64
MATERI 1 : Sifat Hakikat Manusia (Pandangan tentang Manusia)

Portofolio Pengantar Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 1 :

Sifat Hakikat Manusia

(Pandangan tentang Manusia)

Page 2: Portofolio Pengantar Pendidikan

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaanya.

Potensi kemanusiaanya merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.

Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika

pendidik memiliki gambaran jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengetahuan dan pemahaman

yang meliputi : arti dan wujud sifat hakikat manusia, dimensi-dimensinya,

pengembangan dimensi tersebut, dan sosok manusia indonesia seutuhnya.

a. Sifat Hakikat Manusia

Pengertian dari sifat hakikat manusia dapat diartikan sebagai ciri-ciri

karakteristik, yang secara prinsipil (bukan hanya gradual) membedakan

manusia dari hewan.

Wujud dari sifat hakikat manusia yang dikemukakan oleh paham

eksistensialisme mengenai konsep pendidikan yaitu :

1. Kemampuan menyaradi diri

2. Kemampuan bereksistensi

3. Pemilikan kata hati

4. Moral

5. Kemampuan bertanggung jawab

6. Rasa kebebasan

7. Kemampuan menghayati kebahagiaan

b. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan, dan Dinamikanya

sebagai berikut

1. Dimensi Keindividualan

2. Dimensi Kesosialan

3. Dimensi Kesusilaan

4. Dimensi Keberagaman

Page 3: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 2 :

Konsep Dasar Pendidikan

(Landasan dan Azaz – Azaz

Pendidikan)

Page 4: Portofolio Pengantar Pendidikan

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistematik selalu bertolak

dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Beberapa

landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural,

yang memegang peranan penting dalam menentukan pendidikan.  Selanjutnya

landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa

depan.

A. Landasan Pendidikan

Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus

dari ke generasi ke generasi di mana pun di dunia ini.

1. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna

atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok.

Beberapa filsafat pendidikan diantaranya idealisme, realisme,

perenialisme, esensialisme, pragmatisme dan progresivisme,

eksistensialisme, dan Rekonstruksionisme. (filsafat berada diantara ilmu

pengetahuan dan penalaran, filfasat makhzab pendidikan)

Pancasila sebagai landasan filosofis Sistem Pendidikan Nasional

(Sisdiknas)

2. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang

bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu

bangsa.

3. Landasan Kultural

Landasan kultural mengandung makna norma dasar pendidikan yang

bersumber dari norma kehidupan berbudaya yang dianut oleh suatu

bangsa. Untuk memahami kehidupan berbudaya suatu bangsa kita harus

memusatkan perhatian kita pada berbagai dimensi (Sastrapratedja,

1992:145)

4. Landasan Psikologis

Landasan psikologis mengandung makna norma dasar pendidikan

yang bersumber dari hukum-hukum dasar perkembangan peserta didik.

Page 5: Portofolio Pengantar Pendidikan

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis

Landasan ilmiah dan teknologi pendidikan mengandung makna norma

dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

yang mengikat dan mengharuskan pelaksana pendidikan untuk

menerapkannya dalam usaha pendidikan. Norma dasarnya yang bersumber

dari ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus mengandung ciri-ciri

keilmuan yang hakiki (Lihat jurnal pendidikan, Mei 1989).

B. Azaz - Azaz Pendidikan

1. asas Tut Wuri Handayani

Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang mula-mula

dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara seorang perintis kemerdekaan

dan pendidikan nasional. Tut Wuri Handayani mengandung arti

pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang

dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan

anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru

pendidik membantunya (Hamzah, 1991:90).

2. asas Belajar Sepanjang Hayat

Untuk mencapai integritas pribadi yang utuh sebagaimana

gambaran manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan nilai-niai

Pancasila, Indonesia menganut asas pendidikan sepanjang hayat.

Page 6: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 3 :

Hakikat dan Tujuan Pendidikan

Page 7: Portofolio Pengantar Pendidikan

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak

aspek dan sifatnya sangat kompleks.

1. Tinjauan Etimologis

Istilah pendidikan menurut Carter V Good dalam “Dictionary of

Education” dijelaskan sebagai berikut:

a. Pedagogy

b. Education

2. Tunjauan Terminologis

2.1. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk

memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat

memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang

selaras dengan alam dan masyarakatnya.

2.2. Menurut buku “Higher Education for America Democration” (11:

5) pendidikan adalah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang

beradab, tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap

masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-

tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai) cita-cita

dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa).

2.3. Menurut Prof. richy dalam “Planing for Teaching and Introduction

to Education “ :

Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari

pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu bangsa (masyarakat)

terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda)

bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam

masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas

daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan

adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan

masyarakat yang kompleks dan modern. Fungsi pendidikan ini

mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan

formal, yang tetap

berhubungan dengan proses pendidikan formal di luar sekolah.

Page 8: Portofolio Pengantar Pendidikan

2.4. Prof. Lodge dalam buku “Phylosophy of Education” :

Perkataan pendidikan kadang-kadang dipakai dalam pengertian yang

luas dan pengertian sempit. Dalam pengertian luas pendidikan adalah

semua pengalaman, dapat dikatakan juga bahwa hidup adalah

pendidikan atau pendidikan adalah hidup.

Pengertian pendidikan secara sempit adalah pendidikan dibatasi pada

fungsi tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat

istiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup

masyarakat itu kepada warga masyarakat generasi berikutnya.

2.5. Menurut Brubacher dalam bukunya “Modern Philosopies of

Education” :

Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari setiap pribadi

manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan

alam semesta.

Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan

kelengkapan dari semua potensi manusiawi, moral, intelektual dan

jasmani oleh dan untuk kepribadian individunya serta kegunaan

masyarakatnya yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas

tersebut bagi tujuan hidupnya.(The Internet,http.www.Wikipedia

Pendidikan com)

Batasan-batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya :

1.      Pendidikan sebagai transformasi budaya

2.      Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi

3.      Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara

4.      Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja

5.      Pendidikan menurut GBHN

Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-

nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat

pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :

Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai

keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan

pendidik.

Page 9: Portofolio Pengantar Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi

lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.

Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.

Pendidikan berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam

menerapkan prinsip-prinsip ilmu.

B. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada

segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh

segenap kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena

memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak.

Umumnya ada 4 jenjang tujuan di dalam pendidikan yang secara rincian

khusus yaitu :

1. Tujuan umum pendidikan nasional indonesia ialah manusia Pancasila

2. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga

pendidikan tertentu untuk mencapainya.

3. Tujuan kulikuler yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran

4. Tujuan instruksional yaitu materi kurikulum yang berupa bidang studi

yang terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.

5. Menurut Undang – Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 3 :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potrnsi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

6. Undang – Undang No. 4 tahun 1950 bab II pasal 3 :

Tujuan pendidikan dan pengajaran membentuk manusia susila yang

cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab

tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Page 10: Portofolio Pengantar Pendidikan

7. TAP MPR No. 2 tahun 1960

Tujuan pendidikan adalah mendidik anak ke arah terbentuknya yang

berjiwa Pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya

masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur material dan

spiritual.

8. Ketetapan Presiden no. 19 tahun 1965

Tujuan pendidikan nasional baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

maupun swasta, dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi,

supaya melahirkan warga Negara sosialis Indonesia yang susila, yang

bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia,

adil, makmur, baik spiritual maupun material yang berjiwa Pancasila.

9. Ketetapan MPRS No. 2 tahun 1960

Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia pancasilais sejati

berdasarkan ketentuan – ketentuan yang dikehendaki oleh Pembukaan

dan isi Undang – Undang Dasar 1945.

Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap komponen

pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.

Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas

hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala

pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaanya.

Tujuan utama dari pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses

belajar dan pengalaman belajar yang optimal.

Page 11: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 4 :

Aliran - Aliran Pendidikan

Page 12: Portofolio Pengantar Pendidikan

1. ALIRAN KLASIK

1.1. ALIRAN EMPIRISME

Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama

John Locke (1632-1704). Pengalaman empirik yang dipoerleh dari

lingkungan yang berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan

anak.

1.2. ALIRAN NATIVISME

Tokoh perintis pandangan ini adalah Schoompnheaur (filsuf Jerman

1788-1860) yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga

faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh

terhadap perkembangan anak.

1.3. ALIRAN NATURALISME

Dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau (1712-1778).

Rosseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan  mempunyai

pembawaan baik, dan tidak satupun dengan pembawaan buruk. Namun

pembawaan baik itu akan menjadi rusak karena dipengaruhi oleh

lingkungan.

1.4. ALIRAN KONVERGENSI

William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman

yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah  disertai

pembawaan baik maupun buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa

lama proses perkembangan anak, baik faktor pembawan maupun faktor 

lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting

2. ALIRAN POKOK PENDIDIKAN INDONESIA

2.1. Taman Siswa

Taman Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 oleh Ki Hadjar

Dewantara. Taman Siswa memiliki asas-asas sebagai berikut:

- Asas merdeka untuk mengatur dirinya sendiri

- Asas kebudayaan (kebudayaan Indonesia)

- Asas kerakyatan

- Asas kekuatan sendiri (berdikari)

- Asas berhamba kepada anak

Page 13: Portofolio Pengantar Pendidikan

Taman Siswa memiliki dasar-dasar pendidikan yang disebut Panca

Dharma, yaitu:

2.1.1. Kemanusiaan=> Cinta kasih terhada sesama manusia dan semua

mahkluk ciptaan Tuhan.

2.1.2. Kodrat hidup=> Untuk pemeliharaan dan kemajuan hidup sehingga

manusia hidup selamat dan bahagia.

2.1.3. Kebangsaan=> Tidak boleh menyombongkan bangsa sendiri, tidak

boleh bertentangan dengan kepentingan umum.

2.1.4. Kebudayaan=> Kebudayaan nasional harus tetap dipelihara.

2.1.5. Kemerdekaan/kebebasan=> Apabila anak tidak diberikan

kemerdekaan maka akan menghambat kemajuannya.

Ki Hadjar Dewantara juga mengajarkan semboyan kepada pendidik yaitu:

* Ing ngarsa sung tuladha=> Memberikan teladan kepada peserta didik

ketika berada di depan.

* Ing madya mangun karsa=> Membangun semangat kepada peserta didik

ketika berada di tengah.

* Tut wuri handayani=> Mengarahkan peserta didik agar tidak salah

bertindak ketika berada di belakang.

5.2 INS (Indonesiche Nederlansce School)

Merupakan sekolah yang didirikan oleh Mohammad Syafei di

Kayutanam (Padang Panjang, Sumbar). Sekolah ini mempunyai rencana

pelajaran dan metode sendiri yang hampir mirip dengan Sekolah

Kerjanya Kershensteiner. Syafei berpendapat bahwa dengan belajar

sendiri watak peserta didik akan terbentuk dan di kemudian hari dapat

tumbuh menjadi orang dewasa yang merdeka, tidak hanya dengan jalan

menghafal saja di sekolah.

Page 14: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 5 :

Pendidikan Manusia Seutuhnya

(Masyarakat Masa Depan)

Page 15: Portofolio Pengantar Pendidikan

1. PENGERTIAN PENDIDIKAN MANUSIA SEUTUHNYA

1.1. Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang

berkembang

1.2. Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar

nilai yang menghayati dan yakin akan cita-cita dan tujuan hidupnya.

