 Isi Perjanjian Sevres dan Perjanjian Lausanne yang

bertentangan membuat Inggris dalam situasi yang sulit, terlebih dengan tidak

adanya peluang dari Perjanjian Lausanne dan aliansi 1924 terhadap otonomi

maupun kedaulatan Kurdi. Dilihat dari pertentangan tersebut kebijakan Inggris

mengenai otonomi dan kemerdekaan Kurdi tampak kurang selaras.

Keinginan Kurdi untuk mencapai otonomi dan kemerdekaan dengan

terpaksa telah beberapa kali mengalami penundaan karena mereka tidak kunjung

mendapatkan dukungan dari aktor regional pasca Perang Dunia I. Perjanjian yang

telah dilaksanakan oleh Liga Bangsa-bangsa menghasilkan sistem mandat, yakni

sebuah otorisasi yang diberikan oleh Liga Bangsa-Bangsa kepada negara anggota

untuk mengatur bekas koloni Jerman atau Turki Ustmani, wilayah tersebut disebut

dengan wilayah yang dimandatkan, atau mandat. Dalam prakteknya negara-negara

aliansi pemenang perang atau negara yang lebih maju diberikan mandat untuk turut

mengelola administrasi dan mengawasi wilayah-wilayah yang belum siap untuk

menjadi merdeka.8 Atas dasar tersebut kemudian Inggris menjalankan mandatnya

di Irak. Namun dalam penerapan mandat tersebut Inggris harus menghadapi

hambatan yakni adanya pemberontakan dari masyarakat Irak sendiri yang didasari

sentimen anti-Inggris. Dengan pemberontakan tersebut membuat Inggris tidak

ingin berlama-lama berada di Irak. Kemudian Inggris dengan pemerintahan

monarki Irak mengadakan perundingan yang membahas tentang penghentian

mandat lebih awal agar memungkinkan Irak menjadi merdeka pada tahun 1932,

7 Shields, Sarah, 2009, Mosul, the Ottoman Legacy and the League of Nations, International Journal of Contemporary Iraqi Studies, Vol. 3, No. 2, hal. 217–230. 8 The Editors of Encyclopaedia Britannica, Mandate League of Nations diakses dalam https://www.britannica.com/topic/mandate-League-of-Nations (8/8/2018 08.00 WIB)

Page 5: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

5

namun dalam perundingan tersebut mengabaikan ketentuan hak-hak Kurdi. Ketika

kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon

kepada Liga Bangsa-Bangsa untuk otonomi atau kemerdekaan dan pengakuan atas

hak-hak Kurdi lainnya yang telah gagal diberikan oleh pemerintah di Baghdad.9

Hal tersebut memicu bangkitnya nasionalisme Kurdi meluas ke seluruh wilayah

menjadi aksi demonstrasi massa pada September 1930 di Sulaimaniyah memprotes

atas tuntutan Kurdi yang telah lama diabaikan. Keberatan Kurdi terhadap

kemerdekaan Irak yang bersyarat sesuai kesepakatan menghambat rencana Inggris

untuk mengakhiri mandat, karena mandat akan dianggap berakhir oleh Liga

Bangsa-Bangsa apabila Baghdad dapat mengambil alih kedaulatan dan Irak siap

merdeka. Karena Inggris ingin segera mengakhiri masa mandat tersebut maka

Inggris bekerja sama dengan pemerintah Irak untuk membungkam isu keberatan

Kurdi atas perintah Arab.10 Hal tersebut membuat upaya pemisahan diri Kurdi

kembali gagal terlaksana hingga pada 1932 Irak telah merdeka.

Pada akhir masa mandat Inggris di Irak menjelang era kepemimpinan

Saddam Hussein, bangsa Kurdi berusaha untuk mempromosikan kepentingan

Kurdi dengan cara menjalin hubungan dengan aktor baik di dalam maupun luar

negeri. Pada 1958 Monarki Irak runtuh karena adanya kudeta sehingga

mengakibatkan kekuasaan pemerintahan yang terbagi dikuasai oleh militer, partai

Nasser, dan partai Baath. Kurdi sebelumnya pernah mendekat dengan ketiga pihak

tersebut namun karena tidak dapat mencapai kepentingan yang dituju, kemudian

ketigaanya meninggalkan Kurdi.

