32
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kebakaran Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api/penyalaan. Penanggulangan kebakaran merupakan langkah yang wajib dilakukan oleh setiap orang. Kebakaran termasuk masalah yang tidak dikehendaki kedatangannya, baik itu dirumah maupun ditempat kerja. Penyebabnya beragam dari yang sepele sampai ke masalah yang berat. Seperti membuang putung rokok sembarangan, kebocoran tabung gas sampai konsleting listrik. Contoh tadi merupakan penyebab yang biasa kita jumpai. Di Indonesia sendiri kebakaran merupakan masalah yang berat. Dikarenakan dipengaruhi iklim yang dapat membantu masalah tersebut. Di Balikpapan saja sudah sering kita jumpai kebakaran rumah, tempat kerja dll. Faktor utama penyebab terjadinya masalah yaitu konsleting listrik. Serta ditambah banyak rumah yang terbuat dari kayu. Hal ini merupakan “Triangle of Fire” dimana sumber api itu berada. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang cara menanggulangi 3

kegawat daruratan medik

  • Upload
    clara

  • View
    252

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kegawat daruratan medik pada kebakaran

Citation preview

Page 1: kegawat daruratan medik

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebakaran

Kebakaran adalah suatu reaksi oksidasi eksotermis yang berlangsung

dengan cepat dari suatu bahan bakar yang disertai dengan timbulnya

api/penyalaan.

Penanggulangan kebakaran merupakan langkah yang wajib dilakukan oleh

setiap orang. Kebakaran termasuk masalah yang tidak dikehendaki

kedatangannya, baik itu dirumah maupun ditempat kerja. Penyebabnya

beragam dari yang sepele sampai ke masalah yang berat. Seperti membuang

putung rokok sembarangan, kebocoran tabung gas sampai konsleting listrik.

Contoh tadi merupakan penyebab yang biasa kita jumpai. Di Indonesia

sendiri kebakaran merupakan masalah yang berat. Dikarenakan dipengaruhi

iklim yang dapat membantu masalah tersebut. Di Balikpapan saja sudah

sering kita jumpai kebakaran rumah, tempat kerja dll. Faktor utama penyebab

terjadinya masalah yaitu konsleting listrik. Serta ditambah banyak rumah

yang terbuat dari kayu. Hal ini merupakan “Triangle of Fire” dimana sumber

api itu berada.  Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang cara

menanggulangi kebakaran. Dengan dibuatnya tugas ini agar mahasiswa

mengetahui tentang penanggulangan kebakaran secara umum.

a. Tiga unsur penting dalam kebakaran antara lain:

1. Bahan yang mudah terbakar - Barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas,

textil, bensin, minyak,acetelin dll).

2. Panas ( Suhu ) - Pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian tingginya,

(sumber panas dari Sinar Matahari, Listrik (kortsluiting, panas

energimekanik (gesekan), Reaksi Kimia, Kompresi Udara).

3. Oksigen ( O2 ) - Adanya Zat Asam ( O2 ) yang cukup. Kandungan (kadar) O2

ditentukan dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigen maka api

3

Page 2: kegawat daruratan medik

4

akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadar oksigen kurang dari 12 %

tidak akan terjadi pembakaran api. Dalam keadaan normal kadar oksigen

diudara bebas berkisar 21 %, makaudara memiliki keaktifan pembakaran

yang cukup.

4. Hal-hal yang perlu diketahui setiap kebakaran yang terjadi dapat

dipadamkan dengan tiga cara yaitu :

a. Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau

menjauhkan bahan / benda-benda yang dapat terbakar.

b. Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan

menurunkan panas atau suhu. Bahan airlah yang paling dominan

digunakan dalam menurunkan panas dengan jalan menyemprotkan

atau menyiramkan air ketitik api.

c. Cara Isolasi / lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakaran dengan

mengurangi kadar / prosentase O2 pada benda-benda yang terbakar.

B. Pencegahan Kebakaran

1. Sudahkah kompor dimatikan? Kompor minyak tanah dan gas harus di

rawat dengan baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk

kompor minyak tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk

kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem yang lain.

