33
KOMANG WAHYU SUDARMADI 1102005134

Terapi Cairan Pada Pasien Dengan Syok Hipovolemik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sadasfa

Citation preview

  • KOMANG WAHYU SUDARMADI1102005134

  • PendahuluanDefinisi SyokEtiologi Syok HipovolemikPatofisiologi Syok HipovolemikManifestasi Klinis Syok HipovolemikDiagnosis Syok HipovolemikTerapi Cairan Syok HipovolemikKesimpulan

  • Syok merupakan sindroma klinis yang disebabkan oleh kegagalan perfusi jaringan.

    Syok disebabkan oleh gangguan satu atau lebih dari tiga komponen tekanan darah normal yaitu volume darah rendah, disfungsi jantung dan perubahan diameter pembuluh darah.2,3

    2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S, Syam AF, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima, Jakarta: InternaPublishing. 3. Rahmansyah. 2012. Syok Hipovolemik. Available at: https://rahmansyah85.wordpress.com. Akses: 1 Mei 2015

  • Terdapat empat kategori umum syok yaitu

    syok kardiogeniksyok distributif syok obstruktifsyok hipovolemik

    Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi karena kehilangan volume intravaskular yang cepat dan masif. 1,2

    1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:22. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S, Syam AF, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima, Jakarta: InternaPublishing.

  • Beberapa penyebab yang bisa menimbulkan syok hipovolemik adalah

    Hemoragik :TraumaVascularPregnacy related disorderNon Hemoragik :Gangguan Saluran Pencernaan (diare dll)Dehidrasi, Luka Bakar5

    5. Kolecki, P. 2014. Hipovolemik Syok. Medscape Reference 2014 WebMD, online. Available http://emedicine.medscape.com/article/760145-clinical#showall (Akses : 8 Mei 2015)

  • Berbagai organ memberi respon yang berbeda ketika terjadi syok :

    Respon SelularRespon NeuroendokrinRespon KardiovaskularRespon PulmonarRespon RenalRespon MetabolikRespon Inflamasi1

    1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • 1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • 1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • 1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • 1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • 1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • 1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • 1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • Berdasarkan patofisiologi dan respon organ terhadap syok, syok terbagi atas tiga fase yaitu

    2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S, Syam AF, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima, Jakarta: InternaPublishing. 3. Rahmansyah. 2012. Syok Hipovolemik. Available at: https://rahmansyah85.wordpress.com. Akses: 1 Mei 2015

  • Pasien dengan syok hipovolemik harus dicari riwayat perjalanan penyakitnya,agar bisa menetukan apakah syok ini disebabkan oleh hilangnya darah yang dapat dilihat langsung atau karena pendarahan dalam yang mana pasien hanya mengeluhkan lemas, lesu, pusing dan penurunan kesadaran. 5

    5. Kolecki, P. 2014. Hipovolemik Syok. Medscape Reference 2014 WebMD, online. Available http://emedicine.medscape.com/article/760145-clinical#showall (Akses : 8 Mei 2015)

  • Pada pemeriksaan fisik harus selalu dilakukan dengan menilai jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Perhatian yang lebih dalam harus dilakukan pada pemeriksaan nadi, laju pernafasan, perfusi kulit. 55. Kolecki, P. 2014. Hipovolemik Syok. Medscape Reference 2014 WebMD, online. Available http://emedicine.medscape.com/article/760145-clinical#showall (Akses : 8 Mei 2015)

  • Untuk memudahkan mengetahui persentase kehilangan darah, telah dibuatkan klasifikasinya, yakni :5. Kolecki, P. 2014. Hipovolemik Syok. Medscape Reference 2014 WebMD, online. Available http://emedicine.medscape.com/article/760145-clinical#showall (Akses : 8 Mei 2015)

  • Syok hipovolemik didiagnosa ketika ada ketidakstabilan dari hemodinamik dan terdapat sumber hilangnya volume darah. Diagnosa akan semakin susah apabila tidak terdapat bukti hilangnya volume darah secara nyata, seperti pada gastrointestinal tract, atau ketika hanya volume plasma yang berkurang sendiri

    Kehilangan Plasma akan menyebabkan hemokonsentrasi dan hilangnya air menyebakan terjadinya hypernatremia. Adanya tanda ini menunjukan terjadinya hipovolemia. 1

    1. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, dkk. 2012. Harrisons Principles of Internal Medicine 18th edition, US: The McGraw Hill Companies; 12:2

  • Terapi cairan adalah tindakan pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh khususnya pembuluh darah vena untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau dehidrasi.

