26
Case Report BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Oleh : Rizki Widyarsya Putra 0810312075 Erni Yessyca 0810313211 Pembimbing dr. Rahmiyetti, SpA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

case bblr fix.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: case bblr fix.doc

Case Report

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Oleh :

Rizki Widyarsya Putra 0810312075

Erni Yessyca 0810313211

Pembimbing

dr. Rahmiyetti, SpA

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

RS. ACHMAD MUKHTAR BUKITTINGGI

2013

Page 2: case bblr fix.doc

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan

dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. 1

Sumber lain mendefinisikan sebagai bayi dengan berat badan lahir dibawah

persentil 10 dari perkiraan berat menurut masa gestasi. 2,3

II. Epidemiologi

Angka prevalensi dari BBLR adalah sekitar 10 % dari semua kehamilan.

Jumlah ini bervariasi pada tiap populasi. Sejumlah 3-5 % dari kejadian BBLR

terjadi pada keadaan ibu yang sehat, dan lebih dari 25 % kejadian terjadi pada

keaddan ibu dengan kehamilan resiko tinggi.4

III. Etiologi

Etiologi BBLR ada yang berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta.

Berikut akan dikelompokkan etiologi BBLR berdasarkan 3 faktor di atas.1

Faktor Ibu :

Toxemia

Hipertensi dan/atau penyakit ginjal

Hipoksemia (misalnya: menderita penyakit jantung atau paru)

Malnutrisi (mikro dan makro)

Menderita penyakit kronis

Anemia sel sabit

Konsumsi obat-obatan,alkohol, rokok.

dsb.

Faktor Janin :

Infeksi pada janin (cytomegalic inclusion disease, rubella

kongenital, sifilis)

Radiasi

Kehamilan ganda

Hipoplasi pankreas

1

Page 3: case bblr fix.doc

Defisiensi insulin

Defisiensi insulin-like growth factor type 1.

dsb.

Faktor plasenta :

Penurunan berat plasenta dan/atau selularitas plasenta

Penurunan luas permukaan plasenta

Villous plaentitis (disebabkan bakteri, virus, parasit)

Infark plasenta

Tumor ( mola hidatidosa, chorioangioma)

Plasenta terpisah

dsb.

IV. Patofisiologi

Dari berbagai etiologi di atas, secara garis besar terjadinya BBLR adalah

sebagai berikut2 :

Plasenta

Berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat plasenta

dan luas permukaan villus plasenta. Aliran darah uterus, juga

transfer oksigan juga transfer oksifen dan nutrisi plasenta dapat

berubah pada berbagai penyakit vaskular yang diderita ibu.

Disfungsi plasenta yang terjadi sering berakibat gangguan

pertumbuhan janin. Dua puluh lima sampai tiga puluh persen kasus

gangguan pertumbuhan janin dianggap sebagai hasil penurunan

aliran darah uteroplasenta pada kehamilan dengan komplikasi

penyakit vaskular ibu. Keadaan klinis yang meliputi aliran darah

plasenta yang buruk meliputi kehamilan ganda, penyalah-gunaan

obat, penyakit vaskular (hipertensi dalam kehamilan atau kronik),

penyakit ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi plasenta

umbilikus yang abnormal, dan tumor vaskular.

Malnutrisi

2

Page 4: case bblr fix.doc

Ada dua variabel bebas yang diketahui mempengaruhi pertumbuhan

janin, yaitu berat ibu sebelum hamil dan pertambahan berat ibu

selama hamil. Ibu dengan berat badan kurang seringkali melahirkan

bayi yang berukuran lebih kecil daripada yang dilahirkan ibu dengan

berat normal atau berlebihan. Selama embriogenesis status nutrisi

ibu memiliki efek kecil terhadap pertumbuhan janin. Hal ini karena

kebanyakan wanita memiliki cukup simpanan nutrisi untuk embrio

yang tumbuh lambat. Meskipun demikian, pada fase pertunbuhan

trimester ketiga saat hipertrofi seluler janin dimulai, kebutuhan

nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika masukan nutrisi ibu

rendah. Data upaya menekan kelahiran BBLR dengan pemberian

tambahan makanan kepada populasi berisiko tinggi (riwayat nutrisi

buruk) menunjukkan bahwa kalori tambahan lebih berpengaruh

terhadap peningkatan berat janin dibanding pernmbahan protein.

Infeksi

Infeksi virus tertentu berhubungan dengan gangguan pertumbuhan

janin. Wanita-wanita dengan status sosioekonomi rendah diketahui

melahirkan bayi dengan gangguan pertumbuhan maupun bayi kecil

di samping memiliki insidensi infeksi perinatal yang lebih tinggi.