Kalau perlu dipasang gas detector.

2. Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan

sebelum tidur.

3. Apabila menggunakan nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat yang

aman. Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.

4. Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa

besar daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit breaker di

meteran rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana berarti daya yang

bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200 Watt. Dan perhatikan pula

pembagian beban dan jebes kabel yang dipakai.

Page 3: kegawat daruratan medik

5

5. Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan menyebabkan

kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini biasanya dilakukan

dengan penumpukan beberapa stop kontak atau T pada satu titik sumber

listrik.

6. Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik.

Sehingga waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi sambungan

yang stabil (tidak bergerak-gerak, orang Jawa bilang oglak-aglik). Karena

ini akan menimbulkan percikan api yang dapat memicu kebakaran.

7. Pergunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai, jangan

dibesarkan.

8. Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera

diperbaiki. Karena bisa menyebabkan hubungan pendek.

9. Jangan sekali-kali mencantol listrik, karena anda tidak memiliki sistem

pengaman yang sesuai. Dan PLN biasanya sudah memperhitungkan

distribusi beban listrik, apabila ada beban berlebihan akan mengganggu

jaringan listrik yang ada.

C. Penanggulangan Kebakaran

Penanggulangan kebakaran adalah usaha menyadari atau mewaspadai akan

faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan

mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi

kenyataan.

Penanggulangan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan

pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang

cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan,

penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran

termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah

dicapainya.

Prinsip Penanggulangan Kebakaran

Page 4: kegawat daruratan medik

6

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang

tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api

terjadi karena persenyawaan dari:

Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar

matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.

Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu,

plastik dan sebagainya.

Oksigen (tersedia di udara)

Penanganan kelas-kelas kebakaran menurut NFPA (Nasional Fire

Protection Association :

Kebakaran diklasifikan (dikelompokkan) berdasarkan sumber penyebab api yang muncul dalam kejadian kebakaran. Klasifikasi (kelas) kebakaran secara umum merujuk pada klasifikasiInternasional yaitu klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association) Amerika.

Sumber terakhir sampai dengan artikel ini disusun, NFPA membagi klasifikasi (kelas) kebakaran menjadi 6 (enam) kelas yaitu : Kebakaran Kelas A, Kebakaran Kelas B, Kebakaran Kelas C, Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E dan Kebakaran Kelas K.

Klasifikasi (kelas) kebakaran berguna untuk menentukan media pemadam efektif untuk memadamkan api/kebakaran menurut sumber api/kebakaran tersebut, serta berguna untuk menentukan tingkat keamanan jenis suatu media pemadam sebagai media pemadam suatu kelas kebakaran berdasarkan sumber api/kebakarannya.

Page 6: kegawat daruratan medik

8

Kelas Kebakaran Pemadam

Radioaktif

Bahan Masakan

Lemak dan Minyak Masakan

Cairan Kimia, CO2

Berikut ini adalah beberapa cara penanggulangan kebakaran :

1. Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan

disetiap lantai untuk rumah bertingkat. Alat ini perlu di test setiap bulan

untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.

2. Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa

membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur

dan kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah pakailah

pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).

3. Apabila anda tidak mau membeli peralatan di atas, persiapkanlah

pemadam kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang cukup

panjang, dan quick connection. Pasang beberapa qucik connection di

keran rumah anda, terutama apabila rumah anda cukup luas. Sehingga

ada beberapa titik untuk bisa memasang selang anda dengan cepat.

4. Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung beras

yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni sebelum

dipakai untuk memadamkan api.

5. Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor

penting dekat telephone, atau program telephone untuk nomor-nomor

penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu singkat,

kemungkinan api telah berkobar lebih besar.

Page 7: kegawat daruratan medik

9

D. Alat Untuk Pemadam Kebakaran

1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api

Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena

dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai

berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan

besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah

tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional

bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah

satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada

yang dari bahan kimia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak

diperkenankan dipakai di Indonesia.

