41
10 BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. Pengertian Guru Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta, secara harfiahnya guru didefinisikan sebagai “berat” adalah pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam definisi yang lebih luas juga, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru (Abdul, 2009: 19). Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa guru adalah seseorang anggota masyarakat yang bersedia mengabdikan dirinya terhadap dunia pendidikan, guru juga memiliki peran yang vital dalam dunia pendidikan mengingat perannya sebagai agen pembelajaran. (E. Mulyasa, 2011: 46). Menurut Usman (2009: 5) guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan menurut Nasution (1989: 1) juga mengungkapkan bahwa jabatan guru ialah suatu profesi yang hanya dilakukan oleh orang yang mendapat didikan khusus untuk itu, seperti halnya dengan jabatan dokter. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan jabatan seorang pengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi yang mempunyai kemampuan dari didikan khusus untuk mengabdikan dirinya terhadap dunia pendidikan yang dapat memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak didik.

BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Guru Pembina Pramuka

1. Pengertian Guru

Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta, secara harfiahnya guru

didefinisikan sebagai “berat” adalah pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa

Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik. Dalam definisi yang lebih luas juga, setiap

orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang

guru (Abdul, 2009: 19).

Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa guru

adalah seseorang anggota masyarakat yang bersedia mengabdikan dirinya

terhadap dunia pendidikan, guru juga memiliki peran yang vital dalam dunia

pendidikan mengingat perannya sebagai agen pembelajaran.

(E. Mulyasa, 2011: 46).

Menurut Usman (2009: 5) guru merupakan jabatan atau profesi yang

memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Sedangkan menurut Nasution

(1989: 1) juga mengungkapkan bahwa jabatan guru ialah suatu profesi yang

hanya dilakukan oleh orang yang mendapat didikan khusus untuk itu, seperti

halnya dengan jabatan dokter.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru

merupakan jabatan seorang pengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi yang mempunyai kemampuan dari didikan

khusus untuk mengabdikan dirinya terhadap dunia pendidikan yang dapat

memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak didik.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

11

2. Pengertian Pembina Pramuka

Menururt Jana T (2011: 4) pembina Pramuka adalah seorang anggota

Pramuka dewasa yang telah mengikuti kursus pelatih pembina Pramuka

sebagaimana yang diisyaratkan dalam keputusan Kwartir Nasional gerakan

pramuka Nomor 202 Tahun 2011 tentang sistem pendidikan dan latihan

gerakan pramuka pada lampiran bagian II pasal 9, yaitu : kursus pelatih

pembina pramuka adalah kursus untuk menyiapkan tenaga pelatih pembina

pramuka, terdiri atas 2 (dua) jenjang yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :

a) Jenjang pertama kursus bagi pelatih pembina Pramuka adalah kursus

pelatih pembina pramuka tingkat dasar (KPD). KPD hanya boleh

diselenggarakan oleh Kwartir Nasional dan Kwartir daerah. Lulusan

KPD adalah calon pelatih pembina Pramuka yang akan bertugas di

Kwartir Cabang

b) Kursus pelatih pembina Pramuka tingkat lanjutan (KPL), merupakan

jenjang lanjutan dari kursus pelatih pembina pramuka tingkat dasar

Pembina Pramuka adalah anggota dewasa gerakan Pramuka yang

bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan

kegiatan kepramukaan ditingkat gugus depan (gudep).

http://pramukamifa.blogspot.co.id/2017/05/pengertian-pembina-pramuka-

pembantu.html.

Pengertian pembina Pramuka dari beberapa teori diatas dapat

disimpulkan bahwa pembina Pramuka adalah seorng anggota dewasa yang

telah mengikuti kursus pelatih pembina pramuka untuk merencanakan,

melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka ditingkat gugus depan.

3. Peran Guru Pembina Pramuka

Soekanto (2012: 243) menyatakan bahwa peran merupakan aspek

dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannnya, maka ia menjalankan suatu

peran.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

12

Menurut Levinson dalam Soerjono (2006: 24) mengemukakan peran

mencakup tiga hal yaitu:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat.

b. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi.

c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Peran pembina Pramuka merupakan guru yang mengawasi dan

membimbing peserta didik dalam kegiatan Pramuka mempunyai peranan

ganda sebagai berikut

a. Penyelenggara Pendidikan

1) Mengantar peserta didik untuk mencapai tujuan

2) Menyusun program kegiatan

3) Memimpin dan membimbing

4) Penyelenggara kegiatan

b. Penggerak Organisasi

1) Penggerak dan pengelola organisasi kepramukaan

2) Memimpin dan memotivasi semua orang yang ada dalam organisasi

3) Pengusaha dana untuk mendukung gerak kehidupan organisasi

(http://drd-sawerigading-simpurusiang.blogspot.co.id/p/peran-tugas

dan -tanggung-jawab-pembina.html).

Berdasarkan teori diatas peran pembina Pramuka dapat dikatakan

sebagai suatu usaha andil atau ikut serta yang dilakukan oleh guru dengan

cara penggerak, mengelolah organisasi pramuka, memimpin dan

memberikan motivasi untuk anak didik mencapai sebuah tujuan.

Peran pembina Pramuka sangatlah penting dalam kegiatan pramuka,

namun pembina Pramuka harus mempunyai syarat-syarat tertentu untuk

menjadi pembina Pramuka adapun syarat-syarat menjadi pembina Pramuka

sebagai berikut:

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

13

a. Berjiwa Pancasila, menjunjung tinggi dan melaksanakan UUD 1945.

b. Menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan

Pramuka.

c. Menepati janji dan kode kehormatan gerakan Pramuka.

d. Anggota gerakan Pramuka yang berusia minimum 21 tahun

e. Berkemauan keras, sanggup dan mempunyai waktu untuk membina Siaga.

f. Mempunyai riwayat hidup yang baik, dan menjalankan kewajiban agama

yang diyakininya, berbudi luhur serta pantas diteladani.

g. Mempunyai kecakapan dan ilmu membina Siaga serta mau meningkatkan

Karang Pamitran yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan kader

gerakan Pramuka

h. Mempunyai banyak nyanyian, permainan, cerita-cerita menarik yang

mengandung pendidikan dan mau menambah perbendaharaan hal-hal

tersebut melalui membaca buku-buku yang menunjang suksesnya

membina Siaga.

i. Memiliki kesabaran, dan mau menerima saran perbaikan demi kesuksesan

pembinaan.

https://darwoto.wordpress.com/2011/08/22/syaratpembinapembantu-

pembina-siaga/

Syarat-syarat ini yang harus dimiliki pembina Pramuka untuk

meningkatkan potensi siswa dan membentuk karakter pada siswa, karena

pembina Pramuka yang tidak termasuk kedalam syarat-syarat pembina

Pramuka tidak tahu cara membina Pramuka.

B. Hakikat Ekstrakulikuler Pramuka

1. Pengertian Ekstrakulikuler

Menurut Popi Sopianti (2010: 99) ekstrakurikuler adalah wahana

pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai aktivitas, baik yang

terkait langsung maupun tidak terkait langsung dengan materi kurikulum,

sebagai bahan yang tidak terpisahkan dari tujuan kelembagaan. Pramuka

merupakan materi kurikulum yang tidak dapat diberikan di dalam kelas,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

14

namun ditempatkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kepribadian peserta didik.

