Upload
duongnguyet
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Kondisi Awal
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga
Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD N Kumpulrejo 02 adalah
Bakhrodin. S.Pd. SD.
SD N Kumpulrejo 02 memiliki jarak tempuh ± 2 km dengan Kecamatan dan
jarak tempuh dengan pusat kota ± 5 km. Jumlah tenaga pendidik 10 guru yang
terdiri dari, 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama islam, 1 guru olahraga, 1
guru bahasa inggris dan masih terdapat 1 karyawan sekolah sebagai penjaga
sekolah.
SD N kumpulrejo 02 terdiri dari 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1
ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS dan 6 ruang kelas. SD N Kumpulrejo 02 juga
menyediakan WC selain itu memiliki halaman yang luas, biasanya digunakan
sebagai lapangan upacara dan lapangan untuk olahraga. Letak SD Negeri
Kumpulrejo 02 termasuk di daerah pedesaan. Sarana dan prasarana pembelajaran
di SD N Kumpulrejo 02 masih kurang, alat peraga belum terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan, baru mempunyai 2 unit LCD proyektor.
4.1.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan dikelas V SD N Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo
Salatiga yang berjumlah 20 siswa pada pembelajaran IPS dengan Kompetensi
Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kelas
V mengenai hasil belajar kelas V SD Negeri Kumpulrejo 02, hasilnya masih
banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran khususnya mata
pelajaran IPS. Hal tersebut berdampak pada nilai siswa, hasil belajar siswa masih
banyak yang memperoleh di bawah KKM yang ditetapkan sebesar 70, siswa yang
44
nilainya dibawah KKM harus mengikuti remedial. Hasil ulangan Tengah
Semester sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Kondisi Awal Nilai Siswa
Kelas V SD Negeri Kumpulrejo 02
No Ketuntasan Belajar Nilai KKM = 70 Frekuensi Presentase
1 Tidak Tuntas 14 70%
2 Tuntas 6 30%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Prasiklus dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM=70 sebanyak 14
siswa atau sebesar 70% yang belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan yang
sudah mencapai KKM ada 6 anak atau 30%. Perbandingan antara yang sudah
tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran gambar pada
tabel 4.1 dibawah ini:
Diagram 4.1
Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPS pada Kondisi
Awal/ Prasiklus Kelas V SD Negeri Kumpulrejo 02,
Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga
tuntas30%
tidak tuntas70%
Gambar Ketuntasan hasil belajar PraSiklus
45
Apabila nilai hasil belajar dianalisa berdasarkan nilai tertinggi, nilai
terendah, dan nilai rata-rata akan tampak seperti pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Perolehan Nilai Tes Pra Siklus
No Uraian Nilai
1 Nilai Tertinggi 80
2 Nilai Terendah 27
3 Nilai Rata-rata 64,1
Setelah di observasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa kelas V SD N
Kumpulrejo 02 dipengaruhi oleh guru dalam mengajar IPS masih menggunakan
metode ceramah, metode ceramah merupakan metode yang terpusat pada guru
jadi peran siswa hanya menjadi pendengar. Hal ini menyebabkan siswa kurang
aktif dalam pembelajaran, pembelajaran kurang menarik yang membuat siswa
bosan, mengantuk, ramai dikelas dan malas memperhatikan guru. Guru jarang
menggunakan media pembelajaran, jika guru menggunakan media pembelajaran
dapat memudahkan siswa memahami materi ajar dan menarik perhatian siswa
sehingga siswa semangat untuk belajar.
Dengan diperolehnya data hasil belajar siswa yang masih rendah dari kelas
V SD N Kumpulrejo 02 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016, maka peneliti
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian di SD Negeri
Kumpulrejo 02 peneliti bekerjasama dengan guru kelas menggunakan model
pembelajaran cooperative script dengan menggunakan media audio-visual.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdapat 2 siklus dengan 6 kali pertemuan
dalam pembelajaran.
46
4.2 Deskripsi Hasil Siklus I
4.2.1 Perencanaan Tindakan
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan sebelum melakukan penelitian, peneliti berkunjung
di SD N Kumpulrejo 02 Salatiga dan menyerahkan surat ijin penelitian kemudian
menemui guru kelas V untuk berkonsultasi mengenai materi yang akan dijadikan
sebagai penelitian, membahas media audio-visual bentuk apa yang dipakai
sebagai media pembelajaran serta menentukan waktu pelaksanaan penelitian.
Selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku
Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi
Guru, media audio-visual, LCD proyektor, laptop dan daftar absensi siswa.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dengan tiga kali
pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III. Setiap pertemuan
berlangsung selama 2 jam pelajaran.
a. Pertemuan Pertama
Penelitian pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016
pukul 09.00-10.10. Pada pertemuan pertama peneliti sebagai pengajar bertindak
sebagai guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, menanyakan
keadaan siswa, menanyakan tugas piket siswa, mengatur tempat duduk siswa
dan mempresensi siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Agar lebih
semangat untuk belajar guru mengajak siswa bernyanyi “17 Agustus ‘45”
kemudian guru melakukan apresepsi, berupa tanya jawab mengenai tanggal
Indonesia merdeka dan negara yang pernah menjajah Indonesia, setelah
melakukan kegiatan apresepsi, guru menginformasikan materi yang akan
dipelajari.