9 McDowall, Op. Cit., hal. 172–173. 10 McDowall, Op. Cit., hal. 177.

Page 6: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

6

Selain adanya faktor dari luar, adapula faktor internal yang menghambat

Kurdi mencapai otonomi ataupun kemerdekaan sebelum masa Saddam yakni

adalah terbaginya kepemimpinan Kurdi. Kurdi hanya dianggap sebagai organisasi

politik yang terbatas pada sekitar tahun 1930, setiap kali muncul pergerakan politik

Kurdi langsung mendapatkan tekanan dari Baghdad.11 Oleh sebab itu kemudian

mulai bangkit semangat solidaritas pan-Kurdi pada sekitar tahun 1940. Nama

Mullah Mustafa Barzani mulai dikenal oleh kalangan Kurdi karena telah dengan

berani memimpin pemberontakan melawan militer Irak pada 1943.12 Dengan

kemampuannya menyatukan semangat bangsa Kurdi, Mustafa Barzani

mempelopori berdirinya partai bagi bangsa Kurdi yakni Partai Demokrat Kurdistan

(KDP) pada tahun 1946 di Mahabad Iran. Dalam perjalanan memperjuangkan hak

dan kemerdekaan Kurdi, KDP menghadapi permasalahan internal yang disebabkan

karena kegagalannya dalam mempertahankan dukungan dari Iran dan juga

kekalahan atas pasukan pemerintah pada tahun 1970-an. Hal tersebut

mengakibatkan pelemahan KDP, perjuangan Kurdi mengalami jeda untuk

sementara waktu, dan akhirnya sebagian pihak memilih untuk mendirikan partai

sendiri yakni Persatuan Patriotik Kurdistan (PUK) yang dipimpin oleh Jalal

Talabani.13 PUK sendiri berdomisili di Provinsi Sulaymaniah bagian Timur,

sedangkan KDP berada di bagian barat laut provinsi Erbil dan Dohuk. Perpecahan

yang terjadi pada internal Kurdi yang terjadi ialah tentang persaingan

memperebutkan pengaruh terhadap masyarakat Kurdi. Persaingan tersebut

11 McDowall, Op. Cit., hal. 287–288. 12 McDowall, Op. Cit., hal. 293 13 Jabary, et. al., 2013, “The Kurdish Mirage: A Success Story in Doubt,” Middle East Policy, Vol. 20, No. 2, hal. 99–112.

Page 7: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

7

sesungguhnya merugikan pihak Kurdi sendiri karena perjuangan untuk mencapai

kemerdekaan yang mereka lakukan sejak lama menjadi terhambat.

2.2 Hubungan Kurdi dan Irak Pada Masa Saddam Hussein

Pada tahun 1959 Saddam Hussein beserta partai Baath terlibat dalam

percobaan pembunuhan terhadap presiden Irak saat itu yakni Abd Al-Karim Qasim,

Qasim berasal dari golongan perlawanan yang menolak bergabung dengan United

Arab Republik (Republik Persatuan Arab) dan beraliansi dengan partai komunis

Irak.14 Keadaan tersebut membuat Qasim dalam posisi yang bertentangan dengan

partai Baath. Percobaan pembunuhan terhadap Qasim gagal karena ia berhasil

selamat walaupun sempat menderita beberapa luka tembak. Beberapa pelaku

pembunuhan berhasil ditangkap dan dihukum mati, sementara Saddam Hussein

berhasil melarikan diri ke Mesir dan selama masa pelariannya Saddam menempuh

pendidikan di sekolah hukum.

