Author
neneng-meylani-lavigne
View
318
Download
2
Embed Size (px)
A. Judul
Rancang Bangun Papan Iklan Digital Menggunakan Password Berbasis PSTN
(Public Switched Telephone Network).
B.Latar Belakang Masalah
Sebagai manusia yang modern, informasi menjadi salah satu hal yang cukup
penting di dalam kehidupan. Bahkan ada ungkapan yang menyatakan bahwa jika kita
ingin menguasai dunia, maka kuasailah informasi. Salah satu contoh bentuk media
informasi yang ada adalah iklan. Iklan adalah suatu bentuk informasi yang
ditampilkan di tempat-tempat umum baik berupa tulisan maupun animasi mengenai
suatu produk, pengumuman, himbauan maupun hal-hal lainnya.
Masyarakat saat ini membutuhkan hal-hal yang mudah dan bernilai artistik.
Dalam ruang lingkup yang kecil saja misalnya di kota-kota metropolitan, kita dapat
melihat semakin pesat perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dengan semakin
maraknya pembangunan gedung-gedung perkantoran, supermarket, pembangunan
jembatan dan lain sebagainya. Seiring dengan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk
menciptakan suatu sarana informasi yang tidak hanya sekedar bertujuan untuk
menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan kemudahan dan memiliki nilai
artistik tersendiri dan berteknologi.
Sekarang ini banyak ditemukan cara dan teknik untuk menyampaikan informasi,
yaitu melalui slogan, spanduk, brosur, dan lain sebagainya. Pada penelitian ini akan
disajikan sebuah inovasi dalam proses penyampaian informasi tersebut dengan
menggunakan media telekomunikasi yaitu PSTN (Public Switch Telephone Network),
yang bernama RANCANG BANGUN PAPAN IKLAN DIGITAL DENGAN
MENGGUNAKAN PASSWORD BERBASIS PSTN (PUBLIC SWITCHED
TELEPHONE NETWORK). Dengan adanya alat ini diharapkan dapat menjadi salah
satu sarana informasi yang menarik dan berteknologi. Alat ini dapat digunakan untuk
memasang iklan maupun informasi-informasi lain yang diinginkan dan juga
dibutuhkan oleh khalayak ramai dengan lebih cepat dan lebih mudah.
1
C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada bagian ini adalah:
1. Bagaimana pembuatan rangkaian Ring Detektor yang berfungsi sebagai
pendeteksi nada dering yang dikirim oleh sentral telepon?
2. Bagaimana pembuatan rangkaian Off-Hook yang berfungsi untuk mengaktifkan
relay?
3. Bagaimana pembuatan rangkaian Dekoder DTMF yang berfungsi untuk
menerima sinyal-sinyal DTMF dari pesawat telepon dan mengkodekannya
menjadi data biner 4 bit?
4. Bagaimana pembuatan papan digital berupa susunan LED matriks yang disusun
sebanyak 8 baris dan 144 kolom beserta rangkaian shift registernya?
D. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengimplementasikan Jalur PSTN sebagai media dalam menampilkan informasi
pada papan iklan.
2. Papan iklan digital dengan menggunakan password berbasis PSTN (Public
Switched Telephone Network) ini nantinya dapat digunakan sebagai sarana
pembelajaran lebih lanjut dalam mata pelajaraan yang berkenaan dengan
transmisi, komunikasi data maupun aplikasi mikrokontroller pada suatu perguruan
tinggi.
E. Luaran Yang Diharapkan
Adapun Luaran dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Paten
2. Model
3. Desain
4. Piranti Lunak
5. Jasa
2
F. Manfaat / Kegunaan
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari pembuatan penelitian ini adalah:
1. Memberikan kemudahan bagi para produsen untuk mempromosikan barang dan
jasanya secara langsung.
2. Mempermudah dalam pemasangan iklan agar tidak memiliki kendala dalam
masalah waktu dan biaya pemasangannya.
3. Mengefisiensikan penggunaan tenaga secara fisik dalam proses pemasangan
iklan.
