14
REFLEKSI KASUS KUNJUNGAN HOME INDUSTRI SAGIO GRIYA UKIR KULIT Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kasihan I, Bantul Disusun Oleh : Adam Alqustar 20090310 Eka Yoga Wiratama 20090310 Eva Nur Fadila 20090310167 Ika Mira Puspita Sari 20090310 Okvianto Putra Budiman 20090310 FAKULTAS KEDOKTERAN

Sagio Refleksi Kasus Home Industri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resus home industry

Citation preview

Page 1: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

REFLEKSI KASUS

KUNJUNGAN HOME INDUSTRI SAGIO GRIYA UKIR KULIT

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Kepanitraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kasihan I, Bantul

Disusun Oleh :

Adam Alqustar 20090310Eka Yoga Wiratama 20090310

Eva Nur Fadila 20090310167Ika Mira Puspita Sari 20090310Okvianto Putra Budiman 20090310

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT2015

Page 2: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

Refleksi Kasus Kunjungan Industri

INDUSTRI RUMAH TANGGA

SAGIO GRIYA UKIR KULIT

A. PERMASALAHAN KESEHATAN YANG TIMBUL

Home industri adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil

yang memiliki pegawai tidak lebih dari 15 orang. Pada kunjungan industri kali ini kami

mengambil pabrik pemahat wayang sebagai tempat penelitian. Suatu perusahaan maupun

home industri harus memiliki standar keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawainya.

Hal ini dikarenakan banyak sekali perusahaan yang kurang peduli terhadap

kebersihan dalam hal produksi maupun di tempat kerjanya sendiri. Sehingga

kemungkinan pekerja terkena penyakit akibat kerja semakin besar. Selain perusahaan

harus memperhatikan kenyamanan di tempat kerja, perusahaan juga harus dapat

menangani kemungkinan-kemungkinan akibat produksi di lingkungan kerja. Seperti

contohnya masalah kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin industri, limbah hasil

produksi, faktor psikologi, biologi dan fisik yang akan dirasakan oleh masyarakat di

lingkungan sekitar industri.

Diharapkan, setelah melakukan pengamatan langsung pada industri ini mahasiswa

lebih matang dan paham dengan materi yang diberikan. Dapat dikatakan bahwa

kunjungan industri ini sebagai ajang pelatihan bagi mahasiswa untuk menilai status

kesehatan pekerja di home industri secara langsung. Sehingga mahasiswa nantinya dapat

menerapkannya secara langsung, tidak ragu dan canggung dalam menangani kecelakaan

di dunia kerja.

Sagio Griya Ukir Kulit adalah tempat pembuatan wayang pertama di wilayah

Kasihan, Bantul, Yogyakarta yang juga membuka kesempatan untuk mendalami filosofi

dan teknik membuat wayang bagi yang berminat. Sagio Griya Ukir Kulit dikelola oleh

Sagio, yang selama lebih dari 30 tahun bertekun dalam pembuatan wayang. Proses

belajarnya dari sang ayah (Jaya Perwita) dan seorang pembuat wayang senior Kraton

Page 3: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

Yogyakarta (MB Prayitno) membuatnya mampu mengenal karakter setiap tokoh wayang.

Pengetahuan mendalam yang berpadu dengan semangat cinta wayang yang telah tumbuh

sejak usia 11 tahun membuatnya mampu menghasilkan wayang dengan kualitas ultra.

Wayang Sagio Griya Ukir Kulit karya Sagio telah menjadi 'aktor' dalam banyak

pagelaran wayang. Dalang terkenal di Indonesia seperti Ki Hadi Sugito dan Ki Timbul

mengandalkan wayang karya Sagio. Pejabat negara seperti mantan presiden Abdurahman

Wahid yang menggemari tokoh Kumbokarno dan Megawati Soekarno Putri bahkan

mengkoleksi wayang karya Sagio. Kepiawaian Sagio juga membuatnya dipercaya

seorang turis asing untuk membuat wayang bergaya Spanyol.