Saddam Hussein kembali ke Irak setelah gerakan kudeta yang disebut

Revolusi Ramadhan berhasil menggulingkan kekuasaan Qasim pada tahun 1963. 15

Keberhasilan kudeta tersebut merubah Irak dari negara monarki menjadi negara

republik dan sekaligus mengangkat Ahmed Hassan Al-Bakr dari partai Baath

menjadi presiden beserta Saddam Hussein sebagai wakilnya. Sejak menjadi wakil

presiden karir politik Saddam semakin meningkat, sikap politisnya dapat dikatakan

efektif dan progresif walaupun di sisi lain sikapnya juga keras sebagai pejabat

negara. Banyak perubahan yang dilakukan pada masa Abd Hassan Al-Bakr dan

14 Biography.com editors, Saddam Hussein Biography, diakses dalam https://www.biography.com/people/saddam-hussein-9347918 (5/10/2018 12.00 WIB) 15 Derek Davison, Iraq’s Ramadan Revolution (1963), diakses dalam https://attwiw.com/2018/02/08/today-in-middle-eastern-history-iraqs-ramadan-revolution-1963/ (5/10/2018 14.00 WIB)

Page 8: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

8

Saddam Hussein terhadap kemajuan Irak seperti meningkatnya pembaruan

infrastruktur, industri, sistem perawatan-kesehatan, meningkatkan pelayanan

sosial, pendidikan, dan subsidi pertanian yang tinggi. Pencapaian lainnya yakni

keberhasilan upaya nasionalisasi industri minyak yang sangat menguntungkan bagi

ekonomi Irak sebelum terjadinya krisis energi tahun 1973. Sementara

pembangunan dan pencapaian tersebut berlangsung, di sisi lain Saddam juda

sedang menjalankan program pengembangan senjata kimia pemusnah massal.

Demi mengamankan kepentingan sekaligus mencegah timbulnya gerakan kudeta,

Saddam melakukan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya yakni

dengan membentuk pasukan keamanan yang terdiri dari paramiliter partai Baath

dan tentara rakyat Irak, yang dalam prakteknya seringkali menggunakan cara-cara

kekerasan seperti yang telah dilakukan terhadap lawan partai Baath dan Kurdi.

Pada tahun 1970-an sering terjadi persengketaan antara Irak dengan Iran di

daerah perbatasan keduanya. Kurdi Irak sempat mendapat tawaran dana dan

persenjataan dari Shah Iran untuk melawan pasukan Saddam Hussein dan membuat

militer Irak sibuk. Kurdi tidak serta merta percaya kepada Shah kecuali ada jaminan

dari Amerika Serikat bahwa Iran tidak akan mengganggu perjuangan Kurdi.16

Pada tahun 1979 terjadi benturan antara Al-Bakr dengan Saddam karena

perbedaan pandangan. Al-Bakr berupaya menyatukan negara Irak dengan Suriah,

keputusan tersebut juga merupakan cara Al-Bakr untuk meninggalkan Saddam.

Namun Saddam tidak setuju dengan upaya menyatukan Irak dengan Suriah oleh

Al-Bakr, kemudian Saddam melakukan kudeta agar Al-Bakr turun dari jabatan

16 Ted Snider, A Brief History of American Betrayal of The Kurds, diakses dalam https://zcomm.org/znetarticle/a-brief-history-of-american-betrayal-of-the-kurds (9/11/2018 15.00 WIB)

Page 9: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

9

presiden Irak. Jabatan presiden Irak kemudian diisi oleh Saddam Hussein pada 16

Juli 1979.17 Tidak lama setelah menjabat sebagai presiden Saddam mengumpulkan

68 orang oknum dalam tubuh partai Ba’ath yang terlibat dalam upaya penghianatan

untuk kemudian dikenai hukuman dan diadili, sejumlah 22 orang diantaranya

dieksekusi mati.