G. Tinjauan Pustaka
G.1 Telepon
Prinsip dasar telepon adalah mengubah sinyal suara menjadi sinyal listrik oleh
mikropon yang kemudian diteruskan melalui kabel dan pada bagian tujuan diubah
kembali menjadi sinyal suara oleh telepon yang dituju. Pada dasarnya telepon terdiri dari
alat pengirim suara (microphone) dan alat penerima suara (speaker). Pesawat ini
dihubungkan dengan sentral telepon menggunakan sepasang kabel tembaga yang dikenal
sebagai saluran dua kawat. Tegangan telepon dicatu dari sentral sebesar 48V. Tahanan
minimal pesawat telepon pada kondisi on hook (tidak aktif) adalah 3.000 Ohm,
sedangkan pada saat kondisi off hook (aktif) akan turun menjadi 220 Ohm.
G.1.1 Pensinyalan Telepon
Agar pesawat telepon dapat berhubungan dengan sentral telepon maka diperlukan
pensinyalan. Berikut ini adalah kondisi dan sinyal-sinyal yang terjadi pada saat:
1. Melakukan Panggilan
Pada saat melakukan panggilan, kondisi atau sinyal-sinyal yang terjadi pada saluran
telepon adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Off Hook, saat handset telepon diangkat. Tegangan ±48Volt akan turun
menjadi 6-12V karena saluran telepon mendapat beban ±220 ohm pada saat itu.
b. Sinyal Tone, frekuensi 425 Hz dengan level DC 6-12 V yang terdengar dan
menunjukkan bahwa pesawat telepon telah terhubung dengan saluran telepon.
3
Gambar 1. Sinyal Tone 425 Hz
c. Sinyal DTMF (Dual Tone Multi Frequency), yang terjadi saat pengguna telepon
memutar nomor telepon tujuan. Sinyal ini berupa gabungan dua buah frekuensi
dengan kombinasi sesuai Gambar 2 berikut:
Gambar 2. Perwakilan Sinyal DTMF
d. Nada Panggil (Call Progress), merupakan sinyal pemberitahuan status telepon
yang dipanggil dalam keadaan sibuk atau tidak. Hal ini dapat dibedakan pada
bagian periode.
Pemberitahuan Status Nada Sibuk dilakukan oleh Sentral Jaringan
Telepon dengan mengirimkan sinyal tone 425 Hz dengan periode ½ detik.
Pemberitahuan Status Nada Sambung dilakukan oleh Sentral Jaringan
Telepon dengan mengirimkan sinyal tone 425 Hz dengan periode 4 detik.
4
2. Menerima Panggilan
Pada saat menerima panggilan, maka kondisi dan sinyal yang terjadi pada kondisi
ini adalah sebagai berikut:
a. Sinyal Dering, berupa sinyal frekuensi 425 Hz dengan periode yang sama persis
dengan nada panggil sambung. Sinyal nada sambung pada telepon pemanggil
sebetulnya adalah merupakan duplikasi dari sinyal dering yang terjadi pada
telepon yang dipanggil.
b. Kondisi Off Hook, pada saat ini beban ± 220 ohm terdeteksi sehingga tegangan
pada saluran telepon turun. Sentral Saluran Telepon yang mendeteksi kondisi ini
langsung menghentikan pengiriman sinyal dering maupun sinyal nada sambung
dan menghubungkan kedua pesawat telepon tersebut melalui saklar-saklar yang
ada pada jaringan telepon.
G.1.2 Bagian Pada Pesawat Telepon
Pada dasarnya pesawat telepon standar memiliki bagian-bagian antara lain:
1. Network Block
Terdiri dari rangkaian yang memisahkan antara input dari mikropon dan output ke
speaker.
2. Standar Dial
Merupakan papan dial yang digunakan untuk memilih alamat tujuan yang akan
dihubungi. Papan dial ini terdiri dari jenis push button maupun rotary dial.
3. Ringer
Terdiri atas rangkaian bel yang akan berbunyi saat telepon dihubungi.
4. Handset
Tempat meletakkan komponen mikropon dan speaker.
5. Hook Switch
Switch yang berfungsi untuk mengaktifkan telepon. Hook switch berhubungan dengan
peletakkan handset.
