SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN RASKIN PADA PERUM (Badan …
of 119/119
SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN RASKIN PADA PERUM (Badan Urusan Logistik) BULOG DIVISI REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 3 PROGRAM STUDI AKUNTANSI PADA JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH : YOGI SETIAWAN A03120029 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN DIKTI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2015
SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN RASKIN PADA PERUM (Badan …
Text of SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN RASKIN PADA PERUM (Badan …
SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN RASKIN PADA PERUM (Badan Urusan
Logistik) BULOG DIVISI REGIONAL
KALIMANTAN SELATAN
TUGAS AKHIR
MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA 3
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PADA JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
Variabel
...............................................................................................44
D. Teknik Pengumpulan Data
..................................................................46
PENELITIAN
B. Pembahasan Hasil Penelitian
..............................................................67
Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan
.......................94
4. Alternatif Pemecahan
Masalah......................................................96
Bagian & Seksi
..................................................................................................59
xiv
4. Bagan Alir Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)
...................................................30
5. Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai
..................................................................39
6. Bagan Alir Sistem Penjualan Tunai (Lanjutan)
................................................40
7. Sistem Informasi Akuntansi Bulog
(SIAB).......................................................65
8. Sistem Informasi Logistik
(SIL)........................................................................67
Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan
...........................................81
10. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Kredit
Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan (Lanjutan)
.........................82
11. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai
Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan
...........................................92
12. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai
Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan (Lanjutan)
.........................93
13. Surat Jalan yang disarankan
..............................................................................98
14. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit
Perum
Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Yang
Disarankan........................101
xv
15. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit
Perum
Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Yang Disarankan
(Lanjutan)......102
16. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai
Perum
Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Yang
Disarankan........................104
17. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai
Perum
Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan Yang Disarankan
(Lanjutan)......105
xvi
Bukti Setor Bank
Berita Acara Serah Terima Beras Raskin (BAST)
Rekapitulasi SPPB/DO Penyaluran Beras Raskin (MDO)
Rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Penyaluran Beras Raskin
(MBA-0)
Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima Pelaksanaan Penyaluran Beras
Raskin
(MBA-1)
Laporan Laba-Rugi Perum Bulog Divre Kalsel
Surat Pemberitahuan Pajak Bumi dan Bangunan
Lembar Bimbingan Tugas Akhir
xvii
ABSTRAK
Sistem Akuntansi / Penjualan / Perum Bulog Divisi Regional
Kalimantan
Selatan
Program Raskin adalah sebuah program bantuan pangan bersyarat yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia berupa penjualan beras di
bawah harga pasar kepada penerima tertentu. Penyaluran Raskin
(Beras untuk Rumah Tangga Miskin) sudah dimulai sejak 1998. Krisis
moneter tahun 1998 merupakan awal pelaksanaan Raskin yang bertujuan
untuk memperkuat ketahanan pangan rumah tangga terutama rumah
tangga miskin. Pada awalnya disebut program Operasi Pasar Khusus
(OPK), kemudian diubah menjadi Raskin mulai tahun 2002, Raskin
diperluas fungsinya tidak lagi menjadi program darurat (social
safety net) melainkan sebagai bagian dari program perlindungan
sosial masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana
sistem akuntansi penjualan Raskin pada Perum Bulog Divisi Regional
Kalimantan. Secara teoritis Sistem Akuntansi adalah merupakan
formulir-formulir, catatan- catatan, prosedur-prosedur, dan
alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu
kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik
dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk
mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan
seperti pemegang saham, kreditor, dan lembaga- lembaga pemerintah
untuk menilai hasil operasi perusahaan. Dalam prosedur tersebut
akan dijelaskan bagaimana jalannya proses penjualan tunai atau
penjualan kredit dan penerimaan dari pembayaran penjualan tersebut,
bagian-bagian maupun fungsi-fungsi yang terkait, dokumen ataupun
formulir yang digunakan, catatan-catatan akuntansi yang digunakan,
jaringan prosedur, unsur pengendalian intern hingga interpretasi
dalam bentuk flowchart.
Dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa penjualan
yang dilakukan Perum Bulog Divre Kalsel terdiri dari penjualan
kredit dan penjualan tunai. Fungsi yang terkait dalam sistem ini
yaitu fungsi pelayanan publik, satker raskin, fungsi gudang, dan
fungsi akuntansi. Dokumen yang digunakan adalah SPA, SPPB/DO, GD1K,
BAST, MDO, MBA-0, dan MBA-1.
Kata kunci : Sistem Akuntansi, Penjualan Kredit, Penjualan
Tunai
1
sebelum jagung, singkong dan lainnya. Persebaran daerah penghasil
beras
tidak sepenuhnya merata, disebabkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi produktif dan tidaknya suatu daerah mampu
menghasilkan
beras dan cukup untuk memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri.
Pada daerah yang menghasilkan beras terbesar, beras dijual
dengan harga rendah dan membuat petani merugi karena harga jual
tidak
sebanding dengan biaya yang dikeluarkan para petani selama
musim
tanam sampai musim panen. Sedangkan untuk derah yang
menghasilkan
beras sedikit, dimungkinkan beras tersebut dijual dengan harga
yang
melambung tinggi sehingga masyarakat yang tidak mampu tidak
dapat
membeli beras tersebut dan terpaksa mengganti kebutuhan yang
tergolong
pokok tersebut dengan bahan lain yang lebih murah.
Pemerintah memiliki program kesejahteraan rakyat untuk
mencegah kelaparan dengan memberikan subsidi kepada keluarga
yang
tidak mampu membeli beras dengan harga pasar yang tinggi.
Pemerintah
menunjuk Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam
pelaksanaan
program tersebut. Bulog juga memiliki fungsi untuk menstabilkan
harga
2
beras di pasar dengan harga yang mampu dijangkau masyarakat,
namun
juga melindungi harga petani. Bulog juga melayani kebutuhan Depsos
dalam
hal bencana alam, Departemen Hukum dan HAM dalam mencukupi
kebutuhan dalam lapas (LP), Cadangan Beras Pemerintah (CBP),
Raskin, dan
pemenuhan beras intern karyawan Bulog.
Sistem akuntansi penjualan berfungsi sebagai alat bantu dalam
pengawasan serta evaluasi kegiatan penjualan suatu perusahaan
untuk
menerima laba yang diinginkan. Prosedur penjualan oleh Perum Bulog
Divre
Kalsel adalah melalui penjualan dari penjualan tunai dan penjualan
kredit.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan pada
Perum
Bulog Divre Kalsel yaitu fungsi pelayanan publik, satker raskin,
fungsi
gudang dan fungsi akuntansi.
Sosial, dan Departemen Hukum dan HAM (Depkumham)
Transaksi penjualan yang terjadi pada Perum Bulog Divre
Kalsel
biasanya dilakukan secara tunai dan kredit, tergantung pada wilayah
yang
telah ditentukan sebelumnya. Di dalam penjualan tunai, pembeli
melakukan
pembayaran terlebih dahulu dengan melakukan transfer melalui Bank
ke
rekening Bulog Pusat. Setelah pembayaran dilakukan, kemudian
pembeli
menunjukkan bukti setor bank ke Perum Bulog untuk dapat
selanjutnya
diproses hingga barang dikirim.
disetujui maka transaksi akan diproses lebih lanjut hingga barang
dikirim.
Untuk pembayaran biasanya dilunasi pembeli maksimal 1 (satu) bulan
setelah
transaksi pembelian dilakukan dengan cara transfer melalui Bank ke
rekening
Bulog Pusat.
Bulog Divre Kalsel masih ditemukan kekurangan dalam hal
dokumen
pengiriman barang. Untuk itu, perlu di evaluasi kembali tentang
sistem
akuntansi penjualan pada Perum Bulog Divre Kalsel agar fungsi yang
terkait
lebih berperan maksimal sesuai dengan tugas yang diberikan
padanya.
Hal ini dapat memungkinkan terjadinya penyalahgunaan wewenang
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sehingga proses
pengiriman
barang tidak dapat diawasi secara ketat karena kelemahan unsur
pengendalian
intern.
yang ada di Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan”. Diharapkan
dapat
menjadi masukan tentang sistem akuntansi penjualan yang baik untuk
Perum
Bulog Divre Kalimantan Selatan.
dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah bagaimana sistem
akuntansi
penjualan yang tepat untuk Perum Bulog Divre Kalsel ?
C. Pembatasan Masalah
menganalisa sistem akuntansi penjualan Raskin pada Perum Bulog
Divre
Kalsel
mempunyai tujuan untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan
Raskin
yang tepat pada Perum Bulog Divre Kalsel.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
baru bagi penulis mengenai sistem penjualan yang terdapat
pada
Perusahaan Umum.
Sebagai penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan
bagi Perum Bulog Divre Kalsel sekarang dan yang akan datang
dalam
penggunaan sistem akuntansi penjualan Raskin yang tepat
sehingga
kegiatan usaha penjualan dari Perum Bulog Divre Kalsel dapat
terorganisasi secara baik dan benar.
5
Penulis juga mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Politeknik
Negeri
Banjarmasin khususnya semester VI sebagai referensi dalam
penelitian
selanjutnya dengan topik sistem akuntansi penjualan.
6
a. Pengertian Sistem
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan.
b. Pengertian Prosedur
(clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
bagian
atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang
seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering
terjadi (Zaki Baridwan, 1998:3).
melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,
yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi,
2013:5).
7
memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2013:3).
Sistem Akuntansi adalah merupakan formulir-formulir, catatan-
catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan
untuk
mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan
tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk
laporan-laporan
yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan
bagi
pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham,
kreditor, dan lembaga- lembaga pemerintah untuk menilai hasil
operasi perusahaan. (Baridwan,1998:4).
aktivitas mendesain dan mengimplementasikan prosedur dan
pengamanan data keuangan perusahaan. Tujuan utama dari setiap
aktivitas bidang ini adalah untuk mengamankan harta yang
dimiliki
perusahaan (Rudianto, 2009:9).