Nasib bangsa Kurdi di Irak semakin berat pada masa kepemimpinan

Saddam Hussein sebagai presiden. Pada tahun 1979 berlangsung gerakan revolusi

Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini di Iran.18 Mengetahui hal tersebut

Saddam khawatir gerakan revolusi Islam yang berlatar Syiah seperti di Iran akan

dapat memicu gerakan serupa di Irak. Untuk membendung kemungkinan tersebut,

Saddam memerintahkan pasukan militer Irak untuk menyerang Iran tepatnya di

daerah Khuzestan. Selain Irak, negara-negara Arab dan negara-negara Barat juga

mengkhawatirkan radikalisme dalam gerakan revolusi Islam tersebut dapat

menyebar semakin luas serta membawa dampak bagi kawasan dan dunia. Maka

dari itu sebagian besar negara-negara Arab dan negara-negara barat mendukung

langkah yang diambil oleh Saddam. Namun disisi lain sebenarnya penyerangan Irak

terhadap Iran merupakan tindakan invasi yang melanggar hukum internasional.

Konflik yang berlangsung antara Irak-Iran dimanfaatkan oleh Kurdi Irak

sebagai kesempatan untuk melawan pemerintah Irak sendiri yang tujuannya yaitu

agar Kurdi mendapatlan wilayah otonom Kurdistan yang berdaulat. Dengan

dukungan dari Iran, pasukan Kurdi beraliansi dengan Iran sebagai pasukan gerilya

17 Alireza Nader, et. al, 2016, Regional Implications of an Independent Kurdistan, RAND Corporation, Santa Monica, Calif, Hal. 18 18 D. Parvaz, Iran 1979: The Islamic Revolution That Shook The World, diakses dalam https://www.aljazeera.com/indepth/features/2014/01/iran-1979-revolution-shook-world-2014121134227652609.html (10/10/2018 09.00 WIB)

Page 10: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

10

melawan Irak menyusup dari dalam. Pasukan gerilya Kurdi berperan membuka

pintu lain untuk membagi operasi militer Irak. Sebagian besar pasukan militer Irak

membendung pemberontakan Kurdi. Pasukan Kurdi bergabung bersama pasukan

Iran melawan pasukan militer Irak. Hasilnya pasukan gabungan Iran dan pasukan

gerilya Kurdi berhasil menguasai pangkalan militer Irak di Halabja pada bulan

Maret 1988. Dua hari setelah itu Saddam memerintahkan militer Irak bersama ahli

kimia Jenderal Ali Hasan Al Majid untuk membalas pasukan Kurdi dengan

melaksanakan Operasi Anfal mengerahkan pasukan angkatan udara menjatuhkan

bom napalm beserta serangan senjata kimia ke daerah kependudukan Kurdi di

Halabja. Dampak dari Operasi Anfal tersebut adalah 3.000-5.000 warga sipil Kurdi

menjadi korban jiwa yang banyak diantaranya adalah wanita dan anak-anak, serta

10.000 korban lainnya mengalami luka parah.19 Menurut Saddam Hussein

penyerangan terhadap pemerintah Irak oleh bangsa Kurdi yang beraliansi dengan

Iran merupakan tindakan penghianatan maka penumpasan terhadap bangsa Kurdi

merupakan keputusan yang wajar sebagai hukumannya. Setelah beberapa tahun

konflik Irak-Iran berlangsung telah menewaskan banyak korban jiwa di kedua

pihak, maka pada 20 Agustus 1988 tercapai kesepakatan untuk gencatan senjata.

Pasca konflik dengan Iran, Irak dalam keadaan darurat pembangunan

infrastruktur dan ekonomi akibat perang. Irak harus segera pulih dari keadaan

terpuruk tersebut untuk dapat bertahan hidup. Saddam Hussein melihat Kuwait

sebagai negara tetangga yang juga penghasil minyak mempunyai potensi ekonomi

yang menguntungkan bagi Irak dan dapat digunakan sebagai sumber percepatan

19 The Kurdish Project, Kurdish Genocide, diakses dalam https://thekurdishproject.org/history-and-culture/kurdish-history/kurdistan-genocide/ (24/10/2018, 13.00 WIB)