5
G.1.3 Sumber Tenaga Pesawat Telepon
Pesawat telepon memiliki sumber tenaga yang langsung diberikan oleh STO,
sehingga bila terjadi pemadaman listrik, pesawat telepon dapat terus beroperasi dengan
baik. Sistem ini dikenal dengan sebutan Telepon Baterai Sentral (common battery). Kabel
telepon terdiri dari dua kabel yang masing-masing berpolaritas positif dan negative.
Kabel positif juga dikenal dengan sebutan TIP, karena berhubungan langsung dengan
terminal positif. Kabel ini dialiri sinyal-sinyal telepon, kecuali sinyal dering, sedangkan
terminal negatif disebut RING, karena secara langsung terhubung dengan rangkaian
pembangkit sinyal dering.
G.2 Komponen Elektronika yang Digunakan
G.2.1 Optocoupler
Optocoupler adalah suatu piranti yang meskipun secara fisik menjadi satu, tetapi
sebenarnya terpisah antar bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya. Kondisi
yang terisolasi antara masukan dan keluarannya tersebut dikatakan sebagai isolasi elektris
(electrical isolation).
Penggunaannya memungkinkan untuk memisahkan dua bagian dengan tegangan
kerja berbeda.
Gambar 3. Skematika optocoepler IC 4N25
Biasanya dipasaran optocoupler tersedia dengan tipe 4N25 ini mempunyai
tegangan isolasi 7500 Volt dengan kemampuan maksimal LED dialiri arus forward
sebesar 3 Ampere.
6
G.2.2 IC MT 8870
IC DTMF merupakan sebuah DTMF penerima penuh yang terdiri dari filter dan
fungsi-fungsi decoder. IC ini terdiri dari 18 pin. Rangkaian DTMF receiver direalisasikan
dengan menggunakan komponen IC MT 8870. Pemilihan komponen ini berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Menggunakan komponen luar yang sedikit
2. Telah mengandung filter
3. Pengkodean 4 bit biner yang lengkap
Gambar 4. IC MT8870
Keterangan Masing-masing PIN pada IC MT8870:
1. IN + (Pin 1)
Pin ini merupakan masukkan non inverting, dihubungkan pada supply positif. Pin ini
aktif dalam kondisi high.
2. IN – (Pin 2)
Pin ini merupakan masukkan inverting, dihubungkan pada supply negatif. Pin ini aktif
dalam kondisi low.
3. GS/Gain Select (Pin 3)
Pin ini memberikan jalan masuk untuk keluaran dari penguat untuk menghubungkan
resistor umpan balik.
4. Vref (Pin 4)
Merupakan pin untuk tegangan keluaran referensi yang digunakan untuk membias
masukan.
7
5. VSS (Pin 9)
Pin ini berfungsi untuk mensupply tegangan negatif
6. VDD (Pin 18)
Pin ini berfungsi untuk mensupply tegangan positif
7. Oscillator (Pin 7 dan Pin 8)
Pin ini berfungsi sebagai masukkan clock. Dengan menggunakan kristal 3,579545
MHz, kristal ini dihubungkan di antara kedua pin ini.
8. PWDN/Power Down (Pin 6)
Pin ini berlogika tinggi dan menghambat oscillator.
9. INH * (Pin 5)
Pin ini untuk menghambat pendeteksian nada yang dihasilkan oleh tombol A,B,C dan
D.
10. TOE (Tristable Output Enabled Input)
Pin ini berlogika tinggi pada enable output Q1 dan Q2
11. Q1,Q2,Q3,Q4 (pin 11,12,13,14)
Tristable data output, pin ini merupakan output dari sinyal yang sudah didekodekan
oleh IC.
G.2.3 Mikrokontroller
Mikrokontroller adalah Central Processing Unit (CPU) yang disertai dengan
memori serta sarana input/output dan dibuat dalam bentuk chip. Dalam hal ini penulis
menggunakan program mikrokontroller ATmega16.
G.2.3.1 Arsitektur ATmega16
ATmega16 merupakan salah satu produk Atmel. ATmega16 memiliki arsitektur
RISC 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar
instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock.
ATmega 16 memiliki bagian sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, terbagi dalam 4 Port,yaitu Port A, Port B, Port C, dan
Port D.
2. ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 saluran.
8
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 1024 byte.
7. Memori Flash sebesar 16 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antar muka Serial Peripheral Interface (SPI).
10. EEPROM (Electrical Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1024
byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART (Universal Synchronous/Asynchronous serial Receiver and Transmitter)
untuk komunikasi serial.
G.2.3.2 Konfigurasi Pin ATmega16
ATmega16 memilki 40 pin dimana 32 pin diantaranya merupakan saluran I/O.
Pin-pin pada ATmega16 memiliki beberapa fungsi, namun umumnya fungsi yang
digunakan hanyalah fungsi sebagai input dan output.
Gambar 5. Konfigurasi Pin ATmega16
9
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa ATmega 16 memilki konfigurasi
sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0…PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0…PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
5. Port C (PC0…PC7) merupakan pin I/O dua arah dengan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, komparator analog, dan timer oscillator.
6. Port D (PD0…PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
komparator analog, intrupsi eksternal, dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroller.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
H. Metode Pelaksanaan
H.1 Blok Diagram Sistem
Berikut ini adalah gambar blok diagram sistem yang akan dibuat. Blok ini terdiri
dari blok rangkaian ring detektor, hook detektor, Amplifier, dekoder DTMF, dan sistem
kontrol pada LED Matrik.
10
Gambar 6. Blok Diagram Sistem
Cara kerja blok diagram rangkaian di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Berdasarkan blok diagram di atas, ring detektor berfungsi mendeteksi ada atau
tidaknya dering. Bila ada dering maka akan diasumsikan dengan logika 1.
2. Mikrokontroller akan menghitung jumlah dering yang dihasilkan. Apabila telah
terjadi dering sebanyak 4 kali secara berurutan, maka mikrokontroller akan
memerintahkan rangkaian dekoder DTMF untuk aktif.
3. Selanjutnya pengguna dapat memasukkan password yang telah di-setting
sebelumnya.
4. Kode password yang diinputkan akan diterjemahkan oleh Dekoder DTMF dan
diproses oleh mikrokontroller.
11
5. Jika pengguna memasukkan kode password yang salah, maka mikrokontroller akan
menampilkan pernyataan ”Password Salah !! Coba Lagi !!”, dan meminta user untuk
memasukkan password hingga benar.
6. Jika kode password benar, pengguna dapat memasukkan karakter yang akan
ditampilkan pada LED Matriks.
H.2 Flowchart Sistem Rangkaian
Gambar 7. Flowchart Sistem Rangkaian
12
Pada flowchart sistem rangkaian diatas, bertujuan untuk mengurutkan proses kerja
yang terjadi pada rangkaian secara keseluruhan, dan juga untuk memudahkan bagian
software untuk membuat program. Pada awalnya, terjadi proses dial ke telepon server,
lalu setelah terjadi kondisi dering sebanyak 4 (empat) kali, maka terjadi proses
permintaan password, demi keamanan dari pengguna lain yang tidak berkepentingan,
setelah itu jika password yang diinput benar, maka dapat dilakukan proses penginputan
karakter dan hasil akhirnya adalah akan menampilkan karakter tersebut pada led matriks.
H.3. Pembuatan Sistem
H.3.1 Rangkaian Power Supply
Rangkaian power supply mempunyai peran sebagai sumber tegangan untuk
mencatu semua rangkaian pada penelitian ini, Power supply merupakan unit terpenting
pada semua rangkaian elektronika, karena sebagai fungsi pensuplay daya bagi rangkaian.
Pada proses kerjanya terjadi dari tegangan AC 220 Volt dihubungkan ke
transformer untuk disesuaikan ke level yang diinginkan, output dari transformator yang
masih berupa tegangan AC, masuk ke rangkaian penyearah (Rectifier), yang berfungsi
untuk menghilangkan bagian negatif tegangan. Output dari rectifier belum berupa
tegangan DC, karena masih mengandung ripple yang besar. Oleh karena itu diperlukan
filter, yang berfungsi untuk mengurangi level tegangan ripple Output dari tegangan filter
ini tidak setabil bergantung kepada tegangan sumber (PLN). Apabila tegangan sumber
berubah maka level tegangan output dari filter juga berubah. Sehingga diperlukan
rangkaian regulator yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan output akhir ke beban.