Pada kegiatan inti, guru menayangkan video peristiwa kekalahan Jepang,
saat guru menayangkan video, siswa antusias memperhatikan tayangan, melalui
video siswa dapat memahami peristiwa Kekalahan Jepang. Setelah itu guru
melakukan tanya jawab mengenai video yang telah siswa lihat, saat guru
melakukan tanya jawab hanya ada beberapa siswa saja yang berani menjawab
47
pertanyaan dari guru. Setelah guru bertanya jawab dengan siswa, siswa dibagi
dalam kelompok secara berpasangan, setelah itu guru meminta setiap kelompok
meringkas materi yang telah guru tayangkan dalam bentuk video, kemudian guru
dan siswa menentukan peran, setiap kelompok ada yang berperan menjadi
pendengar dan pembicara. Selanjutnya guru menjelaskan tugas pembicara dan
pendengar (tugas pembicara yaitu membuat ringkasan dan membacakan kepada
pendengar dengan menambahkan informasi lain yang mereka punya sedangkan
tugas pendengar yaitu menyimak, mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang
kurang lengkap) setiap siswa harus menjalankan perannya masing-masing, saat
siswa yang berperan sebagai pembicara membacakan ringkasannya, pendengar
belum berani mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
Setelah siswa menjalankan perannya masing-masing, siswa diminta untuk
bertukar peran yang semula menjadi pembicara akan menjadi pendengar dan
sebaliknya, setelah semuanya selesai, guru meminta beberapa kelompok untuk
maju kedepan membacakan hasil diskusinya, saat guru meminta beberapa
kelompok maju kedepan untuk membacakan hasil diskusi, masih ada beberapa
kelompok yang tidak berani untuk menyampaikan hasil diskusinya. Selanjutnya
guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, diakhir
pembelajaran siswa diminta untuk membuat alur/ bagan peristiwa kekalahan
Jepang.
b. Pertemuan Kedua
Penelitian pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2016 pukul
09.00:10.10. Pertemuan II dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pertemuan I.
kegiatan diawali dengan guru memberi salam, menanyakan keadaan siswa,
menanyakan tugas piket siswa, mengatur tempat duduk siswa dan mempresensi
siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Selanjutnya Guru mengajak
siswa bernyayi “17 Agustus ‘45” kemudian guru melakukan apresepsi berupa
tanya jawab mengenai nama tokoh yang pernah terlibat dalam peristiwa
Rengasdengklok, kemudian dilanjutkan dengan menginformasikan materi yang
akan dipelajari.
48
Pada kegiatan inti, Guru menayangkan video Rengasdengklok. Saat melihat
tayangan video seluruh siswa diminta untuk benar-benar memperhatikan.
Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai video yang
telah siswa lihat, saat guru melakukan tanya jawab, siswa yang berani menjawab
cukup banyak dibandingkan pertemuan ke II. Setelah itu guru membentuk siswa
dalam kelompok secara berpasangan, guru meminta setiap kelompok meringkas
materi yang telah guru tayangkan dalam bentuk video, setelah itu guru dan siswa
menentukan yang menjadi pembicara dan pendengar, guru menjelaskan tugas
pendengar dan tugas pembicara (tugas pembicara yaitu membuat ringkasan dan
membacakan kepada pendengar dengan menambahkan informasi lain yang
mereka punya sedangkan tugas pendengar yaitu menyimak, mengoreksi/
menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap) setiap siswa harus
menjalankan perannya masing-masing dalam kelompoknya, pendengar sudah
cukup berani menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap, setelah siswa
menjalankan perannya masing-masing siswa diminta untuk bertukar peran yang
semula menjadi pendengar akan menjadi pembicara dan sebaliknya setelah
semua selesai menjalankan perannya, guru meminta beberapa kelompok untuk
membacakan hasil diskusi, beberapa kelompok sudah cukup berani untuk
menyampaikan hasil diskusinya. Selanjutnya guru bersama dengan siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Diakhir pembelajaran siswa diminta
untuk membuat alur/ bagan peristiwa Rengasdengklok.
c. Pertemuan Ketiga
Siklus I pada pertemuan III dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2016 pukul
09.00-10.10. Pertemuan III digunakan guru untuk mengingat materi pertemuan I
dan pertemuan II, serta guru memberikan tes evaluasi akhir siklus I. Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada pertemuan III diawali dengan guru memberi salam,
menanyakan keadaan siswa, menanyakan tugas piket siswa, mengatur tempat
duduk siswa dan mempresensi siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir.
Guru mengajak siswa bernyayi “17 Agustus ‘45” kemudian guru melakukan
apresepsi, menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran.
49
Pada kegiatan inti Guru bersama siswa mengulas kembali tentang materi
pertemuan pertama dan pertemuan kedua, kemudian guru melakukan tanya
jawab dengan siswa, saat guru melakukan tanya jawab, siswa yang berani
menjawab mulai meningkat dibandingkan pada pertemuan I dan II. Siswa dan
guru membuat kesimpulan secara bersama. Kemudian guru memberikan soal
evaluasi untuk dikerjakan. Guru memantau siswa saat mengerjakan tes tersebut,
setelah selesai mengerjakan siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada
guru. Guru memberikan penguatan dan diakhiri pemberian pemantapan.