2. PENDIDIKAN MANUSIA SEUTUHNYA

Prinsip pendidikan menusia seutuhnya berlangsung seumur hidup didasarkan

atas berbagai landasan yang meliputi:

2.1. Dasar-dasar filosofis

Filosofis hekekat kodrat martabat manusia merupakan kesatuan integral

segi-segi (potensi-potensi): (esensial):

Manusia sebagai makhluk pribadi (individualbeing)

Manusia sebagai makhluk social (sosialbeing)

Manusia sebagai makhluk susila (moralbeing)

Ketiga potensi diatas akan menentukan martabat dan kepribadian

menusia. Jika ketiga potensi itu dilaksanakan secara seimbang, maka akan

terjadi kesenambungan.

2.2. Dasar-dasar psikofisis

Merupakan dasar-dasar kejiwaan dan kejasmanian manusia.

2.3. Dasar-dasar sosio-budaya

Dasar-dasar segi sosio budaya bangsa mencakup:

Tata nilai warisan budaya bangsi seperti nilai keutuhan, musyawarah,

gotong royong dan tenggang rasa yang dijadikan sebagai filsafat hidup

rakyat.

Nilai-nilai filsafat Negara yakni pancasila

Nilai-nilai budaya nasional, adapt istiadat dan lain-lain.

Tata kelembagaan dalam hidup kemasyarakatan dan kenegaraan baik

bersifat formal maupun nonformal

3. TUJUAN PENDIDIKAN MANUSIA SEUTUHNYA

Tujuan untuk pendidikan menusia seutuhnya dengan kodrat dan hakekatnya,

yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin Adapun aspek

Page 16: Portofolio Pengantar Pendidikan

pembawaan (potensi manusia) meliputi potensi jasmani (fisiologis dan

pancaindra) dan potensi rohaniah (psikologis dan budi nurani).

4. IMPLIKASI PENDIDIKAN MANUSIA SEUTUHNYA

Pengertian implikasi :

4.1. Akibat langsung atau konsekwensi dari suatu keputusan

4.2. Segi-segi implikasi dari konsepsi pendidikan menusia seutuhnya

dan seumur hidup. Manusia seutuhnya sebagai subyek didik. proses

pendidikan seumur hidup

4.3. isi yang dididikan, meliputi potensi jasmani dan pancaindra,

potensi piker (rasional), potensi rohaniah. potensi karsa, potensi cipta,

potensi karya, dan potensi budi nurani.

5. PERKIRAAN TERHADAP MASA DEPAN

5.1.Kecenderungan globalisasi

5.2.Perkembangan ilmu pengetahuan

5.3.Arus komunikasi yang semakin cepat dan padat

5.4.Peningkatan pelayanan semakin professional

6. ANTISIPASI TERHADAP MASA DEPAN

Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidikan dengan menganalisis materi

yang ada di dalam kurikulum dan di dalam buku pelajaran,melengkapi sarana

prasarana sesuai kebutuhan, suasana demokratis dan kondusif dalam

pembelajaran, suasana belajar-mengajar lebih menekankan pengembangan

diri anak dengan memberikan kesempatan yang luas untuk mengeluarkan

pendapat, sekolah sebagai agent of innovation, secara terencana mengarahkan

siswanya untuk mengantisipasi masa depan dengan sefala cirri dan

tuntutannya, serta sikap guru yang mau mengikuti perkembangan ilmu

penggetahuan, mau meningkatkan kualitas profesinya, mau mencari

informasi-informasi baru ddi dalam bidang pendidikan pengajaran, mau

memperhatikan hasil-hasil penelitian di dalam bidang pendidikan, pengajaran

dan psikologi paling tidak, guru harus menjadi orang yang gemar membaca,

membaca Koran, jurnal, dan majalah-majalah yang berhubungan dengan

bidang spesialisasinya.

7. CIRI-CIRI MASYARAKAT MASA DEPAN

Page 17: Portofolio Pengantar Pendidikan

7.1. Kualitas seseorang tidak ditentukan oleh apa yang Anda punya, tapi

lebih ditentukan oleh  ‘siapa anda’.

7.2. Kesejahteraan dan kebahagiaan akan lebih banyak tergantung pada

modal maya yang dimiliki (modal intelektual, modal sosial, modal

etikal, modal personal, seperti:  iman, keteguhan, kekayaan rohaniah

dan sebagainya).

8. KECENDERUNGAN MASA DEPAN

1. Masyarakat akan lebih terbuka menerima kebhinekaan sebagai hal yang

kodrati dan memanfaatkannya  sebagai sumber keunggulan.

2. Masyarakat dituntut lebih terbuka untuk belajar dari mana saja, bisa

menghargai hal-hal yang positif yang ada pada bangsa, masyarakat atau pun

kelompok yang lain.

Masyarakat masa depan cenderung berkembang menjadi:

1. Masyarakat dengan ciri keseketikaan, yaitu semuanya bergerak dan

berubah dengan cepat, semuanya menjadi makin sementara.

2. Masyarakat penuh dengan kebaruan yang bersumber pada kreativitas dan

daya inovasi manusia.

3. Masyarakat menjadi serba  berkompetisi dan berkooperasi secara global

dengan standar

Page 18: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 6 :

Pendidikan Formal, Nonformal, dan

Informal

(Lingkungan Pendidikan)

Page 19: Portofolio Pengantar Pendidikan

Berkaitan  dengan  pengertian  pendidikan  terdapat  perbedaan  yang  jelas  antara

pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Sehubungan

dengan hal  ini  Coombs  (1973) membedakan  pengertian  ketiga  jenis

pendidikan  itu  sebagai berikut:

Pendidikan  formal  adalah  kegiatan  yang  sistematis,  bertingkat/berjenjang,

dimulai dari  sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf

dengannya;   termasuk   kedalamnya   ialah   kegiatan   studi   yang   berorientasi

akademis  dan  umum,  program   spesialisasi,  dan  latihan  professional,  yang

dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.

Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga

sehingga setiap  orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan

yang  bersumber  dari   pengalaman  hidup  sehari-hari,  pengaruh  lingkungan

termasuk di dalamnya adalah pengaruh  kehidupan keluarga, hubungan dengan

tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media

massa.

Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di luar

sistem  persekolahan yang , dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian

penting dari kegiatan  yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani

peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya.

Berikut Persamaan antara Pendidikan Formal,Informal, dan Nonformal

a. Sama-sama menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca

dan menulis, kecakapan berhitung serta kemampuan berkomunikasi

b. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui

muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu

pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan.

c. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilaksanakan

melalui muatan dan atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan,

bahasa, seni dan budaya dan pendidikan jasmani.

Page 20: Portofolio Pengantar Pendidikan

d. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan

melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan muatan lokal yang

relevan.

e. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan

melalui muatan dan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan/atau teknologi

informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan.

f. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan

melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan/atau teknologi

informasi dan komunikasi serta muatan lokal yang relevan.

g. Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau

kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang

relevan.

h. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan dilaksanakan

melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani , olah raga, pendidikan

kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan muatan lokal yang relevan.

i. Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan

nonformal dikembangkan oleh BNSP dan ditetapkan dengan Peraturan

Menteri.

j. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan

prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan

dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan

kejiwaan peserta didik.

k. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan

oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen. Pendidikan

kedinasan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.

l. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal,

nonformal dan informal.

m. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan dapat dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah dan/atau masyarakat.

Page 21: Portofolio Pengantar Pendidikan

n. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak pindah ke program

pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara.

o. Standar Kompetensi Lulusan mengacu pada Permendikans No. 23 Tahun

2006 tanggal 23 Mei 2006.

p. Rasio pendidik terhadap peserta didik ditetapkan oleh peraturan menteri

berdasarkan usulan BNSP

q. Setiap satuan pendidikan formal, nonformal dan informal wajib melakukan

penjaminan mutu pendidikan.

PERBEDAAN PENDIDIKAN FORMAL, INFORMAL, DAN NON

FORMAL

N

O

ASPEK FORMAL NON FORMAL IN FORMAL

1.

2

3

4

5

6

Peserta

Didik

Kegiatan

Pendidikan

Satuan

Pendidikan

Satuan Hasil

Pengawasan

Berusia pada usia

sekolah

Kegiatan belajar

mengajar yang

terstrukur dan

berjenjang

Menggunakan

kurikulum yang

ditentukan oleh

pemerintah

Hasilnya mengacu

pada standar nasional

pendidikan

Minimal 3 tahun

di atas usia

sekolah

Dalam bentuk

kursus dan

lembaga

pelatihan

Memuat

kurikulum

berbasis

kompetensi

yang memuat

pendidikan

kecakapan

hidup dan

ketrampilan

Sepanjang

hidup

Dilakukan oleh

keluarga dan

lingkungan

berbentuk

kegiatan belajar

secara mandiri

Hasilnya berupa

tingkah laku

sehari - hari

Page 22: Portofolio Pengantar Pendidikan

Pengelolaan

Dilakukan oleh

pengawas satuan

pendidikan

Pada pendidikan dasar

dan menengah

menerapkan

manajemen berbasis

sekolah yang

ditujukan dengan

kemandirian,

kemitraan, partisipasi,

keterbukaan, dan

akuntabilitas.

Sedangkan pada

jenjang pendidikan

tinggimenggunakan

otonomi perguruan

tinggi.

Dapat dihargai

setara dengan

hasil pendidikan

formal setelah

melalui proses

penilaian

penyetaraan

oleh lembaga

yang ditunjuk

oleh pemerintah

yang

berwenang.

Dilakukan oleh

penilik satuan

pendidikan

Menerapkan

manajemen

berbasis

masyarakat dan

kondisi lembaga

Dilakukan oleh

keluarga,

lingkungan, dan

dirinya sendiri

Menerapkan

manajemen

berbasis

masyarakat dan

kondisi lembaga

Page 23: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 7 :

Pendidikan Seumur Hidup

Page 24: Portofolio Pengantar Pendidikan

Pendidikan sepanjang hayat (PSH) atau pendidikan seumur hidup dapat

didefinisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan

penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasiannya dan penstrukturan

ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda

samapai ke yang paling tua.(Cropley; 67)

Mengapa PSH diperlukan dalam mendasari jiwa seluruh organisasi sistem

pendidikan yang ada? Karena PSH memuat beberapa alasan, seperti :

1. Rasional

2. Alasan keadilan

3. Alasan Ekonomi

4. Alasan Perkembangan

Iptek

5. Alasan Sifat Pekerjaan

Dengan diterimanya konsep PSH sebagai konsep dasar pendidikan

berarti sifat kodrati pendidikan, yaitu berupaya untuk membekali dan

mengatasi masalah hidup seumur hidup lebih menjiwai penyelenggaraan

semua sistem pendidikan yang ada.

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

Proses pendidikan melibatkan banyak hal, diantaranya :

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)

Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga

merupakan insan yang unik

Individu yang sedang berkembang

Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan

manusiawi

Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri

2. Orang yang membimbing (pendidik)

Memiliki kewibawaan dengan selalu memelihara sikap kepercayaan, kasih

sayang dan kemampuan

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interkasi edukatif)

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)

Page 25: Portofolio Pengantar Pendidikan

7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

MATERI 8 :

Pengaruh Timbal Balik Sekolah

dan Masyarakat

Page 26: Portofolio Pengantar Pendidikan

A.  Hubungan Timbal Balik Antara Sekolah Dan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dari dua segi yaitu:

1.     Sekolah sebagai mitra dari masyarakat didalam melakukan fungsi

pendidikan baik sekolah maupun masyarakat merupakan pusat

pendidikan yang potensial, hubungan fungsional keduanya adalah

2.     Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan di

masyarakat lingkungannya.