Trafo
4x1N4001
4700uF/16V 100uF/16V
7805 +5V
0V
12
220VAC
Gambar 8. Rangkaian Catu Daya
13
Pada rangkaian Power supply IC 7805 merupakan IC regulator yang
menyebabkan tegangan output menjadi + 5 V. Tegangan output dari power supply ini
akan digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian microcontroller, ring detector,
Dekoder DTMF, rangkaian off-hook, rangkaian amplifier dan LCD serta LED Matriks.
H.3.2 Ring Detektor
Rangkaian ring detektor ini berfungsi sebagai pendeteksi nada dering yang
dikirim oleh sentral telepon dan mengubah dering tersebut menjadi pulsa. Setiap
tegangan yang masuk akan mengaktifkan optocoupler yang ada didalam IC4N25
tersebut.
6K8 Ohm1K Ohm
470 nF
IC 4N25
VCC = +5V
12
Line PSTN
Header 2 2
1 5
4
Gambar 9. Rangkaian Ring Detector
H.3.3 Rangkaian Off-hook
Rangkaian off-hook ini akan berfungsi sebagai pengendali untuk mengaktifkan
atau menonaktifkan decoder DTMF. Berikut adalah gambar rangkaian Off-hook, yang
menggunakan rangkaian driver relay.
12
34
5
Relay
1KRes1
Port A.6BC 547NPN
Diode 1N4002
VCC RangkaianAmplifier
Gambar 10. Rangkaian Offhook
H.3.4 Dekoder DTMF
14
Rangkaian ini berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal DTMF dari pesawat telepon
dan mengkodekannya menjadi data biner 4 bit. Rangkaian ini menggunakan IC decoder
yaitu MT8870.pada rangkain terdapat juga rangkain Matcing impendansi yang berfungsi
sebagai pengaktif IC dekoder. Rangkaian matching ini terdiri dari trafo,resistor,dan
capasitor. Pemilihan komponen ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
Menggunakan komponen luar yang sedikit
Pengkodean 4 biner yang lengkap
Pada saat dilakukan penekanan pada tombol telepon yang diinginkan maka pin 2
dari IC ini akan menerima pasangan nada dari saluran telepon yang berupa sinyal analog.
Jika pasangan nada tersebut masuk secara bersamaan, maka kaki Est pada IC ini akan
berlogika tinggi. Kaki ini berfungsi menentukan keabsahan data. Demikian juga Std, pin
ini juga akan berlogika tinggi sesaat ketika IC menerima inputan. Kemudian nada
tersebutndikodekan menjadi kode biner dan dikirimkan kekaki Q0, Q1, Q2, Q3 yaitu
pada pin 11, 12, 13 dan 14. Setelah Est berlogika rendah kembali, maka rangkaian DTMF
siap menerima pasangan nada berikutnya.
Gambar 11. Rangkaian Dekoder DTMF
15
Gambar 12. Konfigurasi Pin MT8870
Tabel pasangan frekuensi DTMF adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel Frekuensi DTMF
Tombol
Input (Hz)
High Band Low Band
1 697 1206
2 697 1336
3 697 1447
4 770 1206
5 770 1336
6 770 1447
7 825 1206
8 825 1336
9 825 1447
0 941 1206
* 941 1336
# 941 1447
H.3.5 Skematik Rangkaian Minimum Mikrokontroller
16
Mikrokontroller adalah Central Processing Unit (CPU) yang disertai dengan
memori serta sarana input/output dan dibuat dalam bentuk chip. Dalam hal ini
penulis menggunakan program mikrokontroller ATMega16. Adapun rangkaian
sistim minimum ATMega16 dapat dilihat pada gambar 27.
Gambar 13. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroller
H.3.6 Rangkaian Amplifier
Rangkaian amplifier ini merupakan rangkaian yang berfungsi untuk memperkuat
nada yang masuk ke rangkaian Decoder DTMF, agar kondisi dari 4-bit yang diterima
oleh Dekoder DTMF pada sisi server dapat diterima dengan baik, sesuai dengan yang
diharapkan. Rangkaian amplifier ini dalam realisasinya diletakkan diantara rangkaian line
telepon dengan rangkaian decoder DTMF.