Sagio Griya Ukir Kulit menjual wayang karya Sagio dengan ukuran yang

beragam dan harga yang kompetitif. Wayang terkecil dijual dengan harga Rp 5.000,00

sementara yang terbesar seharga Rp 1.500.000,00. Satu set wayang untuk pagelaran

dijual seharga dua ratus juta untuk prada emas dan lima puluh hingga seratus juta untuk

prada coklat.

Tata cara pemahatan untuk wayang kulit dimulai dari kulit lembaran yang

didapatkan dari produsen kulit hewan. Uraian proses pembuatan adalah sebagai berikut :

1. Tatah (pahat)

Setelah bahan yang akan dipergunakan untuk membuat wayang dipersiapkan

maka proses selanjutnya adalah pengukiran (tatah). Di samping itu akan

diuraikan pula alat-alat yang dipergunakan.

Proses nyorek (corek) yaitu membuat sketsa atau membuat gambar wayang

pada sehelai kulit yang telah disediakan. Proses kegiatan ini ada dua cara,

pertama adalah dengan “ngeblak” yaitu membuat wayang dengan

menggunakan pola dari wayang yang sudah ada. Cara ini dapat menghindari

perubahan bentuk wayang kulit yang telah baik, serta dapat memungkinkan

pembuatan wayang yang sama sebanyak-banyaknya. Wayang yang menjadi

pola ditempelkan pada kulit yang disediakan, kemudian digambar menurut

bentuk pola tersebut. Bila wayang yang menjadi pola (yang diblak) diambil,

yang tertinggal ialah gambar sketsa bentuk wayang yang sama dengan pola

atau blaknya.

Page 4: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

2. Sungging (pewarnaan)

Di dalam proses sungging yang perlu mendapat perhatian adalah cara

mencampur warna yang baik, menghaluskan kulit sebelum didasari dan

pembuatan ancur yang sesuai dengan kebutuhan. Wayang yang akan

disungging terlebih dahulu harus dihaluskan dengan cara menggosok

menggunakan botol atau alat lain agar kulit licin dan bekas pahat rata kembali.

Sehingga bila warna dikuaskan akan melekat lebih kuat.

Pembuatan ancur dimulai dari lempengan-lempengan ancur yang direndam

dalam cairan Londho atau soda, supaya lempengan tadi lunak atau mudah

hancur, kemudian dipanaskan sampai mendidih berulang-ulang. Selama

dipanaskan, diaduk-aduk terus menerus agar rata dan tidak hangus. Dalam

pembuatan ancur yang perlu diperhatikan adalah api yang harus kecil. Agar

ancur tidak cepat hangus, diusahakan selama merebus dan setiap kali mulai

membuih segera diangkat dari api, kemudian diaduk kembali guna mencegah

terjadinya pengkristalan ancur pada permukaan larutan. Untuk warna putih

dan warna hitam pada umumnya menggunakan ancur mentah, yaitu

lempengan ancur yang dicampur dengan bahan warna dan air kapur.

Bagan proses pembuatan wayang

Pasokan bahan kulit dibeli dari toko

kulit lalu dipotong sesuai ukuran yang

ditentukan

Kulit diukur dan digambar tokoh

pewayangan sesuai desain

Kulit dipotong mengikuti

outline desain

Pemahatan mengikuti pola desain

Kulit yang selesai dipahat diberi warna

Pemasangan tangkai wayangfinishing

Page 5: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

Industri ini berjalan setiap hari, kecuali hari Minggu. Sagio Griya Ukir Kulit tetap

buka pada tanggal merah nasional. Waktu yang ditetapkan untuk bekerja dari pukul 09.00

– 16.00 WIB. Apabila sedang banyak order (biasanya di akhir tahun), ada upah tambahan

untuk karyawan yang lembur. Beberapa tahap finishing ukir wayang ini dikerjakan di

rumah pemahat. Industri ini memiliki sebanyak 5 orang pemahat tetap, dan 17 pemahat

honorer lain dari Akademi Komunitas Kesenian Negri Yogyakarta. Industri ini mampu

memenuhi pesanan produk wayang untuk daerah lokal, dan juga sampai ke tingkat

ekspor.