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Dari definisi di atas suatu sistem terdiri dari jaringan
prosedur
yang merupakan gambaran menyeluruh mengenai struktur dan
proses
8
tersebut akan dijelaskan bagaimana jalannya proses penjualan
dan
penerimaan dari pembayaran penjualan tersebut, bagian-bagian
maupun fungsi-fungsi yang terkait, dokumen ataupun formulir
yang
digunakan serta catatan-catatan akuntansi seperti jurnal dan
buku
besar.
a. Formulir
merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan
istilah dokumen, karena dengan formulir tersebut peristiwa
yang terjadi dalam organisasi direkap (didokumentasikan) di
atas
secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah
media,
karena formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang
terjadi dalam organisasi kedalam catatan. Contoh formulir
adalah
faktur penjualan, Delivery Order (DO), Bukti Kas Keluar
(BKK),
dan lain sebagainya.
digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas
data
keuangan dan data lainnya.
untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat pada jurnal
sebelumnya.
buku besar yang merinci data keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu dalam buku besar. Buku pembantu digunakan
jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar
diperlukan
rincian lebih lanjut.
berupa Neraca, Laporan R-L, Laporan Perubahan Laba Ditahan,
Laporan Harga Pokok Produksi, Laporan Biaya Pemasaran,
Laporan Harga Pokok Penjualan, Daftar Umur Piutang, Daftar
Utang yang akan dibayar.
3. Sistem Penjualan Kredit
penjualan yang dilaksanakan perusahaan dengan cara
mengirimkan
barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan
dalam
jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada
pembeli
tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang setiap
penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu
10
tersebut diberi kredit.
sistem penjualan kredit meliputi :
order dari pelanggan, mengedit order dari customer untuk
menambah informasi yang belum ada pada surat order
tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute pengiriman),
meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman
dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi
surat order pengiriman.
”back order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan
untuk memenuhi order dari customer dan memo kredit untuk
retur penjualan.
pengiriman untuk menyerahkan barang kepada customer.
11
customer.
dapat ditagih.
barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh customer,
serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
4) Fungsi Pengiriman
jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi
ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada
barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari
yang berwenang.
telah melunasi harga barang.
kembali barang yang telah dibeli perusahaan kepada kepada
pemasok dalam transaksi retur pembelian. Otorisasi
pengiriman dapat berupa surat order pengiriman yang telah
ditandatangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang
ditandatangani oleh fungsi pembelian untuk barang yang
dikirimkan kembali kepada pemasok (retur pembelian),
dan surat perintah kerja dan fungsi produksi mengenai
penjualan atau pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak
dipakai lagi.
transaksi penjualan oleh fungsi pencatat piutang, fungsi
akuntansi biaya, fungsi akuntansi umum.
6) Fungsi Akuntansi
yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat
serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur,
serta membuat laporan penjualan. Di samping itu, fungsi ini
juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok
persediaan yang dijual ke dalam kartu persediaan.
13
dalam sistem penjualan kredit adalah sebagai berikut:
1) Surat Order Pengiriman
surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada
fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan
jumlah dan spesifikasi seperti yang tertera di atas dokumen
tersebut.
dokumen yang digunakan untuk memperoleh status
kredit customer dan untuk mendapatkan otorisasi
penjualan kredit dari fungsi pemberi otorisasi kredit.
b) Surat Pengakuan (acknowledgment copy)
Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan
kepada customer untuk memberitahu bahwa ordernya
diterima dan dalam proses pengiriman.
c) Surat Muat (bill of lading)
Tembusan surat muat ini merupakan dokumen
yang digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari
perusahaan kepada perusahaan angkutan umum, dan
14
d) Slip Pembungkus (Packing slip)
Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus
barang untuk memudahkan fungsi penerimaan customer
mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya.
tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi
gudang untuk menyiapkan jenis barang dengan jumlah
seperti yang tercantum di dalamnya, agar menyerahkan
barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk
mencatat barang yang dijual dalam kartu gudang.
f) Arsip Pengendalian Pengiriman (Sales Order Follow-Up
Copy)
Follow-Up Copy) merupakan tembusan surat order
pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan
menurut tanggal pengiriman yang dijanjikan. Jika
fungsi penjualan telah menerima tembusan surat
order pengiriman dari fungsi pengiriman yang
merupakan bukti telah dilaksanakan pengiriman barang,
arsip pengawasan pengiriman ini kemudian diambil dan
15
dipenuhi. Arsip pengawasan pengiriman merupakan
sumber informasi untuk membuat laporan mengenai
pesanan customer yang belum dipenuhi (order backlogs).
g) Arsip Indeks Silang (Cross-Index File Copy)
Arsip Indeks Silang (Cross-Index File Copy)
merupakan tembusan surat order pengiriman yang
diarsipkan secara alfabetik menurut nama customer
untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan
2) Faktur Penjualan (Customer’s Copies)
Faktur Penjualan (Customer’s Copies) merupakan
lembar pertama yang dikirim kepada customer. Jumlah
lembar faktur penjualan yang dikirim kepada customer
adalah tergantung dari permintaan customer.
a) Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)
Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)
merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan
ke fungsi pencatat piutang sebagai dasar untuk mencatat
piutang dalam buku pembantu piutang.
16
Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy)
merupakan tembusan yang dikirimkan ke fungsi
akuntansi umum sebagai dasar untuk mencatat transaksi
penjualan ke dalam jurnal penjualan.
c) Tembusan Analisis (Analysis Copy)
Tembusan Analisis (Analysis Copy) merupakan
tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi biaya sebagai
dasar untuk menghitung kos produk yang dijual yang
dicatat dalam buku pembantu sediaan, untuk analisis
penjualan, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga
(sales person).
Tembusan Wiraniaga (Salesperson Copy)
bahwa order dari customer yang lewat di tangannya telah
dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung
dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total
harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi
tertentu.
17
dasar pencatatan kedalam jurnal umum.
c. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2013:218) catatan akuntansi yang
digunakan dalam penjualan kredit adalah sebagai berikut:
1) Jurnal Penjualan
dokumen sumber faktur penjualan.
digunakan untuk mencatat kos produk yang dijual
berdasarkan dokumen bukti memorial.
3) Buku Pembantu Piutang
kredit berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan
untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur
tertentu berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
4) Buku Pembantu Persediaan
kredit berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan
18
berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.
5) Buku Besar
pendapatan adalah : Piutang Usaha, Pendapatan Penjualan,
Kos Produk yang Dijual, dan Persediaan Produk Jadi.
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Menurut Harnanto (2012:38) Prosedur adalah suatu
lingkup pekerjaan klerikal yang telah teridentifikasi dan
merupakan bagian dari ruang lingkup pekrjaan yang luas.
Sedangkan alat-alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk melaksanakan pencatatan sehingga dapat
dihasilkan laporan mulai dari yang sederhana sampai dengan
laporan yang rumit termasuk komputer. Setiap pelaksanaan
prosedur selalu dihadapkan pada dua persoalan pokok, yaitu
proses dan operasi. Prosedur merupakan bagian dari sistem
atau
sub sistem, untuk itu antara sistem dan prosedur harus saling
berhubungan.
yang membentuk sistem penjualan kredit adalah:
1) Prosedur Order Penjualan
pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat
order dari pembeli.
persetujuan penjualan kredit kepada pembeli dari fungsi
kredit.
barang kepada pembeli sesuai dengan informasi dalam surat
order pengiriman.
penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
5) Prosedur Pencatatan Piutang
tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang.
6) Prosedur Distribusi Penjualan
data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh
manajemen.
20
secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam
periode tertentu.
1) Organisasi
a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
b) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan
fungsi kredit.
d) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh
fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi
penagihan, dan fungsi akuntansi.
prosedur pencatatan adalah:
penjualan menggunakan formulir surat order pengiriman.
b) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit
dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy
(tembusan surat order pengiriman).
fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan
membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy surat
order pengiriman.
tangan Direktur Pemasaran dengan penerbitan surat
keputusan mengenai hal tersebut.
dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur
penjualan.
f) Pencatatan ke dalam kartu piutang dan ke dalam jurnal
penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum
diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan memberikan
tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan,
bukti kas masuk, dan memo kredit).
g) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur
penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman
dan surat muat.
adalah:
22
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2) Faktur penjualan bernomor urut tercetak
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian
catatan
piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
4) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan
rekening kontrol dalam buku besar.
5) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat
dipercaya, maka dapat ditempuh dengan cara berikut ini:
a) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang
dituntut oleh pekerjaannya.
karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan
perkembangan pekerjaan.
mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem akuntansi secara
jelas, ringkas dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian
simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur
23
yang melalui sistem.
sebagai berikut:
penjualan:
yang diterima dari pelanggan
c) Mendistribusikan Surat Order Pengiriman lembar
pertama dikirim ke Bagian Gudang, lembar 2, 3, 4, 5
dikirim ke Bagian pengiriman, lembar 6 ke bagian
pelanggan, lembar 7 ke bagian kredit, lembar 8, 9
diarsipakan sementara menurut tanggal.
kredit untuk diarsipkan permanan menurut abjad.
e) Menerima Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dari
bagian pengiriman pada surat order pengiriman lembar 9.
f) Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 dikirim ke
bagian penagihan.
bagian Order Penjualan dilakukan pemeriksaan status
kredit.
bagian order penjualan.
3) Bagian Gudang
penyiapan barang.
penyerahan barang .
direkap ke dalam kartu gudang.
d) Bersama dengan barang, Surat Order Pengiriman lembar
1 dikirim ke bagian pengiriman.
4) Bagian Pengiriman
pengiriman:
25
Pengiriman lembar 2, 3, 4, 5.
b) Menempel Surat Order Pengiriman lembar 5 pada
pembungkus barang sebagai slip pembungkus.
c) Menyerahkan barang kepada perusahaan angkutan.
d) Mengembaliakn Surat Order Pengiriman lembar 1, 2 ke
bagian Order Pengiriman dan lembar 3 diserahkan ke
perusahaan pengangkutan.
permanent menurut nomor urut.
penagihan:
lembar 1 dan 2 yang diterima dari bagian order
Penjualan.
c) Mengirim Faktur 2 bersama Surat Order Pengiriman
lembar 1 dan 2 ke bagian piutang.
d) Mengirimkan Faktur lembar 3 ke bagian kartu
persediaan. e) Mengirimkan Faktur lembar 4 ke bagian
jurnal.
