4
CYSTOTOMY Amelia Ramadhani Anshar, Muh Ardiansyah Nurdin, Hasim Djamil, Andi Sri Nurzuqni, Rahmat S, Nurul M Kelompok 8, Fachira Ulfa (Asisten) Praktikum Ilmu Bedah Khusus Veteriner I Bagian Bedah dan Radiologi. Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi. PSKH UH Amelia Ramadhani Anshar O11111001 Abstrak Tujuan dari praktikum cystotomy ini adalah untuk mengetahui teknik bedah cystotomy,mempelajari letak anatomis dan konsistensi dari vesika urinaria, serta perawatan yang baik setelah dilakukannya cystotomy. Dengan begitu, mahasiswa dapat mengerti perkembangan kondisi dari hewan setelah post operasi. Cystotomy dilakukan guna memperbaiki masalah pada saluran urinari. Indikasi dilakukannya cystotomy antara lain adalah untuk penanganandidaerah vesika urinaria,seperti kalkuli pada vesika urinaria, neoplasia, memperbaiki kerusakan pada saluran urin,atau untuk terapi traumatik pada vesika urinaria. Dan pada praktikum kali ini, cystotomi dilakukan dengan indikasi terjadi urolothiasis pada kucing. Kata kunci : cystotomy, urolithiasis, vesica urinaria Pendahuluan Cystotomy adalah pembedahan pada vesika urinaria dan merupakan terapi terakhir dengan membuka vesika urinaria dengan indikasi tertentu (Hickman dan Walker, 1973). Vesika urinaria adalah tampat untuk menampung urine sementara yang berdiding otot kuat. Bentuk dan batas-batasnya bervariasi sesuai dengan jumlah urin yang dikandung. Vesika urinaria yang kosong berbentuk piramid, sedangkan vesika urinaria yang terisi bentuknya berubah menjadi bulat. Permukaan posteriorcollum kuranglebih tidak berubah tempatnya, tetapi permukaan superiornya masuk keabdomen (Snell, 1998). Indikasi melakukan cystotomy adalah untuk mengambil sistik kalkuli, neoplasia, dan untuk mengesplorasi ruptur vesika urinaria yang merupakan abnormalitas yang paling sering terjadi pada hewan kecil. Hasil akhir dari ruptur vesika urinaria juga mengakibatkan terjadinya kebocoran urine ke dalam rongga abdomen (Fossum, 2002). Gangguan terhadap vesica urinaria dapat terjadi karena adanya endapan garam-garam fosfat, oksalat, cystin dan urat pada vesica urinaria. Pertumbuhan jaringan yang abnormal pada dinding vesica urinaria juga akan merangsang terbentuknya tumor atau neoplasma yang akan mengganggu fungsi vesica urinaria sebagai penampung urin. Kondisi seperti itulah yang mendorong untuk dilakukannya cystotomi. Komplikasi yang umum terjadi biasanya berupa pendarahan, infeksi post-operasi, keluarnya urin yang tidak dapat terkontrol, dan dehisensi (terbukanya luka kembali). Secara keseluruhan komplikasi jarang terjadi, akan tetapi komplikasi yang serius dapat menyebabkan kematian sehingga diperlukan tindakan lebih lanjut. Dalam kasus yang jarang terjadi, kandung kemih mungkin

ibkv CYST

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cystotomi

Citation preview

  • CYSTOTOMY

    Amelia Ramadhani Anshar, Muh Ardiansyah Nurdin, Hasim Djamil, Andi Sri Nurzuqni,

    Rahmat S, Nurul M

    Kelompok 8, Fachira Ulfa (Asisten)

    Praktikum Ilmu Bedah Khusus Veteriner I

    Bagian Bedah dan Radiologi. Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi.

    PSKH UH

    Amelia Ramadhani Anshar

    O11111001

    Abstrak

    Tujuan dari praktikum cystotomy ini adalah untuk mengetahui teknik bedah

    cystotomy,mempelajari letak anatomis dan konsistensi dari vesika urinaria, serta perawatan

    yang baik setelah dilakukannya cystotomy. Dengan begitu, mahasiswa dapat mengerti

    perkembangan kondisi dari hewan setelah post operasi. Cystotomy dilakukan guna

    memperbaiki masalah pada saluran urinari. Indikasi dilakukannya cystotomy antara lain adalah

    untuk penanganandidaerah vesika urinaria,seperti kalkuli pada vesika urinaria, neoplasia,

    memperbaiki kerusakan pada saluran urin,atau untuk terapi traumatik pada vesika urinaria. Dan

    pada praktikum kali ini, cystotomi dilakukan dengan indikasi terjadi urolothiasis pada kucing.

