Upload
bachrul-alam-arriza
View
248
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 Ezai Referat Isi
1/67
BAB I
PENDAHULUAN
Osteogenesis imperfecta merupakan kelainan kongenital umum pada
pembentukan jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan ikat tubuh serta
pada umumnya diturunkan secara autosomal dominan.1,2Kelainan ini disebut juga
brittle bone disease, yang ditandai dengan kerapuhan massa tulang serta
kecenderungan mengalami fraktur multipel akibat trauma ringan.1,2,3 Insiden
osteogenesis imperfecta terdeteksi sekitar 1 : 2. kelahiran hidup serta tidak
berhubungan dengan jenis kelamin maupun ras tertentu.1,2
!ecara biomolekuler, osteogenesis imperfecta terjadi karena mutasi dominan
gen "O#1$1 %collagen 1 alpha 1& dan "O#1$2 %collagen 1 alpha 2& yang
mengkode sintesis kolagen tipe I serta yang lebih jarang terjadi melalui mutasi
resesif gen #'()'1 %leucine proline-enrich proteoglican 1& yang mengkode
en*im pembentuk kolagen, prolil+3+hidroksilase, atau gen pengkode protein
terasosiasi kolagen, ")-( %cartilago associated protein&.1,2, /utasi genetik yang
terjadi tidak hanya bermanifestasi sebagai kerapuhan tulang, tetapi juga berupa
penipisan kulit, de0iasi struktur tulang, hipermobilitas sendi, kehilangan
pendengaran, kerapuhan gigi, dan sklera biru.3 Osteogenesis imperfecta dengan
spektrum kelainan yang luas tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa tipe
berdasarkan manifestasi klinis dan histologis yang ditemukan serta mekanisme
pearisan mutasi genetik, secara autosomal dominan atau autosomal resesif.1,2
1
7/25/2019 Ezai Referat Isi
2/67
-nak dengan osteogenesis imperfecta beserta keluarga yang membesarkannya
akan menghadapi berbagai masalah yang kompleks terkait kelainan ini, di
antaranya masalah anatomis, medis, keterbatasan gerak, dan sosial. idak semua
masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan baik.2Osteogenesis imperfecta tidak
dapat disembuhkan, tetapi beberapa modalitas terapi paliatif dapat diberikan untuk
memperbaiki keadaan klinis penderita.1 Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengenalan dini manifestasi klinis osteogenesis imperfecta serta pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosis.2
(emeriksaan penunjang yang berperan penting dalam menegakkan diagnosis
osteogenesis imperfecta di antaranya pemeriksaan radiologi. (emeriksaan foto
)ntgen dapat menilai fraktur tulang kortikal, kompresi 0ertebra, dan kelainan
osifikasi tulang pada osteogenesis imperfecta. asil radiografi ini selanjutnya
dikorelasikan dengan keadaan klinis untuk menentukan tipe dan tingkat keparahan
osteogenesis imperfecta.1, (emeriksaan foto )ntgen juga dapat menilai
penyembuhan fraktur pascaterapi medikamentosa.4 5ltrasonografi dapat
mendeteksi osteogenesis imperfecta berat pada masa intrauterin.4,6!ementara itu,
pemeriksaan radiologi lain seperti computed tomography %" scan&, magnetic
resonance imaging %/)I&, dan bone mass densitometry %7/8& juga berperan
dalam mendiagnosis osteogenesis imperfecta.6
2
7/25/2019 Ezai Referat Isi
3/67
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteogenesis imperfecta atau brittle bone disease adalah kelainan kongenital
umum pada jaringan ikat, yaitu kolagen tipe I, yang secara klasik ditandai dengan
kerapuhan tulang menyeluruh serta fraktur multipel tulang kortikal, dan kompresi
0ertebra akibat trauma ringan. Osteogenesis imperfecta memiliki spektrum klinis
yang luas, dari bentuk nonletal dengan peraakan normal, tanpa deformitas, dan
jarang mengalami fraktur sampai bentuk letal yang teridentifikasi pada masa
perinatal.1,2
B. Etiologi
Osteogenesis imperfecta secara umum terjadi karena mutasi gen "O#1$1
%collagen 1 alpha 1& dan "O#1$2 %collagen 1 alpha 2& yang mengkode sintesis
kolagen tipe I. /utasi ini diturunkan secara autosomal dominan.1,2, !ementara
itu, sebagian kecil osteogenesis imperfecta diturunkan secara autosomal resesif
akibat mutasi gen #'()'1 %leucine proline-enrich proteoglican 1& yang
mengkode en*im pembentuk kolagen, prolil+3+hidroksilase, atau protein
terasosiasi kolagen, ")-( %cartilago associated protein&.1,2
3
7/25/2019 Ezai Referat Isi
4/67
Gambar 8.#okasi gen "O#1$1 pada kromosom 19 %-& dan gen "O#1$2
pada kromosom 9 %7&. %!umber: /urray )K, Keeley ;, 2. 8alam
/urray )K, et al, ed., 23.&
. E!i"emiologi #steogenesis Im!erfe$ta
Insiden osteogenesis imperfecta yang terdeteksi yaitu 1 : 2. kelahiran
hidup1serta tidak terdapat korelasi terhadap jenis kelamin dan ras.1,2
D. Patogenesis #steogenesis Im!erfe$ta
!emua kolagen memiliki struktur heliks rangkap tiga. Kolagen tipe I yang
matur mengandung lebih dari 1 asam amino di mana setiap subunit
polipeptida atau rantai alfa terpuntir menjadi bentuk heliks dominan kiri yang
membentuk putaran. Kemudian tiga dari rantai+rantai alfa ini terpuntir menjadi
superheliks dominan kanan dengan membentuk molekul mirip batang yang
berdiameter 1, nm dan memiliki panjang sekitar 3 nm. "iri kolagen yang
khas yaitu terdapatnya residu glisin pada setiap posisi ketiga bagian heliks
rangkap tiga pada rantai alfa. al ini diperlukan karena glisin merupakan satu+
4
#L%&%
A
B
#L%&'
7/25/2019 Ezai Referat Isi
5/67
satunya asam animo yang memiliki gugus ) berukuran cukup kecil untuk masuk
ke dalam inti sentral superheliks rangkap tiga tersebut. !truktur berulang ini,
yaitu %&n merupakan persyaratan mutlak bagi pembentukan heliks
rangkap tiga dengan perbandingan yaitu 33,4 : 12 : 1. /eskipun =
dan > dapat berupa sembarang asam amino, sekitar 1 dari posisi = merupakan
prolin dan sekitar 1 dari posisi > merupakan hidroksiprolin. (rolin dan
hidroksiprolin menyebabkan rigiditas pada molekul kolagen, idroksiprolin
terbentuk melalui hidroksilasi pascatranslasi pada residu prolin terikat peptida
yang dikatalis oleh en*im prolil+3+hidroksilase. 'n*im ini memiliki kofaktor
berupa asam askorbat %0itamin "& dan $+ketoglutarat. #isin pada posisi > juga
dapat dimodifikasi secara pascatranslasi menjadi hidroksilisin melalui kerja
en*im lisil+3+hidroksilase dengan kofaktor yang serupa.
5
7/25/2019 Ezai Referat Isi
6/67
Gambar 8. !truktur molekuler kolagen dari rangkaian primer sampai
fibril.
#ebih dari ?@ penderita osteogenesis imperfecta memiliki sejumlah mutasi
dominan dalam gen "O#1$1 pada lengan panjang kromosom 19 posisi 21.3+22.1
dan "O#1$2 pada lengan panjang kromosom 9 posisi 22.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
7/67
sehingga mengakibatkan penguraian en*imatik seluruh rantai yang disebut
procollagen suicide, yang bermanifestasi sebagai osteogenesis imperfecta
nonletal. Bika kedua rantai yang abnormal, kelainan akan muncul secara genotif
dan fenotif. !ementara itu, jika ketiga rantai yang abnormal, akan bermanifestasi
sebagai osteogenesis imperfecta letal.