Menurut Depdiknas yang dikutip Tri Ani Hastuti (2008: 63)

ekstrakurikuler merupakan program sekolah, berupa kegiatan siswa yang

bertujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, optimasi

pelajaran yang terkait, menyalurkan bakat dan minat, kemampuan dan

keterampilan serta untuk lebih memantapkan kepribadian siswa. Tujuan ini

mengandung makna bahwa kegiatan ekstrakurikuler berkaitan erat dengan

proses belajar mengajar.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuler merupakan

suatu program sekolah yang dapat mengembangkan potensi siswa. Baik

dengan aktivitas yang terikat maupun tidak terikat.

2. Tujuan Ekstakulikuler

Estrakurikuler adalah merupakan kegiatan di luar jam pelajaran biasa

yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan, menyalurkan bakat dan

minatsiswa.http://www.landasanteori.com/2015/11/pengertianekstrakurikulr

definisi. html.

Menurut Popi Sopianti (2010: 99-100) tujuan kegiatan ekstrakurikuler

adalah menumbuh kembangkan pribadi siswa yang sehat jasmani dan

rohani, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepedulian dan

tanggung jawab terhadap lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya

melalui kegiatan positif di bawah tanggung jawab sekolah. Pembibingan

yang bersifat ekstrakurikuler antara lain diarahkan pada kecakapan hidup,

yang meliputi kecakapan individual, kecakapan sosial, kecakapan

vokasional, kecakapan intelektual serta pembimbingan kepemudaan.

Menurut Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 22)

mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan

di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di

luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

15

wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai

bidang studi.

Menurut Wiyani (2013: 111) menjelaskan tujuan kegiatan

ekstrakurikuler yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan kompetensi siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

c. Memacu kemampuan mandiri, percaya diri, dan kreativitas siswa.

d. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa.

e. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa.

f. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

g. Membina budi pekerti yang luhur.

Berdasarkan teori di atas tujuan ekstrakulikuler adalah merupakan

kegiatan di luar jam pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah maupun di

luar sekolah dengan tujuan mengembangkan pengetahuan, kacakapan dan

menumbuh kembangkan pribadi siswa yang baik.

3. Fungsi Ekstrakurikuler

Setiap kegiatan yang diadakan pasti memiliki fungsi. Fungsi dari

kegiatan ekstrakurikuler menurut Zainal Aqib & Sujak (2011: 69), yaitu:

a. Pengembangan,

Pengembangan yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan

potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial

Sosial yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

16

c. Rekreatif

Rekreatif yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan

bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan karir

Persiapan karir yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

Fungsi ekstrakurikuler ini untuk mengembangkan kemampuan dan

kreatif anak didik dengan kegiatan yang menyenangkan, dan dapat

bersosialisasi dengan teman maupun lingkungan disekitarnya.

4. Pengertian Pramuka

Menurut Sulaeiman ( 2014: 20-21) Pramuka adalah singkatan dari Pra-

ja Mu-da Ka-rana. Praja, artinya rakyat atau warga negara. Muda artinya

usia 7-21 tahun. Karana, berasal dari bahasa sansekerta dan berarti

perbuatan, penghasilan, perbuatan, pertunjukan, aksi, tindakan, upacara.

Sedangkan Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan

sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,

menyenangkan, sehat, teratur, terarah, prktis yang dilakukan di alam

terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang

sasaran akirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Gerakan

pramuka adalah suatu gerakan yang diorganisasikan, artinya gerakan yang

terpimpin, teratur, dan mempunyai tatatertib.

Pramuka adalah proses pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga

dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah,

praktis yang dilakukan di tempat terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan

dan metode kepramukaan, tujuan akhirnya pembentukan karakter, moral,

dan pikiran akhlakmulia. http://www.dosenpendidikan.com/ pengertian-dan-

sejarah-gerakan-pramuka-menurut-para-ahli.

Ekstrakurikuler kepramukaan diselenggarakan oleh gerakan Pramuka

bermaksud untuk mempersiapkan generasi muda sebagai calon pemimpin

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

17

bangsa yang memiliki watak, kepribadian, dan akhlak mulia serta

keterampilan hidup prima. Kegiatan pendidikan kepramukaan dilaksanakan

melalui Gugus depan gerakan Pramuka yang berpangkalan di sekolah

dengan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan mengajar di

sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan dapat dilakukan pembinaan

ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan

bernegara berdasarkan Pancasila, pendidikan pendahuluan bela negara,

kepribadian dan budi pekerti luhur, berorganisasi, pendidikan

kewiraswastaan, kesegaran jasmani, daya kreasi, persepsi, apresiasi dan

kreasi seni, tenggang rasa serta kerjasama (Gunawan, 2014: 265).

Pengertian Pramuka berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan

Pramuka merupakan kegiatan yang dilakukan di luar sekolah dan keluarga

yang dilakukan dalam bentuk yang menarik dan diorganisasikan dengan

prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan.

Kegiatan Pramuka memiliki bentuk lambang sebagai tanda pengenal

untuk membedakan dengan kegiatan-kegiatan yang lain. Bentuk lambang

Pramuka adalah bayangan (silhouette) tunas kelapa, terdapat arti kiasan

pada lambang Pramuka (Satya Nugraha, 2013: 18-20) sebagai berikut:

a. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal (tunas), yang

istilahnya cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli yang pertama

yang menurunkan generasi baru. jadi lambang buah yiur tumbuh itu

mengkiaskan bahwa seorang pramuka merupakan inti bagi kelangsungan

hidup bagi bagsa indonesia.

b. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga

ini mengkiaskan bahwa seorang Pramuka adalah orang yang sehat

jasmani dan rohaninya, kuat dan uletbesar tekadnya dalam menghadapi

segala tantangan hidup dalam menempuh segala ujian dan kesukaran

untuk mengabdi pada tanah air dan bangsa Indonesia

c. Buah nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya

daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.

Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa seorang pramuka dapat

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

18

menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada dalam keadaan

bagaimanapun juga

d. Buah nyiur tumbuh menjulang tinggi ketas dan merupakan salah satu

pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa

seorang pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, mulia, jujur,

dan tegak tidak mudah diombang-ambing oleh sesuatu

e. Akar nyiur tumbuh kuat erat di dalam tanah. Lambang ini mengkiaskan

tekad dan keyakina seorang pramuka yang berpegang pada dasar-dasar

atau landasan yang baik, benar, kauat, dan nyata, yaitu, tekad dan

keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna untuk

mencapai cita-citanya.

f. Nyiaur adalah pohan yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya.

Lambang ini mengkiasakan bahwa seorang pramuka adalah manusia

yang berguna, dan membaktikan kegunaannya pada tanah air, bangsa dan

NKRI serta kepada umat manusia.

Lambang Pramuka menunjukan bahwa kegiatan Pramuka beda dengan

kegiatan yang lainnya, Pramuka harus mempunyai cita-cita yang tinggi,

tidak gampang menyerah, dapat mengadapi segala hal dimanapun berada

dan Pramuka merupakan manusia yang berguna bagi bangsa dan NKRI

serta kepada umat manusia.

5. Sejarah Pramuka

Sulaeiman (2014: 12) menjelaskan sejarah gerakan pramuka bahwa

gerakan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell, seorang

letnan jendral angkatan bersenjata Britania raya, dan William Alexander

Smith, pendiri Boy’s Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama

(dikenal sebagai jamboree) di kepulauan Brownsea, Inggris. Ide untuk

mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya

berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan

tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer.

Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

19

menjadi tentara sukarela. Tugas utama mereka adalah membantu militer

mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi

penting, misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke

seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka

selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat

mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai

penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara

sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian

digunakan sebagai logo dari gerakan pramuka internasional.

Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking

membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah

buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku

terlaris saat itu. Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan

Baden-Powell sebuah buku karyanya yang berjudul the birchbark roll of the

woodcraft indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di

Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan

menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda. Pertemuannya dengan

Seton tersebut mendorongnya untuk menulis kembali bukunya, aids to

scouting dengan versi baru yang diberi judul boy’s patrols. Buku tersebut

dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika

itu. Kemudian untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah

perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama

seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea

Inggris. (Ibid, 22)

Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli

atau patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan

kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk

membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah satu di

antara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut. Setelah bukunya

diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan dengan sukses.

Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh Arthur

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

20

Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari

pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul scouting for

boys, yang saat ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (boy scout

handbook) edisi pertama. Saat itu Baden-Powell mengharapkan bukunya

dapat memberikan ide baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah

ada. Tetapi yang terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah

organisasi baru dan meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia

pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta

mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut. Seiring dengan

bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan

membimbing mereka, ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh

karena itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah pusat pelatihan

kepemimpinan bagi orang dewasa (adult leadership training center). Pada

tahun 1919 sebuah taman di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan

tersebut. Ia pun menulis buku baru yang berjudul aids to

scoutmastership dan beberapa buku lainnya yang kemudian ia kumpulkan

dan disatukan dalam buku berjudul rovering to success for rover

scouts pada tahun 1922. Sekalipun gerakan kepanduan didirikan Baden-

Powell, tetapi ia banyak terinspirasi Frederick Russell Burnham orang

Amerika yang membantu Inggris di Afsel. Burnham banyak belajar teknik

hidup di alam bebas dari ayahnya yang menjadi pastor di tempat

penampungan (reservasi) orang Indian. Burnham yang sukses menghadapi

beberapa perang pemberontakan Indian, lalu pergi ke Afsel & berkenalan

dengan Baden-Powell di Perang Boer. Dari Burnham lah Baden-Powell

menyusun berbagai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan

seorang Boy Scout (Pandu) yang terinspirasi orang Indian, selanjutnya di

gerakan kepanduan, Burnham diangkat sebagai “kepala suku” pertama dari

gerakan yang didirikan Baden-Powell yaitu scout is game.(Ibid, 23).

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

21

6. Fungsi Pramuka dan Tujuan Pramuka

Kegiatan Pramuka memiliki fungsi dan tujuan dalam kegiatan

Pramuka (Pah Tim, 2015: 13) diantaranya sebagai berikut:

a. Fungsi Pramuka

1) Kegiatan yang Menarik Bagi Anak dan Pemuda

Kegiatan yang menarik (game) disini dimaksudkan kegiatan yang

menyenangkan dan mengandung pendidikan.

2) Pengabdian Bagi Orang Dewasa

Bagi orang dewasa pramuka bukan lagi permainan, tetapi suatu

tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian.

3) Alat Bagi Masyarakat dan Organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk

mencapai tujuan organisasinya.

b. Tujuan Pramuka

Gerakan Pramuka mendidik anak-anak dan pemuda indonesia

dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan yang melaksanakannya

disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa dan

masyarakat indonesia dengan tujuan agar setiap pramuka :

1) Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak, berjiwa

patri-otrik, taat hukum, disiplin, menjujung nilai-nilai luhur bangsa,

berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani.

2) Menjadi warga negara yang berjiwa pancasila, setia dan patuh pada

Negara kesatuan republik Indonesia serta menjadi anggota

masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya

sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas

pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap

sesama hidup dan alam lingkuangan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

22

Menurut Rahmatika (2015: 21) tujuan pramuka yaitu:

a. Memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,

berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai

luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani.

b. Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada

Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota

masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya

sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas

pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap

sesama hidup dan alam lingkungannya.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan fungsi dari Pramuka

sebagai alat dan pengabdian untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai

tujuan organisasi. Sedangkan tujuan pramuka untuk mendidik anak-anak

dan pemuda indonesia dengan prinsip dasar dan metode kepramukaan

untuk menjadi kepribadian yang baik serta memiliki kepedulian terhadap

sesama hidup dan alam lingkungannya.

7. Prinsip Dasar Kepramukaan Dan Metode Kepramukaan

Menurut Andi Bob Sunardi (2013: 87-88) terdapat prinsip kepramuka

dan metode kepramukaan diantaranya sebagai berikut:

a. Prinsip dasar kepramukaan adalah sebagai berikut

1) Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam

seisinya.

3) Peduli terhadap dirinya pribadi.

4) Taat terhadap kode kehormatan pramuka

b. Metode kepramukaan adalah sebagai berikut:

1) Pengamalan kode penghormatan pramuka

2) Belajar sambil melakukan

3) Sistem kelompok

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

23

4) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani

anggota muda dan anggota dewasamuda

5) Kegiatan di alam terbuka

6) Sistem tanda kecakapan

7) Sistem kesatuan terpisah untuk putra dan putri

8) Kiasa dasar

Prinsip dasar pramuka dan metode pramuka merupakan kegiatan yang

harus memiliki Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Peduli

terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya. Dalam

melakukan kegiatan Pramuka harus sesuai dengan aturan-aturan yang sudah

ditetapkan.

8. Kegiatan Kepramukaan

Kegiatan pramuka memiliki beberapa kegiatan untuk memberi

pengetahuan dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. (Pah

Tim, 2015: 68-70). diantaranya sebagai berikut :

a. Berkemah

Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan

ini umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau

dari keramaian secara umum untuk menikmati keindahan alam.

Berkemah dalam kepramukaan adalah salah satu macam kegiatan dalam

kepramukaan yang dilaksanakan secara out bond. Kegiatan ini

merupakan salah satu media pertemuan untuk pramuka.

1) Tujuan Perkemahan

(a) Memberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara

unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga

lingkungan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan

masa depan yang menghormati keseimbangan alam

(b) Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang

dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

24

dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangan dalam

kesederhanaan.

(c) Membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan.

b. Baris Berbaris

Baris berbaris adalah wujud latihan fisik, yang diperlukan guna

menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan

kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

Maksud dan tujuan baris berbaris adalah menumbuhkan sikap jasmani

yang tegap tangkas, rasa persatuan, rasa disiplin dan tanggung jawab.

1) Menumbuhkan jasmani yang tegap tangkas, mengarahkan

pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga

sacara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan

sempurna.

2) Rasa persatuan adalah adnaya rasa senasib sepenanggungan serta

ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.

3) Rasa disiplin, mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan

pribadi yang pada hakikatnya tidak lain dari pada keiklasan

penyisihan pilihan hati sendiri.

4) Rasa bertanggung jawab, keberaniaan untuk bertindak yang

mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau

sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan

merugikan.

c. Sistem Syarat Kecakapan Umum

Syarat kecakapan umum (SKU) penting bagi setiap anggota pramuka

untuk meningkakan kemampuan dan keterampilan anggota pramuka.