    Kata kunci : cystotomy, urolithiasis, vesica urinaria

    Pendahuluan

    Cystotomy adalah pembedahan pada vesika

    urinaria dan merupakan terapi terakhir dengan

    membuka vesika urinaria dengan indikasi

    tertentu (Hickman dan Walker, 1973).

    Vesika urinaria adalah tampat untuk

    menampung urine sementara yang berdiding

    otot kuat. Bentuk dan batas-batasnya

    bervariasi sesuai dengan jumlah urin yang

    dikandung. Vesika urinaria yang kosong

    berbentuk piramid, sedangkan vesika urinaria

    yang terisi bentuknya berubah menjadi bulat.

    Permukaan posteriorcollum kuranglebih tidak

    berubah tempatnya, tetapi permukaan

    superiornya masuk keabdomen (Snell, 1998).

    Indikasi melakukan cystotomy adalah untuk

    mengambil sistik kalkuli, neoplasia, dan untuk

    mengesplorasi ruptur vesika urinaria yang

    merupakan abnormalitas yang paling sering

    terjadi pada hewan kecil. Hasil akhir dari

    ruptur vesika urinaria juga mengakibatkan

    terjadinya kebocoran urine ke dalam rongga

    abdomen (Fossum, 2002).

    Gangguan terhadap vesica urinaria dapat

    terjadi karena adanya endapan garam-garam

    fosfat, oksalat, cystin dan urat pada vesica

    urinaria. Pertumbuhan jaringan yang abnormal

    pada dinding vesica urinaria juga akan

    merangsang terbentuknya tumor atau

    neoplasma yang akan mengganggu fungsi

    vesica urinaria sebagai penampung urin.

    Kondisi seperti itulah yang mendorong untuk

    dilakukannya cystotomi. Komplikasi yang

    umum terjadi biasanya berupa pendarahan,

    infeksi post-operasi, keluarnya urin yang tidak

    dapat terkontrol, dan dehisensi (terbukanya

    luka kembali). Secara keseluruhan komplikasi

    jarang terjadi, akan tetapi komplikasi yang

    serius dapat menyebabkan kematian sehingga

    diperlukan tindakan lebih lanjut. Dalam kasus

    yang jarang terjadi, kandung kemih mungkin

  • tidak sembuh dengan baik setelah cystotomy

    dan urin mungkin mulai bocor ke perut. Jika

    hal ini terjadi hewan peliharaan mungkin mulai

    merasa kurang nyaman dan menunjukan tanda-

    tanda berupa perut yang buncit. Jika hewan

    tidak membaik setelah operasi atau mulai

    merasa buruk (nafsu makan berkurang, lesu)

    segera lakukan pemeriksaan untuk

    menguatkan diagnosa penyebab infeksi atau

    gangguan. Jika sudah bisa dipastikan bahwa

    kandung kemih bocor, maka bisa segera

    dilakukan operasi untuk memperbaiki (Martin,

    2007).

    Cystotomi maupun cystocentesis diawali

    dengan penyayatan pada dinding abdomen

    atau yang disebut dengan laparotomi. Dalam

    kasus ini yang digunakan adalah jenis

    laparotomi medianus posterior. Hal ini

    dikarenakan organ target yaitu vesica urinaria

    berada di bagian hipogastrium (Aguilera.

    2004).

    Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan

    oleh adanya batu (urolith) atau kristal-kristal

    pada saluran air kencing (tractus urinarius).

    Batu dan kristal tersebut dapat ditemukan di

    ginjal, urethra, dan kebanyakan di vesika

    urinaria (kandung kencing). Bentuk Kristal

    yang khas terutama dipengaruhi oleh struktur

    internal dan lingkungan Kristal terbentuk.

    Urolithiasis umumnya terjadi pada anjing

    berumur 6 tahun, meskipun anjing berumur

    beberapa minggu sampai 16 tahun juga dapat

    menderita urolithiasis. Urolithiasis dapat ddi

    diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan klinis,

    dan pemeriksaan radiologis/USG, sehingga

    dapat disimpulkan bahwa anjing tersebut

    menderita urolithiasis. Penanganan urolithiasis

    dapat dilakukan dengan pembedahan ataupun

    tanpa pembedahan (Erwin, 2012).

    Kasus

    Urolithiasis

    Urolithiasis atau biasa disebut dengan Urolit

    pada vesica urinaria biasa terjadi terutama

    pada hewan domestik seperti anjing dan

    kucing. Urolit ini terbentuk di dalam vesica

    urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah

    tergantung pada infeksi. Urolit dapat terbentuk

    pada bagian manapun dari traktus urinari

    anjing dan kucing. Pada irisan melintang urolit

    sering tampak adanya inti dan lamina. Hal

    tersebut membuktikan bahwa urin yang

    menggenangi urolit komposisinya bervariasi

    dari hari ke hari dan keadaan tersebut

    merupakan hal yang sangat konseptual dalam

    mencoba memahami sifat fisik urolit.