26
6) Bagian Piutang
a) Faktur yang diterima dari Bagian Penagihan dibuat rekap
ke dalam kartu piutang.
b) Faktur dan Surat Order Pengiriman lembar 1 dan surat
Muat lembar 2 diarsipkan permanen menurut nomor urut.
7) Bagian Kartu Persediaan
persediaan:
persediaan dan faktur tersebut diarsipkan permanen
sesuai nomor urut.
pokok penjualan secara periodik.
membuat bukti memorial.
bagian jurnal.
27
Memorial direkap ke dalam jurnal umum dan diarsipkan
menurut nomor urut.
kemudian diarsipkan.
28
29
30
31
pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang
diserahkan
oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah ung diterima oleh
perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan
transaksi penualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.
a. Fungsi Yang Terkait
sistem penjualan tunai meliputi :
harga barang ke fungsi kas.
2) Fungsi Kas
pembeli.
yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut
ke fungsi pengiriman.
4) Fungsi Pengiriman
32
pembeli.
penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan keuangan.
b. Dokumen Yang Digunakan
dalam sistem penjualan tunai adalah sebagai berikut:
1) Faktur Penjualan Tunai
tunai.
berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada
fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan
transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.
Tembusan faktur ini dikirimkan oleh fungsi penjualan ke
fungsi pengiriman sebagai perintah penyerahan barang kepada
pembeli yang telah melaksanakan pembayaran harga barang ke
fungsi kas.
33
bungkusan barang.
oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas
sebagai bukti penerimaan kas dan merupakan dokumen
pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal
penjualan.
Dokumen ini digunakan oleh perusahaan untuk menagih
uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk
transaksi penjualan yang telah dilakukan oleh pemegang kartu
kredit.
perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.
5) Faktur Penjualan COD (Cash on Delivery)
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan
COD dan untuk menagih kas yang harus dibayar oleh
pelanggan.
pos, atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda
tangan penerimaan barang dari pelanggan sebagai bukti telah
34
digunakan perusahaan untuk menagih kas yang harus dibayar
oleh pelanggan pada saat penyerahan barang yang dipesan oleh
pelanggan.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti setor ke
bank. Bukti setor bank dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh
fungsi kas ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari
hasil penjualan tunai ke bank. Dua lembar tembusannya
diminta kembali dari bank setelah ditandatangani dan dicap
oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi
akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi
penerimaan kas dari penjualan tunai ke dalam jurnal
penerimaan kas.
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu
periode.
Menurut Mulyadi (2013:468) catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem penjualan tunai adalah sebagai
berikut:
1) Jurnal penjualan
penjualan disediakan satu kolom untuk setiap jenis produk
guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk
yang dijual selama jangka waktu tertentu.
2) Jurnal penerimaan kas
diantaranya dari penjualan tunai.
mencatat harga pokok produk yang dijual.
4) Kartu persediaan
5) Kartu gudang
disimpan dalam gudang. Dalam penjualan tunai, kartu gudang
digunakan untuk mencatat berkurangnya kuatitas produk yang
dijual.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem dari penjualan
tunai menurut Mulyadi (2001:469) adalah sebagai berikut:
36
dari pembelian dan membuat faktur penjualan tunai untuk
memungkinkan pembeli memebayar harga barang kefungsi
kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi
pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan kepada
pembeli.
pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan
tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap lunas
dapat faktur penjualan tunai kepada pembelian untuk
memungkinkan pembeliaan tersebut melakukan pengambilan
barang yang dibelinya dari fungsi pengiriman.
3) Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan
pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan
dan jurnal penerimaan kas. Di samping itu fungsi akuntnsi
juga mencatat berkurangnya persediaan barang yang dijual
dalam kartu persediaan.
Sistem pengendalian intern terhadap kas
mengharuskan penyetoran dengan segera ka bank semua kas
yang diterima pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas
37
dalam jumlah penuh.
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat
penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan
bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.
6) Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat
rekapitulasi harga pokok penjulalan berdasarkan data yang
dicatat dalam kartu persediaan.
e. Unsur Pengendalian Intern
berikut: Mulyadi (2001:470)
c) Fungsi penyerahan harus dipisahkan dari fungsi
akuntansi.
fungsi penyimpanan uang.
dan fungsi akuntansi.
a) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh
fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur
penjualan tunai.
dengan cara membubuhkan “lunas” pada faktur penjualan
tunai dan penempelan pita register kas pada faktur
tersebut.
kredit.
diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
e) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotoritaskan oleh fungsi
akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur
penjualan tunai.
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
seluruhnya ke bank pada hari yang sama atau hari kerja
berikutnya.
39
c) Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas
secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi
pemeriksa intern
40
B. Hasil Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah hasil perbandingan
dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh
penulis, yaitu
sebagai berikut: Tabel 1
Nama Peneliti
Anita Rahmi (2003: Pengendalian intern kas atas penerimaan kas dari
penjualan tunai pada PT Arjuna Satrya Wisata Putra Travel
Banjarmasin)
Risnawati (2005 : Penerapan sistem pengendalian intern penjualan
tunai pada UD Hikmah Banjarmasin)
Reiny Hijriati (2009:Sistem Akuntansi Penerimaan kas dari penjualan
tunai pada CV Citra Kencana Banjarmasin)
Yogi Setiawan (2015:Sistem Akuntansi Penjualan Raskin pada Perum
Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan)
Objek Penelitian
UD HIKMAH BANJARMASIN CV CITRA KENCANA BANJARMASIN (Perusahaan
Dagang)
PERUM BULOG DIVISI REGIONAL KALIMANTAN SELATAN
Latar Belakang
Pengendalian intern kas atas penerimaan kas dari penjualan tunai
yang dilakukan PT Arjuna Satrya Wisata Putra Travel ditemukan
kelemahan yaitu dalam prosedur pencatatannya.perusahaan tidak
membuat faktur penjualan tunai
UD Hikmah Banjarmasin menjalankan usahanya dihadapkan pada sebuah
permasalahan sistem pengendalian intern. Dalam sistem pengendalian
intern UD Hikmah Banjarmasin ditemukan kelemahan seperti
perangkapan fungsi dan struktur organisasi
CV Citra Kencana Banjarmasin merupakan perusahaan distributor yang
bergerak dalam bidang perdagangan. CV Citra Kencana Banjarmasin
memiliki kelemahan diantaranya tidak ada pemisahan fungsi yaitu
fungsi penjualan yang merangkap dengan fungsi kas dan fungsi
akuntansi oleh pimpinan
Pada Perum Bulog Divre Kalsel peran sistem begitu penting untuk
melaksanakan kegiatan agar sesuai dengan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan. Sistem merupakan salah satu sarana pengendalian
manajemen yang penting pula. Dalam melaksanakan suatu prosedur,
secara administrasi dibantu dengan berbagai formulir-formulir atau
blangko yang telah dirancang sehingga prosedur yang dilaksanakan
tercatat dan tampak dalam pengisian blangko tersebut.
41
Untuk mengetahui pengendalian intern kas atas penerimaan kas dari
penjualan tunai yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan
Untuk memberikan gambaran pada UD Hikmah Banjarmasin tentang sistem
pengendalian intern penjualan tunai yang sebaiknya diterapkan dalam
penggunaan dokumen- dokumen,nota penjualan tunai, bukti setor bank,
bukti penerimaan kas,serta mengetahui penyetoran kas yang diterima
dari penjualan tunai selalu disetorkan ke bank pada hari yang
sama
Untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi penerimaan kas dari
penjualan tunai yang tepat pada CV Citra Kencana Banjarmasin
Untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan Raskin pada Perum Bulog
Divre Kalsel.
Metode Penelitian
Studi Kasus : 1) Diproses melalui cara wawancara langsung dengan
pimpinan yang ada di perusahaan tersebut. 2) dasar analisis
Studi Kasus : 1) Diproses melalui cara wawancara langsung ke UD
Hikmah Banjarmasin serta mendokumentasikannya. 2) Dasar analisisnya
sistem pengendalian intern penjualan tunai yang sesuai dengan
teori
Studi Kasus : 1) Diproses Melalui : Dengan mengamati secara
langsung ke perusahaan dan melakukan wawancara langsung kepada
pimpinan dan karyawan CV Citra Kencana Banjarmasin. 2) Dasar
analisisnya sistem pengendalian intern penjualan tunai yang
berdasarkan teori
Mendeskripsikan bagaimana sistem akuntansi penjualan Raskin yang
selama ini diterapkan di Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan
Selatan. Penulis ingin mendeskripsikan fungsi- fungsi apa saja yang
terkait dalam sistem akuntansi penjualan Raskin secara tunai maupun
kredit, dokumen apa saja yang dipakai, catatan akuntansi yang
digunakan, bagaimana prosedur dan pencatatan akuntansi, unsur
pengendalian intern, hingga menginterpretasikan sistem tersebut ke
bentuk gambaran visual yaitu flowchart.
42
Sebaiknya perusahaan membuat faktur penjualan tunai agar perusahaan
mempunyai bukti dalam setiap transaksi penjualan dan perusahaan
sebaiknya membiasakan dalam penerimaan kas yang diterima hari
tersebut disetorkan tepat pada waktunya
untuk mengurangi resiko dalam penggelapan atau penyimpangan uang
kas yang diterima oleh bagian penjualan sekaligus kasir sebaiknya
fungsi penjualan dan fungsi kas dipisahkan dan untuk uang kas
perusahaan yang diterima pada waktu transaksi penjualan sebaiknya
disetorkan pada hari itu juga.
Struktur organisasi yang memisahkan fungsi yang jelas agar dapat
mengefektifkan semua karyawan dan tidak terjadi lagi perangkapan
fungsi dan menurut penulis sebaiknya CV Citra Kencana Banjarmasin
memiliki pencatatan penjualan tunai agar perusahaan dapat
mengetahui berapa besar penerimaan kas yang diperoleh dari hasil
penjualan.
Data diolah penulis
1. Penjualan tunai adalah suatu transaksi yang dilakukan Perum
Bulog
Divre Kalsel dengan cara mewajibkan pembeli untuk membayar
harga
barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada
pembeli.