Dari hasil observasi ( pengamatan dan wawancara ) yang dilakukan terhadap

pemilik, karyawan, dan lingkungan sekitar tidak ada keluhan. Keluhan yang pernah

muncul adalah para pekerja yang sudah lama menjadi pemahat wayang pernah

mengalami batuk batuk atau sesak nafas. Hal ini disebabkan karena terlalu banyak

menghirup debu pada saat sedang mengukir wayang. Juga kadang karyawan merasa

mata cepet lelah bila pada saat melakukan proses pemahatan, karena memerlukan

konsentrasi dan akomodasi mata yang lebih.

Tidak ada Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan bagi para pekerja baik

berupa masker, serta sarung tangan untuk melakukan pemahatan kulit dan dilanjutkan

pewarnaan. Pada industri rumah tangga di bidang pengukiran wayang ini, pemilik

menyatakan tidak adanya jaminan kesehatan yang dikhususkan untuk para pekerjanya,

namun peralatan PPPK sudah disediakan oleh pemilik industri. Umumnya karyawan. .

Sagio Griya Ukir Kulit sudah memiliki jaminan kesehatan sendiri atau mengikuti

program jaminan kesehatan secara mandiri.

.

Page 6: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

DOKUMENTASI HOME INDUSTRI

Rumah industri bagian depan Rumah industri bagian samping

Page 7: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

B. PEMBAHASAN

Pembangunan di sektor industri akhir – akhir ini terus meningkat, baik industri

besar, sedang maupun kecil. Pembangunan di sektor industry ditujukan untuk

memperluas lapangan kerja, kesempatan berusaha dan untuk meningkatkan mutu serta

perlindungan bagi tenaga kerja. Perlindungan tenaga kerja ditujukan kepada perbaikan

upah, syarat kerja, serta jaminan sosial lainnya dalam rangka perbaikan kesejahteraan

tenaga kerja.

Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia

industri modern terutama bagi mereka yang berstandar internasional. Kondisi kerja dapat

dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan peluang terjadinya kecelakaan di

tempat kerja. Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman berakibat pada luka-luka

pada pekerja, penyakit, cacat, bahkan kematian, juga harus diperhatikan ialah hilangnya

efisiensi dan produktivitas pekerja dan perusahaan. Upaya perlindungan terhadap bahaya

yang timbul serta pencapaian ketentraman atau ketenangan kerja agar tenaga kerja tetap

sehat dan selamat bertujuan untuk pencapaian produktivitas kerja yang setinggi –

tingginya

Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan ”pembatik” diantaranya adalah

berasal dari komposisi malam batik yaitu: lilin, gondorukem, kote, parafin dan minyak.

Serta asap dan debu yang berasal dari kompor yang digunakan. Kemudian dari zat fisis

yaitu temperatur. Dari alat dan bahan yang digunakan untuk membatik, terdapat beberapa

bahaya potensial dan akibatnya, yaitu :

a. Pelekatan lilin batik

Page 8: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

Pemajanan bahan-bahan kimia terhadap kulit dapat mengakibatkan iritasi dan

gangguan kulit lainnya dalam bentuk gatal-gatal, kulit kering dan pecah-pecah ,

kemerah-merahan, koreng yang tidak sembuh-sembuh.

Sikap kerja yang tidak benar ( tidak ergonomis ) mengakibatkan :

¨ Sakit pada otot

¨ Gangguan fungsi dan bentuk otot

Uap zat kimia dapat mengakibatkan iritasi dan peradangan pada saluran pernafasan

dengan gejala batuk, pilek, sesak nafas , demam.

b. Pewarnaan

Uap zat kimia dapat mengakibatkan iritasi dan peradangan pada saluran pernafasan

dengan batuk–batuk pilek, sesak nafas, demam.