    Gambar 1. Insisi midline abdomen

    Gambar 2. Pengeluaran vesica urinaria

    Gambar 3. Insisi vesica urinaria

    Gambar 4. Pengeluaran urin

    Gambar 5. Penjahitan vesica urinaria

  • Gambar 6. Tes kebocoran

    Diskusi

    Sebelum dilakukan tindakan bedah hewan

    dilakukan preparasi ruangan, alat, operator,

    serta hewan. Sebelum itu harus dilakukan

    pemeriksaan Anamnese dan Signalement

    untuk mengetahui apakah hewan layak untuk

    dioperasi. Sebelum dilakukan anaesthesi,

    kucing terlebih dahulu diberikan atrofin sulfat

    sebagai premedikasi dengan dosis 0.23mL.

    Setelah itu anesthesi yang dilakukan adalah

    menggunakan kombinasi obat bius ACP 2%

    dan ketamine HCl 10% dengan dosis 0,03 mL

    dan 0,29mL Setelah itu, hewan diikat di atas

    meja dan ditutupi dengan kain penutup/duk.

    Insisi dilakukan pada garis median posterior

    abdomen.. Tepi memudahkan identifikasi ke-

    caudal sehingga yang dinsisi nantinya adalah

    permukaan bagian dorsal dari kantong

    kencing. Pasang allice forceps pada kedua sisi

    sayatan untuk memudahkan insisi pada

    kantong kencing. Apabila kantong kencing

    penuh berisi urin perlu dilkukan aspirasi urin

    agar tidak tumpah kedalam rongga abdomen.

    Insisi kantong kencing dilakukan pada daerah

    avacularisasi. Setelah kantong kencing dibuka,

    selanjutnya dilakukan sesuai dengan tujuan

    operasinya. Bilamana ada kalkuli lakukan

    pengeluaran kalkuli seluruhnya. Katerisasi

    perlu dilakukan dari urethra untuk mendorong

    kalkuli masuk kedalam kantong kencing. Bilas

    kantong kencing sampai bersi dengan

    menggunakan NaCl fisiologis. Bila akibat

    trauma pada kantong kencing perlu dibuat luka

    baru pada kantong kencing sebelum dilakukan

    penjahitan. Penutupan pada kantong kencing

    dilakukan dengan dua lapis jahitan sederhana

    matras dan dibantu dengan jahitan pola

    lambert menerus menggunakan benang

    chromic catgut 3-0. Lakukan tes kebocoran.

    Jika tidak terjadi kebocoran, bungkus vesica

    urinaria dengan omentum dengan pola jahitan

    sederhana terputus. Setelah itu dinidng

    abdomen ditutup berturut-turut dari linea laba

    dengan benang cat gut chromic 3/0 dengan

    pola sederhana terputus, jaringan subkutan

    dijahit dengan pola sederhana menerus

    menggunakan benang catgut chromic 3/0 dan

    kulit luar dijahit dengan benang non

    absorbable pola sederhana terputus. Dilakukan pemberian antibiotic yang diberikan sehari 3

    kali selama 5 hari atau lebih sampai tidak

    terjadi infeksi. Seringkali dilakukan

    pemasangan kateter selama 1-3 hari. Luka

    jaihtan dilepas 7 hari post operasi

    Kesimpulan

    Operasi Cystotomy dilakukan dengan

    membuka abdomen dibagian ventral kemudian

    membuka vesica urinaria (kandung kencing).

    Pustaka Acuan

    Aguilera PA, Choi T, Durham BA. 2004.

    Ultrasound-guided suprapubic

    cystostomy catheter placement in the

    emergency department. J Emerg Med: 26

    (3)

    Erwin. 2012. Urolithiasis. http://erwinvetsurgery.blogspot.com/2012/

    04/urolithiasis.html. Diakses pada 9 April

    2014

    Fossum, T.W. 2002. Small Animal Surgery, ed

    2nd Mosby, St. Lois London.

    Philandelphia sydney. Toronto.

    Hickman, J. and R. G. Walker, 1973. An Atlas

    of Veterineri Surgery. Oliver and Boyd.

    Edinburg.

    Martin, Corole. 2007. Textbook of Veterinary

    Surgical Nursing. Elsivier

    Snell, R. S. 1998. Anatomi klinik, ed 3.Alih

    bahasa. Dharma,A. Dan M.M.C. Mulyani.

    Penerbit buku kedokteran. EGC. Jakarta.