B.       Pengaruh Sekolah Terhadap Masyarakat

Pendidikan tidak dapat lepas dari efek-efek luar yang saling

mempengaruhi keberadaannya, terutama bagi masyarakat sekitarnya yang

mempunyai hubungan saling ketergantungan. Fungsi pendidikan di sekolah

sedikit banyak dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di masyarakat.

Meskipun tampaknya sekolah mempunyai andil besar terhadap

masyarakat, sebaliknya masyarakat juga menuntut agar sekolah mampu

memerankan dirinya sejalan dengan keinginan masyarakat. Peranan yang

dituntut masyarakat terhadap sekolah adalah sebagai berikut:

a)      Konservatif

Maksudnya adalah untuk meneruskan kebudayaan yang diseleksi

kepada generasi muda agar mereka mempertahankan, memelihara dan

menjamin kelangsungan hidup masyatakat. Sekolah berperan untuk

mengawetkan, menyimpan dan memelihara unsure-unsur yang baik

dalam kebudayaan suatu bangsa.

b)      Evaluatif dan Inovatif

Peranan evaluatuf dan inovatif yaitu anak didik tidak hanya

menerima begitu saja kebudayaan generasi lama, hendaknya anak didik

diberi kesempatan untuk menilai secara kritis. Sekolah diharapkan dapat

bergerak cepat secepat perubahan yang terjadi di masyarakat agar

sekolah tidak ketinggalan dan senantiasa menjadi kebutuhan masyarakat.

Didalam TAP MPR No. IV/MPR/1993 ditegaskan bahwa:

Pendidikan berdasarkan atas pencasila dan bertujuan:

Page 27: Portofolio Pengantar Pendidikan

1. Meningkat Ketagwaan terhadapt Tuhan Yang Maha Esa, Kecerdasan,

Keterampilan

2. Memperingati budi pekerti

3. Memperkuat kepribadian

4. Mempertebal semangat kebangsaan agar dapat membangun dirinya

sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa.

C.      Pengaruh Masyarakat Terhadap Pendidikan

Masyarakat dengan segala atribut dan identitasnya yang dimiliki, secara

langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh-

pengaruh tersebut antara lain:

1)      Terhadap Orientasi dan Tujuan Pendidikan

Arah program pendidikan sekolah biasanya tercermin di dalam

kurikulum. Kurikulum ini biasanya berubah dalam jangka waktu tertentu

yang biasanya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, pertumbuhan penduduk dan masalah politik suatu Negara.

2)      Terhadap Prosses Pendidikan di Sekolah

Pengaruh social budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam

proses belajar mengajar, baik yang menyangkut pola aktivitas pendidikan

maupun anak didik di dalam proses pendidikan.Sehingga tingkat

partisipasi masyarakat sangat besar.

D.                Pentingnya Sekolah Mengadakan Hubungan Dengan Masyarakat

Menurut Sydney Hook, pentingnya hubungan dengan masyarakat yaitu

sekolah bisa mawas diri karena masyarakat tahu tentang sekolah dan prestasinya,

masyarakat ikut berpartisipasi mewujudkan cita-cita sekolah sebab sesuai dengan

kebutuhannya dan sekolah lebih mudah dapat. Selain itu, sekolah menyiapkan

para siswa agar bebas dari kegelapan dalam menangani masalah-masalah hidup

dan kemasyarakatan serta dapat mencari nafkah secara layak, sementara itu

masyarakat menyiapkan pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan bagi mereka

dan menyambut produk sekolah untuk pembangunan masyarakat itu sendiri. Agar

hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan baik sudah tentu sekolah perlu

memberikan informasi secara kontinu tentang aktivitas-aktivitas kepada

Page 28: Portofolio Pengantar Pendidikan

masyarakat pendukungnya. Informasi yang diberikan sekolah kepada masyarakat

harus dilengkapi dengan pengalaman bagi warga masyarakat, agar tumbuh citra

yang positif terhadap sekolah. Suatu citra yang menimbulkan sikap positif yang

akan menjelma menjadi dukungan terhadap pembangunan pendidikan di sekolah

(National School Public Relations Association, 1976: 24).

Disamping pedoman yang diberikan oleh pemerintah pusat, sekolah harus

membuka diri terhadap ide-ide dari masyarakat, membahasnya, dan berusaha

untuk dapat melaksanakannya. Agar kontak hubungan dengan masyarakat

terjamin baik dan berlangsung secara kontinu, maka diperlukan peningkatan

profesi anggota staf sekolah dari guru-guru. Disamping mampu melakukan

tugasnya masing-masing disekolah, mereka juga diharapkan mampu melakukan

tugas-tugas hubungan dengan masyarakat.

Dampak lain yang sangat penting adalah dukungan moral dari masyarakat

terhadap usaha-usaha pembangunan pendidikan disekolah. Membangun

pendidikan di sekolah dengan mengisolasi diri dari masyarakat cukup sulit, sebab

seperti diuraikan diatas sekolah merupakan bagian dari masyarakat.