Bayi-bayi yang menderita infeksi rubella kongenital dan

sitomegalovirus (CMV) umumnya terjadi gangguan pertumbuhan

janin, tidak tergantung pada umur kehamilan saat mereka dilahirkan.

Faktor genetik

Diperkirakan 40% dari seluruh variasi berat lahir berkaitan dengan

kontribusi genetik ibu dan janin. Wanita normal tertentu memiliki

kecendrungan untuk berulang kali melahirkan bayi dengan berat

lahir rendah atau keil untuk masa kahamilan (tingkat pengulangan

25%-50%), dan kebanyakan anita tersebut dilahirkan dalam keadaan

yang sama. Hubungan antara berat lahir ibu dan janin berlaku pada

semua ras.

V. Diagnosis

3

Page 5: case bblr fix.doc

Diagnosis BBLR biasanya ditegakkan dari :

A. ANAMNESIS

Dari anamnesa dapat digali mengenai riwayat gestasi, faktor etiologi

dan riwayat pemeriksaan antenatal dari ibu yang bayinya BBLR

Kapan HPHT

Mencari faktor etiologi BBLR

B.PEMERIKSAAN FISIK

BBL < 2500.

PB kurang atau sama 45 cm.

Lingkar kepala < 33 cm.

Lingkar dada < 30 cm.

Kepala lebih besar dari badan.

Kulit tipis transparan , lanugo banyak , lemak subkutan kurang.

Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltik usus terlihat.

Rambut biasanya tipis .

Tulang rawan belum sempurna.

Jaringan mammae belum sempurna demikian pula puting susu.

Genetelia immatur .

Bayi kecil , posisinya masih posisi fetal , yaitu posisi dekubitus lateral ,

pergerakan nya kurang dan masih lemah.

Bayi masih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum

teratur, dan sering terdapat serangan apneu.

Otot masuh hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai

abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam keaadaan fleksi dan kepala

menghadap kesatu jurusan.

Refleks Moro dapat positif, refleks minghisap dan menelan belum

sempurna, demikiaan juga refleks batuk.

Pitting edem, sering ditemukan pada pendarahan antepartum, toxemia

gravidarum dan DM.

Nafas tidak teratur, jika >60 x/menit waspada terhadap Hialin Membran

Disease.

4

Page 6: case bblr fix.doc

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Biasanya pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan khusus dilakukan

pada bayi dengan BBLR ini ditujukan untuk melihat ada tidaknya

komplikasi atau gangguan yang menyertainya.2

VII. Komplikasi 2

Masalah yang sering dijumpai pada BBLR kurang bulan antara lain

adalah sebagai berikut :

1. Ketidakstabilan suhu

2. Kesulitan pernapasan

3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi

4. Imaturitas hati

5. Imaturitas ginjal

6. Imaturitas imunologis

7. Kelainan neurologis

8. Kelainan kardiovaskuler

9. Kelainan hematologis

10. Metabolisme

VIII. Penatalaksanaan 5

Penatalaksanaan pada BBLR adalah sebagai berikut :

1. Rawat dalam inkubator untuk mencegah hipotermia

2. Early feeding jika memungkinkan

3. Mengatasi komplikasi

4. Memberikan terapi pada yang diduga infeksi

5. Memantau adanya kelainan fisik atau kelainan fungsi intelektual

IX. Prognosis 5

5

Page 7: case bblr fix.doc

Angka kematian pada BBLR berkisar antara 0,2 % - 1 %. Pada

kebanyakan kasus, bayi dengan berat lahir rendah dengan cepat

mengejar ketertinggalan pertumbuhannya dalam tiga bulan pertama,

dan mencapai kurva pertumbuhan normal pada usia satu tahun.

X. Pencegahan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mencegah bayi

lahir dengan berat badan rendah, diantaranya memperbaiki asupan

nutrisi pada ibu hamil dan dengan kontrol antenatal secara teratur.

BAB II

ILUSTRASI KASUS

6

Page 8: case bblr fix.doc

IDENTITAS PASIEN :

Nama Anak : By AJ

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku Bangsa : Minang

Alamat : Malalak

ANAMNESA :

Seorang Neonatus baru lahir, tanggal 20 Januari 2013 jam 21.45 WIB dengan :

KELUHAN UTAMA:

Neonatus baru lahir BBLR 1930 gram, PB 43 cm.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Neonatus baru lahir BBLR 1930 gram, PB 43 cm.