!ementara itu, sebagian kecil osteogenesis imperfecta diturunkan secara
autosomal resesif akibat mutasi gen #'()'1 %leucine proline-enrich proteoglican
1& yang mengkode en*im pembentuk kolagen, prolil+3+hidroksilase, atau protein
terasosiasi kolagen, ")-( %cartilago associated protein&.1,2
E. (anifestasi Klinis #steogenesis Im!erfe$ta
Osteogenesis imperfecta dibedakan menjadi osteogenesis imperfecta
kongenita yang dideteksi pada perinatal dan osteogenesis imperfecta tarda yang
dideteksi lebih lambat pada masa anak+anak.18a0id !illence pada tahun 1?9?
membagi osteogenesis imperfecta menjadi empat tipe berdasarkan cara pearisan
gen, manifestasi klinis, dan kesan radiografi. 7eberapa tipe tambahan ditemukan
berdasarkan perbedaan histologi. (embagian osteogenesis imperfecta adalah
sebagai berikut:1,2
1. Osteogenesis Imperfecta ipe I
Osteogenesis imperfecta tipe I merupakan tipe paling ringan dan paling tinggi
insidennya. Identifikasi seringkali pada aktu yang lebih lambat. (ada tipe ini
ditemukan fraktur ringan, sedikit deformitas kaki, dan kompresi 0ertebra ringan.
7
7/25/2019 Ezai Referat Isi
8/67
8islokasi sendi bahu dan sendi panggul bisa ditemukan.2 raktur terjadi karena
trauma ringan sampai sedang dan berkurang setelah pubertas. !klera biasanya
biru. Kehilangan pendengaran dini terjadi pada 3+6@ penderita. ipe I bersama
tipe IC dibagi menjadi subtipe - dan 7, berdasarkan disertai %-& atau tidak %7&
dentinogenesis imperfecta. Kelainan jaringan ikat lain yang mungkin terjadi yaitu
kulit tipis dan mudah memar, kelenturan sendi, dan peraakan pendek yang
berhubungan dengan anggota keluarga lain.
2. Osteogenesis Imperfecta ipe II
ipe ini merupakan tipe dengan tikat keparahan tertinggi sehingga disebut
dengan tipe letal perinatal. 7ayi sering mengalami kematian selama persalinan
akibat perdarahan intakranial yang disebabkan trauma multipel. 7ayi lahir dengan
panjang dan berat badan lahir sangat kecil untuk masa kehamilan. erdapat
kerapuhan hebat tulang dan jaringan ikat lainnya. 8itemukan mikromelia dan
kedua kaki abduksi sepertifrog-leg position. erdapat multipel fraktur kosta dan
ronggga toraks yang sempit sehingga terjadi insufisiensi pernafasan. Kepala besar
untuk ukuran tubuh dengan pelebaran fontanela anterior dan posterior. !klera
berarna biru atau kelabu gelap.
3. Osteogenesis Imperfecta ipe III %(embentukan (rogresif&
ipe ini merupakan tipe yang paling parah dari bentuk nonletal dan
menyebabkan disabilitas fisik yang berarti.raktur biasanya juga terjadi
intrauterin. 7entuk muka relatif makrosefalus dan berbentuk segitiga. raktur
dapat terjadi akibat trauma ringan dan sembuh dengan meninggalkan deformitas.
8
7/25/2019 Ezai Referat Isi
9/67
"osta bagian basal sering rapuh dan bentuk dada mengalami deformitas.
8itemukan juga skoliosis dan kompresi 0ertebra. Kur0a pertumbuhan di baah
normal dari satu tahun pertama kehidupan. (asien memiliki peraakan pendek
yang ekstrim. !klera berarna putih sampai biru.
Gambar %).7ayi osteogenesis imperfecta tipe III dengan ekstremitas
pendek dan bengkok, deformitas toraks, serta relatif makrosefalus.
%!umber: /arini B", 29. 8alam: Kliegman )/ et al, ed., 29.&
. Osteogenesis Imperfecta ipe IC %"ukup 7erat&
9
7/25/2019 Ezai Referat Isi
10/67
(asien lahir dengan fraktur intrauterin dan tulang panjang baah yang
bengkok. raktur berkurang setelah pubertas. (asien memiliki peraakan cukup
pendek. !klera bisa biru atau putih.
4. Osteogenesis Imperfecta ipe C %iperplasia Kallus&, ipe CI %8efek
/ineralisasi&, dan ipe CII %-utosomal )esesif&
Ketiga tipe ini didapatkan melalui biopsi tulang dari tipe IC. Ketiganya tidak
mengalami kelainan pada kolagen tipe I. ipe C ditandai dengan hiperplasia kalus,
kalsifikasi membran interosesus humeri, dan radiodens garis metafisis. ipe CII
mengarahkan ke kromosom 3p22+2 dan kelainan hipomorfik ")-(.
*. Pemeri+saan Pen,n-ang #steogenesis Im!erfe$ta
(emeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis
osteogenesis imperfecta antara lain sebagai berikut:2
1. (emeriksaan oto )ntgen
(ada pemeriksaan ini dapat ditemukan gambaran densitas tulang yang
menurun yang mengarah ke osteopenia, fraktur yang baru, subklinis, atau sudah
sembuh, bengkok pada tulang kortikal, kompresi 0ertebra, dan tulang ;ormian
pada sutura tulang kranial. ulang ;ormian adalah gambaran tulang+tulang kecil
pada tulang kranial yang pada bayi normal tidak ada, ditemukan pada 6@
penderita osteogenesis imperfecta.
2. (emeriksaan #aboratorium
10
7/25/2019 Ezai Referat Isi
11/67
(emeriksaan ini dapat dilakukan baik pada penderita autosomal dominan
maupun resesif, terdiri dari:
a. (emeriksaan molekuler kolagen, melalui analisis 8A- pada gen "O#1$1
dan "O#1$2 yang diperoleh dari sampel darah atau sali0a.
b. (emeriksaan biokimia kolegen, melalui analisis protein yang dikultur dari
fibroblas dari biopsi tusuk kulit. (ada osteogenesis imperfecta tipe I,
jumlah kolagen tipe I yang berkurang menyebabkan peningkatan rasio
kolagen tipe III terhadap kolagen tipe I. /utasi pada rantai ketiga kolagen
tidak dapat dideteksi melalui studi biokimia kolagen karena tidak
menyebabkan o0ermodifikasi rantai yang berarti. (ada masa intrauterin,
biopsi 0illi korion dapat digunakan untuk studi biokimia atau molekular
studi, sedangkan amniosintesis akan memberikan hasil positif palsu.
3. (emeriksaan 8ensitas /assa ulang
(emeriksaan dilakukan dengan menggunakan Dual-energy X-ray
Absorptiometry (DXA). (asien dengan osteogenesis imperfecta memiliki
densitas massa tulang yang lebih rendah dibandingkan normal.
. 7iopsi ulang
(emeriksaan ini dapat mengidentifikasi seluruh tipe. (rosedur
pemeriksaan in0asif, memerlukan anestesi umum sebelum melalukan biopsi
pada tulang iliaka, dan hanya boleh dilakukan oleh dokter bedah.
G. Diagnosis #steogenesis Im!erfe$ta
11
7/25/2019 Ezai Referat Isi
12/67
8iagnosis osteogenesis imperfecta ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis
yang tampak, riayat keluarga, dan pemeriksaan penunjang, minimal
pemeriksaan foto )ntgen dan pemeriksaan laboratorium.2
H. Diagnosis Ban"ing
7eberapa keadaan klinis yang memiliki gejala mirip osteogenesis imperfecta
yaitu hipofosfatasia, penyakit (agetDs ju0enil, riketsia, osteoporosis ju0enil
idiopatik, defek metabolism 0itamin 8, penyakit "ushing, serta defisiensi dan
malabsoprsi kalsium.2
I. Kom!li+asi
7eberapa komplikasi pada osteogenesis imperfecta:1,2,E
1. Kardio0askuler
/utasi spesifik pada gen kolagen merupakan predisposisi terjadinya
aneurisma aorta.
2. Baringan Ikat
(enderita akan mudah mengalami luka memar karena kulit yang tipis.
3. /ata dan (englihatan
erjadi penipisan sklera yang berhubungan dengan arna sklera.
Ketebalan kornea juga menipis.
Gambar %%.!klera biru pada osteogenesis imperfecta.
%!umber: 7hadada !K, et al., 2E.&
. !istem 'ndokrin
12
7/25/2019 Ezai Referat Isi
13/67
Keadaan hipermetabolik dapat ditemukan, terdiri dari diaphoresis
berlebihan, peningkatan konsumsi oksigen, dan peningkatan hormon
tiroksin.
4. !istem (encernaan
(rotusio asetabulum dan deformitas pel0is menyebabkan konstipasi
pada penderita.
6. !istem (endengaran
(enderita biasanya akan mengalami kehilangan pendengaran pada tiga
dekade pertama kehidupan.
9. !istem !arafKomplikasi neurologi termasuk in0aginasi basiler, kompresi batang
otak, dan hidrosefalus. Kebanyakan anak dengan osteogenesis
imperfecta tipe III dan IC mengalami in0aginasi basiler, tetapi jarang
kompresi batang otak.