Tingkatan-tingkatan di dalam masing-masing anggota didasarkan pada

kemampuan setiap anggota dalam menempuh syarat-syarat kecakapan

umum, hal tersebut disesuaikan dengan salah satu prinsip di dalam

gerakan pramuka yaitu prinsip sistem syarat tanda kecakapan umum.

Sistem tanda kecakapan umum dapat membuat anggota pramuka lebih

bersemangat dalam berlatih dan dapat dijadikan bahan evaluasi oleh

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

25

Pembina tentang sejauh mana penguasaan materi oleh anggota terhadap

materi-materi yang diberikan oleh pembina. Andi Bob Sunardi (2013: 4)

ada beberapa cara yang dapat dilakukan di dalam menempuh syarat-

syarat kecakapan umum, antara lain:

1) ujian langsung, baik secara tertulis maupun lisan

2) Secara tidak langsung, Pembina dapat mengamati apakah anggota

pramuka tersebut sudah dianggap mampu atau tidak pada syarat-syarat

tertentu.

3) Bentuk ujian/tes dapat pula dilaksanakan berupa praktik (peragaan).

Kegiatan Pramuka yang dijelaskan di atas merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk memberikan pengalaman, persatuan kedisplinan, kerjasama,

dan menumbuhkan jasmani yang sehat. Pembiana juga dapat memantau

sejauh mana terjadi perubahan karakter dari kegiatan-kegiatan yang

dilakukan di dalam kegiatan Pramuka.

Ada empat sifat gerakan pramuka, yaitu:

1) Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan kepanduan nasional

Indonesia

2) Gerakan Pramuka membantu pemerintah dan masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan dibidang pendidikan, khususnya pendidikan

luar sekolah

3) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial politik, bukan bagian

salah satu organisasi sosial politik serta tidak menjalankan kegiatan

politik yang onarkis

4) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggota, pemeluk

agamadan kepercayaanyan

Sifat-sifat dalam Pramuka yang dijelaskan di atas merupakan kebebasan

dalam kegiatan Pramuka yang ikut dalam didalamnya dan manfaat dari

Pramuka itu sendiri baik untuk pemerintah maupun untuk masyarakat.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

26

C. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan

Pengertian pendidikan dalam arti sempit Pendidikan dalam arti mikro

(sempit) merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik baik di

keluarga, sekolah maupun di masyarakat.Namun pendidikan dalam arti sempit

sering diartikan sekolah (pengajaran yang di selenggarakan disekolah sebagai

lembaga pendidikan formal, segala pengaruh yang di upayakan sekolah

terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai

kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-

hubungan dan tugas-tugas sosial mereka). Dalam arti sempit, pendidikan

memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Tujuan pendidikan dalam arti sempit ditentukan oleh pihak luar individu

peserta didik. Sebagaimana kita maklumi, tujuan pendidikan suatu sekolah

atau tujuan pendidikan suatu kegiatan belajar-mengajar di sekolah tidak

dirumuskan dan ditetapkan oleh para siswanya.

b) Lamanya waktu pendidikan bagi setiap individu dalam masyarakat cukup

bervariasi, mungkin kurang atau sama dengan enam tahun, sembilan tahun

bahkan lebih dari itu. Namun demikian terdapat titik terminal pendidikan

yang ditetapkan dalam satuan waktu.

Pendidikan dilaksanakan di sekolah atau di dalam lingkungan khusus

yang diciptakan secara sengaja untuk pendidikan dalam konteks program

pendidikan sekolah. Dalam pengertian sempit, pendidikan hanyalah bagi

mereka yang menjadi peserta didik (siswa/mahasiswa) dari suatu lembaga

pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi). Pendidikan dilaksanakan dalam

bentuk kegiatan belajar-mengajar yang terprogram dan bersifat formal atau

disengaja untuk pendidikan dan terkontrol. Dalam pengertian sempit, pendidik

bagi para siswa terbatas pada pendidik profesional atau guru.

http://sastrawanpemula.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pengertianpendidikan.

html?m=1

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

27

2. Pengertian Karakter

Menurut Heri Gunawan (2012: 20-21) pengertian karakter, kita dapat

melihat dari dua sisi, yakni sisi kebahasaan dan istilah. Menurut bahasa

(secara etimologis), istilah karakter berasal dari bahasa latin kharakter,

kharessian, dan xharaz, dalam bahasa yunani characterdari bahasa

charassein, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam. Dalam bahasa

inggris diterjemahkan menjadi character dan dalam bahasa indonesia lazim

disebut dengan karakter.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat

bahasa Dapertemen Pendidikan Nasional kata karakter berarti sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang memebedakan seseorang dengan

yang lain, atau bermakna bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti,

perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak, maka istilah

berkarakter, artinya memilki karakter, memiliki kepribadian, berprilaku,

bersifat, bertabiat, dan berwatak.

Dalam bahasa Arab, karakter diartikan khuluq, sajiyyah, thab’u’ (budi

pekerti, tabiat atau watak. Kadang juga diartikan syakhiyyah yang artinya

lebih dekat dengan personality (kepribadian).Secara terminologi (istilah),

karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung

pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak,

atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan

Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan,

yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat

istiadat. Karkater juga diartikan sebagai akhlak dan budi pekerti bangsa.

Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan budi pekerti.

Sebaliknya, bangsa yang tidak berkarakter adalah bangsa yang tidak

berakhalak atau memiliki standar norma dan prilaku yang baik.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

28

Sementara menurut istilah (terminologis) terdapat beberapa pengertian

tentang karakter, didalam buku Barnawi dan M. Arifin (2012: 20-21)

sebagaimana telah dikemukakan oleh para ahli, diantarannya sebagai

berikut:

1) Hornby and parnwell (1972) mendefinisikan karakter artinya kualitas

mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi.

2) Hermawan kartajaya mendefinisikan karakter adalah ciri khas yang

dimilki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli, dan

mengakar pada kebribadian benda atau individu tersebut dan merupakan

mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, serta

merespons sesuatu.

3) Samsuri menyatakan bahwa terminologi “karkater” sedikitnya memuat

dua hal: values (nilai-nilai) dan kepribadian. Suatu karakter merupakan

cerminan dari nilai apa yang melekat dalam sebuah ensitas. Sebagai

aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secar

utuh dari sesorang: mentalitas, sikap, dan prilaku.

4) Suyanto menyatakan bahwa karakter adalah cara berpikir dan berprilaku

yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik

dalam lingkup keluarga, masyarakt, bangsa, maupun negara, individu

yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan

siap mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

5) Syaiful anam menukil beberapa pendapat pakar tentang makna karakter :

a) Simon Philips, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada

suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan prilaku yang

ditampilkan.

b) Doni Koesoema A. Memahami bahwa karakter sama dengan

kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, karakteristik, gaya,

atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-

bentukan yang diterima dari lingkungan.

c) Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian

tentang karkater. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

29

bertingkah laku. Apabila seseorang berprilaku tidak jujur, kejam atau

rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan prilaku buruk.

Sebaliknya, apabila seseorang berprilaku jujur, dan suka menolong

tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua,

istilah karakter erat kaitannya dengan “personality”. Seseorang baru

bisa disebut “orang yang berkarakter” (a person of character) apabila

tingkah lakunnya sesuai kaidah moral.

d) Sedangkan Imam Ghazali menganggap bahwa karakter lebih dekat

dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau

melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia

sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.

