8
Gibson Burrel & Gareth Morgan FOUR PARADIGMS PARADIGMA FUNGSIONALIS paradigma ini memiliki pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan hubungan sosial dengan jalan rasional, dengan orentasi yang pragmatik berkaitan dengan pengetahuan yang tepat guna serta dapat langsung memecahkan masalah. Paling banyak dianut di dunia. Pandangannya berakar kuat pada tradisi sosiologi keteraturan. Pendekatannya terhadap permasalahan berakar dari pemikiran kaum obyektivis. Memusatkan perhatian pada kemapanan, ketertiban sosial, kesepakatan, keterpaduan sosial, kesetiakawanan, pemuasan kebutuhan dan hal-hal yang nyata (empirik). Condong realis dalam pendekatannya, positivis, determinis dan nomotetis. Rasionalitas diutamakan dalam menjelaskan peristiwa sosial, berorientasi pragmatis artinya berusaha melahirkan pengetahuan yang diterapkan, berorientasi pada pemecahan masalah yakni langka-langkah praktis untuk pemecahan masalah praktis juga. Mendasarkan pada filsafat rekayasa sosial untuk dasar bagi perubahan sosial, menekankan pentingnya cara-cara memelihara dan mengendalikan keteraturan sosial. Berusaha menerapkan metode ilmu alam dalam pengkajian masalah kemanusiaan. Paradigma fungsionallis juga sering disebut juga dengan fungsional structural atau kontinjensi rasional (rational contigensy). Paradigm ini merupakan paradigma yang umum dan bahkan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi dibandingkan dengan paradigm yang lain, sehngga disebutjuga Awaluddin (P3400214338) 1

Rmk 4paradigma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paradigma ilmu

Citation preview

Page 1: Rmk 4paradigma

Gibson Burrel & Gareth Morgan

FOUR PARADIGMS

PARADIGMA FUNGSIONALISparadigma ini memiliki pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan

hubungan sosial dengan jalan rasional, dengan orentasi yang pragmatik berkaitan

dengan pengetahuan yang tepat guna serta dapat langsung memecahkan masalah.

Paling banyak dianut di dunia. Pandangannya berakar kuat pada tradisi sosiologi

keteraturan. Pendekatannya terhadap permasalahan berakar dari pemikiran kaum

obyektivis. Memusatkan perhatian pada kemapanan, ketertiban sosial, kesepakatan,

keterpaduan sosial, kesetiakawanan, pemuasan kebutuhan dan hal-hal yang nyata

(empirik). Condong realis dalam pendekatannya, positivis, determinis dan nomotetis.

Rasionalitas diutamakan dalam menjelaskan peristiwa sosial, berorientasi pragmatis

artinya berusaha melahirkan pengetahuan yang diterapkan, berorientasi pada

pemecahan masalah yakni langka-langkah praktis untuk pemecahan masalah

praktis juga. Mendasarkan pada filsafat rekayasa sosial untuk dasar bagi perubahan

sosial, menekankan pentingnya cara-cara memelihara dan mengendalikan

keteraturan sosial. Berusaha menerapkan metode ilmu alam dalam pengkajian

masalah kemanusiaan.

Paradigma fungsionallis juga sering disebut juga  dengan fungsional structural

atau kontinjensi rasional (rational contigensy). Paradigm ini merupakan paradigma

yang umum dan bahkan sangat dominan digunakan  dalam riset akuntansi

dibandingkan dengan paradigm yang lain, sehngga disebutjuga paradigm utuma

(mainstream paradikm). Secara ontology, paradigm umum ini sanagat dipengaruhi

oleh realitas fisik yang menganggap realitas objektif berada bebas dan terpisa di luar

diri manusia. Realitas diukur, dianalisis, dan digambar secara objektif.