APAR Adalah Suatu alat berupa tabung yang diisi dengan media yang

dapat mengatasi serta memadam kebakaran pada awal terjadinya api

SPARE PARTS APAR

1. TABUNG (TUBE)

Tabung (Tube) terbuat dari bahan berkualitas tinggi baja paduan.

mereka banyak diterapkan dalam kimia, metalurgi, mekanik. Sehingga

tahan terhadap bahan kimia serta tahan terhadap tekanan yang terukur.

Tabung berbentuk seamless yaitu tabung yang dibuat tanpa adanya las.

2. VALVE

Page 8: kegawat daruratan medik

10

Spare part yang berfungsi untuk menutup dan membuka aliran media

(Isi) yang berada di dalam tabung.

3. HANDLE

Spare part yang berfungsi sebagai pegangan untuk menekan serta

membantu valve dalam melakukan fungsinya.

4. PRESSURE

Spare part yang berfungsi untuk menunjukkan tekanan N2 dalam

tabung.

5. HOSE

Page 9: kegawat daruratan medik

11

Spare part yang berfungsi sebagai selang penghantar media.

6. NOZZLE

Spare part yang berfungsi sebagai pegangan untuk mengarahkan

media pada sumber api.

7. SABUK TABUNG

Spare part yang berfungsi sebagai dudukan selang pada tabung.

8. PIN PENGAMAN

Spare part yang berfungsi sebagai pengaman tabung.

9. BRACKET/ HANGER

Spare part yang berfungsi sebagai gantungan APAR.

Jenis-jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) :

a. Alat Pemadam Api (APAR) Jenis Cairan/Water

APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air dengan

tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR yang paling

Ekonomis dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh bahan-

bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet, Plastik dan lain

sebagainya (Kebakaran Kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya jika

dipergunakan pada kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik yang

bertegangan (Kebakaran Kelas C).

b. Alat Pemadam Api (APAR) Jenis Busa/Foam (AFFF)

APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia yang

dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming Foam) yang

disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar sehingga Oksigen tidak

Page 10: kegawat daruratan medik

12

dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif

untuk memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat non-

logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A)

serta kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah

terbakar seperti Minyak, Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran

Jenis B).

c. Alat Pemadam Api (APAR) Jenis Serbuk Kimia/Dry Chemical Powder

APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher

terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mono-

amonium dan ammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan

akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen yang

merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical

Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif

untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti

Kelas A, B dan C. APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan

untuk digunakan dalam Industri karena akan mengotori dan merusak

peralatan produksi di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder umumnya

digunakan pada mobil.

d. Alat Pemadam Api (APAR) Jenis Karbon Dioksida/Carbon Dioxide (CO2)

APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang

menggunakan bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2) sebagai

bahan pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok untuk

Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas C (Instalasi

Listrik yang bertegangan).

Page 11: kegawat daruratan medik

13

Cara Menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

Untuk mempermudah dalam mengingat proses ataupun cara penggunaan

Alat Pemadam Api, kita dapat menggunakan singkatan T.A.T.A. yaitu :

1. TARIK Pin Pengaman (Safety Pin) APAR

2. ARAHKAN Nozzle atau pangkal selang ke sumber api (area kebakaran)

3. TEKAN Pemicu untuk menyemprot

4. AYUNKAN ke seluruh sumber api (area kebakaran)

2. Hydrant

Sebuah hydrant adalah tindakan proteksi kebakaran aktif, dan sumber air

yang disediakan di sebagian besar wilayah perkotaan, pinggiran kota dan

pedesaan dengan layanan air kota untuk memungkinkan petugas pemadam

kebakaran untuk memasuki pasokan air kota untuk membantu memadamkan

api. Ada 3 jenis hydran, yaitu :

a. Hydrant gedung,

b. Hydrant halaman dan

c. Hydrant kota.

a. Hydrant gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydrant halaman

ditempatkan di halaman, sedangkan hydrant kota biasanya

ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam

Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.

Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan dalam 3 jenis:

Page 12: kegawat daruratan medik

14

Hydrant Klas I : Menggunakan slang berdiameter 2.5" dimana

penggunaannya diperuntukan untuk tenaga pemadam kebakaran

dan orang-orang yang terlatih.