6) Dirjen dikti mendefinisikan karakter sebagai nilai-nilai yang khas-baik

(tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan

berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan

terjawantahkan dalam prilaku. Karakter secara koheren memancar dari

hasil olah pikir, olah hati, olahraga, serat olah rasa dan karsa sesorang

atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau

sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral,

dan ketegaran dalm menghadapi kesulitan dan tantangan.

Berdasarkan pada beberapa pengertian tersebut diatas, dapat dimaknai

bahwa karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang

yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. Karakter, secara lebih

jelas, mengacu kepada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, keterampilan.

Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik,

kapasitas intelektual, seperti berpikir kritis dan alasan moral, prilaku seperti

jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam

situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang

memungkinkan sesorang berinterkasi secara efektif dalam berbagai

keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan

masyarakatnya. Dari kata karakter kemudian berkembang kata karateristik.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

30

Karateristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu

(intelektual, sosial,emosional, dan etika). Individu yang berkarakter baik

adalah seseorang yang berusaha melakukan hal terbaik. Karakter sendiri

sesungguhnya ibarat pisau bermata dua. Pisau itu dapat anda manfaatkan

untuk mengiris sayur, mengupas kulit buah atau berbagai manfaat positif

lainnya. Namun, jika anda tidak hati-hati, mata pisau itu pada satu sisi bisa

memberi manfaat, sementara di sisi lain, bisa memberi niali negatif.

Demikian juga dengan karakter. Seorang anak yang memiliki karkater

pemberani akan memiliki keyakinan diri yang tinggi. Ia tidak takut

menghadapi apapun. Namun, keberanian ini jika tidak dikelola secara baik,

juga akan menghadirkan efek negatif, seperti ceroboh. Sifat sabar pada

seorang anak misalnya, akan membuatnya hati-hati, cermat, dan tabah

dalam menghadapi setiap persoalan. Tetapi, jika sabar tidak dikelola secara

tepat, akan bermetamorfosis menjadi peragu, takut, dan pasif.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai

sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti. Karakter juga dapat diartikan

sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau

kebiasaan. Secara etimologis, karakter berasal dari bahasa Latin karakter,

yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan

akhlaq. Dalam kamus psikologi, arti karakter adalah kepribadian ditinjau

dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang. Ada istilah

yang pengertiannya hampir sama dengan karakter, yaitu personality karakter

yang artinya bakat, kemampuan, sifat, dan sebagainya, yang secara konsiten

diperagakan oleh seseorang, termasuk pola-pola perilaku, sifat-sifat fisik,

dan ciri-ciri kepribadian. Sedangkan secara terminologis (istilah), karakter

diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor

kehidupannyasendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti

yang menjadi ciri khas seorang atau sekelompok orang. (Agus Zaenul Fitri,

2012: 20).

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

31

Menurut Doni Koesoema A (2010: 29) memahami karakter sama

dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik,

atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-

bentukan yang diterima dari lingkungan.

Pengertian karakter bisa dilihat dari dua dimensi. Pertama, ia

menunjukan bagaimana ia bertingkah laku. Apabila seseorang berprilaku

tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan

perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berprilaku jujur, suka

menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua,

istilah karakter kait dengan `personality`.Seseorang bisa disebut orang yang

berkarakter (a person of character) apabila apabila tingkah lakunya sesuai

kaidah moral. Karakter berkaitannya dengan kekuatan moral, berkonotasi

`positif`, bukan netral. Jadi orang yang berkarakter adalalah orang yang

mempunyai kualitas moral (tertentu) positif (Aqib, 2013: 118).

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan karakter merupak ciri

atau karakteristik tingkahlaku orang yang mempunyai kualitas moral positif

yang dimiliki dari bentukan-bentukan lingkungan.

3. Pengertian Pendidikan Karakter

Suyanto (2010: 34-37) merumuskan bahwa pendidikan karakter

adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek

pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).

Pendidikan karakter merupkan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajarn agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiiki kepribadian,

akhlak mulia, dan budi pekerti sehingga karakter ini terbentuk dan menjadi

ciri khas peserta didik tersebut.

Menurut D. Yahya Khan yang dikutip Jamal Ma‟mur Asmani (2011:

30-31) pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan

berperilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai

keluarga, masyarakat, dan bangsa. Serta membantu orang lain untuk

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

32

membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain,

pendidikan karakter mengajarkan anak didik berpikir cerdas, mengaktivasi

otak tengah secara alami.

Pendidikan karakter menurut Amri, dkk. (2011: 5), berpijak pada

karakter dasar manusia yang mencakup nilai moral universal dan bersumber

pada nilai-nilai agama. Nilai-nilai karakter dasar manusia meliputi nilai

cinta kepada Tuhan, tanggung jawab, jujur, hormat, santun, kasih sayang,

peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, keadilan,

kepemimpinan, rendah hati, toleransi, dan cinta persatuan. Nilai-nilai dasar

karakter manusia tersebut dapat dikembangkan menjadi lebih banyak atau

lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkugan sekolah.

Hajar Pamadi (2011: 92) menyebutkan bahwa pendidikan karakter

adalah pendidikan nilai; artinya nilai yang ada dalam seseorang dan nilai

yang ditampilkan dalam tingkah laku. Menurut Yulia Ayriza (2011: 16)

pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti yang menanamkan

nilai moral manusia yang disadari dan dilakukan dalam tindakan nyata.

Menurut E. Mulyasa (2011: 1) pendidikan karakter merupakan upaya

untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin,

sifat dan kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih

baik. Zubaedi (2011: 17) menyatakan bahwa pendidikan karakter dipahami

sebagai upaya penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam

bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan

nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan dengan interaksi

dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya.

Agus Zaenul Fitri (2012: 21) menyatakan bahwa pendidikan karakter

adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan (habits) sehingga sifat anak

akan terukir sejak dini, agar dapat mengambil keputusan dengan baik dan

bijak serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan secara lengkap Ratna Megawangi (2012: 5) menyatakan

bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-

anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

33

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi

yang positif kepada lingkungannya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter adalah suatu tindakan seseorang untuk merubah maupun

mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik menuju yang lebih baik,

dan merupakan sikap maupun tingkah laku yang mencerminkan akan

perbuatan seseorang baik buruknya suatu perbuatan tersebut dimasyarakat

yang akan diminta mempertanggungjawabannya.

4. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa

dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan

individu. Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada

tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang

diterimanya, yang pada giliranya semakin mempertajam visi hidup yang

akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-menerus (on going

formation). Tujuan jangka panjang ini merupakan pendekatan dialektis yang

semakin mendekatkan dengan kenyataan yang ideal, melalui proses refleksi

dan interaksi secara terus-menerus antara idealisme, pilihan sarana, dan

hasil langsung yang dapat dievaluasi secara objektif. (Kesuma, 2011: 135).

Pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa memiliki

beberapa tujuan menurut pusat kurikulum tujuan pelaksanaan pendidikan

budaya dan karakter bangsa sebagai berikut:

a. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan

warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang

religius

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik

sebagai penerus bangsa

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

34

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, serta

dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

(Puskur, 2010: 7).