Iritasi mata dengan gejala mata kemerah-merahan, pedih berair.

c. Penghilangan lilin batik

Uap zat kimia dapat mengakibatkan iritasi dan peradangan saluran pernafasan

dengan gejala batuk, pilek,sesak nafas, demam.

Iritasi mata dengan gejala mata kemerah-merahan, pedih berair

Cara kerja yang kurang hati-hati dapat menyebabkan luka sayat atau luka tusuk..

Dari hasil survey, maka beberapa hal yang menimbulkan ketidakergonomisan

dalam lingkungan kerja yaitu ruangan yang sempit yang memicu pekerja bekerja dalam

kondisi yang tidak nyaman seperti terpaksa berjongkok, membungkuk, memiringkan

badan dan sebagainya. Hal ini selain mempengaruhi fisik pekerja juga mempengaruhi

konsentrasi pekerja yang dibutuhkan saat mengelas. Selain itu penyebab lainnya adalah

cara kerja yang salah yakni umumnya pekerja las ini hanya mengandalkan insting

kenyamanan mereka dan tidak mau ambil repot untuk membentuk prosedur kerja yang

benar. Seringkali mereka juga harus membolak-balikkan benda kerja sehingga beban

yang mereka tanggung selain ketidaknyamanan kerja akibat posisi kerja juga posisi

membawa beban. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah tata letak

ruang kerja, menambah alat bantu serta prosedur kerja yang baik dan benar.

Kebersihan lingkungan kerja yang kurang baik dapat mengakibatkan timbulnya

gangguan kesehatan seperti penyakit infeksi, gangguan kenyaman kerja, kecelakaan dsb.

Page 9: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

Pencahayaan yang kurang memenuhi syarat dapat mengakibatkan gangguan fungsi

penglihatan, kecelakaan, dsb. Penghawaan yang kurang memenuhi syarat dapat

menimbulkan penyakit pada saluran pernafasan, gangguan kenyaman kerja dsb.

Terdapat beberapa metoda pengamanan umum yang dilakukan terhadap pekerjaan

dari seorang ”Pembatik”, tetapi untuk keamanan diri secara standard adalah penggunaan

Personal Protective Equipment Standar yang mudah dioperasikan yang terdiri atas:

1. Kacamata (Google)

2. Celemek

3. Sarung tangan

4. Masker

Page 10: Sagio Refleksi Kasus Home Industri

C. DATA INDUSTRI RUMAH TANGGA

Nama Perusahaan : Sagio Griya Ukir Kulit

Nama Pemilik : Bapak Sagio

Berdiri : ± 30 tahun

Jumlah Pekerja : 22 orang

Hari kerja : Senin - Sabtu

Jam kerja : 09.00 – 16.00 WIB

Alat Pekerjaan Tatah Wayang :

1. Pahat / tatah. Ada dua macam tatah yang digunakan yaitu tatah kuku dan tatah

lantas. Tatah kuku berbentuk seperti kuku (setengah lingkaran), sementara

tatah lantas berbentuk datar.

2. Paku corekan

3. Kayu landasan / pandukan

4. Kayu pemukul / ganden

5. Lilin pelican

6. Batu pengasah

7. Jangka

8. Penggaris

Bahan yang dipakai :

Bahan pokok untuk membuat wayang adalah kulit kerbau. Kulit sapi dapat digunakan

sebagai bahan baku namun tidak sebaik kulit kerbau, karena kulit sapi lebih lentur. 

Yogyakarta, 19 April 2015

Preseptor Dosen Presentan

( dr. Titik Hidayati, Sp. ) ( Coass stase IKM UMY)

Page 11: Sagio Refleksi Kasus Home Industri