2. Penjualan kredit adalah suatu transaksi penjualan yang dilakukan
oleh
Perum Bulog Divre Kalsel dengan cara pengiriman barang
dilakukan
terlebih dahulu sebelum pembayaran dilakukan dengan rentang
waktu
antara 2 hari sampai dengan 30 hari, tetapi harus dengan
persetujuan
bagian pelayanan publik apakah transaksi tersebut bisa dilakukan
atau
tidak.
dengan adanya penerimaan pesanan dari pembeli, pengiriman
barang
sampai kepada pembeli, melakukan pencatatan terhadap transaksi
yang
terjadi. Pada umumnya sebelum pembeli membeli barang, pembeli
harus memesan barang terlebih dahulu di bagian Pelayanan
Publik,
membayar harga barang, sampai barang tersebut sampai ke
tangan
pembeli.
45
sesungguhnya. Dalam penelitian ini para peneliti tidak melakukan
manipulasi
terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan
seperti apa
adanya.
sistem akuntansi penjualan Raskin yang selama ini diterapkan di
Perum
Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan. Penulis ingin
mendeskripsikan
fungsi-fungsi apa saja yang terkait dalam sistem akuntansi
penjualan Raskin
secara tunai maupun kredit, dokumen apa saja yang dipakai,
catatan
akuntansi yang digunakan, bagaimana prosedur dan pencatatan
akuntansi,
unsur pengendalian intern, hingga menginterpretasikan sistem
tersebut ke
bentuk gambaran visual yaitu flowchart.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
a. Data kuantitatif
kuantitatif dalam penelitian ini antara lain daftar piutang,
neraca, dan
laporan laba rugi.
b. Data kualitatif
dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data
kualitatif
46
formulir SPPB, BAST, MDO, MBA-0, dan MBA-1.
2. Sumber Data
a. Data primer
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data.
Data primer dikumpulkan dari kepala bagian pelayanan publik
dan karyawan yang terkait langsung dengan objek yang diteliti
kemudian akan diolah penulis, misalnya struktur organisasi,
sejarah
perusahaan bagaimana prosedur dan pencatatan dalam transaksi
penjualan Raskin.
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya dokumen atau orang lain.
Data sekunder adalah dikumpulkan melalui catatan dan
dokumen resmi perusahaan serta data yang telah diolah berupa
formulir SPPB, BAST, Bukti Setor Bank, MDO, MBA-0, dan MBA-
1.
diperlukan.
47
dengan pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.
Seperti
wawancara dengan kepala bagian pelayanan publik, bagian
akuntansi,
Satker Raskin dan pegawai yang berhubungan langsung dengan
kegiatan
penyaluran beras Raskin.
perusahaan yang ada terlebih dahulu kemudian dianalisis,
selanjutnya
diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai
sistem akuntansi penjualan Raskin.
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan
2. Menganalisis fungsi-fungsi apa saja yang terkait dalam sistem
akuntansi
penjualan Raskin
akuntansi penjualan Raskin
penjualan Raskin
Raskin
48
akuntansi penjualan Raskin
Perum Bulog dalam bentuk bagan alir (flowchart)
49
A. Hasil Penelitian
merupakan lembaga pemerintah yang menangani masalah pengadaan
dan
penyaluran pangan. Perum Bulog Divre Kalsel didirikan pada tanggal
15
April 1984 yang diresmikan oleh Menteri Koperasi Republik
Indonesia
Bustanil Arifin S.H. dengan nama Depot Logistik Kalimantan
Selatan
(Dolog Kalsel). Kemudian pada tahun 2003 Pemerintah mengubah
namanya menjadi Perum Bulog Divre Kalsel.
Perum Bulog Divre Kalsel berlokasi di Jalan Ahmad Yani KM. 6
No. 561 Banjarmasin. Letak Perum Bulog Divre Kalsel sangat
strategis,
karena berada pada pusat kota dan dekat dengan fasilitas umum.
Alasan
Perum Bulog Divre Kalsel mendirikan perusahaan di wilayah ini,
karena:
1) Kemudahan pada akses transportasi
Terdapat beberapa transportasi umum seperti; bus kota,
angkot/colt dan taksi yang melewati jalan raya di depan
instansi.
Berada di pinggir jalan raya utama dalam kota, memberikan
kemudahan dan kecepatan mobilitas kerja karyawan di luar
instansi.
50
Perum Bulog Divre Kalsel berlangganan listrik dan termasuk
wilayah Pembangkit Listrik Nasional (PLN) Distribusi Kalsel.
Daya listrik sangat penting dalam menunjang berfungsinya alat
penerangan dan alat teknologi perkantoran di perusahaan.
3) Tersedianya jaringan telepon yang baik
Jaringan telepon di Perum Bulog Divre Kalsel adalah VPN.
Telepon dapat dimanfaatkan untuk keperluan voice dial, dial
up
dan internet. Sistem dial up antara lain berfungsi pada
pengkodean
/ ekstensi untuk menghubungi bidang dan seksi lain. Jaringan
VPN sangat efektif mempermudah komunikasi dan kinerja
seluruh karyawan Perum Bulog karena terhubungkan secara
online.
a. Visi dan Misi Perum Bulog Divre Kalsel
Setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi perusahaan
sebagai suatu motivasi dalam pencapaiannya. Visi dan misi
Perum
Bulog Divre Kalsel adalah sebagai berikut:
Visi : Menjadi perusahaan yang handal dalam mewujudkan
pangan cukup, aman, dan terjangkau bagi rakyat.
Misi : Memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyat.
51
yang bergerak di berbagai bidang selalu mempunyai struktur
organisasi
yang mempunyai peranan penting dalam pengolahan suatu organisasi.
Hal
ini disebabkan apabila perusahaan tidak mempunyai pembagian kerja
yang
disusun secara sistematis, maka akan sulit untuk menjalankan
aktivitas
perusahaan. Adanya organisasi dimaksudkan dapat
mengelompokkan
kagiatan yang dilakukan, yakni menetapkan susunan organisasi serta
tugas-
tugas dan fungsi-fungsi dari setiap barang dengan hubungan dari
masing-
masing barang tersebut. Organisasi dapat dirumuskan sebagai
keseluruhan
aktivitas masing-masing dalam mengelompokkan orang-orang
serta
penetapan tugas, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing
dengan
tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang mendukung pencapaian
tujuan
yang telah ditetapkan.
Tidak semua perusahaan mempunyai struktur organisasi yang
sama.
Hal ini dapat dilihat dari besar atau kecilnya perusahaan tersebut
serta tugas
dan tanggung jawab organisasi-organisasi pada perusahaan.
Struktur
organisasi pada perusahaan merupakan pedoman untuk melakukan
aktivitas
dalam perusahaan. Struktur pada Perum Bulog dapat dilihat pada
gambar
dibawah ini :
Sumber: Perum Bulog Divre Kalsel / Data diolah penulis
KEPALA
SEKSI SDM DAN HUKUM
SEKSI KEUANGAN
SEKSI AKUNTANSI
Kadivre.
fungsi Perum Bulog di wilayah kerjanya. Divre mempunyai
fungsi:
1) Pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan publik;
2) Pelaksanaan kegiatan dibidang komersial;
3) Pengelolaan kegiatan di bidang administrasi dan keuangan;
4) Pengelolaan sumber daya bagi terlaksananya tugas Divre
secara
berdaya guna dan berhasil guna;
5) Pelaksanaan pembinaan hubungan kemitraan dengan instansi
pemerintah dan badan usaha lain di wilayah kerjanya.
Susunan Organisasi Divisi Regional terdiri dari:
1) Kepala;
4) Gudang;
54
1) Kepala Divisi Regional (Kadivre) mempunyai tugas:
(a) Memimpin Divre sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan
berdasarkan ketentuan yang berlaku;
(c) Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelayanan
publik, komersial, administrasi dan keuangan;
(d) Melaksanakan kerjasama dengan badan usaha lain atau
instansi pemerintah.
merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
perkembangan harga dan pasar, persediaan dan prognosa serta
angkutan, perawatan kualitas dan penyaluran.
Bidang Pelayanan Publik mempunyai fungsi:
(a) Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan
kegiatan pengadaan gabah / beras, pembinaan teknis, kerjasama
lembaga niaga pangan koperasi dan non koperasi serta analisis
dan pengamatan perkembangan harga pangan pokok serta
penyusunan statistik;
kegiatan pengelolaan persediaan dan pergudangan serta
angkutan, pemuatan dan pembongkaran;
kegiatan pengelolaan persediaan dan pergudangan serta
angkutan, pemuatan dan pembongkaran;
kegiatan pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan
pemerintah dan masyarakat umum dan khusus.
Bidang Pelayanan Publik terdiri dari:
(a) Seksi Pengadaan dan Gasar mempunyai tugas
merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan
kegiatan perhitungan prakiraan jumlah dan biaya
pengadaaan gabah/beras serta karung pembungkus, pelaksanaan
pengadaan melalui Satuan Tugas (Satgas) atau kontraktor,
penyiapan perjanjian atau kontrak, penyiapan dokumen tagihan,
pengajuan dan pendistribusian serta pengecekan pengadaan,
serta pembinaan teknis. Serta mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan
monitoring dan analisis serta pengamatan perkembangan harga
dan pasar di tingkat produsen dan konsumen serta penyusunan
data statistik seluruh komoditas untuk operasi publik
maupun komersial.
merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan
kegiatan pengolahan laporan posisi persediaan dan penyebaran
56
persediaan dan penyaluran serta penyiapan administrasi
angkutan, pembongkaran dan pemuatan barang. Serta
mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan,
pengendalian aplikasi teknis penyimpanan, sanitasi gudang dan
lingkungannya, pemberantasan hama serta pengolahan gabah
dan pengolahan hasil pemeriksaan kualitas.
(c) Seksi Penyaluran mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan
pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan pemerintah
dan masyarakat umum dan khusus meliputi penyiapan surat
perintah setor, delivery order, nota tagihan, berita acara
penyerahan, daftar penyimpulan, perjanjian jual beli dan
konsinyasi.
merencanakan, mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan
kegiatan pengelolaan usaha jasa pergudangan, angkutan dan
pembongkaran, survei dan perawatan, jasa lainnya dan
pengolahan komoditas serta pengkajian dan pengembangannya.