Paradigma ini mulai di Perancis pada dasawarsa pertama abad ke-19

dibentuk karena pengaruh karya August Comte, Herbert Spencer, Emile Durkheim

dan Wilfredo Pareto. Aliran ini mengatakan: realitas sosial terbentuk oleh sejumlah

unsur empirik nyata yang hubungan semua unsurnya dapat dikenali, dikaji, diukur

dengan cara dan menggunakan alat seperti dalam ilmu alam. Menggunakan kias

ilmu mekanikan dan biologi untuk menjelaskan realitas sosial sangan biasa dalam

aliran ini. Pada 1940-an, pemikiran sosiologi perubahan radikal mulai menyusupi

Awaluddin (P3400214338) 1

Page 2: Rmk 4paradigma

kubu kaum fungsionalis untuk meradikalisasi teori-teori fungsionalis. Sungguh pun

telah terjadi persentuhan dengan paradigma lain, paradigma fungsionalis tetap saja

secara mendasar menekankan pemikiran obyektivitas tentang realitas sosial untuk

menjelaskan keteraturan sosial. Karena persentuhan dengan paradigma lain itu

maka sebenarnya telah lahir beragam pemikiran yang berbeda dalam paham

fungsionalis.

PARADIGMA INTERPRETATIF Paradigma interpretif diinformasikan oleh kekhawatiran untuk memahami

dunia seperti itu, untuk memahami sifat dasar dari dunia sosial pada tingkat

pengalaman subjektif. Ini berusaha penjelasan dalam bidang kesadaran individu dan

subjektivitas, dalam kerangka acuan peserta yang bertentangan dengan pengamat

tindakan. Pendekatannya cenderung nominalis, anti-positivis dan ideografis.

Kenyataan sosial muncul karena dibentuk oleh kesadaran dan tindakan seseorang.

Karenanya mereka berusaha menyelami jauh ke dalam kesadaran dan subyektifitas

pribadi manusia untuk menemukan pengertian apa yang ada di balik kehidupan

sosial.

Sosiologi interpretatif berkaitan dengan memahami esensi dari dunia sehari-

hari. Dalam hal skema analitis kita itu ditanggung oleh keterlibatan dengan isu-isu

yang berkaitan dengan sifat status quo, tatanan sosial, konsensus, integrasi dan

kohesi sosial, solidaritas dan aktualitas.

Sungguhpun demikian, anggapan-anggapan dasar mereka masih tetap

didasarkan pada pandangan bahwa manusia hidup serba tertib, terpadu dan rapat,

kamapanan, kesepakatan, kesetiakawanan. Pertentangan, penguasaan, benturan

sama sekali tidak menjadi agenda kerja mereka. Mereka ini terpengaruh langsung

oleh pemikiran sosial kaum idealis Jerman, yang berasal dari pemikiran Kant yang

lebih menekankan sifat hakekat rohaniah daripada kenyataan sosial. Perumus teori

ini antara lain Dilthey, Weber, Husserl, dan Schutz. Tujuan pendekatan interpretif ini

adalah untuk menganalis realitas social dan bagaimana realitas social tersebut

terbentuk. Terdapat dua aliran riset dengan pendekatan interpretif ini (dillard dan

Becker), yairtu :

1. Tradisional, yang menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara

lapangan, dan analisasi historis.

Awaluddin (P3400214338) 2

Page 3: Rmk 4paradigma

2. Metode Fuocauldian, yang menganut teori social dan Michael Foucault

sebagai pengganti konsep tradisional historis yang disebut dengan

“ahistorical” atau “antiquarian”

PARADIGMA HUMANIS RADIKAL  Salah satu gagasan yang paling dasar yang mendasari seluruh paradigma ini

adalah bahwa bahwa kesadaran manusia telah dikuasai atau dibelenggu oleh

suprastruktur ideologis yang ada di luar dirinya yang menciptakan pemisah antara

dirinya dengan kesadarannya yang murni (aliensi), atau membuatnya dalam

kesadaran palsu (false consciousness) yang menghalanginya mencapai pemenuhan

dirinya sebagai manusia sejati. Karena itu agenda utamanya adalah memahami

kesulitan manusia dalam membebaskan dirinya dari semua bentuk tatanan sosial

yang menghambat perkembangan manusia sebagai manusia.