E. ungsi (ernafasan
Kecacatan dan kematian akibat osteogenesis imperfecta terutama
akibat pneumonia akut dan penyimpangan fungsi pulmonal yang
terjadi pada anak+anak dan cor pulmonal terlihat pada deasa.
?.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
14/67
%!umber: /arini B", 29. 8alam: Kliegman )/ et al, ed., 29.&
J. Penatala+sanaan #steogenesis Im!erfe$ta
Oleh karena tidak ada pengobatan untuk osteogenesis imperfecta1,
penatalaksanaan difokuskan untuk meminimalisasi fraktur, operasi bedah untuk
mengkorekasi deformitas, menurunkan kerapuhan tulang dengan meningkatkan
densitas massa tulang, dan fungsi independen. 7erikut langkah+langkah
penatalaksanaan osteogenesis imperfect:1,2
1. /odifikasi (erilaku dan
7/25/2019 Ezai Referat Isi
15/67
osteogenesis imperfecta dapat sembuh dengan baik. /engkoreksi
deformitas tulang panjang membutuhkan prosedur osteotomi.3. /edikamentosa
(engobatan dengan suplemen kalsium, fluor, atau kalsitonin
tidak akan memperbaiki osteogenesis imperfecta. ormon
pertumbuhan memperbaiki histologi tulang pada anak yang responsif,
biasanya tipe I dan IC. (engobatan dengan bifosfonat %pamidronat
intra0ena atau olpadronat oral& memiliki beberapa keuntungan.
7ifosfonat menurunkan resorpsi oleh osteoklas. 7ifosfonat lebih
menguntungkan bagi untuk 0ertebra %tulang trabekular& dibandingkan
tulang kortikal. (engobatan selama 1+2 tahun menghasilkan
peningkatan #1+ 8'=- dan memperbaiki kompresi 0ertebra dengan
mencegah atau memperlambat skoliosis pada osteogenesis imperfecta.
)isiko fraktur pada tulang panjang menurun.
-kan tetapi, matriks tulang panjang akan melemah dengan
pemanjangan aktu pengobatan dan nonunion pascaosteostomi
meningkat. !elain itu, tidak ada efek bifosfonat terhadap nilai
mobilitas, kekuatan otot, dan nyeri tulang. 'fek samping pengobatan
lainnya termasuk remodellingtulang panjang abnormal, osteonekrosis
rahang, dan kerusakan tulang mirip osteopetrosis. (embatasan
pengobatan selama 2+3 tahun pada pertengahan masa anak+anak
memungkinkan maksimalisasi keuntungan dan mengurangi kerusakan
material tulang kortikal. Keuntungan muncul beberapa tahun setelah
inter0al pengobatan.
K. Prognosis #steogenesis Im!erfe$ta
15
7/25/2019 Ezai Referat Isi
16/67
Osteogenesis imperfectamerupakan keadaan kronik yang
membatasi harapan hidup dan tingkatan fungsional. 7ayi dengan
osteogenesis imperfecta tipe II biasanya meninggal pada hitungan bulan
sampai satu tahun kehidupan. -nak denganosteogenesis imperfecta tipe III
mengalami penurunan harapan hidup dengan sebab pulmonal pada masa
anak aal, remaja, dan +an tahun. Osteogenesis imperfecta tipe I dan IC
memiliki harapan hidup penuh.1
BAB III
PE(BAHASAN
.% Peranan *oto /0ntgen
8alam kasus yang dicurigai osteogenesis imperfecta,
pemeriksaan foto )ntgen postnatal harus mencakup pencitraan dari
tulang kortikal, tengkorak, dada, panggul, dan tulang belakang
torakolumbalis.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
17/67
ampak adanya reaksi periosteal, gambaran osteopenia, dan sklerosis
metafisis.?
Gambar %. )adiografi radiusulnaris posteroanterior perempuan, 19
tahun, dengan osteogenesis imperfecta tipe I menunjukkan
osteoporosis, deformitas membungkuk dengan o0ertubulasi dari jari+
jari, fraktur ulnaris yang sembuh, dan pembentukan kalus di atas
humerus distal. (ertumbuhan garis pemulihan tampak pada radius
distal. %!umber: Kirpalani -, 212.&
17
7/25/2019 Ezai Referat Isi
18/67
Gambar %1. )adiografi femur posteroanterior laki+laki, 6 bulan,
dengan osteogenesis imperfecta menunjukkan sklerosis metafisis distal
femur. %!umber: (aterson "), 23.&
7entuk yang lebih parah dari osteogenesis imperfecta,
seperti tipe II dan III, osteoporotik pada tulang panjang dengan fraktur
multipel.3raktur yang terjadi dapat berupa fraktur trans0ersal, obliF,
spiral, torus, dangreenstick. raktur pada umumnya terjadi pada tahun
pertama kehidupan.? 8ada mungkin kecil. 7eberapa fraktur tulang
rusuk sering ditemukan, menyebabkan tulang rusuk menjadi
cacat. !elain itu, kelainan tulang belakang ditemukan pada semua tipe
osteogenesisimperfecta termasuk skoliosis.6
7entuk+bentuk ini sering dipersulit oleh pembentukan kalus
hiperplastik. Kalus yang paling sering ditemukan di sekitar tulang
femoralis dan sering besar, muncul sebagai massa padat, tidak teratur,
timbul dari korteks tulang. Kalus ini dikaitkan dengan penebalan
18
7/25/2019 Ezai Referat Isi
19/67
periosteum dan kehadirannya menyebabkan pertimbangan diferensial
diagnostik lainnya, termasuk osteosarkoma, miositis ossifikans,
osteomielitis kronis, dan osteokondroma.6
Gambar %2.)adiografi toraks posteroanterior perempuan, tiga tahun
dengan fraktur multipel costa dan pembentukan kalus dalam berbagai
tingkatan. %!umber: (aterson "), 23.&
19
7/25/2019 Ezai Referat Isi
20/67
Gambar %3. (enyembuhan fraktur humerus diafisis kiri dengan
pembentukan kalus pada pasien dengan osteogenesis imperfecta.
%!umber: Kirpalani -, 212.&
Gambar %4. raktur metafisis pada perempuan, empat tahun, dengan
osteogenesis imperfecta. %!umber: (aterson "), 23.&
20
7/25/2019 Ezai Referat Isi
21/67
!elain itu, dengan peningkatan keparahan penyakit, tulang
kranial tengkorak menunjukkan densitas yang rendah dan tampak
tulang+tulang ;ormian, yaitu tulang+tulang kecil di intrasutura.6,?
Gambar %8. )adiografi kranial lateral pada pasien anita muda
dengan tipe III osteogenesis imperfecta menunjukkan beberapa tulang
;ormian. %!umber: Kirpalani -, 212.&
21
7/25/2019 Ezai Referat Isi
22/67
Gambar %5. )ntgen kranial posteroanterior pada pasien anita muda
dengan tipe III osteogenesis imperfecta menunjukkan beberapa tulang
;ormian. %!umber: Kirpalani -, 212.&
2.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
23/67
pendek dan lebar. (ada tipe II", tulang kortikal tipis dan berbentuk
silinder.
Gambar '%. 7ayi baru lahir dengan osteogenesis imperfecta.
ampak gambaran fraktur multipel dan deformitas pada seluruh
tulang. %!umber: )ogers #, -uringer !, 1??E.&
c. Osteogenesis imperfecta tipe III
!koliosis 0ertebra torakolumbalis khas pada osteogenesis
imperfecta tipe III. !ebanyak 24@ penderita dengan osteogenesis
imperfecta menderita skoliosis. !koliosis sebagian besar
membentuk huruf !.
23
7/25/2019 Ezai Referat Isi
24/67
Popcorn appearance tampak pada metafisis+epifisis tulang
kortikal, paling sering di artikulasio genu. al ini terjadi akibat
mikrofraktur berulang pada plat pertumbuhan.
ulang kraniofasial lunak dengan kal0arium, besar tipis
menyebabkan fasies segitiga.
Gambar ''. )adiografi 0ertebra posteroanterior pada pasien
osteogenesis imperfecta tipe III yang berat. ampak skoliosis
berbentuk !. %!umber: !umber: Kirpalani -, 212.&
24
7/25/2019 Ezai Referat Isi
25/67
Gambar '. )adiografi 0ertebra lateral pada anak 1 tahun dengan
osteogenesis imperfecta. %!umber: Kirpalani -, 212.&
25
7/25/2019 Ezai Referat Isi
26/67
Gambar '1.)adiografi osteogenesis imperfecta tipe III anak usia 6
tahun.