57
merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan
dan hukum, pengelolaan anggaran dan pembiayaan serta membuat
laporan pertanggungjawaban keuangan Divre.
pengelolaan administrasi sumber daya manusia dan urusan
hukum;
klaim;
administrasi pembukuan, neraca, laporan pertanggungjawaban
keuangan dan hubungan rekening antar kantor.
Bidang Administrasi dan Keuangan terdiri dari:
(a) Seksi Sumber Daya Manusia dan Hukum mempunyai tugas
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan
pengelolaan administrasi sumber daya manusia dan urusan
hukum.
melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan surat
58
tanggaan dan pengelolaan pengadaan, pemeliharaan
perlengkapan sarana kantor, rumah dinas jabatan, mess,
pergudangan, inventaris serta penghapusan.
dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan admninistrasi
pembiayaan meliputi penerimaan, penyimpanan, pengeluaran
dan pembayaran uang atau surat berharga, meneliti kebenaran
transaksi pengeluaran dan penerimaan, pencocokan dokumen
pendukung dan menyelesaikan tagihan / piutang serta klaim dan
tuntutan ganti rugi penyusunan serta penyediaan dan
pengalokasian anggaran serta analisis kebutuhan anggaran.
(d) Seksi Akuntansi mempunyai tugas merencanakan, melakukan
dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan,
neraca, laporan pertanggungjawaban keuangan dan hubungan
rekening antar kantor.
mengkoordinasikan, melakukan dan melaporkan kegiatan
pemeliharaan sarana dan dukungan implementasi sistem
teknologi informasi.
Unit Pengolahan Gabah Beras mempunyai tugas
meningkatkan kualitas gabah/beras yang dihasilkan, membantu
59
petani dalam mengolah gabah terutama pada saat panen raya dan
Spesifikasi Unit terdiri dari dua unit yaitu unit pengeringan
(drying
process) dan unit penggilingan (rice milling).
5) Gudang
beras yang berasal dari UPGB maupun berasal dari pengadaan
dari
daerah atau nasional.
Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan memiliki
pegawai sejumlah 41 orang dengan komposisi pegawai, antara
lain:
No Bidang Seksi Jumlah
1 Kadivre 1 2 Pelayanan Publik Kepala 1
Pengadaan dan GASAR 5 Persediaan dan Angkutan 2 Penyaluran 3 PPU
6
3 Administrasi dan Keuangan
Kepala 1 SDM dan Hukum 2 Akuntansi 3 Keuangan 3
Tata Usaha dan Umum 3
4 Gudang Telaga Biru 4 Landasan Ulin 3
60
Jumlah 41 Sumber: Perum Bulog Divre Kalsel / Data diolah
penulis
Jumlah personil pada posisi / jabatan di setiap seksi pada
Bidang
Administrasi dan Keuangan paling banyak, karena aktivitas dan
tugas
berhubungan dengan kepegawaian, pengolahan data transaksi
perusahaan dan kerumahtanggaan yang bersifat penting dan
berkala.
Perum Bulog Divre Kalsel merekrut pegawai dengan persyaratan
tingkat pendidikan tertentu pada setiap posisi/jabatan.
Tingkat
pendidikan yang diikuti dengan kinerja dan status pegawai
tetap
dapat berfungsi sebagai promosi kenaikan jabatan pegawai.
4. Wilayah Pelayanan Raskin
dalam kegiatan penyaluran Raskin adalah sebanyak 5
Kabupaten/Kota
sebagai berikut:
1) Kecamatan Banjarmasin Utara
2) Kecamatan Banjarmasin Selatan
3) Kecamatan Banjarmasin Timur
4) Kecamatan Banjarmasin Barat
5) Kecamatan Banjarmasin Tengah
1) Kecamatan Banjarbaru Selatan
2) Kecamatan Landasan Ulin
1) Kecamatan Sungai Pinang
d. Kabupaten Tanah Laut, yang terdiri dari 135 Desa/Kelurahan
di:
1) Kecamatan Bati-Bati
e. Kabupaten Barito Kuala, yang terdiri dari 200 Desa/Kelurahan
di:
1) Kecamatan Tabunganen
2) Kecamatan Tamban
Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) merupakan sub sistem
informasi manajemen Bulog yang dirancang dengan teknologi
informasi
dan salah satunya bertujuan untuk meningkatkan peran akuntansi
dalam
informasi pengambilan keputusan (Decision Support System
(DSS)).
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Bulog
berangkat dari sistem lama dimana pola penyelesaian laporan
masih
manual (menggunakan aplikasi worksheet, dsb), proses jurnal
rekap
bulanan, koreksi-koreksi terhadap laporan yang dominan,
penyelesaian
dan pengiriman laporan yang terlambat dan sebagainya yang
sudah
saatnya ditinggalkan.
training pada November tahun 2000 dan diimplementasikan pada
tahun
2001.
Disamping persoalan-persoalan diatas, entitas akuntansi yang
banyak dan berjenjang tersebut yang terdiri dari Divre dan Sub
Divre
menyebabkan:
keuangan Gabungan Bulog
dengan Bulog dan antar sub divre dengan Divre) maupun
eksternal
dengan perbankan.
terlambat disajikan, rutinitas yang tinggi, sehingga kontrol
internal serta
analisa akuntansi relatif menjadi lemah. Lambatnya proses
penyelesaian
laporan keuangan serta lemahnya analisa akuntansi berakibat
pada
rendahnya peran akuntansi dalam Sistem Informasi Bulog
terutama
dalam Decision Suuport System (DSS).
Untuk mengatasi segudang permasalahan tersebutlah maka prerlu
dilakukan pembangunan Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB)
yang memadai dan terpadu dengan operasional.
Sebagaimana Sistem Informasi Akuntansi umumnya SIAB
dibangun sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi.
Untuk
itu, sistem yang dibangun berbasis komputer. Sistem Informasi
65
Aplikasi Komputerisasi SIAB.
aplikasinya. Dengan demikian diharapkan informasi yang
dihasilkan
mempunyai kualitas informasi yang akurat (accurate), tepat
waktu
(timeliness) dan relevan (relevance).
b. Sistem Informasi Logistik
Aplikasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk
66
perusahaan.
penyimpanan dan pengolahan data menjadi informasi. Dalam
penyimpanan dan pengolahan data yang didapat diperlukan cara
penyajiannya. Cara penyajian software yang dilakukan oleh
Bulog
Divisi Regional Kalsel dengan meningkatkan kinerja kepada
pegawai
dan diharapkan dapat memenuhi segala kebutuhan pegawai,
sehingga
pegawai menjadi pegawai yang baik. Kualitas Software Sistem
Informasi Logistik (SIL) menjadi sangat penting dalam
pengadaan
beras, persediaan beras serta penyaluran kepada masyarakat.
Peran program SIL begitu penting terhadap kegiatan
operasional
pada Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan. Karena
program
ini mencakup semua komponen kerja pada perusahaan. Selain
untuk
menginput data-data dalam laporan, program ini juga bisa
digunakan
untuk mengawasi semua kegiatan yang dilakukan di Subdivre dan
Kansilog.
67
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Kredit pada
Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan
Penjualan Raskin yang terdapat pada Perum Bulog Divisi
Regional
Kalimantan Selatan sebagian dilakukan secara kredit, hal ini
dikarenakan
proses pendistribusian yang memerlukan waktu yang cukup lama
sehingga
pembayaran tidak dapat dilakukan dalam waktu satu hari maupun
pembayaran dimuka.
secara kredit adalah:
Pelayanan Publik (PP). Fungsi penjualan bertugas untuk
membuatkan
Delivery Order (DO) dan memeriksa status kredit pelanggan
apakah
transaksi bisa diproses.
2) Satker Raskin
Satuan Kerja Raskin (Satker Raskin) adalah satuan kerja
perusahaan
sebagai pelaksana distribusi Raskin yang dibentuk oleh Divre di
luar
dari struktur organisasi Perum Bulog Divre Kalsel.
3) Fungsi Gudang
perencana dan penentuan kebutuhan barang, mengelola,
menerima,
merawat dan menyalurkan gabah atau beras,
mempertanggungjawabkan uang dan barang yang dikelolanya serta
bertanggung jawab atas pemeliharaan barang.
4) Fungsi Akuntansi
Akuntansi Bulog (SIAB), serta membuat segala rekap yang
nantinya
akan dicocokkan dengan laporan keuangan yang sebelumnya telah
dimasukkan pada Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB).
69
secara kredit adalah sebagai berikut:
1) Surat Permintaan Alokasi Raskin
Surat Permintaan Alokasi Raskin yang selanjutnya disingkat
SPA Raskin adalah surat permintaan berdasarkan alokasi Pagu
Raskin
dan rincian di masing-masing Kecamatan/Desa/Kelurahan yang
diterbitkan oleh Bupati/Walikota kepada Kadivre sebagai dasar
penerbitan SPPB/DO dan pendistribusian Raskin untuk alokasi
bulan
tertentu. Contoh dokumen dapat dilihat pada lampiran.
2) Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) atau Delivery Order
(DO)
Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) atau Delivery Order
(DO) adalah dokumen yang digunakan Divre Kalimantan Selatan
sebagai perintah pengeluaran barang dari gudang. Delivery
Order
(DO) biasanya dibuat untuk tiap-tiap Kecamatan. Barang yang
dikeluarkan oleh gudang harus sesuai dengan jumlah dan
ketentuan
yang tercantum pada Delivery Order (DO) tersebut. Delivery
Order
(DO) berisi tentang jenis barang, kualitas, kuantitas, harga per
satuan,
dan tanggal jatuh tempo berlakunya dokumen tersebut. Contoh
dokumen dapat dilihat pada lampiran.
70
dengan keluarnya barang dari gudang. Contoh dokumen dapat
dilihat
pada lampiran.
dokumen pernyataan yang dibuat jika terjadi transaksi
penyerahan
barang dalam hal ini yaitu beras. Berita Acara Serah Terima
(BAST)
dalam penjualan biasanya digunakan saat terjadi penyaluran
Raskin
dan disebut Berita Acara Serah Terima Beras Raskin. Dokumen
ini digunakan dalam program penyaluran Raskin.