Page 11: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

11

ekonomi untuk pemulihan Irak. Kemudian pada tanggal 2 Agustus 1990 Saddam

memberi komando kepada pasukannya untuk menginvasi Kuwait dengan dalih

bahwa Kuwait merupakan bagian historis dari Irak. Invasi tersebut jelas telah

melanggar ketertiban dan keamanan dunia sehingga mendapatkan respon yang

tegass dari PBB. Dewan keamanan PBB telah mengesahkan sebuah resolusi dengan

memberikan sanksi ekonomi kepada Irak dan menetapkan tenggang waktu agar Irak

menarik pasukannya meninggalkan Kuwait. Namun karena keberadaan pasukan

Irak di Kuwait telah melebihi batas waktu yakni 15 Januari 1991, pasukan Irak

harus berhadapan dengan pasukan koalisi PBB yang dipimpin oleh Amerika

Serikat. Setelah 6 minggu pertempuran tersebut akhirnya pasukan Irak terpaksa

mundur meninggalkan Kuwait dengan kesepakatan gencatan senjata dan peretujuan

untuk melucuti senjata kimianya. Keadaan perekonomian Irak semakin terpuruk

lantaran kembali mendapat sanksi ekonomi atas invasi Kuwait sementara sanksi

ekomoni yang sebelumnya juga tetap berlaku.20

Krisis ekonomi yang dilanda atas kekalahan perang semakin membuat

perpecahan diantara masyarakat Irak. Selama tahun 1990-an terjadi beberapa

permberontakan oleh penganut Syiah dan Kurdi di Irak. Namun pemberontakan

tersebut tidak mendapatkan dukungan dari luar, karena adanya ketakutan akan

perang lain yang akan terjadi, ketakutan akan penyebaran Islam yang fundamental,

bahkan pejuang Kurdi di Turki juga tidak membantu pemberontakan tersebut.

Akhirnya pemberontakan penganut Syiah dan Kurdi di Irak dibalas dengan

penumpasan oleh pasukan Irak atas perintah Saddam Hussein yang semakin

20 History.com Editors, Iraq Invades Kuwait, diakses dalam https://www.history.com/this-day-in-history/iraq-invades-kuwait (11/10/2018 WIB)

Page 12: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

12

represif. Kabar mengenai senjata kimia dalam serangan di Halabja pada Maret 1988

tersebar keluar sehingga semakin menarik perhatian komunitas internasional

kepada bangsa Kurdi. Penganiayaan dan penindasan terhadap bangsa Kurdi yang

tidak kunjung berhenti mendorong semangat persatuan bagi bangsa Kurdi Irak

untuk memperjuangkan kemerdekaan Kurdi.

Mengetahui konflik yang terjadi diantara Kurdi dengan pemerintah Irak,

Dewan Keamanan PBB menegur dengan keras atas banyaknya korban sipil yang

berjatuhan dan memerintahkan kepada Saddam Hussein agar menghentikan

serangannya pada warga sipil di daerah konflik yang sebagian besar dihuni oleh

Kurdi di bagian utara dan Syiah di bagian selatan.21 Selang beberapa waktu

datanglah bantuan dari militer Amerika Serikat dalam rangka kampanye

kemanusiaan (Operation Provide Comfort)22 berupa persediaan dan perlindungan

bagi pengungsi warga Kurdi saat kembali ke tempat tinggal. Selain itu Amerika

Serikat juga memberlakukan zona larangan terbang sebagai upaya pencegahan

serangan udara militer Irak di wilayah Irak utara demi keamanan warga sipil Kurdi.

Setelah negosiasi otonomi yang diperbarui antara Irak dengan Kurdi runtuh,

Sadddam Hussein memutuskan untuk memblokade wilayah Kurdi.23 Sementara

Kurdi dilanda embargo ekonomi dari Baghdad, adanya bantuan internasional dan

keamanan yang tersedia menjadi kesempatan bagi Kurdi untuk membangun

otonomi politik dan ekonomi secara de facto tanpa terganggu intervensi dari

Baghdad.

21 United Nations Security Council, 1991, Resolution 688: Iraq, New York 22 Stewart, et. al., 2010, American Military History, Volume II: The United States Army in a Global Era, 1917–2008, Washington, D.C., hal. 431. 23 McDowall, Op. Cit., hal. 378.

