4
BAB III Analisa Data No Data dan analisa data Masalah Kesehatan 1 - Berdasarkan hasil pendataan, di Wilayah RW 03, sekitar 54 % masyarakatnya membuang sampah dengan dibakar dan sebanyak 44% dengan cara ditimbun. Namun sampah yang dibakar tersebut biasanya ditimbun terlebih dahulu, kadang-kadang sampai melebihi batas tampung, sehingga sampah menumpuk, berserakan, menimbulkan bau, dan banyak lalat. Berdasarkan keterangan Ketua RW setempat, masyarakat RW 03 belum mempunyai TPS hanya dibuatkan penampungan yang dibuatkan sendiri di belakang rumah. - Berdasarkan hasil pendataan dan observasi hampir semua penduduk yaitu sebanyak 80% mempunyai pekarangan, namun penduduk kurang memperhatikan kebersihan pekarangan. Ini dibuktikan dengan banyaknya tanaman-tanaman baik buah-buahan, sayuran, dan alang-alang yang tumbuh kurang terawat, sehingga pekarangan dapat menjadi sarang nyamuk dan tampak kotor. - Di Wilayah RW 03, sekitar 30 % - Resiko kejadian berulang yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor akibat sampah 25

Analisa Data Mmd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisa Data Mm

Citation preview

No

PAGE 27

BAB III

Analisa Data

NoData dan analisa dataMasalah Kesehatan

1 Berdasarkan hasil pendataan, di Wilayah RW 03, sekitar 54 % masyarakatnya membuang sampah dengan dibakar dan sebanyak 44% dengan cara ditimbun. Namun sampah yang dibakar tersebut biasanya ditimbun terlebih dahulu, kadang-kadang sampai melebihi batas tampung, sehingga sampah menumpuk, berserakan, menimbulkan bau, dan banyak lalat. Berdasarkan keterangan Ketua RW setempat, masyarakat RW 03 belum mempunyai TPS hanya dibuatkan penampungan yang dibuatkan sendiri di belakang rumah. Berdasarkan hasil pendataan dan observasi hampir semua penduduk yaitu sebanyak 80% mempunyai pekarangan, namun penduduk kurang memperhatikan kebersihan pekarangan. Ini dibuktikan dengan banyaknya tanaman-tanaman baik buah-buahan, sayuran, dan alang-alang yang tumbuh kurang terawat, sehingga pekarangan dapat menjadi sarang nyamuk dan tampak kotor. Di Wilayah RW 03, sekitar 30 % warganya membuang air limbah di penampungan, 28% dibuang di sembarang tempat. Namun, air limbah yang dibuang di penampungan hampir sebagian besar akhirnya di buang di sembarang tempat di belakang rumah, sehingga air limbah menjadi menunpk dan meyebabkan becek di sekitar lingkungan rumah, menimbulkan bau. Berdasarkan keterangan Ketua RW setempat, banyak warga tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah (selokan) hanya di buatkan saluran ke belakang rumah dan ke sungai. Dari hasil pendataan didapatkan sebanyak 80% penduduk memiliki hewan ternak dengan letak kandang berada di belakang rumah. Namun, kandang tersebut tampak kurang terawat sehingga menyebabkan bau, kotor, becek. Menurut hasil wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat RW tersebut, didapatkan keterangan bahwa kurang lebih 1 bulan yang lalu sebanyak 10% penduduk terjangkit penyakit cikungunya dan sekarang penduduk masih banyak yang merasakan akibat dari penyakit tersebut. Resiko kejadian berulang yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor akibat sampah

NoData dan Analisa dataMasalah

2 Persentase lansia yang sakit dari total jumlah lansia pada RW 03 adalah 80 %.

Persentase lansia yang masuk kategori mandiri dalam kemampuan memenuhi kebutuhan aktivitas kesehariannya adalah 85 %, Hampir seluruh lansia yaitu sebanyak 42% belum mempunyai kegiatan untuk mengisi waktu luang. Namun sebanyak 50% lansia mengisi waktu luangnya untuk berkebun. Penyakit yang terbanyak menyerang lansia adalah rematik (32%) dan Hipertensi (20%)

Di Wilayah RW 03 sudak dibentuk posyandu lansia, namun posyandu tersebut sekarang tidak aktif..

Analisa data:

Dari data diatas terdapat kemungkinan untuk meningkatnya derajat kesehatan lansia. Hal ini dapat terlihat dari seluruh lansia sebanyak 79,21 % berada dalam kategori mandiri. Hal ini merupakan suatu kekuatan agar lansia mampu untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri. Akan tetapi potensi ini kurang didukung dengan adanya suatu wadah untuk membimbing lansia dalam meningkatkan derajat kesehatannya ke arah yang lebih baik seperti posyandu lansia. Sehingga bimbingan yang mungkin diperlukan oleh para lansia tidak dapat tersampaikan.

Selain hal tersebut posyandu lansia juga merupakan suatu sarana pertemuan kegiatan sosial untuk saling berbagi antar lansia dan merupakan suatu sarana untuk terapi modalitas yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam meningkatkan kualitas hidup lansia.Potensial peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup lansia