Berita Acara Serah Terima Beras Raskin berisi tentang pihak-
pihak yang terlibat dalam penyerahan beras, jumlah yang
diserahkan
dan jangka waktu pembayaran. Berita Acara Serah Terima Beras
Raskin ditandatangani oleh petugas yang menyerahkan (Satuan
Kerja
Raskin Divre Kalimantan Selatan), pelaksana penyerahan
masing-
masing Kecamatan, dan Kepala Desa, Lurah atau Camat. Contoh
dokumen dapat dilihat pada lampiran.
5) MDO
dibuat untuk masing-masing Kecamatan. MDO berisi jumlah
penyaluran beras tiap Kecamatan dalam satu Kabupaten atau
Kota.
Dokumen ini digunakan dalam program penyaluran Raskin. MDO
71
Kepala Bidang Pelayanan Publik. MDO adalah rekap dari DO
berfungsi untuk mempermudah dalam memverifikasi dan untuk
mencocokkan jumlah yang tercantum pada masing-masing Delivery
Order (DO).
6) MBA-0
Kelurahan atau Desa dalam satu Kecamatan. Dokumen ini
digunakan
dalam program penyaluran Raskin. Contoh dokumen dapat dilihat
pada lampiran.
7) MBA-1
digunakan dalam program penyaluran Raskin. MBA-1 berisi
jumlah
Kecamatan, jumlah Desa, jumlah titik distribusi, jumlah beras
yang
didistribusikan beserta jumlah harga yang harus dibayarkan.
MBA-1
dibuat untuk satu Kabupaten atau Kota. MBA-1 ditandatangani
oleh
petugas perwakilan dari masing-masing Kabupaten dan Kepala
Divre
Kalimantan Selatan. Contoh dokumen dapat dilihat pada
lampiran.
c. Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan melakukan segala
pencatatan akuntansi yang berkaitan dengan transaksi yang
dilakukan
secara terpusat pada server yaitu di Bulog Pusat yang berada di
Jakarta.
72
Hal tersebut juga berlaku pada Divre dan Sub Divre di seluruh
Indonesia.
Setiap transaksi yang terjadi pada Divre Kalimantan Selatan
selalu
dilakukan pencatatan oleh bagian akuntansi dengan cara di
input-kan
pada Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) yang bekerja
secara
online.
pencatatan jurnal dengan kode rekening yang telah terdapat pada
SIAB.
Catatan akuntansi yang dihasilkan dari input jurnal tersebut
adalah
sebagai berikut:
piutang terhadap penyaluran Raskin. Berikut ini contoh jurnal
penjualan:
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan
raskin secara kredit adalah:
1) Prosedur Order Penjualan
Publik menerima order penjualan dari Pemda dalam bentuk Surat
Nomor Akun Keterangan 11.08.01.01.08 Piutang Raskin Rp xx
11.19.01.01.01 Selisih Penyaluran Rp xx 30.01.01.04.10 Penyaluran
Rp xx
73
sebagai dasar untuk pembuatan Surat Perintah Penyerahan
Barang
(SPPB) atau Delivery Order (DO) yang kemudian dikirimkan
kepada
Satker Raskin dan fungsi gudang untuk menyediakan dan
melaksanakan pengiriman tersebut.
Raskin. Apabila tidak ada tunggakan, maka SPA yang diterima
dapat
langsung diterbitkan SPPB/DO. Sedangkan apabila terdapat
tunggakan untuk Kelurahan/Desa tertentu maka alokasi untuk
Kelurahan/Desa tersebut belum dapat dilayani sampai dilakukan
pelunasan atau dapat dilayani setelah ada jaminan pemerintah
daerah
setempat.
mengeluarkan barang yang akan dikirimkan. Bulog Divre
Kalimantan
Selatan tidak memiliki kendaraan sendiri untuk mengirimkan
barang, sehingga dalam pelaksanaan pengiriman barang
menggunakan jasa angkutan. Satker Raskin bertanggung jawab
atas
barang sampai barang tersebut berada di atas truk. Pada saat
barang
diangkat sampai ke atas truk. Perum Bulog Divre Kalimantan
Selatan
tidak menggunakan dokumen pengiriman, tetapi Satker Raskin
yang
bertanggung jawab atas barang hingga sampai ke tempat
pembeli.
74
piutang terhadap transaksi penjualan kredit atas dasar
dokumen
Delivery Order (DO) yang diterima dari fungsi Pelayanan
Publik.
e. Unsur Pengendalian Intern
secara kredit adalah:
1) Organisasi, meliputi:
titik distribusi atas dasar perintah dari fungsi Pelayanan
Publik.
Oleh karena itu diperlukan pengecekan terhadap status kredit
pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan.
Fungsi
Pelayanan Publik tidak akan memproses kegiatan penyaluran
jika
belum menerima pelunasan penyaluran Raskin bulan sebelumnya.
b) Fungsi Akuntansi terpisah dengan Fungsi Pelayanan Publik
dan
Satker Raskin
piutang dapat dijamin ketelitian dan dan keandalannya serta
kekayaan perusahaan dari piutang dapat dijamin keamanannya.
c) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi
Pelayanan Publik, Satker Raskin, fungsi Gudang, dan fungsi
Akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang
dilaksanakan
75
menggunakan unsur pengendalian intern tersebut, setiap
pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check
yang
mengakibatkan pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian
dan
keandalannya oleh karyawan lain.
a) Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)
Dokumen Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)
berfungsi sebagai perintah untuk mengeluarkan barang dari
gudang. Dokumen ini diotorisasi oleh Kepala Satker Raskin dan
Kabid Pelayanan Publik.
Dokumen GD1K diotorisasi oleh Kepala Gudang agar
setiap kegiatan keluarnya barang dari gudang diketahui oleh
Kepala Gudang.
Berita Acara Serah Terima Beras Raskin (BAST)
ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu antara Kepala
Satker
Raskin dengan Pelaksana Distribusi Raskin dan diketahui oleh
Kepala Desa/Lurah/Camat.
SPPB/DO.
76
akuntansi dapat dibebankan kepada karyawan tertentu, sehingga
tidak ada satupun perubahan data yang dicantumkan dalam
catatan
akuntansi yang tidak dipertanggungjawabkan.
Kepala fungsi Akuntansi
dokumen sumber yang sahih (valid). Kesahihan dokumen sumber
dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen pendukung yang
lengkap yang telah diotorisasi oleh pejabat berwenang.
3) Praktik Yang Sehat, meliputi:
a) Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) atau Delivery
Order
(DO), Dokumen Rekap Penyerahan Barang (GD1K), Berita Acara
Serah Terima Barang (BAST) bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh:
(DO) pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
Pelayanan Publik.
dipertanggungjawabkan oleh fungsi Gudang.
dipertanggungjawabkan oleh Satker Raskin.
Publik dan Kabid Pelayanan Publik membubuhkan tandatangan
pada dokumen tersebut.
pelaksanaan penyaluran beras Raskin ke setiap Kelurahan ke
dalam dokumen MBA-0 yang didasarkan pada semua dokumen
BAST yang telah diterbitkan selama penyaluran dilakukan atau
selama satu bulan, kemudian dilaporkan ke Kantor Kecamatan
dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu Camat atau yang
mewakili dan Ketua Satker Raskin.
d) Secara Periodik Satker Raskin membuat rekapitulasi berita
acara
pelaksanaan penyaluran beras Raskin ke setiap Kecamatan ke
dalam dokumen MBA-1 yang didasarkan pada semua dokumen
MBA-0 yang telah diterbitkan selama penyaluran dilakukan atau
selama satu bulan, kemudian dilaporkan ke Kantor
Bupati/Walikota dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
yaitu
Walikota atau yang mewakili dan Kepala Bulog Divre Kalsel.
78
menjalankan proses, proses serta masukan-keluaran, sehingga bagan
alir
sistem diperlukan agar dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh
mengenai kondisi lingkungan yang ada dalam proses pencatatan
akuntansi.
dapat terlihat prosesnya dalam melakukan pencatatan secara
tepat
atas setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
keuangan
sebagai pendukung kegiatan operasional dalam menghasilkan
laporan
keuangan. Uraian bagan alir dari sistem penjualan kredit pada
Perum
Bulog Divre Kalimantan Selatan adaah sebagai berikut:
1) Fungsi Pelayanan Publik menerima SPA Raskin dari pihak
Pemda
yang diperinci untuk setiap Kecamatan sebagai dasar
penerbitan
dokumen SPPB/DO.
melakukan pengecekan terhadap tunggakan pembayaran Raskin.
Apabila tidak ada tunggakan, maka SPA yang diterima dapat
langsung diterbitkan SPPB/DO. Sedangkan apabila terdapat
tunggakan untuk Kelurahan/Desa tertentu maka alokasi untuk
Kelurahan/Desa tersebut belum dapat dilayani sampai dilakukan
79
setempat.
permanen menurut tanggal dan mengarsipkan dokumen SPPB/DO
lembar keempat secara permanen menurut nomor.
5) Satker Raskin menerima dan menunjukkan SPPB/DO asli ke
Gudang sebagai dasar pengambilan beras.
6) Gudang melakukan pelayanan pengeluaran dan penyerahan
beras
sesuai dengan ketentuan pergudangan yang berlaku.
7) Satker Raskin menerima beras dari gudang dan wajib
memeriksa
kuantitas dan kualitas beras yang akan didistribusikan,
kemudian
Satker Raskin mengantarkan beras ke titik distribusi dan
menyerahkan beras kepada pelaksana distribusi di
Kecamatan/Kelurahan.
8) Satker Raskin menerbitkan BAST Raskin sebanyak tiga lembar
yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan diketahui oleh
Kepala
Desa/Lurah/Camat. BAST lembar kedua diberikan kepada
pelaksana
80
permanen urut nomor.
fungsi Akuntansi melakukan pencatatan piutang melalui Sistem
Informasi Akuntansi Bulog (SIAB).
fungsi Akuntansi.