-. ulang tibialis dan fibularis kanan dan kiri tampak osteoporotik
dengan metaphyseal flaring, popcorn appearance pada plat
pertumbuhan, danplacement intramedullary rod.
7. ulang+tulang 0ertebra terkompresi dan tampak osteoporotik.
%!umber: /arini B", 29. 8alam Kliegman )/ et al, ed., 29.&
d. Osteogenesisimperfecta tipe IC
7/25/2019 Ezai Referat Isi
27/67
3.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
28/67
Gambar '3. )adiografi pel0is posteroanterior perempuan, ? tahun,
dengan osteogenesis imperfecta tipe III dan penyembuhan fraktur
femoralis bilateral. 7eberapa pertumbuhan pemulihan garis yang hadir di
kepala femoralis bilateral setelah pengobatan bifosfonat. %!umber:
Kirpalani -, 212.&
.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
29/67
Gambar '4.raktur metafisis distal tibialis kanan.
%!umber: )ogers #, -uringer !, 1??E.&
Gambar '8.raktur kompresi 0ertebra torakal.
%!umber: )ogers #, -uringer !, 1??E.&
b. (enyakit (aget ju0enile.
(ada penyakit (aget ju0enil, reaksi periosteal sangat menonjol dengan
lesi litik dan destruksi tulang yang hebat.1
29
7/25/2019 Ezai Referat Isi
30/67
Gambar '5. )adiografi tibia lateral pada pasien dengan sarcoma
(aget.
%!umber: /arini B", 29.&
c. )iketsia
(ada riketsia, deformnitas ditemukan, tetapi kejadian fraktur tidak
sebanyak osteogenesis imperfecta. !elain itu, penyebab riketsia yaitu
kurangnya asupan mineral dari luar tubuh, bukan penyakit yang
diturunkan secara autosom seperti osteogenesis imperfecta.1
30
7/25/2019 Ezai Referat Isi
31/67
Gambar ). )adiografi anak 2 tahun dengan riketsia dengan
penurunan densitas tulang, memperlihatkan mineralisasi tulang yang
lemah. %!umber: /arini B", 29.&
.' Peranan Ultrasonografi
5ltrasonografi berperan dalam mendiagnosis osteogenesis
imperfecta pada masa intrauterin pada trimester kedua kehamilan.
8iagnosis osteogenesis imperfecta dapat ditegakkan pada minggu ke+19
kehamilan dengan mendeteksi kelainan morfologi pada ultrasonogram.
(ada ultrasonogram tampak gambaran angulasi dan bengkoknya tulang
kortikal, panjang tulang kortikal memendek dari ukuran normal, dan
fraktur multipel costa.6
5ltrasonografi juga dapat digunakan untuk membantu
pencitraan pada prosedur biopsi 0illi korialis untuk pemeriksaan
biomolekuler kolagen.6
31
7/25/2019 Ezai Referat Isi
32/67
Gambar %. 5ltrasonografi pada kehamilan 16 minggu menunjukkan
kesan edema nuchal. %!umber: 'roglu 8, 24.&
"elah kecil gelap di baah kulit belakang leher pada janin
disebut dengan nuchal translucency %A& pada kehamilan 1+1 minggu
atau nuchal fold %A& pada kehamilan 14+22 minggu. (eningkatan A
dihubungkan dengan abnormalitas kongenital muskuloskeletal. 8iagnosis
osteogenesis imperfecta apabila ditemukan penebalan A %edema
nuchal&,1 serta tampak gambaran angulasi tulang kortikal, pendeknya
tulang kortikal dari ukuran normal, atau fraktur multipel costa.6
32
7/25/2019 Ezai Referat Isi
33/67
Gambar '. 5ltrasonografi pada kehamilan 2 minggu menunjukkan
kesan hyrop fetalis. %!umber: 'roglu 8, 24.&
. Peranan Pen$itraan Lain
1. Computeried !omography %" !can&
/odalitas ini digunakan untuk menilai in0aginasi basiler yang
terjadi sebagai komplikasi dari osteogenesis imperfect tipe IC.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
34/67
/)I digunakan untuk menilai in0aginasi basiler. /eskipun
radiografi ser0ikal dan " scan dapat menunjukkan kelainan ini
dengan baik, /)I memiliki keuntungan yaitu dapat mendeteksi
kompresi medulla spinalis.
Gambar 1. /)I ser0ikal potongan sagital anita pada gambar
33.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
35/67
Gambar 2.In0aginasi basiler pada /)I potongan sagital pada anak
dengan osteogenesis imperfecta tipe III tanpa gejala. erdapat
in0aginasi odontoid di atas garis "amberlain yang menyebabkan
penekanan dan perputaran pada pontomedullary %unction %tanda
panah&. %!umber:Kirpalani -, 212&.
&' one "ass Densitometry %7/8&
8ensitometri dapat mengkonfirmasi tingkat keparahan
osteoporosis pada pasien dengan osteogenesis imperfecta serta dapat
menilai keberadaan demineralisasi pada osteogenesis imperfecta tipe I
atau tipe IC.6
eknik pengukuran densitas massa tulang sebagai berikut:6
a. 7/8 kortikal radial, diukur dengan menggunakan absorpsiometri
foton tunggal atausingle photon absorptiometry%!(-&.
b. 7/8 0ertebra lumbal pada anak lebih tua dari satu tahun dan leher
femoralis pada anak yang lebih tua dari enam tahun, di mana 7/8
35
7/25/2019 Ezai Referat Isi
36/67
diperoleh dengan menggunakanDual-energyX-ray Absorptiometry
%8=-&.c. 7/8 tulang 0ertebra lumbar diukur dengan alat " scan pada
anak lebih tua dari tahun.
erdapat beberapa metode untuk menilai densitas massa tulang,
antara lain single-photon absorptiometry %!(-& dansingle energy X-
ray absorptiometry %!=-& lengan baah dan tumit, serta dual-photon
absorptiometry %8(-& dan dual energy X-ray absorptiometry %8=-&
lumbal dan proksimal femur, serta uantitati*e computed tomography
%G"&.11
+ingle-photon absorptiometry %!(-& menggunakan unsur
radioisotop I yang mempunyai energi foton rendah sekitar 2E keC guna
menghasilkan berkas radiasi kolimasi tinggi. Intensitas berkas radiasi
yang diabsorpsi ditangkap oleh scintillation counter. 8engan
menggunakanscanningrektilinier, densitas massa tulang dapat diukur.
8osis absorpsi yang diperoleh sekitar 4 mrad %4 H
7/25/2019 Ezai Referat Isi
37/67
Dual-photon absorptiometry %8(-& memiliki cara kerja yang
sama dengan !(-, tetapi sumber energinya mempunyai foton dengan
dua tingkat energi yang berbeda guna mengatasi tulang dan jaringan
yang cukup tebal, sehingga dapat dipakai untuk e0aluasi bagian+bagian
tubuh dan tulang yang kompleks seperti leher tulang femur dan tulang
0ertebra. !umber energi yang paling sering digunakan adalah
7/25/2019 Ezai Referat Isi
38/67
nontulang %barium intraluminal, prosthesa, obat+obatan yang
mengandung kalsium, pergerakan pasien, dll.&.11
Gambar 3.!canner dengan energy X-ray absorptiometry.%!umber: !etiyohadi !, 29.&
asil pengukuran dengan 8=- berupa %1& densitas mineral
tulang pada area yang dinilai satuan bentuk gram per cm2 %2&
kandungan mineral tulang dalam satuan gram %3& perbandingan hasil
densitas mineral tulang dengan nilai normal rata+rata densitas tulang
pada orang seusia dan deasa muda yang dinyatakan dalam
persentase dan %& perbandingan hasil densitas mineral tulang dengan
nilai normal rata+rata densitas tulang pada orang seusia dan deasa
muda yang dinyatakan dalam skor standar de0iasi %J+score atau +
score&. (ada 0ertebra, nilai densitas mineral tulang yang dilihat yaitu
nilai rata+rata densitas tulang #2+# dan pada sendi panggul, dengan
38
7/25/2019 Ezai Referat Isi
39/67
pennghitungan sendi panggul, kolumna femoris, segitiga ;ard, dan
trokhanter mayor.11
+score 7/8 pasien L 7/8 rata+rata orang deasa muda
1 !8 7/8 rata+rata orang deasa muda
J+score 7/8 pasien L 7/8 rata+rata orang seusia pasien
1 !8 7/8 rata+rata orang seusia pasien
Gambar 4.8ensitometri leher femur. %!umber: !etiyohadi !, 29.&
,uantitati*e computed tomography %G"& merupakan
densitometri yang paling ideal karena mengukur densitas tulang secara
0olumetrik %gMcm3&. Kelebihan G" dibandingkan dengan pemeriksaan
lainnya yaitu kemampuannya menilai hanya pada daerah trabekula
39
7/25/2019 Ezai Referat Isi
40/67
saja, dan tidak terpengaruh pada artefak kalsifikasi ekstra dan
intraosseus, seperti kalsifikasi aorta dan osteofit serta ukuran+ukuran
tinggi dan berat badan pasien. !ementara itu, kekurangan metode ini
yaitu dosis radiasi yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan 8=-,
sekitar 6 H!0 atau sekitar N2 kali lebih besar dari 8=-. (ada
tulang 0ertebra #, dengan potongan bidang midline akan tampak
perbedaan atenuasi antara korteks dan trabekula, sehingga dipilih
daerah trabekula di baah korteks. 8ensitas 0olumetriknya %gMcm3&
dihitung dengan cara membandingkannya dengan densitas phantom
berisi "a(O. Ailai koefisien akurasi sebesar 4+14 @ dan nilai
koefisien presisi sebesar 2+ @.11
BAB I6
PENUTUP
1.% Kesim!,lan
Osteogenesis imperfecta merupakan kelainan kongenital umum
pada pembentukan jaringan kolagen yang berfungsi sebagai jaringan ikat
tubuh serta pada umumnya diturunkan secara autosomal dominan.