Lahir Spontan, ditolong dokter

Demam tidak ada

Kejang tidak ada

Sesak nafas tidak ada

Biru tidak ada

Bayi langsung menangis

Injeksi Vitamin K sudah diberikan

Keadaan ibu baik.

Jejas persalinan tidak ada.

Kelainan kongenital tidak ada.

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI :

Ibu Ayah

Umur 20 22

7

Page 9: case bblr fix.doc

Pendidikan

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta

Perkawinan ke I I

Penghasilan - ± Rp 1.000.000

PEMERIKSAAN ANTE NATAL :

Dengan bidan, pemeriksaan teratur.

HPHT : lupa.

PENYAKIT SELAMA HAMIL :

Tidak ada.

KOMPLIKASI KEHAMILAN :

Tidak ada

KEBIASAAN WAKTU HAMIL :

Makanan : Kwalitas : cukup, (2 porsi/hari) .

Kwantitas : cukup

Obat- obatan : Tidak ada.

Merokok : Tidak ada.

PEMERIKSAAN TERAKHIR WAKTU HAMIL :

Tekanan Darah : 120/70 mmHg.

Suhu : 37 C.

RIWAYAT PERSALINAN:

Persalinan : Spontan

Ketuban : Jernih.

8

Page 10: case bblr fix.doc

Komplikasi persalinan : Tidak ada.

KEADAAN BAYI WAKTU LAHIR :

Lahir tanggal 20 Januari 2013, jam 21.45 WIB.

Jenis Kelamin : Perempuan

Kelahiran : Tunggal

Kondisi saat lahir : Hidup.

Nilai APGAR : 7/8

Riwayat Resusitasi : - Pembersihan jalan nafas.

Penilaian Usia Kehamilan :

- Kriteria fisik luar (Ballard) : 22

- Kriteria Neurologis (Dubowitz) : 20

Total : 42

- Taksiran Masa Kehamilan : 36 minggu.

Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan berat badan lahir dan taksiran

masa kehamilan : Kecil untuk usia kehamilan (KMK).

PEMERIKSAAN FISIK :

Keadaan Umum : Menangis kuat, Gerakan kurang aktif.

BB Lahir : 1930 gr, PB : 43 Cm.

Frekwensi Jantung : 140 x/menit.

Frekwensi Nafas : 41 x/menit.

Suhu : 36,2oC

Kepala :

Ubun-ubun besar : 1,5 x 1,5 cm.

Ubun–ubun kecil : 1/2 x1/2 cm.

Jejas persalinan : tidak ada.

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik.

Telinga : Tidak ada kelainan.

Hidung : Tidak ada kelainan.

Mulut : Sianosis sirkum oral tidak ada.

Leher : Tidak ada kelainan.

9

Page 11: case bblr fix.doc

Thorak : Bentuk Normochest.

Paru : Bronkovesikuler, ronchi tidak ada, wheezing

tidak ada.

Jantung : Irama teratur, bising tidak ada.

Abdomen : Permukaan datar , kondisi lemas,

Hepar : 1/4 – 1/4.

Limpa : S0.

Tali pusat : tidak ada kelainan.

Umbilikus : Tidak ada kelainan.

Genitalia : Labia Mayora menututpi Labia Minora

Extremitas : Akral Hangat, Perfusi Baik.

Kulit : Teraba Hangat, Sianosis (-), ikterik (-).

Anus : Ada.

Tulang : Tidak ada kelainan.

Refleks Neonatal : Moro lemah, Rooting lemah, Hisap lemah, Pegang lemah.

Ukuran : Lingkaran kepala : 32 cm

Lingkaran dada : 28 cm

Lingkaran Perut : 26 cm

Simfisis kaki : 22 cm

Panjang lengan : 17 cm

Panjang kaki : 20 cm

Kepala – simpisis : 23 cm

RESUME :

Neonatus BBLR 1930 gram, PB 43 cm.

Lahir Spontan.

Keadaan Ibu Baik.

TM : 36 minggu. KMK.

AS : 7/8.

Jejas persalinan : Tidak ada.

Kelainan kongenital : Tidak ada.

10

Page 12: case bblr fix.doc

Riwayat Penyakit Sekarang : Hipotermi.

DIAGNOSIS KERJA :

BBLR 1930 gram dengan Hipotermi

TERAPI :

Pasang NGT

Asi 8 x 5 cc/NGT

Rawat Inkubator.

FOLLOW UP :

21/01/13 Jam 07.00 wib.

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

Toleransi minum baik, BAB ada, BAK ada.

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB GDR

Sedang 136x/m 46 x/m 36,8 C 1950 g 70 gr/dl

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Refleks isap (+), reflek pegang (+),reflek moro (+).