Cara-cara dan alat-alat yang dipakai oleh sekolah untuk melakukan

hubungan dengan masyarakat ialah:

a.       Melalui aktivitas para siswa

b.      Aktivitas guru-guru

c.       Ekstrakurikuler

d.      Kunjungan masyarakat atau orang tua siswa kesekolah

e.       Melalui media massa

f.       Melakukan hubungan institusional, yakni hubungan kerjasama antara

sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik

swasta maupun pemerintah

Page 29: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 9 :

Hubungan Pendidikan dan

Pembangunan

Page 30: Portofolio Pengantar Pendidikan

A. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya

Esesnsi pembangunan bertumpu dan berpangkal dari manusianya, bukan

pada lingkungannya seperti perkembangan ekonomi. Manusia sebagai

“subjek” pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya menggarap

lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan

alam maupun lingkungan sosial/spiritual. Perekayasaan ini lazim disebut

pembangunan.

Pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi

pembangunan serta antar keduanya :

1) Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan

pembangunan merupakan usaha ke luar dari dari manusia

2) Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang

pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan

(pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).

B. Sumbangan Pendidikan pada Pembangunan

Dilihat dari segi :

1) Segi sasaran pendidikan

2) Segi lingkungan pendidikan

·         Lingkungan keluarga

·         Lingkungan sekolah

·         Lingkungan masyarakat

3) Segi jenjang pendidikan

4) Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan

C. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional

Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama

lain bertalian erat, yaitu :

1. Aspek filosofis keilmuan

Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan.

Rumusan tujuan nasional yang tentunya memberikan peluang bagi

Page 31: Portofolio Pengantar Pendidikan

pengembangan sifat hakikat manusia yang bersifat kodrati yang berarti

pula bersifat wajar.

2. Aspek yuridis

UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif dan

tetap. Hal ini dimungkinkan oleh karena UUD 1945 melandasi

pendidikan, baik sifatnya eksplisit (Pasal 31 ayat 1 dan 2 ; Pasal 32)

maupun yang implisit (Pasal 27 ayat 1 dan 2 ; pasal 34). Pasal-pasal

tersebut yang sifatnya masih sangat global dijabarkan lebih rinci ke

dalam bentuk UU Pendidikan disusun dan dilaksanakan.

3. Aspek struktur

Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada

upaya pembenahan struktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis

pendidikan, lama waktu jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai

akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.

4. Aspek Kurikulum

Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika kurikuler

berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan dimaksud mungkin

mengenai materinya, orientasinya, pendekatannya, ataupun metodenya.

Page 32: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 10 :

Sistem Pendidikan Nasional

Page 33: Portofolio Pengantar Pendidikan

Sistem Pendidikan Nasional adalah satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh

yang saling bertautan dan berhubungan dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional secara umum.

A. Kelembagaan, Program, dan Pengelolaan Pendidikan

1. Kelembagaan pendidikan

a. Jalur pendidikan seperti jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah

b. Jenjang pendidikan seperti pendidikan dasar, menengah, dan tinggi

2. Program dan Pengelolaan Pendidikan

a. Jenis program pendidikan seperti pendidikan umum, kejuruan, luar

biasa, kedinasan, dan keagamaan

1) Pendidikan Formal

a) Pendidikan Dasar

Sekolah Dasar  (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Sekolah Menegah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah

(MTS)

b) Pendidikan Menegah

Sekolah Menegah Atas ( SMA )

Madrasah Aliyah ( MA )

Sekolah Menegah Kejuruan ( SMK )

Madrasah Aliyah Kejuruan ( MAK )

2) Pendidikan Non Formal

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai

pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam

rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Contoh pendidikan nonformal yaitu :

a) Lembaga kursus

b) Lembaga penelitian

c) Kelompok belajar

d) Pusat kegiatan belajar masyarakat

Page 34: Portofolio Pengantar Pendidikan

Hasil pendidikan  nonformal dapat dihargai setara dengan hasil

program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian

peyetaraan oleh lembaga yang ditunjukan oleh pemerintah atau

pemerintahan daerah dengan mengacu pada setandar nasional

pendidikan.

3) Pendidikan In Formal

Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar mandiri. Hasil pendidikan

informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal

setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional

pendidikan.

B. Upaya Pembangunan Pendikan Nasional

1. Jenis upaya pembaruan pendidikan

a. Pembaruan landasan yuridis

b. Pembaruan kurikulum

c. Pembaruan pola masa studi

2. Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional

a. TAP MPR RI No. II/MPR/1993 :

1) Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan

2) Peningkatan mutu pendidikan

3) Peningkatan relevansi pendidikan

4) Peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan

5) Pengembangan kebudayaan

6) Pembinaan generasi muda

b. Program pokok pembangunan pendidikan yang dinyatakan dalam

GBHN memberi pedoman bagi upaya merealisasikan Pasal 31 dan

Pasal 32 UUD 1945 yakni, bahwa :

1) Tiap-tiap warga negara mendapat pengajaran

2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pengajaran nasional

3) Pemerintah memajukan kebudayaan nasional indonesia

Page 35: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 11 :

Masalah – Masalah Pendidikan

Nasional

Page 36: Portofolio Pengantar Pendidikan

1. Pemerataan Pendidikan

Masalah pemertaan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem

pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada

seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan. Sehingga pendidikan itu

menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang

pembangunan

Tujuan yang terkandung dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut

yaitu, menyiapkan masyarakat untuk dapat berfartisipasi dalam

pembangunan.

2. Mutu Pendidikan

Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.

Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan barmaksud agar system

pendidikan khususnya system persekolahan dengan segala jenis dan

jenjangnya di seluruh pelosok tanahn air (kota atau desa) mengalami

peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-

masing

Upaya pemecahan masalah mutu pndidikan dalam garis basarnya meliputi hal

- hal yang bersipat fisik dan prangkat lunak ,personalia dan menejemen.

3. Efisiensi Pendidikan

a) Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem

pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan

pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan

efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya efisiensinya berarti rendah

b) Masalah efisiensi dalam penggunaan prasarana dan sarana.