4.2.3 Hasil Tindakan
A. Penilaian Praktik Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru dan siswa dalam
penerapan pembelajaran cooperative script dengan menggunakan media audio-
visual oleh observer, peneliti perlu melakukan perbaikan dari kekurangan-
kekurangan yang telah ditemukan dalam pembelajaran siklus 1. Adapun hasil
pengamatan guru dan siswa sebagai berikut:
Pertemuan Pertama
Guru belum menguasai kelas dengan baik, dalam pembelajaran guru kurang
membimbing siswa, tujuan pembelajaran belum disampaikan serta sarana
prasarana papan tulis belum dimanfaatkan dengan baik. Sedangkan siswa
masih belum percaya diri, merasa takut untuk bertanya atau menjawab
pertanyaan dari guru, siswa juga masih malu-malu untuk
mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok dalam ringkasan yang dibacakan
oleh pembicara, saat bekerja kelompok siswa belum dapat bekerja kelompok
dengan baik siswa masih mengandalkan temannya yang dianggap mampu
dalam kelompoknya, siswa juga malu-malu saat disuruh maju kedepan
untuk membacakan hasil diskusinya.
Petemuan Kedua
Pada pertemuan kedua, keseluruhan kegiatan pelajaran sudah baik namun
belum maksimal. Guru sudah berusaha memperbaiki kekurangan pada
pertemuan 1. Penguasaan kelas sudah cukup baik, saat pembelajaran/diskusi
50
kelompok guru sudah mulai membimbing siswa, sarana prasarana berupa
papan tulis sudah dimanfaatkan oleh guru. Saat kerja kelompok siswa sudah
dapat bekerjasama dengan baik, ketika guru mengajukan pertanyaan siswa
yang berani dan dapat menjawab pertanyaan dari guru cukup banyak. Siswa
sudah berani untuk mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok dalam
ringkasan yang dibacakan oleh pembicara.
Pertemuan Ketiga
Guru membimbing siswa saat proses pembelajaran, siswa sudah mulai
berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan baik.
Berikut ini adalah rangkuman dari hasil observasi guru dan siswa pada
pertemuan I-III siklus I:
a. Pengamatan terhadap Guru
Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh observer (Guru kelas V) melalui
lembar observasi guru. Dengan lembar observasi dapat diketahui penguasaan
guru dalam kelas dengan memadukan materi dan dapat diketahui tingkat
keberhasilan guru saat menerapkan model cooperative script dengan
menggunakan media audio-visual terhadap hasil belajar siswa.
Pada siklus I pertemuan I pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum
maksimal, guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Guru juga kurang memanfaatkan papan tulis. Guru masih kurang mengarahkan
dan membimbing siswa dalam pembelajaran maupan kegiatan kelompok,
sehingga siswa belum sepenuhnya mengerti hal-hal yang harus dilakukan dalam
kerja kelompok. Itu dikarenakan guru baru pertama kali mengajar di kelas V SD
kumpulrejo 02, guru masih canggung dan belum beradaptasi. Akan tetapi pada
pertemuan II, dan III sudah lebih baik dari pada pertemuan I saat menerapkan
model cooperative script dengan menggunakan media audio-visual.
Melalui kegiatan evaluasi yang dilakukan diakhir pertemuan maka peneliti
bersama dengan observer (guru kelas V) saling berdiskusi mengenai
kekurangan-kekurangan pada siklus I dan langkah-langkah untuk memperbaiki
pada siklus II.
51
b. Pengamatan terhadap siswa
Pada pertemuan I siklus I, saat guru melakukan tanya jawab dengan siswa,
hanya ada beberapa siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru, hal ini
dikarenakan siswa masih malu dan belum berani menjawab pertanyaan dari
guru, masih ada siswa yang bicara dengan temannya saat guru menjelaskan,
sehingga mengganggu teman yang lain.
Saat kerja kelompok masih ada siswa yang kurang dapat mengikuti kegiatan
kelompok, terlihat saat guru memberikan tugas kelompok masih ada siswa yang
mengandalkan teman dalam kelompoknya yang dianggap mampu. hal ini
dikarenakan model cooperative script baru pertama kali diterapkan. Saat siswa
berperan menjadi pendengar masih ada siswa yang belum berani mengoreksi/
menunjukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Akan tetapi lama kelamaan dari pertemuan I hingga III pada siklus I, siswa
mulai dapat ikut berperan aktif, lewat media audio-visual siswa menjadi mudah
untuk memahami materi. Siswa juga mulai terbiasa belajar secara berkelompok,
kerjasama antar kelompok lambat laun mulai meningkat. Siswa juga sudah
berani menyampaikan pendapatnya dan berani mengoreksi/ menunjukkan ide-
ide pokok dalam ringkasan yang dibacakan oleh pembicara. Namun
pembelajaran IPS dengan Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan
penerapan pembelajaran model cooperative script menggunakan media audio-
visual pada siklus I belum optimal dikarenakan siswa belum terbiasa belajar
secara berkelompok dan masih ada siswa yang kurang berpartisipasi dan terlibat
aktif dalam pembelajaran.
B. Hasil Belajar IPS
Hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Kumpulrejo 02 didapat dengan
mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes
tersebut terjadi peningkatan hasil belajar IPS. Namun masih terdapat siswa yang
tidak tuntas atau mendapat nilai dibawah KKM=70.
Hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Kumpulrejo 02 siklus 1
Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
52
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tabel nilai IPS disajikan secara
(terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.3 yaitu tentang distribusi frekuensi
nilai IPS, siswa kelas V SDN Kumpulrejo 02 Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil
belajar dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai IPS
Siswa Kelas V SDN Kumpulrejo 02 Tahuna Pelajaran 2015/2016
Siklus I
Ketuntasan (KKM=70) Jumlah Siswa Presentase
Tidak Tuntas 7 35%
Tuntas 13 65%
Jumlah 20 100%
Nilai Rata-Rata 68
Nilai Maks. 84
Nilai Min. 40
Ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebanyak 13 siswa atau 65%. Siswa
yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa atau 35 %. Dengan nilai minimal 40 dan
maksimal 84. Pada siklus II diharapkan hasil belajar lebih meningkat. Dengan
hasil dari refleksi pada siklus I ini diharapkan peneliti dapat memperbaiki
kekurangan- kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran siklus I
agar dalam melaksanakan pembelajaran selanjutnya akan semakin meningkat.
Hasil belajar siswa dapat digambarkan pada diagaram lingkaran sebagai berikut :
53
Gambar 4.2
Diagram Nilai IPS
Siswa Kelas V SDN Kumpulrejo 02 Tahun Pelajaran 2015/2016
Siklus I
4.2.4 Refleksi
Setelah melakukan pembelajaran siklus I dari pertemuan I, pertemuan II dan
III maka selanjutnya diadakan refleksi guna mengetahui kekurangan ataupun
hambatan-hambatan yang dialami dan sebagai perbaikan untuk mengajar pada
siklus berikutnya. Hasil observasi diambil dari hasil observasi guru maupun siswa
dan tes evaluasi siklus I.
Berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh dari observasi yang dilakukan
guru pada siklus I dalam menerapkan model pembelajaran cooperative script
dengan menggunakan media audio-visual sudah baik sesuai langkah-langkah
pembelajaran. Tetapi masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki misalnya guru
kurang membimbing anak dalam belajar kelompok, dan guru kurang menguasai
kelas.
Berdasarkankan lembar observasi siswa pada siklus I diketahui bahwa siswa
belum terbiasa belajar dalam kelompok, saat menjadi pendengar siswa juga malu
mengungkapkan pendapatnya dan mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok dalam
tuntas65%
tidak Tuntas35%
Ketuntasan Belajar Siklus I
54
ringkasan yang dibacakan oleh pembicara. Saat guru melakukan tanya jawab
siswa masih malu untuk mengangkat tangan atau menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan pengamatan secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh
pada proses pembelajaran siklus I dalam menerapkan model pembelajaran
cooperative script dengan mnggunakan media audio-visual mengalami beberapa,
kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Saat melihat tayangan audio-visual siswa sangat antusias. Terlihat ketika
guru menayangkan media audio-visual siswa memperhatikan dengan
seksama, pandangan siswa terpusat pada tanyangan. Siswa yang semula
ramai dengan temannya, saat guru menayangkan media audio-visual, siswa
tersebut menjadi duduk diam memperhatikan tayangan dengan baik.
b. Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan dan siswa lebih mudah
memahami materi karena berbantuan dengan media audio-visual. Terlihat
ketika guru menayangkan media audio-visual siswa memperhatikan dengan
baik. Ketika guru melakukan tanya jawab, siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dari guru cukup banyak, itu merupakan bukti bahwa siswa lebih
mudah memahami materi.
c. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran semakin bertambah, model
pembelajaran cooperative script merupakan pembelajaran yang terpusat
pada siswa, jadi siswa lebih perperan dalam pembelajaran, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran secara
berkelompok.
d. Siswa lebih berminat dan semangat dalam pembelajaran IPS. Sebelum
model pembelajaran cooperative script dengan menggunakan media audio-
visual diterapkan, peneliti melakukan wawancara, guru kelas V mengatakan
saat proses pembelajaran IPS berlangsung banyak siswa yang ramai sendiri,
siswa kurang aktif, bahkan banyak siswa mengantuk saat guru menjelaskan.
Namun ketika peneliti menerapkan model pembelajaran cooperative script
dengan menggunakan media audio-visual siswa lebih berminat dan
semangat. Terlihat ketika guru menayangkan media audio-visual siswa
55
memperhatikan dengan baik, saat guru melakukan tanya jawab yang berani
mengangkat tangan cukup banyak. Saat guru membagi siswa dalam
kelompok siswa bekerja sama dengan cukup baik, ketika siswa berperan
menjadi pembicara dan pendengar siswa menjalankan perannya dengan
baik, siswa sudah berani menyampaikan hasil diskusi didepan kelas.
e. Dalam kelompok siswa dapat belajar tentang kerjasama, saling membantu,
dan tanggung jawab. Saat berkelompok siswa belajar kerjasama yang baik
untuk saling membantu satu sama lain, siswa yang lebih memahami materi
membantu temannya yang kesulitan memahami materi. Saat mengerjakan
tugas kelompok setiap siswa memiliki tanggung jawab masing-masing
untuk mengerjakan, siswa tidak boleh mengandalkan temannya yang
dianggap mampu.