Page 13: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

13

Pada Januari tahun 1992 diselenggarakan pertemuan di Suriah yang terdiri

dari KDP, PUK dan perwakilan oposisi Irak yang membahas tentang pembentukan

pemeritahan, berencana untuk menyusun parlemen dan memilih pemimpin baru

pada bulan Mei di tahun yang sama. Hasil dari pemilihan tersebut yakni suara yang

diperoleh KDP dan PUK hampir seimbang hanya berselisih sedikit, kemudian

diputuskan sebuah kesepakatan tentang pembagian kekuasaan agar adil untuk

kedua pihak. Dari pemilihan parlemen kemudian dibentuk Majelis Nasional

Kurdistan (disebut juga Parlemen Kurdistan) dan dasar KRG (Kurdistan Regional

Government).24

Perolehan suara yang terbagi menjadi dua polar antara KDP dan PUK yang

diketuai oleh Barzani dengan Talabani secara tidak langsung berdampak pada

perpecahan secara politis dalam hal kekuasaan terhadap Kurdi. Hal tersebut dapat

menimbulkan permusuhan hingga terjadi perang saudara dalam internal Kurdi yang

mengakibatkan jatuhnya korban jiwa diantara kedua pihak. Menanggapi konflik

bersaudara tersebut, Saddam turun tangan dengan cara memberikan bantuan

persenjataan kepada KDP dengan tujuan agar pengaruh bantuan AS terhadap Kurdi

dapat dikurangi sekaligus sebagai sikap tegas bahwa Irak masih berkuasa atas

wilayah Irak Utara. Di sisi lain, PUK juga mendapat bantuan dari Iran dalam konflik

tersebut, Iran juga berupaya mengurangi agar pengaruh AS atas Kurdi dapat

berkurang.25 Dalam situasi Kurdi yang sedang dalam keadaan konflik internal,

datanglah pihak luar yakni Saddam Hussein dan Iran berusaha memanfaatkan Kurdi

demi kepentingannya dengan dalih memberi bantuan. Dengan bantuan dari pihak

24 Kurdistan Regional Government Department of Foreign Relations, 2016.25 McDowall, Op. Cit., hal. 388–389.

Page 14: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

14

luar tersebut membuat partai-partai Kurdi menjadi bergantung, hasilnya memang

bantuan tersebut dapat berkontribusi dalam upaya perdamaian KDP dengan PUK

menuju Kurdi yang otonom dan merdeka namun ada kepentingan terselubung yang

dibawa oleh Saddam dan Iran.

Adapun faktor lainnya yang menjadi penghambat perkembangan KRG

selain konflik politik internal adalah lambannya pertumbuhan ekonomi KRG.

Perang Irak-Iran sebelumnya telah mengakibatkan Irak memberi sanki embargo

ekonomi terhadap KRG, ditambah Irak sendiri juga mendapat sanksi embargo

ekonomi dari komunitas internasional terkait genosida sehingga dengan keadaan

tersebut KRG mendapatkan dampak embargo ganda yang mengakibatkan

perkembangan ekonomi KRG lambat. Perekonomian KRG yang terisolasi tersebut

juga membuatnya semakin sulit untuk menjalin kerjasama ekonomi yang formal

dengan negara lain di sekitarnya. Pada saat itu Kurdi hanya bisa memanfaatkan

jalur lintas perbatasan Turki yang digunakan sebagai jalur pengiriman barang antar

wilayah dengan cara pemungutan pajak.

Walaupun telah berakhir masa Operation Provide Comfort pada tahun 1996,

KRG masih mendapatkan bantuan dana dari PBB dengan melalui Operation Fund

Financing Program (OFFP) yang telah diatur bersama Baghdad sehingga dapat

bermanfaat bagi Kurdi. Dengan adanya keterlibatan Baghdad dalam bantuan

tersebut, Saddam, PBB, dan perusahaan swasta mendapatkan bunga dari anggaran

yang tidak digunakan dalam bantuan dana tersebut.26

26 Natali, 2010, The Kurdish Quasi-State: Development and Dependency in Post–Gulf War Iraq, Syracuse, N.Y., hal. 54, 70–72.