4. Efektifitas Pendidikan

Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan

peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat

Page 37: Portofolio Pengantar Pendidikan

tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik

(dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan

keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.

Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi

pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu

penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm

kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan

pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak

mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini

merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran.

Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.

5. Relevansi Pendidikan

Tugas pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia. Untuk

pembangunan relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan

dapat menghasilkan luaran yang sesuai, dengan kebutuhan pembangunan.

Relevansi merupakan masalah berat untuk dipecahkan, utamanya masalah-

masalah relevansi kualitas.

6. Standardisasi Pendidikan

Kompetensi yang dibutuhka oleh masyarakat terus-menertus berunah

apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam ere

globalisasi. Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman

agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan

yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar

memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang

terpentinga adalah memenuhi nilai di atas standar saja.

Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti

kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi. Hal itu

jelas salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Page 38: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 12 :

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Pengembangan Pendidikan

Page 39: Portofolio Pengantar Pendidikan

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan pendidikan di Indonesia

antara lain :

2.1. Tenaga Kependidikan

Keberhasilan kebijakan pendidikan baik di tingkat provinsi maupun

tingkat kabupaten/kota sangat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya

adalah tenaga kependidikan. Merujuk SK Mendikbud nomor 25 tahun 1995

dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 1992 (Abin Syamsudin, 1996)

dikatakan bahwa tenaga kependidikan terdiri dari :

a. Tenaga Pendidik seperti pembimbing, pengajar, dan pelatih

b. Tenaga Kependidikan bukan Pendidik seperti pengelola satuan

pendidikan, penilik, pengawas, pustakawan, penguji, dan teknisi sumber

belajar.

2.2. Fasilitas / Sarana Prasarana

Fasilitas pendidikan sangat menunjang proses pembelajaran siswa, dimana

fasilitas tersebut meliputi sarana dan prasarana. Selain tenaga pengajar yang

mencukupi sesuai dengan rasio perbandingan guru dan murid, maka tentunya

perlu dilengkapi sarana lainnya seperti ruang belajar, perpustakaan, buku

pedoman, ruang guru, serta lingkungan sekolah yang memadai dan mudah

dijangkau.

2.3. Kepemimpinan

Menyadur konsep SP Siagan (1990:45) bahwa “sukses atau tidaknya suatu

organisasi ditentukan oleh pimpinan organisasi.” Konsep ini menitikberatkan

peran pimpinan yang sangat dominan dalam memotivasi, mempengaruhi,

menggerakkan para pegawai bawahannya untuk mencapai dan melaksanakan

program pendidikan yang telah ditetapkan.

2.4. Pola Manajemen

Pola manajemen masih berkaitan dengan kepemimpinan. Karena yang

menjadi pengelola utama dalam suatu organisasi adalah pemimpin.

2.5. Kondisi Geografis

Kondisi geografis sangat berpengaruh terhadap cepat atau tidaknya

perkembangan pendidikan di suatu wilayah. Karena kondisi geografis yang

baik mampu mempermudah sarana dan alat transportasi untuk mencapai

Page 40: Portofolio Pengantar Pendidikan

wilayah tersebut. Sedangkan di daerah – daerah pedalaman yang jalan menuju

ke daerah itu masih terisolasi tentu akan menyulitkan mencapai daerah

tersebut sehingga cenderung tertinggal.

2.6. Kondisi Demografi

Kondisi demografi merupakan kondisi seberapa besar partisipasi

penduduk daerah tersebut terutama orang tua dan peserta didik terhadap

pentingnya pendidikan Indonesia. Pada daerah yang masyarakatnya kurang

peduli pada pendidikan perlu diadakan

Penerapan manajemen pendidikan pada unsure sumber daya manusia

untuk meningkatkan kepedulian mereka akan pentingnya pendidikan.

2.7. Faktor Tujuan

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Fungsi Tujuan bagi Pendidikan;

Sebagai arah pendidikan

Tujuan sebagai titik akhir

Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain

Memberi nilai pada usaha yang dilakukan

2.8. Faktor Anak Didik

Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih

menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang

sedang ia kembangkan secara terpadu.

2.9. Faktor Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan

untuk tercapainya pendidikan tertentu. Termasuk di dalamnya adalah

kurikulum pendidikan, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, tambahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

nasional.

Page 41: Portofolio Pengantar Pendidikan

(UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

Ayat 19

2.10. Faktor Manajemen

Aktivitas memadukan sumber – sumber pendidikan agar terpusat dalam

mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan sekolah sebelumnya.

(Atmodowirijo : 2000)

2.11. Faktor Keuangan

Page 42: Portofolio Pengantar Pendidikan

MATERI 13 :

Strategi Peningkatan Kualitas

Pendidikan Nasional

Page 43: Portofolio Pengantar Pendidikan

1. BERINVESTASI PADA KAPASITAS

Pelaksanaan fungsi dan peran baru bidang pendidikan sebagaimana yang

tercantum dalam Undang - Undang Pendidikan No. 20 tahun 2003

membutuhkan lebih banyak pengalaman teknis dan manajerial di setiap level

pemerintahan. Pembangunan kapasitas dapat dimulai dengan mendefinisikan

standar kinerja dan menciptakan ukuran - ukuran untuk berbagai fungsi

pengajaran di setiap level pemerintahan mempersiapkan catatan mengenai

standar dan kompetensi dasar serta mengaudit kemampuan yang ada saat ini

berdasarkan ukuran kompetensi yang dibutuhkan dimana catatan tersebut

dibuat lebih sederhana dan mudah untuk diukur. Keahlian yang dibutuhkan

untuk melakukan fungsi ini meliputi keahlian dalam perencanaan keuangan

dan anggaran manajemen personalia pengumpulan informasi serta

komunikasi. Peningkatan keahlian dapat dilakukan tidak hanya melalui

pelatihan formal melainkan juga melalui kerja nyata dengan memberikan

tugas langsung dalam situasi kerja yang memungkinkan.