2. Kekurangan
a. Guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada
saat pertemuan pertama guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran, itu
dikarenakan guru masih sedikit gugup saat awal pembelajaran.
b. Guru kurang memanfaatkan papan tulis. Saat pembelajaran pertemuan I
guru lupa memanfaatkan papan tulis, seharusnya papan tulis dapat
dimanfaatkan guru untuk menulis tujuan pembelajaran, topik pembelajaran,
menulis catatan materi dsb.
c. Siswa belum terbiasa menerapkan model cooperative script. Terlihat ketika
guru membagi siswa dalam kelompok, siswa belum bisa bekerja sama
dengan baik. Tanggung jawab siswa saat belajar kelompok kurang, terlihat
bahwa siswa masih mengandalkan temannya yang dianggap mampu untuk
mengerjakan tugas kelompok.
d. Guru kurang memberi pengarahan atau bimbingan saat kegiatan kelompok.
Saat siswa belajar kelompok guru kurang memberikan pengarahan tentang
apa yang harus siswa lakukan dalam belajar secara berkelompok, guru juga
kurang membimbing siswa saat melakukan perannya menjadi pendengar
dan pembicara.
56
e. Beberapa siswa masih takut dan malu mengoreksi/ menunjukkan ide-ide
pokok yang kurang lengkap. Saat guru membagi siswa dalam kelompok dan
menentukan peran mereka, siswa yang menjadi pendengar masih takut
untuk mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap kepada
pembicara.
f. Siswa masih takut untuk menjawab pertanyaan dari guru. terlihat ketika
guru melakukan tanya jawab, saat mengangkat tangan siswa masih ragu-
ragu.
3. Perbaikan dalam mengatasi kekurangan
a. Siswa dilatih untuk bekerjasama dengan teman, dan memiliki tanggung
jawab yang sama saat belajar secara berkelompok.
b. Siswa dilatih berani menyampaikan pendapatnya dan mengoreksi temannya
jika ada yang salah.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru membimbing siswa atau mengarahkan siswa saat pembelajaran
berlangsung.
e. Siswa yang lebih mampu dalam belajar, membantu temannya dalam
kelompok jika temannya kurang paham, sehingga adanya kerjasama yang
baik dalam satu kelompok.
4.3 Deskripsi Hasil Siklus II
4.3.1 Perencanaan Tindakan
a. Perencanaan
Hasil refleksi siklus 1 merupakan pertimbangan pembelajaran siklus 2
Kompetenisi Dasar Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Perencanaan siklus 2 yaitu membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa, Lembar
Observasi Guru, Lembar Observasi Siswa, materi pembelajaran, media audio-
visual, LCD proyektor, laptop, dan daftar presensi siswa.
57
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Praktek pembelajaran pada siklus II dilaksanakan melalui 3 pertemuan
dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Penelitian pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 April 2016 Pukul
09.00-10.10. Pelajaran dibuka dengan memberi salam, menanyakan keadaan
siswa, menanyakan tugas piket siswa, mengatur tempat duduk siswa dan
mempresensi siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Agar lebih
semangat guru mengajak siswa bernyanyi “Indonesia Raya”, kemudian guru
melakukan apresepsi berupa tanya jawab mengenai lagu yang dinyanyikan
dalam upacara saat mengibaran bendera sang Merah Putih, dan tokoh yang
membacakan teks proklamasi. Setelah itu, guru menyampaikan materi dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Guru menayangkan video Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan, siswa
sangat memperhatikan dan mendengarkan tayangan video. Kemudian guru
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai video yang telah siswa lihat,
saat guru melakukan tanya jawab, siswa sangat antusias banyak siswa
mengangkat tangan ingin menjawab pertanyaan. Setelah tanya jawab selesai,
guru membagi siswa dalam kelompok secara berpasangan. Setiap kelompok
diminta untuk meringkas materi yang telah guru tayangkan dalam bentuk video,
saat meringkas guru memantau setiap kelompok, guru melihat siswa saling
bekerjasama dengan baik. Setelah seluruh kelompok selesai meringkas, guru
menentukan peran siswa ada yang berperan sebagai pembicara dan pendengar,
kemudian guru menjelaskan tugas pembicara dan tugas pendengar (tugas
pembicara yaitu membuat ringkasan dan membacakan kepada pendengar dengan
menambahkan informasi lain yang mereka punya sedangkan tugas pendengar
yaitu menyimak, mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap),
setiap siswa harus melakukan tugasnya masing-masing sesuai perannya. Setelah
semua siswa selesai melakukan perannya masing-masing siswa diminta bertukar
peran. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan, dengan bimbingan
guru beberapa kelompok diminta untuk menyampaikan hasil diskusi. Banyak
58
kelompok yang mengangkat tangan ingin menyampaikan hasil diskusinya.
Setelah selesai guru dan siswa menarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai
detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia. Diakhir pembelajaran siswa
diminta untuk membuat alur atau bagan Peristiwa detik-detik proklamasi
kemerdekaan.