Page 15: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

15

2.3 Posisi Kurdi Dalam Penggulingan Saddam Hussein

Kedatangan Amerika Serikat pada tahun 2002 dalam rangka invasi Irak

disambut bahagia oleh Kurdi karena dengan adanya bantuan dari Amerika Serikat

diharapkan akan dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi masa depan Kurdi

nantinya. Kekerasan dan penindasan yang selama ini diterima oleh Kurdi membuat

Amerika Serikat menggagas perubahan rezim di Irak. Kedatangan agen CIA beserta

pasukan militer khusus Amerika Serikat menjadi era baru bagi hubungan kerjasama

militer antara Amerika Serikat dengan Kurdi Irak dimana pasukan Peshmerga

bekerjasama dengan pasukan militer terkuat di dunia. Pasukan militer Kurdi yang

dikenal dengan Peshmerga (pasukan berani mati) terdiri dari PUK dan KDP

memainkan peranan penting dalam membantu Amerika Serikat sebagai pasukan

gerilya dengan memberikan bantuan intelijen mengenai lokasi dan pergerakan

pasukan militer Irak kepada AS.

Kurdi juga membantu pasukan operasi khusus AS di wilayah utara Irak

mengamankan wilayah perbatasan Kurdi Irak dan lapangan penerbangan Bashur

sebagai fasilitas penerbangan AS mendaratkan persenjataan beserta unit-unit

mekanis pasukan koalisi darat yang digunakan untuk memperkuat posisi pasukan

yang berada di garis depan Irak utara agar dapat membendung kekuatan pasukan

Irak. Dikomando oleh jenderal Anwar Dowlani sejumlah 4.000 pasukan Peshmerga

yang telah berpengalaman dan tidak takut mati dikerahkan untuk menyerang

pasukan militer Irak.27

27 Mussab Al-Khairalla, Kurd fighters may add muscle to Baghdad offensive, 2007, diakses dalam https://www.reuters.com/article/us-iraq-offensive-kurds/kurd-fighters-may-add-muscle-to-baghdad-offensive-idUSKHA72503920070209 (24/5/2019 14.00 WIB)

Page 16: BAB II DINAMIKA POLITIK IRAK DAN SUKU KURDI 2.1 Sejarah ...eprints.umm.ac.id/50442/3/BAB II .pdf · kabar tentang ketentuan kemerdekaan telah menyebar luas, tokoh Kurdi memohon kepada

16

Selama berlangsungnya invasi AS, pasukan Kurdi bekerja sama membantu

pasukan tentara Amerika Serikat memerangi pasukan Saddam dimulai dari

perbatasan KRG-Irak. Setelah berhasil mengalahkan pasukan angkatan darat Irak

di perbatasan tersebut, pasukan Kurdi dengan Amerika Serikat mulai merebut kota-

kota di wilayah utara Irak. Pasukan Peshmerga mendorong warga Irak yang tinggal

di Kirkuk dan Mosul untuk meninggalkan wilayah tersebut. Kurdi mengambil alih

kota Kirkuk di Irak utara karena kota Kirkuk merupakan kota penting bagi Kurdi

baik dari segi historis, budaya, dan juga sumber daya alam minyaknya.

Pada 9 April 2003 akhirnya pasukan Amerika Serikat berhasil menduduki

Baghdad dan telah mengalahkan pasukan Irak. Serangan pasukan gabungan

Peshmerga dengan Amerika Serikat sejak 21 Maret hingga 12 April 2003 telah

dapat mengalahkan sejumlah 13 divisi pasukan Irak, mencegah pasukan Irak

memperkuat pertahanan di wilayah selatan, dan merebut seluruh lapangan

penerbangan yang strategis di Irak utara. Berkat perjuangan pasukan Peshmerga

dengan bantuan pasukan Amerika Serikat akhirnya berhasil melengserkan

kekuasaan Saddam Hussein beserta rezim Baath.