Terdapat beberapa definisi pendidikan karakter sebagai mana yang telah

dikemukakan oleh beberapa ahli yang telah dirangkum Muchlas Samani dan

Harianto (2012: 44-45) sebagai berikut :

a. Thomas Lickona

mendifinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sunggguh-

sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak

dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana, Lickona

mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara

sengaja untuk memperbaiki karakter para siswa.

b. Alfie Kohn

Dalam Noll menyatakan bahwa hakikatnya pendidikan karakter dapat

didefinisikan secara luas atau secara sempit. Dalam makna yang luas

pendidikan karakter mencakup hampir seluruh usaha sekolah diluar bidang

akademis terutama yang bertujuan untuk membantu siswa tumbuh menjadi

seseorang yang memiliki karakter yang baik. Dalam makna yanga sempit

pendidikan karakter dimakanai sebagai jenis pelatihan moral yang

merefleksikan nilai tertentu.

c. Scerenko

pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh-

sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan,

didorong, dan diperdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan

biografi para bijak dan pemikir besar), serta prakik emulasi (usaha yang

maksimal untk mewujudkan hikmah dari apa-apa yang diamati dan

dipelajari).

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

35

d. Anne Lockwood

mendifinisikan pendidikan karakter sebagai aktifitas berbasis sekolah

yang mengungkap secara sistematis bentuk perilaku dari siswa seperti

ternyata dalam perkataannya: pendidikan karakter didefinisikan sebagai

setiap rencana sekolah, yang dirancang bersama lembaga masyarakat yang

lain, untuk membentuk secara langsung dan sistematis perilaku orang muda

dengan memengaruhi secara eksplisit nilai-nilai kepercayaaan non-

relativistik (diterima luas), yang dilakukan secara langsung menerapkan

nilai-nilai tersebut.35

menurut Darmiyati Zuhdi, dkk (2010: 39) menyatakan bahwa :

Pendidikan watak (karakter) bertujuan mengajarkan nilai-nilai tradisonal

tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas sebagai landasan perilaku yang

baik dan bertanggung jawab, yang juga menggambarkan nilai-nilai perilaku

moral. Dalam konteks yang lebih luas, tujuan pendidikan karakter dapat

dipilah menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang.nTujuan jangka

pendek dari pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa

dan pembaharuan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan

individu. Tujuan jangka panjangnya adalah mendasarkan diri pada

tanggapan aktif kontekstual individu, yang pada gilirannya semakin

mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri

secara terus-menerus (on going formation). (Doni Koesoema, 2010: 135).

Sedangkan menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008: 29-30)“Dalam arti

luas tujuan pendidikan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang

baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh

dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang

terbaik dan melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki

tujuan hidup.

Lebih lanjut menurut E. Mulyasa (2011: 9) menyatakan bahwa :

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu dan proses hasil

pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

36

peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar

kompetensi lulusan pada36satuan pendidikan.

Dharma Kesuma, dkk. (2011: 9-10) membagi tujuan pendidikan

karakter sebagai berikut:

a. Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan

pegembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak,

baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus

dari sekolah)

b. Tujuan kedua pendidikan karakter adalah mengoreksi perilaku peserta

didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh

sekolah

c. Tujuan ketiga pendidikan karakter dalam setting sekolah adalah

membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karater secara bersama.

Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada

pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi

prilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang diperhatikan

oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya. Budaya

sekolah merupakan ciri khas, karakter, atau watak dan citra

sekolah/madrasah dimata masyarakat luas.

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan tidak hanya

bertujuan untuk membentuk peserta didik untuk pandai, pintar

berpengetahuan dan cerdas tetapi juga berorientasi untuk membentuk

manusia yang berbudi pekerti luhur, berpribadi dan bersusila (Agus

Wibowo, 2012: 18). Agus Zaenul Fitri (2012: 22) juga menambahkan

bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola

sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif,

berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk siswa bersikap dan

bertingkah laku secara mandiri dan mengarahkannya dengan kebaikan yang

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

37

dilakukan oleh sekolah dengan mempasilitasi untuk pengembangan potensi

anak dan mengarahkannya ke hal-hal yang positif.

Menurut Dharma Kesuma, Cepi Triatna, dan Johar Permana (2012: 9),

bahwa tujuan pendidikan karakter dalam seting sekolah antara lain adalah:

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap

penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta

didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-

nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan formal

meliputi nilai kejujuran, tanggung jawab, hidup sehat, disiplin, kerja keras,

percaya diri, berjiwa wirausaha, berpikir kreatif, logis, inovatif, mandiri,

ingin tahu, cinta ilmu, santun, toleransi, demokratis, dan nasionalis (Asmani,

2011: 36-41).

Menurut Zuriah (2011: 243-244) Nilai-nilai dalam pendidikan

karakter pada sekolah tingkat menengah meliputi nilai ketuhanan, taat

kepada ajaran agama, percaya diri, disiplin, kerja keras, tanggung jawab,

terbuka, berpikir positif, ingin tahu, kasih sayang, gotong royong,

kesetiakawanan, hormat, sopan santun, jujur, dan dapat mengendalikan diri

sendiri.

Suyadi (2013: 7-9) 18 nilai karakter versi Kemendiknas telah

mencakup nilai-nilai karakter dalam berbagai agama, termasuk Islam.

Disamping itu, ilmu pendidikan secara umum, sehingga lebih implementatif

untuk diterapkan dalam praktis pendidikan, baik sekolah maupun madrasah.

Lebih dari itu, 18 nilai karakter tersebut telah dirumuskan standar

kompetensi dan indikator pencapaiannya di semua mata pelajaran. Berikut

ini 18 nilai karakter versi kemendiknas sebagaimana tertuang dalam buku

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

38

Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang disusun

Kemendiknas melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum (Kementrian Pendidikan Nasional, 2010) Sebagai berikut:

a. Religius

yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan

ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal ini

adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran

kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

b. Jujur

yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara

pengetahuan, perkataan, dan perbuatan (mengetahui yang benar,

mengatakan yang salah, dan melakukan yang benar), sehingga menjadi

orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

Muchlas Samani dan Hariyanto (2013: 51) menjelaskan bahwa jujur

adalah menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang

dikatakan dan dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat

dipercaya (amanah, trustworthiness), dan tidak curang (no cheating).

Secara singkat Agus Wibowo (2012: 40) mengartikan bahwa jujur adalah

orang yang berbicara dan berbuat harus apa adanya, tanpa menutupi

dengan kebohongan.

Abdul Majid dan Dian Andayani (2011: 48) menyatakan bahwa

deskripsi jujur yaitu biasa mengatakan yang sebenarnya, apa yang

dimiliki dan diinginkan, tidak pernah bohong, biasa mengakui kesalahan

dan biasa mengakui kelebihan orang lain. Sejalan dengan Nurul Zuriah

(2007: 83) yang menyatakan bahwa jujur merupakan sikap dan perilaku

yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata apa adanya, dan

berani mengakui kesalahan. Jujur bisa diartikan mengakui, berkata atau

memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

Buchari Alma (2010: 116) juga menambahkan bahwa kejujuran

seeseorang bisa dilihat dari ketepatan pengakuan atau dari apa yang

dibicarakan sesuai dengan kenyataan atau kebenaran yang terjadi.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

39

Menurut Mahmud Muhammad (2008: 1) jujur dalam arti sempit

adalah sesuainya ucapan lisan dengan kenyataan dan dalam pengertian

yang lebih umum adalah sesuainya lahir dan batin. Kejujuran merupakan

kualitas manusiawi melalui mana manusia mengomunikasikan diri dan

bertindak secara benar (truthfully).