b. Pertemuan Kedua
Penelitian pertemuan ke II dilaksanakan pada tanggal 6 April 2016 pukul
09.00-10.10. Perencaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak
lanjut pada pertemuan I. Pelajaran dibuka dengan memberi salam, menanyakan
keadaan siswa, menanyakan tugas piket siswa, mengatur tempat duduk siswa
dan mempresensi siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir, agar lebih
semangat guru mengajak siswa bernyanyi “Gugur Pahlawanku” guru
memberikan apresepsi dengan melakukan tanya jawab mengenai nama tokoh-
tokoh pahlawan kemerdekaan, guru menyampaikan materi, guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti guru menayangkan sound slide tokoh-tokoh yang
berperan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Siswa sangat bersemangat
dan antusias melihat tayangan audio-visual. Seluruh siswa memperhatikan
dengan baik. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai
sound slide yang telah siswa lihat dan dengar, siswa sangat antusias ingin
menjawab pertanyaan dari guru banyak siswa yang menggangkat tangan. Setelah
itu guru membagi siswa dalam kelompok secara berpasangan. Setiap kelompok
diminta untuk meringkas materi yang telah siswa lihat dalam bentuk sound slide,
setiap kelompok saling bekerjasama dengan baik, guru juga mengarahkan dan
membimbing siswa. Setelah itu guru menentukan peran siswa, ada yang
berperan sebagai pembicara dan pendengar, selanjutnya guru menjelaskan tugas
pembicara dan pendengar (tugas pembicara yaitu membuat ringkasan dan
membacakan kepada pendengar dengan menambahkan informasi lain yang
mereka punya sedangkan tugas pendengar yaitu menyimak,
mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang legkap) setiap siswa harus
menjalankan perannya masing-masing, setelah semua siswa menjalankan
59
perannya masing- masing. Kemudian siswa diminta bertukar peran, yang semula
menjadi pendengar akan menjadi pembicara. Guru membimbing siswa yang
mengalami kesulitan, dengan bimbingan guru beberapa kelompok diminta
menyampaikan hasil diskusi, banyak siswa yang mengangkat tangan ingin
menyampaikan hasil diskusi. Siswa sudah berani menyampaikan pendapatnya
dan mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang legkap. Setelah
selesai guru dan siswa menarik kesimpulan hasil pembelajaran mengenai tokoh-
tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Diakhir
pembelajaran guru meminta siswa untuk membuat catatan tentang tokoh- tokoh
yang berperan dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan.
c. Pertemuan III
Penelitian pertemuan ke III dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 pukul
09.00-10.00. Pada pertemuan ke III Pelajaran dibuka dengan memberi salam,
menanyakan keadaan siswa, menanyakan tugas piket siswa, mengatur tempat
duduk siswa dan mempresensi siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir ,
guru mengadakan presensi, guru memberikan apresepsi dengan melakukan tanya
jawab mengenai materi yang akan dibahas, guru menginformasikan materi yang
akan dipelajari, guru meyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan Inti, guru mengajak siswa mengingat materi pada pertemuan I
dan ke II. Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa, saat guru
melakukan tanya jawab banyak siswa yang mengangkat tangan ingin menjawab
pertanyaan dari guru. Guru memberi kesempatan kepada siswa tentang hal-hal
yang belum dimengerti. Saat itu siswa sudah berani bertanya dengan guru
mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Guru mengadakan tes siklus II. Guru
berkeliling untuk memantau siswa dalam mengerjakan tes siklus. Bagi siswa
yang sudah selesai dapat mengumpulkan lembar jawab dan kembali ketempat
duduk. Diakhir pembelajaran Guru memberikan penguatan dan diakhiri
pemberian pemantapan.
60
4.3.3 Hasil Tindakan
A. Penilaian Praktik Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru dan siswa dalam
penerapan pembelajaran model cooperative script dengan menggunakan media
audio-visual oleh observer, mengalami peningkatan dalam pembelajaran siklus II.
Adapun hasil pengamatan guru dan siswa sebagai berikut:
a. Pengamatan terhadap guru
Dalam pengamatan terhadap guru ada beberapa aspek yang diperhatikan
yaitu aspek mengenai penyampaian materi ajar dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative script dengan menggunakan media audio-visual.
Dalam penerapannya pada siklus II guru sudah dapat menguasai kelas sehingga
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran berjalan dengan
lancar. Guru juga sudah memanfaatkan papan tulis dengan baik.
Guru membimbing siswa dan mengecek tugas kelompok siswa satu-persatu
sehingga guru tidak terlihat dominan dikelas. Yang diajarkan guru sudah sesuai
dengan karakteristik siswa dan model pembelajaran. Selain itu guru juga lebih
tegas menegur jika ada siswa yang bercanda dengan temannya. Sarana dan
prasarana siswa sudah memadai yakni dibantu dengan media audio-visual yang
telah disiapkan guru, sehingga menarik perhatian siswa untuk lebih memahami
materi IPS yang sedang dipelajari.
Dengan demikian siklus II dapat berjalan dengan maksimal dan terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan indikator kerja yang
digunakan.
b. Pengamatan terhadap siswa
Melalui hasil observasi siklus II dapat diketahui kesiapan siswa dalam
belajar, keaktifan siswa, keberanian siswa mengemukakan pendapat,
mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam kelompok
sudah optimal. Keadaan siswa pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I.
Proses pembelajaran bejalan lebih efektif, keaktifan siswa sudah jauh lebih
meningkat, siswa yang mengangkat tangan saat guru melakukan tanya jawab
jauh lebih banyak dari pada siklus I, saat siswa berperan menjadi pembicara dan
61
pendengar, siswa menjalankan perannya dengan baik, siswa yang menjadi
pendengar berani mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya
yang dibacakan oleh pembicara. Kerjasama dan tanggung jawab dalam
kelompok jauh lebih maksimal, antusias saat pembelajaran lebih meningkat, dan
perhatian siswa sudah terfokus. Siswa juga berani bertanya kepada guru saat
siswa tidak mengerti. Dengan adanya peningkatan perilaku siswa yang positif
saat pembelajaran maka hal ini dapat berdampak pada hasil belajar siswa.