Sesuai dengan pendekatan subyektif untuk ilmu sosial, perspektif humanis

radikal penekanan pusat pada kesadaran manusia. Landasan intelektual yang dapat

ditelusuri ke sumber yang sama seperti yang dari paradigma interpretatif. Ini berasal

dari tradisi idealis Jerman, khususnya seperti yang diungkapkan dalam karya Kant

dan Hegel (meskipun seperti ditafsirkan kembali dalam tulisan-tulisan Marx muda).

Melalui Marx bahwa tradisi idealis pertama kali digunakan sebagai dasar untuk

filsafat sosial yang radikal, dan banyak humanis radikal berasal inspirasi dari sumber

ini.

Pendekatan kritis Hebermas melihat objek studi sebagai suatu interaksi soaial

yang disebut dengan “dunia  kehidupan”,yang diartikan sebagai interaksi .Interaksi

sosial dalam kehidupan dapat dibagi menjadi kelompok yaitu:

1. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami misalnya, kebutuhan akan

system informasi manajemen .

2. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme system,misalnya ,pemilihan

system yang akan dipakai atau konsultan mana yang diminta untuk

merancang system bukan merupakan interaksi soaial yang alami  karena

sudah mempertimbangkan berbagai kepentingan.

Para penganutnya berminat mengembangkan sosiologi perubahan radikal

dari pandangan subyektifis. Pendekatan terhadap ilmu sosial sama dengan kaum

interpretatif yaitu nominalis, anti-positivis, volunteris dan ideografis. Arahnya

Awaluddin (P3400214338) 3

Page 4: Rmk 4paradigma

berbeda, yaitu cenderung menekankan perlunya menghilangkan atau mengatasi

berbagai pembatasan tatanan sosial yang ada.

PARADIGMA STRUKTURALIS RADIKAL Strukturalisme radikal berkomitmen untuk perubahan radikal, emansipasi, dan

potensi, dalam analisis yang menekankan konflik struktural, mode dominasi,

kontradiksi dan kekurangan. Mendekati keprihatinan umum dari sudut pandang yang

cenderung realis, positivis, determinis dan nomotetis.

humanis radikal menempa perspektif mereka dengan berfokus pada

'kesadaran' sebagai dasar untuk kritik radikal dari masyarakat, kaum strukturalis

radikal berkonsentrasi pada hubungan struktural dalam dunia sosial realis. Mereka

menekankan fakta bahwa perubahan radikal dibangun ke dalam sifat dan struktur

masyarakat kontemporer, dan mereka berusaha untuk memberikan penjelasan

tentang keterkaitan dasar dalam konteks keseluruhan formasi sosial. Kesadaran

manusia dianggap tidak penting. Hal yang lebih penting adalah hubungan-hubungan

struktural yang terdapat dalam kenyataan sosial yang nyata. Mereka menekuni

dasar-dasar hubungan sosial dalam rangka menciptakan tatanan sosial baru secara

menyeluruh.

Penganut paradigma ini lebih tertarik untuk menjelaskan bahwa kekuatan

sosial yang berbeda-beda serta hubungan antar kekuatan sosial merupakan kunci

untuk menjelaskan perubahan sosial. Sebagian mereka lebih tertarik pada keadaan

penuh pertentangan dalam suatu masyarakat. Di antara Engels ini, Plekhanov, Lenin

dan Bukharin telah sangat berpengaruh. Di antara eksponen terkemuka posisi

strukturalis radikal di luar bidang teori sosial Rusia, nama-nama Althusser,

Poulantzas, Colletti dan berbagai sosiolog Marxis dari Kiri Baru datang ke pikiran.

Sementara pengaruh Marx pada paradigma strukturalis radikal tidak diragukan lagi

dominan, juga memungkinkan untuk mengidentifikasi pengaruh Weberian yang kuat.