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa jujur adalah sikap

dan prilaku seseorang yang menunjukan sikap yang benar sesuai dengan

kenyataannya dan tidak suka berbohong

c. Toleransi

yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap

perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis,

pendapat dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan

terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut.

Abdullah bin Nuh (Hasyim, 1979) dalam kamus-barunya

menjelaskan pengertian toleransi berasal dari bahasa toleran yang berarti

bersifat menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang lain

berpendapat lain dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan

agama. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Hasyim, 1979)

mengungkapkan bahwa pengertian toleransi yaitu sifat atau sikap

menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian

pandapat, pandangan, kepercayaan, kelakuan dan sebagainya yang lain

atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri

Aspek–aspek toleransi Yang dimaksud dengan aspek-aspek

toleransi disini ialah suatu sikap atau tindakan yang merupakan dasar

bagi terwujudnya toleransi tersebut, khususnya toleransi antar umat

beragama (Jamrah, 1986).

Adapun aspek toleransi tersebut antara lain ialah :

1) Dialog antar umat beragama Adapun yang dimaksud dengan dialog

antar umat beragama adalah pembicaraan yang mendalam, suatu

keterbukaan antar umat beragama. Dalam suasana ini, kiranya dialog

antar beragama sangat penting dan harus selalu diadakan, untuk

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

40

menuju toleransi, sehingga tercipta rukun dan damai antar umat

beragama tersebut. Dengan dialog, setiap umat beragama membuka

diri bagi pandangan yang berbeda-beda dengan tetap diharapkan agar

setiap umat beragama sadar bahwa tidak selamanya perbedaan menuju

kepada permusuhan.

2) Kerja sama kemasyarakatan Kerja sama atau tolong menolong adalah

suatu dasar umum bagi semua masyarakat. Sehubungan dengan

toleransi antar umat beragama maka kerjasama ini adalah suatu dasar

bago terwujudnya toleransi tersebut. Bila kerja sama ini terbina

dengan baik kiranya bisa digambarkan bahwa toleransi akan terwujud.

Melalui kerjasama sosial kemasyarakatan, rasa saling ketergantungan,

rasa keakraban dan persaudaraan serta rasa saling hormat antar umat

beragama dapat dipupuk dengan baik sehingga dalam menghadapi

persoalan-persoalan agamis yang serba berbeda itu, akan terwujud

pula sikap toleransi. Jamrah, A.S dan Thalib, M. (1986). Toleransi

beragama dalam islam. Yogyakarta : Pd Hidayat.

d. Disiplin

yakni kebiasaan dan tindakan yang berkonsisten terhadap segala

bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku. Disiplin dapat

didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan

taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun

tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk

menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang

yang diberikan kepadanya (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003 : 291).

Istilah disiplin mempunyai arti kepatuhan atau ketaatan seseorang

dalam mengikuti tata-tertib maupun aturan karena adanya dorongan dari

luar dirinya. Namun terkadang disiplin sebagai ketaatan bisa lahir karena

kesadaran diri sendiri atau lahir dari dorongan dalam diri orang tersebut.

Kepatuhan merupakan kesediaan seseorang menaati semua nilai dan

norma yang berlaku. Disiplin erat kaitannya dengan hukuman karena

istilah disiplin dan penghukuman sering memiliki arti yang sama.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

41

Penyamaan istilah seperti di atas dapat menyebabkan sejumlah

masalah. Penghukuman ini biasanya dilakukan pada siswa. Pengajaran

disiplin merupakan pengajaran yang kita lakukan kepada siswa. Pada

umumnya, penghukuman memiliki kaitan yang rendah dengan perilaku

yang diusahakan untuk diubah, sehingga menjadi akibat yang kuat dari

perilaku ini (Siri Nam. S, 2008: 33).

Sikap disiplin mempunyai beberapa tujuan, menurut Maman Rachman

dalam bukunya Tu’u Tulus (2004: 35-36) menyatakan bahwa disiplin

penting bagi para siswa. Pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai

berikut:

1) Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak

menyimpang.

2) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan.

3) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didiknya

terhadap lingkungannya.

4) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan

individu lainnya.

5) Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

6) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

7) Peserta didik belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungannya.

8) Kebiasaan baik itu menyebabakan ketenangan jiwanya dan

lingkungannya

Kedisplinan merupakan sikap dan perilaku yang mematui akan

tata tertib yang berlaku, namun dalam membentuk prilaku dan sikap

yang disiplin memerukan dorongan dari orang lain tertama di dalam

sekolah guru sangat berperan penting dalam mendorong siswa untuk

bersikap dan berprilaku disiplin.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

42

e. Kerja keras

yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh

(berjuang hingga titik penghabisan) dalam menyelesaikan berbagai tugas,

permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif

yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam

berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan

cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari sebelumnya.

g. Mandiri

yakni sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain

dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini

bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak

boleh melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada orang lain.

h. Demokratis

yakni sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak

dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.

i. Rasa ingin tahu

yakni cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan

penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar,

dan dipelajari secara lebih mendalam.

j. Semangat kebangsaan atau nasionalisme

yakni sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa

dan negara di atas kepentingan pribadi atau individu atau golongan.

k. Cinta tanah air

yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia,

peduli, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi,

politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa

lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

43

l. Menghargai prestasi

yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui

kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi yang

lebih tinggi.

m. Komunikatif, Senang Bersahabat Atau Proaktif

yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui

komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif

dengan baik.

n. Cinta Damai

yakni sikap dan perilku yang mencerminkan suasana damai, aman,

tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau

masyarakat tertentu.

o. Gemar Membaca

yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu

secara khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal,

majalah, koran dan sebagainya sehingga menimbulkan kebijakan bagi

dirinya.

p. Peduli Lingkungan

yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan

melestarikan lingkungan sekitar.

q. Peduli Sosial

yakni sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap

orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya.

r. Tanggung Jawab

yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial,

masyarakat, bangsa, negara, maupun agama.

Tangungjawab yang harus dimiliki seseorang memiliki macam-

macam tanggungjawab diantaranya:

1) Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

44

Menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya

sendiri dalam mengambangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.

Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan

menganai dirinya sendiri menurut sifat dasarnya manusia adalah

mahluk bermoral namun manusia juga seorang pribadi. Karena

merupakan seorang pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri,

perasaan sendiri berangan-angan sendiri sebagai perwujudan dari

pendapat perasaan dan berangan-angan manusia berbuat dan

bertindak.

2) Tanggung Jawab Terhadap Keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil, keluarga terdiri dari

suami-istri, ayah ibu dan anak anak, dan juga orang lain yang menjadi

anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab

kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik

keluarga, kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan kehidupan.

3) Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia

lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena

membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan

manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini

merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung

jawab seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan

hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkat

laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada

masyarakat.

4) Tanggung Jawab Terhadap Bangsa/Negeri

Bahwa setiap manusia adalah warga Negara suatu Negara dalam

berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh

norma-norma atau ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak

dapat berbuat semuanya sendiri bila perbuatan manusia itu salah maka

ia harus bertanggung jawab kepada Negara.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

45

5) Tanggung Jawab Terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa tanggung

jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai

tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga dikatakan

tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan. Yang

diruangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.

Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera

diperingatkan oleh Tuhan dan jika peringatan yang keraspun manusia

masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan.

Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan. Berarti

meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan terhadap

Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi

tanggungjawabnya manusia harus berkorban. http:// indrapurmana.

blogspot.com/2012/06/16 manusia-dan-tanggung-jawab

Menurut Said Hamid Hasan (Zubaedi, 2011: 74), nilai-nilai yang

dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal

dari empat sumber, yaitu:

a. Agama, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama,

kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran

agama dan kepercayaan. Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan karakter

harus didasari nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

b. Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-

prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.

Pancasila terdapat pada Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945

yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam pasal-pasal yang terdapat dalam

UUD 1945. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-

nilai yang mengatur kehidupan pilitik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan,

budaya, dan seni.

c. Budaya, manusia yang hidup bermasyarakat selalu didasari oleh nilai-

nilai budaya yang diakui masyarakat tersebut. Nilai budaya ini dijadikan

dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

46

komunikasi antara anggota masyarakat tersebut. Budaya begitu penting

dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber

nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

d. Tujuan Pendidikan Nasional, sebagai rumusan kualitas yang harus

dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai

satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan

nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga

negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah

sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan

budaya dan karakter bangsa.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan nilai-nilai karakter yang

ada harus ada di sekolah meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja

keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan

atau nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosialtanggung jawab

Selain nilai-nilai karakter terdapat Prinsip pendidikan karakter

menurut Lickona yang dikutip Suyanto (2010 : 54 - 69) adalah sebagai

berikut:

a. Sekolah hendaknya mempromosikan nilai-nilai etik pokok dan

pendukung yang akan digunakan sebagai pondasi pendidikan karakter

b. Karakter hendaknya secara komprehensif meliputi pemikiran, perasaan

dan tingkah laku

c. Menggunakan pendekatan yang komprehensif intensional dan proaktif

terhadap pengembangan karakter

d. Menciptakan sekolah sebagai komunitas yang saling memperhatikan

e. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan tindakan

f. Memasukan kurikulum akademik yang menantang dan berarti yang

menghormati semua pembelajar, mengembangkan karakter mereka dan

membantu mereka mencapai kesuksesan

g. Berusaha menanamkan motivasi dalam diri siswa

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

47

h. Melibatkan staff sekolah sebagai komunitas belajar dan komunitas moral

yang memiliki tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan berusaha

menanamkan komitmen mereka pada nilai-nilai yang digunakan untuk

menuntun siswa

i. Menanamkan moral leadership dan dukungan lebih luas terhadap inisiatif

pendidikan karakter

j. Melibatkan keluarga dan masyarakat sebagai partner dalam pendidikan

karakter

k. Mengevaluasi karakter sekolah dan staf sekolah apakah mereka sudah

menjadi pendidik karakter yang baik, dan sejauh mana siswa

memanifestasikan karakter itu dalam kehidupan mereka.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan dari prinsip pendidikan

karakter adalah sekolah sebagai pondasi pendidikan serta sebagai sarana

komunitas antar anak didik dengan guru maupun anak didik dengan staff

sekolah untuk mengembagkan potensi anak didik dan membentuk karakter

anak didik.

D. Kerangka Pikir

Pada kegiatan pramuka guru harus dapat menempatkan diri dan

menciptakan suasana yang kondusif, karena fungsi guru di sekolah sebagai

“Bapak” yang bertanggungjawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa

anak. Ki Hajar Dewantara telah menggariskan pentingnya peranan guru dalam

proses pendidikan dengan ungkapan:

Ing Rasa Sung Tulada berarti di depan memberi teladan. Asas ini sesuai

dengan prinsip modeling yang de kemukakan oleh Sarason (1972) atau

Bandura (1977). Sarason dan Bandura sama-sama menekankan pentingnya

modeling atau keteladanan yang merupakan cara yang paling ampuh dalam

mengubah prilaku inovasi seseorang.

Ing madya mangun karsa berarti di tengah menciptakan peluang untuk

berprakasa. Asas ini memperkuat peran dan fungsi guru sebagai mitra setara

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

48

(ditengah), serta sebagai fasilitator (menciptakan peluang). Asas ini

menekankan produktivitas dalam pembelajaran.

Tut wuri handayani artinya dari belakang memberikan dorongan dan

arahan. Hal ini mempunyai makna yang kuat tentang peran dan fungsi guru.

Para guru perlu berperan sebagai pendorong atau motivator (Majid, 2009: 126).

Pendidikan karakter pada hakekatnya merupakan bagian integral dari

pembangun karakter bangsa. Pendidikan karakter yang diarahkan untuk

pencapaian tujuan pendidikan nasional (pasal 3 undang-undang nomor 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional), yang berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan

dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan

membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Pendidikan diharapkan

dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek

yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya

dan karakter bangsa (http://fadlolymasterteacher. wordpress.com/2011 /10/

14/uu-no-20-tahun-2003-pasal-3/).

Pendidikan itu tidak selalu berasal dari pendidikan formal seperti sekolah

atau perguruan tinggi, tetapi juga pendidikan nonformal dan pendidikan

informal. Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan

nasional pada saat yang ini masih tetap memikul Peranan multidimensi.

Pendidikan berperanan bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu

pengetahuan saja, tetap lebih luas lagi sebagai pembudayaan seperti

pembentukan karakter dan watak bangsa.

Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata

pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari itu, penanaman moral,

nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur. Guru harus mampu

memberikan penghargaan kepada yang berprestasi dan hukuman kepada yang

melanggar, menumbuh suburkan nilai-nilai yang baik dan sebaliknya

mengecam dan mencegah berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

49

menerapkan pendidikan berdasarkan karakter dengan menerapkan kandungan

nilai-nilai luhur Pancasila ke dalam setiap pelajaran yang ada di samping mata

pelajaran khusus untuk mendidik karakter, seperti pelajaran agama, sejarah,

moral pancasila dan kebudayaan asli bangsa Indonesia. Di sekolah juga ada

ektrakurikuler yang bisa menjadi wadah pengembangan karakter, seperti

ekstrakulikuler pramuka. Pada pembentukan karakter siswa menggunakan

kegiatan pramuka yang mempunyai suatu Prinsip dasar dan metode

kepramukaan, Prinsip dasar dan metode kepramukaan

Pendidikan kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,

kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai kepramukaan. Gerakan pramuka bertujuan untuk

membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman,

bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,

menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup

sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara kesatuan

republik Indonesia, mengamalkan pancasila, serta melestarikan lingkungan

hidup (http://aynulyaqin. blogspot. co. id/).

Sebagaimana tergambar dalam diagram berikut ini:

UU RI NO. 20 TAHUN

2003

PENDIDIKAN

PEMBINA

PENGETAHUAN

dan PRAKTIK

PRILAKU

BERKARAKTER

SISWA

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru Pembina Pramuka 1. …sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214111410035.pdf · 2017. 8. 28. · melaksanakan dan mengawasi kegiatan pramuka

50

Bagan diatas dapat menjelaskan bahwa undang-undang RI No. 20 tahun

2003 merupakan sistem pendidikan. Melalui pendidikanlah sebagai alternatif

yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa

yang lebih baik. Dalam pendidikan dibutuhkan peran guru yang dapat

memberikan pengetahuan dan praktik untuk membentuk karakter siswa yang

baik.