    Terapi cairan adalah salah satu terapi yang sangat menentuka penanganan pasien kritis. Dalam langkah-langkah resusitasi, langkah D (drug and fluid replacement) merupakan langkah yang penting. Tindakan ini seringkali merupakan langkah life saving pada pasien yang menderita kehilangan cairan.4

    4. Mangku G dan Senapathi TGA. Terapi Cairan. Dalam : Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi, Jakarta: 2010: 292.

  • Berdasarkan penggunaan secara klinis sehari hari, cairan intravena dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu

    KristaloidKoloid

  • 8. Udeani, John. 2010. Hemorrhagic Shock. New York: Department of Emergency Medicine, Charles Drew University/ UCLA School of Medicine

  • 9. Martin, Gregory S, MD, MS. An Update on Intravenous Fluids. 2005. Diunduh dari : http://cme.medscape.com/viewarticle/50313

  • Berdasarkan penggunaannya cairan intravena dapat digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu:

    Cairan pemeliharaanCairan penggantiCairan nutrisiCairan untuk tujuan khusus lainnya

  • Kristaloid (larutan Ringers lactate or 0.9 NaCl) dianjurkan sebagai terapi cairan yang aman dan seefektif larutan koloid dalam mengurangi angka kejadian syok dan kematian. Dibandingkan dengan kristaloid, koloid sering dihubungkan dengan meningkatnya rersiko terjadinya reaksi alergi pada pasien dan selain itu koloid juga mempunyai harga yang lebih mahal.

  • Meskipun tidak ada data yang cukup kuat yang menunjukkan kelebihan penggunaan salah satu cairan dalam penangan syok tetapi penggunaan koloid lebih direkomendasikan terutama dalam penangan pasien yang keadaan hemodinamiknya tidak stabil dan sebagai rescue fluid jika setelah pemberian terapi cairan yang pertama status kardiovaskular pasien tidak membaik.

  • Pemberian kristaloid yang diberikan contohnya adalah normal saline atau ringer laktat, sementara untuk koloid adalah gelatin-based, dextran-based, dan starch-based. Salah satu pertimbangan dalam pemberian cairan ini adalah pengaruhnya terhadap koagulasi. Dextrans mungkin akan mengikat factor von Willebrand/factor VIII dan mengganggu koagulasi.

  • Tetapi dextrans dikatakan tidak memiliki pengaruh klinis yang cukup signifikan sebagai cairan resusitasi dalam pasien syok. Dextran 40 juga berpotensi menyebabkan gangguan ginjal pada pasien hipovolemik. Gelatin mempunyai efek yang paling sedikit terhadap koagulasi tetapi mempunyai resiko menyebabkan alergi yang paling besar. Reaksi alergi juga ditemukan beberapa pada pasien dengan terapi cairan dextran 70.

  • Resusitasi yang sukses juga membutuhkan dukungan fungsi respirasi. Pemberian oksigen harus disediakan dan intubasi endotrakeal mungkin diperlukan untuk mempertahankan oksigenasi arterial.

  • Syok merupakan kegagalan perfusi jaringan.Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi karena kehilangan volume intravaskular yang cepat dan masif. Resusitasi pasien syok hipovolemik harus dimulai sedini mungkin. Jika terjadi keterlambatan dalam pemberian resusitasi, maka sedikit sekali manfaat yang diperoleh. Jika resusitasi tertunda sampai telah terjadi disfungsi dan kematian sel