Kelainan ini disebut juga brittle bone disease, ditandai dengan kerapuhan
massa tulang serta kecenderungan mengalami fraktur multipel akibat
trauma ringan. Insiden osteogenesis imperfecta terdeteksi sekitar 1 :
2. kelahiran hidup serta tidak berhubungan dengan jenis kelamin
maupun ras tertentu.
!ecara biomolekuler, osteogenesis imperfecta terjadi karena
mutasi dominan gen "O#1$1 %collagen 1 alpha 1& dan "O#1$2 %collagen
1 alpha 2& yang mengkode sintesis kolagen tipe I serta yang lebih jarang
40
7/25/2019 Ezai Referat Isi
41/67
terjadi melalui mutasi resesif gen #'()'1 %leucine proline-enrich
proteoglican 1& yang mengkode en*im pembentuk kolagen, prolil+3+
hidroksilase, atau gen pengkode protein terasosiasi kolagen, ")-(
%cartilago associated protein&. /utasi genetik yang terjadi tidak hanya
bermanifestasi sebagai kerapuhan tulang, tetapi juga berupa penipisan
kulit, de0iasi struktur tulang, hipermobilitas sendi, kehilangan
pendengaran, kerapuhan gigi, dan sklera biru. Osteogenesis imperfecta
dengan spektrum kelainan yang luas tersebut diklasifikasikan menjadi tipe
I s.d. tipe CII berdasarkan manifestasi klinis dan histologis yang
ditemukan serta mekanisme pearisan mutasi genetik, secara autosomal
dominan atau autosomal resesif.
(emeriksaan penunjang yang berperan penting dalam
menegakkan diagnosis osteogenesis imperfecta di antaranya pemeriksaan
radiologi. (emeriksaan foto )ntgen dapat menilai fraktur tulang kortikal,
kompresi 0ertebra, dan kelainan osifikasi tulang pada osteogenesis
imperfecta. asil radiografi ini selanjutnya dikorelasikan dengan keadaan
klinis untuk menentukan tipe dan tingkat keparahan osteogenesis
imperfecta. (emeriksaan foto )ntgen juga dapat menilai penyembuhan
fraktur pascaterapi medikamentosa. 5ltrasonografi dapat mendeteksi
osteogenesis imperfecta berat pada masa intrauterine. !ementara itu,
pemeriksaan radiologi lain seperti computed tomography %" scan&,
magnetic resonance imaging %/)I&, dan bone mass densitometry %7/8&
juga berperan dalam mendiagnosis osteogenesis imperfecta.
41
7/25/2019 Ezai Referat Isi
42/67
Oleh karena tidak ada pengobatan untuk osteogenesis
imperfecta, penatalaksanaan difokuskan untuk meminimalisasi fraktur,
operasi bedah untuk mengkorekasi deformitas, menurunkan kerapuhan
tulang dengan meningkatkan densitas massa tulang, dan fungsi
independen. #angkah+langkah penatalaksanaan osteogenesis imperfecta
antara lain modifikasi perilaku dan gaya hidup, manajemen ortopedi, dan
medikamentosa. (rognosis bergantung dengan keparahan tipe osteogenesis
imperfecta.
42
7/25/2019 Ezai Referat Isi
43/67
DA*TA/ PUSTAKA
1. /arini B", 29. Osteogenesis Imperfecta. 8alam: Kliegman )/,
7ehrman )', Benson 7, !tanton 7, ed., elson !e.tbook of
Pediatrics/ 10th
edition. (hiladelphia: !aunders 'lse0ier (ublisher
29, chapter6??.
2.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
44/67
Disorders. 8alam: Buhl B, "rummy -7, Kuhlman B', ed.,Paul and
5uhl6s 7ssentials of #adiologic $maging/ se*enth edition . (hiladelphia:
#ippincott L )a0en (ublisher 29, 2?3+32E.
. /urray )K, Keeley ;, 2. /atriks 'kstrasel. 8alam: /urray )K,
7/25/2019 Ezai Referat Isi
45/67
8alam, edisi keempat, jilid II. Bakarta: (usat (enerbitan Ilmu (enyakit 8alam
akultas kedokteran 5ni0ersitas Indonesia, hlm. 1162+1164.Infertilitas adalah kondisi yang dialami oleh pasangan suami istri yang
telah menikah minimal 1 tahun, melakukan hubungan senggama teratur tanpa
kontrasepsi, namun tidak berhasil memperoleh kehamilan. Infertilitas merupakan
masalah global dalam sudut pandang kesehatan reproduksi.1 !esuai dengan
definisi fertilitas yaitu kemampuan seorang isteri untuk menjadi hamil dan
melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya, maka pasangan
infertil haruslah dilihat sebagai satu kesatuan Insiden infertilitas beragam dan
terbagi menurut penyebab infertilitas itu sendiri. ampir 14@ dari pasangan di
seluruh dunia merupakan pasangan infertil.1
;O %1??4& melaporkan baha di dunia terdapat E @ pasangan suami
istri mengalami masalah infertilitas selama reproduksinya. #ebih kurang
seperlima pasangan usia subur di -merika !erikat adalah pasangan infertil.
#imabelas persen diantaranya tergolong infertil yang tidak jelas penyebabnya
%une.plained infertility&. 7anyak bukti yang menjelaskan baha ada peranan
faktor imunomodulasi pada pasangan ini. -spek penting dari imunomodulasi ini
adalah adanya antibodi anti sperma %-!-&. -ngka infertilitas pasangan suami istri
di Indonesia yang mengalami kesulitan mendapatkan anak adalah sekitar 1@.
Kondisi ini makin lama makin banyak ditemukan di Indonesia. 8iperkirakan
perempuan Indonesia yang mengalami kesulitan untuk hamil adalah 14@ di usia
3+3 tahun, 3 @ di usia 34+3? tahun dan 6 @ ketika mereka mencapai usia +
tahun.1
7anyak faktor yang terkait dengan kesulitan untuk hamil tersebut, faktor
tersebut @ terkait dengan faktor istri, @ terkait dengan faktor suami, 1@
45
7/25/2019 Ezai Referat Isi
46/67
terkait dengan faktor gabungan suami istri, dan sisanya terkait dengan faktor+
faktor lain yang sering kali sulit untuk ditemukan penyebabnya atau disebut
dengan istilah infertilitas idiopatik.1
(emeriksaan dan pengobatan masalah infertilitas merupakan hal yang
sangat kompleks. (enanganan infertilitas harus dilakukan dengan cepat dan tepat,
sebab keterlambatan penanganan dapat semakin memperburuk prognosis
infertilitas pasangan suami istri.2,3,
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
L. Definisi
/enurut the Practice Committee of the American +ociety for
#eproducti*e "edicine (A+#")/ infertilitas didefinisikan sebagai suatu kegagalan
untuk mencapai kehamilan setelah satu tahun melakukan hubungan seksual secara
46
7/25/2019 Ezai Referat Isi
47/67
regular tanpa menggunakan alat kontrasepsi.4 !edangkan menurut !he
$nternational Committee for "onitoring Assisted #eproducti*e !echnology
%I"/-)& dan 9orld :ealth rganiation %;O& tahun 2? menyebutkan
definisi infertilitas secara klinis baha infertilitas merupakan suatu penyakit
sistem reproduksi yang ditetapkan dengan adanya kegagalan mencapai kehamilan
klinis setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara regular
tanpa menggunakan alat kontrasepsi.68efinisi klinis ini didesain sedemikian rupa
untuk dapat mendeteksi sejak dini dan melakukan penatalaksanaan yang tepat
pada kejadian infertilitas.9
(. Klasifi+asi
!ecara garis besar infertilitas dapat dibagi dua yaituE:
1. Infertilitas primer: merupakan suatu keadaan dimana pria %suami& tidak pernah
menghamili anita %istri& meskip un telah melakukan hubungan seksual secara
teratur selama N12 bulan secara teratur tanpa kontrasepsi.