[-------l YA I _
r-----=:J ..--------L--~-·---~41
"--- I
I
~ b Keterangan: SPA -_Surat Perrnrmaan Alokasi PO : Deliver; Order
GDIK: Gudang I Keluar MDO : Rekapitulasi DO
81
Gudang
Menyiapkan // i Barang I
h>\L__ -"
Gambar 9. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Kredit Perum BULOG Divre Kalsel
DO
Akuntansi
82
Gambar 10. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Kredit Perum BULOG Divre Kalsellanjutan
£AST 2
Jurnal Penjualan
Keterangan: DO . Delivery Order BAST: Benta Acara Serah Terima SIAB
. Sistern Informasi Akuntansi Bulog MBA-O . Rekapitulasi BAST MBA-l
. Rekapitulasi MBA-O
Selcsai
83
2. Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara Tunai pada
Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan
Penjualan tunai adalah suatu transaksi yang dilakukan Perum
Bulog
Divre Kalsel dengan cara mewajibkan pembeli untuk membayar harga
barang
terlebih dahulu sebelum pembeli melakukan order pembelian beras
Raskin ke
bagian Pelayanan Publik.
secara tunai sama dengan sistem akuntansi penjualan Raskin
secara
kredit, yaitu fungsi Pelayanan Publik, Satker Raskin, fungsi
Gudang, dan
fungsi Akuntansi
Raskin secara tunai sama dengan dokumen yang digunakan dalam
sistem
akuntansi penjualan Raskin secara tunai yaitu Surat Permintaan
Alokasi
(SPA) Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) atau Delivery
Order
(DO), Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), MDO, MBA-0,
dan
MBA-1. Tetapi ada tambahan satu dokumen yaitu Bukti Setor
Bank.
Bukti Setor Bank adalah dokumen yang digunakan Pemda sebagai
bukti
pembayaran atas permintaan beras Raskin yang akan disalurkan.
c. Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan melakukan segala
pencatatan akuntansi yang berkaitan dengan transaksi yang
dilakukan
secara terpusat pada server yaitu di Bulog Pusat yang berada di
Jakarta.
84
Hal tersebut juga berlaku pada Divre dan Sub Divre di seluruh
Indonesia.
Setiap transaksi yang terjadi pada Divre Kalimantan Selatan
selalu
dilakukan pencatatan oleh bagian akuntansi dengan cara di
input-kan
pada Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) yang bekerja
secara
online.
pencatatan jurnal dengan kode rekening yang telah terdapat pada
SIAB.
Catatan akuntansi yang dihasilkan dari input jurnal tersebut
adalah
sebagai berikut:
jurnal penerimaan kas Perum Bulog Divre Kalsel:
2) Jurnal Penjualan, jurnal ini digunakan untuk mencatat jika
penyaluran
Raskin telah dilakukan. Berikut ini contoh jurnal penjualan pada
saat
terjadinya penyaluran:
Nomor Akun Keterangan 21.11.01.01.01 R.K Bulog Rp xx 21.06.09.09.09
Hutang Pihak III Lainnya Rp xx
Nomor Akun Keterangan 21.06.09.09.09 Hutang Pihak III Lainnya Rp xx
11.08.01.01.08 Piutang Raskin Rp xx
85
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan
Raskin secara tunai adalah:
1) Prosedur Order Penjualan
Publik menerima order penjualan dari Pemda dalam bentuk Surat
Permintaan Alokasi (SPA) beserta Bukti Setor Bank. Dengan
perjanjian tersebut dijadikan sebagai dasar untuk pembuatan
Surat
Perintah Penyerahan Barang (SPPB) atau Delivery Order (DO)
yang
kemudian dikirimkan kepada Satker Raskin dan fungsi gudang
untuk
menyediakan dan melaksanakan pengiriman tersebut.
2) Prosedur Pengiriman Barang
mengeluarkan barang yang akan dikirimkan. Bulog Divre
Kalimantan
Selatan tidak memiliki kendaraan sendiri untuk mengirimkan
barang, sehingga dalam pelaksanaan pengiriman barang
menggunakan jasa angkutan. Satker Raskin bertanggungjawab
atas
barang sampai barang tersebut berada di atas truk. Pada saat
barang
diangkat sampai ke atas truk. Perum Bulog Divre Kalimantan
Selatan
tidak menggunakan dokumen pengiriman, tetapi Satker Raskin
yang
bertanggungjawab atas barang hingga sampai ke tempat pembeli.
3) Prosedur Pencatatan Kas Masuk
86
kas masuk terhadap transaksi penjualan tunai atas dasar
dokumen
Delivery Order (DO) yang diterima dari bagian penyaluran.
e. Unsur Pengendalian Intern
secara tunai adalah:
1) Organisasi, meliputi:
titik distribusi atas dasar perintah dari fungsi Pelayanan
Publik.
Oleh karena itu diperlukan pengecekan terhadap pembayaran
dari
pembeli sebelum transaksi penjualan tunai dilaksanakan.
Fungsi
Pelayanan Publik tidak akan memproses kegiatan penyaluran
jika
belum menerima pembayaran harga beras Raskin.
b) Fungsi Akuntansi terpisah dengan Fungsi Pelayanan Publik
dan
Satker Raskin
arus kas masuk dapat dijamin ketelitian dan dan keandalannya
serta kekayaan perusahaan dari penjualan tunai dapat dijamin
keamanannya.
87
menggunakan unsur pengendalian intern tersebut, setiap
pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check
yang
mengakibatkan pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian
dan
keandalannya oleh karyawan lain.
a) Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)
Dokumen Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) berfungsi
sebagai perintah untuk mengeluarkan barang dari gudang.
Dokumen ini diotorisasi oleh Kepala Satker Raskin dan Kabid
Pelayanan Publik.
Dokumen GD1K diotorisasi oleh Kepala Gudang agar setiap
kegiatan keluarnya barang dari gudang diketahui oleh Kepala
Gudang.
oleh kedua belah pihak yaitu antara Kepala Satker Raskin
dengan
Pelaksana Distribusi Raskin dan diketahui oleh Kepala
Desa/Lurah/Camat.
SPPB/DO dan Bukti Setor.
akuntansi dapat dibebankan kepada karyawan tertentu, sehingga
tidak ada satupun perubahan data yang dicantumkan dalam
catatan
akuntasni yang tidak dipertanggungjawabkan.
Kepala fungsi Akuntansi
sumber yang sahih (valid). Kesahihan dokumen sumber
dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen pandukung yang
lengkap yang telah diotorisasi oleh pejabat berwenang.
3) Praktik Yang Sehat, meliputi:
a) Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) atau Delivery
Order
(DO), Dokumen Rekap Penyerahan Barang (GD1K), Berita Acara
Serah Terima Barang (BAST) bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh:
(DO) pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
Pelayanan Publik.
dipertanggungjawabkan oleh fungsi Gudang.
dipertanggungjawabkan oleh Satker Raskin.
Publik dan Kabid Pelayanan Publik membubuhkan tandatangan
pada dokumen tersebut.
pelaksanaan penyaluran beras Raskin ke setiap Kelurahan ke
dalam dokumen MBA-0 yang didasarkan pada semua dokumen
BAST yang telah diterbitkan selama penyaluran dilakukan atau
selama satu bulan, kemudian dilaporkan ke Kantor Kecamatan
dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu Camat atau yang
mewakili dan Ketua Satker Raskin.
d) Secara Periodik Satker Raskin membuat rekapitulasi berita
acara
pelaksanaan penyaluran beras Raskin ke setiap Kecamatan ke
dalam dokumen MBA-1 yang didasarkan pada semua dokumen
MBA-0 yang telah diterbitkan selama penyaluran dilakukan atau
selama satu bulan, kemudian dilaporkan ke Kantor
Bupati/Walikota dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
yaitu
Walikota atau yang mewakili dan Kepala Bulog Divre Kalsel.
f. Bagan Alir
menjalankan proses serta masukan-keluaran, sehingga bagan alir
sistem
90
mengenai kondisi lingkungan yang ada dalam proses pencatatan
akuntansi.
dapat terlihat prosesnya dalam melakukan pencatatan secara
tepat
atas setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
keuangan
sebagai pendukung kegiatan operasional dalam menghasilkan
laporan
keuangan. Uraian bagan alir dari sistem penjualan tunai pada
Perum
Bulog Divre Kalimantan Selatan adaah sebagai berikut:
1) Fungsi Pelayanan Publik menerima SPA Raskin dan Bukti Setor
dari
pihak Pemda yang diperinci untuk setiap Kecamatan sebagai
dasar
penerbitan dokumen SPPB/DO.
2) Berdasarkan SPA Raskin dan Bukti Setor, fungsi Pelayanan
Publik
menerbitkan SPPB/DO sebanyak empat lembar yang diotorisasi
oleh
Ketua Satker Raskin dan Kabid Pelayanan Publik. SPPB/DO asli
diserahkan kepada Satker Raskin dan ditembuskan kepada Gudang
yang akan melayani pengeluaran beras dan fungsi Akuntansi
beserta
Bukti Setor.
permanen menurut tanggal dan mengarsipkan dokumen SPPB/DO
lembar keempat secara permanen menurut nomor.
4) Satker Raskin menerima dan menunjukkan SPPB/DO asli ke
Gudang sebagai dasar pengambilan beras.
91
sesuai dengan ketentuan pergudangan yang berlaku.
6) Satker Raskin menerima beras dari gudang dan wajib
memeriksa
kuantitas dan kualitas beras yang akan didistribusikan,
kemudian
Satker Raskin mengantarkan beras ke titik distribusi dan
menyerahkan beras kepada pelaksana distribusi.
7) Satker Raskin menerbitkan BAST Raskin sebanyak tiga lembar
yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan diketahui oleh
Kepala
Desa/Lurah/Camat. BAST lembar kedua diberikan kepada
pelaksana
distribusi, dan BAST asli dan lembar ketiga diarsipkan secara
permanen urut nomor.
8) Berdasarkan SPPB/DO dan Bukti Setor yang diterima dari
fungsi
Pelayanan Publik, fungsi Akuntansi melakukan pencatatan atas
kas
masuk melalui Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB).
9) Dokumen SPPB/DO dan Bukti Setor diarsipkan secara permanen
urut nomor oleh fungsi Akuntansi.
Mulai
MDO
N
2
1
DO
Menyiapkan
Barang
GD1K
Barang
Keluar
N
Gudang
4
5
3
Gambar 11. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Tunai Perum BULOG Divre Kalsel
92
Keterangan:
MBA-0 : Rekapitulasi BAST
MBA-1 : Rekapitulasi MBA-0
MBA-0
N
N
MBA-1
Gambar 12. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Kredit Perum BULOG Divre Kalsel lanjutan
Jurnal
Penerimaan
Kas
Jurnal
Penjualan
94
3. Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Pada Perum Bulog
Divre Kalsel
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada
penerapan sistem akuntansi penjualan pada Perum Bulog Divre
Kalsel, penulis menganalisa adanya permasalahan yang terjadi
pada
sistem akuntansi penjualan pada Perum Bulog Divre Kalsel
yaitu
diantaranya sebagai berikut:
secara kredit maupun tunai pada Perum Bulog Divre Kalsel
sudah
tepat, yaitu fungsi pelayanan publik, satker Raskin, fungsi
gudang,
dan fungsi Akuntansi.