Hydrant Klas II : Menggunakan slang berdiameter 1.5" dimana

penggunaannya diperuntukan untuk penghuni gedung dan orang-

orang yang belum terlatih.

Hydrant Klas III : Menggunakan slang berdiameter 2.5" dan 1.5"

dimana penggunaannya diperuntukan untuk semua orang

berdasarkan kesesuain ketika bencana kebakaran terjadi.

b. Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu

sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan

dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya digunakan oleh

mobil Pemadam Kebakaran untuk mengambil air jika kekurangan

dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang

jalan akses mobil Pemadam Kebakaran.

Terdapat dua macam hydrant halaman yaitu:

Hydrant Barel – Basah

Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel basah, hydrant

dihubungkan langsung ke sumber air bertekanan. Bagian atas atau

Page 13: kegawat daruratan medik

15

barel dari hydrant selalu diisi dengan air, dan tiap-tiap saluran

memiliki katup tersendiri dengan batang yang menjorok ke sisi.

Hydrant Barel – Kering

Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel kering, hydrant

dipisahkan dari sumber air bertekanan oleh katup utama di bagian

bawah hydrant di bawah tanah. Bagian atas tetap kering sampai

katup utama dibuka dengan menggunakan alat tertentu. Tidak

terdapat katup di saluran tempat keluarnya air.

Hydrant dengan tipe barel kering biasanya digunakan pada saat

musim dingin dimana suhu bisa turun di bawah 0oC, hal ini

dilakukan untuk mencegah hydrant dari pembekuan.

Non Pressurized (dry) Hydrant (Hydrant yang tidak

bertekanan)

Page 14: kegawat daruratan medik

16

Di daerah pedesaan dimana sistem air perkotaan tidak tersedia;

hydrant kering digunakan untuk memasok air untuk keperluan

pemadaman kebakaran. Hydrant kering dapat dianalogikan sebagai

instalasi keran, yang terdiri dari pipa dan keran atau katup yang

dipasang secara permanen dimana salah satu dari ujung pipa

tersebut terletak di bawah permukaan air danau atau kolam.

c. Hydrant kota merupakan sistem proteksi kebakaran, dimana hydrant

dipasang di sepanjang jalan sebagai prasarana kota dan kebutuhan

sunber air dipasok/disediakan oleh PDAM setempat.

Sumur Air

Sumur air juga terkadang diklasifikasikan sebagai hydrant

kebakaran jika memiliki volume air dan tekanan yang cukup dan

memenuhi standar.

Standpipes

Standpipes adalah koneksi untuk firehouse dalam bangunan dan

memiliki fungsi yang sama layaknya hydrant kebakaran, namun

dalam struktur yang lebih besar.

3. Detektor Asap / Smoke Detector

Page 15: kegawat daruratan medik

17

Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan

kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan

berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. Berikut adalah jenis-

jenis dektektor kebakaran:

1. Smoke Detector 2 Wire

Alat ini memiliki sistem kerja 2 kabel, sensor ini dapat diintegrasikan

dengan fire alarm panel. Sensor ini menggunakan teknologi

photoelectric sehingga meningkatkan akurasi dan meminimumkan

terjadinya false alarm. Produk ini didesain dengan stainless steel inner

housing dan sensor head yang tahan lama. Smoke Detector ini dapat

ditempatkan pada berbagai ruang yang membutuhkan deteksi asap

sebagai peringatan awal.

2. Smoke Detector 4 Wire

Alat ini menggunakan sistem kerja 4 kabel dan dapat dengan mudah

diintegrasikan dengan berbagai jenis (security) alarm

panel ataupun automation panel. Smoke detector ini

menggunakan Photoelectric untuk meminimumkan terjadinya false

alarm. Produk ini didesain dengan stainless steel inner

housing dan sensor head yang tahan lama. Smoke Detector ini dapat

ditempatkan pada berbagai ruang yang membutuhkan deteksi asap

sebagai sebagai peringatan awal.