Awaluddin (P3400214338) 4

Page 5: Rmk 4paradigma

PARADIGMS EXPLOREDNo Paradigma Functionalist Interpretivist Radical Humanist Radical Structuralist

Goals Untuk mengkaji keteraturan dan pengujian dalam rangka memprediksi dan mengontrol

Untuk menggambarkan, menjelaskan dan menghasilkan deskripsi, wawasan dalam rangka mendiagnosa dan memahami

untuk menggambarkan dan kritik dalam urutan perubahan (mencapai kebebasan melalui revisi kesadaran)

untuk mengidentifikasi sumber dominasi dan keyakinan dalam petunjuk praktis revolusioner (mencapai kebebasan melalui revisi struktur)

Theoretical Concerns

hubungan penyebab generalisasi konstruksi sosial interpretasi proses reifikasi realitas konstruksi sosial penyajian distorsi realitas dominasi keterasingan kekuatan emansipasi makro

Theory-BuildingApproaches

penemuan melaluianalisis kode

pengungkapan melaluianalisis kritis

pembebasan melaluianalisis strucrural

perbaikan melaluianalisis penyebab

Opening WorkSELECTING A TOPIC

Apa masalahnya? Apa pertanyaan penelitiannya?

Apa masalahnya? Apa pertanyaan penelitiannya?

Apa masalahnya? Apa pertanyaan penelitiannya?

Apa masalahnya? Apa pertanyaan penelitiannya?

REVIEWING LITERA TURE:

Apa yang kita ketahui?

FINDING A GAP: Apa yang kurang?PUTTING A FRAME- WORK TOGETHER:

apa yang relevan dengan teori dan variabel?merumuskan hipotesis

ARTICULATING THE THEORY:

bagaimana topik "potensial" kasus khusus dari Grand theory?

DESIGNING RESEARCH:

Apakah datanya? Dimana mendapatkan datanya? Bagaimana mengukur datanya?

Apakah datanya? Dimana mendapatkan datanya? Bagaimana merekam datanya?

Apakah datanya? Dimana mendapatkan datanya? Bagaimana merekam datanya?

Data Collection Menyelidiki representasi sampel dari subyek: menurut rumusan hipotesis

identifikasi kasus khusus mempertanyakan ke informan: apa yang relevan bagi mereka dalam konteks

Bertanya ke informan : Berdasarkan apa yang relevan bagi mereka; informasi kontekstual yang berkaitan dengan struktur yang lebih dalam

Menyelidiki bukti sejarah: menurut grand theory

Analysis pengujian hipotesis: evaluasi pentingnya data sesuai dengan masalah awal dan hipotesis

coding: memberikan keterangan di pertama dan kadang-kadang abstraksi pada tingkat kedua dugaan merumuskan: mengidentifikasi hubungan antara konsep-konsep di tingkat pertama atau di tingkat abstraksimengevaluasi dugaan: validasi dengan informan melalui pengumpulan data barumerumuskan teori: identifikasi konsep dan hubunganmeninjau literatur: mengidentifikasi apa yang sudah diketahui

coding: memberikan informasi pada tingkat pertama abstraksiPenyusunan uraian analisa mendalam: Renungkan apa yang membuat orang membangun dunia mereka dengan cara yang mereka lakukan mengkritik: menyingkap bagaimana kekuatan mempengaruhi abstraksi , identifikasi yang kepentingannya dilayani

dengan alasan: gunakan contoh-contoh spesifik untuk lebih memvalidasi teorianalisis struktur: identifikasi sumber dominasi dan titik potensi

Theory Building hasil penulisan : Tampilkan bagaimana teori disempurnakan. didukung. atau tidak dibenarkan. Tampilkan apa yang memberitahu komunitas ilmiah dan praktisi

menulis teori substantif: tampilkan bagaimana kecocokan secara bersama-sama

menulis analisis dialektis: tunjukkan bagaimana mengubah tingkat kesadaran

menulis retoris analisis: menampilkan bagaimana perubahan secara praksis

Awaluddin (P3400214338) 5

Page 6: Rmk 4paradigma

Awaluddin (P3400214338) 6