Untuk mendorong manajemen yang lebih baik pada tingkat pemerintahan

daerah pemerintah pusat dapat melakukan berbagai cara di bawah ini :

1.1. Mengumumkan anggaran daerah lebih awal

1.2. Memberikan dana alokasi khusus pendidikan kepada pemerintah

daerah

1.3. Mengurangi ketimpangan dana.

2. TERAPKAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH SEBAGAI

LANDASAN DARI REFORMASI

Undang - undang pendidikan No. 20 Tahun 2003 telah memberikan

tanggung jawab lebih. Besar dan otoritas langsung kepada sekolah. Dengan

begitu diharapkan sekolah serta masyarakat dapat ikut berkontribusi dalam

peningkatan mutu pendidikan dasar secara signifikan. Meski demikian

terdapat keragaman yang besar dalam kemampuan sekolah di setiap daerah

untuk melaksanakan otoritas yang telah diberikan tersebut. Seandainya

kondisi sekolah di Bali mencerminkan keadaan yang terjadi di daerah -

Page 44: Portofolio Pengantar Pendidikan

daerah lainnya maka komite sekolah masih belum sepenuhnya menggunakan

dan memanfaatkan mekanisme otoritas yang diberikan kepada mereka.

Peningkatan manajemen berbasis sekolah dapat ditempuh denganj cara :

2.1. Persiapkan tenaga pengajar yang lebih baik dalam mengelola

sekolah

2.2. Mendesain dan mengimplementasikan dana hibah untuk sekolah

yang berasal dari anggaran pemerintah daerah

2.3. Menciptakan dana hibah pendidikan yang pro-orang miskin untuk

proyek – proyek yang didasarkan atas inisiatif sekolah dan masyarakat.

2.4. Mengelola uang sekolah.

3. MEMBANGUN JAMINAN KUALITAS DAN SISTEM PENGAWASAN

SECARA NASIONAL

Sistem pelaporan informasi pendidikan dengan cara lama yang

sentralistis telah berakhir. Dalam dua tahun kedepan sistem tersebut harus

digantikan dengan mekanisme yang lebih ditentukan oleh kebutuhan akan

informasi dan kemampuan daerah sistem itu juga harus dapat melayani

kebutuhan manajemen di setiap jenjang pendidikan. Sistem tersebut juga

harus lebih Menekankan standar kecakapan dan akuntabilitas serta pihak

sekolah untuk mempekerjakan tenaga pengajar yang hanya berasal dari

program yang telah terakreditasi tersebut juga membantu untuk

mendefiniskan wilayah atau populasi yang membutuhkan perhatian khusus

yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan mutu pembuatan kebijakan.

Pada tingkat lokal informasi ini dapat digunakan sebagai alat untuk

Melakukan evaluasi dan pengawasan. Sistem informasi uga dapat menjadi

alat diagnostik untuk mendapatkan gambaran tantangan yang dihadapi oleh

masyarakat maupun sekolah serta untuk mengidentifikasikan kekuatan

maupun kelemahan dari sistem pengajaran yang berbeda - beda. Pada tingkat

sekolah informasi pendidikan merupakan alat untuk mengevaluasi performa

murid dalam mata pelajaran tertentu dan informasi ini juga berperan sebagai

alat komunikasi mengenai kebutuhan serta keberhasilan yang telah dicapai

Page 45: Portofolio Pengantar Pendidikan

oleh sekolah kepada orang tua maupun kepada komunitas sekolah pada

umumnya

Meningkatkan insentif untuk jaminan kualitas pengawasan serta

penyebaran informasi pendidikan. Kerjasama di setiap jenjang pemerintahan

dan sekolah dapat difasilitasi melalui penggunaan insentif datang. Tugas

utama kementrian pendidikan di era desentralisasi bukan lagi keuangan serta

melalui kebanggaan profesi akan kepemilikan system memberikan pelayanan

pendidikan secara langsung informasi bersama dan juga dengan memberikan

kesempatan untuk restrukturisasi departemen pendidikan untuk

mencerminkan pendidikan yang baik.

4. MENINGKATKAN KUALITAS PENGAJARAN MELALUI REFORMASI

JENJANG KARIR GURU

Tenaga pengajar merupakan media utama dimana melalui mereka murid

- murid belajar dan alokasi dana untuk gaji guru memakan sebagian besar

anggaran publik. Penggunaan dana tersebut secara lebih tepat tidak saja

berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan namun juga dapat

memenuhi pembiyaan peralatan belajar penting lainnya seperti penyediaan

buku sekolah bagi murid - murid dan pengembangan profesi bagi yang besar

sudah tidak dibutuhkan lagi untuk menyelesaikan tantangan yang para guru.

Para tenaga pengajar di Indonesia sepakat mengenai perlunya kebutuhan

untuk mereformasi profesi guru. Namun reformasi ini harus menyentuh

seluruh tahapan karir para guru mulai pelatihan pra mengajar hingga

penempatan serta meliputi juga promosi dan pengembangan karir.

4.1. Memperkenalkan system akreditasi yang transparan

4.2. Tempatkan dan promosikan guru sesuai kualitas

4.3. Memulai program pengembangan untuk seluruh jenjang karir bagi guru

dan kepala sekolah.

5. RESTRUKTURISASI PERAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Sebagai bagian dari pergantian pemerintahan departemen pendidikan

dituntut untuk melakukan restrukturisasi dan transformasi di masa yang akan

Page 46: Portofolio Pengantar Pendidikan

datang. Tugas utama kementrian pendidikan di era desentralisasi bukan lagi

memberikan pelayanan pendidikan secara langsung.