3. Smoke Detector Multi

Yaitu alat pendeteksi asap yang dapat bekerja dengan sistem 4 kabel

ataupun 2 kabel, hal ini memungkinkan sensor ini untuk

diintegrasikan dengan Security Alarm dan jugaConventional Fire

Alarm. Produk ini didesain untuk dapat mendeteksi adanya kepulan

asap dengan tepat dan bekerja stabil untuk jangka waktu lama. Smoke

detector ini dapat ditempatkan pada berbagai ruang yang

membutuhkan proteksi sensor asap.

4. Stand alone Smoke Detector

Page 16: kegawat daruratan medik

18

Yaitu sensor deteksi asap yang berdiri sendiri tanpa memerlukan

koneksi ke panel controller.  Smoke Detector ini dapat dengan mudah

ditempatkan dan dioperasikan pada berbagai ruang. Detektor ini

menggunakan baterai sebagai sumber energi dengan led

indicator bila baterai lemah. Pada saat mendeteksi kepulan asap

detektor ini akan membunyikan sirene dengan intensitas 85 decibel.

4. Fire Alarm

Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang

akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat. Jenis-jenis Detector

Fire Alarm:

1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector

Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah

yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga

aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk

ketinggian plafon 4m. Sedangkan untuk plafon lebih tinggi, area

deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max.

hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena

detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di

satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya pada

titik 55˚C – 63˚C sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell

kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak

sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan kantor,

kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik dan

lainnya.

Page 17: kegawat daruratan medik

19

Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar

akan kontak saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan

tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm

rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel

alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah

L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak

memiliki plus-minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO

(Normally Open).

2. Fix Temperature

Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda

dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat

panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada

area yang lingkungannya memang sudah agak-agak “panas”, seperti:

ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt, gudang beratap asbes,

bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area itu dipasang

ROR, maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm Palsu), sebab

hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR mendeteksi.

Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada ketinggian plafon

4m) atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 – 8m). Seperti

halnya ROR, kabel yang diperlukan untuk detector ini cuma 2, yaitu L

dan LC, boleh terbalik dan bisa dipasang langsung pada panel alarm

rumah merk apa saja. Sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).

3. Smoke Detector

Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap

memiliki partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan

smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas

kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati

ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya

akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke

memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari

panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2

kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus

Page 18: kegawat daruratan medik

20

minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara

sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya

mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.

Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita

menempatkan Smoke dan di area mana kita menempatkan Heat.

Apabila titik-titiknya sudah ditetapkan secara detail oleh Konsultan

Proyek, maka kita harus mengikuti gambar titik yang diberikan.

Namun apabila belum, maka secara umum patokan.

Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih

didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka

tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang

spare parts dari logam (tanpa kardus), bengkel kerja mekanik dan

sejenisnya.

Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke.

Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar

hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan-

minuman (mamin) dan sejenisnya

4. Flame Detector

Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar

ultraviolet yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detector ini tidak

bereaksi pada lampu ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain

yang tidak ada hubungannya dengan nyala api (flame).

Aplikasi yang disarankan:

-Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.

-Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin, pabrik,

ruanganmesin, ruang panel listrik.

-Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.

Penempatan detector harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak

dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk

sterilisasi. Juga hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api

Page 19: kegawat daruratan medik

21

(spark), seperti di bengkel-bengkel las atau bengkel kerja yang

mengoperasikan gerinda. Dalam percobaan singkat, detector ini

menunjukkan performa yang sangat bagus. Respon detector terbilang

cepat saat korek api dinyalakan dalam jarak 3 – 4m. Oleh sebab itu,

pemasangan di pusat keramaian dan area publik harus sedikit

dicermati. Jangan sampai orang yang hanya menyalakan pemantik api

(lighter) di bawah detector dianggap sebagai kebakaran. Bisa juga

dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking Area) asalkan bunyi

alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai peringatan bagi

orang yang “membandel”.

5. Gas Detector

Sesuai dengan namanya detector ini mendeteksi kebocoran gas yang

kerap terjadi di rumah tinggal. Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas,

yaitu:

-LPG (El-pi-ji) : Liquefied Petroleum Gas.

-LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas.

Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan

di rumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih

berat daripada udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun

mendekati lantai (tidak terbang ke udara). Sedangkan LNG lebih

ringan daripada udara, sehingga jika terjadi kebocoran, maka gasnya

akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang menentukan

posisidetector.

Untuk LPG, maka letak detector adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm

dari lantai dengan arah detector menghadap ke atas. Hal ini

dimaksudkan agar saat bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke

dalam ruang detector sehingga dapat terdeteksi. Jarak antara detector

dengan sumber kebocoran tidak melebihi dari 4m.

Page 20: kegawat daruratan medik

22

Untuk LNG, maka pemasangan detectornya adalah tinggi di atas

lantai, tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detector

menghadap ke bawah. Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini

akan naik ke udara sehingga bisa terdeteksi. Jarak dengan sumber

kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m

5. Sprinkler

Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan

memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu

suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.

Salah satu komponen sprinkler adalah head sprinkler. Di bawah ini akan

kami sajikan type-type sprinkler yang biasa digunakan dalam instalasi

sprinkler di gedung, antara lain:

1. Type pendent.

Type ini biasanya digunakan pada instalasi sprinkler di Inside room

dengan ceiling (plafond) atau tanpa ruang ceiling.

2. Type upright.

Type ini biasanya digunakan pada instalasi sprinkler di Basement

Parking, dan diatas ceiling.

3. Type sidewall.

Type ini biasanya digunakan pada instalasi sprinkler di Ruangan hotel

Page 21: kegawat daruratan medik

23

4. Type concealed.

Type ini biasanya digunakan sebagai nilai estetika.

E. Cara Melindungi Diri Dari Kebakaran

Kasus seperti yang saya uraikan di blog sebelum ini tidak perlu terjadi

apabila penghuni rumah sudah melakukan pengenalan dan pengecekan rumah

dengan seksama.

1. Buat rencana penyelamatan diri bersama dengan keluarga, dengan

menentukan sedikitnya dua jalur keluar dari setiap kamar. Ini bisa melalui

pintu ataupun jendela, jadi perhatikan apakah teralis rumah akan

mengganggu rencana ini. Buatlah denah penyelamatan diri di rumah

bersama dengan keluarga.

2. Persiapkan lampu senter di dekat tempat tidur.

3. Saat kebakaran, sebenarnya asap yang membuat orang menjadi panik dan

tidak dapat bernafas dengan leluasa. Merangkaklah atau merunduk di

bawah, tutup mulut dan hidung dengan kain yang dibasahi.

4. Keluarlah dari pintu atau jendela yang terdekat menuju ke tempat yang

aman. Pastikan bahwa pintu dapat dengan cepat dibuka pada kondisi

darurat, demikian pula jika harus melalui jendela.

5. Apabila terjebak api, pastikan balut tubuh anda dengan selimut tebal yang

dibasahi. Ini hanya dilakukan sebagai pilihan terakhir apabila tidak ada

jalan lain kecuali menerobos kobaran api.

Page 22: kegawat daruratan medik

24

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi.

Penanggulangan kebakaran adalah langkah pencegahan supaya tidak terjadi

kebakaran. Ada peralatan untuk menanggulangi kebakaran seperti Apar,

Sprinkle dll. Serta ada kelas-kelas pengelompokan jenis penyebab kebakaran.

Bahkan cara bagaimana langkah-langkah penanggulangan kebakaran. Untuk

itu marilah teman-teman kita semua berperilaku teliti dan tidak ceroboh

dalam menanggapi masalah kebakaran ini. Karena masalah ini jika

disepelekan akan berakibat fatal.

B. Saran

Beberapa saran yang bisa diberikan untuk penyempurnaan tugas ini adalah:

1. Jangan lupa menyediakan peralatan pencegah kebakaran dirumah dan

ditempat kerja.

2. Jangan lupa untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran.

3. Copotlah colokan listrik bila sesudah digunakan.

4. Bila terjadi kebocoran gas, langsung copot selang dengan tabung gasnya

dan letakkan ditempat terbuka. Dan jangan menyalakan api.

5. Bersifatlah teliti, hati-hati untuk keselamatan Anda

Page 23: kegawat daruratan medik

25

Sumber :