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Terapi : Infant Warmer, Asi 8x 5 cc/NGT (naikan bertahap)

22/01/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

BAB ada, BAK ada.

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB GDR

Sedang 126x/m 48 x/m 36,3 C 1960 g 51 gr/dl

11

Page 13: case bblr fix.doc

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1900 gram

Hipotermi

Terapi : Infant warmer, Asi OD

Rencana : Rooming In dan KMC

23/01/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

menyusu kuat, BAB ada, BAK ada.

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB

Sedang 120x/m 46 x/m 36,7 C 1920 g

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1920 gram

Terapi : ASI OD dan KMC

25/01/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

menyusu kuat, BAB ada, BAK ada.

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB

Sedang 130x/m 50 x/m 36,7 C 1960 g

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1960 gram

Terapi : ASI OD dan KMC

12

Page 14: case bblr fix.doc

26/01/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

menyusu kuat, BAB ada, BAK ada.

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB

Sedang 135x/m 54 x/m 36,6 C 1960 g

Kulit : Kuning Sampai leher

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1900 gram

Ikterik Grade I

Terapi : Asi OD, KMC

28/01/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

menyusu kuat, BAB ada, BAK ada.

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB

Sedang 130x/m 48 x/m 36,5 C 2040 g

Kuning sampai paha

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1960 gram

Ikterik Grade III

Terapi : ASI OD, Fototerapi

29/01/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

menyusu kuat, BAB ada, BAK ada.

13

Page 15: case bblr fix.doc

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB

Sedang 128x/m 40 x/m 36,5 C 2060 g

Kuning sampai paha

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1960 gram

Ikterik Grade III

Terapi : ASI OD, Fototerapi

30/01/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

menyusu kuat, BAB ada, BAK ada.

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB

Sedang 134x/m 56 x/m 36,6 C 2200 g

Kuning sampai paha

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1960 gram

Ikterik Grade III

Terapi : ASI OD, Fototerapi

31/01/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

menyusu kuat, BAB ada, BAK ada.

14

Page 16: case bblr fix.doc

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB

Sedang 140x/m 56 x/m 36,4 C 2200 g

Kuning sampai paha

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1960 gram

Ikterik Grade III

Terapi : ASI OD, Fototerapi

1/02/13 jam 07.00 wib

A/ Demam tidak ada, Kejang tidak ada, Biru tidak ada, Sesak nafas tidak ada,

menyusu kuat, BAB ada, BAK ada.

PF / KU Nadi Nafas Suhu BB

Sedang 148x/m 53 x/m 36,7 C 2200 g

Kuning sampai paha

Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Cor dan Pulmo : d.b.n.

Extremitas : sianosis (-), ikterik (-), edema (-).

Kesan : BBLR 1960 gram

Ikterik Grade III

Terapi : ASI OD, Fototerapi

BAB III

DISKUSI

15

Page 17: case bblr fix.doc

Telah dilaporkan suatu kasus seorang Bayi Laki-Laki yang dirawat di

perinatologi IKA RSAM Bukittinggi, dengan diagnosa kerja Bayi berat badan

lahir rendah ( BBLR ).

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pada

anamnesa didapatkan bahwa : bayi lahir spontan, dan langsung menangis. Ibu

bayi dalam keadaan baik. Dari pemeriksaan fisik ditemukan :Berat badan lahir

1930 gr, panjang badan 43 Cm, keadaan umum yang lemah, gerakan bayi aktif,

Ekstremitas Sianosis ( - ), Nilai APGAR 7/8, Reflek moro (+), Reflek hisap

belum sempurna, dan reflek-reflek bayi yang lainnya juga belum sempurna yang

menyokong kearah BBLR.

Tindakan yang dilakukan (1) perawatan dalam inkubator, dengan tujuan

mencegah hipotermi, (2) pemberian vitamin K untuk mencegah perdarahan,.

Diharapkan dengan penatalaksanaan yang tepat, BB akan bertambah dan

mengalami perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 18: case bblr fix.doc

1. Stoll Barbara, Chapman. The High-Risk Infant, In : Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelsons Textbook of Pediatrics. 18th Edition. Philadelphia : Saunders, 2007 ; p 701-10.

2. Dalmanik Sylvia M. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. Dalam : Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI 2008 ; 11-30.

3. Profil Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta Tahun 2005. Dinas Kesehatan Propinsi D.I Yogyakarta. 2005. Dari www.depkes.go.id

4. Dogra VS. 2006. Intrauterine Growth Retardation from www.emedicine.com

5. Vandenbosche RC, Kirchner JT. 1998. Intrauterine Growth Retardation from www.aafp.com

17