Pada rangkaian amplifier ini digunakan IC TDA2003, yang mana pada
rangkaiannya, terdapat kondisi input, output serta tegangan input untuk mengaktifkan
rangkaian amplifier. Adapun rangkaian amplifier dapat dilihat pada gambar 17 dibawah
ini.
17
Gambar 14. Rangkaian Amplifier
H.3.6 Rangkaian Led Matriks, Kontrol Baris dan Kolom
Rangkaian kontrol baris dan kolom merupakan perpaduan kerja antara rangkaian shift
register dengan rangkaian pemilihan baris led matriks yang digunakan. Untuk membuat
rangkaian pengontrol kolom digunakan IC 74HC595 yang merupakan IC yang
mendukung serial input dengan mengubahnya menjadi parallel output. Setiap data serial
yang masuk akan dikonversi menjadi 8 data parallel, sehingga jika pada perancangan
akan dibuat led matrik yang terdiri atas 144 kolom, maka dibutuhkan 18 buah IC
74HC595 nya tersebut.
18
Gambar 15. Rangkaian Led Matriks,kontrol baris dan kolom
I. Jadwal Kegiatan
Berikut adalah jadwal kegiatan dalam pembuatan alat ini:
Tabel 2. Tabel Jadwal Kegiatan
Kegiatan Bulan Ke –
1 2 3 4 5 6
Pembuatan Proposal v
Pembuatan Alat v v v
Mengumpulkan Data v v
Pembuatan Analisa v v
Pembuatan Tempat (Box) v
Penyelesaian (Finishing) v
19
J. Rancangan Biaya
K. Daftar Pustaka
1. Suhata.2006.Aplikasi Mikrokontroller sebagai Pengendali Peralatan Elektronik
via Line Telepon. Jakarta:Elex Media Komputindo.
2. Wardhana, Lingga.2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535.
Yogyakarta: ANDI.
3. Suherman, ST. 2004. Teknik Jaringan Telekomunikasi. Pekanbaru: Politeknik
Caltex Riau.
4. Asyri,Firman.2007. Papan Iklan Digital Berbasis Short Message Service
(SMS).Pekanbaru: Politeknik Caltex Riau.
5. Indani, Wira.2008. Alat Pembatas Waktu Dan Kendali Jarak Jauh Melalui PSTN
Menggunakan Password Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535. Pekanbaru:
Politeknik Caltex Riau.
6. Mubarak, Zaki. 2008. Rancang Bangun Sistem Penerima Tamu Pada Apartemen.
Pekanbaru: Politeknik Caltex Riau
7. www.mcselec.com
20
L. Lampiran
L.1. Biodata Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Aditya Widyawan Primab. NIM : 0610117401008c. Jurusan : Teknik Telekomunikasid. Politeknik : Politeknik Caltex Riaue. Alamat Rumah : Jl.Pinang Gg Buntu No.78 Pekanbaru-Riauf. No Tel./HP : 0761-42361 / 085265663767g. Alamat email : [email protected]
L.2 Biodata Anggota Kelompok
a. Nama Lengkap : Nurul Hudab. NIM : 0710117401014c. Jurusan : Teknik Telekomunikasid. Politeknik : Politeknik Caltex Riaue. Alamat Rumah : Jl.Dr.Leimena No.98 C Pekanbaru-Riauf. No Tel./HP : 0761-45828 / 085265747275g. Alamat email : [email protected]
a. Nama Lengkap : Rudi Syukri Hasanb. NIM : 0710117401013c. Jurusan : Teknik Telekomunikasid. Politeknik : Politeknik Caltex Riaue. Alamat Rumah : Jl.Bhakti Permai III No.83C Sigunggung Labuh Baru,
Pekanbaru-Riau f. No Tel./HP : 0761-64141 / 081365641296g. Alamat email : [email protected]
L.3 Biodata Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : ......................................................b. NIP : ......................................................c. Alamat Rumah : ......................................................d. No Tel./HP : …………………….…………………e. Alamat email : ……………………………………….
21
22