Sarana prasarana siswa sudah cukup memadai yakni dalam proses
pembelajaran dibantu dengan media audio-visual. Dengan berbantuan media
audio-visual dapat mendorong semangat belajar siswa dan mempermudah siswa
untuk mempelajari IPS.
Dengan belajar secara kelompok dapat melatih siswa untuk saling
bekerjasama, saling memberikan manfaat terhadap satu sama lain, membantu
siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, mengajarkan siswa untuk
berani berpendapat dan tanggung jawab. Dengan adanya peran masing-masing
kelompok yaitu berperan sebagai pembicara dan pendengar itu dapat melatih
siswa untuk bertangung jawab terhadap perannya, dan berani mengoreksi/
menunjukkan ide-ide pokok yang kurang legkap dan mempermudah siswa untuk
memahami materi. Dengan bimbingan guru siswa lebih dapat melakukan
tugasnya dikarenakan guru selalu memantau perkembangan siswanya.
B. Hasil Belajar IPS
Hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Kumpulrejo 02 didapat dengan
mengadakan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan III. Dari hasil
tersebut diketahu terjadi peningkatan hasil belajar IPS, namun masih terdapat
siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai dibawah KKM. Berikut ini
disajikan pada tabel 4.4:
62
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai IPS Siswa Kelas V SDN Kumpulrejo 02 Tahun
Pelajaran 2015/2016 Siklus II
Ketuntasan (KKM=70) Jumlah Siswa Presentase
Tidak Tuntas 2 10%
Tuntas 18 90%
Jumlah 20 100%
Nilai Rata-Rata 83,4
Nilai Maks. 96
Nilai Min. 60
Dilihat dari tabel 4.4 distribusi frekuensi hasil belajar IPS siswa kelas V
mengalami peningkatan, ditandai dengan nilai rata-rata meningkat menjadi 83,4
sedangkan ketuntasan belajar yang dicapai siswa sebanyak 18 siswa atau 90%.
Siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau 10 %. Dengan nilai minimal 60
dan maksimal 96. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk diagaram
lingkaran 4.3 Sebagai berikut
Gambar 4.3
Diagram Nilai IPS
Siswa Kelas V SD N Kumpulrejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran
2015/2016 Siklus II
tuntas90%
tidak tuntas10% Ketuntasan Belajar Siklus II
63
Dari hasil tersebut baik nilai rata-rata maupun presentase ketuntasan telah
mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan. Berdasarkan hasil pengamatan
melalui lembar observasi siswa telah mencapai indikator kinerja, dapat dikatakan
tujuan penelitian telah tercapai.
4.3.4 Refleksi
Setelah melakukan pembelajaran siklus II dari pertemuan I, pertemuan II
dan III maka selanjutnya diadakan refleksi guna mengetahui kekurangan ataupun
hambatan-hambatan yang dialami dan sebagai perbaikan. Berdasarkan lembar
observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran cooperative script dengan
menggunakan media audio-visual pada mata pelajaran IPS sudah maksimal dalam
penyampaian pembelajaran. Penguasaan guru didalam kelas jauh lebih baik. Guru
juga membimbing siswa dan memantau siswa dalam proses pembelajaran
sehingga siswa yang mengalami kesulitan bisa teratasi.
Berdasarkan lembar observasi siswa pada siklus II ini siswa terlibat aktif
dalam mengikuti pembelajaran, saat bekerjasama siswa juga saling membantu jika
teman dalam kelompoknya ada yang mengalami kesulitan sehingga hasil yang
diperoleh juga maksimal. Siswa juga sudah menjalankan perannya masing-masing
sebagai pembicara dan pendengar dengan baik. Siswa berani mengoreksi/
menunjukkan ide-ide pokok yang kurang legkap. Antusias siswa saat belajar
sangat tinggi, saat guru melakukan tanya jawab banyak siswa yang mengangkat
tangan.
Hasil belajar siswa dengan menerapkan model cooperative script
menggunakan media audio-visual 90% siswa mencapai KKM=70 yang
ditentukan. Ini berarti tidak perlu lagi diadakan tindakan siklus berikutnya.
4.4 Hasil Analisis Data
Pada bagian pembahasan ini perbandingan nilai pra siklus, siklus I dan
siklus II tampak jelas mengalami peningkatan hasil belajar IPS di kelas V SD N
Kumpulrejo 02 Salatiga dengan Model pembelajaran cooperative script dengan
64
media audio-visual. Berikut ini tabel perbandingan ketuntasan pra siklus, siklus I,
dan siklus II:
Tabel 4.5
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
NoKetuntasan
(KKM=70)
Pra Siklus Siklus 1 Siklus II
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
1 Tuntas 6 30% 13 65% 18 90%
2 Tidak tuntas 14 70% 7 35% 2 10%
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100%
Nilai Maksimum 80 84 96
Nilai Minimum 27 40 60
Nilai Rata-rata 64,1 68 83,4
Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar tiap siklus, dapat dijelaskan
bahwa pada kondisi awal rata-rata hasil belajar kelas V yaitu 64,1 dan terdapat 14
siswa atau 70% siswa yang belum tuntas belajarnya.
Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan peningkatan. Rata- rata hasil
belajar siswa kelas V materi Kekalahan Jepang dan Rengasdengklok yaitu 68 dan
terdapat 7 siswa atau 35% yang tidak tuntas dan 13 siswa atau 65% yang tuntas.
Hasil belajar siswa pada siklus II memuaskan menunjukkan peningkatan
yang besar. Rata- rata hasil belajar siswa kelas V materi detik-detik proklamasi
kemerdekaan Indonesia dan tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu 83,4 dan terdapat 2 siswa atau 10%
yang tidak tuntas dan 18 siswa atau 90% yang tuntas. Berdasarkan tabel 4.5 dapat
dilihat ketuntasan belajar siswa mulai dari pra siklus, siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan.
65
Peningkatan ketuntasan hasil belajar pada tabel 4.5 Dapat dilihat pada
diagaram 4.4 sebagai berikut:
Ketuntasan Hasil IPS Prasiklus, Siklus 1, Siklus 2
Diagram 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPS Prasiklus, Siklus II, dan Siklus I
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajaran cooperative script dengan menggunakan media audio-
visual mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Kumpulrejo
02, Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga, tahun ajaran 2015/2016. Peningkatan
tersebut dibuktikan dengan meningkatnya presentase dari tiap-tiap kategori dalam
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.
Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 68 indikator kinerja
hasil belajar yang peneliti tentukan telah tercapai pada siklus II, yaitu nilai rata-
rata hasil tes IPS sebesar 83,4. Untuk presentase ketuntasan juga mencapai 90%
dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70 dari 20 siswa kelas V SD N Kumpulrejo 02. Hasil
belajar pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II, dikarenakan siswa
pada siklus I belum terbiasa belajar secara kelompok terlihat saat guru
memberikan tugas kelompok masih ada siswa yang mengandalkan teman dalam
kelompoknya yang dianggap mampu, siswa belum terbiasa dengan model
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
pra siklus siklus 1 siklus 2
tuntas
tidak tuntas
66
cooperative script terlihat siswa belum berani mengoreksi/menunjukkan ide-ide
pokok dalam ringkasan yang dibacakan oleh pembicara dan saat guru mangajukan
pertanyaan hanya ada beberapa siswa saja yang berani menjawab.
Gambar 4.5
Hanya Ada Beberapa Siswa yang Berani Mengangkat Tangan
Gambar 4.6
Dalam Belajar Kelompok Siswa masih Mengandalkan Temannya
Pada siklus II siswa sudah terbiasa belajar secara berkelompok, kerjasama
dan tanggung jawab dalam kelompk jauh lebih baik, siswa berani menyampaikan
hasil diskusi didepan kelas, keaktifan siswa meningkat terlihat saat guru
mengajukan pertanyaan banyak siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab.
Dengan model pembelajaran cooperative script dapat melatih siswa untuk saling
bekerjasama, menumbuhkan rasa tanggung jawab, keberanian, percaya diri,
67
meningkatkan keaktifan dan membantu siswa memahami konsep-konsep yang
sulit. Dengan berbantuan media audio-visual dapat mendorong semangat belajar
siswa, mempermudah siswa untuk memahami materi, dan membuat siswa berpikir
kritis.
Gambar 4.7
Siswa Bekerjasama dalam Mengerjakan Tugas Kelompok
Pada saat bekerja kelompok siswa bekerjasama dengan baik, siswa tidak
menggantungkan temannya yang dianggap mampu. Siswa bertanggung jawab
dalam melakukan tugas kelompok, saat mengerjakan tugas kelompok tidak ada
siswa yang asik bermain atau bercanda sendiri tetapi setiap siswa mengerjakan
tugasnya dalam kelompok. Siswa sudah menjalan kan perannya masing- masing
siswa yang berperan sebagai pendengar berani untuk mengoreksi/ menunjukkan
ide-ide pokok dalam ringkasan yang dibacakan oleh pembicara.
Gambar 4.8
Siswa Aktif dalam Pembelajaran
68
Setelah guru menayang media audio-visual guru melakukan tanya jawab
banyak siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab, terbukti bahwa dengan
berbantuan media audio-visual siswa lebih mudah memahami materi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Delita
tahun 2010 dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPS melalui model
pembelajaran cooperative script dengan media gambar pada siswa kelas IV SDN
Mangunsari 01 Salatiga tahun 2010/2011”. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Delita, subjek penelitian berjumlah 30 orang. Pengumpulan data menggunakan tes
dan pengamatan. Data dianalisis dengan melihat ketuntasan belajar siswa secara
klasikal yaitu 80% siswa mendapat skor > 70. Berdasarkan hasil penelitian diatas
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran cooperative script dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak berita. Hal ini
terbukti dari peningkatan rata – rata hasil tes siklus I diketahui 76,10 dan hasil tes
siklus II rata – rata 78,8. Ditinjau dari pencapaian ketuntasan belajar siswa pada
siklus I diperoleh 80% dan siklus II diperoleh 92%. Dengan demikian, ketuntasan
belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 12%.
Berdasarkan penelitian tersebut maka terbukti bahwa peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPS.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran cooperative script dengan menggunakan media audio-visual
dalam pembelajaran IPS pada Kompetensi Dasar Menghargai jasa dan peranan
tokoh perjuangan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Kumpulrejo 02, Kecamatan
Argomulyo, Kota Salatiga Tahun ajaran 2015/2016.