Tidak adanya prosedur pengiriman barang hingga sampai ke
titik distribusi
ke pembeli serta sebagai keperluan dokumen untuk aparat yang
berwajib ketika barang tersebut keluar dari gudang.
d. Catatan akuntansi yang digunakan
95
penjualan Raskin secara kredit maupun tunai sudah tepat,
yaitu
jurnal penjualan, dan jurnal penerimaan kas.
e. Unsur-unsur pengendalian intern
2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang terjadi
sudah tepat, yaitu dokumen SPPB/DO diotorisasi oleh Kepala
Satker Raskin dan Kabid Pelayanan Publik, Dokumen GD1K
diotorisasi oleh Kepala Gudang, Berita Acara Serah Terima
Beras Raskin (BAST) ditandatangani oleh kedua belah pihak
yaitu antara Kepala Satker Raskin dengan Pelaksana Distribusi
Raskin dan diketahui oleh Kepala Desa/Lurah/Camat.
Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada dokumen
SPPB/DO dan Pencatatan Rincian Neraca atau Buku Besar
diotorisasi oleh Kepala fungsi Akuntansi
3) Praktik yang sehat
96
tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
4. Alternatif Pemecahan Permasalahan
mempunyai alternatif pemecahan masalah yang dapat disarankan
pada
sistem akuntansi penjualan Raskin secara kredit maupun tunai
pada
Perum Bulog Divre Kalsel yaitu sebagai berikut :
a. Dokumen yang digunakan (yang disarankan)
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan
Raskin secara kredit maupun tunai pada Perum Bulog Divre
Kalsel
yang disarankan yaitu surat jalan.
Surat jalan merupakan dokumen yang mutlak harus
disertakan pada setiap mengirim atau mengantar barang dari
satu
tempat ke tempat lain yang biasanya berjarak cukup jauh dan
menggunakan alat transportasi. Hal ini berguna untuk
mengetahui
apakah barang yang diantar sesuai dengan data yang tercantum
dalam dokumen pengiriman baik kualitas maupun kuantitas
barang.
Disamping itu seringkali diperjalanan ada pemeriksaan yang
dilakukan oleh Polantas maupun dinas terkait berkaitan dengan
isi
sebuah barang yang akan diantar ke suatu tempat. Sehingga
apabila
barang yang akan diantar telah dilengkapi dengan surat jalan
yang
benar maka kita tidak perlu khawatir bila sewaktu-waktu ada
pemeriksaan atau ada hal-hal yang di luar dugaan seperti
97
dengan pihak kepolisian dan lainnya.
Dokumen surat jalan dibuat oleh satker raskin sebanyak dua
rangkap dan diotorisasi oleh Kepala Bidang Pelayanan Publik.
Rangkap pertama diberikan kepada sopir jasa
angkutan/ekspedisi
sebagai surat pengantar sekaligus sebagai bukti bahwa barang
yang
dia bawa adalah bukan barang ilegal maupun curian jika ada
pemeriksaan mendadak di jalan oleh kepolisian maupun pihak
yang
berwajib. Surat jalan rangkap kedua akan disimpan oleh satker
raskin sebagai arsip jika diperlukan sewaktu-waktu.
Berikut ini adalah gambar surat jalan yang disarankan.
98
Gambar 13. Surat Jalan (yang disarankan)
Perum Bulog Divre Kalsel Alamat : Jl. A Yani KM.6 No. 561
Banjarmasin
SURAT JALAN Nomor : xxx/xx/xx/2015
Dengan Hormat, Bersama surat ini kami mengirimkan barang dengan
perincian sebagai berikut :
No Nama Barang Satuan Jumlah Keterangan
1
2
3
4
5
Supir,
Penerima,
1) Prosedur pengiriman barang,
kepada pembeli dengan menggunakan jasa angkutan/ekspedisi.
Agar tidak terjadi penyelewengan atau sejenisnya, maka satker
raskin membuat dokumen surat jalan.
2) Prosedur pelunasan Raskin
bukti setor bank dari pihak kelurahan yang bersangkutan.
Nominal yang tertera pada bukti setor harus sama dengan
nominal yang ada pada dokumen SPPB/DO.
3) Prosedur pencatatan penerimaan kas
Fungsi akuntansi menerima bukti setor bank dari fungsi
pelayanan publik. Kemudian fungsi akuntansi melakukan
pencatatan melalui SIAB. Pencatatan ini menghasilkan dokumen
berupa bukti memorial.
akuntansi penjualan Raskin secara kredit maupun tunai pada
Perum
Bulog Divre Kalsel yang disarankan yaitu sebagai berikut :
1) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
100
utang, pendapatan dan biaya.
pengawasan terhadap barang yang telah keluar dari
gudang untuk diserahkan ke jasa angkutan.
b) Surat jalan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggung jawabkan oleh satker Raskin.
d. Flowchart sistem akuntansi penjualan Raskin secara kredit
pada
Perum Bulog Divre Kalsel yang disarankan.
Berikut ini adalah flowchart sistem akuntansi penjualan
Raskin secara kredit pada Perum Bulog Divre Kalsel yang
disarankan. Dapat dilihat pada gambar 14
Mulai
SPA
1
1
SPA
TunggakanKonfirmasi
Pelunasan/
Jaminan
4
Menerbitkan
DO
3
MDO : Rekapitulasi DO
Gambar 14. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Kredit Perum BULOG Divre Kalsel (yang disarankan)
Membuat
Rekap
DO
MBA-0 : Rekapitulasi BAST
MBA-1 : Rekapitulasi MBA-0
MBA-0
N
N
MBA-1
Gambar 15. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Kredit Perum BULOG Divre Kalsel (yang disarankan) lanjutan
Membuat Surat Jalan
Perum Bulog Divre Kalsel yang disarankan.
Berikut ini adalah flowchart sistem akuntansi penjualan
Raskin secara kredit pada Perum Bulog Divre Kalsel yang
disarankan. Dapat dilihat pada gambar 16
Mulai
MDO
N
2
1
DO
Menyiapkan
Barang
GD1K
Barang
Keluar
N
Gudang
4
5
3
Gambar 16. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Tunai Perum BULOG Divre Kalsel (yang disarankan)
104
Keterangan:
MBA-0 : Rekapitulasi BAST
MBA-1 : Rekapitulasi MBA-0
MBA-0
N
N
MBA-1
Gambar 17. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan Raskin Secara
Tunai Perum BULOG Divre Kalsel (yang disarankan) lanjutan
Membuat Surat Jalan
Bulog Divre Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:
1. Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan perusahaan
umum
milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang
lingkup
bisnis perusahaan meliputi usaha logistik atau pergudangan, survei
dan
pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha
angkutan,
perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai
perusahaan
yang tetap mengemban tugas publik dari perintah Bulog tetap
melakukan
kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi
harga
khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin
(Raskin)
dan pengelolaan stok pangan.
2. Transaksi penjualan Raskin dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu
penjualan secara kredit dan penjualan secara tunai.
3. Fungsi yang terkait pada sistem akuntansi penjualan Raskin
pada
Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan yaitu fungsi Pelayanan
Publik,
Satker Raskin, fungsi Gudang, dan fungsi Akuntansi.
4. Pada sistem penjualan akuntansi penjualan Raskin telah
terdapat
otorisasi oleh masing-masing fungsi terkait, sehingga dapat
107
Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan.
5. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penjualan Raskin
pada
Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan meliputi Surat
Permintaan
Alokasi (SPA), Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) atau
Delivery
Order (DO), Rekap Penyerahan Barang (GD1K), Berita Acara
Serah
Terima (BAST), Rekapitulasi Penyaluran Beras Raskin (MDO),
Rekapitulasi Berita Acara Pelaksanaan Penyaluran Beras Raskin
(MBA-0
dan MBA-1)
6. Catatan akuntansi yang digunakan pada Sub Divre Kalimantan
Selatan
adalah jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, rincian neraca,
neraca, dan
laporan laba rugi. Segala bentuk penjurnalan atas transaksi
dilakukan
dengan input pada Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB)
yang
bekerja secara online dan sistematis.
7. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penjualan
Raskin
pada Perum Bulog Divre Kalimantan Selatan yaitu prosedur
order
penjualan, prosedur pengiriman barang, prosedur pencatatan piutang,
dan
prosedur pencatatan kas masuk.
menggunakan jasa angkutan, sehingga saat pengiriman Satker
menjadi
pelaksana pengiriman barang sampai ke customer. Tidak terdapat
dokumen
pengiriman sehingga sulit dalam pelaksanaan pengawasan.
108
tidak ikut serta dalam pelaksanaan pengiriman.
2. Sebaiknya dibuat dokumen pengiriman barang agar tidak
terjadi
penyelewengan dan memudahkan pengawasan dalam penyaluran Raskin
ke
titik distribusi.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Rahmi. 2003. Pengendalian intern kas atas penerimaan kas dari
penjualan tunai pada PT Arjuna Satrya Wisata Putra Travel
Banjarmasin. Banjarmasin: Politeknik Negeri Banjarmasin
Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi, Penyusunan Prosedur dan
Metode. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: C.V
Andi.
Harnanto. 2012. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Cetakan Kelima. Jakarta: Salemba
Empat.
Reiny Hijriati. 2009. Sistem Akuntansi Penerimaan kas dari
penjualan tunai pada CV Citra Kencana Banjarmasin. Banjarmasin:
Politeknik Negeri Banjarmasin.
Risnawati. 2005. Penerapan sistem pengendalian intern penjualan
tunai pada UD Hikmah Banjarmasin. Banjarmasin: Politeknik Negeri
Banjarmasin.
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodi. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
D3-2015-A03120029-title.pdf
D3-2015-A03120029-tableofcontent.pdf
D3-2015-A03120029-abstrak.pdf
D3-2015-A03120029-chapter1.pdf