2. Infertilitas sekunder: merupakan suatu keadaan dimana pria %suami& pernah
menghamili anita %istri& tetapi kemudian tidak mampu menghamili lagi
anita %istri& meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur
selama N12 bulan secara teratur tanpa kontrasepsi.
erdapat tiga faktor yang menjadi indikator penting dalam memberikan
informasi tentang fertilitas suatu pasangan di masa yang akan datang yaitu adanya
hubungan seksual secara teratur, lamanya berusaha, tidak menggunakan
kontrasepsi. Bika durasi infertilitas kurang dari 3 tahun, maka pasangan tersebut
47
7/25/2019 Ezai Referat Isi
48/67
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk hamil di aktu yang akan datang.
etapi jika durasinya sudah cukup lama artinya lebih dari 3 tahun, maka
kemungkinan terdapat masalah biologis yang berat pada pasangan tersebut.E
N. Insi"en
Insiden fertilitas berkisar antara 1+14@ dari pasangan usia subur.
Insidensi infertilitas meningkat sejak tahun terakhir. !umapraja, dalam
penelitiannya mendapatkan insiden infertilitas sebesar 2@ dari pasangan usia
subur sedangkan !outhan menyebutkan insiden infertilitas sebesar 1+24@ dari
pasangan usia subur.1
#. *a+tor Pen7ebab Infertilitas Pria
(enyebab yang mendasari infertilitas pria dikelompokkan menjadi 3 faktor
yaitu le0el pre testikular, testikular, dan post testikular?:
1. aktor pre testikular
>aitu kondisi+kondisi di luar testis dan mempengaruhi proses
spermatogenesis. Kelainan endokrin %hormonal&. Kurang lebih 2@ dari infertilitas
pria disebabkan karena adanya kelainan endokrin antara lain berupaE:
a& Kelainan hipotalamus: defisiensi gonadotropin %!indrom Kallmann&, defisiensi
#, defisiensi !, sindrom hipogonadotropik kongenital. -danya kelainan
pada hipotalamus menyebabkan tidak adanya sekresi hormonal yang berperan
penting dalam spermatogenesis sehingga menginduksi keadaan infertil.
48
7/25/2019 Ezai Referat Isi
49/67
b& Kelainan hipofisis: insufisiensi hipofisis %tumor, proses infiltrat, operasi,
radiasi&, hiperprolaktinemia, hormon eksogen %kelebihan estrogen+androgen,
kelebihan glukokortikoid, hipertirod dan hipotiroid& dan defisiensi hormon
pertumbuhan %gro8th hormone) menyebabkan gangguan spermatogenesis'
2. aktor testikular
1& Kelainan kromosom. !ebagai contoh pada penderita sindroma Klinefelter,
terjadi penambahan kromosom =, testis tidak berfungsi dengan baik, sehingga
spermatogenesis tidak terjadi.
2& Carikokel, yaitu terjadinya dilatasi dari pleksus pampiriformis 0ena skrotum
yang mengakibatkan terjadinya gangguan 0askularisasi testis yang akan
mengganggu proses spermatogenesis.
3&
7/25/2019 Ezai Referat Isi
50/67
penyakit ginjal polikistik, blokade didapat %0asektomi, infeksi&, blokade
fungsional %perlukaan saraf simpatis, farmakologi&.E
2&
7/25/2019 Ezai Referat Isi
51/67
dengan pria di baah 24 tahun dan 4 kali lipat pada usia di atas 4 tahun.
(roduksi hormon testosteron mulai menurun sekitar usia tahun, perubahan
kualitas sperma seiring dengan bertambahnya usia juga menurunkan 0olume
semen, motilitas dan morfologi sperma normal.E
2. Obesitas
7eberapa studi menyebutkan baha terjadi penurunan fertilitas pada pria
gemuk. !ebuah studi di -merika !erikat mengin0estigasi petani dan istri mereka
menunjukkan baha peningkatan 1 kg berat badan dapat menurunkan fertilitas
sekitar 1@ dan efek terbesar pada pria dengan indeks massa tubuh %I/& lebih
dari 32. al ini disebabkan karena terjadi penurunan jumlah sperma motil normal
secara signifikan pada pria tersebut.E
3. -lkohol
-lkohol merupakan substansi adiktif yang sangat berpengaruh pada
fertilitas. Konsumsi alkohol dengan rentang antara konsumsi alkohol yang jarang
hingga yang berat sangat berdampak pada kesehatan termasuk kegagalan
fertilitas.Konsumsi alkohol dapat merusak aksi (< dan berpengaruh pada
spermatogenesis sehingga menurunkan kualitas sperma.1
. (aparan dalam pekerjaan
!tudi di #ebanon menunjukkan baha paparan lingkungan pekerjaan
sangat berbahaya terhadap fisik dan bahan kimianya yang dihubungkan dengan
peningkatan resiko infertilitas pria. (aparan senyaa organik saat bekerja dapat
menurunkan jumlah sperma yang motil, sejumlah senyaa yang digunakan
industri yang dapat menyebabkan efek samping pada sistem reproduksi pria yaitu
51
7/25/2019 Ezai Referat Isi
52/67
karbon disulfida yang mempengaruhi kualitas semen.)iayat terpapar glycol
ether pada lingkungan kerja juga dapat menurunkan kualitas semen. 8emikian
juga halnya pada pekerja di bidang pertanian atau pabrik pestisida yang juga
mengalami dampak negatif akibat paparanDibromochloropropane %87"(& dapat
menyebabkan toksisitas testikular dan menurunkan produksi sperma. (aparan
pada 7thylene Di-romide %'87& juga menurunkan jumlah sperma dan
meningkatkan jumlah sperma yang abnormal.Dichloro-Diptenyl-!richloro-ethane
%88& yang merupakan salah satu tipe pestisida juga dapat menurunkan fertilitas
dan mengubah jumlah sperma.E
4. Olahraga
erdapat banyak keuntungan yang didapat dari berolahraga secara teratur.
Aamun, studi terbaru menunjukkan baha olahraga berat jangka panjang dapat
mempengaruhi kualitas parameter semen dan dapat menurunkan jumlah
testosteron total.E
6. /erokok
7anyak penelitian yang menyelidiki pengaruh merokok terhadap
infertilitas pria. asil penelitiannya masih kontro0ersial beberapa penelitian
menunjukkan baha merokok menyebabkan efek samping pada perburukan
kualitas sperma terutama pada perokok berat, perbedaan itu didasarkan pada
begitu besarnya le0el stress oksidatif semen pada perokok berat dibandingkan
dengan perokok ringan maupun perokok pasif. Aamun studi di !ingapura
menemukan baha merokok memang meningkatkan resiko infertilitas dan tidak
52
7/25/2019 Ezai Referat Isi
53/67
terdapat perbedaan yang menonjol antara perokok berat dan ringan. 8i sisi lain,
hasil yang kontras ditemukan pada penelitian lain yang menyatakan baha tidak
terdapat efek signifikan antara merokok dengan infertilitas pria.E
9. #aptop dan telepon seluler
(emaparan jangka panjang pada laptop dapat meningkatkan suhu skrotum
dan berdampak negatif pada parameter sperma. #ebih lanjut, penggunaan telepon
seluler juga berdampak negatif pada infertilitas pria yaitu menurunkan jumlah
sperma yang hidup secara paralel pada setiap kali terpapar telepon seluler dan
juga berhubungan dengan durasi menggunakan telepon seluler tersebut.E !tudi
terbaru juga menunjukkan hal yang serupa yaitu spermato*oa manusia bila
terpapar oleh radiasi gelombang elektormagnetik dari telepon seluler selain dapat
menurunkan jumlah sperma juga dapat menurunkan motilitas sperma dan
meningkatkan stress oksidatif sperma.11
E. !tres
ubungan antara stres dengan infertilitas juga diperhitungkan. (ria di
baah tekanan stres pada hasil pemeriksaan analisa semen menunjukkan terjadi
penurunan yang signifikan pada parameter sperma.E al ini dikaitkan dengan
penurunan le0el testosteron yang menyebabkan kegagalan spermatogenesis dan
akhirnya berpengaruh pada jumlah, motilitas, dan morfologi sperma.1
. Diagnosis Infertilitas Pria
53
7/25/2019 Ezai Referat Isi
54/67
atalaksana pemeriksaan infertilitas pada pria:
1. -namnesis.al yang perlu diperhatikan pada pria adalah1 :
a. /erokok
Kondisi merokok seringkali terkait dengan penurunan kemampuan renang
sel spermato*oa
b. )iayat infeksi kelenjar parotis
Kondisi ini seringterkait dengan kejadian orchitis yang dapat
menyebabkan infertilitas
c. Kesulitan ereksi
Kondisi ini terkait dengan stres psikisatau kelainan metabolik kronik
seperti diabetes melitus atau hipertensi
2. (emeriksaan fisik1
a. (ayudara
(ayudara pria harus normal, jika terlihat membesar atau
ginekomastia, mungkin ada peningkatan kadar hormon estrogen pada pria.
b. (enis
(erlu diperhatikan letak uretra yang dapat terkait dengan
abnormalitas seperti hipospadia.
c. !krotum
!krotum harus diraba untuk menilai kemungkinan skrotum terisi
banyak cairan, terdapat hernia skrotalis atau terdapat 0arikokel. Bumlah
testis, 0olume testisdan turunnya testis ke dalam skrotum juga perlu
diperhatikan.
3. (emeriksaan penunjang
(emeriksaan dasar yang ajib dikerjakan pada pasangan suami istri
dengan masalah infertilitas adalah pemeriksaan analisis sperma.!ebelum
dilakukan analisis sperma, dilakukan tahap pra analisis yang dapat mempengaruhi
hasil analisis sperma, yaitu sebagai berikut12
:
54
7/25/2019 Ezai Referat Isi
55/67
a. !ediaan diambil setelah abstinensia sedikitnya E jam dan tidak lebih dari 9
harib. Oleh karena 0ariasi yang besar dalam produksi semen dapat terjadi pada
seseorang, sebaiknya dilakukan pemeriksaan dua sediaan. ;aktu antara
kedua pemeriksaan tersebut tidak boleh kurang dari 9 hari atau kurang dari 3
bulan
c. !ebaiknya sediaan dikeluarkan dalam kamar yang tenang dekat
laboratorium. Bika tidak, maka sediaan harus diantar ke laboratorium dalam
aktu satu jam setelah dikeluarkan dan jika motilitas sperma sangat rendah
%Q 24@ bergerak maju terus&, sediaan kedua harus diperiksa secepatnya.
d. !ediaan sebaiknya diperoleh dengan cara masturbasi dan ditampung dalam
botol kaca atau plastik bermulut lebar.
e.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
56/67
a. (emeriksaan /akroskopis
1& ;arna
;arna normal adalah putihMagak keruh. Kadang+kadang ditemukan juga
arna kekuningan atau merah. ;arna kekuningan mungkin disebabkan karena
radang saluran kencing atau abstinensia terlalu lama. ;arna merah biasanya
oleh karena tercemar sel eritrosit % hemospermi&.4
2& Colume
"airan semen yang ditampung diukur dan diukur dengan gelas ukur, dan
dikatakan normospermi bila 0olumeya normal, yaitu 2+6 ml, dengan harga
rata+rata 2+3,4 ml. -spermi bila tidak keluar sperma pada aktu ejakulasi.
iperspermi bila 0olume lebih dari 6 ml. ipospermi bila 0olume kurang dari
1 ml, hal ini dapat disebabkan oleh4 :
a& ercecer pada aktu memasukkan semen ke dalam botol
b& Keadaan patologis, antara lain penyumbatan kedua duktus ejakulatorius dan
kelainan kongenital misalnya agenesis 0esikula seminalis. iperspermi
biasanya diikuti oleh konsentrasi sperma yang rendah dan hiperseprmi dapat
disebabkan oleh abstinensia yang lama dan produksi kelenjar asesoris yang
berlebihan.
3& 7au
!permato*oa mempunyai bau khas yang mungkin disebabkan oleh proses
oksidasi dari spermia yang diproduksi oleh prostat. !emen dapat berbau busuk
atau amis bila terjadi infeksi.4
& (
"ara untuk mengetahui keasaman semen digunakan kertas ( atau
lakmus, biasanya sifatnya sedikit alkalis. !emen yang terlalu lama akan
56
7/25/2019 Ezai Referat Isi
57/67
berubah (nya. (ada infeksi akut kelenjar prostat, (hnya berubah menjadi di
atas E atau menjadi 9,2 misalnya pada infeksi kronis organ+organ tadi. ;O
memakai kriteria yang normal yang la*im, yaitu9,2+9,E.4
4& Ciskositas
Ciskositas semen diukur setelah mengalami likuefaksi betul %14+2 menit
setelah ejakulasi&. (engukuran dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu;:
a& 8engan pipet pastur: !emen diisap ke dalam pipet tersebut, pada aktu pipet
diangkat maka akan tertinggal semen berbentuk benang pada ujung pipet.
(anjang benang diukur, normal panjangnya 3+4 cm.
b& /enggunakan pipet yang sudah mengalami standarisasi %'lliaon&. (ipet dalam
posisi tegak, lalu diukur aktu yang diperlukan setetes semen untuk lepas dari
ujung pipet tadi. -ngka normal adalah 1+2 detik.
6& #ikuefaksi
!emen normal pada suhu ruangan akan mengalami likuefaksi dalam aktu
6 menit, alau pada umumnya sudah terjadi dalam 14 menit. (ada beberapa
kasus, likuefaksi lengkap tidak terjadi dalam 6 menit. al ini bisa terjadi bila
mengandung granula seperti jelly %badan gelatin yang tidak mencair&, tetapi
tidak memiliki makna secara klinis. 7ila hal ini ditemukan akan sangat
mengganggu dalam analisis semen, sehingga perlu dibantu dengan
pencampuran en*imatis.4
b. (emeriksaan mikroskopis
(emeriksaan mikroskopis meliputi:
1& Bumlah spermato*oa per ml
57
7/25/2019 Ezai Referat Isi
58/67
Konsentrasi sperma ialah jumlah spermato*oa per ml sperma. Bumlah
spermato*oa total ialah jumlah seluruh spermato*oa dalam ejakulat. 7erikut
ini adalah klasifikasinya.4
a& Aormal: jumlah spermato*oa di atas 6 jutaMml
b& !ubfertil: 2+6 juta Mml
c& !teril: 2 juta atau kurangMml
Aamun, ;O menganggap jumlah sperma 2 jutaMml atau lebih masih
dianggap normal.
2& Bumlah spermato*oa motil per mlMpersentase spermato*oa motil
/otilitas sperma dipengaruhi oleh adanya perubahan (, infeksi,
morfologi, pematangan, dan gangguan hormonal. Aamun, secara garis besar
;O dan beberapa ahli berpendapat motilitas dianggap normal bila 4@ atau
lebih bergerak maju atau 24@ atau lebih bergerak maju dengan cepat dalam
aktu 6 menit setelah ditampung.4
/otilitas sperma juga dapat dilihat dari gerakan maju spermato*oa dengan
ketentuan sebagai berikut.4
a&
7/25/2019 Ezai Referat Isi
59/67
!emen yang tidak diencerkan diteteskan ke dalam titik hitung, tentukan
aktu yang dibutuhkan satu spermato*oa untuk menempuh jarak 1M2 mm,
pada keadaan normal dibutuhkan 1+1, detik, ini disebut normokinetik.4
& /orfologi
/orfologi spermato*oa yang normal ditentukan oleh bentuk kepala, leher,
tanpa adanya sitoplasmik RdropletsS dan bentuk ekor. !emen yang normal
mengandung setidaknya E@+4@ spermato*oa normal.4
4& Komponen seluler lain dari semen %leukosit dan eritrosit&
#eukosit sangat sering dijumpai dalam spesimen semen, sebagian besar
adalah neutrofil. Bumlah leukosit yang tinggi % lebih dari 16Mml& pria,
menandakan leukospermia. #eukospermia bisa disebabkan oleh infeksi pada
sistem duktus ekskretorius pria, terutama di kelenjar asesorius, yang harus
diselidiki dengan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan analisis bakteriologis
semen dan cairan prostat setelah tindakan masase prostat dan 5!
7/25/2019 Ezai Referat Isi
60/67
Bumlah sperma
totalMejakulat
juta spermaMejakulat atau lebih
/otilitas 4@ atau lebih bergerak maju atau 24@ lebih bergerak
maju dengan cepat dalam aktu 6 menit setelah
ditampung
/orfologi 4@ atau lebih bermorfologi normal
Ciabilitas 4@ atau lebih hidup, yaitu tidak terarna dengan
pearnaan supra0ital
!el leukosit Kurang dari 1 jutaMml
!eng %total& 2, mikromol atau lebih setiap ejakulat
-sam sitrat %total& 42 mikromol %1 mg& atau lebih setiap ejakulat
ruktosa %total& 13 mikromol atau lebih setiap ejakulat
5ji /-) (erlekatan pada kurang dari 1@ sperma
5ji butir imun (erlekatan butir imun pada kurang dari 1@ sperma
3. Aomenklatur untuk beberapa 0ariabel semen
Tabel Nomen+lat,r 6ariabel Semen
Nomen+lat,r J,mla9
s!ermato:o
a
S!ermato:o
a motil ;
7/25/2019 Ezai Referat Isi
61/67
(oli*oospermia N24 juta 4 4
-*oospermia + +
Aekro*oospermia ak 0iabel
-spermia ak ada
spermato*o
a
. Klasifikasi analisis semen
8i Indonesia, penggolongan tingkat fertilitas pria menganut kriteria arris
%1??&, berdasarkan jumlah spermato*oa motil per ejakulat adalah sebagai
berikut12 :
a.
7/25/2019 Ezai Referat Isi
62/67
Colume semen disebut hiposperma jika kurang dari 1,4 ml, yang
disebabkan antara lain karena !tres,#etrograde e%aculation, dan frekuensi
senggama.5ntuk stres maka pengobatan diarahkan untuk menghilangkanstres
retrograde e%aculation dapat diberi terapi obat atau terapi khusus berupa
pencucian sperma dari urine. 5ntuk endokrinopatidapat diberikan testosteron,
sedangkan bila koitus terlalusering, dapat dikurangi frekuensinya.Bika tidak jelas
penyebabnya dapat dilakukan -I.4
b& iperspermia
iperspermia adalah jika 0olume semen lebih dari 6 ml. (enyebabnya
dapat berupa abstinensia seksualis yang terlalu lama dan hipersekresi 0esika
seminalis.iperspermia dengan spermiogram normal tidak
memerlukanpengobatan spesifik, cukup dengan menganjurkan peningkatan
frekuensi senggama, tetapi jika disertai dengan spermiogram abnormal dapat
dilakukan terapi dengansplit e%aculate atau 8ithdra8al coitus atau dengantreated
sperm in*itro.13
'= Kelainan -,mla9 s!ermato:oa
a& (oli*oospermia
(ada poli*oospermia, jumlah spermato*oa lebih dari 24 jutaMml.erapi
dapat dengan anjuran meningkatkan frekuensi koitusatau -I dengan treated
spermatooa dengan jalan pengenceran,s8im up/ sperm 8ashing atau filtrasi.13
b& Oligo*oospermia
62
7/25/2019 Ezai Referat Isi
63/67
!ampai saat ini masih disepakati baha jumlah spermato*oakurang dari
2 jutaMml disebut oligo*oospermia dan jika kurangdari 4 jutaMml disebut
olgo*oospermia berat.
erapi medikamentosa yaituE,13 :
a& Klomifen sitrat dengan dosis 1 4 mg selama ? hari atau1 4 mg 3 24
hari dengan inter0al antara terapi 4 hari.
b& amoifen, dapat diberikan dengan dosis 2 1 tablet selama 6 hari.
c& Kombinasi /< dan h"
7/25/2019 Ezai Referat Isi
64/67
b. erapi berdasarkan etiologi kausatif
1& 'tiologi infertilitas pria yang tak dapat diobatiE :
a) Klinefeltersyndrome
b& "ryptorchidism bilateral
c& -trofi testis
d) !ertolicell only syndrome
e& Agenesis0as deferens
2& 'tiologi infertilitas pria yang masih dapat diobati :
a& Carikokel
Carikokel merupakan salah satu faktor penyebab infertilitas pria. Carikokel
jarang dikeluhkan dan biasanya ditemukan secara kebetulan tanpa keluhan yang
jelas. (ada e0aluasi kasus infertilitas, E2@ 0arikokel kiri, 2@ 0arikokel kanan dan
16@ bilateral. /eskipun belum dapat dipastikan sebagai penyebab infertilitas
pada pria, tetapi bila pada infertilitas pria ditemukan adanya 0arikokel biasanya
akan ditemukan juga hasil analisis semen yang abnormal. erapi 0asoligasi 0ena
spermatika interna kiri merupakan salah satu pengobatan yang dapat memperbaiki
kualitas dan kuantitas spermato*oa, atau dengan cara embolisasi.?
b& Infeksi kelenjar asesoris
Infeksi kelenjar asesoris yang dapat mempengaruhi kualitas semen adalah
infeksi prostat, 0esika seminalis dan epididimis. Kelainan dapat berupa gangguan
proses pencairan semen, 0olume yang terlalu sedikit atau banyak dan morfologi
dan motilitas yang abnormal.?
erapi berupa pemberian antibiotika, dalam hal ini yang dapat diberikan
adalah golongan amoksisilin, doksisiklin dan erithromisin yang dapat ditambah
dengan roborantia berupa 0itamin ', 0itamin " dan 0itamin 7 kompleks.?
c& Immunologi
64
7/25/2019 Ezai Referat Isi
65/67
Infeksi kronis alat urogenital dapat menimbulkan tes immunologipositif
pada pemeriksaan semen yaitu adanya aglutinasi spontan spermato*oa pada
pemeriksaan analisis semen rutin, /-) test, dan !"/" test. erapi dapat berupa
pemberian kortikosteroid, yang jika tidak memuaskan dapat dilakukan -IMI7!
dengan treated spermatooa< misalnya dengan filtrasiglass 8ool/ separasi dengan
percoll, sephade atau selofan, atau 8ashing=s8im up'13
d& linefeltersyndrome< terapi hormonhanya berupa substitusi androgen untuk
masalah potensi seksnya.13
Bika kadar ! tinggi, tapi kadar # dan testosteron darah masih dalam
batas normal, keadaan ini biasanya menunjukkan adanya kekurang+pekaan sel+sel
65
7/25/2019 Ezai Referat Isi
66/67
germinati0um (isolated germinalcell failure)< jumlah spermato*oa dapat berkisar
dari a*oospermia+oligo*oospermia.13
Bika kadar !, # dan estosteron ketiga+tiganya rendah disertai
0olume testis yang abnormal dan konsistensi yang agak kurang padat, keadaan
seperti ini disebut sebagai hipogonadismeatau gagal testis sekunder.Bika tidak ada
hiperprolaktinemia, terapi gonadotropin %"7 dan /
7/25/2019 Ezai Referat Isi
67/67
tanpa anak, atau memperoleh anak dengan jalan lain, misalnya dengan inseminasi
buatan donor atau mengangkat anak %adopsi&.1,14Bones and (ourmand berkesimpulan baha pasangan yang telah
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 3 tahun kurang dapat
mengharapkan angka kehamilan sebesar 4@ , yang lebih dari 4 tahun, menurun
menjadi [email protected]
BAB III
PENUTUP
Infertilitas dibagi menjadi 2, yaitu infertilits primer dan infertilias sekunder.
Infertilitas primer merupakan suatu keadaan dimana pria %suami& tidak pernah
menghamili anita %istri& meskipun telah melakukan hubungan seksual secara
teratur selama N12 bulan secara teratur tanpa kontrasepsi. Infertilitas sekunder
merupakan suatu keadaan dimana pria %suami& pernah menghamili anita %istri&
tetapi kemudian tidak mampu menghamili lagi anita %istri& meskipun telah
melakukan hubungan seksual secara teratur selama N12 bulan secara teratur tanpa
kontrasepsi.
(enyebab yang mendasari infertilitas pria dikelompokkan menjadi 3 faktor
yaitu le0el pre testikular, testikular, dan post testicular. erapi infertilitas pada pria
dapat didasarkan atas 2 tata cara, yaitu hanya berdasarkan analisis semen rutin dan
berdasarkan etiologi kausatif.